PEMBUATAN SISTEM TUTORIAL AKUPUNTUR DENGAN

Download 28 Mar 2015 ... memahami titik-titik meridian akupuntur berdasarkan penyakit yang akan diobati. Hasil yang didapatkan dari pembuatan aplika...

0 downloads 355 Views 696KB Size
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015

ISSN: 2089-9815

PEMBUATAN SISTEM TUTORIAL AKUPUNTUR DENGAN MENGGUNAKAN RAPID APPLICATION DEVELOPMENT Maria Bellaniar Ismiati Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Musi Jalan Bangau No.60 Palembang Telp. 0711-366326 E-mail: [email protected], [email protected]

ABSTRAKS Seiring dengan perkembangan zaman, sebagian besar pekerjaan dalam bidang apapun sudah memanfaatkan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada. Salah satu contohnya adalah adanya aplikasi multimedia yang dibuat untuk membantu proses pengajaran, pelatihan, serta pembelajaran secara individual. Aplikasi yang dibuat ini adalah Sistem Tutorial Akupuntur dengan memanfaatkan Rapid Application Development (RAD) untuk pengembangan sistemnya. RAD digunakan karena pengguna menjadi bagian dari keseluruhan proses dan sebagai pengambil keputusan di setiap tahap pengembangannya. Sistem Tutorial Akupuntur ini bertujuan untuk melatih trainer yang ada di Klinik Akupuntur Bethesda agar lebih mudah dalam memahami titik-titik meridian akupuntur berdasarkan penyakit yang akan diobati. Hasil yang didapatkan dari pembuatan aplikasi multimedia ini adalah suatu Sistem Tutorial Akupuntur yang dapat menampilkan asal akupuntur, sejarah akupuntur, cara dan teknik penusukan akupuntur, titik-titik meridian pada tubuh manusia, titik-titik akupuntur untuk menyembuhkan penyakit-penyakit ringan dan berat, dan uji kemampuan yang berisi soal-soal pilihan ganda, tebak penyakit, tebak titik, dan benar-salah. Kata Kunci: aplikasi multimedia, Sistem Tutorial Akupuntur, Rapid Application Development, titik-titik akupuntur 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya komputer hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, akan tetapi kini telah digunakan di segala bidang kehidupan, misalnya bisnis, kesehatan, pendidikan, permainan, dan sebagainya. Salah satu pemanfaatan teknologi komputer tersebut, dapat juga digunakan untuk pembuatan suatu sistem tutorial yang dalam kasus ini, penulis mengambil bidang kesehatan, yaitu akupuntur. Akupuntur dikenal sebagai salah satu sistem pengobatan Cina yang menggunakan metode penusukan jarum pada titik-titik tertentu untuk menyembuhkan penyakit atau mencapai kondisi tertentu. Biasanya orang-orang yang ingin melakukan akupuntur ini harus datang ke tempattempat akupuntur tertentu dengan dibantu oleh para pakar akupuntur di tempat tersebut. Saat ini penulis ingin menciptakan suatu sistem tutorial akupuntur, dimana sistem tutorial ini dapat membantu orang awam yang tertarik belajar akupuntur (tusuk jarum) untuk mempelajari secara mandiri tanpa harus membuka beberapa buku ataupun bertemu dengan pakar akupuntur (Aksara, 2002). Dalam pembuatannya akan dilakukan pengambilan data dari narasumber yang bersangkutan dan setelah itu akan ada diskusi antara penulis dan pengguna mengenai masalah desain yang akan dirancang dan yang terakhir adalah mengenai pengembangan atau implementasi dari sistem tutorial ini dimana implementasi sistem

tutorial ini akan menggunakan model Rapid Application Development (RAD). RAD adalah salah satu metode pengembangan software dengan waktu yang relatif singkat, yaitu rata-rata dapat selesai dalam waktu 30-90 hari. Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai akan menjadi bagian dari keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. Oleh karena alasan tersebutlah, sistem tutorial akupuntur ini akan dibuat sedetail mungkin (secara audio dan visual) agar pengguna dapat menggunakannya sebagai sarana pembelajaran yang dapat dilakukan secara mandiri. 1.2

Rumusan Masalah Rumusan masalah yang didapat dari latar belakang di atas adalah : a. Bagaimana caranya sistem tutorial ini dapat membantu belajar dan tidak membingungkan user sehingga dengan menggunakan sistem tutorial ini user dapat mengerti titik-titik akupuntur yang ada dalam tubuh manusia (usability) ? b. Bagaimana penerapan model Rapid Application Development (RAD) dalam pengembangan sistem tutorial akupuntur tersebut ? 1.3

Tujuan Tujuan yang dapat dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah untuk membantu orang awam yang ingin belajar mengenai titik-titik akupuntur 253

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015

dalam tubuh manusia (titik-titik meridian) secara mandiri tanpa harus membuka beberapa buku ataupun bertemu dengan pakar akupuntur. 1.4

Metodologi Metodologi penelitian ini menggunakan Rapid Application Development untuk pengembangan sistemnya. Langkah-langkah Rapid Application Development dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Project Initiation

JAD workshops

Iterative design and build

Evaluate final system

Implementation review

Gambar 1. A lifecycle for Rapid Application Development (Preece, 2002) Dari gambar 1 di atas, dapat dilihat bahwa pembangunan sistem dimulai dari project initiation. Proses yang dilakukan dalam project initiation adalah menentukan seperti apa project yang akan dibuat atau yang sering disebut dengan pemenuhan requirement dari narasumber yang bersangkutan. Dalam project initiation, developer harus mengetahui secara detail project yang dibuat mulai dari requirement sampai desain dan fungsional yang diharapkan oleh user. Selanjutnya adalah tahap JAD workshop yang melibatkan user, developer, dan beberapa stakeholder dari masing-masing tim untuk membahas semua requirement yang telah didaftar saat project initiation. Hal tersebut seharusnya dilakukan pada project yang besar, tetapi tidak dengan sistem tutorial ini karena project ini merupakan project sederhana sehingga hanya akan dilakukan pertemuan antara user (narasumber) dan developer untuk membahas semua requirement secara detail. Setelah semua pengumpulan requirement selesai, dilakukan tahap iterative design and build, yaitu developer memulai pembangunan sistem berdasarkan hasil requirement yang didapat dan proses ini dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga hasil yang didapat sesuai dengan keinginan user. Selanjutnya melakukan evaluate final system dengan cara melakukan usability testing kepada user

ISSN: 2089-9815

untuk mencoba sistem tutorial akupuntur ini dan setelah itu user yang telah melakukan testing, mengisi kuesioner yang telah disediakan. Langkah yang terakhir adalah melakukan implementation review dimana setelah developer memperbaiki sistem tutorial sesuai dengan kuesioner dari para responden, developer memberikan sistem tutorial ini kepada user untuk dicoba kembali tetapi tidak diadakan testing kedua. Akan tetapi dalam hal ini tidak dilakukan tahapan implementation review, tahapan yang dilakukan hanya sampai pada evaluate final system. 1.5 Tinjauan Pustaka 1.5.1 Kajian Pustaka Noertjahyana (2002) memaparkan bahwa Rapid Application Development (RAD) merupakan salah satu alternatif dari Software Development Life Cycle (SDLC) sehingga RAD dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang unggul dalam hal kecepatan, ketepatan dan biaya yang lebih rendah. Agustinus Noertjahyana (2002) memaparkan bahwa Rapid Application Development (RAD) merupakan salah satu alternatif dari Software Development Life Cycle (SDLC) sehingga RAD dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang unggul dalam hal kecepatan, ketepatan dan biaya yang lebih rendah. Aksara (2002) memaparkan bahwa pengobatan alternatif dengan akupuntur dapat memberikan kesembuhan yang maksimal bagi penderita impotensia. Formula-formula yang dipakai dalam akupuntur adalah titik-titik yang ada pada meridian hati, ren, du, lambung, kandung kemih, jantung, dan usus besar. Walaupun organ-organ yang dituju adalah ginjal, hati dan limpa tetapi sasaran akhirnya untuk pengobatan menggunakan akupuntur juga mengarah kepada reaksi persyarafan, enersi, vaskularisasi dan juga perbaikan reaksi otot dan tendon. Alamsyah (2010) memaparkan bahwa akupuntur juga bisa dimanfaatkan dalam bidang olahraga. Dahulu kala akupuntur digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Selain itu juga digunakan untuk menguatkan fisik serta menghilangkan ketegangan otot para serdadu dan buruh kasar. Ada banyak sekali formula yang digunakan untuk melakukan proses akupuntur ini dimulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki bahkan melibatkan semua panca indera yang ada. 1.5.2 Landasan Teori Pokok bahasan yang mendukung sistem tutorial ini adalah mengenai interaksi manusia dan komputer dimana akan terjadi komunikasi antara pengguna dan komputer, baik secara langsung maupun tidak langsung. Agar pengguna dan komputer dapat saling berinteraksi, diperlukan suatu media yang memungkinkan interaksi tersebut berlangsung sehingga pengguna bisa merasakan adanya feedback dari sistem komputer kepada 254

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015

pengguna tersebut. Dalam hal ini, manusia dan komputer jelas sangat erat kaitannya dalam hal melakukan suatu interaksi sehingga diperlukan suatu pengolahan agar dapat memahami cara kerja interaksi diantara mereka. Proses yang terjadi antara manusia dan komputer sebenarnya sama, yaitu masukan, proses, dan keluaran. Arsitektur informasi dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni tentang bagaimana menyusun (structuring), mengklasifikasi (clasifying) dan melakukan pelabelan (labelling) informasi agar orang mudah mengatur dan menemukannya Dalam pembuatan suatu sistem, harus diketahui arsitektur informasinya seperti apa dan dalam hal ini yang akan dibahas adalah mengenai arsitektur informasi dari suatu sistem tutorial. Terdapat lima pergeseran dalam proses pembelajaran/sistem tutorial dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi yaitu, dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, dari kertas ke “online” atau saluran, dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dari waktu siklus ke waktu nyata (Supraptoe, 2002).. Terdapat suatu standar utama dalam pembuatan sistem tutorial yang baik, yaitu: menyajikan kepada users mengenai suatu informasi baru yang berkaitan dengan materi pelajaran di sistem tutorial tersebut, mempunyai target users untuk memproses informasi dan menyediakan sebuah respon dari sistem itu sendiri, dan menyediakan feedback untuk users misalnya apabila users menjawab suatu pertanyaan dengan benar maka sistem akan memberikan feedback dengan menampilkan animasi berupa tulisan benar disertai suara dan sebaliknya (Santosa 1997). Rubin (2008) berpendapat bahwa RAD merupakan metode yang memfokuskan pada kecepatan dalam pengembangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna atau pemilik sistem seperti prototyping namun mempunyai cakupan yang lebih luas. Nama RAD sebenarnya dikenalkan oleh James Martin pada tahun 1991, yang mengacu pada life cycle pengembangan sistem. Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah metode pengembangan software yang diciptakan untuk menekan waktu yang dibutuhkan dalam mendesain serta mengimplementasikan suatu sistem sehingga dihasilkan siklus pengembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan adaptasi dari model sekuensial linier dimana perkembangan yang cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen, sehingga jika kebutuhan sistem dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan developer menciptakan sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek (± 60 sampai 90 hari). Akupuntur merupakan pengobatan tradisional China yang ampuh dan ditemukan sekitar 5000 tahun sebelum Masehi. Pengobatan ini kemudian

ISSN: 2089-9815

berkembang ke seluruh dunia. Prinsip pengobatannya adalah keseimbangan antara kekuatan dingin (yin) dan panas (yang). Teori akupuntur ini menggunakan teori meridian dimana meridian ini adalah jaringan jalan energi yang tersebar di seluruh tubuh atau jalur lalu-lintas di dalam tubuh. Sistem meridian erat hubungannya dengan jaringan dan organ tubuh, serta memegang peranan penting dalam fisiologi, patologi, pencegahan dan pengobatan penyakit (Alamsyah 2010).

2.

PEMBAHASAN Sistem tutorial akupuntur ini menggunakan langkah-langkah yang ada pada Rapid Application Development. Langkah-langkah yang digunakan, dijelaskan secara detail di bawah ini. 2.1 Project Initiation Dalam melakukan project initiation, penulis melakukan wawancara dan bertemu dengan narasumber yang bersangkutan (dalam hal ini adalah ketua dan para staf akupuntur) untuk membahas detail project yang ingin dibuat. Inisialisasi project yang akan dibuat adalah sebagai berikut. a. Sistem tutorial yang akan dibuat adalah sistem tutorial akupuntur yang bertujuan untuk membantu orang awam yang tertarik mengenai titik-titik akupuntur untuk belajar secara mandiri b. Sistem tutorial ini dilengkapi dengan penjelasan mengenai asal, sejarah, dan cara serta teknik penusukan akupuntur c. Sistem tutorial ini mempunyai menu tentang titik-titik akupuntur yang tersebar di 14 meridian. d. Sistem tutorial ini berisi 20 penyakit yang dibagi menjadi 10 penyakit ringan (batuk, influenza, insomnia, kaku leher, kejang otot, nyeri kepala, nyeri pinggang bawah, nyeri wajah, palpitasi, dan konstipasi)dan 10 penyakit berat (diabetes, hipertensi, keputihan, lumpuh, migrain, mulut miring, nyeri haid, nyeri lambung, vertigo, dan wasir ). e. Sistem tutorial ini dilengkapi dengan animasi dan suara dalam menjelaskan titik-titik akupuntur tersebut. f. Ada latihan soal setelah mempelajari berbagai titik dan penyakit mengenai akupuntur dimana latihan soal dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pilihan ganda, tebak penyakit dan titik serta benar salah. g. Sistem tutorial dibuat sederhana agar user bisa terbantu untuk belajar secara mandiri dengan adanya sistem tutorial ini. h. Isi dari menu sistem tutorial ini diambil dari datadata yang ada di klinik UCD Bethesda 2.2 JAD workshop JAD workshop adalah sebuah proses yang melibatkan user, developer, dan beberapa stakeholder dari masing-masing tim untuk membahas semua requirement yang telah didaftar 255

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015

saat project initiation. Hal tersebut seharusnya dilakukan pada project yang besar, tetapi tidak dengan sistem tutorial ini karena project ini merupakan project sederhana sehingga hanya akan dilakukan pertemuan antara user dan developer untuk membahas semua requirement secara detail. Pengembangan sistem tutorial ini tidak sepenuhnya berpusat pada pengguna (user centered) karena target penggunanya adalah orang awam yang tertarik belajar akupuntur sehingga penulis juga harus mempunyai batasan sistem tutorial yang akan dibuat sehingga pendapat dari user-user awam tidak semuanya dijadikan acuan tetapi sebagai bahan pertimbangan. Dikarenakan banyaknya jumlah pengguna dan perbedaan level para pengguna, penulis tidak memberikan questionnaire saat melakukan desain dan pembangunan sistem tetapi penulis akan memberikan batasan sistem sehingga walaupun sistem tutorial ini meminta pendapat dari pengguna, sistem ini tetap mempunyai batasan sehingga tidak terlalu banyak permintaan berbeda dari pengguna itu sendiri. Proses identifikasi kebutuhan sendiri dilakukan dengan cara wawancara kepada narasumber, yaitu ketua akupuntur UCD Bethesda dengan mencatat semua informasi mengenai titik-titik akupuntur dan penyakitnya. Selain proses requirement, penulis juga melibatkan narasumber untuk memberikan pendapatnya dalam proses desain dan pembangunan sistem. Dalam wawancara yang dilakukan di UCD Bethesda, penulis memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mengambil data-data mengenai beberapa penyakit yang sering dikeluhkan oleh pasien dan bisa disembuhkan melalui praktik akupuntur. Berdasarkan permintaan dari narasumber di UCD Bethesda, penyakit yang akan dimasukkan ke dalam sistem tutorial akupuntur ada 20 penyakit yang dibedakan menjadi penyakit ringan dan berat, yaitu : Penyakit ringan Penyakit berat 1. Batuk 1. Diabetes 2. Influenza 2. Hipertensi 3. Insomnia 3. Keputihan 4. Kaku leher 4. Lumpuh 5. Kejang otot 5. Migrain 6. Nyeri kepala 6. Mulut miring 7. Nyeri pinggang bawah 7. Nyeri haid 8. Nyeri wajah 8. Nyeri lambung 9. Palpitasi 9. Vertigo 10. Konstipasi 10. Wasir Di dalam melakukan akupuntur, seorang akupunturis harus mengetahui lokasi, kegunaan, cara penusukan serta keistimewaan dari titik-titik akupuntur yang bersangkutan. Titik akupuntur adalah suatu daerah tertentu di permukaan tubuh yang dapat menimbulkan reaksi tertentu apabila mendapat rangsangan. Menurut penelitian, titik akupuntur memiliki beberapa ciri khas antara lain : a. Besar diameter titik berkisar antara 1 – 2 mm

ISSN: 2089-9815

b. Memiliki persyarafan dan vaskularisasi yang lebih banyak dari titik lain c. Memiliki hubungan dengan fungsi alat dalam tertentu dan punya hubungan reflex Selain itu harus menggunakan pedoman dari titik-titik yang ada di 14 meridian, sebagai contoh adalah titik-titik meridian di jantung yang ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2.Meridian jantung Nama-nama titik yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ringan dan berat di atas adalah sebagai berikut. 1. Insomnia a. Neiguan di meridian selaput jantung / PC 6 b. Shenmen di meridian jantung / HT 7 c. Sanyinjiao di meridian limpa / SP 6 d. Yinbai di meridian limpa / SP 1 e. Xinshu di meridian kandung kemih / BL 15 f. Pishu di meridian kandung kemih / BL 20 2. Diabetes a. Pishu di meridian kandung kemih / BL 20 b. Sanjiaoshu di meridian kandung kemih / BL 22 c. Yangchi di meridian sanjiao / TE 4 d. Zhongwan di meridian ren / CV 12 e. Shuidao di meridian lambung / ST 28 f. Xiangu di meridian lambung / ST 43 Data-data di atas merupakan semua data mengenai titik-titik akupuntur yang ada dalam tubuh manusia berdasarkan dokumentasi dari UCD Bethesda. Hasil wawancara yang didapatkan memang hanya seputar asal akupuntur, sejarah akupuntur, cara dan teknik penusukan akupuntur, titik-titik akupuntur di setiap meridian serta daftar 256

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015

titik penyembuhan untuk 20 penyakit yang paling sering dikeluhkan pasien saja, tidak lebih mendalam lagi. 2.3 Iterative and design build Dalam langkah ini, penulis melakukan proses pembangunan sistem mulai dari desain hingga fungsionalitas sistem. Pengerjaan proses ini dilakukan oleh penulis dan narasumber yang ada di klinik akupuntur UCD Bethesda dengan tidak menyertakan kuesioner kepada user karena user yang akan menggunakan tutorial ini terlalu banyak sehingga apabila diberikan kuesioner akan terdapat pendapat yang sangat beraneka ragam. Penulis memulai mendesain dengan berdiskusi kepada ketua akupuntur dan beberapa staf yang ada dengan menggunakan sketsa awal. Selama sekitar dua minggu, penulis menggunakan kesempatan untuk membahas secara detail desain seperti apa yang nantinya dapat membantu user untuk belajar mengenai titik-titik akupuntur secara mandiri, mulai dari desain antar muka, kesesuaian warna, animasi dan suara serta isi dari tutorial akupuntur ini sendiri. Setelah proses desain selesai, penulis langsung membangun sistem tutorial akupuntur ini dengan menggunakan Macromedia Flash yang merupakan software untuk membuat animasi berupa visual dan audio agar lebih menarik user (Chandra, 2008) sesuai dengan apa yang telah disepakati antara developer dan narasumber di UCD Bethesda. Dalam membangun sistem, penulis melakukan beberapa kali iterasi/pengulangan dengan cara terus berkonsultasi dengan narasumber mengenai progress sistem yang sedang dibuat. Penulis mencoba membuat suatu sistem yang sesuai dengan apa yang disarankan oleh narasumber akupuntur agar penulis mempunyai batasan sistem yang dibuat seperti apa. Dalam membangun sistem, penulis tidak membagikan kuesioner kepada user karena user yang dituju adalah orang-orang awam dan para peserta training akupuntur sehingga apabila penulis membagikan kuesioner akan semakin membingungkan dengan banyak sekali pendapat yang berbeda dari setiap orang. Penulis membutuhkan waktu sekitar 4 bulan untuk membangun sistem tutorial akupuntur ini dengan didampingi saran dari narasumber akupuntur. Setelah sistem tutorial ini selesai, penulis barulah membagikan kuesioner kepada 16 orang sebagai acuan untuk testing agar dapat memberikan pendapat, yaitu kekurangan dan kelebihan sistem tutorial akupuntur ini dalam pandangan orang awam yang tertarik belajar akupuntur. 2.4 Evaluate final system Proses selanjutnya adalah Evaluate final system dimana dalam langkah ini, penulis melakukan testing berupa usability testing kepada 16 responden yang terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu 6 orang yang merupakan trainer akupuntur dan 10 orang yang merupakan orang awam dimana dari masingmasing kelompok dibagi lagi menjadi dua kelompok

ISSN: 2089-9815

yang satu mengerjakan dengan menggunakan skenario dan yang lainnya tidak menggunakan skenario. Proses testing dilakukan di beberapa tempat yaitu, di klinik akupuntur, di kampus, dan di kost yang menggunakan dua laptop agar dapat menghemat waktu. Dalam melakukan testing, responden yang menggunakan skenario mengikuti langkah-langkah yang telah ditulis di skenario usability testing sehingga mereka melakukannya dengan menggunakan suatu panduan, sedangkan bagi responden yang tidak menggunakan skenario usability testing melakukannya sesuai dengan keinginan mereka tanpa harus mengacu pada suatu perintah. Setelah responden selesai melakukan usability testing, mereka mengisi kuesioner untuk menanggapi dan memberikan masukan terhadap sistem tutorial yang telah selesai dibuat. Responden / user mengisi kuesioner dengan didampingi oleh pengawas test untuk mengulangi kembali sistem yang telah dicoba tadi per halaman. Pada gambar 3 ditampilkan halaman awal dari sistem tutorial akupuntur dimana di dalam halaman awal ini berisi judul program, background gambar akupuntur, logo Duta Wacana, nama penulis, dan tombol start. Pada halaman ini hanya ada satu tombol yang apabila diklik akan menuju ke halaman selanjutnya, yaitu asal akupuntur.

Gambar 3.Halaman awal sistem Selanjutnya, Gambar 4 dan 5 merupakan galeri akupuntur yang dibuat dengan menampilkan galerigaleri foto yang dilengkapi dengan penjelasan mengenai asal akupuntur yang disertai dengan suara mengenai apa yang tertulis di halaman ini. Halaman berikutnya adalah mengenai sejarah, cara dan teknik penusukan akupuntur dimana kedua halaman ini bentuknya sama dengan asal akupuntur di atas. 257

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015

ISSN: 2089-9815

Halaman ini merupakan halaman galeri dari akupuntur dimana user dapat menyimak awal dari lahirnya akupuntur itu sendiri. Setelah selesai menyimak cara dan teknik penusukan akupuntur, menekan tombol next akan menuju ke menu titiktitik meridian.

Gambar 6. Menu titik-titik meridian

Gambar 4.Galeri akupuntur 1

Pada gambar 7 ditampilkan halaman meridian yang dilengkapi dengan penjelasan letak, cara penjaruman, indikasi, dan animasi titik berwarna merah yang muncul serta suara titik apabila salah satu nama titik diklik. Pada halaman ini selain user dapat belajar mengenai letak, cara penjaruman dan indikasi dari suatu titik, user dapat pula belajar mengenai cara membaca titik yang diinginkan untuk dipelajari.

Gambar 5. Galeri akupuntur 2 Halaman menu titik-titik meridian yang ditampilkan di Gambar 6 merupakan halaman menu utama dari titik-titik meridian yang ada dalam tubuh manusia. Meridian yang dimasukkan ada 14 meridian yang ditampilkan dengan bentuk gambar kecil yang apabila diklik gambarnya akan terlihat lebih besar sehingga user dapat mempelajarinya dengan lebih jelas. Apabila user menekan tombol next, user akan menuju ke halaman penjelasan masing-masing meridian.

Gambar 7. Halaman meridian Gambar 8 merupakan halaman menu penyakit dan uji kemampuan yang dibuat dengan menu drop down untuk menampilkan penyakit-penyakit ringan 258

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015

dan berat serta uji kemampuan. Menu ini dilengkapi dengan gambar dan animasi yang berada di tengah halaman beserta tombol back dan next.

ISSN: 2089-9815

disediakan tombol koreksi untuk mengetahui benar, salah, dan nilai yang didapat. Setelah menekan tombol koreksi, maka akan disediakan kunci jawaban yang benar di tempat soal. Disediakan tombol next untuk menuju ke soal selanjutnya.

Gambar 8. Menu penyakit dan uji kemampuan Halaman penyakit yang ditampilkan pada Gambar 9 merupakan halaman penjelasan dari masing-masing penyakit dengan dilengkapi animasi yang apabila user menekan tombol warna merah pada gambar sebelah kiri akan keluar nama titik serta letaknya di suatu meridian. Selain nama titiknya, ada pula penjelasan mengenai gejala dari penyakit yang bersangkutan di kotak sebelah kanan.

Gambar 10. Halaman uji kemampuan (pilihan ganda) Gambar 11 merupakan halaman uji kemampuan mengenai tebak penyakit dan titik akupuntur dimana ditampilkan beberapa gambar dengan titik warna merah untuk menunjukkan soalnya (ada 5 soal) dan terdapat 4 pilihan jawaban yang dapat dipilih. Apabila jawaban benar, maka ada animasi jawaban benar dan sebaliknya apabila jawaban salah akan ada animasi jawaban salah. Untuk melanjutkan ke soal selanjutnya user harus menekan tombol next.

Gambar 9. Halaman penyakit Pada halaman yang ditunjukkan di Gambar 10, berisi 5 buah pertanyaan pilihan ganda dalam satu halaman dengan pilihan dari a, b, c, dan d. Setelah user memilih jawaban yang dianggap benar,

Gambar 11. Halaman uji kemampuan (tebak penyakit dan titik) 259

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015

Gambar 12 merupakan halaman terakhir dari sistem tutorial akupuntur ini dimana dalam uji kemampuan di atas disediakan 10 soal yang jawabannya hanya benar atau salah saja. User tinggal menekan salah satu huruf B atau S yang dianggap benar lalu setelah itu jawaban yang telah diklik akan terlihat berbeda dengan sebelum diklik. Untuk mengetahui benar dan salahnya tekan tombol koreksi dan untuk mengulangi, tekan tombol ulangi.

ISSN: 2089-9815

SARAN Untuk penelitian selanjutnya, dapat ditambahkan video cara untuk akupuntur agar user dapat lebih jelas lagi untuk memahami materi-materi seputar akupuntur atau tusuk jarum karena di dalam sistem tutorial akupuntur ini hanya diberikan penjelasan dan gambar-gambar seputar materi akupuntur saja. Selain itu, dikarenakan sistem ini hanya dapat menampilkan soal-soal uji kemampuan yang tidak dinamis, maka disarankan sistem tutorial ini dilengkapi dengan fungsi pembuatan soal secara dinamis agar para staf akupuntur dapat menambahkan atau pun mengubah soal-soal uji kemampuan sendiri dengan soal yang lebih beragam. PUSTAKA

Gambar 12. Halaman uji kemampuan (benar salah) 3.

KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian di UCD Bethesda dan mengamati hasil analisis dari sistem tutorial akupuntur yang telah dibangun, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : a. Sistem tutorial akupuntur ini dapat membantu user untuk belajar mengenai akupuntur karena semua materi yang ditampilkan dalam sistem tutorial ini selain berdasarkan rekomendasi dari ketua akupuntur UCD Bethesda, juga merupakan materi yang dipakai sehari-hari di klinik akupuntur UCD Bethesda sehingga tidak membuat user bingung. b. Penerapan model RAD dalam pengembangan sistem tutorial akupuntur ini dilakukan langkah demi langkah dimulai dari project initiation (mendeskripsikan project yang akan dibuat), JAD workshop (mengumpulkan requirement dari ketua akupuntur UCD Bethesda), iterative design and build (pembangunan sistem tutorial), evaluate final system (melakukan usability testing disertai pembagian kuesioner), dan implementation review (user mencoba kembali sistem tutorial akupuntur setelah diperbaiki).

Aksara, R. 2002. Bahan Belajar Akupuntur. Yogyakarta : ANDI. Alamsyah, I. 2010. Cara Lebih Mudah Menemukan Titik Terapi ACUPOINT. Depok : Asma Nadia Publishing House. Chandra. 2008. Flash Professional 8 untuk Orang Awam. Palembang : Maxicom. Noertjahyana, Agustinus. 2002. STUDI ANALISIS RAPID APLICATION DEVELOPMENT SEBAGAI SALAH SATU METODE PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK. [online]. (http://www.scribd.com/doc/55986153/45741266 -Skripsi-Pendidikan-126, diakses tanggal 15 Mei 2011). Preece, J.,Yvonne, R. & Helen, S. 2002. Interaction Design : Beyond Human-Computer Interaction. ASC: John Wiley & Sons,Inc. Rubin, J. & Dana C. 2008. Handbook of Usability Testing : How to Plan, Design, and Conduct Effective Test. Indianapolis : Wiley Publishing,Inc. Santosa, P.I. 1997. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta : ANDI. Supraptoe, Alfonso. 2002. PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DALAM MENGANALISIS SUATU SISTEM TUTORIAL DALAM BIDANG KESEHATAN. (Online). (http://www.scribd.com/doc/55986153/45741266 -Skripsi-Pendidikan-116, diakses tanggal 29 Juli 2011).

260