ISSN 1693 - 7309
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIV NO. 2, AGUSTUS 2016
KOMBINASI BREAST CARE DAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI POST SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Happy Dwi Aprilina, Sri Suparti
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOKARAJA I Kris Linggardini, Happy Dwi Aprilina
HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Endiyono, Wawan Herdiana
SENAM KAKI UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GULA DARAH DAN MENURUNKAN TEKANAN BRACHIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS Agus Santosa, Widi Rusmono
PERBEDAAN VISUAL ANALOGUE SCORE (VAS) ANTARA PROSEDUR RESEKSI LAPARASKOPIK DENGAN LAPARATOMI PADA PENDERITA KANKER KOLON M. Hidayat Budi Kusumo, Parish Budiono
PENYEDIAAN AIR BERSIH, PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA, PENGELOLAAN SAMPAH, SANITASI MAKANAN DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE UMUR 15-50 TH Ragil Setiyabudi, Veronika Setyowati
PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, FREKUENSI DAN LAMA HEMODIALISIS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Sri Suparti, Umi Solikhah
PENGARUH KUNJUNGAN NIFAS TERHADAP KOMPLIKASI MASA NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SOKARAJA 1 KABUPATEN BANYUMAS Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh
Penerbit : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN 1693 - 7309
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIV NO. 2, AGUSTUS 2016 Daftar Isi ARTIKEL PENELITIAN 1.
KOMBINASI BREAST CARE DAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI POST SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Happy Dwi Aprilina, Sri Suparti
1–9
2.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOKARAJA I Kris Linggardini, Happy Dwi Aprilina
10 – 15
3.
HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Endiyono, Wawan Herdiana
16 – 23
4.
SENAM KAKI UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GULA DARAH DAN MENURUNKAN TEKANAN BRACHIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS Agus Santosa, Widi Rusmono
24 – 34
5.
PERBEDAAN VISUAL ANALOGUE SCORE (VAS) ANTARA PROSEDUR RESEKSI LAPARASKOPIK DENGAN LAPARATOMI PADA PENDERITA KANKER KOLON M. Hidayat Budi Kusumo, Parish Budiono
35 – 40
6.
PENYEDIAAN AIR BERSIH, PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA, PENGELOLAAN SAMPAH, SANITASI MAKANAN DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE UMUR 15-50 TH Ragil Setiyabudi, Veronika Setyowati
41 – 49
7.
PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, FREKUENSI DAN LAMA HEMODIALISIS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Sri Suparti, Umi Solikhah
50 – 58
8.
PENGARUH KUNJUNGAN NIFAS TERHADAP KOMPLIKASI MASA NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SOKARAJA 1 KABUPATEN BANYUMAS Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh
59 – 64
MEDISAINS JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN ISSN : 1693-7309 Pelindung: Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Penasehat: Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Pemimpin Umum: Dedy Purwito Pemimpin Redaksi: Ragil Setiyabudi Redaktur Pelaksana: Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S, Jebul Suroso, Diyah YH, Endiyono, Wilis DP. Sekretariat: Meida Laely Ramdani Inggar Ratna Kusuma
Editorial Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah SWT Jurnal Medisains Vol 14, No 2, Agustus 2016 dapat terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan penulis sebagai berikut; Kombinasi Breast Care dan Teknik Marmet Terhadap Produksi ASI Post Sectio Caesaria Di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (Happy Dwi Aprilina dan Sri Suparti), Pengaruh Pendidikan Pengetahuan
Kesehatan tentang
pada
Ibu
Preeklamsia
Hamil di
terhadap
wilayah
kerja
Puskesmas Sokaraja I (Kris Linggardini dan Happy Dwi Aprilina), Hubungan Dukungan Spiritual dan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (Endiyono dan Wawan Herdiana), Senam Kaki untuk Mengendalikan Kadar Gula Darah dan Menurunkan Tekanan Brachial Pada Pasien Diabetes Melitus (Agus Santosa, Widi
Keuangan: Alfi Noviyana
Rusmono), Perbedaan Visual Analogue Score (VAS)
Periklanan dan Promosi: Bunyamin Muchtasjar
pada Penderita Kanker Kolon (M. Hidayat Budi Kusumo
Distribusi dan Pemasaran: Devita Elsanti Rr. Dewi Rahmawati AP Alamat Redaksi: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam KM. 7 Sokaraja 53181 Telp. 0281-6844052, 6844053 Fax.(0281) 6844052 Web & E-mail: http://jurnalnasional.ump.ac.id/ index.php/medisains
[email protected]
antara Prosedur Reseksi Laparaskopik dengan Laparatomi
dan Parish Budiono), Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban
Keluarga,
Pengelolaan
Sampah,
Sanitasi
Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan berpengaruh terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 Th(Ragil Setiyabudi dan Veronika Setyowati), Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik
ditinjau dari
Tingkat
Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga (Sri Suparti , Umi Solikhah), Pengaruh Kunjungan Nifas Terhadap Komplikasi
Masa Nifas Di Wilayah Puskesmas Sokaraja 1 Kabupaten Banyumas (Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh) Redaksi
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April, Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan, kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.
PENYEDIAAN AIR BERSIH, PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA, PENGELOLAAN SAMPAH, SANITASI MAKANAN DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE UMUR 15-50 TH Ragil Setiyabudi1, Veronika Setyowati2 1
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2 Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email:
[email protected]
ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang berpotensi KLB dan dapat disertai dengan kematian. Menurut laporan bulanan diare pergolongan umur Kabupaten Banyumas angka kejadian diare pada Bulan Januari sampai Agustus 2015 sebesar 17.081 kasus. Angka kejadian diare tertinggi terjadi pada usia >15 tahun sebanyak 7.719 kasus (45,19%). Pada bulan Januari sampai Agustus 2015 di wilayah Puskesmas Sokaraja I angka kejadian diare pada umur >15 tahun sebanyak 240 kasus. Tujuan: Penelitian mengetahui pengaruh faktor penyediaan air bersih, penggunaan jamban keluarga, pengelolaan sampah, sanitasi makanan dan kebiasaan mencuci tangan terhadap kejadian diare. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan Case Control Unmached. Sampel penelitian ini adalah masyarakat yang mengalami diare sebagai kasus sebanyak 31 responden dan tetangga penderita diare yang tidak mengalami diare sebagai kontrol sebanyak 31 responden. Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner dan lembar observasi. Analisis data meliputi univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: Ada pengaruh antara penyediaan air bersih dengan kejadian diare (p=0,0001) dan OR (95%CI)=73,333 (8,645-622,033). Ada pengaruh antara penggunaan jamban keluarga dengan kejadian diare (p=0,0001) dan OR 125,000 (95%CI=14,095-1108,582). Ada pengaruh antara pengolahan sampah dengan kejadian diare (p=0,0001) dan OR (95%CI)=60,417 (11,178-326,555). Ada pengaruh antara sanitasi makanan dengan kejadian diare (p=0,0001) dan OR (95%CI)=41,688 (8,060-215,614). Ada pengaruh antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare (p=0,0001) dan OR (95%CI)=49,714 (9,434-261,970). Tidak ada variabel yang paling dominan. Kesimpulan: Ada pengaruh antara penyediaan air bersih, penggunaan jamban keluarga, pengelolaan sampah, sanitasi makanan dan kebiasaan mencuci tangan terhadap kejadian diare. Kata kunci: Diare, Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan, Kebiasaan Mencuci Tangan PENDAHULUAN
(45,19%), pada umur 1-4 tahun sebanyak
Penyakit Diare merupakan penyakit
4.639 kasus (27,15%), pada umur 5-14
endemis di Indonesia dan penyakit potensial
tahun sebanyak 3.170 kasus
KLB yang sering disertai dengan kematian
dan pada umur <1 tahun sebanyak 1.553
(Dirjen PP&PL, 2013).
kasus (9,09%) (Dinkes Kab. Banyumas,
Menurut
laporan
bulanan
diare
pergolongan umur Kabupaten Banyumas
(18,55%),
2015). Berdasarkan
profil
kesehatan
angka kejadian diare pada Bulan Januari
Puskesmas Sokaraja I pada bulan Januari
sampai Agustus 2015 sebesar 17.081
sampai Agustus 2015 angka kejadian diare
kasus. Angka kejadian diare tertinggi terjadi
pada umur >15 tahun sebanyak 240 kasus.
pada usia >15 tahun sebanyak 7.719 kasus
Angka kejadian diare tertinggi terjadi di
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 41
R Setiyabudi│ Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 TH
Desa Karang Nanas sebanyak 59 kasus (24,58%), Desa Sokaraja Kidul sebanyak 31
METODE Penelitian
ini
adalah
penelitian
kasus (12,91%), Desa Sokaraja Wetan
observasional dengan pendekatan Case
sebanyak
Desa
Control Unmached. Sampel penelitian ini
Sokaraja Tengah sebanyak 24 kasus (10%),
adalah masyarakat yang mengalami diare
Desa Sokaraja Kulon sebanyak 22 kasus
sebagai kasus sebanyak 31 responden dan
(9,16%), Desa Pamijen sebanyak 17 kasus (
tetangga
7,08%), Desa Karang Rau sebanyak 15
mengalami diare sebagai kontrol sebanyak
kasus (6,25%), Desa Kalikidang sebanyak
31 responden. Instrumen penelitian berupa
15 kasus (6,25%), Desa Wiradadi sebanyak
lembar kuesioner dan lembar observasi.
13 kasus (5,41%), dan Desa Karang
Analisis data meliputi univariat, bivariat dan
Kedawung sebanyak 13 kasus (5,41%).
multivariat.
31
kasus
(12,91%),
penderita
diare
yang
tidak
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang
buang
air
besar
dengan
HASIL
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
Hasil penelitian menunjukkan distribusi
berupa air saja dan frekuensinya lebih
responden yang memiliki penyediaan air
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam
bersih
satu hari (Depkes RI, 2011).
kelompok kasus sebanyak 22 (71,0%),
Akibat yang sering ditimbulkan dari penyakit
diare
syarat
pada
sedangkan pada kelompok kontrol yang memenuhi syarat sebanyak 30 (96,8%).
keseimbangan
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
asidosis),
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa
hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan
penyediaan air bersih berhubungan dengan
sirkulasi (Suraatmaja, 2005).
kejadian diare umur 15-50 tahun di wilayah
gangguan
asam-basa
(metabolik
Faktor-faktor terjadinya
kehilangan
memenuhi
air
(dehidrasi),
adalah
tidak
diare,
yang
mempengaruhi
diantaranya
adalah
Puskesmas Sokaraja 1. Nilai Odds Ratio didapatkan 73,333 (CI:95%: 8,645-622,033)
penyediaan air bersih, penggunaan jamban
artinya
keluarga, pengelolaan sampah, sanitasi
penyediaan air bersih tidak memenuhi
makanan dan fasilitas sanitasi (Silva et al,
syarat memiliki peluang 73 kali terjadi diare
2008). Menurut Kusumaningrum, et al.
daripada yang memenuhi syarat.Nilai OR
(2011), faktor yang mempengaruhi kejadian
(95%CI) sebesar 73,333 (8,645-622,033)
diare pada balita antara lain penggunaan
memiliki
arti
air
memiliki
penyediaan
bersih,
pengunaan
jamban
sehat,
responden
bahwa
yang
memiliki
responden
yang
air
tidak
bersih
kebiasaan mencuci tangan, dan penerapan
memenuhi syarat memiliki peluang 73 kali
PHBS.
terjadi diare daripada yang memenuhi
Berbagai
faktor
mempengaruhi
kejadian diare pada balita, diantaranya
syarat (Tabel 1).
adalah kondisi lantai rumah, keberadaan
Pada Variabel penggunaan jamban
bakteri E.coli pada SGL dan praktik mencuci
keluarga yang masuk kategori tidak baik
tangan (Wulandari, 2010).
pada kelompok kasus sebanyak 25 (80,6%),
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 42
R Setiyabudi│ Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 TH
sedangkan pada kelompok kontrol yang
responden yang memiliki sanitasi makanan
baik sebanyak 01 (96,8%). Dari hasil uji
tidak memenuhi syarat memiliki peluang 41
statistik didapatkan nilai p=0,0001 (p<0,05)
kali terjadi diare daripada yang memenuhi
menunjukan
syarat (Tabel 1).
jamban
arti
keluarga
bahwa
penggunaan
berhubungan
dengan
Pada
variabel
kebiasaan
mencuci
kejadian diare umur 15-50 tahun di wilayah
tangan yang masuk dalam kategori tidak
Puskesmas Sokaraja 1. Nilai Odds Ratio
baik pada kelompok kasus sebanyak 24
125,000
14,095-1108,582)
(77,4%), sedangkan pada kelompok kontrol
didapatkan artinya responden yang memiliki
yang baik sebanyak 29 (93,5%). Dari hasil
penggunaan jamban tidak baik memiliki
uji statistik didapatkan nilai
peluang 125 kali terjadi diare daripada yang
(p<0,05) menunjukan arti bahwa kebiasaan
baik (Tabel 1).
mencuci
(CI
95%
=
tangan
p=0,0001
berhubungan
dengan
pengelolaan sampah
kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan
yang masuk kategori tidak baik pada
49,714 (CI : 95% : (9,434-261,970) artinya
kelompok kasus sebanyak 29 (93,5%),
responden
sedangkan pada kelompok kontrol yang
mencuci tangan tidak baik memiliki peluang
baik sebanyak 25 (80,6%). Dari hasil uji
49 kali terjadi diare daripada yang baik
statistik
p=0,0001
(Tabel 1).
bahwa
Hasil
Pada variabel
didapatkan
(p<0,05)
nilai
menunjukan
arti
yang
memiliki
analisis
model
multivariate
penyimpanan sampah berhubungan dengan
menggunkan
kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan
disimpulkan bahwa dari enam variabel
60,417 (CI : 95% : 11,178-326,555) artinya
independen yang diduga menjadi faktor
responden
penyediaan
kejadian diare tidak terdapat variabel yang
sampah tidak baik memiliki peluang 60 kali
menjadi faktor dominan karena nilai p value
terjadi diare daripada yang baik (Tabel 1)
>
yang
memiliki
Pada Variabel sanitasi makanan yang
0,05
regresi
kebiasaan
yang
0,991-0,993.
logistik
terletak
Hasil
pada
analisis
dapat
rentang multivariat
masuk kategori tidak memenuhi syarat pada
menunjukkan tidak ada variabel yang paling
kelompok kasus sebanyak 29 (93,5%),
dominan. Hal ini disebabkan karena kondisi
sedangkan pada kelompok kontrol yang
populasi penyediaan air bersih, penggunaan
memenuhi syarat sebanyak 23 (74,2%).
jamban,
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
makanan dan kebiasaan mencuci tangan
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa
keadaannya sama (Tabel 2).
pengelolaan
sampah,
sanitasi
sanitasi makanan berhubungan dengan kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan 41,688
(CI:95%:8,060-215,614)
artinya
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 43
R Setiyabudi│ Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 TH
Tabel 1. Analisis Hubungan Hubungan antara Kejadian Diare dengan Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan p value Variabel Kasus (Diare) Kontrol (Tidak OR (95% CI) Diare) Frekuensi (%) Frekuensi (%) Penyediaan Air Bersih 0,0001 73,333 Tidak Memenuhi 22 (71,0%) 1 (3,2%) (8,645-622,033) Syarat Memenuhi Syarat 9 (29,0%) 30 (96,8%) Penggunaan Jamban 0,0001 125 Keluarga (14,095-1108,582) Tidak Baik 25 (80,6%) 1 (3,2%) Baik 6 (19,4%) 30 (96,8%) Pengelolaan Sampah 0,0001 60,417 Tidak Baik 29 (93,5%) 6 (19,4%) (11,178-326,555) Baik 2 (6,5%) 25 (80,6%) Sanitasi Makanan 0,0001 41,688 Tidak Memenuhi 29 (93,5%) 8 (25,8%) (8,060-215,614) Syarat Memenuhi Syarat 2 (6,5%) 23 (74,2%) Kebiasaan Mencuci 0,0001 49,714 Tangan (9,434-261,970) Tidak Baik 24 (77,4%) 2 (6,5%) Baik 7 (18,0%) 29 (93,5%)
Tabel 2. Analisis Faktor Dominan Penyebab Kejadian Diare Variabel B Sig. Exp(B) Step 1a
Step 2a
95% C.I.for EXP(B) Lower Upper ,000 .
Penyediaan Air Bersih
62,407
,991
12673239965853597 00000000000,000
Penggunaan Jamban Keluarga
62,407
,991
12673239965853597 00000000000,000
,000
.
Pengelolaan Sampah
-15,41 9
,996
,000
,000
.
Sanitasi Makanan
47,371
,992
37425460204958570 0000,000
,000
.
Kebiasaan Mencuci Tangan
77,235
,991
34883314641771105 00000000000000000 ,000
,000
.
Constant
-93,66 6 47,437
,991
,000
,000
.
,992
39972884938033614 0000,000
,000
.
Penggunaan Jamban Keluarga
47,032
,992
26648589958673852 0000,000
,000
.
Sanitasi
32,211
,993
97555530783151,86
,000
.
Penyediaan Air Bersih
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 44
R Setiyabudi│ Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 TH
Makanan
0
Kebiasaan Mencuci Tangan
61,992
,992
83687929768377710 0000000000,000
Constant
-78,550
,992
,000
,000
.
PEMBAHASAN
dapat
Hubungan antara Kejadian Diare dengan
penyebabnya dapat masuk dalam air yang
Penyediaan Air Bersih
digunakan
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
menyebar
oleh
apabila
mikroba
masyarakat
untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa
Hubungan antara Kejadian Diare dengan
penyediaan air bersih berhubungan dengan
Penggunaan Jamban Keluarga
kejadian diare umur 15-50 tahun di wilayah
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
Puskesmas Sokaraja 1. Nilai Odds Ratio
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa
didapatkan 73,333 (CI:95%: 8,645-622,033)
penggunaan jamban keluarga berhubungan
artinya
memiliki
dengan kejadian diare umur 15-50 tahun di
penyediaan air bersih tidak memenuhi
wilayah Puskesmas Sokaraja 1. Nilai Odds
syarat memiliki peluang 73 kali terjadi diare
Ratio 125,000 (CI 95% = 14,095-1108,582)
daripada yang memenuhi syarat.
didapatkan artinya responden yang memiliki
responden
Hal
yang
tersebut
sejalan
dengan
penggunaan jamban tidak baik memiliki
penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014),
peluang 125 kali terjadi diare daripada yang
didapatkan hasil uji statistik menunjukan
baik.
nilai OR= 9,01 dan nilai p=0,0001 dengan
Hal
tersebut
sejalan
dengan
hasil tersebut tidak memanfaatkan sarana
penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
air bersih (SAB) memiliki risiko terhadap
(2012),
kejadian diare. Dari hasil penelitian yang
bahwa ada hubungan antara jenis jamban
dilakukan
(2012),
keluarga dengan kejadian diare pada balita
terdapat
yang tinggal di sekitar tempat penampungan
oleh
menunjukkan hubungan
Mangguang
bahwa yang
tidak
bermakna
antara
sampah
dalam
penelitiannya
sementara
dengan
diketahui
nilai
OR
penyediaan air bersih terhadap kejadian
sebesar 17. Menurut Putra (2014), dalam
diare pada balita. Menurut Hamzah (2012),
penelitiannya
dalam penelitianya diperoleh hasil ada
memanfaatkan JAGA (Jamban Keluarga)
hubungan antara penggunaan air bersih
memiliki risiko terhadap kejadian diare.
dengan kejadian diare pada balita.
Menurut Hamzah (2012), diperoleh hasil
Hiswani (2003) menjelaskan bahwa penyakit
diare
dapat
bersumber
pada
menunjukkan
tidak
ada hubungan antara penggunaan jamban dengan kejadian diare pada balita.
penyakit menular yang disebarkan oleh air
Khusus bagi masyarakat rural dan
(water borne disease) penyakit ini hanya
peri-urban, meski memiliki toilet di rumah,
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 45
R Setiyabudi│ Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 TH
mereka juga masih memanfaatkan “toilet
Menurut Hamzah (2012), diperoleh hasil
terbuka”
ada hubungan antara pengelolaan sampah
seperti
Masyarakat
sungai
atau
peri-urban
empang.
menjadikan
kepraktisan dan norma umum (semua orang
dengan kejadian diare pada balita. Menurut
Notoatmodjo
(2011),
melakukannya) sebagai alasan utama untuk
pengolahan sampah yang baik, bukan untuk
menyalurkan kotorannya ke sungai. Tidak
kepentingan kesehatan saja, tetapi untuk
heran, sungai-sungai di Indonesia bisa
keindahan
disebut sebagai jamban raksasa karena
pengolahan sampah di sini adalah meliputi
masyarakat
pengumpulan,
Indonesia
umumnya
menggunakan sungai untuk buang air.
dengan
Masyarakat urban di perkotaan yang tinggal
di
gang-gang
sempit
atau
lingkungan.
Yang
dimaksud
pengangkutan,
pemusnahan
atau
sampai
pengolahan
sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat
rumah-rumah petak di Jakarta umumnya
dan lingkungan hidup.
tidak
Hubungan antara Kejadian Diare dengan
mempunyai
lahan
besar
untuk
membangun septic tank. Karena itu, mereka biasanya
tak
Jika
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
sumur,
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa
umumnya tidak diberi pembatas semen.
sanitasi makanan berhubungan dengan
Kala hujan tiba, kotoran yang ada di tanah
kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan
terbawa air hujan masuk ke dalam sumur.
41,688 (CI : 95% : 8,060-215,614) artinya
Air yang sudah terkontaminasi inilah yang
responden yang memiliki sanitasi makanan
memudahkan terjadinya diare (Hiswani,
tidak memenuhi syarat memiliki peluang 41
2003).
kali terjadi diare daripada yang memenuhi
Hubungan antara Kejadian Diare dengan
syarat.
Pengolahan Sampah
penelitiannya menunjukkan bahwa merebus
kemudian
memiliki
mereka
jamban.
Sanitasi Makanan
memiliki
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa
Menurut
Putra
(2014),
dalam
air sebelum diminum merupakan faktor risiko terhadap kejadian diare.
penyimpanan sampah berhubungan dengan
Penanganan makanan yang tidak
kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan
benar juga menjadi penyebab diare. Banyak
60,417 (CI : 95% : 11,178-326,555) artinya
dari mereka yang mencuci sayuran dan
responden
buah dengan cara
yang
memiliki
penyediaan
yang tidak benar,
sampah tidak baik memiliki peluang 60 kali
sehingga berisiko terkontaminasi bakteri
terjadi diare daripada yang baik.
kembali. Seharusnya mencuci sayuran atau
Hal
dengan
buah menggunakan air mengalir, bukan
penelitian yang dilakukan oleh Mangguang
dengan air dalam tampungan. Begitu juga
(2012), berdasarkan penelitian diketahui
dengan pengolahan makanan yang kurang
terdapat hubungan yang bermakna antara
higienis (Hiswani, 2003).
tempat
Hubungan antara Kejadian Diare dengan
kejadian
tersebut
pembuangan diare
pada
sejalan
sampah balita
dengan
(p=0,006).
Kebiasaan Mencuci Tangan
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 46
R Setiyabudi│ Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 TH
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
diturunkan kasusnya sampai 40% hanya
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa
dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
kebiasaan mencuci tangan berhubungan
(Depkes RI, 2009).
dengan kejadian diare. Nilai Odds Ratio
Faktor yang Paling Dominan Penyebab
didapatkan
Kejadian Diare
49,714
(CI
:
95%
:
(9,434-261,970) artinya responden yang
Dari
hasil
analisis
multivariat
memiliki kebiasaan mencuci tangan tidak
diketahui tidak ada variabel yang paling
baik memiliki peluang 49 kali terjadi diare
dominan. Hal ini disebabkan karena kondisi
daripada yang baik.
populasi penyediaan air bersih, penggunaan
Hal
tersebut
sejalan
dengan
jamban,
pengelolaan
sampah,
sanitasi
penelitian yang dilakukan oleh Mangguang
makanan dan kebiasaan mencuci tangan
(2012),
keadaannya sama.
berdasarkan
menunjukkan
terdapat
penelitiannya hubungan
Menurut
yang
Silva
et
al
(2008),
bermakna antara tingkat pengetahuan ibu
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
yang mempunyai balita mengenai cuci
diare, antaralain: penyediaan air, jamban
tangan pakai sabun dengan kejadian diare
keluarga, pengelolaan sampah, sanitasi
pada balita (p=0,000). Menurut Wijaya
makanan, fasilitas sanitasi, dan pelayanan
(2012),
kesehatan.
dalam
penelitiannya
diketahui
bahwa ada hubungan antara kebiasaan ibu
Air
adalah
sangat
penting
bagi
mencuci tangan dengan kejadian diare pada
kehidupan manusia. Manusia akan lebih
balita
tempat
cepat meninggal karena kekurangan air
penampungan sampah sementara dengan
daripada kekurangan makan dalam tubuh
OR sebesar 16.
manusia itu sendiri sebagian terdiri dari air.
yang
tinggal
di
sekitar
Menurut Putra (2014), pada penelitian
Didalam kegunaan-kegunaan air tersebut
ini didapatkan tidak mencuci tangan setelah
yang sangat penting adalah kebutuhan
BAB meningkatkan risiko terhadap kejadian
untuk minum. Oleh karena itu, untuk
diare. Menurut Hamzah (2012), dalam
keperluan minum (termasuk untuk masak)
penelitiannya diperoleh hasil ada hubungan
air harus mempunyai persyaratan khusus
antara kebiasaan
agar
ibu
mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun dengan
air
tersebut
tidak
menimbulkan
penyakit bagi manusia (Notoatmodjo, 2011).
kejadian diare pada balita.
Menurut penelitian Putra (2014), tidak
Mencuci tangan menggunakan sabun
memanfaatkan jamban keluarga memiliki
juga termasuk salah satu faktor yang
risiko
mempengaruhi kejadian diare. Cuci tangan
jamban keluarga yang perlu diperhatikan
pakai sabun memang cara sehat paling
adalah kepemilikan jamban keluarga, buang
sederhana. Bila dilakukan dengan baik
air besar di jamban dan keadaan jamban
dapat mencegah berbagai penyakit menular
(silva et al, 2008).
seperti diare, tipus, bahkan flu burung dan flu
baru
H1N1.
Penyakit
diare
dapat
terhadap
kejadian
diare.
Faktor
Menurut hail penelitian Mangguang (2012), diketahui terdapat hubungan yang
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 47
R Setiyabudi│ Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 TH
bermakna
antara
tempat
pembuangan
sampah dengan kejadian diare pada balita.
KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Ada pengaruh antara penyediaan air
Pengolahan sampah yang baik, bukan untuk
bersih dengan kejadian diare umur
kepentingan kesehatan saja, tetapi untuk
15-50 tahun di wilayah Puskesmas
keindahan
Sokaraja 1 (p=0,0001 < 0,05) Odds
lingkungan,
yang
dimaksud
Ratio (OR) 73,333
pengolahan sampah di sini adalah meliputi pengumpulan, dengan
pengangkutan,
pemusnahan
atau
sampai
2.
Ada pengaruh antara penggunaan
pengolahan
jamban keluarga dengan kejadian
sampah sedemikian rupa sehingga sampah
diare umur 15-50 tahun di wilayah
tidak mengganggu kesehatan masyarakat
Puskesmas Sokaraja 1 (p=0,0001 <
dan lingkungan hidup (Notoatmodjo, 2011).
0,05) Odds Ratio (OR) 125.
Penanganan makanan yang tidak
3.
Ada pengaruh antara penyimpanan
benar juga menjadi penyebab diare. Banyak
sampah dengan kejadian diare umur
dari mereka yang mencuci sayuran dan
15-50 tahun di wilayah Puskesmas
buah dengan cara
Sokaraja 1 (p=0,0001< 0,05) Odds
yang tidak
benar,
Ratio (OR)
sehingga berisiko terkontaminasi bakteri kembali. Seharusnya mencuci sayuran atau
4.
Ada
60,417
pengaruh
antara
buah menggunakan air mengalir, bukan
makanan
dengan air dalam tampungan. Begitu juga
umur
dengan pengolahan makanan yang kurang
Puskesmas Sokaraja 1 (p=0,0001<
higienis (Hiswani, 2003).
0,05) Odds Ratio (OR)
Mencuci tangan menggunakan sabun
5.
Ada
dengan
sanitasi
15-50
kejadian
tahun
pengaruh
di
diare
wilayah
41,688
antara
kebiasaan
juga termasuk salah satu faktor yang
mencuci tangan dengan kejadian
mempengaruhi kejadian diare. Cuci tangan
diare umur 15-50 tahun di wilayah
pakai sabun memang cara sehat paling
Puskesmas Sokaraja 1 (p=0,0001<
sederhana
0,05) Odds Ratio (OR) 49,714
tetapi
sayang
belum
membudaya padahal bila dilakukan dengan
6.
Tidak ada faktor yang paling dominan
baik dapat mencegah berbagai penyakit
terhadap kejadian diare umur 15-50
menular seperti diare, tipus, bahkan flu
tahun
burung dan flu baru H1N1. Penyakit diare
Sokaraja 1.
misalnya dapat diturunkan kasusnya sampai
di
Diharapkan
wilayah
Puskesmas
masyarakat
untuk
40% hanya dengan cuci tangan pakai sabun
memahami faktor penyediaan air bersih,
(CTPS). Kalau digabung dengan kegiatan
penggunaan jamban keluarga, pengelolaan
lain misalnya tidak buang air sembarangan,
sampah, sanitasi makanan dan kebiasaan
buang
tempatnya,
mencuci tangan menggunakan sabun, agar
pengelolaan air minum yang benar maka
tidak terjadi diare karena berdasarkan
CTPS
penelitian ini faktor-faktor diatas terbukti
sampah
dapat
pada
mencegah
80-90% (Depkes RI, 2009).
diare
sampai
berpengaruh Masyarakat
terhadap
kejadian
diharapkan
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 48
diare. dapat
R Setiyabudi│ Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 TH
mengupayakan keluarga
yang
tersedianya memenuhi
jamban
syarat
dan
tersedianya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di masing-masing RT.
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes RI Dinkes Kabupaten Banyumas. 2015. Penemuan Penderita Diare Bulanan Tahun 2015. Banyumas: Dinkes Kab. Banyumas. Dirjen PP&PL. 2013. Profil Pengendalian Penyakitdan Penyehatan Lingkungan Tahun 2012. Dikutip dari: http://www.tbindonesia.or.id/pdf/profil pppl2012-130917032535-phpapp02. pdf. Diakes pada tanggal 3 November 2015 Hamzah. 2012. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Tahun 2012. Dikutip dari: http://repository.unhas.ac.id/bitstream /handle/123456789/4340/HAMZAH_ K11109015.pdf Hiswani. 2003. Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Kejadiannya Sangat Erat Dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan. Dikutip dari: http://library.usu.ac.id/download/fkm/f km-hiswani7.pdf Kusumaningrum, arie et al. 2011. Pengaruh PHBS Tatanan Rumah Tangga Terhadap Diare Balita Di Kelurahan Gandus Palembang. Dikutip dari: http://eprints.unsri.ac.id/889/1/makala h_PHBS_keluarga_diare.pdf. Diakses pada tanggal 28 September 2015. Mangguang, Masrizal Dt. 2012. Analisis Spasial Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Diare Balita Di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Hal 691-709. Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta Profil Kesehatan Puskesmas Sokaraja 1. 2015. Rekapitulasi Penderita Diare di Sarana Kesehatan dan Kader Puskesmas Sokaraja 1 Kabupaten Banyumas Putra, I Gede Bagus Garjita Maesa. 2014. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Diare Akut Pada Balita Di Desa Tegallalang Pada Bulan Januari Sampai Juli Tahun 2014. Medika Udayana, Vol. 4, No. 5 Silva et al. 2008. Laporan Penelitian Faktor – Faktor Sanitasi Yang Berpengaruh Terhadap Timbulnya Penyakit Diare Di Desa Klopo Sepuluh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo. Dikutip dari: https://saidnazulfiqar.files.wordpress. com/2011/10/faktor-faktor-sanitasi-ya ng-berpengaruh-terhadap-timbulnyapenyakit-diare.pdf Diakses pada tanggal 29 Oktober 2015. Suraatmaja. 2005. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: CV. Sagung Seto. Wijaya, Yulianto. 2012. Faktor Risiko Kejadian Diare Balita Di Sekitar Tps Banaran Kampus Unnes. Unnes Journal of Public Health, Vol. L, No. 2 Wulandari, Atik Sri. 2010. Hubungan Kasus Diare Dengan Faktor Sosial Ekonomi Dan Perilaku. Dikutip dari : http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archiev e/jurnal/Vol1.no2.Juli2010/HUBUNG AN%20KASUS%20DIARE%20DEN GAN%20FAKTOR%20SOSIAL%20E KONOMI%20DAN%20PERILAKU.pd f. Diakes pada tanggal: 28 September 2015.
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 49