PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Download disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Kabupaten Bintan. Dalam penelitian ini yang menjadi...

0 downloads 726 Views 832KB Size
PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BINTAN

Naskah Publikasi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Administrasi Negara

NASKAH PUBLIKASI Oleh RIO WAHYU SUTRISNO NIM : 080563201036

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

1

ABSTRAK Dalam rangka meningkatkan kinerja pemrintahan, sangat jelas bahwa peranan disiplin kerja yang ditunjukkan oleh pegawai instansi pemerintah sangat dominan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai dan pencapaian tujuan organisasi maupun tujuan kepemerintahan secara optimal, yaitu tujuan, sasaran dan kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat sebagai pencerminan dari fungsi ke pemerintahan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hal-hal sebagai berikut : untuk mengetahui tingkat disiplin kerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, untuk mengetahui kinerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, dan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dan sampel adalah seluruh pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan yang berjumlah 50 orang dengan sampel 44 orang yang menggunakan rumus Slovin, sedangkan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kuantitatif yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang didasarkan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian statistik untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan konsep teoritis yang dikemukakan oleh Nitisemito (2001:98) mengenai Disiplin Kerja dan Mangkunegara (2007:67) mengenai kinerja pegawai yang telah penulis paparkan, maka penulis dapat mengambil dasar pembahasan penelitian sekaligus sebagai dasar dalam perumusan hipotesa, sebagai titik tolak dalam pembahasan penelitian ini yaitu : jika disiplin kerja pegawai tinggi maka ada kecendrungan kinerja pegawai pada di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan akan meningkat. Hasil dari penelitian ini adalah Disiplin kerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya telah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rata-rata tanggapan atas pelaksanaan indikator-indikator yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan pada kategori baik, yaitu : Disiplin kerja 25 orang atau 56,82%, Disiplin terhadap waktu 23 orang atau 52,27%, Tujuan dan peraturan 25 orang atau 56,82%, Teladan pimpinan 31 orang atau 70,45%, Sanksi hukuman 1 orang atau 2,27%. Serta Kinerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya telah dapat ditingkatkan dengan baik, proporsi tanggapan yang terbesar pada kategori baik, yaitu : Tanggung jawab pribadi 32 orang atau 72,73%, Prakarsa inisiatif 32 orang atau 72,73%, Tujuan realitis 31 orang atau 70,45%, Rencana kerja 35 orang atau 79,55% dan Memanfaatkan umpan balik konkrit 34 orang atau 72,27%. Kesimpulan bahwa korelasi antara Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga berdasarkan analisa dengan menggunakan SPSS 17 terdapat pengaruh yang kuat, dimana semakin baik disiplin kerja pegawai, maka semakin meningkat kinerja pegawai. Adapun saran-saran yang ditunjukan kepada pimpinan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, yaitu diantaranya perlu adanya peningkatan jenjang pendidikan formal maupun non formal bagi pegawai, pimpinan harus memberikan pembinaan dan bimbingan bagi

2

pegawai. Dalam peningkatan kinerja juga ditemukan adanya kelemahan khususnya dalam indikator tanggungjawab pribadi agar pegawai menyadari tugas-tugasnya dengan baik.

3

ABSTRACT In order to improve the performance of government , it is clear that the role of labor discipline shown by employees of government agencies are very dominant in order to improve employee performance and achievement of organizational goals and objectives of governance optimally , the goals, objectives and activities carried out by government agencies should be accountable to the community as a reflection of the function to good governance The purpose of this study was to know things as follows : to determine the level of labor discipline of employees in the Office of Education, Youth and Sports Bintan regency , to determine the performance of employees in the Office of Education, Youth and Sports Bintan regency , and to determine the effect of labor discipline on employee performance in the Office of Education, Youth and Sports Bintan regency . In this study, the sample population is all employees in the Office of Education, Youth and Sports Bintan regency totaling 50 people with samples of 44 people using Slovin formula, while the sample used was saturated sampling. The research methods used by the author is a quantitative method that can be interpreted as a method of study based on a sample philosophy of positivism, is used to examine the population or a particular sample, collecting data using statistical research instruments to test the hypothesis that has been set. Based on the theoretical concepts put forward by Nitisemito (2001: 98) regarding the Work Discipline and Mangkunagara (2007: 67) regarding the performance of employees who have been the authors describe, the writer can take a basic discussion of the study as well as a basis for the formulation of hypotheses, as a starting point in the discussion of research This is: if employees work discipline is high then there is a tendency on the performance of employees in the Office of Education, Youth and Sports Bintan District will increase. Results from this study is Discipline employee in the Office of Education, Youth and Sports Bintan district has been basically can be implemented properly . It can be seen from the calculation of the average response to the implementation of the indicators showed that most respondents to respond in either category , namely : Discipline employment of 25 people or 56.82 % , Discipline against time 23 people or 52.27 % , objectives and regulations of 25 people or 56.82 % , Exemplary leadership of 31 people or 70.45 % , Sanctions sentence 1 or 2.27% . Performance as well as employees in the Office of Education, Youth and Sports Bintan district has been basically can be improved with a good proportion of the largest responses in both categories , namely : Personal responsibility 32 people or 72.73 % , the initiative Initiative 32 people or 72.73 % , a realistic objective 31 people or 70.45 % , work plan 35 people or 79.55 % and Utilizing feedback concrete 34 or 72.27 %. The conclusion that the correlation between the Effects of Work Discipline Against Employee Performance Office of Education Youth and Sports based analysis using SPSS 17 there is a strong influence , where the better disciplined employee , the increased performance of employees . As for suggestions addressed to the leadership of the Office of Education, Youth and Sports Bintan regency , some of them need to increase the level of formal and non-formal education for employees , leaders must provide coaching and guidance for employees . In the performance improvement was also found weaknesses in particular in the indicator of personal responsibility that employees realize their duties properly.

4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi atau instansi pemerintah sangat ditentukan oleh faktor pegawai sebagai aparatur pemerintah, kualitas pegawai kemampuan pegawai atau aparatur melaksanakan dan menyelesaikan tugas secara baik dan dapat bekerja sama dengan tingkat produktivitas yang tinggi memungkinkan tujuan organisasi tercapai secara maksimal. Untuk mencapai tujuan organisasi secara maksimal diperlukan pegawai yang memiliki sikap dan perilaku yang disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan, karena dengan rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi sehingga dapat mengacu kepada nilai-nilai yang berlaku, sehingga masyarakat yang memperoleh dampak yang positif dari pelayanan pemerintah. Masalah disiplin bagi kalangan pegawai negeri sipil sudah ada diatur dengan jelas tentang kewajiban yang harus ditaati dan hak larangan yang tidak boleh dilanggar, sebagaimana yang telah dituangkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, memberikan pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Salah satu unsur yang mendukung tercapainya tujuan dalam organisasi adalah disiplin yang merupakan cerminan tindakan kesadaran dan itikat baik yang didasarkan atas kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku guna tercapainya pelaksanaan tugas dan pencapaian hasil kerja yang berhasil guna dan berdaya guna. Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabuapten Bintan adalah salah satu instansi pemerintah yang senantiasa berhubungan dengan masyarakat khususnya masyarakat yang berkaitan dan memerlukan urusan pendidikan, berbicara tentang pendidikan adalah merupakan kontribusi yang sangat tinggi bagi kelangsungan negara umumnya pada pendidikan khususnya, oleh karena itu instansi ini yang tugasnya adalah pelayanan terhadap masyarakat pendidikan maka dituntut tingkat disiplin kerja yang tinggi untuk melakukan pelayanan yang maksimal. Faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan kerja pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yang mempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya pegawai yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja yang baik karena waktu kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

5

B. Perumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa disiplin kerja pegawai sangat menentukan penyelenggaraan suatu organisasi yang dapat menjadi daya dorong bagi peningkatan kinerja dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini dalam pelayanan masyarakat yang bergerak dibidang pendidikan. Dengan demikian untuk mengarahkan penulis dalam rangka memperoleh jawaban atas masalah yang telah dikemukakan diatas maka perumusan masalah yang dapat ditarik adalah “Seberapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Dinas Pendidikan Dan Olahraga Kabupaten Bintan ? C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui disiplin kerja pegawai pada kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan. 2) Untuk mengetahui kinerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan. 3) Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan. Kegunaan Penelitian adalah sebagai berikut: 1) Hasil penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan masukan bagi pimpinan dan pegawai kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, dalam usaha meningkatkan disiplin pegawai dan kinerja yang lebih baik. 2) Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya, agar pengkajian masalah disiplin kerja dan kinerja pegawai kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dapat lebih mendalam serta dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan umumnya ilmu pemerintahan khususnya. D. Hipotesa Beberapa pendapat yang telah diuraikan pada kerangka teori diatas, telah memberikan gambaran bahwa antara disiplin kerja pegawai dengan kinerja pegawai yang optimal, diduga memiliki hubungan saling mempengaruhi. Atas dasar pendapat yang dikemukakan oleh Hasibuan (2009:9-10) mengenai Disiplin Kerja, dan Prawirasento (1997:27) mengenai Kinerja, maka penulis merumuskan suatu Hipotesa. Hipotesa ini diajukan dengan maksud untuk memberikan jawaban sementara terhadap permasalahan dan disesuaikan dengan bahan-bahan yaitu : Ha : Ada pengaruh antara disiplin kerja pegawai terhadap kinerja pegawai. Ho : Tidak ada pengaruh antara disiplin pegawai terhadap kinerja pegawai. Hipotesa tersebut terdiri dari 2 Variabel, yaitu sebagai berikut : Variabel bebas (Disiplin Kerja Pegawai), yang memiliki indikator sebagai berikut :

6

a. b. c. d. e.

Absen terhadap waktu Disiplin terhadap perbuatan Tujuan dan kemampuan Teladan pimpinan Sanksi hukuman

Variabel Terikat (Kinerja), yang memiliki indikator sebagai berikut : a. Tanggung jawab b. Prakarsa (inisiatif) c. Tujuan realitas d. Rencana kerja e. Memanfaatkan umpan balik positif E. Konsep Operasional dan Pengukuran Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan, maka diperlukan kerangka penelitian yang membantu proses pelaksanaan penelitian untuk menyamakan persepsi terhadap konsep-konsep yang masih abstrak sifatnya. Konsepkonsep tersebut dioperasionalkan agar hasil dari penelitian yang akan dilakukan dapat lebih mencapai tujuan, maka penulis membuat batasan pembahasan atau konsep operasional pelayanan. Konsep operasional adalah upaya mendefinisikan atau membatasi ruang lingkup masalah penelitian sesuai dengan variabel dan indikator yang telah ditetapkan berdasarkan teori yang nantinya akan diterapkan dalam melaksanakan pengukuran dilapangan, sehingga tidak terjadi perbedaan penafsiran dalam penelitian ini. Selanjutnya untuk mengetahui konsep operasional dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah suatu sikap mental seseorang atau suatu bentuk kewajiban atau ketaatan pegawai dalam hal ketepatan waktu dan kepatuhan untuk mentaati semua peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan sebelumnya agar pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dalam rencana kerja, yang meliputi beberapa Dimensi : a. Disiplin terhadap waktu / Absensi terhadap waktu Adalah tingkat kehadiran pegawai dilingkungan kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Bintan yang aktif dapat dilihat dari absensi (ketidakhadiran) dalam pelaksanaan kerja maupun dilihat dari aktivitas pada jam-jam kerja. Dengan demikian, indikator absensi terhadap waktu ini memiliki unsur sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.

Absensi (ketidakhadiran/tidak masuk kerja) Tidak terlambat tiba dikantor Tidak pernah meninggalkan kantor sebelum waktunya Tidak terlambat dalam penyelesaian pekerjaan.

7

b. Disiplin terhadap perbuatan Adalah disiplin yang mengharusakan pegawai dilingkungan kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten bintan untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam lingkungan kerja atau dengan kata lain, kepatuhan terhadap peraturanperaturan yang berlaku maupun kepatuhan terhadap perintah atasan/pimpinan. Dengan demikian, indikator disiplin terhadap perbuatan ini mencakup unsur sebagai berikut : 1. 2. -

Patuh terhadap peraturan yang berlaku Melaksanakan sesuai aturan Patuh terhadap perintah atasan/pimpinan Melaksanakn tugas dari atasan hingga tuntas

c. Tujuan dan peraturan Adalah pelaksanaan disiplin kerja yang dilakukan dilingkungan kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga yang sesuai dengan organisasi kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga dalam menerapkan disiplin. Dengan demikian, indikator tujuan dan kemampuan ini mengandung unsur sebagai berikut: 1. Penerapan disiplin sesuai tujuan organisasi 2. Penerapan disiplin sesuai dengan peraturan d. Teladan pimpinan Adalah sikap perbuatan yang ditunjukkan oleh pimpinan dikantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan yang dapat dijadikan contoh (panutan) bagi seluruh pegawai dilingkungan kantor dalam rangka penegakkan disiplin kerja pegawai. Dengan demikian, indikator teladan pimpinan meliputi unsur sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.

Menghargai waktu Sikap ketegasan Sikap kejujuran Tanggung jawab.

e. Sanksi hukuman Adalah upaya untuk mengembangkan sikap yang layak dari pegawai dilingkungan kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam menjalankan tugaas/pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu dengan memberikan sanksi hukuman kepada pegawai yang melakukan pelanggaran. Dengan demikian, indikator sanksi hukuman meliputi unsur sebagai berikut : 1. Sanksi positif (memberikan teguran lisan/tertulis, dan saran/nasehat) 2. Sanksi negatif (skorsing, pembebasan jabatan, penurunan pangkat dan pemecatan).

8

2. Kinerja Adalah sikap mental dalam bekerja dari seseorang pegawai dilingkungan kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang dinilai oleh pimpinan sangat memuaskan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara optimal. Kinerja pegawai tersebut dapat diukur dari indikator-indikator yang akan diteliti dalam penelitian ini yang meliputi : a. Tanggung jawab pribadi Adalah sikap atau prilaku pegawai dalam pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan adanya tanggung jawab pribadi yang tinggi. Dimana segala sesuatu yang telah digariskan atau diperintahkan telah dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Indikator tanggung jawab yang tinggi ini mengandung unsur sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.

Mentaati peraturan atau peraturan Melaksanakan tugas dengan prinsip ketuntasan Memilik pola kerja yang baik Mampu menghargai waktu.

b. Prakarsa waktu Adalah sikap atau prilaku pegawai dalam pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan adanya upaya selalu dapat mengambil prakarsa atau sesuatu kondisi yang seharusnya ia lakukan/kerjakan tanpa harus menunggu perintah atasan. Dengan demikian indikator prakarsa ini memiliki unsur sebagai berikut : 1. Mampu melaksanakan pekerjaan secara tuntas tanpa harus menunggu perintah 2. Hasil kerjanya dinilai cepat 3. Hasil kerjanya dinilai memuaskan. c. Tujuan realitas Adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan adanya penataan tujuan yang akan dicapai pada masa mendatang guna pengembangan karirnya. Indikator tujuan realitas tersebut memiliki unsur sebagai berikut : 1. Tujuan sesuai dengan akal kemampuannya 2. Tujuan jelas dan mudah dicapai 3. Keselarasan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. d. Rencana kerja Adalah sikap atau prilaku pegawai dalam pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan adanya perencanaan kerja yang disusun dengan baik guna melaksanakan tugas-tugasnya secara baik pula. Dengan demikian indikator rencana kerja memiliki unsur sebagi berikut : 1. Dilandasi pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi

9

2. Dirumuskan secara jelas 3. Adanya tenggang waktu pencapaian. e. Memanfaatkan umpan balik Adalah sikap atau prilaku pegawai dalam pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan adanya upaya tindak lanjut dari pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, sehingga perubahan-perubahan situasi dan kondisi pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan dapat diselaraskan dengan baik. Dengan demikian indikator memanfaatkan umpan balik yang konkret tersebut memiliki pengukur sebagai berikut : 1. Adanya upaya penilaian atau evaluasi 2. Menerima saran/kritikan dari rekan sejawat atau pimpinan 3. Interprestasi positif atas hukuman dan ganjaran dari organisasi. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bersifat kuantitatif, menurut Sugiyono (2010:89) “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dari pengertian diatas bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antara variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah menganalisis data dalam pengujian hipotesis statistik. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa masalah disiplin kerja dan kinerja merupakan konsep yang abstrak atau fenomena sosial yang perlu diteliti untuk mengetahui hubungan/pengaruh diantara kedua variabel tersebut dengan menggunakan penelitian kuantitatif. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Bintan Jalan Raya Tanjung Uban KM 42, Kecamatan Bandar Seri Bentan, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau, alasan mengambil lokasi kantor ini karena masih ditemukan adanya permasalahan kinerja pegawai yang diduga disebabkan oleh kurangnya disiplin pegawai selain itu penulis memandang bahwa masalah tersebut sangat menarik mengingat disiplin kerja dan kinerja merupakan fenomena lama sekaligus fenomena baru pada instansi atau lembaga pemerintah maupun swasta, namun masih menjadi hambatan dalam penyelenggarannya. 3. Populasi Menurut Sugiyono (2003:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berkenaan dengan itu, yang

10

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawain Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan yang berjumlah 44 orang. 4. Sampel Menurut Sugiyono (2003:62) sampel adalah kajian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki populasi. Adapun sampel yang penulis gunakan adalah sampling jenuh yaitu teknik pengumpulan data dimana jumlah responden yang ada pada populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini atau dengan kata lain merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara sensus/sampling jauh. 5. Sumber dan jenis data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu : a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui hasil wawancara dengan responden. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui catatan-catatan tertulis yang sudah tersedia yang diperoleh dari pihak kedua. 6. Teknik Alat dan Pengumpulan Data 1

2

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara memberikan lembaran pertanyaan yang mana responden mengisi sendiri jawabannya, alat pengumpulan data adalah angket. Wawancara adalah proses pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai pelaksanaan disiplin pegawai kepada informasi kunci, dan alat pengumpul data adalah pedoman wawancara.

7. Analisis Data Dalam penelitian ini analisa yang dilakukan adalah analisis data deskriptif kuantitatif dengan menggunakan program SPSS 17. Dalam penelitian ini kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Sedangkan untuk menilai masing-masing variabel pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai tinggi atau rendah, maka penulis menggunakan rataan hitung. Dengan menggunakan korelasi product momen untuk menguji hipotesis hubungan antara 1 variabel indepen dengan 1 variabel dependen. Adapun menurut Arikunto (2010 : 170) rumus koefisien korelasi pearson sebagai berikut : ∑ (∑ )(∑ ) √(



(∑

) )(



(∑ ) )

Ket : N = total sampel penelitian ∑x = total jawaban responden terhadap disiplin kerja ∑y = total jawaban responden terhadap kinerja pegawai

11

∑ total jawaban responden disiplin kerja yang di kuadratkan ∑ total jawaban responden kinerja pegawai yang di kuadratkan ∑xy = total jawaban responden disiplin kerja dan kinerja pegawai yang di kuadratkan Untuk mempermudah melihat hubungan korelasi antara variabel x dan y maka penulis membuat tabel interprestasi koefisien sebagai berikut : Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00

Sangat Rendah / Sangat Lemah Rendah / Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat

Untuk menguji hipotesis dibantu dengan tabel nilai-nilai product moment sugiyono (2009 : 219) untuk 44 responden, taraf kesalahan 1% atau α = 0,01 maka harga r = 0,001. Menurut sugiyono (2009 : 215) bahwa ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak, tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Selanjutnya penulis menggunakan koefisien penentu ( KP ) agar dapat menganalisa seberapa besar konstribusi variabel pengaruh disiplin kerja dengan kinerja pegawai dengan rumus kp = x 100%. Ket : r nilai koefisien korelasi.

12

BAB II LANDASAN TEORI A. Disiplin Menurut Hasibuan definisi Disiplin adalah “kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahan, Badan atau organisasi dan norma-norma social yang berlaku, sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang secara sukarela mentaati semua peratuaran dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya jadi karyawan akan mematuhi dan mengerjakansemua tugasnya dengan baik bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, atau tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan dengan peraturan organisasi atau badan yang tertulis maupun tidak “. Untuk mengetahui lebih jelas tentang disiplin kerja, menurut Hasibuan perlu dipahami indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan pada suatu perusahaan yaitu diantaranya : 1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal, hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada sesorang karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan. Tetapi jika pekerjaan itu diluar kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan akan rendah. 2. Teladan Pimpinan Dalam menentukan disiplin kerja karyawan maka pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik, jika dia sendiri kurang berdisiplin. Hal inilah yang mengharuskan agar pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik, supaya para bawahan pun berdisiplin baik. 3. Balas Jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya/perusahaan. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan beserta keluarganya. 4. Keadilan Keadilan mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, apabila keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. 5. Waskat Waskat (pengawasan melekat) harus dijadikan suatu tindakan yang nyata dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan karena dengan waskat ini berarti atasan harus aktif dan langsgung mengawasi perilaku dan prestasi bawahan. Dengan waskat ini atasan secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu dan bukan hanya kedisiplinan kerja saja, tetapi harus berusaha mencari sistem kerja yang lebih efektif. 6. Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Berat ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk

13

setiap tingka tindakan indisipliner, bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan. 7. Ketegasan Pimpinan harus berani tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuam yang tealah ditetapkan. 8. Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan/pekerjaan. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. B. Kinerja Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Menurut Mangkunegara (2000:67) “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Lalu selanjutnya menurut Mc.Clelland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001:68) berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjut Mc.Clelland, mengemukakan 6 karakterisitik dari seseorang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1. 2. 3. 4.

Memiliki tanggung jawab tinggi Berani mengambil resiko Memiliki tujuan yang realistis Memili rencana kerja yang meneyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan 5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan C. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja mempunyai keterkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan. Dimana Disiplin sebagai variabel X dan Kinerja sebagai variabel Y. Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas (2001: 190), secara teoritis ada dua kelompok variabel yang memengaruhi kerja dan kinerja, yaitu: variabel individu, variabel organisasi. Kedua kelompok variabel tersebut memengaruhi kelompok kerja yang pada akhirnya memengaruhi kinerja karyawan. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran atau tugas. Berdasarkan pendapat diatas mengatakan bahwa apabila kinerja karyawan ingin lebih baik perlu adanya disiplin kerja yang jelas yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan bersangkutan, sehingga dengan adanya disiplin kerja akan tahu posisi tertinggi dalam kinerja. Seperti yang dikemukakan oleh teori Gotterfredson (2001:144) “kinerja

14

karyawan banyak dipengaruhi oleh perhatian manajemen terhadap kebutuhan karyawan, salah satunya dengan diperolehnya posisi pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan. Berkaitan dengan kinerja karyawan tidak terlepas dari adanya motivasi yang berupa disiplin kerja yang tepat yang memberikan daya dorong bagi peningkatan semangat kinerja yang tinggi. Dalam hal ini peranaan pimpinan dalam memberikan motivasi kepada seluruh karyawan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga agar dapat menampilkan kinerja yang diharapkan sesuai denga tugas pokok dan fungsinya mengingat pegawai Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga adalah manusia biasa yang tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang memungkinkan kehilangan motivasi atau daya dorong untuk untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga perlu upaya-upaya yang berkelanjutan yang dilalui oleh intansi kantor guna memelihara, mempertahankan serta meningkatkan motivasi para karyawanya melalui serangkaian langkah-langkah yang tepat sesuai kebutuhan. Berkaitan dengan hal ini jelasa ada pengaruh positif dari adanya disiplin kerja terhadap kinerja yang akan menghasilkan kinerja yang diharapkan oleh sebuah organisasi. Serta keahlian dan kecakapan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

15

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Bintan Jalan Raya Tanjung Uban KM 42, Kecamatan Bandar Seri Bentan, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau, alasan mengambil lokasi kantor ini karena masih ditemukan adanya permasalahan kinerja pegawai yang diduga disebabkan oleh kurangnya disiplin pegawai selain itu penulis memandang bahwa masalah tersebut sangat menarik mengingat disiplin kerja dan kinerja merupakan fenomena lama sekaligus fenomena baru pada instansi atau lembaga pemerintah maupun swasta, namun masih menjadi hambatan dalam penyelenggarannya. B. Keadaan Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan Untuk mengetahui pelaksanaan kearsipan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, penulis ingin melihat karakteristik responden diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Untuk mengetahui keadaan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel III.I Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin Jumlah Persentase (Orang) (%) 1. Laki-laki 14 31,81 2. Perempuan 30 68,18 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel II>I di atas dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 14 orang atau 31,81% yang berjenis kelamin laki-laki, dan 30 orang atau 68,18% berjenis kelamin perempuan. 2. Karakteristik responden berdasarkan umur Selanjutnya identitas responden kelompok umur dapat dilihat dari tabel berikut ini :

No 1. 2. 3. 4.

Tabel III.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kelompok Umur Jumlah (Tahun) (Orang) 20-26 4 27-33 16 34-40 14 41-54 10 Jumlah 44

Persentase (%) 9,09 36,36 31,81 22,74 100

16

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel II.2 yang penulis jelaskan diatas dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 4 orang atau 9,09% yang berusia 20 sampai 26 tahun, dan 16 orang atau 36,36% yang berusia 27-33, dan yang 14 orang atau 31,81% yang berusia 34 sampai 40, serta 10 orang atau 22,74% yang berusia 41 sampai 54 tahun. 3. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel III.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja No Masa Kerja Jumlah Persentase (Orang) (%) 1. 1-10 15 34,09 2. 11-20 20 45,45 3. 21-30 9 20,46 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel II.3 dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 15 responden atau 34,09% dengan masa kerja 1 sampai 10 tahun, 20 responden atau 45,45% dengan masa kerja 11 sampai 20 tahun, serta 9 responden atau 20,46% dengan masa kerja 21 sampai 30 tahun. 4. Karakteristik responden berdasarkan pangkat atau golongan Karakteristik responden berdasarkan pangkat atau golongan dikemukakan dalam tabel dibawah ini: Tabel III.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan No Jabatan Jumlah Persentase (orang) (%) 1. Kabid 4 9,09 2. Kasi 8 18,19 3. Staff 32 72,72 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel II.4 ditas dapt dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 4 orang atau 9,09% yang memliki jabatan kabid, 8 orang atau 18,19% yang memliki jabatan kasi, serta 32 orang atau 72,72% yang memiliki jabatan staff. 5. Karakteristik responden berdsaraka tingkat pendidikan Untuk karakteristik responden berdsarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

17

Tabel III.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Jumlah Jumlah Persentase (Orang) (%) 1. Sma 16 18,18 2. DIII 10 22,72 3. S.I 10 22,72 4. S.II 16 36,38 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel II.5 dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 16 orang atau 18,18% berdasarkan tingkat pendidikan sma, 10 orang atau 22,72 berdasarkan tingkat pendidikan DII, 10 orang atau 22,72% berdasarkan tingkat pendidikan S.I, serta 16 orang atau 36,38% berdasarkan tingkat pendidikan S.II.

18

BAB IV PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BINTAN A. Karakteristik Responden Sebelum mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, penulis melihat karakteristik responden diantaranya sebagai berikut : 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Untuk mengetahui keadaan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel bawah ini : Tabel IV.I Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin Jumlah Persentase (Orang) (%) 1. Laki-laki 14 31,81 2. Perempuan 30 68,18 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel IV.I di atas dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 14 orang atau 31,81% yang berjenis kelamin laki-laki, dan 30 orang atau 68,18% berjenis kelamin perempuan. Dalam masa sekarang ini memang pemahaman dan wawasan masyarakat sudah berubah sejalan dengan perubahan paradigma mengenai paham emansipasi dan kesetaraan gender, dimana antara laki-laki dan perempuan tidak ada diskriminasi untuk melakukan aktivitas apapun guna menunjang pembangunan nasional, termasuk dalam melaksananakan usaha meningkatkan disiplin kerja guna mencapai kinerja tinggi di kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten bintan. Jadi untuk melihat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja berdasarkan jenis kelamin, bahwa meskipun pegawai perempuan lebih besar, tidak menutup kemungkinan bagi pegawai laki-laki untuk dapat berbuat yang maksimal, dengan aktifitasnya dalam meningkatkan kinerja melalui penerapan disiplin yang tingi, sehingga nantinya dapat meningkatkan kinerja organisasi kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten bintan secara keseluruhan. Jadi dengan demikian, pegawai laki-laki maupun perempuan sesungguhnya memiliki peranan, hak dan tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan kinerja yang optimal melalui peningkatan disiplin kerja pegawai yang tinggi di kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten bintan. Selanjutnya untuk mengetahui karakteristik responden dilihat dari berdasarkan umur sebagaimana penulis kemukakan pada tabel berikut ini:

19

2. Karakteristik responden berdasarkan umur Selanjutnya identitas responden kelompok umur dapat dilihat dari tabel berikut ini:

No 1.

Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kelompok Umur Jumlah (Tahun) (Orang) 20-26 4

Persentase (%) 9,09

2.

27-33

16

36,36

3.

34-40

14

31,81

4.

41-54

10

22,74

44

100

Jumlah

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel IV.2 yang penulis jelaskan diatas dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 4 orang atau 9,09% yang berusia 20 sampai 26 tahun, dan 16 orang atau 36,36% yang berusia 27-33, dan yang 14 orang atau 31,81% yang berusia 34 sampai 40, serta 10 orang atau 22,74% yang berusia 41 sampai 54 tahun. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden sebagian berusia 2740 tahun, yaitu sebanyak 30 orang. Kondisi umur responden yang demikian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada tingkat usia yang produktif yang memungkinkan bagi mereka untuk memiliki motivasi dan semangat yang tinggi untuk mendukung terwujudnya kehidupan organisasi kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten bintan dalam meraih tujuanya yang lebih baik melaui pelaksanaan disiplin kerja yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai yang tinggi, sehingga nantinya dapat meningkatkan kinerja pegawai yang bagus, sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten bintan sesuai yang diharapakan. Untuk kelompok umur 40 tahun keatas dan 54 tahun yaitu sebanyak 10 juga tidak menutup kemungkinan untuk diharapkan dapat memberikan dorongan yang tinggi bagi upaya pelaksanaan disiplin kerja dan kinerja pegawai yang tinggi, sehingga kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten bintan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Jadi untuk melihat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja berdasarkan jenis umur, bahwa responden sebagian berusia 27-40 tahun, yaitu sebanyak 30 orang dimana masih memiliki semangat dan motivasi yang tinggi, dan untuk kelompok umur 40 tahun keatas dan 54 tahun yaitu sebanyak 10 tidak menutup kemungkinan untuk merasa lebih diharapkan. Dengan memberikan bimbingan kepada yang lebih muda. Selanjutnya, untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan masa kerja, maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

20

3. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja No

Masa Kerja

Jumlah Persentase (Orang) (%) 1. 1-10 15 34,09 2. 11-20 20 45,45 3. 21-30 9 20,46 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015

Dari tabel IV.3 dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 15 responden atau 34,09% dengan masa kerja 1 sampai 10 tahun, 20 responden atau 45,45% dengan masa kerja 11 sampai 20 tahun, serta 9 responden atau 20,46% dengan masa kerja 21 sampai 30 tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa pegawai kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kinerja yang tinggi melalui penerapan disiplin kerja yang baik. Jadi untuk melihat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja berdasarkan masa kerja, dengan masa kerja yang relatif lama, diharapkan pegawai dapat lebih mampu memahami akan pentingnya kinerja dan disiplin kerja pegawai secara baik serta lebih berpengalaman dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan. Selanjutnya untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jabatan, sebagai berikut: 4. Karakteristik responden berdasarkan jabatan Karakteristik responden berdasarkan jabatan dikemukakan dalam tabel dibawah ini: Tabel IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan No

Jabatan

Jumlah Persentase (orang) (%) 1. Kabid 4 9,09 2. Kasi 8 18,19 3. Staff 32 72,72 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel IV.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 4 orang atau 9,09% yang memliki jabatan kabid, 8 orang atau 18,19% yang memliki jabatan kasi, serta 32 orang atau 72,72% yang memiliki jabatan staff.

21

Dengan komposisi jabatan responden yang demikian, menunjukkan bahwa kondisi organisasi relatif ideal dimana unsur pimpinan memiliki bawahan yang cukup relatif banyak, sehingga memudahkan dalam pengawasan dan rentang kendali organisasi. Jadi untuk melihat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja berdasarkan jabatan Kabid dan Kasi cukup ideal dalam mengawasi para staff sehingga diharapkan dapat memacu gairah kerja para pegawai guna meningkatkan disiplin kerja serta kinerja pegawai yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kinerja organisasi kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan secara keseluruhan. Selanjutnya untuk mengetahui keadaan responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut 5. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Untuk karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Jumlah Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Sma 10 10,10 2. DIII 12 22,72 3. S.I 14 31,81 4. S.II 16 36,38 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Dari tabel IV.5 dapat dilihat bahwa dari 44 responden terdapat 16 orang atau 10,10% berdasarkan tingkat pendidikan SMA, 12 orang atau 22,72 berdasarkan tingkat pendidikan DII, 14 orang atau 31,81% berdasarkan tingkat pendidikan S.I, serta 16 orang atau 36,38% berdasarkan tingkat pendidikan S.II. Kondisi yang demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian responden pada dasarnya masih memiliki tingkat pendidikan yang baik. Hal ini diharapkan dapat mempengaruhi responden dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajibanya sebagai pegawai dilingkungan kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan guna mewujudkan tujuan organisasi untuk senantiasa dapat keseluruhan . Jadi untuk melihat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja berdasarkan tingkat pendidikan tidak menutup kemungkinan tingkat pendidikan S.I dan S.II merasa lebih tinggi, untuk berusaha membimbing tingkat pendidikan yang dibawahnya. Sehingga, pada akhirnya dapat menunjukkan kinerja organisasi secara optimal melaui peningkatan disiplin pegawai kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan para pegawai yang sudah relatif mamadai. Selanjutya untuk mengetahui hasil penelitian terhadap variabel disiplin kerja dan variabel kinerja pegawai dapat dianalisa sebagai berikut: B. Analisis Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dalam rangka menciptakan suatu keadaan yang diharapkan oleh Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka perlu disiplin kerja pegawai. Salah satu maksud dan tujuan dari adanya disipin kerja pegwai adalah agar pegawai dapat menentukan sikap di dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari, sehingga semua tugas

22

yang menyangkut tanggung jawabnya dapat dikerjakan dengan tertib dan lancar. Selain kewajiban-kewajiban tersebut diatas terdapat pula bemacam-macam larangan yang tidak dibenarkan untuk dilakukan oleh setiap pegwai. Langkah-langkah yang diambil dalam rangka menindak para pegawai yang melakukan pelanggaran, tidak dilakukan secara tetap untuk setiap jenis pelanggaran. Artinya jika pelanggar telah dikenakan teguran peringatan lisan tetapi tidak mengindahkanya maka akan dikenakan peringatan berikutnya. Langkah-langkah diatas merupakan salah satu prosedur penetapan hukuman yang sangat efektif dan dapat dikatakan cukup baik. Pencapaian disiplin kerja merupakan sasaran yang diharapakan oleh suatu organisasi dan salah satu cara untuk mencapai sasaran ini adalah dengan menerapkan dan menegakkan disiplin kerja pegawai. Di dalam memecahkan masalah penelitian ini perlu disertai dengan data-data yang bersifat uraian dan gambar tabel, karena hal tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai disiplin kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan serta untuk melihat apakah penegakan disiplin itu sudah berjalan dengan baik yang dikaitkan dengan daftar absensi, keterlambatan dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku. Berikut ini penulis membahas dan menganalisis data-data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dan hasil kuesioner yang diisi oleh para pegawai di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan. Untuk mengetahui pelaksanaan disiplin kerja, maka penulis akan menyajikan data yang diperoleh berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada 44 orang pegawai pada setiap bagian pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dengan mengukur indikator-indikator sebagai berikut : 1. Absensi terhadap waktu Absensi terhadap waktu merupakan tingkat kehadiran pegawai dilingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan secara aktif yang dapat dilihat dari absensi (ketidakhadiran) dalam pelaksanaan kerja maupun dilihat dari aktivitas pada jam-jam kerja. Dengan demikian, indikator absensi terhadap waktu ini memiliki unsur : absensi (ketidakhadiran/tidak masuk kerja), tidak terlambat tiba dikantor, tidak pernah meninggalkan kantor sebelum waktunya, dan tidak terlambat dalam penyelesaian pekerjaan . Untuk mengetahui bagaimana kondisi absensi terhadap waktu bagi pegawai dilingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka dapat dilihat pada tabel frekuensi sebagai berikut :

23

Tabel IV.6 Tanggapan Responden Tentang Indikator Absensi Terhadap Waktu No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 25 56,82 Kurang Baik 14 31,82 Tidak Baik 5 11,36 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.6 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan tanggapan atas kategori baik sebanyak 25 orang atau 56,82%, kategori kurang baik sebayak 14 orang atau 31,82%, dan kategori tidak baik sebanyak 5 orang atau 11,36%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat di deskripsikan sebagai berikut : a. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori baik sebanyak 25 orang atau 56,82%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tidak yang melakukan absensi (ketidakhadiran/tidak masuk kerja), tidak terlambat tiba dikantor, tidak pernah meninggalkan kantor sebelum waktunya, dan tidak terlambat dalam penyelesaian pekerjaan. b. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori kurang baik sebanyak 14 orang atau 31,82% menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan jarang yang melakukan absensi (ketidakhadiran/tidak masuk kerja), jarang terlambat tiba dikantor, tidak pernah meninggalkan kantor sebelum waktunya, namun sebagian masih ada yang terlambat dalam penyelesaian pekerjaan. c. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori tidak baik sebanyak 5 orang atau 11,36% menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sering melakukan absensi (ketidakhadiran/tidak masuk kerja), sering terlambat tiba di kantor, sering meninggalkan kantor sebelum waktunya, dan sering terlambat dalam penyelesaian pekerjaan. Namun demikian, berdasarkan proporsi tanggapan responden yang terbesar adalah pada kategori baik, yaitu sebanyak 25 orang atau 56,82%, maka demikian dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya telah dapat memanfaatkan waktu dengan baik. 2. Absensi terhadap perbuatan Disiplin terhadap perbuatan merupakan disiplin yang mengharuskan pegawai di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam lingkungan kerja atau dengan kata lain, kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku maupun terhadap perintah atasan/pimpinan. Dengan demikian, indikator terhadap perbuatan ini, mencangkup unsur : patuh terhadap peraturan yang berlaku, dan patuh terhadap perintah atasan/pimpinan.

24

Untuk mengetahui bagaimana kondisi disiplin terhadap perbuatan bagipegawai di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka dapat dilihat pada tabel hasil penelitian sebagai berikut : Tabel IV.7 Tanggapan Responden Tentang Indikator Absensi Terhadap Perbuatan No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 23 52,27 Kurang Baik 16 36,36 Tidak Baik 5 11,36 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.7 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 23 orang atau 52,27%, kategori kurang baik sebanyak 16 orang atau 36,36%, dan kategori tidak baik sebanyak 5 orang atau 11,36%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori baik sebanyak 23 orang atau 52,27%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan telah menunjukan sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku dan patuh terhadap perintah atasan/pimpinan dengan baik. b. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori kurang baik sebanyak 16 orang atau 36,36%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan telah dapat mematuhi terhadap peraturan yang berlaku, dan patuh terhadap perintah atasan/pimpinan dengan cukup baik. c. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori tidak baik sebanyak 5 orang atau 11,36%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya belum dapat mematuhi terhadap peraturan yang berlaku, dan belum dapat mematuhi perintah atasan/pimpinan dengan baik. Namun demikian, berdasarkan proporsi tanggapan responden yang terbesar adalah pada kategori baik, yaitu sebanyak 23 orang atau 52,27%, maka demikian dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya telah dapat melaksanakan disiplin terhadap perbuatan dengan baik. 3. Tujuan dan Peraturan Tujuan dan kemampuan merupakan pelaksanaan disiplin kerja yang dilakukan di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan yang sesuai dengan tujuan organisai kantor dan sesuai dengan peraturan yang menerapkan disiplin. Dengan demikian, indikator tujuan dan kemampuan ini mengandung unsur penerapan disiplin sesuai dengan tujuan organisasi, dan penerapan disiplin sesuai dengan peraturan.

25

Untuk mengetahui bagaimana kondisi tujuan dan kemampuan dalam penerapan disiplin pegawai dilingkungan Kantor Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka dapat dilihat pada tabel hasil penelitian sebagai berikut:

No

Tabel IV.8 Tanggapan Responden Tentang Indikator Tujuan dan Peraturan Jabatan Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 25 56,82 Kurang Baik 17 38,64 Tidak Baik 2 4,55 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.8 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 25 orang atau 56,82%, kategori kurang baik sebanyak 17 orang atau 38,64%, dan kategori tidak baik sebanyak 2 orang atau 4,55%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori baik sebanyak 25 orang atau 56,82%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam penerapan disiplin telah sesuai dengan tujuan organisasi, dan penerapan displin telah sesuai dengan kemampuan pegawai. b. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori kurang baik sebanyak 17 orang atau 38,64%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam penerapan disiplin masih kurang sesuai dengan tujuan organisasi, dan dalam penerapan displin masih kurang sesuai dengan kemampuan pegawai. c. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori tidak baik sebanyak 2 orang atau 4,55%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam penerapan disiplin masih tidak sesuai dengan tujuan organisasi, dan penerapan displin tidak sesuai dengan kemampuan pegawai. Namun demikian, berdasarkan proporsi tanggapan responden yang terbesar adalah pada kategori baik, yaitu sebanyak 25 orang atau 56,82%, maka demikian dapat disimpulkan bahwa kesesuaian disiplin terhadap tujuan dan kemampuan pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya berada pada kategori yang baik. 4. Teladan Pimpinan Teladan pimpinan merupakan sikap dan perbuatan yang ditunjukkan oleh pimpinan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan yang dapat dijadikan contoh dan (panutan) bagi seluruh pegawai dilingkungan kantor dalam rangka penegakan disiplin kerja pegawai. Dengan demikian, Indikator teladan pimpinan ini

26

memiliki unsur : menghargai waktu, sikap ketegasan, sikap kejujuran, dan tanggung jawab. Untuk mengetahui bagaimana teladan pimpinan dalam menerapkan disiplin bagi pegawai di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka dapat dilihat pada tabel hasil penelitian sebagai berikut: Tabel IV.9 Tanggapan Responden Tentang Indikator Teladan dan Pimpinan No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 31 70,45 Kurang Baik 9 20,45 Tidak Baik 4 9,09 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.9 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 31 orang atau 70,45%, kategori kurang baik sebanyak 9 orang atau 20,45%, dan kategori tidak baik sebanyak 4 orang atau 9,09%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori baik sebanyak 31 orang atau 70,45%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan telah dapat memberikan teladan dalam menghargai waktu, memberikan teladan dalam sikap ketegasan, memberikan teladan dalam sikap kejujuran, dan memberikan teladan dalm tanggung jawab dengan baik. b. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori kurang baik sebanyak 9 orang atau 20,45%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan masih kurang dapat memberikan teladan dalam mengahargai waktu, memberikan teladan dalam sikap ketegasan, dan memberikan teladan dalam tanggungjawab dengan baik. c. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori tidak baik sebanyak 2 orang atau 4,55%, menyatakan bahwa pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya belum dapat memberikan teladan dalam menghargai waktu, belum dapat memberikan teladan dalam sikap kejujuran, dan belum dapat memberikan teladan dalam tanggung jawab dengan baik. Namun demikian, berdasarkan proporsi tanggapan responden yang terbesar adalah pada kategori baik, yaitu sebanyak 31 orang atau 70,45%, maka demikian dapat disimpulkan bahwa teladan pimpinan dalam rangka melaksanakan disiplin pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya telah dapat dilaksanakan dengan baik.

27

5. Sanksi hukuman Sanksi hukuman merupakan upaya untuk mengembangkan sikap yang layak dari pegawai dilingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam menjalankan tugas/pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu dengan memberikan sanksi hukuman kepada pegawai yang melakukan pelanggaran. Dengan demikian, indikator sanksi hukuman meliputi unsur: sanksi positif (memberikan teguran lisan/tertulis dan saran/nasehat), dan sanksi negatif (skorsing, pembebaan jabatan, penurunan pangkat dan pemetaan). Langkah-langkah yang diambil dalam rangka menindak para pegawai yang melakukan pelanggaran, tidak dilakukakn secara tetap untuk setiap jenis pelanggaran. Artinya jika pelanggaran telah dikenakan teguran peringatan lisan tetapi tidak mengindahkannya maka akan dikenakan peringatan berikutnya. Langkah-langkah di atas merupakan salah satu prosedur penetapan hukuman yang sangat efektif dan dapat dikatakan cukup bijak. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sanksi hukuman dalam melaksanakan disiplin kerja pegawai di lingkungan kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka dapat dilihat pada tabel hasil penelitian sebagai berikut: Tabel IV.10 Tanggapan Responden Tentang Indikator Sanksi Hukuman No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 1 2,27 Kurang Baik 35 79,55 Tidak Baik 8 18,18 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.10 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 1 orang atau 2,27%, kategori kurang baik sebanyak 35 orang atau 79,55%, dan kategori tidak baik sebanyak 8 orang atau 18,18%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori baik sebanyak 1 orang atau 2,27%, menyatakan bahwa dalam penerapan disiplin kerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, pegawai telah diberikan sanksi positif (memberikan teguran lisan/tertulis, dan saran/nasehat), dan sanksi negatif (skorsing, pembebasan jabatan, penurunan pangkat dan pemecatan) dengan baik sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukanya. b. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori kurang baik sebanyak 35 orang atau 79,55%, menyatakan bahwa dalam penerapan disiplin kerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, pegawai telah diberikan sanksi positif (memberikan teguran lisan/tertulis, dan saran/nasehat), dan sanksi negatif (skorsing, pembebasan jabatan, penurunan

28

pangkat dan pemecatan) dengan kurang baik sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukanya. c. Responden yang memberikan tanggapan atas kategori tidak baik sebanyak 8 orang atau 18,18%, menyatakan bahwa sanksi positif (memberikan teguran lisan/tertulis, dan saran/nasehat), dan sanksi negatif (skorsing, pembebasan jabatan, penurunan pangkat dan pemecatan), ternyata belum dapat dilaksanakan dengan baik oleh pimpinan terhadap pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Namun demikian, berdasarkan proporsi tanggapan responden yang terbesar adalah pada kategori baik, yaitu sebanyak 35 orang atau 79,55%, maka demikian dapat disimpulkan bahwa sanksi hukuman dalam melaksanakan disiplin kerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya dilaksanakan kurang baik Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam rangka menciptakan suatu keadaan yang diharapkan oleh Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka perlu dilaksanakannya taat tertib disiplin kerja pegawai. Salah satu maksud dan tujuan dari adanya tata tertib disiplin kerja pegawai adalah agar pegawai dapat menentukan sikap di dalam melaksanakan pekerjaan seharihari, sehinggan semua tugas yang menyangkut tanggung jawab dapat dikerjakan dengan tertib dan lancar. Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai variabel pelakasanaan disiplin kerja pegawai pada Kantor Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, dapat dilihat pada tabel rekapitulasi sebagai berikut: Tabel IV.11 Rekapitulasi tanggapan responden tentang pelaksanaan Disiplin Kerja pegawai No.

INDIKATOR

KATEGORI BAIK

JUMLAH (%)

25 23

16

5

25

17

2

4.

Absensi terhadap waktu Disiplin terhadap perbuatan Tujuan dan peraturan Teladan Pimpinan

KURANG BAIK 14

31

9

4

5.

Sanksi Hukuman

1

35

8

1. 2. 3.

RATA-RATA 21 18 (%) (47,72) (40,90) Sumber : data Olahan Tabel IV.6 s/d Tabel IV.11, 2015

TIDAK BAIK 5

5 (11,36)

44 (100) 44 (100) 44 (100) 44 (100) 44 (100) 44 (100)

29

Berdasarkan tabel IV.11 tersebut dapat diketahui, bahwa responden yang memberikan tanggapan atas kategori baik rata-rata sebanyak 21 orang atau 47,72%, kategori kurang baik rata-rata sebanyak 18 orang atau 40,90%, dan kategori tidak baik ditanggapi sebanyak 5 orang atau 11,36%. Untuk kategori baik ternyata mendapatkan tanggapan yang terbesar, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan disiplin kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan telah dapat dilaksanakan dengan baik. C. Analisis Terhadap Kinerja Pegawai Keberlangsungan suatu organisasi sangat memerlukan berbagai langkah dan upaya konkrit dari pimpinan dan anggotanya. Hal ini dapat diperlukan karena sematamata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama salah satu upaya atau langkah yang dimaksud adalah dengan meningkatkan kinerja pegawai. Kinerja pegawai atau anggota organisasi merupakan persoalan yang vital yang harus dimiliki oleh setiap pegawai/anggota organisasi, agar dengan tingkat kompetensinya yang tinggi tersebut dapat di daya gunakan untuk kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Komitmen setiap anggota untuk senantiasa berusaha menggali potensi dan mengembangkan prestasi, akan diharapkan menjadi daya dukung yang baik dalam mengembangkan organisasi ke arah yang lebih progresif, berhasil guna dan berdaya guna. Kinerja merupakan suatu kemampuan ( ability ) dalam memadukan perasaan, pikiran, dan segenap tingkah laku yang diterima ( accetable behavior ), sehingga mampu mengadaptasikan dirinya dalam berbagai lingkungan yang senantiasa berubah secara dinamis, dan mampu memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah yang dihadapi melalui langkah-langkah yang tepat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, kinerja itu merupakan segenap kemampuan yang dimiliki manusia dalam mengembangkan perasaan, pengetahuan dan wawasan, serta keterampilan untuk menghadapi kehidupan lingkungan yang senantiasa berubah, sehinggan masalah-masalah dan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara baik. Kinerja merupakan wujud kemampuan dari individu yang mencakup keseluruhan aspek fisik, mental, dan sosial yang tercermin dari sikap dan tindakannya dalam melaksanakan tugas dan peranannya pada lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja. Namun dalam kondisi tertentu orang sering beranggapan, bahwa kinerja yang cukup dominan mucul adalah kemampuan intelegensi, karena bermula dari kemampuan inilah, manusia dapat menganalisa permasalahan atau mengidentifikasi kebutuhankebutuhanya, kemudian mengarah kepada pencarian alternatif pemecahan masalah dan upaya-upaya merencanakan dan melaksanakan rencana tersebut untuk mencapai tujuanya. Hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap variabel kinerja pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan dapat dideskripsikan berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut: 1. Tanggungjawab Pribadi Tanggung jawab pribadi merupakan sikap atau perilaku pegawai dalam pekerjaan sehari-hari yang menujukkan adanya tanggung jawab pribadi yang tinggi, dimana segala sesuatu yang telah digariskan atau diperintahkan telah dapat dilaksanakan dengan penuh

30

tanggung jawab, indikator tanggung jawab pribadi yang diteliti dalam penelitian ini meliputi unsur sebagai berikut: mentaati perintah atau peraturan, melaksanakan tugas dengan prinsip ketuntasan, memiliki pola kerja yang baik, dan mampu menghargai waktu. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab pribadi pegawai dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka berikut ini disajikan tabel hasil penelitian sebagai berikut: Tabel IV.12 Tanggapan Responden Mengenai Tanggung Jawab Pribadi No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 32 72,73 Kurang Baik 6 13,64 Tidak Baik 6 13,64 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.12 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 32 orang atau 72,73%, kategori kurang baik sebanyak 6 orang atau 13,64%, dan kategori tidak baik sebanyak 6 orang atau 13,64%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Pegawai pada unit-unit kerja atau bagian dilingkungan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan secara umum telah dapat mentaati perintah atau peraturan yang telah ditetapkan. Ketaatan terhadap perintah yang diberikan oleh atasan telah dapat dijalankan dengan baik, dalam arti bahwa semua perintah yang berhubungan dengan kedinasan untuk melaksanakn tugas-tugas yang harus dilakukan selalu dapat diselesaikan dengan penuh tanggung jawab dan kepatuhan yang tinggi. Ketaatan terhadap perintah atasan tersebut dilandasi oleh kesadaran bahwa pimpinan merupakan perwujudan dari perintah organisasi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan bersama, sehingga setiap pegawai harus mematuhi apa yang diperintahkan atau diintruksikan oleh atasan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, pegawai pada umumnya juga telah mentaati peraturan yang ditetapkan, baik peraturan mengenai kepegawaian maupun peraturan-peraturan yang berhubungan dengan teknis operasional suatu kegiatan. b. Pegawai dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya pada dasarnya juga telah dapat dilaksanakan dengan baik, dalam arti bahwa tugastugas tersebut senantiasa dapat dituntaskan atau diselesaikan dengan baik sesuai dengan perintah atau peraturan yang berlaku. Ketuntasan atau penyelesaian setiap tugas secara tuntas tersebut menunjukkan bahwa pegawai telah memiliki kemampuan atau keahlian yang diperlukan dalam menyelesaiakan tugastugasnya, dan tentunya hal ini tidak terlepas dari bimbingan dan pengarahan dari pimpinan secara baik. Para pegawai umunya menyadari bahwa dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat maupun penyelesaian administrasi harus dapat dijalankan secara tuntas agar tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang justru akan menambah beban bagi pegawai bersangkutan, serta

31

menumpuknya volume pekerjaan yang mengakibatkan tidak tertangganinya tugas-tugas yang lain seharusnya dapat dilaksanakan secara cepat. c. Dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan pada umumnya pegawai telah memiliki pola kerja yang abik, yaitu tata cara kerja yang sistematis yang dilandaskan kepada azas sistem. Para pegawai menyadari bahwa suatu organisasi merupakan sistem dimana antara anggota tidak dapat berdiri sendiri, artinya bahwa setiap pekerjaan yang ada senantiasa berkaitan dengan peranan atau fungsi-fungsi orang lain. Hal ini sangat diperlukan adanya kerja sama dan koordinasi internal yang baik diantara sesama pegawai, dan para pegawai dilingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan telah dapat melaksanakannya dengan baik. d. Para pegawai pada umumnya juga telah mampu menghargai waktu dalam pekerjaan, meskipun belum seluruhnya berjalan dengan baik, mengingat masih ada sebagian pegawai yang belum dapat menghargai waktu kedinasan, seperti mengisi kekosongan pekerjaan/istirahat dengan duduk santai, berbincang-bincang dengan rekan sekerja atau bahkan keluar kantor tanpa alasan yang jelas. Namun pada dasarnya dalam hal menghargai waktu, para pegawai pada umumnya telah dapat melaksanakanya dengan baik, terbukti dengan setiap pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan cepat meskipun harus dengan kerja lembur sampai malam. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan atas kategori baik, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan tanggung jawab pribadi yang dimiliki pegawai dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kedinasan di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan baik. 2. Prakarsa (Inisiatif) Prakarsa merupakan sikap atau perilaku pegawai dalam pekerjaan sehari-hari yang menunjukkan adanya upaya selalu dapat mengambil prakarsa atas sesuatu kondisi yang seharusnya ia lakukan/kerjakan tanpa harus menunggu perintah atasan. Dengan demikian indikator prakarsa yang diteliti memiliki unsur seperti: pekerjaan secara tuntas tanpa harus menunggu perintah, hasil kerjanya dinilai cepat, dan hasil kerjanya dinilai memuaskan. Untuk mengetahui bagaimana prakarsa (inisiatif) pegawai dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka berikut ini disajikan tabel hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu sebagai berikut : Tabel IV.13 Tanggapan Responden Mengenai Prakarsa (Inisiatif) No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 32 72,73 Kurang Baik 8 18,18 Tidak Baik 4 9,09 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015

32

Berdasarkan Tabel IV.13 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 32 orang atau 72,73%, kategori kurang baik sebanyak 8 orang atau 18,18%, dan kategori tidak baik sebanyak 4 orang atau 9,09%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Pegawai pada unit-unit kerja atau bagian di lingkungan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan secara umum telah dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sedikit perintah/instruksi dari atasan. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai telah memiliki kesadaran yang tinggi dan kecakapan yang matang dalam penyelesaian tugas sesuai dengan tugas pokok, dan fungsinya. Para pegawai telah menyadari bahwa tugas-tugas yang dilaksanakanya setiap hari merupakan tanggung jawab yang harus dipikul dan sebagai konsekuensi dari kedudukan dan perananya dalam organisasi. Misalnya seorang pejabat Eselon IV, maka ia harus dapat melakasanakan kepimumpinanya secara teknis apa yang terjadi tanggung jawabnya, demikian pula bagi seorang staf harus dapat menempatkan diri sebagai seorang pekerja yang harus taat dan patuh kepada perintah atasan. Sehingga tanpa harus diperintah oleh atasan maka dengan serta merta setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. b. Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan yang umumnya adalah unsur pimpinan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, dapat diperoleh gambaran bahwa pada umumnya hasil kerja yang dicapai oleh bawahnya masing-masing dinilai memiliki bobot/nilai yang cepat, dimana setiap pekerjaan yang dibebankan dalam jangka waktu tertentu senantiasa dapat diselesaikan secara tepat waktu. Misalnya untuk mengerjakan surat-surat atau laporan rutin sekolah yang harus diselesaikan, maka pegawai telah dapat menyelesaikan tepat waktu dan bahkan sebelum tanggal yang ditetapkan. c. Kenyataan lain yang ditemukan, bahwa berdasarkan hasil penelitian pimpinan dinyatakan bahwa sebagian besar hasil-hasil pekerjaan para bawahan pada masing-masing unit kerja telah menunjukkan nilai/bobot yang baik atau memuaskan. Hal ini menunjukkan pula bahwa para pegawai selain memiliki tingkat respon prakarsa yang baik juga pada dasarnya telah memiliki kemampuan/keterampilan yang baik pula. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan atas kategori baik, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan prakarsa (inisiatif) yang dimiliki pegawai dimiliki pegawai dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kedinasan di lingkungan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan baik. 3. Tujuan Realitas Tujuan realistis merupakan sikap atau perilaku pegawai dalam pekerjaan seharihari yang menunjukkan adanya penetapan tujuan yang akan dicapai pada masa mendatang guna pengembangan karirnya. Dalam penelitian, indikator tujuan realistis yang telah diteliti oleh penulis mencakup: tujuan sesuai dengan akal dan kemampuanya, tujuan jelas dan mudah dicapai, dan keselarasan tujuan pribadi dan organisasi.

33

Untuk mengetahui bagaimana tujuan realistis yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka berikut ini disajikan tabel hasil-hasil penelitian sebagai berikut: Tabel IV.14 Tanggapan Responden Mengenai Tujuan Realistis Pegawai No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 31 70,45 Kurang Baik 11 25.00 Tidak Baik 2 4,55 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.14 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 31 orang atau 70,45%, kategori kurang baik sebanyak 11 orang atau 25,00%, dan kategori tidak baik sebanyak 2 orang atau 4,55%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Pegawai pada unit-unit kerja atau bagian di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan secara umum telah memiliki tujuan yang realistis, yaitu sesuatu cita-cita yang akan dicapai kedepan. Pada umumnya pegawai memiliki tujuan untuk pengembangan karir yang lebih baik, seperti tujuan untuk meningkatkan kepangkatan/golongan , meningkatkan status jabatan kepada tingkat eselon yang lebih tinggi. Semua itu merupakan daya dorong bagi pegawai untuk berusaha mencapainya dengan cara-cara tertentu, khususnya dengan jalan bekerja lebih giat karena status atau kedudukan tertentu merupakan kepercayaan pimpinan, sehingga untuk memperoleh kepercayaan dari pimpinan maka pegawai harus dapat menampilkan kinerja yang baik dan berprestasi. Tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan yang masuk akal dan tentunya sesuai dengan tingkat kemampuan pegawai itu sendiri. b. Tujuan-tujuan sebagaimana telah dijelaskan diatas pada dasarnya merupakan tujuan yang cukup jelas, artinya bahwa pencapaian tujuan itu akan dilaksanakan dengan cara-cara tertentu yang memungkinkan pegawai dapat memperoleh prestasi yang baik berdasarkan penilaian pimpinan, sehingga pimpinan pada suatu ketika akan menaruh kepercayaan penuh terhadap pegawai bersangkutan untuk diberikan suatu kewenangan/jabatan tertentu. Misalnya untuk tujuan memperoleh kenaikan pangkat meskipun seharusnya secara reguler (setiap 4 tahun sekali) namun dalam pencapaiannya tetap dipersayaratkan untuk memperoleh standar penilaian dp3 pada 2 tahun terakhir dengan kategori baik, sehingga hal ini tidak mudah bagi pegawai untuk mencapainya manakala mereka tidak secara konsisten menjaga tingkat kinerjnya pada tahun-tahun tersebut. c. Tujuan pegawai yang hendak dicapai pada dasarnya juga tidak berbenturan dengan tujuan organisasi, dimana setiap langkah tindakan yang diambil oleh pegawai untuk mencapai tujuan tersebut senantiasa tidak terlepas dari visi dan misi yang diberikan oleh organisasi atau unit-unit kerja masing-masing, karena pada dasarnya visi dan misi merupakan cerminan dari tujuan organisasi yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. 34

Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan atas kategori baik, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan realistis yang dimiliki pegawai dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kedinasan di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan baik. 4. Rencana Kerja Rencana kerja merupakan sikap atau perilaku pegawai dalam pekejaan seharihari yang menunjukkan adanya perencanaan kerja yang disusun dengan baik guna melaksanakan tugas-tugasnya secara baik pula. Dalam penelitian ini, penulis telah melakukan penelitian terhadap aspek atau unsur-unsur indikator rencana kerja yang mencakup sebagai berikut: rencana kerja dilandasi pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi, dirumuskan secara jelas, dan adanya tenggang waktu pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana rencana kerja yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka berikut ini disajikan tabel hasil penelitian, yaitu sebagai berikut: Tabel IV.15 Tanggapan Responden Mengenai Rencana Kerja Pegawai No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 35 79,55 Kurang Baik 5 11,36 Tidak Baik 4 9,09 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.15 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 35 orang atau 79,55%, kategori kurang baik sebanyak 5 orang atau 11,36%, dan kategori tidak baik sebanyak 4 orang atau 9,09%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Pegawai pada unit-unit kerja atau bagian di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan secara umum telah memiliki rencana kerja, yaitu rencana kerja yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Secara perorangan atau pribadi memang pegawai tidak memiliki rencana kerja, namun yang dimaksudkan dalam hal ini adalah rencana kerja sub-sub unit kerja (pejabat eselon IV ke atas), dimana rencana kerja tersebut merupakan pencerminan dari tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan secara rutin. b. Rencana kerja tersebut pada umunya telah dirumuskan secara jelas dalam bentuk-bentuk program atau kegiatan berdasarkan perencanaan strategik dari masnig-masing unit kerja. Dapat dicontohkan beberapa unit kerja seperti Bidang pendidikan dasar, Bidang pendidikan menegah, Bidang pendidikan luar sekolah, Bidang pemuda dan olahraga, maka masing-masing sub unit kerja (pejabat

35

eselon IV dan III) telah menyusun program-progran ke dalam bentuk kegiatan operasional. c. Selain kejelasan rumusan rencana kerja dan kesusaian dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unit kerja, maka rencana kerja pada masing-masing sub-sub unit kerja pada dasarnya juga telah ditetapkan pencapainnya ke dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pencapaian program tahunan tidak terlepas dari pencapaian keseluruhan program yang telah digariskan dalam rencana strategik, yaitu ditujukan untuk mencapai visi dan misi organisasi secara menyeluruh. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan atas kategori baik, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya rencana kerja yang dimiliki pegawai dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kedinasan di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan baik. 5. Memanfaatkan umpan balik konkrit Memanfaatkan umpan balik yang konkrit merupakan sikap atau perilaku pegawai dalam pekerjaan sehari-hari yang menunjukkkan adanya upaya tidak lanjut dari pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, sehingga perubahan-perubahan situasi dan kondisi pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan dapat diselaraskan dengan baik. Dalam hal ini penulis telah melakukan penelitian terhadap indikator memanfaatkan umpan balik yang konkrit tersebut terdiri dari unsur seperti: adanya upaya penilaian atau evaluasi, menerima saran/kritikan dari rekan sejawat atau pimpinan dan interprestasi positif atas hukuman dan ganjaran dari organisasi. Untuk mengetahui bagaimana indikator memanfaatkan umpan balik positif yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka berikut ini disajikan tabel sebagai berikut: Tabel IV.16 Tanggapan Responden Mengenai Memanfaatkan Umpan balik Konkrit No

Jabatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Baik 34 72,27 Kurang Baik 5 11,36 Tidak Baik 5 11,36 Jumlah 44 100 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan tahun 2015 Berdasarkan Tabel IV.16 tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang memberikan atas kategori baik sebanyak 34 orang atau 72,27%, kategori kurang baik sebanyak 5 orang atau 11,36%, dan kategori tidak baik sebanyak 5 orang atau 11,36%. Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Pegawai pada unit-unit kerja atau bagian di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan secara umum telah melakukan upaya

36

penilaian atau evaluasi terhadap masing-masing tingkat kinerjanya selama ini, dimana hal ini merupakan tindakan intropeksi terhadap dirinya sendiri yaitu dengan berusaha memahami akan kelemahan dan kelebihanya dalam melaksanakan tugas-tugas kedinasan. Responden menyatakan bahwa penilaian atau evaluasi itu tidak harus dilakukan oleh pimpinan, karena sebenarnya yang memahami akan situasi pegawai adalah dirinya sendiri. Dalam penilaian atau evaluasi memang tidak digunakan metode khusus, namun lebih didasari oleh kesadaran atau keinginan untuk berbuat yang terbaik bagi dirinya sendiri maupun bagi organisasi tempat bekerja. b. Upaya memanfaatkan umpan balik positif juga ditandai dengan adanya kesadaran untuk menerima saran atau bahkan kritikan dari rekan sejawat maupun dari pimpinan. Responden mengakui bahwa tanpa adanya saran, bimbingan atau pendapat dan bahkan kritikan dari orang lain maka setiap pekerjaan yang dilakukanya tidak akan pernah mencapai keberhasilan dengan baik. Mereka juga menyadari bahwa terkadang saran atau kritikan dari orang lain memang sangat menyakitkan dan bahkan cenderung merendahkan dirinya, namun semau itu dapat diterima dengan baik karena dengan demikian sikap dan tingkah lakunya dalam bekerja dapat diperbaiki ke arah yang lebih sempurna. c. Bagi pegawai yang telah menerima penghargaan atas prestasi kerja yang dinilai baik oleh pimpinan atau sebaliknya bagi pegawai yang telah pernah mendapatkan hukuman atau sanksi atas pelanggaran yang dilakukanya, pada dasarnya telah dapat dijadikan sebagai pelajaran yang berharga, bahwa penghargaan itu merupakan sesuatu yang diraih melalui kerja keras dan hukuman yang diterima itu merupakan cambuk bagi dirinya untuk berbuat dan bersikap yang lebih baik dimasa mendatang. Hal ini merupakan akan adanya interprestasi (penafsiran) yang positif akan umpan balik tertentu dan merupakan reaksi atau respon atas tindakan-tindakan atau sikap yang harus atau tidak harus dilaksanakan pada masa mendatang. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan atas kategori baik, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya upaya memanfaatkan umpan balik positif yang dimiliki pegawai dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kedinasan di linkungan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan baik. Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan pelaksanaan variabel kinerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka dapat dilihat pada tabel rekapitulasi yang merupakan pencerminan dari pencapaian kinerja pegawai secara komperehensif berdasarkan indikator-indikator yang telah diteliti oleh penulis, yaitu sebagai berikut:

37

Tabel IV.17 Rekapitulasi variabel Kinerja Pegawai No.

INDIKATOR

KATEGORI BAIK

JUMLAH (%)

32

2.

Tanggungjawab pribadi Prakarsa (inisiatif)

KURANG BAIK 6

32

8

4

3.

Tujuan realistis

31

11

2

4.

Rencana kerja

35

5

4

5.

Memanfaatkan umpan balik konrit

34

5

5

1.

TIDAK BAIK 6

44 (100) 44 (100) 44 (100) 44 (100) 44 (100)

RATA-RATA 33 7 4 (%) (74,54) (15,90) (9,54) Sumber : hasil pengolahan data tabel IV.12 s/d tabel IV.17.2015

44 (100)

Berdasarkan tabel IV.17 tersebut dapat diketahui, bahwa responden yang memberikan tanggapan atas kategori baik rata-rata sebanyak 33 orang atau 72,54%, kategori kurang baik rata-rata sebanyak 7 orang atau 15,90%, dan kategori tidak baik ditanggapi sebanyak 4 orang atau 9,54%. Dapat dijelaskan bahwa proporsi tanggapan rata-rata yang terbesar adalah pada kategori baik, yaitu sebanyak 72,54%. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya telah berada pada kondisi baik. D. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan Pembahasan mengenai pengaruh antara variabel ini sangat penting yang berguna untuk mengetahui secara mendalam atas fenomena-fenomena yang ada dilapangan serta pengaruhnya antara satu variabel dengan variabel lainya. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, maka peneliti menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut: Analisis Korelasi Pearson Product Moment Diketahui : N = 44 X2 = 43143 X = 1373 Y2 = 67746 Y = 1722 XY = 53723 ∑ (∑ ) (∑ ) √* ∑ (

(

(∑ )) + * ∑ ) ( ( ) (

(∑ ) + ) (

)

38

)(

√( √(

)

)

√( √

= 0.550

Berdasarkan output SPSS diperoleh harga koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,550 untuk N = 44 pada tingkat (=1%). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang karena pada rentang 0,40-0,599. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, artinya jika disiplin kerja tinggi maka kinerja pegawai baik dan sebaliknya. Tabel IV.18 Interval Koefisien 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00

Tingkat Hubungan Sangat Rendah/Sangat Lemah Rendah/Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2007 : 214 ) Dari penjelasan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa dengan tabel Interval koefisien bahwa terjadi hubungan yang sedang yang pada rentang 0,40-0,599. Selanjutnya peneliti melakukan uji statistik yaitu dengan menggunakan program SPSS for windows release 17 adalah sebagai berikut : Tabel IV.19

Disiplin Pearson Correlation Kerja Sig. (1-tailed) N

Kinerja Pearson Correlation Pegawai Sig. (1-tailed) N

Disiplin Kerja 1 44

550 000 44

Kinerja 550 000 44

SKOROTOAL a

1

a

44

0

0

Sumber : Hasil Pengolahan Data ( SPSS versi 17 ), 2015 Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus koefesien korelasi dengan menggunakan SPSS 17 dengan rumus korelasi product moment tersebut dapat diketahui

39

bahwa koefisiensi korelasi yang ditemukan sbesar = 0,550 yang artinya sama dengan hasil yang dicari secara manual dan berada pada tingkat sedang yang menyatakan bahwa ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan adalah sedang. Dan untuk uji signifikasi dasar pengambilan keputusan berdasarkan uji t sebagai berikut : T hitung =

√ √ √ √

= 4.318 Tabel distribusi dicari pada  = 1% : 1 = 1% (uji 1 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 44-2=42. Dengan demikian 1 uji sisi (one tail test) hasil yang diperoleh untuk tabel sebesar 2,418. Berdasarkan ketentuan diatas maka dapat diketahui t hitung ≥ ttabel ( 4,318 ≥ 2.418 ) maka Ha diterima dan signifikasi (0,008 ≤ 0,01 ) maka ho ditolak atau Ha diterima sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol ( Ho ) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai ditolak, sedangkan hipotesa alternatif ( Ha ) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antar pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai diterima. Ini menggambarkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan. Kurva Uji Hipotesis Pihak Kiri Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan

Berdasarkan uji hipotesa diatas, dapat disimpulkan korelasi antara Pengaruh Disiplin Kerja ( X ) terhadap Kinerja ( Y ) sebesar 0,550 terdapat pada hubungan yang sedang karena berada pada rentang 0,40 – 0,599. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, artinya jika pengaruh disiplin kerja tinggi maka kinerja baik dan sebaliknya. Selanjutnya untuk uji signifikansi diketahui bahwa t hitung ≥ t tabel ( 4,318 ≥ 2.418 ) maka Ha diterima dan signifikansi (0,008 ≤ 0,01 ) maka Ho ditolak atau Ha diterima yaitu pada pengaruh signifikan antara pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan.

40

Dalam upaya melihat seberapa besar konstribusi pengaruh disiplin kerja ( variabel x ) terhadap kinerja ( variabel y ), maka peneliti menggunakan rumus koefisiensi penentu (Kp) sebagai berikut : KD = r2 x 100% = ( 0,550 )2 x 100% = 0,3025 x 100% = 30,25% Hal ini menujukkan bahwa pengaruh disiplin kerja mempengaruhi kinerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sebesar 30,25%, sedangkan sisanya sebesar 69,75% di pengaruhi faktor luar dari penelitian ini. E. Hasil Penelitian Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik bahwa hasil perhitungan rata-rata tanggapan Disiplin Kerja Pegawai atas pelaksanaan indikator-indikator yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan pada kategori baik, yaitu : a. b. c. d. e.

Disiplin kerja 25 orang atau 56,82%. Disiplin terhadap waktu 23 orang atau 52,27%. Tujuan dan peraturan 25 orang atau 56,82%. Teladan pimpinan 31 orang atau 70,45%. Sanksi hukuman 1 orang atau 2,27%.

Sedangkan hasil perhitungan atas Kinerja Pegawai sebagaimana dapat dilihat pada penjelasan sebelumnya yang memperlihatkan adanya proporsi tanggapan yang terbesar ada pada kategori baik, yaitu : a. b. c. d. e.

Tanggung jawab pribadi 32 orang atau 72,73%. Prakarsa inisiatif 32 orang atau 72,73%. Tujuan realitis 31 orang atau 70,45%. Rencana kerja 35 orang atau 79,55%. Memanfaatkan umpan balik konkrit 34 orang atau 72,27%.

41

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelasakan pada bagian terdahulu, khususnya mengenai hasil-hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka selanjutnya dapat dirumuskan suatu kesimpulan, sebagai berikut: 1. Disiplin kerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya telah dapat dilaksanakan dengan baik. 2. Kinerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan pada dasarnya telah dapat ditingkatkan dengan baik. 3. Korelasi antara Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga, berdasarkan analisa dengan menggunakan SPSS 17 terdapat pengaruh yang kuat,yakni disiplin kerja baik sebasar 4,318 jika dibandingkan dengan tingkat disiplin kerja tidak baik 2,418. Sehingga menunjukkan bahwa “ ada pengaruh positif antara Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Dengan demikian berarti Ha ( Hipotesis alternatif ) diterima dan Ho (hipotesis nol) ditolak. Dan dapat diketahui bahwa antara disiplin kerja pegawai dengan kinerja terdapat pengaruh yang kuat, dimana semakin baik disiplin kerja pegawai, maka semakin meningkat kinerja pegawai. B. Saran-saran Untuk menindak lanjuti beberapa permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bagian terdahulu mengenai hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis perlu memberikan saran-saran yang ditunjukan kepada pimpinan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan, yaitu sebagai berikut: 1. Dalam rangka peningkatan disiplin kerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik, perlu diperhatikan beberapa hal, seperti: perlunya meningkatkan jenjang pendidikan formal bagi pegawai melalui pemberian kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas yang diaplikasikan kepada pelaksanaan tugas-tugas di unit kerjanya masing-masing. Peningkatan pendidikan non formal juga masih diperlukan untuk meningkatkan keterampilan kerja khususnya dibidang pengoperasian sarana teknologi yang sudah maju dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas kedinasan 2. Dalam peningkatan kinerja juga masih ditemukan adanya beberapa kelemahan, meskipun secara umum menunjukkan gejala yang sudah baik, namun masih dieprlukan adanya penyempurnaan-penyempurnaan, khususnya dalam indikator tanggungjawab pribadi, yaitu agar pegawai dapat menyadari bahwa setiap tugas pekerjaan merupakan amanah yang harus dipikul secara baik, dan menghargai waktu merupakan kewajiban bagi pegawai untuk mengisinya dengan kegiatankegiatan yang positif. Hal ini sekaligus perlu ditertibkan oleh pimpinan agar setiap pegawai memiliki kedisiplinan yang baik, sehingga tugas-tugas dapt diselesaikan dengan baik dalam rangka menciptakan citra kantor di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam peningkatan pendidikan.

42

DAFTAR PUSTAKA Hasibuan,H. Malayu SP .2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Heidjarachman Ranupandjojo dan Suad Husnan, 2002, Teori dan Konsep Manajemen, Yogyakarta: BPFE Mangkunegara, Anwar Pabundu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung PT Ramjai Mustopodidjaja, AR. 1999. Akuntabilitas dan Good Governence. Jakarta: Rhineka Cipta. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia. Nitisemito, Alex S. 1984. Manajemen Personalia ( Manajemen Sumber Daya Manusia ).Jakarta: Ghalia Indonesia. Prabu, Anwar. 2000. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta Ghalia Indonesia. Pradjudi, Atmosudiro 2001.Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pradiansyah, Arvan. 2002. “Tidak ada Masalah Disiplin”.Artikel Majalah SWA No.20/XII/2002. Jakarta. Yayasan Sembada Swakarya. Prawirasento, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta. BPFE Siagian, Sondang P.1995. Management Strategik, Jakarta: Bumi Aksara. Singarimbum, Masri dan Sofian Efendi.1995.Metode Peneltian Survei. Jakarta LP3ES. Sinungan, Muchdarsyah. 2005. Manajemen Kepegawaian. Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung. Sumaatmadja, Nursi. 2000. Efektifitas Individu. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Soemardi, HS. 1991. Administrasi Suatu Pengantar. Bandung: BSSW Cop. Wursanto, I. G. 1998. Dasar-dasar Manajemen Personalia. Jakarta: Pustaka Dian

43