PENGARUH PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN

Download pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning. Cycle 5-E tanpa berbantuan modul (x = 75,04). Kata Kunci: mo...

0 downloads 479 Views 57KB Size
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMK NEGERI 7 MALANG PROGRAM KEAHLIAN KIMIA ANALISIS Ary Nuraini Nachdhiyah, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang Email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul di SMK Negeri 7 Malang Program Keahlian Kimia Analisis. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasy eksperimental design). Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul (x = 80,55) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul (x = 75,04). Kata Kunci: modul pembelajaran, model Learning Cycle 5-E, larutan penyangga, SMK

Pembelajaran di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) berbeda dengan pembelajaran di SMA (Sekolah Menengah Atas), baik dari segi kurikulum yang digunakan maupun proses belajar mengajarnya. Kurikulum di SMK mengedepankan ketercapaian kompetensi bidang keterampilan sedangkan kurikulum di SMA mengedepankan ketercapaian kompetensi bidang keilmuan.. Salah satu pokok bahasan mata pelajaran kimia yang diajarkan di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah larutan penyangga. Materi larutan penyangga banyak berisi konsep bersifat abstrak, berisi banyak penjelasan, perhitungan, latihan soal dan erat kaitannya dengan manfaat larutan penyangga dalam kehidupan seharihari, sehingga dapat diterapkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Modul merupakan bahan ajar yang dibuat berdasarkan program pembelajaran yang utuh dan sistematis serta dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri yang didalamnya mengandung tujuan, bahan, dan kegiatan belajar, serta evaluasi (Yudhi Munadi, 2010:99). Model Learning Cycle dikembangkan dari teori belajar Piaget (Abraham, et al, Renner et al dalam Dasna, 2006:75). Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi 3 aspek yaitu: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual merupakan organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang memudahkan individu untuk memecahkan masalah-masalah dalam lingkungan. Isi merupakan perilaku khas dari individu dalam merespon suatu masalah yang dihadapi sedangkan fungsi

dalam perkembangan intelektual mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin dalam Dasna, 2006) Penelitian yang dilakukan oleh Riska Kurniawati Asri (2012) pada materi asam basa terhadap siswa kelas X kompetensi keahlian kimia analisis SMK Negeri 7 Malang, yang menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul. Pembelajaran di SMK lebih ditekankan pada praktikum atau terjun langsung ke lapangan dan hanya sedikit diberi materi. Siswa SMK cenderung lebih aktif jika diberi pembelajaran yang berupa praktikum atau menggali dan menyimpulkan sendiri materi pelajaran daripada hanya diberikan ceramah. Langkah yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah melaksanakan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5-E berbantuan modul METODE Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (Quasy Experimental Design). Kelas eksperimendibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul, sedangkan kelas kontrol dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E dengan bahan ajar yang biasa dilakukan di Sekolah (tanpa berbantuan modul). Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini tertera pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Rancangan Penelitian Eksperimen Semu

Subjek

Perlakuan

Post-test

Kelompok eksperimen

X1

O1

Kelompok kontrol

X2

O2 (Sugiono,2010:115)

Keterangan : X1 : Pembelajaran dengan model Learning Cycle 5-E berbantuan modul X2 : Pembelajaran dengan model Learning Cycle 5-E berbantuan bahan ajar yang biasa dipakai di Sekolah O1 : Tes untuk kelas eksperimen O2 : Tes untuk kelas kontrol

Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 SMK Negeri 7 Malang Program Keahlian Kimia Analisis tahun pelajaran 2012/2013. Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan undian. Kelas KA 1 sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas KA 3 sebagai kelas kontrol. Pertimbangan peneliti dalam penggunaan dua kelas tersebut sebagai sampel adalah kesetaraan kemampuan yang dimilki kedua kelas tersebut. Kemampuan awal kedua kelas ini diambil dari nilai UAS semester ganjil.

Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 7 Malang yang beralamat di Jalan Satsuit Tubun Gang IV Klojen, Malang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari -Maret 2013, dengan jumlah pertemuan sebanyak delapan kali pertemuan. Setiap pertemuan masing-masing dengan alokasi waktu selama 2 x 45 menit. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian terdiri dari instrumen perlakukan yang meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen pengukuran yang me-liputi lembar observasi dan ulangan harian. RPP dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul diterapkan pada kelas eksperimen sedangkan RPP dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul diterapkan pada kelas kontrol. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Ulangan harian digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Pengumpulan Data Nilai hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa diperoleh dari observasi selama proses pembelajaran sedangkan nilai hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari ulangan harian yang dilakukan setelah materi larutan penyangga selesai diajarkan. Analisis Data Nilai hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan teknik persentase. Sedangkan nilai hasil belajar kognitif siswa dianalisis dengan analisis statistika menggunakan uji-t. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa Data kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai UAS kelas X semester ganjil SMK Negeri 7 Malang jurusan kimia analisis. Data kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata kemampuan awal siswa masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5. Tabel 2 Data Kemampuan Awal Siswa Kelas

Jumlah Siswa

Nilai Terendah

26 27

57,00 62,86

Kontrol Eksperimen

Nilai Tertinggi 85,71 80,00

Rata-rata 69,06 71,98

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol Eksperimen

  69.0631 71.9137

Uji Kolmogorov-Smirnov Standar Deviasi Nilai Signifikansi 7.87471 0,526 5.34448 0,651

Kesimpulan Normal Normal

Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol Eksperimen

Test of Homogeneity of Variances Nilai Signifikansi   69.0631 0,072 71.9137

Kesimpulan Homogen

Tabel 5 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kemampuan Awal Siswa

Variabel Kemampuan awal

Rata-rata Kontrol Eksperimen 69,06

Nilai signifikansi

71,91

Kesimpulan Tidak ada beda kemampuan awal siswa

0,128

Berdasarkan Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai ulangan harian materi larutan penyangga. Data hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 6. Uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis hasil belajar kognitif siswa masing-masing dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9. Tabel 6 Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Kontrol Eksperimen

Jumlah Siswa 26 27

Nilai Terendah 55,00 64,00

Nilai Tertinggi 98,00 98,00

Rata-rata 75,04 80,55

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Kontrol Eksperimen

Uji Kolmogorov-Smirnov Standar Deviasi Nilai Signifikansi 8.77943 0,668 10.03200 0,988

Kesimpulan Normal Normal

Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Kontrol Eksperimen

Test of Homogeneity of Variances Nilai Signifikansi   75.0385 0,180 80.5556

Kesimpulan Homogen

Tabel 9 Hasil Uji-t Hasil belajar Kognitif Siswa

Variabel Nilai Tes

Rata-rata Kontrol Eksperimen 75,04 80,55

Nilai signifikansi 0,038

Kesimpulan Ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa

Tabel 9 menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul. Hasil Belajar Afektif Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil observasi sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil belajar afektif siswa dan grafik hasil belajar afektif siswa masing-masing dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar 1. Tabel 10 Data Hasil Belajar Afektif Siswa Pertemuan Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Rata-rata

Rata-rata nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 82,00 87,00 86,00 76,00 75,00 76,00 84,00 77,00 77,00 76,00 75,00 75,00 79,83 77,83

Persentase Nilai Afektif Siswa

100 90 80 70 60 50 40

Kelas Kontrol

30

Kelas Eksperimen

20 10 0

Pertemuan Gambar 1 Grafik Hasil Belajar Afektif Siswa

Hasil Belajar Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik siswa didapatkan dari hasil observasi kegiatan siswa saat melakukan kegiatan praktikum. Data hasil belajar psikomotorik siswa dan grafik hasil belajar psikomotorik siswa masing-masing dapat dilihat pada Tabel 11 dan Gambar 2.

Tabel 11 Data Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Jenis Praktikum

Persentase Nilai Psikomotorik Siswa

Percobaan 1 Percobaan 2 Rata-rata

Rata-rata nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 82 90 90 92 86 91

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Percobaan 1

Percobaan 2

Jenis Praktikum

Gambar 2 Grafik Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

PEMBAHASAN Dari data hasil belajar siswa pada materi pokok larutan penyangga yang diperoleh menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul atau menggunakan bahan ajar dari sekolah. Hal ini menunjukkan penggunaan modul ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Nasution (2000: 42) keefektifan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya motivasi, kesanggupan untuk memahami pengajaran, buku pelajaran dan buku kerja. Menurut Setyosari dan Effendi (1990:3) belajar melalui modul dianggap lebih efektif dan efisien dapat dicapai melalui hal-hal sebagai berikut: (1) siswa dapat berkembang secara maksimal sesuai dengan perbedaan kemampuan, potensi, dan kecepatan belajar masing-masing (2) siswa dapat menyesuaikan diri sesuai dengan keunikan cara belajarnya masing-masing (3) siswa lebih dapat belajar aktif, karena kegiatan yang dilakukan berdasarkan pusat minatnya (4) ditinjau dari sudut teori mengajar, sistem pengajaran modul ini lebih membuka kemungkinan atau peluang dalam penggunaan ragam cara belajar dan berbagai macam media, sehingga perbedaanperbedaan dan keunikan individu, misalnya perbedaan memberi

respon dapat terlayani (5) belajar melalui sistem pengajar modul dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar, karena siswa dan guru dapat mengontrol aktivitas belajar mengajarnya sesuai dengan rancangan belajar yang telah ditetapkan. Selain itu dapat juga dilihat dari rata-rata nilai siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul (̅ = 80,55) lebih tinggi dari nilai rata-rata siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul (̅ = 75,04) . Menurut Nurkancana (1986: 24), hasil belajar merupakan tingkat penguasaan atau kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dari beberapa hasil uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E pada materi larutan penyangga yang dilakukan pada penelitian ini efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Dasna dan Sutrisno (2006:89) penerapan model Learning Cycle 5-E dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena kedua kelas sama-sama menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E, namun kelas eksperimen didukung oleh modul yang fase-fasenya sesuai dengan fase-fase yang ada dalam Learning Cycle 5-E, sehingga menyebabkan kedua kelas mempunyai hasil belajar yang berbeda.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5-E untuk pertemuan pertama sampai pertemuan keenam pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul atau menggunakan bahan ajar dari Sekolah sangat baik. 2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul di Kelas X Semester 2 program kimia analisis SMK Negeri 7 Malang. Saran 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan kepada pengajar untuk menggunakan modul dalam proses pembelajaran hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E berbantuan modul lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5-E tanpa berbantuan modul di SMK Negeri 7 Malang. 2. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5-E dengan berbantuan modul dengan materi yang berbeda dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan sebagai alternatif model pembelajaran yang menarik minat siswa untuk lebih giat belajar. 3. Perlu adanya perbaikan terhadap modul larutan penyangga agar penggunaan modul pembelajaran berbasis Learning Cycle 5-E lebih efektif untuk

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa terhadap materi larutan penyangga. Adapun perbaikan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: • Kegiatan belajar 1 yaitu fase explanation, dalam modul halaman 10 pada Tabel 1.2 jenis zat pada nomor 3 dituliskan setelah penambahan sedikit asam nilai pH naik sedikit seharusnya setelah ditambahkan sedikit asam nilai pH turun sedikit. • Kegiatan belajar 3 yaitu fase exploration, dalam modul halaman 44 pada kegiatan praktikum uji buffer fosfat dalam minuman bersoda, perlu diketahui di dalam minuman bersoda apakah mengandung buffer fosfat, karena buffer fosfat merupakan buffer yang dapat mempertahankan pH darah dalam sel tubuh. DAFTAR RUJUKAN Dasna, I Wayan & Sutrisno (Eds.).2006.Model-Model Pembelajaran Konstruktivistik Dalam Pembelajaran SAINS-Kimia.Malang: FMIPA UM Munadi, Yudi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara. Setyosari, P.& Effendi,M.1991. Pengajaran Modul. Malang: IKIP Universitas Negeri Malang Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.