Pedoman Praktikum Farmakognosi - Tentang Farmasi STIKES Al

iii. KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr.Wb. Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan ijin-Nya buku petunjuk praktikum Farmakognosi ...

25 downloads 1554 Views 818KB Size
PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

Disusun Oleh: Melati Aprilliana Ramadhani, M. Farm., Apt Imam Jayanto, M. Sc., Apt

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI PROGRAM STUDI SI FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2017/2018

i

Visi Program Studi S1 Farmasi STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah

Menjadi program studi sarjana farmasi islami, unggul, dan berdaya saing yang berorientasi pada produk inovatif dan pelayanan kefarmasian.

Misi Program Studi S1 Farmasi STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah

1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana farmasi berdasarkan perkembangan IPTEK Kefarmasian yang dijiwai nilai-nilai keislaman. 2. Mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berbasis potensi sumber daya alam bahari dalam menciptakan produk kreatif dan inovatif. 3. Mengembangkan sumber daya yang komunikatif berbasis ICT dalam pelayanan. 4. Mengembangkan kualitas SDM yang unggul dan mampu berkompetisi di era global.

ii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan ijin-Nya buku petunjuk praktikum Farmakognosi

ini dapat diselesaikan. Buku petunjuk

praktikum ini disusun untuk memberikan panduan bagi para mahasiswa Program Studi SI Farmasi yang mengambil mata kuliah Farmakognosi. Buku petunjuk praktikum ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah mahasiswa dalam melaksanakan praktikum dengan baik agar hasilnya akan baik pula. Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga mahasiswa harus mempelajari dulu teori-teori yang ada yang dapat dibaca dari berbagai literatur. Buku petujuk praktikum ini masih dalam proses menuju kesempurnaan. Insya Allah, perbaikan akan dilakukan demi kesempurnaan buku ini dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Semoga buku petunjuk ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cilacap, September 2017

Penyusun

iii

JADWAL PRAKTIKUM

MATERI PRAKTIKUM 1. PRA UTS MINGGU

NAMA KEGIATAN

I

ASISTENSI

II

PRAKTIKUM : HAKSEL I Dengan preparat : 1. Boesenberagiae Rhizoma (Temu Kunci) 2. Curcumae Rhizoma (Temulawak) 3. Curcumae domesticae Rhizoma (Kunyit) 4. Curcumae aeruginosae Rhizoma (Temu hitam) 5. Curcumae heyneanae Rhizoma (Temu giring) 6. Cyperi Rhizoma (Rimpang Teki) 7. Calami Rhizoma (Dlingo) 8. Imperatae Rhizoma (Akar Alang-alang)

III

PRAKTIKUM : HAKSEL II Dengan preparat : 1. Kaemferiae Rhizoma (Kencur) 2. Languatis Rhizoma (Lengkuas) 3. Zingiberis Rhizoma (Jahe) 4. Zingiberis aromaticae Rhizoma (Lempuyang wangi) 5. Zingiberis littolaris Rhizoma (Lempuyang pahit) 6. Zingiberis purpurei Rhizoma (Bengle) 7. Zingiberis Zerubeti Rhizoma (Lempuyang gajah)

IV

PRAKTIKUM : HAKSEL III Dengan preparat : 1. Catharanti Radix (Akar Tapak Dara)

iv

2. Eurycomae Radix (Akar Pasak Bumi) 3. Glycyrhizae Radix (Akar manis) 4. Vetiveriae Radix (Akar Wangi) 5. Panacis Radix (Gingseng) 6. Rauwolfiae serpentinae Radix (Akar Pule Pandak) 7. Rhei Radix (Kelembak) V

PRAKTIKUM : HAKSEL IV Dengan preparat : 1. Alstoniae cotex (Kulit pule) 2. Alyxiae cortex (Kulit pulasari) 3. Burmani cortex (Kulit manis jangan) 4. Chinchonae cortex (Kulit kina) 5. Cinnamomi cortex (Kulit kayu manis) 6. Alii sativi bulbus (Bawang putih) 7. Santali lignum (Kayu cendana)

VI

PRAKTIKUM : HAKSEL V Dengan preparat : 1. Sappan lignum (Kayu secang) 2. Tinosporae caulis (Baratawali) 3. Usnae Thallus (Kayu angin) 4. Andrographidis folium (Daun sambiloto) 5. Centellae herba (Herba pegagan) 6. Hirtae herba (Patikan kebo) 7. Menthae piperitae (Herba peppermint) 8. Phylanthi herba (Meniran)

VII

PRAKTIKUM : HAKSEL VI Dengan preparat : 1. Orthosiphon folium (Daun Kumis kucing) 2. Pipper betle folium (Daun sirih)

v

3. Guzumae Folium (Daun jati Belanda) 4. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 5. Parkiae semen (Biji Kedawung) 6. Melaleuca Fructus (Merica bolong) 7. Iphecacuanae (Ipeka)

UTS

II. POST UTS : PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK VIII

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Amilum (Pati) Dengan Preparat : 1. Amylum Oryzae (Pati beras) 2. Amylum Tritici (Pati gandum) 3. Amylum Manihot (Tapioka) 4. Amylum solani (Pati kentang)

IX

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Folium (Daun) I Dengan Preparat : 1. Datura folium (Daun Kecubung) 2. Thea folium (Daun Teh) 3. Sonchi folium (Daun Tempuyung) 4. Psidii folium (Daun Jambu Biji)

X

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Folium (Daun) II Dengan Preparat :

vi

1. Guazumae Folium (Daun Jati Belanda) 2. Abri Folium (Daun Saga) 3. Sericocalycis Folium (Daun Keji Beling) 4. Orthosiphon Folium (Daun kumis Kucing) XI

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Fructus (Buah/Biji) I Dengan Preparat : 1. Piperis albi Fructus (Lada putih) 2. Foeniculi Fructus (Buah Adas) 3. Parkia Semen (Biji Kedawung) 4. Myristaceae semen (Biji Pala)

XII

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Fructus (Buah/Biji) II Dengan Preparat : 1. Cumini Fructus (Buah Jinten Putih) 2. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 3. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar) 4. Caryophilli Flos (Bunga cengkeh)

XIII

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Cortex (Kulit Batang) Dengan Preparat : 1. Cinnamomi Cortex (Kulit Kayu manis) 2. Chinae Cortex (Kulit kina) 3. Paramerian Cortex (Kulit Kayu Rapat) 4. Alstoniae Cortex (Kulit Pule) 5. Tinosporae Caulis (Batang Bratawali) 6. Sappan Lignum (Kayu Secang)

vii

XIV

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) I Dengan Preparat : 1. Ipecacuanhae Radix (Akar ipekak) 2. Rhei Radix (Kelembak) 3. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe) 4. Curcuma Xanthorrhizae Rhizoma (Rimpang Temulawak) Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) II Dengan Preparat : 1. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringau) 2. Kaemferia Rhizoma (Rimpang Kencur) 3. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas) 4. Curcuma Domesticae Rhizoma (Rimpang Kunyit) 5. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci)

viii

TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

1.

Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai, setelah 15 menit keterlambatan praktikan dilarang mengikuti praktikum. 2. Setiap praktikan harus memakai jas lab setelah memasuki laoratorium. 3. Setiap praktikum harus membawa peralatan praktikum yang tidak disediakan oleh laboratorium, misal : lap/tissue, gunting kecil, cutter, pensil 2B dan penghapus. 4. Setiap praktikan harus menjaga ketenangan, ketertiban, dan kebersihan di dalam laboratorium. 5. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib mengikuti pretest teerhadap materi yang akan dipraktikumkan. 6. Sebelum dan sesudah praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan mikroskop dengan kain flanel untuk pembersih lensa, meja praktikum serta botol-botol pereaksi harus dikembalikan seperti keadaan semula. 7. Praktikan yang tidak mengikuti satu atau lebih materi praktikum, tidak diperkenankan mngikuti ujian akhir praktikum. 8. Praktikan yang merusakkan, memecahkan, atau menghilangkan peralatan praktikum harus melapor kepada pembimbing praktikum atau asistennya, dan berusaha membereskan penggantian alat tersebut secepat mungkin. 9. Setiap megerjakan satu materi praktikum, praktikan diharuskan untuk meminta persetujuan dari penjaga laboratorium atau dosen yang bertugas. 10. Setelah semua percobaan praktikum selesai maka akan diadakan responsi pada akhir praktikum denan catatan tidak ada tanggungan kerusakan alat.

ix

PERCOBAAN I HAKSEL

A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Sebelum melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan sudah mengetahui definisi dan ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam mengamati haksel. 2. Sesudah

melakukan

praktikum

ini,

praktikan

diharapkan

dapat

mengidentifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam ramuan atau tersedia di apotek.

B. DASAR TEORI Farmakognosi

berasal

dari

dua kata Yunani

yaitu Pharmakon yang

berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Farmakognosi merupakan bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya

meliputi segi pengamatan makroskopis,

mikroskopis dan organoleptis yang

seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi

dan pemurnian setiap zat yang

terkandung dalam simplisia

dan bila perlu

penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen, atau utuh yang biasanya didapat dalam ramuan atau persediaan. Perlu ditegaskan di sini bahwa haksel tidak berbentuk serbuk. Pemerian merupakan uraian tentang bentuk, bau, rasa, dan warna simplisia, jadi merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya).

Sedangkan

pertelaan atau pemerian didiskripsikan dalam praktikum ini meliputi tanaman atau tumbuhan asal, suku atau famili, bentuk sediaan dan pertelaan secara organoleptis, ciri khas (bila ada), ukuran (bila perlu) seta gambar haksel tersebut.

1

C. PERCOBAAN 1. Bahan dan alat a. Haksel berupa simplisia rajangan atau irisan dari tanaman-tanaman di bawah ini b. Pensil dan kaca pembesar (loupe). D. CARA KERJA Ambil contoh yang mewakili (representatif) simplisia tersebut sebutkan tanaman asal dan suku (familia), kemudian diskripsikan ujudnya secara umum, ciri khas (jika ada), gambarlah contoh tersebut, lakukan secara organoleptik (warna, bau, dan rasa) jika perlu dirobek, dipatahkan atau diremuk. Simplisia (Tumbuhan): 1.

Boesenberagiae Rhizoma (Temu Kunci)

2.

Calami Rhizoma (Dlingo)

3.

Curcumae Rhizoma (Temu lawak)

4.

Curcumae domesticae Rhizoma (Kunir)

5.

Curcumae aeruginosae Rhizoma (Temu hitam)

6.

Curcumae heyneanae Rhizoma (Temu giring)

7.

Cyperi Rhizoma (Rimpang teki)

8.

Imperatae Rhizoma (Akar Alang-alang)

9.

Kaempferiae Rhizoma (Kencur)

10. Languatis Rhizoma (Laos/Lengkuas) 11. Zingiberis Rhizoma (Jahe) 12. Zingiberis aromaticae Rhizoma (Lempuyang wangi) 13. Zingiberis Littoralis Rhizoma (Lempuyang pahit) 14. Zingiberis purpurei Rhizoma (Bengle) 15. Zingiberis Zerubeti (Lempuyang Gajah) 16. Catharanthi Radix (Akar Tapak dara) 17. Eurycomae Radix (Akar Pasak Bumi) 18. Glycyrrhizae Radix (Akar manis) 19. Panacis Radix (Gingseng) 20. Rauwolfiae serpentinae Radix (Akar pule pandak) 21. Rhei Radix (Kelembax) 22. Vetiveriae Radix (Akar Wangi) 23. Alstoniae cortex (Kulit pule) 2

24. Alyxiae cortex (kulit pulasari) 25. Burmani cortex (Kulit manis jangan) 26. Cinchonae cortex (kulit kina) 27. Cinnamomi cortex (Kulit kayu manis) 28. Alii sativi bulbus (Bawang putih) 29. Santali lignum (kayu cendana) 30. Sappan lignum (Kayu secang) 31. Tinosporae caulis (Bratawali) 32. Usnae Thallus (Kayu angin) 33. Andrographidis herba/Folium ( Daun Sambiloto) 34. Centellae Herba (Herba pegagan) 35. Hirtae Herba (Patikan kebo) 36. Menthae piperitae herba (Herba peppermint) 37. Phylanthi Herba (Meniran) 38. Orthosiphon Folium (Daun kumis kucing) 39. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 40. Parkiae semen (biji kedawung) 41. Ghuzumae Folium (Daun jati Belanda) 42. Abri folium (Daun saga) 43. Melaleuca Fructus (Merica bolong) 44. Pipper bettle folium (Daun sirih) 45. Iphecacuanae (Ipeka)

3

PERCOBAAN II PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK

A. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah

melaksanakan

praktikum

ini

praktikan

diharapkan

dapat

mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta menyebutkan ciri khas simpleks yang diperiksa. B. PRASYARAT PRAKTIKUM Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus sudah mengetahui : 1. Anatomi seperti : irisan melintang dan membujur. 2. Bagian tumbuhan seperti : akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. 3. Isi sel yang memiliki bentuk tertentu.

C. PENDAHULUAN Praktikum Farmakognosi I ini hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang sederhana. Metode mikroskopi merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi simplisia baik dalam keadaan tunggal maupun campuran, baik berbentuk bahan utuh/rajangan maupun serbuk. Dalam ruang lingkup praktikum ini praktikan diharapkan dapat atau mampu memahami isi dan maksud diskripsi simplisia dalam buku resmi Materia Medika Indonesia dan buku-buku lain yang terkait. Metode mikroskopi dapat dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu simpleks, tetapi terbatas pada segi kualitatif.

D. CARA KERJA 1. AMILUM (Pati) a. Pembuatan sediaan : dilihat dalam air dengan perbesaran lemah (12,5 X 10) dan perbesaran kuat (12,5 X 40) b. Organoleptis

:

- Warna

: Putih

- Bau

: tak berbau

c. Reaksi warna

- Rasa

: tidak berasa

: dengan larutan iodium berwarna biru sampai ungu

4

Beberapa jenis amilum yang diperiksa : a. Amylum oryzae (Pati beras) o

Tanaman asal

: Oryza sativa L

o

Suku/Familia

: Graminae/ Poaceae)

o

Bentuk

: Poligonal, 4,6µm

o

Hilus

: kadang-kadang ada, letak sentris

o

Susunan

: Menggerombol atau tunggal (poliadelphis atau monoadelphus), lamela tidak ada.

b. Amylum Tritici ( Pati Gandum) o

Tanaman asal

: Triticum vulgare L

o

Suku/Familia

: Graminae/ Poaceae

o

Bentuk

: Bulat atau seperti lensa cembung, ukuran beragam, yang kecil 2-9 µm, yang besar 20-35 µm

o

Hilus

: ada, letaknya sentris, bentuk titik atau garis

o

Susunan

: Tunggal, ciri khas adalah butiran besar dikelilingi butiran kecil, lamela tak jelas.

c. Amylum Manihot (Tapioka) o

Tanaman asal

: Manihot utilissima Pohl.

o

Suku/Familia

: Euphorbiaceae

o

Bentuk

: Bulat ada yang rompang

o

Hilus

: Sentris, berupa titik atau seperti huruf lambda (λ)

o

Susunan

: Tunggal atau menggerombol tiga (triadelphis), lamela ada, tidak jelas.

d. Amylum Solani (Pati Kentang) o

Tanaman asal

: Solanum tuberosum L.

o

Suku/Familia

: Solanaceae

o

Bentuk

: seperti elips (ellipsoidus)

o

Hilus

: eksentris pada ujung yang menyempit, berupa titik.

o

Susunan

: Tunggal atau menggerombol sampai tiga (triadelphis), lamela terlihat jelas

5

2. Folium (Daun) Pembuatan sediaan: Sedikit serbuk daun pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran kuat. a. Datura Folium (Daun Kecubung) o

Tanaman asal : Datura metel L

o

Familia

: Solanaceae

o

Pemerian

: serbuk berwarna hijau tua, abu-abu, berbau tidak enak dan khas (memabukkan), rasa pahit, tidak enak.

o

Mikroskopik

:

Jaringan mesofil

dengan berkas

pengangkut

bercabang, kristal kalsium oksalat roset atau bintang terdapat dalam satu lapis sel parenkim bunga karang, kecuali sel yang berbatasan dengan urat daun (tulang daun), rambut kelenjar dan rambut penutup bersel banyak (multiselular), jumlahnya tidak banyak stomata dikelilingi oleh tiga atau empat sel tetangga, yang satu lebih kecil dari yang lain (stomata tipe anisositik) b. Thea Folium (Daun Teh) o

Tanaman asal

: Thea sinensis L.

o

Familia

: Theceae

o

Pemerian

: Serbuk hijau sampai hijau kehitaman, bau agak aromatis, rasa pahit dan kelat

o

Mikroskopik

: Epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata tipe nomositik, kristal kalsium oksalat berbentuk roset, sel batu bentuk khas (bercabang)

c. Sonchi Folium (Daun Tempuyung) o

Tanaman asal : Sonchus arvensis L.

o

Familia

: Asteraceae

o

Pemerian

: Serbuk hijau kelabu, berbau rumput, rasa agak kelat. 6

o

Mikroskopik

: Epidermis atas dengan dinding agak bergelombang, epidermis bawah berdinding lebih bergelombang, rambut kelenjar pendek (uniseluler), stomata tipe anisositik, ada epidermis berwarna ungu dang kadangkadang ditemukan tepi daun sangat runcing.

d. Psidii Foliun (Daun Jambu biji) o

Tanaman asal : Psidium guajava L.

o

Familia

: Myrtaceae

o

Pemerian

: Serbuk hijau keabu-abuan, berbau khas aromatik, rasa kelat.

o

Mikroskopik

: Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel pipih, berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata dan Epidermis bawah sel lebih kecil , pipih bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, stomata tipe anomositik, rambut penutup bentuk kerucut.

e. Guazumae Folium (Daun Jati Belanda) o

Tanaman asal : Guazumae ulmifolia

o

Familia

: Sterculiaceae

o

Pemerian

: Serbuk hijau tua kecoklatan, berbau khas aromatik lemah, rasa agak kelat.

o

Mikroskopik

: Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup dan berambut kelenjar, berbentuk poligonal, tidak

berstomata.

Epidermis

bawah

sel

lebih

kecil,bergelombang, stomata tipe anosositik, rambut penutup berupa bintang. f. Abri Folium ( Daun Saga) o

Tanaman asal : Abri precatorius L.

o

Familia

: Papilonaceae

o

Pemerian

: Serbuk hijau, berbau lemah, rasa agak manis,khas.

o

Mikroskopik

: Epidermis atas dengan dinding antiklinal jelas bergelombang, tidak terdapat stomata, atau rambut penutup. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding

7

antiklinal dan bergelombang, ada rambut penutup berbentuk kerucut ramping.

g. Sericocalycis Folium (Daun Keji beling) o

Tanaman asal

: Sericocalyx crispus L. Bremek.

o

Familia

: Acathaceae

o

Pemerian

: Serbuk hijau sampai hijau kelabu, bau lemah, rasa agak sepat dan pahit.

o

Mikroskopik

: Epidermis atas agak besar, bentuk segi empat atau bersudut lima sampai enam, dinding samping lurus,terdapat sel litosis dan rambut kelenjar. Epidermis bawah

ukuran sel lebih kecil dinding

tidak lurus, stomata tipe bidiasitik, rambut kelenjar tipe Lamiaceae. h. Orthosiphonis Folium (Daun kumis kucing) o

Tanaman asal

:

Orthosiphon

aristatus

BI.Miq/Orthosiphon

stamineus Benth. o

Familia

: Lamiaceae/ Labiatae

o

Pemerian

: Serbuk hijau kecoklatan, Bau aromatik, rasa agak asin, agak pahit dan pahit

o

Mikroskopik

: Epidermis atas selnya berbentuk persegi empat, dinding antiklinal berombak. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding antiklinal lebih berombak, stomata tipe diastik.

3. Fructus (Buah/Biji) Pembuatan sediaan : sama dengan pada daun dan dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum. a. Piperis albi Fructus ( Lada Putih) o Tanaman asal

: Pipper nigrum L.

o Familia

: Piperaceae

o Pemerian

: serbuk berwarna coklat muda, bau khas aromatis, berasa khas aromatis dan pedas.

o Mikroskopik

: Fragmen perisperm bening berisi amilum (dilihat dalam media air), dinding buah berwarna coklat 8

terdiri dari sel batu bentuk persegi panjang lumen, sempit endokarp terdiri dari sel batu bentuk piala atau dengan penebalan U, sel sekret berwarna kuning terletak, di perisperem. Amilum keci-kecil, kompak, berbentuk poligonal atau bulat. b. Foeniculi Fructus (Biji Adas) o

Tanaman asal : Foeniculum vulgare Mill

o

Familia

: Apiaceae/Umbelliferae

o

Pemerian

: Serbuk coklat kuning, berbau dan berasa khas aromatik

o

Mikroskopik

: Parenkim mesokrap dengan penebalan bentuk jala berwarna coklat, fragmen saluran minyak (vittae) berwarna kuning kecoklatan, fragmen endokrap dengan permukaan merupakan sel-sel tersusun seperti parkit, fragmen endosperm tak berwarna, poligonal tak teratur berdinding tebal berisi aleuron dan kristal kalsium oksalat berbentuk roset.

c. Parkia Semen (Biji Kedawung) o

Tanaman asal : Parkia roxburghii G.Don.

o

Familia

: Mimosaceae

o

Pemerian

: Serbuk hijau muda dengan bintik-bintik hitam (tidak disangan), bau khas, rasa khas agak pahit.

o

Mikroskopik

: Fragmen sel lapisan sel serupa palisade, bagian luar terdiri dari dari beberapa lapis sel dengan bentuk silindris, lumen jelas,dinding sel tebal tak berlignin (kulit biji),Keping biji: Epidermis berbentuk persegi empat, kecil, dinding sel tipis, berisi aleuron. Parenkim keping biji : berdinding agak tebal, tidak berlignin, bernoktah, lumen mengandung zat warna kehijauan, aleuron, dan minyak.

9

d. Myristacae Semen (Biji Pala) o

Tanaman asal

: Myristica fragrans Houtt.

o

Familia

: Myristacae

o

Pemerian

: Serbuk coklat muda, berbau khas aromatik, rasa agak pahit,agak pedas, dan agak menimbulkan rasa tebal di lidah.

o

Mikroskopik

: Pada inti biji terdapat jaringan perisperm primer berbentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat kekuningan terletak disebelah luar, dan disebelah dalam terdapat jaringan perisperm primer sekunder dan endosperm.

e. Cumini Fructus (Buah Jinten Putih) o

Tanaman asal

: Cumini Cyminum L.

o

Familia

: Apiaceae

o

Pemerian

: Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas aromatik, rasa khas.

o

Mikroskopik

: Epikrap terdiri dari sel-sel berwarna kekuningan, ada

rambut,

mesokrap

parenkimatik

berkas

pembuluh terdapat dirusuk primer (jaringan floem dan xylem), saluran minyak terdapat dirusuk sekunder (sel epitelium). f. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) o

Tanaman asal

: Ammomum compactum Soland.ex Maton.

o

Familia

: Zingeberaceae

o

Pemerian

: Serbuk kelabu kekuningan, berbau khas aromatik, rasa agak pedas.

o

Mikroskopik

: Biji : selaput biji terdiri dari jaringan bersel pipih, dinding tipis.Epidermis luar berdinding tebal agak berlignin, warna coklat muda, coklat kemerahahan. Dibawah

epidermis

pipih,kecil dinding tipis.

10

terdapat

sel

parenkim

g. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar) o

Tanaman asal

: Coriandrum sativum L.

o

Familia

: Apiaceae

o

Pemerian

:Serbuk coklat muda kekuningan atau coklat kemerahan,bau khas aromatik.

o

Mikroskopik

: Merikrap = Epikrap sel kecil, dinding agak tebal, tidak berlignin, kutikula tipis, berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma kecil, tidak terdapat rambut penutup. Mesokrap terdiri dari jaringan parenkim, sklerenkimatik.

h. Caryophilli Flos (Bunga cengkeh) o

Tanaman asal

: Eugenia caryophillata Thunb.

o

Familia

: Myrtaceae

o

Pemerian

: Serbuk coklat, berbau khas aromatik kuat, rasa agak pedas.

o

Mikroskopik

: Sel epidermis bentuk empat persegi panjang selapis sel dengan kutikula tebal, stomata bundar tipe anomositik.

4. Cortex (kulit Batang) Pembuatan sediaan : sama dengan pada daun dan dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum. a. Cinnamomi Cortex (kulit kayu manis) o

Tanaman asal

: Cinnamomum zeylanicum

o

Familia

: Lauranceae

o

Pemerian

: Serbuk coklat tua, berbau khas aromatik, rasa khas manis hangat berlendir.

o

Mikroskopik

: Amilum di, tri, dan tetraadelphis. Sel batu berdinding tebal, ada sel batu dengan penebalan huruf U, parenkim korteks dengan sel-sel lendir dan sel minyak, kristal kalsium oksalat bentuk prisma atau rapida (berkas jarum)

11

b. Chinae Cortex (kulit kina) o

Tanaman asal

: Cinchona succribra Pavon et Klotz, Chincona ledgeriana

o

Familia

: Rubiaceae

o

Pemerian

:Serbuk coklat muda sampai coklat merah hampir tak berbau,berasa sangat pahit dan kelat.

o

Mikroskopik

: Jaringan gabus berwarna coklat berwarna coklat atau

merah,parenkim

korteks

dengan

kristal

kalsium oksalat berbentuk pasir, ciri khas berupa serabut sklerenkim bentuk bulat panjang seperti gelendong, berwarna kuning, dinding tebal, lumen sempit dengan noktah corong, noktah dan lamela jelas. c. Paramerian Cortex (Kulit kayu rapat) o

Tanaman asal

: Paramerian laevigata Juss.Moldenke

o

Familia

: Apocynaceae

o

Pemerian

:Serbuk coklat kekuningan, tercampur dengan gumpalan-gumpalan getah, bau lemah, rasa agak kelat dan agak pahit.

o

Mikroskopik

: Jaringan Gabus : Terdiri dari beberapa lapis sel gabus dengan dinding tangensial luar sangat tebal dan berlapis-lapis hinggan berbentuk serupa U yang terbalik, jernih, berlignin. Sklereida : berbentuk isodiametris, persegi panjang atau berbentuk tidak tidak beraturan, sel sangat tebal berlapis-lapis, berlignnin, saluaran noktah jelas bercabang-cabang.

d. Alstoniae Cortex (Kulit Pule) o

Tanaman asal

: Alstonia scholaris L.R.Br

o

Familia

: Apocynaceae

o

Pemerian

:Serbuk kelabu kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit yang tidak mudah hilang.

o

Mikroskopik

: Jaringan Gabus terdiri dari banyak jalur sel gabus tebal, berlignin dan bernoktah, sebagian sel 12

mempunyai dinding yang berwarna kecoklatan, pada penampang melintang dan membujur sel gabus berbentuk persegi panjang dan poligonal. Kambium gabus terdiri dari lapis sel ber dinding sel tipis, didalam lumen kadang-kadang terdapat hablur oksalat berbentuk prisma. Korteks sekunder : lebar, parenkimatik, dinding tipis, sel parenkim korteks mengandung butir pati berbentuk bulat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.Sel batu tersebar, jarang tunggal, dinding tebal berlignin, lumen agak lebar, Saluran noktah jelas. e. Tinosporae Caulis (Batang Brotowali) o

Tanaman asal

: Tinosporae crispa L. Miera ex hook. f.

o

Familia

: Menispermaceae

o

Pemerian

:Serbuk kuning kelabu, tidak berbau, rasa sangat pahit

o

Mikroskopik

: Epidermis terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi empat memanjang, dinding tipis dengan kutikula agak tebal. Dibawah epidermis terdapat beberapa lapis sel gabus, bentuk segi empat, dinding agak tebal. Kambium gabus terdiri dari beberapa sel berdinding tipis. Korteks parenkim dengan sel membulat, mengandung butir pati, minyak atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Serabut sklerenkim

berbentuk

lengkungan,

Empulur

parenkimatik berisi butir pati, sel getah dan berkas pembuluh kolateral. f. Sappan Lignum (Kayu secang) o

Tanaman asal

: Caesalpinia sappan L.

o

Familia

: Caesalpiniaceae

o

Pemerian

:Serbuk merah jingga kecoklatan, tidak berbau, rasa agak kelat.

o

Mikroskopik

: Xilem : Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari 1 sampai 3 baris sel yang berisi butir pati 13

kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu atau trakhea umumnya berkelompok, kadangkadang tunggal, dinding tebal, berlignin, bernoktah berbebtuk celah, lumen berisi zat yang, berwarna merah keunguan, merah kekuningan sampai merah kecoklatan. Serabut xilem : Berkelompok, tersusun radiaer, terdiri dari 5-40 serabut, dinding serabut tebal berlignin, lumen sempit. g. Liquiritae Radix (Akar Manis) o

Tanaman asal

: Glycyrrhiza glabra L.

o

Familia

: Papilionaceae

o

Pemerian

:Serbuk kuning muda, bau agak aromatik lemah, rasa sangat manis, agak sepat tetapi tidak pahit.

o

Mikroskopik

: Hablur tunggal kalsium oksalat, yang berasal dari lapisan sel hablur, sangat banyak dan khas. Fragmen empulur dengan lapisan sel hablur dan dibawahnya terdapat serabut sklerenkim berwarna kekuningan, Fragmen serabut sklerenkim banyak kurang khas, berwarna kekuningan. Bagian pati yang berasal dari parenkim kulit dan kayu, berbentuk bulat atau bentuk kumparan sampai bentuk batang.

5. Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) Pembuatan sediaan : serupa dengan yang dikerjakan pada kulit kayu (cortex) a. Ipecacuanhae Radix (akar Ipekak) o

Tanaman asal

: Psychotria ipecacuancha Stokes

o

Familia

: Rubiaceae

o

Pemerian

:Serbuk coklat abu-abu, hampir tak berbau, pahit dan menyebabkan ingin muntah (nausea).

o

Mikroskopik

: Jaringan gabus berwarna kecoklatan berdinding poligonal : trakea dan trakeida bernoktah, parenkim berdinding tipis dengan butir-butir amilum dan ada kristal kalsium oksalat bentuk rapida (berkas jarum), kristal lepas tersebar, 14

bentuk jarum. Amilum berbentuk bulat telur, plankonveks, mono, di- sampai oktaadelphis.

b. Rhei Radix (kelembak) o

Tanaman asal

: Rheum palmatum var.Tanguticum dan Rheum officinale. L

o

Familia

: Polygonaceae

o

Pemerian

:

Serbuk

kuning

kecoklatan,

berbau

khas

aromatis, berasa khas pahit dan kelat, bila dikunyah terasa ada pasiennya. o

Mikroskopik

: Jaringan gabus berwarna coklat parenkim floem, cincin, dan spiral, ciri khas adanya kristal kalsium oksalat lepas bentuk roset dan besar (100-200 µm). Amilum berbentuk bulat telur mono, di-, triadelphis.

c. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe) o

Tanaman asal

: Zingiberis officinale Roscoe

o

Familia

: Zingiberis

o

Pemerian

: Serbuk kuning kecoklatan, bau khas aromatis dan pedas.

o

Mikroskopik

: Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret berisi oleoresin berwarna kuning sindur sampai kuning coklat, serabut sklerenkim dengan salah satu

dindingnya

berombak,

trakea

dengan

penebalan tangga. Butir-butir amilum bentuk khas, yaitu serupa elips dengan tonjolan disalah satu ujung. d. Curcuma xanthorrhizae Rhizoma (Rimpang temulawak) o

Tanaman asal

: Curcuma xanthorrhiza L.

o

Familia

: Zingiberis

o

Pemerian

:Serbuk kuning tua, bau khas aromatis dan berasa khas agak pahit.

o

Mikroskopik

: Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret berwarna kuning tua sampai kuning coklat, 15

serabut sklerenkim dengan salah satu dinding berombak, trakea penebalan tangga. Butiran amilum bentuk khas seperti pada jahe. Seluruh sediaan berwarna kuning tua karena mengandung kurkumin. e. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringau) o

Tanaman asal

: Acorus calamus L.

o

Familia

: Araceae

o

Pemerian

: Serbuk coklat kekuningan, bau khas aromatik dan rasa agak pedas.

o

Mikroskopik

: Pada lapisan terluar terdapat 1 lapis epidermis atau jaringan gabus. Pada korteks bagian luar terdapat hipo dermis yang berupa jaringan kolenkimatik, pada korteks bagian dalam terdapat parenkim erenkimatik dengan rongga udara besar dan sel berbentuk bulat penuh berisi butir pati.

f. Kaempferiae Rhizoma (Rimpang Kencur) o

Tanaman asal

: Kaempferiae galanga L.

o

Familia

: Zingiberis

o

Pemerian

: Serbuk putih, putih kecoklatan sampai coklat, bau khas aromatik dan rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa tebal.

o

Mikroskopik

: Periderm : terdiri dari 5-7 lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks : Terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-butir pati.

g. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas) o

Tanaman asal

: Languas galanga ( L ) stuntz

o

Familia

: Zingiberaceae

o

Pemerian

: Serbuk, bau aromatik, rasa pedas.

o

Makroskopis

: Epidermis terdiri dari 1 lapis sel kecil agak pipih, dinding berwarna kuning kecoklatan, kutikula jelas. Koerteks parenmatik, jaringan korteks bagian 16

luar terdiri dari beberapa lapis sel dengan dinding tipis

berwarna

kuning

kecoklatan,

jaringan

koerteks bagian dalam terdiri sel parenkim besar, dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang bernoktah halus, berisi butir pati. h. Curcuma domesticae Rhizoma (Rimpang kunyit) o

Tanaman asal

: Curcuma domesticae Val.

o

Familia

: Zingeberaceae

o

Pemerian

: Serbuk kuning sampai kuning jingga, bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa tebal.

o

Mikroskopis

: Epidermis : 1 lapis sel, pipih berbentuk poligonal, dinding sel

menggabus.

Rambut

penutup

:

berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok, dinding tebal. Hipodermis : terdiri dari beberapa lapis sel, dinding sel menggabus,. Periderm : terdiri dar 6-9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding menggabus.

Korteks

dan

silinder

pusat

:

Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati Tunggal dan berbentuk lonjong, lamela dan hilus kurang jelas. i. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci) o

Tanaman asal

: Boesenbergia pandurata Roxb. Schlocht.

o

Familia

: Zingeberaceae

o

Pemerian

: Serbuk coklat muda kekuningan, bau khas aromatik, rasa agak pahit.

o

Makroskopis

: Epidermis : Menggabus, tidak terdapat rambut penutup. Hipodermis : terdiri dari beberapa lapis sel yang menggabus. Periderm : Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk persegi panjang, berdinding tipis. Korteks dan silinder pusat : Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati yang berbentuk bulat dan tunggal, pada parenkim terdapat idioblas

17

yang tersebar yang mengandung minyak dan damar minyak, warna kuning atau kehijauan.

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, jilid I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, jilid II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, jilid III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1990, Materia Medika Indonesia, jilid VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

19

Knowledgement A. Tata Nama Latin Tanaman 1.

Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut. Beberapa contoh adalah sebagai berikut : Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap Linnaeus L Oryza sativa L De Candolle DC Strophanthus hispidus DC Miller Mill Foeniculum vulgare Mill Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2

Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) . Contoh : Dryopteris filix – mas Strychnos nux - vomica Hibiscus rosa - sinensis Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut.

3

B. Tata Nama Simplisia Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati. Contoh : 1. Genus + nama bagian tanaman :

Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma

2.

Petunjuk species + nama bagian Belladonnae Herba, Serpylli Herba, tanaman : Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba

3.

Genus + petunjuk species + Curcuma aeruginosae Rhizoma, nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus

Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies Contoh : Nama spesies : Cinchona succirubra Nama genus : Cinchona Petunjuk species : succirubra 20

PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

A. Format laporan praktikum farmakognosi, sebagai berikut: I.

Judul Percobaan

II.

Tujuan Percobaan

III.

Pendahuluan (berisi uraian latar belakang dan dasar teori secara singkat)

IV.

Bahan dan Alat Percobaan

V.

Cara Kerja

VI.

Hasil Percobaan

VII. Pembahasan VIII. Kesimpulan IX.

Daftar Pustaka (Minimal dari 2 buku referensi dan 1 jurnal). Penulisan daftar pustaka yang berasal dari blog, tidak diperbolehkan.

X.

Lampiran (berisi data-data pendukung atau jawaban pertanyaanpertanyaan yang terdapat di dalam buku petunjuk praktikum).

B.

Laporan praktikum bersifat individu dan ditulis tangan.

C.

Cover laporan berwarna hijau.

21

Format BAB. Hasil (Haksel) V. HASIL

Nama

Simplisia, Gambaran Haksel Uraian

Tanaman Familia, yang

Asal, Hasil Pemeriksaan Bagian

Kandungan, Manfaat

(Bentuk, Warna, Bau, Rasa)

digunakan,

Terapi

(Khasiat)

22

identifikasi Paraf Dosen

Format BAB. Hasil (Pemeriksaan secara Nabati) V. HASIL

Nama Simplisia, Tanaman

Gambaran Hasil

Asal, Familia, Kandungan,

Pemeriksaan Mikroskopik

Keterangan Gambar

Manfaat (Khasiat)

23

Uraian Mikroskopis

Paraf Dosen

Contoh Halaman Depan (Cover) Laporan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI PERCOBAAN I HAKSEL I

Disusun Oleh:

Nama

: Dimas Djaja

NIM

: 16005687

Gol/Kelompok

: A/2

Pembimbing

: Surya Dimedja, M. Farm., Apt

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2017

24