PENGKAJIAN PEMURNIAN BENIH JAGUNG PULUT DI PROVINSI GORONTALO

Download 14 Des 2016 ... Pengkajian Pemurnian Benih Jagung Pulut di Provinsi Gorontalo. Ari Abdul Rouf, Annas Zubair, Dahlan Walangadi,. Muhamad Yus...

0 downloads 451 Views 479KB Size
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010

ISSN : 978-979-8940-29-3

Pengkajian Pemurnian Benih Jagung Pulut di Provinsi Gorontalo Ari Abdul Rouf, Annas Zubair, Dahlan Walangadi, Muhamad Yusuf Antu dan Sukarto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo Jl. Kopi No. 270 Kec. Tilong Kabila Kab. Bone Bolango Gorontalo – 96183 E-mail : [email protected]

Abstrak Benih adalah faktor utama dalam menentukan keberhasilan usahatani jagung. Dalam upaya mendukung pemenuhan benih bermutu maka diperlukan kajian Penangkaran Jagung Pulut Lokal Gorontalo dengan tujuan melakukan pemurnian jagung pulut Lokal Gorontalo. Pengkajian dilakukan bulan September – Desember 2009 di Desa Hulawa, Kabupaten Gorontalo. Untuk pemurnian jagung lokal pulut maka dilakukan penyerbukan sendiri (selfing). Pada musim pertama ini dilakukan seleksi sejumlah tongkol tanaman terpilih, kemudian dilakukan penyerbukan sendiri. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa terdapat perbedaan warna bunga yaitu bunga merah dan kuning kemudian dilakukan penyerbukan sendiri masing-masing 150 tongkol. Potensi hasil pada kadar air 12% jagung lokal pulut bunga kuning adalah 4,26 ton/ha sedangkan bunga merah sebesar 3,58 ton/ha. Kata kunci: Pemurnian benih, pulut lokal, penangkar jagung

lopektin 75 % dan 25 % amilosa. Amilopektin adalah bentuk pati yang terdiri dari subunit glukosa bercabang sedangkan amilosa terdiri dari molekul glukosa tidak bercabang. Jagung pulut ditemukan di Cina pada tahun 1908 yang mempunyai sifat lilin (waxy) dan dikendalikan oleh gen resesif tunggal, gen wx. Menurut Iriani et al 2005, jagung pulut merupakan jagung lokal yang mempunyai potensi hasil rendah yaitu kurang dari 2 ton/ha, tongkol berukuran kecil dengan diameter 1012 mm dan sangat peka penyakit bulai serta jagung yang ada di tingkat petani merupakan jagung lokal yang bebas menyerbuk antar tanaman. Dalam pemenuhan benih jagung pulut petani menggunakan benih yang berasal dari hasil tanaman sebelumnya, dari tetangga atau dibeli dari pasar. Kondisi ini memungkinkan terjadinya pencampuran benih yang menye-

Pendahuluan Perkembangan produksi dan produktivitas jagung di Provinsi Gorontalo setiap tahun semakin meningkat. Berdasarkan data BPS (2009), yaitu pada tahun 2006 jagung yang dihasilkan di Provinsi Gorontalo sebanyak 416.222 ton dengan produktivitas sebesar 3,79 ton/ha. Kemudian pada tahun 2008 produktivitasnya meningkat menjadi 4,82 ton/ha dengan total produksi sebesar 753.598 ton. Selain produktivitas, luasan panen dari 2006-2008 terjadi peningkatan yakni dari 109.792 ha pada tahun 2006 menjadi 156.436 (42,48 %) pada tahun 2008. Salah satu varietas jagung yang dibudidayakan di Provinsi Gorontalo adalah jagung pulut. Menurut Ohio State University Extension (2010), jagung pulut (waxy corn) adalah jagung normal yang memiliki 100% amilopektin sedangkan jagung normal mengandung ami117

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010

ISSN : 978-979-8940-29-3

babkan benih menjadi tidak murni lagi. Padminingsih (2005) menyatakan keunggulan varietas dapat dinikmati konsumen bila benih yang ditanam bermutu (asli, murni, vigor, bersih dan sehat). Dalam upaya mendukung pemenuhan benih bermutu maka perlu dilakukan kajian Penangkaran Jagung Pulut Lokal Gorontalo dengan tujuan pemurnian jagung pulut Lokal Gorontalo.

Pemeliharaan yang dilakukan antara lain 1) pada masa pertumbuhan, diberikan carbofuran 3G pada pucuk daun. Setiap lubang tanaman diberikan Furadan 3G sekitar 5-7 butir per lubang, 2)penyiangan I segera dilakukan jika ada gulma setelah tanaman tumbuh, 3) penyiangan kedua dilakukan saat tanaman berumur 30 hst, 3) pembumbunan dilakukan setelah pemupukan kedua pada umur 35 hst, 4) Pengaturan tata air dilakukan sesuai dengan anjuran budidaya setempat. Fase yang paling kritis adalah diawal pertumbuhan, saat tanaman berbunga dan selama fase pengisian biji dan 5) Sebelum tanaman berbunga, dilakukan seleksi terutama tanaman yang berpenyakit segera dibuang. Seleksi yang dilakukan adalah 1) mengeliminasi tipe-tipe tanaman yang menyimpang dari tipe rata-rata dan yang berpenyakit berdasarkan hasil pengamatan secara visual, 2) pada perkembangan vegetatif di lakukan roging tipe tanaman yang menyimpang dari rata-rata genotipe yang dapat dilihat dari perkembangan akar dan batang, figmentasi, bentuk daun, tanaman yang berpenyakit dan sebagainya, 3) setelah fase pembungaan dilakukan rouging selama periode pengisian biji dimaksudkan untuk membersihkan tanaman dari tipe yang menyimpang terutama reaksinya terhadap hama dan penyakit, 4) sebelum panen yang merupakan fase akhir dari kegiatan rouging dilakukan untuk mengeliminasi tanaman yang berpenyakit dan yang memperlihatkan karakteristlk menyimpang dari tipe rata-rata vegetatif dan reproduksi. Panen dilakukan setelah biji mengering dan telah muncul black layer yaitu warna hitam pada titik tumbuhnya.

Bahan dan Metode Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu pada bulan September-Desember 2009 di lahan petani kooperator Desa Hulawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Benih yang digunakan berasal dari Desa Lamahu Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo. Tahapan Kegiatan Pada awal penelitian dilakukan survei di beberapa lokasi yang merupakan sentra jagung pulut lokal manis. Persiapan benih untuk kebutuhan benih per hektar sekitar 20 kg, sebelum tanam, benih diberi perlakuan dengan saromil dengan dosis 25g/5kg benih dan marshal 100g/5kg benih. Benih ditanam satu biji per lubang dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm kemudian dilakukan pemupukan. Pemupukan tanaman dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pemupukan dasar pada umur 7 HST dengan dosis 250 kg Phonska/ha dan Urea 100 kg/ ha sedangkan pemupukan ke-2 pada umur 35 HST dengan dosis 100 kg/ha Urea. Untuk menghindari penyerbukan dengan jagung lain maka dilakukan isolasi jarak 200 meter.

118

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010

ISSN : 978-979-8940-29-3

Variabel yang diamati adalah keragaan agronomis komponen produksi yang meliputi panjang tongkol (cm), diameter (cm), jumlah baris (unit), jumlah biji per baris (butir), jumlah biji per tongkol (butir), berat tongkol (gram), berat biji (gram) dan berat 1000 butir (gram). Potensi Hasil dihitung berdasarkan

bih dahulu kemudian dilakukan penentuan jarak tanam (plotting) dengan ukuran 70 x 20 cm. Jumlah biji per lubang sebanyak 1 butir. Sebelum dilakukan penanaman maka dilakukan perlakuan benih yaitu dengan mencampurkan metalaksil dan karbofuran, kedua zat ini akan memberikan perlindungan dan pencegahan penyakit terutama terhadap penyakit bulai dan serangan dari semut dan ulat peng-

contoh tongkol yaitu :

Berat Hasil pada kadar air 12 % dhitung dengan cara (Nazir, 2003)

Dimana : M = Kadar air dari biji saat ditimbang B = Berat Biji yang ditimbang W= Berat Biji pada kadar air 12 %

gerek. Untuk mengantisipasi terjadinya penyerbukan dengan jagung yang ada disekitar lokasi maka dilakukan pemilihan lokasi yang jauh dari jagung lain dengan isolasi tempat yaitu sekitar 200 m. Untuk lebih berproduksi tinggi tanaman perlu dilakukan pemupukan, maka pemupukan tanaman dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pemupukan dasar pada umur 7 HST dengan dosis 250 kg Phonska/ha dan Urea 100 kg/ ha sedangkan pemupukan ke-2 pada umur 35 HST dengan dosis 100 kg/ha Urea. Untuk membantu pelarutan unsur hara dalam tanah agar dapat diserap tanaman maka perlu adanya air, sehingga diperlukan pengairan/penyiraman (6 kali penyiraman) yang dimulai sebelum tanam sampai pada saat pengisian biji, terutama pada musim kemarau.

Hasil dan Pembahasan Pada musim Pertama dilakukan seleksi sejumlah tongkol yang diinginkan yang kemudian dilakukan penyerbukan sendiri. Sebagai langkah dalam pelaksanaan penelitian penangkaran jagung lokal pulut manis adalah melakukan eksplorasi mengenai lokasi sumber benih jagung lokal pulut putih, eksplorasi dilakukan pada dua kabupaten yaitu Kabupaten Gorontalo dan Boalemo alasannya kedua kabupaten tersebut dikenal sebagai penghasil jagung lokal pulut manis. Setelah dilakukan penelusuran ke beberapa lokasi maka diperoleh benih dari Desa Lamahu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Sebelum dilakukan penanaman dilakukan uji daya tumbuh dan hasilnya sebesar 96%. Sebelum penanaman, tanah diolah terle-

119

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010

ISSN : 978-979-8940-29-3

Agar pertumbuhan optimal maka dilakukan penyiangan/pembumbunan serta pemberian furadan pada pucuk tanaman. Untuk menyeleksi tanaman yang memiliki penampilan berbeda dilakukan melalui rouging, yang merupakan proses yang diperlukan agar kemurnian tanaman terjaga. Tanaman yang dirouging biasanya mudah diidentifikasi yaitu yang berbeda dalam ukuran rata-rata dan posisinya berada diluar baris tanaman. Rouging dilakukan pada setiap tahap perkembangan tanaman, awal pertumbuhan, perkembangan vegetatif, berbunga dan setelah berbunga. Untuk mencegah dan memastikan tidak terjadi perkawinan silang maka dilakukan pembungkusan betina, pembungkusan dimulai ketika rambut belum keluar dari tongkol yaitu pada umur 35-45 HST. Setelah 2-3 hari dibungkus lalu dilakukan pengecekan terhadap rambut tongkol. Selama sekitar 1-2 minggu dilakukan penyerbukan bunga jantan dan betina pada tanaman yang sama dengan syarat rambut tongkol sudah terlihat, kemudian dilakukan pembungkusan tongkol kembali. Adanya perbedaan warna bunga yaitu bunga warna merah dan kuning maka

dilakukan penutupan bunga merah dan kuning masing-masing seba-nyak 150 tongkol. Menurut Mangoendidjojo (2003), keanekaragaman pada populasi tanaman mempunyai arti sangat penting karena besar kecilnya variabilitas dan tinggi rendahnya ratarata populasi menentukan keberhasilan pemuliaan. Lebih lanjut keanekaragaman yang dapat dilihat langsung adalah warna bunga, daun dan bentuk biji sedangkan keragaman yang memerlukan pengamatan seperti tingkat produksi, jumlah anakan dan tinggi tanaman. Keragaan agronomis komponen produksi jagung pulut dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 memperlihatkan secara numerik rata-rata keragaan agronomis komponen produksi dari jagung pulut lokal Gorontalo bunga berwarna merah lebih rendah dibandingkan jagung pulut warna kuning pada komponen diameter tongkol, jumlah biji per tongkol, berat tongkol, berat biji, berat tongkol dan berat 1000 biji dengan nilai 19%, 2,69%, 12,72%, 13,09%, 13,03% dan 15,76%. Sebaliknya rataan panjang tongkol jagung lokal pulut dengan warna bunga merah lebih tinggi 6,14% dibandingkan panjang tongkol jagung

Tabel 1. Rataan keragaan agronomis komponen produksi jagung pulut lokal Desa Lamahu, W a r n a Panjang Diameter B u n g a Tongkol (cm) Jantan (cm) Merah SD Kuning SD

Jumlah biji /tongkol

Berat Tongkol (g)

Berat Biji (g)

Berat tongkol + biji

Berat 1000 Butir

12,62

3,48

284,40

11,87

60,60

72,47

234 ,67

1,37

0,34

71,94

5,11

15,37

18,29

48,68

11,89

3,55

292,27

13,60

69,73

83,33

278,57

2,0

0,54

66,27

4,47

19,71

22,43

35,32

120

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010

ISSN : 978-979-8940-29-3

lokal pulut dengan warna bunga kuning. Menurut Saharuddin dan Nirwana (2008), jagung pulut memiliki karak-teristik berumur 50-80 hari, tinggi tanaman 135-150 cm, tongkol kecil dan pendek, warna biji putih dan biji berbentuk semi mutiara.

dikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan Badan Litbang Pertanian.

Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik.2009. Gorontalo dalam Angka. BPS, Gorontalo. Dahlan dan Arya Zaqi Prayogi. 2008. Pengaruh Jarak Tanam Pagar Berganda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Agrisistem 4 (2) : 101-108Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius, Yogyakarta. Nazir, Mohamad. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Neni Iriany, Andi Takdir M, Nuning AS, Musdalifah Isanaini dan Marsum Dahlan. 2006. Perbaikan Potensi Hasil Populasi Jagung Pulut. Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung 2005. Makassar 29-30 September 2005. P41-45 Ohio State University Extension.2010. Specialty Corns: Waxy, High-Aiamylose, High-Oil, and High-Lysine Corn. http:// ohioline.osu.edu/agf-fact/0112.html. Diakses tanggal 5 Juli 2010. Padminingsih, S.P., 2005. Metode Pengembilan Sampel dan Cara Pengujian Viabilitas. Bahan disampaikan pada Pelatihan Sistem Produksi dan Pengolahan Benih Sumber. Maros, Sulsel 19-23 November 2005. Saharuddin dan Nirwana. 2008. Jagung PUMA Silangan Jagung Pulut dan Jagung Manis. Diakses http://ketahanan pangannunukan blogspot.com/2009/ 09/jagung-puma-silangan-jagungpulut-dan.html. diakses tanggal 7 Juli 2010.

Potensi Produksi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh potensi hasil jagung lokal pulut (bunga kuning) adalah 4,26 ton/ha sedangkan bunga merah sebesar 3,58 ton/ha. Penelitian Dahlan dan Arya (2008), menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil produksi jagung antara sistem tegel (75 x 25 cm) dengan hasil sebesar 2,97 ton/ha dibandingkan sistem legowo (60 x 20 x 120 cm) yang memberikan hasil 4,45 ton/ha.

Kesimpulan Jagung pulut Gorontalo memiliki perbedaan warna bunga yaitu kuning dan merah dengan potensi hasil biji masing-masing adalah 4,26 ton/ha dan 3,58 ton/ha.

Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih atas terlaksanannya kegiatan ini sebagai bagian dari kegiatan yang didanai oleh program “Sinergi Penelitian dan Pengembangan Bidang Pertanian dengan Perguruan Tinggi, LPND dan LPD” (SINTA) TA 2009 yang merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Pendi-

121