A. Capaiam Indikator Makro B. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 PENDAHULUAN
PERENCANAAN
PENUTUP
KINERJA
C. Penghargaan dan Prestasi Tahun 2016
D. Akuntabilitas Keuangan
A. Capaian Indikator Makro Secara umum, Pencapaian indikator makro ekonomi Kota Bogor Tahun 2016 mengalami kenaikan. Selama periode 2010-2015 IPM Kota Bogor meningkat 2,40 poin yaitu dari 71,25 menjadi 73,65. Kemajuan ini masih menempatkan Kota Bogor pada Level pembangunan manusia pada posisi “tinggi”, Angka Harapan
Hidup di Kota Bogor mencapai lebih dari 72,88. Komponen pengeluaran masyarakat Kota Bogor mencapai Rp. 10.576.370,ini memperlihatkan perekonomian yang semakin membaik turut mendorong pengeluaran per kapita per tahun Kota Bogor. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
IPM Kota Bogor Tahun 2010-2015 Tahun Uraian 2010
2011
2012
2013
2014
2015
IPM
71,25
71,72
72,25
72,86
73,10
73,65
Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH)
72,54
72,55
72,56
72,57
72,58
72,88
Harapan Lama Sekolah (HLS) atau EYS (Expected Years of Schooling)
11,72
11,85
11,98
12,10
12,23
12,36
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) atau MYS (MeanYears of Schooling)
9,35
9,43
9,60
9,96
10,01
10,20
10.147.930
10.266.360
10.438.490
10.488.490
10.532.340
10.576.370
Pengeluaran
Sumber : BPS Kota Bogor, 2016 Secara umum, capaian pembangunan manusia di Kota Bogor semakin membaik. Dalam kurun waktu 2010 hingga 2015. Kota Bogor telah berhasil mencapai level pembangunan manusia “tinggi”. Peningkatan kapabilitas dasar manusia merupakan salah satu
upaya dalam meningkatkan potensi bangsa yang pada akhirnya berdampak pada peningkatkan kualitas manusia. angka harapan hidup Kota Bogor terus meningkat. Artinya, harapan seorang bayi yang baru lahir untuk dapat hidup lebih lama menjadi semakin tinggi. Saat ini,
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
6
angka harapan hidup saat lahir di Kota Bogor telah mencapai 72,88 tahun. Selama lima tahun, angka harapan hidup saat lahir di Kota Bogor tumbuh 0,07 persen per tahun. rata-rata lama sekolah penduduk 25 tahun keatas di Kota Bogor telah mencapai 10,20 tahun atau setara dengan kelas 2 SMA. Sementara anak usia 7 tahun yang masuk dunia pendidikan diharapkan akan dapat bersekolah selama 12,36 tahun atau mencapai Diploma I.Selama lima tahun terakhir, rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah terus meningkat. Rata-rata lama sekolah tumbuh 0,17 persen pertahun, sementara harapan lama sekolah tumbuh 0,13 persen per tahun.
perkembangan tingkat pengeluaran menjadi hal menarik untuk diteliti.Tahun 2015, pengeluaran per kapita penduduk Kota Bogor telah mencapai 10,58 juta per tahun. Pengeluaran per kapita Kota Bogor terus meningkat selama empat tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 1,23persen per tahun. Selama kurun waktu tersebut, perkembangan pengeluaran pada tahun 2012 hingga 2015 cenderung melambat dibanding perkembangan pada tahun 2010 hingga 2012 walaupun ditahun 2015 kembali mengalami peningkatan. Hal ini bisa dipahami bahwa dua tahun terakhir krisis global semakin berdampak pada perekonomian di Indonesia.
B. Capaian Kinerja Tahun 2016 Pengukuran Kinerja di Pemerintah Kota Bogor, yakni dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus sebagai berikut: Realisasi Capaian Indikator Kinerja = x 100% Rencana 2. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan rumus sebagai berikut: Rencana-(Realisasi-Rencana) Capaian Indikator Kinerja = x 100% Rencana Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan interpretasi penilaian skala ordinal sebagai berikut: Capaian (%) Predikat/Kategori 85 < x Sangat Baik 70< x <85 Baik 55< x <70 Cukup x < 55 Kurang Untuk capaian masing-masing sasaran disimpulkan dengan menggunakan Metode Rata-Rata Data Kelompok, yakni menggunakan rumus sebagai berikut: Capaian Sasaran =
7
∑ indikator untuk setiap kategori x nilai mean setiap kategori x 100% ∑ indikator kinerja sasaran
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Nilai Mean untuk setiap kategori ditetapkan sebagai berikut: Sangat Baik : 92,5 Baik : 77,5 Cukup : 62,5 Kurang : 27,5
Misi 1 • Menjadikan Bogor Kota yang Cerdas dan Berwawasan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada misi 1 terdapat 12 Sasaran dengan 50 indikator, dari 50 indikator tersebut terbagi menjadi tiga keterangan yaitu mencapai taget dan
melebihi target, tercapai dan tidak mencapai target yang selanjutnya terbagi kembali menjadi beberapa kategori seperti dapat di lihat dibawah ini.
Pencapian indikator-indikator pada misi 1 40
40 35 30 12 IK, 20% 32 IK, 53%
16 IK, 27%
25 20 15
4
3
3
10 Tidak Mencapai Target Tercapai Tercapai dan Melebihi Target
Sasaran 1 :
5 0 Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Trwujudnya sistem pemerintahan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Optimalisasi Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mempermudah pertukaran data dan informasi serta proses komunikasi antar OPD merupakan upaya
Pemerintah Kota Bogor dalam mewujudkan Pemerintahan berbasis Teknologi Informasi dan Informatika (egovernment) dalam mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
8
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1. Jumlah regulasi tentang implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (dokumen perwali)
5
0
0
5
0
0
16
0
2. Jumlah unit kerja (OPD, UPTD, kelurahan, kecamatan, Puskesmas, BUMD) yang terkoneksi internet
17
16
94,12
17
11
64,71
212
72,64
3. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terintegrasi antar OPD (%)
30
19
66,33
40
36
90
100
36
4. Pembangunan Sistem Informasi Manajemen (SIM) OPD (unit)
28
26
92,86
33
28
84,85
48
58,33
5. Penyediaan repository/data warehouse sebagai basis decision support system
20%
35%
175
40%
50%
125
tersedia
50
Indikator Kinerja
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Jumlah regulasi tentang implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi masih belum dapat direalisasikan. Pada dasarnya Pemerintah Kota Bogor secara sinergis telah menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi sekaligus secara simultan telah menyusun Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Namun, jadwal Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tingkat Pansus DPRD Kota Bogor belum dapat direalisasikan. Jumlah unit kerja (OPD, UPTD, Kelurahan, Kecamatan, Puskesmas, BUMD) yang terkoneksi internet dari target 17 yang dapat teralisasikan hanya 11 titik berdasarkan kemampuan anggaran. 11 titik tersebut adalah Kelurahan Pakuan, Kelurahan Tajur, Kelurahan Sindangrasa, Kelurahan Muara Sari, Kelurahan. Sindangsari, Kelurahan Harjasari,
9
Akhir RPJMD Target (%)
70,50 Baik
Kelurahan Kedung Halang, Kelurahan Ciparigi, Kelurahan Cibuluh, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor, dan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) OPD yang terintegrasi antar OPD pada tahun 2016 memiliki capaian sebesar 36% dari target sebanyak 40%. Dari 22 SIM yang ada di Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor telah mengembangkan 8 SIM yaitu : 1. Pengembangan Dashboard Pemerintah; 2. Pengembangan dan pendampingan SIM Aspirasi Pengaduan; 3. Pengembangan Digitalisasi Profil; 4. Pengembangan SIM e-Wilayah; 5. Pengembangan SIM e-Surat; 6. Pengembangan SIM Paten; 7. Pengembangan Website Kota Bogor; 8. Pengembangan Website Versi Mobile Kota Bogor.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Pembangunan Sistem Informasi Manajemen (SIM) OPD (unit) pada tahun 2016 yang terbangun sebanyak 2 SIM yaitu SIM Mitigasi Bencana dan SIM Informasi Pemerintahan sehingga total SIM yang terbangun sampai dengan 2016 sebanyak 28 SIM. Target SIM yang belum tercapai akan dilaksanakan di tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Penyediaan repository/data warehouse sebagai basis decision support system adalah
Sasaran 2 :
penyediaan data dasar yang dibutuhkan Pemerintah Kota Bogor sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Pada tahun 2016 Pemerintah Kota Bogor dapat menyediakan repository/data warehouse sebagai basis decision support system sebesar 50%. Data yang dapat di pergunakan sebagai basis decision support yaitu SIAK, SIM Wilayah, SIM Puskesmas dan SIM Kepegawaian.
Meningkatnya kualitas pelayanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Untuk mempermudah pemberian pelayanan kepada masyarakat di era saat ini Pemerintah Kota Bogor berupaya meningkatkan penggunaan TIK dalam Pelayanan Publik. Peningkatan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai upaya dalam mempermudah pemberian pelayanan kepada masyarakat berpengaruh besar terhadap jumlah investasi di Kota Bogor. Hal ini dapat dilihat dari nilai realisasi investasi sebesar Rp. 12.980.848.482.900,-.
Dengan nilai PMA sebesar Rp 225.055.082.900,- dan nilai PMDN Sebesar Rp 12.755.793.400.000,-. Sehingga untuk Realisasi Nilai Investasi di Kota Bogor Tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 418% dari Realisasi Investasi pada tahun 2015. Dengan jumlah perusahaan PMA sebanyak 9 dan PMDN sebanyak 881. Upaya Pemerintah Kota Bogor dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik berbasis TIK dapat dilihat pada Pencapaian IndikatorIndikator di bawah ini.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1. Jumlah OPD yang memberikan pelayanan publik berbasis internet
4
4
100
5
13
260
9
144,44
2. Pengadaan barang dan jasa berbasis internet (%)
84
98,48
117,24
88
94
106,82
100
94
3. Tingkat pelayanan promosi dan investasi berbasis internet (%)
60
96,05
160,08
70
71,42
102,03
100
71,42
Indikator Kinerja
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Jumlah OPD yang memberikan Pelayanan Publik berbasis internet pada tahun 2016 terdapat 13 OPD yaitu Sekretariat Daerah (Bagian Kemasyarakatan dan Bagian Pengendalian
Akhir RPJMD Target (%)
92,50 Sangat Baik
Pembangunan), Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan penanaman Modal, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
10
Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Pendidikan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pertanian (UPTD RPH Terpadu), BPBD, Kantor Komunikasi dan Informatika, serta Kecamatan Tanah Sareal (Kelurahan Cibadak) Pengadaan barang dan jasa berbasis internet di Kota Bogor meningkat dari 88% menjadi 94% di tahun 2016. Hal ini terkait dengan beberapa faktor diantaranya adanya kegiatan Penyelenggaraan e-procurement yang memfasilitasi proses pengadaan barang jasa secara elektronik melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor.
Sasaran 3 :
Tingkat Pelayanan Promosi dan Investasi berbasis internet memiliki realisasi sebesar 71,42% dari target 70%. Pencapaian tersebut diperoleh melalui Kegiatan Promosi yang dilaksanakan melalui West Java Incorpored (WJI) yang merupakan website resmi Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat. Peluang dan potensi investasi yang disampaikan berjumlah 7 peluang dan setelah dilakukan kajian dan pembahasan bersama tercapai 5 peluang yang dipromosikan.
Meningkatnya akses masyarakat terhadap sistem informasi dan komunikasi
Berbicara tentang kebebasan memperoleh informasi maupun kemudahan akses informasi publik, maka secara implisit juga berbicara tentang hak asasi manusia. Hal ini dikarenakan saat ini informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu Pemerintah Kota Bogor pun memfasilitasi hal tersebut, persentase akses informasi masyarakat terhadap informasi yang ada di
Kota Bogor salah satunya dapat dilihat dari persentase kunjungan terhadap web Pemerintah Kota Bogor yang pada tahun 2016 meningkat sebesar 0,16% atau sebanyak 9.318 pengunjung dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Upaya Pemerintah Kota Bogor dalam memfasilitasi kemudahan akses informasi bagi masyarakat dapat dilihat pada indikator di bawah ini.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1. Jumlah lokasi ruang publik berfasilitas wifi (titik)
20
20
100
5
5
100
41
63,41
2. Rasio instansi pemerintah berfasilitas wifi publik (%)
20
27
135
40
24,32
60.80
100
24,32
3. Jumlah sekolah yang memiliki akses terhadap layanan internet
367
396
107,90
419
432
103,10
523
82,60
4. Jumlah kunjungan web Pemerintah Kota Bogor sebagai media komunikasi dan e-literacy warga
16.840.000
16.823.403
99,90
16.880.000
16.889.318
100,06
17.000.000
99,35
Indikator Kinerja
11
Seluruh paket pengadaan tersebut dilaksanakan melalui lelang (e-tendering) dan pembelian langsung (e-purchasing) dengan mengunakan e- catalog.
Akhir RPJMD Target (%)
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja 5. Persentase radio komunitas yang aktif (%)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
60
-
-
65
62,50
96,15
Sasaran 4 :
80
78,13
86,50
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Jumlah lokasi ruang publik berfasilitas wifi di Kota Bogor dapat direalisasikan 5 titik yaitu: Taman Peranginan, Taman Air Mancur, Taman Ekspresi, Taman Topi dan Masjid Raya Kota Bogor. Rasio Instansi pemerintah berfasilitas wifi publik (%) dapat direalisasikan sebesar 24,32%. Dari 37 OPD yang ada di Kota Bogor dapat direalisasikan 9 OPD yang berfasilitas Wifi Publik yaitu 2 titik di masing-masing 6 Kecamatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2 titik, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor 4 titik dan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2 titik. Indikator Jumlah sekolah memiliki akses terhadap layanan internet memiliki realiasi sebesar 432 sekolah dari jumlah
Akhir RPJMD Target (%)
Sangat Baik
sekolah sebanyak 484 sekolah di Kota Bogor. Pencapaian ini diperoleh dari adanya penggunaan jaringan GSM/CDMA (modem) di sekolahsekolah. Jumlah kunjungan web Pemerintah Kota Bogor sebagai media komunikasi dan e-literacy warga pada Tahun 2016 dapat direalisasikan sebanyak 16.889.318 pengunjung dari target sebanyak pengunjung 16.880.000. Jumlah Radio komunitas yang aktif di Kota Bogor hasil inventarisasi sebanyak 5 Radio Komunitas dari 8 radio komunitas di Kota Bogor atau terealisasi 62,50%.
Berkembangnya minat baca dan belajar di masyarakat
Pemerintah Kota Bogor berupaya mengembangkan minat baca pada masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat, serta penambahan koleksi buku di Perpustakaan Umum, Perpustakaan Keliling dan perpustakaan di satuan pendidikan. Upaya tersebut diharapkan dapat menumbuhkan minat, kecintaan, dan kegemaran membaca, Indikator Kinerja 1. Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) 2. Jumlah perpustakaan di satuan pendidikan : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan, menumbuhkan kegiatan belajar mandiri, membantu mengembangkan kecakapan membaca, menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
22
14
63,64
26
17
65,38
34
50
99 unit
147 unit
148,48
103 unit
147 Unit
142,72
115 unit
127,83
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Akhir RPJMD Target (%)
12
Target
2015 Realisasi
Pendidikan Dasar
275 unit
Pendidikan Menengah 3. Jumlah pengunjung perpustakaan umum daerah dan keliling
Indikator Kinerja
(%)
Target
2016 Realisasi
277 unit
100,73
310 unit
385 Unit
124,19
374 unit
102,94
83 unit
115 unit
138,55
93 unit
125 Unit
134,41
117 unit
106,84
49.000 Orang
49.039 orang
100,08
61.000 orang
45.011 Orang
73,79
97.000 orang
46,40
(%)
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Dari 36 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) se-Kota Bogor baru dapat direalisasikan sebanyak 17 Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dari target 26 TBM atau memiliki capaian sebesar 65,38%. Jumlah Perpustakaan pada satuan pendidikan PAUD memiliki capaian 147 unit dari 103 unit yang ditargetkan. Jumlah tersebut telah mencapai target dari target pada akhir periode RPJMD yakni 115 unit. Jumlah Perpustakaan di tingkat pendidikan dasar mencapai 385 unit yang terdiri dari 173 unit pada SD, 76 unit pada MI, 103 unit pada SMP, dan 33 unit pada MTs. Jumlah tersbut mengalami peningkatan sebanyak 108 unit dari tahun sebelumnya, dan bahkan telah melampaui sebanyak 11 unit dari target pada tahun 2019. Jumlah Perpustakaan di tingkat pendidikan menengah mencapai 125 unit yang terdiri dari 47 unit pada SMA, 15 unit pada MA, dan 63 unit pada SMK. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 10
Sasaran 5 :
83,50 Baik
dengan
tahun
Jumlah pengunjung perpustakaan umum daerah dan perpustakaan keliling memiliki capaian sebesar 73,79% atau sebanyak 45.011 pengunjung. Pada tahun 2016 mengalami penurunan pengunjung hal ini mungkin disebabkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga masyarakat dengan mudah dapat memperoleh informasi melalui perangkat pribadi. Dalam menyikapi fenomena tersebut Pemerintah Kota Bogor melakukan upaya dengan memberikan informasi melalui Situs Dinas Kearsipan dan Perpustakaan mengenai judul koleksi buku perpustakaan sebagai daya tarik agar masyarakat ke Perputakaan Daerah dan Perpustakaan keliling. Selain itu, Pemerintah Kota Bogor pun menyediakan ebook koleksi buku yang bisa diambil di perpustakaan daerah sehingga masyarakat tidak perlu membaca di perpustakaan saja tetapi dapat membaca di luar perpustakaan karena buku sudah dalam bentuk ebook.
Berkembangnya ruang kreasi, inovasi, dan berbagi untuk masyarakat
Dalam mengembangkan ruang kreasi, inovasi dan berbagi untuk masyarakat Pemerintah Kota Bogor menyediakan ruang dan aktivitas yang
13
unit dibandingkan sebelumnya.
Akhir RPJMD Target (%)
dapat menumbuhkan aktivitas kreasi dan inovasi seperti yang dijelaskan pada indikator-indikator dibawah ini.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
-
-
-
1 unit
1 unit
100
3 unit
33,33
2. Jumlah sarana dan prasarana olahraga
380 unit
509 unit
133,95
381 unit
509 Unit
133,60
384 unit
132,55
3. Jumlah penyelenggaraan event kreatif budaya
5x
9x
180
6x
8x
133,33
7x
114,29
4. Jumlah kegiatan kepemudaan
12
10
83,33
12
14
116,67
60
40
5. Jumlah pemuda yang mendapat pelatihan kewirausahaan
-
-
-
68
136
200
272
50
6. Masterplan kompleks olahraga (GOR)
-
-
-
1
1
100
1
100
Indikator Kinerja 1. Jumlah sarana kreativitas pemuda di ruang publik
92,50
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Jumlah sarana kreativitas pemuda di ruang publik dapat terealisasi melalui pembuatan alat penunjang olahraga panjat tebing yang terletak di komplek GOR JL. Pemuda No 4 Kota Bogor.
Sangat Baik
Sampai dengan tahun 2016, jumlah sarana dan prasarana olah raga yang ada di Kota Bogor sebanyak 509 unit. Jumlah tersebut tersebar di enam Kecamatan dengan rincian sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini.
Jumlah Sarana dan Prasarana Olahraga di Kota Bogor Kecamatan No
Sarana dan Prasarana
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Tanah
Barat
Selatan
Tengah
Timur
Utara
Sareal
Jumlah
1
Lapangan Sepak Bola
15
18
2
3
8
7
53
2
Lapangan Bulutangkis
68
23
6
7
60
20
184
3
Lapangan Bola Voly
22
13
7
6
21
13
82
4
Lapangan Basket
18
8
10
9
11
9
65
5
Lapangan Futsal
10
13
4
6
16
5
54
6
Kolam Renang
5
9
1
2
5
3
25
7
Lapangan Tenis Meja
3
0
0
0
0
0
3
8
Lapangan Tenis
3
4
0
2
3
2
14
9
Lapangan Serba guna
0
0
1
1
8
4
14
10
Lapangan Golf
0
0
0
0
0
0
0
11
Lapangan Softball
0
0
0
0
0
1
1
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
14
Kecamatan No
Sarana dan Prasarana
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Tanah
Barat
Selatan
Tengah
Timur
Utara
Sareal
Jumlah
12
Lintasan Atletik
0
3
0
0
0
1
4
13
Lapangan Tembak Indoor
0
1
0
0
1
0
2
14
Lapangan
0
2
0
0
0
0
2
0
0
6
0
0
0
6
144
94
37
36
133
65
509
Tembak
outdoor 15
Gor Badminton Jumlah
Penyelenggaraan event kreatif budaya yang diselenggarakan di Kota Bogor selama Tahun 2016 sebanyak 8 event dari 6 event yang ditargetkan. Event tersebut terdiri dari 3 kali Pagelaran Teater, 1 kali Pagelaran Kroncong, 1 kali Pagelaran Film, 1 kali Pagelaran Musik Jalanan, 1 kali Pagelaran Musik Tradisi, 1 kali Pagelaran Seni Rupa. Kegiatan kepemudaan pada tahun 2016 dapat dilaksanakan sebanyak 14 kegiatan dari 12 kegiatan yang ditargetkan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan yaitu: 1. Diklat dan seleksi Paskibra; 2. Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN); 3. Pemilihan pemuda pelopor bidang teknologi inovatif; 4. Pemilihan pemuda pelopor bidang pendidikan; 5. Pemilihan pemuda pelopor bidang pangan;
6. Pemilihan pemuda pelopor bidang pariwisata; 7. Pemilihan pemuda pelopor bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup; 8. Gebyar sumpah pemuda dengan sub kegiatan yaitu: a. Pertandingan futsal; b. Pertandingan basket; c. latihan membatik; d. Lomba Gerak Jalan. 9. Pemilihan jambore pemuda; 10. Pelatihan kewirusahaan pemuda; 11. Jambore Komunitas; Jumlah pemuda yang mendapat
pelatihan kewirausahaan dapat terealisasi sebanyak 136 orang dari 68 orang yang ditargetkan. Masterplan kompleks olahraga (GOR) dapat diselesaikan 100% pada Tahun 2016.
Wakil Walikota Bogor masterplan
GOR
sedang
Kota Bogor
memantau (sumber
Pemerintah Kota Bogor 2016)
15
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
:
Sasaran 6 : Meningkatnya partisipasi masyarakat yang berkualitas dalam perencanaan pembangunan Partisipasi masyarakat salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan. Partisipasi masyarakat dapat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat karena masyarakat diberi kesempatan untuk mengemukakan usulan dan berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam pembangunan. Salah
satu upaya dalam mengakomodir partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan adalah melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, sampai tingkat Kota.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1. Tingkat partisipasi Musrenbang Kelurahan (%)
54
100
185,19
58
59,32
102,28
70
84,74
2. Tingkat partisipasi Musrenbang Kecamatan (%)
82
100
121,95
84
84,42
100,50
90
93,80
3. Tingkat partisipasi Musrenbang Kota (%)
90
100
111,11
90
90
100
95
94,74
Indikator Kinerja
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Tingkat Partisipasi Musrenbang mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan sampai dengan tingkat kota seluruhnya mencapai target yang diharapkan. Dari indikator kinerja diatas menghasilkan kesepakatan dan komitmen diantara para pelaku pembangunan, atas program, kegiatan dan anggaran tahunan daerah, dimana pengambilan keputusan dilakukan secara partisifatif dengan berpedoman pada dokumen perencanaan pembangunan daerah sehingga keterlibatan masyarakat
Akhir RPJMD Target (%)
92,5 Sangat Baik
(individu/kelembagaan) dalam pengambilan keputusan pada musrembang dan kesepakatan kegiatankegiatan yang memelukan penekanan lebih lanjut dapat terjamin. Usulan masyarakat yang terakomodir dalam: 1. Musrenbang Tingkat Kelurahan 85% yang terakomodir pada musrenbang tingkat Kecamatan. 2. Musrenbang Tingkat Kecamatan 85% yang terakomodir pada musrenbang tingkat Kota.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
16
Walikota Bogor membuka acara Musrenbang Tingkat Kota (sumber : Pemerintah Kota Bogor, 2016)
Sasaran 7 : Meningkatkan partisipasi masyarakat yang berkualitas dalam pelaksanaan pembangunan Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan Pembangunan di Kota Bogor merupakan salah satu indikator adanya kepedulian masyarakat terhadap Kota Bogor dalam proses pembangunan. Hal tersebut dapat dilihat pada Indikator di bawah ini. Indikator Kinerja Tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) (%)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
10
13
130
10
80
800
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) tercapai 80%. Hal tersebut menunjukan tingginya peran serta
Akhir RPJMD Target (%) 10
92,5 Sangat Baik
masyarakat dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana di Lingkungan Masyarakat.
Hasil Partisipasi masyarakat dalam pembangungan (Sumber : Pemerintah Kota Bogor 2016
17
800
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 8 : Meningkatnya pelayanan dan penanganan masyarakat dalam proses pembangunan Salah satu syarat dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, yakni memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam menyampaikan keluhan atau pengaduan apabila terjadi ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang terjadi. Hal tersebut telah diatur pula di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013. Kedua peraturan tersebut telah mengatur secara jelas mengenai hak dan kewajiban penyelenggara pelayanan publik dan masyarakat sebagai pengguna layanan Indikator Kinerja Jumlah aduan yang diselesaikan (%)
pengaduan
publik. Selain itu diamanatkan pula bahwa penyelenggara pelayanan publik wajib menyelenggarakan pelayanan publik yang salah satunya harus memiliki pengelolaan pengaduan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut di atas, pada tahun 2016 Pemerintah Kota Bogor telah membuka layanan pengaduan melalui SMS center, twitter, call center, email, dan website, yang bertujuan agar Pemerintah Kota Bogor dapat lebih dekat dengan warganya, serta warga juga dapat membantu mengawasi pembangunan di Kota Bogor.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
30
100
333,33
50
79,45
158,90
100
79,45
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Sangat Baik
Selama tahun 2016 terdapat 866 pengaduan. Pengaduan terbanyak adalah melalui media twitter sebanyak 497 pengaduan, Email sebanyak 144 Pengaduan, media sms sebanyak 139 pengaduan, media web sebanyak 52 pengaduan dan media call center 34 pengaduan. Dari jumlah tersebut 79,45 % telah direspon dan ditindaklanjuti oleh OPD terkait. Jumlah aduan kepada Pemerintah Kota Bogor selama Tahun 2016 No
Dinas-Dinas
Jumlah
Yang Sudah dijawab
Yang belum dijawab
117
102
15
1
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
2
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2
1
1
3
Dinas Pendapatan Daerah
5
3
2
4
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
30
5
25
5
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
85
77
8
6
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
90
78
12
7
Dinas Pertanian Kota Bogor
2
2
0
8
Satuan Polisi Pamong Praja
114
102
12
9
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2
0
2
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
18
No
Jumlah
Yang Sudah dijawab
Yang belum dijawab
10
Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi
20
18
2
11
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4
0
4
12
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
259
223
36
13
Dinas Pendidikan
32
25
7
13
12
1
14
19
Dinas-Dinas
Dinas Kesehatan
15
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
5
5
0
16
Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman
14
13
1
17
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
5
5
0
18
Inspektorat
2
0
2
19
Dinas Koperasi dan UMKM
2
0
2
20
Kecamatan Bogor Utara
3
0
3
21
Kecamatan Bogor Selatan
6
0
6
22
Kecamatan Bogor Barat
9
0
9
23
Kecamatan Bogor Timur
8
7
1
24
Kecamatan Bogor Tengah
2
0
2
25
Kecamatan Bogor Tanah Sareal
12
0
12
26
Kantor Komunikasi dan Informatika
4
2
2
27
Kantor Pemuda dan Olahraga
2
0
2
28
Kantor Arsip dan Perpustakaan
0
0
0
29
Bag. Hukum Sekretariat Daerah Kota Bogor
1
1
0
30
Bag. Kemasyarakatan Sekretariat Daerah Kota Bogor
0
0
0
31
Bag. Humas Sekretariat Daerah Kota Bogor
7
6
1
32
PD PASAR
2
1
1
33
PDJT
6
0
6
34
RSUD
1
0
1
Jumlah
866
688
178
79,45 %
25,87 %
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 9 :
Tersedianya baseline data yang kuat, akurat dan mutakhir
Basis data yang kuat merupakan salah satu faktor pendukung dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, untuk menjaga keberlangsungan data yang dibutuhkan maka perlu adanya media penyimpanan data yang dapat mendukung hal tersebut. Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1 unit
2 unit
200
1 unit
1 unit
100
1 unit
100
2. Tingkat integrasi database mencakup data capaian SPM, IKU/IKK, Indikator Kinerja Daerah RPJM, Indikator Sasaran RPJM (%)
100
91,71
91,71
100
100
100
100
100
3. Jumlah OPD yang menerapkan sistem kearsipan berbasis TI
29
1
3,45
29
11
37,93
29
37,93
Indikator Kinerja 1. Repository data warehouse
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Repository data warehouse memiliki target pada tahun 2016 sebesar 1 unit dan terealisasi sebesar 1 unit. Basis data yang dapat terintegrasikan ke dalam data warehouse yaitu Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian. Tingkat integrasi database mencakup data capaian SPM, IKU/IKK, Indikator Kinerja Daerah RPJM, Indikator Sasaran RPJM memiliki realisasi sebesar 100%. Pencapaian ini sudah terealisasi 100% dikarenakan adanya sinergitas data di tingkat Kota Bogor dengan tingkat Provinsi dan tingkat Pemerintah Pusat. Pemanfaatan database tersebut dimplementasikan melalui integrasi sistem yang sudah diaplikasikan Tahun 2016 yaitu Sistem Informasi Manajemen Pelaporan dan Statistik (SIMPATIK), Sistem Informasi Manajemen Perencanaan Pembangunan dan Pelaporan (SIMRAL) dan Sistem
70,83 Baik
Informasi Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang (SIP3R). Jumlah OPD yang menerapkan sistem kearsipan berbasis TI dari 29 unit kerja baru yang terealisasi hanya 11 unit kerja terdiri dari : 1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal; 2. Dinas Pendapatan Daerah; 3. Inspektorat; 4. Dinas Koperasi dan UMKM 5. Kantor Komunikasi dan Informatika; 6. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 7. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah; 8. Sekretariat Daerah Kota Bogor; 9. Kecamatan Bogor Barat; 10. Kecamatan Bogor tengah; 11. Kecamatan Bogor Utara.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
20
Sasaran 10 :
Berkembangnya kegiatan pendidikan yang mendukung kompetensi dan karakter
Dalam mengimplementasikan Pendidikan karakter berdasarkan kurikulum 2013 Pemerintah Kota Bogor menitikberatkan pada pembentukan karakter peserta didik yang seimbang antara pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor dengan aspek kognitif yang selama ini lebih dominan dalam penerapannya.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Persentase pendidik yang mendapatkan pelatihan pembelajaran tematik dan pendidikan karakter Jumlah sekolah yang mendapat pelatihan pendidikan karakter
31
51
164,52
33
70
212,12
41
170,73
5
7
140
20
23
115
56
41,07
Persentase Dinniyah Takmiliyah yang dibantu penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah
20
0
0
40
24,53
61,8
100
24,53
Indikator Kinerja 1.
2.
3.
Karakter peserta didik dibentuk dari nilainilai budaya dan kearifan lokal daerah setempat, integrasi nilai-nilai yang ada dalam Muatan Lokal Daerah Bogor (Mulok DaBo) sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kontekstual learning, meaningfull, enjoyfull learning.
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Persentase pendidik yang mendapatkan pelatihan pembelajaran tematik dan pendidikan karakter dari target 33 pendidik dapat direalisasikan sebanyak 70 pendidik dari beberapa sekolah yang ada di Kota Bogor atau capaiannya sebesar 212,12%. Jumlah Sekolah yang mendapatkan pelatihan pendidikan karakter sebanyak 23 Sekolah yaitu 6 SMA, 3 SMK, 12 SMP, dan 2 SD.
Akhir RPJMD Target (%)
82,5 Baik
Persentase Dinniyah Takmiliyah yang dibantu penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah dapat direalisasikan sebesar 24,53%. Hal ini dikarenakan dari total Dinniyah Takmiliyah yang berjumlah 265 MDT pada tahun 2016 baru tercapai 65 MDT yang dibantu dan dibina dalam hal pengelolaan manajerial kelembagaannya.
Sasaran 11 : Meningkatnya pemerataan akses dan kualitas pendidikan formal dan non formal Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas merupakan upaya Pemerintah Kota Bogor dalam meningkatkan mutu pendidikan baik formal maupun non formal. Upaya Pemerintah Kota Bogor ini dapat dilihat dari pencapaian indikatorindikator dibawah ini.
21
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Pendidik Formal
68
78,25
115,07
69
80,35
116,45
72
111,60
Pendidik Non-formal
32
77,05
240,78
34
78
229,41
40
195
Indikator Kinerja 1.
Akhir RPJMD Target (%)
Pendidik formal dan non formal dengan kualifikasi S1 (%):
2.
Persentase satuan pendidikan formal yang terakreditasi A
52
61
117,31
60
62
103,33
77
80,52
3.
Persentase satuan pendidikan non formal yang terakreditasi (%)
16
17,61
110,06
20
23
115
36
63,89
4.
Persentase satuan pendidikan yang menerima bantuan sarana dan prasarana pendidikan (%)
20
24,57
122,85
28
31
110,71
45
68,89
5.
Angka rata-rata lama sekolah
9,83
10,1
102,75
9,84
10,4
105,69
10,5
99,05
6.
Angka Partisipasi Murni (APM): SD/MI/Paket A
98
100,35
102,40
98,5
100,11
101,63
100
100,11
SMP/MTs/Paket B
90
90,25
100,28
90,5
95,2
105,19
92
103,48
SMA/SMK/MA/Paket C
100
104,54
104,54
100,5
102,95
102,44
100
102,95
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Persentase Pendidik Formal memiliki Realisasi sebesar 80,35 % dari target sebesar 69 % atau sebesar 115%, capaian ini diperoleh dari jumlah Pendidik yang memiliki kualifikasi S1 untuk Pendidik TK/RA sebanyak 700 pendidik dari 1.939 pendidik, SD/MI sebanyak 4.423 pendidik dari jumlah pendidik sebanyak 5.182 Pendidik , SMP/MTs sebanyak 2.493 pendidik dari total jumlah pendidik sebanyak 2.829 pendidik, SMA/MA/SMK sebanyak 2.935 pendidik dari total pendidik sebanyak 3.181 pendidik. Sedangkan pendidik NonFormal memiliki realisasi sebesar 78 % dari target 36 % sehingga memiliki capaian sebesar 42%. capaian ini diperoleh dari Pendidik PAUD non formal sebanyak 246 pendidik, Paket A sebanyak 90 Pendidik, Paket B sebanyak 394 Pendidik dan Paket C sebanyak 476 Pendidik dengan jumlah total yang kualifikasi S1 sebanyak 1.206 pendidik dari 1.506 pendidik Persentase Satuan Formal yang terakreditasi A 2016 memiliki target 60 % satuan pendidikan di Pemerintah Kota Bogor,
Pendidikan pada tahun dari jumlah Lingkungan dan yang
92,5 Sangat Baik
memiliki Akreditas A sebanyak 62% atau 333 Satuan Pendidikan dari jumlah total SD, SMP, SMA dan SMK sebanyak 538 satuan pendidikan. hal ini dilakukan sebagai upaya Pemerintah Kota Bogor untuk menilai kelayakan Satuan Pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap, terencana dan terukur. Persentase Satuan Pendidikan Non-Formal yang terakreditasi dari target sebesar 20% dapat direalisasikan sebesar 23% atau tercapai sebesar 115%. Capaian tersebut diperoleh dari jumlah PAUD sebanyak 193 PAUD namun yang terakreditasi baru sebanyak 45 PAUD. Angka rata-rata lama sekolah di Kota Bogor pada tahun 2016 diproyeksikan mencapai 10,4 Tahun dari target sebesar 9,84 Tahun. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penduduk usia 15 Tahun keatas di Kota Bogor ratarata telah menempuh pendidikan formal setingkat Pendidikan Menengah Atas. Angka Partisipasi Murni (APM) rata-rata memiliki tingkat realisasi melebihi target dengan capaian diatas 100%, APM untuk SD/MI/Paket A
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
22
dengan realisasi sebesar 100,11% dari target 98,5%, APM AMP/Mts/Paket B dengan realisasi sebesar 95,2 % dari target 90,5 dan APM SMA/SMK/MA/Paket C dari target 90,5% dengan realisasinya
sebesar 102, %. Dilihat dari angka-angka dapat diasumsikan bahwa penduduk usia sekolah di Kota Bogor rata-rata sudah bersekolah.
perbandingan APM Tahun 2014 sampai dengan 2016 2016
2015
2014 102.95 104.54 87.05
SMA/SMK/MA/Paket C
SMP/MTs/Paket B
95.2 100.28 94.12
SD/MI/Paket A
100.11 102.4 95.4 0
Persentase satuan pendidikan yang mendapat bantuan sarana prasarana tahun 2016 meningkat menjadi 31 % atau sebanyak 67 satuan pendidikan dari jumlah total 538 satuan pendidikan. Bantuan sarana prasarana terdiri dari
20
40
60
80
100 120
revitalisasi ruang kelas, ruang kelas baru, rehabilitasi ruang kelas, alat peraga, meubelair, WC siswa, pemagaran dan laboratorium., Perpustakaan, serta Laboratorium.
Sasaran 12 : Terciptanya generasi muda yang berprestasi Persentase generasi muda yang berprestasi di Kota Bogor meningkat. Hal ini merupakan upaya Pemerintah Kota Bogor dalam memberikan pembinaan dan insentif dalam peningkatan prestasi kualitas pemuda dalam berbagai bidang. Perolehan tersebut dapat dilihat pada indikator-indikator di bawah ini. Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1. Jumlah medali yang diraih olahragawan pelajar tingkat wilayah dan provinsi
21
28
133,33
56
138
246,43
175
94,86
2. Jumlah pemuda pelopor tingkat Jawa Barat dan Nasional
1
3
300
1
3
300
1
300
3. Jumlah siswa berprestasi tingkat provinsi
46
124
269,57
47
36
76,60
53
67,92
Indikator Kinerja
23
Akhir RPJMD Target (%)
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
4. Jumlah siswa berprestasi tingkat nasional
12
25
208,33
13
20
153,85
15
133,33
5. Jumlah siswa berprestasi tingkat internasional
15
3
20
16
19
118,75
14
135,71
6. Jumlah tawuran antar pelajar
80
22
172,50
60
13
178,33
8
37,50
Indikator Kinerja
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Akhir RPJMD Target (%)
90 Sangat Baik
Jumlah medali yang diraih olah ragawan pelajar tingkat wilayah dan provinsi sebanyak 138 medali dari target pada tahun 2016 sebanyak 56 medali, sehingga capaian yang diperoleh sebesar 246,43%, dengan rincian sebagai berikut: Jumlah Perolehan Mendali Atlet Kota Bogor berdasarkan Cabang Olah Raga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Cabang Olah Raga Angkat Besi Atletik Bulutangkis Judo Karate Panahan Pencak Silat Renang Tae Kwon Do Tarung Drajat Tenis Lapang Tinju Aeromodelling Bola Voli Baseball Catur Dansa Dayung Futsal Hockey Kempo Menembak Panjat Tebing Selam Tenis Meja Jumlah
POPDA Tahun 2016 Jenis Medali Emas Perak Perunggu Jumlah 1 7 8 2 1 3 1 1 5 1 12 1 4 5 1 2 3 2 4 5 11 3 6 4 13 3 2 6 11 1 1 2 2 2 1 2 3 16 30 28 74
Jumlah pemuda pelopor tingkat Jawa Barat dan Nasional pada tahun 2016 memiliki capaian sebesar 300%, dari target 1 Pemuda pelopor dapat direalisasikan
PON XIX Jawa Barat Tahun 2016 Jenis Medali Emas Perak Perunggu Jumlah 1 1 1 1 5 1 3 9 5 5 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 5 5 9 3 8 20 1 1 1 1 3 4 7 1 1 2 2 2 2 1 1 32 12 20 64
Jumlah Total 9 4 1 21 5 3 11 13 16 3 2 3 2 1 1 3 5 20 1 1 7 1 2 2 1 138
sebanyak 3 Pemuda yang menjadi Pemuda pelopor di Kota Bogor yang berprestasi di tingkat nasional. Berikut tabel Pemuda Pelopor di Kota Bogor.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
24
Daftar pemuda pelopor di Kota Bogor No.
Nama Pemuda
1 2
Eli Hevidayanti Luthfi Hibar Syahrul Ghofur
3
Bima Aryuna
Bidang yang ditekuni Pendidikan Teknologi Inovatif Pertukaran Pemuda Antar Negara
Jumlah siswa berprestasi tingkat provinsi dari target sebanyak 47 terealisasi 36 siswa, Jumlah siswa berprestasi tingkat Nasional dari target 13 terealisasi 20 siswa sedangkan untuk jumlah siswa berprestasi tingkat internasional dari target 16 siswa terealisasi 19 siswa. Tawuran pelajar dipicu dari banyak faktor, antara lain rendahnya kualitas pribadi dan sosial siswa mendorong mereka berprilaku buruk, buruknya kualitas dan manajemen pendidikan di sekolah mendorong rasa frustasi anak yang dilampiaskan pada tindakan negatif, termasuk tawuran dan persoalan
Prestasi yang dicapai Tingkat Nasional Juara 2 Juara 2 Juara 1
pengangguran, kemiskinan, dan kesulitan hidup memberi sumbangan tinggi bagi terbentuknya masyarakat (termasuk siswa) yang merasa kehilangan harapan untuk hidup layak. Tawuran di Kota Bogor tiap tahunnya berkurang, pada Tahun 2016 terdapat 13 kejadian tawuran. Menurunnya tingkat kejadian tawuran adalah hasil upaya Pemerintah Kota Bogor yang selalu bersinergi dengan pihak tekait dalam mengadakan kegiatan mentoring perilaku siswa, pembinaan dan memonitor kegiatan siswa di luar jam sekolah.
Misi 2 • Menjadikan Bogor Kota yang Sehat dan Makmur Pada misi 2 terdapat 16 Sasaran dengan 79 indikator yang dipecah menjadi 80 indikator yang dihitung dengan pencapaian sebagai berikut: Pencapian indikator-indikator pada misi 2 70
63
60 50 28 IK, 36%
31 IK, 39%
20 IK, 25%
40 30
7 0
20 Tidak Mencapai Target Tercapai Tercapai dan Melebihi Target
25
9
10 0 Sangat Baik
Baik
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Cukup
Kurang
Sasaran 1 :
Meningkatnya aksesibilitas masyarakat miskin terhadap layanan kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar masyarakat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta Indikator Kinerja
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Oleh Karena itu, Pemerintah Kota Bogor melakukan upaya-upaya melalui pemenuhan indikator-indikator dibawah ini sehingga akses masyarakat untuk mendaatkan Pelayanan kesehatan semakin mudah dan cepat.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%)
62
65
104,84
62
67
108,06
100
67
2.
Persentase masyarakat miskin terlayani di sarana kesehatan dasar dan rujukan (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
3.
Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD(%)
55
73,6
133,82
60
85,7
142,83
75
114,27
4.
Rasio puskesmas/pustu per kelurahan
0,82
0,82
100
0,97
0,82
94,25
1,00
82
5.
Sarana kesehatan pemerintah yang terakreditasi
15
12
80
17
4
23,53
25
16
6.
Persentase sarana kesehatan swasta yang memenuhi standar (%)
69
60,56
87,77
70
0
0
73
0
7.
Jumlah puskesmas rawat inap
4
5
125
5
5
100
6
83,33
8.
Persentase kunjungan dokter pada keluarga pra sejahtera (%)
81
64,5
79,63
82
91,8
111,95
85
108
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
76,25 Baik
Indikator persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan sudah tercapai dan melebihi target yaitu 67%. Indikator mengalami kenaikan tahun 2015, dari jumlah 1.047.922 teralisasi 702.946 orang pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat di Kota Bogor akan perlindungan jaminan kesehatan mulai meningkat. Upaya ini di lakukan melalui Sosialisasi program Jaminan Kesehatan Nasional kepada masyarakat secara berkesinambungan. Namun demikian dalam pelaksanaanya masih terdapat permasalahan yaitu Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat memiliki Jaminan Kesehatan, Belum semua badan usaha baik badan usaha menengah dan kecil/rumah tangga mendaftarkan seluruh pekerjanya dan tingginya jumlah tunggakan iuran BPJS Kesehatan (masyarakat membayar iuran hanya pada saat berobat saja).
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
26
Untuk indikator persentase masyarakat miskin yang terlayani di sarana kesehatan dasar dan rujukan ditargetkan sebesar 100% yaitu sebanyak 3.223 kasus rawat jalan dan 23 kasus rawat inap di layani dipelayanan dasar (puskesmas) dasar dan 100% (358 kasus rawat jalan dan 208 kasus rawat inap di Rumah Sakit terlayani dan realisasinya sesuai dengan target yaitu 100% (13.645 orang) di pelayanan dasar dan 5.858 di pelayanan rujukan. Pencapaian indikator tersebut dilakukan melalui kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan keluarga miskin bersumber dari APBD Kota Bogor dan APBD Provinsi khusus pembayaran premi. Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD memiliki realisasi sebesar 85,7% dari target sebesar 60% atau mengalami peningkatan sebesar 12,15% dari tahun 2015, keberhasilan pencapaian tersebut didukung oleh upaya-upaya sebagai berikut: 1. Peningkatan jumlah dokter spesialis sebanyak 8 Orang sehinga menjadi 70 orang. 2. Peningkatan jumlah tempat tidur sebanyak 31 tempat tidur menjadi 238 tempat tidur. 3. Peningkatan jumlah perawat sebanyak 23 orang menjadi 156 perawat. 4. Adanya kebijakan titip kelas yang akan dirawat di RSUD Kota Bogor tanpa dikenakan biaya tambahan. 5. Penyediaan standar pelayanan klinis dalam rangka meningkatkan mutu dan standar pelayanan rawat inap. Indikator rasio puskesmas /puskesmas pembantu (pustu) per kelurahan ditargetkan sebesar 0.87% dan realisasinya belum mencapai target yaitu 0.82%. Belum terpenuhinya puskesmas sesuai rasio dikarenakan adanya keterbatasan lahan di Kota Bogor untuk pembangunan dan aset fasilitas dari Pemerintah Kota Bogor juga terbatas. Sehingga jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat baru terpenuhi dengan di 25 puskesmas induk/perawat/poned dan puskesmas pembantu sebanyak 31 unit. Indikator sarana kesehatan pemerintah yang terakreditasi ditargetkan sebanyak 17 dan realisasinya hanya tercapai 4 puskesmas. Namun, pada dasarnya upaya peningkatan sarana kesehatan yang memenuhi standar juga dapat dilakukan melalui penerapan ISO. Jumlah sarana kesehatan yang sudah memiliki ISO sampai dengan 2016 sebanyak 13 sarana. Puskesmas terakreditasi dan Sarana Kesehatan Pemerintah yang Ter-ISO No
27
Puskesmas Terakreditasi
Sarana Kesehatan Pemerintah Ter-ISO
1
Bogor Utara
Labkesda
2
Pancasan
Bogor Timur
3
Bondongan
Bogor Selatan
4
Tanah Sareal
Bogor Tengah
5
Tegal Gundil
6
Kedung Badak
7
Semplak
8
Sindang Barang
9
Pasir Mulya
10
Tanah Sareal
11
Cipaku
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
No
Puskesmas Terakreditasi
12
Mekar Wangi
13
Gang Kelor
Indikator persentase sarana kesehatan swasta yang memenuhi standar ditargetkan sebesar 70% dan realisasinya belum mencapai target yaitu 0%. Hal ini dikarenakan rumah sakit swasta di Kota Bogor belum memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit. Namun, Rumah Sakit tersebut telah berstandar ISO dalam Pelayanannya. Namun demikian, telah diupayakan pembinaan dan sosialisasi mengenai Peraturan Perumahsakitan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 kepada 16 rumah sakit di Kota Bogor dan ditindaklanjuti dengan pertemuan khusus antara dinas kesehatan, Asosiasi Perumahsakitan, Organisasi Profesi dan OPD Terkait. Pada tahun 2016, terdapat rumah sakit swasta yang dalam proses akreditasi berdasarkan Peraturan menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 sebanyak 4 rumah sakit yaitu RS AZRA, RS PMI, RS ISLAM, dan RS PASUTRI. Indikator jumlah Puskesmas rawat inap sudah mencapai target yaitu 5 unit (Target 5 unit) dengan adanya pembangunan puskesmas rawat inap Puskesmas Merdeka. Jadi secara
Sasaran 2 :
Sarana Kesehatan Pemerintah Ter-ISO
keseluruhan jumlah puskesmas rawat inap yang dibangun sudah mencapai 6 tersebar di 5 Kecamatan yaitu Puskesmas Tanah Sareal dan Puskesmas Mekarwangi di Kecamatan Tanah Sareal, Puskesmas Pulo Armyn di Kecamatan Bogor Timur, Puskesmas Bogor Utara di Kecamatan Bogor Utara, Puskesmas Pasir Mulya di Kecamatan Bogor Barat, Puskesmas Merdeka di Kecamatan Bogor Tengah. Direncanakan pada tahun 2017 akan ditingkatkan status Puskesmas Cipaku menjadi Puskesmas Perawatan di Kecamatan Bogor Selatan. Sehingga pada tahun 2018 semua kecamatan (6 kecamatan) sudah tersedia Puskesmas Rujukan Dasar di setiap kecamatan. Indikator kunjungan dokter pada keluarga pra sejahtera ditargetkan sebesar 82% dan realisasinya mencapai 91,8%. Kunjungan dokter dimaksudkan untuk memperkuat pelayanan primer. Dokter keluarga bertugas mempromosikan pola hidup sehat, pencegahan dan pengendalian penyakit kronis, deteksi dini, dan pelaporan penyakit menular. Melalui program ini, angka orang sakit diharapkan dapat dikendalikan sehingga jumlah kunjungan ke rumah sakit jadi berkurang.
Menurunnya kasus penyakit menular
Sasaran 2 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui perbaikan kualitas kesehatan keluarga serta pemberian informasi kesehatan secara komprehensif merupakan Upaya Pemerintah Kota Bogor dalam menurukan kasus-kasus penyakit menular yang ada di Kota Bogor. Salah satunya yaitu dengan menurunya prevalensi HIV AIDS dari target <0,5 terealisasi 0,29. Selain itu, Indikator-indikator dibawah ini merupakan upaya pemerintah untuk menurunkan kasus penyakit menular.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
28
Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Prevalensi Tubercolosis BTA positif (per 100.000 penduduk)
109
110
99,08
108
110
101,85
105
95,24
2.
Angka kematian balita akibat diare
0,61
0
200
0,51
0
200
0,21
200
3.
Prevalensi HIV AIDS
0,5
0,29
142
<0,5
0,36
128
0,5
128
4.
Persentase angka kesembuhan TBC (%)
85
86
101,18
85
86
101,18
86
100
5.
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang HIV/ AIDS secara komprehensif (%)
70
55
78,571
75
84,5
112,66
95
88,95
6.
Jumlah pemuda yang mengetahui bahaya Narkoba dan HIV/ AIDS
100
100
100
92
1500
1630,43
370
432,43
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Sangat Baik
Indikator prevalensi Tubercolosis BTA positif (per 100.000 penduduk) ditargetkan 108 (per 100.000 penduduk) dan realisasinya 110 (per 100.000 penduduk). Namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yaitu masih ada penderita yang drop out karena tidak patuh minum obat ataupun pindah, kemungkinan adanya resistensi obat pada penderita yang tidak patuh minum obat Multi Drug Resisten (MDR). Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor yaitu dengan terus memantau para penderita melalui himbauan kepada keluarga penderita untuk terus mengingatkan penderita agar tepat waktu meminum obatnya. Angka kematian balita akibat diare ditargetkan sebesar 0.61 dan realisasinya sudah mencapai target 0 (Tidak ada kematian balita akibat diare tetapi disebabkan penyakit lain seperti DBD, ISPA dan lainnya). Pencapaian indikator ini dilakukan melalui penemuan diare oleh petugas penderita mendapatkan penanganan oleh petugas kesehatan dalam bentuk penyuluhan, pengobatan dan rujukan bagi penderita yang perlu dilakukan rujukan ke rumah sakit. Indikator prevalensi HIV AIDS ditargetkan sebesar < 0,5 dan realisasinya sudah mencapai target yaitu 0,36 di bawah 0,5%. Terdapat peningkatan kasus HIV di Kota Bogor dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 sebesar 12%.
NO
URAIAN
1.
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi
2014
TAHUN 2015
2016
0,24 %
0,29 %
0,36 %
Pada tahun 2016 kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilatif dalam melalui Peningkatan pengetahuan remaja Kota Bogor tentang konseling perubahan perilaku, Peningkatan kemampuan Tim HIV Puskesmas satelit dan RS rujukan di Kota Bogor dalam menangani pasien ODHA secara komprehensif
29
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
berkesinambungan (CST), Workshop CST untuk Puskesmas satelit dan RS rujukan di Kota Bogor, Peningkatan kemampuan tokoh agama dalam melakukan konseling pada calon pengantin di Kota Bogor, Monitoring dan evaluasi jejaring penanganan HIV di Kota Bogor, Sosialisasi HIV/AIDS dan Perda HIV/AIDS bagi murid sekolah SMA/universitas, Pertemuan evaluasi Program HIV Dinas Kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan dan Petugas Laboratorium), Konseling dan Skrining HIV/AIDS di 68 Kelurahan dan VCT Mobile, Pemberantasan penyakit HIV/AIDS, Pemeriksaan CD4 dan Viral Load bagi penderita HIV untuk mendapatkan akses pengobatan ARV (Anti Retroviral Virus), layanan methadone di Puskesmas Therapy Rumatan Methadone (PTRM), 94 klien di layani di 2 Puskesmas, Kedung Badak dan Bogor Timur, Layanan Preventif Mother To Child Treatment (PMTCT), 7046 ibu hamil diperiksa HIV/AIDS dan Care Support Treatment (CST) di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, 748 ODHA mendapat ARV, Sosialisasi HIV/AIDS dan Perda HIV/AIDS di Instansi Pemerintah dan swasta, dan Sosialisasi HIV/AIDS dan Perda HIV/AIDS di 68 kelurahan. Indikator persentase angka kesembuhan TBC ditargetkan sebesar 85% dan realisasinya sudah tercapai dan melebihi target yaitu 86%. Pencapian ini dilakukan melalui peningkatan pengawasan untuk patuh minum obat untuk menekan penderita dengan Multi Drug Resisten (MDR) dan pelatihan Pendamping Minum Obat (PMO) bagi penderita di anggota keluarga terdekat atau kader. Indikator Tingkat pengetahuan masyarakat tentang HIV/ AIDS secara komprehensif ditargetkan sebesar 75% dan realisasinya melebihi target yaitu 84,5%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 29,5%. Upaya yang dilakukan yaitu melalui kegiatan Peningkatan pengetahuan remaja Kota Bogor tentang Konseling Perubahan Perilaku, Sosialisasi HIV/AIDS dan Peraturan Daerah Kota Bogor tentang HIV/AIDS bagi murid sekolah SMA/universitas, Instansi Pemerintah dan swasta serta masyarakat umum di 68 Kelurahan. Jumlah pemuda yang mengetahui bahaya Narkoba dan HIV/AIDS pada tahun 2016 sebanyak 1500 orang. Capaian ini di peroleh dari Upaya Pemerintah Kota Bogor dalam memberikan Pemahaman Kepada Remaja melalui sosialisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba serta Dampak dai HIV/AIDS AIDS sehingga diharapkan pemuda yang telah diberi pemahaman tersebut dapat menginformasikan kembali kepada saudara, kerabat dan teman mengenai bahaya Narkoba dan HIV/AIDS.
Sasaran 3 :
Meningkatnya kualitas kesehatan individu dan keluarga
Pengembangan programprogram KB, dan program-program yang mengarah pada perbaikan kesehatan kelompok perempuan, anak, remaja, dan lansia merupakan
Indikator Kinerja 1.
Persentase balita gizi buruk (%)
2.
Persentase cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi
upaya pemerintah Kota Bogor dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas kesehatan individu dan keluarga. Hal ini dapat di lihat pada Indikator-Indikator dibawah ini.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
0,35
0,35
100
0,3
0,07
176,66
0
∞
81
92,4
114,07
82
87
106,10
85
102,35
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Akhir RPJMD Target (%)
30
Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
3.
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) (%)
19
6,1
167,59
18
3,94
178,11
15
173,73
4.
Jumlah kematian ibu melahirkan
12
21
25
11
22
0
10
-20
5.
Jumlah kematian bayi (0 - 11 bulan)
58
65
87,93
55
53
103,64
49
91,84
6.
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100
100
100
100
100
100
100
100
7.
Persentase remaja yang mendapat pelayanan kesehatan
40
37,4
93,5
43
72,10
167,67
50
144,20
8.
Persentase posyandu berstrata mandiri (%)
20
15,02
75,1
21
18
85,71
30
60
9.
Persentase lansia yang mendapatkan layanan kesehatan
44
37,7
85,68
58
52,7
90,86
100
52,70
10. Kesertaan ber-KB (Akseptor)
120.183
117,333
97,63
129.183
116.819
90,43
156.183
74,80
11. Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja
25
26
104
27
27
100
29
93,1
12. Jumlah fasilitasi penyelenggaraan event olahraga Kota Bogor
18
22
122,22
18
57
316,67
90
87,78
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Indikator persentase balita gizi buruk yaitu balita yang diukur berat badannya dibandingkan dengan tinggi badannya (BB/TB) ditargetkan sebesar 0,3% dan realisasinya sudah tercapai 0,07. Pencapaian ini dilakukan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa makanan formula dan susu kepada balita gizi buruk dan gizi kurang, selain itu dilakukan juga Bulan Penimbangan Balita (BPB) untuk memantau dan menscrening pertumbuhan balita, Pemantauan Status Pertumbuhan Balita di Posyandu, Orientasi PMBA (Pemberian Makan pada Bayi dan Anak), dan Pemantapan Program Gizi di Puskesmas. Indikator persentase cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi ditargetkan 82% dan realisasinya tercapai dan melebihi target yaitu 87%. Pencapaian ini dilakukan melalui penyuluhan dan pemberian imunisasi Hepatitis B, BCG,
31
Akhir RPJMD Target (%)
87,08 Sangat Baik
DPT-Hb-Hib, Polio, dan Campak dengan sasaran 19.638 bayi di puskesmas, posyandu, Klinik, RS dan tempat praktek dokter dan bidan juga dilakukan pelayanan puskesmas keliling atau mengunjungi rumah sasaran (sweeping) serta peningkatan peran serta masyarakat kepada daerah yang sulit/rawan dengan melibatkan kader dan tokoh masyarakat. Indikator persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) ditargetkan sebesar 18% dan sudah melebihi target yaitu 3,94%. Pencapaian ini dilakukan melalui peningkatan dan pelayanan kesehatan ibu hamil di sarana kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, balai praktek swasta, bidan praktek dan posyandu. Selain itu juga untuk menjaga ibu hamil KEK tidak menjadi lebih parah diberikan makanan tambahan. Sementara kasus yang tidak mendapatkan PMT
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
ditanggulangi dengan penyuluhan dan pemantauan berkala selama ANC. Pada tahun 2016 jumlah kematian ibu melahirkan sebanyak 22 orang. Kematian ibu hamil penyebab langsung yang berkaitan dengan kasus kebidanan yaitu pendarahan dan hipertensi dalam kehamilan masih tinggi. Namun, Pemerintah Kota Bogor melakukan upaya pencegahan kompilasi penyakit pada ibu hamil melalui pelayanan antenatal care terpadu yang melibatkan disiplin medis lainnya, Pelacakan kasus Kematian ibu melahirkan melalui analisis penyebab kematian ibu melahirkan dan melakukan pembahasan kasus kematian yang bertujuan sebagai pembelajaran sehingga tidak terjadi lagi kasus yang sama di masa yang akan datang. Indikator jumlah kematian bayi (0 - 11 bulan) pada tahun 2016 terdapat 53 orang bayi meninggal. Jumlah kematian bayi menurun dari tahun 2015 sebanyak 65 kasus menjadi 53 kasus tahun 2016 dari 20.000 kelahiran = 3 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam RPJMN penurunan angka kematian bayi ditargetkan turun dari 34 per 1000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Kematian bayi paling banyak terjadi pada usia 0-28 hari sejumlah 43 kasus. Kematian pada bayi baru lahir berkaitan dengan proses kehamilan dan persalinan. Penyebab kematian bayi baru lahir terbanyak adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 19 kasus (44%), hal ini berkaitan dengan kekurangan gizi ibu hamil, kehamilan pada ibu muda (<20 tahun) dan prematuritas yang disebabkan komplikasi pada ibu (Ketuban Pecah Dini, Hipertensi). Penyebab kematian bayi yang lain adalah asfiksia 7 kasus (16%), kelainan bawaan 10 kasus (23%), dan penyebab lain 7 kasus (16%). Upaya yang dilakukan dalam mengurangi jumlah kematian ibu dan bayi dilakukan melalui kegiatan Pembinaan dan Pelayanan KIA. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan ditargekan sebesar
100% dan realisasinya sesuai target yaitu 100%. Angka tersebut didapatkan dari 71 balita yang bergizi buruk berdasarkan hasil bulan penimbangan balita dan seluruhnya mendapatkan perawatan. Pencapaian ini dilakukan setiap balita gizi buruk yang ada dilakukan penanganan perawatan diantaranya pemberian makanan tambahan berupa makanan formula dan susu selama 6 bulan untuk memperbaiki kondisi balita gizi buruk menjadi gizi baik. Indikator persentase remaja yang mendapat pelayanan kesehatan ditargetkan sebesar 43% dan realisasinya mencapai 72,10%. Pencapaian ini diperoleh dengan memfokuskan pelayanan kesehatab pada kelompok remaja sekolah di Kota Bogor. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan telah dilakukan upaya, pelayanan konseling kepada semua remaja yang memerlukan konseling, Pembinaan pada minimal 1 sekolah dengan melakukan kegiatan KIE kesehatan reproduksi minimal 2 kali dalam setahun, melatih kader kesehatan remaja/konselor sebaya di sekolah minimal 10 % dari jumlah murid sekolah binaan dan workshop Pelayanan Kesehatan Remaja bagi Guru SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Workshop Peningkatan Keterampilan Peerconselor remaja (kader kesehatan) di SMP/SMA. Indikator persentase posyandu berstrata mandiri ditargekan sebesar 21% dan realisasinya belum sesuai target yaitu 18 %. Namun demikian, apabila dibandingkan pada tahun 2015, sudah terdapat peningkatan sebesar 2.98%. Belum tercapainya indikator ini dikarenakan kriteria kelompok dana sehat dan program inovasi di posyandu masih kurang. Untuk meningkatkan strata posyandu telah dilakukan melalui kegiatan pemberian stimulan dalam bentuk insentif untuk kader dan pembinaan posyandu yang melibatkan PKK tingka kota, kecamatan dan kelurahan. Indikator persentase lansia yang mendapatkan layanan kesehatan ditargetkan sebesar 58% dan realisasinya
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
32
belum mencapai target yaitu sebesar 52,7%. Namun demikian apabila dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 37,7% terdapat peningkatan sebesar 15%. Indikator ini belum mencapai target karena pelayanan kesehatan difokuskan kepada lansia yang berkunjung ke puskesmas, posyandu dan posbindu. Untuk meningkatkan pencapaian tersebut telah dilakukan kegiatan melalui pertemuan Penguatan Tim Pelayanan Kesehatan Ramah Lansia, Lomba Senam Lansia, dan sosialisasi menuju lansia sehat dan produktif oleh petugas kesehatan melalui kegiatan seminar, deteksi dini kesehatan inteligensia lansia, sosialisasi peningkatan kapasitas lansia, Puskesmas rumah lansia dan partisipasi masyarakat khususnya lansia yang perlu perhatian khusus dari petugas Pembina ( Petugas Lansia) dilakukan melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Kesertaan ber-KB (akseptor) memiliki capaian sebesar 90,43. Pada
Sasaran 4 :
Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja memiliki realisasi sebesar 27 PIK. Pada tahun 2016 jumlah PIK di Kota Bogor sebanyak 1 PIK sehingga diperoleh jumlah kumulatif pada tahun 2015 dengan data awal sebanyak 26 PIK sehingga diperoleh PIK sebanyak 27 PIK. Dalam PIK tersebut kegiatan yang dilakukan adalah konseling kesehatan reproduksi remaja untuk meningkatkan Pendewasaan Usia Perkawinan Pertama. Jumlah fasilitasi penyelenggaraan event olahraga Kota Bogor yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor sebanyak 57 event olah raga di berbagai macam cabang olah raga.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai perilaku bersih dan sehat bagi diri sendiri dan lingkungannya
Sasaran 4 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Perilaku Indikator Kinerja
33
Tahun 2016 kesertaan ber-KB mencapai 116.819 akseptor, mengalami penurunan sebesar 514 akseptor dari tahun 2015. Penurunan tersebut dikarenakan pasangan usia subur yang mengalami drop out dalam berkontrasepsi.
Hidup Bersih dan Sehat, merupakan karakter yang harus dibiasakan sejak dini sehingga terbentuk paradigma sehat dalam diri kita yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, merupakan karakter yang harus dibiasakan sejak dini sehingga terbentuk paradigma sehat dalam diri kita yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Persentase masyarakat ber-PHBS (%)
67
63,4
94,63
69
64,2
93,04
75
85,60
2.
Persentase Kelurahan siaga aktif (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
3.
persentase Kawasan yang mematuhi Perda KTR (%)
45
67
148,89
50
35
70
55
63,64
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
4.
Persentase RW yang mendapatkan sosialisasi mengenai perilaku bersih dan sehat (%)
10
10
100
20
34,4
172
50
68,80
5.
Persentase akses jamban keluarga (%)
80,5
76,7
95,28
81
79,4
98,02
82,5
96,24
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
92,5 Sangat Baik
Indikator persentase masyarakat ber-PHBS ditarget sebesar 69% dan realisasinya belum melebihi target yaitu sebesar 64,2%. Upaya yang telah dilakukan melalui sosialisasi, pembinaan dengan melibatkan puskesmas, instansi terkait, mahasiswa, LSM, organisasi wanita, organisasi keagamaan, asosiasi pengusaha dan monitoring di 5 tatanan yaitu rumah tangga, tempa-tempat umum, tempat kerja, sekolah, sarana kesehatan, Penyebaran Informasi Kesehatan melalui Media Cetak dan Elektronik/Online sebagai upaya promotif dan preventif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Indikator persentase kelurahan siaga aktif ditarget 100% dan realisasinya sesuai target yaitu sebesar 100%. Pencapaian indikator ini dilakukan melalui Rakor Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kota, Rakor Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan dan Kelurahan, Pelatihan Kelurahan Siaga Bagi Pengurus Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan dan kelurahan dan Monitoring Pengembangan Kecamatan /Kelurahan/RW Siaga. Indikator persentase Kawasan yang mematuhi Perda KTR ditargetkan sebesar 50% dan tidak mencapai target yaitu sebesar 35%. Pencapaian indikator ini dilakukan melalui komitmen pimpinan/pengelola/penanggung jawab kawasan dalam implementasi KTR, Berjalannya Tim Pengawas Internal di masing-masing kawasan, Kerjasama, dukungan dan peran serta masyarakat, ormas, LSM, dalam pengawasan/pemantauan KTR di 8 (delapan) kawasan. Indikator persentase RW yang mendapatkan sosialisasi mengenai perilaku bersih dan sehat ditarget sebesar 20% dan realisasinya sesuai target sebesar 34,4%. Pencapaian ini dilakukan melalui Penyebaran Informasi Kesehatan melalui media cetak dan elektronik, petugas promosi kesehatan di 24 puskesmas, dan kader posyandu dan kader dasa wisma di setiap RW. Indikator persentase akses jamban keluarga ditargetkan sebesar 81% dan realisasinya belum mencapai target yaitu 79,4%. Berdasarkan survey EHRA pada tahun 2015, di dapatkan data bahwa masyarakat yang telah memiliki jamban di Kota Bogor sudah mencapai angka 98.8%. Pencapaian ini apabila dibandingkan dengan target sudah melibihi target. Namun cakupan jamban yang memenuhi syarat teknis kesehatan hanya 79.4 %, naik sekitar 4% dibandingkan tahun 2015 yaitu 75,40%. Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pencapaian indikator ini yaitu karena rumah dekat dengan sungai sehingga septictank dialirkan ke sungai, lokasi jamban yang terletak di gang sehingga kesulitan untuk penyedotan tinja, masyarakat lebih mudah dan praktis untuk membuang tinjanya ke sungai, struktur tanah yang dangkal (kurang dari 1 meter) sehingga air cepat keluar yang menyebabkan kesulitan dalam membuat septictank. Untuk meningkatkan pencapaian cakupan, telah dilaksanakan program sanimas yang dilaksanakan oleh kota sehat berupa peningkatan kesadaran masyarakat melalui kegiatan STBM di 60 kelurahan.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
34
Sasaran 5 :
Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pengelolaan air limbah yang layak
Sasaran 5 memiliki capaian kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut:
Dalam memudahkan masyarakat dalam memperoleh aksesibilitas pengolahan air limbah yang layak Pemerintah Kota Bogor melaksanakan upaya-upaya yang dapat diukur melalui indikator-indikator di bawah ini. Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1. Cakupan rumah tangga yang terlayani sistem offsite (SR)
430
393
91,395
500
406
81,2
600
67,67
2. Cakupan rumah tangga dengan pengelolaan air limbah yang layak (%)
3,2
2,83
88,44
4,05
3,8
93,83
6,17
61,59
6.200
5.370
86,61
7.700
7.220
93,77
12.200
59,18
Indikator Kinerja
3. Cakupan rumah tangga yang terlayani sistem intermediate (KK)
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Cakupan rumah tangga yang terlayani sistem offsite baru dapat terealisasi sebanyak 406 SR dari 500 SR yang ditargetkan. Hal tersebut dikarenakan belum terpasangnya jaringan pipa induk secara menyeluruh menuju IPAL. Kondisi saat ini masyarakat masih menggunakan sistem onsite yaitu dengan penyediaan septic tank. Namun demikian potensi penambahan sambungan rumah masih sangat tinggi, baik dari warga yang dilalui pipa jaringan induk maupun yang tidak dilalui jaringan pipa induk. Cakupan rumah tangga yang terlayani sistem offsite terletak di Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara dengan kapasitas ideal 600 SR (s.d tahun 2019). Potensi penambahan Sambungan Rumah terletak di 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Tegal Gundil, Kelurahan Bantarjati dan Kelurahan Tanah Baru. Pengelolaan air limbah domestik sistem offsite tersebut merupakan salah satu upaya pengendalian kualitas badan air dan tanah.
35
Akhir RPJMD Target (%)
87,5 Sangat Baik
Upaya yang akan dilakukan dalam rangka peningkatan cakupan rumah tangga yang terlayani sistem offsite adalah optimalisasi IPAL, penambahan jaringan pipa induk, serta peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pengelolaan air limbah yang layak melalui sosialisasi. Cakupan rumah tangga dengan pengelolaan air limbah yang layak dari target sebesar 4,05% hanya dapat direalisasikan sebesar 3,8%, sementara cakupan rumah tangga yang terlayani sistem intermediate (KK) dari target 7.700 KK dapat direalisasikan sebanyak 7.220 KK. Hal ini dicapai melalui pelayanan sistem intermediate kepada 1.850 KK selama tahun 2016 dengan rincian 500 KK bersumber dari dana APBD Kota Bogor, 142 KK bersumber dari dana APBN, dan 1.208 KK bersumber dari dana APBD Provinsi Jawa Barat. Cakupan rumah tangga yang terlayani sistem intermediate sampai dengan tahun 2015 telah mencapai 5.370 KK, sehingga sampai dengan tahun 2016 total mencapai 7.220 KK.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 6 : Berkurangnya kawasan permukiman kumuh Sasaran 6 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Jumlah kawasan kumuh (titik)
2.
Persentase Rumah Sehat (%)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
40
33
117,50
37
21
143,24
28
125
80,25
79,08
98,54
81
80,6
99,51
82,5
97,70
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Kawasan kumuh pada tahun 2015 berjumlah 33 titik. Pada tahun 2016 dapat ditangani sebanyak 12 titik sehingga sampai dengan akhir tahun 2016 kawasan kumuh berjumlah 21 titik. Adapun 12 titik yang ditangani pada tahun 2016 meliputi penanganan kawasan kumuh di sebagian Kelurahan Bojongkerta, Mulyaharja, Muarasari, Kertamaya, Pasir Jaya, Gunung Batu, Babakan Pasar, Paledang, Panaragan, Sempur, Kedung Jaya, dan Menteng.
Akhir RPJMD Target (%)
Sangat Baik
Indikator persentase Rumah Sehat ditargetkan sebesar 81% dan realisasinya belum mencapai target yaitu sebesar 80,6%. Hal ini dikarenakan beberapa kriteria yang termasuk rumah sehat masih belum memenuhi syarat yaitu rumah yang sudah memiliki jamban tapi tidak memenuhi syarat, luas rumah dibandingkan dengan penghuni belum memenuhi syarat.
Sasaran 7 : Tersedianya pelayanan air minum yang memadai Sasaran 7 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah rumah tangga berakses air minum bersih (non PDAM) *intervensi per tahun) (SR)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1.340
1.100
82,09
1.840
2.679
145,60
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Jumlah rumah tangga berakses air minum bersih (non PDAM), dari target sebanyak 1.840 SR hanya dapat dipenuhi sebanyak 2.679 SR. Pencapaian ini didapat
Akhir RPJMD Target (%) 3.340
80,21
92,5 Sangat Baik
dari kondisi eksisting tahun sebelumnya sebanyak 1.100 SR ditambah pelaksanaan Pembangunan Sarana Infrastruktur Air Minum Non PDAM sebanyak 1579 SR.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
36
Sasaran 8 :
Meningkatnya jumlah dan kualitas taman-taman kota sebagai ruang publik yang sehat, asri, aman dan ramah pengguna
Sasaran 8 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Sampai dengan Tahun 2016 Pemerintah Kota Bogor telah membangun 21 taman Kota yang dilengkapi fasilitas bermain anak dan ramah lansia serta 33 lapangan bermain. Hal tersebut merupakan upaya Pemerintah Kota Bogor dalam menyediakan fasilitas yang dapat dinikmati kalangan masyarakat tanpa adanya diskriminasi. Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Jumlah taman kota yang dilengkapi dengan fasilitas yang ramah lansia
17
17
100
19
21
110,53
25
84
2.
Jumlah lapangan bermain
29
29
100
31
33
106,45
37
89,19
3.
Jumlah taman kota yang dilengkapi dengan fasilitas bermain anak
17
17
100
19
21
110,53
25
84
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Pada tahun 2016, telah dibangun 4 taman tematik dan taman-taman yang mampu mengakomodir kreatifitas pemuda dan anak-anak, serta tetap ramah bagi lansia dan penyandang disabilitas.
Sasaran 9 :
Sangat Baik
Empat Taman tersebut adalah Taman Matematika dan Taman Calincing di Kelurahan Tegal Gundil, Taman Sempur dan Taman Kaulinan di Kelurahan Sempur.
Terpenuhinya kebutuhan kelompok berkebutuhan khusus di ruang publik
Sasaran 9 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah ruang publik yang memiliki fasilitas difabel
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
2
2
100
4
4
100
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Jumlah ruang publik yang memiliki fasilitas difabel dapat terealisasi sebanyak 2 taman sehingga sampai dengan tahun 2016 terdapat 4 Taman. Konsep taman ini adalah taman yang dilengkapi dengan fasilitas lampu taman,
37
Akhir RPJMD Target (%) 10
40
92,5 Sangat Baik
tempat sampah juga fasilitas untuk penyandang difabel (khusus kursi roda). Taman yang mengakomodir penyandang difabel ini adalah Taman Sempur dan Taman Calincing.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 10 :
Tertangani dan Terfasilitasinya Kelompok Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Sasaran 10 memiliki capaian dengan kategori “Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Rumah Tangga Sangat Miskin(RTSM)/KSM Eks Peserta Program Keluarga Harapan (PKH)
160
480
300
160
480
300
9.744
102,23
2.
Jumlah Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) yang ditangani
90
75
83,33
97
150
154,64
562
53,38
3.
Persentase korban bencana yang mendapat bantuan (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
4.
Jumlah jenis PMKS yang ditangani
20
24
120
21
17
80,95
24
5.
Persentase PMKS yang ditangani (%)
55
45,15
82,09
57
44,4
77,89
63
70,48
6.
Peningkatan kualitas hidup bagi lansia
170
75
44,12
170
42
24,71
900
18,56
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Indikator Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) / KSM Eks Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) terealisasi sebesar 480 KK dari 160 KK yang ditargetkan. Dari 480 RTSM Peserta Program Keluarga Harapan yang diberikan pembinaan, pada tahun 2016 terdapat 3 RTSM yang sudah keluar dari kemiskinan (graduasi). Pencapaian realisasi tersebut merupakan pelaksanaan dari Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Lainnya dengan kegiatan Pembinaan Keluarga Sangat Miskin (KSM) dan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pembinaan dan pemberian motivasi kepada KSM yang ada di setiap kecamatan di Kota Bogor dengan tujuan untuk meningkatkan akses
70,83
76,66 Baik
dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi peserta Program Keluarga Harapan. Penanganan kemiskinan selain dari kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) yang didanai oleh APBD Kota Bogor juga berasal dari Kementerian Sosial (APBN) yang dikenal sebagai program Conditional Cash Transfer (CCT) atau Bantuan Tunai Bersyarat. Persyaratan tersebut dapat berupa kehadiran di fasilitas pendidikan (misalnya bagi anak usia sekolah) ataupun kehadiran di fasilitas kesehatan (misalnya bagi anak balita atau bagi ibu hamil). Prosedur pemberian Bantuan Tunai Bersyarat yaitu melalui Kantor Pos ke rekening masing-masing RTSM / KSM. Adapun jumlah RTSM / KSM yang telah mendapatkan bantuan dari Tahap I s/d IV adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
38
Tahap
Jumlah RTSM
Lokasi
Jumlah Anggaran (Rp)
I
8.755
6 Kec.
7.269.130.000,-
II
8.721
6 Kec.
2.946.956.250,-
III
8.702
6 Kec.
2.946.956.250,-
IV
9.823
6 Kec.
3.653.412.500,-
Indikator Jumlah Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) yang ditangani dapat terealisasi sebanyak 150 orang dari 97 orang yang ditargetkan. Pencapaian ini merupakan hasil dari pelaksanaan Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya dengan kegiatan Pembinaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE). Bentuk penanganan WRSE pada kegiatan ini yaitu berupa pemberian pelatihan tata boga bagi 50 dari 150 orang WRSE yang sudah terverifikasi serta pemberian bantuan modal usaha seperti oven, kompor gas, mixer dan peralatan masak lainnya diberikan kepada 150 orang WRSE, yang pada umumnya dipergunakan untuk berjualan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup WRSE. Indikator Persentase korban bencana yang mendapat bantuan dapat terealisasi sebesar 100%. Realisasi tersebut merupakan pelaksanaan kegiatan Penyelenggaraan Perlindungan Sosial. Pada tahun 2016 telah diberikan bantuan natura bagi 4.525 jiwa dari 297 kejadian bencana. Selama tahun 2016 jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani sebanyak 17 jenis dari total 26 jenis yang tertera di dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial. Beradasarkan hasil pendataan, total jumlah PMKS pada
39
tahun 2016 sebanyak 35.712 orang. Namun yang telah mendapat penanganan sebanyak 15.857 orang, atau 44,4% dari total jumlah PMKS di Kota Bogor. Penanganan yang dilakukan melalui assesment, pembinaan, bimbingan keagamaan, pemberian motivasi, dan pelatihan keterampilan. Adapun rincian jumlah PMKS yang ditangani selama tahun 2016 adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jenis PMKS Anak Jalanan Orang Terlantar Gelandangan Pengemis Korban Bencana Lanjut Usia Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) RTSM / KSM Eks Program PKH Penyandang Cacat / Disabilitas HIV / AIDS Korban tindak kekerasan Kelompok Minoritas Tuna Susila (WTS) Anak Terlantar Korban NAPZA Anak Putus Sekolah Anak Nakal Total
Jumlah 619 188 15 136 4525 42 150 9823 63 25 22 30 110 100 5 2 2 15857
Indikator Peningkatan kualitas hidup bagi lansia hanya dapat terealisasi sebesar 42 dari 170 yang ditargetkan. Realisasi tersebut merupakan hasil dari pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Lanjut Usia. Pada tahun 2016 jumlah lansia yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan ini sebanyak 100 orang, namun setelah dilakukan verifikasi dan validasi lebih lanjut yang memenuhi kriteria hanya sebanyak 42 orang. Adapun kriteria yang ditetapkan untuk mengikuti kegiatan ini adalah (1) lanjut usia potensial, (2) masih tergolong usia produktif, (3) sehat jasmani dan rohani, dan (4) memiliki usaha.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 11 : Meningkatnya kesejahteraan keluarga dan kualitas hidup warga miskin Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Persentase KK miskin (%)
8,3
4,5
145,78
8,19
7,29
110,99
7,86
107,25
2.
Jumlah perempuan kepala keluarga yang dibina
170
100
58,82
270
100
37,04
420
23,81
3.
Jumlah perbaikan rumah tidak layak huni (unit)
272
1719
631
340
0
0
544
315,99
49,16
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Persentase KK miskin pada tahun 2016 mencapai 7,29%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi persentase KK miskin di wilayah Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan yang mencapai 8,95%. Jumlah perempuan kepala keluarga yang dibina oleh Pemerintah Kota Bogor pada tahun 2016 sebanyak 100 Orang. Pembinaan dilakukan melalui pelatihan menjahit dan pelatihan tata boga. Jumlah Permohonan perbaikan rumah tidak layak huni (unit) pada Tahun 2016 dari ± 2.549 unit yang diajukan untuk dibantu dalam perbaikannya tidak dapat direalisasikan. Hal ini terkait dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Sasaran 12 :
Kurang
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 15 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang menyatakan bahwa penerima bantuan sosial meliputi individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum dan Lembaga Non Pemerintahan yang membidangi pendidikan, keagamaan, sosial dan bidang lain. Sedangkan pengajuan bantuan berasal dari kelompok masyarakat yang tidak memenuhi kriteria di atas.
Terwujudnya perlindungan perempuan dan anak terhadap tindak kekerasan
Sasaran 12 memiliki capaian dengan kategori “Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Persentase kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang ditangani dan terselesaikan (%)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
67
63
94,03
69
78,94
114,41
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Akhir RPJMD Target (%) 75
105,25
40
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
2. Persentase pendampingan kasus kekerasan terhadap anak tindak kekerasan (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
3. Jumlah pekerja anak
100
25
25
100
25
25
100
25
Indikator Kinerja
70,83
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Persentase kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang ditangani dan terselesaikan memiliki realisasi sebesar 78,94%. Selama tahun 2016 Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) telah menangani sebanyak 94 kasus kekerasan. Dari jumlah kasus tersebut, 75 kasus telah diselesaikan sedangkan 19 kasus sisanya sedang dalam proses penyelesaian. Persentase pendampingan kasus kekerasan terhadap anak tindak kekerasan dapat mencapai 100% dari yang ditargetkan. Kasus kekerasan yang terjadi pada anak selama tahun 2016 sebanyak 20 kasus yang seluruhnya mendapat pendampingan baik secara psikologis maupun pendampingan secara hukum. Adapaun kasus kekerasan adalah sebagai berikut : 1. KDRT sebanyak 6 Kasus; 2. Pelecehan Seksual anak sebanyak 3 Kasus; 3. Kekerasan terhadap anak nakal sebanyak 2 Kasus;
Sasaran 13 :
Akhir RPJMD Target (%)
Baik
4. Kekerasan terhadap anak putus sekolah sebanyak 2 Kasus; 5. Kekerasan terhadap anak/bayi terlantar sebayak 5 Kasus; 6. Kekerasan terhadap ekspsikotik sebanyak 1 Kasus; 7. Kekerasan terhadap anak adopsi sebayak 1 Kasus. Indikator Jumlah pekerja anak dapat terealisasi 25 dari 100 yang ditargetkan. Realisasi ini merupakan hasil dari pelaksanaan program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan dengan kegiatan Perlindungan Tenaga Kerja Anak Terpaksa Bekerja pada tahun 2016 telah dilaksanakan pendataan jumlah pekerja anak dilokasi Kelurahan cikaret dengan jumlah 25 anak. Pembinaan dilakukan melalui pendidikan agama (Pesantren Annuraniah) yang bertujuan untuk merubah pola pikir anak selama 1 bulan setelah itu baru anak-anak tersebut dikembalikan ke dunia pendidikan.
Meningkatnya kegiatan perekonomian dan aksesibilitas masyarakat terhadap lapangan pekerjaan yang produktif
Sasaran 13 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Dalam rangka meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat Pemerintah Kota Bogor melaksanakan Indikator dibawah ini. Indikator Kinerja
41
1.
Jumlah UMKM yang produktif
2.
Jumlah IKM yang
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
10.852
11.222
103,41
10.877
11.257
103,49
11.002
102,32
775
775
100
850
850
100
1.075
79,07
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
produktif 3.
Jumlah SIUP
1.500
1.397
93,13
1.500
1.275
85
7.500
35,63
4.
Jumlah TDP
1.700
1.359
79,94
1.700
1.398
82,24
8.500
32,44
5.
Jumlah penyerapan tenaga kerja
1.347
2.033
150,93
1.387
1.309
94,38
1.514
86,46
6.
Persentase pencari kerja yang dilatih di BLK yang terserap di pasar kerja (%)
27
42
155,56
27
30,77
113,96
29
106,10
90,00
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Jumlah UMKM yang produktif memiliki Capaian sebesar 103,49%. Pencapaian ini diperoleh melalui upaya Pemerintah Kota Bogor dalam memberikan bimbingan teknis kewirausahaan bagi UMKM yang bertujuan meningkatkan kualitas kinerja dan daya saing produk UMKM. Pada Tahun 2016 terjadi pertumbuhan sebesar 35 UMKM yang produktif di Kota Bogor. Jumlah IKM yang produktif dapat terealisasi sebanyak 850 unit dari 850 unit yang ditargetkan. Capaian tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 75 unit dari tahun sebelumnya. Kategori IKM yang produktif adalah IKM yang sudah memiliki legalitas untuk melakukan aktivitas di bidang industri dan perdagangan serta kegiatan usahanya masih berlangsung hingga tahun 2016. Pencapaian ini merupakan pelaksanaan dari Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, dengan kegiatan Pelatihan Manajemen dan Desain Kemasan, Peningkatan Daya Saing Produk Bagi IKM, Pengawasan, Monitoring dan Pemetaan IKM, Pelatihan SNI, serta Kajian Link and Match Industri Perdagangan dengan Institusi Pendidikan. Jumlah SIUP di Kota Bogor memiliki realisasi sebanyak 1.275 SIUP dan jumlah TDP sebanyak 1.398 TDP. Pencapaian ini diperoleh melalui Pelaksanaan survey lapangan dan
Sangat Baik
pembahasan terhadap permohonan perizinan, Koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian dan Lembaga yang mengatur beberapa regulasi perizinan dalam lingkup perizinan perekonomian, sinkronisasi dan harmonisasi pelayanan izin yang kewenangan yang dilimpahkan sebagai amanat Peraturan Walikota Nomor 11 Tahun 2015 tentang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN). Selama tahun 2016 jumlah permohonan SIUP yang diterima oleh Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal sebanyak 1.377 berkas. Dari jumlah tersebut yang SIUP yang diterbitkan sebanyak 1.275 SIUP, sedangkan 90 berkas ditolak dan 12 berkas masih dalam proses. Sedangkan permohonan TDP yang diterima sebanyak 1.504, dan yang diterbitkan sebanyak 1.398 TDP, sedangkan 94 berkas ditolak dan 12 berkas masih dalam proses. Jumlah penyerapan tenaga kerja dapat terealisasi sebesar 1.309 orang, yang merupakan hasil dari beberapa kegiatan seperti pelatihan, bursa kerja, dan pendataan. Realisasi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2015 yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2.033 orang. Adapun rincian jenis kegiatan beserta jumlah penyerapan tenaga kerja adalah sebagai berikut: 1. Pelatihan BLK (APBD) sebanyak 30 orang;
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
42
2. Pelatihan BLK (APBN) sebanyak 98 orang; 3. Pelatihan KK Miskin sebanyak 20 orang; 4. Pelatihan Life Skill sebanyak 25 orang; 5. Pelatihan pemagangan di perusahaan sebanyak 3 orang; 6. Pemberian Kerja Sementara (PKS) sebanyak 212 orang; 7. Bursa Kerja Expo (APBD) sebanyak 66 orang; 8. Tenaga Kerja Mandiri (APBN) sebanyak 160 orang; 9. Padat Karya Produktif (APBN) sebanyak 88 orang; 10. Padat Karya Infrastruktur (APBN) sebanyak 63 orang;
Sasaran 14 :
11. Hasil pelaporan dari perusahaan sebanyak 544 orang. Persentase pencari kerja yang dilatih di BLK yang terserap di pasar kerja dapat terealisasi sebesar 30,77% dari target sebesar 27%. Pada tahun 2016 total pencari kerja yang dilatih di BLK sebanyak 416 orang, yang diberikan berbagai macam pelatihan seperti teknik otomotif, teknik komputer, teknik las, menjahit, tata kecantikan, tata boga, dan perhotelan. Dari total peserta tersebut, yang telah berhasil terserap di pasar kerja baru sebanyak 128 orang.
Meningkatnya jiwa kewirausahaan dan iklim yang kondusif untuk berkreasi dan berusaha di masyarakat
Sasaran 14 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1.
Sentra IKM
-
-
-
1
0
0
5
0
2.
Jumlah IKM yang menerapkan Teknologi
5
5
100
5
5
100
37
59,46
3.
Jumlah produk yang tersertifikasi yang dihasilkan UMKM: Halal
100
130
130
100
100
100
1.090
75,23
Haki
50
50
100
50
50
100
450
66,67
Ekonomi
2
3
150
2
3
150
20
80
perdagangan
4
5
125
4
4
100
41
73,17
perindustrian
4
4
100
4
4
100
35
65,71
koperasi
5
5
100
5
7
140
69
57,97
pertanian
10
10
100
20
10
50
50
20
4.
Jumlah promosi yang dilakukan:
5.
Jumlah kemitraan dan kerjasama UMKM
5
5
100
7
7
100
13
53,85
6.
Jumlah koperasi aktif
386
395
102,33
471
471
100
726
64,86
7.
Jumlah Lembaga Keuangan Mikro yang menjadi Lembaga Keuangan Mikro berbadan hukum
27
27
100
27
22
81,48
0
∞
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
43
Akhir RPJMD Target (%)
80,42 Baik
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Jumlah IKM yang menerapkan teknologi pada tahun 2016 mempunyai target 5 IKM dengan realisasi 5 IKM. Realisasi tersebut berdasarkan IKM terbina yang pada tahun 2016 sudah menggunakan teknologi tepat guna untuk proses produksi sehingga bisa menghasilkan produk yang efisien dan efektif juga dapat meningkatkan kapasitas produksi. Jumlah sertifikat yang dimiliki oleh UMKM bagi produk yang dihasilkan sebanyak 100 memiliki sertifikat halal dan 50 memiliki sertifikat HaKI. Promosi bidang ekonomi telah dilaksanakan sebanyak 4 kali promosi yang dilaksanakan baik di tingkat Kota, Provinsi maupun Nasional. Promosi dilakukan dengan mengenalkan produkproduk kerajinan unggulan dari pengrajin yang dibina oleh Pemerintah Kota Bogor melalui Dekranasda Kota Bogor. Adapun pelaksanaan promosi tersebut antara lain: 1. Jabar Intrade Expo 2016 di Bandung pada bulan Mei 2016; 2. Bogor 3rd Fashion and Food Festival di Botani Square pada bulan Mei dan Juni 2016; 3. Indonesia Fashion and Craft 2016 di Jakarta bulan September 2016; 4. Indonesia Craft di Jakarta pada Bulan Desember 2016. Promosi bidang perdagangan telah dilaksanakan sebanyak 4 kali pameran di tingkat Nasional dan Internasional sebagai berikut: 1. Pameran INACRAFT di Jakarta; 2. Banjarmasin Tourism Trade Investment Expo 2016 di Banjarmasin; 3. Vietnam International Home Décor and Gift Fair 2016 (Lifestyle Vietnam 2016); 4. The 3rd BIMP EAGA and IMT GT (Brunei Indonesia Malaysia Philipina East ASEAN Growth Area and Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle) Trade Expo 2016.
Promosi di bidang perindustrian telah dilaksanakan sebanyak 4 kali pada pameran-pameran sebagai berikut: 1. Gelar Teknologi pada tanggal 12 s.d. 15 Mei 2016 di Pontianak Convention Center; 2. Gelar teknologi produk kreatif dan inovasi unggulan daerah pada tanggal 22 s.d. 25 September 2015 di Grand City Convex Surabaya; 3. Pameran Gelar Produk Halal IKM pada tanggal 2 s.d. 4 Juni 2016 di Giant Taman Yasmin; 4. Pameran Jabar Unggul 2016 pada tanggal 28 s.d. 29 Mei 2016 di Cihampelas Walk Bandung. Promosi bidang koperasi promosi koperasi telah dilakukan sebanyak 7 kali baik di tingkat regional maupun nasional yaitu dengan mempromosikan produkproduk unggulan koperasi diantaranya produk makanan olahan dan hasil daur ulang. Hasil dari promosi produk unggulan koperasi ini memperluas akses pasar baik di tingkat regional maupun nasional. Promosi bidang pertanian dilaksanakan sebanyak 10 kali. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pemasaran produk pertanian, peternakan dan perikanan dilaksanakan berbagai macam promosi dengan cara mengikuti berbagai macam pameran baik dalam kota maupun luar Kota Bogor. Pameran yang dikuti yaitu: 1. Pameran Produk Perikanan di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan tanggal 3 sampai dengan 4 Maret 2016; 2. Pameran dalam rangka Hari Krida Pertanian di Desa Wadas Kampung Budaya Teluk Jambe Karawang tanggal 1 sampai dengan 5 Juni 2016; 3. Pameran dalam rangka Bazar Produk Pertanian di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan tanggal 2 sampai dengan 3 Juni 2016;
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
44
4. Pameran dalam rangka Hari Jadi Kota Bogor di Plaza Balaikota Bogor Bulan Juni 2016; 5. Bazar Ramadhan di BKPP Wilayah IB Bogor tanggal 23 sampai dengan 24 Juni 2016; 6. Pameran dalam rangka kontes Ikan Hias di Raiser Cibinong tanggal 19 sampai dengan 20 Agustus 216; 7. Pameran dalam rangka Hari Pangan sedunia tingkat Provinsi Jawa Barat tanggal Pelabuhan Ratu tanggal 19 sampai dengan 21 Oktober 2016; 8. Pameran dalam rangka hari pangan sedunia tingkat Nasional di Boyolali tanggal 27 sampai dengan 30 Oktober 2016; 9. Pameran dalam rangka gemar ikan di Plaza Balaikota Bogor tanggal 19 November 2016; 10. Pameran dalam rangka Fruits Indonesia 2016 di Kampus IPB Baranang Siang tanggal 10 sampai dengan 11 Desember 2016. Jumlah kemitraan dan kerjasama UMKM pada tahun 2016 dapat direalisasikan sesuai target yaitu sebanyak
Sasaran 15 :
2 kemitraan bersama pelaku usaha besar dari hasil pertemuan Usaha yang difasilitasi Pemerintah Kota Bogor yaitu dengan Bogor Permai Bakery & Restaurant sebanyak 23 UMKM, dan dengan Jogya Junction sebanyak 1 UKM sebagai tenant di Raffles Foodlife. Jumlah koperasi aktif yang ada di Kota Bogor sebanyak 471 koperasi hal ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 76 koperasi aktif hasil dari monitoring dan evaluasi koperasi. Jumlah Lembaga Keuangan Mikro yang menjadi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) berbadan hukum pada tahun 2016 memiliki capaian sebesar 81,48%. Hal ini dikarenakan belum siapnya SDM pengurus LKM untuk berubah menjadi Badan Hukum Koperasi, tidak tersedianya deposito bagi LKM sebesar Rp. 15.000.000 untuk memenuhi persyaratan unit simpan pinjam sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Berkembangnya agribisnis perkotaan
Sasaran 15 memiliki capaian dengan kategori “ Sangat Baik”. Berkembangnya agribisnis perkotaan memiliki pencapaian rata-rata sebesar 86,50% hal ini dapat dilihat dari pencapaian indikator di bawah ini. Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Produksi Tanaman Hias (Tangkai/Pot)
564.000
840.257
148,98
573.000
520.130
90,77
597.000
87,12
2.
Produksi Ikan Hias (Ekor)
16.000.000
15.252.000
95,33
17.000.000
18.856.000
110,92
20.000.000
94,28
3.
Jumlah hewan yang dipotong di RPH (Ekor)
460.080
385.450
83,78
550.800
447.749
81,29
822.960
54,41
4.
Jumlah produk olahan pertanian binaan
32
32
100
45
45
100
84
53,57
5.
Produk hasil pertanian binaan yang dipasarkan
63
43
68,25
77
59
76,62
119
49,58
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
45
86,50 Sangat Baik
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Produksi tanaman hias sebanyak 520.310 tangkai/pot dengan tingkat capaian kinerja sebesar 90,80% dari target 573.000 tangkai/pot. Ketidaktercapaian target tersebut diantaranya disebabkan oleh alih fungsi lahan serta menurunnya produksi beberapa jenis tanaman hias karena perubahan preferensi konsumen. Akan tetapi produksi tanaman hias di Kota Bogor masih potensial untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan, dalam menunjang pencapaian kinerja tersebut diantaranya dilakukan melalui kegiatan intensifikasi pertanian tanaman pangan dan Hortikultura. Jumlah Produksi Ikan Hias sebesar 18.856.000 ekor dengan capaian indikator kinerja sebesar 110,92% dari target produksi 17.000.000 ekor. Kegiatan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Perikanan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menunjang peningkatan produksi ikan hias di Kota Bogor guna mencapai target produksi
yang diharapkan. Untuk mencapai hal tersebut dilaksanakan melalui pelatihan budidaya perikanan kepada kelompok pembudidaya ikan hias, sehingga kelompok bisa memenuhi kebutuhan pakannya sendiri, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah produksi ikan hias. Jumlah hewan yang dipotong di RPH (Rumah Potong Hewan) ditargetkan pada tahun 2016 sebanyak 550.800 ekor, tercapai sebanyak 447.749 dengan tingkat
kinerja sasaran sebesar 81,29%. Ketidaktercapaian target pemotongan tersebut disebabkan masih banyaknya masyarakat yang masih melakukan pemotongan sendiri dan masih belum optimalnya sosialisasi untuk pemotongan kambing/domba di RPH Kota Bogor, serta dipengaruhi oleh tingginya harga ayam hidup yang mengakibatkan penurunan jumlah pemotongan ayam oleh para pemotong di RPH. Akan tetapi untuk realisasi pemotongan Sapi di RPH (14.656 ekor) melampaui target yang ditetapkan (9.360 ekor). Meskipun tingkat realisasi hewan yang dipotong di RPH tidak mencapai target yang direncanakan tetapi pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan oleh RPH Kota Bogor (Rp. 609.555.700,00) melampaui target yang telah ditetapkan (Rp. 496.530.000,00). Rumah Potong Hewan Kota Bogor telah memiliki Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ISO 9001 : 2008, dengan demikian setiap produk daging yang dihasilkan di RPH Dinas Pertanian Kota Bogor telah terjamin keamanan dan kehalalannya.
Jumlah produk olahan pertanian binaan terealisasi sebesar 45 produk dengan capaian indikator kinerja sebesar 100% dari target yang telah direncanakan. Untuk menunjang pencapaian target produk olahan pertanian binaan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya Pengembangan Usaha
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
46 Alat Perebah Sapi
Pengolahan Hasil dan Pemasaran Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pengembangan Produk Halal Asal Hewan, Optimalisasi Produk Olahan dan Mutu Hasil Perikanan. Produk Hasil Pertanian Binaan yang dipasarkan pada tahun 2016 ditargetkan 77 produk/komoditas dan terealisasi sebanyak 59 produk/komoditas dengan capaian indikator kinerja sebesar 76,62%. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan belum optimalnya upaya pemerintah dalam memasarkan produkproduk hasil dan olahan hasil pertanian, peternakan dan perikanan, serta masih
Sasaran 16 :
perlunya upaya-upaya peningkatan kualitas produk yang dipasarkan. Untuk menunjang pencapaian kinerja tersebut dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu Pengembangan Usaha Pengolahan Hasil dan Pemasaran Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, Optimalisasi Produk Olahan dan Mutu Hasil Perikanan, Jaringan pemasaran Produk Perikanan dan Penguatan Kelembagaan Kelompok Perikanan, Peningkatan Daya Saing Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.
Terjaminnya kualitas dan kebutuhan pangan masyarakat
Dalam rangka menjamin kualitas dan kebutuhan pangan masyarakat Pemerintah Kota Bogor mendorong konsumsi pangan masyarakat yang ideal. Upaya pemerintah Kota Bogor tersebut dapat dilihat pada pencapaian indikator kinerja di bawah ini. Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1.
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
85,5
82,6
96,61
88,4
82,6
93,44
100
82,60
2.
Stabilitas harga dan pasokan pangan (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
3.
Persentase tingkat pemantauan dan pengendalian inflasi daerah
100
100
100
100
100
100
100
100
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) memiliki capaian sebesar 82,6 dari Skor ideal 100. Namun bila dibandingkan dengan skor PPH Nasional realisasi Kota Bogor lebih tinggi 0,4 poin. Beberapa penyebab tidak tercapainya skor PPH antara lain menurunnya daya beli masyarakat dan pola konsumsi pangan yang belum beragam. Dalam meningkatkan Skor PPH Pemerintah Kota Bogor berupaya melalui penanganan daerah rawan pangan, peningkatan Dewan Ketahanan Pangan, memfasilitasi pengembangan kawasan rumah pangan lestari, peningkatan kualitas konsumsi
47
Akhir RPJMD Target (%)
92,5 Sangat Baik
pangan, peningkatan mutu dan keamanan pangan olahan, dan analisa neraca bahan makanan. Stabilitas harga pangan dan pasokan pangan terealisasi sesuai target. Dalam rangka menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan, Pemerintah Kota Bogor melakukan operasi pasar ketika fluktuasi harga komoditi pangan sudah melampaui batas kewajaran dan melaksanakan pengembangan cadangan pangan masyarakat. Persentase tingkat pemantauan dan pengendalian inflasi daerah terealisasi
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
sesuai dengan target. Pemantauan dilakukan melalui pembentukan Tim Pemantau Inflasi Daerah yang didalamnya terdapat unsur Pemerintah Daerah, Kepolisian dan Himpunan Wiraswasta
Minyak dan Gas Kota Bogor serta peninjauan langsung ke lapangan. Dari hasil tersebut diperoleh nilai inflasi Kota Bogor tahun 2016 sebesar 3,6%.
Misi 3 • Menjadikan Bogor Kota yang Berwawasan Lingkungan Pada misi 3 terdapat 18 Sasaran dengan 39 indikator sehingga dapat diperoleh pencapaian sebagai berikut. Pencapaian Indikator-Indikator pada misi 3
34
35 30 25 7 IK, 18%
20
21 IK, 54%
11 IK, 28%
15
2
0
Baik
Cukup
10 5
Tidak Mencapai Target
0
Tercapai
Sangat Baik
Tercapai dan Melebihi Target
Sasaran 1 :
3
Kurang
Tersusunnya kebijakan penataan ruang yang berwawasan lingkungan
Sasaran 1 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Peninjauan Ulang RTRW Kota Bogor 2011-2031 (Dokumen)
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
-
-
-
Target
Realisasi
Capaian (%)
1
1
100
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Kondisi 2019
Capaian %
1
100
48
Indikator Kinerja 2.
Jumlah rencana umum, rencana detil dan rencana pengembangan kawasan yangdisusun (RDTR/ RTBL)
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
6
1
16,67
6
6
100
Kondisi 2019
Capaian %
36
36,11%
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Peninjauan ulang RTRW Kota Bogor 2011-2031 pada tahun 2016 telah dilaksanakan dengan menghasilkan 1 dokumen. Realisasi tersebut didapatkan melalui pelaksanaan evaluasi RTRW yang selanjutnya dijadikan sebagai dasar revisi Perda RTRW pada tahun 2017. Pada tahun 2015 telah disusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di wilayah Tanah Baru (Terminal) - frontage terminal R2 dan kawasan jalan R3 segmen villa duta parung banteng. Kemudian pada tahun 2016 telah dilaksanakan penyusunan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) sebanyak 5 dokumen sebagai berikut:
Sasaran 2 :
1. Dokumen RDTR Zonasi WP A; 2. Dokumen RDTR Zonasi WP B; 3. Dokumen RDTR Zonasi WP C; 4. Dokumen RDTR Zonasi WP D; 5. Dokumen RDTR Zonasi WP E;
dan
Peraturan
dan
Peraturan
dan
Peraturan
dan
Peraturan
dan
Peraturan
Sehingga sampai dengan tahun 2016 rencana umum, rencana detail dan rencana pengembangan kawasan yang disusun mencapai 6 dokumen.
Meningkatnya implementasi rencana tata ruang dan kendali terhadap pemanfaatan ruang
Sasaran 2 memiliki capaian dengan kategori “Cukup” pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
49
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
2 kali / tahun
1
50
2 kali / tahun
Realisasi 0
Kondisi 2019
Capaian %
0
11
18,18
Capaian (%)
1.
Frekuensi pembinaan kepada masyarakat (per tahun)
2.
Jumlah regulasi penataan ruang (perda/perwali )
2
1
50
2
0
0
20
55
3.
Persentase tindak lanjut atas pengaduan pelanggaran
100
100
100
100
100
100
100
100
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
90
90
100
90
90
100
Kondisi 2019
Capaian %
90
100
tata ruang (%) 4.
Tingkat konsistensi pemanfaatan ruang (%)
Rata-rata Capaian Sasaran
60,00 Cukup
Frekuensi pembinaan kepada masyarakat pada tahun 2016 tidak terlaksana, dikarenakan pada tahun 2016 pembinaan lebih difokuskan kepada aparatur pemerintah dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan perizinan dan pengawasan bangunan gedung yang sebagian kewenangannya telah dilimpahkan ke kecamatan melalui program PATEN. Pembinaan yang dilakukan yaitu pelaksanaan Bimbingan Teknik Pengawasan dan Pengendalian kepada aparatur Kecamatan dan Kelurahan, unsur Satpol PP, unsur BPPTPM, dan unsur pengawas dari Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman dengan tujuan meningkatkan kompetensi aparat dalam bidang teknis penyelenggaraan bangunan gedung. Pada tahun 2016 penyusunan regulasi tentang penataan ruang tidak terealisasi, dikarenakan adanya evaluasi Perda Tata Ruang Kota Bogor berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. Persentase tindak lanjut atas pengaduan pelanggaran tata ruang pada tahun 2016 mencapai 100%. Realisasi ini diperoleh dari hasil tindak lanjut pengaduan masyarakat sesuai SPM di 6 Kecamatan melalui kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Wilayah I, II, dan III dengan rincian sebagai berikut :
1. Pengaduan masyarakat terhadap penyelenggaraan bangunan di wilayah Kecamatan Bogor Utara dan Kecamatan Tanah Sareal (Wilayah I) selama tahun 2016 sebanyak 10 pengaduan. 2. Pengaduan masyarakat terhadap penyelenggaraan bangunan di wilayah Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Selatan (Wilayah II) selama tahun 2016 adalah sebanyak 6 pengaduan. 3. Pengaduan masyarakat terhadap penyelenggaraan bangunan di wilayah Kecamatan Bogor Tengah dan Kecamatan Bogor Barat (Wilayah III) selama tahun 2016 adalah sebanyak 7 pengaduan. Seluruh pengaduan masyarakat tersebut di atas, sudah ditindaklanjuti sesuai SPM dengan melaksanakan pengecekan lapangan, pemberian teguran apabila ditemukan adanya pelanggaran, dan/atau proses mediasi antara pihak pelapor dan terlapor apabila tidak ditemukan pelanggaran. Tingkat Konsistensi Pemanfaatan Ruang di Kota Bogor terealisasi sesuai dengan target. Upaya Pemerintah Kota Bogor dalam mencapai hal tersebut diantaranya melalui pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-2031.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
50
Sasaran 3 :
Meningkatnya luasan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
Sasaran 3 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Luas Ruang Terbuka Hijau (ha)
39,83
41,5
104,19
40,66
41,74
102,66
43,15
96,73
2.
Persentase luas Ruang Terbuka Hijau Kota dalam kondisi terpelihara (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Luas Ruang terbuka Hijau sampai dengan tahun 2016 memiliki luasan sebesar 417.396 m2 atau 41,74 Ha. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya terdapat peningkatan sebesar 2.175 m2. Adapun rincian jenis-jenis RTH yang terdapat di Kota Bogor sesuai
Uraian
Luasan RTH Luasan RTH (m2) 2015 (m2)
2016 (m2)
% Peningkatan
Taman dan Taman Sudut Jalur Hijau
76.489,54
78.663,54
0.01
198.053,77
198.053,77
-
Median Jalan
30.279,48
30.279,48
Pulau Jalan
8.585,61
8.585,61
Hutan Kota
13.000,00
13.000,00
Bantaran sungai
12.581,47
12.581,47
Lapangan
61.516,16
61.516,16
Kebun Pembibitan
4.818,04
4.818,04
752.585,00
752.585,00
area pemakaman
Persentase luas RTH dalam kondisi terpelihara dapat direalisasikan sebesar 100%, yang didapatkan melalui pemeliharaan rutin, penyulaman dan
51
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan RTH Perkotaan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, adalah sebagai berikut:
-
renovasi taman-taman yang mengalami kerusakan, serta penanaman pohon pelindung dan perbaikan blumbak yang mengalami kerusakan sehingga kualitasnya dapat dikembalikan ke kondisi semula.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Pelaksanaan upaya-upaya tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa taman-taman yang telah terbangun tetap terjaga kualitasnya dan pada akhirnya mendukung kualitas ruang terbuka hijau di Kota Bogor.
Pemangkasan dan Penebangan Pohon Rawan Tumbang (Sumber : DKP Kota Bogor, 2016)
Sasaran 4 :
Tertatanya Pedagang Kaki Lima serta pasar tradisional
Sasaran 4 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Persentase Pedagang Kaki Lima yang mendapatkan pembinaan (%)
100
67,88
67,88
100
100
100
100
100
2.
Jumlah review zoning Pedagang Kaki Lima terhadap 14 zona Pedagang Kaki Lima (%)
100
0
0
100
100
100
100
100
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Persentase Pedagang Kaki Lima yang mendapatkan pembinaan memiliki realisasi 100%. Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan informasi
mengenai Undang-Undang Penataan PKL serta fasilitasi kewirausahaan bagi PKL di zona PKL dengan tujuan untuk meningkatkan status dari PKL menjadi
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
52
UKM dengan cara memfasilitasi permodalan kepada Bank dan Non Bank. Jumlah review zoning Pedagang Kaki Lima terhadap 14 zona Pedagang Kaki Lima (%) terealisasi 100%. Salah satu hasil reviu tersebut menghasilkan
Sasaran 5 :
rekomendasi yang menyatakan bahwa PKL tidak dapat melakukan aktivitas perdagangan di sekitar sekolah/institusi pendidikan sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penataan Pedagang Kaki Lima.
Menurunnya tingkat pencemaran akibat aktivitas perkotaan
Pencapaian sasaran 5 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Adapun pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas limbah cair (%)
20
67,5
337,5
40
61
152,5
100
61
2.
Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas udara (%)
20
100
500
40
86
215
100
86
3.
Tingkat pemenuhan baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa (%)
20
97
485
40
100
250
100
100
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas limbah cair pada tahun 2016 memiliki capaian melebihi target namun dibandingkan dengan Tahun 2015 realisasi yang diperoleh pada tahun 2016 lebih sedikit yaitu sebesar 61% bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 67,5%, adanya penurunan sebesar 6,5%. hal hal ini dikarenakan dari 40 Perusahaan di Wilayah Kota Bogor yang dilakukan pemantauan 11 Perusahaan yang telah memenuhi baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. Selain itu dari 40 titik sarana sanitasi masyarakat yang dipantau baku mutu limbah cairnya didapatkan 38 titik pantau yang telah sesuai dengan baku mutu sedangkan 2 titik melebihi baku mutu limbah cair hal ini disebabkan 2 titik
53
pantau tersebut tidak terawat. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor Yaitu dengan menggiatkan kembali masyarakat untuk merawat kembali sanimas yang di lingkungannnya serta melakukan pengurasan dan penyedotan. Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas udara dapat terealisasi sebesar 86% dari target 40%. Namun bila dibandingkan dengan Tahun 2015 terdapat penurunan sebesar 14%. Hal ini dikarenakan dari 7 lokasi yang dijadikan lokasi pemantaaun, yaitu PT. Good Year, PT. Nutrifood Indonesia, PT. Unitex PT. Coast Redjo, PT. Boehrringer Ingelheim, PT. Astra Daihatsu dan PT. Tanah Sumber Makmur, setelah dilakukan pemantauan kembali di tahun 2016 terdapat 1 lokasi yang ternyata belum menuhi baku mutu udara sesuai dengan
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Energi Sumber Tidak Bergerak yaitu pada PT. Tanah Sumber Makmur. Parameter yang tidak terpenuhi yaitu Nitrogen Oksida (Nox) dan Karbon Monoksida (CO) menunjukkan angka melebihi Baku Mutu. Kondisi ini dikarenakan cerobong perusahaan tersebut tidak memenuhi ketentuan yang
berlaku (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2009 lampiran Ia) dan menggunakan bahan bakar solar. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor yaitu dengan melaksanakan pembinaan dan pengawasan lanjutan agar kondisi cerobong memenuhi ketentuan teknis dan menghasilkan pembakaran yang sempurna.
Kegiatan Sampling Baku Mutu Kualitas Limbah Cair dan Udara
Pada Tahun 2016 tingkat pemenuhan baku kerusakan tanah untuk biomassa terealisasi 100% dari target 40%. Relalisasi tersebut di peroleh melalui hasil pengujian untuk produksi biomassa di 15 lokasi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa. Adapun hasil dari pengujian tersebut digunakan untuk mengetahui informasi tentang kesuburan dan kerusakan tanah di Kota Bogor. Dari data hasil analisa kesuburan tanah seluruh titik sampling yang di lakukan pada berbagai
peruntukan tanah di kota bogor dikategorikan subur. Hasil analisa logam berat potensial yang dianalisis, memperlihatkan hasil dari seluruh titik sampling yang dilakukan nilainya rendah. Mengacu pada PP RI No. 150 Tahun 2000 tentang pengendalian kerusakan tanah untuk produksi biomassa, berbagai indikator dari parameter–parameter yang dianalisia masih pada ambang batas yang diperkenankan. Hasil analisis tanah di kota bogor dari berbagai kriteria masih digolongkan baik, belum mengalami kerusakan.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
54
Sasaran 6 :
Meningkatnya upaya pemulihan dan konservasi sumber daya alam
Sasaran 6 memiliki nilai capaian dengan kategori “Cukup”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: 2015
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
2016 Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Jumlah sumber mata air yang dilindungi (lokasi)
8
7
87,5
8
3
37,5
74
59,46
2.
Jumlah Situ/Danau/Kolam Retensi Berkondisi Baik
5
3
60
6
5
83,33
7
71,43
3.
Panjang Saluran Irigasi Berkondisi Baik (km)
11
42,54
386,75
11
8,54
77,64
11
77,64
Rata-rata Capaian Sasaran
60,83 Cukup
Sumber mata air yang dilindungi pada tahun 2016 hanya mencapai 3 dari 8 lokasi yang ditargetkan, yaitu 2 sumber
mata air di Kelurahan Cilendek Timur dan 1 sumber mata air di Kelurahan Sukaresmi.
Sumber Mata Air yang dilindungi Pada tahun 2016 jumlah Situ/Danau/Kolam retensi yang berkondisi baik sebanyak 5 yaitu di Situ Anggalena, Situ Gede, Situ Leutik, Danau
Bogor Raya dan Situ Panjang. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pengerukan sedimentasi, pembersihan dan penembokkan.
Proses Pemeliharaan Kolam Retensi (sumber : Disbima dan SDA Kota Bogor, 2016)
55
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Saluran irigasi berkondisi baik pada tahun 2016 memiliki target sepanjang 11 km, dengan realisasi 8,54 km. Realisasi tersebut dicapai melalui
pembersihan dan penembokan di wilayah I yang menangani daerah irigasi yang berada di sisi luar sungai ciliwung dan sungai cisadane.
Kegiatan Pembersihan dan penembokan irigasi di sisi luar sungai ciliwung (sumber : Disbima dan SDA Kota Bogor, 2016)
Sasaran 7 : Terwujudnya penataan dan pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Sasaran 7 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Panjang Sungai/Saluran Berkondisi Baik (km)
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
176,54
199,85
113,20
178,54
183,965
103,04
Rata-Rata Capaian Sasaran
Kondisi 2019
Capaian %
194,5
94,58
92,5 Sangat Baik
Dalam rangka mewujudkan sungai/saluran berkondisi baik sepanjang 178,54 km pada tahun 2016 dilaksanakan penembokkan sepanjang 3,720 Km, sehingga secara keseluruhan penanganan
sungai/saluran berkondisi baik sampai dengan tahun 2016 mencapai target yang diharapkan. Pencapaian ini dilaksanakan melalui kegiatan pemeliharaan rutin saluran.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
56
Sasaran 8 :
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan
Sasaran 8 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
2015 Target
Realisasi
Capaian (%)
2016 Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Jumlah sekolah yang dibina untuk menjadi sekolah Adiwiyata dan sekolah berbudaya lingkungan per tahun
60
100
166,67
70
100
142,86
100
100
2.
Jumlah sosialisasi lingkungan hidup (tema)
3
3
100
3
3
100
3
100
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Jumlah sekolah yang dibina untuk menjadi sekolah Adiwiyata dari target 70 sekolah terealisasi sebanyak 100 sekolah. Pembinaan yang dilakukan melalui pembinaan terhadap guru-guru dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola program
Adiwiyata dan penilaian Sekolah Adiwiyata. Jumlah sosialisasi lingkungan hidup dari target 3 tema dicapai sesuai target, yaitu sosialisasi adiwiyata, sosialisasi adipura dan sosialisasi program Kampung Iklim.
Sasaran 9 : Terwujudnya sistem angkutan umum kota yang nyaman dan ramah lingkungan Sasaran 9 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
57
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Jumlah angkutan umum berbahan bakar alternatif
200
250
125
400
350
87,5
1000
35
2.
Jumlah Prasarana & Sarana Perhubungan Terbangun & Terpelihara
12
21
175
14
21
150
72
47,22
3.
Operasional Jumlah Koridor BTS Trans Pakuan (koridor)
4
3
75
5
6
120
7
85,71
4.
Jumlah panjang ruas jalan utama (Arteri, Kolektor & Lokal) terbangun sesuai arahan RTRW 2011 - 2031 (km)
268,818
266,868
99,27
270,418
270,12
99,89
276,048
97,85
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja 5.
Persentase Panjang Jalan Berkondisi Mantap (Baik & Sedang) (%)
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
86,5
87,6
101,27
87
88,15
101,32
Rata-rata Capaian Sasaran
Kondisi 2019
Capaian %
89
99,04
92,5 Sangat Baik
Jumlah angkutan umum berbahan bakar alternatif sampai dengan tahun 2016 hanya mencapai 350 angkutan dari 400 angkutan yang ditargetkan. Hal ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya informasi mengenai manfaat bahan bakar alternatif bagi angkutan umum. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bogor berupaya melaksanakan pengembangan penggunaan Bahan Bahar Gas dengan melaksanakan optimalisasi Konverter Kit Angkutan Umum Bahan Bakar Gas yang bekerjasama dengan PT. PGN. Jumlah Prasarana & Sarana Perhubungan Terbangun & Terpelihara di Kota Bogor selama Tahun 2016 dapat terealisasi sebanyak 21 unit dengan rincian sebagai berikut: 1. Pembangunan Pos Gatur 1 lokasi; 2. Pemeliharaan Jembatan Penyeberangan Orang 1 lokasi; 3. Pemeliharaan Median Jalan 4 lokasi; 4. Perbaikan dan pemeliharaan terminal bubulak 1 lokasi ; 5. Pembangunan Shelter Transpakuan; 6. Pemasangan Rambu-rambu; 7. Pengecatan Marka Jalan; 8. Pemasangan alat Pengendali dan Pengamanan pemakai jalan; 9. pemeliharaan CCTV Lalu Lintas 9 titik; 10. Pemeliharaan BITS (Bogor Intelegent Transport System); 11. Pemasangan Zona Selamat Sekolah 1 lokasi.
Operasional Jumlah Koridor BTS Trans Pakuan dari target 5 Koridor terealisasi sebanyak 6 Koridor yaitu : 1. Shelter Transpakuan Jl. Ir H Juanda (Depan Kantor KPPN); 2. Jl. KH. Abdullah Bin Nuh (Seberang Radar Bogor); 3. Jl. KH. Abdullah Bin Nuh (Seberang Mall Giant); 4. Jl. KH. Abdullah Bin Nuh (Seberang Kolam Renang); 5. Jl. KH. Abdullah Bin Nuh (Seberang Ruko Sektor VI); 6. Jl. KH. Abdullah Bin Nuh (Depan Sektor VI). Jumlah panjang ruas jalan utama (Arteri, Kolektor & Lokal) terbangun sesuai arahan RTRW 2011 - 2031 mencapai 370,12 km dari target sebesar 270,418 km, atau mengalami peningkatan sebesar 3,254 Km bila dibandingkan dengan tahun 2015. Panjang jalan berkondisi mantap di kota Bogor mencapai 634,155 km, atau 88,15% dari total panjang jalan 719,385 km. Realisasi tersebut meningkat sebesar 1,9% dari tahun 2015. Peningkatan tersebut didukung melalui pembangunan, perbaikan, peningkatan, pemeliharaan berkala serta preservasi rutin, yang berkontribusi positif terhadap keamanan dan kenyamanan pengguna jalan serta mengurangi waktu tempuh.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
58
Sasaran 10 : Meningkatnya kualitas sarana prasarana pejalan kaki dan pengguna sepeda Sasaran 10 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Panjang Prasarana Pedestrian yang meningkat kapasitasnya (km)
5,399
7,379
136,67
10,253
15,61
152,25
24,813
62,91
2.
Panjang Prasarana Pedestrian Jalan Utama Terbangun (km)
250,62
252,33
100,68
255,292
257,068
100,70
271,062
94,84
3.
Jalur Sepeda yang dikembangkan (koridor)
-
-
-
1
1
100
3
33,33
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Prasarana pedestrian yang meningkat kapasitasnya sepanjang 15,61 Km atau meningkat sebesar 4,854 Km dibanding tahun 2015. Peningkatan ini dicapai melalui perbaikan trotoar, pemeliharaan serta pelebaran yang dilakukan di 12 lokasi. Panjang prasarana pedestrian jalan utama terbangun pada tahun 2016 mencapai 257,068 km atau terdapat peningkatan sebesar 4,672 Km
dibandingkan dengan tahun 2015. Pencapaian ini diperoleh melalui kegiatan pembangunan pedestrian di jalan utama yaitu seputar Kebun Raya, dan jalan Sindang Barang Loji. Jalur Sepeda yang dikembangkan pada tahun 2016 terealisasi 1 Koridor di seputar Kebun Raya Bogor yang bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Pedestrian di Kota Bogor
59
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 11 :
Berkurangnya kemacetan
Sasaran 11 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik” pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut:
Indikator Kinerja Rata-rata waktu tempuh di lokasi rawan kemacetan (km/jam)
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
20,08
26,50
131,97
20,75
26,1
125,78
Kondisi 2019
Capaian %
23
113,48
Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Pada tahun 2016 telah dilaksanakan evaluasi kinerja jaringan jalan dan simpang, dengan indikator kecepatan dan kepadatan lalu lintas serta tingkat pelayanan simpang menggunakan indikator antrian dan tundaan lalu lintas pada persimpangan dan arus jenuh
persimpangan terhadap 50 segmen jalan yang terdiri dari Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kota dan 54 Persimpangan, diketahui bahwa rata-rata waktu tempuh di lokasi rawan kemacetan di Kota Bogor adalah 26,1 km/jam.
Ranking 50 Ruas Jalan Rawan Kemacetan Tahun 2016 V/C Ratio
N o
Kecepatan
Kerj a
Libu r
Kerja (km/ja m)
Nama Jalan
Kepadatan
Libur (km/ja m)
Kerja (smp/k m)
Libur (smp/k m)
Lo S
1
Jl. Dewi Sartika 4
0.93
0.99
18.6
16.4
58.29
65.48
D
2
Jl. Pahlawan 2
0.92
1.01
26.7
20.3
46.04
66.17
D
3
Jl. Pahlawan 3
0.9
0.89
36.9
34.5
37.96
40.01
D
4
Jl. Raya Sukabumi
0.88
0.89
29.6
37.6
39.68
31.77
D
5
Jl. Kebon Pedes
0.88
0.85
24.2
26.1
42.03
37.68
D
6
Jl. Ciwaringin
0.84
0.88
29.3
33.3
34.15
31.14
D
7
Jl. Johar
0.87
0.82
31.9
34.9
32.39
27.74
D
8
Jl. Merdeka
0.89
0.78
28.6
23.9
94.67
99.08
D
9
Jl. Pakuan
0.82
0.84
29.3
36.6
85.51
70.65
D
10
Jl. Sancang
0.82
0.84
30.8
39.6
36.29
28.85
D
11
Jl. Pahlawan 1
0.84
0.8
26.1
20.2
43.99
54.17
D
12
Jl. Dewi Sartika 1
0.86
0.76
23.5
31.7
42.64
27.72
D
13
Jl. Tegallega
0.76
0.86
26.7
34.3
38.7
34.16
D
14
Jl. Lawang Seketeng
0.86
0.75
26.3
23.7
89.17
86.32
D
15
Jl. Brigjend Saptaji Hadiprawira
0.81
0.78
29.5
38
31.76
23.74
D
16
Jl. Pabuaran Poncol
0.85
0.73
24.5
31.4
41.35
27.45
D
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
60
V/C Ratio
N o
61
Kecepatan
Kerj a
Libu r
Kerja (km/ja m)
Nama Jalan
Kepadatan
Libur (km/ja m)
Kerja (smp/k m)
Libur (smp/k m)
Lo S
17
Jl. Raya Cimanggu
0.85
0.71
41.4
38.7
24.29
21.63
D
18
Jl. Cidangiang
0.8
0.74
27.4
34.4
82.81
61.12
D
19
Jl. Dewi Sartika 2
0.79
0.75
22.3
20.7
44.18
45
D
20
Jl. Raya Tajur
0.84
0.69
36.2
23
39.62
50.83
D
21
Jl. Gedong Sawah
0.69
0.83
33.8
30.8
27.13
36.04
D
22
Jl. Nyi Raja Permas 2
0.29
1.23
18.6
18.9
22.87
94.32
D
23
Jl. Artzimar 1
0.79
0.7
36.8
33.1
29.4
28.98
C
24
Jl. Dewi Sartika 3
0.77
0.72
18.4
23.1
59.3
44.07
C
25
Jl. Dramaga
0.7
0.78
42.6
29.2
28.89
47.23
C
26
Jl. Perintis Kemerdekaan
0.74
0.71
26.5
26
85.06
83.01
C
27
Jl. Raya Dreded
0.72
0.72
31.5
22.3
31.88
44.64
C
28
Jl. Pengadilan
0.74
0.67
26.4
25.6
43.88
40.89
C
29
Jl. Veteran
0.72
0.68
34.1
38.9
58.34
48.45
C
30
Jl. Ardio
0.67
0.72
28.1
25.8
31.93
37.28
C
31
Jl. Pomad
0.73
0.66
37.2
32.1
27.21
28.59
C
32
Jl. Abesin
0.71
0.66
41.6
34.8
20.26
22.42
C
33
Jl. Batutulis 2 (NV.Sidik)
0.77
0.6
46.8
41.1
53
47.31
C
34
0.7
0.67
31.2
43.4
27.32
18.78
C
35
Jl. Mesjid Jl. Mayjend Ishak Djuarsa (Gn. Batu)
0.7
0.64
29.4
34.8
36.83
28.46
C
36
Jl. Caringin I
0.73
0.6
29.3
38.3
29.4
18.54
C
37
Jl. Jend. A. Yani 1
0.68
0.65
28.3
30.8
73.45
64.76
C
38
Jl. Kumbang
0.72
0.61
32.9
35.3
25.86
20.65
C
39
Jl. Kaumsari (Olympic)
0.67
0.65
29.6
38.7
31.38
23.18
C
40
Jl. Siliwangi 3
0.68
0.64
31.9
26.2
24.56
28.41
C
41
Jl. Pajajaran Indah 5
0.69
0.63
43.6
43.2
21.55
19.85
C
42
Jl. Akses Tol Baranangsiang
0.61
0.69
46.2
30.9
88.09
148.36
C
43
Jl. Cibuluh
0.69
0.61
29.8
31.6
32.3
26.69
C
44
Jl. Bogor Baru (Tegallega)
0.69
0.6
34.1
28.7
27.11
28.01
C
45
Jl. Ciremai
0.7
0.59
31.8
40.2
26.64
17.85
C
46
0.69
0.6
34.9
28.9
26.82
28.45
C
47
Jl. HM. Syarifudin (SBJ) Jl. R. Aria Suryawinata (Pulo Empang)
0.69
0.59
29.6
33.9
66.04
49.23
C
48
Jl. Sukaresmi
0.72
0.56
38.2
29.8
25.76
25.81
C
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
N o
V/C Ratio
Kecepatan
Kerj a
Libu r
Kerja (km/ja m)
Nama Jalan
Kepadatan
Libur (km/ja m)
Kerja (smp/k m)
Libur (smp/k m)
Lo S
49
Jl. Sukasari 1
0.63
0.65
36.5
28.5
29.61
38.76
C
50
Jl. Kapten Muslihat 2
0.7
0.57
25.4
26.1
86.34
68.79
C
Sumber : Laporan Kajian Evaluasi Kinerja Jaringan Jalan dan Simpang Tahun 2016
Sasaran 12 :
Meningkatnya pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana
Sasaran 12 memiliki nilai rata-rata dengan kategori “Sangat Baik” pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
2015 Target
Realisasi
Capaian (%)
2016 Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Jumlah kejadian bencana
510
1662
37,17
505
218
231,65
490
224,77
2.
Persentase ketersediaan sarpras terhadap kebutuhan
20
20
100
40
100
250
100
100
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Selama tahun 2016 jumlah bencana yang terjadi di kota Bogor Jenis Bencana Tanah longsor Kebakaran Banjir Angin puting beliung Pohon tumbang Orang hanyut Jumlah Persentase ketersediaan sarpras terhadap kebutuhan dapat direalisasikan sebesar 100%. Sarana yang dimaksud yaitu sarana dalam pencegahan terjadinya bencana, dan Penanggulangan Bencana. Ketersediaan sarana yang terpenuhi yaitu
sebanyak 281 kejadian, dengan rincian sebagai berikut: Jumlah kejadian 69 65 23 28 29 4 281 kendaraan operasional dan peralatan komunikasi serta peralatan pendukung lainnya seperti tenda pleton, peralatan selam dan pealatan penanggulangan bencana kebakaran.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
62
Bencana di Kota Bogor (sumber : Pemerintah Kota Bogor, 2016)
Sasaran 13 :
Meningkatnya tanggap darurat saat bencana
Sasaran 13 memiliki nilai capaian dengan kategori “Sangat Baik” pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Tingkat penanganan kejadian bencana (%)
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
100
100
100
100
100
100
Kondisi 2019
Capaian %
100
100
Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Tingkat penanganan kejadian bencana dilaksanakan sesuai dengan yang ditargetkan. Pemerintah Kota Bogor juga
selalu bekoordinasi dengan instansi lain dalam penanganan bencana yang terjadi di Kota Bogor.
Gambar 12. Penanganan Bencana di Kota Bogor (sumber : Pemerintah Kota Bogor)
63
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 14 :
Meningkatnya pemulihan pasca bencana
Sasaran 14 memiliki nilai capaian dengan kategori “Sangat Baik” pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut:
Indikator Kinerja Tingkat pemulihan pasca bencana (%)
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
20
20
100
100
100
100
Kondisi 2019
Capaian %
100
100
Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Tingkat pemulihan pasca bencana di Kota Bogor dilaksanakan sesuai dengan target. Pemulihan yang dilaksanakan oleh Kota Bogor pada tahap
Sasaran 15 :
rehabilitasi lingkungan di tempat kejadian bencana serta peningkatan sosial ekonomi pasca bencana.
Meningkatnya pengelolaan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim
Sasaran 15 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah kampung iklim
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
1
2
200
1
2
200
Capaian Sasaran
Kondisi 2019
Capaian %
5
80
92,5 Sangat Baik
Jumlah kampung iklim dapat terealisasi sebanyak 2 kampung atau melebihi target yang ditetapkan yakni Kelurahan Cilendek Timur dan Kelurahan Kencana. Kampung iklim merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pada tahun 2016 telah dilakukan pembinaan terhadap dua kampung tersebut agar dapat secara berkesinambungan melaksanakan aksi lokal terkait upaya adaptasi dan mitigasi
Sasaran 16 :
perubahan iklim. Pembinaan yang dilakukan meliputi beberapa aspek antara lain pengolahan sampah, peningkatan ketahanan pangan, dan sebagainya. Dengan ditetapkan sebagai kampung iklim diharapkan masyarakat kedua Kelurahan tersebut memahami akan dampak perubahan iklim serta dapat merubah pola hidupnya agar dapat bertahan akan resiko perubahan iklim.
Meningkatnya pelayanan persampahan
Pencapaian sasaran 16 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Adapun pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut:
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
64
2015
Indikator Kinerja
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Volume sampah terangkut
71,37%
72,2%
101,16
72,37%
74%
102,25
75,37
98,18
2.
Volume sampah yang diolah di TPA
1.791m3
1.928m3
107,65
1.827
2.459,85
134,64
1.941
126,73
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
diolah di TPA diperoleh melalui upaya pengurangan sampah yang telah dilakukan secara mandiri baik oleh masyarakat maupun oleh sektor informal yang berada dalam sistem pengangkutan sampah kota Bogor. Konsistensi akan adanya sistem pengurangan sampah dan juga tingginya apresiasi dari tingkat kecamatan beserta jajarannya dan sudah adanya inisiasi Bank Sampah skala Kota menjadi suatu potensi yang dimiliki oleh Kota Bogor dalam upaya pengurangan sampah yang masuk ke TPA.
Volume sampah terangkut dapat terealisasi sebesar 74%. Pencapaian indikator kinerja tersebut dilaksanakan melalui penambahan armada dan area pelayanan pengangkutan sampah. Tingkat pelayanan sebesar 74% sudah mencakup tingkat penanganan sampah sebesar 68% dari sumber ke TPS dan tingkat pengurangan sampah sebesar 6% dengan keberadaan TPS 3R. Volume sampah yang diolah di TPA dapat terealisasi sebanyak 2.459,85 m3 dari timbulan sampah sebesar 3.594 m3. Pengurangan volume sampah yang
Tren Timbulan Sampah, Sampah Terangkut, dan Cakupan Wilayah Pelayanan Tahun 2011 -2016 4,000 3,500
74.00% 74.00%
3,000 2,500 2,000
1,685
1,718
70.14%
2,680
2,673
2,484
2,447
2,402
1,748
1,884
2,459.85
72.22% 1,928
72.00%
70.21%
70.37%
70.48% 70.00% 69.00%
500 0
68.00% 2011
2012
Timbulan Sampah (m3/hari)
65
73.00%
71.00%
1,500 1,000
75.00%
3,594
2013
2014
Sampah Terangkut (m3/hari)
2015
2016
Cakupan Wilayah Pelayanan
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 17 :
Meningkatnya Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Pencapaian sasaran 17 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Adapun pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Jumlah TPS 3R di tempat yang belum terlayani oleh angkutan (lokasi)
14
25
178,57
15
23
153,33
18
127,78
2.
Jumlah Bank Sampah (lokasi)
25
56
224
40
72
180
85
84,71
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
sampah di sumber timbulan yakni melalui penerapan pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Rekapitulasi proyeksi peningkatan cakupan pelayanan TPS 3R di Kota Bogor pada tahun 2016 disajikan pada tabel dibawah ini:
Jumlah TPS 3R di tempat yang belum terlayani oleh angkutan dapat direalisasikan sebanyak 23 lokasi dari 15 lokasi yang ditargetkan. TPS 3R merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Bogor dalam rangka mengurangi
lokasi TPS 3 R di Kota Bogor TINGKAT PELAYAN AN (RUMAH/ KK) 2016
TINGKAT PELAYAN AN KK PER KELURAH AN
JUML AH JIWA PER KK
JUMLAH JIWA TERLAYA NI
JUML AH JIWA PER RT
JUMLAH RT TERLAYA NI
1231
4
4924
357
14
N o
LOKASI TPS 3R EKSISTING
1
Mutiara Bogor Raya
Katulampa
630
2
Griya Katulampa
Katulampa
802
3
Rusunawa
Menteng
429
429
4
1716
208
8
4
Kertamaya
Kertamaya
425
425
4
1700
245
7
5
Kencana
Kencana
489
998
4
3992
382
10
6
Sukadamai
Sukadamai
525
525
4
2100
358
6
7
Mulyaharja
Mulyaharja
1164
1148
4
4592
368
12
8
KSM Benteng Hijau
Lawang Gitung
455
455
4
1820
197
9
9
Ciparigi
Ciparigi
600
1120
4
4480
389
12
10
Kayumanis
Kayumanis
520
955
4
3820
291
13
11
Cibadak
Cibadak
435
435
4
1740
419
4
12
Cipaku
Cipaku
480
464
4
1856
222
8
KELURAH AN
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
66
N o
LOKASI TPS 3R EKSISTING
KELURAH AN
TINGKAT PELAYAN AN (RUMAH/ KK) 2016
Ranggamekar
Ranggameka r
560
14
Rancamaya
Rancamaya
560
15
Kencana
Kencana
560
16
Kayumanis
Kayumanis
560
17
Situgede
Situgede
18
Bubulak
19
13
560
JUML AH JIWA PER KK
4
JUMLAH JIWA TERLAYA NI
JUML AH JIWA PER RT
JUMLAH RT TERLAYA NI
2240
284
8
560
4
2240
230
10
560
560
5
2800
298
9
Bubulak
560
560
5
2800
334
8
Bantarjati
Bantarjati
560
560
4
2240
341
7
20
Ciparigi
Ciparigi
560
21
Tanah Baru
Tanah Baru
560
560
4
2240
395
6
22
Mekarwangi
Mekarwangi
560
560
4
2240
384
6
23
Genteng
Genteng
560
560
4
2240
294
8
13113
12665
78
51780
5996
165
Total Kapasitas Operasional
Berdasarkan tabel Peningkatan Cakupan Pelayanan TPS 3R di atas, maka dapat diketahui bahwa 1 unit TPS 3R ratarata dapat melayani 8 sampai 9 RT dengan total penduduk sekitar 2.840 jiwa.
67
TINGKAT PELAYAN AN KK PER KELURAH AN
Peningkatan jumlah TPS 3R yang berbanding lurus dengan peningkatan cakupan pelayanan ditampilkan pada Neraca Sampah berikut:
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Selain pembinaan terhadap pengelolaan sampah dengan sistem 3R yang berbasis masyarakat, juga dilaksanakan kegiatan pemberdayaan terhadap Bank Sampah di seluruh Kota Bogor, yang saat ini telah memiliki
Keputusan dari masing-masing Lurah sebanyak 72 Bank Sampah. Rekapitulasi Bank Sampah berdasarkan Kecamatan s.d. tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel berikut:
Jumlah Bank Sampah di Kota Bogor Per Kecamatan KECAMATAN
JUMLAH BANK SAMPAH
Kecamatan Bogor Barat
12
Kecamatan Bogor Selatan
26
Kecamatan Bogor Tengah
5
Kecamatan Bogor Timur
4
Kecamatan Bogor Utara
16
Kecamatan Tanah Sareal
9
Jumlah
72
Sasaran 18 :
Internalisasi pengelolaan sampah sebagai bagian dari budaya hidup masyarakat
Pencapaian sasaran 18 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Adapun pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Persentase Reduksi Sampah (%)
3,5
3,2
91,43
3,8
6
157,89
4,7
127,66
2.
Persentase pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga (%)
14
13,8
98,57
15
23
153,33
18
127,78
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Persentase reduksi sampah terealisasi 6%. Hal tersebut dikarenakan hasil dari penambahan jumlah TPS 3R tahun 2015 yang telah dioperasikan pada tahun 2016. Persentase pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dapat terealisasi 23%. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap sistem pengolahan sampah berbasis 3R yang disertai dengan kegiatan peningkatan pengembangan kemitraan (kelompok) dalam kegiatan Bank Sampah.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
68
Misi 4 • Menjadikan Bogor sebagai Kota Jasa yang berorientasi pada Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Pada misi 4 terdapat 11 Sasaran dengan 31 indikator sehingga dapat diperoleh data sebagai berikut: Pencapaian Indikator-Indikator pada misi 4 25 7 IK, 23%
20
10 IK, 32%
15
14 IK, 45%
25
10 Tidak Mencapai Target
0
Baik
Cukup
5
Tercapai Tercapai dan Melebihi Target
0
Sangat Baik
Sasaran 1 :
5
1
Kurang
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan warisan budaya
Sasaran 1 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
69
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Persentase grup kesenian yang aktif memelihara dan mengembangkan seni dan budaya (%)
76
76
100
82
82
100
100
82
2.
Jumlah lembaga yang menangani bidang kesenian dan budaya
1
3
300
1
5
500
16
100
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
3.
Jumlah kelompok pelestari warisan budaya
2
4
200
2
10
500
62
104,84
4.
Jumlah kegiatan pelestarian warisan budaya yang melibatkan masyarakat
6
6
100
8
7
87,5
130
80
Capaian Rata-Rata
92,5 Sangat Baik
Presentase grup kesenian yang aktif memelihara dan mengembangkan seni dan budaya terealisasi sebesar 82%. Realisasi ini diperoleh dari jumlah grup yang ada di Kota Bogor sebanyak 32 grup yang secara aktif memelihara dan mengembangkan seni dan budaya baik itu tari, karawitan dan seni budaya lainnya. Bila dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2015 terdapat peningkatan hal ini disebabkan adanya peran aktif dari grup-grup kesenian tersebut dalam menginformasikan seni dan budaya di pusat-pusat keramaian, sehingga dengan demikian peran serta masyarakat dalam pengelolaan keragaman warisan budaya meningkat. Pada tahun 2016 jumlah lembaga yang menangani bidang kesenian dan budaya di Kota Bogor sebanyak 5 lembaga, yang merupakan mitra Pemerintah Kota Bogor dalam pengembangan kesenian dan kebudayaan di Kota Bogor, yaitu Dewan Kesenian Kebudayaan Kota Bogor, Sentra Daksa, Komunitas Kroncong Asean, Persatuan Perdalangan Indonesia (PEPADI) serta Yayasan Condet Jakarta.
Pementasan Wayang Golek Tingkat Kecamatan (sumber : Disbudpar Kota Bogor, 2016)
Jumlah kelompok pelestari warisan budaya pada tahun 2016 sebanyak 10 Kelompok yang terdiri dari Kelompok Permainan Anak Tradisional, Kelompok Rampak Sekar, Kelompok Budaya Bogor, Pelestari Budaya Kujang, Kelompok Tari Permainan Anak Tradisional/Kaulinan Urang Lembur, Kelompok Pemerhati Bahasa Sunda, Kelompok Seni Sunda, Kelompok Musik Sunda, Kelompok Karawitan, Kelompok Teater Anak. Jumlah kegiatan pelestarian warisan budaya yang melibatkan masyarakat pada tahun 2016 sebanyak 7 kegiatan, yaitu Festival Kaulinan Urang Lembur, Festival Rampak Sekar, Dialog Budaya, Sosialisasi Kaulinan Urang Lembur, Festival Tari Kaulinan Urang Lembur Tingkat Kota, Festival kaulinan Lembur Tingkat Provinsi, Workshop Bahasa Sunda dan Kaulinan Urang Lembur.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
70
Sasaran 2 :
Terpeliharanya kelestarian warisan budaya
Sasaran 2 memiliki capaian dengan kategori “Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Jumlah kemitraan dalam pelestarian warisan budaya
1
6
600
1
33
3300
16
300
2.
Jumlah Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
3
3
100
1
3
300
5
140
3.
Jumlah gelar seni dan budaya yang diselenggarakan
10
53
530
10
75
750
80
197,50
4.
Jumlah kegiatan pengadaan sarana prasarana pendukung di kawasan Cagar budaya
5
0
0
5
4
80
70
48,57
5.
Jumlah kegiatan pengadaan sarana prasarana kesenian budaya
15
24
160
15
0
0
145
63,45
6.
Gedung Kesenian
-
-
-
1
0
0
2
50
7.
Jumlah kelompok/komunitas kesenian budaya di Kota Bogor yang dibina
2
6
300
2
3
150
30
96,67
8.
Jumlah sanggar kesenian budaya di Kota Bogor yang dibina
2
4
200
2
6
300
52
96,15
9.
Jumlah Cagar Budaya yang diinventarisir
3
261
8700
3
3
100
239
204,18
10.
Jumlah peraturan daerah yang mengatur pelestarian budaya
-
-
-
1
0
0
-
-
Rata-rata Capaian Sasaran
71,5 Baik
Jumlah Kemitraan dalam pelestarian warisan budaya pada tahun 2016 meningkat sangat signifikan hal ini karena Pemerintah Kota Bogor bermitra tidak hanya dengan sanggar tetapi merambah ke sekolah-sekolah sehingga pencapaian ini terlihat sangat tinggi. Jumlah kemitraan tersebut antara lain dengan: 1. 21 Sekolah di Kota Bogor; 2. 10 Komunitas Budaya;
71
3. Dewan Kesenian Kebudayan Kota Bogor; 4. Museum. Jumlah Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan pada tahun 2016 terdapat 3 kawasan yang dilestarikan yaitu kawasan Kebun Raya Bogor, kawasan Pecinan Suryakencana dan kawasan Taman Kencana (Carsten Plan) yang merupakan kawasan bangunan peninggalan zaman kolonial dengan gaya
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
arsitektur yang beragam sesuai pada zamannya. Jumlah gelar seni dan budaya yang diselenggarakan pada tahun 2016 terealisasi sebanyak 75 gelaran yang dimaksudkan untuk memberikan ruang ekspresi bagi sanggar-sanggar yang ada di Kota Bogor dengan adanya ruang ekspresi dalam bentuk pergelaran ataupun festival. Sanggar-sanggar khususnya para praktisi seni tersebut, akan terolah daya kreatifitasnya dalam menampilkan seni pertunjukan yang dimiliki oleh sanggarsanggar tersebut. Jumlah Kegiatan pengadaan sarana prasarana pendukung di kawasan Cagar Budaya pada tahun 2016 memiliki target 5 buah papan nama cagar budaya sebagai informasi bagi masyarakat dan kemampuan Pemerintah Kota Bogor dapat teralisasi 4 Papan Nama Cagar Budaya. Papan Nama Cagar Budaya tersebut di pasang di Gereja Bethel, Panti Asuhan Bina Harapan, Makam Shalawat Empang, makam Al Habib Muhammad Bin Abubakar Al Bunmay. Pada Tahun 2016 tidak terdapat Gedung Kesenian yang terbangun, sehingga kegiatan gelar seni dan budaya masih dilaksanakan di Gedung Kemuning Gading sebagai tempat pertunjukan teater, pagelaran seni serta dipergunakan sebagai tempat berlatih bagi masyarakat di kegiatan kesenian maupun kebudayaan. Jumlah kelompok/komunitas kesenian budaya di Kota Bogor yang
Sasaran 3 :
dibina pada tahun 2016 sebanyak 3 komunitas yaitu Komunitas Penyanyi Jalanan, Komunitas Celempung Jaka Sunda dan Komunitas Keroncong. Pembinaan dimaksudkan untuk melakukan pelestarian dan pengembangan dan penggalian warisan budaya di Kota Bogor. Jumlah sanggar kesenian budaya di Kota Bogor yang dibina pada tahun 2016 sebanyak 6 sanggar yaitu Sanggar Andika, Sanggar Gelar Gunara, Sanggar Citra Budaya, Sanggar Edas, Sanggar Getar Pakuan, dan Sanggar Gandes Pamantes. Pembinaan yang dilakukan salah satunya dengan melaksanakan kegiatan Pergelaran kesenian dalam bentuk Festival yang dijadikan sebagai ajang untuk menampilkan karya-karya seni baru yang bisa diapresiasi oleh masyarakat. Jumlah Cagar Budaya yang diinventarisir pada tahun 2016 terealisasi sebanyak 3. Objek yang diduga dan memenuhi kriteria Cagar Budaya hanya tiga cagar Budaya yaitu Makam Al Habib Muhammad Bin Abubakar Al Bunmay, Makam Mbah Sripah dan Makam Tuas Astana Gede. Jumlah Peraturan Daerah yang mengatur pelestarian budaya belum terealisasi dikarenakan pada tahun 2016 belum termasuk di dalam jadwal pembahasan Program Legislasi Daerah (Prolegda).
Tersedianya kebijakan/peraturan daerah yang mengatur Warisan Budaya
Sasaran 3 memiliki capaian dengan kategori “Kurang”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah Cagar Budaya yang ditetapkan oleh Peraturan daerah
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
2
0
0
2
0
0
Rata-rata Capaian Sasaran
Akhir RPJMD Target (%) 40
75
27,50 Kurang
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
72
Jumlah Cagar Budaya yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah belum dapat terealisasi, dikarenakan Peraturan Daerah yang menetapkan cagar budaya masih .
Sasaran 4 :
dalam bentuk Naskah Akademis dan masih belum jadwal pembahasan Program Legislasi Daerah (Prolegda).
Meningkatnya fungsi kawasan penyangga kebun raya secara fisik, visual dan ekologis
Sasaran 4 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Rencana Rinci Pengembangan Kawasan Penyangga Kebun Raya Bogor
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
0
0
0
1
1
100
Akhir RPJMD Target (%) 1
100
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Pada tahun 2016 telah disusun Rencana Rinci Pengembangan kawasan stasiun bogor sebagai kawasan penyangga Kebun Raya Bogor yang berisi dokumen rencana infrastruktur kawasan statiun bogor meliputi: pengembangan pedestrian pada seluruh jalan di kawasan stasiun bogor, pengembangan taman topi menjadi ruang terbuka hijau, pengaturan parkir on dan off street, pengaturan PKL, serta konektivitas antar kawasan berupa underpass orang dan jembatan penyeberangan orang.
Sasaran 5 :
Diterapkannya konsep perancangan kota (urban design), termasuk street furniture yang meningkatkan citra kota
Sasaran 5 memiliki capaian dengan kategori “Kurang”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Dokumen konsep pengembangan city branding
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1
0
0
1
0
0
Rata-rata Capaian Sasaran
Akhir RPJMD Target (%) 1
0
27,50 Kurang
Untuk Dokumen konsep penembangan city branding masih belum bisa terlaksana pada tahun 2016. Namun, dalam rangka menyusun konsep city
73
branding Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor melaksanakan Lomba Desain Logo city branding untuk Kota Bogor.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 6 :
Dijadikannya Bogor sebagai Pusat Penelitian bidang pertanian dan botani
Pengetahuan
dan
Sasaran 6 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah kerjasama pemerintah daerah dengan lembaga penelitian dalam dan luar negeri
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1
1
100
1
4
400
Akhir RPJMD Target (%) 15
100
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Kerja sama pemerintah daerah dengan lembaga penelitian dalam dan luar negeri dapat terealisasi sebanyak 3 kerja sama, dengan rincian sebagai berikut: No
Mitra
Tentang
1
Research Triangle Institute
2
Universitas Indonesia
3
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pertahanan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
4
Sasaran 7 :
Penyelenggaraan Bantuan Teknis USAID untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tata Layanan dan Manajemen Pendidikan serta Koordinasi antar Institusi Pendidikan Pembangunan Web Portal Pusat Informasi Perizinan Usaha Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kota Bogor Penataan Kawasan Luar di Sekitar Kebun Raya Bogor
Jangka Waktu 1 Tahun
5 Tahun 3 Tahun
5 Tahun
(Meeting, Incentives, Conferences/ Convention, Exhibitions/ Events) Tumbuh
berkembangnya
aktivitas
MICE
Sasaran 6 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah sarana dan prasaranan pendukung MICE
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
7
7
100
8
8
100
Rata-rata Capaian Sasaran
Akhir RPJMD Target (%) 14
57,14
92,5 Sangat Baik
Jumlah sarana dan prasaranan pendukung Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE) yang
dimaksud pada indikator diatas adalah sarana Pendukung Pariwisata dalam hal ini Hotel yang memiliki fasilitas MICE. Dari
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
74
target pada tahun 2016 sebanyak 8 Hotel dapat direalisasikan sesuai target. Hotel-Hotel di Kota Bogor yang memiliki fasilitas MICE yaitu Hotel Santika, Hotel
Salak The Heritage, Hotel Pajajaran Suite Bogor Nirwana Residence, Hotel Royal, Hotel Brajamustika, Hotel Aston, Savero Golden Flower, Hotel New Mirah.
Fasilitas MICE pada salah satu hotel di Kota Bogor (sumber : Disparbud Kota Bogor, 2016)
Sasaran 8 :
Berkembangnya destinasi wisata
Sasaran 7 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
2.
Jumlah Destinasi Wisata Yang Dikembangkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara
3.
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
4.
Jumlah event/pameran yang diikuti per tahun
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
-
-
-
1
1
100
18
94,44
4.146.766
4.345.009
104,78
4.561.442
5.063.201
111
6.071.280
83,40
202.187
213.507
105,60
222.406
246.870
111
296.023
83,40
-
-
-
1
6
600
8
150
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Jumlah Destinasi wisata yang dikembangkan sebanyak 1 destinasi. Pengembangan yang dilakukan dimaksudkan untuk meningkatkan daya
75
tarik wisata ke Kota Bogor. pengembangan yang dilakukan yaitu dengan membangun tepas lawang salapan dasakerta yang bekerja sama dengan
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saat ini Lawang
salapan Dasakerta telah menjadi Landmark dan destinasi wisata baru di Kota Bogor.
Tepas Lawang Salapan Dasakerta Kota Bogor 2016 Jumlah kunjungan wisatawan di Kota Bogor dapat dihitung melalui 2 jenis kunjungan yaitu Kunjungan Terhadap Jenis Usaha Obyek Wisata dan Kunjungan Terhadap Jenis Usaha Akomodasi. Berikut Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan
Wisatawan Nusantara
Kunjungan Wisatawan Kunjungan Terhadap Jenis Usaha Obyek Wisata (orang) 2.558.600
Kunjungan Terhadap Jenis Usaha Akomodasi (orang) 2.504.601
Wisatawan Macanegara
65.557
181.313
Jenis Wisatawan
Ket : Wisatawan Mancanegara berasal dari Malaysia, Hongkong, Jepang, Belanda, Amerika, India, China, Australia, Taiwan, Korea, Thailand, Brunai, Jerman, Perancis (Sumber: Buku Data Potensi Pariwisata Kota Bogor Tahun 2016 )
Sejalan dengan hal tersebut dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal menjadi tiga kelompok besar, yaitu: 1. Dampak terhadap penerimaan PAD Kota Bogor 2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat sekitar 3. Dampak terhadap kesempatan kerja Untuk menjaga dampak positif tersebut Pemerintah Kota Bogor terus berupaya untuk mendorong peningkatan fasilitas dan pemeliharaan objek wisata menjadi lebih baik serta mendorong menciptakan atau membuka obyek wisata baru yang memiliki daya tarik wisata. Jumlah Event/Pameran yang diikuti selama tahun 2016 sebanyak 6 pameran yaitu: 1. Pameran Pembangunan Kota Bogor yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret s/d 18 Maret 2016 bertempat di Plaza Balaikota Bogor. Disbudparekraf mengisi standnya dengan hasil kerajinan kreatif para UKM Parkinabo dan visualisasi objek daya tarik wisata dan budaya Kota Bogor. 2. Pameran Borneo Expo. Pameran yang bertempat di Pontianak Convention Centre diikuti oleh 122 stand dari 20 kabupaten/kota di Indonesia ini berlangsung mulai dari 16-20 Maret 2016, bersamaan dengan dilangsungkannya Pameran Produk Lokal (Proloc) Market di tempat yang sama. Disbudparekraf Kota Bogor diisi dengan materi pameran
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
76
3.
4.
5.
6.
berupa kerajinan pisau, batik Bogor, makanan khas Bogor dan visualisasi objek daya tarik wisata dan budaya Kota Bogor. Pameran Citra Pariwisata Jawa Barat adalah kegiatan rutin yang diadakan oleh Balai Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah. Pameran yang bertujuan untuk mengenalkan potensi-potensi yang ada di masing - masing daerah ini di ikuti oleh seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 22 Mei 2016 di Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah. Stand Kota Bogor Menampilkan hasil kerajinan, kuliner dan visualisasi daya tarik wisata dan budaya Kota Bogor. Indonesia City Expo (ICE) 2016 merupakan ajang promosi kota - kota seluruh Indonesia yang dipusatkan di Gelora Kota Baru Kota Jambi Provinsi Jambi pada tanggal 27 – 31 Juli 2016. Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada ajang ICE 2016 ini membawa produk-produk khas Kota Bogor, yaitu produk oleh-oleh makanan dari Lapis Talas Sangkuriang, produk produk kerajinan kujang dan pisau serta visualisasi pariwisata Kota Bogor. Pameran dan Roadshow A Land of Harmoni 2016. Kegiatan Pameran dan sosialisasi objek pariwisata, kerajinan tangan, makanan dan minuman khas dari beberapa pengrajin di Kabupaten dan Kota Bogor, yang diselenggarakan di Mall Thamrin City pada tanggal 4 - 5 Desember 2016. Pada Pameran ini ada 14 stand yang diisi oleh pelaku usaha pariwisata dan kreatif dari kota dan kabupaten Bogor. Pameran Bogor Tourism Mart and Expo di Cibinong City Mall tanggal 2 – 5 Juni 2016. Kegiatan ini mempromosikan tentang objek-objek wisata, sarana prasarana, kerajinan dan makan khas kota Bogor.
Pada tahun 2016 tidak ada pembentukan Badan Promosi Pariwisata. Hal ini karena Badan Promosi Pariwisata Daerah yang terbentuk di Kota Bogor berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 821.22.45.252 Tahun 2014 tentang Badan Promosi Pariwisata Daerah Kota Bogor dengan masa Jabatan 4 Tahun (2014-2018).
Sasaran 9 :
Meningkatnya peran kelembagaan pariwisata
Sasaran 8 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Jumlah kompepar
1
1
100
1
6
600
6
133,33
2.
Jumlah kerjasama yang dilakukan
1
2
200
1
5
500
1
500
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Pada tahun 2016 jumlah kompepar yang terbentuk di Kota Bogor sangat berkembang dari 1 kompepar tingkat kota menjadi 6 kompepar yang tersebar di 6 Kecamatan. Kompepar tersebut merupakan perwakilan dari
77
Forum Komunikasi Kelompok Penggerak Pariwisata (FK-Kompepar) Kota Bogor yang dibentuk pada tanggal 30 November 2015. Jumlah kerjasama yang dilakukan yaitu dengan Himpunan Pramuwisata
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indonesia (HPI), Asosiasi Travel Agen (ASITA), Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI), Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Bogor, Forum Komunikasi Kelompok Penggerak Pariwisata (FK-Kompepar). Kerjasama yang dilakukan adalah melakukan pengawasan, monitoring, koordinasi dan
Sasaran 10 :
konfirmasi antara Pemerintah Kota Bogor dengan pengusaha, pengelola dan pelakupelaku objek pariwisata di Kota Bogor dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan daya tarik wisata di Kota Bogor sehingga dapat membantu mengembangkan objek-objek wisata di Kota Bogor.
Terciptanya iklim industri kreatif
Sasaran 10 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah Industri kreatif
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
30
30
100
30
30
100
Akhir RPJMD Target (%) 342
Rata-rata Capaian Sasaran
67,84
92,5 Sangat Baik
Jumlah industri kreatif tahun 2016 sebanyak 30 yaitu : 1. Sambal dapur cihuy 2. Abon ikan 3. Palabo 4. Mufin ubi ungu 5. Kerang pakis/Hitara 6. Puding rainbow 7. Pangsit ubi ungu 8. Semprong keju 9. Coklat mie 10. Stup jambu merah 11. Herbal sadeger 12. Stik tulang ikan 13. Stik buah naga 14. Pisau pecinta alam
Sasaran 11 :
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
pada
Rompi pecinta alam Fizal kreatif Tepung daun kelapa Sabun daun kelapa Minuman kefir Krim muka/lulur kefir Paru suir cihuy Ayam ungkeb Riung perhiasan Kerajinan wayang golek Layangan seni kreatif Simping talas Herbal jahe merah Mocibo Olahan daging vionde Empal suir
Terjalinnya kemitraan antar pelaku industri kreatif
Sasaran 11 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Bogor Creative Forum
-
-
-
1
1
100
1
100
2.
Saung Kreatif
8
6
75
15
15
100
68
30,88
3.
Jumlah komunitas kreatif
10
6
60
10
10
100
60
43,33
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
78
Bogor Creative Forum merupakan forum komunikasi bagi stakeholder industri kreatif yang di fasilitasi oleh pemerintah Kota Bogor yang kegiatannya membahas berbagai hal keterkaitan dengan industry kreatif. Fasilitasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor yaitu dengan melakukan pembelajaran pengembangan fashion khususnya kain tapis ke Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Saung Kreatif yang ada di tahun 2016 terealisasi sebanyak 15 saung kreatif. Saung kreatif ini dibentuk oleh kelompokkelompok kreatif tempat/lokasi yang tetap untuk menghasilkan karya-karya kreatif mereka. 15 saung kreatif yang terdata yaitu Saung Animasi, Saung Photographer, Saung Pisasu Pecinta Alam, Saung Desain, Saung Fashion, Saung Dekorasi, Bogor Studio, Batik
Sasaran 12 :
Tradisiku, Dapur Cihuy, Saung Komik, Rizal Ekraf, batik Cibuluh, Gitar Bambu, Kantin Bioskop Keliling, Lukisan Daun Jati. Jumlah komunitas kreatif yang ada di Kota Bogor yang terfasilitasi pada tahun 2016 terealisasi sebanyak 10 komunitas kreatif yaitu : 1. Komunitas edukasi peyapeyo 2. Komunitas kuliner pakirnabo 3. Komunitas bunga potong 4. Komunitas seni lukis 5. Komunitas pendongeng 6. Komunitas komikus. 7. Komunitas Desain Produk 8. Komunitas Batik 9. Komunitas Ilustrator 10. Komunitas Dekorasi
Terciptanya SDM yang kreatif dan wirausahawan kreatif
Sasaran 11 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Jumlah pelatihan kewirausahaan industri kreatif
1
0
0
1
1
100
9
55,56
2.
Jumlah produk berkualitas ekspor
21
21
100
23
25
108,70
29
86,21
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Jumlah pelatihan kewirausahaan industri kreatif terealisasi satu kali. Pemerintah Kota Bogor melaksanakan Bimtek Ekonomi kreatif yang bertujuan untuk memberikan informasi dalam rangka pengembangan usaha serta
memerikan pengalaman kepada pelaku ekonomi kreatif. Pelatihan diikuti peserta sebanyak 50 orang dengan narasumber Tim Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila Jakarta serta praktisi ekonomi kreatif.
Jumlah produk berkualitas ekspor pada tahun 2016 mencapai 23 komoditi. Berbagai macam komoditi tersebut telah diekspor ke berbagai Negara seperti Jepang, China, Vietnam, Thailand, Italia, Jerman, Spanyol, Yunani, Uni Emirat Arab, berbagai Negara di Afrika, dan lain sebagainya. 1 2 3
79
Textil Sari Mengkudu Minuman
10 11 12
Produk Berkualitas Ekspor Pakaian Jadi Makanan Hasil Pertanian
19 20 21
Bahan Kimia Strip Karet Kantung
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
“Sleeve”
4 5 6 7 8 9
Furniture Bambu Sabun Ban Mainan Edukatif Aksesoris
13 14 15 16 17 18
Hasil Perikanan Kosmetik Rempah-rempah Minyak Angin Kerajinan Batik
Kontainer Bulu Mata Serat Kelapa Olahan Bingkai Kayu Gaharu / agarwood, thips, agarwood powder, sandal wood
22 23 24 25
Misi 5 • Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih dan Transparan Pada misi 5 terdapat 13 Sasaran dengan 27 indikator sehingga diperoleh capaian sebagai berikut: Pencapaian Indikator-Indikator pada misi 4 25
23
20 7 IK, 26%
7 IK, 26%
15
13 IK, 48%
10 0
0
Baik
Cukup
4
5 Tidak Mencapai Target Tercapai
0 Sangat Baik
Tercapai dan Melebihi Target
Sasaran 1 :
Kurang
Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme
Sasaran 1 memiliki capaian dengan kategori “Cukup”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Penetapan zona integritas / wilayah bebas korupsi (OPD)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
-
-
-
1
0
0
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Akhir RPJMD Target (%) 5
0
80
Indikator Kinerja 2. Opini BPK atas laporan keuangan
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
WDP
WDP
100
WDP
WDP
100
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Akhir RPJMD Target (%) WTP
0
60,00 Cukup
Pada tahun 2016, survey penilaian Indeks Integritas Daerah di Kota Bogor dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2016, dengan sasaran Dinas Pendapatan Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Bina Marga dan Unit Layanan Pengadaan serta masyarakat yang dilayanai pada OPD tersebut. Namun sampai dengan bulan Januari 2017, hasil penilaian Indeks Integritas Daerah tersebut belum dikeluarkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Opini BPK atas laporan keuangan Pemerintah Kota Bogor masih mendapat predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Predikat tersebut didapatkan dari hasil audit terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bogor Tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Adapun beberapa rekomendasi yang diberikan oleh BPK Perwakilan Jawa Barat berdasarkan audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bogor Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Sedangkan untuk Indikator kinerja Penetapan Zona Integritas/Wilayah Bebas Korupsi sampai dengan tahun 2016 belum ada OPD yang ditetapkan menjadi OPD berpredikat WBK dikarenakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pembangunan Zona Integritas, yang salah satu syaratnya adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) harus mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), sedangkan Pemerintah Kota Bogor pada tahun 2016 masih mendapat opini Wajar dengan Pengecualian (WDP). Pemerintah Kota Bogor melalui Inspektorat secara kontinyu mendorong OPD untuk mendapatkan predikat Wilayah bebas dari Korupsi melalui pembinaan dan monitoring terkait persiapan untuk penilaian oleh Kementerian PAN RB.
1. Melakukan inventarisasi ulang atas semua asset tetap secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan; 2. Meninjau kembali kebijakan akuntansi penyisihan piutang lainnya dengan mempertimbangkan karakteristik piutang masing-masing serta menghitung dan menyajikan penyisihan piutang lainnya dalam laporan keuangan. 3. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan pajak daerah. 4. Memvalidasi dan memverifikasi rincian piutang retribusi, melakukan prosedur penghapusan piutang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, menghitung piutang denda retribusi lebih cermat, membuat aging schedule dan memperhitungkan penyisihan piutang sesuai kebijakan akuntansi.
Sasaran 2 :
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Sasaran 2 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut:
81
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
CC
CC
100
CC
CC
100
B
96,48
2.
Aparatur yang memenuhi standar kompetensi jabatan
70%
71.91%
102.73
75
67
89,33
85
78,82
3.
Terbentuknya OPD yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) (%)
100
100
100
100
100
100
1 Perda
100
4.
Konsistensi antara rencana kegiatan OPD dan implementasinya (%)
97,02
97,29
100,28
97,04
96
98,83
>97
98,97
5.
Pengisian jabatan melalui seleksi terbuka (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Pada tahun 2016 Indikator Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah memperoleh nilai 57,89 atau masih dalam kategori CC. Nilai tersebut merupakan hasil evaluasi atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Nilai CC tersebut Komponen yang dinilai a. b. c. d. e.
Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja
Nilai Hasil Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja Dari pelaksanaan evaluasi didapatkan kesimpulan bahwa penerapan SAKIP di Pemerintah Kota Bogor masih terdapat beberapa kelemahan antara lain: a. Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan secara formal dan berjenjang Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai alat ukur keberhasilan pencapaian kinerja utama (core business) atau sasaran strategisnya, namun
92,5 Sangat Baik
menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Pemerintah Kota Bogor masih banyak memerlukan perbaikan. Adapun rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut: Tahun 2015 Tahun 2016 Bobot Nilai Bobot Nilai 30 19,64 30 21,43 25 10,39 25 10,47 15 9,26 15 10,09 10 5,06 10 5,32 20 11,69 20 10,58 100 56,04 100 57,89 CC CC belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam Rencana Strategis satuan kerja. Dengan kata lain, Rencana Strategis satuan kerja belum sepenuhnya mengacu pada IKU yang terakhir. b. Prosedur penganggaran belum sepenuhnya mengutamakan atau memprasyaratkan adanya kinerja terukur sebelum pengajuan kegiatan dan anggarannya. Pengesahan
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
82
anggaran lebih mengacu kepada kesesuaian nama program dan kegiatan, kode rekening, serta pagu anggaran yang tersedia, kurang menekankan atau menagih hasil atau outcome yang mungkin belum selesai (tertunggak). Praktik seperti ini tidak mendorong SKPD untuk mengutamakan kinerja atau menerapkan anggaran berbasis kinerja.
c. Perjanjian Kinerja yang telah disusun secara berjenjang, belum sepenuhnya dimonitor, dievaluasi, dan disimpulkan secara periodic dan dikaitkan dengan reward tertentu. d. Evaluasi yang dilakukan atas program, baru sebatas pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran, belum menyimpulkan keberhasilan sebuah program.
Tren Nilai AKIP Kota Bogor Tahun 2010-2016 80 60
45.13
53.92
56.54
52.51
55.97
56.04
57.89
2011
2012
2013
2014
2015
2016
40 20 0 2010
Tren Nilai AKIP Kota Bogor Tahun 2010-2016 (sumber : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bogor, 2016)
Berdasarkan data tren nilai AKIP Kota Bogor, dapat disimpulkan bahwa belum terdapat perkembangan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu perlu diupayakan langkahlangkah strategis guna meningkatkan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Bogor pada tahun-tahun selanjutnya, sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh pihak KemenPANRB. Adapun rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Bappeda memastikan tersedianya RPJMD dan Rencana Strategis SKPD yang lebih selaras, berkualitas, lebih terukur, menggambarkan kinerja jangka menengah yang terukur, layak untuk diperjanjikan dan dapat diketahui dan dimonitor hasilnya. b. Seluruh pimpinan SKPD agar memastikan tersedianya alat ukur yang menggambarkan keberhasilan pencapaian kinerja utama (IKU) setiap SKPD yang dipimpinnya dan
83
memastikannya sudah lebih spesifik, relevan, terukur, dan khas atau unik menggambarkan efektivitas dan alasan keberadaan SKPD tersebut, dan memastikan dimanfaatkannya IKU pada proses perencanaan, pengukuran, pelaporan dan evaluasi internal. c. Sekretaris Daerah dan Kepala Bappeda memastikan diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara meminta seluruh SKPD mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih dahulu (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum mengajukan anggaran. Memastikan seluruh SKPD dapat mengaitkan kinerja utama (indicator dan target) dengan penganggarannya. d. Sekretaris Daerah dan Kepala SKPD memastikan perjanjian kinerja yang telah ditandatangani dimonitor, diukur, dan disimpulkan dan dijadikan
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
dasar penerapan sistem penghargaan dan sanksi atas capaian kinerja yang pantas dalam rangka menumbuhkan kepedulian dan budaya kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bogor. e. Kepala Bappeda melakukan evaluasi program dalam rangka memastikan tersedianya jawaban terukur atas keberhasilan program-program prioritas atau unggulan yang ada di kota Bogor. Bappeda harus memastikan keberhasilan maupun kekurangberhasilan suatu program secara nyata dan terukur, perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada suatu target group (kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan, terutama untuk menjawab perubahan apa yang terjadi dan seharusnya terjadi selama dan di akhir periode RPJMD Pemerintah Kota Bogor. f. Inspektur memastikan seluruh SKPD menerapkan sistem manajemen kinerja (SAKIP) dengan cara meningkatkan kualitas pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja pada seluruh SKPD dan terus meningkatkan kapasitas AKIP sebagai evaluator. Aparatur yang memenuhi standar kompetensi jabatan memiliki realisasi sebesar 67%. Perolehan ini didapat dari jumlah aparatur yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan serta pengembangan kompetensi sebanyak 5238 orang dari total 7732 jabatan. Indikator Terbentuknya OPD yang tepat fungsi dan tepat ukuran mencapai 100%. Pencapaian tersebut didapatkan melalui penyusunan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun
Sasaran 3 :
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota bogor sebagai konsekuensi dari ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Perangkat Daerah Kota Bogor terdiri dari 34 Perangkat Daerah hasil penataan berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 2016, dengan rincian Sekretariat Daerah tipe B, Sekretariat DPRD tipe A, Inspektorat tipe B, 12 Dinas tipe A, 8 Dinas tipe B, 1 Dinas tipe C, 1 Badan tipe A, 3 Badan tipe B, serta 6 Kecamatan tipe A. Selain Perangkat Daerah tersebut di atas, terdapat 3 Perangkat Daerah dalam kondisi eksisting karena ketentuan peraturan perundang undangan yakni Rumah Sakit Umum Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, serta Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik. Konsistensi antara kegiatan yang direncanakan oleh OPD dan implementasinya memiliki realisasi 96% di Tahun 2016, hal ini terkait dengan Program Pengendalian Pembangunan yang dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu Pengendalian Administrasi Pembangunan, Evaluasi dan Pelaporan, Penyusunan Standar Biaya, Workshop Penyusunan Dokumen Kontrak dan Workshop Mutu Kontruksi. Kegiatankegiatan tersebut dilakukan dalam upaya agar kegiatan OPD dapat dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada tahun 2016, telah dilaksanakan pengisian jabatan tinggi pratama melalui seleksi terbuka terhadap 3 jabatan, yakni Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, serta Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.
Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat
Sasaran 3 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut:
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
84
Indikator Kinerja 1. Indeks kepuasan masyarakat pada seluruh OPD yang memberikan pelayanan publik 2. Persentase OPD yang menetapkan SOP pelayanan publik (%)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
2,65
3,1
116,98
2,8
3,2
114,29
3,25
98,46
60
72,97
121,62
70
95
135,71
100
95
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Indeks Kepuasan Masyarakat pada seluruh OPD yang memberikan pelayanan publik dapat terealisasi sebesar 3,20 atau dalam kategori Baik. Realisasi tersebut didapatkan dari pelaksanaan survei Indeks Kepuasan Masyarakat pada OPD / Unit Kerja 1. Dinas Kesehatan 2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 3. Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi 4. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 5. Dinas Pendapatan Daerah 6. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal 7. UPTD Rumah Potong Hewan Terpadu
Nilai IKM 3,20 3,04
Rata-Rata
3,25 3,12
Akhir RPJMD Target (%)
Sangat Baik
dilaksanakan penyusunan SOP pada Sembilan OPD sebagai berikut: 1) Inspektorat; 2) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 3) Rumah Sakit Umum Daerah; 4) Kecamatan Bogor Tengah; 5) Kecamatan Bogor Selatan; 6) Kecamatan Bogor Barat; 7) Kecamatan Bogor Utara; 8) Kecamatan Bogor Timur; dan 9) Kecamatan Tanah Sareal. Sampai dengan tahun 2015 telah terdapat 27 OPD yang telah memiliki dokumen SOP, sehingga sampai dengan tahun 2016 total OPD yang telah memiliki dokumen SOP sebanyak 36 OPD dari total 37 OPD secara keseluruhan.
3,60 3,15 3,02
3,20
Persentase OPD yang menetapkan SOP pelayanan publik dapat terealisasi sebesar 95% dari 70% yang ditargetkan. Pada tahun 2016 telah
Sasaran 4 :
Meningkatnya pemenuhan hak masyarakat akan informasi publik
Pencapaian sasaran 4 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Adapun pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut:
Indikator Kinerja
85
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
OPD yang menyediakan informasi publik sesuai UU KIP (%)
20
92,12
460
40
40
100
100
40
2.
Persentase permintaan akan
30
63,2
210,7
50
100
200
100
100
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
informasi publik yang terlayani oleh PPID dan PPID pembantu (%)
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Indikator kinerja OPD yang menyediakan informasi publik sesuai UU KIP telah mencapai 40%. Hal ini ditunjang dengan data bahwa 35 OPD yang telah memiliki website sendiri untuk menyampaikan berbagai informasi yang bisa diakses publik serta 37 OPD telah memiliki akun twitter untuk berinteraksi dengan masyarakat sekaligus penyampaikan informasi publik.
Sasaran 5 :
Sangat Baik
Indikator kinerja persentase akan informasi publik yang terlayani oleh PPID dan PPID Pembantu mencapai 100% dari seluruh permintaan informasi yang masuk. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kota Bogor telah menyediakan jaringan dan sarana media digital yang terhubung langsung dengan OPD sehingga pengaduan masyarakat lebih cepat terlayani.
Terbangunnya kesepahaman bersama antar daerah mengenai isu-isu lintas wilayah dalam bidang ekonomi dan pengembangan wilayah, pelayanan publik, serta lingkungan hidup
Sasaran 5 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah bidang kesepakatan bersama antar daerah (bidang)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
7
5
71,43
9
9
100
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Kesepakatan bersama antar daerah dapat direalisasikan sebanyak 9 bidang. Realisasi tersebut dicapai melalui kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Bogor dengan Pemerintah Kabupaten Bogor yang mencakup bidang
Sasaran 6 :
Akhir RPJMD Target (%) 18
50
92,5 Sangat Baik
pendidikan, ketertiban umum, penanaman modal, pariwisata, lingkungan hidup, koperasi dan UMKM, sosial, penanggulangan bencana, serta pelayanan air.
Menguatnya kelembagaan kerja sama antar daerah dan internasional
Sasaran 6 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut:
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
86
Indikator Kinerja 1.
2.
3.
4.
Kelembagaan kerja sama regional yang berjalan Jumlah forum internasional yang digiati Jumlah kerja sama dengan pihak ketiga internasional Jumlah perusahaan swasta, BUMD yang berkontribusi terhadap pembangunan Kota Bogor
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
2
2
100
2
2
100
2
100
1
2
200
2
2
100
3
66,67
6
6
100
6
6
100
6
100
10
63
630
11
28
254,55
14
200
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Kelembagaan kerja sama regional yang berjalan hingga tahun 2016 dapat terealisasi sebanyak 6. Pada tahun 2016 difokuskan untuk mempertahankan kerja sama yang telah terjalin sebelumnya yakni kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dalam beberapa bidang pelayanan publik, dengan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dalam penyelenggaraan program transmigrasi, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), Asosiasi Kota Kabupaten Peduli Sanitasi Indonesia (AKKOPSI), dan City Net Indonesia. Forum internasional yang digiati dapat terealisasi sebanyak 2 forum. Hasil ini dicapai melalui upaya mempertahankan keterlibatan aktif di ICLEI – Local
Sasaran 7 :
Akhir RPJMD Target (%)
Sangat Baik
Government for Sustainability Asia Pasific.
dan CityNet
Kerja sama dengan pihak ketiga internasional hingga tahun 2016 berjumlah 6. Adapun kerja sama yang terjalin dengan pihak ketiga internasional adalah kerja sama dengan ICLEI – Local Governments for Sustainability, City Net Asia Pasific, Mayor for Peace, Kota Kizarazu (Jepang), kerjasama teknis dengan Seoul Metropolitan Government, dan Forum Walikota se-Asia Pasific dalam pengendalian tembakau. Kegiatan Company Social Responsibilty (CSR) pada tahun 2016 didominasi oleh perusahaan swasta sebanyak 25 Perusahaan dan 3 BUMD. Selain itu, terdapat pula 4 BUMN dan BUMD Provinsi yang ikut berpartisipasi dalam pembangunan di Kota Bogor
Meningkatnya event-event yang memunculkan ikatan dan kecintaan antara warga dan kotanya
Sasaran 7 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
87
Jumlah event yang memunculkan ikatan dan kecintaan antara warga dan kotanya
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1
3
300
1
2
100
Akhir RPJMD Target (%) 15
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
93,33
Indikator Kinerja 2.
Jumlah warga yang berpartisipasi dalam event-event dimaksud
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
50
150
300
50
12.500
25.000
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Pada tahun 2016 Pemerintah Kota Bogor telah melaksanakan kegiatan yang dapat memunculkan ikatan dan kecintaan warga terhadap kota Bogor yaitu Kegiatan Helaran Seni dan Budaya dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Bogor serta Perayaan Cap Go Meh Bogor Street Festival.
Akhir RPJMD Target (%) 500
180
92,5 Sangat Baik
Jumlah warga yang berpartisipasi dalam event-event dimaksud diperkirakan sebanyak 12.500 orang yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat serta komunitas seni dan budaya di Kota Bogor. Event tersebut pula menarik ribuan warga dari luar Kota Bogor untuk menonton dan menyaksikan event-event tersebut.
Helaran Hari Jadi Bogor Tahun 2016
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
88
Perayaan Cap Gomeh di Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 8 :
Terfasilitasinya organisasi, komunitas dan sejenisnya yang memiliki fokus terhadap pembangunan kota
Sasaran 8 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Jumlah organisasi, komunitas, dan sejenisnya yang difasilitasi
78
72
92,31
78
101
129,49
78
129,49
2.
Jumlah kegiatan bersama yang diadakan oleh pemerintah daerah dan organisasi/komunitas
1
1
100
7
7
100
29
27,59
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Jumlah organisasi, komunitas dan sejenisnya yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Bogor sebanyak 101 organisasi.
92,5 Sangat Baik
Jumlah kegiatan bersama yang diadakan oleh Pemerintah Kota Bogor dan organisasi/komunitas sebanyak 7 kegiatan yaitu : 1. Bogor menanam;
89
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
2. 3. 4. 5.
Bogor Pendidikan; Bogor seni; Bogor beberesih; Permainan monopoli lingkungan;
Sasaran 9 :
6. Bakti sosial pemungutan sampah; 7. Pengecetan area kompleks GOR Pajajaran. berbasis
Optimalisasi keberadaan dan peran serta berbagai perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat setempat dalam pembangunan kota Bogor
Sasaran 9 memiliki capaian dengan kategori “Kurang”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Jumlah perguruan tinggi dan LSM setempat yang bekerjasama dengan pemerintah kota
2
3
150
4
1
25
6
16,67
2.
Jumlah ormas yang bekerjasama dengan pemerintah kota
1
1
100
1
0
0
4
87,50
27,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Perguruan tinggi dan LSM setempat yang bekerjasama dengan pemerintah Kota yaitu kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Bogor dengan Institut Pertanian Bogor tentang peningkatan pembangunan di Kota Bogor.
Sasaran 10 :
Kurang
Selama tahun 2016 tidak terdapat organisasi kemasyarakatan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor.
Tersedianya ruang bagi elemen warga untuk turut memberi pertimbangan dalam segala pengambilan kebijakan mengenai pembangunan kota
Sasaran 10 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Dewan kota atau nama lain yang menjadi ruang bagi elemen warga untuk turut memberi pertimbangan dalam segala pengambilan kebijakan mengenai pembangunan kota
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
1
1
100
1
1
100
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Akhir RPJMD Target (%) 1
100
90
Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Sangat Baik
Kota Bogor telah membentuk Dewan Kota melalui Surat Keputusan Walikota Bogor Nomor 800.45-277 Tahun 2014 tentang Tim Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Kota Bogor.
Dalam memberikan ruang bagi elemen warga Kota Bogor untuk turut memberikan kontribusi dalam memberikan pertimbangan dan pengambilan keputusan mengenai pembangunan Kota Bogor Pemerintah
Sasaran 11 :
Akhir RPJMD Target (%)
Tersusunnya perundangan daerah yang sinkron dan sinergis
Pencapaian sasaran 11 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Adapun pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Perundangan daerah yang penyusunan/perubahannya dikonsultasikan dengan seluruh pemangku kepentingan (%)
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
100
100
100
100
100
100
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Perundangan daerah yang penyusunan/ perubahannya dikonsultasikan dengan seluruh pemangku kepentingan dapat mencapai 100%. Pada tahun 2016 jumlah Jenis Peraturan Daerah Peraturan Walikota Keputusan Walikota Keputusan Sekretaris Daerah Penyusunan perundangan daerah yang dikonsultasikan dengan seluruh pemangku
91
Akhir RPJMD Target (%) 100
100
92,5 Sangat Baik
penyusunan/perubahan perundangan daerah sebanyak 526 produk, dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah 8 47 281 172 kepentingan dapat mensinergiskan kebijakan daerah dengan aspirasi para stakeholder.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 12 :
Harmonisnya perundangan daerah
Pencapaian sasaran 12 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Adapun pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
100
100
100
100
100
100
Perundangan daerah yang harmonis (%)
Sasaran 13 :
100
100
92,5
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Perundangan daerah yang harmonis dapat mencapai 100%. Hal tersebut dibuktikan hingga pada tahun 2016 belum terdapat produk hokum yang
Akhir RPJMD Target (%)
Sangat Baik
dihasilkan Pemerintah Kota Bogor yang dibatalkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah.
Tegaknya perundangan daerah
Pencapaian sasaran 13 dapat dikategorikan “Cukup”. Adapun pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
2015 Realisasi
(%)
Target
2016 Realisasi
(%)
Akhir RPJMD Target (%)
1.
Penindakan tindak pidana ringan (%)
80
63
78,75
80
68,46
85,57
100
68,46
2.
Jumlah gugatan perkara hukum tata usaha negara dan perdata
10 perkara
16 perkara
160
10
15
50
20
75
Rata-rata Capaian Sasaran Tahun 2016
Penindakan Tindak Pidana Ringan memiliki persentase sebesar 68,46%. Pencapaian ini diperoleh melalui pelaksanaan sidang tindak pidana ringan pelanggaran Kawasan Tanpa Rokok dan pelanggaran perda PKL, yang selama tahun 2016 dilaksanakan sebanyak 8 kali. Dari pelaksanaan sidang tersebut terdapat 76 pelanggar yang disidangkan dari total
60,00 Cukup
111 pelanggar, sedangkan 45 pelanggar sisanya tidak hadir pada saat sidang sehingga dilimpahkan ke Pengadilan. Jumlah gugatan perkara hukum tata usaha Negara dan perdata sebanyak 15 perkara. Perkara tersebut terdiri dari 10 perkara perdata dan 5 perkara tata usaha Negara.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
92
Misi 6 • Mengkokohkan peran moral agama dan kemanisiaan untuk mewujudkan masyarakat madani Pada misi 6 terdapat 4 Sasaran dengan 13 indikator sehingga dapat diperoleh capaian sebagai berikut: Pencapaian Indikator-Indikator pada misi 6 12
12 10 1 IK, 8% 6 IK, 46%
8
6 IK, 46%
6 4
0
Baik
Cukup
1
2
Tidak Mencapai Target
0
Tercapai
Sangat Baik
Tercapai dan Melebihi Target
Sasaran 1 :
0
Kurang
Digunakannya nilai-nilai agama dan kemanusiaan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari
Sasaran 1 memiliki capaian dengan kategori “Kurang”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Jumlah Korban Narkotika dan HIV/AIDS/WTS yang dibina
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
250
40
16
Target
Realisasi
Capaian (%)
300
140
46,67
Kondisi 2019
Capaian %
1.550
14,84
Rata-rata Capaian Sasaran
27,50 Kurang
Jumlah korban narkotika dan HIV/AIDS/WTS yang dibina pada tahun 2016 dapat terealisasi sebesar 140 orang dengan rincian sebagai berikut: a. Korban NAPZA sebanyak 5 orang b. HIV/AIDS sebanyak 25 Orang c. WTS sebanyak 110 orang. Pembinaan yang dilakukan berupa pembinaan sosial, nilai-nilai keagamaan, dan keterampilan.
93
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Sasaran 2 :
Terselenggaranya aktivitas lintas agama
Sasaran 2 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator kinerja sebagai berikut:
Indikator Kinerja Jumlah dialog rutin lintas agama (kali/tahun)
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
7
7
100
7
11
157,14
Capaian Sasaran
Kondisi 2019
Capaian %
35
51,43
92,5 Sangat Baik
Selama tahun 2016 telah dilakukan beberapa dialog rutin lintas agama, diantaranya 1. Tanggal 29 Februari 2016. Dilaksanakan di Gedung BKPP Wilayah I dengan peserta 150 orang. 2. Tanggal 17 Maret 2016 dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota Bogor diikuti oleh 25 orang. 3. Tanggal 26 Mei 2016 dilaksanakan di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bogor diikuti oleh 20 orang peserta. 4. Tanggal 26–27 Juli 2016 dilaksanakan di Wisma Sinar Kasih Cipanas diikuti 22 orang peserta. 5. Tanggal 28 Juli 2016 dilaksanakan di Gedung BKPP Wilayah I dengan peserta 100 orang. 6. Tanggal 12 Agustus 2016 dilaksanakan di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bogor diikuti oleh 20 orang peserta.
7. Tanggal 15 Agustus 2016 dilaksanakan seminar di Hotel Amaris diikuti oleh 60 orang peserta. 8. Tanggal 19 Agustus 2016 dilaksanakan di Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB). Penyelenggara adalah Forum Komunikasi Politik Kota Bogor diikuti oleh 20 orang peserta. 9. Tanggal 28 September 2016 dilaksanakan di Kejaksaan Negeri Bogor diikuti oleh 20 orang peserta. Materi pembahasan adalah eksistensi Syi’ah Kota Bogor. 10. Tanggal 26 Oktober 2016 dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Bogor diikuti 50 orang peserta. 11. Tanggal 31 Oktober 2016 dilaksanakan di Hotel Pangrango, diikuti oleh Lurah dan Camat se–Kota Bogor serta FKUB Kota Bogor.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
94
Sasaran 3 :
Terdeteksi dan tertanganinya potensi permasalahan antar umat beragama
Sasaran 3 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: 2015
Indikator Kinerja Target
Realisasi
Capaian (%)
2016 Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Persentase deteksi dini permasalahan antar umat beragama (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
2.
Persentase Deteksi dini permasalahan antar umat beragama yang dapat tertangani (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
3.
Konflik SARA
0
0
100
0
0
100
0
0
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Dalam rangka mewujudkan kerukunan umat beragama Pemrintah Kota Bogor bermitra dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Komunitas Inteligen Daerah Kota Bogor (KOMINDA) dalam melaksanakan deteksi dini permasalahan antar umat
Sasaran 4 :
beragama serta bekerja sama dengan BKPP Wilayah I Jawa Barat, Kantor Kementerian Agama Kota Bogor, Kejaksaan Negeri Bogor dan International Center For Islam and Pluralism (ICIP) Jakarta dalam mengatasi berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan umat beragama sehingga pada tahun 2016 tidak terjadi konflik SARA di Kota Bogor.
Meningkatnya peran lembaga agama dan organisasi kemasyarakatan dalam aktivitas pembangunan masyarakat
Sasaran 4 memiliki capaian dengan kategori “Sangat Baik”. Pencapaian sasaran ini diukur melalui beberapa indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja
95
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
1.
Jumlah lembaga keagamaan yang dibina
134
134
100
268
782
291,79
671
116,54
2.
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang dibina
34
34
100
35
40
114
40
100
3.
Jumlah kegiatan sosial pemberdayaan ekonomi
10
0
0
10
10
100
50
20
4.
Jumlah Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) yang terbentuk
10
10
100
10
10
100
68
52,94
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
Indikator Kinerja
2015
2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Kondisi 2019
Capaian %
5.
Jumlah panti asuhan yang dibina
74
74
100
74
74
100
84
88,10
6.
Jumlah masyarakat yang mengikuti sosialisasi tentang wawasan kebangsaan (orang per tahun)
600
600
100
600
1500
250
600
250
7.
Jumlah penyuluhan kepada ormas dan LSM (kali/tahun)
2
2
100
2
4
200
3
133,33
8.
Jumlah lembaga sosial yang berpartisipasi aktif dalam penanganan PMKS
70
243
347
75
243
324
90
270
Rata-rata Capaian Sasaran
92,5 Sangat Baik
Jumlah lembaga keagamaan yang dibina di Kota Bogor sebanyak 782. Pembinaan yang dilakukan adalah pemberian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan manajemen kelembagaan. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang dibina pada tahun 2016 sebanyak 40 organisasi kemasyarakatan. Pembinaan yang dilakukan berupa sosialisasi tentang organisasi kemasyarakatan dan LSM yang akan meningkatkan status kelembagaannya menjadi mitra Pemerintah Daerah. Jumlah kegiatan sosial pemberdayaan ekonomi terealisasi 10 kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembinaan kepada 10 pesantren yang didorong untuk membentuk koperasi pondok pesantren yang berbasis ekonomi syariah. Jumlah Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) yang terbentuk sebanyak 10 Kelompok pada tahun 2016 yang berlokasi di Kelurahan Sindangsari, Sindangrasa, Katulampa, Baranangsiang, Tajur, Sukasari, Cibuluh, Tanah Baru, Kedung
Halang, dan Cimahpar. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 20 orang perkelompok yang terdiri dari unsur LPM, RT/RW, Majelis Ta’lim, Karang taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Koperasi dan organisasi sosial lainnya. Tujuan dibentuk WKSBM adalah untuk membantu penanganan PMKS dan mensejahterakan masyarakat dimana kelompok tersebut dibentuk. Jumlah panti asuhan yang dibina sebanyak 74 panti. Pembinaan yang dilakukan dari sisi administrasi, kondisi lokasi (sarana dan Prasarana), kondisi kelayan dan pengurus serta pelayanan di lembaga kesejahteraan sosial untuk meningkatkan kualitas pelayanan lembaga kesejahteraan sosial. Jumlah lembaga sosial yang berpartisipasi aktif dalam penanganan PMKS 243 lembaga sosial yang terdiri dari karang taruna sebanyak 75, pekerja sosial masyarakat sebanyak 75, tenaga kesejahteraan sosial Kecamatan sebanyak 6, Tagana, Panti Sosial sebanyak 74, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3), Lembaga Koordinator Kesejahteraan Sosial (LKKS) dan Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat sebanyak 10.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016
96
C. Akuntabilitas Keuangan
97
Misi
Program
I II III IV V VI Total
27 Program 45 Program 35 Program 8 Program 24 Program 6 Program 145 Program
Anggaran Pagu Realisasi Rp. 153.203.773.361,00 Rp. 144.219.332.950,00 Rp. 562.007.137.633,00 Rp. 484.427.856.377,00 Rp. 312.345.776.899,00 Rp. 284.115.786.550,00 Rp. 81.472.815.000,00 Rp. 22.851.507.176,00 Rp. 294.086.409.638,00 Rp. 265.367.657.446,00 Rp. 11.131.656.410,00 Rp. 10.734.525.323,00 Rp.1.414.247.568.941,00 Rp.1.211.716.665.822,00
% 94,14% 86,20% 90,96% 28,05% 90,23% 96,43 85,68
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Bogor Tahun 2016