JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN - JURNAL UMP

Download Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah. SWT Jurnal Medisains Vol 14, No 2, Agustus 2016 dapat terbit. Pada terbitan ini kami mem...

0 downloads 496 Views 514KB Size
ISSN 1693 - 7309

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIV NO. 2, AGUSTUS 2016 

KOMBINASI BREAST CARE DAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI POST SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Happy Dwi Aprilina, Sri Suparti



PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOKARAJA I Kris Linggardini, Happy Dwi Aprilina



HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Endiyono, Wawan Herdiana



SENAM KAKI UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GULA DARAH DAN MENURUNKAN TEKANAN BRACHIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS Agus Santosa, Widi Rusmono



PERBEDAAN VISUAL ANALOGUE SCORE (VAS) ANTARA PROSEDUR RESEKSI LAPARASKOPIK DENGAN LAPARATOMI PADA PENDERITA KANKER KOLON M. Hidayat Budi Kusumo, Parish Budiono



PENYEDIAAN AIR BERSIH, PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA, PENGELOLAAN SAMPAH, SANITASI MAKANAN DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE UMUR 15-50 TH Ragil Setiyabudi, Veronika Setyowati



PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, FREKUENSI DAN LAMA HEMODIALISIS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Sri Suparti, Umi Solikhah



PENGARUH KUNJUNGAN NIFAS TERHADAP KOMPLIKASI MASA NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SOKARAJA 1 KABUPATEN BANYUMAS Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh

Penerbit : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ISSN 1693 - 7309

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIV NO. 2, AGUSTUS 2016 Daftar Isi ARTIKEL PENELITIAN 1.

KOMBINASI BREAST CARE DAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI POST SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Happy Dwi Aprilina, Sri Suparti

1–9

2.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOKARAJA I Kris Linggardini, Happy Dwi Aprilina

10 – 15

3.

HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Endiyono, Wawan Herdiana

16 – 23

4.

SENAM KAKI UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GULA DARAH DAN MENURUNKAN TEKANAN BRACHIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS Agus Santosa, Widi Rusmono

24 – 34

5.

PERBEDAAN VISUAL ANALOGUE SCORE (VAS) ANTARA PROSEDUR RESEKSI LAPARASKOPIK DENGAN LAPARATOMI PADA PENDERITA KANKER KOLON M. Hidayat Budi Kusumo, Parish Budiono

35 – 40

6.

PENYEDIAAN AIR BERSIH, PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA, PENGELOLAAN SAMPAH, SANITASI MAKANAN DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE UMUR 15-50 TH Ragil Setiyabudi, Veronika Setyowati

41 – 49

7.

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, FREKUENSI DAN LAMA HEMODIALISIS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Sri Suparti, Umi Solikhah

50 – 58

8.

PENGARUH KUNJUNGAN NIFAS TERHADAP KOMPLIKASI MASA NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SOKARAJA 1 KABUPATEN BANYUMAS Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh

59 – 64

MEDISAINS JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN ISSN : 1693-7309 Pelindung: Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Penasehat: Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Pemimpin Umum: Dedy Purwito Pemimpin Redaksi: Ragil Setiyabudi Redaktur Pelaksana: Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S, Jebul Suroso, Diyah YH, Endiyono, Wilis DP. Sekretariat: Meida Laely Ramdani Inggar Ratna Kusuma

Editorial Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah SWT Jurnal Medisains Vol 14, No 2, Agustus 2016 dapat terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan penulis sebagai berikut; Kombinasi Breast Care dan Teknik Marmet Terhadap Produksi ASI Post Sectio Caesaria Di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (Happy Dwi Aprilina dan Sri Suparti), Pengaruh Pendidikan Pengetahuan

Kesehatan tentang

pada

Ibu

Preeklamsia

Hamil di

terhadap

wilayah

kerja

Puskesmas Sokaraja I (Kris Linggardini dan Happy Dwi Aprilina), Hubungan Dukungan Spiritual dan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (Endiyono dan Wawan Herdiana), Senam Kaki untuk Mengendalikan Kadar Gula Darah dan Menurunkan Tekanan Brachial Pada Pasien Diabetes Melitus (Agus Santosa, Widi

Keuangan: Alfi Noviyana

Rusmono), Perbedaan Visual Analogue Score (VAS)

Periklanan dan Promosi: Bunyamin Muchtasjar

pada Penderita Kanker Kolon (M. Hidayat Budi Kusumo

Distribusi dan Pemasaran: Devita Elsanti Rr. Dewi Rahmawati AP Alamat Redaksi: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam KM. 7 Sokaraja 53181 Telp. 0281-6844052, 6844053 Fax.(0281) 6844052 Web & E-mail: http://jurnalnasional.ump.ac.id/ index.php/medisains [email protected]

antara Prosedur Reseksi Laparaskopik dengan Laparatomi

dan Parish Budiono), Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban

Keluarga,

Pengelolaan

Sampah,

Sanitasi

Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan berpengaruh terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 Th(Ragil Setiyabudi dan Veronika Setyowati), Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik

ditinjau dari

Tingkat

Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga (Sri Suparti , Umi Solikhah), Pengaruh Kunjungan Nifas Terhadap Komplikasi

Masa Nifas Di Wilayah Puskesmas Sokaraja 1 Kabupaten Banyumas (Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh) Redaksi

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April, Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan, kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, FREKUENSI DAN LAMA HEMODIALISIS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Sri Suparti1 , Umi Solikhah1 1

Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: [email protected]

ABSTRAK Latar Belakang: Pasien Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronik tahap (akhir) membutuhkan terapi hemodialisis untuk kelangsungan hidupnya. Kondisi ini bisa berdampak pada kualitas hidupnya. Faktor –faktor yang berpengaruh pada kualitas hidup meliputi faktor demografi pasien, frekuensi dan lama menjalani hemodialisis serta adekuasi hemodialisis. Tujuan:Untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik ditinjau dari pendidikan frekuensi dan lama menjalani hemodialisis di RS. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Metode:Jenis penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah semua pasien CKD yang menjalani Hemodialisis dengan teknik total sampling. Analisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney Hasil:Tidak ada perbedaan antara kualitas hidup responden berpendidikan tinggi dan responden berpendidikan rendah dengan nilai p= 0,736 atau P>0,05. Tidak ada perbedaan antara kualitas hidup responden yang mempunyai frekuensi hemodialisis sedikit dan frekuensi hemodialisis banyak dengan nilai p= 0,238 atau P>0,05 dan tidak terdapat perbedaan antara kualitas hidup responden yang mempunyai lama hemodialisis baru dan lama dengan nilai p= 0,984 atau P>0,05 Kesimpulan:Tidak ada perbedaan antara kualitas hidup pasien ditinjau dari pendidikan, frekuensi dan lama hemodialisis di RSUD. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Kata Kunci: Kualitas hidup, Pendidikan, lama PENDAHULUAN

(Perhimpunan

Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit

ginjal

hemodialisis, frekuensi hemodialisis

kronik

adalah

menyebutkan,

Nefrologi Jumlah

Indonesia)

diagnosa

rawat

adanya

utama pasien Hemodialisis adalah 25.353

gangguan pada fungsi ginjal yang progresif

pasien (PERFERI, 2011). Di Indonesia,

dan ireversibel, dimana kemampuan tubuh

prevalensi

gagal untuk mempertahankan metabolisme

Disease yang menjalani hemodialisis pada

serta keseimbangan cairan dan elektrolit

tahun

sehingga menyebabkan uremia (Smeltzer,

penduduk.

et al, 2008). ESRD (End Stage Renal

Suhardjono, 2009). Untuk wilayah Jawa

Disease) merupakan penyakit ginjal tahap

Tengah, Kasus gangguan fungsi ginjal pada

akhir dari CKD yang ditunjukkan dengan

tahun 2004 dilaporkan sebanyak 170 kasus

ketidakmampuan

ginjal

dalam

( Dinkes Pem Prof Jateng , 2004)

mempertahankan

homeostasis

tubuh

(Ignatavicius & Workman, 2006).

penderita

2006

Akibat

End-Stage

sebesar

(Prodjosudjadi,

Renal

23,4/1.000.000 W

&

ketidakmampuan

A.

ginjal

membuang produk sisa melalui eliminasi

Laporan survei tahun 2011 Gagal

urin bisa menyebabkan gangguan fungsi

ginjal kronik dilakukan oleh PERNEFRI

endokrin, metabolik dan cairan, elektrolit

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 50

S Suparti│ Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

serta asam basa, sehingga diperlukan

hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian

dialisis

untuk

mereka. Hal ini terangkum secara kompleks

Dialisis

mencakup kesehatan fisik, status psikologis,

merupakan suatu proses yang digunakan

tingkat kebebasan, hubungan sosial, dan

untuk mengeluarkan cairan dan produk

hubungan kepada karakteristik lingkungan

limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak

mereka (WHOQOL, 2004).

atau

transplatasi

kelangsungan

mampu

hidup

ginjal

pasien.

melaksanakan

proses

tersebut

Beberapa

faktor

yang

diduga

kualitas

hidup

(Smeltzer, et al, 2008). Terdiagnosis Gagal

berhubungan

Ginjal

adalah faktor demografi, kadar hemoglobin,

Kronis

dan

hemodialisis

harus

seumur

menjalani

hidup

dapat

akses

dengaan

vaskuler, adekuasi hemodialisis,

menimbulkan dampak pada individu pasien

tekanan

gagal ginjal. Dalam menjalani hemodialisis

menjalani hemodialisis. Hasil penelitian

cairan, dan diet harus dibatasi, hal ini

Nurcahyati,

menyebabkan

bahwa tekanan darah, frekuensi dan lama

kehilangan

tergantung pada

kebebasan,

pelayanan

kesehatan,

darah

menjalani

S

dan

lama

(2010)

menjalani

menyimpulkan

hemodialisis

sebagai

faktor

konflik dalam perkawinan, keluarga dan

independen yang dapat mempengaruhi

kehidupan

kualitas hidup pasin gagal ginjal yang

sosial,

pendapatan.

berkurangnya

Hal-hal

tersebut

dapat

menjalani hemodialisis.

mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal

Adekuasi hemodialisis dikaitkan pula

ginjal kronik. Saat ini terapi pengganti ginjal

dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal

yang paling banyak digunakan adalah

kronik yang menjalani hemodialisa. Hasil

hemodialisis, hal ini dikarenakan terapi ini

penelelitian Septiwi, C (2010) menyebutkan

lebih terjangkau dan sudah terbukti efektif.

bahwa secara statistik terdapat hubungan

Prosedur hemodialis

yang

walupun diangap

bermakna

antara

adekuasi

efektif dan aman dan bermanfaat tetapi bisa

hemodialisis dengan kualitas hidup denagn

juga menimbulkan risiko atau efek samping

p value; 0,001. Pemodelan multivariat faktor

(Shangholian, et al, 2008).

risiko menunjukkan bahwa responden yang

Kualitas

hidup

adalah

persepsi

mencapai

adekuasi

hemodialisis

individu dalam kemampuan, keterbatasan,

mempunyai peluang yuntuk mempunyai

gejala serta sifat psikososial hidupnya

kualitas hidup yang baik sebesar 10,6 kali di

dalam konteks budaya dan sistem nilai

bandingkan pasien yang

untuk menjalankan fungsinya (WHOQOL

adekuasi

group, 1998 dalam Murphy et al, 2000;

Pagels,. A, A et al (2012 ) tentang kualitas

Nurchayati,

WHO

hidup pasien gagal ginjal kronik yang

kualitas hidup adalah sebagai persepsi

menjalani hemodialisa pada berbagai stage

individu

CKD

perempuan

S,

2010).

sebagai dalam

Menurut

laki-laki hidup

ataupun

ditinjau

tidak mencapai

hemodialisis. Hasil penelitian

menyimpulkan

bahwa

beratnya

dari

penyakit dan gagal ginjal tahap lima sangat

konteks budaya dan system nilai dimana

mempengaruhi kualitas hidup pasien CKD,

mereka tinggal, hubungan dengan standar

artinya

semakin

parah

tingkatan

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 51

CKD

S Suparti│ Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

semakin buruk kualitas hidupnya. Pendidikan

sebagai

hidupnya. Pentingnya pengukuran kualitas satu

hidup terkait status fungsional kesehatan

karakteristik pasien yang dimungkinkan ada

pada pasien Gagal Ginjal sangat penting

keterkaitan dengan kualitas hidup pasien

dilakukan, guna mengetahui secara dini

gagal ginjal kronik. Menurut Azwar (2005)

kualitas hidup pasien. Pendidikan, frekuensi

mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat

dan lama hemodialisis menjadi hal yang

pendidikan

akan

menarik dan perlu dibuktikan apakah secara

cenderung untuk berperilaku positif, karena

aktual berpengaruh terhadap kualitas hidup

pendidikan

pasien

seseorang

yang

menjadikan

salah

maka

dia

diperoleh

seseorang

dapat

Gagal

Ginjal

yang

menjalani

meletakan

Hemodialisis. Gagal Ginjal yang menjalani

dasar-dasar pengertian (pemahaman) dan

hemodialisis, hal inilah yang mendorong

perilaku

peneliti

dalam

penelitian

diri

untuk

melakukan

penelitian.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah

yangmemiliki

untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup

pendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pasien Gagal Ginjal Kronik ditinjau dari

pengetahuan

pendidikan,

pada

(2009)

Hasil

mengatakan

bahwa,

Yuliaw

seseorang.

penderita

yang

lebih

luasjuga

durasi di

dan

frekuensi

RSUD.

Goeteng

memungkinkan pasien itu dapat mengontrol

hemodialisis

dirinya dalam mengatasi masalah yang

Taroenadibrata Purbalingga.

dihadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi

METODE Jenis

penelitian

ini

merupakan

kejadian, mudah mengerti tentang apa yang

penelitian

dianjurkan oleh petugas kesehatan, serta

menggunakan pendekatan cross sectional

dapat mengurangi kecemasan sehingga

yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

membantu

dinamika

individu

tersebut

dalam

membuat keputusan. Hasil

perbandingan

Dengan

antara

faktor

risiko dengan efek melalui pendekatan, unit

observasi atau pengumpulan data sekaligus

Hemodialisa RS Goeteng Taroenadibrata

pada suatu saat dimana setiap subyek

rata rata pasien yang melakukan cuci darah

penelitian

adalah 35 orang perbulan. Dengan melihat

(Notoatmodjo, 2005). Jumlah sampel total

prevalensi penderita gagal ginjal yang

adalah 33. Lokasi penelitian berada di unit

semakin meningkat begitu juga jumlah

Hemodialisa RS Goeteng Taroenadibrata

pasien yang menjalani hemodialisis. Hal ini

Purbalingga.

tentu resiko

studi

komparatif.

berkorelasi

pendahuluan

dengan

ketidakmampuan

di

resiko

hanya

sekali

peningkatan pada

pasien

tersebut yang juga menunjukkan adanya peningkatan

diobservasi

penurunan

HASIL Hasil penelitian menemukan pada

kualitas

karakteristrik jenis kelamin, antara laki-laki

hidup pada pasien Gagal Ginjal yang

dan perempuan tidak jauh berbeda yaitu 18

harus menjalani hemodialisis sepanjang

orang (54,5%) dan laki-laki sejumlah 15

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 52

S Suparti│ Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

orang (45,5%). Usia responden penelitian

sudah menjalani lebih dari 11 bulan.

sebagian besar sudah memasuki usia tua

Sebagian kecil kurang dari sebelas bulan

yaitu

berdasarkan

sekitar 30,3%. Selanjutnyan sekitar 22

katagorinya, diikuti usia muda 15 orang

responden (66,7%) memiliki kualitas hidup

(45,5%),

responden

yang berkualitas dan 12 reponden (33,3%)

sebagian besar 63,6% adalah rendah dan

dan selebihnya kurang berkualitas (Tabel 1).

18

orang

tingkat

(54.5%)

pendidikan

36,4% selebihya berpendidikan tinggi. Berdasarkan

frekuensi

Hasil analisis Mann-Whitney dengan HD

tingkat kepercayaan 95% menunjukkan

menunjukkan sekitar 21 responden (63,6%)

bahwa nilai berturut turut p= 0,736, p= 0,238,

sudah menjalani hemodialisis kurang lebih

p:=0,984

50 kali dan 12 reponden (36,4%) kurang

disimpulkan

dari 50 kali. Untuk durasi atau lamanya

bermakna antara kualitas hidup dilihat dari

menjalani hemodialisis hampir didominasi

tingkat pendidikan, frekuensi dan lama

oleh pasien yang cukup lama yaitu 69,7%

hemodialiasis (Tabel 2).

Tabel 1. Tabel Karakteristik Responden Variabel

atau tidak

p>0,05

maka

terdapat

perbedaan

Frekuensi

Prosentase

15 18

45.5% 54.5%

15 18

45.5% 54.5%

21 12

63,6% 36.4%

12

33.4%

≥ 50 kali Lama/Durasi HD < 11 bulan

21

66.6%

12

30.3%

≥ 11 bulan Kualitas hidup < 50 kurang berkualitas

21

69,7%

11

33.3%

22

66.7%

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia < 45 tahun ≥ 45 tahun Pendidikan Rendah Tinggi Frekuensi HD < 50 kali

≥ 50 berkualitas Total

33

dapat

100,0%

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 53

S Suparti│ Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Tabel 2. Perbedaan Kualitas Hidup Dari Tinjau Dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi Dan Lama/Durasi Hemodialisis di RS Goeteng Taroeadibrata Mean Rank Sum Of Rank p value Variabel Kualitas hidup Frekuensi Pendidikan Rendah (SD&SMP) 21 16.57 348.00 0,736 Tinggi (SMA& PT) 17.75 12 213.00 Frekuensi

<50 Sedikit ≥ 50 Banyak

Lama/Durasi

<11 bulan ≥ 11 bulan

PEMBAHASAN Secara kelamin

14.38 18.50

172.50 388,50

10 23

17.05 16,98

170.50 390,50

0,238

0,984

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

umum

berdasarkan

perempuan

dibandingkan

12 21

lebih

laki-laki.

Hasil

jenis

tingkat pendidikan sebagian responden

banyak

rendah yaitu sekitar 63,6% selebihnya

penelitian

sekitar

36,4

%

berpendidikan

tinggi.

Daryani (2011) juga menemukan bahwa

Pendidikan dianggap sebagai salah satu

jenis kelamin perempuan lebih banyak pada

faktor yang berhubungan dengan kualitas

pasien

menjalani

hidup. Dogan et al (2008) menyebutkan

Klaten.

bahwa risiko komplikasi penyakit ginjal

gagal

hemodilisis

ginjal

di

yang

RS

Soeradji

Berdasarkan usia hampir sebagian besar

banyak

penderita

menjalani

mempunyai pendidikan rendah. Hal ini

hemodialisa berusia lanjut, hal ini sesuai

senada dengan yang disampaikan oleh

dengan hasil penelitian Kamaludin dan

Notoadmojo

Rahayu (2009). Pada hakiaktnya penyakit

menjadi

gagal ginjal kronik tidak dipengaruhi oleh

mempengaruhi perilaku langsung terhadap

jenis

kesehatan.

gagal

ginjal

kelamin,

sama-sama

usia.

yang

Masing

mempunyai

masing

risiko

terjadi

pada

(2007)

salah

pasien

bahwa

satu

Semakin

yang

pendidikan

faktor

lama

yang

seseorang

untuk

menjalani hemodialisa maka dia akan

mengalami penyakit ini. Hasil ini sesuai

semakin patuh dan teratur melaksanakan

dengan penelitian Nurchayati, S (2010)

hemodilisis.

yang menyatakan tidak ada hubungan

Durasi

atau

lama

menjalani

antara usia dengan kualitas hidup pasien

hemodialisis hampir didominasi oleh pasien

gagal

yang menjalani hemodialisis yang cukup

ginjal

hemodialisa.

kronik Usia

yang

menjalani yang

lama yaitu sekitar 69,7% sudah menjalani

sebagaian ditemukan sudah lanjut atau 45

Hemodialisis lebih dari 11 bulan, bahkan

keatas

risiko

yang paling lama sudah menjalani 108

penurunan fungsi ginjal. Terjadi perubahan

bulan atau sekitar 9 tahun. Hasil peneliitian

fungsi ginjal seiring dengan bertambahnya

Nurchayati,

usia

dikaitkan

sesudah

responden

juga

usia

40

dengan

S

(2010)

dikaitkan

lama dengan

menjalani

tahun

terjadi

Hemodialisis

kualitas

penurunan GFR secara progresif

hingga

hidupnya. Tentu saja kondisi terdiagnosis

usia 70 tahun kurang lebih sekitar 50 % dari

Gagal Ginjal Kronik harus menjalani terapi

normal (Smeltzer, et al, 2008).

pengganti untuk kelangsungan hidupnya

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 54

S Suparti│ Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

yaitu hemodialisis.

antara tingkat pendiikan dan kualitas hidup

Berdasarkan

hasil

penelitian

begitu pula dengan usia.

didapatkan hasil sekitar 21 orang (63,6%)

Perbedaan Kualitas Hidup

sudah menjalani hemodialisis kurang lebih

Perbedaan Kualitas hidup berdasarkan

sama dengan 50 kali dan 12 reponden

tingkat pendidikan

(36,4%) kurang dari 50 kali. Hasil ini senada

Pada dasarnya tingkat pendidikan

dengan durasi atau lamanya menjalani

seseorang

Hemodialisis,

durasinya

berpengaruh terhadap pengetahuan dan

mempengaruhi

kualitas hidup, namun peneliti mempunyai

frekuensi hemodialisis, hanya saja untuk

pandangan reponden yang berpendidikan

frekuensi

tinggi dan rendah punya cara tersendiri

secara

semakin

otomatis

akan

dosis

hemodialisis

lama

dalam

yang

menjalani

berbeda

ada

tidak

secara

signifikan

yang

untuk mencari informasi terkait penyakitnya

menjalani sekali setiap minggunya pada

dan perawatannya. Kualitas hidup bersifat

kondisi stadium gagal ginjal awal dan

subyektif jadi tidak ditentukan oleh tinggi

minimal 2 kali seminggu pada kondisi gagal

rendahnya pendidikan. Bahkan mereka

ginjal stadium akhir (Smeltzer, et al, 2008).

sama-sama tidak perduli dengan kondisi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

yang mereka alami saat ini, yang mereka

sekitar 22 responden (66,7%) memiliki

tahu saat ini hanya berobat supaya sembuh

kualitas hidup yang berkualitas baik dan 12

tampa

reponden (33,3%) dan selebihnya kurang

menunjang akan kualitas hidupnya. Hal ini

berkualitas.

juga

Terdiagnosis

Gagal

Ginjal

memikirkan

peneliti

kebutuhan

temukan

seumur hidup dapat menimbulkan dampak

mereka hanya pasrah dan hanya menjalani

pada individu pasien gagal ginjal. Dalam

pegobatan

menjalani hemodialisis cairan, dan diet

memikirkan bagaimana menyenangkan diri

harus

mereka yang bisa meningkatkan kualitas

hal

ini

menyebabkan

kehilangan kebebasan, tergantung pada pelayanan

kesehatan,

konflik

dalam

hari

saat

saat

pengambilan

dari

pada

pada

Kronis dan harus menjalani hemodialisis

dibatasi,

data

yang

ditanya

kehari

tanpa

hidupnya. Meskipun

demikan

ada

juga

perkawinan, keluarga dan kehidupan sosial,

penelitian yang menyatakan bahwa pada

berkurangnya pendapatan. Hal-hal tersebut

penderita yang memiliki pendidikan lebih

dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien

tinggi akan mempunyai pengetahuan yang

gagal ginjal kronik (Shangholian, et al,

lebih luas juga memungkinkan pasien itu

2008).

bahwa,

dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi

walaupun tingkat pendidikan responden

masalah yang dihadapi, sehingga dapat

sebagaian rendah tetapi responden kualitas

membantu

hidupnya

hampir

membuat keputusan (Yuliaw, 2009). Hasil

semua usianya sudah lanjut. Hasil ini sesuai

Penelitian Theofilou, A., P (2012) yang

dengan penelitian Nurchayati, S (2010)

menyelidiki hubungan kualitas hidup untuk

menyimpulkan bahwa

variabel sociodemographic (jenis kelamin,

Hasil

ini

menunjukkan

berkualitas

baik

dan

tidak ada hubungan

individu

tersebut

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 55

dalam

S Suparti│ Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

usia, pendidikan, status perkawinan) serta

terbukti secara definitif (Locatelli F., et al,

variabel klinis (kesehatan mental yang

2005).

dilaporkan sendiri, depresi dan kecemasan)

Laporan yang dituliskan oleh Chazot

pada pasien stadium akhir penyakit ginjal

C, and Jean G (2009) menunjukkan bahwa

(ESRD). Menemukan bahwa Umur memiliki

terdapat efek positif pada waktu dialisis

efek pada domain fisik dan sosial kualitas

dilakukan memanjang atau peningkatan

hidup.

frekuensi dialisis

Sehingga

dapat

disimpulkan

hal ini diartikan sebagai

pendidikan tidak mempengaruhi semua

kelangsungan hidup pasien lebih baik.

aspek pada komponen kualitas hidup.

Temuan

Walaupun berdasarkan analisa univariat

perawatan

diketahui sebagian besar mereka (66,7%)

hemodialisis dirawat setidaknya 7 jam per

kualitas hidupnya berkualitas baik tetapi

sesi HD memiliki ketahanan hidup yang

secara

lebih baik daripada pasien yang diobati

statistik

perbedaanya

tidak

bermakna dengan responden yang kualitas

ini

tergantung pasien

pada

yang

waktu

menjalani

untuk waktu yang lebih pendek.

hidupnya kurang berkualitas.

Hasil penelitian yang menunjukkan

Perbedaan Kualitas hidup berdasarkan

tidak adanya perbedaan kualitas hidup

frekuensi hemodialisis

antara pasien yang frekuensinya lebih

Frekuensi

dalam

banyak dibandingkan yang lebih sedikit

penelitian ini adalah sudah berapa kali

dimungkinkan karena keyakinan mereka

responden sudah menjalani hemodialisis,

bahwa kualitas hidup sifatnya subjektif

tentu saja hal ini hampir sama atau sejalan

dan

dengan durasi/lama menjalani program

sedikitnya hemodialisa yang sudah mereka

hemodialisis. Jadi belum bisa dipastikan

lakukan. Dari hasil wawancara dengan

apakah frekuensi yang dimaksud bisa

responden mereka tidak berfikir sudah

mempengaruhi kualitas hidup responden.

berapa lama menjalani, mereka hanya tau

Frekuensi juga bisa diartikan sebagagai

bahwa

dosis HD setiap minggunya, hemodialisis

sepanjang

sekali

diagnosis gagal ginjal kronik, dan mereka

setiap

hemodialisis

minggunya

pada

kondisi

tidak

bergantung

hemodialisa

pada

akan

banyak

dialakukan

hidup mereka setelah

post

stadium gagal ginjal awal dan minimal 2 kali

berpikir positif mereka akan baik-baik saja.

seminggu pada kondisi gagal ginjal stadium

Perbedaan Kualitas hidup berdasarkan

akhir (Smeltzer, et al, 2008). Hasil penelitian

Durasi/Lama Hemodialisis

menyimpulkan hemodialisis

bahwa 3

kali

dosis/frekuensi perminggu

lebih

Hal ini sejalan dengan penelitian Kamaludin

dan

Rahayu

(2009)

direkomendasikan, adanya temuan terkait

menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan

Hemodialisis harian merupakan metode

kepatuahan terhadap kepatuhan asupan

yang

untuk

cairan pada pasien gagal ginjal yang

meningkatkan hasil dialisis dan kualitas

menjalani hemodialisa. Hasil ini diperkuat

hidup,

terhadap

penelitian Septiwi, C (2011); Suryariilish

kelangsungan hidup pasien belum telah

(2008); Ibrahim (2005) yang menyebutkan

sangat

meskipun

menjanjikan

dampaknya

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 56

S Suparti│ Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

bahwa tidak ada hubungan antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis. Namun hasil ini berbeda dengan

penelitian

sebelumnya

yang

menyatakan bahwa Hasil analisis variabel lama menjalani HD dengan kualitas hidup didapatkan bahwa OR=2,637 dengan P value=0,035 yang artinya responden yang belum lama menjalani Hemodialisa berisiko 2.6

kali

hidupnya

kurang

berkualitas

dibandingkan dengan yang sudah lama menjalani

hemodialisis

(Nurchayati,

S,

2010).

KESIMPULAN DAN SARAN Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka

dapat

disimpulkan

tidak

ada

perbedaan antara kualitas hidup responden berdasarka tingkat berpendidikan dengan nilai p= 0,736 atau P>0,05, berdasarkan frekuensi hemodialisis dengan 0,238

atau

Durasi

P>0,05

dan

nilai p=

berdsasarkan

hemodialisis degan nilai p= 0,984

(P>0,05). Melibatkan dan meningkatkan peran serta keluarga sebagai support sistem dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien

hemodialysis

dan

memberikan

edukasi terkait dengan pentinganya untuk membatasi asupan cairan, sehingga pasien mengetahui

tentang

perawatan

post

hemodialisis yang pada akhirnya akan tetap terjaga berat badan yang normal serta memberikan latihan pergerakan, olahraga dan dan program hiburan bagi pasien yang menjalani hemodialisis penting dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Brazier JE, Harper R, Jones NMB, O Cathain A et al. (1992) Validating the SF-36 health survey questionare new outcome measure for primary care. BMJ.305:160-164 Brazier JE, Jines N & Kind P (1993), testing the validating of the Euroqol and comparing it with the SF -36 health survey questionare. Quality life Res: 2;1169-180. Chazot C, and Jean G (2009). Advantages and Challenges of Increasing Dialysis Duration and Frequency: Effects of Dialysis Time and Frequency on Survival. http://www.medscape.org/viewarticle/ 583906_7 Daryani (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi dialisis pasien Gagal Ginjal Tahap akhir di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Thesis .Tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia. Dahlan (2009). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika De Hana R, AaronsonN, Limburg M, Langton Hewer RL & Van Crevel H (1993). Measuring quality of life in Stroke. Stroke. 29:63-68 De Hana R, and Faronson (2002). Measuring quality of life in Stroke using the SF-36 in stroke . Stroke. 33:1176-1177 Desita. (2010). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Peningkatan Kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisis RS. Banyumas dan RSI Cilacap. Thesis. tidak dipublikasikan Universitas Indonesia Dogan S, Ekiz S, Yucel L, Ozturk S, Kazaneioglu R, (2008) Relation of Demographic clinic and Biochemical parameter to peritoneal dialysis, Turkey: Journal of Renal Care 34 (1),5 8. Hamalik, O. (2008). Kurikulumdan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Hundak, Gallo (1999) Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Volume II, Jakarta : EGC. Ibrahim, K. (2005). Kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronis yang menjalani

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 57

S Suparti│ Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Hemodialisis. MKB, Vol 37. Tahun 2005. http://www.mkb-online.org Ignatavicius, Donna D. & Workman M.L. (2006). Medical-Surgical Nursing, Critical Thinking for Collaborative Care. St. Louis: Elsevier Saunders. Kamaluddin R dan Rahayu E , (2009). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis di RSUD prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal keperawatan soedirman (the soedirman journal of nursing), Volume 4 No.1. Locatelli F., Buoncristiani., Canaud B., Petitclerc T., and Pietro Zucchelli P., Kohler H. (2005). Dialysis dose and frequency.Nephrol Dial Transplant (2005) 20: 285–296 Murphy et al, (2000). Australian WHQOL-100: user manual and interpretation guide. www. http phsyiciatric. Unimelb. Edu diakses tanggal 10 Maret 2014 Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurchayati ,S., (2010). Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan berhubungan dengan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap dan RS Umum Daerah Banyumas. Thesis.Tidak dipublikasikan .Universitas Indonesia Paegels, A., A et al. (2012). Health-related quality of life in different stages of chronic kidney disease and at initiation of dialysis treatment. Health and Quality of Life Outcomes 2012, 10:71 http://www.hqlo.com/content/10/1/71 PERNEFRI, (2003) Konsensus dialisis. Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi–Bagian Ilmu. KTW, 2009.Annual Meeting 2009 Perhimpunan Nefrologi Prodjosudjadi, W & A. Suhardjono, 2009. End-Stage Renal Disease In Indonesia: Treatment Development. Ethnicity & Disease.Volume 19.

http://www.ishib.org/journal/191s1/eth n-19-01s1-33.pdf. Rahmi, U. (2011). Pengaruh Discharge Planing terstruktur terhadap kulaitas hidup pasien stroke iskemik di RS Al Ihsan dan RS Sakit Al Islam Bandung. Thesis. Tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia. RAND (2009). Scoring instruction for the 36 item SF-36 . Http://www.rand.org/health/survey tools/mos.co 36 item scoring htm Septiwi, C (2010). Hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisis RS. Margono Soekardjo. Thesis tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia. Smeltzer and Bare (2008), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli, Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta. Suryarinilisih, Y. (2010). Hubungan Peningkatan Berat badan antara dua waktu hemodialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis.Thesis. Tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia The Word Health Organization Quality Of Life. (2000). (WHOQOL)-BREF. Diakses pada tanggal l10 Maret 2014 Theofilou, A., P (2012). The Impact of Sociodemographic and Psychological Variables on Quality of Life in Patients with Renal Disease: Findings of a Cross - Sectional Study in Greece. , J Clinic Res Bioeth 2012, 3:2 USRDS, (2011). Chapter Twelve :International Comparisons. http://www.visionfm c.com/files/pd f/ERSDPatientsin2010.pdf. Yuliaw, A. (2009). Hubungan Karakteristik Individu dengan Kualitas Hidup Dimensi Fisik pasien Gagal Ginjal Kronik di RS Dr. Kariadi Semarang. Diakses dari digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtp unimus-gdl-annyyuliaw-5289-2-bab2. pdf pada tanggal 29 April 2012.

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 58