LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT BANK CENTRAL ASIA Tbk TAHUN 2013 Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (“GCG”) PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) tahun 2013 disusun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Laporan Pelaksanaan GCG BCA tahun 2013 terdiri dari: I. Transparansi Pelaksanaan GCG sebagaimana dimaksud pada butir IX Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013; dan II. Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG tahun 2013. I. Transparansi Pelaksanaan GCG A. Pengungkapan Pelaksanaan GCG meliputi: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, terdiri dari: a. Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota Dewan Komisaris Per 31 Desember 2013, jumlah anggota Dewan Komisaris BCA adalah 5 (lima) orang, terdiri dari 1 (satu) Presiden Komisaris, 1 (satu) Komisaris, dan 3 (tiga) Komisaris Independen. Jumlah anggota Dewan Komisaris BCA tidak melebihi jumlah anggota Direksi BCA. Jumlah Komisaris Independen BCA adalah 60 % dari jumlah anggota Dewan Komisaris BCA. Susunan anggota Dewan Komisaris BCA per 31 Desember 2013 berdasarkan akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BCA No. 143 tanggal 12 Mei 2011 dan akta Berita Acara RUPS Luar Biasa BCA No. 206 tanggal 16 Mei 2012, adalah sebagai berikut: Jabatan
Nama
Presiden Komisaris
Djohan Emir Setijoso
Komisaris
Tonny Kusnadi
Komisaris Independen
Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen
Raden Pardede
Komisaris Independen
Sigit Pramono
Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota Direksi Per 31 Desember 2013, jumlah anggota Direksi BCA adalah 10 (sepuluh) orang, terdiri dari 1 (satu) Presiden Direktur, 1 (satu) Wakil Presiden Direktur, dan 8 (delapan) Direktur. Seorang anggota Direksi merangkap selaku Direktur Kepatuhan. 1
Susunan anggota Direksi BCA per 31 Desember 2013 berdasarkan akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BCA No. 143 tanggal 12 Mei 2011 dan akta Berita Acara RUPS Luar Biasa BCA No. 206 tanggal 16 Mei 2012, adalah sebagai berikut: Jabatan
Nama
Presiden Direktur
Jahja Setiaatmadja
Wakil Presiden Direktur
Eugene Keith Galbraith
Direktur
Dhalia Mansor Ariotedjo
Direktur
Anthony Brent Elam
Direktur
Suwignyo Budiman
Direktur
Renaldo Hector Barros
Direktur
Henry Koenaifi
Direktur (merangkap Direktur Kepatuhan)
Tan Ho Hien/Subur atau Subur Tan
Direktur
Armand Wahyudi Hartono
Direktur
Erwan Yuris Ang
Kriteria umum dalam pemilihan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, antara lain adalah: Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang yang akan menjadi tanggung jawabnya; Memiliki leadership yang baik; Reputasi yang baik selama yang bersangkutan mengemban tugas-tugas sebelumnya; Memiliki akhlak dan moral yang baik; Mampu melaksanakan perbuatan hukum; Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Dewan Komisaris/Direksi yang dinyatakan bersalah yang menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pemilihan; g. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pemilihan. h. Memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). a. b. c. d. e. f.
Independensi Dewan Komisaris Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Independensi Direksi Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris dan Direksi lainnya, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. 2
Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Presiden Direktur berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, antara lain: 1. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan BCA, jalannya pengurusan pada umumnya, dan memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan oleh Dewan Komisaris dilakukan untuk kepentingan BCA sesuai dengan maksud dan tujuan serta Anggaran Dasar BCA. 2. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha BCA pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi BCA. 3. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BCA. 4. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Divisi Audit Internal, Auditor Eksternal, hasil pengawasan pihak otoritas termasuk namun tidak terbatas pada Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan/atau Bursa Efek Indonesia. 5. Memberitahukan kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BCA. 6. Membentuk: a. Komite Audit; b. Komite Pemantau Risiko; dan c. Komite Remunerasi dan Nominasi; 7. Memastikan bahwa Komite-Komite yang telah dibentuk Dewan Komisaris telah menjalankan tugasnya secara efektif. 8. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. 9. Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris secara berkala, paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun. Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. 10.Membuat risalah rapat Dewan Komisaris, dan ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat Dewan Komisaris. 11.Mendistribusikan salinan risalah rapat Dewan Komisaris kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan pihak yang terkait. 12.Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku sebelumnya kepada RUPS Tahunan. Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Dewan Komisaris memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar BCA, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.
3
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi, antara lain: 1. Memimpin dan mengurus BCA sesuai dengan maksud dan tujuan BCA. 2. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan BCA untuk kepentingan BCA; 3. Menciptakan struktur pengendalian internal, menjamin terselenggaranya fungsi audit internal dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan audit internal sesuai dengan kebijakan atau arahan yang diberikan Dewan Komisaris. 4. Menyampaikan Rencana Kerja Tahunan yang memuat juga Anggaran Tahunan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. 5. Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha BCA pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi BCA. 6. Mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, dan Risalah Rapat Direksi. 7. Membuat Laporan Tahunan dan dokumen-dokumen perusahaan lainnya sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Auditor Eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain termasuk namun tidak terbatas pada Bursa Efek Indonesia. 9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar BCA, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen. c. Rekomendasi Dewan Komisaris Salah satu tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah memberikan nasihat kepada Direksi untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. Dalam tahun 2013, nasihat dan rekomendasi yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada Direksi antara lain adalah: 1. Berkaitan dengan pengelolaan bisnis pada umumnya: Mengingat perkembangan pesat bisnis BCA serta bertambahnya jumlah anak perusahaan BCA, perlu dikembangkan pengendalian risiko terpadu yang terkonsolidasi. Program/sasaran bisnis yang terkandung dalam Rencana Bisnis Bank dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan perlu disosialisasikan ke cabang-cabang dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential) dan aspek kepatuhan (compliance). 2. Berkaitan dengan risiko kredit: Dalam penyaluran kredit, risiko konsentrasi yang terlalu besar terhadap satu grup/ industri tertentu perlu dihindari.
4
3. Berkaitan dengan risiko likuiditas: Mengingat kondisi likuiditas yang semakin ketat, persaingan dalam memperebutkan Dana Pihak Ketiga, serta masih tingginya permintaan kredit, maka ketersediaan likuiditas BCA yang memadai harus menjadi prioritas. 4. Berkaitan dengan risiko operasional: Dari segi risiko operasional, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah aspek pengamanan teknologi informasi agar keunggulan BCA dalam transactional banking dapat terjaga. 5. Berkaitan dengan risiko reputasi: Dalam pelaksanaan pengembangan bisnis wealth management, aspek risiko reputasi harus selalu terkendali dan termitigasi. 6. Berkaitan dengan risiko stratejik: Di masa mendatang ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan kompeten akan semakin krusial, sehingga perlu dikembangkan konsep lean organization dan perencanaan ketersediaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan BCA. 7. Berkaitan dengan risiko kepatuhan: Dewan Komisaris berpendapat bahwa regulatory compliance perlu mendapat perhatian khusus dari semua jajaran, terutama dari segi pengendalian internal dan Audit Internal agar regulatory risk dapat dimitigasi. 2.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite-Komite a. Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Audit Komite Audit beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri dari: - seorang Ketua yang juga adalah Komisaris Independen; dan - 2 (dua) orang anggota yang semuanya merupakan Pihak Independen.
Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.
Susunan Anggota Komite Audit per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Nama
Jabatan
Sigit Pramono
Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Inawaty Handoyo
Anggota (Pihak Independen)
Ilham Ikhsan
Anggota (Pihak Independen)
Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan/akuntansi dan seorang Pihak Independen ahli di bidang perbankan.
Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan pengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
5
Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri dari: - seorang Ketua yang juga adalah Komisaris Independen; dan - 2 (dua) orang anggota yang semuanya merupakan Pihak Independen. Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen. Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan dan seorang Pihak Independen ahli di bidang manajemen risiko. Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Nama
Jabatan
Cyrillus Harinowo
Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Endang Swasthika Wibowo
Anggota (Pihak Independen)
Andreas E. Susetyo
Anggota (Pihak Independen)
Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan dan seorang Pihak Independen ahli di bidang manajemen risiko. Seluruh anggota Komite Pemantau Risiko tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan pengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Remunerasi dan Nominasi • Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri dari: - seorang Ketua yang juga adalah Komisaris Independen; dan - 2 (dua) orang anggota, yaitu seorang Presiden Komisaris dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi Divisi Human Capital Management (Sumber Daya Manusia). Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh Komisaris Independen. Susunan Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Nama
•
Jabatan
Raden Pardede
Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Djohan Emir Setijoso
Anggota (merangkap selaku Presiden Komisaris)
Lianawaty Suwono
Anggota (merangkap selaku Kepala Divisi Human Capital Management)
Pejabat Eksekutif anggota Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki pengetahuan mengenai ketentuan sistem remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan.
6
Seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan pengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
b. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit: 1.
Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
2.
Dalam rangka melaksanakan tugas pada butir 1 tersebut di atas dan guna memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris, Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap: a. Pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal (DAI). b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar Audit yang berlaku. c. Kesesuaian Laporan Keuangan dengan Standar Akuntansi yang berlaku. d. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Kantor Akuntan Publik atas jasa yang diberikannya. e. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan DAI, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia (BI).
3.
Melakukan penelaahan atas informasi keuangan lainnya yang akan dikeluarkan BCA kepada publik dan/atau pihak otoritas seperti proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan BCA.
4.
Melakukan penelaahan atas kepatuhan BCA terhadap peraturan perundangundangan di bidang perbankan, Pasar Modal dan peraturan perundangundangan serta ketentuan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha BCA.
5.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Kantor Akuntan Publik, yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
6.
Menelaah dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan BCA.
7.
Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan BCA.
8.
Melakukan penelaahan dan pemantauan atas implementasi good corporate governance (GCG) yang efektif dan berkelanjutan.
9.
Menjalankan tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi Komite Audit atas permintaan Dewan Komisaris.
7
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko: 1. Membantu dan memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di bidang manajemen risiko dan memastikan bahwa kebijakan manajemen risiko dilaksanakan dengan baik. 2. Dalam kaitannya dengan proses pemberian rekomendasi, Komite Pemantau Risiko harus melakukan: a. Evaluasi atas konsistensi antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. b. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi: 1.
Mengevaluasi kebijakan remunerasi dan nominasi BCA.
2.
Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai: a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham BCA. b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk kemudian oleh Dewan Komisaris disampaikan kepada Direksi.
3.
Menyusun dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.
4.
Memastikan kebijakan remunerasi BCA telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.
Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.
6.
Merekomendasikan pihak-pihak independen calon anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
7.
Mengkaji kelayakan kebijakan pemberian fasilitas-fasilitas yang disediakan bagi Dewan Komisaris dan Direksi serta memberikan rekomendasi perbaikan/tambahan penjelasan yang diperlukan.
8.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris yang berkaitan dengan remunerasi dan nominasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9.
Melaporkan hasil pengkajian dan rekomendasi sehubungan dengan tugas-tugas Komite Remunerasi dan Nominasi kepada Dewan Komisaris apabila diperlukan.
c. Frekuensi rapat Komite Audit Komite Audit mengadakan rapat sedikitnya 4 (empat) kali dalam setahun sebagaimana diatur di dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit. Selama tahun 2013, Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak 26 (dua puluh enam) kali. Dalam setiap rapat Komite Audit selalu dibuat risalah rapat yang mencantumkan tanggal rapat, kehadiran anggota Komite Audit, agenda rapat, dan materi rapat. Hasil rapat Komite Audit selalu didokumentasikan secara tertib dan baik. 8
Data kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat Komite Audit selama tahun 2013 adalah sebagai berikut: Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
Persentase
Sigit Pramono
26
26
100 %
Inawaty Handoyo
26
26
100 %
Ilham Ikhsan
26
26
100 %
Frekuensi rapat Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat sedikitnya 4 (empat) kali dalam setahun sebagaimana diatur di dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko. Selama tahun 2013, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali. Dalam setiap rapat Komite Pemantau Risiko selalu dibuat risalah rapat yang mencantumkan tanggal rapat, kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko, agenda rapat, dan materi rapat. Hasil rapat Komite Pemantau Risiko selalu didokumentasikan secara tertib dan baik. Data kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko dalam rapat Komite Pemantau Risiko selama tahun 2013 adalah sebagai berikut. Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
Persentase
Cyrillus Harinowo
10
10
100 %
Endang Swasthika Wibowo
10
10
100 %
Andreas E. Susetyo
10
9
90 %
Frekuensi rapat Komite Remunerasi dan Nominasi Komite Remunerasi dan Nominasi mengadakan rapat sesuai dengan kebutuhan BCA, sedikitnya 1 (satu) kali dalam setahun sebagaimana diatur di dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi. Selama tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat sebanyak 3 (tiga) kali. Dalam setiap rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selalu dibuat risalah rapat yang mencantumkan tanggal rapat, kehadiran anggota Komite Remunerasi dan Nominasi, agenda rapat, dan materi rapat. Hasil rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selalu didokumentasikan secara tertib dan baik. Data kehadiran anggota Komite Remunerasi dan Nominasi pada rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selama tahun 2013 adalah sebagai berikut: Nama
Jumlah rapat
Kehadiran
Persentase
Raden Pardede
3
3
100 %
Djohan Emir Setijoso
3
3
100 %
Lianawaty Suwono
3
3
100 % 9
d. Program kerja Komite Audit dan realisasinya 1. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja untuk membahas hasil akhir audit Laporan Keuangan BCA tahun buku 2012 beserta Management Letter. 2. Mengevaluasi dan menyetujui usulan perpanjangan kontrak dengan Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG International (“KPMG International”) dan merekomendasikannya kepada Dewan Komisaris untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan BCA tahun buku 2013. 3. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja untuk membahas rencana dan cakupan audit atas Laporan Keuangan BCA tahun buku 2013. 4. Melakukan pertemuan dengan Divisi Keuangan dan Perencanaan untuk mengkaji Laporan Keuangan BCA yang akan dipublikasikan setiap triwulan. 5. Mengkaji analisa realisasi keuangan dengan budget-nya. 6. Melakukan pertemuan dengan Divisi Audit Internal sebanyak 7 (tujuh) kali untuk: a) Mengevaluasi perencanaan tahunan. b) Mengevaluasi pelaksanaan audit internal setiap semester. c) Melakukan diskusi atas hasil audit yang dipandang cukup signifikan. 7. Mengadakan kunjungan ke unit kerja Kantor Pusat dan Kantor Cabang untuk menghadiri exit meeting audit internal dengan jumlah 6 (enam) kali kunjungan. 8. Mengkaji laporan-laporan hasil audit internal (lebih dari 167 laporan) dan memantau tindak lanjutnya. 9. Mengkaji kepatuhan BCA terhadap ketentuan, peraturan dan hukum yang berlaku di bidang perbankan melalui kajian terhadap laporan kepatuhan terhadap ketentuan kehati-hatian yang dilaporkan setiap bulan. 10. Mengkaji laporan kredit portofolio yang diterbitkan setiap semester. 11. Memantau pelaksanaan manajemen risiko melalui laporan triwulanan Profil Risiko BCA dan laporan bulanan Operation Risk Management Information System (ORMIS). 12. Melakukan pembahasan dengan satuan kerja terkait untuk mengevaluasi risiko operasional dan pengendalian internal dalam proses serta kegiatan di unit kerja strategis: IT Operations, Bisnis KPR, Bisnis Kartu Kredit, Logistik dan Human Capital Management, dalam rangka memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris mengenai kecukupan upaya mitigasi atas berbagai risiko-risiko yang ada. 13. Melakukan evaluasi dengan satuan kerja terkait mengenai pelaksanaan GCG sesuai dengan kriteria Asean GCG Scorecard. 14. Penyusunan Piagam dan Kode Etik Komite Audit seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Bapepam-LK No.IX.I.5 mengenai Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit – Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012. 15. Melakukan pembahasan dengan Konsultan Eksternal (Grant Thornton International Ltd) mengenai efektivitas kinerja DAI. 16. Melakukan kajian atas: a) Hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan tindak lanjutnya. b) Tindak lanjut atas management letter dari KAP Siddharta dan Widjaja. 17. Melaporkan hasil kajian dan evaluasi rutin kepada Dewan Komisaris setiap triwulan. 18. Menghadiri RUPS, Analyst Meeting, dan Rapat Kerja Nasional BCA 2014 dalam rangka pelaksanaan GCG. 10
Program kerja Komite Pemantau Risiko dan realisasinya 1. Melakukan: a. Pemantauan risiko dengan melakukan review dan evaluasi atas berbagai laporan risiko. Komite Pemantau Risiko memberikan pendapat dan saran dalam bentuk tertulis, namun bila diperlukan klarifikasi lebih lanjut akan dibuat penjelasan dan atau pertemuan khusus membahas topik tersebut. b. Pemantauan hasil stress test yang dilaporkan tiap triwulan. c. Pemantauan seluruh risiko dalam bentuk risk dashboard. d. Pelaporan atas perkembangan pemantauan kepada Dewan Komisaris. 2. Melakukan pemantauan khusus terhadap : a. Risiko operasional, khususnya risiko Teknologi Informasi (TI) untuk memastikan bahwa risiko pada layanan internet banking dan mobile banking terkendali. b. Analisis hasil stress test secara khusus pada aspek: - Risiko likuiditas (general market stress test scenario). - Risiko pasar, khususnya risiko suku bunga dan risiko valas. - Capital Allocation and Reverse. - Limit Secondary Reserves Rupiah. 3. Evaluasi kegiatan tresuri, termasuk transaksi valuta asing. 4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan GCG dengan cara mengevaluasi dokumen hasil kerja Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Komite Manajemen Risiko. 5. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas pelaksanaan dan pengembangan proses manajemen risiko tentang: a. Arsitektur Teknologi Informasi dan Perencanaannya b. Aspek keamanan, potensi kerentanan sistem TI dan upaya mitigasi risikonya. c. Pengujian fungsi Data Recovery Center, pengembangan Disaster Recovery Plan (DRP), dan Business Impact Analysis (BIA). 6. Memastikan bahwa BCA memiliki infrastruktur yang baik untuk mengendalikan risiko, untuk itu evaluasi atas ketentuan dan pedoman kerja dilakukan dengan cara: a. Melakukan review terhadap ketentuan dan pedoman manajemen risiko. b. Melakukan evaluasi terhadap metode, indikator dan pengukuran risiko. 7. Menghadiri: a. Rapat Umum Pemegang Saham, Analyst Meeting, dan Rapat Kerja Nasional 2014 dalam rangka pelaksanaan GCG. b. Workshop yang membahas peningkatan kualitas pelaksanaan manajemen risiko. Program kerja Komite Remunerasi dan Nominasi, dan realisasinya 1.
Merekomendasikan agar dilakukan penyesuaian kembali jenjang kepangkatan BCA sehubungan dengan perubahan kebijakan ketenagakerjaan terakhir.
2.
Merumuskan prinsip-prinsip dari kebijakan remunerasi dan nominasi sebagai berikut: a. Prinsip dasar dalam menetapkan kebijakan remunerasi: 11
Memenuhi ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku (compliance). Posisi cukup bersaing dalam industrinya (positioning & competitiveness). Berdasarkan klasifikasi/ jenis dan bobot pekerjaan (job weight). Dikaitkan dengan kinerja individu (performance driven) agar karyawan senantiasa termotivasi untuk perform, namun dengan tetap memperhatikan risiko yang mungkin timbul. Sesuai dengan kinerja dan kemampuan BCA. Memperhatikan perkembangan biaya hidup (Kebutuhan Hidup Layak/ KHL), pergerakan inflasi, dan lain lain).
b. Prinsip dasar dalam seleksi kandidat untuk nominasi pejabat eksekutif dan anggota Dewan Komisaris dan Direksi: Memenuhi ketentuan Anggaran Dasar, GCG, dan Peraturan Bank Indonesia (PBI). Adanya kebutuhan perusahaan. Kualifikasi kandidat (kompetensi, pengalaman dan prestasi, kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan (values), track record yang bersih). Mengutamakan pengembangan dari internal, namun juga membuka diri untuk merekrut dari eksternal dengan terencana untuk memperkaya titik-titik pandang dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan bagi perusahaan. Memperhatikan keselarasan dengan rencana perkembangan karir kandidat.
3.
3.
Merekomendasikan agar dipelajari lebih lanjut kebijakan remunerasi yang mengantisipasi pengambilan keputusan yang terlalu agresif sehingga faktor risiko menjadi kurang diperhatikan.
4.
Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris pembagian tantiem tahun buku 2012 kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat selama tahun buku 2012 agar dapat dibawakan oleh Dewan Komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 06 Mei 2013 untuk mendapatkan persetujuan.
5.
Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris penyesuaian beberapa komponen remunerasi yang diperlukan sehubungan dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 16 Mei 2012 mengenai perubahan masa jabatan Dewan Komisaris dan Direksi BCA dari 3 (tiga) tahun menjadi 5 (lima) tahun.
Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern Penerapan fungsi kepatuhan Dalam menjalankan usahanya, BCA mempunyai komitmen yang tinggi untuk mematuhi ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku. Dalam rangka mengimplementasikan komitmen tersebut, adanya fungsi kepatuhan yang bersifat permanen merupakan unsur yang penting dalam meminimalkan risiko kepatuhan dan membangun budaya kepatuhan. 12
BCA telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan yang bersifat independen dan bebas dari pengaruh unit kerja lainnya. Satuan Kerja Kepatuhan dibentuk untuk membantu pelaksanaan tugas dari Direktur Kepatuhan. Kedudukan Satuan Kerja Kepatuhan adalah setingkat Divisi dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan. Agar fungsi kepatuhan dapat berjalan dengan baik, Dewan Komisaris dan Direksi BCA melakukan pengawasan aktif. Pengawasan aktif tersebut dilakukan dalam bentuk antara lain, persetujuan atas kebijakan dan prosedur, pelaporan secara periodik, permintaan penjelasan. Satuan Kerja Kepatuhan telah memiliki kebijakan dan prosedur dalam rangka meminimalkan risiko kepatuhan. Selain itu, Satuan Kerja Kepatuhan juga melakukan sosialisasi dan pelatihan, terlibat dalam persetujuan produk dan aktivitas baru, persetujuan penerbitan ketentuan internal, melakukan kajian terhadap pelepasan kredit dalam jumlah besar, melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian internal terkait kepatuhan pada unit kerja, memantau kepatuhan perusahaan terhadap komitmen yang dibuat dengan regulator. Satuan Kerja Kepatuhan selain bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi kepatuhan juga bertanggung jawab terhadap ketentuan Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT). Penerapan APU dan PPT merupakan standar internasional yang harus diterapkan dalam rangka mencegah bank digunakan sebagai sarana atau sasaran tindak kejahatan. Aktivitas Kepatuhan selama Tahun 2013 Melakukan gap analysis dan dampaknya atas ketentuan baru terhadap operasional BCA dan penyesuaian atas kebijakan internal yang diperlukan. Melakukan penilaian risiko kepatuan dan menyusun laporan profil risiko kepatuhan setiap triwulan, dalam rangka mengelola risiko kepatuhan. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan budaya kepatuhan. Sosialisasi dan pelatihan tidak hanya ditujukan kepada karyawan lama, tetapi juga kepada karyawan baru. Memberikan persetujuan atas rencana produk dan aktivitas baru, untuk memastikan bahwa produk dan aktivitas baru yang akan dibuat telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Memberikan persetujuan atas rancangan ketentuan internal yang akan diterbitkan. Melakukan kajian kepatuhan terhadap pelepasan kredit Korporasi. Menjalankan fungsi konsultatif dengan unit kerja lain terkait dengan penerapan peraturan yang berlaku. Memantau pemenuhan kewajiban pelaporan kepada pihak eksternal. Memastikan kepatuhan perusahaan terhadap komitmen yang dibuat oleh perusahaan kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lainnya. Melakukan koordinasi dalam rangka melakukan penilaian terhadap Tingkat Kesehatan Bank berbasis Risiko. Aktivitas terkait Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) selama tahun 2013: Menyesuaikan kebijakan dan prosedur APU dan PPT sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012, dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/21/DPNP tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum. Melakukan pelatihan dan sosialisasi APU dan PPT secara berkesinambungan 13
Memastikan produk dan aktivitas baru telah memperhatikan peraturan APU dan PPT Memantau transaksi keuangan mencurigakan dengan menggunakan aplikasi Suspicious Transaction Identification Model (STIM) Melaporkan transaksi keuangan mencurigakan dan transaksi keuangan tunai kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Menyempurnakan parameter aplikasi STIM untuk mengidentikasi transaksi keuangan mencurigakan Mengkoordinasikan pelaksanaan pengkinian data nasabah melalui penyusunan target dan pemantauan realisasi terhadap target Melakukan peningkatan kemampuan aplikasi STIM yang akan selesai pada tahun 2014.
Indikator kepatuhan posisi akhir tahun 2013 menunjukkan keadaan sebagai berikut: Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) mencakup risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional adalah 15,66%, berada di atas ketentuan Bank Indonesia yaitu 9% sampai dengan kurang dari 10% (KPMM berdasarkan profil risiko BCA yaitu peringkat 2). Rasio NPL (net) adalah 0,19%, berada dalam batas yang diperkenankan ketentuan Bank Indonesia maksimal sebesar 5% (net). Tidak ada pelampauan maupun pelanggaran terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), baik kepada pihak terkait, maupun kepada kelompok usaha. Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah – Primer 8,30% dan GWM Rupiah - Sekunder 20,45%, sudah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai GWM Rupiah. Giro Wajib Minimum (GWM) Valuta Asing 8,54%, sudah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai GWM Valuta Asing. Posisi Devisa Neto (PDN) 0,24%, berada jauh dalam batas yang diperkenankan ketentuan Bank Indonesia maksimal sebesar 20% dari modal. Komitmen terhadap Bank Indonesia dan otoritas pengawas lainnya telah dipenuhi dengan baik. Penerapan fungsi audit intern Dalam melaksanakan fungsinya, Divisi Audit Internal melakukan penilaian atas kecukupan dan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian internal, tata kelola serta memberikan konsultasi bagi pihak intern BCA yang membutuhkan. Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Audit Internal: 1. 2.
3. 4. 5. 6.
Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan berbasis risiko dan melaporkan realisasinya. Menguji dan mengevaluasi proses manajemen risiko (risk management), pengendalian internal (internal control), dan proses tata kelola (governance) untuk menilai kecukupan dan efektivitasnya. Melaksanakan pengkajian kualitas kredit. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi objektif tentang kegiatan yang diperiksa. Melaksanakan investigasi/pemeriksaan khusus berdasarkan permintaan Dewan Komisaris/Direksi/Komite Audit, unit kerja atau adanya indikasi tertentu. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilakukan auditee atas rekomendasi hasil audit. 14
7. 8.
Berperan sebagai konsultan bagi pihak internal BCA yang membutuhkan, terutama yang menyangkut ruang lingkup tugas Audit Internal. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.
Standar Pelaksanaan Audit Kegiatan Divisi Audit Internal berpedoman pada Manual Kerja dan Piagam Audit Internal sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direksi nomor 074A/SK/DIR/2012 tanggal 30 April 2012 yang disusun berdasarkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank dari Bank Indonesia dan ketentuan mengenai Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal dari Bapepam-LK. Sebagai acuan ke arah global best practices, Divisi Audit Internal juga menggunakan standar dan kode etik yang diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA) serta Information System Audit & Control Association (ISACA). Efektivitas pelaksanaan fungsi Divisi Audit Internal dan kepatuhannya terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dikaji ulang oleh pihak eksternal yang independen sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) tahun. Kaji ulang terakhir oleh pihak eksternal dilaksanakan akhir tahun 2013. Pelaksanaan Audit 2013 Kegiatan Divisi Audit Internal tahun 2013 difokuskan pada hal-hal berikut: 1. Terlaksana audit proses kegiatan terkait: pengembangan e-channel, pengadaan barang dan jasa TI, Social media, pengembangan Customized branch format dan jaringan kantor cabang, System development life cycle, Kantor kas dan kas Mobil. 2. Terlaksana audit terhadap kegiatan yang dialih-dayakan (outsourced activities) pengelolaan arsip dan jasa pengelolaan pengisian Kas ATM. 3. Terlaksana 26 program continuous auditing dalam lingkup operasional & perkreditan cabang, sentra operasi, IT security. 4. Menjalankan enhancement aplikasi electronic working paper untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan audit (selesai tahap user acceptance test) 5. Melakukan penyesuaian (alignment) dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko mengenai penggunaan skala dan tingkat risiko (risk scale and risk grading) operasional cabang. 6. Menjalankan proyek pengembangan mutu audit dalam penerapan audit berbasis risiko (risk-based audit) untuk tahap audit execution dan audit reporting melalui program pelatihan dan pertemuan interaktif dengan bantuan konsultan. Fokus Rencana Audit 2014 1.
2.
Memberi fokus audit tahun 2014 pada strategi bisnis BCA yang terkait upaya mempertahankan posisi BCA di DPK khususnya CASA, peningkatan fee based income dan efisiensi serta optimalisasi biaya payment settlement secara keseluruhan. Melaksanakan pendekatan end-to-end process audit terhadap penerapan ketentuan APU/PPT, pelaksanaan corporate social responsibility, proses transaksi valas, pengembangan skema kredit kemitraan, fungsi kegiatan Pengawasan Internal Cabang, pengelolaan kas di cabang dan pengelolaan ATM oleh cabang.
15
3.
4. 5. 6. 7.
Melaksanakan audit terhadap kegiatan yang dialihdayakan (outsourced activities) khususnya kegiatan yang mendukung transaction banking, seperti: pengelolaan mesin ATM dan EDC Melaksanakan audit kegiatan anak perusahaan: BCA Sekuritas, BCA Finance Limited Hongkong, BCA Syariah. Menyempurnakan laporan hasil audit dan menerapkan pendekatan RBA yang telah di-enhance pada setiap penugasan serta menerapkan audit rating baru. Menerapkan aplikasi baru electronic working paper hasil enhancement di setiap penugasan. Menindaklanjuti rekomendasi dari reviewer eksternal atas kegiatan quality assurance review tahun 2013 terhadap Divisi Audit Internal.
Penerapan fungsi audit ekstern Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/32/DPNP tentang Hubungan antara Bank, Kantor Akuntan Publik dan Bank Indonesia, maka: 1. Laporan Keuangan BCA telah diaudit oleh Akuntan Publik yang independen, kompeten, professional, dan obyektif, serta menggunakan kemahiran profesional secara cermat dan seksama (due professional care). 2. Akuntan Publik yang ditunjuk oleh BCA untuk melakukan audit sesuai dengan standar profesional, perjanjian kerja, dan ruang lingkup audit. 3. Sesuai keputusan RUPS Tahunan, penunjukan Kantor Akuntan Publik dan penentuan biaya dilakukan oleh Dewan Komisaris dengan memperhatikan rekomendasi Komite Audit. 4. Penunjukan Kantor Akuntan Publik dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, antara lain: Merupakan Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik (partner in-charge) yang terdaftar di Bank Indonesia. BCA hanya mengikutsertakan 4 (empat) Kantor Akuntan Publik terbesar yang terdaftar di Bank Indonesia. Tidak memberikan jasa lain kepada BCA pada tahun tersebut sehingga terhindar dari kemungkinan benturan kepentingan. Kantor Akuntan Publik hanya memberikan jasa audit paling lama untuk periode audit 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG International, ditunjuk sebagai auditor BCA untuk melakukan audit atas laporan keuangan BCA untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013. 5. BCA memberikan kuasa kepada Kantor Akuntan Publik untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit (audit report) disertai dengan Surat Komentar (Management Letter) kepada Bank Indonesia paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku.
16
Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan Keuangan BCA dalam 3 (tiga) tahun terakhir:
4.
2013
2012
2011
Kantor Akuntan Publik
Siddharta & Widjaja
Siddharta & Widjaja
Purwantono, Suherman & Surja
Akuntan Publik
Elisabeth Imelda
Elisabeth Imelda
Peter Surja
Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern Penerapan manajemen risiko BCA mencakup:
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko. Sistem pengendalian internal.
BCA menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha BCA dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia, maupun dengan mengacu kepada best practice melalui tindakan-tindakan sebagai berikut: 1. Melakukan identifikasi dan pengendalian seluruh risiko termasuk yang berasal dari produk baru dan aktivitas baru. 2. Memiliki Komite Pemantau Risiko (KPR) yang bertujuan untuk memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko yang ada telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko BCA dan mempunyai tugas pokok untuk memberikan rekomendasi serta pendapat secara profesional yang independen mengenai kesesuaian antara kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko kepada Dewan Komisaris, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR). 3. Memiliki Komite Manajemen Risiko (KMR) yang mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko, menyempurnakan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko yang efektif, serta menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities). 4. Memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa risiko yang dihadapi BCA dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan dengan benar melalui penerapan kerangka kerja manajemen risiko yang sesuai. 5. Mengelola risiko dan memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan limit risiko yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi yang menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk menetapkan langkah menghadapi perubahan kondisi pasar. 17
6. Memastikan bahwa penyusunan sistem dan prosedur kerja yang ada telah memperhatikan sisi operasional maupun bisnis serta tingkat risiko yang mungkin terjadi dalam suatu unit kerja. 7. Memastikan bahwa terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas antara satuan kerja operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Fungsi pengendalian dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum (GHK), Satuan Kerja Kepatuhan (SKK), dan Divisi Audit Internal (DAI). 8. Memastikan bahwa DAI telah melakukan review secara independen dan obyektif terhadap prosedur dan kegiatan operasional BCA secara berkala. Hasil review DAI disampaikan dalam bentuk Laporan Hasil Audit dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit kepada Direksi. 9. Memantau kepatuhan BCA dengan prinsip pengelolaan bank yang sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui unit kerja SKK. 10. Memastikan bahwa Pengawasan Internal Cabang (PIC), Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW), dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari PIC, PIKW, dan DAI tersebut dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. 11. Membuat Laporan Profil Risiko BCA dan Laporan Profil Risiko Konsolidasi setiap triwulan dan menyampaikannya kepada Bank Indonesia secara tepat waktu. Berdasarkan hasil penilaian terhadap profil risiko, BCA memiliki tingkat risiko komposit Low to Moderate. Hasil tersebut dapat tercapai berkat kualitas penerapan manajemen risiko yang mendukung efektifitas kerangka pengawasan BCA berbasis risiko. Penilaian mencakup 8 (delapan) risiko utama yang dihadapi BCA, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik, dan risiko kepatuhan. BCA juga memiliki kebijakan dan prosedur tertulis untuk mengelola risiko yang melekat pada produk baru dan aktivitas baru BCA.
Sistem Manajemen Risiko Dalam rangka pengendalian risiko, BCA telah mengimplementasikan suatu kerangka Dasar Manajemen Risiko (Risk Management Framework) secara terpadu yang dituangkan dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR). Kerangka tersebut digunakan sebagai sarana untuk penetapan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman, serta infrastruktur BCA sehingga dapat dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi BCA dapat dikenali, diukur, dikendalikan dan dilaporkan dengan baik. Agar penerapan manajemen risiko dapat berjalan dengan efektif dan optimal, BCA telah memiliki Komite Manajemen Risiko yang berfungsi untuk membahas permasalahan risiko yang dihadapi BCA secara keseluruhan dan merekomendasikan kebijakan manajemen risiko kepada Direksi. Selain Komite di atas, BCA telah membentuk beberapa Komite lain yang bertugas untuk menangani risiko secara lebih spesifik antara lain: Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit serta Komite Aset dan Pasiva (Asset and Liability Committee – ALCO). 18
BCA senantiasa melakukan pengkajian risiko secara menyeluruh atas rencana penerbitan produk dan aktivitas baru sesuai jenis risiko yang terdapat dalam PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 beserta perubahannya antara lain melalui PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan SE BI No. 15/6/DPNP tanggal 8 Maret 2013. Risiko-risiko yang dikelola terdiri dari 8 (delapan) jenis risiko, yaitu: 1. Risiko Kredit Organisasi perkreditan terus disempurnakan berbasiskan kepada penerapan prinsip “empat mata” (“four eyes principle”) dimana keputusan kredit diambil berdasarkan pertimbangan dari dua sisi, yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi analisa risiko kredit. BCA telah memiliki Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB) yang terus mengalami penyempurnaan sejalan dengan perkembangan BCA, Peraturan Bank Indonesia serta sesuai dengan “International Best Practice”. Penyempurnaan prosedur dan sistem manajemen risiko perkreditan dilakukan melalui pengembangan “Loan Origination System” atas alur kerja proses pemberian kredit (dari awal sampai akhir) sehingga proses kredit yang efektif dan efisien dapat tercapai. Pengembangan sistem pengukuran profil risiko debitur terus dikembangkan agar dapat diterapkan secara menyeluruh, demikian juga dengan proses pembangunan database perkreditan terus dilakukan dan disempurnakan. Untuk menjaga kualitas kredit tetap terjaga dengan baik, maka pemantauan terhadap kualitas kredit terus dilakukan secara rutin, baik per kategori kredit (Korporasi, Komersial, Small & Medium Enterprise (SME), Konsumen dan Kartu Kredit) maupun portofolio kredit secara keseluruhan. BCA telah mengembangkan pengelolaan risiko kredit dengan melakukan analisa stress testing terhadap portofolio kredit serta melakukan monitoring terhadap hasil stress testing tersebut. Sebagai respon atas kondisi perubahan pasar dan gejolak ekonomi, BCA melakukan analisa stress testing ini secara berkala. Stress testing bermanfaat bagi Bank sebagai alat untuk memperkirakan besarnya dampak risiko pada “stressful condition” sehingga BCA dapat membuat strategi yang sesuai untuk memitigasi risiko tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan “contingency plan”. Dalam rangka pemantauan dan pengendalian risiko kredit yang terjadi di Perusahaan Anak, BCA telah melakukan pemantauan risiko kredit Perusahaan Anak secara rutin, sekaligus memastikan bahwa Perusahaan Anak telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Kredit yang baik dan efektif. 2. Risiko Pasar Dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, BCA memusatkan pengelolaan posisi devisa neto pada Divisi Tresuri, yang menggabungkan laporan posisi devisa neto harian dari semua cabang. Secara umum, setiap cabang diharuskan untuk menutup risiko nilai tukar valuta asingnya pada setiap akhir hari kerja, walaupun ada batas toleransi posisi devisa neto untuk setiap cabang tergantung pada besarnya aktivitas transaksi valuta asing di cabang tersebut. BCA membuat laporan posisi devisa neto harian yang menggabungkan posisi devisa neto dalam laporan posisi keuangan konsolidasian maupun rekening administratif (off-balance sheet accounts).
19
Untuk mengukur risiko nilai tukar valuta asing, BCA menggunakan metode Value at Risk (VaR) dengan pendekatan Historical Simulation untuk kepentingan pelaporan internal, sedangkan untuk perhitungan pelaporan Kebutuhan Pemenuhan Modal Minimum BCA menggunakan metode standar Bank Indonesia. Komponen utama kewajiban BCA yang sensitif terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah simpanan nasabah, sedangkan aset BCA yang sensitif adalah Obligasi Pemerintah, surat-surat berharga, dan kredit yang diberikan. ALCO secara berkala memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit yang diberikan. BCA menentukan tingkat suku bunga simpanan berdasarkan kondisi pasar dan persaingan dengan memantau pergerakan tingkat suku bunga acuan dan suku bunga yang ditawarkan oleh Bank pesaing. 3. Risiko Likuiditas BCA sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan likuiditas secara keseluruhan ini dilakukan oleh ALCO dan secara operasional oleh Divisi Tresuri. Pengukuran dan pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan pengawasan cadangan likuiditas dan Loan to Deposit Ratio (LDR), melakukan analisis maturity profile, proyeksi arus kas, serta stress test secara berkala untuk melihat dampak terhadap likuditas BCA dalam menghadapi kondisi ekstrim. BCA juga memiliki contingency funding plan untuk menghadapi kondisi ekstrim tersebut. BCA telah menjalankan ketentuan terkait dengan likuiditas sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan Bank untuk menjaga likuiditas Rupiah (Giro Wajib Minimum) secara harian, yang terdiri dari GWM Primer dan GWM LDR dalam bentuk giro Rupiah pada Bank Indonesia, GWM Sekunder berupa SBI, SDBI, SUN, dan excess reserves, serta GWM valuta asing dalam bentuk giro valuta asing pada Bank Indonesia. 4. Risiko Operasional Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu Bank. Sehubungan dengan hal tersebut, BCA melaksanakan Risk Control Self Assessment (RCSA) tahap awal ke seluruh cabang/kanwil dan seluruh divisi di Kantor Pusat. Salah satu tujuan pelaksanaan RCSA ini adalah untuk menanamkan risk culture (budaya mengelola risiko) dan meningkatkan risk awareness (kesadaran akan risiko) yang merupakan syarat utama dalam pengelolaan risiko. BCA juga telah memiliki database kasus/kerugian terkait risiko operasional yang terjadi di seluruh unit kerja yang dikenal dengan nama Loss Event Database (LED). LED bertujuan untuk membantu BCA dalam mencatat dan menganalisa kasus atau permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat diambil tindakan perbaikan dan pencegahan atas kasus serupa. Tujuan akhir dari LED adalah agar risiko kerugian operasional yang mungkin terjadi dapat diminimalkan. Selain itu LED juga merupakan sarana pengumpulan data kerugian risiko operasional yang digunakan BCA untuk memperhitungkan alokasi beban modal (capital charge) dan pemantauan secara berkesinambungan terhadap kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan kerugian operasional yang telah terjadi pada BCA. 20
BCA telah mengimplementasikan aplikasi Key Risk Indicator (KRI) yaitu aplikasi yang digunakan untuk memberikan suatu indikator (early warning sign) atas kemungkinan terjadinya peningkatan risiko operasional di suatu unit kerja. BCA telah menghitung kewajiban penyediaan modal minimum Bank untuk risiko operasional berdasarkan Pendekatan Indikator Dasar. Saat ini BCA telah mengimplementasikan regulasi dari Bank Indonesia terkait dengan masuknya risiko operasional dalam perhitungan risiko kecukupan modal (CAR) selain untuk risiko kredit dan risiko pasar. 5. Risiko Hukum Risiko hukum inheren dinilai berdasarkan potensial kerugian atas kasus-kasus yang terjadi di BCA dan Entitas Anak BCA yang sedang dalam proses di pengadilan dibagi dengan modal BCA dan modal konsolidasian. Parameter yang digunakan untuk menghitung potensial kerugian atas kasus yang sedang dalam proses di pengadilan adalah dasar gugatan (kasus posisi), nilai perkara, dan dokumentasi hukum. Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko hukum, BCA telah membentuk Grup Hukum di Kantor Pusat dan unit kerja hukum di sebagian besar Kantor Wilayah. Dalam rangka memitigasi risiko hukum, Grup Hukum telah melakukan, antara lain : - Membuat Kebijakan Manajemen Risiko Hukum, mempunyai ketentuan internal yang mengatur mengenai struktur organisasi dan job description Grup Hukum serta membuat standarisasi dokumen hukum. - Mengadakan forum komunikasi hukum untuk meningkatkan kompetensi staf hukum. - Melakukan sosialisasi mengenai dampak peraturan yang berlaku terhadap kegiatan perbankan BCA dan berbagai modus operandi kejahatan perbankan serta pedoman penanganannya secara hukum kepada pejabat cabang dan unit kerja terkait. - Melakukan pembelaan hukum atas perkara perdata dan pidana yang melibatkan BCA yang sedang dalam proses di pengadilan, serta memonitor perkembangan kasusnya. - Menyusun rencana strategi pengamanan kredit (bekerja sama dengan unit kerja lain, antara lain Biro Penyelesaian Kredit) sehubungan dengan permasalahan kredit macet. - Mendaftarkan aset-aset milik BCA antara lain kekayaan intelektual (HAKI) atas produk dan jasa perbankan serta hak atas tanah dan bangunan milik BCA pada instansi yang berwenang. - Memonitor dan melakukan tindakan hukum atas pelanggaran terhadap asetaset BCA termasuk pelanggaran atas hak kekayaan intelektual (HAKI) milik BCA. - Memonitor dan menganalisa perkara yang sedang dalam proses di pengadilan yang dihadapi oleh BCA dan Entitas Perusahaan Anak. - Melakukan inventarisasi, memonitor, menganalisa dan menghitung potensi kerugian yang mungkin timbul terkait kasus-kasus hukum yang terjadi. 6. Risiko Reputasi Penilaian atas risiko reputasi dilakukan dengan menggunakan parameterparameter seperti frekuensi keluhan dan publikasi negatif serta pencapaian 21
penyelesaian keluhan. Penilaian tersebut disusun dalam laporan profil risiko reputasi setiap triwulan. Untuk mengelola dan mengendalikan risiko reputasi, BCA didukung oleh fasilitas Halo BCA (layanan telepon 24 jam, e-mail dan sosial media, serta walk in customer untuk informasi, saran, dan keluhan). Manajemen risiko reputasi dilakukan dengan berpedoman pada: - Peraturan Bank Indonesia No. 7/7/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah. - Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/13/DPNP tanggal 6 Maret 2008 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 perihal Penyelesaian Pengaduan Nasabah. - Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 perihal Penyelesaian Pengaduan Nasabah. 7. Risiko Stratejik Penilaian risiko stratejik inheren dilakukan dengan menggunakan parameterparameter seperti kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis, strategi berisiko rendah dan strategi berisiko tinggi, posisi bisnis BCA dan pencapaian Rencana Bisnis Bank. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko stratejik dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter seperti tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, SIM dan SDM, serta kecukupan sistem pengendalian risiko. 8. Risiko Kepatuhan Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, BCA telah mengangkat salah seorang anggota Direksi sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertugas untuk mengelola risiko kepatuhan BCA. BCA telah membuat kebijakan dan prosedur kepatuhan, yang berisi antara lain adanya proses untuk selalu menyesuaikan ketentuan dan sistem internal dengan peraturan yang berlaku dan mengomunikasikan ketentuan kepada karyawan terkait, melakukan kajian terhadap produk/aktivitas baru, melakukan uji kepatuhan secara berkala, pelatihan kepada karyawan dan laporan bulanan kepatuhan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. BCA telah mempunyai dan menerapkan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. BCA juga telah mengembangkan aplikasi untuk mengidentifikasi transaksi keuangan yang mencurigakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Risiko komposit BCA pada Triwulan IV tahun 2013 adalah “Low to Moderate”, merupakan hasil penilaian dari risiko inheren “Low to Moderate” dengan penilaian kualitas penerapan manajemen risiko “Satisfactory”. Kualitas penerapan manajemen risiko tersebut merupakan cerminan dari cakupan penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR) BCA.
22
Risiko komposit dari 8 (delapan) jenis risiko yang dinilai adalah sebagai berikut : - Risiko yang memiliki risiko komposit yang “low”, adalah Risiko Pasar, Risiko Likuiditas dan Risiko Hukum. - Risiko yang memiliki risiko komposit “low to moderate” adalah Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Reputasi, dan Risiko Stratejik. - Risiko yang memiliki risiko komposit “moderate” adalah Risiko Kepatuhan. Trend risiko inheren untuk triwulan IV tahun 2013 adalah stabil karena berdasarkan hasil proyeksi, diperkirakan tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup signifikan. Trend kualitas penerapan manajemen risiko konsolidasi untuk triwulan IV tahun 2013 adalah stabil karena BCA secara terus menerus meningkatkan penyesuaian pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitasnya sehingga BCA dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan setiap risiko yang ada. Penerapan sistem pengendalian intern BCA telah memiliki kebijakan sistem pengendalian internal yang mencakup 5 (lima) komponen:
Pengawasan oleh manajemen dan kultur pengendalian Identifikasi dan penilaian risiko Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi Sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan
Disamping itu BCA juga memiliki business continuity plan dan disaster recovery plan untuk mempercepat proses pemulihan pada saat terjadi bencana (disaster) dan memiliki system back up untuk mencegah kegagalan usaha yang berisiko tinggi. Seluruh manajemen dan karyawan BCA memiliki peran dan tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas dan pelaksanaan sistem pengendalian internal BCA. Pihak-pihak yang terlibat dan bertanggung jawab dalam terlaksananya sistem pengendalian internal BCA antara lain Dewan Komisaris, Komite Audit, Direksi, Divisi Audit Internal, pejabat dan pegawai BCA, Pengawasan Internal Cabang, Pengawasan Internal Kantor Wilayah dan Pengawasan Internal Unit Kerja Tertentu di Kantor Pusat. 1. Pelaksanaan pengendalian interen antara lain dilakukan melalui: a. Pengendalian Keuangan: BCA telah menyusun Rencana Bisnis Bank yang membahas strategi BCA secara keseluruhan yang mencakup arah pengembangan bisnis. Penetapan strategi telah memperhitungkan dampak terhadap permodalan BCA, antara lain proyeksi permodalan & KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum). Direksi secara aktif melakukan diskusi/memberikan masukan serta memantau kondisi internal dan perkembangan faktor eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi strategi bisnis BCA. BCA telah memiliki prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja perusahaan secara bulanan, triwulanan, semesteran, maupun tahunan. BCA telah melaksanakan proses pengendalian keuangan melalui upaya pemantauan realisasi dibandingkan dengan budget keuangan dalam laporan 23
yang dibuat secara berkala dan dibawakan dalam radisi saat dibutuhkan tindak lanjut Direksi. b. Pengendalian Operasional: BCA telah melengkapi standar operating procedure/ manual kerja yang merinci prosedur kerja setiap transaksi operasional perbankan yang dilakukan di BCA terkait produk dan aktivitas baru termasuk mitigasi risiko operasional terkait. Pembuatan prosedur kerja tersebut dilakukan oleh Divisi Strategi dan Pengembangan Operasi-Layanan (DPOL) dan telah di-review oleh berbagai unit kerja yang terkait untuk memastikan bahwa risiko operasional yang mungkin ada pada aktivitas tersebut telah dimitigasi dengan baik. BCA menerapkan pembatasan wewenang petugas melalui penetapan limit dalam melakukan suatu transaksi; serta pembatasan akses petugas ke jaringan TI & komputer melalui pengendalian penggunaan user ID dan password serta pemasangan fingerscan. BCA telah membentuk struktur organisasi dengan baik, dilengkapi unit pengawasan/ pengendalian mendukung pengendalian operasional : - Pemisahan fungsi yang dapat menimbulkan conflict of interest. - Supervisor berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di Cabang setiap hari. - Pengawasan Internal Cabang (PIC) berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di Cabang secara periodik. - Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW) berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di Kantor Wilayah. - Pengawasan Internal yang berfungsi mengawasi jalannnya kontrol internal di unit kerja tertentu di Kantor Pusat. - Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum, Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) - Divisi Audit Internal (DAI): Independen terhadap risk taking unit. Memeriksa dan menilai kecukupan/efektivitas sistem pengendalian internal, manajemen risiko dan tata kelola perusahaan dengan melaksanakan rencana audit tahunan. c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya: BCA memiliki komitmen yang kuat untuk mematuhi peraturan dan perundangundangan yang berlaku dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kelemahan, apabila terjadi. BCA telah memiliki Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang independen terhadap satuan kerja operasional dalam melaksanakan fungsi kepatuhan. Adanya Laporan Bulanan Pemantauan Kepatuhan terhadap Ketentuan Kehatihatian BCA yang disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Strategi Manajemen Risiko Kepatuhan BCA adalah mempunyai kebijakan untuk senantiasa mematuhi ketentuan yang berlaku yaitu secara proaktif melakukan pencegahan (ex-ante) dalam rangka meminimalkan terjadinya pelanggaran dan melakukan tindakan kuratif (ex-post) dalam rangka perbaikan. 24
2. BCA menerapkan sistem pengendalian interen secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha BCA dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia, maupun dengan mengacu kepada best practice melalui tindakan-tindakan sebagai berikut: Terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas antara satuan kerja operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Fungsi pengendalian dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum (GHK), Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) dan Divisi Audit Internal (DAI). DAI telah melakukan review secara independen dan obyektif terhadap prosedur dan kegiatan operasional BCA secara berkala. Hasil review DAI disampaikan dalam bentuk Laporan Hasil Audit dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit kepada Direksi. Pengawasan Internal Cabang (PIC), Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW) dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari PIC, PIKW dan DAI tersebut dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. 5. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) BCA memiliki kebijakan mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, sebagaimana diatur dalam Manual Ketentuan Kredit. Evaluasi dan pengkinian atas kebijakan dalam Manual Ketentuan Kredit tersebut dilakukan secara berkala. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar senantiasa dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, antara lain mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Selain itu, penyediaan dana kepada pihak terkait juga harus diputuskan oleh Dewan Komisaris secara independen. Pelaporan rutin BMPK kepada Bank Indonesia dilakukan secara tepat waktu. Sepanjang tahun 2013 tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan atas BMPK. Penyediaan dana kepada Pihak Terkait (related party) dan kepada Debitur Inti Individu dan Grup (large exposure) di BCA selama tahun 2013. Jumlah No
Penyediaan Dana
1.
Kepada Pihak Terkait
2.
Kepada Debitur Inti
Debitur
Nominal (juta Rupiah)
195
2.963.487
a.
Individu
50
66.081.139
b.
Grup
30
88.471.810
6. Rencana strategis Dalam mengantisipasi dinamika perubahan lingkungan eksternal, BCA senantiasa mengkaji strategi baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang 25
dituangkan dalam Rencana Strategis Bank berupa Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja & Anggaran Tahunan (RKAT). Penyusunan Rencana Strategis Bank mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank. Sebagai bagian dari arah kebijakan dan langkah strategis BCA untuk mewujudkan visi dan misinya, BCA merancang dan mengembangkan inisiatif-inisiatif bisnis yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang. Rencana Strategis BCA 2014 Secara keseluruhan, BCA melihat ekonomi Indonesia dan sektor perbankan memiliki pijakan yang kokoh untuk menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2014. BCA mendukung upaya-upaya Bank Indonesia dalam menjaga pertumbuhan kredit nasional yang berkelanjutan serta mempertahankan permodalan dan likuiditas sektor perbankan yang sehat. Dalam jangka panjang, BCA sangat optimis terhadap prospek perekonomian maupun perbankan Indonesia. Solidnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 1 (satu) dekade terakhir telah menghasilkan PDB per kapita lebih dari US$ 3.500 disertai dengan meningkatnya pertumbuhan kelas menengah, dimana hal tersebut akan menjadi magnet bagi arus investasi serta mendukung derap eknonomi domestik kedepannya. Dengan didukung posisi modal dan likuiditas yang baik, BCA berkomitmen untuk tetap melakukan berbagai investasi di tahun 2014 guna mempertahankan sekaligus meningkatkan franchise value BCA. BCA akan tetap berupaya untuk mendukung para nasabah yang telah menjalin hubungan yang baik, dalam memenuhi kebutuhan kredit, kebutuhan bertransaksi dan penempatan dana serta aktivitas perbankan lainnya. Prioritas-prioritas strategis pada tahun 2014 akan tetap diarahkan kepada pembinaan hubungan nasabah yang berkelanjutan melalui peningkatan layanan payment settlement, penyaluran kredit terutama bagi para nasabah existing dan pengembangan bisnis-bisnis baru. Peluang penyaluran kredit dan pengembangan bisnis-bisnis baru akan mengoptimalkan keunggulan BCA sebagai penyedia layanan transaksi perbankan. Berikut adalah penjabaran lebih lanjut dari tiga sasaran bisnis utama tersebut: • Peningkatan layanan payment settlement BCA akan fokus pada bidang pendanaan, terutama memperkokoh rekening transaksi (giro dan tabungan) dengan terus meningkatkan layanan payment settlement serta mengembangkan produk dan layanan transaksi yang baru. Dalam hal perluasan jaringan, BCA akan menambah jumlah kantor cabang dan delivery channels perbankan elektronik, didukung oleh peningkatan kapabilitas dan kapasitas infrastruktur teknologi informasi. BCA juga meneruskan proses peningkatan kapabilitasnya di bidang cash management. Di tengah ketatnya likuiditas dan peningkatan suku bunga, BCA akan terus mencermati dan melakukan penyesuaian suku bunga deposito yang diperlukan guna menjaga posisi dana pihak ketiga dan mencapai posisi likuiditas yang kuat dan sehat. • Penyaluran Kredit BCA akan tetap menyalurkan kredit di semua segmen dengan memberikan prioritas kepada para nasabah bisnis yang telah menjalin hubungan baik dengan BCA serta memiliki track record yang solid. BCA percaya bahwa pembinaan hubungan dengan 26
nasabah melalui penyaluran kredit yang konsisten merupakan kunci untuk mempertahankan loyalitas debitur berkualitas. Dalam fase konsolidasi aktivitas kredit, BCA akan terus mengkaji dan menyempurnakan infrastruktur perkreditan untuk mendukung kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. Lebih lanjut, penyederhanaan proses kredit akan terus dilakukan. • Pengembangan bisnis-bisnis baru BCA juga terus melakukan pengembangan bisnis–bisnis baru melalui anak–anak perusahaan di bidang perbankan syariah, asuransi, sekuritas dan pembiayaan konsumen yang dirancang untuk melengkapi bisnis utama BCA. Di tahun 2014, BCA akan mulai menjajaki bisnis asuransi jiwa melalui pembentukan anak perusahaan baru. Pengembangan bisnis–bisnis baru ini diharapkan dapat memberikan solusi finansial yang lebih komprehensif kepada para nasabah. Dihadapkan pada tantangan-tantangan makro ekonomi terkini, BCA berkeyakinan bahwa strategi jangka menengah tersebut mendukung BCA dalam memperkuat competitive advantages jangka panjang. BCA meyakini langkah strategis yang konsisten ini mampu membangun basis nasabah yang berkualitas di tengah meningkatnya persaingan perbankan Indonesia. 7. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang belum diungkap dalam laporan lainnya Informasi kondisi keuangan BCA telah dituangkan secara jelas dan transparan dalam beberapa laporan, diantaranya sebagai berikut: 1. Laporan Tahunan, antara lain mencakup: a. Ikhtisar data keuangan penting termasuk ikhtisar saham, laporan Dewan Komisaris, laporan Direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen mengenai kinerja bisnis dan keuangan, tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan. b. Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan dibuat untuk 1 (satu) Tahun Buku dan disajikan dengan perbandingan 1 (satu) tahun buku sebelumnya. c. Pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas kebenaran isi Laporan Tahunan. Pernyataan tersebut dituangkan dalam lembar pernyataan yang dibubuhi tanda tangan oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi. 2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan BCA telah mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi secara triwulanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan Keuangan Publikasi ditandatangani oleh 2 (dua) anggota Direksi BCA. Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi dilakukan dalam 3 (tiga) surat kabar, yaitu 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia dan 1 (satu) surat kabar berbahasa Inggris, yang mempunyai peredaran luas di tempat kedudukan kantor pusat BCA. 3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan BCA menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Bulanan dalam format Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia. Selanjutnya, laporan tersebut dijadikan sebagai dasar oleh Bank Indonesia untuk mempublikasikan laporan keuangan bulanan di website Bank Indonesia. 27
Transparansi Kondisi Non-Keuangan BCA telah memberikan informasi mengenai produk BCA secara jelas, akurat dan terkini. Informasi tersebut dapat diperoleh secara mudah oleh nasabah, antara lan dalam leaflet, brosur atau bentuk tertulis lainnya di setiap kantor cabang BCA pada lokasi-lokasi yang mudah diakses oleh nasabah, dan/atau dalam bentuk informasi secara elektronis yang disediakan melalui hotline service/call center atau website. Selain itu, BCA menyediakan dan menginformasikan tata cara pengaduan nasabah dan penyelesaian sengketa kepada nasabah sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang pengaduan nasabah dan mediasi perbankan. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BCA telah melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Mempublikasikan secara transparan kondisi keuangan dan non-keuangan kepada stakeholders, antara lain Laporan Keuangan Berkala, Pelaporan Rutin BMPK kepada Bank Indonesia, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, serta dimuat pada website BCA sesuai ketentuan yang berlaku. b. Menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank. c. Mempublikasikan informasi produk BCA sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. d. Menyediakan tata cara pengaduan nasabah dan penyelesaian sengketa bagi nasabah sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan. e. Menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank Indonesia, regulator dan lembagalembaga lainnya seperti yang dipersyaratkan ataupun yang dipandang perlu mendapatkannya. f. Mengungkapkan Struktur Transparansi Kepemilikan pada Laporan Tahunan dan website BCA. 8. Informasi lain yang terkait dengan GCG Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap: komposisi Dewan Komisaris dan Direksi; pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi; yang menyebabkan kegiatan operasional BCA terganggu sehingga berdampak pada berkurangnya keuntungan BCA dan/atau menyebabkan kerugian BCA. komposisi Komite-komite di bawah Dewan Komisaris; pelaksanaan tugas Komite-komite di bawah Dewan Komisaris; B. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih dari modal disetor, yang meliputi jenis dan jumlah lembar saham pada: a. BCA; b. Bank lain; c. Lembaga Keuangan Bukan Bank; dan d. Perusahaan lainnya; yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri. 28
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris yang mencapai 5% atau lebih dari modal disetor
Nama
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris yang jumlahnya mencapai 5 % atau lebih dari modal disetor pada: BCA
Bank Lain
Lembaga Keuangan Bukan Bank
Perusahaan Lain
Djohan Emir Setijoso
-
-
-
√
Tonny Kusnadi
-
-
-
√
Cyrillus Harinowo
-
-
-
-
Raden Pardede
-
-
-
√
Sigit Pramono
-
-
-
-
Keterangan: √ = memiliki saham dengan jumlah mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih dari modal disetor
Kepemilikan saham anggota Direksi yang mencapai 5% atau lebih dari modal disetor
Nama Direktur
Kepemilikan saham anggota Direksi yang jumlahnya mencapai 5% atau lebih dari modal disetor pada: BCA
Bank Lain
Lembaga Keuangan Bukan Bank
Perusahaan Lain
Jahja Setiaatmadja
-
-
-
√
Eugene Keith Galbraith
-
-
-
-
Dhalia M. Ariotedjo
-
-
-
-
Anthony Brent Elam
-
-
-
-
Suwignyo Budiman
-
-
-
-
Renaldo Hector Barros
-
-
-
-
Henry Koenaifi
-
-
-
-
Tan Ho Hien/ Subur Tan
-
-
-
-
Armand W. Hartono
-
-
-
√
Erwan Yuris Ang
-
-
-
-
Keterangan : √ = memiliki saham dengan jumlah mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih dari modal disetor
C. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Seluruh anggota Dewan Komisaris BCA tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dan hubungan keuangan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan pemegang saham pengendali.
29
Hubungan Keluarga sampai dengan derajat kedua dengan: Nama
Jabatan
Dewan Komisaris
Direksi
Pemegang Saham Pengendali
Hubungan Keuangan dengan: Dewan Komisaris
Direksi
Pemegang Saham Pengendali
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Djohan Emir Setijoso
Presiden Komisaris
Tonny Kusnadi
Komisaris
Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Raden Pardede
Komisaris Independen
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Sigit Pramono
Komisaris Independen
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris dan Direksi lainnya. Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Presiden Direktur berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Hubungan Keluarga sampai dengan derajat kedua dengan: Nama
Jabatan
Dewan Komisaris
Direksi
Pemegang Saham Pengendali
Hubungan Keuangan dengan: Dewan Komisaris
Direksi
Pemegang Saham Pengendali
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Eugene Keith Galbraith
Wakil Presiden Direktur
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Dhalia Mansor Ariotedjo
Direktur -
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Anthony Brent Elam
Direktur
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Suwignyo Budiman
Direktur
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Renaldo Hector Barros Henry Koenaifi
Direktur
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Tan Ho Hien/ Subur Tan
Direktur (merangkap
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Direktur
Direktur Kepatuhan)
30
Armand Wahyudi Hartono
Direktur
Erwan Yuris Ang
Direktur
-
√
-
√
√
-
-
√
-
√
√
-
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
D. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi Struktur Remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk seluruh anggota Dewan Komisaris selama tahun 2013 Jumlah Diterima dalam 1 tahun Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain
DEWAN KOMISARIS Orang
dalam Jutaan Rupiah
5
59.995,15
a. Tunjangan Perjalanan Dinas
4
43,59
b. Tunjangan Kesehatan
5
1.202,32
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura) 2. Fasilitas lain dalam bentuk natura :
Total
61.241,06
Jumlah remunerasi untuk setiap anggota Dewan Komisaris dalam 1 (satu) tahun adalah di atas Rp 2 miliar yang diterima secara tunai selama tahun 2013. Struktur Remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk seluruh Anggota Direksi selama tahun 2013 Jumlah Diterima dalam 1 tahun Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain
1.
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura)
2.
Fasilitas lain dalam bentuk natura : a. Tunjangan Perjalanan Dinas b. Tunjangan Kesehatan c. Keanggotaan Klub Kesehatan Total
DIREKSI Orang
Dalam Jutaan Rupiah
10
210.250
10 10 5
583,88 740,36 203,55 211.777,79
Jumlah remunerasi untuk setiap anggota Direksi dalam 1 (satu) tahun adalah di atas Rp 2 miliar yang diterima secara tunai selama tahun 2013.
31
E. Opsi Saham (Shares Option) Dalam tahun 2013, BCA tidak memiliki Program Opsi Saham. F. Rasio gaji tertinggi dan terendah Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari BCA selaku pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya. Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan: Rasio
Skala Perbandingan
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah
47,52
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
2,19
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah
1,63
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan pegawai tertinggi
4,87
Gaji yang diperbandingkan dalam ratio gaji termaksud di atas, adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan pegawai per bulan. Yang dimaksud dengan pegawai adalah pegawai tetap BCA sampai batas pelaksana. G. Frekuensi rapat Dewan Komisaris, rapat Direksi, dan rapat gabungan antara Dewan Komisaris dengan Direksi Rapat Dewan Komisaris Jadwal rapat Dewan Komisaris telah ditetapkan di awal tahun. Selama tahun 2013, Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 49 (empat puluh sembilan) kali rapat. BCA telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai minimal rapat Dewan Komisaris yang wajib diselenggarakan 4 (empat) kali dalam setahun, dan dihadiri secara fisik sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun. Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Segala keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Komisaris bersifat mengikat. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris selama tahun 2013 Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
Persentase
Djohan Emir Setijoso
49
46
94 %
Tonny Kusnadi
49
44
90 %
Cyrillus Harinowo
49
45
92 %
Raden Pardede
49
42
86 % 32
Sigit Pramono
49
41
84 %
Rapat Direksi Jadwal rapat Direksi telah ditetapkan di awal tahun. Selama tahun 2013, Direksi telah menyelenggarakan 43 (empat puluh tiga) kali rapat. Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Segala keputusan yang diambil dalam rapat Direksi bersifat mengikat. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat Direksi wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat. Frekuensi Rapat Direksi dan tingkat kehadiran anggota Direksi selama tahun 2013 Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
Persentase
Jahja Setiaatmadja
43
39
91 %
Eugene Keith Galbraith
43
31
72 %
Dhalia M. Ariotedjo
43
35
81 %
Anthony Brent Elam
43
35
81 %
Suwignyo Budiman
43
33
77 %
Tan Ho Hien/ Subur Tan
43
35
81 %
Renaldo Hector Barros
43
35
81 %
Henry Koenaifi
43
34
79 %
Armand W. Hartono
43
30
70 %
Erwan Yuris Ang
43
31
72 %
Frekuensi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris pada Rapat Gabungan selama tahun 2013 Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
Persentase
Djohan Emir Setijoso
20
18
90 %
Tonny Kusnadi
20
18
90 %
Cyrillus Harinowo
20
16
80 %
Raden Pardede
20
14
70 %
Sigit Pramono
20
19
95 %
Frekuensi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dan tingkat kehadiran anggota Direksi pada Rapat Gabungan selama tahun 2013 Nama Jahja Setiaatmadja
Jumlah Rapat 20
Kehadiran
Persentase
17
85 %
33
Eugene Keith Galbraith
20
16
80 %
Dhalia M. Ariotedjo
20
17
85 %
Anthony Brent Elam
20
19
95 %
Suwignyo Budiman
20
16
80 %
Tan Ho Hien/ Subur Tan
20
14
70 %
Renaldo Hector Barros
20
12
60 %
Henry Koenaifi
20
13
65 %
Armand W. Hartono
20
15
75 %
Erwan Yuris Ang
20
14
70 %
H. Jumlah penyimpangan internal (internal fraud) Penyimpangan internal (internal fraud) adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap terkait proses kerja dan kegiatan operasional BCA. Selama tahun 2013, terdapat sejumlah penyimpangan internal dengan nominal diatas Rp 100 juta (seratus juta rupiah), yaitu 2 (dua) kasus penyimpangan internal (internal fraud) yang dilakukan oleh pegawai tetap, kasus tersebut telah diselesaikan. 1 (satu) kasus penyimpangan internal (internal fraud) dilakukan oleh pegawai tidak tetap, kasus tersebut telah ditindak-lanjuti melalui proses hukum.
Internal Fraud dalam 1 tahun
Jumlah kasus yang dilakukan oleh: Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Pengurus Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Total Fraud
-
-
5
2
-
1
Telah diselesaikan
-
-
5
2
-
-
Dalam proses penyelesaian di internal BCA
-
-
-
-
-
-
Belum diupayakan penyelesaiannya
-
-
-
-
-
-
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
-
-
-
-
1
34
I. Permasalahan hukum Jumlah perkara perdata dan pidana dengan nilai di atas Rp. 100.000.000.- (seratus juta Rupiah) yang telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) dan yang masih dalam proses penyelesaian per 31 Desember 2013. Perkara Hukum
Perkara Perdata
Perkara Pidana
0 2
0 0
2
0
47 2
1 1
Total
49
2
Total Perkara
51
2
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap):
Rp 101 juta – Rp 500 juta Diatas Rp 500 juta Total
Dalam proses penyelesaian:
Rp 101 juta – Rp 500 juta Diatas Rp 500 juta
Selama tahun 2013 tidak ada perkara penting yang dihadapi oleh BCA, entitas perusahaan anak BCA, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat pada periode laporan tahunan ini, sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap kondisi keuangan BCA. Selama tahun 2013 tidak ada sanksi administratif yang material, yang dikenakan oleh Otoritas (Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga lainnya) kepada BCA, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi. J. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan BCA memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan kepentingan dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku, antara lain Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Bapepam-LK. BCA telah memiliki kebijakan internal yang mengharuskan seluruh anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan pejabat eselon 1 (S1) sampai dengan eselon 5 (S5) membuat pernyataan tahunan (annual disclosure) yang memuat semua keadaan atau situasi yang memungkinkan timbulnya benturan kepentingan, yang dikinikan setiap tahun. Dalam tahun 2013, tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan. K. Buy back shares dan/atau buy back obligasi Pada tahun 2013, tidak ada aksi korporasi (corporate action) pembelian kembali saham (shares buy back) yang dilakukan BCA. L. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan/atau kegiatan politik selama periode pelaporan BCA aktif berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun perbaikan kondisi lingkungan hidup melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Di bawah naungan program ‘Bakti BCA’, kegiatan sosial difokuskan pada pengembangan bidang pendidikan dan kesehatan terutama bagi masyarakat yang membutuhkan.
35
Secara garis besar, program kegiatan sosial BCA selama tahun 2013 difokuskan pada beberapa kegiatan, antara lain : 1. Bidang Pendidikan, terdiri dari: a. b. c. d. e. f.
PPA non degree (Program Pendidikan Akuntansi non-gelar). Permagangan Bakti BCA. Bakti BCA. Kemitraan dengan lembaga. Bakti BCA terintegrasi. Edukasi perbankan dan sumbangan kepada lembaga Pendidikan lainnya.
2. Bidang Budaya, yaitu: a. BCA Untuk Wayang Indonesia. b. Kemitraan dengan Lembaga atau Donasi. 3. Bidang Kesehatan, meliputi: a. b. c. d. e.
Layanan Operasi Katarak – Bakti BCA. Donor Darah Bakti BCA. Kemitraan Layanan Kesehatan Bakti BCA. Bantuan Bakti BCA. Olahraga.
4. Bidang pelestarian lingkungan. 5. Partisipasi pada lembaga sosial lainnya, berupa pemberian donasi atau sumbangan kepada lembaga sosial maupun dalam bentuk sumbangan untuk korban bencana alam. Pemberian dana untuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh BCA selama tahun 2013 adalah sebesar Rp. 42.032.045.269,- (empat puluh dua miliar tiga puluh dua juta empat puluh lima ribu dua ratus enam puluh sembilan rupiah). Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, selama tahun 2013 BCA tidak pernah melakukan pemberian dana untuk kegiatan politik.
36
KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk
Posisi 31 Desember 2013
Halaman1dari101
Kriteria/Indikator 1.
Analisis
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan 1. Pelaksanaan
Tugas
dan
Komisaris
Komisaris
A. Governance Structure
A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Dewan Komisaris sekurangkurangnya
3
(tiga)
orang
dan
tidak
melampaui jumlah anggota Direksi.
Tanggung
Jawab
Dewan
1) Jumlah anggota Dewan Komisaris PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) adalah 5 (lima) orang, sedangkan jumlah anggota Direksi BCA adalah 10 (sepuluh) orang. Dengan demikian jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melebihi jumlah anggota Direksi. Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi BCA yang terakhir adalah sebagaimana tercantum dalam akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BCA No. 143 tanggal 12 Mei 2011 dan akta Berita Acara RUPS Luar Biasa BCA No. 206 tanggal 16 Mei 2012.
2) Sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia.
2) Seluruh anggota Dewan Komisaris BCA berdomisili di Indonesia,
berdasarkan
kartu
identitas
masing-
masing anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan.
Halaman2dari101
3) Paling kurang 50% (lima puluh persen) dari
3) 3 (tiga) orang anggota Dewan Komisaris BCA dari total
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah
jumlah seluruhnya yaitu 5 (lima) orang anggota
Komisaris Independen.
Dewan Komisaris atau sebesar 60% adalah Komisaris Independen.
4) Dewan Komisaris tidak merangkap kecuali
terhadap
hal-hal
jabatan
yang
telah
4) Seorang
Komisaris
merangkap
jabatan
sebagai
Presiden Komisaris pada satu perusahaan lain bukan
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia
lembaga keuangan.
tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum,
2
yaitu
merangkap jabatan sebagai Komisaris Independen
hanya
anggota
merangkap
Dewan
jabatan
Komisaris,
sebagai
Direksi
atau
orang
Komisaris
Independen
masing-masing
pada satu perusahaan lain bukan lembaga keuangan.
Pejabat Eksekutif: a) pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan; atau b) yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu) perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan Bank; 5) Komisaris
Independen
dapat
merangkap
jabatan sebagai Ketua Komite paling banyak
5) Komisaris
Independen
hanya
merangkap
jabatan
sebagai Ketua Komite pada satu Komite di BCA.
pada 2 (dua) Komite pada Bank yang sama. Halaman3dari101
6) Mayoritas Komisaris tidak saling memiliki
6) Anggota Dewan Komisaris tidak ada yang memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat
hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan
kedua
sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi.
dengan
sesama
anggota
Dewan
Komisaris dan/atau Direksi. 7) Dewan Komisaris telah memiliki pedoman
7) Telah dibuat Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
dan tata tertib kerja termasuk pengaturan
Komisaris yang mengatur antara lain mengenai:
etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
-
komposisi,
kriteria,
independensi,
dan
masa
jabatan; -
rangkap jabatan;
-
kewajiban, tugas, tanggung jawab dan wewenang;
-
aspek transparansi;
-
larangan bagi Dewan Komisaris;
-
etika dan waktu kerja;
-
rapat Dewan Komisaris;
yang dimuat dalam Manual GCG BCA. 8) Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas,
kompetensi
keuangan yang memadai.
dan
reputasi
8) Integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang dimiliki oleh seluruh anggota Dewan Komisaris telah memadai.
Halaman4dari101
9) Anggota Dewan Komisaris independen yang berasal dari
9) Komisaris Independen tidak ada yang berasal dari
mantan anggota Direksi atau
mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif BCA
Pejabat Eksekutif Bank atau pihak-pihak
atau pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan
yang memiliki hubungan dengan Bank yang
BCA.
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen, dan tidak melakukan fungsi pengawasan serta berasal dari Bank yang bersangkutan, telah menjalani masa tunggu (cooling off) paling kurang selama 1 (satu) tahun. 10) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang
memiliki
hubungan
10) Seluruh
Komisaris
Independen
tidak
memiliki
keuangan,
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan
kepengurusan, kepemilikan dan hubungan
hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya,
lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat
Pengendali atau hubungan dengan Bank,
mempengaruhi
yang dapat mempengaruhi kemampuannya
independen.
Direksi
dan/atau
kemampuannya
Pemegang untuk
Saham bertindak
untuk bertindak independen.
Halaman5dari101
11) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus
11) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Fit and
Fit and Proper Test dan telah memperoleh
Proper Test dan telah memperoleh surat persetujuan
surat persetujuan dari Bank Indonesia.
dari Bank Indonesia.
12) Anggota kompetensi
Dewan yang
Komisaris memadai
memiliki
dan
relevan
12) Kompetensi Komisaris
yang telah
dimiliki
oleh
anggota
Dewan
memadai
dan
relevan
dengan
dengan jabatannya untuk menjalankan tugas
jabatannya untuk menjalankan tugas dan tanggung
dan
jawabnya.
tanggung
jawabnya
mengimplementasikan
serta
kompetensi
mampu yang
Anggota
yang
tanggung jawabnya.
tanggung jawabnya.
dan
kemampuan
untuk
melakukan
Komisaris
memiliki
kemampuan untuk mengimplementasikan kompetensi
dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan 13) Anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan
Dewan
dimilikinya
dalam
pelaksanaan
tugas
dan
13) Anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan dan kemampuan
yang
memadai
untuk
melakukan
pembelajaran secara berkelanjutan dalam
pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka
rangka peningkatan pengetahuan tentang
peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan
perbankan dan perkembangan terkini terkait
perkembangan
bidang keuangan/lainnya yang mendukung
lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya.
tanggung jawabnya.
14) Komposisi Dewan Komisaris tidak memenuhi ketentuan karena adanya intervensi pemilik.
terkini
terkait
bidang
keuangan/
14) Komposisi Dewan Komisaris memenuhi ketentuan dan tidak ada intervensi pemilik. Halaman6dari101
B. Governance Process 1) Penggantian
B. Governance Process
dan/atau
pengangkatan
1) Komite
Remunerasi
dan
Nominasi
(KRN)
Komisaris telah memperhatikan rekomendasi
merekomendasikan calon anggota Dewan Komisaris
Komite Nominasi atau Komite Remunerasi
kepada
dan Nominasi dan memperoleh persetujuan
memperhatikan
dari RUPS.
Dewan Komisaris mengusulkan pengangkatan calon
Dewan
Komisaris. rekomendasi
Selanjutnya dari
KRN
dengan tersebut,
anggota Dewan Komisaris. RUPS mengangkat calon anggota Dewan Komisaris menjadi anggota Dewan Komisaris. 2) Dewan
Komisaris
melaksanakan
2) Dalam setiap kegiatan usaha BCA pada seluruh
memastikan
tingkatan/jenjang organisasi, Dewan Komisaris telah
terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip
memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-
GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada
prinsip
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.
tugasnya
3) Dewan
telah
untuk
Komisaris
yaitu
transparansi,
akuntabilitas,
melaksanakan
3) Pengawasan Dewan Komisaris terhadap pelaksanaan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
tugas dan tanggung jawab Direksi telah dilakukan
tanggung
secara berkala dan sewaktu-waktu, serta memberikan
jawab
telah
GCG
Direksi
secara
berkala
maupun sewaktu-waktu, serta memberikan
nasihat
atau
arahan
kepada
Direksi
dalam
nasihat kepada Direksi.
menjalankan tugas dan tanggung jawab Direksi Halaman7dari101
antara lain disampaikan melalui Rapat Gabungan Dewan
Komisaris
dan
Direksi,
memorandum/
catatan/komentar Dewan Komisaris atas laporan/ dokumen yang diterima Dewan Komisaris. 4) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan,
4) Dewan Komisaris telah mengarahkan, memantau dan
Komisaris telah mengarahkan, memantau
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BCA,
dan
yang dilakukan melalui sarana antara lain laporan
mengevaluasi
pelaksanaan
kebijakan
strategis Bank.
Direksi, rapat Dewan Komisaris, rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.
5) Dewan
Komisaris
tidak
terlibat
dalam
5) Dewan
Komisaris
tidak
pernah
terlibat
dalam
pengambilan keputusan kegiatan operasional
pengambilan keputusan kegiatan operasional BCA,
Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana
kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak
kepada pihak terkait dan hal-hal lain yang
terkait dan hal-hal lain sebagaimana yang ditetapkan
ditetapkan
dalam
dan/atau
peraturan
Anggaran
Dasar
Bank
dalam Anggaran Dasar BCA dan/atau peraturan
perundangan
yang
perundangan
berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi
yang
berlaku
dalam
rangka
melaksanakan fungsi pengawasan.
pengawasan. 6) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit
6) Dewan Komisaris dengan dibantu Komite Audit telah memastikan
bahwa
seluruh
temuan
audit
dan
Halaman8dari101
dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit
rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal/Divisi
Intern (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil
Audit
pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil
pengawasan BI dan/atau hasil pengawasan otoritas
pengawasan otoritas lainnya.
lainnya telah ditindaklanjuti oleh Direksi.
7) Dewan Komisaris memberitahukan kepada
7) Tidak
Internal
ditemukan
BCA,
auditor
adanya
pelanggaran
peraturan
perundang-undangan
kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan
perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan
perundang-undangan di bidang keuangan
yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BCA,
dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan
dan karenanya tidak ada pemberitahuan dari Dewan
keadaan
membahayakan
Komisaris kepada Bank Indonesia terkait hal tersebut.
8) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas
8) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah
dapat
bidang
hasil
Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari
yang
di
eksternal,
keuangan
dan
kelangsungan usaha Bank. dan tanggung jawab secara independen. 9) Dewan Komisaris telah membentuk Komite
dilaksanakan secara independen. 9) Dewan Komisaris telah membentuk:
Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite
Komite Audit sejak tahun 2002;
Remunerasi dan Nominasi.
Komite Remunerasi dan Nominasi sejak tahun 2003; dan
Komite Pemantau Risiko sejak tahun 2007.
melalui Keputusan Dewan Komisaris. Halaman9dari101
10) Pengangkatan
anggota
Komite
telah
10) Berdasarkan
keputusan
rapat
Dewan
Komisaris,
dilakukan Direksi berdasarkan keputusan
Direksi telah mengangkat anggota masing-masing
rapat Dewan Komisaris.
Komite.
11) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa
11) Berdasarkan evaluasi oleh Dewan Komisaris terhadap
Komite yang dibentuk telah menjalankan
pelaksanaan tugas Komite Audit, Komite Pemantau
tugasnya secara efektif.
Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi, Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Komite-komite tersebut telah menjalankan tugasnya secara efektif. Evaluasi dilakukan antara lain berdasarkan laporan dari
Komite
yang
bersangkutan
mengenai
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite. 12) Dewan Komisaris telah menyediakan waktu
12) Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
secara optimal, Dewan Komisaris telah menyediakan
tanggung jawabnya secara optimal.
waktu yang cukup untuk hadir di kantor, menghadiri rapat-rapat Dewan Komisaris, rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, dan melakukan kegiatankegiatan lain dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
Halaman10dari101
13) Rapat
Dewan
membahas
13) Permasalahan yang dibahas dalam rapat Dewan
permasalahan sesuai dengan agenda rapat
Komisaris sesuai dengan agenda rapat yang telah
dan diselenggarakan secara berkala, paling
ditentukan. Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan
kurang 4 (empat) kali dalam setahun, serta
rata-rata satu kali dalam seminggu dan dihadiri
dihadiri secara fisik paling kurang 2 (dua)
secara fisik oleh hampir seluruh anggotanya. Rapat
kali dalam setahun, atau melalui teknologi
Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dilaksanakan
telekonferensi
rata-rata 2 (dua) kali sebulan dan dihadiri secara fisik
Komisaris
Komisaris
apabila
tidak
anggota
dapat
menghadiri
keputusan
rapat
Dewan rapat
oleh hampir seluruh anggota Dewan Komisaris.
secara fisik. 14) Pengambilan Komisaris
telah
dilakukan
Dewan
berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak
14) Pengambilan
keputusan
dalam
rapat
Dewan
Komisaris senantiasa dilakukan secara musyawarah mufakat.
dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. 15) Anggota
Dewan
memanfaatkan
Bank
Komisaris untuk
tidak
kepentingan
15) Anggota
Dewan
memanfaatkan
Komisaris
BCA
untuk
tidak
ada
kepentingan
yang pribadi,
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang
keluarga dan/atau pihak lain yang merugikan atau
merugikan
mengurangi keuntungan BCA.
atau
mengurangi
keuntungan
Bank.
Halaman11dari101
16) Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil
16) Anggota Dewan Komisaris tidak ada yang mengambil
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BCA
Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya
selain
yang ditetapkan RUPS.
ditetapkan RUPS.
17) Pemilik
melakukan
intervensi
terhadap
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yang menyebabkan terganggu
kegiatan
sehingga
operasional berdampak
remunerasi
dan
fasilitas
lainnya
yang
17) Pemilik tidak melakukan intervensi apapun terhadap pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
Bank pada
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau menyebabkan kerugian Bank. C. Governance Outcome 1) Hasil
rapat
dituangkan
C. Governance Outcome
Dewan dalam
Komisaris
risalah
rapat
telah
1) Setiap hasil rapat Dewan Komisaris selalu dituangkan
dan
dalam risalah rapat dan ditandatangani oleh seluruh
didokumentasikan dengan baik, termasuk
anggota
Dewan
Komisaris
yang
hadir
dissenting opinions yang terjadi secara jelas.
didokumentasikan dengan tertib dan baik.
dan
2) Hasil rapat Dewan Komisaris telah dibagikan
2) Setiap hasil rapat Dewan Komisaris diedarkan kepada
kepada seluruh anggota Dewan Komisaris
seluruh anggota Dewan Komisaris dan informasi yang
dan pihak yang terkait.
relevan diteruskan kepada pihak yang terkait untuk Halaman12dari101
dapat ditindaklanjuti. 3) Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan
3) Keputusan
yang
diambil
dalam
rapat
Dewan
rekomendasi dan/atau arahan yang dapat
Komisaris merupakan rekomendasi dan/atau arahan
diimplementasikan
yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan/atau
oleh
RUPS
dan/atau
Direksi.
Direksi.
4) Dalam laporan pelaksanaan GCG, anggota Dewan
Komisaris
paling
kurang
telah
4) Dalam Laporan Pelaksanaan GCG BCA, anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan:
mengungkapkan: a) kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih
a) kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima
pada Bank
persen) atau lebih pada BCA maupun pada bank
yang bersangkutan maupun pada bank
dan perusahaan lain yang berkedudukan di dalam
dan perusahaan lain yang berkedudukan
dan di luar negeri;
di dalam dan di luar negeri; b) hubungan
keuangan
dan
hubungan
b) hubungan
keuangan
dan
hubungan
keluarga
keluarga
dengan
anggota
Dewan
dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota
Komisaris
lainnya,
anggota
Direksi
Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali
dan/atau Pemegang Saham Pengendali
BCA;
Bank; c) remunerasi dan fasilitas lain;
c) remunerasi dan fasilitas lain; Halaman13dari101
d) shares
option
yang
dimiliki
Dewan
d) shares option yang dimiliki Dewan Komisaris.
Komisaris. 5) Peningkatan
pengetahuan,
dan
5) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota
Komisaris
Dewan Komisaris telah meningkat dalam melakukan
dalam pengawasan Bank yang ditunjukkan
pengawasan terhadap BCA yang ditunjukkan antara
antara
lain
kinerja
lain dengan meningkatnya kinerja BCA, penyelesaian
Bank,
penyelesaian
yang
permasalahan yang dihadapi BCA, dan pencapaian
kemampuan
Anggota
keahlian,
Dewan
dengan
peningkatan permasalahan
dihadapi Bank, dan pencapaian hasil sesuai
hasil
ekspektasi
kepentingan (stakeholders).
pemangku
kepentingan
sesuai
dengan
ekspektasi
pemangku
(stakeholders).
Anggota Dewan Komisaris telah meningkatkan budaya
Peningkatan budaya pembelajaran secara
pembelajaran secara berkelanjutan dengan mengikuti
berkelanjutan
dalam
berbagai program training/seminar baik di dalam
pengetahuan
tentang
perkembangan
rangka
perbankan
terkini
terkait
keuangan/lainnya
yang
pelaksanaan
dan
tugas
peningkatan dan
maupun di luar negeri dalam rangka meningkatkan
bidang
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
mendukung tanggungjawab
Anggota Dewan Komisaris. 6) Kegiatan
operasional
terkini
terkait
bidang
keuangan/
lainnya
yang
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawab anggota Dewan Komisaris.
Bank
terganggu
6) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap komposisi
dan/atau memberikan keuntungan yang tidak
dan/atau pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yang Halaman14dari101
wajar kepada pemilik yang berdampak pada
menyebabkan kegiatan operasional BCA terganggu
berkurangnya
keuntungan
dan/atau
dan/atau memberikan keuntungan yang tidak wajar
menyebabkan
kerugian
akibat
kepada pemilik yang berdampak pada berkurangnya
komposisi
keuntungan BCA dan/atau menyebabkan kerugian
intervensi
pemilik
dan/atau
pelaksanaan
Bank Bank,
terhadap tugas
Dewan
BCA.
Komisaris. 2.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Governance Structure 1) Jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Governance Structure 1) Anggota Direksi BCA berjumlah 10 (sepuluh) orang sebagaimana tercantum dalam akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BCA No. 143 tanggal 12 Mei 2011 dan akta Berita Acara RUPS Luar Biasa BCA No. 206 tanggal 16 Mei 2012.
2) Seluruh anggota Direksi telah berdomisili di Indonesia.
2) Seluruh anggota Direksi BCA berdomisili di Indonesia, berdasarkan kartu identitas (KTP/KITAS) masingmasing anggota Direksi yang bersangkutan.
3) Mayoritas anggota Direksi telah memiliki
3) Mayoritas anggota Direksi telah memiliki pengalaman
pengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di
perbankan diatas 5 (lima) tahun di bidang operasional
bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif
sebagai Pejabat Eksekutif. Halaman15dari101
Bank, kecuali untuk Bank Syariah (minimal 2 (dua) tahun). 4) Direksi sebagai
tidak
memiliki
Komisaris,
rangkap
Direksi
atau
jabatan Pejabat
4) Anggota Direksi BCA tidak ada yang merangkap jabatan
sebagai
Komisaris,
Direksi
atau
Pejabat
Eksekutif pada Bank, perusahaan dan atau
Eksekutif pada Bank, perusahaan dan/atau lembaga
lembaga lain kecuali terhadap hal yang telah
lain.
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum yaitu
menjadi
rangka atas
Dewan
melaksanakan
penyertaan
pada
Komisaris tugas
dalam
pengawasan
perusahaan
anak
bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank. 5) Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri
5) Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau
atau bersama-sama tidak memiliki saham
bersama-sama
melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari
melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari modal
modal disetor pada suatu perusahaan lain.
disetor pada suatu perusahaan lain.
6) Mayoritas
anggota
Direksi
tidak
saling
6) Seluruh
tidak
anggota
ada
Direksi
yang
tidak
memiliki
saling
saham
memiliki
memiliki hubungan keluarga sampai dengan
hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
derajat
dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan
kedua
dengan
sesama
anggota
Halaman16dari101
Direksi, dan/atau dengan anggota Dewan
anggota Dewan Komisaris.
Komisaris. 7) Penggantian dan/atau pengangkatan anggota
7) Komite
Remunerasi
dan
Nominasi
(KRN)
Direksi telah memperhatikan rekomendasi
merekomendasikan calon anggota Direksi kepada
Komite Nominasi atau Komite Remunerasi
Dewan
dan Nominasi.
memperhatikan
Komisaris.
Selanjutnya
rekomendasi
dari
dengan
KRN
tersebut,
Dewan Komisaris mengusulkan pengangkatan calon anggota Direksi. RUPS mengangkat calon anggota Direksi menjadi anggota Direksi. 8) Direksi memiliki pedoman dan tata tertib
8) Telah dibuat Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
kerja yang telah mencantumkan pengaturan
yang mengatur antara lain mengenai:
etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
-
komposisi,
kriteria,
independensi,
dan
masa
jabatan; -
rangkap jabatan;
-
kewajiban, tugas, tanggung jawab dan wewenang;
-
aspek transparansi;
-
larangan bagi Direksi;
-
etika dan waktu kerja;
-
rapat Direksi; Halaman17dari101
yang dimuat dalam Manual GCG BCA. 9) Direksi
tidak
perorangan
menggunakan
dan/atau
jasa
penasehat profesional
sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang
9) Tidak
ada
penasehat
perorangan
dan/atau
jasa
profesional yang digunakan oleh Direksi sebagai konsultan.
bersifat khusus, telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup kerja, tanggung jawab, jangka waktu pekerjaan, dan biaya, serta
konsultan
merupakan
Pihak
Independen yang memiliki kualifikasi untuk mengerjakan proyek yang bersifat khusus. 10) Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang
10) Integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang dimiliki oleh seluruh anggota Direksi telah memadai.
memadai. 11) Presiden
Direktur
Utama,
11) Presiden Direktur adalah pihak yang independen
berasal dari pihak yang independen terhadap
terhadap Pemegang Saham Pengendali, yaitu tidak
Pemegang Saham Pengendali, yaitu tidak
memiliki
memiliki
kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan
kepengurusan,
atau
Direktur
hubungan kepemilikan
keuangan, saham
dan
hubungan
keuangan,
kepengurusan,
Pemegang Saham Pengendali.
hubungan keluarga. Halaman18dari101
12) Seluruh anggota Direksi telah lulus Fit and
12) Seluruh anggota Direksi telah lulus Fit and Proper Test
Proper Test dan telah memperoleh surat
dan telah memperoleh surat persetujuan dari Bank
persetujuan dari Bank Indonesia.
Indonesia.
13) Anggota Direksi memiliki kompetensi yang
13) Kompetensi yang dimiliki oleh anggota Direksi telah
memadai dan relevan dengan jabatannya
memadai dan relevan dengan jabatannya untuk
untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Anggota
menjalankan
tugas
tanggungjawabnya
serta
mengimplementasikan
kompetensi
dan mampu yang
dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan
Direksi
memiliki
kemampuan
untuk
mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
tanggungjawabnya. 14) Anggota
Direksi
memiliki
dan
14) Anggota Direksi memiliki kemauan dan kemampuan
kemampuan untuk melakukan pembelajaran
yang memadai untuk melakukan pembelajaran secara
secara
berkelanjutan
berkelanjutan
kemauan dalam
rangka
dalam
rangka
peningkatan
peningkatan pengetahuan tentang perbankan
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
dan perkembangan terkini terkait
terkini
keuangan/lainnya
yang
bidang
mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. 15) Anggota
Direksi
terkait
mendukung
bidang
keuangan/
pelaksanaan
tugas
lainnya dan
yang
tanggung
jawabnya.
membudayakan
15) Anggota Direksi telah membudayakan pembelajaran
pembelajaran secara berkelanjutan dalam
secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan Halaman19dari101
rangka peningkatan pengetahuan tentang
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
perbankan dan perkembangan terkini terkait
terkini
bidang keuangan/lainnya yang mendukung
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya
anggota Direksi pada seluruh tingkatan atau jenjang
pada
organisasi.
seluruh
tingkatan
atau
jenjang
terkait
bidang
keuangan/
lainnya
yang
organisasi. 16) Komposisi Direksi tidak memenuhi ketentuan karena adanya intervensi pemilik.
16) Komposisi Direksi memenuhi ketentuan dan tidak ada intervensi pemilik
B. Governance Process
B. Governance Process
1) Direksi telah mengangkat anggota Komite,
1) Berdasarkan
keputusan
rapat
Dewan
Komisaris,
didasarkan pada keputusan rapat Dewan
Direksi telah mengangkat anggota masing-masing
Komisaris.
Komite.
2) Anggota Direksi tidak memberikan kuasa umum
kepada
pihak
lain
yang
mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi
2) Anggota Direksi tidak ada yang memberikan kuasa umum
kepada
pihak
lain
yang
mengakibatkan
pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
Direksi. 3) Direksi
bertanggung
jawab
penuh
pelaksanaan kepengurusan Bank.
atas
3) Pelaksanaan kepengurusan BCA telah dilakukan oleh Direksi
dengan
penuh
tanggung
jawab
untuk
Halaman20dari101
kepentingan dan tujuan BCA. 4) Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan
4) BCA
telah
dikelola
oleh
Direksi
sesuai
dengan
dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur
kewenangan dan tanggung jawab Direksi sesuai
dalam
dengan
Anggaran
Dasar
dan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 5) Direksi
telah
tanggung
melaksanakan
jawabnya
secara
Anggaran
Dasar
BCA
dan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
tugas
dan
independen
terhadap pemegang saham.
5) Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara
independen
terhadap
pemegang
saham.
6) Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip
6) Dalam setiap kegiatan usaha BCA pada seluruh
GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada
tingkatan/jenjang
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
melaksanakan transparansi,
organisasi, prinsip-prinsip
akuntabilitas,
Direksi
telah
GCG
yaitu
pertanggungjawaban,
independensi, dan kewajaran. 7) Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi
eksternal,
dan
Indonesia
dan/atau
otoritas lain.
dari
hasil
SKAI,
pengawasan hasil
auditor Bank
pengawasan
7) Temuan audit dan rekomendasi dari Divisi Audit Internal
(DAI),
pengawasan
Auditor
Bank
Eksternal,
Indonesia
dan
hasil
dan/atau
hasil
pengawasan otoritas lain telah ditindaklanjuti oleh Direksi.
Halaman21dari101
8) Direksi
telah
menyediakan
data
dan
8) Segala data dan informasi yang dibutuhkan oleh
informasi yang lengkap, akurat, kini dan
Dewan
Komisaris
telah
disediakan
oleh
Direksi
tepat waktu kepada Komisaris.
kepada Dewan Komisaris secara lengkap, akurat, terkini dan tepat waktu.
9) Pengambilan keputusan rapat Direksi telah
9) Seluruh keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat
dilakukan dengan berdasarkan musyawarah mufakat.
atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. 10) Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi
10) Keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi dapat
dapat diimplementasikan dan sesuai dengan
diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan,
kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja
pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku.
yang berlaku. 11) Direksi telah menetapkan kebijakan dan
11) Setiap
kebijakan
dan
keputusan
strategis
telah
keputusan strategis melalui mekanisme rapat
ditetapkan oleh Direksi melalui mekanisme Rapat
Direksi.
Direksi.
12) Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan
pribadi,
keluarga,
12) Anggota Direksi tidak ada yang memanfaatkan BCA
dan/atau
untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/atau pihak
pihak lain yang merugikan atau mengurangi
lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan
keuntungan Bank.
BCA. Halaman22dari101
13) Direksi tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan
pribadi
Remunerasi
dan
dari
fasilitas
Bank
selain
lainnya
yang
ditetapkan RUPS. 14) Pemilik
menyebabkan terganggu
menerima
keuntungan
pribadi
dari
BCA
selain
remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
melakukan
pelaksanaan
13) Anggota Direksi tidak ada yang mengambil dan/atau
intervensi
terhadap
14) Tidak
ada
intervensi
Direksi
yang
pelaksanaan
kegiatan
operasional
Bank
kegiatan operasional BCA terganggu.
berdampak
Direksi
pemilik
tugas sehingga
tugas
dari
yang
terhadap
menyebabkan
pada
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau menyebabkan kerugian Bank. C. Governance Outcome 1) Direksi
telah
pelaksanaan
C. Governance Outcome mempertanggungjawabkan
tugasnya
kepada
pemegang
saham melalui RUPS. 2) Pertanggungjawaban pelaksanaan
tugasnya
1) Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS Tahunan BCA pada tanggal 6 Mei 2013.
Direksi diterima
pemegang saham melalui RUPS.
atas oleh
2) Pertanggungjawaban tugasnya
telah
Direksi
atas
diterima/disetujui
pelaksanaan
oleh
pemegang
saham melalui RUPS Tahunan tanggal 6 Mei 2013.
Halaman23dari101
3) Direksi
telah
mengungkapkan
kebijakan-
3) Kebijakan-kebijakan BCA yang bersifat strategis di
kebijakan Bank yang bersifat strategis di
bidang kepegawaian telah diungkapkan dalam:
bidang kepegawaian kepada pegawai dengan
-
media yang mudah diakses pegawai.
media “MyBCA” yang dapat diakses oleh karyawan BCA; dan
-
buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah dibagikan kepada seluruh karyawan BCA.
4) Direksi telah mengkomunikasikan kepada
4) Arah bisnis BCA dalam rangka pencapaian misi dan
pegawai mengenai arah bisnis bank dalam
visi BCA telah dikomunikasikan oleh Direksi kepada
rangka pencapaian misi dan visi bank.
pegawai yang diungkapkan antara lain dalam: -
Rencana Bisnis Bank (RBB) BCA; dan
-
Laporan Tahunan, di-upload dalam website BCA.
5) Hasil rapat Direksi telah dituangkan dalam
5) Setiap hasil rapat Direksi selalu dituangkan dalam
risalah rapat dan didokumentasikan dengan
risalah rapat dan ditandatangani oleh seluruh anggota
baik, termasuk pengungkapan secara jelas
Direksi yang hadir dan didokumentasikan dengan
dissenting opinions yang terjadi dalam rapat
tertib dan baik.
Direksi. 6) Dalam laporan pelaksanaan GCG, seluruh anggota
Direksi
paling
kurang
telah
6) Dalam Laporan Pelaksanaan GCG BCA, anggota Direksi telah mengungkapkan:
mengungkapkan: Halaman24dari101
a) kepemilikan saham yang mencapai 5%
a) kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima
(lima persen) atau lebih pada Bank yang
persen) atau lebih pada BCA maupun pada bank
bersangkutan maupun pada bank dan
dan perusahaan lain yang berkedudukan di dalam
perusahaan lain yang berkedudukan di
dan di luar negeri;
dalam dan di luar negeri; b) hubungan keluarga Komisaris,
keuangan dengan
dan
hubungan
b) hubungan
keuangan
dan
hubungan
keluarga
anggota
Dewan
dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi
Direksi
lainnya
lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali
anggota
dan/atau Pemegang Saham Pengendali
BCA;
Bank; c) remunerasi dan fasilitas lain;
c) remunerasi dan fasilitas lain;
d) shares option yang dimiliki Direksi.
d) shares option yang dimiliki Direksi.
7) Peningkatan kemampuan
pengetahuan, Anggota
keahlian, Direksi
dan
dalam
7) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi
telah
pengelolaan Bank yang ditunjukkan antara
pengelolaan
lain
dengan
dengan
peningkatan
kinerja
Bank,
meningkat
dalam
melakukan
BCA yang ditunjukkan antara lain
meningkatnya
kinerja
BCA,
penyelesaian
penyelesaian permasalahan yang dihadapi
permasalahan yang dihadapi BCA, dan pencapaian
Bank,
hasil
dan
pencapaian
ekspektasi stakeholders.
hasil
sesuai
sesuai
dengan
ekspektasi
pemangku
kepentingan (stakeholders). Halaman25dari101
8) Peningkatan
pengetahuan,
dan
8) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan dari seluruh
kemampuan dari seluruh karyawan Bank
karyawan BCA pada seluruh tingkatan atau jenjang
pada
organisasi telah meningkat yang ditunjukkan antara
seluruh
organisasi
keahlian,
tingkatan
yang
atau
ditunjukkan
jenjang
antara
lain
dengan peningkatan kinerja individu sesuai
lain dengan meningkatnya kinerja individu sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
tugas dan tanggungjawabnya. 9) Peningkatan budaya pembelajaran secara berkelanjutan
dalam
pengetahuan
tentang
perkembangan
rangka
perbankan
terkini
keuangan/lainnya
peningkatan
terkait
bidang
Direksi
telah
meningkatkan
budaya
pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
terkini
terkait
bidang
keuangan/
mendukung
lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya
tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau
pada
jenjang organisasi yang ditunjukkan antara lain
seluruh
organisasi
yang
yang
dan
9) Anggota
tingkatan
atau
ditunjukkan
jenjang lain
dengan meningkatnya keikutsertaan karyawan BCA
dengan peningkatan keikutsertaan karyawan
dalam sertifikasi perbankan dan/atau pendidikan/
Bank dalam sertifikasi perbankan dan/atau
pelatihan
pendidikan/pelatihan
individu.
dalam
pengembangan kualitas individu.
antara
rangka
dalam
rangka
pengembangan
kualitas
BCA memiliki kebijakan yang mengharuskan agar: -
pejabat
BCA
memberikan
kontribusi
dalam
Halaman26dari101
kegiatan pembelajaran untuk kalangan internal karyawan BCA; -
karyawan BCA mengikuti pelatihan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
10) Kegiatan dan/atau
operasional
Bank
terganggu
memberikan
keuntungan
yang
10) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap komposisi dan/atau pelaksanaan tugas Direksi.
tidak wajar kepada pemilik yang berdampak pada
berkurangnya
dan/atau
keuntungan
menyebabkan
Bank
kerugian
Bank,
akibat intervensi pemilik terhadap komposisi dan/atau pelaksanaan tugas Direksi. 3.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
A. Governance Structure
A. Governance Structure
1) Komite Audit a) Anggota
1) Komite Audit Komite
terdiri
dari
Audit
paling
seorang
kurang
Komisaris
a) Komite Audit beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri
dari
seorang
Ketua
yang
juga
adalah
Independen, seorang Pihak Independen
Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota
yang
yang semuanya merupakan Pihak Independen.
ahli
di
bidang
keuangan
atau
akuntansi dan seorang Pihak Independen
Seorang
Pihak
Independen
ahli
di
bidang
Halaman27dari101
yang
ahli
di
bidang
hukum
atau
perbankan.
keuangan/akuntansi
dan
seorang
Pihak
Independen ahli di bidang perbankan.
b) Komite Audit diketuai oleh Komisaris
b) Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.
Independen. c) Paling kurang 51% (lima puluh satu
c) 100%
(seratus
persen) anggota Komite Audit adalah
adalah
Komisaris
Independen.
Independen
dan
Pihak
persen)
Komisaris
anggota
Independen
Komite
Audit
dan
Pihak
Independen. d) Anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik.
d) Anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik.
2) Komite Pemantau Risiko
2) Komite Pemantau Risiko
a) Anggota Komite Pemantau Risiko paling
a) Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 (tiga)
kurang terdiri dari seorang Komisaris
orang, yang terdiri dari seorang Ketua yang juga
Independen, seorang Pihak Independen
adalah Komisaris Independen dan 2 (dua) orang
yang
anggota
ahli
di
bidang
keuangan
dan
yang
semuanya
merupakan
Pihak
seorang Pihak Independen yang ahli di
Independen.
bidang manajemen risiko.
Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan dan seorang Pihak Independen ahli di bidang manajemen risiko. Halaman28dari101
b) Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen.
b) Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen.
c) Paling kurang 51% (lima puluh satu
c) 100% (seratus persen) anggota Komite Pemantau
persen) anggota Komite Pemantau Risiko
Risiko adalah Komisaris Independen dan Pihak
adalah Komisaris Independen dan Pihak
Independen.
Independen. d) Anggota
Komite
Pemantau
Risiko
memiliki integritas, akhlak dan moral
d) Anggota
Komite
Pemantau
Risiko
memiliki
integritas, akhlak dan moral yang baik.
yang baik. 3) Komite Remunerasi dan Nominasi a) Anggota
dan
a) Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3
dari
(tiga) orang, yang terdiri dari seorang Ketua yang
seorang Komisaris Independen, seorang
juga adalah Komisaris Independen dan 2 (dua)
Komisaris dan seorang Pejabat Eksekutif
orang anggota, yaitu seorang Presiden Komisaris
yang membawahi sumber daya manusia
dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi
atau seorang perwakilan pegawai.
Divisi Human Capital Management (Sumber Daya
Nominasi
Komite
3) Komite Remunerasi dan Nominasi
paling
Remunerasi kurang
terdiri
Manusia) b) Pejabat
Eksekutif
atau
perwakilan
pegawai anggota Komite harus memiliki
b) Pejabat
Eksekutif
anggota
Komite
memiliki
pengetahuan dan mengetahui ketentuan sistem Halaman29dari101
pengetahuan dan mengetahui ketentuan
remunerasi dan/atau nominasi serta succession
sistem remunerasi dan/atau nominasi
plan.
serta succession plan Bank. c) Komite
Remunerasi
dan
Nominasi
diketuai oleh Komisaris Independen. d) Apabila
jumlah
Remunerasi
anggota
dan
Komisaris Independen.
Komite
Nominasi
c) Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh
yang
d) Jumlah anggota Komite Remunerasi dan Nominasi adalah 3 (tiga) orang.
ditetapkan lebih dari 3 (tiga) orang maka anggota
Komisaris
Independen
paling
kurang berjumlah 2 (dua) orang. e) Apabila
Bank
membentuk
Komite
tersebut secara terpisah, maka: (1) Pejabat
Eksekutif
atau
perwakilan
pegawai anggota Komite Remunerasi harus
memiliki
pengetahuan
mengenai sistem remunerasi Bank; dan (2) Pejabat Nominasi
Eksekutif
anggota
harus
Komite memiliki Halaman30dari101
pengetahuan tentang sistem nominasi dan succession plan Bank. 4) Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko bukan merupakan anggota Direksi
4) Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko bukan anggota Direksi BCA maupun Bank lain.
Bank yang sama maupun Bank lain. 5) Rangkap jabatan Pihak Independen pada Bank
yang
perusahaan
sama, lain
kompetensi,
Bank telah
lain
dan/atau
memperhatikan
kriteria
independensi,
kerahasiaan, kode etik dan pelaksanaan
5) Rangkap jabatan Pihak Independen anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko pada Bank lain dan/atau
perusahaan
lain
telah
memperhatikan
kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik, dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
tugas dan tanggung jawab. 6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak
memiliki
hubungan
keuangan,
6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki
hubungan
keuangan,
pengurusan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
hubungan
dengan
Komisaris,
keluarga Direksi
dengan dan/atau
Dewan Pemegang
Dewan
Komisaris,
BCA,
Bank,
untuk bertindak independen.
kemampuannya
dapat untuk
mempengaruhi
dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
Saham Pengendali atau hubungan dengan yang
Direksi,
yang
dapat mempengaruhi
kemampuannya
bertindak Halaman31dari101
independen. 7) Seluruh Pihak Independen yang berasal dari mantan
Anggota
Pejabat
mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif BCA
Eksekutif yang berasal dari Bank yang sama
dan tidak melakukan fungsi pengawasan atau pihak-
dan tidak melakukan fungsi pengawasan
pihak lain yang mempunyai hubungan dengan BCA
atau
yang
pihak-pihak
hubungan
dengan
Direksi
lain
atau
7) Seluruh Pihak Independen tidak ada yang berasal dari
yang
Bank
mempunyai yang
dapat
dapat
mempengaruhi
kemampuan
untuk
bertindak independen.
mempengaruhi kemampuan untuk bertindak independen telah menjalani masa tunggu (cooling off) selama 6 (enam) bulan. 8) Rapat Komite Audit dan Komite Pemantau
8) Rapat Komite Audit dihadiri oleh seluruh anggota
Risiko paling kurang dihadiri 51% (lima
Komite Audit termasuk Komisaris Independen dan
puluh satu persen) dari jumlah anggota
Pihak Independen. Rapat Komite Pemantau Risiko
termasuk Komisaris Independen dan Pihak
dihadiri lebih dari 51% (lima puluh satu persen) dari
Independen.
jumlah anggota termasuk Komisaris Independen dan Pihak Independen.
9) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, paling kurang
dihadiri
51% (lima puluh
satu persen) dari jumlah anggota termasuk
9) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi dihadiri oleh seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi termasuk
Komisaris
Independen
dan
Pejabat
Halaman32dari101
seorang Komisaris Independen dan Pejabat
Eksekutif Divisi Human Capital Management (Sumber
Eksekutif atau perwakilan pegawai.
Daya Manusia).
10) Komposisi Komite tidak memenuhi ketentuan karena adanya intervensi pemilik.
Komite.
B. Governance Process
B. Governance Process
1) Komite Audit Untuk
1) Komite Audit
memberikan
rekomendasi
kepada
Dewan Komisaris: a) Komite
10) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap komposisi
pelaksanaan
memberikan
rekomendasi
kepada
Dewan
Komisaris:
Audit
mengevaluasi
Untuk
telah
memantau
perencanaan audit
serta
dan dan
memantau
a) Komite Audit telah memantau dan mengevaluasi perencanaan
dan
pelaksanaan
audit
serta
memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka
tindak lanjut hasil audit dalam rangka
menilai
kecukupan
pengendalian
internal
menilai kecukupan pengendalian intern
termasuk kecukupan dalam proses penyusunan
termasuk kecukupan proses pelaporan
dan penyajian laporan keuangan.
keuangan. b) Komite Audit telah melakukan review
b) Komite Audit telah melakukan review terhadap:
terhadap: (1) pelaksanaan tugas SKAI;
(1) Pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal (DAI); Halaman33dari101
(2) kesesuaian pelaksanaan audit oleh
(2) Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan
Akuntan Publik dengan standar audit yang
standar audit yang berlaku;
berlaku;
(3) kesesuaian laporan keuangan dengan
(3) Kesesuaian laporan keuangan dengan standar
standar akuntansi yang berlaku; dan (4) pelaksanaan Direksi
atas
tindak hasil
lanjut
oleh
temuan
SKAI,
akuntansi yang berlaku; (4) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil
temuan
Divisi
Audit
Internal
(DAI),
Akuntan Publik dan hasil pengawasan
Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank
Bank Indonesia.
Indonesia.
c) Komite
Audit
telah
memberikan
rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan KAP sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris. 2) Komite Pemantau Risiko Untuk
memberikan
rekomendasi
2) Komite Pemantau Risiko kepada
Untuk
memberikan
rekomendasi
kepada
Dewan
Dewan Komisaris:
Komisaris:
a) Komite Pemantau Risiko mengevaluasi
a) Komite Pemantau Risiko telah melakukan evaluasi
kebijakan dan pelaksanaan manajemen
dan
pemantauan
atas
pelaksanaan
kebijakan
Halaman34dari101
risiko;
manajemen risiko serta memberikan laporan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
b) Komite Pemantau Risiko memantau dan
b) Komite
Pemantau
Risiko
telah
melakukan
mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite
pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tugas
Manajemen
Komite
Risiko
dan
Satuan
Kerja
Manajemen Risiko (SKMR).
Menajemen
Risiko
dan
Satuan
Kerja
Manajemen Risiko (SKMR) melalui pertemuan atau rapat bersama dengan SKMR.
3) Komite Remunerasi dan Nominasi Untuk
memberikan
rekomendasi
3) Komite Remunerasi dan Nominasi kepada
Untuk
memberikan
rekomendasi
kepada
Dewan
Dewan Komisaris:
Komisaris, Komite Remunerasi dan Nominasi telah:
a) Komite Remunerasi telah mengevaluasi
a) Mengevaluasi kebijakan remunerasi dan nominasi,
kebijakan remunerasi bagi:
dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris
(1) Dewan Komisaris dan Direksi dan
mengenai:
telah disampaikan kepada RUPS;
(1) Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris
(2) Pejabat Eksekutif dan pegawai dan
dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat
telah disampaikan kepada Direksi.
Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan BCA. (2) Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan
pegawai
secara
keseluruhan
untuk
disampaikan kepada Direksi. Halaman35dari101
b) Terkait
dengan
kebijakan
nominasi,
b) Menyusun dan merekomendasikan kepada Dewan
Komite telah menyusun sistem, serta
Komisaris
mengenai
sistem
dan
prosedur
prosedurpemilihan dan/atau penggantian
pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan
anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada
untuk disampaikan kepada RUPS.
RUPS. Memastikan kebijakan remunerasi sesuai dengan kinerja
keuangan,
prestasi
kerja
individual,
kewajaran dengan peer group, sasaran dan strategi jangka menengah/panjang Perusahaan. c) Komite
Nominasi,
rekomendasi Komisaris
telah
calon
memberikan
anggota
dan/atau
Direksi
Dewan
mengenai
calon
untuk
dan/atau
Direksi
disampaikan kepada RUPS. d) Komite
Nominasi,
telah
rekomendasi
calon
yang
menjadi
dapat
Pihak
c) Merekomendasikan
kepada
Dewan
Komisaris
anggota
Dewan
Komisaris
untuk
disampaikan
kepada
RUPS. memberikan
d) Merekomendasikan calon-calon anggota Komite
Independen
Audit dan Komite Pemantau Risiko dari pihak
anggota
Komite
independen kepada Dewan Komisaris.
kepada Dewan Komisaris. 4) Rapat
Komite
kebutuhan Bank.
diselenggarakan
sesuai
4) Rapat Komite telah diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan BCA. Halaman36dari101
5) Keputusan
rapat
diambil
berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak
5) Keputusan rapat Komite telah diambil berdasarkan musyawarah mufakat.
dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. 6) Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang
dapat dimanfaatkan secara optimal
oleh Dewan Komisaris. 7) Pemilik
melakukan
6) Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang dapat
dimanfaatkan
secara
optimal
oleh
Dewan
Komisaris. intervensi
terhadap
pelaksanaan tugas Komite, seperti misalnya
7) Tidak
ada
intervensi
dari
pemilik
terhadap
pelaksanaan tugas Komite.
terkait rekomendasi pemberian remunerasi yang
tidak
pemilik,
wajar
kepada
rekomendasi
pihak calon
terkait Dewan
Komisaris/Direksi yang tidak sesuai dengan prosedur pemilihan dan/atau penggantian yang telah ditetapkan. C. Governance Outcome
C. Governance Outcome
1) Hasil risalah rapat wajib dibuat, termasuk pengungkapan
perbedaaan
1) Hasil rapat Komite selalu dituangkan dalam suatu
pendapat
risalah rapat yang ditanda tangani oleh seluruh
(dissenting opinions) secara jelas dan wajib
anggota Komite yang hadir dan didokumentasikan Halaman37dari101
didokumentasikan dengan baik.
secara tertib dan baik.
2) Masing-masing Komite telah melaksanakan
2) Masing-masing Komite telah melaksanakan fungsinya
fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku
sesuai ketentuan yang berlaku seperti
seperti
pemberian
misalnya
pemberian
rekomendasi
sesuai tugasnya kepada Dewan Komisaris.
Dewan
rekomendasi
Komisaris,
sesuai
hasil
misalnya
tugasnya
kepada
seluruh
Komite
rapat
merupakan rekomendasi yang dapat digunakan oleh Dewan Komisaris untuk melakukan pengambilan keputusan. 4.
Penanganan Benturan Kepentingan
4. Penanganan Benturan Kepentingan
A. Governance Structure
A. Governance Structure
Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
BCA telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
penyelesaian mengenai:
penyelesaian mengenai:
1) benturan kepentingan yang mengikat setiap
1) benturan Kepentingan; dan
pengurus dan pegawai Bank; 2) administrasi, pengungkapan
2) administrasi,
dokumentasi benturan
dimaksud dalam Risalah Rapat.
dan
kepentingan
benturan
dokumentasi
kepentingan
dan
dimaksud
pengungkapan dalam
Risalah
Rapat. BCA telah memiliki Manual Ketentuan Kredit terkait pemberian kredit kepada Pihak Terkait dan keluarga pejabat BCA. Halaman38dari101
B. Governance Process
B. Governance Process
Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota
- Dalam
hal
terjadi
transaksi
yang
mengandung
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris,
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif tidak mengambil
merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.
tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BCA. - Ada penyediaan dana kepada pihak terkait dan keluarga pejabat BCA. Penyediaan dana tersebut telah dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehatihatian serta memenuhi segala ketentuan dan prosedur yang berlaku.
C. Governance Outcome
C. Governance Outcome
1) Benturan kepentingan yang dapat merugikan
1) Tidak ada transaksi yang mengandung benturan
Bank atau mengurangi keuntungan Bank
kepentingan
yang
dapat
merugikan
telah diungkapkan dalam setiap keputusan
mengurangi keuntungan BCA.
BCA
atau
dan telah terdokumentasi dengan baik. 2) Kegiatan intervensi
operasional
bank
pemilik/pihak
bebas
dari
terkait/pihak
2) Kegiatan
operasional
pemilik/pihak
BCA
terkait/pihak
bebas
dari
lainnya
intervensi
yang
dapat
Halaman39dari101
lainnya yang dapat menimbulkan benturan
menimbulkan
benturan
kepentingan
yang
dapat
kepentingan yang dapat merugikan Bank
merugikan BCA atau mengurangi keuntungan BCA.
atau mengurangi keuntungan Bank. 3) Bank
berhasil
menyelesaikan
benturan
kepentingan yang terjadi.
3) Tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan
yang
dapat
merugikan
BCA
atau
mengurangi keuntungan BCA. 5.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
A. Governance Structure 1) Satuan
kerja
A. Governance Structure
kepatuhan
independen
terhadap satuan kerja operasional.
1) Satuan Kerja Kepatuhan independen terhadap satuan kerja
operasional
sebagaimana
tercermin
pada
struktur organisasi pada SK No. 083/SK/DIR/2011 tanggal 22 Juni 2011 perihal Struktur Organisasi Satuan Kerja Kepatuhan (SKK). 2) Pengangkatan, pengunduran membawahkan
pemberhentian
dan/atau
2) Pengangkatan Direktur Kepatuhan telah dilaksanakan
yang
sesuai dengan PBI No. 12/23/PBI/2010 tanggal 29
diri
Direktur
Fungsi
Kepatuhan
dengan ketentuan Bank Indonesia.
sesuai
Desember
2010
Kepatutan
(Fit
perihal and
Uji
Proper
Kemampuan
Test),
dan
PBI
dan No.
13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 perihal Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Halaman40dari101
3) Bank
telah
menyediakan
sumber
daya
3) Penempatan sumber daya manusia pada SKK telah
manusia yang berkualitas pada satuan kerja
mempertimbangkan
Kepatuhan
kerja.
untuk
menyelesaikan
tugas
kompetensi
dan
pengalaman
secara efektif. B. Governance Process 1) Direktur
yang
B. Governance Process membawahkan
Fungsi
Kepatuhan bertugas dan bertanggung jawab
1. Direktur
Kepatuhan
senantiasa
bertugas
dan
bertanggungjawab antara lain:
antara lain: a) memastikan kepatuhan Bank terhadap
a) Memastikan kepatuhan BCA terhadap ketentuan
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
BI
perundang-undangan
berlaku, dengan cara menetapkan:
yang
berlaku,
dengan cara: (1) menetapkan diperlukan
langkah-langkah dengan
yang
(2) Memantau dan menjaga agar kegiatan
menjaga
kepatuhan
Kebijakan
Manajemen
Risiko
SE No.155/SE/POL/2013 tanggal 27 september dengan Manajemen Risiko Kepatuhan.
dan
yang
2013 perihal Ketentuan Proses yang berkaitan
usaha Bank tidak menyimpang dari (3) memantau
perundang-undangan
Kepatuhan. -
ketentuan;
peraturan
SK No. 081/SK/DIR/2012 tanggal 3 Mei 2012 perihal
memperhatikan
prinsip kehati-hatian;
dan
SE No. 195/SE/POL/2010 tanggal 17 Desember 2010 perihal Mekanisme Persetujuan Kredit Halaman41dari101
Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen
yang
dibuat
oleh
Bank
kepada Pihak Terkait. -
SK No. 083/SK/DIR/2013 tanggal 28 Juni 2013
kepada Bank Indonesia dan lembaga
perihal Pedoman Program Anti Pencucian Uang
otoritas yang berwenang;
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT). -
SE No. 155/SE/POL/2010 tanggal 1 November 2010 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
b) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
b) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan
dan tanggung jawab secara triwulanan
tanggung jawab secara bulanan dalam Laporan
kepada Direktur Utama dengan tembusan
Pemantauan
Kepatuhan
Terhadap
kepada Dewan Komisaris atau pihak yang
Kehati-hatian
BCA
disampaikan
berwenang
Presiden
sesuai
struktur
organisasi
Bank; c) merumuskan
Direktur
yang
dengan
Ketentuan
tembusan
kepada Dewan
Komisaris. strategi
guna
mendorong
terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
c) Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan BCA melalui 2 (dua) strategi umum yaitu: 1. Secara proaktif melakukan pencegahan (ex-ante) Halaman42dari101
dalam
rangka
meminimalkan
kemungkinan
terjadinya pelanggaran. Menjaga
dan
meningkatkan
pengetahuan,
kemampuan, dan kesadaran jajaran organisasi terhadap
peraturan
dan
ketentuan
yang
berlaku. Hal ini dilakukan antara lain melalui pelatihan dan sosialisasi dari waktu ke waktu kepada jajaran organisasi. -
Proses bisnis BCA selalu memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Agar proses bisnis berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kebijakan, manual, dan prosedur perlu disesuaikan dari waktu ke waktu dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
-
Pemantauan kepatuhan Pemantauan kepatuhan dilakukan untuk memastikan
kepatuhan
dan
mendeteksi
Halaman43dari101
secara dini apabila terjadi permasalahan. Hal ini
dilakukan
antara
lain
melalui
uji
kepatuhan. 2. Melakukan tindakan kuratif (ex-post) dalam rangka perbaikan. Tindakan kuratif perlu juga dilakukan apabila ditemukan pelanggaran atau ketidakpatuhan berdasarkan temuan baik oleh audit internal maupun dari pengawas bank dan audit eksternal. d) mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip
kepatuhan
ditetapkan oleh Direksi;
yang
akan
d) Direktur Kepatuhan telah mengusulkan kebijakan kepatuhan
atau
prinsip-prinsip
kepatuhan.
Kebijakan yang telah ada saat ini terdiri dari: -
SK No. 081/SK/DIR/2012 tanggal 3 Mei 2012 perihal
Kebijakan
Manajemen
Risiko
Kepatuhan. -
SE No.155/SE/POL/2013 tanggal 27 September 2013 perihal Ketentuan Proses yang berkaitan dengan Manajemen Risiko Kepatuhan.
-
SE No. 195/SE/POL/2010 tanggal 17 Desember Halaman44dari101
2010 perihal Mekanisme Persetujuan Kredit kepada Pihak Terkait. -
SK No. 083/SK/DIR/2013 tanggal 28 Juni 2013 perihal Pedoman Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
-
SE No. 155/SE/POL/2010 tanggal 1 November 2010 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
e) menetapkan
sistem
dan
prosedur
kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun
ketentuan
e) Direktur Kepatuhan telah menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan.
dan
pedoman
seluruh
kebijakan,
f) Telah dilakukan pengkajian untuk memastikan
ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan
kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
BCA
dan peraturan perundang-undangan yang
Indonesia
internal Bank; f) memastikan
bahwa
telah
sesuai
dan
dengan
peraturan
ketentuan
Bank
perundang-undangan Halaman45dari101
berlaku;
yang berlaku antara lain melalui laporan ringkasan hasil review (draft) SK/SE, manual kerja, serta Laporan Pemantauan Kepatuhan.
g) meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
g) Meminimalkan Risiko Kepatuhan BCA, antara lain melalui monitoring terhadap Laporan Profil Risiko Kepatuhan yang mencakup informasi mengenai : 1. Risiko Inheren - Jenis dan Signifikansi Pelanggaran yang Dilakukan - Frekuensi Pelanggaran yang Dilakukan atau Track Record Kepatuhan BCA. - Pelanggaran
Terhadap
Ketentuan
atas
Transaksi Keuangan Tertentu. 2. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko -
Tata Kelola Risiko
-
Kerangka Manajemen Risiko
-
Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi Manajemen dan Sumber Daya Manusia
-
Kecukupan
Sistem
Pengendalian
Risiko
Halaman46dari101
Kepatuhan. h) melakukan
tindakan
pencegahan
agar
h) Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan
dan/atau
keputusan
yang
dan/atau keputusan yang diambil Direksi BCA
diambil Direksi Bank atau pimpinan KCBA
tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia
tidak menyimpang dari ketentuan Bank
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Indonesia
dengan Direktur Kepatuhan ikut hadir dalam
kebijakan
dan
peraturan
perundang-
undangan yang berlaku; i) melakukan
tugas-tugas
Rapat Direksi (Radisi) dan Rapat Komite. lainnya
yang
terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
i) Melakukan dengan
tugas-tugas
Fungsi
lainnya
Kepatuhan,
yang
yaitu
terkait
memastikan
kepatuhan BCA terhadap komitmen yang dibuat oleh BCA kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang. 2) Penunjukan Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan
telah
ketentuan yang berlaku.
sesuai
dengan
2) Penunjukan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
telah
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku, yaitu PBI No. 12/23/PBI/2010 tanggal 29 Desember
2010
Kepatutan
(Fit
perihal and
Uji
Proper
Kemampuan
Test),
dan
PBI
dan No.
13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 perihal Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Halaman47dari101
3) Direksi telah:
3) Direksi telah:
a) menyetujui kebijakan kepatuhan Bank
a) menyetujui
kebijakan
kepatuhan
dimaksud
dalam
BCA
dalam bentuk dokumen formal tentang
sebagaimana
fungsi kepatuhan yang efektif;
155/SE/POL/2013 tgl. 27 September 2013 perihal Ketentuan
Proses
yang
berkaitan
Manajemen
Risiko
Kepatuhan
dan
SE
No. dengan
SK
No.
081/SK/DIR/2012 tanggal 3 Mei 2012 perihal Kebijakan Manajemen Risiko Kepatuhan. b) bertanggung
jawab
untuk
b) Seluruh kebijakan, pedoman, sistem dan prosedur
mengkomunikasikan seluruh kebijakan,
telah
pedoman,
organisasi melalui unit kerja terkait yang secara
sistem
dan
prosedur
ke
seluruh jenjang organisasi terkait;
dikomunikasikan
ke
seluruh
jenjang
formal menerbitkan SK/SE dan manual kerja, dan mendistribusikan
serta
mengkomunikasikannya
kepada seluruh unit kerja dan seluruh kantor cabang. c) bertanggung jawab untuk menciptakan fungsi
kepatuhan
yang
efektif
c) Fungsi kepatuhan telah dibentuk sebagaimana
dan
dimaksud dalam SK No. 083/SK/DIR/2011 tgl. 22
permanen sebagai bagian dari kebijakan
Juni 2011 perihal Struktur Organisasi Satuan
kepatuhan Bank secara keseluruhan.
Kerja Kepatuhan (SKK). Halaman48dari101
4) Satuan
kerja
kepatuhan
bertugas
dan
4) Satuan Kerja Kepatuhan bertugas dan bertanggung
bertanggung jawab antara lain:
jawab antara lain:
a) membuat langkah-langkah dalam rangka
a) Membuat
mendukung
terciptanya
Budaya
langkah-langkah
terciptanya
Budaya
Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha
kegiatan
Bank pada setiap jenjang organisasi;
organisasi, yaitu: -
usaha
Kepatuhan
BCA
Melakukan
untuk
pada
mendukung
pada
seluruh
setiap
jenjang
identifikasi,
pengukuran,
pemantauan dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan. -
Menilai
dan
kecukupan
mengevaluasi
dan
kesesuaian
efektivitas, rancangan
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang
dimiliki
oleh
BCA
dengan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku. -
Melakukan kajian dan/atau merekomendasikan pengkinian
dan
penyempurnaan
ketentuan,
sistem
maupun
kebijakan,
prosedur
yang
dimiliki oleh BCA agar sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia
dan
peraturan
perundang-
Halaman49dari101
undangan yang berlaku. -
Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa
kebijakan,
ketentuan,
sistem
dan
prosedur, serta kegiatan usaha BCA telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. -
Memberikan
pendapat
kepada
unit
kerja
berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. -
Menyusun sistem dokumentasi dan database peraturan
Bank
Indonesia
dan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang relevan dengan kegiatan perbankan, serta mengkinikan compliance matrix diary. -
Mengkaji produk/aktivitas baru dan penyediaan dana jumlah besar kredit yang dikategorikan kredit korporasi dari segi kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
-
Melakukan tugas-tugas lainnya terkait dengan Halaman50dari101
fungsi kepatuhan antara lain:
Memastikan
kepatuhan
BCA
terhadap
komitmen yang dibuat oleh BCA kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang,
Melakukan sosialisasi kepada pekerja BCA mengenai hal-hal yang terkait dengan fungsi kepatuhan terutama mengenai ketentuan yang berlaku.
-
Menyusun dan menyampaikan laporan pokokpokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan secara berkala kepada Bank Indonesia, serta laporan pelaksanaan manajemen kepatuhan kepada
Direksi
dengan
tembusan
kepada
Dewan Komisaris. -
Memberikan korporasi
pendapat yang
mengenai
berkaitan
tindakan
dengan
segi
kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundangan lainnya. Halaman51dari101
b) melakukan
identifikasi,
pengukuran,
b) SKK
melakukan
monitoring,
Risiko Kepatuhan dengan mengacu pada
Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank
peraturan
mengenai
Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
bagi Bank Umum sebagaimana tertuang dalam
Umum;
Laporan Profil Risiko yang dibuat triwulanan.
c) menilai
dan
Indonesia
mengevaluasi
efektivitas,
c) SKK
pengendalian
pengukuran,
monitoring, dan pengendalian terhadap Bank
dan
identifikasi,
melakukan
evaluasi
terhadap
terhadap
Risiko
efektivitas,
kecukupan, dan kesesuaian kebijakan,
kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, ketentuan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang
sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BCA
dimiliki oleh Bank dengan peraturan
dengan
perundang-undangan yang berlaku;
berlaku.
d) melakukan
review
merekomendasikan penyempurnaan
dan/atau
pengkinian
kebijakan,
dan
ketentuan,
d) SKK
peraturan melakukan
merekomendasikan penyempurnaan
perundang-undangan review
yang
dan/atau
pengkinian
kebijakan,
ketentuan,
dan sistem
sistem maupun prosedur yang dimiliki
maupun prosedur yang dimiliki oleh BCA agar
oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
Bank
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Indonesia
dan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Halaman52dari101
e) melakukan
upaya-upaya
untuk
e) SKK melakukan upaya-upaya untuk memastikan
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan,
bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur,
sistem
dan
serta kegiatan usaha BCA telah sesuai dengan
usaha
Bank
prosedur,
serta
kegiatan
telah
sesuai
dengan
ketentuan
Bank
Indonesia
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundangan-undangan
perundangan-undangan yang berlaku;
dimaksud dilakukan antara lain : -
yang
dan
peraturan
berlaku.
Upaya
melakukan review ketentuan internal yang akan diterbitkan;
-
merekomendasikan
pengkinian/penyesuaian
dan efektivitas ketentuan internal terhadap ketentuan yang berlaku; -
memonitor pelaksanaan produk dan aktivitas BCA agar senantiasa berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
f)
melakukan
tugas-tugas
lainnya
terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
yang
f) SKK
melakukan
tugas-tugas
lainnya
yang
terkait dengan Fungsi Kepatuhan, antara lain sebagai liaison officer kepada Bank Indonesia, dan aktif dalam FKDKP.
Halaman53dari101
C. Governance Outcome
C.
1) Bank telah menyampaikan laporan pokok pelaksanaan
tugas
Direktur
yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan dan laporan
Governance Outcome 1) BCA
telah
menyampaikan
Laporan
Kepatuhan
kepada Bank Indonesia setiap 6 bulan sekali secara tepat waktu.
khusus kepada Bank Indonesia dan pihak terkait. 2) Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur yang
membawahkan
Fungsi
Kepatuhan
2) Cakupan laporan dimaksud telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Pokok-
tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank
pokok laporan mencakup mengenai :
Indonesia yang berlaku.
a) Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan -
Pemantauan Kepatuhan terhadap Ketentuan Kehati-hatian Bank Indonesia;
-
Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APUPPT).
b) Pengelolaan Risiko Kepatuhan. 3) Bank
berhasil
menurunkan
tingkat
pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.
3) Tidak ada pelanggaran yang signifikan terhadap ketentuan yang berlaku.
Halaman54dari101
4) Bank berhasil membangun budaya kepatuhan
4) BCA telah membangun budaya kepatuhan dalam
dalam pengambilan keputusan dan dalam
pengambilan
kegiatan operasional bank.
operasional BCA, antara lain : -
keputusan
dan
dalam
kegiatan
Telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan terkait dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;
-
Seluruh kebijakan telah dikomunikasikan kepada seluruh jenjang organisasi yang dapat diakses melalui website internal (MyBCA);
-
Penandatanganan Pernyataan Tahunan (Annual Disclosure) setiap tahun yang dilakukan oleh karyawan
S5
ke
atas,
Direksi
dan
Dewan
Komisaris. 6.
Penerapan fungsi audit intern A. Governance Structure 1) Struktur organisasi SKAI Bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Penerapan Fungsi Audit Intern A. Governance Structure 1) Struktur organisasi SKAI BCA (selanjutnya disebut Divisi
Audit
Intenal/DAI)
telah
sesuai
dengan
ketentuan yang berlaku. 2) Bank memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), dengan:
2) BCA telah memiliki: a) Piagam Audit Intern yang telah mendapatkan Halaman55dari101
a) menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter);
persetujuan
Presiden
Direktur
dan
Dewan
(Pedoman
umum)
Komisaris.
b) membentuk SKAI;
b) Panduan audit intern berupa:
c) menyusun panduan audit intern.
1. Manual
Audit
Intern
diperbaharui September 2013. 2. Manual Teknis DAI mencakup: Profesionalisme Risk-based audit Pedoman kerja per aspek 3) Kelembagaan
SKAI
independen
terhadap
satuan kerja operasional.
3) Kedudukan
Divisi
Audit
Intern
independen
dari
satuan kerja operasional dan bertanggung jawab langsung
ke
Presiden
Direktur
dan
dapat
berkomunikasi langsung kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit. 4) Bank
menyediakan
sumber
daya
yang
4) Divisi
Audit
Internal
memiliki
program
kerja
berkualitas pada SKAI untuk menyelesaikan
rekrutmen
tugas secara efektif.
meningkatkan dan memenuhi kebutuhan kompetensi
dan
kegiatan
pelatihan
untuk
auditor intern secara berkala dan berkelanjutan. Halaman56dari101
B. Governance Process
B. Governance Process
1) Direksi bertanggung jawab atas:
1) Tanggung jawab Direksi terlaksana dengan:
a) terciptanya struktur pengendalian intern,
a) Membuat kebijakan sistem pengendalian intern
dan menjamin terselenggaranya fungsi
BCA yang penerapannya menjadi cakupan audit
audit intern Bank dalam setiap tingkatan
internal. Direksi telah menyetujui Piagam Audit
manajemen;
Intern, Rencana, dan Realisasi Audit Tahunan untuk menjamin terselenggaranya fungsi audit Intern BCA dalam setiap tingkatan manajemen.
b) tindak lanjut temuan audit intern Bank sesuai dengan kebijakan
dan arahan
Dewan Komisaris.
b) Memastikan setiap temuan audit ditindaklanjuti oleh unit kerja terkait/auditee dan membuat disposisi mendapat
terhadap perhatian
temuan
audit
(dipandang
yang penting
perlu dan
mendesak) untuk ditindaklanjuti. 2) Bank menerapkan fungsi audit intern secara efektif
pada
seluruh
aspek
dan
2) Melalui perencanaan audit berbasis risiko yang telah
unsur
mendapatkan persetujuan Direksi, Dewan Komisaris,
kegiatan yang secara langsung diperkirakan
dan Komite Audit, fungsi audit intern telah secara
dapat mempengaruhi kepentingan Bank dan
efektif mencakup aspek/area yang secara langsung
masyarakat.
diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan BCA dan masyarakat. Halaman57dari101
3) Bank melakukan kaji ulang secara berkala
3) BCA melakukan kaji ulang terhadap pelaksanaan
atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan
fungsi audit intern yang dilakukan sekali dalam tiga
kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak
tahun. Kajian oleh pihak eksternal yang independen
eksternal setiap tiga tahun.
terakhir terlaksana pada akhir tahun 2013.
4) Rencana
pemeriksaan
SKAI
Bank,
4) DAI menyusun rencana pemeriksaan BCA, kecukupan
kecukupan ruang lingkup pemeriksaan serta
ruang
lingkup
pemeriksaan
serta
kedalaman
kedalaman pemeriksaan telah memadai.
pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan secara memadai.
5) Tidak terdapat penyimpangan dalam realisasi atas rencana pemeriksaan SKAI Bank. 6) Bank
merencanakan
peningkatan daya
mutu
manusia
dan
secara
realisasi atas rencana pemeriksaan DAI.
merealisasikan
keterampilan
sumber
berkala
5) DAI memastikan tidak terdapat penyimpangan dalam
dan
6) DAI merencanakan dan merealisasikan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan.
berkelanjutan. 7) SKAI telah melakukan fungsi pengawasan
7) DAI telah menjalankan fungsi pengawasan secara
secara independen dengan cakupan tugas
independen. DAI telah menyusun Strategic Audit Plan
yang memadai dan sesuai dengan rencana,
berjangka waktu tiga tahun dan diperbaharui setiap
pelaksanaan
tahunnya sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) BCA.
audit.
maupun
pemantauan
hasil
Perencanaan
dan
realisasi
audit
tahunan
Halaman58dari101
dilaksanakan
dengan
pendekatan
audit
berbasis
risiko yang mencakup seluruh auditable entity/ aspek/ area/ strategic initiative yang diperkirakan dapat secara langsung mempengaruhi kepentingan BCA dan masyarakat. 8) SKAI telah melaksanakan tugas sekurang-
8) Cakupan penugasan audit meliputi penilaian atas
kurangnya meliputi penilaian:
kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern
a) kecukupan Sistem Pengendalian Intern
BCA, pengelolaan risiko dan kualitas kinerja.
Bank; b) efektivitas Sistem Pengendalian Intern Bank; c) kualitas kinerja. 9) SKAI telah melaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku.
9) DAI
telah
melaporkan
seluruh
temuan
hasil
pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku dengan membuat ringkasan laporan hasil audit bulanan yang dikirimkan ke Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit. Laporan Hasil Audit rinci dikirimkan ke unit kerja terkait (auditee) dan disimpan dalam electronic file yang dapat diakses langsung oleh Direksi, Dewan Halaman59dari101
Komisaris, dan Komite Audit melalui intranet. 10) SKAI telah memantau, menganalisis dan melaporkan
perkembangan
tindaklanjut
perbaikan yang dilakukan auditee. 11) SKAI secara
serta sistem dan prosedur kerja berkala
sesuai
ketentuan
tindak lanjut temuan audit kepada Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit setiap triwulan.
telah menyusun, dan mengkinikan
pedoman
10) DAI memantau, menganalisis, dan melaporkan hasil
dan
11) DAI telah menyusun dan mengkinikan pedoman serta sistem dan prosedur kerja secara berkala sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku.
perundangan yang berlaku. C. Governance Outcome
C. Governance Outcome
1) Direksi bertanggung jawab atas tersedianya
1) Laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit intern
laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit
BCA dimuat dalam Laporan Tahunan BCA - bagian
intern Bank kepada RUPS.
“Tata Kelola Perusahaan”, yang tersedia dalam RUPS. telah
2) DAI mengevaluasi dan melaporkan kepada Direksi
ditindaklanjuti dan tidak terjadi temuan yang
hasil tindak lanjut auditee atas temuan pemeriksaan
berulang.
setiap tiga bulan sekali.
2) Temuan-temuan
pemeriksaan
SKAI
3) SKAI bertindak obyektif dalam melakukan
3) Assessment yang dilaksanakan telah obyektif.
assessment. 4) Fungsi
audit
intern
telah
dilaksanakan
4) Fungsi
Audit
Intern
telah
dilaksanakan
secara
Halaman60dari101
secara
memadai
dengan
memperhatikan
memadai dengan memperhatikan:
antara lain: a. Program
audit
keseluruhan
unit
pelaksanaannya
telah
mencakup
kerja
yang
a. Memo Perencanaan Audit dan Program Audit telah mencakup
keseluruhan
unit
kerja
yang
mempertimbangkan
pelaksanaannya menggunakan pendekatan audit
tingkat risiko pada masing-masing unit
berbasis risiko pada masing-masing unit kerja/
kerja.
proses kegiatan.
b. Program audit dan ruang lingkup audit
b. Program Audit dan ruang lingkup audit telah
telah memadai sesuai dengan prinsip-
direncanakan dengan memadai sesuai prinsip-
prinsip SPFAIB antara lain terpenuhinya
prinsip SPFAIB, independensi, objektivitas dan
independensi,
kebebasan dalam akses data informasi untuk
objektivitas,
tidak
ada
pembatasan dalam cakupan dan ruang
pelaksanaan audit.
lingkup audit intern. c. Terpenuhinya jumlah dan kualitas auditor intern. 7.
c. Jumlah dan kualitas auditor intern senantiasa ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Penerapan fungsi audit ekstern
7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
A. Governance Structure
A. Governance Structure
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan
Semua aspek penugasan audit kepada KAP dan Akuntan
KAP
Publik, baik dari segi kapasitas KAP, legalitas perjanjian
sekurang-kurangnya
memenuhi
aspek-
Halaman61dari101
aspek:
kerja, ruang lingkup audit, standar profesional Akuntan
1) kapasitas KAP yang ditunjuk;
Publik, dan lain-lain telah tertuang dalam perjanjian
2) legalitas perjanjian kerja;
kerja yang telah disepakati oleh KAP dan BCA.
3) ruang lingkup audit; 4) standar profesional akuntan publik; dan 5) komunikasi Bank Indonesia dengan KAP dimaksud. B. Governance Process
B. Governance Process
1) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan
1) Dalam seleksi penunjukkan Kantor Akuntan Publik
Bank, Bank menunjuk Akuntan Publik dan
(KAP), BCA mengikutsertakan 4 KAP terbesar (the big
KAP yang terdaftar di Bank Indonesia.
four) yang terdaftar di Bank Indonesia. Akuntan Publik
(partner
in-charge)-nya
juga
merupakan
Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia yang independen, kompeten, profesional dan objektif, serta menggunakan
kemahiran
profesionalnya
secara
cermat dan seksama (due professional care). 2) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang
2) Penunjukan Kantor Akuntan Publik yang sama oleh
sama oleh Bank telah sesuai peraturan
BCA telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, Halaman62dari101
perundang-undangan yang berlaku.
dimana BCA hanya menggunakan KAP yang sama paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturutturut, sedangkan penunjukan Akuntan Publik telah sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK, dimana BCA hanya menggunakan Akuntan Publik yang sama paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Jadi meskipun masih menggunakan KAP yang sama di tahun buku ke-4, BCA selalu mengganti Akuntan Publik.
3) Penunjukan terlebih
Akuntan
dahulu
Publik
memperoleh
dan
KAP
3) Dalam RUPS Tahunan 2013, RUPS telah memberikan
persetujuan
kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
RUPS berdasarkan rekomendasi dari Komite
menunjuk
Audit melalui Dewan Komisaris.
berdasarkan rekomendasi sebelumnya dari Komite Audit
KAP
kepada
(termasuk Dewan
Akuntan
Komisaris,
Publik),
dan
dalam
pelaksanaannya selalu ada persetujuan tertulis baik dari Komite Audit maupun Dewan Komisaris. 4) Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk, mampu memenuhi
bekerja standar
secara
independen,
profesional
akuntan
4) Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk mampu bekerja
secara
independen,
memenuhi
Standard
Professional Akuntan Publik dan perjanjian kerja Halaman63dari101
publik dan perjanjian kerja serta ruang
serta ruang lingkup audit yang ditetapkan.
lingkup audit yang ditetapkan. 5) Akuntan Publik telah melakukan komunikasi
5) Dalam rangka persiapan dan pelaksanaan audit,
dengan Bank Indonesia mengenai kondisi
Akuntan Publik melakukan komunikasi dengan Bank
Bank yang diaudit dalam rangka persiapan
Indonesia.
dan pelaksanaan audit. 6) Akuntan Publik telah melaksanakan audit secara independen dan profesional.
6) Akuntan Publik yang ditunjuk merupakan Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia, dimana Akuntan Publik harus bersikap independen dan profesional dalam penugasan audit sebagai salah satu persyaratan bagi akuntan publik untuk terdaftar di Bank Indonesia.
7) Akuntan Publik telah melaporkan hasil audit dan
Management
Letter
kepada
Bank
Indonesia.
7) Dengan pernyataan surat kuasa yang diberikan BCA kepada KAP, KAP selalu menyampaikan hasil audit dan management letter kepada Bank Indonesia secara tepat waktu.
C. Governance Outcome 1) Hasil
audit
dan
C. Governance Outcome management
lettertelah
1) Hasil
audit
dan
management
letter
telah
Halaman64dari101
menggambarkan permasalahan bank yang
menggambarkan permasalahan BCA yang signifikan
signifikan dan disampaikan secara tepat
dan disampaikan secara tepat waktu kepada Bank
waktu kepada Bank Indonesia oleh KAP yang
Indonesia oleh KAP yang ditunjuk.
ditunjuk. 2) Cakupan hasil audit paling kurang sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana
ruang
diatur dalam ketentuan yang berlaku.
ketentuan yang berlaku.
3) Auditor bertindak obyektif dalam melakukan assessment. 8.
2) Cakupan hasil audit paling kurang sesuai dengan
3) Auditor
lingkup
audit
bertindak Manajemen
Pengendalian Intern
Pengendalian Intern
A. Governance Structure
A. Governance Structure
1) Bank telah memiliki struktur organisasi yang untuk
diatur
obyektif
dalam
Risiko
termasuk
dalam
melakukan
assessment.
Penerapan manajemen risiko termasuk Sistem 8. Penerapan
memadai
sebagaimana
mendukung
penerapan
Sistem
1) BCA telah memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko dan
manajemen risiko dan pengendalian intern
pengendalian intern, yaitu:
yang baik antara lain SKAI, SKMR dan
Divisi Audit Internal (SK No. 089/SK/DIR/2012
Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja
tanggal 29 Mei 2012) dengan misi meningkatkan
Kepatuhan.
efektivitas dan memberikan nilai tambah terhadap proses manajemen risiko, pengendalian internal Halaman65dari101
dan tata kelola melalui penilaian independen dan obyektif serta pemberian konsultasi atas seluruh kegiatan perusahaan (BCA).
Satuan
Kerja
Manajemen
172/SK/DIR/2012 dengan dihadapi
misi
tanggal
8
meyakinkan
BCA
Risiko
dapat
(SK
November
bahwa
2012)
risiko
diidentifikasi,
No. yang
diukur,
dipantau, dikendalikan dan dilaporkan dengan benar
melalui
penerapan
kerangka
kerja
manajemen risiko yang sesuai.
Satuan
Kerja
Kepatuhan
(SK
No.
083/SK/DIR/2011 tanggal 22 Juni 2011) dengan misi mengelola risiko kepatuhan perusahaan dan mendorong terwujudnya budaya kepatuhan sejalan dengan perkembangan bisnis.
Komite
Manajemen
140/SK/DIR/2011 tanggal
Risiko
(SK
No.
17 Oktober 2011)
dengan misi memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko telah memberikan perlindungan Halaman66dari101
yang memadai terhadap seluruh risiko BCA. 2) Bank telah memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai.
2) BCA telah memiliki:
Kebijakan pengelolaan risiko yang tertuang dalam Program Kerja Perusahaan dan telah disusun sesuai dengan visi, misi, strategi bisnis, kecukupan permodalan, kemampuan SDM dan risk appetite.
Kebijakan pengelolaan risiko telah diatur, antara lain dalam: -
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR);
-
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Penggunaan Teknologi Informasi (KDMR PTI);
-
Pedoman
Standar
Sistem
Pengendalian
Internal (PSSPI); -
Kebijakan Dasar Perkreditan BCA (KDPB);
-
Manual
Ketentuan
Kredit
(sesuai
dengan
masing-masing kategori kredit); serta -
Kebijakan-kebijakan
lainnya
yang
harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Kebijakan-kebijakan tersebut dikaji ulang secara Halaman67dari101
berkala dan disesuaikan dengan perkembangan/ perubahan yang terjadi (baik internal maupun eksternal), misalnya:
(1)
Penetapan limit per sektor industri;
(2)
Limit trading;
(3)
Metode pengukuran;
(4)
Sistem pelaporan dan dokumentasi;
(5)
Sistem informasi manajemen; serta
(6)
Contingency plan.
Prosedur pemberian kredit dan prosedur kegiatan operasional lainnya telah diatur secara jelas dalam Manual
Ketentuan,
Panduan
Kerja,
Surat
Keputusan, dan Surat Edaran. B. Governance Process 1) Dewan
Komisaris
B. Governance Process memiliki
tugas
dan
tangung jawab yang jelas, diantaranya:
1) Dalam
melaksanakan
fungsi
manajemen
risiko
Dewan Komisaris telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, diantaranya:
a) menyetujui kebijakan Manajemen Risiko termasuk
strategi
dan
kerangka
a) Menyetujui mendapat
kebijakan-kebijakan persetujuan
dari
yang
Dewan
harus
Komisaris,
Halaman68dari101
Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai
seperti:
dengan tingkat risiko yang diambil (risk
1. Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR);
appetite)
2. Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal
dan
toleransi
risiko
(risk
tolerance);
(PSSPI); 3. Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB); 4. Kebijakan-kebijakan
lainnya
yang
harus
mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. b) mengevaluasi
Manajemen
b) Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan
Risiko dan Strategi Manajemen Risiko
strategi manajemen risiko paling kurang satu kali
paling kurang satu kali dalam satu tahun
dalam satu tahun, melalui revisi kebijakan antara
atau dalam frekuensi yang lebih sering
lain:
dalam hal terdapat perubahan faktor-
-
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR);
faktor
-
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal
yang
kebijakan
mempengaruhi
kegiatan
(PSSPI);
usaha Bank secara signifikan; -
Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB);
-
Kebijakan-kebijakan
lainnya
yang
harus
mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. c) mengevaluasi Direksi
dan
pertanggungjawaban memberikan
arahan
c) Mengevaluasi
pertanggungjawaban
Direksi
dan
memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan Halaman69dari101
perbaikan atas pelaksanaan kebijakan
Kebijakan
Manajemen
antara lain:
Evaluasi
Risiko dilakukan
memastikan
bahwa
secara dalam Direksi
berkala. rangka
-
Manajemen
Mengevaluasi
Risiko
secara
pelaksanaan
berkala, kebijakan
mengelola
manajemen risiko melalui Laporan Pelaksanaan
aktivitas dan risiko-risiko Bank secara
Kebijakan Manajemen Risiko yang disampaikan
efektif.
kepada Dewan Komisaris secara berkala. -
Meminta persetujuan Dewan Komisaris untuk hal-hal yang memiliki risiko yang signifikan, antara lain namun tidak terbatas pada: 1. Pemberian kredit yang melebihi limit Direksi; 2. Pembelian fixed assets yang melebihi limit Direksi; 3. Penempatan/pembelian surat berharga yang melebihi limit Direksi; 4. Penyusunan budget untuk pendapatan dan biaya serta perkiraan Placement & Funding; 5. Penyediaan dana kepada pihak terkait; 6. Transaksi
lainnya
yang
memerlukan
persetujuan dari Dewan Komisaris. Halaman70dari101
-
Meminta penjelasan kepada Direksi jika dalam pelaksanaan
pemberian
penyimpangan
dari
kredit
kebijakan
terdapat
yang
telah
ditetapkan. d) Menyetujui
transaksi
yang
memerlukan
persetujuan dari Dewan Komisaris, antara lain namun tidak terbatas pada: 1. Pemberian kredit dengan jumlah di atas Rp 500 milyar; 2. Penyediaan dana kepada pihak terkait; serta 3. Transaksi
lainnya
yang
memerlukan
persetujuan dari Dewan Komisaris. 2) Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab
2) Dalam
melaksanakan
fungsi
manajemen
risiko,
yang jelas, diantaranya:
Direksi telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang
a) menyusun kebijakan Manajemen Risiko
jelas, diantaranya:
termasuk
strategi
dan
kerangka
Mengevaluasi dan menyetujui metodologi yang
Manajemen Risiko secara tertulis dan
digunakan untuk penilaian berbagai jenis risiko
komprehensif termasuk limit risiko secara
BCA.
keseluruhan dan per jenis risiko, dengan Halaman71dari101
memperhatikan
tingkat
risiko
yang
diambil dan toleransi risiko terhadap kecukupan mendapat Komisaris
permodalan. persetujuan maka
kebijakan,
dari
Direksi
strategi,
Setelah
dan
menetapkan,
risiko
BCA
secara
Memantau
pelaksanaan
implementasi
Sistem
Informasi Manajemen (SIM).
kerangka
Mengevaluasi dan menyetujui kebijakan-kebijakan, seperti:
Manajemen Risiko dimaksud; b) menyusun,
perkembangan
periodik.
Dewan
menetapkan
Memantau
dan
-
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR);
-
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Penggunaan
mengkinikan prosedur dan alat untuk
Teknologi Informasi (KDMR PTI);
mengidentifikasi, mengukur, memonitor,
-
dan mengendalikan risiko;
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal (PSSPI);
c) menyusun dan menetapkan mekanisme
-
Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB);
persetujuan transaksi, termasuk yang
-
Manual
melampaui limit dan kewenangan untuk
kebijakan,
-
dan/atau strategi,
mengkinikan
dan
kerangka
Kredit
(sesuai
dengan
masing-masing kategori kredit); serta
setiap jenjang jabatan; d) mengevaluasi
Ketentuan
Kebijakan-kebijakan
lainnya
yang
harus
mendapat persetujuan dari Direksi.
Menetapkan
kualifikasi
SDM
serta
struktur
menyangkut
batasan
Manajemen Risiko paling kurang satu kali
organisasi
dalam satu tahun atau dalam frekuensi
wewenang, tugas dan tanggung jawab serta fungsi
yang
jelas
Halaman72dari101
yang lebih sering dalam hal terdapat
pada aktivitas yang memiliki risiko serta prosedur
perubahan
kaji ulangnya.
faktor-faktor
mempengaruhi
kegiatan
yang
usaha
Bank,
eksposur risiko, dan/atau profil risiko
secara
secara signifikan;
pejabat/karyawan BCA dalam rangka peningkatan
e) menetapkan
struktur
organisasi
yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang
terkait
dengan
penerapan
Manajemen Risiko; bertanggungjawab kebijakan,
reguler
yang
diikuti
oleh
seluruh
mutu dan ketrampilan sumber daya manusia di
termasuk wewenang dan tanggung jawab
f)
Mengadakan program pelatihan manajemen risiko
bidang manajemen risiko.
Mengikutsertakan
karyawan/pejabat
untuk
mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko sesuai dengan jenjang jabatannya.
atas
strategi,
dan
pelaksanaan kerangka
Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta mengevaluasi dan
memberikan
arahan
berdasarkan
laporan-laporan yang disampaikan oleh SKMR termasuk laporan mengenai profil risiko; g) memastikan seluruh risiko yang material Halaman73dari101
dan dampak yang ditimbulkan oleh risiko dimaksud telah ditindaklanjuti dan telah menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban Komisaris
kepada
secara
berkala.
Dewan Laporan
dimaksud antara lain memuat laporan perkembangan dan permasalahan terkait risiko yang material disertai langkahlangkah perbaikan yang telah, sedang, dan akan dilakukan; h) memastikan
pelaksanaan
langkah-
langkah perbaikan atas permasalahan atau
penyimpangan
dalam
kegiatan
usaha Bank yang ditemukan oleh SKAI; i)
mengembangkan
budaya
Manajemen
Risiko termasuk kesadaran risiko pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi
komunikasi
kepada
seluruh
yang
jenjang
memadai organisasi Halaman74dari101
tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif; j)
memastikan keuangan
kecukupan dan
dukungan
infrastruktur
untuk
mengelola dan mengendalikan risiko; k) memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko
telah
diterapkan
secara
independen yang dicerminkan antara lain adanya pemisahan fungsi antara SKMR yang
melakukan
pengukuran,
identifikasi,
pemantauan
dan
pengendalian risiko dengan satuan kerja yang
melakukan
dan
menyelesaikan
transaksi. 3) Bank telah menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh dan handal.
3) BCA telah memiliki dan menerapkan kebijakan sistem pengendalian
internal
yang
mencakup
5
(lima)
komponen: ‐
Pengawasan
oleh
manajemen
dan
kultur
pengendalian. Halaman75dari101
‐
Identifikasi dan penilaian risiko.
‐
Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi.
‐
Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi.
‐
Kegiatan
pemantauan
dan
tindakan
koreksi
penyimpangan. Di samping itu, BCA juga: ‐
Memiliki business continuity dan disaster recovery plan yang digunakan untuk mempercepat proses pemulihan pada saat terjadi bencana (disaster).
‐
Memiliki
system
back
up
untuk
mencegah
kegagalan usaha yang berisiko tinggi. Seluruh manajemen dan karyawan BCA memiliki peran dan tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas
dan
pelaksanaan
sistem
pengendalian
internal BCA. Pihak-pihak yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal di BCA antara lain: - Dewan Komisaris Halaman76dari101
- Direksi - Komite Audit - Divisi Audit Internal - Pengawasan Internal Cabang - Pengawasan Internal Kantor Wilayah - Pengawasan Internal Unit Kerja Tertentu di Kantor Pusat - Pejabat dan pegawai BCA C. Governance Outcome 1) Bank menerapkan manajemen risiko secara efektif, yang disesuaikan dengan tujuan,
C. Governance Outcome 1) BCA telah memiliki:
Kebijakan pengelolaan risiko yang tertuang dalam
kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas
Program Kerja Perusahaan dan telah disusun
usaha serta kemampuan Bank.
sesuai dengan visi, misi, strategi bisnis, kecukupan permodalan, kemampuan SDM dan risk appetite. Kebijakan pengelolaan risiko telah diatur, antara lain dalam: ‐
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR).
‐
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Penggunaan Halaman77dari101
Teknologi Informasi (KDMR PTI). ‐
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal (PSSPI).
‐
Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB).
‐
Manual Ketentuan Kredit (sesuai dengan masingmasing kategori kredit).
‐
Kebijakan-kebijakan lainnya yang harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Kebijakan-kebijakan berkala
dan
perubahan
tersebut
disesuaikan
yang
terjadi
dikaji
dengan (baik
ulang
secara
perkembangan/
internal
maupun
eksternal), misalnya: ‐
Penetapan limit per sektor industri;
‐
Limit trading;
‐
Metode pengukuran;
‐
Sistem pelaporan dan dokumentasi;
‐
Sistem informasi manajemen; serta
‐
Contingency plan.
Halaman78dari101
2) Komisaris dan Direksi (Manajemen) mampu melakukan
pengawasan
secara
aktif
terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi
2) Pelaksanaan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi (Manajemen), dilakukan antara lain:
manajemen risiko.
Pengawasan Dewan Komisaris dilaksanakan seusai tugas dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam
Anggaran
Dasar
dan
peraturan
perundangan yang berlaku.
Tugas pengawasan Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi & Nominasi.
Dewan Komisaris tetap menjaga komunikasi yang konstruktif dengan Direksi melalui pertemuanpertemuan rutin, khusus dan ad hoc.
Dewan Komisaris secara aktif memberikan saran kepada
Direksi
dalam
menentukan
langkah-
langkah strategis yang perlu dijalankan.
Direksi
secara
aktif
melakukan
diskusi/
memberikan masukan serta memantau kondisi internal dan perkembangan faktor eksternal yang Halaman79dari101
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
mempengaruhi strategi bisnis BCA. 3) Bank tidak melakukan aktivitas bisnis yang melampaui kemampuan permodalan untuk
3) Dalam melakukan aktivitas bisnisnya, BCA telah:
menyerap risiko kerugian.
Menyusun Rencana Bisnis Bank yang membahas strategi BCA secara keseluruhan yang mencakup arah pengembangan bisnis.
Penetapan
strategi
telah
memperhitungkan
dampak terhadap permodalan BCA, antara lain proyeksi permodalan dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). 9.
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related 9. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (related party) party)
dan
penyediaan
dana
besar
(large
dan Penyediaan Dana Besar (large exposure)
exposure) A. Governance Structure
A. Governance Structure
Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan
Dalam melakukan kegiatan penyediaan dana kepada
prosedur
untuk
pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar
penyediaan dana kepada pihak terkait dan
(large exposure), BCA telah memiliki kebijakan, sistem
penyediaan dana besar, berikut monitoring dan
dan
tertulis
yang
memadai
prosedur
tertulis
yang
memadai
sebagaimana
Halaman80dari101
penyelesaian masalahnya.
tercantum dalam Ketentuan internal yang terkait yaitu Manual Ketentuan Kredit SME, Manual Ketentuan Kredit Komersial, Manual Ketentuan Kredit Korporasi dan Manual Ketentuan Kredit Konsumen.
B. Governance Process
B. Governance Process
1) Bank telah secara berkala mengevaluasi dan
1) BCA
telah
secara
berkala
mengkinikan
dimaksud
dimaksud agar disesuaikan dengan ketentuan dan
disesuaikan
dengan
ketentuan dan perundang-undangan yang
sistem
dan
dan
mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur agar
kebijakan,
mengevaluasi
prosedur
perundang-undangan yang berlaku.
berlaku. 2) Terdapat
proses
yang
memadai
untuk
2) Proses yang memadai untuk memastikan penyediaan
memastikan penyediaan dana kepada pihak
dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana
terkait dan penyediaan dana dalam jumlah
dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip
besar telah sesuai dengan prinsip kehati-
kehati-hatian, yaitu sebagai berikut:
hatian.
-
sebagaimana tercantum dalam Memo Pengolahan Kredit (MPK).
-
Untuk Pihak Terkait telah dilakukan monitoring.
Halaman81dari101
3) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana
diputuskan
independen
tanpa
manajemen intervensi
keputusan
dalam
penyediaan
dana
secara
diputuskan manajemen secara independen tanpa
pihak
intervensi dari pihak terkait dan/atau pihak lainnya,
dari
terkait dan/atau pihak lainnya.
serta dilakukan berdasarkan wewenang persetujuan.
C. Governance Outcome 1) Penerapan
3) Pengambilan
C. Governance Outcome
penyediaan
dana
oleh
Bank
kepada pihak terkait dan/atau penyediaan
1) Penerapan penyediaan dana oleh BCA kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah:
dana besar telah: a) memenuhi tentang Kredit prinsip
ketentuan
Batas (BMPK)
Bank
Maksimum dan
Indonesia Pemberian
memperhatikan
kehati-hatian
i. memenuhi
ketentuan
Bank
Indonesia
tentang
BMPK, sebagaimana tercermin dalam Laporan BMPK kepada Bank Indonesia.
maupun
perundang-undangan yang berlaku; b) memperhatikan kemampuan permodalan dan
penyebaran/diversifikasi
portofolio
penyediaan dana. 2) Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1) telah disampaikan secara berkala kepada
ii. Memperhatikan penyebaran
kemampuan
diversifikasi
permodalan
portofolio
dan
penyediaan
dana. 2) Laporan
penyediaan
dana
kepada
pihak
terkait
dan/atau penyediaan dana besar disampaikan kepada Halaman82dari101
Bank Indonesia secara tepat waktu.
10. Transparansi keuangan,
kondisi laporan
Bank Indonesia secara tepat waktu.
keuangan
dan
non 10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan,
pelaksanaan
GCG
dan
Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal
pelaporan internal A. Governance Structure 1) Bank
memiliki
kebijakan
A. Governance Structure dan
prosedur
1) Kebijakan
dan
prosedur
mengenai
tata
cara
mengenai tata cara pelaksanaan transparansi
pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non
kondisi keuangan dan non keuangan.
keuangan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.
2) Bank wajib menyusun Laporan Pelaksanaan
2) BCA telah menyusun Laporan Pelaksanaan GCG pada
GCG pada setiap akhir tahun buku dengan
setiap akhir tahun buku dengan cakupan sesuai
cakupan sesuai ketentuan yang berlaku.
ketentuan yang berlaku.
3) Tersedianya pelaporan internal yang lengkap,
3) Saat ini informasi Debitur disajikan di homepage MIS
akurat, dan tepat waktu yang didukung oleh
dan dikirimkan melalui e-mail kepada manajemen dan
SIM yang memadai.
kepala unit kerja terkait mengenai perkembangan pelepasan kredit mingguan dan bulanan, serta Day -1 dalam bentuk report sesuai kebutuhan.
4) Terdapat sistem informasi yang handal yang
4) Sistem Informasi Manajemen BCA memadai dan Halaman83dari101
didukung oleh sumber daya manusia yang
mampu memberikan informasi yang lengkap, akurat,
kompeten
dan tepat waktu kepada Direksi untuk digunakan
dan
IT
security
system
yang
memadai.
dalam mendukung proses pengambilan keputusan bisnis
BCA.
Selain
itu,
akses
informasi
sudah
menggunakan User-ID dan Password. B. Governance Process 1) Bank
telah
keuangan stakeholders
B. Governance Process
mentransparansikan dan
non-keuangan
termasuk
kondisi kepada
mengumumkan
1) BCA
telah
melaksanakan
Transparansi
Kondisi
Keuangan dan non Keuangan kepada stakeholders sesuai
dengan
ketentuan
Bank
Indonesia
dan
Laporan Keuangan Publikasi triwulanan dan
peraturan perundangan yang berlaku.
melaporkannya kepada Bank Indonesia atau
BCA
stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku.
dalam surat kabar berskala nasional dan menerbitkan
telah
mempublikasikan
Laporan
Keuangan
Laporan Tahunan yang didistribusikan ke berbagai Lembaga Keuangan dan non Keuangan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance. BCA juga telah menyampaikan Laporan Keuangan termasuk Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan kepada Bank Indonesia dan stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu, kondisi Halaman84dari101
keuangan dan non keuangan juga ditransparansikan antara lain dalam Analyst Meeting, Press Conference, Public Expose, dan Road Show. 2) Bank mentransparansikan informasi produk Bank
sesuai
ketentuan
Bank
Indonesia
2) BCA telah memberikan informasi mengenai produk BCA secara jelas, akurat, dan terkini yang dapat
tentang Transparansi Informasi Produk Bank
diperoleh
dan
Ketentuan Bank Indonesia seperti leaflet, brosur atau
Penggunaan
Data
Pribadi
Nasabah,
antara lain:
secara
mudah
oleh
nasabah
sesuai
bentuk tertulis lainnya di setiap Kantor Cabang BCA
a) informasi produk
secara
tertulis
Bank
yang
persyaratan
minimal
mengenai
yang mudah diakses oleh nasabah dan/atau dalam
memenuhi
bentuk informasi secara elektronis yang disediakan
sebagaimana
melalui hotline service/call center atau website.
ditentukan; b) Petugas
Bank
(Customer
Service
dan
Marketing) telah menjelaskan informasiinformasi produk kepada nasabah; c) informasi produk yang disampaikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya; d) Bank nasabah
telah jika
menyampaikan terdapat
kepada
perubahanHalaman85dari101
perubahan informasi produk; e) informasi-informasi produk dapat terbaca dengan jelas dan dapat dimengerti; f) Bank memiliki layanan informasi produk yang dapat diperoleh dengan mudah oleh masyarakat; g) Bank
telah
konsekuensi
menjelaskan penyebaran
tujuan data
dan
pribadi
tersebut kepada nasabah; h) nasabah
yang
disebarluaskan persetujuan
data telah
atas
pribadinya memberikan
pemberian
data
pribadinya tersebut. 3) Bank
mentransparansikan
pengaduan
nasabah
dan
tata
cara
penyelesaian
3) BCA menyediakan tata cara pengaduan nasabah dan penyelesaian
sengketa Bank
kepada
sengketa kepada nasabah sesuai ketentuan
ketentuan
Indonesia
Bank Indonesia tentang Pengaduan Nasabah
Nasabah dan Mediasi Perbankan.
nasabah
tentang
sesuai
Pengaduan
dan Mediasi Perbankan. 4) Bank menyusun dan menyajikan laporan
4) BCA telah menyusun dan menyajikan laporan dengan Halaman86dari101
dengan
tata
cara,
jenis
dan
cakupan
tata cara, jenis, dan cakupan sebagaimana diatur
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
dalam
Indonesia
Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
tentang
Transparansi
Kondisi
Peraturan
Bank
Indonesia
tentang
Keuangan. 5) Bank telah menyusun Laporan Pelaksanaan
5) BCA telah menyusun Laporan Pelaksanaan GCG
GCG dengan isi dan cakupan sekurang-
dengan isi dan cakupan sesuai dengan ketentuan
kurangnya sesuai dengan ketentuan yang
Bank Indonesia dan peraturan perundangan yang
berlaku.
berlaku.
6) Dalam hal Laporan Pelaksanaan GCG tidak sesuai
dengan
sebenarnya,
kondisi
Bank
segera
Bank
yang
mengumpulkan
6) Dalam hal Laporan Pelaksanaan GCG BCA tidak sesuai dengan kondisi BCA yang sebenarnya, BCA akan
segera
menyampaikan
revisi
Laporan
revisi secara lengkap kepada Bank Indonesia,
Pelaksanaan GCG BCA secara lengkap kepada Bank
dan bagi Bank yang telah memiliki homepage
Indonesia, dan mempublikasikannya pada homepage
wajib
BCA.
mempublikasikannya
pula
pada
homepage Bank. 7) Dalam hal terdapat perbedaan Peringkat Faktor
GCG
dalam
hasil
penilaian
(self
7) Dalam hal terdapat perbedaan Peringkat Faktor GCG dalam hasil penilaian (self assessment) pada Laporan
assessment) pada Laporan Pelaksanaan GCG
Pelaksanaan
GCG
BCA
dengan
hasil
penilaian
Bank dengan hasil penilaian pelaksanaan
pelaksanaan GCG oleh Bank Indonesia, BCA akan: Halaman87dari101
GCG oleh Bank Indonesia, Bank: a) Paling kurang melakukan revisi terhadap Peringkat
Faktor
GCG
Peringkat
hasil
assessment)
dimaksud
melalui
Laporan
dan
penilaian kepada
Keuangan
a) Merevisi
Peringkat
Faktor
Definisi
Peringkat
hasil
(self
dimaksud
kepada
publik
GCG
penilaian Publik
dan
(self
Definisi
assessment)
melalui
Laporan
Keuangan Publikasi pada periode yang terdekat.
Publikasi
pada periode yang terdekat; b) Segera
menyampaikan
revisi
hasil
b) Menyampaikan
revisi
hasil
penilaian
(self
penilaian (self assessment) GCG Bank
assessment) GCG BCA secara lengkap kepada
secara lengkap kepada Bank Indonesia,
Bank Indonesia, dan mempublikasikannya pula
dan
pada homepage BCA.
bagi
Bank
homepage
wajib
yang
telah
memiliki
mempublikasikannya
pula pada homepage Bank. C. Governance Outcome 1) Laporan Tahunan telah disampaikan Bank
C. Governance Outcome 1) Sesuai
dengan
Peraturan
Bank
Indonesia
No.
secara lengkap dan tepat waktu kepada
3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang
pemegang saham dan sekurang-kurangnya
Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan PBI No.
kepada:
14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang
a) Bank Indonesia;
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, BCA telah Halaman88dari101
b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);
menyampaikan
Laporan
Tahunan
kepada
Bank
Indonesia dan pihak-pihak terkait lainnya sesuai
c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
dengan ketentuan dimaksud yaitu YLKI, Lembaga
d) Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
Pemeringkat di Indonesia, Asosiasi Perbankan di
e) Lembaga
Indonesia, LPPI, 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang
Pengembangan
Perbankan
Indonesia (LPPI);
Ekonomi dan Keuangan dan 2 (dua) majalah Ekonomi
f) 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang
dan Keuangan.
Ekonomi dan Keuangan; g) 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan. 2) Transparansi laporan telah dilakukan secara tepat
waktu
dengan
cakupan
sesuai
2) Laporan Tahunan (keuangan dan non-keuangan) dan Laporan Keuangan Publikasi BCA telah termuat pada
ketentuan pada homepage Bank, meliputi:
website/homepage BCA yaitu di www.klikbca.co.id
a) Laporan Tahunan (keuangan dan non-
dan dipublikasikan melalui 2 (dua) surat kabar
keuangan);
berbahasa
b) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
Indonesia
dan
1
(satu)
surat
kabar
berbahasa Inggris.
sekurang-kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran luas di tempat kedudukan kantor
pusat
Bank
atau
di
tempat Halaman89dari101
kedudukan KCBA. 3) Laporan
Pelaksanaan
mencerminkan
kondisi
GCG
telah
Bank
yang
3) Laporan
Pelaksanaan
GCG
telah
mencerminkan
kondisi BCA yang sebenarnya atau sesuai
hasil
sebenarnya atau sesuai hasil penilaian (self
penilaian (self assessment) BCA dan dilampiri hasil
assessment)
penilaian
penilaian
Bank
(self
dan
dilampiri
assessment)
serta
hasil paling
(self
assessment)
yang
antara
lain
mencakup:
kurang mencakup: a) cakupan GCG sebagaimana dimaksud
a. cakupan GCG sebagaimana dimaksud dalam PBI
dalam PBI GCG dan hasil penilaian (self
tentang GCG dan hasil penilaian (self assessment)
assessment) atas pelaksanaan GCG;
atas pelaksanaan GCG;
b) kepemilikan
saham
anggota
Dewan
b. kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta
Komisaris serta hubungan keuangan dan
hubungan
hubungan
keluarga
anggota
Dewan
anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan
Komisaris
dengan
anggota
Dewan
Komisaris
Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau
keuangan lain,
dan
anggota
hubungan Direksi
keluarga dan/atau
pemegang saham BCA;
pemegang saham Bank; c) kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan
keuangan
dan
hubungan
keluarga anggota Direksi dengan anggota
c. kepemilikan hubungan
saham keuangan
anggota dan
Direksi
hubungan
serta
keluarga
anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, Halaman90dari101
Dewan Komisaris, anggota Direksi lain
anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham
dan/atau pemegang saham Bank;
BCA;
d) paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris serta
d. paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris serta Direksi;
Direksi; e) shares option yang dimiliki Komisaris, f)
Direksi, dan Pejabat Eksekutif;
Pejabat
rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;
option);
g) frekuensi rapat Dewan Komisaris sesuai ketentuan; h) jumlah
penyimpangan
(internal
fraud)
Bank; transaksi yang mengandung benturan buy
(tidak
ada
program
shares
f. rasio gaji tertinggi dan gaji terendah; rapat
Dewan
Komisaris
sesuai
ketentuan; h. jumlah penyimpangan (internal fraud) yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh BCA;
kepentingan; j)
Eksekutif
g. frekuensi
yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh i)
e. shares option yang dimiliki Komisaris, Direksi, dan
back
i. transaksi
yang
mengandung
benturan
kepentingan; sharesdan/atau
buy
back
j. buy back shares BCA (tidak ada buy back shares);
obligasi Bank; k) pemberian dana untuk kegiatan sosial dan
kegiatan
politik,
baik
nominal
k. pemberian
dana
untuk
kegiatan
sosial
baik
nominal maupun penerimaan. Halaman91dari101
maupun penerimaan. 4) Laporan
Pelaksanaan
disampaikan
secara
GCG
lengkap
dan
telah
4) Laporan Pelaksanaan GCG BCA telah disampaikan
tepat
secara lengkap dan tepat waktu, kepada pemegang
waktu, kepada pemegang saham dan kepada:
saham dan kepada:
a) Bank Indonesia;
a. Bank Indonesia;
b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);
(YLKI); c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
d) Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
e) Lembaga
e. Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI);
Pengembangan
Perbankan
Indonesia (LPPI); f)
2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang Ekonomi dan Keuangan;
Keuangan;
g) 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan. 5) Laporan pelaksanaan GCG telah disajikan dalam homepage secara tepat waktu. 6) Mediasi
dalam
pengaduan dengan baik.
rangka
nasabah
Bank
f. 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang Ekonomi dan
penyelesaian dilaksanakan
g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan. 5) Laporan pelaksanaan GCG BCA telah disajikan dalam homepage secara tepat waktu. 6) Mediasi dalam rangka penyelesaian pengaduan nasabah BCA
dilaksanakan
dengan
baik,
dengan
sarana
pengaduan antara lain melalui Halo BCA, call center, Halaman92dari101
[email protected],
[email protected] 7) Bank menerapkan transparansi informasi mengenai
produk
dan
penggunaan
7) BCA menerapkan transparansi informasi produk dan
data
penggunaan data pribadi nasabah sesuai ketentuan yang
pribadi nasabah.
11. Rencana strategis Bank A. Governance Structure
berlaku. 11.
Rencana Strategis Bank A. Governance Structure
1) Rencana strategis Bank telah disusun dalam
1) BCA senantiasa mengkaji strategi, baik untuk
bentuk Rencana Korporasi (corporate plan)
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
dan Rencana Bisnis (business plan) sesuai
yang dituangkan dalam Rencanan Bisnis Bank
dengan visi dan misi Bank.
(RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT). Penyusunan RBB/RKAT didasari oleh: Visi dan misi BCA; Perkembangan
makro
ekonomi
(dunia
dan
regional, khususnya Indonesia dan perbankan nasional)
dan
mikro
ekonomi
yang
dibuat
dengan memperhatikan kondisi eksternal dan internal; Halaman93dari101
Analisa SWOT, analisa kompetitor (Bank dan non Bank), dan lain-lain; Performa historis BCA; Diskusi
internal
yang
melibatkan
Dewan
Komisaris/Direksi dan para pejabat senior BCA mengenai strategi bisnis. 2) Rencana
Strategis
sepenuhnya
oleh
Bank pemilik,
didukung antara
2) Permodalan BCA telah sesuai dengan ketentuan
lain
yang berlaku.
tercermin dari komitmen dan upaya pemilik untuk memperkuat permodalan Bank. B. Governance Process
B. Governance Process
1) Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank secara
realistis,
komprehensif,
terukur
1) RBB
senantiasa
komprehensif,
disusun
terukur
secara
(achievable)
realistis, dengan
(achievable) dengan memperhatikan prinsip
memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsif
kehati-hatian
terhadap perubahan internal dan eksternal, dimana:
dan
responsif
perubahan internal dan eksternal.
terhadap
RBB memuat target bisnis tiga tahunan dan RKAT memuat target bisnis tahunan (baik finansial maupun
non
finansial)
yang
pencapaiannya Halaman94dari101
senantiasa dimonitor secara berkala;
Penyusunan RBB dan RKAT mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank dan Ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank Umum.
2) Rencana Bisnis Bank disetujui oleh Dewan Komisaris. 3) Direksi telah mengkomunikasikan Rencana
2)
Rencana Bisnis Bank telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
3) Direksi senantiasa mengomunikasikan Rencana Bisnis
Bisnis Bank kepada:
Bank ke seluruh jenjang organisasi melalui:
a) Pemegang Saham Bank;
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
b) seluruh jenjang organisasi yang ada pada
Laporan Tahunan;
Website BCA;
Buku RBB dan RKAT.
Bank. 4) Direksi telah melaksanakan Rencana Bisnis Bank (RBB) secara efektif.
4) Direksi melaksanakan RBB secara efektif, antara lain melalui:
Pemantauan realisasi RBB dan RKAT dilakukan Halaman95dari101
setiap triwulan dan dilaporkan ke Bank Indonesia;
Laporan Keuangan publikasi triwulanan;
Laporan
Keuangan
publikasi
bulanan
dalam
format Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), untuk dipublikasikan di website Bank Indonesia; dan
Analyst Meeting diadakan setiap triwulan yang memaparkan antara lain kinerja BCA.
5) Dalam penyusunan dan penyampaian RBB
5) Penyusunan dan Penyampaian RBB/RKAT dilakukan
berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia
dengan:
tentang Rencana Bisnis Bank dan Bank telah
Mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.
memperhatikan:
12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 perihal
a) faktor eksternal dan internal yang dapat
Rencana Bisnis Bank dan Ketentuan SEBI No.
mempengaruhi
kelangsungan
usaha
12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010 perihal
Bank; b) prinsip kehati-hatian;
Rencana Bisnis Bank Umum.
Memperhatikan Risk Assessment System yang
c) penerapan manajemen risiko;
telah
d) azas perbankan yang sehat;
mengevaluasi strategi bisnis ini dengan tetap
dimiliki
berpegang
BCA
pada
yang
prinsip
bertujuan kehati-hatian
untuk dan
Halaman96dari101
peraturan perbankan lainnya. 6) Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank.
6) Pelaksanaan RBB dan RKAT diawasi oleh Dewan Komisaris dengan: Mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi dan memberikan pengarahan kepada Direksi; dan Hasil evaluasi tersebut dituangkan dalam bentuk laporan per semester dari Dewan Komisaris ke Bank Indonesia.
7) Pemilik
tidak
menunjukkan
keseriusan
7) Pemilik mendukung rencana strategis dan kebutuhan
dan/atau tidak mengambil langkah-langkah
permodalan BCA yang telah ditegaskan melalui RUPS
yang diperlukan dalam rangka mendukung
tahunan. Pemilik mendukung penyesuaian dividen
rencana strategis Bank antara lain tercermin
setiap tahunnya berdasarkan kebutuhan permodalan
dari kurangnya komitmen dan upaya pemilik
dalam rangka mendukung pertumbuhan portofolio
untuk memperkuat permodalan Bank.
kredit serta belanja modal terkait pengembangan infrastruktur dan jaringan. Pemilik telah mendukung penyesuaian dividend pay-out ratio BCA.
C. Governance Outcome 1) Rencana
Korporasi
C. Governance Outcome dan
Rencana
Bisnis
1) RBB dan RKAT telah disusun melalui serangkaian Halaman97dari101
disusun oleh Direksi dan disetujui oleh
diskusi yang melibatkan Dewan Komisaris dan Direksi
Komisaris.
serta pejabat senior BCA, dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
2) Rencana
Korporasi
(corporate
plan)
dan
2) Rencana Bisnis Bank (business plan) beserta realisasinya
Rencana Bisnis Bank (business plan) berserta
telah dikomunikasikan oleh Direksi kepada Pemegang
realisasinya telah dikomunikasikan Direksi
Saham dan ke seluruh jenjang organisasi yang ada pada
kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke
BCA, melalui:
seluruh jenjang organisasi yang ada pada
menggambarkan
RUPS Tahunan; Buku Laporan Tahunan; Quarterly Analyst Meeting; Website BCA; Buku RBB dan RKAT beserta realisasinya telah didistribusikan kepada seluruh Divisi dan Kepala Kantor Wilayah. 3) RBB 2013-2015 memuat proyeksi pertumbuhan antara
pertumbuhan Bank yang berkesinambungan.
lain proyeksi neraca dan rugi laba untuk tahun 2013-
Bank.
3) Rencana
Bisnis
Bank
2015, yang diproyeksikan dengan mempertimbangkan pada pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. 4) Pertumbuhan ekonomis
Bank memberikan manfaat
dan
stakeholders.
non
ekonomis
bagi
4) Visi BCA adalah menjadi ”Bank pilihan utama andalan masyarakat,
yang
berperan
sebagai
pilar
penting
perekonomian Indonesia”. Strategi bisnis BCA bertumpu Halaman98dari101
pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu:
Memperkuat antara
layanan
lain
payment
mempermudah
settlement,
masyarakat
yang dalam
melakukan pembayaran.
Meningkatkan menyalurkan
fungsi kredit,
intermediasi, baik
nasabah
dengan korporasi,
komersial, SME maupun nasabah konsumer.
Mengembangkan bisnis baru. Industri pembiayaan kendaraan roda empat telah dilayani oleh PT BCA Finance dan PT Bank BCA Syariah yang telah menunjukkan Selanjutnya, sekuritas,
kinerja BCA
keuangan
mulai
asuransi
yang
baik.
mengembangkan
bisnis
umum
dan
pembiayaan
kendaraan roda dua. 5) Rencana strategis bank disusun atas dasar kajian
yang
komprehensif
5) RBB
2013-2015
disusun
atas
dasar
kajian
yang
dengan
komprehensif dengan memperhatikan peluang bisnis dan
memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan
kekuatan yang dimiliki BCA serta mengidentifikasikan
yang dimiliki bank serta mengidentifikasikan
kelemahan dan ancaman (SWOT Analysis).
kelemahan dan ancaman (SWOT Analysis). Halaman99dari101
6) Rencana dengan
strategis
bank
penyiapan
memadaiantara
harus
didukung
infrastruktur
lain
SDM,
IT,
6) RBB
2013-2015
memuat
antara
lain
rencana
yang
pengembangan SDM, sistem informasi manajemen dan
jaringan
rencanan pembukaan, perubahan status, pemindahan
kantor, kebijakan dan prosedur.
alamat dan/atau penutupan jaringan kantor, yang akan dilakukan
BCA
untuk
mendukung
rencana
pengembangan bisnis BCA. 7) Terdapat
intervensi
terhadap
7) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap pembagian
pembagian keuntungan Bank yang dilakukan
keuntungan BCA yang dilakukan tanpa memperhatikan
tanpa
upaya pemupukan modal untuk mendukung rencana
memperhatikan
pemilik upaya
pemupukan
modal untuk mendukung rencana strategis
strategis BCA.
Bank. 8) Pemilik
tidak
permodalan
mampu
Bank
yang
mengatasi
kondisi
memburuk
8) Permodalan BCA telah sesuai dengan ketentuan yang
atau
berlaku. Capital Adequacy Ratio BCA berada pada
permodalan Bank kurang dari jumlah yang
tingkat yang solid sebesar 16,2% (per September 2013),
ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku.
jauh diatas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 8%.
Halaman100dari101
Halaman101dari101