JESTT VOL. 2 NO. 3 MARET 2015 218 MOTIVASI PENGUSAHA

Download 3 Mar 2015 ... MOTIVASI PENGUSAHA MUSLIM MEMPRODUKSI PRODUK IMITASI ... Bisnis dalam Islam dapat dipahami ... membuat produk generik dengan...

0 downloads 388 Views 605KB Size
JESTT Vol. 2 No. 3 Maret 2015

MOTIVASI PENGUSAHA MUSLIM MEMPRODUKSI PRODUK IMITASI (Studi Pada Sentra Industri Kerajinan Kulit Di Tanggulangin) 1) Firmansyah Aditama Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email : [email protected] Irham Zaki Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email : [email protected] ABSTRACT: The purpose of this research is to know motivations which encourage moslem entrepreneurs decide producing imitation product. This research used a qualitative approach with explanatory case study strategy which is able to answer the question arised. Data collecting process was done by interviewing moslem entrepereneurs in Tanggulangin. Analysis technique which used in this research is descriptive, because author tried to describe a symptoms, occurance, and events which happened nowadays. Author tried to capture events and occurance that happened and being a central of attention to be explained as it seen on the location. The result showed that there are many forms of motivation why moslem entrepreneurs decide to produce imitation products. Those motivations were classified and explained based on the Islamic motivation theory by Abdul Hamid Mursi. That motivation theory is physiological motivation, psychological or social motivation, and working and producing motivation Keywords: Islamic motivation, moslem entrepreneurs I. PENDAHULUAN Perekonomian menjadi nyawa bagi

Bisnis dalam Islam dapat dipahami

setiap manusia, masyarakat, bangsa, dan

sebagai rangkaian aktivitas bisnis

Negara. Disadari atau tidak bahwa setiap

berbagai bentuknya yang tidak dibatasi

manusia di dunia ini tidak akan bisa lepas

jumlah/kuantitas

dari dunia perekonomian. Usaha manusia

(barang/jasa) termasuk profitnya, namun

dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

dibatasi

hidup di muka bumi sangat berkaitan erat

pendayagunaan

dengan kegiatan ekonomi.

halal dan haram (Zaroni, 2007).

dalam

kepemilikan

cara

dalam

hartanya

perolehan

hartanya

ada

dan

aturan

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan

Era globalisasi menjanjikan suatu

yang dilakukan manusia untuk memenuhi

peluang dan tantangan bisnis baru bagi

kebutuhannya.

dikatakan,

perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

kegiatan

Di satu sisi, era globalisasi memperluas

manusia untuk mencapai kesejahteraan.

pasar produk dari perusahaan Indonesia.

Menurut

pandangan

Islam,

kegiatan

Di sisi lain, keadaan tersebut memunculkan

ekonomi

yang

dan

dianjurkan

persaingan yang semakin ketat baik antar

adalah melalui kegiatan bisnis dan juga

perusahaan domestik maupun perusahaan

investasi.

asing. Akibat dari ketatnya persaingan ini

kegiatan

Dapat

ekonomi

pula adalah

sesuai

1)Jurnal

ini merupakan bagian dari skripsi dari Firmansyah Aditama, NIM : 041014035, yang diuji pada 6 Februari 2015.

218

banyak

perusahaan

yang

melakukan

imitasi.

barang beredar, diantaranya berkaitan dengan

Menurut

Syafrizal

dalam

Albar

(2012:64) Produk imitasi merupakan produk

barang

(www.republika.co.id

palsu.

:2012

diakses

27

agustus 2014)

yang diciptakan dengan mengacu atau

Masyarakat

Indonesia

Anti

meniru pada produk pionir. Imitasi dapat

Pemalsuan (MIAP) memaparkan hasil survei

dilakukan

desain,

terbarunya mengenai peredaran produk

membuat produk generik dengan harga

palsu terhadap kerugian ekonomi nasional

yang

tahun

dengan

lebih

meniru

murah,

dan

melakukan

2014.

Menurut

Ketua

MIAP

beberapa penyempurnaan dari produk

Widyaretna

terdahulu.

Hasnin

akibat peredaran barang palsu tahun 2014

(2012:55) imitasi adalah mengkopi, dimana

mencapai Rp 65,1 triliun. kerugian tersebut

imitator

terdiri dari produk makanan dan minuman

Schnaars

secara

terus

dalam

menerus

meniru

produk pionir.

Buenastuti,

total

kerugian

sebesar Rp 13,39 triliun, produk pakaian

Sekarang

beredar

dan barang dari kulit sebesar Rp 41,58

barang tiruan yang menggunakan merek

triliun, produk obat-obatan dan kosmetik

dari perusahaan yang telah mapan. Hal ini

sebesar Rp 6,5 triliun, serta produk software

dilakukan

dan

merek

oleh

imitasi

ini

banyak

perusahaan untuk

pembuat

mempermudah

pemasaran barang tiruan tersebut dengan

tinta

sebesar

Rp

(http://m.liputan6.com

3,6

:2014

triliun. diakses

tanggal 22 November 2014)

cara yang tidak etis. Banyak konsumen

Para ulama di Tanah

Air turut

yang secara sadar dan sukarela membeli

memberikan

merek imitasi dengan beberapa alasan,

terhadap maraknya praktik pelanggaran

antara lain karena harganya lebih murah,

HAKI. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah

kualitas merek imitasi relatif hampir sama

menetapkan Fatwa Nomor 1 Tahun 2003

dengan merek yang asli, serta prestis yang

tentang Hak Cipta dan

diperoleh dengan menggunakan merek

1/MUNAS VII/MUI/15/2005 tentang HAKI.

yang sudah terkenal.

Tidak hanya hanya melanggar agama,

Pada

Tahun

2010

peredaran

tetapi

praktek

perhatian

ilegal

yang

Fatwa

itu

juga

serius

Nomor

dinilai

barang palsu dan ilegal di Indonesia

melanggar ketentuan syariat. Surat an-

mengalami kenaikan, yakni Rp 43 triliun.

Nisa’ ayat 29 secara tegas melarang

Pernyataan itu diucapkan wakil menteri

memakan harta orang lain cara batil

perdagangan

(tanpa hak).

Indonesia

(Wamendag),

Bayu Krisnamurthi. Dia menjelaskan, nilai nominal Rp 43 triliun merupakan hasil

‫ٓﯾﺄﯾﮭﺎ ذﯾن ءاﻣﻧو ْا ﻻ ﺗ ۡﺄﻛ ٓو ْا أ ۡﻣو ﻛم ۡﺑﯾﻧﻛم ﺑﭑ ۡ ﺑطل إﻻٓ أن‬  ϣϳΣέ ِ ϛΑϥ ϛͿ͉  ͉ϥ· ‫ ِى‬ϛγϔϧ΃ ˸ ϭԸ ΗϘِ Ηϻϭ ‫ ِى‬ϛϧ͋ϣν έΗϥϋΓ˱ έΟΗϥϭϛΗ

penelitian dari Universitas Indonesia (UI)

٢٩

pada 2010 sampai tahun 2012, Kemendag

Yā ayyuha’l-lażīna āmanū lā ta‘kulū baynakum bilbāṭili illā-an takūna tijāratan

sudah

menangkap

762

pelanggaran

219

`antarāḍi’n-minkum. Wa lā taqtulū anfusakum. Inna’l-laha kānabikum raḥīman "Hai orang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janglah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." Selain “barang

itu,

Rasullullah

siapa

yang

penipuan/kecurangan,

bersabda melakukan

maka

dia

bukanlah dari golongan kami.”(HR. Muslim, no. 164).(Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’ fi ad Daulah Al Islamiyyah, hlm.133-

pengusaha muslim memproduksi produk imitasi. II. LANDASAN TEORI Pengertian Motivasi Kata motivasi memiliki beberapa pengertian,

dari

sisi

Bahasa

motivasi

berasal dari kata motive atau dengan prakata Bahasa lainnnya, yaitu movere yang

berarti

memberikan

“mengerahkan”, dorongan

yang

atau menjadi

pangkal sseseorang melakukan sesuatu (Rivai dan Arifin, 2009:386). Menurut Rivai (2004:455) motivasi sebagai serangkaian sikap dan nilai-nilai yang memperngaruhi

134). Berdasarkan

ayat

dan

hadist

tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah

individu untuk mencapai hal spesifik sesuai dengan tujuan individu. Maka

dengan tegas melarang umatnya untuk saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil. Sebagai contoh adalah produksi barang imitasi, karena bisinis ini

penelitian

ini

uraian

bermaksud

di

atas,

imitasi”.

Tempat

yang

akan

dijadikan sebagai objek pada penelitian ini adalah

pengusaha

muslim

kearah pencapaian tujuan berdasarkan kemampuannya

untuk

memuaskan

Motivasi dalam perspektif Islam Mursi

di

karena Tanggulangin merupakan salah satu tempat produksi barang imitasi di

menyebutkan

motivasi

dalam

pendekatan Al Qur’an dan Sains, yaitu sebagai berikut: 1. Motivasi Fisiologis Allah SWT telah memberikan ciri – ciri khusus pada setiap makhluk sesuai dengan fungsi – fungsinya. Diantara ciri – ciri

Sidoarjo.

(1997:107)

macam-macam

Tanggulangin. Objek penelitian ini dipilih,

khusus

terpenting

dalam

tabiat

penciptaan hewan dan manusia adalah

Rumusan Masalah Apa motivasi pengusaha muslim

motivasi

alami

Tujuan Penelitian ini

bertujuan

fisiologis.

menjelaskan

memproduksi produk imitiasi?

Penelitian

motivasi

adalah upaya untuk mendorong sesorang

mengetahui

“motivasi pengusaha muslim memproduksi barang

simpulkan

kebutuhan individu tersebut.

dapat merugikan salah satu pihak. Berdasarkan

dapat

untuk

mengetahui untuk mengetahui motivasi

220

tubuh

studi

Apabila

maka

timbul

fisiologis

kecenderungan manusia

keseimbangan

permanen. lenyap,

adanya

dalam

menjaga

Studi-

unutuk secara

keseimbagan motivasi

itu

untuk

melakukan

aktivitas

mengembalikan seperti

yang

bertujuan

kesimbangan

semula.

Sehingga,

jaminan

tubuh manusia

keamanan

hingga

masa

yang akan datang. b. Motivasi berkompetisi: Berkompetensi

senantiasa menjaga keseimbangan vital

(berlomba-lomba)

yang lazim untuk menjaga diri, eksistensi,

dorongan psikologis yang diperoleh

dan kesinambungan dalam menjalankan

dengan mempelajari lingkungan dan

fungsi – fungsinya.

kultur yang

Setiap makhluk hidup diciptakan dengan

cara

dan

ukuran

merupakan

tumbuh

di

dalamnya.

Manusia biasa berkompetensi dalam

tertentu,

ekonomi,

keilmuan,

kebudayaan,

sehingga mencapai tingkat kesimbangan

sosial, dan sebagainya. Al Qur’an

yang ideal. Apabila keseimbangan ini

menganjurkan

mulai tidak serasi, maka motivasi – motivasi

berkompetensi

fisiologis akan melakukan aktivitas yang

amal shaleh, berpegang pada prinsip

pasti

– prinsip kemanusiaan, dan mengikuti

mengembalikan

keadaan

tubuh

kepada

semula, yaitu keseimbangan.

Pemikiran

mengenai

manhaj

keseimbangan

manusia dalam

Illahi

agar

ketakwaan,

dalam

hubungan

dengan sang pencipta dan sesama

tersebut telah dikupas dalam Al-Qur’an

manusia,

sebagai berikut

ampunan dan keridhan Allah SWT

‫و ﻷرض ﺪد ﮭﺎ وأ ﻘ ﺎ ﻓ ﮭﺎ رو ﻲ وأ ﺎ ﻓ ﮭﺎ‬

c.

٩ ‫ﻲء ﻮزون‬

merupakan

manusia,

sebagian

orang

bekerja

daripada

tetapi

ada

lebih

giat

yang

yang

lain.

jika tidak menemui hambatan dalam merealiasasikan

apa

yang

diharapkan. Selama dorongan kerja itu

kuat,

semakin

besar

peluang

macam-

individu untuk lebih konsisten pada

macam motivasi psikologis atau sosial

tujuan kerja. Ada juga yang lebih

dalam perspektif Islam, yaitu:

menyukai

a. Motivasi

ini

setiap

kebanyakan orang mau bekerja keras

2. Motivasi psikologis atau sosial Berikut

memperoleh

Motivasi kerja: motivasi kerja dimiliki oleh

Wal arḍa madadnāha wa alqaynā fīha rawāsiya wa an batnā fīhā min kulli syay-i’m-mauzūnin “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gununggunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al – Hijr ayat 19)

sehingga

kepemilikan:

Motivasi

dorongan

kerja

tanpa

mengharapkan

imbalan,

psikologis yang dipelajari masnusia di

menemukan

kesenangan

tengah

Di

kebahagiaan dalam perolehan kondisi

pertumbuhan,

yang dihadapi dan dalam mengatasi

dalam

pertumbuhan fase

sosialnya.

berkembang kecenderungan individu untuk

memiliki.

Individu

memenuhi

tersebut

kebutuhan

ia

dan

situasi yang sulit. 3. Motivasi

berusaha mengakumulasi harta yang dapat

sebab

Berproduksi

dan 221

dalam

Bekerja

dan

‫ﺔ أﺣ ﮭﺎ وأ ﺮ ﺎ ﮭﺎ ﺣ ﺎ ﻓ ﮫ ﺄ ﻮن‬ ‫ﻮن‬

‫وﻓ ﺮ ﺎ ﻓ ﮭﺎ‬

‫وأ‬

‫ﺮون‬

‫ﮫ أ ﺪ ﮭ ۚ أﻓ‬

‫وءا ﺔ ﮭ ﻷرض‬

menghormati kehendak pemberinya. Oleh

‫ﺎ ﻓ ﮭﺎ‬

karena itu, seseorang yang beriman tapi

‫ﺛ ﺮۦه و ﺎ‬

‫و‬

‫ﺄ ﻮا‬

Wa ā yatu’l-lahumul arḍu’l-maytatu aḥyaynāhā wa akhrajnā minhā ḥabban faminhu ya’kulūna. Wa ja’alna fīhā min nakhīliw wa a’nābin wafajjarnā fīhā mina’l’uy ūni. Liya’kulū min ṡamarihī wa mā ’amilathu aydīhim. Afalā yasykurūna. 33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. 34. Dan Kami jadikan padanya kebunkebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air. 35. supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur.” (Q.S. Yasin 33-35)

tidak bekerja, maka akan hidup dalam kehampaan dan kelumpuhan, tidak ada hasil kongkret dalam hidupnya, serta tidak ada

tanda

keimanannya.

Sebaliknya,

seseorang yang bekerja tanpa iman akan hidup seperti robot dan tidak mampu merasakan

eksistensi

nilai-nilai

dibalik

penciptanya. Bisnis menurut Islam Yusanto (2002:18-21) memaparkan bahwa

bisnis

islami

dikendalikan

oleh

aturan halal dan haram, baik secara perolehan

maupun

harta;sementara

bisnis

pemanfaatan non-islami

tidak

Berdasarkan ketiga ayat tersebut,

memperhatikan aturan halal dan haram

pertama menjelaskan bahwa hendaklah

dalam setiap perencanaan, pelaksanaan,

manusia

atas

dan segala usaha yang dilakukan dalam

sebagaimana

meraih tujuan. Dari asa sekularisme inilah,

dinyatakan dalam Alqur’an “…..dari apa

seluruh bangunan karakter bisnis non islami

yang diusahakan oleh tangan mereka.”

diarahkan

Usaha

dan

bendawi dan menafikan nilai ruhiah serta

berproduksi tersebut tetap disandarkan

keterikatan pelaku bisnis pada aturan yang

pada kehendak Allah SWT, serta disertai

lahir dan nilai-nilai transdental. Kalaupun

doa memohon pertolongan-Nya. Kedua

ada aturan, semata-mata bersifat etik

menjelaskan bahwa lingkungan adalah

yang tidak ada hubungannya dengan

anugerah Allah SWT yang menyediakan

dosa dan pahala.

bekerja

kepentingan

didasarkan

berproduksi,

manusia

dalam

bekerja

Bisnis

hal–hal yang dapat membantu manusia

pada

hal-hal

islami

yang

hanya

akan

bersifat

hidup

dalam kehidupannya. Apabila anugerah

secara ideal dalam sistem dan lingkungan

Allah

yang islami pula. Dalam lingkungan yang

SWT

berkarya

tersebut

yang

disertai

disediakan

kesiapan pula

bagi

tidak islami, pelaku bisnis akan mudah terseret dan sukar berkelit dalam kegiatan

manusia sejak pertumbuhannya. Islam mengajarkan bahwa setiap

yang dilarang agama: mulai dari uang

pekerjaan dan kenikmatan yang baik

pelicin saat perizinan usaha, menyimpan

dapat berubah, menjadi ibadah apabila

uang

disertai niat tulus menjaga anugerah hidup

berbunga,

dan

selayaknya, dan sebagainya.

memanfaatkannya,

serta

222

dalam

rekening

hingga

iklan

koran

yang

yang

tidak

sama sehingga sering disebut produk

Strategi imitasi Menurut

Shenkar

dalam

Hasnin

palsu. Imitasi ini tergolong illegal.

(2012:54) peniruan adalah sebuah cara

2. Knockoff atau cloning. Pada tingkatan

yang digunakan individu untuk belajar,

ini perusahaan benar-benar meniru

merasakan,

produk

bertahan,

berkembang

perlahan

memperoleh

sifat

bersaing, ketika

dan

dan

mereka

perilaku

sudah

ada

tetapi

memiliki merek lain. (hal ini tidak

yang

membantu mereka maju pesat dalam

yang

dipakai dalam penelitian) 3. Design copy atau trade dress. Pada

lingkungan masing-masing. Pandangan ini

tingkatan

terjadi, karena ia melihat perilaku manusia

desain

merupakan

sejak dari lahir, dimana anak akan belajar

penting

dan

untuk meniru bahasa orang tuanya atau

menggunakan strategi ini. Selanjutnya

budaya

sebelum

peniruan desain dipadukan dengan

dan

imitasi dan inovasi. Namun jika desain

masyarakat

akhirnya

sekitar

dapat

belajar

mengembangkan dirinya sendiri. Menurut

Syafrizal

kemasan, tampilan bagian produk

atau yang yang

atau kemasan bukan bagian yang Albar

penting, maka yang dapat di tiru

(2012:64) Produk imitasi merupakan produk

adalah teknologi atau kemasan bukan

yang diciptakan dengan mengacu atau

bagian yang penting, maka yang

meniru pada produk pionir. Imitasi dapat

dapat ditiru adalah teknologi atau

dilakukan

desain,

keunikan dan produk yang menjadi

membuat produk generik dengan harga

acuan. Pada tingkatan ini perusahaan

yang

menciptakan

dengan

lebih

dalam

meniru

murah,

dan

melakukan

produk

yang

sangat

beberapa penyempurnaan dari produk

menyerupai produk lain atau biasanya

terdahulu.

Hasnin

produk pionir atau market leader,

(2012:55) imitasi adalah mengkopi, dimana

tetapi tidak benar-benar sama. Pada

imitator

tingkatan

Schnaars

secara

terus

dalam

menerus

meniru

produk pionir.

dengan

Schnnars dalam menyebutkan dapat

bahwa

dilakukan

ini

sering

kombinasi

juga

disebut

antara

strategi

fillianty

(2006:4)

imitasi dan inovasi. Sesuai fungsinya

imitasi

tersebut

untuk mengelabui konsumen sehingga

dengan

membajak

melakukan

sampai kepada membuat produk yang

pembelian,

lebih baik dengan dasar produk pioneer.

juga disebut dengan istilah produk

Oleh karena itu produk imitasi terdiri dari

kamuflase.

beberapa tingkatan, yaitu

digunakan oleh pengikut pasar agar

1. Counterfits atau pembajakan pada

kesalahan

dalam

maka produk ini dapat

Strategi

ini

biasanya

dapat menghindari berbagai biaya

tingkatan ini perusahaan benar-benar

sehingga

menjual produk dengan merk dan

langsung

desain

karena strategi ini cenderung untuk

produk

yang

benar-benar 223

dapat dengan

berhadapan market

leader,

menciptakan produk ya yang hamper

yang perlu diperhatikan n oleh perusahaan.

sama dengan market leader, lea tetapi

Undang-undang

dengan harga yang lebih ebih rendah.

cenderung

Komponen utama dalam da strategi

dibida idang

mengacu u

Kekayaan

trade

pada

Intelektual al

dress

Hak

(HaKi)

dan untuk

imitasi pada produk kamu muflase dalam

menghindari adanya pen penjiplakan. (hal ini

merebut perhatian konsumen en terdiri dari:

tidak dipakai dalam penel enelitian)





Packging yang dibuatt m mirip dengan

4. Creative adaptions.. P Perusahaan peniru

market leader. Hal ini dila dilakukan untuk

berupaya

mengelabui konsumen secara sec visual.

kemudian

Promosi yang sama den engan market

mengadaptasikannya kep kepada lingkungan

leader.

Hal

ini

dilak lakukan

untuk

meniru

pro roduk

yang

mengemb embangkan

ada, atau

yang baru. (hal ini tida idak dipakai dalam

memberikan kesan ata tau positioning yang

sama

dibenak ak

konsumen

dengan produk yang men menjadi market leader. 

Produk

baru

yang

sama sa

dengan

market leader. Mencipt iptakan produk yang

sama

atau

lebih

baik

dibandingkan produk ma arket leader. 

Harga yang lebih murah hd dibandingkan market leader. Harga meru merupakan hal yang cukup menjadi pertimbangan p bagi konsumen.



sa dengan Merek yang hampir sama market produk

Untuk tuk

leader. terkadang

beberapa

han anya

berbeda

penelitian). Kerangka Berpikir Gambar ar 1.

satu atau dua huruf dengan den merek

Kerangka berp berpikir

market leader. 

Sumber: Pen Penulis

Strategi distribusi yang sa sama dengan

Kerangka

market leader. Biasanya a produk p imitasi cenderung

mengawali ali

proses

ini

menunjukkan

bahwa

b berfikir

diatas

Kerangka

berfikir

menjadi saluran distribus usi dari produk

pada Gambar 1 menjela jelaskan ajaran islam

market leader.

bersumber dari syariah d dan aqidah, dalam

Imitasi jenis ini bera erada diantara

islam terdapat muama alah dan ibadah.

daerah ilegal dan legal. Ha Hal ini sangat

Sebagaimana diungkap apan diatas, Islam

bergantung

memberikan kesempata tan kepada setiap

pada

kemamp mpuan

inovasi

perusahaan, selain itu faktor or hukum yang

pengusaha

berlaku disuatu negara merupakan meru hal

tetapi tetap dilandasii o oleh nilai-nilai dan 224

muslim

un untuk

berproduksi,

etika yang bersumber dari nilai-nilai dasar

digunakan

agama.

Penelitian ini menggunakan pertanyaan

III. METODE PENELITIAN

“Apa motivasi yang membuat pengusaha

Pendekatan Penelitian

muslim

Pendekatan dalam

yang

penelitian

menggunakan

ini

digunakan

adalah

dengan

pendekatan

dalam

di

strategi

penulisan.

tanggulangin

masih

memproduksi barang imitasi?”. 2. Proposisi

kualitatif.

Proposisi

digunakan

untuk

Menurut Sugiyono (2009:9), pendekatan

mengarahkan perhatian peneliti kepada

kualitatif

sesuatu yang harus diselidiki dalam ruang

adalah

penelitian

yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme

lingkup

dan digunakan untuk meneliti pada kondisi

temuannya diharapkan lebih jelas dan

obyek

peneliti

spesifik. Proposisi juga mencerminkan isu

teknik

teoritis yang penting yang menyatakan

secara

dimana peneliti harus mencari bukti yang

data

dianggap cocok dan relevan. Proposisi

yang

sebagai

alamiah,

dimana

instrumen

pengumpulan triangulasi

kunci,

data

dilakukan

(gabungan),

bersifat

induktif,

kualitatif

lebih

analisa

dan

hasil

penelitian

dalam

penilitian

sehingga

ini

adalah

hasil

motivasi

makna

pengusaha muslim memproduksi produk

daripada generalisasi. Sesuai keterangan

imitasi yang sudah jelas tidak sesuai atau

diatas,

melanggar prinsip produksi islami.

maka

menekankan

penelitian

penelitian

ini

akan

menggunakan strategi studi kasus dalam

3. Unit-unit Analisis

memahami masalah yang diteliti. Studi kasus

adalah

inkuiri

yang

masalah penentuan apa yang dimaksud

menyelidiki fenomena di dalam konteks

dengan kasus dalam penelitian yang telah

kehidupan nyata, bilamana: batas-batas

menjadi

antara fenomena dan konteks tak tampak

kasusnya.

dengan tegas; dan dimana: multisumber

diperlukan dalam sebuah penelitian agar

bukti dimanfaatkan (Yin, 2009:18).

peneliti

Desain penlitian

menentukan

Metode

empiris

Komponen ini berkaitan dengan

penelitian

Menentukan

dapat

di

awal unit

analisis

mengetahui

masalah

dari

studi

dan

penelitian

kasus

tersebut. Oleh karena itu peneliti harus

menurut Yin (2009:29) memiliki komponen-

dapat menentukan apakah unit analisis

komponen

yang digunakan dalam penelitian tersebut

desain

studi

pembahasan

penelitian

sebagai

berikut:

adalah individu, kelompok perusahaan,

1. Pertanyaan penelitian Metode

atau budaya.

penelitian

studi

kasus

4. Logika yang mengaitkan data dengan

menyarankan peneliti untuk membentuk penrtanyaan

siapa,

bagaimana,

dan

memberikan

rambu

apa, mengapa penting

proposisi tertentu

dimana,

Pengaitan data terhadap proposisi

dalam

dapat dilakukan dengan banyak cara,

yang

namun tidak ada satupun yang dapat 225

terdefinisi secara pasti. Satu pendekatan

wawancara, observasi dan dokumentasi.

yang memberi harapan kepada studi

Selain

kasus

mengenai

mendalam kepada informan, peneliti juga

mengaitkan

melakukan proses observasi ke tempat

adalah

penjodohan beberapa

gagasan

pola

yaitu

informasi

kasus

yang

sama

melakukan

usaha

atau

proses

rumah

wawancara

informan

untuk

dengan beberapa proposisi teoritis. Pada

mengetahui motivasi pengusaha muslim

penelitian

memproduksi produk imitasi, dengan cara

menjadi

motivasi faktor

pengusaha

yang

dapat

muslim dikaitkan

antara proposisi dengan data yang ada. 5. Kriteria

untuk

menginterpretasikan

temuan

melihat,

mengamati,

mencatat

menganalisis

fenomena

yang

dan ada

dilapangan. Peneliti juga melakukan proses dokumentasi untuk memotret keadaan

Komponen kelima ini juga tidak

yang ada di lapangan, dokumentasi ini

memiliki satupun cara yang tepat yang

akan meningkatkan keabsahan penelitian,

dapat digunakan untuk menyusun kriteria

karena dokumentasi tersebut merupakan

guna menginterpretasikan tipe-tipe data

bukti

temuan. Melalui temuan yang diperoleh

melakukan pengumpulan data.

berdasarkan

Teknik analisis

perbandingan

sekurang-

kurangnya dua proposisi yang bersaing, diharapkan

pola-pola

yang

berbeda

bahwa

peneliti

benar-benar

Teknik analisis yang digunakan di dalam

penelitian

ini

adalah

deskriptif,

dapat memberikan gambaran yang cukup

karena peneliti berusaha mendeskripsikan

jelas.

suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

Peristiwa

yang

dimaksud

dalam

penelitian ini adalah adanya fenomena

terjadi

memproduksi barang imitasi pada generasi

berusaha memotret peristiwa dan kejadian

Y. Dalam penelitian ini generasi Y, adalah

yang terjadi menjadi pusat perhatiannya

para pengusaha muslim di Tanggulangin

untuk kemudian dijabarkan sebagaimana

yang memiliki pemahaman bisnis Islam.

adanya, sehingga analisis yang digunakan

Pengusaha

memiliki

adalah membandingkan suatu temuan

pemahaman bisnis Islam, seharusnya tidak

dan kajian proposisi yang telah dibuat

mengimitasi produk saudaranya sendiri.

sebelumnya. Tujuan dari perbandingan

Teknik keabsahan data

tersebut adalah menganalisis data studi

muslim

Penelitian

yang

ini

menggunakan

kasus

saat

sekarang

dengan

cara

dimana

membuat

peneliti

suatu

metode triangulasi teknik untuk mengecek

penjelasan (naratif), dan menggambarkan

data

informan

(deskripsi) kasus yang bersangkutan dan

muslim

membuktikan proposisi teoritis yang telah

Peneliti

dibuat,

yang

mengenai

diperoleh

motivasi

memproduksi

dari

pengusaha

produk

imitasi.

akhir

menggunakan teknik pengumpulan data

membuat

yang berbeda-beda untuk mendapatkan

gambaran

data

dari

sumber

yang

sama,

yaitu 226

dari

tulisan detail

penelitian yang dan

kaya

adalah akan

mendalam

mengenai

objek

penelitian

(thick

seterusnya.

Adanya sebuah dorongan

description). (Yin, 2009:1)

yang timbul dalam diri manusia atau

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

bahkan yang berasal dari luar diri manusia

Gambaran subjek penelitian

memengaruhi

Produksi Tanggulangin

utama

produsen

adalah

membuat

di tas.

Mengikuti perkembangan zaman mereka

pengambilan

dan perilaku manusia. Berikut ini adalah motivasi

yang

mendorong

1. Informan

pertama

dan dompet. Secara keseluruhan produksi

penelitian pertama

utama di Tanggulangin berbahan dasar

Motivasi

dari kulit. Jumlah karyawan rata-rata yang

memproduksi

dimiliki produsen di Tanggulangin berkisar

menjaga

kurang

perusahaan

10-20,

masing-masing

pengusaha

muslim di Tanggulangin

juga mulai membuat sabuk, sepatu, jaket

lebih

keputusan

dalam

Informan produk

objek

pertama

imitasi

adalah

keberlangsungan dan

agar

hidup

perusahaan

karyawan yang memiliki keahlian khusus

terhindar

dibidangnya.

karena dengan terus memproduksi produk

Terkenalnya Tanggulangin dalam

imitasi

dari

ketidak

dengan

kualitas

keseimbangan,

terbaik

serta

hal kerajinan kulit juga terdengar oleh

menjaga

negara lain seperti pemerintah Italia yang

diinginkan konsumen maka akan muncul

ingin menguncurkan pinjaman sebesar 150

kepuasan dan loyalias konsumen. (motivasi

Milyar

fisologis)

untuk

mengembangkan

industri

ketersediaan

produk

yang

sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo Jawa

Motivasi informan pertama yang

Timur. Dana tersebut digunakan untuk

lainnya adalah memproduksi produk imitasi

membangun Pusat Pelatihan Persepatuan

merupakan kebutuhan bagi perusahaan,

Kasual di sentra Industri kerajinan kulit.

karena hal tersebut merupakan tuntuan

Hasil Analisis

konsumen yang pada dasarnya lebih suka

Manusia

segala

membeli produk dengan merk yang lebih

tindakannya, mulai dari apa yang pertama

bervariasi. Memproduksi produk imitasi juga

kali

dapat

dilihat,

dalam

diserap,

yang

kemudian

menaikkan

pendapatan

mengendap menjadi suatu memori, dan

perusahaan

pada akhirnya timbul suatu gerakan untuk

perusahaan lain dengan cara melakukan

melakukan

inovasi

apa

yang

diinginkannya

dan

sehingga

merupakan suatu tahap motivasi. Manusia

berdatangan.

digambarkan

sosial: kepemilikan)

sebagai

makhluk

yang

mempunyai banyak kebutuhan. Manusia

Selain

bersaing

tamu

(Motivasi

dengan

akan

selalu

psikologis

atau

itu

motivasi

informan

yang

lainnya

adalah

akan terus berusaha mendapatkan apa

pertama

yang dibutuhkan (diinginkan), dan setelah

memproduksi produk imitasi juga salah satu

kebutuhan pertama terpenuhi akan ada

wujud perintah Allah untuk bekerja dengan

kebutuhan

yang

kedua,

begitupun 227

mempekerjakan bukan angkatan kerja (motivasi bekerja dan berproduksi). 2. Informan

kedua

adalah

dalam

objek

penelitian pertama Motivasi

Motivasi informan ketiga berikutnya memproduksi

merupakan

imitasi

kebutuhan

perusahaannya,

karena

bagi masyarakat

kedua

Indonesia lebih menyukai produk yang

adalah

bermerk dari luar di banding merk lokal

hidup

tanpa memerhatikan keaslian merk dari

penjualan

komoditi yang dibeli dan membuat produk

produk imitasi cukup besar ketika diadakan

dengan merk sendiri bisa menghabiskan

obral dan semua produk imitasi yang

biaya. (motivasi psikologis atau sosial)

memproduksi

Informan

produk

produk

imitasi

menjaga

keberlangsungan

perusahaan,

karena

tingkat

diproduksi laku terjual dalam program obral atau sale. (motivasi fisiologis)

Selain itu motivasi informan ketiga lainnya

adalah

memproduksi

barang

Selain itu motivasi informan kedua

imitasi merupakan salah satu pekerjaan

lainnya adalah memproduksi produk imitasi

dengan cara yang halal dan hal tersebut

merupakan

harus

merupakan wujud perintah Allah untuk

dipernuhi perusahaan, karena Informan

bekerja maka dari itu informan ketiga

kedua biasa melakukan obral atau sale

masih terus memproduksi produk imitasi

yang ditujukan untuk menarik minat para

hingga saat ini. (motivasi bekerja dan

konsumen dan biasanya produk yang

berproduksi)

kebutuhan

yang

diobral merupakan produk-produk imitasi

4. Informan keempat dalam objek

sehingga hal tersebut dapat menaikkan pendapatan

perusahaan.

penelitian kedua

(motivasi

psikologis atau sosial).

Motivasi memproduksi

Motivasi informan kedua berikutnya

Informan

produk

keempat

imitasi

adalah

sebuah kebutuhan perusahaan, karena

adalah memproduksi produk imitasi juga

dengan

salah satu wujud perintah Allah untuk

perusahaan

bekerja, karena bekerja dengan jujur akan

peningkatan

membuat semua urusan bisnis menjadi

masyarakat

lancar (motivasi bekerja dan berproduksi).

barang bermerk. (Motivasi psikologis dan

3. Informan

ketiga

dalam

objek

Selain

bisa

memperoleh

pendapatan. Indonesia

imitasi,

Selain

masih

itu

menyukai

itu

motivasi

informan

ketiga

keempat lainnya adalah setiap pekerjaan

adalah

merupakan ibadah kepada Allah SWT,

menjaga kelangsungan hidup perusahaan

karena setiap usaha atau pekerjaan harus

dan

diimbangi doa agar mencapai kesuksesan,

memproduksi

agar

Informan

produk

sosial)

penelitian pertama Motivasi

memproduksi

produk

imitasi

terhindar

dari

ketidakkeseimbangan, karena penjualan

dan

yang selalu stabil. (motivasi fisiologis)

merupakan

228

memproduksi pekerjaan

produk

imitasi

sekaligus

wujud

perintah

Allah

untuk

bekerja

(motivasi

bekerja dan berproduksi). 5. Informan

dalam

objek

penelitian kedua tingkat

memotivasi

informan

yang

harus

perusahaan.

Selain

memproduksi

produk

menaikkan

kelima

dipernuhi

itu

dengan

imitasi

pendapatan

dapat

perusahaan.

(motivasi psikologis atau sosial) Motivasi informan kelima berikutnya adalah meskipun dengan cara yang salah memproduksi produk imitasi juga salah satu

‫ﭑ ﻄ إ ٓ أن‬

informan kelima selain berusaha selalu kepada

Allah

SWT.

(motivasi

bekerja dan berproduksi).

diartikan

sebagai

suatu

kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan dalam rangka

memenuhi

keinginan

kebutuhan

dan

dengan

cara

hidupnya

mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien. Pelaku bisnis akan melakukan

bisnis

dalam

bentuk:

(1)

memproduksi dan mendistribusikan barang atau jasa, (2) mencari profit, (3) mencoba memuaskan keingingan konsumen. Tetapi seorang

Muslim

dalam

semungkin,

menjalankan

harus

ada

batasannya. Demikian pula, berbisnis harus dilakukan

dengan

menguntungkan

‫ٓﺄ ﮭﺎ ﺬ‬

 ν  ϋ˱ Π  

٩ Yā ayyuha’l-lażīna āmanū lā ta’kulū amwālakum baynakum bilbāṭili illā an takūna tijāratan ’an taraḍi’m-minkum. Wa lā taqtulū anfusakum. Inna’l-laha kāna bikum raḥīman. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Paparan

di

atas

menegaskan,

pertama Al Qur’an memberikan tuntutan bisnis yang jelas yaitu visi bisnis masa

keuntungan sesaat, melainkan mencari keuntungan yang hakiki, dan berakibat baik pula bagi kesudahannya. Kedua, keuntungan

cara

saling

sehingga

tidak

bisnis

menurut

Al

Qur’an

bukan sekedar bersifat material, tetapi bersifat

material

sekaligus

immaterial,

bahkan lebih mengutamakan hal yang bersifat immaterial dan kualitas. Ketiga, bisnis bukan semata-mata berhubungan dengan manusia tetapi juga berhubungan dengan Allah. Dengan demikian, terkait bisnis, dalam Al Qur’an secara otomatis sudah terdapat implementasi etika bisnis.

bisnisnya ini tidak boleh mencari laba maksimal

‫ءا ﻮا‬

depan yang bukan semata–mata mencari

Pembahasan Bisnis

‫ﺄ ٓﻮا أ ﻮ‬

 Ϳ  · ‫ ِى‬δϔ  ˸ Ը ِ  ϻ  ‫ِى‬

 Σ ِ 

wujud perintah Allah untuk bekerja, karena

berdoa

baik

secara tegas dijelaskan dalam Al Qur’an

pembelian

memproduksi produk imitasi dan menjadi kebutuhan

sedikitpun

surat an Nisa’ ayat 29:

masyarakat Indonesia terhadap produk imitasi

kerugian

pada waktu dilakukan setelahnya. Hal ini

kelima

Tingginya

menimbulkan

Selanjutnya memaparkan

Yusanto

bahwa

(2002:18-21)

bisnis

islami

dikendalikan oleh aturan halal dan haram, baik

229

secara

perolehan

maupun

pemanfaatan harta;sementara bisnis non-

kaum

islami tidak memperhatikan aturan halal

memperjualbelikan barang-barang haram

dan haram dalam setiap perencanaan,

akan

pelaksanaan, dan segala usaha yang

termasuk juga mengusahakan seseuatu

dilakukan dalam meraih tujuan. Dari asa

dengan

sekularisme

obyeknya adalah benda yang halal.

inilah,

seluruh

bangunan

muslim.

jatuh

hal-hal

yang

bersifat

bendawi

dan

pada

cara ‫ﻏ ﺎﻓ‬

karakter bisnis non islami diarahkan pada

Karena

itu,

perbuatan

yang

haram

haram,

meskipun

!‫ﮫ ﻓﻮق ا ﻄ ﺎم ﺣ ﻰ ﺮاه ا ﺎس‬

‫أﻓ‬

‫ﺎ‬ Afa lā

menafikan nilai ruhiah serta keterikatan

ja’altahu

fawqa a’ṭ-ṭa-

pelaku bisnis pada aturan yang lahir dan

‘amu ḥatta yurāhu linnāsi! Man gisynā

nilai-nilai

falaysa minnā

transdental.

Kalaupun

ada

aturan, semata-mata bersifat etik yang tidak ada hubungannya dengan dosa dan pahala. Hal motivasi

ini

bertentangan

pengusaha

dengan

muslim

Artinya: “Mengapa engkau tidak meletakkannya di bagian atas, agar orang yang akan membeli dapat melihatnya? Barangsiapa yang berbuat curang kepada kami, maka ia bukan bagian dari golongan kami.” (HR Muslim)

di Menurut Said (2008:5) menyebutkan

Tanggulangin yang memproduksi produk imitasi

dilapangan.

dalam Hasnin

Menurut

Schnaars

(2012:55) imitasi adalah

mengkopi, dimana imitator secara terus menerus meniru produk pionir. Counterfits atau

pembajakan

pada

tingkatan

ini

perusahaan benar-benar menjual produk dengan merk dan desain produk yang benar-benar sama sehingga sering disebut produk palsu. Imitasi ini tergolong ilegal. Berdasarkan hasil wawancara Informan pertama

hingga

kelima

termotivasi

memproduksi produk imitasi dikarenakan pendapatan yang stabil dan menjanjikan.

faktor-faktor produksi dalam Islam, Islam mengajarkan agar barang yang diproduksi adalah barang halal bukan barang haram. Barang atau produk yang haram adalah sesuatu dzat (benda), sebagaimana yang tersebut dalam Al Qur’an yang dilarang oleh

Allah

barang

bagi

perusahaan

yang

mempunyai merk atau hak cipta atas produknya

dan

termasuk

haram

hukumnya. Menurut (Kelana, 2008:112), Hal ini juga bertentangan dengan Anjuran berbisnis Rasullullah SAW. Apa yang haram telah jelas menjadi larangan Allah SWT atas

siapa

memakannya,

yang

melanggar

dan maka

berdosa. Sedangkan barang atau produk yang halal adalah sesuatu dzat (benda) yang

tersebut

dalam

Al-Qur’an

yang

diperbolehkan oleh Allah dan halal untuk dimakan. Al-Qur’an melarang makan produk

Padahal memproduksi imitasi sendiri merugikan

untuk

yang

haram

dan

memerintahkan

memakan produk bagi yang halal. Dalam surat Al Baqarah: 172 Ϳ ˸ ηِ  ِ ِ   ٧ ‫ﺪون‬

‫إ ﺎه‬

ρ  ˸



˯



Ը

‫إن‬

Yā ayyuha’l-lażīna āmanū kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurū li’llahi in kuntum iyyāhu ta’budūna. 230

karena hal ini merugikan perusahaan

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benarbenar kepada-Nya kamu menyembah”. Dengan tidak terpenuhinya Anjuran Bisnis Rasullullahah serta cara berproduksi menurut perspektif Islam, maka dapat dikatakan hal yang memotivasi pengusaha

yang mempunyai merk atau hak cipta atas produknya. Saran setelah

1. Bagi

motivasi

pengusaha

muslim

di

Tanggulangin dengan melakukan hak paten atas produk dan pemasaran, produk

tidak mencari kemantapan dari usaha itu

Industri

Tanggulangin

sendiri dengan memperoleh keuntungan

tanpa

yang wajar dan di ridhoi oleh Allah SWT.

kerajinan

akan

lebih

melakukan

kulit dikenal

pengimitasian,

karena pengimitasian tersebut sangat

V. SIMPULAN Berdasarkan

analisa

merugikan

dan

memproduksi produk imitasi. Berikut ini ditarik

beberapa

ketat

kesimpulan

produk

imitasi,

menjadi

kebutuhan

sehingga

yang

harus

2. Motivasi lain yang mendasari para informan memproduksi produk imitasi adalah Dengan memproduksi produk akan

menjaga

keberlangsungan hidup perusahaan dikarenakan tingkat penjualan produk imitasi menjanjikan dan stabil dari

produk

dan

lokal lebih dikenal di Pasar Domestik. VI. DAFTAR PUSTAKA Albar, Berri Brilliant, S.E, M.M. 2012. Jurnal Manajemen

dan

Kewirausahaan:

terhadap

Keputusan Jurnal

Konsumen.

Pembelian

tidak

diterbitkan.

Padang. Fakultas Ekonomi, Universitas Tamansiswa Djakfar,

Muhammad.2012,

Etika

Bisnis

Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Peran Moral Ajaran Bumi. Jakarta Fillianty, Fitry. 2006. Jurnal Teknik Industri.

tahun ketahun. pengusaha

bertentangan

menanggulangi

Pengaruh Strategi Imitasi Rokok Country

dipenuhi oleh perusahaan.

imitasi

jangka

memberikan fasilitas agar produk hasil

karena

tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap

dalam

pengimitasian

1. Memproduksi produk imitasi dilakukan muslim

waktu

2. Untuk pemerintah seharusnya lebih

mengenai pembahasan ini, diantaranya:

pengusaha

dalam

panjang.

pembahasan motivasi pengusaha muslim

3. Motivasi

penelitian

imitasi adalah sebagai berikut:

mencari pendapatan atau keuntungan,

oleh

melakukan

direkomendasikan

pengusaha muslim memproduksi produk

muslim di Tanggulangin ini hanya sebatas

dapat

yang

muslim

dengan

ini

anjuran

berbisnis Rasullullah SAW dan cara berproduksi dalam perspektif Islam,

Strategi

Imitasi

Pengetahuan

dan

Alam

Manajemen

Pengembangan

Inovasi PLA (Poly Lactic Acid) pada Agro Industri Kemasan Bodegradabel di Indonesia. Jurnal 231

tidak

di

terbitkan,

Bogor. Teknis Industri, Institut Pertanian

Membangun

Bogor

Jakarta: Lini zikrul media intelektual

Usaha

yang

Islami).

Hasnin, Hannisa Rahmaniar. 2011. Inovasi

Yin, Robert K. 1987. Studi Kasus: Desain dan

produk melalui strategi imitasi dalam

Metode. Terjemahan oleh M. Djauzi

menghadapi persaingan produk impor

Mudzakir, 2009. Jakarta: Rajawali Pers

(implementasi Strategi Imitasi pada Studi

Yusanto, M. I dan M. K. Widjajakusuma.

Kasus Edam Burger Depok). Skripsi tidak

2002. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta:

diterbitkan. Jakarta. Fakultas Ilmu Sosial

Gema Insani Press

dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Zaroni, Akhmad Nur. 2007. Bisnis Dalam

Jusmailindkk. 2008. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara

Perspektif

Islam

Keagamaan

Mursi, Abdul Hamid. 1997. SDM yang

m.liputan6.com

Jakarta: PT. Indeks

www.republika.co.id

Noor, Muhammad Iqbal. 2012. Motivasi dan

Motivasi

Proposial

pada

Lembaga Amil Zakat( Studi terhadap Para Pegawai PKPU Cabang Semarang. Skripsi

tidak

diterbitkan.

Semarang

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Rivai dan Arviyan

Arifin, 2009. Islamic

Leadership,

membangun

superleadership

melalui

kecerdasan

spiritual, Jakarta: Bumi Aksara Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori

ke

Jakarta:

Praktik,

PT

Raja

Grafindo Persada Said,

Syihabudin

dan

Ma’zumi.2008.

Falsafah dan Perilaku Ekonomi Islam. Cetakan

Pertama.

Jakarta.

Diadit

Media Sugiyono,

2011.

Metode

Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta Taufiq, Muhammad Izzuddin. 2006. Islamic Business Srategy for Entrepreneurship (Bagaimana

Menciptakan

dalam

dan 232

Aspek

Kehidupan

Ekonomi) Mahazib. Vol. IV. No.2

Produktif: Pendekatan Terapan. Jilid 1.

Islam

(Telaah