PENINGKATKAN PEMAHAMAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI MAKANAN DI KELOMPOK B TK DARUL ULUM NGEMBALREJO KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS
Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun oleh : Nama : DAHLIA RAHMAWATI Nim : 1601911004
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan akan diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi. Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.
Semarang, 21 November 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Amirul Mukminin, S.Pd., M.kes NIP.197803302005011001
Wulan Adiarti, M.Pd NIP. 198106132005012001
Ketua Jurusan PG PAUD
Edi Waluyo, S.Pd. M.Pd NIP.197904252005011001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada : Hari
: Rabu
Tanggal
: 4 Desember 2013 Panitia Ujian
Ketua
Sekretaris
Drs. Budiyono, M.S
Amirul Mukminin, S.Pd, M.Kes
NIP.196312091987031002
NIP. 197803302005011001
Penguji I
Henny Puji Astuti, M.Si NIP.197711052010122002
Penguji II
Penguji III
Amirul Mukminin, S.Pd, M.Kes
Wulan Adiarti, M.Pd
NIP. 197803302005011001
NIP. 198106132005012001 iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang ditulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri bukan jiplakan/plagiat dari hasil karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang , 4 Desember 2013 Yang membuat pernyataan
Dahlia Rahmawati NIM. 1601911004
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-baqarah: 153). Do’a adalah kekuatan dalam hidup.
PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala karunia-Nya, skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Kedua Orangtua Ayahanda Sulifan dan Ibunda Chozanah
serta
adik-adikku
dan
keluargaku,
saudara-saudaraku, terima kasih atas kasih sayang, do’a dan dukungannya. 2. Guru-guruku dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi yang telah membimbing dengan penuh kesabaran. 3. Rekan-rekan guru di TK Darul Ulum 4. Teman-teman dan sahabat-sahabat terbaikku di PJJPAUD angkatan 2011 5. Semua pihak yang telah mendukungku untuk menyelesaikan skripsi ini. v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, petunjuk, dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Meningkatkan Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan Di Kelompok B TK Darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus (Penelitian Tindakan Kelas di TK Darul Ulum Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013) ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana. Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1. Drs. Hardjono, M.Pd, selaku Dekan FIP Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 2. Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Semarang. 3. Amirul Mukminin, S.Pd. M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membantu, mengarahkan, mengkritik dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Wulan Adiarti, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak membantu, mengarahkan, mengkritik dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vi
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah. 6. Ibu Sutimah, S.Pd kepala sekolah di TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus yang telah memberikan bimbingan, informasi serta arahannya. 7. Rekan-rekan guru di TK Darul Ulum yang telah memberikan dukungan dan informasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan anak usia dini di Indonesia.
Semarang, Desember 2013
Penulis
vii
ABSTRAK Rahmawati, Dahlia. 2013. Meningkatkan Pemahaman Gizi Seimbang pada Anak Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan di Kelompok B TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus. Skripsi. Jurusan Pendidikan GuruPendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Amirul Mukminin, S.Pd. M.Kes, Pembimbing II: Wulan Adiarti, M.Pd. Kata Kunci: Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan dan Pemahaman Gizi Seimbang Anak. Kegiatan membentuk kreasi makanan adalah seni yang digunakan untuk memudahkan menyajikan makanan yang menyehatkan anak, bentuk makanan yang disajikan unik dan kreatif, sehingga anak tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan kesadaran anak terhadap makanan yang mengandung gizi seimbang melalui kegiatan membentuk kreasi makanan dan mengetahui apakah kegiatan kreasi membentuk kreasi makanan dapat meningkatkan pemahaman gizi seimbang anak. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data diperoleh secara kuantitatif kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan membentuk kreasi makanan sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang anak. Bekal atau hidangan yang dikreasikan dengan menu yang menyehatkan yang terdiri dari makanan yang mengandung gizi seimbang dapat memberikan pemahaman anak untuk lebih mengkonsumsi makanan yang menyehatkan dan menghindari makanan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Pembelajaran dilaksanakan dalam 3 siklus. Pada siklus 1 persentase sebesar 52%, kemudian mengalami peningkatan sebesar 70% pada siklus 2, dan pada siklus ke 3 mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 82%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berhasil karena sudah melampaui batas minimal sesuai indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%. Bahwa saat ini anak-anak membawa bekal makanan yang bergizi ke sekolah dan tidak lagi membeli jajanan di sembarang tempat.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii PERNYATAAN ................................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR FOTO ................................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 11 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 11 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 12 1.5 Sistematika Skripsi ............................................................................ 13 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemahaman Gizi Seimbang ............................................15 2.2 Membentuk Kreasi Makanan ............................................................33 2.3 Pemahaman Gizi Seimbang dan Membentuk Kreasi Makanan........41 2.4 Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun .................44 ix
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian..............................................................................50 3.2 Rancangan Penelitian ........................................................................52 3.3 Tempat dan Waktu ............................................................................56 3.4 Subyek dan Obyek Penelitian ...........................................................57 3.5 Variabel Penelitian ............................................................................57 3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................58 3.7 Teknik Analisis Data .........................................................................62 3.8 Indikator Keberhasilan ......................................................................63
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................64 4.2 Pembahasan .......................................................................................130 4.3 Keterbatasan Penelitian.....................................................................140
BAB 5 PENUTUP DAN SARAN 5.1 Simpulan ...........................................................................................141 5.2 Saran..................................................................................................142 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................143 LAMPIRAN ........................................................................................................146
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Data Tenaga Pengajar TK Darul Ulum............................... 64
Tabel 2
Data Siswa TK Darul Ulum Kelompok B........................... 65
Tabel 3
Persentase Nilai Anak Sebelum Siklus................................ 71
Tabel 4
Persentase Nilai yang Diperoleh Anak pada Siklus 1.......... 87
Tabel 5
Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1......................................................... 89
Tabel 6
Persentase Nilai yang Diperoleh Anak pada Siklus 2......... 105
Tabel 7
Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2......................................................... 107
Tabel 8
Persentase Nilai yang Diperoleh Anak pada Siklus 3......... 123
Tabel 9
Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3......................................................... 124
xi
DAFTAR FOTO
Halaman Foto 1
Bangunan Fisik TK Darul Ulum............................................ 144
Foto 2
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 144
Foto 3
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 145
Foto 4
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 145
Foto 5
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 146
Foto 6
Kegiatan Belajar Mengajar dikelas........................................ 146.
Foto 7
Kegiatan Makan Bergizi Bersama Teman-teman dikelas...... 147
Foto 8
Kegiatan Makan Bergizi Bersama Teman-teman dikelas......147
Foto 9
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Bendera dari Buah Semangka”..............................................................................148
Foto 10
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Pohon Beringin dari Sayuran”..................................................................................148
Foto 11
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Orang dari Nasi dan Sayuran”.................................................................................149
Foto 12
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Sate dari Buah-buahan”.........................................................................149
Foto 13
Membentuk Kreasi makanan “Membuat Bintang dari Buah Pepaya”....................................................................................150
xii
Foto 14
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Alat Angkutan Yang Dibuat dari Roti dan Sayuran”.......................................................................................150
Foto 15
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Jam Dari Roti Dan Sayuran”.....................................................................................151
Foto 16
Membentuk Kreasi Makanan “Mie dan Sayuran”.....................151
Foto 17
Membentuk Kreasi Makanan “Mie dan Sayuran”.....................152
Foto 18
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Matahari dari Roti”......152
Foto 19
Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Matahari dari Roti”......153
Foto 20
Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Sate Dari Tahu Dan Sayuran”....................................................................................153
Foto 21
Membentuk Kreasi Makanan...................................................154
Foto 22
Membentuk Kreasi Makanan..................................................154
Foto 23
Membentuk Kreasi Makanan..................................................155
Foto 24
Membentuk Kreasi Makanan..................................................155
Foto 25
Membentuk Kreasi Makanan..................................................156
Foto 26
Membentuk Kreasi Makanan.................................................157
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah yang luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada para orangtua. Karunia terbesar yang dianugerahkan kepada dua insan yang telah dipersatukan. Buah hati yang selalu didambakan dan dinantinantikan oleh para orangtua. Tidak seorangpun orang tua yang menginginkan anak-anak yang dilahirkan mengalami penderitaan dan mengalami kesulitan. Orang tua akan memberikan semua yang terbaik untuk anak-anak. Memberikan stimulasi yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Anak adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi penerus dalam melanjutkan pembangunan di masa yang akan datang. Masa usia dini (0-8 tahun) merupakan masa keemasan dalam kehidupan anak, di mana anak mampu menyerap berbagai informasi yang masuk dengan sangat mudah. Dalam tahap ini (disebut juga dengan masa golden age), proporsi otak anak masih sangat optimal dalam menerima berbagai hal. Oleh sebab itu, daya pikir anak di usia dini perlu untuk dikembangkan dengan berbagai macam mengoptimalkan berbagai jenis perkembangan, baik dari perkembangan fisik sampai dengan perkembangan emosional.
1
2
Pengoptimalan daya pikir dan otak anak tak lepas dari gizi yang diperoleh anak sejak dini (Noorlaila, 2010:19). Perkembangan anak pada hakekatnya telah dimulai sejak anak dilahirkan kedunia, bahkan sebagian besar pakar pendidikan meyakini bahwa perkembangan seorang anak dimulai sejak terjadinya konsepsi yang merupakan pertemuan antara sel telur dengan sel sperma dari kedua orang tua (Sujiono dan Sujiono, 2004:2). Karena itu perlunya memperhatikan gizi anak dari ibu yang sedang hamil sampai anak lahir hingga dewasa. Anak-anak yang kurang mendapatkan pemenuhan gizi yang baik tentunya akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak dengan gizi yang buruk akan berdampak bagi pertumbuhan fisik maupun bagi pertumbuhan mentalnya. Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut berat badan terhadap tinggi badan) dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor. Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh disebut seimbang (gizi baik), tetapi bila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh rebih rendah maka disebut gizi kurang, sedangkan bila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sangat kurang disebut gizi buruk.Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan rendahnya
3
konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan berat badan menurut umur yang berbeda (Athyesanti, diakses tanggal 24 januari 2013, tersedia www.blogspot.com/.../tugas-makalahgizi buruk-mata-kuliah.ht...). Gejala gizi buruk ada tiga yaitu marasmus, kwashiorkhor dan marasmik kwashiorkor. Marasmus memiliki ciri-ciri seperti anak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, rambut tipis, jarang, kusam, kulit keriput. Tulang iga tampak jelas, pantat kendur dan keriput, perut cekung. Kwashiorkor memiliki ciri-ciri seperti wajah bulat dan sembab, cengeng dan rewel, apatis rambut tipis, warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit kedua punggung kaki bengkak, bercak merah kehitaman di tungkai atau di pantat. Marasmik kwashiorkhor ciricirinya adalah sangat kurus, rambut jagung dan mudah rontok, perut buncit, punggung kaki bengkak, cengeng(Uripi, 2004:34). Fakta yang ada bahwa status gizi anak-anak Indonesia sangat memprihatinkan masih banyak anak yang kurang gizi, mengalami efisiensi vitamin D bertubuh pendek dan kurus, serta menderita anemia. Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Keadaan ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat(Depkes,
4
diakses pada tanggal 24 januari 2013, tersedia www. Depkes. go. Id /wp.../ 05/ buku-pedoman- pelayanan-anak dfr.pdf). Gizi berhubungan dengan makanan, makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya apabila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Jajanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari akan berdampak dalam pertumbuhan dan perkembangan pada fase kehidupan anak selanjutnya dan berdampak pada gizi anak(Almatisier, 2009 : 8). Konsumsi makanan sangat mempengaruhi terhadap status gizi seseorang terutama anak. Status gizi yang baik dan optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang diperlukan secara efisien sehingga
memungkinkan
pertumbuhan
fisik,
perkembangan
otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Perkembangan otak anak sangat mempengaruhi dan menentukan bagi perkembangan aspek-aspek lainnya. Status gizi yang kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih dari zat-zat gizi yang esensial. Makanan yang baik tentunya makanan yang harus mempunyai kandungan berbagai zat gizi yang sangat penting dan diperlukan di dalam tubuh, termasuk makanan yang di konsumsi oleh anak-anak seharusnya juga mengandung nilai-nilai gizi yang sangat penting untuk kesehatan, kecerdasan dan memberikan stimulasi dalam tumbuh kembang anak.
5
Sejalan dengan hal tersebut diatas maka perlu adanya pemahaman tentang pentingnya gizi yang seimbang terhadap anak(Yusuf, 2001 : 104). Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh. Sumber tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makananhewani dan hasil olahan. Gizi seimbang merupakan gizi yang mengandungi karbohidrat, protein, vitamin, garam mineral, air untuk memenuhi keperluan badan. Karbohidrat dapat diperoleh
dengan
cara
mengkonsumsi
tumbuh-tumbuhan
yang
mengandung karbohidrat, seperti padi, kentang, singkong, ubi, jagung, talas, dan gandum. Sumber protein dapat diperoleh dari daging, telur, ikan, susu, polong-polongan, kentang. Vitamin diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-buahan(M.Fakih, 2012 : 27). Masalah gizi buruk yang terjadi disebabkan oleh banyak hal. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk adalah kemiskinan, kurangnya pendidikan dari orang tua, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Selain itu hal-hal yang menyebabkan gizi yang buruk yaitu dari penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung terjadinya masalah gizi buruk adalah adanya asupan makanan yang kurang memenuhi gizi yang seimbang dan adanya penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung terdiri dari persediaan
6
makanan di rumah, perawatan anak dan ibu hamil, serta pelayanan kesehatan. Sedangkan hal yang mendasar terjadinya gizi buruk adalah kurangnya pendidikan dan ketrampilan dari masyarakat, kurangnya pengetahuan dari masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang untuk tumbuh kembang anak serta kemiskinan juga menjadi faktor terjadinya gizi buruk(Supariasa dkk, 2002 : 13). Penanganan masalah gizi buruk perlu mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Instansi yang terkait perlu mengadakan penyuluhanpenyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menu gizi yang seimbang untuk anak. Kebutuhan gizi pada anak-anak yang baik dan seimbang perlu diketahui oleh orangtua, supaya menu makan yang disajikan dirumah mengandung gizi yang seimbang yang baik untuk pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak usia dini. Selain itu membiasakan anak untuk sarapan juga akan dapat menunjang kebutuhan fisik dan daya pikir serta daya ingat anak. Sarapan sangat berguna untuk menjaga kadar gula darah agar tetap normal(Ratnawati, 2001 : 81). Kenyataan yang peneliti temui pada lembaga pendidikan di TK Darul Ulum sangat berbanding terbalik dengan harapan yang ingin dicapai yaitu gizi yang seimbang. Anak-anak di TK Darul Ulum ini lebih menyukai makanan, jajan yang sama sekali jauh dari gizi yang seimbang bahkan cenderung makanan yang dikonsumsi tersebut mengandung bahanbahan yang sangat berbahaya bagi tubuh anak. Makanan yang dipilih oleh anak cenderung makanan siap saji dan makanan-makanan yang tidak
7
menyehatkan yang dijual bebas dijalan-jalan yang tidak terjaga kebersihan dan kehigienisannya, anak-anak juga cenderung mengkonsumsi snack makanan ringan yang banyak mengandung bahan-bahan pengawet dan MSG yang sangat tidak bagus untuk kesehatan anak. Sebagian besar anak di TK Darul Ulum kurang tertarik untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Orang tua sudah melakukan berbagai cara untuk membujuk anak untuk mengkonsumsi sayur dan buah tetapi karena penyajian yang kurang menarik maka anak tidak melihat sama sekali makanan yang disajikan apalagi untuk mengkonsumsi makanan yang sudah disajikan tersebut. Anak-anak kurang mengetahui tentang makanan apa saja yang baik untuk kesehatan dan makanan apa saja yang akan membawa pengaruh yang buruk terhadap kesehatan. Sehingga anak-anak di TK Darul Ulum cenderung membeli makanan dan jajanan sembarangan yang kurang terjaga kesehatan, kebersihan dari makanan yang dibeli dan dikonsumsi oleh anak-anak tersebut, dikarenakan mereka lebih tertarik pada kemasan luar yang bagus, dengan rasa yang sangat enak dan sangat manis, dengan warna-warna makanan yang sangat mencolok. Padahal bahan makanan yang dikonsumsi mengandung bahanbahan yang berbahaya bagi tubuh anak. Makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak di TK Darul ulum yang tidak sehat dan tidak mengandung gizi seimbang sangat membahayakan perkembangan anak nantinya. Anak-anak menyukai mengkonsumsi jajanan ringan yang mengandung pengawet dan MSG seperti chiki yang
8
tidak baik untuk kesehatan anak. Makanan siap saji juga sangat digemari oleh anak-anak seperti mie instan, nugget, corn flakes dan lain-lain. Selain itu juga anak-anak di TK Darul Ulum sangat menyukai mengkonsumsi minuman yang bersoda dan makanan yang mengandung gula yang berpengawet. Permen dan makanan dengan saos yang kurang sehat juga senang
dikonsumsi
anak.
Selain
itu
anak-anak
juga
menyukai
mengkonsumsi makanan yang dijual dipinggir-pinggir jalan yang tidak menggunakan penutup makanan sehingga banyak terdapat lalat dan mengandung kuman penyakit. Kemajuan ilmu pengetahuan dengan pesat diberbagai bidang, termasuk bidang pangan membawa dampak positif dan negatif.Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi ternyata cukup besar bagi kesehatan terutama kesehatan anak-anak usia dini. Karena banyaknya penggunaan zat-zat aditif yang berbahaya bagi tubuh anak-anak. Menurut WHO (World Health Organization dan Food Agricultural Organization (FAO) dalam Emirfan (2011 : 24) menyatakan bahwa ancaman potensial dari makanan terhadap kesehatan manusia adalah aspek toksikologis, bahan makanan yang mengandung racun terhadap organorgan tubuh. Aspek mikrobiologis,mikroba dalam bahan makanan dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Aspek imunopatologis, dapat menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif dari
9
zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu kesehatan tubuh. Akibat dari mengkonsumsi makanan-makanan yang berbahaya dan makanan yang mengandung zat-zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan, banyak dari anak-anak yang terserang penyakit diare, dan muntaber. Kesehatan
anak
menjadi
terganggu
karena
anak
terlalu
sering
mengkonsumsi makanan yang berbahaya bagi kesehatan dan tubuh anak. Pola makan yang buruk dan kurangnya pemahaman tentang gizi seimbang mengakibatkan anak-anak terserang penyakit. Anak-anak yang mudah terserang penyakit akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Kurikulum yang digunakan di TK Darul Ulum menggunakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). KBK 2004 mengalami penyempurnaan dan tambahan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing yang mengacu pada Permendiknas nomor 58. Kegiatan yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan area yang diambil dari matrik dan dituangkan dalam Promes, SKM, dan SKH. Kegiatan pemberian menu gizi pada anak di TK Darul Ulum juga mengacu pada matrik yang menjadi panduan guru untuk pembuatan SKM dan SKH. Salah satu dari indikatornya terdapat makan bersama makanan yang bergizi, pada kesehatan fisik indikator nomor 71.
10
Program menu bergizi setiap 1 bulan sekali di TK Darul Ulum sudah ada tetapi makanan bergizi yang disajikan tetap saja tidak menarik bagi anak. Ketika menu gizi tersebut diberikan, anak cenderung membawa pulang makanan tersebut. Anak lebih tertarik membeli makanan dan jajanan diluar sekolah dikarenakan kemasan dan penyajian yang menarik. Penyajian sayur dan nasi seperti makanan yang dikonsumsi oleh orang dewasa, sehingga anak tidak menyukai makanan tersebut. Selain itu kemasan yang disajikan hanya menggunakan mika atau kertas bungkus, sehingga anak kurang menyukai bahkan tidak tertarik terhadap makanan yang disajikan. Setiap hari sabtu dan minggu anak-anak TK Darul Ulum diharuskan membawa bekal nasi untuk melatih kemandirian dan memberikanpemahaman kepada anak tentang makanan yang menyehatkan dengan gizi yang seimbang, tetapi masih banyak anak yang tidak membawa bekal nasi dan menu gizi dari rumah. Sesuai dengan permasalahan di atas maka sangat penting kegiatan kreasi makanan untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang pada anak. Melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak akan lebih tertarik untuk melihat makanan yang disajikan, untuk pertama mungkin anak hanya melihat makanan yang disajikan tetapi kemudian ketika anakanak dilibatkan dalam kegiatan membentuk kreasi makanan, tentunya anak akan tertarik untuk mencoba makanan yang sudah susah payah anak buat dengan kreasinya sendiri. Ketika anak mulai menyukai makanan dengan kreasi tersebut guru dapat memberikan pengertian tentang bagaimana
11
makanan yang baik yang berguna untuk kesehatan dan gizi seimbang untuk anak. Melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak akan tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang dan berguna untuk tumbuh kembang anak. Kreasi makanan itu dapat berupa sayuran dan nasi yang dapat dikreasikan dan dibentuk seperti bunga, hewan dan lain-lain sesuai dengan imajinasi dan keinginan dari anak. Kegiatan kreasi melibatkan anak secara langsung untuk berkreasi membentuk makanan sesuai dengan imajinasi anak. Berdasarkan permasalahan diatas, sangat penting sekali kegiatan untuk membentuk kreasi makanan yang dapat meningkatkan pemahaman anak tentang gizi yang seimbang, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang. ”Peningkatkan Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan Di kelompok B TK Darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana cara meningkatkan pemahaman gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan?
12
1.3 TujuanPenelitian Sesuai dengan Rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.3.1 Mengetahui cara meningkatkan kesadaran anak terhadap makanan yang mengandung gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi bentuk makanan.
1.4 Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penulisan, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1.4.1. Manfaat Teoritis Berdasarkan kajian keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah khazanah pengetahuan kepada lembagalembaga yang menangani pendidikan anak usia dini. 1.4.2. Manfaat Praktis 1.4.2.1. Manfaat bagi siswa TK darul ulum adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap gizi seimbang melalui kegiatan kreasi membentuk makanan. 1.4.2.2. Manfaat bagi guru TK darul Ulum adalah untuk mengetahui tentang metode dan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman anak-anak didik tentang pentingnya gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi membentuk makanan.
13
1.4.2.3. Manfaat bagi TK Darul Ulum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif untuk meningkatkan mutu pendidikannya. 1.4.2.4. Manfaat bagi perguruan tinggi, untuk menambah perbendaharaan isi perpustakaan yang nantinya dapat dimanfaatkan bagi pembaca pada umumnya
1.5 Sistematika Skripsi Untuk memudahkan memahami jalan pikiran secara keseluruhan, penelitian skripsi ini terbagi dalam tiga bagian yaitu : bagian awal berisi halaman judul, halaman pengesahpan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran. Bagian isi terbagi atas lima bab yaitu : Bab Satu Pendahuluan, dalam pendahuluan berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi. Bab Dua Kajian pustaka, dalam kajian pustaka berisikan pengertian pemahaman gizi seimbang yang terdiri: dari pengertian pemahaman, pengertian gizi, macam-macam gizi, pengertian gizi seimbang, manfaat gizi seimbang, konsep dan pemahaman gizi seimbang pada anak usia dini, konsep tentang pola makan anak. Membentuk kreasi makanan yang terdiri dari: pengertian membentuk kreasi makanan, strategi dalam membentuk kreasi makanan, manfaat membentuk kreasi makanan. Pemahaman gizi seimbang dan membentuk kreasi makanan. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia
14
5-6 tahun yang terdiri dari: pengertian pertumbuhan dan perkembangan, konsep pertumbuhan dan kesehatan anak. Bab Tiga Metode penelitian, dalam metode penelitian berisi uraian tentang rancangan penelitian, perencanaan tahap penelitian yang terdiri dari siklus 1, siklus 2, siklus 3, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisi data, indikator keberhasilan. Bab Empat hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini menguraikan tentang hasil penelitian, pembahasan masalah yang berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian serta membahas tentang pelaksanaan kegiatan membentuk kreasi makanan untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang pada anak dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 di TK Darul Ulum Ngembalrejo, Bae, Kudus, pada kelompok B dan keterbatasan penelitian. Bab Lima Simpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian serta berbagai saran mengenai hasil dari penelitian tersebut. Daftar Pustaka. Bagian akhir skripsi ini berisi tentang lampiran-lampiran.
BAB 2 KAJIANTEORI
2.1 Pengertian Pemahaman Gizi Seimbang 2.1.1
Pengertian Pemahaman Kata“pemahaman” itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008:998) juga memiliki arti, yaitu proses, cara, perbuatan, memahami atau memahamkan. Seseorang dikatakan paham terhadap sesuatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar dan dapat menjelaskan tentang sesuatu hal tersebut. Pemahaman berasal dari kata “paham” terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:998), paham berarti pengertian, pengetahuan, pendapat, pikiran atau pandangan. Dikatakan demikian, karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Sedangkan dalam Kamus Psikologi (Chaplin, 1981: 523), definisi pemahaman (understanding: pengertian) adalah proses memahami arti. Sejalan dengan pendapat Reber (Kamus Psikologi, 2010:1013), pemahaman atau pengertian (understanding) adalah prosesmengenali sesuatu, mengapresiasi makna sebuah kata, kalimat, peristiwa, kejadian, proposisi sebuah apresiasi yang simpatik mengenai orang lain, khususnya sudut pandang tentang beberapa hal atau keyakinan mengenai sejumlah isu. Pemahaman juga didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi pembelajaran (Rifai, 2007:41).
15
16
Sama halnya seperti yang dikatakan oleh Winkel (1996:274), pemahaman adalah mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan. Menurut Purwanto (2009:43-44), pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahui.Pemahaman dalam hal ini tidak hanya hafal secara verbalitas tetapi juga memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Operasional dari pemahaman, yaitu dapat membedakan,
mengubah,
mempersiapkan,
menyajikan,
mengatur,
menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan. Sudijono
(2009:50)
mendefinisikan
pemahaman
sebagai
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat dilihat dari berbagai segi. pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari sekedar ingatan dan hafalan. Membangun pemahaman pada seorang anak memerlukan waktu dan proses belajar. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan secara umum definisi pemahaman, yaitu suatu kemampuan untuk menangkap dan memahami makna dari suatu pengetahuan tertentu
17
yang dipelajari tidak hanya hafal secara verbal, namun juga mampu memahami konsep dari suatu pengetahuan sehingga dapat menyajikan, menjelaskan,
menginterpretasikan,
sampai
menganalisis
suatu
pengetahuan tersebut. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari sekedar hafalan dan ingatan.
2.1.2
Pengertian Gizi Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat erat kaitannya
dengan makanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari. Menurut Soemanto (2006:57) bahwa pertumbuhan yang berhubungan dengan tinggi dan berat badan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal, misalnya gizi yang diperoleh dari makanan, perangai dan lain-lain. Gizi yang baik dan seimbang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan serta aspek-aspek perkembangan anak. Gizi yang buruk akan mengganggu pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, kecerdasan dan daya tahan tubuh anak. Menurut Isna Hikmawati (2012 : 109)Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas kerja.
18
Kata gizi sendiri berasal dari bahasa arab yaitu “ ghidza” yang berarti makanan. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organism melalui proses digesti, absobsi, serta penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Zat-zat ini sangat berguna untuk kesehatan dan proses yang terjadi sampai dikonsumsi,
dicerna,
dan
diserap
sampai
dimanfaatkan
oleh
tubuh(Proverawati&Kusumawati, 2011:1). Penulis dapat menyimpulkan dari berbagai pendapat tersebut diatas bahwa pengertian gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Gizi tersebut berfungsi untuk menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan. Makanan yang dikonsumsi seharusnya mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Gizi menjadi bagian yang saangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan. Karena itu gizi sangatlah diperlukan oleh anak untuk mengembangkan segala aspek dan memberikan stimulasi untuk perkembangan otak anak. Sehingga akan tercipta anak-anak yang sehat dan anak-anak dengan gizi yang baik dan seimbang akan menjadi anak yang mempunyai daya tahan tubuh yang baik. Anak-anak dengan gizi yang baik menjadi lebih cerdas dan tidak mudah terserang penyakit.
19
2.1.3
Macam-macan Gizi Gizi yang seimbang bukan saja untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak itu sendiri tetapi juga sangat berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, daya ingat dan meningkatkan kecerdasan anak. Makin baik gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh anak, maka akan semakin baik pula perkembangan fisik, sejalan dengan semakin baik perkembangan perkembangan fisik anak, akan meningkatkan daya tahan tubuh anak serta meningkatkan kecerdasan. Ketika daya tahan tubuh anak semakin meningkat, anak tidak akan mudah terserang penyakit dan perkembangan anak akan semakin optimal(Widjaja, 2003:48). Makanan yang dikonsumsi oleh anak harus mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh itu yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Kebiasaan dan kesukaan anak terhadap makanan mulai dibentuk sejak kecil. Anak diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan mulai sejak usia dini. Anakanak dibiasakan mengkonsumsi makanan yang sehat dan mengandung gizi yang seimbang dan variatif. Aneka bahan makanan yang diberikan secara bertahap dapat merangsang alat pencernaan untuk memproduksi enzim-enzim yang diperlukan(Uripi, 2003 :7). Menurut Faqih M(2012:27) zat-zat gizi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh melalui makanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari harus mengandung zat-zat seperti karbohidrat yang berguna untuk sumber tenaga anak. Selain itu juga makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak
20
harus mengandung protein yang sangat berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Makanan yang dikonsumsi oleh anak juga harus mengandung vitamin yang berguna untuk katalisator. Lemak juga berperan penting dalam kesehatan anak. Sedangkan mineral dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun dan zat pengatur. Berguna untuk pembentukan tulang dan gigi dan untuk proses pembekuan darah. Zat-zat gizi yang berperan dalam tubuh diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh anak, zat gizi tersebut antara lain adalah karbohidrat, lemak, protein mineral, asam folat dan lain-lain. Selain dari zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anak juga memerlukan olahraga, membiasakan anak untuk makan sayuran, buah-buahan, ikan. Selain itu lebih baik menghindari makanan dengan mutu yang buruk, tinggi gula, makanan yang mengandung pengawet juga tidak bagus untuk anak. Selain itu anak-anak perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan anak-anak dibiasakan untuk cukup minum air putih dan menghindari minuman ringan berkarbonasi(Graimes, 2005 : 7). Berbagai pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa macammacam zat gizi yang diperlukan tubuh diperoleh dari makanan. Zat-zat gizi yang diperoleh dari makanan antara lain adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, zat besi, fosfor dan lain-lain. Membiasakan anak untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan juga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat gizi juga diperoleh dari
21
kualitas makanan yang baik, makanan yang mengandung pengawet dan makanan siap saji juga kurang bagus untuk kesehatan anak.
2.1.4
Pengertian Gizi Seimbang Menurut
Uripi (2004:7) Hidangan dengan gizi yang seimbang
adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Zat tenaga atau kalori diperlukan untuk melakukanaktivitas sehari-hari yang sebagian besar dibutuhkan dari bahan makanan sumberkarbohidrat dan lemak serta sedikit protein. Zat pembangun atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati). Sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk proses metabolisme atau bekerjanya fungsi organ tubuh. Selain itu, air juga diperlukan untuk proses metabolisme. Sedangkan serat juga dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk memberikan isi perut (bulky) dan membantu memperlancar proses buang air besar. Selain itu serat juga mempengaruhi penyerapan zat gizi dalam usus. Sejalan dengan pendapat diatas bahwa gizi yang baik adalah yang mendasar bagi fungsi otak, protein (telur, ikan, tahu, ayam, yogurt) juga penting. Jumlah protein yang diperlukan oleh tubuh bergantung pada usia, berat, dan tingkat aktivitas anak. Selain itu gizi yang baik adalah
22
kecukupan akan karbohidrat, kebutuhan tubuh akan buah-buahan dan sayuran juga tercukupi. Pembiasaan anak untuk mengurangi makanan siap saji dan sarapan juga penting. Selain itu kecukupan akan air penting untuk perkembangan anak (Schiller, 1999:79). Gizi yang baik selain diperoleh dari makanan yang tercukupi dengan zat-zat gizi juga perlu memperhatikan dalam tehnik pengolahan dan cara memasak makanan tersebut. Pengolahan makanan bertujuan untuk mengubah makanan menjadi lebih mudah dicerna, lebih higienis, lebih bergizi, terbebas dari racun. Pengupasan, pencucian kemudian pemasakan makanan haruslah tepat. Prinsip yang baik dalam pengolahan makanan agar zat gizi tidak menyusut bahkan hilang adalah dengan tidak terlalu lama dan tidak terlalu panas atau matang dalam memasak (Nakita, 2009:3). Seiring dengan berbagai pendapat tentang gizi seimbang dapat penulis simpulkan bahwa gizi seimbang adalah menu gizi yang diperoleh dari makanan. Makanan tersebut harus mengandung nilai-nilai gizi yang tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh. Nilai gizi tersebut mengandung zat tenaga yang didapatkan dari karbohidrat, lemak dan protein, zat pembangun yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi seperti ikan, ayam, telur, daging dan lain-lain. Zat pengatur yang didapatkan dari sayuran dan buah-buahan. Selain itu juga perlu memperhatikan dalam hal pengolahan dan cara memasak makanan untuk anak-anak.
23
2.1.5
Manfaat Gizi Seimbang Menurut proverawati dan kusumawati (2011:66) gizi yang
seimbang perlu diterapkan sejak dini dalam sebuah keluarga. Karena gizi yang seimbang sangat berguna bagi anak untuk mendapatkan stimulasi kearah pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal. Zat-zat gizi yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari dapat diperoleh dari makanan. Agar stimulasi yang diberikan pada anak tepat makanan yang diberikan tidak sekedar untuk mengenyangkan perut saja tetapi makanan tersebut seharusnya beragam jenis, jumlah porsi cukup, higienis dan aman, makan dilakukan secara teratur, makanan mengandung zat gizi yang seimbang. Zat-zat gizi yang seimbang tersebut bermanfaat untuk : Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti belajar, berolahraga, bermain,dan aktivitas lain (disebut zat tenaga). Zat makanan yang sumber tenaga utama adalah karbohidrat dan lemak. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah beras, jagung, singkong, ubi jalar, kentang, talas, gandum dan sagu. Makanan yang banyak mengandung lemak adalah lemak hewan (gajih), mentega, minyak goreng, kelapa, keju. Membangun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang telah rusak (disebut zat pembangun). Zat makanan yang merupakan zat pembangun adalah protein. Makanan yang banyak mengandung protein yaitu tahu, tempe, oncom, kacang-kacangan, telur, daging, ikan, udang dan kerang.Mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam tubuh (disebut
24
zat pengatur). Zat makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin, mineral dan air. Makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral dan air adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Kepandaian seorang anak ditentukan oleh perkembangan sistem saraf dan otak. Sistem saraf terdiri atas bermilyar-milyar sel yang mendeteksi informasi dari dalam dan dari luar tubuh seorang anak. Sistem saraf dan otak baru berangsur-angsur sempurna sejalan dengan usia dan tergantung pada kualitas dan kuantitas gizi yang diberikan kepada anak. Manfaat yang dapat diperoleh dari gizi yang seimbang pada anak adalah : (Widjaja, 2003:41)Dapat menentukan perkembangan otak dan kecerdasan pada anak. Untuk sistem imunitas atau kekebalan pada anak sehingga anak tidak mudah terserang penyakit, tidak mudah terserang infeksi terutama diare atau cacingan. Sebagai sumber tenaga bagi anak. Untuk memberi bahan untuk membangun atau memelihara jaringan-jaringan tubuh dann pengatur pekerjaan jaringan tubuh yang terdiri dari vitamin, mineral dan air. Manfaat yang dapat diperoleh dari makanan yang mengandung gizi yang
seimbang
adalah
untuk
mengoptimalkan
kesehatan
dan
perkembangan anak. Pemenuhan gizi yang sempurna akan membuat sistem imun pada anak menjadi kuat dan cenderung lebih tahan terhadap penyakit, anak juga akan cenderung lebih cepat beradaptasi dan mudah menagkap respon dalam proses belajar dilingkungan sekitarnya. Untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit, gizi akan membantu
25
membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga anak tidak mudah terserang penyakit. Untuk mempercepat proses pertumbuhan, gizi yang seimbang sangat berpengaruh dalam membantu proses pertumbuhan anak kearah yang lebih optimal. Untuk menunjang kecerdasan berfikir dan pertumbuhan otak, jika gizi yang diperlukan otak tidak terpenuhi, maka perkembangan otak akan terlambat, dan hal tersebut secara otomatis akan berakibat pada lemahnya tingkat kecerdasan pada anak. Untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain.
2.1.6
Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak Usia Dini Kondisi otak dan fisik anak dikemudian hari sangat bergantung
pada jumlah makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak hendaknya mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Potensi anak sangat penting untuk dikembangkan sejak dini. Perlunya menanamkan konsep dan pemahaman tentang gizi yang baik pada anak-anak usia dini, sehingga anak-anak tidak akan mengkonsumsi makanan yang berbahaya dan tidak mengandung nilai gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Perilaku makan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan dan sosial anak. Keadaan lingkungan dan sikap keluarga
26
merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan dan menanamkan konsep dan pemahaman tentang gizi yang baik pada anak usia dini. Perlunya memberikan pemahaman tentang bagaimana zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. konsep gizi untuk anak usia dini antara lain makanan yang akan dikonsumsi mengandung karbohidrat yang diperoleh dari nasi, singkong, protein yang diperoleh dari tahu, tempe, lemak yang diperoleh dari lemak hewan, gajih, vitamin yang diperoleh dari sayuran dan buah-buahan, air serta susu. Selain itu makanan yang dikonsumsi oleh anak beragam jenisnya. Jumlah dan porsi makan anak cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Makanan yang dikonsumsi harus higienis dan aman. Anak usia dini ditanamkan untuk makan secara teratur dan dilakukan dengan cara yang baik(Proverawati dan Kusumawati, 2011:65). Menurut Rushdie (2009:125) konsep pemahaman tentang makanan yang mengandung gizi seimbang pada anak diterapkan melalui konsumsi sayuran dan buah-buahan. Kandungan sayur-mayur dan buah-buahan sangat berguna bagi tubuh manusia terutama untuk anak. Fitokimia karetonoid terdapat pada sayuran yang berwarna kuning jingga seperti wortel, labu kuning dan kentang manis. Sayuran berwarna hijau seperti brokoli. Buah-buahan berwarna merah dan kuning jingga seperti mangga, tomat, nanas, semangka. Sayuran dan buah-buahan ini mengandung khasiat mencegah penyakit kanker dan meningkatkan sistem imun tubuh. Selain itu unsur saponin yang biasanya terdapat pada kacang-kacangan
27
dapat berkhasiat untuk anti kanker, anti mikroba, meningkatkan sistem imun, menurunkan kadar kolesterol. Sedangkan fitokimia polifenol yang terdapat pada buah dan sayuran berwarna hijau, selada, gandum utuh bermanfaat untuk mengatur kadar gula darah, mengatur tekanan darah, anti kanker. Mengkonsumsi
sayuran
dan
buah-buahan
sangat
penting
manfaatnya untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Contoh sayuran yang dapat dikonsumsi yang bermanfaat untuk anak adalah kacang, buncis, kubis, tomat, wortel, bayam, brokoli, taoge, sawi, kangkung, seledri, dan lain-lain. Sedangkan buah-buahan yang bermanfaat antara lain alpokat, apel, jeruk, semangka, anggur, kelengkeng, buah naga, jambu biji, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran adalah mencuci bersih buah-buahan dan sayuran, mewaspadai bahan-bahan pestisida, tidak membiarkan buah yang dikonsumsi terlalu matang, tidak merendam sayuran mentah dalam air atau mencuci buah terlalu lama. Selain itu mewaspadai adanya parasit atau binatang yang ada dalam sayuran yang dapat membahayakan kesehatan. Tidak semua buah harus dikupas kulitnya, kulit buah juga mengandung fitokimiaseperti pada buah anggur dan apel(Nugroho, 2011:142). Menurut Smart (2010:106) kandungan beberapa vitamin dan mineral yang terdapat pada buah dapat mencegah dan mengobati beberapa penyakit. Kandungan vitamin yang terdapat pada buah mempunyai kadar
28
yang berbeda-beda. Contohnya jeruk mengandung kandungan vitamin C yang tinggi, selain itu juga mengandung betakaroten (pro vitamin A) dan tiamin (vitamin B1), mangga mengandung vitamin A, B, C, kalium dan besi, pisang mengandung kalium, B6, asam folat, pepaya mengandung vitamin E, beta karoten, dan serat, dan lain-lain. Sayuran juga memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti contoh brokoli, bayam, tomat, wortel, dan lain-lain. Brokoli kaya kalium, beta karoten, zat besi, vitamin C. Bayam kaya karotenoid, kalium, vitamin E. Tomat kaya karoten, kalium, vitamin C, vitamin E, likopen. Wortel kaya akan beta karoten, sedikit vitamin C dan E. Memasak sayuran bisa merusak banyak enzim yang penting, enzim tersebut bermanfaat dalam menjaga metabolisme yang sehat, pencernaan dan penyerapan makanan, serta mengubahnya menjadi jaringan tubuh serta memproduksi energi. Memasak dengan cara menumis, merebus, menggoreng dapat membantu mengurangi beberapa pestisida tetapi tidak boleh terlalu lembek dan terlalu lama. Sedangkan untuk sayuran berdaun, perlu dibuang daun dari sayuran yang terluar misalnya kubis, kemudian bilas dengan air yang bersih dan mengalir. Buah dan sayuran yang mengandung serat yang tinggi dapat ditambahkan sebagai salad untuk kesehatan anak(Cross, 2008:11). Menurut Almatsier (2009:295) mengenalkan konsep tentang gizi pada anak sejak dini sangat perlu diterapkan. Konsep yang diterapkan dan dikenalkan sejak dini yaitu tentang makanan yang mengandung empat
29
sehat lima sempurna. Konsep gizi yang terkandung dalam makanan empat sehat dan lima sempurna perlu disajikan setiap hari dirumah. Makanan empat sehat lima sempurna yang terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, sayur-sayuran, buah-buahan dan lauk pauk yang mengandung protein seperti ikan, dan susu. Membatasi anak untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar lemak yang tinggi, membiasakan anak untuk sarapan, menghindari makanan yang berbahaya juga perlu ditanamkan kepada anak untuk memberikan pemahaman gizi untuk anak usia dini. Menanamkan sejak dini mengkonsumsi makanan yang sehat dan makanan yang aman perlu ditanamkan untuk konsep gizi pada anak. Setiap anak tumbuh dengan kecepatan yang berbeda. Bagi anak yang pertumbuhannya pelan makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit. Ada juga anak yang tumbuh dengan cepat, tetapi kemudian menjadi lambat karena makanan yang dikonsumsi
sedikit. Sehingga perlu diberikan
pemahaman kepada anak tentang konsep gizi sehingga anak-anak akan mengkonsumsi makanan yang seimbang, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit porsinya. Selain itu makanan yang dikonsumsi harus mengandung zat-zat gizi yang dibutuhan oleh tubuh sehingga tidak hanya mengenyangkan saja(Widjaja, 2003:43). Berdasarkan kurikulum yang ada pada TK Darul ulum bahwa program menu gizi diambil dari salah satu indikator dalam matrik yang berbunyi makan makanan yang bergizi. Untuk meningkatkan pemahaman
30
tentang gizi seimbang pada anak dapat dilakukan dengan kegiatan dalam pembelajaran dimana anak dapat menunjukkan warna dari sayuran dan buah beserta kandungan manfaatnya yang diambil dari indikator dalam kognitif yang berbunyi menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan tanaman, buah yang mempunyai warna, bentuk, ukuran, ciri-ciri tertentu. Kegiatan kreasi makanan diambil dari matrik dalam indikator fisik motorik halus yang berbunyi membuat berbagai bentuk dari kertas, daun, makanan dan lain-lain. Kurikulum yang digunakan di TK Darul Ulum menggunakan KBK 2004 yang diadaptasi dari Permendiknas no 58 tahun 2009. Penulis dapat menyimpulkan bahwa konsep gizi sangat perlu ditanamkan sejak usia dini. Pemahaman tentang gizi yaitu bahan-bahan yang dikonsumsi oleh anak-anak harus mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Anak-anak dibiasakan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna yang sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. selain itu porsi makan anak harus seimbang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit sehingga tidak mengakibatkan obesitas dan gizi buruk. Sayuran dan buah-buahan sangat penting dikonsumsi oleh anak, sayuran dan buah-buahan mengandung zat-zat gizi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan anak. Porsi makan yang seimbang serta makanan yang dikonsumsi mengandung gizi yang seimbang adalah konsep dan pemahaman gizi yang diterapkan sejak dini. Program menu gizi yang diterapkan di TK Darul Ulum
31
diadaptasi dari KBK 2004 diambil dari matrik indikator kesehatan fisik nomor 71.
2.1.7
Konsep Pola Makan Anak Anak-anak sangat membutuhkan nutrisi yang baik. Nutrisi yang
bagus akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak. Makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh anak sangat berpengaruh terhadap kondisi, daya tahan dan kecerdasan serta kesehatan anak. Pola makan anak yang kurang baik dapat mengganggu kondisi fisik fisik anak. Pola makan anak sekarang ini jauh dari pola makan yang sehat. Anak-anak lebih menyukai mengkonsumsi makanan-makanan yang kurang sehat. Makanan yang dikonsumsi anak sehari biasanya nugget ayam, beef burger yang dijajakan dijalan yang banyak mengandung lemak, garam pewarna, dan zat aditif lainnya. Selain itu anak juga menyukai permen dan makanan ringan seperti chiki yang mengandung zat warna dan pengawet yang berbahaya apabila dikonsumsi secara terus menerus (Graimes, 2005 :34). Obesitas juga melanda pada anak akhir-akhir ini. Obesitas adalah untuk menggambarkan perbandingan berat badan dan tinggi lebih besar 120 persen dari standar. Obesitas yang terjadi pada anak-anak akibat dari ketidakseimbangan antara energi yang dikonsumsi dengan anergi yang dikeluarkan. Anak mengkonsumsi sembarang makanan berlemak dan
32
kurang aktivitas. Seringkali makanan cemilan menyebabkan obesitas. Makanan cemilan pada umumnya mengandung kaya energi tetapi rendah akan gizi. Pada umumnya makanan cemilan yang dikonsumsi oleh anak adalah bakso, nugget, bihun goreng, kroket, snack ringan, jajanan yang dijajakan dipinggir jalan dengan minyak untuk menggoreng yang sudah sangat hitam. Makanan tersebut sangat disukai oleh anak-anak (Ratnawati, 2001: 79). Anak-anak sering ketakutan ketika orang tua memberikan makanan yang terdapat sayuran di dalam makanan tersebut. Sayuran dan buah adalah makanan yang tidak disukai oleh anak-anak. Padahal sayuran dan buah-buahan mengandung zat-zat gizi yang sangat baik untuk tubuh anak. Selain itu anak-anak juga sangat menyukai makanan yang manis dengan warna yang mencolok seperti permen. Melarang anak mengkonsumsi makanan seperti permen terkadang akan menimbulkan sifat untuk memberontak jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang diberikan kepada anak (Utami, 2010 : 14). Penulis dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak tentang gizi yang seimbang sangat kurang sekali. Anak-anak lebih menyukai mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung bahanbahan yang berbahaya bagi tubuh anak. Konsep makan anak dipengaruhi oleh pemahaman anak yang sangat kurang terhadap gizi yang seimbang. Anak-anak lebih menyukai makanan-makanan dengan kemasan bagus, warna yang mencolok dan rasa yang enak. Makanan yang dijajakan
33
dijalanan dengan kemasan dan warna-warna yang mencolok sangat disukai oleh anak. Sayuran dan buah-buahan adalah makanan yang tidak disukai oleh anak, padahal sayur dan buah mengandung gizi yang tinggi yang sangat bagus untuk tubuh anak.
2.2 Membentuk Kreasi Makanan 2.2.1
Pengertian Membentuk Kreasi Makanan Bento atau o-bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus, bentō bisa dimakan sebagai
makan siang, makan malam, atau bekal
piknik. Bentō biasanya dikemas untuk porsi satu orang, walaupun dalam arti luas bisa berarti makanan bekal untuk kelompok atau keluarga. Ciri khas bentō adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang serta mengundang selera. Bento dapat pula dihias dan disusun rapi dalam gaya yang disebut kyaraben. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan wadah bentō bisa berupa kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak roti atau kotak kayu. Ibu rumah tangga di Jepang dianggap perlu terampil menyiapkan bentō, walaupun bentō bisa dibeli di mana-mana. (Maslachah, diakses
pada
tanggal
26
januari
2013,
tersedia
dalam
www.emak2blogger.web.id/2012/09/29/ nge_bento_yuukk 29 september 2012)
34
Membentuk kreasi makanan atau dikenal dengan istilah bento adalah konsep one dish meal atau hidangan sepinggan yang mengandung gizi yang lengkap. Hidangan untuk bekal anak-anak ini mengandung nilainilai gizi yang seimbang. Bentuk makanan yang disajikan unik dan sangat kreatif sehingga anak-anak akan menyukai mengkonsumsi makanan tersebut. Dalam hidangan yang disajikan sesuai dengan bekal anak sekolah karena sesuai dengan kebutuhan yang dianjurkan untuk usia anak yang merupakan usia pertumbuhan. Bekal bento ini akan memancing selera anak-anak karena dikreasikan dengan bentuk-bentuk yang lucu dengan warna yang variatif. Bento merupakan bekal yang praktis, menarik dan kaya akan gizi yang berguna untuk pertumbuhan, perkembangan serta meningkatkan kecerdasan anak usia dini (Muaris, 2010:1). Seni membentuk kreasi makanan atau dikenal dengan bento adalah seni menampilkan masakan yang diadopsi dari Jepang. Bentuk kreasi ini digunakan sebagai salah satu cara untuk menarik minat anak-anak terhadap makanan yang mengandung gizi yang baik dan mengandung gizi yang seimbang untuk anak-anak yang akan berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang semakin optimal. Anak-anak lebih menyukai akan hal-hal yang unik dan menarik. Makanan yang dikemas dengan penyajian yang menarik dan unik akan dapat mengundang selera makan dari anak. Penyajian makanan yang kreatif dan sesuai dengan minat anak akan memudahkan bagi orang tua untuk menyajikan makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk anak. Diharapkan dengan bento
35
anak akan lebih memahami tentang makanan yang mengandung gizi yang seimbang dan lebih menyukai makanan yang menyehatkan (Virdastryn, diakses
tanggal
26
januari
2013,
tersedia
www.Lifestyle.kompasiana.com/.../bento-seni-membuat-makanan-yangdis... 17 juli 2012). Membentuk kreasi makanan sesungguhnya suatu seni yang digunakan untuk memudahkan orang tua dalam menyajikan makanan yang menyehatkan untuk anak-anak. Sebagian besar orang tua mengeluh karena anak-anaknya susah makan, jadi butuh tips agar makanannya lebih bervariasi. Ketika orang tua sudah menyediakan makanan yang bervariasi terkadang anak-anak tidak menyentuh sama sekali makanan yang dilakukan. Orang tua dapat melakukan pendekatan yaitu mengolah makanan berupa bento bermacam-macam warnah yang cerah dan beraneka bentuk kartun yang disukai anak untuk menarik perhatian anak agar mau mengkonsumsi makanan tersebut. Dengan bento atau membentuk kreasi makanan anak-anak akan lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang disajikan. Orang tua dapat melibatkan anak dalam kegiatan membentuk kreasi makanan tersebut.
2.2.2
Strategi Dalam Membentuk Kreasi Makanan Orangtua yang memiliki anak usia balita hingga usia taman kanakkanak biasanya masih dihantui kekhawatiran anak-anak yang sulit makan.
36
Menyiapkan bekal merupakan aktifitas rutin ibu bagi buah hati tercinta. Namun menyiapkan bekal yang higienis dengan bahan sayuran dan bergizi lainnya bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan anak-anak tidak suka sayur dan lebih tertarik dengan makanan yang dijual di sekolah. Padahal kebersihan dan kualitas bahan makanan yang dijual tersebut mungkin kurang baik bagi kesehatan anak-anak. Salah satu cara yang dilakukan untuk membuat anak-anak menyukai makanan yang sehat, higienis dan mengandung gizi yang seimbang yaitu dengan menyediakan makanan yang sudah dikreasikan dan dibentuk yang dikenal dengan istilah bento. Orang tua dapat menyajikan menu menarik yang berkarakter tokoh kartun. Penyajian nasi karakter, sayur karakter, burger dan varian makanan lain yang bisa disulap menjadi bentuk kartun. Konsep makanan didekatkan dengan dunia anak. Misalnya angry bird, barbie, hello kitty, micky mouse dan kreasi lainnya. Isi bento biasanya terdiri nasi yang dibentuk karakter tokoh, sayuran, daging serta buah-buahan atau light meal. Kotak yang diberikan juga aman di tangan anak, karena tidak menggunakan barang pecah belah, jadi anak lebih mandiri dan orang tua tidak perlu menyuapi anak. Satu kotak bento disesuaikan dengan porsi anak. Semua item, mulai dari menu utama dan penutup, dibuat dari lauk pauk yang nutrisinya memenuhi gizi anak. Selain rasa penyajian juga merupakan unsur penting anak tertarik dan mau mengkonsumsi makanan. Siasat ini sangat ampuh untuk meningkatkan selera makan anak (Nurmatari, diakses pada tanggal 26 januari 2013,
37
tersedia
www.bandung.detik.
com/.../angry-bird-hingga-bento-kartun-
untuk-bekal-...16 januari 2013). Menurut Muaris (2010:5) bekal makanan yang dikreasikan oleh orang tua dimaksudkan untuk menarik minat anak. Bento untuk membuat anak-anak menyukai sayur dan buah-buahan. Dengan melibatkan anak untuk berkreasi akan menambah minat dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi. Konsep dalam bentuk kreasi makanan dilakukan melalui tahap-tahap yaitu : 2.2.2.1 Belajar tentang gizi yang diperlukan pada anak. Unsur apa saja yang sebaiknya dipenuhi agar sesuai dengan gizi seimbang anak. 2.2.2.2 Mempelajari bahan pangan apa saja yang dapat memenuhi gizi tersebut kemudian mengkreasikannya dengan bahan-bahan lain agar menjadi menu bekal yang seimbang 2.2.2.3 Memilih wadah plastik yang aman 2.2.2.4 Berkreasi sedemikian rupa sehingga dalam satu susunan menu hanya terdapat porsi yang anak sanggup habiskan 2.2.2.5 Membuat makanan dalam bentuk yang lucu, unik dan menarik, misalnya karakter kartun dan lain-lain 2.2.2.6 Memilih sumber karbohidrat yang bervariasi bukan hanya nasi misalnya roti, pasta, roti 2.2.2.7 Membuat sendiri dan mengatur jenis lauk yang beraneka ragam dengan warna mencolok, mengundang selera makan anak. Waktu persiapan tidak lama, praktis dan higienis.
38
Menyiapkan bekal sarapan memang mudah, cukup dengan menu berbahan dasar roti gandum yang isinya bisa divariasikan dengan selai coklat, stroberry, nanas dan lain-lain. Sehingga ibu tidak perlu memasak hidangan hangat. Bekal yang dibuat dapat berupa roti isi keju yang dihias dengan cetakan keju bentuk bunga atau sesuai selera dan diberi sedikit anggur hijau penambah serat dan kalori beserta susu untuk memulai hari. Membuat bentuk kreasi makanan itu perlu kesabaran dan tergantung daya
kreasi dan juga
keterampilan. Semakin sering
membuatnya akan terasa lebih mudah dan cepat. Selanjutnya bisa membuat tergoda untuk membuat bento-bento yang lebih rumit seperti charabenatau kyaraben adalah kependekan dari character bento. Bento yang di hias menyerupai karakter tertentu seperti manusia, binatang, tokoh kartun seperti mickey mouse, hello kity (Virdastryn, diakses pada tanggal 26 januari 2013, tersedia www.bentocantik.wordpress.com/2012/05/30 mei 2012). Strategi yang diterapkan dalam kreasi membentuk makanan adalah kreasi yang digunakan oleh orang tua agar anak-anak menyukai makanan yang mengandung nilai gizi yang seimbang. Konsep makanan yang disajikan dekat dengan dunia anak sehingga anak-anak akan lebih menyukai makanan tersebut. Ketika membentuk kreasi makanan hendaknya perlu memperhatikan gizi yang diperlukan oleh anak, sehingga selain kreasi bagus makanan yang disajikan kepada anak-anak adalah makanan yang higienis dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Anak-anak
39
yang dilibatkan dalam kreasi tersebut akan menambah antusias dan pemahaman tentang makanan yang mengandung gizi yang baik dan seimbang. Pembuatan kreasi dengan memilih sumber karbohidrat yang bervariasi tidak hanya nasi saja. Bentuk kreasi unik, lucu dan menarik. Lebih memperbanyak hiasan dengan menggunakan sayur-sayuran untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya sayur-sayuran untuk gizi yang seimbang. 2.2.3
Manfaat Membentuk Kreasi makanan Kurangnya nafsu makan anak menjadi masalah bagi orang tua. Makanan yang disajikan oleh orang tua yang kurang menarik juga menambah anak tidak mau mengkonsumsi makanan yang sudah dihidangkan.
Salah
satu
cara
untuk
mengatasi
agar
anak-anak
mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi adalah dengan mengkreasikan makanan tersebut menjadi bentuk-bentuk yang menarik bagi anak. Manfaat yang dapat diperoleh dengan membentuk kreasi makanan yang diperoleh adalah (Novitasari, 2009 : 2): 2.2.3.1 Dapat mengatur konten gizi makanan anak-anak, lebih sehat, higienis, lebih murah 2.2.3.2 Merangsang nafsu makan anak Anda, karena terlihat lebih lucu dan indah 2.2.3.3 Anak akan mengenal jenis makanan yang dikonsumsi dan memahami pentingnya makanan untuk kesehatan 2.2.3.4 Menjalin komunikasi antara orang tua dengan anak-anak, karena dapat membuatnya secara bersama-sama dengan anak, sehingga terjalin
40
komunikasi dan menambah kedekatan emosional antara orang tua dengan anak-anak 2.2.3.5 Mengontrol nutrisi yang dikonsumsi anak, dengan membawa bekal atau menyediakan hidangan dengan kreasi yang unik-unik anak-anak tidak akan membeli jajanan dan makanan yang berbahaya dan tidak terjaga kebersihan dan kesehatannya. 2.2.3.6 Meningkatkan tingkat kreatifitas, dengan membentuk kreasi makanan akan membuat kreatifitas meningkat karena akan menciptakan bentuk-bentuk yang unik dan lucu dari makanan yang dibuat. 2.2.3.7 Mengasah otak 2.2.3.8 Meningkatkan nafsu makan anak untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang baik 2.2.3.9 Memberikan pemahaman tentang gizi yang baik dan seimbang pada anak melalui membentuk kreasi makanan karena penyajiannya terdiri dari sayur-sayuran dan bahan-bahan lain yang mengandung nilai gizi yang tinggi. Anak-anak akan terbiasa untuk mengkonsumsi makanan yang sehat. Orang tua dan guru dapat memberikan pemahaman tentang makanan yang disajikan atau yang dibawa adalah makanan yang mengandung nilai gizi yang bagus untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Penulis dapat menyimpulkan bahwa manfaat dari membentuk kreasi makanan adalah untuk meningkatkan nafsu makan anak. Melalui kegiatan bentuk kreasi makanan anak-anak akan menyukai makanan yang
41
mengandung gizi seimbang yang disajikan oleh orang tua dirumah. Anakanak akan memahami tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi yang seimbang, sehingga anak akan mengurangi mengkonsumsi makanan yang berbahaya untuk kesehatan. Selain itu manfaat yang diperoleh adalah orang tua dapat mengontrol nutrisi yang dikonsumsi oleh anak-anak. Ketika anak-anak mencoba untuk membuat kreasi sendiri dari makanan yang akan dibawa ke sekolah sehingga akan meningkatkan daya kreatifitas anak. 2.3 Pemahaman Gizi Seimbang dan Membentuk Kreasi Makanan Memberikan pemahaman gizi seimbang kepada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan mengenalkan berbagai contoh sayuran dan buah-buahan kepada anak. Selain itu dapat juga mengenalkan dan membuat kudapan yang menyehatkan untuk anak seperti: membuat kue mangkuk ubi merah. Kandungan yang ada pada ubi jalar diantaranya adalah vitamin C, vitamin E, betakaroten, vitamin B, serat, karbohidrat lengkap. Selain itu orangtua dapat membuat bekal sekolah kepada anak berupa sandwich tahu, karena bahan-bahan yang digunakan tidak mengandung banyak lemak, apalagi lemak yang berbahaya. Apalagi jika ditambah dengan daun selada karena mengandung antioksidan, yang kaya akan vitamin dan mineral (Aim, 2010:19-20). Sebagian besar anak kurang menyukai mengkonsumsi buahbuahan dan sayuran. Apalagi mengunyah atau makan buah-buahan karena anak ingin segera bermain atau mengerjakan sesuatu. Pada umumnya anak
42
mengunyah makanan secara kasar sehingga dengan keadaan tersebut akan sangat memberatkan kerja lambung untuk mencerna makanan, sehingga penyerapan nutrisi menjadi tidak optimal. Pemberian buah dengan cara dihaluskan atau dibuat jus akan mempermudah kerja lambung dalam penyerapan nutrisi dan gizi seimbang pada anak. Buah dan sayur yang dibuat jus akan memudahkan orangtua maupun anak dalam mengkonsumsi sumber vitamin dan mineral. Orangtua dapat memberikan pemahaman tentang gizi yang seimbang dengan mengajak anak membuat jus bersamasama sehingga anak akan memahami pentingnya gizi seimbang bagi tumbuh kembang anak (Sarasvati, 2007:4-5). Memberikan pemahaman gizi seimbang dapat dilakukan melalui memasak bersama makanan yang menyehatkan untuk anak. Memasak bersama kemudian setelah itu masakan yang telah selesai dibuat dikreasikan sesuai dengan imajinasi anak. Membentuk kreasi makanan digunakan sebagai salah satu cara untuk menarik minat anak-anak terhadap makanan yang mengandung gizi yang seimbang yang akan berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang semakin optimal. Anak-anak lebih menyukai akan hal-hal yang unik dan menarik. Makanan yang dikemas dengan penyajian yang menarik dan unik akan dapat mengundang selera makan dari anak. Penyajian makanan yang kreatif dan sesuai dengan minat anak akan memudahkan bagi orang tua untuk menyajikan makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk anak (Ratnawati, 2001:87-88).
43
Tahap pembuatan bento atau kreasi makanan adalah: buat hiasan bentonya terlebih dahulu, misalnya menggunakan wortel saja yang dicetak menggunakan cetakan kue berbentuk bunga. Buat serutan wortel dengan menggunakan serutan sayuran. Kemudian gulung hasil serutan tersebut hingga menyerupai bunga mawar. Letakkan daun selada di atas bento (bisa lebih dari satu buah, biasanya untuk sekeliling bekal atau menjadi pembatas antara nasi dengan lauk lainnya. Pembatas atau pemisah makanan bentuknya bisa bermacam-macam, bahkan sudah ada yang sintetik (terbuat dari plastik atau silikon). Kemudian letakkan onigiri yang sudah dicetak, diatur sedemikian rupa. Atur tata letak hiasan yang sudah dibuat tadi di atas bekal. Jika akan dibawa ketempat jauh, sebaiknya bento disusun lebih rapat dan padat, jika tidak, susunannya bisa berantakan. Prinsip utama bento memang harus terlihat padat, sehingga ketika dibawa dan terombang ambing diperjalanan, makanan yang di dalam kotak tidak akan berubah atau bergeser dan ketika di buka masih akan tetap terlihat cantik (Novitasari, 2009:2-3). Penulis dapat menyimpulkan bahwa gizi yang seimbang sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Memberikan pemahaman gizi seimbang pada anak dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu: memberikan contoh makanan yang mengandung gizi yang seimbang melalui penyajian kudapan yang mengandung gizi yang seimbang. Membuat jus yang menyehatkan untuk anak, buah-buahan yang menyehatkan dan mengandung gizi yang tinggi dihaluskan akan sangat
44
disukai oleh anak. Selain itu kreasi makanan juga dapat digunakan untuk memberikan pemahaman gizi seimbang pada anak. Kreasi makanan sangat efektif diterapkan untuk memberikan pemahaman gizi seimbang karena makanan yang disajikan lebih kreatif, inovatif dan mengandung nilai gizi yang seimbang.
2.4 Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun 2.4.1
Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. Materiil dapat terdiri dari kromosom, rambut, tulang lemak. Pertumbuhan berkaitan erat dengan materiil genetis. Sedangkan pengertian perkembangan adalah suatu perubahan tetapi perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan bersifat kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materiil melainkan pada segi fungsional. Perkembangan sebagai akibat dari perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi tubuh (Soemanto, 2006 : 43). Menurut Supariasa, Bachyar dan Ibnu Fajar (2002 : 27) bahwa pertumbuhan berbeda dengan perkembangan. Makna pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang statusnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pengertian
45
pertumbuhan (growth) adalah berkaitan erat dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai dengan remaja. Sedangkan perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang. Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah atau ukuran sel dan tidak dapat kembali ke bentuk semula (irrevesibel) dapat diukur dan dapat dinyatakandengan angka, grafik, dan sebagainya. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju ketingkat kedewasaan atau pematangan,
tidak
dapat
diukur
tetapi
hanya
dapat
dinikmati.Perkembangan berkaitan erat dengan faktor genetik, keturunan. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal. Perkembangan menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen (Aryulina, 2004 : 3). Penulis dapat menyimpulkan dari berbagai pendapat diatas bahwa pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitatif yang berhubungan
46
dengan pertambahan jumlah ukuran seperti : rambut, tulang, sel yang tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan mempunyai sifat kesatuan dan sebagai akibat dari pengaruh dari lingkungan. Proses bertambahnya ukuran dari yang kecil menjadi besar, yang pendek menjadi panjang dan lain-lain. proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi atau bahan dasar yang bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali. kenaikan volume ini bisa disebabkan oleh pertambahan jumlah sel serta pembesaran dari tiap sel tersebut. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Suatu individu bila sudah dewasa ditandai dengan telah berfungsinya alat-alat reproduksi yang dimilikinya. Tidak seperti pertumbuhan, perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran. Perkembangan berkaitan erat dengan penampilan kemampuan (Skill) yang diakibatkan oleh kematangan saraf pusat, khususnya di otak. 2.4.2
Konsep Pertumbuhan dan Kesehatan Anak Menurut
Soetjiningsih
(2012:107)
anak-anak
mengalami
pertumbuhan secara bertahap. Konsep pertumbuhan anak mengikuti dua pola yaitu : pola cephalocaudal yang dalam bahasa latin berarti kepala ke ekor. Pola cephalocaudal yaitu pertumbuhan tercepat selalu terjadi diatas yaitu kepala. Pertumbuhan fisik dalam ukuran berat badan dan perbedaan ciri fisik secara bertahap bekerja dari atas kebawah, contoh dari kepala ke kaki, leher kebahu kebatang tubuh bagian tengah dan seterusnya. Sedangkan pola proximodistal dalam basa latin jauh ke dekat. Pola
47
proximodistal yaitu rangkaian pertumbuhan yang dimulai dari pusat tubuh dan bergerak kearah tangan dan kaki. Contohnya adalah alat-alat tubuh yang terdapat di pusat tubuh seperti jantung, hati, alat-alat pencernaan berfungsi terlebih dahulu daripada anggota-anggota tubuh yang terletak ditepi. Pertumbuhan anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa sebab. Secara langsung meliputi kecukupan pangan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi pola asuh anak, pemanfaatan pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan. Penyebab yang lain adalah adalah faktor genetik, sistem syaraf, hormon, gizi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan diperoleh dari makanan yang mengandung gizi yang seimbang seperti protein yang mendukung untuk pertumbuhan anak, zink juga berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat besi juga dibutuhkan untuk menghasilkan hemoglobin dan juga berguna dalam pembentukan tulang (Proverawati dan Kusumawati, 2011:69). Konsep kesehatan anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi. Makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Apabila anak mengkonsumsi makanan yang berlebihan akan menyebabkan ancaman bagi kesehatan anak. Kegemukan salah satu akibat dari mengkonsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan dibalik kegemukan banyak tersimpan berbagai penyakit. Anak yang terbiasa mengkonsumsi makanan yang kurang terjaga kebersihannya akan
48
menyebabkan anak-anak mudah terserang penyakit dan berakibat dengan kondisi daya tahan tubuh anak. Mudah terserang diare dan penyakit lainnya.
Sedangkan
dalam
jangka
panjang
anak-anak
sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung pengawet dan zat-zat aditif akan mengakibatkan kerusakan dalam jaringan tubuh sehingga kesehatan akan terganggu (Emirfan, 2011:5). Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa konsep pertumbuhan anak berdasarkan atas dua pola yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Pertumbuhan anak sangat erat kaitannya dengan kecukupan pangan dan kesehatan. Kesehatan yang baik akan memberikan stimulasi yang bagus dalam pertumbuhan anak yang maksimal. Sedangkan konsep tentang kesehatan anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang seimbang akan berpengaruh terdapat kondisi kesehatan yang baik, anak tidak mudah sakit sehingga pertumbuhan anak akan berkembang lebih baik. Konsumsi makanan yang buruk dan tidak bergizi akan berdampak bagi kesehatan anak. Makanan yang kurang terjaga kebersihannya serta mengandung bahan-bahan yang berbahaya
akan berpengaruh terhadap kesehatan anak, sehingga
pertumbuhan anak nantinya menjadi terganggu.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap kondisi dimana praktek pembelajaran dilakukan. Dalam pelaksanaan PTK anak didik tidak hanya mengerjakan lembar kerja saja, tetapi anak harus aktif bekerja untuk melakukan sesuatu yang diarahkan oleh guru. PTK membutuhkan keaktifan dari anak didik karena dalam pembelajaran anak didik yang diutamakan (Arikunto, 2010:137). Penelitian tindakan kelas dirancang, dilaksanakan dan dianalisis oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dikelas. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan mawas diri yang bersifat situasional dan kontekstual. meningkatkan
Penelitian kualitas
ini
dilakukan
pembelajaran
untuk serta
memperbaiki untuk
dan
memecahkan
permasalahan pembelajaran yang terjadi dikelas. PTK bersifat reflektif yaitu melakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran yang ada dikelas (Muslich, 2011:8).
49
50
Terdapat beberapa bentuk atau model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh para ahli yang menekuni penelitian tindakan, antara lain model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, Kemmis, Henry, Mc Taggart, John Elliot, dan Hopkins. Ahli yang pertama kali menciptakan model penelitian tindakan kelas adalah Kurt Lewin, tetapi sampai sekarang yang banyak dikenal adalah Kemmis dan Mc Taggart. Kurt Lewin dalam Arikunto (2006:92) mengemukakan model yang dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan(planning),tindakan((acting),pengamatan(observing),danrefle ksi(reflecting). Siklus 1 Refleksi
Melakukan tindakan pengamatan
Siklus 2 Refleksi Melakukan tindakan pengamatan Siklus 3
Perencanaan ulang
Refleksi
Evaluasi
Melakukan tindakan pengamatan
51
3.2 Rancangan Penelitian 3.2.1 Siklus 1 3.2.1.1 Perencanaan 3.2.1.1.1
Membuat rencana pembelajaran
3.2.1.1.2
Tema Kegiatan : tanah airku
3.2.1.1.3
Jenis kegiatan membentuk kreasi makanan yang dihubungkan dengan tema.
3.2.1.1.4
Menyiapkan sumber, media, dan alat peraga
3.2.1.1.5
Tempat pelaksanaan diruang kelas B TK Darul Ulum
3.2.1.1.6
Evaluasi dilaksanakan dengan cara observasi
3.2.1.1.7
Membuat lembar pengamatan atau observasi.
3.2.1.2 Pelaksanaan 3.2.1.2.1
Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
3.2.1.2.2
Mengkondisikan siswa untuk memperhatikan guru.
3.2.1.2.3
Guru mengawali dengan kegiatan yang menyenangkan seperti bernyanyi, tepuk terlebih dahulu.
3.2.1.2.4
Guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak yang telah memperhatikan dan membuat kreasi meskipun tidak sempurna.
3.2.1.2.5
Guru memberikan stimulasi dan motivasi kepada siswa yang tidak mau mendengarkan daan memperhatikan ibu guru.
3.2.1.2.6
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi sesuai dengan imajinasi masing-masing siswa.
52
3.2.1.3 Observasi Pengamatan pada siklus I dilakukan terhadap anak. Observasi terhadap anak tentang keaktifan dan kreatifitas anak dalam mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan. 3.2.1.4 Refleksi Refleksi ini dilakukan segera setelah tindakan dan observasi pada siklus I selesai dilakukan. Peneliti dan guru mendiskusikan hasil observasi. Peneliti dan guru mencari kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan siklus II. Peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus I. 3.2.2
Siklus 2
3.2.2.1 Perencanaan 3.2.2.1.1
Membuat rencana pembelajaran
3.2.2.1.2
Tema Kegiatan : tanah airku
3.2.2.1.3
Jenis kegiatan membentuk kreasi makanan yang dihubungkan dengan tema.
3.2.2.1.4
Menyiapkan sumber, media, dan alat peraga
3.2.2.1.5
Tempat pelaksanaan diruang kelas B TK Darul Ulum
3.2.2.1.6
Evaluasi dilaksanakan dengan cara observasi
3.2.2.1.7
Membuat lembar pengamatan atau observasi
3.2.2.2 Pelaksanaan 3.2.2.2.1
Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar
53
3.2.2.2.2
Mengkondisikan siswa untuk memperhatikan guru.
3.2.2.2.3
Guru mengawali dengan kegiatan yang menyenangkan seperti bernyanyi, tepuk terlebih dahulu.
3.2.2.2.4
Guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak yang telah memperhatikan dan membuat kreasi meskipun tidak sempurna.
3.2.2.2.5
Guru memberikan stimulasi dan motivasi kepada siswa yang tidak mau mendengarkan daan memperhatikan ibu guru.
3.2.2.2.6
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi sesuai dengan imajinasi masing-masing siswa
3.2.2.3 Observasi Pengamatan pada siklus I dilakukan terhadap anak. Observasi terhadap anak tentang keaktifan dan kreatifitas anak dalam mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan. 3.2.2.4
Refleksi Refleksi ini dilakukan segera setelah tindakan dan observasi pada siklus I selesai dilakukan. Peneliti dan guru mendiskusikan hasil observasi. Peneliti dan guru mencari kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan siklus II. Peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus I.
54
3.2.3
Siklus 3
3.2.3.1 Perencanaan 3.2.3.1.1
Membuat rencana pembelajaran
3.2.3.1.2
Tema Kegiatan : tanah airku
3.2.3.1.3
Jenis kegiatan membentuk kreasi makanan yang dihubungkan dengan tema.
3.2.3.1.4
Menyiapkan sumber, media, dan alat peraga
3.2.3.1.5
Tempat pelaksanaan diruang kelas B TK Darul Ulum
3.2.3.1.6
Evaluasi dilaksanakan dengan cara observasi
3.2.3.1.7
Membuat lembar pengamatan atau observasi.
3.2.3.2 Pelaksanaan 3.2.3.2.1.1 Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar. 3.2.3.2.1.2 Mengkondisikan siswa untuk memperhatikan guru. 3.2.3.2.1.3 Guru mengawali dengan kegiatan yang menyenangkan seperti bernyanyi, tepuk terlebih dahulu. 3.2.3.2.1.4 Guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak yang telah memperhatikan dan membuat kreasi meskipun tidak sempurna. 3.2.3.2.1.5 Guru memberikan stimulasi dan motivasi kepada siswa yang tidak mau mendengarkan daan memperhatikan ibu guru. 3.2.3.2.1.6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi sesuai dengan imajinasi masing-masing siswa.
55
3.2.3.3 Observasi Observasi ditujukan terhadap tindakan, pengaruh dan hasil yang ingin dicapai. Seberapa jauh pengaruh akibat dari tindakan yang telah diperlakukan. Adakah peningkatan pemahaman anak terhadap makanan yang mengandung gizi seimbang, anak lebih menyukai makanan yang lebih bergizi daripada jajan yang tidak menyehatkan melalui kegiatan kreasi bentuk makanan. 3.2.3.4 Refleksi Peneliti dan guru berdiskusi tentang tindakan yang telah dilakukan kepada anak didik. Peneliti menganalisis dari semua hasil penelitian tindakan. Diharapkan dengan kreasi bentuk makanan ini akan meningkatkan pemahaman anak terhadap gizi yang seimbang di TK Darul Ulum, sehingga anak akan terhindar untuk membeli jajan disembarang tempat yang tidak sehat.
3.3 Tempat dan Waktu 3.3.1
Tempat Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah pada kelompok B TK Darul Ulum Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.
3.3.2
Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (dua) dari bulan April sampai dengan bulan Mei pada tahun ajaran 2012/2103.
56
3.4 Subyek dan Obyek Penelitian 3.4.1
Subyek penelitian Subjek penelitian menurut Amirin (1986:1) merupakan individu, benda, atau organismeyang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B yang berjumlah 17 anak di TK Darul Ulum Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.
3.4.2
Obyek penelitian Objek penelitianadalah sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitasnya yang bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-antipati,keadaan batin, dan bisa pula berupa proses (Azwar, 1998:4). Obyek pada penelitian ini adalah tentang pemahaman gizi seimbang pada anak.
3.5 Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yaitu : 3.5.1
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kreasi bentuk makanan
3.5.2
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman gizi seimbang.
57
3.6 Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamat atau observasi dan dokumentasi. 3.6.1
Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan
tim kolaboratif untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran kreasi bentuk makanan. Observasi atau pengamatan merupakan suatu tehnik atau cara untuk mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220). Dalam melakukan observasi terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai observer dibantu oleh guru mitra dengan menggunakan lembar observasi. Observasi sebagai tehnik pemgumpulan data mempunyai cirri yang spesifik apabila dibandingkan dengan tehnik yang lain. Observasi bersifat kompleks yang berarti secara keseluruhan diamati dari awal sampai akhir kegiatan. Proses tersusun secara sistematis melalui proses pengamatan dan ingatan yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya (Sugiono, 2010:203). 3.6.1.1 Aktivitas yang diamati dalam observasi (Diambil dari Permendiknas No:58 tahun 2009, Smart, 2010:106-108 dan Almatsier, 2009:298299)
58
No
Indikator
1.
Mengenal warna sayuran
2.
Mengenal buah-buahan yang menyehatkan bagi tubuh
3.
Mampu membedakan makanan yang sehat dan tidak sehat
Penilaian a. anak dapat menunjukkan contoh sayuran yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang busuk c. anak lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan d. anak dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan e. anak menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran a. anak dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan buah yang segar dan yang tidak segar c. anak mengenal buah-buahan untuk kesehatan d. anak dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan e. anak dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buahbuahan f. anak dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buah-buahan untuk tubuh a. anak dapat menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna b. anak dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat c. anak dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat d. anak dapat menyebutkan contoh zat gizi e. anak membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi seimbang
59
4.
Berkreasi makanan
a. anak mampu mengkreasikan bentuk makanan b. melalui kegiatan kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat untuk tubuh c. dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan
3.6.1.2 Lembar Obsevasi (Diambil dari Permendiknas no 58 tahun 2009, Smart, 2010:106-108 dan Almatsier, 2009:298-299)
Indikator
Penilaian
Hasil Pengama tan 1 2 3 4
Mengenal warna sayuran
Mengenal buah-buahan yang menyehatkan
a. anak dapat menunjukkan contoh sayuran yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang busuk c. anak lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan d. anak dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan e. anak menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran a. anak dapat menyebutkan beberapa contoh buahbuahan yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan buah-buahan yang segar
Jumlah yang tuntas
%
60
bagi tubuh
Mampu membedakan makanan yang sehat dan tidak sehat
Berkreasi makanan
dan yang tidak segar c. anak mengenal buahbuahan untuk kesehatan d. anak dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buahbuahan e. anak dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buah-buahan f. anak dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buah-buahan untuk tubuh a. anak dapat menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna b. anak dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat c. anak dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat d. anak dapat menyebutkan contoh zat gizi e. anak membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang a. anak mampu mengkreasikan bentuk makan b. melalui kegiatan kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat untuk tubuh c. dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan
61
3.6.2
Dokumentasi Arikunto (2006:230) berpendapat bahwa metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dalam penelitin ini, dokumen yang digunakan dalam penelitian adalah berupa daftar kelompok siswa dan foto. Penggunaan dokumentasi foto dimaksudkan untuk memperoleh aktivitas siswa pada saat kegiatan berlangsung. 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu cara menganalisis data yang diperoleh selama peneliti mengadakan penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data yang telah diperoleh secara kuantitatif kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif prosentase. Data kualitatif menerangkan aktivitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi. Rumus yang digunakan adalah (Arikunto, 2006:285) N x 100% A Keterangan : N : Nilai yang diperoleh A: Jumlah Anak %: Tingkat Keberhasilan yang dicapai
62
3.8 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila minimal 75% dari jumlah anak didik mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan oleh peneliti. Anak yang memperoleh nilai 1 berarti telah memenuhi kriteria tuntas sempurna dan anak yang mampu mencapai kriteria 2 berarti anak telah memenuhi kriteria tuntas, sedangkan bagi anak yang memperoleh nilai 3 berarti anak telah memenuhi kriteria cukup tuntas, kemudian anak yang memperoleh nilai 4 berarti anak tersebut belum mencapai kriteria tuntas dan aspek indikator yang diharapkan belum dicapai oleh anak. Angka keberhasilan sebesar 75% itu didapatkan dari anak yang memperoleh nilai 1 dan nilai 2.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 4.1.1
Hasil Penelitian Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1.1 Sejarah berdirinya TK Darul UlumNgembalrejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus TK Darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus berdiri atas keprihatinan pengurus yayasan terhadap pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum yang selama menerima anak didik baru belum dapat membaca dan menulis. Padahal apabila bersekolah di MI Darul Ulum minimal sudah mengenal huruf-huruf baik latin maupun arab dan selanjutnya ada pelajaran yang perlu dihafalkan. TK Darul Ulum berdiri pada tahun 1963-1964 membuka kelompok A dan kelompok B, mendapatkan
rekomendasi
Persetujuan
TK
swasta
No:
136/105:3917/DS/99 dan kemudian mendapatkan nomor SK ijin Operasional nomor : 92/103.39.SK/DS/1999. Status sekolah TK Darul Ulum adalah TK swasta YPIDU (Yayasan Pendidikan Islam Darul Ulum) dan menginduk ke UPT Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus. TK Darul Ulum telah terakreditasi pada tahun 2003-2004 dengan nilai B (baik). Kemudian pada tahun 2007-2008 terakreditasi dengan nilai A (Amat Baik).
63
64
TK Darul Ulum juga membuka layanan untuk anak usia 3-4 tahun pada tahun ajaran 2010/2011. TK Darul Ulum berada di desa Ngembalrejo RT.07/RW.IV .
4.1.1.2 Letak geografis TK Darul Ulum Ngembalrejo TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus adalah lembaga pendidikan formal yang berada dibawah Yayasan Pendidikan Islam Darul Ulum yang terletak di jalan raya kudus-pati KM 5 Ngembalrejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Adapun batas-batasnya adalah : Batas sebelah Utara
: dusun kauman ngembalrejo RT 7 RW 4
Batas sebelah Barat
: MI Darul Ulum II
Batas sebelah Selatan : dusun kauman ngembalrejo RT 8 RW4 Batas sebelah Timur : dusun kauman ngembalrejo RT 5 RW 4
4.1.1.3 Visi dan misi TK darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus TK Darul Ulum mempunyai Visi yaitu : mempersiapkan dan membentuk generasi yang beriman, berprestasi, berakhlak mulia dan berkarakter. Diharapkan anak-anak nantinya akan menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha esa, yang mempunyai presatasi yang dapat mengharumkan nama orang tua,
65
sekolah, berakhlak mulia dan berkarakter. Sehingga lulusan dari TK darul Ulum nantinya dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan presatasi yang bagus. Misi dari TK Darul Ulum adalah :Membentuk anak didik yang memiliki landasan aqidah dan syariah islam.Membentuk anak didik yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan luas untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Membentuk anak didik mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baik. Membentuk anak didik berkepribadian islami akhlakul karimah. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut lembaga didukung oleh tenaga pengajar yang memliki pengalaman dan kualifikasi yang sudah cukup memadai.
4.1.1.4 Sarana dan prasarana TK Darul Ulum mempunyai luas bangunan dan pekarangan yaitu:612m². Bangunan yang ada terdiri dari:Gedung administrasiyang terdiri dari: ruang guru, dapur, gudang, kamar mandi atau WC kepala, kamar mandi dan WC guru serta karyawan, aula atau spilud, 4 ruang kelas, 2 WC siswa.Perkakas sekolah yang terdiri dari : meja dan kursi guru, meja dan kursi murid, almari besar dan kecil, rak buku anak, papan tulis besar dan kecil, ruang belajar, listrik.Area kegiatan yang terdiri dari: area agama, area musik, area balok, area matematika, area seni, area bahasa, area baca tulis, area drama, area IPA.Alat permainan luar yang terdiri dari: ayunan, jungkitan, luncuran, titian, panjat, bola
66
dunia, ban mobil bekas, dermolen, mandi bola, dan berbagai permainan yang ada di dalam kelas.
4.1.1.5 Keadaan SDM (Sumber Daya Manusia) Berdasarkan data tahun ajaran 2011-2013 TK Darul Ulum Ngembalrejo dipimpin oleh ibu sutimah, S.Pd dengan kualifikasi jenjang pendidikan Sarjana Pendidikan beliau sebagai kepala sekolah TK Darul Ulum dan mempunyai 8 guru. Tabel 4.1 Data Tenaga PengajarTK Darul Ulum No
Nama
JK
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Pendidikan
1.
Sutimah S.Pd
P
Sleman
06-06-1960
S1
2.
Mustofa
L
Kudus
04-03-1962
KPG
3.
Mufarokhah S.Pd. AUD
P
Kudus
07-04-1972
S1
4.
Yuni Dwi KN.SE
P
Kudus
29-06-1979
S1
5.
Dahlia Rahmawati A.Ma
L
Kudus
01-05-1980
D2
6.
Anita Febriani, S.Pd
P
Kudus
17-02-1978
S1
7.
Lia Fitri R S.Pd.I
P
Kudus
21-05-1987
S1
8.
Ahmad HS
L
Tegal
09-11-1955
MTs
9.
Jamari
L
Demak
15-04-1974
MI
67
Jenjang pendidikan dari guru-guru yang ada pada TK Darul Ulum
bervariasi,
rata-rata
guru-guru
mempunyai
kualifikasi
pendidikan yang cukup memadai, beberapa diantaranya sedang menempuh pendidikan S1 untuk jurusan PAUD. Adapun untuk rekruitmen tenaga kependidikan TK Darul Ulum ini melalui serangkaian tes dan wawancara yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Islam Darul Ulum, dikarenakan TK Darul Ulum adalah salah satu unit di bawah naungan YPIDU (Yayasan Pendidikan Islam Darul Ulum). Unit-unit yang ada dari TK hingga MA (Madrasah Aliyah) setingkat dengan SMU.
4.1.1.6 Karakteristik anak didik di TK Darul Ulum Ngembalrejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Anak didik di TK darul Ulum Ngembalrejo pada tahun pelajaran 2012/2013 secara keseluruhan berjumlah 73 anak, dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Karakter dan kemampuan anak di TK Darul Ulum Ngembalrejo sangat beraneka ragam. Hal ini juga disebabkan oleh latar belakang tempat tinggal dan keluarga yang beraneka ragam pula. Adapun anak didik yang menjadi obyek penelitian berjumlah 17 anak, dengan jumlah 9 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.
68
Tabel 4.2 Data SiswaTK Darul Ulum Kelompok B No
Nama
JK
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
1.
Amanda
P
Bekasi
12/08/2007
2.
Khoirida Awalia.R.
P
Kudus
6/06/2007
3.
M. Alaika Salam
L
Kudus
13/12/2007
4.
M. Farhan Fuad
L
Kudus
27/04/2008
5.
M. Lutfi Akmal
L
Kudus
28/05/2007
6.
M. Sirril Wafa
L
Kudus
23/08/2007
7.
Rafi Ahmad Zaki
L
Kudus
2/04/2007
8.
Putri Viona Della.F.
P
Kudus
3/01/2008
9.
Sania Amrina Rosyada
P
Kudus
30/01/2008
10.
Litto Gundala
L
Kudus
4/11/2006
11.
Diva Ananda
P
Kudus
4/10/2007
12.
Dila Adinda
P
Kudus
4/10/2007
13.
Imriin Nawa Najwa
P
Kudus
27/09/2007
14.
Naufal Fajariyanto
L
Kudus
27/10/2007
15.
Efan Khikmal Akbar
L
Kudus
04/01/2007
16.
M. Ardan Arsz
L
Kudus
21/07/2007
17.
Febriana Putri.S.
P
Kudus
11/02/2008
69
4.1.2
Hasil Penelitian Sebelum Diberi Tindakan Hasil penelitian dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas melalui kegiatan kreasi makanan untuk meningkatkan pemahaman gizi anak di TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus pada Kelompok B. Dapat dideskripsikan sebagai berikut: Hasil pengamatan awal dapat disimpulkan bahwa Anak-anak di TK Darul Ulum ini lebih menyukai dan mengkonsumsi makanan, jajan yang sama sekali jauh dari gizi yang seimbang
bahkan
cenderung
makanan
yang
dikonsumsi
tersebut
mengandung bahan-bahan yang sangat berbahaya bagi tubuh anak. Makanan yang dipilih oleh anak cenderungmakanan siap saji (fast food) dan makanan-makanan yang tidak menyehatkan yang dijual bebas dijalan-jalan yang tidak terjaga kebersihan dan kehigienisannya, makanan yang dijual bebas di jalanan yang tidak ada tutupnya dan banyak kuman serta lalat yang sangat berpengaruh untuk kesehatan anak. selain itu anak juga cenderung mengkonsumsi snack atau makanan ringan yang banyak mengandung bahan-bahan pengawet dan MSG yang sangat tidak bagus untuk kesehatan anak. Sebagian besar anak di TK Darul Ulum kurang tertarik untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Anak TK Darul Ulum juga kurang memahami dan mengetahui tentang berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang penting untuk kesehatan. Anak juga belum mampu untuk menyebutkan berbagai warna sayuran dan buah-buahan, apalagi kandungan zat gizi yang terkandung di dalam sayuran dan buah-buahan.
70
Hasil pengamatan peneliti terhadap peningkatan pemahaman gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan sebelum diberikan tindakan adalah sebagai berikut: DATA HASIL PENGAMATAN PENINGKATAN PEMAHAMAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI MAKANAN SEBELUM DIBERIKAN TINDAKAN DI TK DARUL ULUM NGEMBALREJO BAE KUDUS
Indikator
Mengenal warna sayuran
Hasil Pengamatan 1
2
3
4
Jumlah yang tuntas
a. anak dapat 4 menunjukkan contoh sayuran yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang 3 busuk c. anak lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan d. anak dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara 3 mengkonsumsi sayuran yang
5
3
5
9
52%
5
4
5
8
47%
3
6
5
6
35%
Penilaian
%
71
baik untuk kesehatan e. anak menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran
Mengenal buahbuahan yang menyehatkan bagi tubuh
4
5
3
5
9
52%
6
2
5
4
8
47%
a. anak dapat 7 menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 4
4
3
3
11
64%
3
5
5
7
40%
c. anak mengenal buah-buahan untuk kesehatan
72
d. anak dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan e. anak dapat 4 menunjukkan kandungan zat gizi dalam buah-buahan f. anak dapat menjawab 6 pertanyaan tentang manfaat dari buahbuahan untuk tubuh
Mampu membedakan makanan yang sehat dan tidak sehat
4
5
4
8
47%
5
3
4
11
64%
2
3
5
7
5
30%
5
3
4
5
8
47%
a. anak dapat 6 menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna b. anak dapat menunjukkan
6
2
3
12
70%
73
makanan yang tidak sehat c. anak dapat 3 menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat d. anak dapat 3 menyebutkan contoh zat gizi e. anak membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang
Berkreasi makanan
4
4
6
7
40%
5
5
4
8
47%
2
4
4
7
6
35%
6
5
3
3
11
64%
a. anak mampu 3 mengkreasikan bentuk makan melalui kegiatan kreasi makanan b. anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat 2
3
5
6
6
35%
3
4
8
5
30%
74
untuk tubuh c. dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan 3
4
5
5
7
40%
Keterangan: 1. 2. 3. 4.
kriteria tuntas sempurna kriteria tuntas kriteria cukup tuntas kriteria belum tuntas Berdasarkan data di atas pada proses pembelajaran sebelum
diberikan tindakan menunjukkan bahwa indikator dapat menunjukkan sayuran yang dikonsumsi 52%, mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang busuk 47%, lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan 35%, dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan 52%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 47%, dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi 64%, mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 41%, mengenal buah-buahan untuk kesehatan 47%, dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan 64%, dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buahbuahan 30%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buah-buahan
75
untuk tubuh 47%, dapat menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna 70%, dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat 41%, dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat 47%, dapat menyebutkan contoh zat gizi 35%, membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang 64%, mampu mengkreasikan makanan 35%, melalui kegiatan kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat untuk tubuh 30%, dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan 41%. Tabel 4.3 persentase (%) Nilai yang diperoleh anak sebelum siklus
NO
1.
Aspek Penilaian
Anak mampu mengkreasikan
Jumlah
Prosentase
Anak
(%)
Baik Sekali
6
35%
Baik
5
30%
Kurang
6
35%
Baik Sekali
5
30%
Baik
4
24%
Kurang
8
46%
Baik Sekali
7
40%
Baik
5
30%
Kurang
5
30%
Nilai
bentuk makanan
2.
Mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan
Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada 3.
anak melalui kegiatan kreasi makanan
76
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberikan tindakan aspek penilaian yang dinilai adalah sebagai berikut : anak mampu mengkreasikan bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 35%, baik 30%, kurang 35%, anak mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan dengan kriteria baik sekali 30%, baik 24%, kurang 46%, meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi makanan dengan kriteria baik sekali 40%, baik 30%, kurang 30%. Dikarenakan masih kurangnya pengetahuan anak tentang gizi seimbang perlu diadakan untuk kegiatan pembelajaran untuk siklus yang 1. Pada kegiatan sebelum diberikan tindakan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
50
45 40 35 Baik Sekali
30 25
Baik
20
kurang
15 10 5 0 kreasi makanan
manfaat
pengetahuan gizi
Grafik 4.1 Persentase ketercapaian sebelum siklus
Kondisi ini menunjukkan bahwa anak-anak kurang memahami tentang makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk anak.
77
Makanan yang mempunyai kemasan luar yang menarik dengan warnawarna yang mencolok sangat disukai oleh anak meskipun makanan tersebut sangat berbahaya untuk kesehatan, tumbuh kembang anak pada jenjang usia selanjutnya. Anak-anak kurang menyukai mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan yang sangat bagus untuk dan berguna untuk tubuh anak. Selain itu anak-anak merasa jenuh dengan makanan yang disajikan dengan menu yang monoton dan tampilan yang sama sekali tidak menarik untuk anak. Kegiatan membentuk kreasi makanan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang pada anak. Pelaksanaan penelitian ini sebanyak III siklus yang dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.3
Hasil Penelitian Siklus I
4.1.3.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Siklus I yang dilaksanakan pada hari senin 1 april 2013 pada tema Tanah airku dengan membahas tentang sayuran dan buah-buahan yang tumbuh dinegara indonesia. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan membentuk kreasi makanan untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang pada anak sebagai sumber belajar pada siklus I, yaitu: 4.1.3.1.1
Perencanaan Langkah-langkah
kegitan
belajar
mengajar
dengan
kegiatan
membentuk kreasi makanan pada tahap siklus I adalah sebagai berikut:
78
4.1.3.1.1.1 Kegiatan pengenalan tentang macam-macam sayuran dan buah-buahan yang diketahui oleh anak 4.1.3.1.1.2 Peneliti dan rekan kerja melakukan penyusunan langkah-langkah kegiatan membentuk kreasi makanan 4.1.3.1.1.3 Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus I. 4.1.3.1.1.4 Tema yang dilaksanakan yaitu tema tanah airku 4.1.3.1.1.5 Langkah selanjutnya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
pada
proses
belajar
mengajar
melalui
kegiataan
membentuk kreasi makanan 4.1.3.1.1.6 Guru menyiapkan media yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran 4.1.3.1.1.7 Peneliti dan kolaborator bertindak sebagai pengamat kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran diobservasi dengan melibatkan rekan kerja sebagai pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 4.1.3.1.2
Pelaksanaan Tindakan Tahap selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan tindakan yang mengacu pada Rencana Kegiaatan Harian (RKH). Kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.3.1.2.1 Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berbaris kemudian masuk ke dalam kelas
79
4.1.3.1.2.2 Kemudian dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin oleh salah satu siswa. 4.1.3.1.2.3 Setelah memberikan salam guru menanyakan kabar kepada siswa dengan bernyanyi “selamat pagi”, kemudian menghafalkan Pancasila, Rukun Islam, Rukun Iman, nama bulan dan hari, kemudian menghafalkan do’a-do’a harian. 4.1.3.1.2.4 Kemudian guru mengajak anak- anak tanya jawab tentang negara indonesia, siswa bernama alaika bertanya tentang warna bendera negara, dan teman-teman 1 kelas menjawabnya dengan kompak. 4.1.3.1.2.5 Kemudian guru menunjukkan sebuah benda yang bulat, besar, warnanya hijau, kemudian evan menjawab itu buah semangka bu, dan mama suka membelikan untukku, begitu kata evan. Kemudian guru bertanya selain buah semangka buah apalagi yang diketahui oleh anakanak, tiba-tiba rafi menjawab pisang, mangga, jeruk dan lain-lain. Alaika juga menjawab apel, nanas. Tetapi aril tiba-tiba menjawab wortel. Kemudian guru menjelaskan bahwa wortel itu contoh dari sayuran dan bukan buah. 4.1.3.1.2.6 Kemudian guru membuka menjelaskan tentang area yang akan dibuka pada hari itu yaitu area masak, area matematika, area balok. 4.1.3.1.2.7 Ketika anak-anak sudah memahami kemudian guru memberi kesempatan anak-anak untuk memilih area dengan kalung yang sudah ada pada area tersebut.
80
4.1.3.1.2.8 Ketika anak-anak mengkreasikan buah semangka untuk dikreasikan menjadi bendera negara, ada seorang anak yang sama sekali tidak mau untuk melakukan kegiatan tersebut karena anak tersebut tidak menyukai buah semangka. 4.1.3.1.2.9 Pada kegiatan akhir guru memperlihatkan beberapa benda dan anakanak harus dapat menebaknya. Guru menunjukkan buah semangka, pisang, jeruk, apel, strawberry, nanas. Tetapi pada saat guru memperlihatkan buah jeruk ada anak yang menjawab tomat. Kemudian guru menjelaskan kepada anak tersebut. Setelah itu guru meminta kepada aril dan viona untuk menyebutkan buah yang berwana coklat tetapi aril dan viona tidak bisa menyabutkan contoh dari buah tersebut. Kemudian guru bertanya kepada anak-anak tentang buah kesukaan anak. rata anak menjawab jeruk dan anggur. Tetapi ketika lutfi ditanya warna dari buah jeruk lutfi menjawab “kuning” dan anggur warnanya juga “kuning”. Hasil pengamatan terhadap peningkatan perilaku moral anak dalam proses belajar mengajar dinyatakan dengan persentase. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
81
TABEL HASIL PENGAMATAN PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG GIZI SEIMBANG PADA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI MAKANAN SIKLUS I KELOMPOK B TK DARUL ULUM NGEMBALREJO BAE KUDUS Hasil Pengamatan 1
2
3
4
Jumlah yang tuntas
a. anak dapat 5 Mengenal menunjukkan warna sayuran contoh sayuran yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang busuk c. anak lebih menyukai 3 sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan d. anak dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan e. anak menjawab pertanyaan tentang 4 manfaat dari mengkonsumsi sayuran
5
3
5
10
58%
5
4
5
8
47%
3
5
5
7
41%
Indikator
Penilaian
%
82
Mengenal buah-buahan yang menyehatkan bagi tubuh
a. anak dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan buahbuahan yang segar dan yang tidak segar c. anak mengenal buah-buahan untuk kesehatan d. anak dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan e. anak dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buah-buahan f. anak dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buahbuahan untuk tubuh
6
5
3
5
11
64%
6
4
5
4
10
58%
8
5
3
1
13
76%
4
4
4
5
8
47%
7
5
5
4
12
70%
6
6
3
3
12
70%
2
3
5
7
5
30%
83
5
3
4
5
8
47%
a. anak dapat 6 Mampu menyebutkan contoh membedakan makanan empat makanan yang sehat lima sempurna sehat dan b. anak dapat tidak sehat menunjukkan makanan yang tidak sehat c. anak dapat menjawab 3 pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat d. anak dapat menyebutkan contoh 6 zat gizi e. anak membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang
6
2
3
12
70%
4
4
6
7
41%
4
4
3
10
58%
2
4
4
7
6
35%
84
Berkreasi makanan
7
6
3
3
13
76%
a. anak mampu 3 mengkreasikan bentuk makan melalui kegiatan kreasi makanan b. anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat untuk tubuh c. dapat meningkatkan 3 minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan
3
5
6
6
35%
4
5
5
7
41%
5
4
5
3
9
52%
Keterangan: 1. 2. 3. 4.
kriteria tuntas sempurna kriteria tuntas kriteria cukup tuntas kriteria belum tuntas
85
Berdasarkan data di atas, ada 19 indikator yang diamati dengan rata-rata hasil sebagai berikut: indikator dapat menunjukkan sayuran yang dikonsumsi 58%, mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang busuk 47%, lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan 41%, dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan 64%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 58%, dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi 76%, mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 47%, mengenal buah-buahan untuk kesehatan 70%, dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan 70%, dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buah-buahan 30%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buah-buahan untuk tubuh 70%, dapat menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna 41%, dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat 58%, dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat 47%, dapat menyebutkan contoh zat gizi 35%, membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang 76%, mampu mengkreasikan makanan 35%, melalui kegiatan kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat untuk tubuh 41%, dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan 52%.
86
Bila ditinjau dari sebelum tindakan dan setelah adanya tindakan untuk siklus I terdapat peningkatan untuk anak. Pada indikator anak mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang busuk, anak dapat menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna, anak dapat menunjukkan makanan tidak sehat, mampu mengkreasikan bentuk makanan dan menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan untuk tubuh belum mengalami perkembangan. Indikator anak dapat menunjukkan contoh sayuran yang dikonsumsi mengalami peningkatan dalam ketuntasan sebanyak 6%, anak lebih menyukai sayuran yang berwana hijau sebagai makanan juga mengalami peningkatan sebesar 6%, sedangkan untuk indikator
anak
mampu
menjawab
pertanyaan
tentang
manfaat
mengkonsumsi sayuran mengalami peningkatan sebesar 17%. Sedangkan untuk indikator anak dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi mengalami angka keberhasilan sebesar 75%. Pada proses pembelajaran siklus I, ketika tahap pendahuluan pembelajaran melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak sudah menunjukkan ketertarikannya. Apalagi ketika anak-anak mencoba sendiri berkreasi dengan mengunakan makanan, buah-buahan dan bekal yang dibawa sendiri dari rumah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa termotivasi untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang dengan mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan yang akan dilaksanakan selama pembelajaran.
87
4.1.3.1.3
Observasi Selama pelaksanaan tindakan kelas, peneliti dan rekan kerja (guru)
mengamati jalannya proses kegitan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi peningkatan pemahaman gizi seimbang pada anak dengan menggunakan kegiatan membentuk kreasi makanan. Pada tahapan observasi siklus I yang dilaksanakan pada saat kegiatan proses belajar mengajar sedang berlangsung dapat diketahui bahwa anak-anak sangat senang dan tertarik ketika guru memberikan contoh kreasi makanan yang sudah jadi, apalagi diselingi dengan cerita dari guru. Contoh dari sayuran dan buah yang ditunjukkan oleh guru menambah suasana semakin menyenangkan. Anak-anak juga memberikan tanggapan atas pertanyaan dari guru walaupun terkadang ada 1 atau 2 anak yang salah dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru seperti bingung antara contoh sayuran dan buah yaitu wortel disebutkan oleh anak sebagai contoh buah, dan lain-lain. Pertemuan pertama siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan ini. Guru juga memberikan contoh dengan tentang macam-macam buah dan sayur, sehingga anak-anak mudah memahami karena ada contoh benda nyata dihadapan anak. Siswa sangat menikmati kegiatan ini karena mereka sangat tertarik dengan contoh buah dan sayur yang dibawa oleh guru, ada salah satu anak yang maju ke depan untuk melihat contoh sayuran yang diperlihatkan oleh guru dengan bertanya sayur apa ini bu guru? “Bu guru menjawab” itu namanya
88
sayur buncis, coba naufal perhatikan dulu ya? Ibu guru akan menyebutkan satu persatu nama-nama sayur yang ibu bawa hari ini. Setelah selesai menyebutkan satu persatu buah yang dibawa, guru memberi pertanyaan kepada anak satu persatu, ada yang sudah bisa tetapi ada juga yang belum. Selain itu guru juga memberikan kesempatan kepada anak untuk menyebutkan sayuran kesukaannya dirumah. Alaika tiba-tiba tunjuk jari “Bu guru kalau di rumah aku sukanya makan sayur bening dengan tempe goreng”. Wah mas alaika hebat sekali suka makan sayur, nanti tubuhnya jadi kuat dan tambah pintar “ jawab ibu guru.” Pada pertemuan kedua, sebelum kegiatan bercerita dimulai guru mengajak anak berdoa dan tanya jawab mengenai lambang negara dan dasar negara indonesia. Guru menjelaskan tentang negara indonesia yang sangat subur dan kaya raya, banyak sayuran dan buah-buahan yang kaya akan gizi dan bermanfaat untuk tubuh dapat tumbuh dengan subur sehingga dapat dikonsumsi. Dalam kegiatan ini banyak anak-anak yang bertanya tentang macam-macam buah, Litto bertanya buah itu apa aja ya ibu guru? Kemudian ibu guru menjawab “buah-buahan itu banyak macamnya , jenis, bentuk dan warna, ada buah yang kecil, besar. Buah yang kecil seperti duku, kelengkeng, anggur. Buah yang besar seperti semangka, pepaya, melon. Ada juga buah yang kulitnya kasar seperti rambutan, durian. Setelah kegiatan tanya jawab selesai, guru memulai kegiatan membentuk kreasi makanan, membuat kreasi salah satu lambang sila pancasila yaitu pohon beringin. Kemudian viona bertanya “bu guru
89
aku maunya pohon mangga karena ada di depan rumah ku, kemudian ibu guru menjawab “nanti setelah selesai pohon mangga ganti pohon beringin ya viona cantik?viona senang sekali. Setelah selesai berkreasi dan waktu makan, anak-anak bersama mengkonsumsi makanan yang sudah dikreasikan tadi. Pada kegiatan akhir guru bercerita tentang akibat jajan sembarangan kemudian anak menceritakan kembali cerita dari ibu guru. Dalam pertemuan ketiga dalam siklus I ini, sebelum kegiatan dimulai guru memberikan contoh bentuk sayuran yang nyata yaitu kubis, sawi, wortel, bayam, kangkung. Anak-anak dengan antusias melihat dan mengamati sayuran yang diperlihatkan oleh ibu guru. Kemudian ibu guru menjelaskan tentang manfaat dari mengkonsmsi sayuran untuk kesehatan anak. kemudian nanda tiba-tiba berkata : “ kata mama ku makan sayuran supaya tubuh besar dan kuat, aku suka bu guru makan sayur sop”. Wah pintar sekali nanda, sayuran itu penting untuk tubuh supaya anak-anak menjadi sehat dan pintar serta menjadi anak yang hebat dan tidak sering sakit maka harus sering makan sayuran dan buah. Setelah selesai kemudian anak-anak berkreasi membentuk makanan dengan bentuk orang. Dalam pertemuan keempat, sebelum kegiatan dimulai guru menjelaskan tentang ibu kota negara indonesia yaitu dijakarta, bu guru menjelaskan bahwa jakarta itu kota yang besar dan ramai serta banyak kendaraan, di jakarta tidak ada yang menanam sayuran dan buah-buahan. Kebanyakan yang menghasilkan sayuran dan buah-buahan dari desa. Tatapi penduduk di jakarta juga suka mengkonsumsi sayuran dan buah-
90
buahan, karena itu anak-anaknya menjadi pintar dan sehat. Kemudian ibu guru menunjukkan buah pepaya kepada anak-anak. alaika tiba-tiba bertanya : “ itu buah apa bu guru?”, wah alaika penasaran ya ini namanya pepaya, buah ini sangat baik untuk kesehatan dan mengandung vitamin A, sangat baik untuk kesehatan mata. Selain itu ada juga Vitamin B, C, D, E, K., yang kesemuanya didapatkan dari mengkonsumsi buah-buahan. Setelah anak-anak puas kemudian anak-anak menuju ke area dan pada area seni anak-anak berkreasi membuat bintang dari pepaya. Anak-anak senang sekali. Dalam catatan yang kelima, sebelum melakukan kegiatan membentuk kreasi makanan guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu indonesia raya, kemudian setelah itu guru menjelaskan tentang bermacam zat yang terkandung dalam buah-buahan, seperti contoh jeruk mengandung vitamin C, kemudian anak-anak menyebutkan buah-buahan kesukaannya. Tetapi ada salah satu anak yang sama sekali tidak mau menjawab ketika guru menanyakan tentang buah kesukaannya, anak tersebut hanya diam saja. Kemudian setelah guru membujuk dan menunjukkan salah satu contoh buah kepada anak tersebut buah apel dan strawberry, anak tersebut menjawab “ aku suka buah ungu.” Guru bertanya lagi “buah ungu yang kecil atau besar bentuknya?” anak tersebut menjawab “kecil dan banyak”, ternyata anak tersebut hanya menyukai buah anggur. Setelah selesai tanya jawab, kemudian anak-anak memilih
91
area, pada area memasak anak-anak akan membuat sate dari buah-buahan, sesuai kreasi dari anak-anak. Dalam pertemuan terakhir di siklus ke enam ini, guru mereview kembali semua kegiatan selama 2 minggu kemarin. Guru bertanya tentang macam-macam contoh dari sayuran dan sebagian anak sudah bisa menyebutkan tentang contoh dari sayuran yang diketahui oleh anak, tetapi anak-anak masing bingung ketika menyebutkan wortel sebagai contoh dari sayuran atau buah, anak-anak pasti akan menyebut bahwa wortel dan adalah contoh dari buah, anak-anak juga masih bingung dalam hal menyebutkan berbagai warna-warna dari buah-buahan. Tetapi anak-anak sudah mulai mau untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan dan mulai memahami tentang berbagai manfaat yang besar yang diperoleh ketika anak-anak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Dalam siklus I, anak-anak menjadi tertarik untuk belajar tentang berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak manfaat untuk tubuh dan kesehatan. Anak-anak sangat antusias dengan kegiatan membentuk kreasi makanan. Bekal anak-anak yang dibawa kesekolah menjadi sedikit mengalami perubahan, anak-anak mulai membawa bekal nasi dengan sayuran meskipun hanya sedikit. Namun masih ada beberapa anak yang masih belum mau mengkonsumsi sayuran dan buah dan lebih menyukai jajanan yang mengandung pengawet dan ketika ditanya tentang manfaat dari sayuran dan buah, anak-anak masih ada yang belum mengerti, apalagi kandungan gizi yang terkandung
92
didalam sayuran dan buah-buahan sehingga masih perlu dimotivasi lagi untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang melalui kegiatan membentuk kreasi makanan.
4.1.3.1.4
Refleksi Deskripsi data hasil implementasi tentang peningkatan pemahaman
tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk krasi makanan pada siklus I. Semua anak tertib dan antusias memperhatikan guru saat pengenalan tentang sayuran dan buah-buahan pada siklus I. Saat kegiatan tanya jawab, guru memberikan pertanyaan sederhana pada anak tentang berbagai contoh dari sayuran dan buah-buahan yang diketahui oleh anak-anak, manfaat yang didapatkan dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, bagaimana warna dari sayuran dan buah-buahan yang diperlihatkan oleh guru, kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buahbuahan yang diketahui oleh anak-anak, kemudian anak-anak berkreasi makanan. Anak-anak sangat senang dan mulai sedikit memahami tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh anak yaitu dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan serta menghindari makanan yang berbahaya untuk kesehatan anak-anak. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah baik karena siswa antusias untuk mendengarkan berbagai penjelasan dan berbagai contoh-contoh dari sayuran, buah-buahan serta makanan yang sehat dan mengandung gizi yang seimbang. Namun demikian, kegiatan
93
membentuk kreasi makanan pada siklus I perlu di ulang karena peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang belum tercapai, masih ada anak yang belum bisa menyebutkan contoh-contoh dari sayuran dan buah dan warnanya, manfaat dari sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan anak, kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buah-buahan. Ada beberapa anak yang masih asyik bermain sendiri, mereka belum bisa antusias untuk mendengarkan penjelasan dari guru dan belum mampu mendengarkan nasihat dari guru. Pada penelitian siklus I tingkat pencapaian peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang melalui kegiatan membentuk kreasi makanan masih kurang yaitu hanya 52%, namun pencapaian peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan bercerita ini minimal 75%. Maka peneliti dan rekan kerja melakukan perencanaan ulang pembelajaran di siklus II. Grafik pada siklus 1 sebagai berikut : Tabel 4.4 Persentase (%) nilai yang diperoleh anak pada siklus 1 NO
1.
Aspek Penilaian
Anak mampu mengkreasikan
Jumlah
Prosentase
Anak
(%)
Baik Sekali
6
35%
Baik
5
30%
Kurang
6
35%
Baik Sekali
5
30%
Baik
4
24%
Kurang
8
46%
Nilai
bentuk makanan
2.
Mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan
94
Meningkatkan pengetahuan tentang
Baik Sekali
9
52%
Baik
5
30%
Kurang
3
18%
gizi seimbang pada anak melalui 3.
kegiatan kreasi makanan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus 1 ini ada 3 aspek penilaian yang dinilai yaitu : anak mampu mengkreasikan bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 35%, baik 30%, kurang 35%, mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan dengan kriteria baik sekali 30%, baik 24%, kurang 46%, meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 52%, baik 30%, kurang 18%. Hasil yang diperoleh masih rendah, kemampuan kegiatan pembelajaran belum memenuhi target karena anak belum meningkat pengetahuan tentang gizi seimbang dan anak belum mampu berkreasi dengan makanan.
60 50 40
Baik Sekali
30
Baik kurang
20 10 0 kreasi makanan
manfaat
pengetahuan gizi
95
Grafik 4.2 Persentase ketercapaian pada siklus 1 4.1.3.1.5
Kinerja Guru Data
performance/kinerja
guru
dalam
pembelajaran
kegiatan
membentuk kreasi makanan pada siklus I, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.5Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1
No
Performa Guru
Hasil siklus 1
1.
Pengelolaan Ruang Kelas
3,5 %
2.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
3,2%
3.
Mengelola Interaksi kelas
3,3%
4.
Sikap Terbuka dan Keluwesan
3,2%
5.
Mendemonstrasikan Kegiatan Pembelajaran
3,5%
6.
Melaksanakan Evaluasi
3,5%
7.
Kinerja
3,5%
Dari pelaksanaan pembelajaran di nilai dari mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran adalah 3,5%, melaksanakan kegiatan pembelajaran 3,2%, mengelola interaksi kelas 3,3%, bersikap terbuka dan luwes 3,2%, mendemonstrasikan pembelajaran 3,5%, melaksanakan evaluasi 3.5%, kinerja Guru 3,5%. Dari hasil penilaian tersebut dibagi 7 aspek penilaian hasilnya adalah 3,39%. Pada siklus I dapat dilihat grafik berikut ini :
96
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Grafik 4.3 Performa guru dalam siklus 1
4.1.3.1.6
Observasi Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada siklus I dapat diketahui aktivitas siswa pada saat kegiatan membentuk kreasi makanan siswa kelihatan sangat senang sehingga suasana ruang kelas sangat gembira. Saat peneliti menjelaskan tentang contoh sayuran, buah-buahan, manfaat dari sayur dan buah serta kegiatan dalam membentuk kreasi makanan, semua siswa dengan baik menghadap ke depan dan memperhatikan.
Siswa
mengikuti
kegiatan ini
dengan baik dan
memberikan tanggapan serta pertanyaan.Kegiatan berlangsung dengan baik. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini belum pernah diterapkan
97
sebelumnya sehingga mampu menarik perhatian dan minat siswa untuk mengikuti kegiatanbelajar mengajar. Dari hasil pengamatan kegiatan membentuk kreasi makanan pada kelompok B TK Darul Ulum ternyata belum sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini ditunjukkan bahwa anak-anak banyak yang kurang memahami tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh anak, anak-anak juga masih belum memahami tentang manfaat dari sayuran dan buahbuahan untuk tubuh.
4.1.3.1.7
Refleksi Siklus I Dari kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 perlu diulang karena
belum sesuai dengan yang diharapkan. Kekurangan kekurangan yang ditemukan pada siklus I antara lain: 4.1.3.1.7.1 Sebagian besar siswa belum mengetahui tentang manfaat dari sayuran dan buah-buahan untuk tubuh. 4.1.3.1.7.2 Anak-anak kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran 4.1.3.1.7.3 Anak-anak masih belum meningkat pemahamannya tentang gizi yang seimbang 4.1.3.1.7.4 Kegiatan membentuk kreasi makanan belum dapat meningkatkan pemahaman anak tentang gizi yang seimbang
98
4.1.3.1.7.5 Bekal anak-anak masih tetap sama yaitu makanan-makanan yang kurang memenuhi gizi yang seimbang 4.1.3.1.7.6 Hasil pembelajaran siswa belum mencapai target. Untuk
memperbaiki
kelemahan-kelemahan
atau
kekurangan-
kekurangan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapaipada siklus 1, maka pada pelaksanaan siklus 2 direncanakan : 4.1.3.1.7.1 Peneliti harus mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran. 4.1.3.1.7.2 Peneliti lebih memotivasi siswa lebihkonsentrasi dalam melakukan kegiatan. 4.1.3.1.7.3 Peneliti lebih memvariasikan kegiatan kreasi membentuk makanan yang lebih mengguggah selera dan kreatifitas anak 4.1.3.1.7.4 Contoh-contoh sayuran dan buah-buahan yang ditunjukkan lebih variatif lagi 4.1.3.1.7.5 Mengajak anak-anak makan bersama bekal bergizi yang dibawa dari rumah 4.1.3.1.7.6 Alat evaluasi dibuat lebih operasional sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa.
4.1.4
Hasil Penelitian Siklus 2
4.1.4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Siklus 2 yang dilaksanakan pada hari senin 22 april 2013 pada tema Tanah airku dengan membahas tentang manfaat dan kandungan gizi dari
99
sayuran dan buah-buahan yang tumbuh dinegara indonesia. Langkahlangkah kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan membentuk kreasi makanan untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang pada anak sebagai sumber belajar pada siklus 2, yaitu: 4.1.4.1.1
Perencanaan Langkah-langkah
kegitan
belajar
mengajar
dengan
kegiatan
membentuk kreasi makanan pada tahap siklus 2 adalah sebagai berikut: 4.1.4.1.1.1 Penjelasan
tentang
beberapa
manfaat
yang
diperoleh
dari
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan 4.1.4.1.1.2 Penjelasan tentang kandungan gizi yang ada dalam sayuran dan buahbuahan 4.1.4.1.1.3 Peneliti dan rekan kerja melakukan penyusunan langkah-langkah kegiatan membentuk kreasi makanan 4.1.4.1.1.4 Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus 2. 4.1.4.1.1.5 Tema yang dilaksanakan yaitu tema tanah airku 4.1.4.1.1.6 Langkah selanjutnya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
pada
proses
belajar
mengajar
melalui
kegiataan
membentuk kreasi makanan 4.1.4.1.1.7 Guru menyiapkan media yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran 4.1.4.1.1.8 Peneliti dan kolaborator bertindak sebagai pengamat kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran diobservasi dengan melibatkan rekan kerja
100
sebagai pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 4.1.4.1.2
Pelaksanaan Tindakan Tahap selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan tindakan yang mengacu pada Rencana Kegiaatan Harian (RKH). Kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.4.1.2.1 Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berbaris kemudian masuk ke dalam kelas 4.1.4.1.2.2 Kemudian dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin oleh salah satu siswa. 4.1.4.1.2.3 Setelah memberikan salam guru menanyakan kabar kepada siswa dengan bernyanyi “selamat pagi”, kemudian menghafalkan Pancasila, Rukun Islam, Rukun Iman, nama bulan dan hari, kemudian menghafalkan do’a-do’a harian. 4.1.4.1.2.4 Kemudian guru mengajak anak- anak tanya jawab tentang lagu wajib yang ada di Indonesia 4.1.4.1.2.5 Kemudian guru menunjukkan beberapa contoh buah-buahan dan sayuran kemudian guru bertanya tentang manfaat dari sayuran dan buah-buahan kepada anak. Rida menjawab bahwa manfaat dari buah dan sayur adalah supaya bisa belajar dan bisa gemuk. Ibu guru memberikan motivasi kepada rida supaya senang mengkonsumsi sayuran supaya tubuh sehat dan pintar serta dapat gemuk.
101
4.1.4.1.2.6 Kemudian guru membuka menjelaskan tentang area yang akan dibuka pada hari itu yaitu area seni, area bahasa, area IPA 4.1.4.1.2.7 Ketika anak-anak sudah memahami kemudian guru memberi kesempatan anak-anak untuk memilih area dengan kalung yang sudah ada pada area tersebut. Hasil pengamatan terhadap peningkatan gizi seimbang anak dalam proses belajar mengajar dinyatakan dengan persentase. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL HASIL PENGAMATAN PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG GIZI SEIMBANG PADA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI MAKANAN SIKLUS 2 KELOMPOK B TK DARUL ULUM NGEMBALREJO BAE KUDUS
Indikator
Mengenal warna sayuran
Hasil Pengamatan 1
2
3
4
Jumlah yang tuntas
a. anak dapat 6 menunjukkan contoh sayuran yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang 5 busuk c. anak lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau
7
3
1
13
76%
5
4
3
10
58%
Penilaian
%
102
sebagai makanan d. anak dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara 6 mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan e. anak menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 7
Mengenal buah-buahan yang menyehatkan bagi tubuh
5
4
2
11
64%
5
3
2
12
70%
7
6
3
1
13
76%
a. anak dapat 8 menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi b. anak mampu
5
3
1
13
76%
103
c.
d.
e.
f.
membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar anak mengenal 5 buah-buahan untuk kesehatan anak dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan anak dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam 7 buah-buahan anak dapat menjawab 6 pertanyaan tentang manfaat dari buahbuahan untuk tubuh
6
3
3
11
64%
5
4
1
12
70%
6
4
2
12
70%
6
4
3
4
10
64%
7
5
3
2
12
70%
104
Mampu membedakan makanan yang sehat dan tidak sehat
Berkreasi makanan
a. anak dapat 7 menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna b. anak dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat c. anak dapat 6 menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat d. anak dapat 7 menyebutkan contoh zat gizi e. anak membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang
6
3
1
13
76%
6
4
1
12
70%
6
2
2
13
76%
5
6
3
3
11
64%
7
6
3
1
13
76%
a. anak mampu 5 mengkreasikan bentuk makan melalui kegiatan kreasi
5
5
2
10
58%
105
makanan b. anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang 4 bermanfaat untuk tubuh c. dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan
7
7
5
3
11
64%
5
4
1
12
70%
Keterangan: 1 : kriteria tuntas sempurna 2 : kriteria tuntas 3 : kriteria cukup tuntas 4 : kriteria belum tuntas Berdasarkan data di atas, ada 19 indikator yang diamati dengan rata-rata hasil sebagai berikut: indikator dapat menunjukkan sayuran yang dikonsumsi 76%, mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran
106
yang busuk 58%, lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan 64%, dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan 70%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 76%, dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi 76%, mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 64%, mengenal buah-buahan untuk kesehatan 70%, dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan 70%, dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buah-buahan 64%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buah-buahan untuk tubuh 70%, dapat menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna 76%, dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat 70%, dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat 76%, dapat menyebutkan contoh zat gizi 64%, membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang 76%, mampu mengkreasikan makanan 58%, melalui kegiatan kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat untuk tubuh 64%, dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan 64%. Bila ditinjau dari siklus 1 ke siklus 2 terdapat peningkatan untuk anak.
Indikator-indikator mengalami peningkatan yang cukup bagus.
anak dapat menunjukkan contoh sayuran yang dikonsumsi mengalami peningkatan dalam ketuntasan sebanyak 18%, anak mampu membedakan
107
sayuran yang segar dan yang busuk mengalami peningkatan 11 %, anak lebih menyukai sayuran yang berwana hijau sebagai makanan juga mengalami peningkatan sebesar 23%, sedangkan untuk indikator anak mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat mengkonsumsi sayuran mengalami peningkatan sebesar 6%. Pada proses pembelajaran siklus 2, ketika tahap pendahuluan pembelajaran melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak sudah menunjukkan ketertarikannya. Apalagi ketika anak-anak mencoba sendiri berkreasi dengan mengunakan makanan, buah-buahan dan bekal yang dibawa sendiri dari rumah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa termotivasi untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang dengan mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan yang akan dilaksanakan selama pembelajaran. 4.1.4.1.3
Observasi Selama pelaksanaan tindakan kelas, peneliti dan rekan kerja (guru)
mengamati jalannya proses kegitan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi peningkatan pemahaman gizi seimbang pada anak dengan menggunakan kegiatan membentuk kreasi makanan. Pada tahapan observasi siklus 2 yang dilaksanakan pada saat kegiatan proses belajar mengajar sedang berlangsung dapat diketahui bahwa anak-anak sangat senang dan tertarik ketika guru memberikan contoh kreasi makanan yang sudah jadi, apalagi diselingi dengan cerita dari guru. Contoh dari sayuran dan buah yang ditunjukkan oleh guru menambah suasana semakin
108
menyenangkan. Anak-anak juga memberikan tanggapan atas pertanyaan dari guru. Pertemuan pertama siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan ini. Guru menanyakan kepada anak tentang apa manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.“Manda dan rida menjawab makan sayur itu membuat tubuh kita jadi sehat dan kuat bu.” Kemudian nanda menjawab juga bahwa makan sayur dan buah itu dapat membuah tubuh menjadi gemuk seperti tubuhku bu guru.” Setelah semua selesai berpendapat ibu guru merangkum bahwa manfaat dari mengkonsumsi buah-buahan dan sayur itu selain membuat tubuh menjadi sehat dan kuat juga dapat mencegah dari penyakit. Pada pertemuan kedua, sebelum kegiatan bercerita dimulai guru menjelaskan tentang negara Indonesia yang sangat subur dan kaya raya, banyak sayuran dan buah-buahan yang kaya akan gizi dan bermanfaat untuk tubuh dapat tumbuh dengan subur sehingga dapat dikonsumsi. Kandungan
gizi
yang ada
dalam buah-buahan
misalnya: jeruk
mengandung vitamin C, apabila anak-anak rajin mengkonsumsi buah yang mengandung vitamin C terhindar dari penyakit sariawan. Contoh sayuran hijau mengandung zat besi, wortel mengandung vitamin A dan lain-lain. Dalam kegiatan ini banyak anak-anak yang bertanya tentang macammacam kandungan zat gizi yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran. Evan bertanya kalau tomat itu mengandung apa bu guru? Kemudian ibu
109
guru menjawab “tomat itu mengandung vitamin C mas evan”. Setelah kegiatan tanya jawab selesai, guru memulai kegiatan membentuk kreasi makanan, membuat kreasi dengan roti dan sayuran bentuk alat angkutan yang ada di Indonesia. Pada kegiatan akhir guru bercerita tentang “Dina Anak Yang Sombong.” Dalam pertemuan ketiga dalam siklus 2 ini, guru menjelaskan tentang suku-suku bangsa yang ada di Indonesia, yang ada dari sabang sampai merauke. Indonesia negara yang kaya raya dan subur serta mempunyai beraneka ragam suku yang tersebar dipulau-pulau diseluruh nusantara. Kemudian guru mengulang kembali tentang kandungan zat-zat gizi yang ada dalam sayuran dan buah-buahan. Anak-anak antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh ibu guru, meskipun ada anakanak yang belum mengetahui tentang kandungan gizi yang ada dalam buah dan sayuran tetapi anak-anak berusaha untuk menjawab semampu mereka. Setelah itu anak-anak berkreasi membuat jam dinding dari bekal makanan yang di bawa oleh anak. Dalam pertemuan keempat, sebelum kegiatan dimulai guru menjelaskan tentang pahlawan-pahlawan yang ada di Indonesia. Negara Indonesia itu dulunya dijajah oleh bangsa lain karena itu bangsa Indonesia rakyatnya bodoh tidak sekolah. Tidak ada makanan yang enak-enak pada zaman dahulu. Tiba-tiba rafi bertanya “permen ada tidak bu guru?” kemudian ibu guru menjelaskan zaman dahulu tidak ada permen makanya kakek-kakek zaman dulu giginya kuat dan sehat karena tidak suka makan
110
permen, anak-anak juga bisa mempunyai gigi yang sehat dan kuat apabila rajin sikat gigi, mengurangi makan permen dan lebih banyak makan buah dan sayur. Alaika mengacungkan jarinya “ aku tidak suka makan permen bu guru “. Wah putra-putri ibu guru memang hebat. Sebagai hadiahnya ibu guru membagikan anak-anak sepotong buah pepaya dan dimakan bersama. Setelah itu anak-anak berkreasi dengan bekal yang dibawa oleh anak. Dalam catatan yang kelima, sebelum melakukan kegiatan membentuk kreasi makanan guru mengajak anak-anak untuk mengetahui tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang menyehatkan bagi tubuh. Makanan yang menyehatkan akan sangat berguna bagi tubuh manusia karena dengan mengkonsumsi makanan yang sehat maka tubuhb akan terhindar dari penyakit, tubuh menjadi sehat dan kuat. Anak-anak akan menjadi pintar dan tidak mudah sakit. Kemudian guru mengulang kembali tentang kandungan zat gizi yang terdapat dalam sayuran dan buah-buahan. Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Setelah itu anak-anak menuju ke area yang sudah dipersiapkan oleh ibu guru. Pada akhir kegiatan anak-anak bercerita tentang makanan sehat kesukaan yang sering dikonsumsi oleh anak. Dalam pertemuan terakhir di siklus ke enam ini, guru mereview kembali semua kegiatan selama 2 minggu kemarin. Guru bertanya tentang macam-macam kandungan gizi yang diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. sebagian besar anak sudah bisa menyebutkan tentang manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan
111
buah-buahan. Tetapi untuk menyebutkan kandungan gizi dari sayuran dan buah-buahan anak-anak masih bingung. Anak-anak diajak untuk bercakapcakap tentang bekal yang dibawa dan bagaimana berbagi ketika teman ada yang tidak membawa bekal ke sekolah. Anak-anak diajak untuk mengupas kacang kemudian menaruhnya dalam stoples kecil untuk teman ketika menonton televisi. Pada saat istirahat anak-anak diajak untuk makan makanan yang bergizi. Anak-anak sangat senang sekali. Dalam siklus 2, anak-anak menjadi tertarik untuk belajar tentang berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak manfaat untuk tubuh dan kesehatan. Anak-anak sangat antusias dengan kegiatan membentuk kreasi makanan. Bekal anak-anak yang dibawa kesekolah menjadi sedikit mengalami perubahan, anak-anak mulai membawa bekal nasi dengan sayuran meskipun hanya sedikit. Namun masih ada beberapa anak yang masih belum mau mengkonsumsi sayuran dan buah dan lebih menyukai jajanan yang mengandung pengawet dan anak-ana sudah mengerti ketika ditanya tentang manfaat dari sayuran dan buah, tetapi ketika di tanya tentang kandungan gizi yang terkandung didalam sayuran dan buah-buahan masih ada anak yang belum mengerti dan memahaminya, sehingga masih perlu dimotivasi lagi untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang melalui kegiatan membentuk kreasi makanan.
4.1.4.1.4
Refleksi
112
Deskripsi data hasil implementasi tentang peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan pada siklus 2. Anak tertib dan antusias memperhatikan guru saat penjelasan tentang manfaat dan kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buah-buahan. Pada saat kegiatan tanya jawab, guru memberikan pertanyaan sederhana pada anak tentang
manfaat yang diperoleh dari
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, bagaimana kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buah-buahan yang diketahui oleh anak-anak, kemudian anak-anak berkreasi makanan. Anak-anak sangat senang dan mulai sedikit memahami tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh anak yaitu dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan serta menghindari makanan yang berbahaya untuk kesehatan anak. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 sudah baik karena siswa antusias untuk mendengarkan berbagai penjelasan dan berbagai manfaat dari sayuran, buah-buahan serta makanan yang sehat dan mengandung gizi yang seimbang. Namun demikian, kegiatan membentuk kreasi makanan pada siklus 2 perlu di ulang karena peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang belum tercapai, masih ada anak yang belum bisa menyebutkan kandungan gizi dari sayuran dan buah. Ada anak yang masih asyik bermain sendiri, anak belum bisa antusias mendengarkan penjelasan dari guru. Pada siklus 2 tingkat pencapaian peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang melalui kegiatan kreasi membentuk
113
kreasi makanan masih kurang yaitu 70%, namun pencapaian peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan bercerita ini minimal 75%. Maka peneliti melakukan perencanaan ulang pembelajaran disiklus 3.
Tabel 4.6 Persentase (%) nilai yang diperoleh anak pada siklus 2 NO
Aspek Penilaian
Nilai
Jumlah
Prosentase
Anak
(%)
Baik Sekali
10
58%
Baik
5
30%
Kurang
2
12%
Baik Sekali
11
64%
Baik
5
30%
Kurang
3
6%
Baik Sekali
12
70%
Baik
4
24%
Kurang
3
6%
. 1.
Anak mampu mengkreasikan bentuk makanan
2.
Mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan
3.
Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi makanan
114
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus 2 ini ada 3 aspek penilaian yang dinilai yaitu : anak mampu mengkreasikan bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 58%, baik 30%, kurang 12%, mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan dengan kriteria baik sekali 64%, baik 30%, kurang 6%, meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 70%, baik 24%, kurang 6%. Hasil yang diperoleh masih rendah, kemampuan kegiatan pembelajaran belum memenuhi target karena anak belum meningkat pengetahuan tentang gizi seimbang dan anak belum mampu berkreasi dengan makanan. Grafik untuk siklus 2 dapat diperoleh sebagai berikut :
70 60 50 Baik Sekali
40
Baik
30
kurang
20 10 0 kreasi makanan
manfaat
pengetahuan gizi
Grafik 4.4Persentase ketercapaian pada siklus
115
4.1.4.1.5
Kinerja Guru Data performance/kinerja guru dalam pembelajaran kerasi
membentuk makanan pada siklus 2, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.7Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2
No
Performa Guru
Hasil siklus 1
1.
Pengelolaan Ruang Kelas
3,5 %
2.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
3,5%
3.
Mengelola Interaksi kelas
3,5%
4.
Sikap Terbuka dan Keluwesan
3,6%
5.
Mendemonstrasikan Kegiatan Pembelajaran
3,7%
6.
Melaksanakan Evaluasi
3,5%
7.
Kinerja
3,7%
Dari pelaksanaan pembelajaran dinilai dari mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran adalah 3,5% melaksanakan kegiatan pembelajaran, 3,5% mengelola interaksi kelas 3,5% bersikap terbuka dan luwes 3,6% mendemonstrasikan pembelajaran 3,7% melaksanakan evaluasi 3.5%, kinerja 3,7%. Dari hasil penilaian tersebut dibagi 7 aspek penilaian hasilnya adalah 3,57%. Pada siklus 2 dapat dilihat grafik berikut ini :
116
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Grafik 4.5 Performa Guru dalam siklus 2
4.1.4.1.6
Observasi Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada siklus 2 dapat diketahui aktivitas siswa pada saat kegiatan membentuk kreasi makanan siswa kelihatan sangat senang sehingga suasana ruang kelas sangat gembira. Saat peneliti menjelaskan tentang manfaat sayuran, buah-buahan, kandungan gizi dari sayur dan buah, macam makanan yang sehat dan yang tidak sehat serta kegiatan dalam membentuk kreasi makanan, semua siswa dengan baik menghadap ke depan dan memperhatikan. Siswa mengikuti kegiatan
ini
dengan
baik
dan
memberikan
tanggapan
serta
pertanyaan.Kegiatan berlangsung dengan baik. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini belum pernah diterapkan sebelumnya sehingga mampu
117
menarik perhatian dan minat siswa untuk mengikuti kegiatanbelajar mengajar. Dari hasil pengamatan kegiatan membentuk kreasi makanan pada kelompok B TK Darul Ulum ternyata belum sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini ditunjukkan bahwa banyak anak yang kurang memahami tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh, anak-anak juga masih belum memahami tentang makanan yang menyehatkan dan makanan yang dapat mengganggu kesehatan. 4.1.4.1.7
Refleksi Siklus 2 Dari kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 perlu diulang karena
belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 75% dan untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman anak tentang gizi yang seimbang. Kekurangan yang ditemukan pada siklus 2 antara lain: 4.1.4.1.7.1
masih minimnya sarana dan prasarana
4.1.4.1.7.2
terbatasnya waktu dan padatnya kegiatan yang ada di TK Darul Ulum Untuk
memperbaiki
kelemahan-kelemahan
atau
kekurangan-
kekurangan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapaipada siklus 2, maka pada pelaksanaan siklus 3 direncanakan : 4.1.4.1.7.1 Peneliti memvariasikan kegiatan kreasi membentuk makanan yang lebih mengguggah selera dan kreatifitas anak
118
4.1.4.1.7.2 Mengadakan kerjasama dengan orang tua untuk membawa bekal makanan yang mengandung gizi yang seimbang 4.1.5
Hasil Penelitian Siklus 3
4.1.5.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 Siklus 3 yang dilaksanakan pada hari sabtu 11Mei 2013 pada tema Alam Semesta dengan apa saja yang ada di alam semesta, kegunaanya termasuk dari sayuran dan buah yang ada di alam semesta, bagaimana cara mengkonsumsi sayuran dengan baik, serta kegunaan dari benda-benda yang ada di alam semesta. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan membentuk kreasi makanan untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang pada anak sebagai sumber belajar pada siklus 3, yaitu: 4.1.5.1.1
Perencanaan Langkah-langkahbelajar mengajar dengan kegiatan membentuk kreasi makanan pada tahap siklus 2 adalah sebagai berikut:
4.1.5.1.1.1 Penjelasan
tentang
beberapa
manfaat
yang
diperoleh
dari
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan 4.1.5.1.1.2 Penjelasan tentang kandungan gizi yang ada dalam sayuran dan buahbuahan dan cara mengkonsumsi sayuran serta makanan yang sehat dan yang tidak sehat 4.1.5.1.1.3 Peneliti dan rekan kerja melakukan penyusunan langkah-langkah kegiatan membentuk kreasi makanan 4.1.5.1.1.4 Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus 3
119
4.1.5.1.1.5 Tema yang dilaksanakan yaitu tema alam semesta 4.1.5.1.1.6 Langkah selanjutnya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
pada
proses
belajar
mengajar
melalui
kegiataan
membentuk kreasi makanan. 4.1.5.1.1.7 Guru menyiapkan media yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran. 4.1.5.1.1.8 Peneliti dan kolaborator bertindak sebagai pengamat kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran diobservasi dengan melibatkan rekan kerja sebagai pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 4.1.5.1.2
Pelaksanaan Tindakan Tahap selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan tindakan yang mengacu pada Rencana Kegiaatan Harian (RKH). Kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.5.1.2.1 Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berbaris kemudian masuk ke dalam kelas. 4.1.5.1.2.2 Kemudian dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin oleh salah satu siswa. 4.1.5.1.2.3 Setelah memberikan salam guru menanyakan kabar kepada siswa dengan bernyanyi “selamat pagi”, kemudian menghafalkan Pancasila, Rukun Islam, Rukun Iman, nama bulan dan hari, kemudian menghafalkan do’a-do’a harian.
120
4.1.5.1.2.4 Kemudian guru mengajak anak- anak tanya jawab tentang apa saja yang ada di alam semesta ini 4.1.5.1.2.5 Kemudian guru menunjukkan beberapa contoh makanan yang menyehatkan dan yang tidak menyehatkan 4.1.5.1.2.6 Kemudian guru membuka menjelaskan tentang area yang akan dibuka pada hari itu yaitu area IPA, area masak, area seni 4.1.5.1.2.7 Ketika anak-anak sudah memahami kemudian guru memberi kesempatan anak-anak untuk memilih area dengan kalung yang sudah ada pada area tersebut. Hasil pengamatan terhadap peningkatan gizi seimbang anak dalam proses belajar mengajar dinyatakan dengan persentase. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL HASIL PENGAMATAN PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG GIZI SEIMBANG PADA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK KREASI MAKANAN SIKLUS 3 KELOMPOK B TK DARUL ULUM NGEMBALREJO BAE KUDUS
Indikator
Mengenal warna sayuran
Hasil Pengamatan 1
2
3
4
Jumlah yang tuntas
a. anak dapat 6 menunjukkan contoh sayuran yang dikonsumsi
7
4
0
13
Penilaian
%
76%
121
b. anak mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang 5 busuk c. anak lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan d. anak dapat menjawab pertanyaan tentang 7 bagaimana cara mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan e. anak menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 7
7
8
3
1
13
76%
6
4
0
13
76%
7
2
1
14
82%
6
4
0
13
76%
122
Mengenal buah-buahan yang menyehatkan bagi tubuh
a. anak dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi b. anak mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar c. anak mengenal buah-buahan untuk kesehatan d. anak dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan e. anak dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buah-buahan f. anak dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buahbuahan untuk tubuh
9
7
1
0
16
94%
7
6
3
1
13
76%
7
7
2
1
14
82%
6
7
2
2
13
76%
7
6
3
1
13
76%
123
Mampu membedakan makanan yang sehat dan tidak sehat
8
7
1
1
15
88%
a. anak dapat 7 menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna b. anak dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat c. anak dapat 7 menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat d. anak dapat 7 menyebutkan contoh zat gizi e. anak membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang
6
4
0
13
76%
7
2
1
14
82%
6
2
2
13
76%
6
7
3
1
13
76%
7
7
2
1
14
82%
124
Berkreasi makanan
a. anak mampu 7 mengkreasikan bentuk makan melalui kegiatan kreasi makanan b. anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat 7 untuk tubuh c. dapat meningkatkan minat anak untuk lebih mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan
7
2
1
14
82%
8
1
1
15
88%
7
7
2
1
14
82%
125
Keterangan: 1 : kriteria tuntas sempurna 2 : kriteria tuntas 3 : kriteria cukup tuntas 4 : kriteria belum tuntas Berdasarkan data di atas, ada 19 indikator yang diamati dengan rata-rata hasil sebagai berikut: indikator dapat menunjukkan sayuran yang dikonsumsi 76%, mampu membedakan sayuran yang segar dan sayuran yang busuk 76%, lebih menyukai sayuran yang berwarna hijau sebagai makanan 76%, dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengkonsumsi sayuran yang baik untuk kesehatan 82%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari mengkonsumsi sayuran 76%, dapat menyebutkan beberapa contoh buah-buahan yang dikonsumsi 94%, mampu membedakan buah-buahan yang segar dan yang tidak segar 76%, mengenal buah-buahan untuk kesehatan 82%, dapat menyebutkan cara mengkonsumsi buah-buahan 76%, dapat menunjukkan kandungan zat gizi dalam buah-buahan 76%, dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat dari buah-buahan untuk tubuh 88%, dapat menyebutkan contoh makanan empat sehat lima sempurna 76%, dapat menunjukkan makanan yang tidak sehat 82%, dapat menjawab pertanyaan tentang akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sehat 76%, dapat menyebutkan contoh zat gizi 76%, membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang 82%, mampu mengkreasikan makanan 82%, melalui kegiatan kreasi makanan anak mampu menjawab pertanyaan tentang makanan yang bermanfaat untuk tubuh 88%, dapat meningkatkan minat anak untuk lebih
126
mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang melalui kegiatan kreasi makanan 82%. Bila ditinjau dari siklus 2 ke siklus 3 terdapat peningkatan untuk anak.
Indikator-indikator mengalami peningkatan yang cukup bagus.
anak dapat menjawab pertanyaan tentang cara mengkonsumsi makanan mengalami peningkatan sebesar 12 %, anak dapat menyebutkan contoh buah-buahan yang dikonsumsi mengalami peningkatan sebesar 18%, sedangkan untuk indikator anak mampu mengkreasikan bentuk makanan mengalami peningkatan sebesar 24%, anak mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat mengkonsumsi sayuran mengalami peningkatan sebesar 24%,
untuk
indikator
dapat
meningkatkan
minat
anak
untuk
mengkonsumsi makanan dengan zat gizi seimbang melalui kegiatan membentuk kreasi makanan mengalami peningkatan sebesar 12%. Pada proses pembelajaran siklus 3, ketika tahap pendahuluan pembelajaran melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak sudah menunjukkan ketertarikannya. Apalagi ketika anak-anak mencoba sendiri berkreasi dengan mengunakan makanan, buah-buahan dan bekal yang dibawa sendiri dari rumah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa termotivasi untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang dengan mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan yang akan dilaksanakan selama pembelajaran.
127
4.1.5.1.3
Observasi Selama pelaksanaan tindakan kelas, peneliti dan rekan kerja (guru)
mengamati jalannya proses kegitan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi peningkatan pemahaman gizi seimbang pada anak dengan menggunakan kegiatan membentuk kreasi makanan. Pada tahapan observasi siklus 3 yang dilaksanakan pada saat kegiatan proses belajar mengajar sedang berlangsung dapat diketahui bahwa anak-anak sangat senang dan tertarik ketika guru memberikan contoh kreasi makanan yang sudah jadi, apalagi diselingi dengan cerita dari guru. Anak-anak juga memberikan tanggapan atas pertanyaan dari guru. Pertemuan pertama siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan ini. Guru menanyakan kepada anak tentang apa saja yang ada di alam semesta. Anak-anak secara bergantian menjawab pertanyaan dari ibu guru.Setelah itu guru menjelaskan tentang macam-macam sayuran dan buah-buahan yang ada di alam semesta ini. Tiba-tiba manda menjawab kangkung, bayam, sawi. Kemudian evan dan alaika menjawab juga buah mangga, pisang, melon, semangka, pokoknya banyak sekali bu guru. Kemudian ibu guru mengulang lagi pertanyaan tentang manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan. Anak-anak semua dapat menjawab pertanyaan dai ibu guru. Pada kegiatan akhir guru memperlihatkan satu-persatu sayuran dan buahbuahan kepada anak-anak, dari berbagai sayuran dan buah-buahan yang
128
diperlihatkan anak-anak dapat menjawab dan mengetahui nama dari sayuran dan buah-buahan tersebut. Pada pertemuan kedua, sebelum kegiatan dimulai ibu guru memberikan cerita tentang buah apel, anak-anak sangat antusias mendengarkannya. Banyak manfaat dan kandungan gizi yang ada di dalam buah-buahan yang kaya akan gizi. Kandungan gizi yang ada dalam buahbuahan misalnya: jeruk mengandung vitamin C, apabila anak-anak rajin mengkonsumsi buah yang mengandung vitamin C terhindar dari penyakit sariawan. Contoh sayuran hijau mengandung zat besi, wortel mengandung vitamin A dan lain-lain. Kemudian ibu guru membuka 3 area yaitu : area drama, area seni, area bahasa. Anak-anak memilih area yang sudah dibuka ibu guru dan berkreasi makanan membuat bentuk matahari. Pada kegiatan akhir anak-anak menyanyikan lagu”bintang kejora”. Dalam pertemuan ketiga dalam siklus 3 ini, guru menjelaskan tentang manfaat dan kandungan gizi dari sayuran yang ada di alam semesta, banyak sayuran dan buah-buahan yang tumbuh subur di alam semesta ciptaan Allah SWT. Semua yang diciptakan oleh Allah pasti punya manfaat dan kegunaan masing-masing salah satunya yaitu sayuran dan buah-buahan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan tubuh manusia. Kandungan gizi dalam sayuran ada bermacam-macam yaitu diantaranya sayuran yang berwarna hijau tua sangat baik karena banyak mengandung zat besi. Sayur yang dimasak dengan minyak (tumis) sangat dianjurkan karena mempermudah penyerapan vitamin A, D, E, K.
129
Kemudian anak-anak mengiris tahu kemudian dikreasikan dengan sayuran dan dibuat seperti sate. Pada kegiatan akhir anak-anak bercerita saat melihat bulan dan bintang. Dalam pertemuan keempat, sebelum kegiatan dimulai guru menjelaskan tentang makanan yang bergizi untuk tubuh manusia dan apa saja akibat dari mengkonsumsi makanan yang berbahaya bagi tubuh manusia. Tiba-tiba Naufal berkata “ kemarin aku beli sosis yang ada saosnya bu, kemudian perutku sakit sekali dan diare.” Kemudian ibu guru memberikan anak-anak kesempatan untuk menyebutkan makanan apa saja yang termasuk makanan yang menyehatkan dan makanan apa saja yang berbahaya bagi tubuh manusia. Anak-anak ternyata mampu menyebutkan contoh makanan apa saja yang menyehatkan untuk tubuh seperti buahbuahan, sayuran, susu, ikan dan lain-lain, sedangkan makanan yang berbahaya bagi tubuh seperti makanan ringan yang mengandung MSG seperti chiki, makanan yang bersaos, makanan yang tidak ditutupi dan dihinggapi lalat, permen dan lain-lain. Kemudian guru membuka 3 area pada hari itu yaitu area bahasa, area masak, area balok. Dalam catatan yang kelima, sebelum melakukan kegiatan membentuk kreasi makanan guru mengajak anak-anak untuk mengetahui tentang benda-benda yang diciptakan oleh Allah dan benda-benda buatan dari manusia. Sayuran dan buah-buahan yang kaya akan gizi dan bermanfaat bagi tubuh manusia adalah salah satu dari contoh ciptaan Allah. Sedangkan makanan-makanan yang bergizi maupun yang
130
berbahaya merupakan hasil olahan dari tangan-tangan manusia seperti contoh permen, tahu, tempe tetapi bahan-bahan pembuatnya berasal dari ciptaan Allah. pentingnya mengkonsumsi makanan yang menyehatkan bagi tubuh. Nanda dan Dinda bercerita bahwa dia sangat menyukai tahu dan tempe yang dibuat oleh ibu. Setelah selesai menerangkan kemudian anak-anak berkreasi makanan dengan bekal yang dibawa oleh anak. Saat kegiatan akhir anak-anak menyebutkan contoh makanan apa saja yang menyehatkan dan makanan apa saja yang berbahaya untuk tubuh manusia. Dalam pertemuan terakhir di siklus ke enam ini, guru mereview kembali semua kegiatan selama 2 minggu kemarin. Guru bertanya tentang macam-macam kandungan gizi yang diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. sebagian besar anak sudah bisa menyebutkan tentang manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Anak-anak juga sudah bisa menyebutkan tentang bagaimana mengkonsumsi sayuran yang baik untuk tubuh., menyebutkan apa saja ma Dalam siklus 3, anak-anak menjadi tertarik untuk belajar tentang berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak manfaat untuk tubuh dan kesehatan. Anak-anak mulai memahami tentang pentingnya makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk tubuh. Menyebutkan tentang berbagai cara mengkonsumsi sayuran dan buah juga sudah mengerti, makanan yang mengandung gizi yang seimbang juga sudah mengerti. Bekal yang dibawa anak-anak sudah mulai berubah, bahkan ada anak yang bercerita tentang akibat jajan yang sembarangan
131
kepada orang tua dan anak tersebut tidak mau lagi dibawakan bekal makanan ringan tetapi maunya dibawakan bekal nasi yang ada sayuran tetapi harus dihias sendiri dari rumah karena anak tersebut ingin memamerkan pada teman-temannya. 4.1.5.1.4
Refleksi Deskripsi data hasil implementasi tentang peningkatan pemahaman
tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan pada siklus 3. Semua anak tertib dan semuanya antusias memperhatikan guru saat penjelasan tentang manfaat dan kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buah-buahan. Pada saat kegiatan tanya jawab, guru memberikan pertanyaan sederhana pada anak tentang manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, bagaimana kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buah-buahan yang diketahui oleh anak-anak, bagaimanan contoh dari makanan yang menyehatkan dan makanan yang berbahaya bagi tubuh anak. setelah anak-anak memahami kemudian anak-anak berkreasi makanan. Anak-anak sangat senang dan mulai memahami tentang pentingnya gizi seimbang untuk tubuh anak yaitu dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan serta menghindari makanan yang berbahaya untuk kesehatan anak-anak. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 3 sudah baik karena siswa antusias untuk mendengarkan berbagai penjelasan dan berbagai manfaat dari sayuran, buah-buahan serta makanan yang sehat dan mengandung gizi yang seimbang. Pada penelitian siklus 3 tingkat
132
pencapaian peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang melalui kegiatan kreasi membentuk makanan sudah mengalami peningkatan yaitu sebesar 82 %. Artinya anak-anak mulai memahami tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, sehingga melalui kegiatan kreasi membentuk makanan dapat meningkatkan pemahaman anak tentang gizi yang seimbang.
Tabel 4.8 Persentase (%) nilai yang diperoleh anak pada siklus 3 NO
Aspek Penilaian
Nilai
Jumlah
Prosentase
Anak
(%)
Baik Sekali
14
82%
Baik
2
12%
Kurang
1
6%
Baik Sekali
15
88%
Baik
1
6%
Kurang
1
6%
Baik Sekali
14
82%
Baik
2
12%
Kurang
1
6%
. 1.
Anak mampu mengkreasikan bentuk makanan
2.
Mampu menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan
3.
Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi makanan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus 3 ini ada tiga aspek penilaian yang dinilai yaitu : anak mampu mengkreasikan bentuk makanan dengan kriteria baik sekali 82%, baik 12%, kurang 6%. Anak mampu
133
menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan dengan kriteria baik sekali 88%, baik 6%, kurang 6%. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan kreasi makanan dengan kriteria baik sekali 82%, baik 12%, dan kurang 6%. Hasil yang diperoleh dalam siklus 3 ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari hasil siklus 3 menunjukkan bahwa melalui kegiatan kreasi makanan dapat meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak.
90 80
70 60
Baik Sekali
50
Baik
40
kurang
30 20 10 0 kreasi makanan
manfaat
pengetahuan gizi
Grafik 4.6 Persentase Ketercapaian pada Siklus 3 4.1.5.1.5
Kinerja Guru Data
performa/kinerja
guru
dalam
pembelajaran
kerasi
membentuk makanan pada siklus 2, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.
134
Tabel 4.9 Hasil Observasi Performance Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran siklus 3 No
Performa Guru
Hasil siklus 1
1.
Pengelolaan Ruang Kelas
4%
2.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
3,8%
3.
Mengelola Interaksi kelas
3,8%
4.
Sikap Terbuka dan Keluwesan
3,8%
5.
Mendemonstrasikan Kegiatan Pembelajaran
4%
6.
Melaksanakan Evaluasi
3,5%
7.
Kinerja
3,8%
Dari pelaksanaan pembelajaran di nilai dari mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran adalah 4% melaksanakan kegiatan pembelajaran, 3,8% mengelola interaksi kelas 3,8% bersikap terbuka dan luwes 3,8%mendemonstrasikan pembelajaran 4 melaksanakan evaluasi 3.5, kesan umum kinerja 3,8. Dari hasil penilaian tersebut dibagi 7 aspek penilaian hasilnya adalah 3,81. Pada siklus 3 dapat dilihat grafik berikut ini :
135
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Grafik 4.7 Performance Guru Siklus 3
4.1.5.1.6
Observasi Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti yang dilakukan pada siklus 2, situasi yang terjadi pada siklus 3 ini, hampir sama dengan situasi 2 pada saat guru menjelaskan dan memperagakan kegiatan membentuk kreasi makanan, siswa kelihatan senang dan sangat antusias sehingga suasana kelas sangat meriah. Pada siklus 3hasil observasi meningkat berarti pelaksanaan tindakan siklus 3 sudah dapat meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak. Hal ini disebabkan : 4.1.5.1.6.1 Peneliti didalam memberikan tugas kepada anak sudah cukup inovatif sehingga siswa senang dan dapat merespon secara positif.
136
4.1.5.1.6.2 Peneliti didalam mendemonstrasikan materi pembelajaran cukup efektif untuk merangsang siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran 4.1.5.1.6.3 Bimbingan peneliti yang dilakukan secara terus menerus secara berkesinambungan. 4.1.5.1.6.4 Ada kerjasama juga dengan orang tua dalam memberikan bekal pada anak makanan yang mengandung gizi yang seimbang 4.1.5.1.6.5 Anak-anak sangat antusias dalam kegiatan kreasi membentuk makanan dan anak-anak sangat menyukai dengan hasil karya anak sendiri
4.1.5.1.7
Refleksi Siklus 3 Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 3
kegiatan membentuk kreasi makanan dapat meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak. Hasil
pengamatan pada siklus 3
diperoleh kelebihan-kelebihan sebagai berikut : 4.1.5.1.7.1
Aktivitas siswa sudah baik dibuktikan dengan beberapa siswa yang menunjukkan peningkatan cukup signifikan.
4.1.5.1.7.2
Anak-anak sudah mulai meningkat pemahaman tentang gizi seimbang melalui kegiatan membentuk kreasi makanan, terbukti anak-anak sudah mengerti tentang makanan yang berbahaya dan yang menyehatkan bagi tubuh, tentang manfaat dari sayuran dan
137
buah-buahan, dalam membawa bekal ke sekolah juga sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan. 4.1.5.1.7.3
Hasil yang dicapai lebih maksimal bisa katakan bahwa siklus 3 berhasil atau terlaksana dengan baik.
Dari Hasil Penelitian Penilaian di atas menghasilkan gambar grafik Siklus 1,2,3
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Grafik 4.8 Rata-rata penilaian siklus 1,2,3
138
4.2 4.2.1
Pembahasan Cara Meningkatkan Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan Anak-anak sangat menyukai hal-hal yang menarik, menyenangkan dan hal-hal yang baru. Dalam hal mengkonsumsi makanan anak-anak juga sangat tertarik dengan kemasan yang bagus, warna-warna yang mencolok dan sajian yang sangat indah. Makanan yang ada disekeliling anak di kemas dengan sajian yang sangat menggoda, pewarna yang sangat mencolok dan penyajian yang beraneka bentuk sesuai dengan selera anak. Tetapi tidak semua makanan yang ada di sekeliling anak adalah makanan mengandung gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Makanan yang ada disekeliling anak terkadang mengandung bahan-bahan yang berbahaya untuk tubuh. Pemahaman tentang gizi yaitu bahan-bahan yang dikonsumsi oleh anak-anak harus mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Anak-anak dibiasakan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna yang sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. selain itu porsi makan anak harus seimbang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit sehingga tidak mengakibatkan obesitas dan gizi buruk. Sayuran dan buah-buahan sangat penting dikonsumsi oleh anak, sayuran dan buah-buahan mengandung zat-zat gizi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan anak. Porsi makan yang
139
seimbang serta makanan yang dikonsumsi mengandung gizi yang seimbang adalah konsep dan pemahaman gizi yang diterapkan sejak dini. Cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang dapat diterapkan melalui: membawakan bekal anak makanan yang mempunyai nilai gizi yang seimbang. Bekal yang di bawa dari rumah adalah bekal makanan yang disukai oleh anak tetapi bekal tersebut juga mengandung nilai gizi yang seimbang. Bentuk bekal yang di bawa oleh anak sudah lengkap zat gizi yang mencakup karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang dapat dilakukan dengan cara membentuk kreasi makanan (Novitasari, 2009:3). Makanan yang dikemas dengan penyajian yang menarik dan unik akan dapat mengundang selera makan dari anak. Penyajian makanan yang kreatif dan sesuai dengan minat anak akan memudahkan bagi orang tua untuk menyajikan makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk anak. Diharapkan dengan bento anak akan lebih memahami tentang makanan yang mengandung gizi yang seimbang dan lebih menyukai makanan yang menyehatkan (Virdastryn, diakses tanggal 26 januari 2013, tersediawww.Lifestyle.kompasiana.com/.../bento-seni-membuat-makananyang-dis... 17 juli 2012). Konsep tentang pemahaman gizi yang seimbang yang sangat berguna bagi tubuh anak dapat diterapkan dengan berkreasi dalam membuat makanan. Membentuk kreasi makanan atau dikenal dengan
140
istilah bento adalah konsep one dish meal atau hidangan sepinggan yang mengandung gizi yang lengkap. Hidangan untuk bekal anak-anak ini mengandung nilai-nilai gizi yang seimbang. Bentuk makanan yang disajikan unik dan sangat kreatif sehingga anak-anak akan menyukai mengkonsumsi makanan tersebut. Dalam hidangan yang disajikan sesuai dengan bekal anak sekolah karena sesuai dengan kebutuhan yang dianjurkan untuk usia anak yang merupakan usia pertumbuhan. Bento merupakan bekal yang praktis, menarik dan kaya akan gizi yang berguna untuk pertumbuhan, perkembangan serta meningkatkan kecerdasan anak usia dini (Muaris, 2010 : 1). Sebagian besar anak-anak yang ada di TK Darul Ulum kurang mengetahui dan menyadari tentang pentingnya gizi yang seimbang. Terbukti dengan masih banyak anak yang mengkonsumsi makanan yang kurang menyehatkan. Peneliti menggunakan kegiatan membentuk kreasi makanan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi yang seimbang pada anak. Melalui kegiatan membentuk kreasi makanan anak-anak menjadi lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi yang seimbang. Makanan yang bergizi sangat diperlukan oleh anak dalam proses pertumbuhan, tetapi terkadang anak tidak menyukai mengkonsumsi makanan yang menyehatkan dikarenakan tampilan yang kurang menarik. Kegiatan membentuk kreasi makanan sangat menyenangkan untuk anak. Melalui kegiatan kreasi membentuk makanan juga dapat mengenalkan
141
tentang berbagai makanan yang menyehatkan untuk kesehatan dan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu juga dapat mengenalkan tentang manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, kandungan gizi yang ada dalam buah-buahan dan sayuran dan tentang gizi yang seimbang untuk anak. Kreasi membentuk makanan dikombinasikan dengan komposisi yang dapat dikreasikan terdiri dari karbohidrat, sayur, protein dan buah agar asupan nutrisi seimbang. Kegiatan dapat dilakukan dengan cara yaitu : nasi yang dibentuk dengan kreatif, kemudian dapat ditambahkan dengan lauk-pauk yang dihias bersama dengan sayuran yang berwarna-warni seperti brokoli, selada, wortel, dan lain-lain. Untuk pencuci mulut dapat digunakan buah-buahan segar seperti jeruk, strawberry dan lain-lain. Semuanya dapat dikreasikan untuk menu bekal anak ke sekolah atau untuk sehari-hari. Menarik sekali, ternyata anak bisa diajak makan sayur dan buah dengan porsi lebih banyak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan (Ayuazizari, diakses pada tanggal 21 agustus 2013, tersedia dalam www. ayuazizari.blogspot.com/2012/01/bento.html...22 januari 2012). Dalam penelitian ini, guru memberikan kegiatan membentuk makanan yang dikreasikan oleh anak-anak sendiri. Pertama anak-anak dikenalkan tentang makanan yang mengandung gizi yang seimbang yaitu makanan yang mengandung empat
sehat
lima
sempurna,
guru
mengenalkan sayuran dan buah-buahan yang sangat bagus untuk
142
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak. Makanan yang di konsumsi oleh anak sangat menentukan aktivitas yang akan dilakukan oleh anak-anak. selain itu makanan juga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa yang akan datang. Selama pembelajaran guru juga memberikan contoh-contoh tentang benda-benda nyata yang sedang di bahas, seperti guru menerangkan tentang sayuran dan buah-buahan contoh yang dibawakan juga sayuran yang benar-benar nyata kepada anak, memberikan stimulasi kepada anak dan saling bertukar pengalaman melalui cerita individu satu dengan yang lainnya. Ketika ada anak yang tidak mau mengkonsumsi sama sekali bekal yang dibawa karena tidak menyukai sayuran, guru memberikan motivasi, dorongan, kemudian bersama-sama anak yang lain membantu anak tersebut. Guru juga mengajak anak secara bersama-sama untuk membuat kreasi makanan dengan bekal yang di bawa, setelah anakanak puas berkreasi, bekal tersebut dapat dikonsumsi secara bersamasama. Tahapan kemampuan kognitif anak menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan menurut Jean Piaget adalah: Tahap Sensori Motor(dari lahir sampai kurang lebih umur 2 tahun). Dalam dua tahun pertama kehidupan bayi ini, dia dapat sedikit memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba atau memegang, mengecap,
143
mencium dan menggerakan. Tahap Pra-operasional (kurang lebih umur 2 tahun hingga 7 tahun). Dalam tahap ini sangat menonjol sekali kecenderungan anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya mengenai realitas.Tahap Operasi Konkrit (kurang lebih 7 sampai 11 tahun) dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan pikiran logis. Tahap Operasi Formal (kurang lebih umur 11 tahun sampai 15 tahun) selama tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai gagasan (Winkel, 1996: 34). Anak membangun pemahaman tentang sesuatu hal melalui proses belajar. Memahami dan mengerti tentang sesuatu hal melalui interaksi dari lingkungan dan proses belajar di sekolah. Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara
lain
mencakup
pengaturan
stimulus
yang
diterima
dan
menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya
yang disertai dengan respon
(Soemanto,2006:123). Pemahaman dan pengetahuan yang didapat oleh anak melaui interaksi dan belajar dari lingkungannya. Kegiatan membentuk kreasi makanan dapat digunakan oleh anak untuk memahami tentang konsep makanan yang mengandung gizi yang seimbang. Kegiatan yang dilakukan
144
dalam proses pembelajaran di sekolah dengan cara yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Kegiatan membentuk kreasi makanan dilakukan dalam 3 siklus dan setiap siklus ada enam kali pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan selama 6 kali pertemuan, pada pertemuan pertama anak-anak dikenalkan tentang berbagai macam contoh dari sayuran dan buah-buahan. Anak juga diajak untuk tanya jawab mengenai contoh sayuran dan buah-buahan yang diperlihatkan oleh guru. Siklus 1 pada hari ke dua dengan tema : Tanah Airku, anak-anak berkreasi makanan dengan membuat bentuk alat angkutan yang ada di Indonesia dengan menggunakan roti dan sayuran, anak-anak berkreasi sendiri dengan roti yang ada. Pada hari ke tiga pada siklus 1 anak-anak membuat kreasi makanan dengan kreasi membuat jam dinding, anak-anak sangat antusias sekali mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir. Hari ke empat dan ke lima masih pada siklus 1 anak- anak berkreasi membentuk makanan sesuai dengan imajinasi masing-masing. Pada hari yang terakhir siklus 1 guru mengajak anak-anak untuk mengupas kacang. Anak-anak sangat menyukai kegiatan membentuk kreasi makanan dan semakin mengenal makanan yang menyehatkan untuk tubuh. Siklus 2 dilaksanakan juga dalam enam kali pertemuan, dengan tema: Tanah Airku. Pertemuan pertama anak-anak diajak untuk berkreasi makanan dengan membuat tugu monas, selain untuk mengenalkan tentang hal-hal yang bersejarah dan identitas kota jakarta. Pertemuan ke dua anak diajak untuk mengolesi roti dengan selai kemudian anak berkreasi
145
membentuknya menjadi bentuk kendaraan bersama dengan sayuran, supaya anak-anak juga menyukai untuk mengkonsumsi sayuran. Pertemuan ke tiga anak berkreasi membentuk makanan sesuai dengan imajinasi anak. Pertemuan ke empat anak-anak diajak untuk membuat sirup bersama dengan teman-teman. Pertemuan ke lima anak-anak berkreasi membentuk makanan sesuai dengan kreasi dan imajinasi anak. Pertemuan ke enam anak membentuk kreasi makanan membuat kreasi dengan bentuk rumah. Selama siklus ke dua anak-anak sangat menyukai dan mulai memahami tentang arti penting dari makanan untuk tubuh dan makanan yang menyehatkan bagi tubuh. Siklus 3 dilaksanakan dalam enam kali pertemuan, dengan tema : Alam Semesta. Pertemuan pertama anak-anak diajak untuk memotong pepaya dan membentuknya menjadi bulan sabit selain mengenalkan tentang manfaat buah bagi tubuh juga mengenalkan kepada anaka-anak contoh dari benda-benda yang ada dilangit. Pertemuan ke dua anak-anak mengenal tentang kandungan yang ada dalam buah-buahan yang sangat berguna bagi tubuh dan perkembangan anak, kemudian anak diajak untuk berkreasi makanan membentuk matahari. Pertemuan ke tiga anak diajak untuk mengenal tentang kandungan gizi yang ada pada sayuran yang akan berguna bagi tubuh anak, kemudian pada area masak anak diajak untuk mengiris tahu goreng dan dibuat menjadi sate dan dihias bersama dengan sayuran, anak-anak sangat menyukainya.
146
Pertemuan ke empat dalam siklus 3 anak-anak dikenalkan tentang pentingnya makanan yang bergizi
untuk tubuh, makanan yang
mengandung gizi yang seimbang sangat berguna untuk tumbuh kembang anak, pada area masak anak-anak diajak untuk memotong apel dan semangka, pada kegiatan akhir anak-anak diajak untuk lebih mengenal tentang buah-buahan. Pertemuan ke lima anak-anak berkreasi makanan sesuai dengan imajinasi kemudian anak diajak untuk menyebutkan contoh makanan yang sehat dan yang tidak sehat. Pertemuan ke enam anak mengenal cara untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, pada area masak anak-anak berkreasi makanan sesuai dengan imajinasi, pada area drama anak-anak mengkonsumsi bekal makanan yang bergizi yang dibawa dari rumah. Belajar
yang
dilakukan
oleh
anak
dilakukan
secara
berkesinambungan dan berlangsung terus-menerus. Proses belajar anakmelalui berbagai hal yaitu : belajar berdasarkan keseluruhan. Belajar adalah suatu proses perkembangan, anak baru dapat mempelajari dan merencanakan sesuatu apabila anak telah matang untuk menerima sesuatu hal.cara anak memahami tentang sesuatu konsep juga di dapat dari pengalaman anak. Pengalaman adalah hasil dari suatu interaksi antara anak didik dengan lingkungannya. Misalnya anak kena api,
kejadian ini
menjadi pengalaman bagi anak. Anak merasa panas kena api. Kulitnya mengelupas akibat terbakar. Anak belajar dari pengalamannya bahwa kena
147
api itu panas dan api itu bisa membakar kulit manusia. Konsep tersebut akan terus tertanam pada diri anak (Djamarah, 2007:21). Kegiatan membentuk kreasi makanan dilaksanakan dalam 3 siklus, pada siklus pertama, siklus ke dua dan siklus ke tiga ada 3 aspek penilaian yaitu: anak mampu mengkreasikan
bentuk makanan, anak mampu
menjawab pertanyaan tentang manfaat makanan, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan. Pada siklus 1 anak mampu mengkreasikan bentuk makanan sebesar 35%. Pada siklus 2 anak mengalami peningkatan sebesar 58%. Pada siklus 3 mengalami peningkatan sebesar 82%. Dalam penelitian ini anak-anak diajak untuk terlibat dalam kegiatan kreasi membentuk makanan. Anak-anak menuangkan ide-idenya kemudian guru memberikan pemahaman tentang makanan yang baik untuk dikonsumsi dan mengandung gizi yang seimbang pada anak. Kegiatan membentuk makanan sangat disukai oleh anak, disamping anak dapat berkreasi sesuai dengan imajinasi, pemahaman tentang gizi seimbang juga mengalami peningkatan. Anak-anak mulai mengetahui dan memahami arti penting dari mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi yang seimbang dan mengetahui tentang makanan yang menyehatkan untuk tubuh. Anak mulai membawa bekal dari rumah makanan yang mengandung gizi yang seimbang.
148
4.3Keterbatasan Penelitian Sebuah penelitian dan penulisan tidaklah luput dari keterbatasan dan kelemahan. Begitu juga dengan skripsi yang penulis susun juga tidak luput dari keterbatasan dan kelemahan. Penulis menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini dikarenakan karena kurangnya sarana dan prasarana yang ada, selain itu juga waktu dan kesempatan untuk memberikan kegiatan membentuk kreasi makanan dikarenakan padatnya kegiatan yang ada di TK Darul Ulum.
BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan
5.1.1
Cara Meningkatkan Pemahaman Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kegiatan Membentuk Kreasi Makanan Untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang pada anak dapat dilakukan melalui kegiatan membentuk kreasi makanan. Cara yang dapat dilakukan melalui kreasi membentuk makanan yaitu:
5.1.1.1
Pemahaman gizi melalui bahan-bahan yang dikonsumsi oleh anak dengan dikreasikan sedemikian rupa sehingga anak akan tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi yang seimbang
5.1.1.2
Membiasakan anak untuk lebih mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan dari pada makanan siap saji dengan mengajak anak untuk berkreasi makanan dengan sayuran dan buah-buahan.
5.1.1.3
Mengatur konten gizi makanan anak-anak, lebih sehat, higienis, anak juga akan mengenal jenis makanan yang dikonsumsi dan memahami pentingnya makanan yang menyehatkan untuk tubuh, meningkatkan tingkat kreatifitas anak.
149
150
Faktor pendukung diantaranya adalah ketrampilan guru dalam membuat RKH (rencana kegiatan harian), contoh-contoh sayuran dan buah-buahan yang diperagakan sangat variatif dan menggunakan bendabenda yang nyata, ketertarikan anak untuk mengikuti kegiatan membentuk kreasi makanan. Selain faktor pendukung juga ada faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan membentuk kreasi makanan yaitu:kurangnya waktu dan kesempatan karena padatnya kegiatan di TK Darul Ulum, sarana dan prasarana dari sekolah belum memadai untuk lebih mendukung kegiatan membentuk kreasi makanan. 5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, saran yang diberikan untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang pada anak melalui kegiatan membentuk kreasi makanan adalah :
5.2.1
Bagi guru, agar lebih menyesuaikan antara RKH dan kondisi dari anak didik dan juga lebih kreatif lagi dalam memberikan kegiatan dalam pembelajaran.
5.2.2
Bagi sekolah, hendaknya meningkatkan dan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih memadai lagi untuk anak.
5.2.3
Bagi anak, lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan menyadari tentang pentingnya makanan dengan gizi yang seimbang.
5.2.4
Bagi orang tua, hendaknya lebih menjalin lagi komunikasi dengan guru dan pihak sekolah.
151
5.2.5
Bagi peneliti selanjutnya, apabila menginginkan meneliti dengan tema yang sama disarankan untuk menambahkan lagi dengan kegiatan yang lain seperti kegiatan memasak bersama, pembuatan jus dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aim, 2010. Ragam Menu Sehat Untuk Vegetarian. Yogyakarta: Buku Biru. Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi SMA. Jakarta : Esis. Arikunto, suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Ayuazizari, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013, tersedia www. Ayuazizari blogspot. Com/2012/01/bento.html. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Athyesanti, 2012, Tugas Makalah Gizi Buruk. Artikel. (Online). http://atheyesanti.blogspot.com/.../tugas-makalah-gizi-burukmata-kuliah.ht... Diakses 24 januari 2013. Chaplin, J. P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi (Penerjemah Kartini Kartono). Jakarta : PT Raja Grafindo. Cross, Amanda. 2008. 50 Resep Jus&Smoothie Rendah Karbohidrat Kaya Nutrisi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Djamarah, B, Syaiful. 2007. Psikologi Belajar, Jakarta: Rinerka cipta. Depkes,
pedoman
pelayanananak
gizi
buruk.
Artikel.
(Online).
http://gizi.depkes.go.id/wp.../05/buku-pedoman-pelayanananak.dfr.pdf. Diakses 24 januari 2013. Graimes, Nicola. 2004. Brain Foods For Kids. Jakarta : PT Erlangga.
152
153
Hikmawati, Isna. 2012. Ilmu Dasar Keperawatan (IDK). Yogyakarta : Nuha Medika. M, Fakih, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Epidemiologi. Kudus : SMK Al Islam. Muaris, Hindah. 2010. 30 Menu Bekal Anak Sekolah Ala Bento. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Maslachah, 2012, Bento. Artikel. (Online). http: // www. emak2blogger. web. id/2012/09/29/nge-bento-yuukk.29
september 2012.
Diakses 26 januari 2013. Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah.Jakarta : PT Bumi Aksara. Noorlaila, Iva. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta : Pinus Book Publisher. Nakita , Tim. 2009. Memompa Kecerdasan Sejak Dini. Jakarta : PT Penerbitan Sarana Bobo. Nugroho, R. Insan. 2011. Jurus Dahsyat Sehat Sepanjang Hayat. Surakarta: Ziyad Visi Media. Nurmatari, 2013, Artikel. (Online). http://www.Bandung.detik. com/.../ angry- bird- hingga- bento- kartun- untuk- bekal...16januari 2013. Diakses 26 januari 2013. Novitasari, Ria. 2009. Membuat Bekal Sekolah. Bandung: Mitra Sarana. Proverawati, Atikah, Kusumawati, Erna. 2011. Ilmu Gizi Keperawatan Dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Purwanto,
Ngalim.
2009.
Prinsip-Prinsip
dan
Teknik
Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Evaluasi
154
RC, Achmad, Rifa’i. 2007. Evaluasi Pembelajaran. Semarang: UNNES Press. Ratnawati, Sintha. 2001. Sehat Pangkal Cerdas. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara. Rushdie, 2009. Cara Murah Hidup Sehat Tanpa Zat-Zat Kimia. Yogyakarta: Gara Ilmu. Saifuddin, Azwar, 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka pelajar. Sukmadinata, N, Syaodih, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada. Soetjiningsih, H. Christiana, 2012. Konsep Pertumbuhan & Kesehatan Anak. Jakarta: Prenada Media Group. Sujiono, Y.N, Sujiono, Bambang, 2004. Menu Pembelajaran Anak Usia dini. Jakarta : PT Cipta Pendidikan. Supariasa, Nyoman. Bakri, bachyar. Dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Soemanto, Wasty, 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Schller, Pam, 1999. Start Smart memompa Kecerdasan Sejak Dini. Jakarta: PT Erlangga For Kids. Smart, Aqila, 2010. Sehat & Awet Muda dengan Metode Tradisonal. Yogyakarta : Kata Hati. Sarasvati, Tim. 2007. 100 Super Jus Untuk Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
155
Tirtaraharja, Umar. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. TM, Emirfan. 2011. Healthy Habits You Must Know. Jakarta : PT Buku Kita. Uripi, Vera, 2004. Menu Sehat Untuk Balita. Jakarta : PT Puspa Sawara. Utami, Prapti. 2010. Jus Untuk Kecerdasan, Kesehatan, Daya Tahan Tubuh Anak. Jakarta: PT Agro Media Pustaka. Virdastryn,
2012,
Seni
Membuat
Makanan.
Artikel.
(Online).
http://www.Lifestyle.kompasiana.com/.../bento-seni-membuatmakanan-yang-dis...17 juli 2012. Diakses 26 januari 2013. Widjaya, MC, 2003. Gizi Tepat Untuk Perkembangan Otak Dan Kesehatan Balita. Jakarta : PT Kawan Pustaka. Winkel, W.S, 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo. Yusuf, Syamsu, 2001. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
156
BIODATA
Nama
: Dahlia Rahmawati A.Ma
Nim
: 1601911004
Tempat/tanggal lahir
: Kudus, 01 Mei 1980
Jenis Kelamin
: Perempuan
Fakultas
: FIP ( Fakultas Ilmu Pendidikan)
Jurusan
: Pendidikan Anak Usia Dini
Alamat
: Ngembalreajo Rt.08 Rw.IV Bae-Kudus
Agama
: Islam
Pendidikan
:-
MI Darul Ulum 2 Ngembalrejo Kudus
-
SMP 1 Jekulo Kudus
-
SMU 2 Bae Kudus
-
Universitas Negeri Semarang
156
157
Foto 1 Bangunan Fisik TK Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus
Foto 2 Kegiatan Belajar Mengajar (Anak Menyebutkan contoh dari Buah-buahan)
158
Foto 3 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Foto 4 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
159
Foto 5 Kegiatan Belajar Mengajar
Foto 6 Kegiatan Belajar Mengajar
160
Foto 7 Makan Bergizi bersama Teman-teman
Foto 8
Makan bergizi bersama teman-teman
161
Foto 9 Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Bendera dari Buah Semangka”
Foto 10 Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Pohon Beringin Dari Sayuran”
162
Foto 11 Kreasi Makanan “Bentuk Orang dari Nasi dan Sayuran”
Foto 12 Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Sate dari Buah-buahan”
163
Foto 13 Membentuk Kreasi makanan “Membuat Bintang dari Buah Pepaya”
Foto 14 Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Alat Angkutan Yang Dibuat dari Roti dan Sayuran”
164
Foto 15 Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Jam Dari Roti Dan Sayuran”
165
Foto 16 Membentuk Kreasi Makanan “Mie dan
Sayuran”
166
Foto 17 Membentuk Kreasi Makanan “Mie dan Sayuran”
Foto 18 Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Matahari dari Roti”
167
Foto 19 Membentuk Kreasi Makanan “Bentuk Matahari”
Foto 20 Membentuk Kreasi Makanan “Membuat Sate Dari Tahu Dan Sayuran”
168
Foto 21 Membentuk Kreasi Makanan
Foto 22 Membentuk Kreasi Makanan
169
Foto 23 Membentuk Kreasi Makanan
Foto 24 Membentuk Kreasi Makanan
170
Foto 25 Membentuk Kreasi Makanan
Foto 26
Membentuk Kreasi Makanan