FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAYA TERIMA MENU PROTEIN NABATI TEMPE ATAU TAHU PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG Zulayho1, Rachmanida Nuzrina2, Putri Ronitawati2 1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2 Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk. Jakarta 11510 Abstrak
Upaya agar kebutuhan zat gizi seseorang dapat diperoleh secara optimal adalah dengan di adakannya penyelenggaraan makanan. Tujuan penyelenggaraan makanan adalah untuk menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal. Dengan tujuan ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan daya terima makanan protein nabati tempe atau tahu pada anak di RSUD Cengkareng. Penelitian ini merupakan studi cross sectional. Populasi diambil dengan metode accidental sampling. Data diambil dengan pemberian kuesioner. Uji statistik menggunakan Chi-Square. Penelitian ini dilakukan pada pasien anak sebanyak 100 orang, berdasarkan hasil uji statistik ada hubungan antara kebiasaan, nafsu makan, makanan dari luar, penampilan makanan, citarasa makanan dengan daya terima makanan protein nabati tempe atau tahu (p-value 0,001). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan daya terima makanan protein nabati tempe atau tahu di RSUD Cengkareng adalah kebiasaan makan, nafsu makan, makanan dari luar, penampilan makanan dan citarasa makanan. Kata Kunci : Faktor Internal, Faktor Eksternal, Daya Terima Makanan, Protein Nabati Tempe atau Tahu Abstract The effort to the nutrition needs a person can be obtained optimally is with to implementation of food event devised food. The aim of the food is to provide high quality food in accordance with the requirements of nutrition, costs, secure and can be received by consumers to achieve optimal nutritional status. With the purpose of you want to tahu the factors that related with the power received food vegetable protein tempe or tahu on children in RSUD Cengkareng. This research is a cross sectional study. The population was taken by the method of sampling forcible entry. The data taken from the giving of the questionnaire to the patients to tahu the factors that related with the power received food vegetable protein tempe or tahu on children in RSUD Cengkareng. Statistical tests using Chi-Square. This research done on patients with children as much as 100 people, based on the test results of statistics there is a relationship between eating habits, the appetite, food from outside, the appearance of the food, the flavors of food with the power received food vegetable protein tempe or tahu (p-value 0.001). The research found that the factors that related with the power received food vegetable protein tempe or tahu in RSUD Cengkareng is eating habits, appetite, food from outside the appearance of food and the taste of food. Keyword : Internal Factors, External Factors, Power Thank Food, vegetable protein Tempe or Tahu
Pendahuluan
keberhasilan
Daya terima adalah penerimaan
dalam
penyelenggaraan
makanan.
klien terhadap makanan yang dihidangkan
Gizi
yang
adekuat
memegang
di suatu penyelenggaraan makanan. Daya
peranan
terima merupakan salah satu cara yang
penyembuhan
digunakan
protein nabati yang cukup (tempe dan tahu)
untuk
menilai
kepuasan
penting
dalam
pasien.
proses
Mengkonsumsi
konsumen dalam suatu penilaian jasa boga.
maka dapat membantu meningkatkan daya
Daya terima makanan didapatkan dari
tahan tubuh sehingga membantu proses
persentase makanan yang dapat dihabiskan
penyembuhan pada pasien. Selain itu
oleh anak yang dirawat inap di Rumah
pasien juga dapat terhindar dari masalah
Sakit.
protein energi malnutrisi yang banyak Penampilan makanan dan rasa
dialami oleh pasien anak yang kurang
makanan merupakan bagian dari cita rasa.
mengkonsumsi protein yang disebabkan
Penampilan makanan adalah penampakan
oleh daya terima protein khususnya protein
yang ditimbulkan oleh makanan yang
nabati
disajikan. Penampilan ini meliputi warna,
penampilan dan cita rasa yang kurang.
yang
kurang
berdasarkan
bentuk makanan, besar porsi, dan cara penyajian.
Sedangkan
rasa
makanan
Metode
dari
Penelitian ini dilakukan di RSUD
makanan. Rasa sendiri merupakan hasil
Cengkareng pada bulan Juli tahun 2016.
kerja pengecap rasa (taste buds) yang
Penelitian ini merupakan studi deskriptif
terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap
yang dilakukan dengan desain penelitian
mulut, yang merupakan bagian dari cita
secara Cross Sectional.
rasa. Rasa ini meliputi aroma makanan,
Populasi
adalah
rasa
yang
ditimbulkan
dalam
penelitian
ini
bumbu, tingkat kematangan, suhu, dan
adalah semua pasien anak yang dirawat di
tekstur
2010).
RSUD Cengkareng usia 5-14 tahun yang
Makanan yang baik merupakan makanan
berjumlah 100 orang. Sampel dalam
yang
penelitian
makanan
tidak
(Drummond,
hanya
mengandung
gizi
ini
sama
seimbang, namun juga mempunyai rasa
populasi
dan penampilan yang baik, sehingga
Pengambilan
makanan yang disajikan dapat dihabiskan.
accidental sampling.
Makanan
yang
meninggalkan
sisa
dihabiskan
tanpa
makanan
suatu
yaitu
Variabel penelitian
ini
dengan 100
sampel
responden. menggunakan
independent adalah
jumlah
faktor
pada internal
(kebiasaan makan, nafsu makan), faktor
eksternal
luar,
pada anak dengan melihat sisa makanan
makan)
yang dikonsumsinya melalui observasi dan
sedangkan variabel dependent adalah daya
wawancara dengan orang tuanya. Data
terima makanan. Data yang diambil dalam
menggunakan
penelitian ini adalah hasil kuesioner dan
menggunakan analisis bivariat chi square.
penampilan
(bawa
makan
makan,
dari
citarasa
skala
ordinal
dan
pengukuran daya terima tahu dan tempe Hasil dan Pembahasan
Anak lebih senang protein dari
makan makanan protein nabati sejaka dini
hewani. Selain itu karena protein hewani
supaya
anak
rasanya yang lebih nikmat dibandingkan
menerimanya
5-9
tahun
dengan
mampu baik.
dengan protein nabati. Perlu dibiasakan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Makan, Nafsu Makan, Makanan Dari Luar, Penampilan Makanan, Citarasa, dan Daya Terima Variabel n (%) Usia 5-9 tahun 60 60 10-13 tahun 40 40 Jenis Kelamin Laki-laki 59 59 Perempuan 41 41 Kebiasaan Makan Jarang 56 56 Sering 44 44 Nafsu Makan Kurang 51 51 Baik 49 49 Makanan dari luar Bawa makan dari luar 57 57 Tidak bawa makan 43 43 Penampilan Makanan Kurang Menarik 57 57 Menarik 43 43 Cita rasa Kurang 62 62 Baik 38 38 Daya terima Kurang 62 62 Baik 38 38
Jenis kelamin pada anak-anak baik
senang protein dari hewani. Selain itu
laki-laki maupun perempuan memiliki
karena protein hewani rasanya yang lebih
resiko yang sama terhadap daya terima
nikmat
makanan protein nabati seperti tempe dan
nabati.
tahu. Anak laki-laki dan perempuan lebih
dibandingkan
dengan
protein
Kebiasaan makan seseorang sangat mempengaruhi
daya
makanan
khususnya
orang
sakit.
terima makanan.
Penampilan yang menarik baik bentuk dan
Kebiasaan makan di rumah dengan di
teksturnya akan membangkitkan selera
rumah sakit memiliki perbedaan. Apabila
makan seseorang sehingga daya terima
perbedaan tersebut tidak sesuai dengan
makanan dapat ditingkatkan.
pasien maka akan mempengaruhi daya
Citarasa sangat menentukan akan
terima makanan tersebut seperti sisa
daya terima pasien. Karena ciatarasa
makanan yang tidak habis.
menentukan kualitas makanan tersebut.
Daya terima pasien yang berada
Anak yang sedang sakit akan memerlukan
dirumah sakit akan menurun disebabkan
citarasa
karena
makan yang menurun.
rasanya lezat serta bau yang menggugah
Ditambah lagi kondisi fisik yang tidak
selera, maka akan didapatkan daya terima
enak badan sehingga nafsu makan akan
makanan
berkurang. Berbeda saat di rumah daya
sebaliknya apabila citarasa yang hambar,
terima makan dapat meningkat karena
bau yang kurang menggugah selera maka
nafsu makan di rumah juga baik, hal ini
tidak
karena kondisi tubuh juga sehat.
menyentuh
nafsu
Membawa
makanan
dari
luar
menyebabkan daya terima makanan dari dalam
rumah
sakit
tinggi,
yang
menarik
makanan
meningkat
bagi
makanan
yang
namun
pasien
untuk
akibatnay
daya
terima terhadap makan tersebut menurun. Daya terima makanan menentukan
menjadi
jumlah asupan nutrisi dan gizi yang
menurun. Hal ini disebabkan karena pasien
diterima oleh tubuh. Apabila daya terima
cenderung menghabiskan makanan dari
ini menurun maka gizi yang akan diterima
luar rumah sakit, akibatnya makanan dari
oleh tubuh juga kecil. Oleh karena itu
dalam rumah sakit tidak tersentuh oleh
untuk menjaga daya terima makanan tetap
pasien yang menimbulkan makanan sisa.
stabil dan dapat diterima oleh tubuh anak
Penampilan berpengaruh
sendiri
yang
makanan
terhadap
daya
akan terima
maka perlu ditingkatkan citarasa serta penampilan
makanan
tersebut
Tabel 2. Hubungan kebiasaan makan, Nafsu Makan, Makanan dari Luar, Penampilan Makanan, Citarasa Makanan dengan Daya Terima Makanan Daya Terima Makanan Jumlah p value OR 95% Kurang Baik
Kebiasaan Makan Jarang Sering Total
n
%
n
%
n
%
51 11 62
51,0 11,0 62,0
5 33 38
5,0 33,0 38,0
56 44 100
56,0 44,0 100,0
0,001
30,60
46 16 62
46,0 16,0 62,0
5 33 38
5,0 33,0 38,0
51 49 100
51,0 49,0 100,0
0,001
18,98
51 11 62
51,0 11,0 62,0
6 32 38
6,0 32,0 38,0
57 43 100
57,0 43,0 100,0
0,001
24,73
54
54,0
4
4,0
59
59,0
0,001
57,38
8 62
8,0 62,0
34 38
34,0 38,0
42 100
42,0 100,0
51 11 62
51,0 11,0 62,0
11 27 38
11,0 27,0 38,0
62 38 100
62,0 38,0 100,0
0,001
11,38
Nafsu Makan Kurang Baik Total Makanan dari luar Bawa makan Tidak bawa Total Penampilan Makanan Kurang Menarik Menarik Total Citarasa Makanan Kurang Baik Total
enak badan sehingga nafsu makan akan Kebiasaan makan seseorang sangat mempengaruhi
daya
berkurang.
terima makanan.
Kebiasaan makan di rumah dengan di rumah sakit memiliki perbedaan. Apabila perbedaan tersebut tidak sesuai dengan
Berbeda saat di rumah daya terima makan dapat meningkat karena nafsu makan di rumah juga baik, hal ini karena kondisi tubuh juga sehat.
pasien maka akan mempengaruhi daya terima makanan tersebut seperti sisa makanan yang tidak habis. Daya terima pasien yang berada dirumah sakit akan menurun disebabkan karena
nafsu
makan yang menurun.
Ditambah lagi kondisi fisik yang tidak
Membawa
makanan
dari
luar
menyebabkan daya terima makanan dari dalam
rumah
sakit
sendiri
menjadi
menurun. Hal ini disebabkan karena pasien cenderung menghabiskan makanan dari luar rumah sakit, akibatnya makanan dari
dalam rumah sakit tidak tersentuh oleh
memodifiksi menu lauk nabati (Tahu dan
pasien yang menimbulkan makanan sisa.
Tempe)
Penampilan berpengaruh makanan
makanan
terhadap khususnya
akan
daya
terima
orang
sakit.
Daftar Pustaka Dewi
Renaningtyas,
Endy
Paryanto
Penampilan yang menarik baik bentuk dan
Prawirohartono, Susetyowati. (2004).
teksturnya akan membangkitkan selera
Pengaruh
makan seseorang sehingga daya terima
Standar Resep Lauk Nabati Tempe
makanan dapat ditingkatkan.
Terhadap Daya Terima dan Persepsi
Citarasa sangat menentukan akan
Pengunaan
Pasien Rawat Inap RS Dr. Sardjito
daya terima pasien. Karena ciatarasa
Yogyakarta.
menentukan kualitas makanan tersebut.
Indonesia, Vol. 1, No. 1
Anak yang sedang sakit akan memerlukan citarasa
yang
tinggi,
makanan
yang
rasanya lezat serta bau yang menggugah selera, maka akan didapatkan daya terima makanan
yang
meningkat
namun
Modifikasi
Jurnal
Gizi
Klinik
Euis (2007). Faktor-faktor daya terima pasien anak. Dalam Gizi Indonesia 45(2): 97-108 Erlina, Sri. (2013). Pemanfaatan Tempe dan
Ubi
Jalar
Merah
Dalam
sebaliknya apabila citarasa yang hambar,
Pembuatan Mie Basah Serta Uji Daya
bau yang kurang menggugah selera maka
Terimanya. Jurnal Gizi Universitas
tidak
Sumatera
menarik
menyentuh
bagi
makanan
pasien
untuk
akibatnya
daya
terima terhadap makan menurun.
Utara
Departemen
Kesehatan Masyarakat. Vol.2 No.1. Irma. (2009). Penyelenggaraan Makanan, Daya Terima Makanan, Dan Tingkat Asupan
Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan kebiasaan
ada
hubungan
makan,
nafsu
antara makanan,
makanan dari luar, penampilan makanan,
Siswa
Asrama
Kelas
Unggulan Sma 1 Pemali Bangka Belitung. Jurnal Gizi dan Pangan 8(3): 207- 214. Priyanto.
(2009).
Penyelenggaraan
citarasa makanan dengan daya terima
Makanan, Daya Terima Makanan,
makaan pada anak di ruang rawat inap
Dan Tingkat Asupan Siswa Asrama
RSUD Cengkareng.
Kelas
Rumah sakit dapat melakukan evaluasi
menu
secara
berkala
dan
Unggulan
Sma
1
Pemali
Bangka Belitung. Jurnal Gizi dan Pangan 8(3): 207- 214.
Utami,
Nurwahyu.
(2013).
Pengaruh
Penggunaan Tempe Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan
Isian
Burger
Tahu dan Tempe. Yogyakarta. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. Priyanto
(2009).
Faktor
yang
Terhadap Komposisi Zat Gizi dan Daya
Mempengaruhi
Terimanya. Jurnal Universitas Sumatera
Makanan Tahu dan Tempe pada Anak
Utara. Vol. 2, No. 5.
Usia
Angel. (2010). Pengaruh Daya Terima Protein Nabati Tahu dan Tempe pada Anak dirawat di Rumah Sakit, Dalam
(2010).
Pengaruh
Sekolah.
Indonesian
Terima
Journal
College
of
of
The
Nutrition.
Jakarta. Yono, (2010). Hubungan Daya Terima
Gizi Indonesia 31(3): 101-112. Ahmad
Daya
Makanan
Dengan
Tingkat
pemberian
Kecukupan Energi Dan Protein
protein nabati pada tahu dan tempe
Taruna di Asrama Politeknik Ilmu
dengan daya terima pada anak usia
Pelayaran Semarang. Jurnal Gizi
sekolah . Dalam Gizi Indonesia 32(9):
Universitas
99-115.
Semarang Vol. 4, No. 1.
Muhammadiyah
Irma (2009). Nutrisi pada anak dengan
Yeni (2009). Daya Terima Makanan
daya terima protein nabati tahu dan
Protein Nabati Tahu dan Tempe pada
tempe di Rumah Sakit Internasional
Anak
Hospital. Dalam Gizi Indonesia 32(5):
Indonesian
78-89.
Jakarta-Indonesia
Usia
Sekolah.
Journal
College
Nutrition.
Joko (2010). Faktor yang berhubungan
Yono. (2009). Penyelenggaraan Makanan
dengan daya terima protein nabati
Pada SMA Negeri Cahaya Madani
tahu dan tempe pada anak di Rumah
Banten
Sakit. Dalam Gizi Indonesia 32(2):
Penilaian Menu Makanan Pada
87-105.
Siswa.
Karso (2010). Efek Nutrisi pada Protein
Jurnal
Departemen
Nabaty Tahu dan Tempe. Indonesia Jurnal Gizi Vol.4 No.3.
Boarding
School
Gizi.
Gizi
Dan
Skripsi
Masyarakat.
FEMA IPB. Bogor. Yanto. (2010). Pengaruh Daya Terima
Novel (2011). Daya terima makanan pada
Protein Nabati Tahu dan Tempe pada
citarasa makanan protein nabati tahu
Anak dirawat di Rumah Sakit Journal
dan
of
tempe
pada
anak-anak.
Indonesian Jurnal Gizi Vol.3, No.5. Nurma. (2011). Perilaku Makan Anak dengan Daya Terima Protein Nabati
Caring
Sciences
Indonesian.
Jakarta. Yono.
(2011).
Analisis
Tingkat
Ketersediaan Dan Daya Terima
Makanan Di Sekolah Terhadap
Ketersediaan Energi Dan Zat Gizi
Tingkat Kecukupan Zat Gizi Pada
Serta Daya Terima Menu Asrama
Siswa-Siswi
Sekolah Smart Ekselensia Indonesia,
Parung,
SD
Bogor.
Marsudirini, Jurnal
Gizi
Indonesia Vol.7, No.8. Yeyen.
(2010).
Penyelenggaraan
Analisis
Parung, Bogor. Dalam Gizi Indonesia 22(3): 45-60.
Sistem Makanan,