PENGARUH ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT COSMETICS SARIAYU MARTHA TILAAR DI KOTA PADANG Kenshi Poneva Yulindo Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Barat, Padang Email :
[email protected] ABSTRACT This objective of this study is to determine the impact of product attributes on purchase decision of Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar in Padang. The population of this study was all females in Padang who have age between 20-49 years old and do not ever yet buy Sariayu cosmetics, but they know about its product. Based on purposive sampling, 100 respondents were selected. To answer the research question, binary logistic regression was used. The results of this study showed that (1) there is no a significant influence of brand product on purchase decision, (2) there is a significant that effect of product quality on purchase decision, (3) product design has a significant influence on purchase decision, (4) product label has no significant affect on purchase decision, and (5) there is no significant influence of product packaging on purchase decision. Keyword : product attributes, purchase decision, green product PENDAHULUAN Peningkatan penjualan dan peluang yang terjadi pada industri kosmetik menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Untuk menguasai persaingan tersebut, saat ini banyak produk kosmetik yang beredar menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan serta merugikan para pengguna kosmetik. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, konsumen akan menginginkan produk yang alami dan dapat didaur ulang serta ramah lingkungan (Green Product Cosmetics). Namun pada kenyataannya, masih bisa dilihat bahwa konsumen wanita masih banyak menggunakan produk yang berbahaya dan tidak memperhatikan kandungan dan jaminan yang tercantum pada label dalam kemasan produk tersebut. Fenomena diatas muncul permasalahan mengenai keputusan pembelian konsumen yang tetap memilih kosmetik berbahan kimia meskipun Green Product Cosmetics telah
dipasarkan di tengah masyarakat. Di Indonesia sendiri, produk hijau belum begitu dikenal oleh konsumen. Walaupun demikian, terdapat beberapa produk hijau yang diterima dengan baik oleh pasar Indonesia seperti kosmetik hijau. Ketertarikan konsumen untuk membeli Green Product Cosmetics seperti produk Sariayu Martha Tilaar dinilai cukup tinggi. Hal tersebut terbukti dengan terus meningkatnya penjualan kosmetik Sariayu khususnya di kota Padang. Rata-rata kenaikan penjualan kosmetik Sariayu di kota Padang yaitu sebesar 20% setiap bulannya. Martha Tilaar juga masuk dalam kategori Top Brand 2010 khusus pada perawatan pribadi yaitu bedak wajah. Sariayu Martha Tilaar juga berhasil kembali pada tahun 2011 meraih tiga penghargaan dalam kategori Perawatan Pribadi Top Brand Award 2011. 1
Namun juga dilihat dari besar pangsa pasar Sariayu sebesar 10.2% yang mendapatkan peringkat dari Top Brand 2011 juga masih dikalahkan oleh merek lain seperti Viva dan Pixy. Hal ini membawa kosmetik Sariayu Martha Tilaar ke dalam persaingan yang semakin ketat pada industri kosmetik agar dapat mempertahankan dan memperebutkan konsumen. Penguatan daya saing industri di dalam negeri menjadi strategi penting agar dapat bertahan dalam percaturan ekonomi global dan memperluas penetrasi pasar global melalui ‘green product‘. Salah satu cara pemasar membedakan produknya dengan pesaing adalah dengan menyediakan atribut produk yang unik. Oleh karena itu penting bagi pemasar untuk mengetahui sejauh manakah atribut produknya mampu menghantarkan kebutuhan psikologi yang diharapkan konsumen. Studi ini bermaksud untuk menemukan atribut produk apa saja yang dinilai penting oleh konsumen dalam pemilihan kosmetik dan mengevaluasi kepuasan mereka. Konsumen dalam memilih produk terutama produk kosmetik hijau Martha Tilaar, mereka dapat melihat atribut dari produk tersebut. Atribut produk yang digunakan antara lain merek, kualitas, desain, label, dan kemasan produk. Konsumen cenderung tertarik pada produk yang memiliki merek yang terpercaya, kualitas yang bagus, desain yang menarik, label yang dapat menerangkan komposisi secara lengkap dari produk, dan kemasan yang unik. Atribut produk tersebut dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen sebelum membeli. Uraian diatas menunjukkan bahwa atribut-atribut produk yang dimiliki Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar telah mampu membuat konsumen untuk membeli. Namun karena adanya persaingan yang sangat begitu kuat dikarenakan adanya pesaing lain yang menciptakan produk yang lebih baik . Maka berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui 2
pengaruh atribut-atribut terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang. TINJAUAN TEORI Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 226) keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Selanjutnya Kotler dam Armstrong (2001: 222) mengatakan bahwa keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku pasca pembelian. Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi—melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk dan merek apa yang akan dibeli. Walaupun nyata sekali bahwa berbagai konsumen akhirnya memilih untuk membeli barang-barang yang berbeda disebabkan oleh perbedaan karakteristik pribadi dan pengaruh sosial (Boyd et.al., 2009). Menurut Fandy (1997:21), sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purna-beli (terutama dalam pengambilan keputusan yang luas), dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku pembelian berikutnya, jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang. Seseorang konsumen yang merasa puas cenderung akan mengatakan kepada orang lain. Green Product Green Product adalah barang-barang yang salah satu cirinya adalah menggunakan material yang baik, yang bisa didaur ulang, dan proses pembuatan Green Product pun menggunakan manajemen persampahan yang baik, sehingga, secara keseluruhan menggunakan Green Product berarti
mengurangi emisi karbon, dan turut membantu mengurangi dampak dari pemanasan global (ugreenitb.tumblr.com). Di dunia ini, sekarang sedang marak penggunaan Green Product, karena itu muncullah berbagai label yang menyatakan bahwa produk mereka termasuk Green Product, diantaranya: 1. Energy Star Produk-produk yang dilabeli “energy star” bisa dibilang Green Product, karena salah satu standar diberinya label energy star, adalah konsumsi energi yang digunakan produk tersebut berkurang 2030% dari barang-barang yang sama yang tidak dilabeli “energy star”. Energy star pun sekarang sedang mengembangkan rumah-rumah dengan sertifikasi “energy star”. 2. TCO (Sertifikat Pekerja Swedia) Pelabelan Green Product ini dilakukan oleh TCO pada peralatan elektronik. Penilaiannya berdasarkan tingkat energi yang dipakai, emisi, ergonomis, dan ekologinya. 3. Green Seal Kebanyakan produk yang diberi label ini adalah pada barang-barang kebutuhan sehari-hari, misalnya pembersih kaca, cat, dan perkakas rumah. 4. Clear Car Campaign Kendaraan-kendaraan yang mendapat label ini adalah kendaraan dengan efisiensi 1,5 kali lebih baik pada pipa pembuangannya, juga menghasilkan bahan kimia berbahaya yang lebih sedikit. 5. Green Map (peta hijau) Sebenarnya, peta hijau tidak melabeli produk-produk, tapi lebih ke tempattempat ‘green’, contohnya lokasi green building, lokasi pengelolaan sampah, dan sebagainya. Konsep Atribut Produk Menurut Gitosudarmo dalam Eka (2008),Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud
(tangible) maupun sesuatu yang tidak berujud (intangible). Atribut yang berwujud dapat berupa merek, kualitas produk, desain produk, label produk, kemasan dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berwujud seperti kesan atau image konsumen terhadap nama merek yang diberikan kepada produk tersebut. Setiap produk akan memiliki atribut yang berbeda dengan jenis produk yang lain. Fandy (2008:103) menyatakan bahwa atribut produk adalah unsur- unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Merek Produk Merek sebagai bagian produk memegang peranan yang sangat penting sekali, bahkan mungkin lebih penting daripada produk atau layanan itu sendiri. Merek dapat didefinisikan sebagai sebuah nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2008: 275). Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu (Fandy, 2008: 106): 1) Merek harus khas atau unik. 2) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya. 3) Merek harus menggambarkan kualitas produk. 4) Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat. 5) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam bahasa lain. 6) Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk- produk baru mungkin ditambahkan ke dalam lini produk. Kualitas Produk Menurut Kotler dan Keller (2009: 143), kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas adalah manfaat yang dirasakan dari suatu produk oleh konsumen atau pemakainya. Kualitas produk mempunyai dua dimensi, yaitu 3
tingkat dan konsistensi dalam mengembangkan suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2009: 143) kualitas produk tersebut memiliki isyarat intrinsik dan ekstrinsik. Isyarat-isyarat intrinsik berkaitan dengan karakter fisik produk itu sendiri, seperti ukuran, warna, rasa, atau aroma dan keunggulan produk. Sedangkan isyaratisyarat ekstrinsik berkaitan dengan harga, kemasan, iklan, dan bahkan dorongan teman sebaya. Desain Produk Menurut Gitosudarmo (2000: 192) dalam Eka (2008), desain atau bentuk produk merupakan atribut yang sangat penting untuk mempengaruhi konsumen agar konsumen tertarik dan kemudian membelinya. Hal ini dikarenakan makin banyaknya konsumen yang mulai sensitif terhadap kebutuhan dan keinginannya terutama dalam masalah desain. Konsumen yang cenderung mempermasalahkan desain/rancangan memiliki pola pemikiran tersendiri dimana mereka menginginkan sesuatu (produk) yang berbeda dengan konsumen yang lainnya, agar dapat menjadi ciri khas bagi masing-masing konsumen tersebut. Label Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 276), label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada produk sampai rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian kemasan. Label juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk—siapa yang membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara pemakaiannya, dan bagaimana menggunakan produk itu dengan aman. Secara garis besar terdapat 3 macam label menurut Stanton, et. al (1994) dalam Fandy (1997) sebagai berikut: a) Brand Label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan. b) Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai penggunaan, konstruksi/ pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk. 4
c) Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk dengan suatu huruf, angka, atau kata. Kemasan Produk Menurut Fandy (2008: 106), kemasan produk adalah proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi (Fandy, 2008: 106): 1. Sebagai pelindung isi, misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya. 2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti nyamuk, parfum), dan lain-lain. 3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang, misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain. 4. Memberikan daya tarik, yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya. 5. Sebagai identitas produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah. 6. Distribusi, misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani. 7. Informasi, yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas. 8. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang. Penelitian Terdahulu Bayu (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian pada Kebab Turki Baba Rafi di Yogyakarta.” Penelitian ini menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara atribut produk terhadap keputusan pembelian dengan variabel X yaitu: Harga, Rasa/Aroma, Kemasan, Pelayanan, dan Ukuran). Baut (2011), dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian pada Mie Sedap di Kota Surakarta”. Hasil penelitian ini
diketahui bahwa harga, merek, dan kemasan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini merek adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi pada keputusan pembelian. Kerangka Konseptual Berikut dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian ini pada gambar 1. Atribut-Atribut Produk (X) Merek Produk X1 Kualitas Produk X2 Desain Produk X3
Keputusan Pembelian Green Product Cosmetics (Y)
Label Produk X4
Kemasan Produk X5
Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian adalah keputusan pembelian terhadap Green Product Cosmetics yang terdiri dari: H1: Merek produk secara positif berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Green Product Cosmetics Martha Tilaar di Kota Padang. H2: Kualitas produk secara positif berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Green Product Cosmetics Martha Tilaar di Kota Padang. H3: Desain produk secara positif berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Green Product Cosmetics Martha Tilaar di Kota Padang. H4: Label produk secara positif berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Green Product Cosmetics Martha Tilaar di Kota Padang. H5: Kemasan produk secara positif berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian Green Product Cosmetics Martha Tilaar di Kota Padang. METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan ini termasuk ke dalam penelitian yang bersifat kausatif dimana tujuan utama dari variabel yang diteliti ini adalah untuk menentukan hubungan sebab-akibat dari suatu fenomena/permunculan atau pemecahan masalah yang diteliti untuk melihat pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini dilakukan peneliti pada masyarakat kota Padang yang belum pernah menggunakan Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar tetapi mengetahui mengenai produk ini yang dikhususkan pada warga Kota Padang yang berjenis kelamin perempuan berusia 2049 tahun yang ditemui selama rentang waktu penelitian. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yang memilih sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Selanjutnya untuk menentukan wilayah sampel, peneliti menggunakan teknik Clustered Sampling/pemilihan sampel berdasarkan kelompok. Dalam penelitian ini digunakan pemilihan sampel melalui satu tahap tahap (one stage) dimana sampel dikelompokkan berdasarkan tiap kecamatan. Kecamatan yang ada di Kota Padang berjumlah 11 kecamatan yaitu: Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara, Nanggalo, Kuranji, Pauh, dan Koto Tangah. Metode penyebaran sampel adalah metode accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang di-gunakan dengan cara kuesioner dan wawan-cara. Untuk pengujicobaan instrumen penelitian selanjutnya dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengujian validitas, dimana tujuannya untuk mengetahui sejauh mana validitas data yang didapat dari penyebaran kuesioner. 2. Pengujian reliabilitas, dimana tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif yang tidak jauh berbeda bila dilakukan 5
pengukuran kembali pada subyek yang sama. Guna membuktikan hipotesis penelitian, diperlukan alat analisis terhadap data yang telah terkumpul. 1. Regresi Logistic Binary. Digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan jenis data nominal dengan dua criteria seperti “iya atau tidak” dan “pernah atau tidak pernah”. 2. Uji Hipotesis. Untuk mengetahui pengaruh variabel terikat dilakukan uji “Analisis Wald Test” yang digunakan untuk melihat pengaruh dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan nilai signifikansi nya < 0.05 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Dari pengolahan data distribusi frekuensi mengenai pengaruh merek produk terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang (Tabel 1), yang mendapat skor tertinggi adalah pada komponen yang menyatakan tentang kemudahan dalam pengucapan merek dengan skor rata-rata 4.15 dan tingkat capaian responden 83% pada kategori jawaban sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa merek produk pada komponen tingkat pengucapan dinilai sangat mudah oleh responden. Sedangkan skor ratarata terendah terletak pada indikator tingkat pengenalan yang memiliki skor rata-rata 4.04 dengan tingkat capaian responden 80% kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengenalan merek Sariayu dinilai baik oleh responden. Selanjutnya pengolahan data distribusi frekuensi mengenai pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics di Kota Padang (Tabel 2), yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi adalah komponen keanekaragaman produk yang sesuai jenis kulit. Responden setuju bahwa dari informasi yang mereka dapat pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar merupakan kosmetik memiliki jenis produk yang sesuai jenis kulit. Dengan skor sebesar 4.14 dengan tingkat capaian 6
responden sebesar 82,8% yang termasuk dalam kategori jawaban yang sangat kuat. Sedangkan skor rata-rata terendah pada kualitas produk adalah komponen keramahan lingkungan terhadap Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar dengan skor 3.86% dan tingkat capaian responden sebesar 77.2% yang dikategorikan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa keramahan lingkungan terhadap Green Product dinilai cukup baik oleh konsumen. Dari pengolahan data distribusi frekuensi mengenai pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang (Tabel 3), yang mendapat skor tertinggi adalah komponen ciri khas Green Product. Responden setuju nahwa kosmetik Sariayu Martha Tilaar memiliki desain yang khas dibandingkan dengan kosmetik green lainnya. Dengan skor 4.07 dimana tingkat capaian responden sebesar 81.4% yang termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa komponen cirri khas dinilai sangat baikoleh responden. Sedangkan skor terendah pada desain produk adalah komponen bentuk produk. Dengan skor ratarata sebesar 3.79% dan tingkat capaian responden sebesar 75.8 yang dikategorikan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai baik namun kurang tertarik pada bentuk desain Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar. Selanjutnya pengolahan data distribusi frekuensi mengenai pengaruh label produk terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang (Tabel 4), yang mendapat skor tertinggi adalah komponen pencantuman petunjuk cara pemakaian produk. Dengan skor rata-rata sebesar 4.14 dan timgkat capaian responden sebesar 82.8% yang termasuk ke dalam kategori jawaban sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa komponen pencantuman pemakaian produk Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar dinilai sangat bail oleh responden. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah komponen pencantuman bahan kandungan produk dengan skor rata-rata sebesar 3.98 dan tingkat capaian responden sebesar 79.6% yang dikategorikan kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa dinilai baik oleh responden namun masih ada keraguan pada bahan kandungan yang terkandung pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar. Dari pengolahan data distribusi frekuensi mengenai pengaruh kemasan produk terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics di Kota Padang (Tabel 5), yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi adalah komponen kemudahan untuk dibawa kemana-mana. Dengan skor rata-rata sebesar 4.11 dan tingkat capaian responden sebesar 82.2 % yang termasuk dalam kategori jawaban sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai baik pada kepraktisan produk saat bepergian. Sedangkan skor terendah pada variabel kemasan produk terletak di komponen daya tarik konsumen. Dengan skor rata-rata sebesar 3.94 dan tingkat capaian responden sebesar 78.8% yang dinilai kuat. Hal ini menunjukkan komponen daya tarik produk dinilai baik oleh responden namun warna dan gambar pada kemasan Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar kurang menarik. Selanjutntya pengolahan data distribusi frekuensi mengenai keputusan pembelian (Tabel 6), yang menunjukkan bahwa dari hasil penelitian terhadap 100 responde, maka didapatkan sebanyak 72 orang atau 72% memutuskan untuk membeli Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden memutuskan untuk membeli green kosmetik Sariayu Martha Tilaar. Analisi Regresi Logistik Dalam menacari analisis Regresi Logistik tersebut digunakan rumus sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Sumber: Idris (2010:55) Dimana Y adalah variabel keputusan pembelian dalam hal ini sebagai variabel terikat, a adalah nilai konstanta, b adalah koefisien regresi, X1 adalah variabel merek produk, X2 adalah variabel kualitas produk, X3 adalah variabel desain produk, X4 adalah
variabel label produk, X5 adalah variabel kemasan produk dan E adalah error term. Dari hasil analisis regresi (Tabel 7) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y= -13.000 - 0.137X1 + 0.542X2 + 0.766X3 – 0.313X4 – 0.015X5 + e Dari persamaan dapat dilihat bawa persamaan menunjukkan angka yang signifikan dan tidak signifikan pada variabel bebas. Interpretasi dari persamaan diatas adalah: 1. Nilai konstanta sebesar -13.000 , yang menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas yaitu, merek produk (X1), kualitas produk (X2), desain produk (X3), label produk (X4), kemasan produk (X5) maka keputusan pembelian konsumen akan turun sebesar 13.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanpa adanya variabel merek produk, kualitas produk, desain produk, label produk dan kemasan produk maka kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap Green Products Cosmetics Sariayu Martha Tilaar akan berkurang. 2. Variabel merek produk (X1) menunjukkan koefesien regresi negatif sebesar -0.137. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi merek produk yang dimiliki Sariayu maka akan menurunkan keputusan pembelian pada kosmetik green Sariayu Martha Tilaar. Jika variabel merek produk (X1) meningkat maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami penurunan sebesar -0.137 dengan anggapan variabel bebas lain tetap. 3. Variabel kualitas produk (X2) memiliki memiliki koefisien regresi positif sebesar 0.542. Hal ini menyatakan bahwa setiap satuan variabel kualitas produk akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 0.542 apabila variabel lainnya tetap. Hal ini memberikan pengertian bahwa setiap peningkatan kualitas produk akan berdampak pada keputusan pembelian konsumen. Artinya, semakin bagus kualitas yang disediakan maka akan berdampak pada semakin tingginya keputusan pembelian konsumen. 7
4. Variabel desain produk (X3), memiliki memiliki koefisien regresi positif sebesar 0.766. Hal ini menyatakan bahwa setiap satuan variabel desain produk akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 0.766 apabila variabel lainnya tetap. Hal ini memberikan pengertian bahwa setiap peningkatan desain produk akan berdampak pada keputusan pembelian konsumen. Artinya, semakin bagus desain yang diciptakan maka akan berdampak pada semakin tingginya keputusan pembelian konsumen. 5. Variabel label produk (X4) menunjukkan koefesien regresi negatif sebesar -0.313. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi label produk yang dimiliki Sariayu maka akan menurunkan keputusan pembelian pada kosmetik green Sariayu Martha Tilaar. Jika variabel label produk (X4) meningkat maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.313 dengan anggapan variabel bebas lain tetap. 6. Variabel kemasan produk (X5) menunjukkan koefesien regresi negatif sebesar -0.015. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi kemasan produk yang dimiliki Sariayu maka akan menurunkan keputusan pembelian pada kosmetik green Sariayu Martha Tilaar. Jika variabel kemasan produk (X5) meningkat maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.313 dengan anggapan variabel bebas lain tetap Uji Hipotesis (Wald Test) Uji “Analisis Wald Test” yang digunakan untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan nilai signifikansi nya < 0.05. 1) Hipotesis 1 Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.137 (sig=0.548). Pada tingkatan siginifikan 0.548 > 0.05. Dengan demikian maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa merek produk (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap 8
keputusan pembelian (Y) Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di kota Padang 2) Hipotesis 2 Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.542 (sig=0.004). Pada tingkatan siginifikan 0.004 < 0.05. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kualitas produk (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di kota Padang. 3) Hipotesis 3 Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.766 (sig=0.005). Pada tingkatan siginifikan 0.005 < 0.05. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara Desain Produk (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di kota Padang. 4) Hipotesis 4 Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.313 (sig=0.254). Pada tingkatan siginifikan 0.254 > 0.05. Dengan demikian maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Label Produk (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di kota Padang. 5) Hipotesis 5 Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.015 (sig=0.955). Pada tingkatan signifikan 0.955 > 0.05. Dengan demikian maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemasan produk (X5) terhadap keputusan pembelian (Y) Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di kota Padang.
Pengaruh Merek Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang Pengujian hipotesis menunjukkan merek produk (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) Green Product Cosmetics Sariayu di Kota Padang, dengan nilai sig sebesar 0.548 > 0.05. Hal ini berarti merek produk tidak mempengaruhi keputusan pembelian kosmetik Sariayu. Tidak signifikannya merek produk terhadap keputusan pembelian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Baut (2011) yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara merek terhadap keputusan pembelian. Tidak signifikannya merek produk terhadap keputusan pembelian dapat diperjelas dari pendapat Patrick Hartmann et.al (2005) pada jurnalnya yang berjudul Green Branding Effects on Attitude: Functional Versus Emotional Positioning Strategies” yang menyatakan bahwa “There is little doubt about the strategic importance of a well-defined brand identity as a prerequisite for delivering brand value” Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya sedikit keraguan tentang pentingnya strategis identitas merek yang jelas sebagai prasyarat untuk memberikan nilai merek pada suatu produk disaat konsumen ingin membeli. Pada intinya merek yang ada pada green product khususnya pada kosmetik tidak menjadi bahan pertimbangan konsumen untuk memutuskan pembelian. Hal ini juga didukung dari penelitian yang dilakukan oleh Patrick De Pelsmacker, dkk (2005) yang berjudul “Consumer preferences for the marketing of ethically labelled coffee”. Penelitian mereka mengatakan bahwa “There is no significant difference between brand and label information toward buying decision of consumer.”
Dengan demikian, dalam penelitian ini didapati bahwa merek tidak berpengaruh secara signifikan atas keputusan pembelian Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang. Karena konsumen masih belum menyadari arti merek pada green product pada suatu kosmetik. Berarti merek produk yang mudah diucapkan, didengar , dan diingat oleh konsumen tidak mempengaruhi keputusan pembelian produk kosmetik Sariayu. Konsumen cenderung lebih menimbang faktor lain dalam memilih kosmetik. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang Dari uji hipotesis ditemukan bahwa kualitas produk (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di kota Padang, dengan nilai sig sebesar 0.004 < 0.05. Hal ini berarti kualitas produk akan mempengaruhi keputusan pembelian kosmetik Sariayu. Dapat diartikan bahwa produk dikatakan memiliki kualitas jika apa yang diharapkan konsumen sesuai dengan manfaat yang ada produk dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Handri (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Konsumen Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unversitas Negeri Malang” yang menyatakan bahwa kualitas menunjukkan bahwa 56,31% responden menyatakan terpengaruh dengan kualitas produk. Hasil signifikan pada kualitas produk terhadap keputusan pembelian sesuai juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka (2011) yang menyatakan variabel kualitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap sikap konsumen dalam membeli produk. Artinya konsumen sangat memperhatikan kualitas yang ada pada Green Product Cosmetics. Berdasarkan Tabel 2, dimana distribusi frekuensi variabel kualitas produk memiliki skor rata-rata 3,98 dengan tingkat capaian responden (TCR) 79,7%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih 9
menimbangkan kualitas pada Green Product Cosmetics untuk membeli kosmetik Sariayu Martha Tilaar. Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa kualitas produk menentukan keputusan pembelian konsumen terhadap Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar. Dengan demikian, perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas yang lebih ramah lingkungan dan aman untuk dipakai oleh konsumen. Pengaruh Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang Dari uji hipotesis ditemukan bahwa desain produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang, dengan nilai sig sebesar 0.005 < 0.05. Hal ini dapat diartikan bahwa desain produk mempengaruhi keputusan pembelian kosmetik Sariayu. Menurut Gitosudarmo (2000: 192) dalam Eka (2008), desain atau bentuk produk merupakan atribut yang sangat penting untuk mempengaruhi konsumen agar konsumen tertarik dan kemudian membelinya. Hal ini dikarenakan makin banyaknya konsumen yang mulai sensitif terhadap kebutuhan dan keinginannya terutama dalam masalah desain. Konsumen yang cenderung mempermasalah desain/rancangan memiliki pola pemikiran tersendiri dimana mereka menginginkan sesuatu (produk) yang berbeda dengan konsumen yang lainnya, agar dapat menjadi ciri khas bagi masing-masing konsumen tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2010) yang berjudul “Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian Kijang Innova Tipe G pada PT. Nasmoco Pemuda Semarang”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara harga, kualitas produk dan desain produk terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan Tabel 3, dimana distribusi frekuensi variabel desain produk memiliki skor rata-rata 3,97 dengan tingkat capaian 10
responden (TCR) 79,4%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih mementingkan desain pada Green Product Cosmetics untuk membeli kosmetik Sariayu Martha Tilaar. Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa desain produk menentukan keputusan pembelian konsumen terhadap Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar. Dengan demikian, perusahaan harus mampu membuat desain yang lebih menarik agar konsumen cenderung untuk membeli green product. Pengaruh Label Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang Dari hipotesis ditemukan bahwa label produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang dengan nilai signifikan sebesar 0.254 > 0.05. Hal ini berarti label produk tidak menimbulkan hasrat konsumen untuk membeli kosmetik Sariayu. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zaidi dan Muhammad (2012) yang berjudul Awareness of Pakistani Consumers towards Nutritional Labeling on Product Packaging in Terms of Buying Behavior. Hasil penelitian mereka mengatakan bahwa keterangan label nutrisi pada produk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian karena mereka butuh informasi tentang makanan (kadaluarsa). Tidak signifikannya label produk terhadap keputusan pembelian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Patrick De Pelsmacker, dkk (2005) yang berjudul “Consumer preferences for the marketing of ethically labelled coffee”. Penelitian mereka mengatakan bahwa “There is no significant difference between label information toward buying decision of consumer. Label information is less significant impact (p > 0.01) with low Beta of 0.448” Selain itu juga ada pendapat menurut Clare D’Souza (2006) dalam jurnalnya yang berudul “Green Products and Corporate
Strategy: An Empirical Investigation” yang menyatakan bahwa konsumen tidak menyadari hal-hal penting tentang keamanan lingkungan atau implikasi yang memungkinkan perusahaan untuk memberikan label pada produk. Ini mungkin bisa menjadi faktor kebingungan pelanggan pada umumnya. Beberapa peneliti menemukan bahwa konsumen memiliki masalah memahami informasi yang diberikan pada label produk. Misalnya: keprihatinan atas kekeliruan tentang atribut lingkungan produk dan informasi yang diberikan masih kurang jelas. Pengaruh Kemasan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang Dari hipotesis ditemukan bahwa kemasan produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang dengan nilai signifikan sebesar 0.955 > 0.05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Gitosudarmo (2000: 194) dalam Eka (2008) yang mengatakan bahwa kemasan yang baik adalah kemasan yang indah atau menarik yang dapat menambah hasrat untuk membeli, kemasan yang khas yang memudahkan pembeli untuk mengingat produknya, kemasan yang dapat melindungi kualitas (mutu) produk, memudahkan pengangkutan (transportasi), dan memudahkan penyimpanan dan penyusunan di rak took (show room). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan seharusnya mampu membuat produk tersebut menarik mungkin di mata konsumen. Konsumen di Kota Padang tidak tertarik pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar pada segi kemasan. Dalam hal ini telah membuktikan bahwa kemasa kosmetik Sariayu belum mampu menarik konsumen untuk membeli dikarenakan kurangnya warna dan gambar yang menarik, tidak praktis untuk dibawa kemana-mana, dan tidak mampu melindungi kualitas produk yang ada di dalamnya agar tetap bagus.
Tidak signifikannya kemasan produk terhadap keputusan pembelian sesuai penelitian yang dilakukan oleh Hokey Min and William P. Galle (1997) dalam jurnalnya yang berudul “Green Purchasing Strategies: Trends and Implications” yang menyatakan bahwa 64,9% responden percaya bahwa kemasan hijau tidak harus secara signifikan berbeda dari kemasan tradisional. Hal ini berarti pembelian secara profesional pada strategi kemasan hijau tidak mencakup kemajuan teknologi terbaru dalam desain kemasan. Ini artinya konsumen masih tidak mempedulikan bentuk kemasan yang baik untuk lingkungan. Mereka masih menganggap bahwa kemasan itu adalah sama dengan produk lainnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh atributatribut produk terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang, dapat disimpulkan bahwa hanya kualitas produk dan desain produk yang mempunya pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang. Hal tersebut dikarenakan, kosmetik Sariayu memiliki kualitas yang terpercaya dan desain yang menarik konsumen pada saat membeli. Sedangkan merek produk, label produk, dan kemasan produk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang. Saran Adapun saran yang dapat dikemuka-kan berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah: 1. PT. Martina Berto harus terus memberikan kualitas yang terpercaya kepada konsumen bahwa produk ini mengandung bahan yang tidak merusak kulit dan konsumen semakin yakin terhadap kualitas produk kosmetik tersebut sebagai Green Product Cosmetics. 2. PT. Martina Berto sebaiknya lebih memberikan suatu program pada 11
konsumen yang mengajak untuk mendaur ulang produk yang telah habis pakai dengan memberikan kembali produk tersebut kepada pihak Sariayu. Ini akan memberikan nilai yang lebih pada produk kosmetik yang ramah lingkungan 3. PT. Martina Berto juga harus meningkatkan desain produk pada kosmetiknya agar konsumen semakin tertarik dan berminat untuk membeli kosmetik tersebut. Seperti contoh: memberikan warna dan bentuk yang bervariasi sesuai jenis produknya. 4. PT. Martina Berto menciptakan inovasi pada produk kosmetik yang menyediakan berbagai macam ukuran agar konsumen pun bebas memilih sesuai pilihan dan selera mereka. DAFTAR KEPUSTAKAAN Armstrong, Gery dan Philip Kotler. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. _____________________________. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi ke12. Jakarta: Erlangga. Badan Pusat Statistik. (2010). Padang Dalam Angka. Kota Padang. Buchari
Alma. 2005. Management Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta: Bandung.
Boyd, et.al. _____. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Jakarta: Erlangga. De Pelsmacker ,Patrick, et.al. (2005). Consumer preferences for the marketing of ethically labelled coffee. Emerald Article: International Marketing Review, Vol. 22 No: 5, pp.512 - 530. D’Souza, et.al. 2006. “Green Product and Corporate Strategy: An Empirical Investigation”. Society and Business Review, Vol. 1 (2), pp. 144-157. Diakses pada tanggal 25 September 2012 dari 12
http://dro.deakin.edu.au/eserv/DU:30 008943/taghian-greenproducts-post2006.pdf Dergibson Siagian. 2006. “Moderasi Atribut Produk dan Niat Beli Konsumen Terhadap Hubungan Antara Keterlibata Produk dan Komitmen Merek.” Jurnal Manajemen Pemasaran. No. 2, vol. 13, pp 185196. Diakses tanggal 12 September 2012 dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal /13208185196_0854-8153.pdf Eka Laniasti Sihite. 2008. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Sikap Konsumen Pada Green Product Cosmetics (Studi Kasus Pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan) .Skripsi. USU: Medan. Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Handri
Dian Wahyudi.2005. “Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Konsumen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang”. Jurnal Eksekutif Vol. 2 (3). Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012.
Hendrickson, et. al. 2010. “Introduction to Green Design”. Green Design Initiative. Carnegie Mellon University: Pittsburgh PA. Diakses pada tanggal 25 September 2012 dari http://gdi.ce.cmu.edu/gd/education/gd edintro.pdf Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi kedua. Jakarta : Rajawali Pers. Idris. 2010. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS edisi revisi III. Padang. Himpro Manajemen Fakultas Ekonomi UNP. Min,H and Galle,W.1997. “Green Purchasing Strategies: Trends and Implications”.
International Journal of Purchasing and Materials Management. Summer 1997. Novian
Yuga Pamujo. 2011. Analisis Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Merchandise. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
Patrick Hartmann. et. al. (2005). Green Branding Effects On Attitude: Functional Versus Emotional Positioning Strategies. Emerald Article: Marketing Intelligence & Planning, Vol. 23 No: 1, pp. 9-29.
pp 156-168. Diakses tanggal 5 Agustus 2012 dari http://puslit.petra.ac.id/files/published /journals/IND/IND040602/IND04060 208.pdf Zaidi and Muhammad. 2012. Awareness of Pakistani Consumers towards Nutritional Labeling on Product Packaging of Buying Behavior”. International Journal of Business and Social Science Vol.3 (16). Diakses pada tanggal 23 September 2012 dari http://www.ijbssnet.com/journals/Vol _3_No_16_Special_Issue_August_20 12/11.pdf
Rizky Firmaulida. 2010. Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian Kijang Innova Tipe G pada PT. Nasmaco Pemuda Semarang. Skripsi. Semarang. Septin Puji Astuti, dkk. 2004. “Evaluasi Konsep Produk Dengan Pendekatan Green Quality Function Eployment II”. Jurnal Teknik Industri. Vol. 6 (2),
13
LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Merek Produk Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Merek Produk (X1) No Item
Pernyataan
STS (1)
TS (2)
KS(3)
S (4)
SS(5)
Mean
TCR (%)
Kriteria
Fi
% Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
1
8
8
77
77
14
14
4.04
80
Sangat Kuat
0
8
8
69
69
23
23
4.15
83
Sangat Kuat
0
15
15
60
60
25
25
4.10
82
Sangat Kuat
4.09
81.6
1
Merek kosmetik green Sariayu mudah dikenali
0
0
2
Merek kosmetik green Sariayu mudah diucapkan
0
0
3
Merek dari kosmetik green Sariayu Martha Tilaar mudah untuk diingat
0
0
1
0
0
Rerata
2. Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk (X2)
14
No Item
Pernyataan
4
STS (1)
TS (2)
KS(3)
S (4)
SS(5)
Sangat Kuat
Mean
TCR (%)
Kriteria
Fi
% Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
Kosmetik green Sariayu merupakan produk ramah lingkungan yang tidak menyebabkan kulit rusak
1
1
1
21
21
65
65
12
12
3.86
77.2
Kuat
5
Kosmetik green Sariayu menawarkan beraneka ragam produk sesuai dengan jenis kulit (berminyak, normal, kering)
0
0
1
7
7
69
69
23
23
4.14
82.8
Sangat Kuat
6
Kosmetik green Sariayu menawarkan produk yang memiliki daya tahan produk yang lama dan aman digunakan.
0
0
0
0
17
17
64
64
19
19
4.02
80.4
Sangat Kuat
7
Kosmetik green Sariayu menawarkan produk yang memiliki spesifikasi (bahan kandungan) yang sesuai keterangan pada kemasn
0
0
1
1
13
13
73
73
13
13
3.98
79.6
Kuat
1
1
8
Menurut saya keindahan dari tampilan Kosmetik green Sariayu menarik
0
0
0
0
20
20
67
67
13
13
Rerata
3.93
78.6
Kuat
3.98
79.7
Kuat
3. Distribusi Frekuensi Variabel Desain Produk Tabel 3 Distribusi Frekuensi Variabel Desain Produk (X3) No Item
Pernyataan
STS (1)
TS (2)
KS(3)
S (4)
SS(5)
Mean
TCR (%)
Kriteria
Fi
% Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
9
Bentuk dessain produk kosmetik green Sariayu mampu menarik saya untuk membeli.
0
0
0
25
25
71
71
4
4
3.79
75.8
Kuat
10
Kosmetik green Sariayu menyediakan berbagai ukuran pada produk agar saya bebas memilih produk sesuai kebutuhan saya
0
0
0
15
15
65
65
20
20
4.05
81
Sangat Kuat
11
Produk kosmetik green Sariayu memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dari merek kosmetik lainnya
0
0
0
16
16
61
61
23
23
4.07
81.4
Sangat Kuat
3.97
79.4
Kuat
0
0
0
Rerata
4. Distribusi Frekuensi Variabel Label Produk
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Variabel Label Produk (X4)
No Item
Pernyataan
STS (1)
TS (2)
KS(3)
S (4)
SS(5)
Mean
TCR (%)
Kriteria
Fi
% Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
12
Produk green kosmetik Sariayu mencantumkan dengan jelas nama perusahaannya.
0
0
0
7
7
73
73
20
20
4.13
82.6
Sangat Kuat
13
Produk green kosmetik Sariayu mencantumkan dengan jelas cara pemakaian produk.
0
0
0
7
7
72
72
21
21
4.14
82.8
Sangat Kuat
14
Produk green kosmetik Sariayu mencantumkan dengan jelas infrormasi tentang bahan utama yang terkandung.
0
0
0
23
23
56
56
21
21
3.98
79.6
Kuat
4.08
81.6
Sangat Kuat
0
0
0
Rerata
15
5. Distribusi Frekuensi Variabel Kemasan Produk Tabel 5 Distribusi Frekuensi Variabel Kemasan Produk (X5) No Item
Pernyataan
STS (1)
TS (2)
KS(3)
S (4)
SS(5)
Mean
TCR (%)
Kriteria
Fi
% Fi
%
Fi
%
Fi
%
Fi
%
0
16
16
74
74
10
10
3.94
78.8
Kuat
0
10
10
69
69
21
21
4.11
82.2
Sangat Kuat
0
16
16
63
63
21
21
4.05
81
Sangat Kuat
4.03
80.6
15
Produk green kosmetik Sariayu memberikan warna dan gambar kemasan yang sangat menarik
0
0
16
Kemasan produk green kosmetik praktis dibawa sesuai konsumen inginkan.
0
0
17
Kemasan produk green kosmetik Sariayu mampu melindungi kualitas produk yang ada di dalamnya agar tetap bagus
0
0
0
0
0
Rerata
Sangat Kuat
6. Distribusi Frekuensi Keputusan Pembelian (Y) Tabel 6 Distribusi Frekuensi Keputusan Pembelian (Y) No Item
Pernyataan
18
Tidak Membeli (0)
Membeli (1)
Memutuskan untuk membeli
Fi
%
Fi
%
72
72
28
28
Rerata
7. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik
Tabel 7 Hasil Uji Analisis Regresi Logistik B
a
Step 1
Merek (X1) Kualitas (X2) Desain (X3)
16
Label (X4)
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
-.137
.228
.361
1
.548
.872
.542
.190
8.167
1
.004
1.719
.766
.271
7.964
1
.005
2.151
- .313
.275
1.299
1
.254
.731
Kemasan (X5)
Constant
-.015
.262
.003
1
.955
.985
-13.000
4.122
9.946
1
.002
.000
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4,X5.
17