JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH BANK SYARIAH DALAM MEMILIH PRODUK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (Studi Kasus Nasabah Bank Muammalat KCI Darmo Surabaya)
Bima Kurnia Putra Mahasiswa Program Studi S-1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] Fatin Fadhilah Hasib Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to find out the decision making process of the customer of Muamalat Bank in choosing mortgage product. The process comprises problem recognition, information search, evaluation of alternatives, product choice, and the outcomes. A qualitative approach is applied in this research with the descriptive case study method. The collection of data uses purposive sampling to determine the key informant and uses snowballing sampling to determine the informants. The key informant in this research is an employee of Muamalat Bank. Meanwhile the infomants consist of four customers of Muamalat Bank. Two of them take murabahah contract and the rest takes musyarakah mutanaqisah contract. The collection of data is conducted through several steps including comprehensive exploration, focus exploration, and confirmation step. The data analysis in this research uses domain, taxonomic and componential analysis. The result of this research shows that both the murabahah and musyarakah mutanaqisah customers had already passed through five steps in decision making process comprises problem recognition, information search, evaluation of alternatives, product choice, and outcomes. The difference between two of them is revealed in the problem recognition and the product choice. The customer choose the mortgage contract based on some features. Keywords: Mortgage, decision making, murabahah, musyarakah mutanaqisah I. PENDAHULUAN
rumah yang ditawarkan kepada konsumen
A. Latar Belakang
karena ditunjukkan untuk konsumen maka
Pembelian rumah dapat dilakukan
disebut
secara tunai dan kredit. Ketika seseorang
lembaga
tidak memiliki cukup uang untuk membeli
Bank
atau berhutang. Solusi untuk mendapatkan
pembiayaan
rumah dengan harga terjangkau sesuai dan
layak
keuangan
yang
Sedangkan memfasilitasi
adalah bank
dilakukannya adalah dengan cara kredit
pendapatan
konsumtif.
kredit atau pembiayaan kepemilikan rumah
rumah dalam bentuk tunai, maka yang
dengan
kredit
Syariah
juga
kepemilikan
menyediakan rumah
seperti
bank konvensional yang terlebih dahulu
huni
menawarkan penyaluran kredit pemilikan
adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). KPR
rumah (KPR). Secara garis besar KPR iB pada
merupakan fasilitas kredit kepemilikan
bank syariah dan konvensional memiliki fitur
144
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
yang sama yakni pemberian produk kredit
ditentukan oleh nasabah atau konsumen,
pemilikan rumah kepada konsumen atau
akad-akad pembiayaan kepemilikan rumah
nasabah. Namun juga memiliki perbedaan
yang ditawarkan bank Syariah di Indonesia
yang prinsipal yang di terapkan pada
tersebut diantaranya terdapat pada Tabel
perbankan konvensional dan perbankan
1.1.
syariah.
masing-masing
Akad
pembiayaan
kepemilikan
Setiap akad memiliki karakteristik yang
menggambarkan
rumah atau yang biasa disebut KPR Syariah
kelebihan dan kekurangannya. Berikut jenis-
didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist dan
jenis akad kepemilikan rumah pada bank
tidak didasarkan pada sistem bunga atau
syariah di Indonesia.
riba.
Yogaswara
(2010)
mendefinisikan
Tabel 1.
beberapa akad KPR syariah, yaitu KPR iB
Jenis Akad Kepemilikan Rumah Bank
Jual Beli (skema murabahah), KPR iB sewa
Syariah
(skema ijarah), KPR iB Sewa Beli (skema Ijarah Muntahia Bittamlik-IMBT), dan KPR iB Kepemilikan
Bertahap
(musyarakah
mutanaqisah). Pada bank konvensional, KPR didasarkan atas sistem bunga, dimana sifat bunga berubah-rubah, jadi angsuran yang harus dibayarkan konsumen atau nasabah kepada pihak bank juga berubahrubah mengikuti tingkat fluktuasi bunga di pasar. Sistem bunga di larang oleh islam, karena bunga termasuk kedalam riba, dan bunga membuat ketidak pastian ekonomi kedepan, larangan riba terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 275-276. Selain itu, sebagai seorang muslim dalam berperilaku konsumsi harus mempertimbangkan faktor
Nama Bank
Nama Produk
BTN (BTN Syariah) Bank Bukopin (Bank Bukopin syariah) Bank CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) Bank Permata (Permata Syariah) Bank Jatim (Bank Jatim Syariah) The Hongkong & Shanghai BC (HSBC Amanah) BNI Syariah
Pembiayaan KPR BTN Ib Pembiayaan iB Kepemilikan Rumah
Murabahah
iB Home Ownership Financing
Murabahah dan IMBT
PERMATA KPR Ib
Murabahah
KPR iB Griya Barokah
Musyarakah Mutanaqishah
Home Plan iB
Murabahah
Murabahah
Bank Muammalat Indonesia
Griya iB Hasanah Pembiayaan Hunian Syariah
Bank Syariah Mandiri
Pembiayaan Griya BSM
kehalalan atas barang atau produk yang dikonsumsi tersebut, Allah SWT berfirman pada Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 114 Keanekaragaman ditawarkan pembiayaan
pihak
bank
akad
yang
akan
produk
kepemilikan
Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
rumah
berdampak kepada pilihan yang akan
145
Akad
Murabahah
Murabahah dan Musyarakah Muthanaqishah Murabahah Murabahah
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
Pembiayaan Griya BSM DP 0% KPR Utama iB
Bank Mega Syariah BCA Syariah BRI Syariah
tabel 1.2.
KPR Ib KPR BRI Syariah iB Pembiayaan Pemilikan Rumah Pas iB
Bank Panin Syariah
Bank Syariah Bukopin
di bank konvensional dapat dilihat pada
Murabahah
Murabahah
Tabel 2.
Murabahah Murabahah
Jenis Produk KPR Bank Konvensional
Murabahah dan Musyarakah Muthanaqishah Murabahah
Pembiayaan iB Kepemilikan Rumah
No. 1.
Nama Bank Bank BTN
2. 3.
Bank Bukopin Bank CIMB Niaga
4.
Bank Permata
5.
Bank Mandiri
6. 7.
Bank Mega Bank BCA
8. 9 10.
Bank BRI Bank Panin Bank BNI
melalui Tabel 1. dapat dilihat bahwa umumnya bank syariah di Indonesia banyak menggunakan akad Murabahah, menurut Hasib,
Fatin
Fadhillah
(2012)
Akad
Murabahah menjadi akad yang paling banyak
digunakan
dalam
pembiayaan
kepemilikan rumah di bank syariah karena akad murabahah memiliki risiko yang lebih rendah dan permintaan pasar akan akad Murabahah yang tinggi. Bank menawarkan akad murabahah karena lebih mudah dipahami
oleh
nasabah
maka
peneliti
tertarik untuk mengetahui apakah nasabah memilih akad murabahah lebih mudah dipahami. Sebelum
perbankan
syariah
mengeluarkan pembiayaan konsumtif untuk produk
kepemilikan
perbankan
rumah
konvensional
mengawalinya
terlebih
dahulu,
(KPR), sudah banyak
produk KPR perbankan konvensional juga ikut mendorong pilihan KPR alternatif para konsumen
untuk
mengambil
KPR
Banyaknya
di
ditawarkan
perbankan. Keanekaragaman produk KPR
bank
Produk KPR KPR BTN Sejahtera FLPP KPR BTN Platinium Kredit Bangun Rumah Kredit Agunan Rumah KPR Bukopin KPR CIMB Niaga X-Tra KPR CIMB Niaga X-Tra Manfaat KPR CIMB Niaga X-Tra Dinamis KPR CIMB Niaga X-Tra Luxury KPR CIMB Niaga X-Tra Cash Permata KPR “Jaminan Proses KPR 5 Hari” Permata KPR Bijak Permata KPR cicilan tetap Permata Home Ready Cash Mandiri KPR Duo Mandiri KPR Take Over Mandiri KPR Top up Mandiri KPR flexible Mandiri KPR Angsuran Berjenjang Mega Griya Kredit Pemilikan Rumah KPR Refinancing KPR Xtra KPR BRI KPR Panin Kepemilikan Rumah BNI Griya produk
KPR
konvensional
yang
maupun
bank Syariah mendorong banyaknya pilihan
146
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
alternatif konsumen untuk menjadi nasabah
f. Pemakai
(user),
yaitu
orang
yang mengambil pembiayaan kepemilikan
mengkonsumsi
rumah. Pihak perbankan berlomba dalam
barang atau jasa yang dibeli.
menawarkan
produk
pembiayaan
dan
yang
menggunakan
KPR
unggulan demi mendapat respon baik
Pengenalan Masalah
pasar. Salah satu contoh adalah bank Muamalat,
dalam
menyalurkan Pencarian Informasi
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) bank Muamalat terbagi atas dua akad, yakni Murabahah dan Musyarakah Mutanaqisah (2013),
peerkembangan
Evaluasi Alternatif
penyaluran
pembiayaan kepemilikan rumah oleh bank Muamalat tumbuh dengan pesat pada
Pemilihan Produk
akhir tahun 2012, bank Muamalat berhasil meningkatkan kepemilikan
penyaluran rumah
pembiayaan
sebesar
4,3
Hasil
Triliun
terhitung pada akhir tahun 2012. II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1.
Keputusan pembelian barang atau
Model Pengambilan Keputusan
jasa melibatkan dua pihak atau lebih (Suryani,
2008:13).
Umumnya
ada
lima
Gambar
2.1
menjelaskan
secara
peran yang terlibat, yaitu :
ringkas bagaimana proses pengambilan
a. Pemrakarsa (initator), yaitu orang yang p
keputusan
b. ertama
tentang
kali
menyarankan ide
untuk
membeli.
beberapa
Penjelasan
pendekatan
yang
pada persoalan pembelian produk. Tiga
orang yang memiliki pandangan yang
tahapan
mempengaruhi keputusan pembelian.
keputusan
d. Pengambil keputusan (decider), yaitu yang
menentukan
(buyer),
keputusan
orang
:
dalam
pengambilan
bagaimana
konsumen
akan suatu produk; pencarian informasi yang
yaitu
penting
mengenali permasalahan, atau kebutuhan
pembelian. e. Pembeli
konsumen.
digunakan konsumen ketika ia dihadapkan
c. Pembawa pengaruh (influencer), yaitu
orang
oleh
yang
dilakukan
konsumen
berkaitan
dengan produk yang akan ia pilih; dan
melakukan pembelian secara nyata.
cara
konsumen
mengevaluasi
pilihan-
pilihan yang ada sehingga sampai pada suatu
147
produk
yang
terpilih
(Solomon,
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
2007:292).
sebagai
Keputusan kebutuhan
untuk
yang
keadaan
Seperti
misalnya
seorang
lingkungan.
konsumen membeli suatu produk karena
biasanya dibuat oleh konsumen dalam
produk tersebut ditata dengan cara yang
waktu
menarik, atau seorang konsumen membeli
minimal.
dengan
terlalu
atas
penting
singkat,
tidak
membeli
responnya
informasi
Sedangkan untuk
yang
memutuskan
suatu
produk
karena
produk
tersebut
membeli kebutuhan yang lebih penting,
sedang
didiskon
rumah misalnya, seorang konsumen bisa
lainnya.
Tipe
menghabiskan
seminggu
dengan cara ini dinamakan pengambilan
penuh untuk mengumpulkan informasi dan
keputusan behavioral (behavioral influence
mempertimbangkan semua pilihan yang
perspective).
waktu
hingga
ada (Allen, 2002:515). A. Sudut
Pandang
(2007)
diambil
menjelaskan
pertimbangan yang matang, namun tetap
Proses pengambilan keputusan yang oleh
seorang
sebenarnya
strategi
Seperti selera musik seseorang, atau ketika
proses
seorang konsumen memilih untuk membeli
juga
(repertoire
suatu
of
karya
seni
tertentu.
Tidak
ada
pengevaluasian
penanda khusus yang bisa digunakan untuk
strategi yang digunakan sehingga ketika
menilai apakah suatu produk itu baik atau
kelak
bisa
kurang baik karena pilihan ini sifatnya
menggunakan strategi yang tepat dalam
subjektif. Hal yang dapat dilakukan oleh
mengambil keputusan tentang pembelian
seorang
produk
(Solomon,
menawarkan
disebut
sebagai
strategies)
dan
tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat.
konsumen
merupakan
pengulangan
yang
beberapa keputusan lain dibuat dengan
Pengambilan
Keputusan
dilakukan
promosi-promosi
keputusan
Solomon dalam
dan
seorang
konsumen
2007;292). proses
Proses
ini
konstruktif
marketer jasa
adalah dan
dengan
fasilitas
sebaik
mungkin kepada konsumen yang telah
(constructive processing). Hal ini dilakukan
memilih
oleh seorang konsumen sehingga ia bisa
keputusan yang didasarkan pada ketotalan
membedakan mana kebutuhan yang harus
fasilitas yang ditawarkan sebuah produk
dibeli
dinamakan
pengambilan
keputusan
mana kebutuhan yang bisa langsung dibeli
berdasarkan
pengalaman
(experiental
tanpa banyak
perspective) (Solomon, 2007;293).
dengan
pertimbangan
pertimbangan
matang,
(Solomon,
2007;293).
produknya.
Tipe
pengambilan
B. Mengenali Permasalahan
Beberapa keputusan dibuat tanpa
Ketika seorang konsumen menyadari
pertimbangan yang matang. Dalam kasus
bahwa hal-hal yang dimilikinya tidak lagi
ini, seorang konsumen membeli produk
memenuhi
148
standar
atau
tidak
lagi
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
memenuhi
hasratnya,
konsumen
tersebut dengan perabotan). Opportunity
tersebut sedang berada dalam bagian
recognition sering terjadi ketika seorang
pertama
pengambilan
konsumen berhadapan dengan produk-
keputusan yaitu mengenali permasalahan.
produk yang memiliki kualitas yang lebih
Seorang
baik. Hal ini terjadi karena kebutuhan
dari
maka
proses
konsumen
mengenali
adanya
masalah yang harus diselesaikan, baik itu
seseorang
berubah;
ketika
seorang
masalah kecil, ataupun masalah yang lebih
mahasiswa
berubah
menjadi
seorang
kompleks.
pekerja,
Misalnya,
kehabisan merasa
seseorang
bahan bakar di
kecewa
dengan
yang
jalan raya mobil
maka
ia
barang-barang
yang
beradaptasi
akan
yang
(Solomon, 2007;296).
mengalami
C. Mencari Informasi
kerusakan
mesin.
Masalah
dapat berkembang melalui salah satu dari
berbeda
dengan
dibelinya, meskipun mobil tersebut tidak
Setelah
membutuhkan untuk
lingkungannya
permasalahan
disadari,
dua cara. Dalam kasus seorang konsumen
konsumen memerlukan beberapa informasi
yang kehabisan bahan bakar, keadaan
untuk digunakan memecahkan masalah.
saat ini (actual state) si konsumen sedang
Proses mencari informasi adalah proses
menurun.
dimana
Sedangkan,
ada
seorang
seorang
konsumen
mengamati
konsumen lain memiliki mobil yang lebih
lingkungan sekitarnya untuk mengumpulkan
canggih dan baru, maka kondisi ideal (ideal
data-data
state) orang tersebut akan naik (opportunity
membuat suatu keputusan yang rasional.
recognition). Sementara itu, kesenjangan
Seorang
terjadi karena adanya perbedaan antara
bahwa ia perlu menyelidiki pasaran untuk
actual state dan ideal state (Solomon,
mendapatkan
2007;296).
spesifik. Proses ini dinamakan purchase
Kebutuhan
untuk
diakui
(need
yang
ia
konsumen
mungkin
untuk
menyadari
informasi-informasi
(pencarian
search
perlukan
informasi
yang
berkenaan
recognition) dapat terjadi dalam beberapa
dengan suatu barang dengan tujuan untuk
cara. Kualitas actual state seseorang dapat
membeli
dikurangi
konsumen
dengan
cara
meninggalkan
barang yang
tersebut). telah
Di
sisi
lain,
berpengalaman
produk, dengan membeli sebuah produk
dalam berbelanja, hanya mencari informasi
yang
atau
tentang produk yang akan mereka beli
membuat diri kita membutuhkan produk
untuk kesenangan saja atau mereka hanya
lain
ingin
tidak
cukup
(misalnya,
memuaskan,
membeli
rumah
akan
mendapatkan
informasi
terbaru
membuat keinginan kita untuk membeli
tentang hal-hal yang terjadi di pasaran.
barang-barang lain akan hilang, karena
a) Pencarian
fokus utama kita adalah mengisi rumah
Eksternal
149
Internal
dan
Pencarian
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
Secara garis besar, sumber-sumber
dilakukan akan membuat kita mengetahui-
informasi dapat dibagi menjadi dua tipe:
tanpa-sengaja
Pencarian Internal dan Pencarian Eksternal.
produk tersebut. Bagi para marketer, hal ini
Pada
memiliki
menguntungkan, karena konsumen akan
pengetahuan tentang produk-produk yang
mengingat tentang produk tersebut, dan
dijual di pasaran. Pengetahuan ini kita
akan langsung mengingat produk yang
dapatkan dari pengalaman terdahulu, juga
bersangkutan
dari
membutuhkannya (Punch, 1987:71).
dasarnya,
kebiasaan
konsumen produk.
kita
untuk
Ketika
kita
sudah
sebagai
mengenali
kita
hendak
seorang beberapa
segala
sesuatu
tentang
saat
mereka
c) Ekonomi Informasi (The Economics of
melakukan
Information)
pembelian, biasanya kita akan menggali
Sudut pandang yang umum dalam
informasi yang ada di dalam ingatan kita
pengambilan
untuk mencari alternatif pilihan lain. Namun,
menganggap bahwa setiap informasi yang
bahkan seorang konsumen yang sangat
diperoleh
bernilai
mengerti
konsumen
perlu
kondisi
pasar
akan
tetap
keputusan
adalah
ekonomi
sehingga
mengumpulkan
data
memerlukan informasi-informasi dari luar
sebanyak-banyaknya
yang
keputusan. Asumsi ini dikenal juga sebagai
berupa iklan, saran dari
teman,
ataupun mempelajari pengalaman orang
asumsi
lain (Bloch, 1986;119).
menerangkan
b) Pencarian
yang
Disengaja
dan
kita
utilitarian.
membuat
Utilitarian
bahwa
juga
konsumen
cenderung akan mengumpulkan informasi
Pencarian Tanpa-Disengaja Pengetahuan
yang
sebelum
yang paling berharga lebih dulu (Simonson, akan
suatu
1998;566). Sedangkan informasi tambahan
produk biasanya berasal dari pembelajaran
lainnya
langsung: kita pernah mencari informasi
menguatkan
tentang suatu produk dan produk-produk
didapatkan sebelumnya (Hauser, 1993;452).
lain yang sejenis. Misalnya, seorang ibu
Konsumen
yang membelikan anak sulungnya kue
proses pencarian alternatif produk lain yang
ulangtahun
dinamakan variety-seeking. Melalui proses
untuk
ulangtahunnya
bulan
dikumpulkan informasi
juga
bisa
hanya
untuk
yang
telah
melakukan
suatu
lalu, kemungkinan juga akan membelikan
ini,
kue ulangtahun yang sama untuk anak
alternatif-alternatif
bungsunya yang berulangtahun bulan ini.
produk yang telah familiar dengan mereka.
Pada mulanya, kita mungkin tidak tertarik
Proses ini dapat mempengaruhi konsumen
untuk membeli suatu produk, namun iklan
untuk beralih dari produk favorit mereka
yang muncul terus-menerus, kemasan yang
saat
menarik,
dengan
dan
promosi-promosi
yang
150
seorang
seorang
konsumen baru
kosumen
produk
yang
bisa
mencari
selain
produk-
merasa biasa
bosan mereka
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
gunakan (Rebecca, 1999;15).
disekitarnya
D. Mengevaluasi Pilihan
produk-produk yang dipertimbangkan oleh
Dalam memutuskan untuk membeli sebuah
produk,
seorang
(Solomon,
2007;305).
Daftar
konsumen ini tidak panjang. Suatu studi
konsumen
dalam skala besar meneliti daftar produk
seringkali harus memilih satu dari sekian
yang
banyak pilihan. Dalam beberapa kasus,
hasilnya menunjukkan bahwa konsumen
pilihan produk yang tersedia bisa mencapai
hanya
ratusan. Keberagaman pilihan itu bisa saja
pilihan saja, meskipun ada beberapa variasi
berupa
dalam
banyaknya
merk
yang
dipertimbangkan
konsumen
mempertimbangkan
jenis
produk
dan
dan
beberapa
asal
negara.
menawarkan produk yang sama (seperti
Misalnya
banyaknya merk rokok) atau satu merk
mengkonsumsi
yang memproduksi
satu produk, tetapi
mempertimbangkan tidak lebih dari tiga,
dengan banyak variasi (seperti banyaknya
sedangkan orang Kanada rata-rata akan
varian warna dalam satu merk lipstik).
mempertimbangkan tujuh merk bir Hauser
a) Mengenali Pilihan
(dalam Solomon, 2007;305). Produk yang
orang-orang
Amerika bir
yang akan
Seorang konsumen yang memilih
tidak masuk dalam daftar pertimbangan
dengan lebih teliti, biasanya mengevaluasi
konsumen berarti telah dipertimbangkan
lebih
hati-hati,
sebelumnya, namun konsumen menolak
sedangkan konsumen yang memilih produk
memasukkan produk tersebut dalam daftar
yang sudah mereka kenali biasanya tidak
pilihan
akan mempertimbangkan produk dari merk
memasukkan produk-produk baru dalam
lain. Selain itu, beberapa bukti menunjukkan
daftar pertimbangan disbanding produk-
bahwa proses berpikir lebih panjang terjadi
produk
ketika terjadi kebingungan memilih diantara
dipertimbangkan, namun pada akhirnya
produk-produk yang bersaing. Konsumen
tidak
akan dihadapkan pada pilihan yang sulit
memastikan produknya dalam kondisi prima
ketika ia menyadari bahwa pilihan-pilihan
ketika
diperkenalkan
pada
yang
karena
konsumen
enggan
banyak
tersedia
merk
dengan
beresiko,
tetapi
akan
mereka.
lama
dipilih.
Konsumen
yang
cenderung
awalnya
Seorang
sempat
marketer
harus
konsumen, memberi
mendatangkan keuntungan baginya jika ia
kesempatan kedua pada produk yang
memilih dengan tepat (Luce, 1997;384).
tidak sesuai dengan keinginan mereka
Pilihan-pilihan yang dipertimbangkan oleh
(Solomon, 2007;305).
konsumen
b) Penggolongan Produk
termasuk
pertimbangan
yang
dalam
daftar
membandingkan
Ketika seorang konsumen sedang
produk-produk yang ada dalam ingatan
membandingkan produk-produk yang ada,
dan produk-produk yang terlihat menonjol
mereka
151
akan
membandingkan
produk-
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
produk yang sejenis (Solomon, 2007;306) .
Konsumen
c) Level Penggolongan Produk
akan
mengeliminasi
pilihan yang tidak memenuhi standar dasar
Seorang konsumen menggolongkan
yang mereka tetapkan sebelum membeli
suatu produk tidak hanya berdasarkan
produk. Konsumen yang memiliki kriteria
katagori yang sama, namun juga dengan
“hanya
level yang berbeda. Level penggolongan
dengan merk yang sudah lama ada” tidak
produk
akan
yang
berbeda
mempengaruhi konsumen
untuk
2007;306).
Dalam
ini
akan
akan
membeli
mempertimbangkan
dari
seorang
merk-merk baru meskipun produk mereka
memilih
(Solomon,
sama atau bahkan lebih baik kualitasnya
penggolongan
level
(Park, 1976;114). b) Kriteria Leksikografis
memiliki banyak kesamaan sehingga range
Kriteria
produk
produk
keputusan
dasar, produk-produk yang dibandingkan
pilihan
barang-barang
konsumen memilih produk yang memiliki
Katagori
fitur yang menurut mereka harus ada dalam
Superordinat yang range nya lebih sempit
suatu produk. Jika ada dua atau lebih
dan
produk
level
disebut
yang
lebar.
membuat
Level
selanjutnya
masih
leksikografis
sebagai
lebih
spesifik
disebut
dari
merk
berbeda
yang
Katagori Subordinat dimana pada level ini
mempunyai fitur yang diinginkan konsumen,
konumen memperbandingkan suatu produk
maka
yang sejenis dari dua merk yang berbeda
mempertimbangkan
(Solomon, 2007;307).
ditawarkan (Solomon, 2007;320).
E.
c) Kriteria yang Mengeliminasi
Kriteria Pengambilan Keputusan Setiap
konsumen
memiliki
konsumen
baru fitur-fitur
akan lain
yang
kriteria
Jika konsumen menginginkan suatu
berbeda yang mereka terapkan sebelum
fitur dari suatu produk, maka produk-produk
mereka memutuskan untuk membeli suatu
yang tidak memiliki fitur tersebut akan
produk. Ada beberapa konsumen yang
dicoret dari daftar pilih. Misalnya, seorang
tidak terlalu rumit dalam memutuskan untuk
konsumen
membeli sesuatu, ada pula konsumen yang
mempunyai
benar-benar mempertimbangkan banyak
mengeliminasi pilihan televisi yang tidak
hal sebelum memutuskan untuk membeli
memiliki fitur sleep-timer (Solomon,2007:320).
sesuatu. Kriteria pengambilan keputusan ini
d) Kriteria Konjungtif
dikelompokkan menjadi dua: yang bisa
ingin
membeli
fitur
Kriteria
televisi
akan
sleep-timer
konjungtif
yang
biasanya
digantikan, dan yang tidak tergantikan
diterapkan konsumen ketika ternyata ia
(Solomon, 2007;320).
tidak dapat
a) Kriteria
yang
Tidak
Tergantikan
menemukan produk
yang
memenuhi semua kriteria yang ia tetapkan.
(Noncompensatory Rules)
Biasanya,
152
konsumen
akan
menunda
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
keputusan untuk membeli barang hingga ia
beberapa akad transaksi yang dibentuk
benar-benar menemukan barang dengan
sesuai kebutuhan nasabah, diantara akad
kriteria yang ia inginkan. Namun, konsumen
tersebut yaitu Ba’i Bithaman Ajil, Ijarah
juga
Muntahia Bittamlik, Istisna wal Istisna, dan
bisa
menurunkan
mengubah
kriteria
standar
sehingga
ia
atau dapat
akadMusyarakah Mutanaqisah. G. Akad Al-Murabahah
menoleransi beberapa kekurangan dan memilih produk yang menurutnya terbaik dari
pilihan-pilihan
yang
Akad Al-Merubahah adalah kontrak
tersedia
jual-beli
atas
barang
tertentu,
dalam
(Solomon,2007:320).
transaksi jual-beli tersebut penjual harus
e) Kriteria yang Bisa Diganti (Compensatory
menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak termasuk barang
Rules) Konsumen
menerapkan
haram, harga pembelian dan keuntungan
mempunyai
yang diambil dan cara pembayarannya
kriteria khusus untuk memilih produk yang ia
harus disebutkan dengan jelas, apabila
butuhkan.
terjadi perubahan harga jual-beli maka
compensatory
Ia
yang tidak
rules
akan
mempertimbangkan
semua kelebihan dan kekurangan suatu
akad
produk.Peneliti
2006:22).
mengelompokkan
menjadi
batal
(Arifin,
1. Skema Pembiayaan Al-Murabahah
konsumen yang tidak memiliki kriteria khusus
Untuk skema dari akad Al-Murabahah,
ini menjadi dua: yang menggunakan kriteria
dapat dilihat dari skema berikut :
yang simpel (simple additive rule) dan yang menggunakan kriteria yang
tersebut
lebih rumit
3 )
(weighted additive rule). Konsumen yang menggunakan kriteria yang simpel, memilih
Bank
Konsumen
produk berdasarkan banyaknya kelebihan
4
yang ada dalam satu produk. Sedangkan
2 )
konsumen yang menggunakan kriteria yang lebih
rumit
kelebihan
selain suatu
mempertimbangkan produk,
ia
(1) Penjual Rumah
akan
mempertimbangkan juga kegunaan dari fitur-fitur
produk
tersebut
(Solomon,
Gambar 2.
2007:321). F.
Pembiayaan
Skema KPR Syariah akad Al-Murabahah Bank
Syariah
pada
Tahapan
Kepemilikan Rumah Pembiayaan
kepemilikan
digambarkan rumah
berikut :
oleh bank syariah umumnya terbagi atas
153
dari di
atas
skema
yang
adalah
sebagai
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
1.
Konsumen
H. Akad Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT)
melakukan
identifikasi dan memilih rumah
Terdapat bentuk akad lain yang bisa
yang akan dibeli 2.
Bank
3.
menjadi
membeli
rumah
dari
pilihan
dalam
melakukan
pembiayaan perumahan secara syariah,
penjual dengan cara tunai
yaitu akad Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT).
Bank menjual rumah kepada
Akad ini merupakan akad sewa (Ijarah) dari
konsumen dengan harga jual
suatu
merupakan
menyewa rumah yang telah dibeli oleh
harga
penjumlahan
beli
dengan
besar
aset
riil,
yaitu
pembeli
rumah
bank, dan diakhiri dengan perpindahan
keuntungan
kepemilikan dari bank kepada pembeli
Konsumen membayar rumah
rumah. Di dalam akad IMBT ini terdapat dua
yang sudah dibeli oleh bank
buah akad, yaitu akad Jual-Beli (Al-Bai’)
dengan cara mencicil.
dan akad IMBT sendiri yang merupakan
tahapan-tahapan
tersebut,
akad sewa-menyewa yang diakhiri dengan
terdapat tiga kontrak perjanjian yang harus
perpindahan kepemilikan di akhir masa
dilakukan
sewa ( Karim, 2006:149).
4.
Dari
agar
akad Al-Murabahah
ini
1. Skema Pembiayaan Ijarah Muntahia
dapat berjalan. Perjanjian pertama adalah Perjanjian
Pembelian
Properti
Bittamlik (IMBT)
(PBP),
perjanjian ini melibatkan bank dengan
Pada akad IMBT ini, proses dan
penjual rumah yang mencakup pembelian
tahapan kontraknya akan dijelaskan
properti yang dilakukan oleh bank dengan
dengan menggunakan skema berikut :
penjual rumah. Yang
kedua
adalah
Perjanjian
(4)
Penjualan Property (PJP), yaitu perjanjian
Bank
yang melibatkan bank dengan konsumen yaitu
Bank
konsumen
menjual pada
rumah
harga
kepada
yang
(3)
telah
(2)
disepakati di dalam akad Al-Murabahah. Perjanjian Perjanjian
yang
terakhir
Penjaminan
(PP),
penjaminan
menjaminkan sampai
rumah.
rumahnya
yang
Penjual Rumah
konsumen
Konsumen
kepada
(1)
adalah
melibatkan Bank dengan konsumen dalam hal
Konsumen
bank
Gambar 3.
menyelesaikan
Skema KPR Syariah Akad IMBT
pembayarannya.
154
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
Tahapan dari skema IMBT yang telah digambarkan
di
atas
adalah
setelah masa sewa yang disepakati di awal
sebagai
berakhir. I.
berikut :
Akad Istisna wal Istisna
1. Konsumen melakukan identifikasi
Akad
yang
ketiga
adalah
dan memilih rumah yang akan
akad Istisna yang merupakan salah satu
dibeli
pilihan bagi produk KPR. Akad Istisnaadalah
2. Bank membeli rumah dari penjual
akad jual beli dalam bentuk pemesanan
dengan cara tunai
pembuatan barang tertentu dengan kriteria
3. Bank menyewakan rumah kepada
dan persyaratan tertentu yang disepakati
konsumen dengan harga sewa
antara
dan jangka waktu yang disepakati.
2006:126).
4. Konsumen membayar harga sewa
pemesan
dan
Sementara,
Istisna merupakan
penjual
(Karim,
akad Istisna
gabungan
wal dua
rumah setiap bulan diakhiri dengan
akad istisna dalam suatu proses transaksi.
membeli rumah pada harga yang
Akad Istisna wal Istisna ini dapat diterapkan
disepakati di akhir masa sewa.
dalam
kasus
pembiayaan
perumahan.
Komponen harga dalam akad ini adalah Pada
tahapan
skema
IMBT
ini,
harga
awal
yang
dibutuhkan
untuk
terdapat tiga kontrak yang harus dilakukan.
membangun
Kontrak pertama adalah kontrak antara
biaya yang dikeluarkan oleh bank, serta
bank
keuntungan yang telah disepakati antara
dengan
mencakup
penjual
proses
rumah
jual-beli
yang
rumah
dari
bank
penjual rumah kepada bank. Kontrak ini
ditambah
pemesan
rumah
dengan
di
awal
pengajuan pembiayaan.
diatur di dalam suatu Perjanjian Penjualan
1. Skema Pembiayaan Istisna wal
Properti (PJP). Kontrak
dan
rumah,
Istisna yang
kedua
adalah
Akad Istisna ini
sangat
mungkin
Perjanjian Sewa Menyewa (PSM), yaitu
dilakukan
apabila
rumah
perjanjian yang melibatkan bank dengan
dibangun
masih
berada
konsumen, yaitu Bank menyewakan rumah
wewenang
kepada konsumen dengan biaya sewa per
gambar 4 berikut ini adalah suatu skema
bulan dan jangka waktu sewa disepakati di
yang
dalam kontrak ini. Dan perjanjian yang
bagaimana akad Istisna ini dilakukan.
terakhir
adalah
Perjanjian Jual
Properti
(PJP), yaitu bank menjual rumah yang disewakan
tersebut
kepada
konsumen
155
dapat
developer.
menjelaskan
yang di
akan bawah
Skema
suatu
pada
proses
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
memesan rumah yang harus dibangun
3) Bank
terlebih dahulu sesuai pesanan dengan
Konsumen
pembayaran
4) 2 )
dengan
1
bertahap
yang
perpindahan
diakhiri
kepemilikan
dari
developer kepada bank.
Developer
Perjanjian
yang
kedua
adalah
Perjanjian antara bank dengan konsumen, Gambar 4.
yaitu konsumen memesan rumah yang
Skema KPR Syariah Akad Ishtisna wal IStisna
harus dibangun terlebih dahulu. Bank akan
Tahapan digambarkan
dari di
atas
skema
yang
adalah
sebagai
melakukan pembangunan rumahnya dan konsumen bertahap
berikut :
serta memilih lokasi tanah dan
konsumen.
menentukan
J.
desain
bangunan
rumah yang diinginkan. 2. Bank melakukan pemesanan untuk membangun
rumah
developer
dengan
diakhiri
dengan
Akad Musyarakah Mutanaqisah Akad
yang
terakhir
diterapkan
untuk
produk
rumah
kepada
adalah
yang
dapat
pembiayaan
akad Musyarakah.
cara
Musyarakah merupakan suatu bentuk kerja
melakukan pembayaran bertahap
sama antara dua pihak atau lebih untuk
sampai rumah selesai dibangun.
memiliki
rumah
dengan
keuntungan
dari
proporsi
mengambil harga
rumah,
awal
menjelaskan sebagai
4. Konsumen melakukan pemesanan
bank
ulama
melakukan
bertahap
berikut :
dua kontrak perjanjian yang harus dilakukan
1.
pertama
bank
dengan
saat
ini
dikatakan
akad
dengan
berkurang.
Mayoritas
Islam
setuju
dengan
Tahapan dari skema adalah sebagai
Tahapan-tahapan tersebut terdapat
Perjanjian
pada
akad Musyarakah Mutanaqisah ini.
sampai
rumah selesai dibangun.
akad istisna ini
MM
sebuah
konsep kemitraan
pembayaran
investasi,
akad
untuk membangun rumah kepada cara
membagi
akad Musyarakah dilakukan. Meera (2005)
beli
kepada developer.
dengan
dengan
keuntungan dan kerugian sesuai dengan
3. Bank menjual jasa pembangunan
antara
yang
pembayaran
perpindahan kepemilikan dari bank kepada
1. Konsumen melakukan identifikasi
agar
melakukan
dapat
berjalan.
adalah
Perjanjian
developer
Konsumen melakukan identifikasi serta
memilih
diinginkan.
untuk
156
rumah
yang
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
2.
Konsumen
bersama-sama
Skema KPR Syariah Akad Musyarakah
dengan bank melakukan kerja sama
kemitraan
rumah
sehingga
konsumen
3.
Mutanaqishah
kepemilikan bank
sama-sama
Dari
dan
tersebut,
terdapat dua kontrak perjanjian yang harus
memiliki
dilakukan
agar
akad
Musyarakah
rumah sesuai dengan proporsi
Mutanaqisah ini dapat berjalan. Perjanjian
investasi yang dikeluarkan.
pertama
Konsumen membayar biaya sewa
antara bank
per bulan dan dibayarkan ke
bersama-sama memiliki sebuah rumah. Dan
bank
secara
sesuai
dengan
proporsi
kepemilikan. 4.
tahapan-tahapan
Konsumen
melakukan
bertahap,
disepakati
pembayaran kepada bank atas atas
rumah
Perjanjian
kemitraan
dengan konsumen, untuk
membayarkan pun
kepemilikan
adalah
konsumen
sejumlah untuk
akan
dana
yang
membeli
status
kepemilikan rumah yang dimiliki oleh bank.
yang
Perjanjian
yang
kedua
adalah
masih dimiliki oleh bank.
Perjanjian sewa-menyewa (Ijarah), yaitu
1. Skema Pembiayaan Musyarakah
konsumen membayar biaya sewa setiap
Mutanaqisah Skema
bulannya kepada pemilik rumah. Karena
pembiayaan
untuk
Mutanaqisah ini
akad
pemilik
rumahnya
adalah
bank
dan
berupa
konsumen, maka uang sewa tersebut harus
kemitraan antara bank dan konsumen yang
dibagi sesuai dengan proporsi kepemilikan
sama-sama memiliki kepemilikan di dalam
rumah tersebut. Dan aktivitas ini dilakukan
rumah yang ingin dimiliki oleh konsumen.
sampai
Berikut
kepemilikan sebesar 100%.
Musyarakah
adalah
skema
Musyarakah
Mutanaqisah :
konsumen
memiliki
proporsi
III. METODE PENELITIAN
4
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kualitatif. Strategi penelitian
Bank
Konsumen
kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Teknik penentuan
2)
3) Akad Musyarakah
sampel dalam penelitian ini menggunakan
2)
snowball sampling dan purposive sampling.
1)
snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang awalnya sedikit kemudian
Penjual Rumah
menjadi banyak sampai informasi yang didapatkan
Gambar 5.
penelitian
157
kredibel. ini
adalah
Informan nasabah
dalam yang
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
mengambil KPR di bank Muamalat baik
KPR
akad
mutanaqisah terdapat persamaan dalam
dan
murabahah
musyarakah
iB
murabahah
dan
msyarakah
pengambilan keputusan yakni didasarkan
mutanaqisah. Ada tiga tahap analisis data yang
pada
kriteria
need
recognition
dan
digunakan dalam penelitian ini yaitu tahap
opportunity recognition dalam memenuhi
analisis
kebutuhan akan rumah.
data
di
lapangan
bersamaan
dengan proses pengumpulan data, dan
.
tahap analisis data sesudah di lapangan. Pengenalan Masalah Pada nasabah KPR bank Muamalat memiliki relatif kesamaan dalam pengenalan masalah baik akad murabahah dan musyarakah mutanaqisah yakni nasabah berusaha untuk meningkatkan kondisi hidup aktual nasabah (actual state) kepada kondisi yang ideal (idal state) dengan memiliki rumah. pembelian rumah tidak dapat dilakukan secara tunai. Akad murabahah Akad Musyarakah Mutanaisah Nasabah pertama : need Nasabah kedua : need recognition recognition Nasabah keempat : need Nasabah ketiga : oppurtinity recognition recognition
Analisis data yang dilakukan selama di lapangan antara lain : 1. Analisis
domain,
digunakan
untuk
memperoleh gambaran dan pengertian yang
menyeluruh
tentang
proses
pemilihan akad di bank syariah oleh nasabah berupa
bank
syariah.
pengertian
Hasil
tentang
analisis
Pencarian Informasi Pencarian informasi bersifat internal dan eksternal. Nasabah sebelum memilih akad KPR bank Muamalat sebelumnya telah mengerti dan memahami KPR, pencarian eksternal bertujuan agar informasi yang didapatkan nasabah lebih jelas tentang produk, syarat dan biaya KPR yang ditawarkan oleh pihak bank, termasuk mendapat informasi yang lebih lengkap mengenai akad murabahah dan musyarakah mutanaqisah di Bank Muamalat
perilaku
konsumen nasabah bank syariah dalam memilih produk pembiayaan kepemilikan rumah. 2. Analisis taksonomi, yang dianalisis adalah
Evaluasi Proses Evaluasi didasarkan kepada pemahaman nasabah tentang sebuah produk KPR yang ditawarkan pihak bank konvensional dan Syariah kemudian nasabah menggolongkan dan membedakan produk KPR sesuai biaya dan risiko. Nasabah dengan akad murabahah melakukan evaluasi dengan tolak ukur risiko kredit yang akan ditanggung dan tolak ukur nasabah dengan akad musyarakah mutanaqisah adalah uang muka yang rendah dan cicilan yang ringan
struktur internal masing-masing domain dengan cara mengorganisasikan atau menghimpun
elemen-elemen
yang
sama. 3. Analisis komponensial, yaitu menganalisis Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan nasabah dalam memilih KPR terbagi atas 3 kriteria yang berbeda yakni kriteria yang mengeliminasi, kriteria leksikoglafis, dan kriteria konjugtif. Akad murabahah Akad Musyarakah Mutanaisah Nasabah kedua : kriteria Nasabah pertama : kriteria konjugtif leksikoglafis Nasabah keempat : kriteria Nasabah ketiga : kriteria yang yang mengeliminasi mengeliminasi Dengan mempertimbangkan Dengan mempertimbangkan fitur : uang muka yang rendah, fitur : cicilan tetap, proses yang proses yang mudah, dan mudah, dan angsuran sesuai besarnya cicilan yang ringan. dengan kemampuan nasabah.
kontras-kontras struktur internal masingmasing domain. Hasil analisis ini akan dirangkum menunjukkan
dalam
diagram
kontras-kontras
yang dimensi
yang diteliti. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Model Pengambilan Keputusan
Hasil Dari pengajuan KPR yang diajukan nasabah telah disetujui pembiayaannya oleh pihak bank Muamalat. Nasabah merasa terbantu dengan adanya pemberian pembiayaan kepemilikan rumah oleh pihak bank Muamalat. nasabah merasakan kepuasaan atas produk dan pelayanan yang diberikan oleh pihak bank Muamalat. Nasabah dalam memilih akad murabahah bukan karena faktor mudah dipahami melainkan karena faktor risiko yang rendah.
Nasabah Dalam Memilih Akad KPR iB Pada
model
pengambilan
keputusan nasabah dalam memilih akad
158
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
ada didalam akad tersebut baik dari biaya Sumber: Hasil olah data
dan persyaratan yang ada. Hasil dari
Gambar 6.
pemberian
Model Pengambilan Keputusan Nasabah
KPR
oleh
bank
Muamalat
dirasakan positif karena adanya tingkat
Dalam Memilih Akad KPR iB
kepuasan
pemilihan
dan
penggunaan
akad serta layanan yang diberikan oleh Persamaan
juga
terdapat
pada
pihak bank Muamalat. Nasabah dalam
pencarian informasi secara internal dan
memilih akad murabahah karena faktor
eksternal. perbedaan proses pengambilan
risiko yang rendah bukan karena faktor
keputusan terdapat pada evaluasi dan
akad yang mudah dipahami, hal tersebut
pengambilan keputusan nasabah dalam
berbanding
memilih akad KPR ib bank Muamalat.
penelitian.
Evaluasi nasabah bank Muamalat dengan
V. SIMPULAN
akad musyarakah mutanaqisah didasarkan
terbalik
menggunakan
besarnya cicilan yang ringan sedangkan
musyarakah
evaluasi
melewati
akad
proposisi
Nasabah KPR iB bank Muamalat yang
pada biaya uang muka yang rendah dan
nasabah
dengan
murabahah
akad
murabahah
dan
sama-sama
mutanaqisah
kelima
proses
pengambilan
yang
terdiri
pengenalan
didasarkan pada tingkat risiko yang rendah
keputusan
karena cicilan KPR iB murabahah bersifat
masalah,
tetap.
keputusan
pengambilan keputusan dan hasil yang
beberapa
terdiri sebagai berikut :
Proses
nasabah
pengambilan
didasarkan
pada
kriteria yakni kriteria yang mengeliminasi,
1.
pencarian
informasi,
evaluasi,
pengenalan masalah nasabah akad
eliminasi didapatkan oleh nasabah setelah
murabahah didasarkan pada need
melalui tahapan proses pengenelan produk
recognition
(akad) KPR iB, penggolongan produk dan
recognition seangkan kedua nasabah
tingkat level penggolongan produk setelah
akad
melalui tahapan evaluasi. Kriteria Konjugtif,
didasarkan need recognition.
definisi kreteria tersebut yakni
nasabah
2.
dari
dan
musyarakah
keempat
nasabah
oppurtunity
sama-sama
pencarian
dalam pengajuan KPR menurunkan tingkat
informasi dilakukan secara internal
standar
dan eksternal, informasi KPR akad
KPR
sehingga
yang
nasabah
nasabah menemukan
inginkan produk
murabahah
dan
musyarakah
yang mendekati kriteria yang nasabah
mutanaqisah
inginkan.
dipahami nasabah saat melakukan
dalam
Kriteria
memilih
leksikografis, produk
(akad)
nasabah KPR
iB
sama-sama
pencarian informasi.
Muamalat harus mempunyai satu fitur yang
159
mudah
JESTT Vol. 1 No. 2 Februari 2014
3.
proses evaluasi nasabah murabahah
yang mengambil akad KPR iB murabahah di
dan musyarakah mutaqisah sama-
bank Muamalat tidak didasarkan pada
sama
pemahaman
melalui
proses
pengenalan
mudah
akan
tetapi pada tingkat risiko yang rendah dan
KPR sesuai uang muka, cicilan dan
cicilan yang ringan.
risiko kredit. Proses evaluasi pada
DAFTAR PUSTAKA
nasabah
Antonio, Muhammad Syafi’I. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Hasib, Fatin Fadhilah, Suprayogi Noven, Hapsari Meri Indri. 2012. Hibah Riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga:Implikasi Manajemen Risiko Terhadap Pemilihan Akad Pembiayaan Kepemilikan Rumada Pada Perbankan Syariah Surabaya. Hausel, John R, Urban, Glen L, and Weinberg, Bruce D. 1993. Journal of Consumer Research: How Consumers Allocate Their Time When Searching for Information.
akad
murabahah
cicilannya terhitung tetap. Sedangkan proses evaluasi pada nasabah akad musyarakah mutanaqisah didasarkan pada uang muka yang rendah dan cicilan yang ringan. proses
pengambilan
nasabah
bank
keputusan
muamalat
dalam
memilih akad KPR murabahah dan musyarakah mutanaqisah terdiri dari beberapa kriteria yaitu kriteria mengeliminasi,
kriteria
yang
leksikoglafis,
Kotler Philip and Amstrong, Gary. 2001. Principles of Marketing (Ninth Edition). New Jersey:Prentice Hall,Inc. Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. Terjemahan Oleh Benyamin Moan. 2006. Jakarta:indkes. Solomon, M. R. 2007. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. New Jersey, Upper Saddle River: Pearson Educatio n, Inc. Yogaswara, Rhesa. 2010. Skema Pembiayaan Perumahan Syariah. Seminar Internasional IBFI Trisakti:Potensi Lembaga Keuangan Syariah Mikro Dalam Skema Pembiayaan Perumahan Secara Syariah. Yin, Robert. 2002. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
dan kriteria kriteria konjugtif. 5.
yang
produk dan mengolongkan produk
didasarkan pada risiko kredit karena
4.
akad
hasil
dari
pembiayaan
berdampak dengan
positif
bagi
disetujuinya
dirasakan nasabah,
pembiayaan
nasabah merasa terbantu dengan upaya
penyelesaian
kepemilikan
masalah
rumah,
kepuasan
nasabah atas produk dan layanan yang
diberikan
oleh
pihak
bank
muamalat menjadi nilai tambah positif bagi pihak perbankan. Disamping
kelima
tahapan
proses
pengambilan keputusan tersebut didapati bahwa jumlah nasabah KPR iB di bank Muamalat
terdapat
pada
akad
musyarakah mutanaqisah dan nasabah
160