JESTT Vol. 2 No. 3 Maret 2015
MOTIVASI PENGUSAHA MUSLIM MEMPRODUKSI PRODUK IMITASI (Studi Pada Sentra Industri Kerajinan Kulit Di Tanggulangin) 1) Firmansyah Aditama Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email :
[email protected] Irham Zaki Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email :
[email protected] ABSTRACT: The purpose of this research is to know motivations which encourage moslem entrepreneurs decide producing imitation product. This research used a qualitative approach with explanatory case study strategy which is able to answer the question arised. Data collecting process was done by interviewing moslem entrepereneurs in Tanggulangin. Analysis technique which used in this research is descriptive, because author tried to describe a symptoms, occurance, and events which happened nowadays. Author tried to capture events and occurance that happened and being a central of attention to be explained as it seen on the location. The result showed that there are many forms of motivation why moslem entrepreneurs decide to produce imitation products. Those motivations were classified and explained based on the Islamic motivation theory by Abdul Hamid Mursi. That motivation theory is physiological motivation, psychological or social motivation, and working and producing motivation Keywords: Islamic motivation, moslem entrepreneurs I. PENDAHULUAN Perekonomian menjadi nyawa bagi
Bisnis dalam Islam dapat dipahami
setiap manusia, masyarakat, bangsa, dan
sebagai rangkaian aktivitas bisnis
Negara. Disadari atau tidak bahwa setiap
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi
manusia di dunia ini tidak akan bisa lepas
jumlah/kuantitas
dari dunia perekonomian. Usaha manusia
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
dibatasi
hidup di muka bumi sangat berkaitan erat
pendayagunaan
dengan kegiatan ekonomi.
halal dan haram (Zaroni, 2007).
dalam
kepemilikan
cara
dalam
hartanya
perolehan
hartanya
ada
dan
aturan
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan
Era globalisasi menjanjikan suatu
yang dilakukan manusia untuk memenuhi
peluang dan tantangan bisnis baru bagi
kebutuhannya.
dikatakan,
perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
kegiatan
Di satu sisi, era globalisasi memperluas
manusia untuk mencapai kesejahteraan.
pasar produk dari perusahaan Indonesia.
Menurut
pandangan
Islam,
kegiatan
Di sisi lain, keadaan tersebut memunculkan
ekonomi
yang
dan
dianjurkan
persaingan yang semakin ketat baik antar
adalah melalui kegiatan bisnis dan juga
perusahaan domestik maupun perusahaan
investasi.
asing. Akibat dari ketatnya persaingan ini
kegiatan
Dapat
ekonomi
pula adalah
sesuai
1)Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi dari Firmansyah Aditama, NIM : 041014035, yang diuji pada 6 Februari 2015.
218
banyak
perusahaan
yang
melakukan
imitasi.
barang beredar, diantaranya berkaitan dengan
Menurut
Syafrizal
dalam
Albar
(2012:64) Produk imitasi merupakan produk
barang
(www.republika.co.id
palsu.
:2012
diakses
27
agustus 2014)
yang diciptakan dengan mengacu atau
Masyarakat
Indonesia
Anti
meniru pada produk pionir. Imitasi dapat
Pemalsuan (MIAP) memaparkan hasil survei
dilakukan
desain,
terbarunya mengenai peredaran produk
membuat produk generik dengan harga
palsu terhadap kerugian ekonomi nasional
yang
tahun
dengan
lebih
meniru
murah,
dan
melakukan
2014.
Menurut
Ketua
MIAP
beberapa penyempurnaan dari produk
Widyaretna
terdahulu.
Hasnin
akibat peredaran barang palsu tahun 2014
(2012:55) imitasi adalah mengkopi, dimana
mencapai Rp 65,1 triliun. kerugian tersebut
imitator
terdiri dari produk makanan dan minuman
Schnaars
secara
terus
dalam
menerus
meniru
produk pionir.
Buenastuti,
total
kerugian
sebesar Rp 13,39 triliun, produk pakaian
Sekarang
beredar
dan barang dari kulit sebesar Rp 41,58
barang tiruan yang menggunakan merek
triliun, produk obat-obatan dan kosmetik
dari perusahaan yang telah mapan. Hal ini
sebesar Rp 6,5 triliun, serta produk software
dilakukan
dan
merek
oleh
imitasi
ini
banyak
perusahaan untuk
pembuat
mempermudah
pemasaran barang tiruan tersebut dengan
tinta
sebesar
Rp
(http://m.liputan6.com
3,6
:2014
triliun. diakses
tanggal 22 November 2014)
cara yang tidak etis. Banyak konsumen
Para ulama di Tanah
Air turut
yang secara sadar dan sukarela membeli
memberikan
merek imitasi dengan beberapa alasan,
terhadap maraknya praktik pelanggaran
antara lain karena harganya lebih murah,
HAKI. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah
kualitas merek imitasi relatif hampir sama
menetapkan Fatwa Nomor 1 Tahun 2003
dengan merek yang asli, serta prestis yang
tentang Hak Cipta dan
diperoleh dengan menggunakan merek
1/MUNAS VII/MUI/15/2005 tentang HAKI.
yang sudah terkenal.
Tidak hanya hanya melanggar agama,
Pada
Tahun
2010
peredaran
tetapi
praktek
perhatian
ilegal
yang
Fatwa
itu
juga
serius
Nomor
dinilai
barang palsu dan ilegal di Indonesia
melanggar ketentuan syariat. Surat an-
mengalami kenaikan, yakni Rp 43 triliun.
Nisa’ ayat 29 secara tegas melarang
Pernyataan itu diucapkan wakil menteri
memakan harta orang lain cara batil
perdagangan
(tanpa hak).
Indonesia
(Wamendag),
Bayu Krisnamurthi. Dia menjelaskan, nilai nominal Rp 43 triliun merupakan hasil
ٓﯾﺄﯾﮭﺎ ذﯾن ءاﻣﻧو ْا ﻻ ﺗ ۡﺄﻛ ٓو ْا أ ۡﻣو ﻛم ۡﺑﯾﻧﻛم ﺑﭑ ۡ ﺑطل إﻻٓ أن ϣϳΣέ ِ ϛΑϥ ϛͿ͉ ͉ϥ· ِىϛγϔϧ ˸ ϭԸ ΗϘِ Ηϻϭ ِىϛϧ͋ϣν έΗϥϋΓ˱ έΟΗϥϭϛΗ
penelitian dari Universitas Indonesia (UI)
٢٩
pada 2010 sampai tahun 2012, Kemendag
Yā ayyuha’l-lażīna āmanū lā ta‘kulū baynakum bilbāṭili illā-an takūna tijāratan
sudah
menangkap
762
pelanggaran
219
`antarāḍi’n-minkum. Wa lā taqtulū anfusakum. Inna’l-laha kānabikum raḥīman "Hai orang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janglah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." Selain “barang
itu,
Rasullullah
siapa
yang
penipuan/kecurangan,
bersabda melakukan
maka
dia
bukanlah dari golongan kami.”(HR. Muslim, no. 164).(Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’ fi ad Daulah Al Islamiyyah, hlm.133-
pengusaha muslim memproduksi produk imitasi. II. LANDASAN TEORI Pengertian Motivasi Kata motivasi memiliki beberapa pengertian,
dari
sisi
Bahasa
motivasi
berasal dari kata motive atau dengan prakata Bahasa lainnnya, yaitu movere yang
berarti
memberikan
“mengerahkan”, dorongan
yang
atau menjadi
pangkal sseseorang melakukan sesuatu (Rivai dan Arifin, 2009:386). Menurut Rivai (2004:455) motivasi sebagai serangkaian sikap dan nilai-nilai yang memperngaruhi
134). Berdasarkan
ayat
dan
hadist
tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah
individu untuk mencapai hal spesifik sesuai dengan tujuan individu. Maka
dengan tegas melarang umatnya untuk saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil. Sebagai contoh adalah produksi barang imitasi, karena bisinis ini
penelitian
ini
uraian
bermaksud
di
atas,
imitasi”.
Tempat
yang
akan
dijadikan sebagai objek pada penelitian ini adalah
pengusaha
muslim
kearah pencapaian tujuan berdasarkan kemampuannya
untuk
memuaskan
Motivasi dalam perspektif Islam Mursi
di
karena Tanggulangin merupakan salah satu tempat produksi barang imitasi di
menyebutkan
motivasi
dalam
pendekatan Al Qur’an dan Sains, yaitu sebagai berikut: 1. Motivasi Fisiologis Allah SWT telah memberikan ciri – ciri khusus pada setiap makhluk sesuai dengan fungsi – fungsinya. Diantara ciri – ciri
Sidoarjo.
(1997:107)
macam-macam
Tanggulangin. Objek penelitian ini dipilih,
khusus
terpenting
dalam
tabiat
penciptaan hewan dan manusia adalah
Rumusan Masalah Apa motivasi pengusaha muslim
motivasi
alami
Tujuan Penelitian ini
bertujuan
fisiologis.
menjelaskan
memproduksi produk imitiasi?
Penelitian
motivasi
adalah upaya untuk mendorong sesorang
mengetahui
“motivasi pengusaha muslim memproduksi barang
simpulkan
kebutuhan individu tersebut.
dapat merugikan salah satu pihak. Berdasarkan
dapat
untuk
mengetahui untuk mengetahui motivasi
220
tubuh
studi
Apabila
maka
timbul
fisiologis
kecenderungan manusia
keseimbangan
permanen. lenyap,
adanya
dalam
menjaga
Studi-
unutuk secara
keseimbagan motivasi
itu
untuk
melakukan
aktivitas
mengembalikan seperti
yang
bertujuan
kesimbangan
semula.
Sehingga,
jaminan
tubuh manusia
keamanan
hingga
masa
yang akan datang. b. Motivasi berkompetisi: Berkompetensi
senantiasa menjaga keseimbangan vital
(berlomba-lomba)
yang lazim untuk menjaga diri, eksistensi,
dorongan psikologis yang diperoleh
dan kesinambungan dalam menjalankan
dengan mempelajari lingkungan dan
fungsi – fungsinya.
kultur yang
Setiap makhluk hidup diciptakan dengan
cara
dan
ukuran
merupakan
tumbuh
di
dalamnya.
Manusia biasa berkompetensi dalam
tertentu,
ekonomi,
keilmuan,
kebudayaan,
sehingga mencapai tingkat kesimbangan
sosial, dan sebagainya. Al Qur’an
yang ideal. Apabila keseimbangan ini
menganjurkan
mulai tidak serasi, maka motivasi – motivasi
berkompetensi
fisiologis akan melakukan aktivitas yang
amal shaleh, berpegang pada prinsip
pasti
– prinsip kemanusiaan, dan mengikuti
mengembalikan
keadaan
tubuh
kepada
semula, yaitu keseimbangan.
Pemikiran
mengenai
manhaj
keseimbangan
manusia dalam
Illahi
agar
ketakwaan,
dalam
hubungan
dengan sang pencipta dan sesama
tersebut telah dikupas dalam Al-Qur’an
manusia,
sebagai berikut
ampunan dan keridhan Allah SWT
و ﻷرض ﺪد ﮭﺎ وأ ﻘ ﺎ ﻓ ﮭﺎ رو ﻲ وأ ﺎ ﻓ ﮭﺎ
c.
٩ ﻲء ﻮزون
merupakan
manusia,
sebagian
orang
bekerja
daripada
tetapi
ada
lebih
giat
yang
yang
lain.
jika tidak menemui hambatan dalam merealiasasikan
apa
yang
diharapkan. Selama dorongan kerja itu
kuat,
semakin
besar
peluang
macam-
individu untuk lebih konsisten pada
macam motivasi psikologis atau sosial
tujuan kerja. Ada juga yang lebih
dalam perspektif Islam, yaitu:
menyukai
a. Motivasi
ini
setiap
kebanyakan orang mau bekerja keras
2. Motivasi psikologis atau sosial Berikut
memperoleh
Motivasi kerja: motivasi kerja dimiliki oleh
Wal arḍa madadnāha wa alqaynā fīha rawāsiya wa an batnā fīhā min kulli syay-i’m-mauzūnin “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gununggunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al – Hijr ayat 19)
sehingga
kepemilikan:
Motivasi
dorongan
kerja
tanpa
mengharapkan
imbalan,
psikologis yang dipelajari masnusia di
menemukan
kesenangan
tengah
Di
kebahagiaan dalam perolehan kondisi
pertumbuhan,
yang dihadapi dan dalam mengatasi
dalam
pertumbuhan fase
sosialnya.
berkembang kecenderungan individu untuk
memiliki.
Individu
memenuhi
tersebut
kebutuhan
ia
dan
situasi yang sulit. 3. Motivasi
berusaha mengakumulasi harta yang dapat
sebab
Berproduksi
dan 221
dalam
Bekerja
dan
ﺔ أﺣ ﮭﺎ وأ ﺮ ﺎ ﮭﺎ ﺣ ﺎ ﻓ ﮫ ﺄ ﻮن ﻮن
وﻓ ﺮ ﺎ ﻓ ﮭﺎ
وأ
ﺮون
ﮫ أ ﺪ ﮭ ۚ أﻓ
وءا ﺔ ﮭ ﻷرض
menghormati kehendak pemberinya. Oleh
ﺎ ﻓ ﮭﺎ
karena itu, seseorang yang beriman tapi
ﺛ ﺮۦه و ﺎ
و
ﺄ ﻮا
Wa ā yatu’l-lahumul arḍu’l-maytatu aḥyaynāhā wa akhrajnā minhā ḥabban faminhu ya’kulūna. Wa ja’alna fīhā min nakhīliw wa a’nābin wafajjarnā fīhā mina’l’uy ūni. Liya’kulū min ṡamarihī wa mā ’amilathu aydīhim. Afalā yasykurūna. 33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. 34. Dan Kami jadikan padanya kebunkebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air. 35. supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur.” (Q.S. Yasin 33-35)
tidak bekerja, maka akan hidup dalam kehampaan dan kelumpuhan, tidak ada hasil kongkret dalam hidupnya, serta tidak ada
tanda
keimanannya.
Sebaliknya,
seseorang yang bekerja tanpa iman akan hidup seperti robot dan tidak mampu merasakan
eksistensi
nilai-nilai
dibalik
penciptanya. Bisnis menurut Islam Yusanto (2002:18-21) memaparkan bahwa
bisnis
islami
dikendalikan
oleh
aturan halal dan haram, baik secara perolehan
maupun
harta;sementara
bisnis
pemanfaatan non-islami
tidak
Berdasarkan ketiga ayat tersebut,
memperhatikan aturan halal dan haram
pertama menjelaskan bahwa hendaklah
dalam setiap perencanaan, pelaksanaan,
manusia
atas
dan segala usaha yang dilakukan dalam
sebagaimana
meraih tujuan. Dari asa sekularisme inilah,
dinyatakan dalam Alqur’an “…..dari apa
seluruh bangunan karakter bisnis non islami
yang diusahakan oleh tangan mereka.”
diarahkan
Usaha
dan
bendawi dan menafikan nilai ruhiah serta
berproduksi tersebut tetap disandarkan
keterikatan pelaku bisnis pada aturan yang
pada kehendak Allah SWT, serta disertai
lahir dan nilai-nilai transdental. Kalaupun
doa memohon pertolongan-Nya. Kedua
ada aturan, semata-mata bersifat etik
menjelaskan bahwa lingkungan adalah
yang tidak ada hubungannya dengan
anugerah Allah SWT yang menyediakan
dosa dan pahala.
bekerja
kepentingan
didasarkan
berproduksi,
manusia
dalam
bekerja
Bisnis
hal–hal yang dapat membantu manusia
pada
hal-hal
islami
yang
hanya
akan
bersifat
hidup
dalam kehidupannya. Apabila anugerah
secara ideal dalam sistem dan lingkungan
Allah
yang islami pula. Dalam lingkungan yang
SWT
berkarya
tersebut
yang
disertai
disediakan
kesiapan pula
bagi
tidak islami, pelaku bisnis akan mudah terseret dan sukar berkelit dalam kegiatan
manusia sejak pertumbuhannya. Islam mengajarkan bahwa setiap
yang dilarang agama: mulai dari uang
pekerjaan dan kenikmatan yang baik
pelicin saat perizinan usaha, menyimpan
dapat berubah, menjadi ibadah apabila
uang
disertai niat tulus menjaga anugerah hidup
berbunga,
dan
selayaknya, dan sebagainya.
memanfaatkannya,
serta
222
dalam
rekening
hingga
iklan
koran
yang
yang
tidak
sama sehingga sering disebut produk
Strategi imitasi Menurut
Shenkar
dalam
Hasnin
palsu. Imitasi ini tergolong illegal.
(2012:54) peniruan adalah sebuah cara
2. Knockoff atau cloning. Pada tingkatan
yang digunakan individu untuk belajar,
ini perusahaan benar-benar meniru
merasakan,
produk
bertahan,
berkembang
perlahan
memperoleh
sifat
bersaing, ketika
dan
dan
mereka
perilaku
sudah
ada
tetapi
memiliki merek lain. (hal ini tidak
yang
membantu mereka maju pesat dalam
yang
dipakai dalam penelitian) 3. Design copy atau trade dress. Pada
lingkungan masing-masing. Pandangan ini
tingkatan
terjadi, karena ia melihat perilaku manusia
desain
merupakan
sejak dari lahir, dimana anak akan belajar
penting
dan
untuk meniru bahasa orang tuanya atau
menggunakan strategi ini. Selanjutnya
budaya
sebelum
peniruan desain dipadukan dengan
dan
imitasi dan inovasi. Namun jika desain
masyarakat
akhirnya
sekitar
dapat
belajar
mengembangkan dirinya sendiri. Menurut
Syafrizal
kemasan, tampilan bagian produk
atau yang yang
atau kemasan bukan bagian yang Albar
penting, maka yang dapat di tiru
(2012:64) Produk imitasi merupakan produk
adalah teknologi atau kemasan bukan
yang diciptakan dengan mengacu atau
bagian yang penting, maka yang
meniru pada produk pionir. Imitasi dapat
dapat ditiru adalah teknologi atau
dilakukan
desain,
keunikan dan produk yang menjadi
membuat produk generik dengan harga
acuan. Pada tingkatan ini perusahaan
yang
menciptakan
dengan
lebih
dalam
meniru
murah,
dan
melakukan
produk
yang
sangat
beberapa penyempurnaan dari produk
menyerupai produk lain atau biasanya
terdahulu.
Hasnin
produk pionir atau market leader,
(2012:55) imitasi adalah mengkopi, dimana
tetapi tidak benar-benar sama. Pada
imitator
tingkatan
Schnaars
secara
terus
dalam
menerus
meniru
produk pionir.
dengan
Schnnars dalam menyebutkan dapat
bahwa
dilakukan
ini
sering
kombinasi
juga
disebut
antara
strategi
fillianty
(2006:4)
imitasi dan inovasi. Sesuai fungsinya
imitasi
tersebut
untuk mengelabui konsumen sehingga
dengan
membajak
melakukan
sampai kepada membuat produk yang
pembelian,
lebih baik dengan dasar produk pioneer.
juga disebut dengan istilah produk
Oleh karena itu produk imitasi terdiri dari
kamuflase.
beberapa tingkatan, yaitu
digunakan oleh pengikut pasar agar
1. Counterfits atau pembajakan pada
kesalahan
dalam
maka produk ini dapat
Strategi
ini
biasanya
dapat menghindari berbagai biaya
tingkatan ini perusahaan benar-benar
sehingga
menjual produk dengan merk dan
langsung
desain
karena strategi ini cenderung untuk
produk
yang
benar-benar 223
dapat dengan
berhadapan market
leader,
menciptakan produk ya yang hamper
yang perlu diperhatikan n oleh perusahaan.
sama dengan market leader, lea tetapi
Undang-undang
dengan harga yang lebih ebih rendah.
cenderung
Komponen utama dalam da strategi
dibida idang
mengacu u
Kekayaan
trade
pada
Intelektual al
dress
Hak
(HaKi)
dan untuk
imitasi pada produk kamu muflase dalam
menghindari adanya pen penjiplakan. (hal ini
merebut perhatian konsumen en terdiri dari:
tidak dipakai dalam penel enelitian)
Packging yang dibuatt m mirip dengan
4. Creative adaptions.. P Perusahaan peniru
market leader. Hal ini dila dilakukan untuk
berupaya
mengelabui konsumen secara sec visual.
kemudian
Promosi yang sama den engan market
mengadaptasikannya kep kepada lingkungan
leader.
Hal
ini
dilak lakukan
untuk
meniru
pro roduk
yang
mengemb embangkan
ada, atau
yang baru. (hal ini tida idak dipakai dalam
memberikan kesan ata tau positioning yang
sama
dibenak ak
konsumen
dengan produk yang men menjadi market leader.
Produk
baru
yang
sama sa
dengan
market leader. Mencipt iptakan produk yang
sama
atau
lebih
baik
dibandingkan produk ma arket leader.
Harga yang lebih murah hd dibandingkan market leader. Harga meru merupakan hal yang cukup menjadi pertimbangan p bagi konsumen.
sa dengan Merek yang hampir sama market produk
Untuk tuk
leader. terkadang
beberapa
han anya
berbeda
penelitian). Kerangka Berpikir Gambar ar 1.
satu atau dua huruf dengan den merek
Kerangka berp berpikir
market leader.
Sumber: Pen Penulis
Strategi distribusi yang sa sama dengan
Kerangka
market leader. Biasanya a produk p imitasi cenderung
mengawali ali
proses
ini
menunjukkan
bahwa
b berfikir
diatas
Kerangka
berfikir
menjadi saluran distribus usi dari produk
pada Gambar 1 menjela jelaskan ajaran islam
market leader.
bersumber dari syariah d dan aqidah, dalam
Imitasi jenis ini bera erada diantara
islam terdapat muama alah dan ibadah.
daerah ilegal dan legal. Ha Hal ini sangat
Sebagaimana diungkap apan diatas, Islam
bergantung
memberikan kesempata tan kepada setiap
pada
kemamp mpuan
inovasi
perusahaan, selain itu faktor or hukum yang
pengusaha
berlaku disuatu negara merupakan meru hal
tetapi tetap dilandasii o oleh nilai-nilai dan 224
muslim
un untuk
berproduksi,
etika yang bersumber dari nilai-nilai dasar
digunakan
agama.
Penelitian ini menggunakan pertanyaan
III. METODE PENELITIAN
“Apa motivasi yang membuat pengusaha
Pendekatan Penelitian
muslim
Pendekatan dalam
yang
penelitian
menggunakan
ini
digunakan
adalah
dengan
pendekatan
dalam
di
strategi
penulisan.
tanggulangin
masih
memproduksi barang imitasi?”. 2. Proposisi
kualitatif.
Proposisi
digunakan
untuk
Menurut Sugiyono (2009:9), pendekatan
mengarahkan perhatian peneliti kepada
kualitatif
sesuatu yang harus diselidiki dalam ruang
adalah
penelitian
yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme
lingkup
dan digunakan untuk meneliti pada kondisi
temuannya diharapkan lebih jelas dan
obyek
peneliti
spesifik. Proposisi juga mencerminkan isu
teknik
teoritis yang penting yang menyatakan
secara
dimana peneliti harus mencari bukti yang
data
dianggap cocok dan relevan. Proposisi
yang
sebagai
alamiah,
dimana
instrumen
pengumpulan triangulasi
kunci,
data
dilakukan
(gabungan),
bersifat
induktif,
kualitatif
lebih
analisa
dan
hasil
penelitian
dalam
penilitian
sehingga
ini
adalah
hasil
motivasi
makna
pengusaha muslim memproduksi produk
daripada generalisasi. Sesuai keterangan
imitasi yang sudah jelas tidak sesuai atau
diatas,
melanggar prinsip produksi islami.
maka
menekankan
penelitian
penelitian
ini
akan
menggunakan strategi studi kasus dalam
3. Unit-unit Analisis
memahami masalah yang diteliti. Studi kasus
adalah
inkuiri
yang
masalah penentuan apa yang dimaksud
menyelidiki fenomena di dalam konteks
dengan kasus dalam penelitian yang telah
kehidupan nyata, bilamana: batas-batas
menjadi
antara fenomena dan konteks tak tampak
kasusnya.
dengan tegas; dan dimana: multisumber
diperlukan dalam sebuah penelitian agar
bukti dimanfaatkan (Yin, 2009:18).
peneliti
Desain penlitian
menentukan
Metode
empiris
Komponen ini berkaitan dengan
penelitian
Menentukan
dapat
di
awal unit
analisis
mengetahui
masalah
dari
studi
dan
penelitian
kasus
tersebut. Oleh karena itu peneliti harus
menurut Yin (2009:29) memiliki komponen-
dapat menentukan apakah unit analisis
komponen
yang digunakan dalam penelitian tersebut
desain
studi
pembahasan
penelitian
sebagai
berikut:
adalah individu, kelompok perusahaan,
1. Pertanyaan penelitian Metode
atau budaya.
penelitian
studi
kasus
4. Logika yang mengaitkan data dengan
menyarankan peneliti untuk membentuk penrtanyaan
siapa,
bagaimana,
dan
memberikan
rambu
apa, mengapa penting
proposisi tertentu
dimana,
Pengaitan data terhadap proposisi
dalam
dapat dilakukan dengan banyak cara,
yang
namun tidak ada satupun yang dapat 225
terdefinisi secara pasti. Satu pendekatan
wawancara, observasi dan dokumentasi.
yang memberi harapan kepada studi
Selain
kasus
mengenai
mendalam kepada informan, peneliti juga
mengaitkan
melakukan proses observasi ke tempat
adalah
penjodohan beberapa
gagasan
pola
yaitu
informasi
kasus
yang
sama
melakukan
usaha
atau
proses
rumah
wawancara
informan
untuk
dengan beberapa proposisi teoritis. Pada
mengetahui motivasi pengusaha muslim
penelitian
memproduksi produk imitasi, dengan cara
menjadi
motivasi faktor
pengusaha
yang
dapat
muslim dikaitkan
antara proposisi dengan data yang ada. 5. Kriteria
untuk
menginterpretasikan
temuan
melihat,
mengamati,
mencatat
menganalisis
fenomena
yang
dan ada
dilapangan. Peneliti juga melakukan proses dokumentasi untuk memotret keadaan
Komponen kelima ini juga tidak
yang ada di lapangan, dokumentasi ini
memiliki satupun cara yang tepat yang
akan meningkatkan keabsahan penelitian,
dapat digunakan untuk menyusun kriteria
karena dokumentasi tersebut merupakan
guna menginterpretasikan tipe-tipe data
bukti
temuan. Melalui temuan yang diperoleh
melakukan pengumpulan data.
berdasarkan
Teknik analisis
perbandingan
sekurang-
kurangnya dua proposisi yang bersaing, diharapkan
pola-pola
yang
berbeda
bahwa
peneliti
benar-benar
Teknik analisis yang digunakan di dalam
penelitian
ini
adalah
deskriptif,
dapat memberikan gambaran yang cukup
karena peneliti berusaha mendeskripsikan
jelas.
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
Peristiwa
yang
dimaksud
dalam
penelitian ini adalah adanya fenomena
terjadi
memproduksi barang imitasi pada generasi
berusaha memotret peristiwa dan kejadian
Y. Dalam penelitian ini generasi Y, adalah
yang terjadi menjadi pusat perhatiannya
para pengusaha muslim di Tanggulangin
untuk kemudian dijabarkan sebagaimana
yang memiliki pemahaman bisnis Islam.
adanya, sehingga analisis yang digunakan
Pengusaha
memiliki
adalah membandingkan suatu temuan
pemahaman bisnis Islam, seharusnya tidak
dan kajian proposisi yang telah dibuat
mengimitasi produk saudaranya sendiri.
sebelumnya. Tujuan dari perbandingan
Teknik keabsahan data
tersebut adalah menganalisis data studi
muslim
Penelitian
yang
ini
menggunakan
kasus
saat
sekarang
dengan
cara
dimana
membuat
peneliti
suatu
metode triangulasi teknik untuk mengecek
penjelasan (naratif), dan menggambarkan
data
informan
(deskripsi) kasus yang bersangkutan dan
muslim
membuktikan proposisi teoritis yang telah
Peneliti
dibuat,
yang
mengenai
diperoleh
motivasi
memproduksi
dari
pengusaha
produk
imitasi.
akhir
menggunakan teknik pengumpulan data
membuat
yang berbeda-beda untuk mendapatkan
gambaran
data
dari
sumber
yang
sama,
yaitu 226
dari
tulisan detail
penelitian yang dan
kaya
adalah akan
mendalam
mengenai
objek
penelitian
(thick
seterusnya.
Adanya sebuah dorongan
description). (Yin, 2009:1)
yang timbul dalam diri manusia atau
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
bahkan yang berasal dari luar diri manusia
Gambaran subjek penelitian
memengaruhi
Produksi Tanggulangin
utama
produsen
adalah
membuat
di tas.
Mengikuti perkembangan zaman mereka
pengambilan
dan perilaku manusia. Berikut ini adalah motivasi
yang
mendorong
1. Informan
pertama
dan dompet. Secara keseluruhan produksi
penelitian pertama
utama di Tanggulangin berbahan dasar
Motivasi
dari kulit. Jumlah karyawan rata-rata yang
memproduksi
dimiliki produsen di Tanggulangin berkisar
menjaga
kurang
perusahaan
10-20,
masing-masing
pengusaha
muslim di Tanggulangin
juga mulai membuat sabuk, sepatu, jaket
lebih
keputusan
dalam
Informan produk
objek
pertama
imitasi
adalah
keberlangsungan dan
agar
hidup
perusahaan
karyawan yang memiliki keahlian khusus
terhindar
dibidangnya.
karena dengan terus memproduksi produk
Terkenalnya Tanggulangin dalam
imitasi
dari
ketidak
dengan
kualitas
keseimbangan,
terbaik
serta
hal kerajinan kulit juga terdengar oleh
menjaga
negara lain seperti pemerintah Italia yang
diinginkan konsumen maka akan muncul
ingin menguncurkan pinjaman sebesar 150
kepuasan dan loyalias konsumen. (motivasi
Milyar
fisologis)
untuk
mengembangkan
industri
ketersediaan
produk
yang
sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo Jawa
Motivasi informan pertama yang
Timur. Dana tersebut digunakan untuk
lainnya adalah memproduksi produk imitasi
membangun Pusat Pelatihan Persepatuan
merupakan kebutuhan bagi perusahaan,
Kasual di sentra Industri kerajinan kulit.
karena hal tersebut merupakan tuntuan
Hasil Analisis
konsumen yang pada dasarnya lebih suka
Manusia
segala
membeli produk dengan merk yang lebih
tindakannya, mulai dari apa yang pertama
bervariasi. Memproduksi produk imitasi juga
kali
dapat
dilihat,
dalam
diserap,
yang
kemudian
menaikkan
pendapatan
mengendap menjadi suatu memori, dan
perusahaan
pada akhirnya timbul suatu gerakan untuk
perusahaan lain dengan cara melakukan
melakukan
inovasi
apa
yang
diinginkannya
dan
sehingga
merupakan suatu tahap motivasi. Manusia
berdatangan.
digambarkan
sosial: kepemilikan)
sebagai
makhluk
yang
mempunyai banyak kebutuhan. Manusia
Selain
bersaing
tamu
(Motivasi
dengan
akan
selalu
psikologis
atau
itu
motivasi
informan
yang
lainnya
adalah
akan terus berusaha mendapatkan apa
pertama
yang dibutuhkan (diinginkan), dan setelah
memproduksi produk imitasi juga salah satu
kebutuhan pertama terpenuhi akan ada
wujud perintah Allah untuk bekerja dengan
kebutuhan
yang
kedua,
begitupun 227
mempekerjakan bukan angkatan kerja (motivasi bekerja dan berproduksi). 2. Informan
kedua
adalah
dalam
objek
penelitian pertama Motivasi
Motivasi informan ketiga berikutnya memproduksi
merupakan
imitasi
kebutuhan
perusahaannya,
karena
bagi masyarakat
kedua
Indonesia lebih menyukai produk yang
adalah
bermerk dari luar di banding merk lokal
hidup
tanpa memerhatikan keaslian merk dari
penjualan
komoditi yang dibeli dan membuat produk
produk imitasi cukup besar ketika diadakan
dengan merk sendiri bisa menghabiskan
obral dan semua produk imitasi yang
biaya. (motivasi psikologis atau sosial)
memproduksi
Informan
produk
produk
imitasi
menjaga
keberlangsungan
perusahaan,
karena
tingkat
diproduksi laku terjual dalam program obral atau sale. (motivasi fisiologis)
Selain itu motivasi informan ketiga lainnya
adalah
memproduksi
barang
Selain itu motivasi informan kedua
imitasi merupakan salah satu pekerjaan
lainnya adalah memproduksi produk imitasi
dengan cara yang halal dan hal tersebut
merupakan
harus
merupakan wujud perintah Allah untuk
dipernuhi perusahaan, karena Informan
bekerja maka dari itu informan ketiga
kedua biasa melakukan obral atau sale
masih terus memproduksi produk imitasi
yang ditujukan untuk menarik minat para
hingga saat ini. (motivasi bekerja dan
konsumen dan biasanya produk yang
berproduksi)
kebutuhan
yang
diobral merupakan produk-produk imitasi
4. Informan keempat dalam objek
sehingga hal tersebut dapat menaikkan pendapatan
perusahaan.
penelitian kedua
(motivasi
psikologis atau sosial).
Motivasi memproduksi
Motivasi informan kedua berikutnya
Informan
produk
keempat
imitasi
adalah
sebuah kebutuhan perusahaan, karena
adalah memproduksi produk imitasi juga
dengan
salah satu wujud perintah Allah untuk
perusahaan
bekerja, karena bekerja dengan jujur akan
peningkatan
membuat semua urusan bisnis menjadi
masyarakat
lancar (motivasi bekerja dan berproduksi).
barang bermerk. (Motivasi psikologis dan
3. Informan
ketiga
dalam
objek
Selain
bisa
memperoleh
pendapatan. Indonesia
imitasi,
Selain
masih
itu
menyukai
itu
motivasi
informan
ketiga
keempat lainnya adalah setiap pekerjaan
adalah
merupakan ibadah kepada Allah SWT,
menjaga kelangsungan hidup perusahaan
karena setiap usaha atau pekerjaan harus
dan
diimbangi doa agar mencapai kesuksesan,
memproduksi
agar
Informan
produk
sosial)
penelitian pertama Motivasi
memproduksi
produk
imitasi
terhindar
dari
ketidakkeseimbangan, karena penjualan
dan
yang selalu stabil. (motivasi fisiologis)
merupakan
228
memproduksi pekerjaan
produk
imitasi
sekaligus
wujud
perintah
Allah
untuk
bekerja
(motivasi
bekerja dan berproduksi). 5. Informan
dalam
objek
penelitian kedua tingkat
memotivasi
informan
yang
harus
perusahaan.
Selain
memproduksi
produk
menaikkan
kelima
dipernuhi
itu
dengan
imitasi
pendapatan
dapat
perusahaan.
(motivasi psikologis atau sosial) Motivasi informan kelima berikutnya adalah meskipun dengan cara yang salah memproduksi produk imitasi juga salah satu
ﭑ ﻄ إ ٓ أن
informan kelima selain berusaha selalu kepada
Allah
SWT.
(motivasi
bekerja dan berproduksi).
diartikan
sebagai
suatu
kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan dalam rangka
memenuhi
keinginan
kebutuhan
dan
dengan
cara
hidupnya
mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien. Pelaku bisnis akan melakukan
bisnis
dalam
bentuk:
(1)
memproduksi dan mendistribusikan barang atau jasa, (2) mencari profit, (3) mencoba memuaskan keingingan konsumen. Tetapi seorang
Muslim
dalam
semungkin,
menjalankan
harus
ada
batasannya. Demikian pula, berbisnis harus dilakukan
dengan
menguntungkan
ٓﺄ ﮭﺎ ﺬ
ν ϋ˱ Π
٩ Yā ayyuha’l-lażīna āmanū lā ta’kulū amwālakum baynakum bilbāṭili illā an takūna tijāratan ’an taraḍi’m-minkum. Wa lā taqtulū anfusakum. Inna’l-laha kāna bikum raḥīman. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Paparan
di
atas
menegaskan,
pertama Al Qur’an memberikan tuntutan bisnis yang jelas yaitu visi bisnis masa
keuntungan sesaat, melainkan mencari keuntungan yang hakiki, dan berakibat baik pula bagi kesudahannya. Kedua, keuntungan
cara
saling
sehingga
tidak
bisnis
menurut
Al
Qur’an
bukan sekedar bersifat material, tetapi bersifat
material
sekaligus
immaterial,
bahkan lebih mengutamakan hal yang bersifat immaterial dan kualitas. Ketiga, bisnis bukan semata-mata berhubungan dengan manusia tetapi juga berhubungan dengan Allah. Dengan demikian, terkait bisnis, dalam Al Qur’an secara otomatis sudah terdapat implementasi etika bisnis.
bisnisnya ini tidak boleh mencari laba maksimal
ءا ﻮا
depan yang bukan semata–mata mencari
Pembahasan Bisnis
ﺄ ٓﻮا أ ﻮ
Ϳ · ِىδϔ ˸ Ը ِ ϻ ِى
Σ ِ
wujud perintah Allah untuk bekerja, karena
berdoa
baik
secara tegas dijelaskan dalam Al Qur’an
pembelian
memproduksi produk imitasi dan menjadi kebutuhan
sedikitpun
surat an Nisa’ ayat 29:
masyarakat Indonesia terhadap produk imitasi
kerugian
pada waktu dilakukan setelahnya. Hal ini
kelima
Tingginya
menimbulkan
Selanjutnya memaparkan
Yusanto
bahwa
(2002:18-21)
bisnis
islami
dikendalikan oleh aturan halal dan haram, baik
229
secara
perolehan
maupun
pemanfaatan harta;sementara bisnis non-
kaum
islami tidak memperhatikan aturan halal
memperjualbelikan barang-barang haram
dan haram dalam setiap perencanaan,
akan
pelaksanaan, dan segala usaha yang
termasuk juga mengusahakan seseuatu
dilakukan dalam meraih tujuan. Dari asa
dengan
sekularisme
obyeknya adalah benda yang halal.
inilah,
seluruh
bangunan
muslim.
jatuh
hal-hal
yang
bersifat
bendawi
dan
pada
cara ﻏ ﺎﻓ
karakter bisnis non islami diarahkan pada
Karena
itu,
perbuatan
yang
haram
haram,
meskipun
!ﮫ ﻓﻮق ا ﻄ ﺎم ﺣ ﻰ ﺮاه ا ﺎس
أﻓ
ﺎ Afa lā
menafikan nilai ruhiah serta keterikatan
ja’altahu
fawqa a’ṭ-ṭa-
pelaku bisnis pada aturan yang lahir dan
‘amu ḥatta yurāhu linnāsi! Man gisynā
nilai-nilai
falaysa minnā
transdental.
Kalaupun
ada
aturan, semata-mata bersifat etik yang tidak ada hubungannya dengan dosa dan pahala. Hal motivasi
ini
bertentangan
pengusaha
dengan
muslim
Artinya: “Mengapa engkau tidak meletakkannya di bagian atas, agar orang yang akan membeli dapat melihatnya? Barangsiapa yang berbuat curang kepada kami, maka ia bukan bagian dari golongan kami.” (HR Muslim)
di Menurut Said (2008:5) menyebutkan
Tanggulangin yang memproduksi produk imitasi
dilapangan.
dalam Hasnin
Menurut
Schnaars
(2012:55) imitasi adalah
mengkopi, dimana imitator secara terus menerus meniru produk pionir. Counterfits atau
pembajakan
pada
tingkatan
ini
perusahaan benar-benar menjual produk dengan merk dan desain produk yang benar-benar sama sehingga sering disebut produk palsu. Imitasi ini tergolong ilegal. Berdasarkan hasil wawancara Informan pertama
hingga
kelima
termotivasi
memproduksi produk imitasi dikarenakan pendapatan yang stabil dan menjanjikan.
faktor-faktor produksi dalam Islam, Islam mengajarkan agar barang yang diproduksi adalah barang halal bukan barang haram. Barang atau produk yang haram adalah sesuatu dzat (benda), sebagaimana yang tersebut dalam Al Qur’an yang dilarang oleh
Allah
barang
bagi
perusahaan
yang
mempunyai merk atau hak cipta atas produknya
dan
termasuk
haram
hukumnya. Menurut (Kelana, 2008:112), Hal ini juga bertentangan dengan Anjuran berbisnis Rasullullah SAW. Apa yang haram telah jelas menjadi larangan Allah SWT atas
siapa
memakannya,
yang
melanggar
dan maka
berdosa. Sedangkan barang atau produk yang halal adalah sesuatu dzat (benda) yang
tersebut
dalam
Al-Qur’an
yang
diperbolehkan oleh Allah dan halal untuk dimakan. Al-Qur’an melarang makan produk
Padahal memproduksi imitasi sendiri merugikan
untuk
yang
haram
dan
memerintahkan
memakan produk bagi yang halal. Dalam surat Al Baqarah: 172 Ϳ ˸ ηِ ِ ِ ٧ ﺪون
إ ﺎه
ρ ˸
˸
˯
Ը
إن
Yā ayyuha’l-lażīna āmanū kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurū li’llahi in kuntum iyyāhu ta’budūna. 230
karena hal ini merugikan perusahaan
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benarbenar kepada-Nya kamu menyembah”. Dengan tidak terpenuhinya Anjuran Bisnis Rasullullahah serta cara berproduksi menurut perspektif Islam, maka dapat dikatakan hal yang memotivasi pengusaha
yang mempunyai merk atau hak cipta atas produknya. Saran setelah
1. Bagi
motivasi
pengusaha
muslim
di
Tanggulangin dengan melakukan hak paten atas produk dan pemasaran, produk
tidak mencari kemantapan dari usaha itu
Industri
Tanggulangin
sendiri dengan memperoleh keuntungan
tanpa
yang wajar dan di ridhoi oleh Allah SWT.
kerajinan
akan
lebih
melakukan
kulit dikenal
pengimitasian,
karena pengimitasian tersebut sangat
V. SIMPULAN Berdasarkan
analisa
merugikan
dan
memproduksi produk imitasi. Berikut ini ditarik
beberapa
ketat
kesimpulan
produk
imitasi,
menjadi
kebutuhan
sehingga
yang
harus
2. Motivasi lain yang mendasari para informan memproduksi produk imitasi adalah Dengan memproduksi produk akan
menjaga
keberlangsungan hidup perusahaan dikarenakan tingkat penjualan produk imitasi menjanjikan dan stabil dari
produk
dan
lokal lebih dikenal di Pasar Domestik. VI. DAFTAR PUSTAKA Albar, Berri Brilliant, S.E, M.M. 2012. Jurnal Manajemen
dan
Kewirausahaan:
terhadap
Keputusan Jurnal
Konsumen.
Pembelian
tidak
diterbitkan.
Padang. Fakultas Ekonomi, Universitas Tamansiswa Djakfar,
Muhammad.2012,
Etika
Bisnis
Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Peran Moral Ajaran Bumi. Jakarta Fillianty, Fitry. 2006. Jurnal Teknik Industri.
tahun ketahun. pengusaha
bertentangan
menanggulangi
Pengaruh Strategi Imitasi Rokok Country
dipenuhi oleh perusahaan.
imitasi
jangka
memberikan fasilitas agar produk hasil
karena
tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap
dalam
pengimitasian
1. Memproduksi produk imitasi dilakukan muslim
waktu
2. Untuk pemerintah seharusnya lebih
mengenai pembahasan ini, diantaranya:
pengusaha
dalam
panjang.
pembahasan motivasi pengusaha muslim
3. Motivasi
penelitian
imitasi adalah sebagai berikut:
mencari pendapatan atau keuntungan,
oleh
melakukan
direkomendasikan
pengusaha muslim memproduksi produk
muslim di Tanggulangin ini hanya sebatas
dapat
yang
muslim
dengan
ini
anjuran
berbisnis Rasullullah SAW dan cara berproduksi dalam perspektif Islam,
Strategi
Imitasi
Pengetahuan
dan
Alam
Manajemen
Pengembangan
Inovasi PLA (Poly Lactic Acid) pada Agro Industri Kemasan Bodegradabel di Indonesia. Jurnal 231
tidak
di
terbitkan,
Bogor. Teknis Industri, Institut Pertanian
Membangun
Bogor
Jakarta: Lini zikrul media intelektual
Usaha
yang
Islami).
Hasnin, Hannisa Rahmaniar. 2011. Inovasi
Yin, Robert K. 1987. Studi Kasus: Desain dan
produk melalui strategi imitasi dalam
Metode. Terjemahan oleh M. Djauzi
menghadapi persaingan produk impor
Mudzakir, 2009. Jakarta: Rajawali Pers
(implementasi Strategi Imitasi pada Studi
Yusanto, M. I dan M. K. Widjajakusuma.
Kasus Edam Burger Depok). Skripsi tidak
2002. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta:
diterbitkan. Jakarta. Fakultas Ilmu Sosial
Gema Insani Press
dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Zaroni, Akhmad Nur. 2007. Bisnis Dalam
Jusmailindkk. 2008. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara
Perspektif
Islam
Keagamaan
Mursi, Abdul Hamid. 1997. SDM yang
m.liputan6.com
Jakarta: PT. Indeks
www.republika.co.id
Noor, Muhammad Iqbal. 2012. Motivasi dan
Motivasi
Proposial
pada
Lembaga Amil Zakat( Studi terhadap Para Pegawai PKPU Cabang Semarang. Skripsi
tidak
diterbitkan.
Semarang
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Rivai dan Arviyan
Arifin, 2009. Islamic
Leadership,
membangun
superleadership
melalui
kecerdasan
spiritual, Jakarta: Bumi Aksara Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori
ke
Jakarta:
Praktik,
PT
Raja
Grafindo Persada Said,
Syihabudin
dan
Ma’zumi.2008.
Falsafah dan Perilaku Ekonomi Islam. Cetakan
Pertama.
Jakarta.
Diadit
Media Sugiyono,
2011.
Metode
Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta Taufiq, Muhammad Izzuddin. 2006. Islamic Business Srategy for Entrepreneurship (Bagaimana
Menciptakan
dalam
dan 232
Aspek
Kehidupan
Ekonomi) Mahazib. Vol. IV. No.2
Produktif: Pendekatan Terapan. Jilid 1.
Islam
(Telaah