JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN - JURNAL UMP

Download PENGARUH ANTARA KADAR LDL KOLESTEROL TERHADAP PENYAKIT STROKE DI .... MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali ...

0 downloads 375 Views 430KB Size
ISSN 1693 - 7309

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 2, AGUSTUS 2015 

PENGARUH ANTARA KADAR LDL KOLESTEROL TERHADAP PENYAKIT STROKE DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Dharma Koosgiarto, Islimsyaf Anwar Salim



HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERSONAL DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT PADA KARYAWAN DI CV. MAJU PLASTIK SEMARANG Prima Maharani Putri, Mambodiyanto



HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI ESSENSIAL DENGAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA WANITA DI KELURAHAN PASIR KIDUL PURWOKERTO BARAT KAB. BANYUMAS Dyah Retnani Basuki, Mustika Ratnaningsih Purbowati



FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR Soegimin Ardi Soewarno, Anis Kusumawati



ANALISIS PERAN AKTIVITAS DOKTER UMUM DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA Retno Soesilowati, Dwi Ratnasari



DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR KECAMATAN KERITANG (PUSKESMAS KOTABARU) Yunia Annisa, Dharma Koosgiarto



PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PRAKTEK ANGGOTA HIMPAUDI MENANGANI KEDARURATAN PADA PESERTA DIDIK Ragil Setiyabudi



GAMBARAN FAKTOR RESIKO INSIDENSI ABORTUS DI RSUD RAA SOEWONDO PATI Linda Yanti

Penerbit : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ISSN 1693 - 7309

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 2, AGUSTUS 2015 Daftar Isi ARTIKEL PENELITIAN 1.

PENGARUH ANTARA KADAR LDL KOLESTEROL TERHADAP PENYAKIT STROKE DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Dharma Koosgiarto, Islimsyaf Anwar Salim

1–7

2.

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERSONAL DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT PADA KARYAWAN DI CV. MAJU PLASTIK SEMARANG Prima Maharani Putri, Mambodiyanto

8 – 16

3.

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI ESSENSIAL DENGAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA WANITA DI KELURAHAN PASIR KIDUL PURWOKERTO BARAT KAB. BANYUMAS Dyah Retnani Basuki, Mustika Ratnaningsih Purbowati

17 – 23

4.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR Soegimin Ardi Soewarno, Anis Kusumawati

24 – 36

5.

ANALISIS PERAN AKTIVITAS DOKTER UMUM DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA Retno Soesilowati, Dwi Ratnasari

37 – 47

6.

DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR KECAMATAN KERITANG (PUSKESMAS KOTABARU) Yunia Annisa, Dharma Koosgiarto

48 – 57

7.

PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PRAKTEK ANGGOTA HIMPAUDI MENANGANI KEDARURATAN PADA PESERTA DIDIK Ragil Setiyabudi

58 – 64

8.

GAMBARAN FAKTOR RESIKO INSIDENSI ABORTUS DI RSUD RAA SOEWONDO PATI Linda Yanti

65 – 73

MEDISAINS JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN ISSN : 1693-7309 Pelindung: Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Editorial Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah SWT Jurnal Medisains Vol 13, No 2, Agustus 2015 dapat terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan penulis sebagai berikut; Pengaruh antara Kadar LDL

Penasehat: Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Kolesterol terhadap Penyakit Stroke di RSUP dr. Sardjito

Pemimpin Umum: Dedy Purwito

Kulit Pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang (Prima

Pemimpin Redaksi: Ragil Setiyabudi

Hipertensi Essensial dengan Premenstrual Syndrome

Redaktur Pelaksana: Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S, Jebul Suroso, Diyah YH, Endiyono, Wilis DP. Sekretariat: Meida Laely Ramdani Inggar Ratna Kusuma

Yogyakarta (Dharma Koosgiarto, Islimsyaf Anwar Salim), Hubungan Antara Higiene Personal Dengan Keluhan Iritasi

Maharani

Putri,

Mambodiyanto),

Hubungan

antara

Pada Wanita di Kelurahan Pasir Kidul Purwokerto Barat Kab.

Banyumas

Ratnaningsih

(Dyah

Retnani

Purbowati),

Basuki,

Mustika

Faktor-Faktor

Yang

Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gajah Mungkur (Soegimin Ardi Soewarno, Anis Kusumawati), Analisis Peran Aktivitas

Keuangan: Alfi Noviyana

Dokter Umum Dengan Metode Workload Indicator Of

Periklanan dan Promosi: Bunyamin Muchtasjar

Yogyakarta (Retno Soesilowati, Dwi Ratnasari), Dampak

Distribusi dan Pemasaran: Devita Elsanti Rr. Dewi Rahmawati AP Alamat Redaksi: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam KM. 7 Sokaraja 53181 Telp. 0281-6844052, 6844053 Fax.(0281) 6844052 Web & E-mail: http://jurnalnasional.ump.ac.id/ index.php/medisains [email protected]

Staffing Need (WISN) di Puskesmas Se-Kabupaten Bantul

Kesehatan

Lingkungan

Rumah

yang

Berhubungan

Dengan Tuberkulosis Paru di Kabupaten Indragiri Hilir Kecamatan Annisa,

Keritang

Dharma

(Puskesmas

Koosgiarto),

Kotabaru)

Pelatihan

(Yunia

Peningkatan

Pengetahuan dan Praktek Anggota Himpaudi Menangani Kedaruratan pada Peserta Didik

(Ragil Setiyabudi),

Gambaran Faktor Resiko Insidensi Abortus di Rsud Raa Soewondo Pati (Linda Yanti). Redaksi

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April, Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan, kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERSONAL DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT PADA KARYAWAN DI CV. MAJU PLASTIK SEMARANG

Prima Maharani Putri1, Mambodiyanto1 1

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: [email protected]

ABSTRAK Latar Belakang: Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia dan merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka. Lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit kulit. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab, kebersihan perorangan yang kurang baik yaitu kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan kuku, intesitas mandi dan juga faktor ekonomi yang kurang memadai juga mempengaruhi. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara higiene personal dengan keluhan iritasi pada karyawan di CV. Maju Plastik Semarang. Metode Penelitian: Penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sasaran populasi penelitian adalah karyawan CV. Maju Plastik Semarang yang telah diinklusi dan ekslusi sebanyak 70 karyawan, sampel didapatkan dengan teknik purposive sampling yaitu 45 responden. instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur higiene personal dan diagnosis dokter untuk iritasi kulit. Teknik pengolahan dan analisis data bivariat menggunakan uji fisher dengan SPSS versi 17. Hasil Penelitian: Hasil perhitungan uji Fisher dengan p value 0,692 atau p>0,05 yang memiliki arti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan keluhan iritasi kulit. Dilanjutkan dengan uji statistik untuk mencari hubungan masa kerja dengan keluhan iritasi kulit. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 didapatkan hasil perhitungan uji Fisher dengan p value 0,433 atau p > 0,05 yang memiliki arti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keluhan iritasi kulit. Dilakukan juga uji statistik untuk mencari hubungan antara higiene personal dengan keluhan iritasi kulit pada tenaga. Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 didapatkan hasil perhitungan uji Fisher menunjukkan nilai p value = 0,00 atau p ≤ 0,05 yang memiliki arti bahwa ada hubungan yang signifikan antara higiene personal dengan keluhan iritasi kulit. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara higiene personal dengan keluhan iritasi kulit pada karyawan CV. Maju Plastik Semarang Kata Kunci: Higiene Personal, Keluhan Iritasi Kulit, Tenaga Kerja PENDAHULUAN Gangguan

dapat

tanda-tanda klinis yang berkembang cepat

disebabkan oleh sumbatan, penyempitan

akibat gangguan fungsi otak fokal (global),

atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini

dengan gejala-gejala yang berlangsung

dapat

selama

darah

suplai

menyebabkan yang

menyebabkan

darah

kurangnya

memadai cedera

dan yang

suplai akan serius.

24

menyebabkan

jam

atau

kematian,

penyebab lain selain

lebih, tanpa

vaskuler.2

anatominya,

dapat adanya

Berdasarkan

Gangguan potensial yang fatal pada suplai

patologi

stroke

darah otak disebut stroke.1 Stroke menurut

diklasifikasikan menjadi dua yaitu stroke

World Health Organization (WHO) adalah

Iskemik dan stroke Hemoragik.

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 8

dapat

P M Putri │ Hubungan antara Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang

Plastik digunakan oleh industri karena memiliki

beberapa

keunggulan.

Plastik

tidak terpakai. Hal ini tentu akan membawa dampak

kerugian

pada

perusahaan.

memiliki sifat mudah dibentuk, ringan, tidak

Kerugian dapat berupa pemborosan material,

korosif, dan dapat didaur ulang. Plastik

selain itu juga akan menambah biaya

mudah dibentuk karena memiliki sifat ulet,

penyimpanan.

lumer dan temperatur leleh yang rendah.

Bahan baku plastik dapat menyebabkan

Permukaan plastik dapat disiapkan dengan

beberapa masalah kesehatan.

baik. Plastik dapat diberi pewarna atau

kesehatan yang sering ditemukan pada

dilapis dengan logam. Pada lingkungan

industri plastik berupa iritasi

udara bebas dan udara basah plastik tidak

kulit timbul ketika pekerja secara langsung

mengalami korosif. Plastik rusak karena

bersentuhan dengan bahan baku plastik.

degradasi akibat sinar atau perubahan suhu.

Bahan baku plastik

Ketika bahan baku plastik ini terhirup atau

dengan pekerja menimbulkan reaksi secara

berkontraksi ataupun masuk ke dalam tubuh

langsung

manusia dapat menyebabkan berbagai jenis

kemerahan6.

penyakit1.

dengan

Masalah

kulit. Iritasi

yang bersentuhan

gejala

gatal,

bentol,

Proses produksi kantong plastik terdiri

Indonesia mendorong konsumsi bahan

dari

mixing

(pencampuran

bahan),

baku plastik di dalam negeri agar produksi

pemotongan lembaran plastik, pencetakan

plastik meningkat. Pada

2012,

dan pengepakan. Pada proses pemotongan

konsumsi bahan baku plastik di Indonesia

plastik mengasilkan debu resin, dimana

mencapai 4,6 kg per kapita2. Saat ini, ada

debu resin dapat menyebabkan dermatitis

sekitar 892 industri kemasan plastik yang

atau iritasi kulit jika berkontak langsung

menggunakan sekitar 2,35 juta ton bahan

dengan kulit. Survey awal yang dilakukan di

baku

pabrik

plastik

per

tahun

tahun

dan

utilisasi

sebesar 70% sehingga produksi rata-rata sebesar 1,65 juta ton per baku plastik terdiri atas

tahun3.

plastik

melalui

observasi

dan

wawancara bahwa karyawan di CV. Maju

Bahan

Plastik

Semarang

molekul-molekul

sarung

tangan

tidak

pada

menggunakan

proses

produksi,

yang besar antara lain resin formaldehyde,

sehingga kulit tangan dibiarkan begitu saja

resin,

terpapar debu resin dan setelah selesai

acrylat,

polyester, dan

polyurethane,

plastic

additive4.

melakukan pekerjaan banyak tenaga kerja

Ada sekitar 3.700.000 ton per tahun bahan

plastik

diproduksi

Indonesia

dilakukan pada 10 orang karyawan bagian

sebagai bahan campuran produk otomotif,

proses pemotongan dan pengepakan plastik,

perabotan

komponen

para karyawan tersebut mengeluhkan rasa

elektronik dan banyak lagi5. Pada proses

gatal-gatal, panas dan kemerahan pada

produksi sering kali terdapat produk yang

bagian kulit tangan setelah bersentuhan

tidak sempurna atau gagal. Produk gagal ini

dengan bahan baku plastik.

tentunya tidak dapat lolos dalam uji produk.

tersebut menjadi dasar acuan bagi peneliti

Hal ini tentu akan menjadi barang reject dan

untuk

rumah

di

yang tidak mencuci tangan. Wawancara

tangga,

melakukan

penelitian

Masalah

mengenai

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 9

P M Putri │ Hubungan antara Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang

hubungan higiene personal dengan keluhan

mengalami dermatitis dengan faktor higiene

iritasi kulit pada karyawan industri plastic di

personal yang buruk12.

CV. Maju Plastik Semarang.

Berdasarkan acuan diatas masalah yang

Pada penelitian di Inggris, prevalensi

akan diteliti yaitu “Apakah ada hubungan

iritasi kulit pada sektor industri terjadi 4900

antara higiene personal terhadap keluhan

kasus, 80% diantaranya adalah iritasi kulit7.

iritasi kulit pada karyawan industri plastik di

Di Indonesia prevalensi nasional iritasi kulit

CV. Maju Plastik Semarang. Tentunya tujuan

adalah

keluhan

penelitian ini adalah untuk mengetahui

provinsi

hubungan antara higiene personal dengan

mempunyai prevalensi dermatitis di atas

keluhan iritasi kulit pada karyawan industri

prevalensi nasional. Salah satu diantara

plastik di CV. Maju Plastik Semarang

provinsi tersebut adalah

sekaligus mendeskripsikan higiene personal

6,8%

responden).

(berdasarkan Sebanyak

14

provinsi Jawa

Tengah. Prevalensi dermatitis di provinsi

pada

Jawa Tengah mencapai angka 79,5 %, dan

Plastik Semarang.

merupakan

prevalensi

dermatitis

yang

cukup tinggi8.

karyawan industri plastik di CV. Maju

Penelitian

ini

memberikan

informasi

tentang hubungan antara higiene personal

Iritasi kulit timbul karena penyebab yang

dengan keluhan iritasi kulit pada karyawan

berada pada lingkungan kerja9 antara lain

industri plastik di CV. Maju Plastik dan

yaitu:

personal,

diharapkan sebagai pengembangan dan

kekerapan (terus menerus atau berselang),

relevansi teori mengenai hubungan higiene

adanya oklusi menyebabkan kulit lebih

personal dengan keluhan iritasi kulit dan

permeabel, demikian pula gesekan dan

memberikan informasi tentang pengaruh

trauma fisis. Faktor individu juga ikut

higiene personal terhadap keluhan iritasi

berpengaruh pada iritasi kulit, misalnya

kulit pada karyawan industri plastik serta

perbedaan ketebalan kulit diberbagai tempat

diharapkan perusahaan dapat melakukan

menyebabkan perbedaan permeabilitas, ras,

pertimbangan

jenis kelamin, penyakit yang pernah atau

kesehatan

sedang dialami10.

perusahaan untuk memperhatikan higiene

lama

kontak,

higiene

Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang

berhubungan

mengenai

dan

penerapan

keselamatan

kerja

di

personal pekerja yang dapat menimbulkan

dengan

dermatitis

masalah

tangan

karyawan

pengendalian lingkungan kerja yang sehat,

kontruksi yang terpapar semen di PT. Wijaya

aman, dan nyaman mampu merencanakan

Kusuma Contractors menunjukkan bahwa

dan melaksanakan penelitian dalam bidang

34,4 % pekerja mengalami dermatitis kontak

K3 serta mampu menganalisa higiene

iritan

personal

kontak

iritan

pada

dengan

berpengaruh Penelitian

faktor

adalah tentang

berhubungan

dengan

yang

mencuci

paling tangan11.

keluhan

yang

iritasi

dapat

kulit

dan

mempengaruhi

keluhan iritasi kulit pada karyawan di CV.

faktor-faktor

yang

Maju

dermatitis

pada

diharapkan

dapat

mengenai

keselamatan dan kesehatan

nelayan menunjukkan bahwa 65 % pekerja

Plastik

Semarang.

Penelitian

memberi

ini

informasi

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 10

P M Putri │ Hubungan antara Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang

kerja di perusahaan, menambah referensi,

CV. Maju Plastik Semarang, Jawa Tengah.

data, dan keselamatan dan kesehatan kerja

Dengan populasi penelitian adalah seluruh

khususnya

karyawan

mengenai

hubungan

antara

higiene personal dengan keluhan iritasi kulit.

perusahaan

sampel

penelitian

menggunakan teknik Purposive. Dimana

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan

bagian

pembuatan plastik yaitu sebesar 70 orang. Pengambilan

METODE

pada

secara

dengan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi

pendekatan cross sectional. Penelitian di

tersebut. Jumlah sampel yang akan diambil

lakukan di Unit Rawat Inap di bagian Saraf

tergantung

RSUP. Dr. Sardjito, Yogyakarta

pada bulan

kesalahan yang dikehendaki. Makin besar

Mei- Juni 2014. dengan kriteria inklusi Umur

tingkatan kesalahan maka akan semakin

40-89 tahun, jenis kelamin laki-laki dan

kecil jumlah sampel yang diperlukan15.

perempuan, persetujuan pasien (informed

Pengambilan sampel dilakukan dengan

consent).

metode kriteria Inklusi, dimana pengambilan

Penelitian

ini

analitik

sampel adalah bagian dari jumlah dan

dilakukan

dari

tingkat

ketelitian

atau

secara

data dilakukan pada karyawan berjenis

observasional analitik menggunakan desain

kelamin perempuan. Dalam Kriteria Eksklusi

penelitian cross sectional. Desain penelitian

yaitu

cross sectional adalah penelitian yang

penyakit

mempelajari hubungan antara faktor resiko

penjaringan kriteria inklusi dan eksklusi dari

(independen)

efek

70 responden, diperoleh sampel penelitian

(dependen), dimana dilakukan observasi

sejumlah 45 karyawan CV. Maju Plastik

atau pengukuran variabel satu kali dan

Semarang.

dengan

faktor

sekaligus pada waktu yang sama (semua

karyawan

Proses

kulit.

yang

memiliki

riwayat

Berdasarkan

hasil

pengidentifikasian

variabel

responden hanya di observasi satu kali saja

penelitian dilakukan dengan cara identifkasi

dan

responden

variabel bebas yaitu variabel yang menjadi

dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut),

sebab timbulnya atau berubahnya variabel

kemudian peneliti tidak melakukan tindak

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini

lanjut13.

adalah higiene personal. Dan variabel terikat

pengukuran

Berdasarkan

variabel

telah

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

terdahulu, ada hubungan yang bermakna

menjadi akibat karena adanya variabel

antara personal hygiene yaitu kebersihan

bebas. Variabel terikat pada penelitian ini

kulit,

kuku,

adalah keluhan iritasi kulit. Serta Variabel

kebersihan genetalia, kebersihan pakaian,

pengganggu dalam penelitian ini ada dua,

kebersihan handuk, kebesihan tempat tidur

yaitu: Variabel terkendali: jenis kelamin, ras,

kulit14.

riwayat penyakit kulit, lama kontak, dan

kebersihan

penelitian

tangan

yang

dan

dan sprei dengan kejadian penyakit

Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan

Variabel tidak terkendali: masa kerja, usia.

pada rentang enam bulan (Maret-Agustus

Higiene personal adalah kebersihan

2014) dan tempat penelitian di perusahaan

personal karyawan CV. Maju Plastik yang

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 11

P M Putri │ Hubungan antara Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang

dapat dilihat dari kebiasaan karyawan untuk

Teknik pengolahan dan analisis data

menjaga kebersihan diri seperti mencuci

untuk

tangan dan kebersihan pakaian. Dalam hal

personal dengan keluhan iritasi kulit pada

ini, tolak ukurnya adalah kuesioner atau

karyawan

ceklist

dilakukan dengan uji statistik

pertanyaan

skala

pengukuran

nominal baik dan buruk. Keluhan

karena

kulit

higiene

CV. Maju Plastik, Semarang

tidak

memenuhi

Chi Square, syarat

maka

diturunkan menjadi uji statistik Fisher. Jika p

karyawan CV. Maju Plastik Semarang pada

value ≤ 0,05, maka perhitungan statistik

bagian kulit dengan gejala berupa kulit

menunjukkan

terasa panas, gatal dan kulit kemerahan.

signifikan

Dalam hal ini tolak ukurnya adalah

ceklist

terhadap dependen. Jika p value > 0,05,

pertanyaan untuk diagnosis dokter dengan

maka perhitungan statistik menunjukkan

skala pengukuran nominal iritasi

bahwa

panas,

yang

hubungan

dialami

terasa

iritasi

mengetahui

gatal

(kulit

dan

kulit

bahwa

antara

tidak

adanya

variabel

adanya

pengaruh independen

pengaruh

antara

variabel independen terhadap dependen.

kemerahan) dan tidak iritasi kulit. debu resin hasil dari pemotongan plastik. HASIL

Dimana debu resin dapat menyebabkan

Masalah

kesehatan sangat kompleks

dan saling berkaitan

dengan

dermatitis atau iritasi kulit jika berkontak

masalah-

langsung dengan kulit. Karyawan tersebut

masalah di luar kesehatan itu sendiri.

harus bekerja selama proses produksi

Demikian pula untuk mengatasi masalah

plastik 8 jam, sehingga lebih berpotensi

kesehatan masyarakat tidak hanya dilihat

terkena iritasi kulit karena kontak yang

dari segi kesehatan itu sendiri tapi harus

terlalu lama dengan bahan kimia.

dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap kesehatan tersebut16. Usaha

jenis kelamin, umur dan masa kerja dengan

menentukan

jumlah responden 45 karyawan. Semua

kesehatannya, untuk penyakit menular dan

responden berjenis kelamin perempuan,

lingkungan

sehingga dapat dikendalikan oleh peneliti

tehadap

masyarakat

Dalam penelitian ini responden meliputi

sosial

sangat

dan

dengan umur responden rata-rata dari 15-47

pelestarian agent di dalam lingkungan

tahun dimana umur yang paling banyak

ataupun

terkontaminasi

sosial

penularan,

berpengaruh

pemberantasannya. Lingkungan yang

perilaku

penyebaran,

menentukan

orang

norma

berpengaruh

serta

terhadap

plastik

dan

debu-debu

pemotongan antara umur 15-27 tahun yaitu 56.3%

atau 31 orang.

penularan penyakit secara langsung dari

Dilakukan uji statistik untuk mencari

orang ke orang seperti halnya penularan

adakah hubungan antara umur dengan

penyakit kelamin, penyakit kulit, penyakit

keluhan iritasi kulit. Uji statistik dilakukan

pernapasan, dan lain-lainnya.

dengan menggunakan SPSS 17 didapatkan

Para pekerja yang bekerja di bagian pemotongan

dan

pengepakan

terpapar

hasil perhitungan uji Fisher dengan p value 0,692 atau p>0,05

yang

berarti

bahwa

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 12

P M Putri │ Hubungan antara Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang

tidak

ada

hubungan

yang signifikan

tersebut. Selain itu juga dilakukan

uji

antara umur karyawan dengan keluhan

statistik untuk mengetahui hubungan antara

iritasi kulit yang dialaminya. Dari uji statistik

higiene personal dengan keluhan iritasi kulit

didapatkan hasil perhitungan uji Fisher

pada

dengan p value = 0,433 atau p > 0,05 yang

dilakukan dengan menggunakan SPSS 17

berarti bahwa tidak ada hubungan yang

dan didapatkan hasil perhitungan uji Fisher

signifikan

sebagai berikut:

antara

masa

kerja

dengan

karyawan

perusahaan.

Analisis

keluhan iritasi kulit yang dialami karyawan

Tabel 1. Pengaruh Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit Higiene

Keluhan Iritasi Kulit

Personal

Total

Iritasi

Tidak Iritasi

Baik

0

9

9

Buruk

30

6

36

Total

30

15

15

pValue

0,00

Sumber: Data primer 2014 Berdasarkan

Tabel

1

hasil

uji

Fisher

menunjukkan nilai p value = 0,00 atau p ≤

signifikan antara higiene personal dengan keluhan iritasi kulit.

0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh yang

PEMBAHASAN

personal terhadap keluhan iritasi kulit.

Semua responden pada penelitian ini

Responden paling banyak berumur 15-

adalah perempuan, insiden keluhan iritasi

27 tahun yang berjumlah 40 orang dan umur

kulit lebih banyak diderita wanita18. Kulit

28-37 tahun sebanyak 21 orang, sedangkan

wanita lebih tipis dari pada pria sehingga

untuk umur pada rentang 38-47 tahun hanya

lebih rentan terhadap kerusakan kulit. Maka

9 orang . Dari hasil tersebut dapat diketahui

memberikan arti bahwa pada penelitian ini

bahwa umur responden yang paling banyak

responden cenderung lebih rentan untuk

pada rentang 18-27 tahun dan 28-37 tahun

terkena

yaitu sebesar 26 orang, sehingga dapat

iritasi

kulit

dibandingakan

jika

berjenis kelamin laki-laki.

dikatakan umur responden 80% di bawah 40

Data jenis kelamin yang homogen yang

tahun. Mulai dari umur 40 tahun kondisi kulit

diperoleh dari proses inklusi dan eksklusi

mengalami proses penuaan18. Pada umur

pada peneletian ini memberikan pengertian

tersebut, sel kulit lebih sulit menjaga

bahwa

statistik

kelembabannya karena menipisnya lapisan

komparatif dengan keluhan iritasi kulit dapat

basal. Produksi sebum menurun tajam

dipastikan tidak signifikan. Sehingga jenis

hingga banyak sel mati yang menumpuk

kelamin tidak memberikan kontribusi dan

karena pergantian sel menurun sehingga

gangguan

kulit mudah mengalami iritasi. Dari hasil uji

apabila

pada

dilakukan

uji

uji

pengaruh

higiene

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 13

P M Putri │ Hubungan antara Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang

statistik Fisher diperoleh nilai p value =

hubungan yang signifikan antara personal

0,692 atau p > 0,05, yang menunjukkan

higiene dengan kejadian dermatitis kontak

bahwa umur responden tidak memiliki

pada karyawan bagian processing dan filling

hubungsn

di PT.Cosmar Indonesia tahun 2011.

yang

signifikan

terhadap

terjadinya keluhan iritasi kulit.

Higiene personal karyawan sebagian

Pada penelitian didapatkan responden

besar buruk dengan jumlah 30 orang, dari 30

dengan masa kerja ≤ 2 tahun sebanyak 20

responden tersebut terdapat 28 orang

orang dimana masa kerja ≤ 2 tahun

mengalami

termasuk masa kerja baru Semakin lama

perorangan dapat mencegah penyebaran

seseorang dalam bekerja maka semakin

kuman dan penyakit, mengurangi paparan

banyak dia telah terpapar bahaya yang

pada bahan kimia dan kontaminasi dan

ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut.

melakukan pencegahan alergi kulit, kondisi

Karyawan yang lebih lama terpajan dan

kulit, dan sensitifitas kulit terhadap bahan

kontak dengan bahan kimia menyebabkan

kimia21.

kerusakan sel kulit bagian luar, semakin

mencegah terjadinya iritasi kulit antara lain

lama terpajan maka semakin merusak sel

dengan mencuci tangan

kulit hingga bagian dalam dan memudahkan

pakaian.

untuk terjadinya keluhan iritasi kulit, namun

iritasi

Kebersihan

Karyawan

yang

kulit.

Kebersihan

perorangan

dapat

dan mencuci

memiliki

higiene

pada penelitian ini masa kerja ≤ 2 tahun

personal yang baik lebih sedikit mengalami

responden

iritasi kulit dibanding dengan karyawan yang

mengalami

iritasi

kulit.

Berdasarkan hasil uji Fisher dengan aplikasi

memiliki higiene personal

SPSS 17 yang digunakan untuk mengetahui

Agar terhindar dari penyakit kulit akibat kerja,

pengaruh masa kerja dengan keluhan iritasi

sebaiknya

kulit

=

kebersihan diri selama berada dilingkungan

Hasil

kerja, seperti mencuci tangan sebelum dan

didapatkan

0,433

atau

nilai p

>

p

value

0,05.

karyawan

memperhatikan

tersebut menunjukkan bahwa tidak ada

sesudah

hubungan yang signifikan antara masa kerja

langsung membilas bagian tubuh yang

karyawan terhadap keluhan iritasi kulit. Hal

terkena bahan kimia serta menggunakan

ini menunjukkan bahwa keluhan iritasi kulit

pakain yang bersih selama melakukan

pada responden dipengaruhi oleh faktor

proses pekerjaan22.

yang lain.

melakukan

yang buruk.

proses

pekerjaan,

Keluhan iritasi kulit dipengaruhi oleh

Pada penelitian ini didapatkan hasil uji

beberapa faktor antara lain jenis kelamin,

statistik Fisher yang menunjukkan nilai p-

ras, riwayat penyakit kulit, lama kontak,

value 0,00 (<0.05) yang berarti bahwa

masa kerja dan umur. Pada penelitian ini

terdapat hubungan positif antara higiene

jenis kelamin, ras, riwayat penyakit kulit dan

personal

kulit

lama kontak sudah dikendalikan sehingga

karyawan. Hal ini sejalan dengan penelitian

tidak memiliki pengaruh terhadap iritasi kulit.

terdahulu yang dilakukan dimana diperoleh

Umur dan masa kerja merupakan faktor

nilai p-value sebesar 0,028 yang berarti ada

yang tidak terkendali namun pada penelitian

terhadap

keluhan

iritasi

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 14

P M Putri │ Hubungan antara Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang

ini didapatkan umur dan masa kerja tidak

tidak melakukan tahapan mencuci tangan

berhubungan dengan keluhan iritasi kulit.

dengan benar dan pakain yang kotor.

Pada penelitian ini faktor yang paling

Sebagian

berpengaruh terhadap keluhan iritasi kulit

keluhan iritasi kulit dengan keluhan iritasi

yakni higiene personal karyawan.

kulit yang dialami seperti kulit tangan gatal-

Pemeriksaan keluhan iritasi kulit hanya

besar

karyawan

mengalami

gatal, kemerahan dan terasa panas.

dilihat secara umum dari gejala- gejala dan pemeriksaan fisik dengan bantuan dokter, tanpa

menggunakan

uji

tempel

untuk

memperkuat hasil. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan biaya dan waktu penelitian.Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji statistik chi square akan tetapi uji statistik chi square tidak memenuhi syarat sehingga menggunakan uji alternative yaitu Fisher dikarenakan jumlah sampel yang kecil. Jumlah respon penelitian sedikit dikarenakan tempat penelitian yang masih berupa CV sehingga karyawan yang bekerja di

perusahaan

tersebut

tidak

banyak

sebaiknya penelitian selanjutnya disarankan menggunakan sampel perusahaan yang lebih besar. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan

hasil

penelitian

dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara higiene personal dengan keluhan iritasi kulit pada karyawan CV. Maju Plastik

Semarang.

Higiene

personal

karyawan sebagian besar memiliki higiene personal buruk seperti tidak mencuci tangan, Gilman, A.G. 2007. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi, diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi X, 877, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta: EGC. Harahap M, Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Penerbit Hipokrates. 2000. hal 21-25 Ima S. 2011. Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Bahan kering Pada Kulit Pisang Yang Difermentasi

DAFTAR PUSTAKA Ader. R. & Cohen, N. 1993. Psychoneuroimmunology: Conditioning and stress. Annual Review of Psychology. Adi Prasetyo., dkk. 2014. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans Penyebab Karies Secara In Vitro. Adikoesoemo, S. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1995. hal: 36-40 Agus Riyanto. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Anggraeni, Saryono Mekar Dwi. 2013. Metdologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Fregert S. 1988. Kontak Dermatitis. Yayasan Essentia Medica. Frenki. 2011. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Skabies di Pesantren Darul Hikmah Pekanbaru. Skripsi . Fakultas ilmu kesehatan Sumatra Utara. Garmini R. 2014. Analisis faktor penyebab dermatitis kontak iritan pada pekerja pabrik tahu primkopti unit usaha kelurahan Bukit Sangkal Palembang tahun 2014 . Jurnal Universitas Sriwijaya. 2014; 6(3): 1–13 Probiotik Sebagai Pakan Alternatif Ikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya.. Kementerian Perindustrian. 2010. Perkembangan Penyusunan Peta Panduan (Roadmap) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi : Tindak Lanjut Perpres No. 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional, Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Kementerian

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 15

P M Putri │ Hubungan antara Higiene Personal dengan Keluhan Iritasi Kulit pada Karyawan di CV. Maju Plastik Semarang

Perindustrian RI, Jakarta. Lestari,C.I. 2008. Penyakit Menular Seksual. Diperoleh dari: http://cintalestari.wordpress.com/ Diunggah tanggal 12 Maret 2014. Notoatmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan. Republik Indonesia. Sjarief M, Wasitatmadja. 2002. Anatomi Kulit. Dalam Sulistia G. Ganiswara:Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: FKUI. Soedirman & Suma’mur. 2014. Kesehatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto. Suryani A, Ismayana A, Suatrina Y, dan Pyun Y.R. 2000. Kajian Teknik Kultivasi dan Pengaruh Luas Permukaan Media Tumbuh pada Produksi Selulosa Menggunakan Bakteri Isolat Lokal. Jurnal Mikrobiologi Indonesia. Widayana, Wiratmaj. 2014. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yogyakarta: Graha Ilmu. Winslow, M. & Noble B. 2009. Life stories in supportive and palliative care:establishing an oral history service for patients. University of Sheffield: Academic Unit of Supportive Care, Unpublished report.

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 2, AGUSTUS 2015 | Halaman 16