Pengaruh Penerapan Good .... (Astri Aprianingsih) 1
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN EFFECT GOOD CORPORATE GOVERNANCE IMPLEMENTATION, OWNERSHIP STRUCTURE, COMPANY SIZE TO FINANCIAL PERFORMANCE Oleh: Astri Aprianingsih Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Amanita Novi Yushita Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Populasi penelitian adalah perusahaan perbankan dengan pemilihan sampel melalui metode purposive sampling. Terdapat 30 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana, dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan teradap Kinerja Keuangan, (2) Dewan Direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan, (3) Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan, (4) Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Keuangan, (5) Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan, (6) Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan, (7) Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Kata kunci: Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Kinerja Keuangan Perbankan. Abstract Effect Good Corporate Governance Implementation, Ownership Structure, Company Size to Financial Performance. This research aimed to determine effect of independent commissioners board, directors board, audit committee, managerial ownership, institutional ownership, company size on banks financial performance listed in Indonesia Stock Exchange period 2011-2014. Population were banks company and simpling methode used purposive sampling. There were 30 banks fulfilled criteration as sampling. Analysis technique used simple regression analysis and multiple regression analysis. The result were:(1) independent commissioners board have negative and not significant effect to financial perfomance,(2) directors board have positive and significant effect to banks financial perfomance,(3)audit committee have positive and significant effect to banks financial perfomance,(4)managerial ownership have negative and not significant effect to banks financial perfomance,(5)institutional ownership have negative and significant effect to banks financial perfomance,(6)company size has positive and significant effect to banks financial perfomance,(7)board of independent commissioners, board of directors, audit committee, managerial ownership, institutional ownership, and company size have significant effect to banks financial perfomance. Keywords: Good Corporate Governance, Ownership Structure,Company Size, and Financial Performance.
2 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
keuangan kepada masyarakat. Oleh sebab
PENDAHULUAN Kinerja keuangan bank adalah
itu, manajemen perbankan harus selalu
suatu gambaran sampai mana tingkat
mempertahankan laba yang diperolehnya
keberhasilan yang dicapai oleh bank dalam
karena perolehan laba merupakan tolak
kegiatan operasionalnya. Kinerja keuangan
ukur
perbankan menjadi faktor utama dan
Terlebih lagi dewasa ini, persaingan di
sangat penting untuk menilai keseluruhan
dunia
kinerja perbankan itu sendiri. Mulai dari
dikarenakan
penilaian aset, utang, likuiditas dan lain
perusahaan perbankan baik perbankan
sebagainya. Kinerja suatu bank dapat
konvensional maupun perbankan syariah
dinilai dengan melakukan analisis terhadap
yang berlomba untuk meningkatkan daya
laporan keuangannya. Berdasarkan laporan
saing di berbagai sektor yang nantinya
itu dapat dihitung rasio keuangan untuk
dapat
menilai tingkat kesehatan bank. Analisis
perbankan tersebut.
keberhasilan
pengelolaan
perbankan
semakin
semakin
meningkatkan
laba
bank.
ketat
banyaknya
perusahaan
rasio keuangan tersebut memungkinkan
Perekonomian di Indonesia dari
manajemen mengidentifikasi keberhasilan
tahun ke tahun mengalami pasang surut.
bank
Keadaan
dalam
melakukan
kegiatan
tersebut
disebabkan
karena
operasionalnya. Analisis rasio keuangan
adanya persaingan ketat di era globalisasi
juga dapat membantu para pelaku bisnis
dan pasar bebas kancah internasional.
untuk menilai kinerja bank.
Terbukti dengan adanya krisis ekonomi
Kegiatan usaha bank menurut UU
pada
tahun
1997-1998
yang
RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10
mengakibatkan perbankan di Indonesia
November 1998 adalah sebagai lembaga
mengalami keterpurukan yang sangat,
intermediasi perantara
keuangan
keuangan
utamanya
atau
lembaga
banyak bank-bank dilikuidasi karena tidak
dengan
kegiatan
mampu
menghimpun
dana
mempertahankan
kinerjanya.
dari
Adanya krisis tersebut mempengaruhi
masyarakat dalam bentuk simpanan dan
kinerja perbankan yang mengakibatkan
menyalurkannya
kepada
bank mengalami ketidakseimbangan dalam
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
fungsi intermediasi. Dalam satu sisi,
bentuk-bentuk
rangka
perbankan sukses dalam mengumpulkan
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
dana masyarakat namun di sisi lain
Bisnis perbankan memiliki tujuan untuk
penyaluran
memperoleh keuntungan optimal dengan
mengalami penurunan. Akibanya bank
memberikan
tidak
kembali
lainnya
pelayanan
dalam
berupa
jasa
kredit
cukup
kepada
kredibel
masyarakat
dari
segi
Pengaruh Penerapan Good .... (Astri Aprianingsih) 3
profitabilitas, hal ini berdampak pada
sistem perbankan yang sehat, kuat, dan
kelangsungan modal perbankan. Kerugian
efisien agar dapat menciptakan kestabilan
yang dialami bank ini semakin terasa dan
sistem keuangan dalam rangka mendorong
mengakibatkan kebangkrutan. Pada saat
pertumbuhan ekonomi nasional.
itu, hampir tidak ada penegakan terhadap bank-bank
yang
krisis
1997-1998
ketentuan
perekonomian di Indonesia masih naik
seperti adanya konsentrasi pinjaman pada
turun, hingga pada tahun 2008 terjadilah
pihak tertentu, dan pelanggaran kriteria
krisis di negara adidaya Amerika Serikat
layak kredit. Pada saat yang bersamaan,
yang
banyak bank yang sesungguhnya tidak
Indonesia. Akan tetapi, krisis di tahun
memiliki modal cukup atau kekurangan
2008 tidak separah tahun 1997 dan tidak
modal tetapi dibiarkan tetap beroperasi.
terlalu berdampak pada sektor perbankan
Terjadi pula krisis kepercayaan masyarakat
di Indonesia karena kondisi fundamental
kepada perbankan. Banyak masyarakat
perbankan cukup kuat. Akan tetapi pada
yang menarik dananya besar-besaran dari
tahun 2011-2014 terjadi penurunan kinerja
bank.
bahwa
keuangan yang dilihat dari ROA (Return
menyimpan dana di bank sudah tidak aman
On Asset) sebagai rasio untuk mengukur
lagi.
profitabilitas perbankan. Pada tahun 2011
Nasabah
melanggar
Pasca
pun
menilai
Sebagai solusi untuk menghadapi krisis
tersebut,
pada
perekonomian
ROA rata-rata sebesar 0,0172. Kemudian
pemerintah
ROA rata-rata pada tahun 2012 mengalami
melakukan kebijakan reformasi perbankan
kenaikan menjadi sebesar 0,0197. Namun,
pada Maret 1999 yaitu dengan menutup
ROA rata-rata pada tahun 2013 dan 2014
bank yang bermasalah, pemberian bantuan
mengalami penurunan terus menerus yaitu
likuiditas
menjadi sebesar 0,0173 dan 0,0126.
bank,
maka
berimbas
melakukan
program
penjaminan pemerintah, pendirian badan penyehatan
perbankan
nasional,
dan
ROA
merupakan
rasio
untuk
mengukur kemampuan manajemen bank
restrukturisasi perbankan. Selain itu, pada
dalam
9 Januari tahun 2004, Bank Indonesia
mencerminkan seberapa besar laba yang
mengumumkan implementasi Arsitektur
bisa
Perbankan Indonesia (API) dalam rangka
menggunakan seluruh asetnya. Semakin
melakukan
tinggi ROA menunjukkan semakin tinggi
terhadap membangun
pembenahan perbankan kembali
fundamental nasional
memperoleh
dicetak
laba.
perusahaan
ROA
dengan
dan
kemampuan bank dalam menghasilkan
perekonomian
laba dan semakin baik dalam penggunaan
Indonesia. Visi API adalah menciptakan
aset
bank.
Semakin
besar
ROA
4 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
menunjukkan semakin baik kinerja suatu
akuntabilitas
(accountability),
bank, sehingga penurunan ROA yang
pertanggungjawaban
(responsibility),
terjadi
independensi
pada
tahun
2011-2014
perlu
diketahui penyebabnya.
(independency),
dan
kewajaran (fairness). Penerapan GCG
Beberapa kajian dan penelitian
sangat penting bagi dunia perbankan
terus dilakukan untuk mengetahui apa
karena lembaga perbankan memiliki fungsi
yang menjadi penyebab penurunan kinerja
yang sangat penting bagi perekonomian di
perbankan. Lemahnya implementasi tata
Indonesia. Pertama, bank berperan penting
kelola
(good
dalam pembangunan ekonomi. Perbankan
corporate governance) menjadi penyebab
dalam perekonomian modern merupakan
terjadinya ketidakstabilan ekonomi yang
industri jasa yang dominan dan menunjang
berdampak
kinerja
hampir seluruh program pembangunan
keuangan perbankan. Menurut laporan
ekonomi, karena kegiatan perekonomian
World
yang
itu dijalankan dengan uang (Herman
dan
Darmawi, 2012 : 28). Kedua, bank sebagai
kinerja
agent of trust yaitu lembaga yang menjaga
perusahaan
pada
Bank,
menimpa
yang
penurunan
krisis
ekonomi
negara-negara
menyebabkan perbankan
baik
ASEAN
penurunan
terjadi
karena
kegagalan
kepercayaan
masyarakat
penerapan Good Corporate Governance
pelayanan
(GCG). Kegagalan penerapan GCG ini
masyarakat. Ketiga, bank juga berfungsi
berasal dari sistem kerangka hukum yang
untuk
masih lemah, kurangnya pengawasan dari
perekonomian
dewan komisaris dan auditor, dan juga
Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:
praktik perbankan yang buruk sehingga
9).
bank
kehilangan
kepercayaan
dari
masyarakat. Good
jasa
yang
melalui
menjaga
baik
kelancaran
di
sektor
kepada
kegiatan riil
(Sigit
Prinsip GCG berkaitan dengan bagaimana usaha perbankan dikelola. Hal
Corporate
Governance
ini
diwujudkan
dengan
serangkaian
merupakan salah satu komponen non
hubungan antara manajemen bank, dewan
keuangan yang sekarang ini menjadi isu
direksi,
penting dan perlu dipertimbangkan oleh
pemangku kepentingan lainnya (Hennie
perusahaan dalam upaya meningkatkan
dan
laba
Good
pelaksanaan GCG juga diwujudkan dalam
Corporate Governance adalah suatu tata
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
kelola Bank yang menerapkan prinsip-
dewan komisaris dan direksi, kelengkapan
prinsip
dan pelaksanaan tugas komite-komite dan
dan
kinerja
perusahaan.
keterbukaan
(transparency),
pemegang
Sonja,
2011:
saham,
37).
dan
para
Pokok-pokok
Pengaruh Penerapan Good .... (Astri Aprianingsih) 5
juga satuan kerja yang menjalankan fungsi
wewenang dan tanggung jawab dalam
pengendalian internal bank. Penerapan
pengelolaan bank. dewan direksi memiliki
GCG
terdapat
tugas untuk menetapkan arah strategis,
hubungan antara unsur yang terkait dengan
menetapkan kebijakan operasional dan
perusahaan baik unsur internal maupun
bertanggung jawab memastikan tingkat
eksternal. Anggota dewan komisaris dan
kesehatan manajemen bank. Selain itu,
anggota dewan direksi diwajibkan untuk
dewan direksi juga memiliki tanggung
memenuhi berbagai persyaratan integritas,
jawab
kompetensi, dan reputasi keuangan.
melaksanakan program hubungan dengan
akan
tercapai
apabila
Dewan komisaris adalah dewan
untuk
mengembangkan
dan
pihak luar perbankan. Akan tetapi, pada
yang memiliki peran sebagai pengawas
kenyataannya
dewan
direksi
tidak
jalannya perusahaan sesuai dengan prinsip
menjalankan
tugasnya
dengan
baik.
GCG,
oleh
Menurut sejumlah penelitian, hampir 60
perusahaan serta memberi nasihat kepada
persen dari bank gagal memiliki anggota
direksi. Dewan komisaris memiliki tugas
dewan
untuk melakukan pengawasan terhadap
pengetahuan
manajemen
informasi
keputusan
yang
untuk
diambil
melakukan
segala
direksi
yang
tidak
perbankan
dan pasif
memiliki
atau
kurang
terhadap urusan
aktivitas dengan kemampuan terbaiknya
pengawasan bank (Hennie Van Greuning
bagi kepentingan perusahaan sehingga
& Sonja Brajovic Bratanovic, 2011: 47).
kinerja
perusahaan
nantinya
akan
Komite
audit
berperan
mengalami peningkatan. Dewan komisaris
melakukan
independen merupakan anggota dewan
perusahaan
komisaris
keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan
yang
bersifat
independen
atas
proses
pelaporan
audit,
dan memberi nasihat kepada direksi secara
governance
objektif. Akan tetapi, pada kenyataannya
Komite audit juga memiliki fungsi untuk
dewan
menjembatani antara pemegang saham dan
independen
tidak
implementasi
internal
sehingga dapat melakukan pengawasan
komisaris
dan
pengawasan
untuk
di
corporate
perusahaan-perusahaan.
menjalankan fungsinya dengan baik yang
dewan
diakibatkan
hubungan
pengendalian yang diselenggarakan oleh
afiliasi antar dewan komisaris sehingga
manajemen serta auditor internal dan
kinerja dewan komisaris menjadi tidak
eksternal. Adanya komite audit diharapkan
independen.
dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan
masih
Dewan pimpinan
adanya
direksi
perusahaan
dan
komisaris
dengan
kegiatan
merupakan
yang dilakukan oleh dewan komisaris dan
memiliki
direksi. Kurangnya pengawasan dewan
6 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
komisaris independen, dewan direksi, dan
yang tidak simetris atau asimetri informasi.
komite audit menyebabkan good corporate
Vernon J. Richardson (1998: 24) juga
governance tidak berjalan secara optimal
menyampaikan bahwa asimetri antara
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
manajemen
kinerja keuangan perbankan.
(principal) dapat memberikan kesempatan
Jensen dan Meckling (1976: 308)
kepada
manajer
menyampaikan bahwa dari berbagai kasus
manajemen
tersebut
muncul
apakah
penerapan
dengan
untuk
laba
pemilik
melakukan
dalam
rangka
berbagai
pertanyaan
menyesatkan pemilik (pemegang saham)
Good
Corporate
mengenai
Governance sudah diterapkan dengan baik
beberapa
kinerja
keuangan
pada
perusahaan.
di setiap perusahaan atau mungkin masih terdapat
(agent)
Permasalahan agensi tersebut dapat
masalah
dalam
memicu terjadinya biaya keagenan. Biaya
adanya
konflik
keagenan dapat ditekan dengan adanya
kepentingan yang terdapat dalam teori
struktur kepemilikan dalam perusahaan
agensi dan mengakibatkan adanya moral
yaitu struktur kepemilikan manajerial dan
hazard. Dalam agency theory, hubungan
kepemilikan
agensi muncul ketika satu orang atau lebih
manajerial merupakan salah satu aspek
mempekerjakan orang lain (principal) atau
corporate governance dimana manajer
karyawan (agent) untuk dapat memberikan
terlibat dalam kepemilikan saham atau
suatu jasa dan kemudian mendelegasikan
dengan kata lain manajer juga sebagai
atau melimpahkan wewenangnya terhadap
pemegang saham. Pemberian kesempatan
agen tersebut. Seorang manajer sebagai
manajer untuk terlibat dalam kepemilikan
pengelola perusahaan akan lebih banyak
saham
mengetahui tentang keadaan perusahaan
kepentingan manajer dengan kepentingan
tersebut dibandingkan dengan pemilik
pemegang saham. Keterlibatan tersebut
(pemegang saham). Oleh karena itu,
akan mendorong manajer untuk bertindak
seorang manajer mempunyai kewajiban
secara hati-hati karena manajer akan turut
untuk memberikan informasi perusahaan
menanggung konsekuensi atas keputusan
terhadap pemilik perusahaan. Akan tetapi
yang diambilnya. Selain itu, manajer akan
informasi
termotivasi
penerapannya
seperti
yang
disampaikan
tersebut
institusional.
bertujuan
untuk
untuk
Kepemilikan
menyetarakan
meningkatkan
terkadang tidak sesuai dengan keadaan
kinerjanya dalam mengelola perusahaan.
yang sebenarnya ada pada perusahaan.
Kepemilikan manajerial ini akan diukur
Menurut Haris Wibisono (2004: 22),
dengan proporsi saham yang dimiliki oleh
kondisi ini yang disebut dengan informasi
manajer, komisaris dan direksi perusahaan
Pengaruh Penerapan Good .... (Astri Aprianingsih) 7
pada
akhir
tahun
dinyatakan
yang
dalam
kemudian
menunjukkan
presentase
perusahaan itu sendiri.
(Wahidahwati, 2002: 607). Selain
kinerja
keuangan
suatu
Selain struktur kepemilikan yang
kepemilikan
manajerial,
dapat
mempengaruhi
pengambilan
kepemilikan institusional juga merupakan
keputusan manajer, ukuran perusahaan
aspek
juga
corporate
governance
yang
dapat
mempengaruhi
keputusan
dipandang dapat mengurangi agency cost.
manajer dan akan berakibat pada kinerja
Hal tersebut dikarenakan kepemilikan
keuangan. Ukuran perusahaan adalah besar
institusional suatu sumber kekuasaan yang
kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari
dapat digunakan untuk mendukung atau
besarnya
menentang kebijakan yang dibuat oleh
perusahaan tersebut. Menurut Ningsaptiti
manajer. Kepemilikan institusional adalah
dalam
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
perusahaan yang berukuran besar biasanya
pihak luar baik dalam bentuk institusi,
memiliki
lembaga atau kelompok lainnya (Marselina
kepentingan yang lebih luas. Perusahaan
Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan
yang
Eddy Sutanta, 2013: 3403). Kepemilikan
informasi
institusional dianggap dapat memonitor
kepentingan investasi, karena perusahaan
kinerja
yang besar akan lebih diperhatikan oleh
manajemen.
institusional
yang
Kepemilikan
Zeptian
peran
lebih
(2013:
sebagai
besar yang
dimiliki
dapat lebih
oleh
6),
pemegang
memberikan baik
untuk
masyarakat sehingga dalam melakukan
menghasilkan upaya-upaya pengawasan
pelaporan akan lebih hati-hati. Perusahaan-
yang
sehingga
dapat
perusahaan yang berukuran besar juga
oportunistic
oleh
memiliki tanggung jawab yang lebih besar
manajer, yaitu manajer melaporkan laba
pula. Kebijakan-kebijakan yang dibuat
secara oportunis untuk memaksimalkan
oleh perusahaan besar juga akan membawa
kepentingan
pengaruh
membatasi
intens
juga
Andra
yang
akan
lebih
tinggi
aset
perilaku
pribadinya
(Jensen
dan
yang
besar
pula
terhadap
Meckling, 1976: 372-373). Selain itu,
kepentingan publik dibandingkan dengan
pengawasan yang efektif dari investor
perusahaan kecil, sehingga perusahaan
institusional
dengan ukuran perusahaan yang besar
terjadinya
akan manipulasi
meminimalisir oleh
akan membuat manajer lebih hati-hati
manajer yang nantinya akan berpengaruh
dalam melaporkan kinerja perusahaan
pada laba perusahaan yang tercermin dari
yang tercermin dari laporan keuangan
laporan keuangan perusahaan. Laporan
yang nantinya akan berpengaruh terhadap
keuangan
kinerja keuangan perusahaan.
perusahaan
keuangan
nantinya
akan
8 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
METODE PENELITIAN
resmi Bursa Efek Indonesia. Metode
Jenis Penelitian
pengumpulan data dokumentasi digunakan
Berdasarkan jenis data dan analisis
dalam
rangka
memenuhi
informasi
dalam
karena
kepentingan variabel penelitian yang telah
mengacu pada perhitungan data berupa
didesai sebelumnya (Puguh Suharso, 2009:
angka.
104).
Waktu dan Tempat Penelitian
Teknik Analisis Data
kuantitatif
Penelitian ini dilakukan dengan
diperlukan
atau
yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian
yang
data
untuk
Uji Hipotesis
pengambilan data di Bursa Efek Indonesia
Penelitian ini dalam melakukan
(BEI) melalui situs web www.idx.co.id.
pengujian
terhadap
hipotesis
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah
menggunakan
dari bulan Januari-Maret 2016.
sederhana dan analisis regresi linear
analisis
regresi
adalah linear
berganda. Target/Subjek Penelitian Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah 42 perusahaan perbankan yang
A. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Berdasarkan kriteria
yang
telah
ditentukan
menggunakan metode purposive sampling, terdapat 30 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-
Intrumen,
dan
ini diproksikan dengan Kinerja Keuangan (ROA), Dewan Komisaris Independen (DKI), Dewan Direksi (DD), Komite Audit
(KA),
(MNJR),
Kepemilikan
Kepemilikan
Teknik
Institusional
Uji Hipotesis Berikut adalah persamaan regresi
Pengumpulan Metode pengumpulan data yang
dalam penelitian ini : 1: Y = α +
DKI + ε
mengumpulkan
2: Y = α +
DD + ε
dokumen yang dibutuhkan secara online
3: Y = α +
KA + ε
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
Manajerial
(INST), dan Ukuran Perusahaan (SIZE).
2014 yang dijadikan sampel.
Data,
Variabel yang diukur dalam penelitian
yaitu
dengan mengambil data melalui website
Pengaruh Penerapan Good .... (Astri Aprianingsih) 9
4: Y = α +
MNJR + ε
yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris
5: Y = α +
INST + ε
Independen tidak berpengaruh signifikan
6: Y = α +
SIZE + ε
terhadap Kinerja Keuangan Perbankan.
7: Y = α +
DKI +
MNJR +
DD +
KA + SIZE + ε
INST +
Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 1
Komisaris Independen di Perbankan akan
Beta 0,02 0,01 0,98 4 3 7
.
Hal tersebut disebabkan karena Dewan Komisaris
Nilai t
B
DKI
dukungan empiris bahwa adanya Dewan
memiliki Kinerja Keuangan yang tinggi.
Hasil Uji Hipotesis 1
Vari abel
Hasil penelitian ini tidak memberikan
Sig.
Independen
yang
kurang
kompeten dan kurang memiliki sikap kepemimpinan sehingga peran Dewan
1,658 5
0,32 6
Direksi yang lebih dominan. Dewan Komisaris Independen pun tidak bisa
Berdasarkan tabel 1, persamaan regresi adalah:
melaksanakan tugasnya dengan baik dan Kinerja
ROA = 0,024 – 0,013 DKI
Keuangan
Perbankan
tidak
mengalami peningkatan.
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa
sebesar -0,987 sedangkan
pada tingkat signifikansi 5% sebesar 1,6585. Hasil ini menunjukkan bahwa lebih kecil dari
(-0,987 <
Hasil Uji Hipotesis 2 Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 2 Nilai t
Vari
B
abel -
sebesar 0,326 menunjukkan nilai yang besar
signifikansi
dari
nilai
yang
telah
pada
tingkat
ditentukan
.
Beta
1,6585). Nilai probabilitas signifikansi
lebih
Sig
DD
. 0,
0,00
0,0
3
03
5,408
1,658
00
5
0
sebelumnya, yaitu 0,05 (0,326 > 0,05). Berdasarkan hasil uji hipotesis ini dapat disimpulkan
bahwa
variabel
Dewan
Berdasarkan tabel 2, persamaan regresi adalah:
Komisaris Independen memiliki pengaruh
ROA = -0,003 + 0,003 DD
negatif
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat
dan
tidak
signifikan
teradap
Kinerja Keuangan Perbankan (ROA). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmad Minan Santoso (2015)
bahwa
sebesar 5,408 sedangkan
pada tingkat signifikansi 5% sebesar 1,6585. Hasil ini menunjukkan bahwa
10 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
lebih besar dari
Berdasarkan tabel 3, persamaan
(5,408 >
1,6585). Nilai probabilitas signifikansi
regresi adalah:
sebesar 0,000 menunjukkan nilai yang
ROA = 0,005 + 0,003 KA
lebih
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat
kecil
dari
signifikansi
nilai
yang
pada
telah
tingkat
ditentukan
bahwa
sebesar 2,566 sedangkan
sebelumnya, yaitu 0,05 (0,000 < 0,05).
pada tingkat signifikansi 5% sebesar
Berdasarkan hasil uji hipotesis ini dapat
1,6585. Hasil ini menunjukkan bahwa
disimpulkan
bahwa
variabel
Dewan
Direksi memiliki pengaruh positif dan signifikan
teradap
Kinerja
Keuangan
Perbankan (ROA).
penelitian Ahmad Minan Santoso (2015) yang menyatakan bahwa Dewan Direksi positif
dan
signifikan
terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Dewan direksi berperan sebagai pimpinan sebuah perusahaan yang melaksanakan
sebesar 0,012 menunjukkan nilai yang
kinerja.
Dewan
direksi
memiliki peran yang sangat penting untuk keberlangsungan
perusahaan,
dengan
adanya dewan direksi yang cakap dan profesional maka nantinya akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Hasil Uji Hipotesis 3 Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 3 Nilai t Vari B Sig abel Beta . 0,00 0,00 1,65 0,0 KA 5 3 2,566 85 12
kecil
signifikansi
dari
nilai
yang
pada
telah
tingkat
ditentukan
sebelumnya, yaitu 0,05 (0,012 < 0,05). Berdasarkan hasil uji hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa variabel Komite Audit memiliki pengaruh positif dan signifikan teradap
Kinerja
Keuangan
Perbankan
(ROA).
strategi dan kebijakan perusahaan untuk meningkatkan
(2,566 >
1,6585). Nilai probabilitas signifikansi
lebih
Hasil penelitian ini sejalan dengan
berpengaruh
lebih besar dari
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmad Minan Santoso (2015) yang menyatakan bahwa Komite Audit berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Komite Audit memiliki peran untuk membantu
Dewan
Komisaris
dalam
mengawasi
kegiatan
perusahaan,
khususnya
dalam
pengawasan
pengendalian internal perusahaan. Komite Audit juga berperan untuk menjembatani antara internal.
auditor
eksternal
Dengan
dan
pengawasan
auditor yang
dilakukan oleh komite audit terhadap pengendalian internal perusahaan, maka
Pengaruh Penerapan Good .... (Astri Aprianingsih) 11
akan memperkecil tindakan tidak sehat
positif dan signifikan terhadap Kinerja
yang dilakukan oleh manajemen demi
Keuangan. Akan tetapi, hasil penelitian ini
kepentingan pribadi, dengan begitu kinerja
sejalan dengan penelitian Yeterina Widi
keuangan perusahaan pun akan meningkat.
Nugrahanti
(2012).
Kepemilikan
Manajerial merupakan keadaan dimana Hasil Uji Hipotesis 4
manajermen sebagai pengelola perusahaan
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 4 Nilai t Vari B abel Beta Sig.
dan
0,01 5
sekaligus
perusahaan
pemilik sehingga
saham
dalam
membuatnya
memiliki rangkap jabatan yaitu sebagai
1,65 0,69 -0,400 85 0
manajemen dan sebagai investor. Akan
Berdasarkan tabel 4, persamaan
kepemilikan manajerial masih sangat kecil
MNJ 0,0 R 17
tetapi, dalam penelitian ini, proporsi
yang
regresi adalah:
menyebabkan
manajer
ROA = 0,017 - 0,015 MNJR
merasakan
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat
pengambilan keputusan yang diambilnya.
bahwa
sebesar -0,400 sedangkan
pada tingkat signifikansi 5% sebesar 1,6585. Hasil ini menunjukkan bahwa lebih kecil dari
Hal
langsung
kurang
tersebut
nantinya
manfaat
tidak
dari
dapat
menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, sehingga tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
(-0,400 <
1,6585). Nilai probabilitas signifikansi
Hasil Uji Hipotesis 5
sebesar 0,690 menunjukkan nilai yang
Tabel Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 5 Nilai t Vari B abel Beta INS 0,02 0,01 1,658 T 7 5 -2,288 5
lebih
besar
signifikansi
dari
nilai
yang
pada
telah
tingkat
ditentukan
sebelumnya, yaitu 0,05 (0,690 > 0,05). Berdasarkan hasil uji hipotesis ini dapat
Sig . 0,0 24
disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan Berdasarkan tabel 5, persamaan
Manajerial memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan teradap Kinerja Keuangan
regresi adalah: ROA = 0,027 - 0,015 INST
Perbankan (ROA).
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian MG. Kentris Indarti (2013)
yang
Kepemilikan
sebesar -2,288 sedangkan
bahwa
pada tingkat signifikansi 5% sebesar
berpengaruh
1,6585. Hasil ini menunjukkan bahwa
menyatakan Manajerial
bahwa
12 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
lebih kecil dari
(-2,288 <
1,6585). Nilai probabilitas signifikansi
Keadaan yang tidak kondusif ini tidak akan meningkatkan kinerja keuangan.
sebesar 0,024 menunjukkan nilai yang lebih
kecil
dari
signifikansi
nilai
yang
pada
telah
tingkat
ditentukan
sebelumnya, yaitu 0,05 (0,024 < 0,05). Berdasarkan hasil uji hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan Institusional memiliki pengaruh negatif
Hasil Uji Hipotesis 6 Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 6 Nilai t Vari B abel Beta Sig. 0,0 SIZE 58
dan signifikan teradap Kinerja Keuangan Perbankan (ROA).
regresi adalah:
penelitian
Nugrahanti bahwa
Yeterina
(2012)
yang
Kepemilikan
berpengaruh
positif
ROA = -0,058 + 0,010 SIZE
Widi
menyatakan
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa
Institusional dan
signifikan
penelitian
ini
sejalan
1,6585. Hasil ini menunjukkan bahwa
Institusional
merupakan
keadaan dimana pihak institusi memiliki saham di suatu perusahaan dan biasanya kepemilikan sahamnya berjumlah besar. Kepemilikan jumlah saham yang tinggi oleh institusi ini menyebabkan pihak institusi
bertindak
untuk
kepentingan
mereka sendiri dengan mengorbankan kepentingan pemegang saham minoritas dan
akan
membuat
perusahaan
yang
(5,134 >
1,6585). Nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan nilai yang lebih
nantinya
menyebabkan keadaan tidak kondusif.
kecil
signifikansi
dari
nilai
yang
pada
telah
tingkat
ditentukan
sebelumnya, yaitu 0,05 (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil uji hipotesis ini dapat disimpulkan
bahwa
variabel
Ukuran
Perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan
teradap
Kinerja
Keuangan
Perbankan (ROA). Hasil penelitian ini tidak sejalan
terjadinya
ketidakseimbangan dalam penentuan arah kebijakan
lebih besar dari
dengan
penelitian Faiza Nur Rohmah (2013). Kepemilikan
sebesar 5,134 sedangkan
pada tingkat signifikansi 5% sebesar
terhadap Kinerja Keuangan. Akan tetapi, hasil
1,65 0,00 85 0
5,134
Berdasarkan tabel 6, persamaan
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
0,01 0
dengan
penelitian
Okajaya
Kusuma
Warenda (2013) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Akan tetapi, hasil penelitian ini sejalan
Pengaruh Penerapan Good .... (Astri Aprianingsih) 13
dengan penelitian Faiza Nur Rohmah
Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat
(2013). Ukuran perusahaan merupakan
bahwa nilai F hitung sebesar 7,264 dengan
kekuatan finansial yang dimiliki oleh
probabilitas signifikansi sebesar 0,000
sebuah perusahaan dimana semakin besar
menunjukkan nilai yang lebih kecil dari
aset yang dimiliki oleh perusahaan maka
nilai yang lebih kecil dari nilai pada
akan semakin mendapat perhatian di mata
tingkat signifikansi yang telah ditentukan
masyarkat. Besarnya aset yang dimiliki
sebelumnya, yaitu 0,005 (0,000 < 0,05).
oleh
dari
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil
banyaknya
dari tingkat signifikansi tersebut, maka
dividen yang dibagikan kepada pemegang
model regresi ini dapat digunakan untuk
saham yang secara otomatis menciptakan
memprediksi Kinerja Keuangan (ROA).
perbankan
banyaknya
dapat
kantor
dilihat
cabang,
citra dan reputasi yang baik di mata
Berdasarkan hasil hipotesis tersebut
masyarkat, dengan begitu perusahaan akan
dapat disimpulkan bahwa variabel Dewan
termotivasi untuk selalu mempertahankan
Komisaris Independen, Dewan Direksi,
kinerjanya.
Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran
Hasil Uji Hipotesis 7
Perusahaan
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis 7
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan
Vari abel
B
Beta
DKI DD
0,001 0,002
KA
0,000
MN JR INS T SIZ E
0,00 9
R2
F Hitu ng
secara
bersama-sama
Perbankan. Penerapan
Sig.
Good
Corporate
Governance yang baik dalam perusahaan yaitu dengan memilih dewan komisaris
0,27 8
7,26 4
0,00 0
0,010 0,019 0,003
independen yang kompeten yang akan mengawasi kinerja dewan direksi dalam melakukan
regresi adalah:
dan
strategi
perusahaan, dewan direksi akan semakin baik dalam melakukan kinerjanya untuk meningkatkan
Berdasarkan tabel 7, persamaan
kebijakan
kinerja
perusahaannya.
Begitu pula dengan adanya dewan direksi yang
kompeten
dalam
melakukan
ROA = -0,009 + 0,001 DKI +
perencanaan strategis perusahaan, akan
0,002 DD + 0,000 KA – 0,010 MNJR –
meningkatkan kinerja perusahaan. Begitu
0,019 INST + 0,003 SIZE
pula dengan komite audit yang sangat berperan penting dalam membantu dewan
14 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
komisaris untuk mengawasi pengendalian
signifikansi sebesar 0,326 yang lebih
internal dalam perusahaannya sehingga
besar dari signifikansi 0,05.
akan tercipta lingkungan kerja
yang
2.
Dewan Direksi berpengaruh positif
kondusif. Penerapan struktur kepemilikan
dan
dalam perusahaan yang baik dan merata
Keuangan Perbankan yang terdaftar di
juga
kinerja
BEI periode 2011-2014. Hal ini
peusahaan. Kepemilikan institusional yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien
dimiliki oleh pihak institusi yang memiliki
yang bernilai positif yaitu 0,003 dan
saham mayoritas dalam perusahaan akan
nilai t hitung lebih besar dari t tabel
meningkatkan kinerja peusahaan dengan
(5,408
kontrol
signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
akan
meningkatkan
yang
diberikannya
kepada
manajemen peusahaan akan tetapi dengan tetap memperhatikan pemegang saham
signifikan
>
terhadap
1,6585)
Kinerja
serta
nilai
kecil dari signifikansi 0,05. 3.
Komite Audit berpengaruh positif dan
minoritas. Di sini, kepemilikan manajerial
signifikan terhadap Kinerja Keuangan
juga berperan dalam meningkatkan kinerja
Perbankan yang terdaftar di BEI
perusahaan,
karena
periode
mempunyai
rasa
manajemen memiliki
akan
2011-2014.
Hal
ini
terhadap
ditunjukkan dengan nilai koefisien
perusahaan yang dia kelola, jadi dia akan
yang bernilai positif yaitu 0,003 dan
berusaha untuk melakukan pengelolaan
nilai t hitung lebih besar dari t tabel
perusahaan dengan baik dan nantinya akan
(2,566
meningkatkan kinerja perusahaan.
signifikansi sebesar 0,012 yang lebih
>
1,6585)
serta
nilai
kecil dari signifikansi 0,05. 4.
SIMPULAN DAN SARAN
negatif dan tidak signifikan terhadap
Simpulan 1.
Dewan
Kepemilikan Manajerial berpengaruh
Komisaris
Independen
Kinerja Keuangan Perbankan yang
dan
tidak
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
signifikan terhadap Kinerja Keuangan
Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Perbankan yang terdaftar di BEI
koefisien yang bernilai negatif yaitu -
periode
ini
0,015 dan nilai t hitung lebih kecil dari
ditunjukkan dengan nilai koefisien
t tabel (-0,400 < 1,6585) serta nilai
yang bernilai negatif yaitu -0,013 dan
signifikansi sebesar 0,690 yang lebih
nilai t hitung mutlak lebih kecil dari t
besar dari signifikansi 0,05.
berpengaruh
negatif
2011-2014.
Hal
tabel (-0,987 < 1,6585) serta nilai
5.
Kepemilikan Insitusional berpengaruh negatif
dan
signifikan
terhadap
Pengaruh Penerapan Good .... (Astri Aprianingsih) 15
6.
Kinerja Keuangan Perbankan yang
kinerjanya. Peningkatan kinerja ini
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
yaitu
Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Corporate Governance dengan baik
koefisien yang bernilai negatif yaitu -
dan benar yaitu memilih Dewan
0,015 dan nilai t hitung lebih kecil dari
Komisaris,
t tabel (-2,288 < 1,6585) serta nilai
Komite Audit secara lebih selektif
signifikansi sebesar 0,024 yang lebih
karena
kecil dari signifikansi 0,05.
menentukan
Ukuran
peningkatan kinerja perusahaan.
Perusahaan
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja
menerapkan
Dewan
posisi
Perbankan
Good
Direksi,
tersebut
sangat
keberhasilan
hendaknya
dan
dan
menerapkan
Keuangan Perbankan yang terdaftar di
kepemilikan
manajerial
dan
BEI periode 2011-2014. Hal ini
kepemilikan
institusional
agar
ditunjukkan dengan nilai koefisien
manajemen dapat melakukan tugasnya
yang bernilai negatif yaitu 0,010 dan
dengan
nilai t hitung lebih besar dari t tabel
pengawasan dari pihak institusi dan
(5,134
manajer itu sendiri.
>
1,6585)
serta
nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
7.
b.
dengan
c.
baik
karena
adanya
Ukuran perusahaan yang besar akan
kecil dari signifikansi 0,05.
semakin
Dewan Komisaris Independen, Dewan
masyarakat
Direksi, Komite Audit, Kepemilikan
sehingga
Manajerial, Kepemilikan Institusional,
memperhatikan kinerjanya. Apalagi
dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
semakin besar perusahaan, maka akan
positif dan signifikan terhadap Kinerja
semakin
Keuangan Perbankan yang terdaftar di
masyarakat.
BEI periode 2011-2014. Hal ini
2.
ditunjukkan dengan nilai F hitung
Investor
menarik
perhatian
terutama perbankan
mendapat
investor
harus
perhatian
selalu
dari
Bagi Investor sebaiknya
mempertimbangkan
lebih besar dari F tabel (7,264 > 2,18)
berbagai
aspek ketika
serta nilai signifikansi sebesar 0,000
investasi terutama dalam pelaksanaan
yang lebih kecil dari signifikansi 0,05.
dan
penerapan
Good
melakukan
Corporate
Governance dalam perbankan karena Saran
dengan terlaksananya GCG maka hak
1.
Bagi Perbankan
investor akan terlindungi.
a.
Perbankan
hendaknya
mampu
mempertahankan dan meningkatkan
3.
Bagi Peneliti selanjutnya
16 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
a.
Peneliti
selanjutnya
sebaiknya
melakukan penelitian serupa namun dengan sektor yang berbeda dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak. b.
Peneliti
selanjutnya
sebaiknya
menambah variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perbankan. c.
Peneliti
selanjutnya
sebaiknya
menambah periode penelitian untuk memperbaharui
penelitian
yang
sejenis. DAFTAR PUSTAKA Andra Zeptian. (2013). “Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perbankan”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Haris
Wibisono. (2004). Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan di Seputar Seasoned Equity Offerings (Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta). Tesis. Universitas Diponegoro.
Hennie Van Greuning & Sonja Brajovic Bratanovic. (2011). Analyzing Banking Risk: Analisis Risiko Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. Herman Darmawi. (2012). Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara. Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. (1976). “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics.
Marselina Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan Eddy Suranta. (2013). “Dividend Policy and Foreign Ownership”. Simposium Nasional Akuntansi XVI, hlm. 34013423. Puguh Suharso. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis. Jakarta: Indeks Measurement and evaluation in teaching. (6thed.). New York: Macmillan. Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat. Wahidahwati. (2002). “Kepemilikan Manajerial dan Agency Conflicts: Analisis Persamaan Simultan Non Linear dari Kepemilikan Manajerial, Penerimaan Risiko, Kebijakan Utang, dan Kebijakan Dividen”. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi V Semarang, 5-6 September, hlm. 601-623.