ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT MELANJUKAN KE PERGURUAN TINGGI Julaiha. Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email :
[email protected] Abstrak Status sosial ekonomi keluarga sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dalam mencapai standar hidup yang sejahtera dan dalam mencapai kesehatan yang maksimal. Keadaan status sosial ekonomi keluarga sangat berpengaruh dengan pendidikan anak, anak dengan keluarga yang status sosial ekonomi tinggi akan lebih banyak mendapatkan kesempatan dalam pendidikan mereka. Menurut Soerjono Soekanto (2006:42) Status berarti “Tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut, atau tempat suatu hubungan dengan kelompok-kelompok lainnya dalam hal yang lebih besar lagi.” Populasi 59 orang dari seluruh jumlah populasi dijadikan sampel. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan penelitian kuantitatif, pengumpulan data dengan angket. Data diolah dengan SPSS For Windows Versi 17.0. Analisis 46 butir instrumen dinyatakan valid, dan 3 butir instrumen yang dinyatakan tidak valid, uji reliabilitas dinyatakan seluruh instrumen > 0,6 maka seluruh instrumen layak. Normalitas data menggunakan uji kolmogrov-smirnov data terdistribusi secara normal nilai Asymp signifikan sebesar 0,523 dan 0,303 berada di atas nilai probolitas > 0,05. Analisis regresi, di interprestasikan. Angka R 0,582 menunjukkan model regresi antara status sosial ekonomi keluarga dengan minat melanjutkan ke perguruan tinggi kuat berada di atas 0,05. hasil persamaan regresi : Y = 38.261 + 1.305X berarti nilai konstanta adalah 38.261 Nilai Koefisien Regresi variabel status sosial ekonomi di lingkungan keluarga (X) yaitu 1.305. Ini berarti bahwa jika peningkatan status sosial ekonomi di lingkungan keluarga sebesar 1, maka akan memberikan pengaruh terhadap motivasi melanjutkan ke perguruan tinggi sebesar 1.305. Persamaan regresi ini dibentuk berdasarkan nilai Unstandardized Coefficients, dimana dari persamaan regresi linear sederhana tersebut dapat dilihat arah hubungan dari status sosial ekonomi keluarga. Koefesien regresi variabel status sosial ekonomi keluarga pertanda positif menunjukkan bahwa setiap penambahan atau kenaikan pada masing-masing variabel tersebut akan berpengaruh positif terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi Hasil penelitian pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung 4.910, jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada level significant 5% (a = 0,05) dengan Degree Of Freedom (df) = 49 adalah 1,67655. Jadi t hitung > t tabel (4.910 > 1,67655), berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya “Terdapat pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi keluarga terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi.” Besar pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi adalah sebesar 0,582% berdasarkan Standardized Coefficients Beta dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata Kunci: Pengaru, Status Sosial, Ekonomi Keluarga, Minat
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Baanjari Banjarmasin
44
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
A.
bahkan bertolak belakang dalam dunia
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
usaha
pendidikan kita, kondisi yang bertolak
sadar yang dilakukan oleh keluarga,
belakang
masyarakat,
seimbangan
antara
kenyataan,
harapan
kegiatan
dan
pemerintah
bimbingan,
melalui
pengajaran,
dan
tersebut
artinya
ketidak
harapan
dengan
dari
pendidikan
latihan yang berlangsung disetiap jenjang
sangatlah mutlak dan ideal, akan tetapi
pendidikan, baik jenjang sekolah dasar,
kenyataannya daya dukung masyarakat
menengah
belum dapat dikatakan seimbang.
pertama,
menengah
atas
maupun perguruan tinggi, yang bertujuan
Tingginya angka buta huruf di
untuk mempersiapkan peserta didik agar
Indonesia
dapat memainkan peranan mereka dalam
kemiskinan yang semakin meningkat dan
berbagai lingkungan hidup secara tepat
kurangnya
untuk masa yang akan datang.
Indonesia akan pentingnya pendidikan,
Kedudukan strategis
menuju
peningkatan
pendidikan arah
kualitas
sangat
tercapainya
sumber
hal
disebabkan
kesadaran
tersebut
miskin
oleh
tidak
masyarakat
menjadikan lagi
faktor
masyarakat
mementingkan
daya
pendidikan bagi anak-anaknya sehingga
manusia, berbagai upaya dihimpun dan
menjadikan banyak anak Indonesia putus
dikerahkan untuk mencapai peningkatan
sekolah
kualitas sumber daya manusia dalam
bangku pendidikan dikarenakan problem
pendidikan, karena pendidikan merupakan
sosial ekonomi keluarga mereka.
suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik
menyesuaikan
supaya
diri
sebaik
mampu mungkin
dengan lingkungannya.
menjadi
tidak
lagi
mengenyam
Status sosial ekonomi keluarga sangat
berdampak
kebutuhan
keluarga
bagi dalam
pemenuhan mencapai
standar hidup yang sejahtera dan dalam
Banyak hal yang mempengaruhi sekaligus
dan
kendala
mencapai
kesehatan
yang
maksimal.
bagi
Keadaan status sosial ekonomi keluarga
tercapainya peningkatan kualitas sumber
sangat berpengaruh dengan pendidikan
daya manusia. Kendala yang dimaksud
anak, anak dengan keluarga yang status
adalah adanya kondisi yang sangat ironis
sosial ekonomi tinggi akan lebih banyak
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Baanjari Banjarmasin
45
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
mendapatkan
kesempatan
dalam
pendidikan mereka.
mereka dikarenakan status sosial ekonomi keluarga pada MA Negeri 3 Banjarmasin.
Banyak anak setelah lulus sekolah
Sehubung dengan uraian di atas,
menengah atas tidak dapat melanjutkan
peneliti
pendidikan mereka ke perguruan tinggi
penelitian dengan judul “Pengaruh Status
dan
Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Minat
memilih
untuk
bekerja,
karena
tertarik
untuk
melakukan
ketidakmampuan orang tua membiayai
Melanjutkan Ke perguruan Tinggi.”
pendidikan mereka sampai ke perguruan
B.
sangat
TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soerjono Soekanto
berperan penting dalam pendidikan anak,
(2006:42) Status berarti “Tempat atau
tidak
tapi
posisi seseorang dalam suatu kelompok
dukungan materi juga penting mengingat
sosial sehubungan dengan orang-orang
sekarang ini tidak sedikit biaya yang
lainnya dalam kelompok tersebut, atau
diperlukan
Anak
tempat suatu hubungan dengan kelompok-
dengan orang tua yang status sosial
kelompok lainnya dalam hal yang lebih
ekonomi
besar lagi.”
tinggi.
Dukungan
hanya
dukungan
untuk
rendah
menempuh
orang
tua
moral
pendidikan.
akan
kesulitan
pendidikan
karena
Menurut
Poerwadarminto
ketidakmampuan orang tua membiayai
(2002:961) Sosial adalah “Segala sesuatu
pendidikan yang sangat mahal saat ini,
yang menyangkut masalah masyarakat.”
banyak anak setelah lulus
Menurut Sitorus (2000:26) Status
sekolah menengah atas terpaksa tidak
sosial merupakan “Kedudukan seseorang
melanjutkan ke perguruan tinggi.
di masyarakat, di mana didasarkan pada
sehingga
Berdasarkan hasil observasi pada
pembedaan masyarakat ke dalam kelas-
hari Rabu 17 September 2014, peneliti
kelas secara vertikal, yang diwujudkan
menemukan bahwa ada anak yang dapat
dengan adanya tingkatan masyarakat dari
melanjutkan
ke
yang tinggi ke yang lebih rendah dengan
perguruan tinggi setelah lulus sekolah
mengacu pada pengelompokkan menurut
menengah atas dan ada pula anak yang
kekayaan kelas sosial berdasarkan unsur
tidak
ekonomis.”
dapat
pendidikan
melanjutkan
mereka
pendidikan
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Baanjari Banjarmasin
46
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
Menurut
Poerwadarminto
Dari beberapa pengertian diatas
(2002:267) Ekonomi
adalah “Urusan
peneliti dapat menyimpulkan bahwa status
keuangan rumah tangga.” Menurut
sosial ekonomi keluarga yaitu keadaan
Soerjono
Soekanto
yang menunjukkan pada kemampuan
(2004:49) status ekonomi ditunjukkan
finansial
dalam
material yang dimiliki.
“Sudut
pandang
keuangan
masyarakat tempat tinggal objektik dalam kultur
masyarakat
tertentu.
Status
keluarga
dan
Menurut (2008:136)
perlengkapan
Muhibbin
secara
Syah
sederhana
“Minat
ekonomi merupakan kedudukan seseorang
berarti kecenderungan dan kegairahan
dalam
yang tinggi atau keinginan yang besar
masyarakat
berdasarkan tersebut
yang
kemampuan
dalam
memenuhi
diukur seseorang kebutuhan
hidupnya.”
Menurut Soedomo Hadi (2008: 133)
Menurut Soekanto,
terhadap sesuatu”.
Majer
merupakan
“Kelanjutan pendidikan menengah dan diselenggarakan
suatu
peserta didik menjadi anggota masyarakat
individu dan keluarga berdasarkan unsur-
yang memiliki kemampuan akademik
unsur ekonomi.”
maupun kemampuan professional yang
adalah
Menurut
Status
tinggi
sosial
ekonomi
2006:207)
(Soerjono
Perguruan
“Kedudukan
Soerjono
Soekanto
menciptakan
dimana beberapa orang yang masih
teknologi.”
memiliki hubungan darah dan bersatu. didefinisikan
menyiapkan
dapat menerapkan, mengembangkan dan
(2004:23) Keluarga adalah “Lingkungan
Keluarga
untuk
ilmu
pengetahuan
dan
Dari beberapa pengertian diatas
sebagai
peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat
sekumpulan orang yang tinggal dalam
siswa melanjutkan studi ke perguruan
satu rumah yang masih mempunyai
tinggi
hubungan kekerabatan/hubungan darah
mengandung
unsur
karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan
keinginan,
perhatian,
lain sebagainya.”
kebutuhan,
adalah
kecenderungan
harapan,
perasaan
yang senang,
ketertarikan, dorongan
dan
kemauan untuk melanjutkan pendidikan
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Baanjari Banjarmasin
47
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus sekolah
menengah,
yaitu
Perguruan
Menurut
Arikunto
(2008:116)
Penentuan pengambilan sampel adalah
Tinggi.
sebagai
C.
penelitian kurang dari 100, lebih baik
METODOLOGI Menurut Singarimbun (Perdana
berikut:
diambil
semua
“Apabila
hingga
populasi
penelitiannya
Iwan, 2014:38) populasi adalah “Jumlah
merupakan penelitian populasi.” Karena
keseluruhan dari unit-unit analisis yang
jumlah populasi dalam penelitian ini ada
memiliki ciri-ciri yang akan diduga.”
59 orang, maka peneliti mengambil
Adapun populasi dalam penelitian
seluruh jumlah populasi untuk dijadikan
ini yaitu siswa kelas XII IPA di MA
sampel. Sehingga sampel dalam penelitian
Negeri 3 Banjarmasin tahun pelajaran
ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA di
2014/2015.
MA Negeri 3 Banjarmasin dengan jumlah
Tabel 1 Populasi Penelitian Di MA Negeri 3 Banjarmasin
Menurut Iskandar (Perdana Iwan,
Kelas Jumlah IPA I 29 Siswa IPA II 30 Siswa Jumlah Total 59 Siswa Sumber : Data diolah, 2015 Alasan
peneliti
siswa 59 orang.
mengambil
2014:52) menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan
data
sangat
erat
hubungannya dengan pendekatan yang akan digunakan peneliti terhadap masalah yang ingin dikaji.”
populasi kelas XII, bukan kelas XI atau
Dalam penelitian ini pendekatan
kelas X, karena kelas XII akan segera
yang digunakan oleh peneliti adalah
lulus sekolah dan akan menghadapi
pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut
pilihan melanjutkan pendidikan mereka
Iskandar
atau tidak.
menyatakan
(Perdana
Iwan,
“Pendekatan
2014:52) penelitian
Menurut Iskandar (Perdana Iwan,
kuantitatif
cenderung
2014:39) sampel adalah “Sebagian dari
kuesioner
atau
populasi yang diambil secara representatif
memperoleh data
atau mewakili populasi yang bersangkutan
penelitian ini, maka peneliti menggunakan
menggunakan
angket.”
Untuk
yang valid dalam
atau bagian kecil yang diamati.”
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Baanjari Banjarmasin
48
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
prosedur
pengumpulan
data
dengan
secara
normal,
karena
nilai
Asymp
angket.
signifikan sebesar 0,523 dan 0,303 berada
D.
jauh diatas nilai probolitas > 0,05.
HASIL PENELITIAN Agar mencapai hasil yang dapat
Dari hasil pengujian normalitas
dipertanggungjawabkan, suatu penelitian
dengan metode Normal P-P Plot Of
harus didukung oleh alat ukur yang dapat
Regression Standardizerd Residual yaitu
memberikan hasil ukur yang memadai.
sebagai berikut :
Validitas
dan
reliabilitas
merupakan
persyaratan utama yang harus dimiliki sebuah alat ukur yang baik. Guna memenuhi persyaratan tersebut, maka skala yang telah peneliti susun dan di setujui oleh para ahli perlu diuji cobakan pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel yang akan digunakan sebagai subyek penelitian. Dari hasil analisis tersebut terdapat 46 butir instrumen yang dinyatakan valid, dan 3 butir instrumen yang dinyatakan tidak valid, instrumen yang tidak valid adalah instrumen variabel X dengan butir
Grafik 4.1 : Grafik sederhana data model regresi Sumber : Data diolah dengan SPSS For Windows Versi 17.0 Tabel 8. Tabel Analisis Regresi Mode l
18, 19, dan 21, sedangkan instrumen variabel Y dinyatakan valid semua. Perhitungannya dinyatakan valid karena r
1 (Cons tant)
hitung lebih besar dari r tabel, r tabel > X
0,3. Pendektesian normalitas data
dengan
menggunakan uji kolmogrov-smirnov juga menunjukkan
hasil
data
terdistribusi
R .582
Unstand ardized Coeffici ents B 38.261
Standardi zed Coefficie nts Beta
1.305
.582
t
Sig.
3.62 2
.001
.000 4.91 0 Model summary R Square Adjusted R Square .339 .325
Sumber : Data diolah dengan SPSS For Windows Versi 17.0
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Baanjari Banjarmasin
49
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
hasil
Dari tabel diatas yang merupakan
Unstandardized Coefficients, dimana
dari
dari
pengolahan
data
dengan
persamaan
regresi
linear
mnggunakan analisis regresi, dapat di
sederhana tersebut dapat dilihat arah
interprestasikan sebagai berikut :
hubungan dari status sosial ekonomi
Angka R sebesar 0,582 menunjukkan
keluarga. Koefesien regresi variabel
model regresi antara status sosial
status
ekonomi
minat
pertanda positif menunjukkan bahwa
melanjutkan ke perguruan tinggi kelas
setiap penambahan atau kenaikan
XII IPA di MA Negeri 3 Banjarmasin
pada masing-masing variabel tersebut
kuat karena berada di atas 0,05.
akan berpengaruh positif terhadap
Berdasarkan hasil analisis regresi
minat
diatas, dihasilkan persamaan regresi :
tinggi kelas XII IPA MA Negeri 3
keluarga
dengan
sosial
ekonomi
melanjutkan
ke
Berdasarkan hasil penelitian
Yang berarti nilai konstanta adalah 38.261 yaitu jika status sosial ekonomi di
maka
lingkungan keluarga (X) bernilai 1
kesimpulan berikut ini :
maka
perguruan
Banjarmasin.
Y = 38.261 + 1.305X
(satu),
keluarga
tingkat
motivasi
1.
Dari
peneliti
hasil
dapat
pengujian
menarik
hipotesis
melanjutkan ke perguruan tinggi (Y)
diperoleh nilai t hitung 4.910, jika
bernilai
Koefisien
dibandingkan dengan nilai t tabel
Regresi variabel status sosial ekonomi
pada level significant 5% (a = 0,05)
di lingkungan keluarga (X) yaitu
dengan Degree Of Freedom (df) = 49
1.305.
jika
adalah 1,67655. Jadi t hitung > t tabel
peningkatan status sosial ekonomi di
(4.910 > 1,67655), berarti Ho ditolak
lingkungan keluarga sebesar 1, maka
dan Ha diterima. Artinya “Terdapat
akan memberikan pengaruh terhadap
pengaruh
motivasi melanjutkan ke perguruan
status
tinggi sebesar 1.305.
terhadap
38.261.
Ini
berarti
Persamaan dibentuk
Nilai
bahwa
regresi
berdasarkan
ini
yang
sosial
signifikan ekonomi
minat
antara keluarga
melanjutkan
ke
perguruan tinggi.”
nilai
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Baanjari Banjarmasin
50
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
2.
Besar pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi adalah sebesar 0,582% berdasarkan Coefficients
Beta
Standardized dan
sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA Perdana, Iwan. 2014. Metode Penyusunan Skripsi Bahasa Inggris. Malang : Intimedia. Poerwadarminto, W J S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Soedomo, Hadi. 2008. Pendidikan Suatu Pengantar. Surakarta : LPP UNS, UPT & UNS Press. Soerjono, Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2004. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Suharsimi, Arikunto 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara. Syah. Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sitorus M. 2000. Sosiologi. Bandung : Cahaya Budi.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Baanjari Banjarmasin
51