JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

Download JURNAL PENELITIAN. MENINGKATKAN HASIL ... belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X.4 di SMA Negeri 2 Gorontalo Metode yang digunak...

2 downloads 754 Views 49KB Size
JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X.4 SMA NEGERI 2 GORONTALO Oleh: Hadijah Karsiman Umar Hamzah Yunus Irawaty Igirisa Pendidikan Ekonomi

ABSTRAK Hadija Karsiman Umar. 911409057. 2013. skripsi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperatif tipe numbered heads together (NHT) Pada Mata Pelajaran Ekonomi kelas X.4 SMA Negeri 2 Gorontalo. Skripsi. Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui upaya guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X.4 di SMA Negeri 2 Gorontalo Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel input, variabel proses, dan variabel output. Prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, dan tahap analisis dan refleksi. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa jenis data, instrumen pengumpulan data dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-4 SMA Negeri 2 Gorontalo yang berjumlah 29 orang dan penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian ini hasil penelitian ini menunjukaan bahwa siswa yang memperoleh hasil belajar 75 ke atas meningkat dari 59% hasil observasi awal menjadi 62,06% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 79.31% hasil siklus II, dan hasil pengamatan kegiatan guru yang termaksud pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 73,33% siklus I menjadi 100% pada siklus II, selain itu, hasil pengamatan kegiatan siswa yang termaksud pada kategori sangat baik dan baik meningkat 43,48% siklus I menjadi 100% hasil siklus II. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi akan meningkat dan dapat terbukti. Kata kunci : Hasil Belajar,model pembelajaran, numbered heads together.

Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu tuntutan bagi setiap warga negara, baik yang tua maupun yang muda. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat membekali sumber daya manusia dengan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan agar menjadi manusia yang berguna di kemudian hari. Selanjutnya dengan pendidikan tersebut akan menjadi motivasi bagi sumber daya manusia yang ingin mengembangkan dirinya berpartisipasi secara aktif, inovatif, dan produktif dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah menciptakan manusia yang berkualitas. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui antara lain melaksanakan pendidikan pengajaran yang sistematik dan berpedoman pada kurikulum. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru dituntut memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang-bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Kompetensi atau kemampuan yang dimaksud harus mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompotensi sosial. Dalam model pembelajaran NHT, keaktipan siswa sangat diperhatikan karena model pembelajaran ini diwajibkan bagi setiap siswa untuk mengetahui isi materi yang dibahas, sehingga situasi di dalam kelas nyambung. Peneliti melihat dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru belum sepenuhnya memperhatikan gaya belajar siswa, sehingga pada giliran siswa hanya menonton guru, mendengarkan penjelasan guru dan sulit untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide baru sebagai pikiran banding dari pendapat lainnya serta penjelasan yang diberikan oleh guru pengajar. Dengan adanya situasi seperti itu belajar yang seperti ini dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar. Apabila hal ini dibiarkan tanpa adanya solusi pemecahannya, maka besar kemungkinan akan mengakibatkan rendahnya pendidikan sehingga mutu sumber daya manusia (SDM) menurun. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yaitu dengan menggunakan

metode numbered heads together (NHT), dimana lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang terkesan menoton dan membosankan siswa. Berbicara tentang proses belajar mengajar untuk mata pelajaran ekonomi khususnya kelas X.4 SMA pada kenyataanya sebagian besar nilai yang diperoleh siswa pada ujian semester ganjil belum memenuhi standar ketuntasan yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75%. Hal ini didasarkan pada data yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi bahwa dari jumlah 29 siswa yang memperoleh nilai dibawah standar ketuntasan sekitar 17 orang atau 59% sedangkan yang memperoleh di atas standar ketuntasan berjumlah 12 orang atau 41%. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh kemampuan siswa yang masih rendah, keaktifan belajar yang kurang terlibat menjadikan siswa masih terpaku dengan perintah guru. Melalui persoalan tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Mata Pelajaran Ekonomi Berdasarkan masalah penelitian diatas, maka tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui upaya guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi Kelas X.4 di SMA N 2 Gorontalo.Pelajaran Ekonomi Di Kelas X.4 SMA Negeri 2 Gorontalo.” Menurut Winkel, (dalam Purwanto 2008:45) Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu pada perubahan taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan Bloom, (dalam Agus Suprijono 2012:6) mencakup aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut

Dimyati

dan

Mudjiono

(2006:260)

faktor-faktor

mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern.

yang

a. Faktor Intern Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal seperti sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern belajar meliputi hal sebagai berikut : Guru sebagai pembina belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah, dan kurikulum sekolah. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Suprijono (2012:54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkn oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Istilah kooperatif digunakan dalam tulisan ini karena kata “kooperatif” memiliki makna lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar mencakup pula pengertian kolaboratif. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Menurut Trianto (2011:82) NHT merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas internasional. NHT (Numbered Heads Together) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Menurut Suprijono (2012:92) Pembelajaran dengan menggunakan metode numbered heads together diawali dengan numbering. Guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok

kecil.

Jumlah

kelompok

sebaiknya

mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peseta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang, tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi no 1-8. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus sehingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksnakan di SMA Negeri 2 Gorontalo. Setting penilaian ini dilakukan sebab peneliti menganggap bahwa di sekolah tersebut masih perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran ekonomi kelas X.4. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel input, variabel proses, dan variabel output. 1. Variabel Input Variabel input menyangkut karasteristik siswa, guru, bahan ajar, sumber belajar, prosedur evaluasi dan lingkungan belajar. Belajar merupakan tindak interaksi antara siswa dengan guru sebagai subjek dalam pembelajaran, dimana pada proses pembelajaran usaha guru dalam mendinamisasikan kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan kesiapan siswa dalam menghadapi bahan

ajar, penciptaan lingkungan belajar yang menyenangkan serta memaksimalkan peran guru. 2. Variabel Proses Variabel proses ini merupakan proses selama pembelajaran berlangsung, dapat diukur melalui : a. Cara guru menjelaskan materi. b. Cara guru dalam memberikan contoh yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. c. Setiap kelompok dibagi masing-masing 3-5 orang siswa. d. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dalam kelompok. e. Setelah selesai, kelompok mempertanggungjawabkan hasil kerjanya. 3. Variabel Output Variabel output ini merupakan variabel setelah pelaksanaan pembelajaran, dapat diukur melalui: a. Keingintahuan siswa terhadap materi yang di ajarkan. b. Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan materi yang diberikan. c. Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. d. Hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat. e. Tindakan perbaikan terhadap hasil yang dicapai oleh siswa. Tahapan Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan terdiri dari: a. Memohon persetujuan guru-guru yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan tindakan kelas, terutama dalam penerapan model kooperatif tipe NHT. b. Menyiapakan konsep pembelajaran untuk siklus tindakan. c. Mengadakan observasi dalam rangka mengidentifikasi masalah.

d. Menganalis pokok permasalahan yang menjadi subjek penelitian. e. Menentukan metode mendesain skenario pembelajaran sesuai dengan pemecahan masalah yang telah ditetapkan. f. Menyiapkan alat-alat penilaian, lembar observasi, dan format untuk pengumpulan data. g. Menyusun jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Pelaksnaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini tidak terpaku pada penetapan banyak siklus. Penelitian tindakan ini dikatakan telah berhasil apabila telah mencapai indikator yang telah ditetapkan yakni rata-rata nilai siswa mencapai 75%. Apabila dalam proses ini tidak menunjukan hasil yang diharapkan maka diadakan kembali pada siklus berikutnya. Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi terhadap tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, yaitu semua aspek yang menjadi indikator dari hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu berupa: -

Semua aspek yang menjadi indikator meningkatkan hasil belajar siswa.

-

Lembar observasi tentang hasil belajar peserta didik.

Analisis dan Refleksi Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalis hasil yang di peroleh pada tahap observasi dan hasilnya digunakan untuk merefleksikan diri apakah siswa sudah dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dalam hal ini diketahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses yang telah berlangsung kemudian ditindak lanjuti pada kegiatan berikutnya serta menjadi bahan untuk menyusun laporan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari : 1. Jenis data Jenis data yang diperoleh melalui tindakan kelas ini meliputi data-data sebagai berikut : a) Data hasil pengamatan kegiatan guru dalam membelajarkan siswa. b) Data hasil pengamatan aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran. c) Data hasil siswa pada setiap pembelajaran 2. Instrumen pengumpulan data. Beberapa instrumen pengumpulan data, yang

dilakukan oleh peneliti

yaitu: a. Lembar pengamatan kegiatan guru. b. Lembar pengamatan aktifitas guru. c. Lembar tes berisi soal tertulis. 3. Dokumentasi. Teknik dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data atau bukti fisik tentang lokasi yang ada di lingkungan sekolah, serta keadaan guru dan siswanya. 1.5 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk pengujian hipotesis tindakan, yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada setiap akhir siklus. Data diolah dengan menggunakan presentase, berdasarkan indikator keberhasilan siswa yang telah ditetapkan. Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto 2006:45) : 90 – 100

= Sangat Baik

75 – 89

= Baik

60 – 74

= Cukup

40 – 59

= Kurang

0 – 39

= Kurang Sekali

Indikator Kinerja Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di sekolah maka kriteria yang harus dipenuhi sebagai indikator pencapaian keberhasilan dalam penilaian ini adalah : Indikator kinerja pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa akan meningkat dari 59% menjadi 75%. Dimana siswa telah dikatakan tuntas apabila secara individual atau perorangan memperoleh nilai di atas 75 atau 23 orang dari 29 siswa sudah dapat mencapai indikator yang telah ditetapkan, maka tindakan ini dikatakan berhasil. Sedangkan pengamatan guru dengan pengamatan aktivitas siswa sudah berada kualifikasi sangat baik dan baik maka proses pembelajaran dikatakan berhasil. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan kelas telah di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo khususnya di kelas X-4 siklus I berlangsung pada hari rabu 8 mei 2013 dan siklus II hari rabu tanggal 15 mei 2013. jumlah siswa yang menjadi objek penelitian 29 siswa, laki-laki berjumlah 13 orang dan prempuan 16 orang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus yakni siklus I dan siklus II, dimana siklus I dilaksanakan pada satu kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan. Materi pokok yang diajarkan pada penelitian tindakan ini adalah uang dan perbankan. Materi disajikan dalam dua siklus dengan mengacu pada rencana pelak sanaan pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh mencapai indikator yang diharapkan.

Pembahasan Hasil penelitian siklus I dan siklus II ada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dikelas X-4 di SMA Negeri 2 Gorontalo, tahun ajaran 2012/2013 pada materi memahami uang dan perbankan pada mata pelajaran ekonomi. Peningkatan hasil belajar tersebut dikarenakan pengaruh dari penggunaan model pembelajaran dan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran koopertif tipe NHT. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT), guru berperan sebagai fasilitator dan pengarah, dan siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan satu timnya. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yakni jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas belajar adalah 59% menjadi 75%. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian siklus I, siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas belajar adalah 18 siswa (62,07%) dan yang memoeroleh nilai dibawah 75 atau tidak tuntas adalah 11 siswa (37,93%) daya serap siswa mencapai 76,21%. Disamping itu kualifikasi pembelajaran menunjukan bahwa dari 30 aspek yang diamati proses pembelajaran, 22 aspek (73,33%) memperoleh klasifikasi baik dan sangat baik. Dari data yang diperoleh tersebut dapat dilihat bahwa masih perlu adanya perbaikan terutama pada hasil belajar baik secara individu maupun klasikal. Kelemahan yang terjadi pada siklus I adalah (1) Apersepsi, Peneliti tidak menjelaskan keterkaitan antara materi pelajaran yang sebelumnya dengan materi yang diajarkan sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran yang berkesinambungan, (2) memberikan motivasi awal, Peneliti tidak memberikan motivasi kepada siswa, sehingga keadaan siswa tidak fokus dalam menerima materi atau tidak termotivasi untuk belajar, (3) kejelasan artikulasi suara, suara peneliti tidak jelas sehingga siswa tidak memperhatikan apa yang dijelaskan, (4) mobilitas posisi mengajar, Peneliti hanya diam ditempat dan belum melakukan

pengelolaan kelas dengan baik sehingga siswa belum termotivasi dalam pemanfaatan sumber pelajaran yang telah disiapkan, (5) ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan, menggunakan waktu oleh peneliti belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam program satuan pelajaran, (6) membantu meningkatkan perhatian siswa, Peneliti belum mampu menarik perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan, (7) mengimformasikan materi/bahan

yang

dipelajari

berikutnya,

Peneliti

belum

sempat

mengimformasikan materi yang akan diajarkan pada tahap berikutnya, sehingga siswa tidak ada persiapan untuk materi yang berikutnya, (8) memberikan motivasi untuk selalu belajar, Peneliti tidak memberikan motivasi kepada siswa untuk terus belajar dimana belajar itu penting buat masa depan. Hasil pelaksanaan tindakan siklus I memberikan gambaran bahwa penerapan Numbered Heads Together (NHT) belum dapat dikatakan berhasil. Hal ini mendorong peneliti dan guru pengamat mengadakan diskusi. Dari hasil diskusi disepakati untuk diadakan perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan tindakan sehingga dilaksanakan siklus II dengan memperhatikan aspek-aspek yang belum optimal dilaksanakan guru maupun siswa. Sesuai hasil perbaikan strategi pembelajaran maka siklus II telah terjadi perubahan, baik dari segi hasil maupun proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru pada pembelajaran siklus I dari 30 aspek kegiatan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mencapai kriteria baik 22 aspek (73,33%) yaitu menarik perhatian siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan acuan bahan belajar, variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa, antusisme dalam penampilan, bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi), kejelasan dalam memberikan contoh, memiliki wawasan luas dalam menyampaikan bahan belajar, kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan/indikator yang telah ditetapkan, memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa, memperhatikan

prinsip-prinsip penggunaan media, ketetapan dan kesesuaian dengan materi yang disampaikan, memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran, penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian, penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP, meninjau kembali materi yang telah ditetapkan, memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan,

memberikan

kesimpulan

kegiatan

pembelajaran,

memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok, yang memperoleh kriteria cukup 7 aspek (23,33%)

yaitu memberikan apersepsi,

memberikan motivasi awal, kejelasan artikulasi suara, mobolitas posisi mengajar, ketetapan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan, membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dioelajari berikutnya, dan yang memperoleh kriteria kurang 1 aspek (3,33%) yaitu memberi motivasi untuk selalu belajar. Belum

optimalnya

kegiatan

guru

dalam

melaksanakan

proses

pembelajaran maupun kegiatan siswa dalam pembelajaran siklus I cukup mempengaruhi capaian hasil siswa. Sesuai analisis data hasil belajar, dari 29 siswa yang dikenakan tindakan, hanya 18 (62,07%) siswa yang mencapai nilai ketuntasan 75 ke atas, sedangkan 11 (37,93%) siswa lainnya memperoleh nilai kurang dari 75, dengan rata-rata 76,21 dan rata-rata daya serap 76,21% dengan memperhatikan capaian pada pembelajaran siklus I tersebut berarti indikator penelitian yang ditetapkan belum tercapai, dalam hal ini peningkatan kemampuan siswa pada materi uang dan perbankan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Oleh karena itu, dalam refleksi yang dilakukan melalui diskusi dengan guru pengamat pada akhir pembelajaran siklus I disepakati bahwa tindakan dilanjutkan kesiklus berikutnya (siklus II), disertai perbaikan dan penyempurnaan terhadap aspek-aspek kegiatan yang belum terlaksana dengan optimal. Perbaikan dan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan guru pada siklus II mengalami peningkatan hasil belajar siswa. Hasil analisis data menunjukan

bahwa, dari 29 siswa yang dikenakan tindakan 23 siswa (79,31%) memperoleh nilai 75 ke atas dan 6 siswa lainnya (20,69%) memperoleh nilai kurang dari 75. Nilai rata-rata kelas yang berhasil dicapai dalam pembelajaran siklus II 83,45%. Peningkatan terjadi baik dari segi kegiatan guru, aktifitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dalam penggunaan model pembelajaan Numbered Heads Together (NHT) dapat menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang memperoleh nilai di atas 75 dari siklus ke siklus II yang dari 18 siswa (62,07%) menjadi 23 siswa (79,31%). Siswa yang tidak memenuhi standar ketuntasan dibimbing oleh guru secara khusus seperti pengulangan

materi yang belum dipahami dan

dimengerti serta diadakan remedial. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan hasil

belajar siswa. Sehingga hipotesis penelitian ini dapat diterima dan terbukti kebenarannya. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN.Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT), hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Gorontalo akan meningkat dapat diterima dan didukung dengan hasil analisis data : 1) Pada siklus satu menunjukkan siswa yang memperoleh nilai belajar minimal 75 meningkat 41% hasil observasi awal menjadi 62,07% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 79,31% hasil siklus II, 2) Hasil pengamatan kegiatan guru yang termaksud pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 73,33% siklus I menjadi 100% pada siklus II, dan 3)

Hasil pengamatan

kegiatan siswa yang termaksud dalam kategori sangat baik dan baik meningkat dari 43,48% siklus I menjadi 100% hasil pada siklus II. SARAN. Dalam proses belajar mengajar, guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT), agar proses

pembelajaran menjadi kreatif dan inovatif dan membiasakan siswa terlibat langsung pada proses pembelajara.

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Khoiru, Amri Sofyan, Elisah Tatik. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta : Prestasi Pustaka. Albakir Musrifa, 2013. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VII3 SMP Negeri 6 Gorontalo. Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Universitas Negeri Gorontalo. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Pontianak : Alfabeta. Basrewan Mubarak, 2012. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPS Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Universitas Negeri Gorontalo. Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif (meningkatkan kecerdasan komunikasi antara peserta didik). Pekan baru : Pustaka pelajar. Purwanto.2013. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung : PT Rosdarya. Suprijono Agus. 2012. Cooverative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya : Pustaka Pelajar. Thobroni Muhammad, Mustofa Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-RUZZ media. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif. Surabaya : Kencana Prenada Media Group. Warsono, Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asosmen. Surabaya : PT Remaja Rosda Karya.