perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR ABILITY TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN 20010/2011.
SKRIPSI Oleh : SETIAWAN K5606051
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR ABILITY TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN 20010/2011.
Oleh : SETIAWAN K5606051
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing 1
Maret 2011
Pembimbing II
Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or NIP. 19701102 200501 1 002
Dra. Ismaryati, M.Kes NIP. 19630505 198903 2 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang)
(Tanda Tangan)
Ketua
: Drs. Agustiyanto, M. Pd
Sekretaris
: Drs. Sukono
Anggota I : Dra. Ismaryati, M. Kes Anggota II : Slamet Riyadi, S. Pd, M. Or
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Setiawan. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR ABILITY TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN 20010/2011. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh pendekatan teknis dan taktis terhadap hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. (2) Perbedaan pengaruh motor ability tinggi dan rendah terhadap hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. (3) Ada tidaknya interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 3 Kartasura sebanyak 102 siswa yang terdiri dari 8 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional random sampling. Jumlah pengambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin dan diperoleh sampel sebanyak 40.49 dibulatkan menjadi 40 siswa yang diambil secara acak dari tiap kelas kemudian diukur tingkat motor abiltynya. Sampel yang digunakan yaitu 20 siswa dengan kategori motor ability tinggi dan 20 siswa dengan kategori motor ability rendah. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Untuk mengukur motor ability melalui Barrow Motor Ability Test dari Barry L. Johnson and Jack K Nelson (1986: 365) dan tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok melalui tes lompat jauh gaya jongkok. Teknik analisis data yang digunakan adalah Anava faktorial 2 X 2 dan uji lanjut Newman Keuls. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagi berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh pendekatan teknis dan taktis terhadap hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 101.63 > Ft = 4.11. Pendekatan pembelajaran taktis lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran teknis, dengan nilai rata-rata yaitu 38.85 dan 27.45. (2) Ada perbedaan pengaruh antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap peningkatan hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 109.16 > Ft = 4.11. Motor ability tinggi memiliki peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok lebih baik dari pada motor ability rendah, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 38.65 dan 27.65. (3) Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap peningkatan hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 0.08 < Ftabel = 4.11.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Allah meninggikan orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. ( Terjemahan Q.S Al Mujadalah: 11 ) Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum apabila kaum tersebut tidak berusaha mengubahnya sendiri ( Terjemahan Ar Ro’du: 11 ) Harimu adalah hari ini, bukan kemarin, besuk atau lusa, maka lakukanlah yang terbaik untuk hari ini karena belum tentu hari esuk atau lusa datang untukmu ( Setiawan )
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Kusunting skripsi ini untuk: Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan kepercayaan padaku Adikku Edi Setiyadi yang saya sayangi Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi padaku Teman-temanku Angkatan 2006 JPOK FKIP UNS dan Almamater
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs.Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Ismaryati, M.Kes., sebagai pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan dorongan dan pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik. 5. Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan semangat, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 7. Kepala SMP Negeri 3 Kartasura yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya. 8. Siswa putra kelas VII SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 9. Semua pihak yang telah berjasa hingga dapat terselesaikan skripsi ini.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................................
i
PENGAJUAN ...........................................................................................................
ii
PERSETUJUAN .......................................................................................................
iii
PENGESAHAN........................................................................................................
iv
ABSTRAK................................................................................................................
v
MOTTO ....................................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
xi
DAFTER GRAFIK ...................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
xiv
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................
4
C. Pembatasan Masalah .............................................................................
4
D. Perumusan Masalah ..............................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .................................................................................
5
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
6
1. Lompat jauh .....................................................................................
6
2. Lompat Jauh Gaya Jongkok .............................................................
7
3. Pembelajaran Lompat Jauh ..............................................................
11
4. Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Taktis ............................................................................................... commit to user
ix
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Teknis ...............................................................................................
17
6. Motor Ability.....................................................................................
19
B. Kerangka Pemikiran..............................................................................
21
C. Hipotesis ...............................................................................................
22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................
23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................
23
B. Metode Penelitian .................................................................................
23
C.Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................
24
D. 1. Variabel Penelitian............................................................................
24
2. Definisi Operasional Variabel…………………………………… ...
26
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................
27
F. Teknik Analisis Data .............................................................................
27
1. Uji Prasyarat Analisis .......................................................................
27
2. Pengujian Hipotesis ..........................................................................
29
BAB IV. HASIL PENELITIAN ...............................................................................
36
A. Deskripsi Data ......................................................................................
36
B. Mencari Reliabilitas ..............................................................................
39
C. Uji Prasyarat analisis.............................................................................
40
D. Pengujian Hipotesis ..............................................................................
41
E. Pembahasan hasil Penelitian .................................................................
44
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................................
47
A. Simpulan ...............................................................................................
47
B. Implikasi ...............................................................................................
47
C. Saran .....................................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
49
LAMPIRAN .............................................................................................................
51
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan kemampuan motorik, pengetahuan dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh, artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani adalah atletik. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang diajarkan dari sekolah tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT). Untuk mencapai tujuan pembelajaran atletik, seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan, harus memperhatikan perkembangan, karakteristik, kemampuan dan kegemaran anak serta tujuan yang harus dicapai. Cabang olahraga atletik di dalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu, jalan, lari, lompat dan lempar atau tolak. Dari setiap nomor tersebut di dalamnya terdapat beberapa nomor yang dilombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan lari cross county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, lompat tinggi galah, sedangkan nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil. Berkaitan dengan nomor atletik yang digunakan dalam kurikulum pembelajaran di SMP meliputi: lari pendek 50 meter, lempar lembing dan lompat jauh, maka penelitian ini akan mengkaji dan meneliti nomor lompat khususnya lompat jauh. Menurut Aip Syarifudin (1992: 90) bahwa lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya to user membawa titik berat badan selamacommit mungkin di udara (melayang di udara) yang di
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
lakukan dengan cepat dan dengan jalan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Pada umumnya ada dua konsep pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, yaitu pendekatan teknis dan pendekatan taktis. Pendekatan teknis merupakan sistem pendekatan pembelajaran secara tradisional, dimana untuk mempelajari suatu teknik harus dilakukan secara berulang-ulang hingga menguasainya secara otomatis, akan tetapi dalam pelaksanaannya siswa belum mengalami situasi yang sebenarnya. Pada pendekatan ini karena pembelajarannya yang monoton atau kurang inovatif yang dirasa menjenuhkan dan membosankan bagi siswa. Sedangkan menurut Danu Hoedaya (2001: 17) yang dimaksud dengan pendekatan taktis adalah untuk meningkatkan ketrampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar ke dalam bentuk permainan yang sebenarnya Pendekatan taktis adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi bermain, pada umumnya siswa menginginkan proses pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, para siswa kurang antusias terhadap proses pembelajaran yang berbelit-belit dan membosankan. Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat dihadapkan pada situasi yang dapat memberikan tantangan untuk melompat, misal dengan mengggunakan peralatan seperti: tali, kotak, dan ban sepeda. Dengan menggunakan sarana seperti ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk melompat.Dari kedua konsep pendekatan pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan yang belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Motor Ability berasal dari istilah bahasa inggris yang berarti kemampuan motorik. Menurut Sukinta (2004: 78) Kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan dalam olahraga maupun gerakan non olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Data motor ability dikumpulkan melalui Barrow Motor Ability Test dari commit(1986: to user365), yanag terdiri atas: Standing Barry L. Johnson and Jack K Nelson
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Board jump/Long Jump (lompat jauh tanpa awalan), Medicine Ball Put (melempar bola), Sprint 40 meter (Lari cepat 40 meter), Zig-zag Run (Lari zig-zag). Berdasarkan
permasalahan
yang
dikemukakan
di
atas
bahwa
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan pendekatan taktis dan teknis tidak terlepas dari dukungan kemampuan motorik. Dari kedua pendekatan pembelajaran lompat jauh tersebut belum diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa dan apakah siswa yang mempunyai kemampuan motorik tinggi dan rendah akan berbeda prestasi belajarnya, maka perlu dikaji dan diteliti baik secara teori maupun praktek melalui metode eksperimen. Siswa SMP Negeri 3 Kartasura adalah subjek penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini. Pada dasarnya pembelajaran lompat jauh berjalan dengan lancar, namun karena jam pelajaran yang tersedia terbatas sehingga siswa kurang mendalami pembelajaran lompat jauh yang diberikan, serta siswa kurang bersungguh-sungguh selama pelajaran sedang berlangsung yang akhirnya berdampak pada rendahnya kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa. Penguasaan teknik lompat jauh yang kurang baik, karena banyak terjadi kesalahan pada gaya dan saat pendaratan, lompatan yang kurang maksimal dan akhirnya berakibat pada pencapaian lompatan yang kurang memuaskan dan hasil tidak seperti yang diharapkan, sehingga diperlukan jam tambahan dan pendekatan pembelajaran dengan konsep yang sesuai untuk dapat meningkatkan penguasaan lompat jauh gaya jongkok pada siswa serta kemampuan motorik siswa yang perlu dilatih agar tercapai hasil belajar lompat jauh secara maksimal. Permasalahan yang dikemukakan di atas melatar belakangi penelitian ini yang berjudul ”perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun 20010/2011.”
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura masih rendah sehingga perlu ditingkatkan. 2. Belum diketahui pengaruh pendekatan taktis dan teknis terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura. 3. Belum diketahui perbedaan pengaruh motor ability tinggi dan rendah terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok SMP Negeri 3 Kartasura. 4. Belum diketahui perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh pendekatan taktis dan teknis terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok SMP Negeri 3 Kartasura. 2. Perbedaan pengaruh motor ability tinggi dan rendah terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok SMP Negeri 3 Kartasura. 3. Interaksi pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini secara rinci dirumuskan sebagai berikut: 1.
Adakah perbedaan pengaruh pendekatan teknis dan taktis terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura? commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Adakah perbedaan pengaruh yang memiliki motor ability tinggi dan rendah terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura?
3.
Adakah interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan teknis dan taktis terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura. 2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh motor ability tinggi dan rendah terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura. 3. Untuk mengetahui adakah interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura.
F. Manfaat Penelitian 1. Dapat dijadikan sebagai pedoman guru untuk meningkatkan ketrampilan lompat jauh gaya jongkok pada siswa. 2. Sebagai masukan pada guru dalam menentukan pendekatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. 3. Kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa dapat meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor dalam cabang atletik. Menurut Hamid (2000: 72) “bahwa di dalam istilah olahraga di bedakan antara lompat dan loncat, pengertian lompat adalah gerakan melompat dengan menggunakan tumpuan satu kaki, sedang loncat gerakan yang menggunakan tumpuan kedua kaki secara bersamaan. Kelangsungan gerak pada lompat jauh terdiri atas awalan, tumpuan, saat melayang, dan pendaratan”. Menurut Aip Syarifudin (1992: 90)” mengemukakan bahwa lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titiik berat badan selama mungkin di udara ( melayang di udara ) yang di lakukan dengan cepat dan dengan jalan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya”. Hamid (2000: 74)” mengemukakan bahwa dalam nomor lompat jauh terdapat tiga macam gaya, yaitu: gaya jongkok di udara (Sit down in the air), gaya berjalan di udara (Walking in the air), gaya bergantung di udara (Hanging in the air). Dalam lompat jauh yang disebut dengan gaya adalah pada waktu seorang atlet atau pelompat berada pada saat melayang di udara”. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan lompat jauh Untuk mencapai kemampuan maksimal dalam lompat jauh ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Sudjarwo (1995: 9) “bahwa dalam usaha pencapaian maksimal sebenarnya ada dua faktor yang menentukan yaitu”: 1.
Faktor Endogen Adalah faktor yang berasal dari dalam diri atlet tersebut.Ada beberapa aspek yang harus di penuhi untuk mencapai prestasi maksimal , antara lain : a. Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga pilihannya commit user cabang olahraga) (typologi yang berbeda-beda untuktosetiap
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Kemampuan fisik
(kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan, dan
koordinasi) yang memadai. c. Kesehatan baik fisik maupun mental. d. Ketrampilan penguasaan teknik dan taktik. e. Aspek kejiwaan yang baik seperti kepribadian, disiplin, ketekunan, kesungguhan dan daya fikir. f. Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan penampilan menuju kematangan juara. 2.
Faktor eksogen Adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal, separti: a. Kerjasama antar pelatih, asisten pelatih, atlet dan semua yang terlibat dalam proses latihan. b. Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga yang tersedia. c. Lingkungan hidup atlet yang menunjang. d. Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan atlet. e. Adanya dukungan dari pemerintah. Menurut Soegito, dkk (1992: 55) ”bahwa faktor-faktor yang sangat
menentukan untuk mencapai prestasi lompat jauh adalah awalan, tumpuan, saat melayang, dan pendaratan”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat kita ketahui bahwa secara garis besar faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi olahraga mencakup faktor indogen dan eksogen. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan harus dipenuhi dalam pembinaan olahraga sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai.
2. Lompat Jauh Gaya Jongkok Gaya dalam lompat jauh merupakan sikap tubuh yang dilakukan saat melayang di udara. Menurut Aip syarifudin (1992: 75)” bahwa lompat jauh gaya jongkok adalah sikap badan di udara jongkok, badan di bulatkan, kedua lutut di commit to usermenurut Soegito dkk (1992: 147) tekuk, kedua tangan lurus ke depan”. Sedang
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
“mengemukakan bahwa sikap pada saat melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan sudah terangkat tinggi ke atas”. Pada saat itu keseimbangan harus di jaga jangan sampai goyah atau terjatuh dan bahkan kalau mungkin diusahakan membuat sikap atau gerakan untuk menambah jangkauan lompatan. Usaha inilah yang dinamakan dengan gaya. Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah di lakukan terutama pada anak-anak di sekolah. goyah atau terjatuh dan bahkan kalau mungkin diusahakan membuat sikap atau gerakan untuk menambah jangkauan lompatan. Usaha inilah yang dinamakan dengan gaya. Aip syarifudin (1992: 93) “menyatakan bahwa lompat jauh gaya jongkok tidak banyak gerakan yanng harus di lakukan pada saat melayang di udara dibandingkan dengan gaya yang lain. Konsentrasi atlet yang perlu di perhatikan pada gaya jongkok terletak pada membungkukkan badan dan menukuk kedua lutut dan menjulurkan kedua kaki kedepan dan kedua lengan tetap kedepan untuk mendarat”. Secara teknis semua gaya lompat jauh baik dalam awalan , tolakan, dan pendaratan adalah sama, yang membedakan terletak pada saat melakukan gerakan melayang di udara. Menurut Hamid (2000: 72) “bahwa Kelangsungan gerak pada lompat jauh terdiri atas: awalan, tumpuan, saat melayang, dan pendaratan”. a. Persiapan melompat Sebelum seorang pelompat melakukan lompatan, agar dapat berhasil dengan baik disarankan untuk membuat atau memasang tanda dalam pengambilan awalan. Tanda tersebut harus tepat sebab untuk menentukn kecepatan dalam melakukan awalan secara maksimal sampai pada balok tumpu tanpa mengurangi dan merubah langkah. Pada persiapan ini, pada waktu melakukan awalan langkah dipercepat setelah kira-kira sampai pada pertengahan awalan. b. Awalan Merupakan pengambilan ancang-nacang dengan berlari secepat mungkin untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi - tingginya sebelum mencapai balok commit35to sampai user 40 meter. Tidak seluruh jarak tolakan Jarak ancang-ancang berkisar
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan untuk pembentukan momentum, tetapi empat langkah terakhir digunakan mempertahankan kecepatan sambil memusatkan perhatian kepada tolakan kaki dibalok. Dengan memiliki kecepatan pada awalan lari akan memberikan pengaruh dorongan kedepan yang lebih besar saat melayang diudara. Menurut Hamid
(2000: 72)” menyatakan beberapa teknik saat akan mengambil
awalan, antara lain: berdiri dibelakang tanda titik awalan yang telah anda tentukan kemudian pusatkan perhatian (konsntrasi) sejanak, mulailah berlari dengan cepat dengan irama yang tetap menuju balok tolak, setelah kira-kira empat langkah dari balok tolak berkonsentrasi pada tumpuan dengan tidak mengurangi kecepatan, saat akan menumpu pada balok tumpuan badan agak condong kebelakang”. c. Tumpuan Tumpuan atau tolakan adalah merupakan bagian yang penting dalam lompat jauh. Tolakan merupakan waktu perpindahan yang cepat dari awalan dengan saat melayang yang dilakukan dengan cepat. Saat menumpu pada balok tumpuan hendaknya dilakukan dengan tenaga sekuat mungkin dalam waktu yang cepat (eksplosive) untuk mendapatkan tolakan kedepan atas setinggi mungkin. Tumpuan kaki di mulai dari tumit kemudian diteruskan seluruh permukaan kaki. Pandangan mata tetap lurus kedepan agak keatas dan jangan berusaha menundukkan kepala untuk melihat balok tumpuan. Sesaat menolakan kaki pada balok tumpuan disertai ayunan kaki setinggi mungkin dan bantuan ayunan kedua lengan kedepan atas akan memberikan pengaruh mengangkat seluruh badan keatas. Sudut lompatan ± 45º. d. Melayang di udara Sikap badan saat melayang di udara adalah suatu bentuk atau sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan sudah terangkat tinggi keatas. Pada saat itu keseimbangan badan harus dijaga jangan sampai goyah atau terjatuh dan bahkan kalau mungkin diusahakan membuat sikap atau gerakan untuk menambah jangkauan lompatan. Usaha inilah yang dinamakan dengan gaya. Menurut Hamid (2000: 74) bahwa sikap lompat jauh gaya jongkok saat badan melayang diudara adalah kaki diayunkan jauh kemuka, dengan lutut commit user ini harus dipertahankan selama ditekuk membentuk sudut lebih dari 90º. to Gerakan
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mungkin. Dan gerakan lengan diusahakan lebih mantap dengan tujuan mendukung badan melayang di udara. Sedapat mungkin posisi badan diusahakan melayang selama mungkin dan keseimbangan tetap harus dipertahankan. e. Pendaratan Sikap pendaratan pada ketiga teknik lompat jauh adalah sama,yaitu menyentuh bak pasir atau bak lompat dengan kedua telapak kaki. Posisi mendarat yang benar dan baik merupakan suatu lanjutan dari pola melayang, sehingga pada posisinya yang horizontal dari tubuh bagian atas harus setegak mungkin dengan tungkai dilempar lurus kedepan. Tangan yang terletak di belakang tubuh sebelum mendarat harus diayunkan ke muka. Hal ini bertujuan untuk memberikan bantuan dorongan badan kedepan agar waktu akan mendarat badan tidak jatuh ke belakang. Begitu keduaa kaki akan menyentuh pasir, kedua tangan dan kepala di bawa maju ke depan, bersamaan dengan itu pelompat jauh memegang lututnya dan menggeserkan pinggangnya ke depan. Mendarat yang baik disertai lebih efisien bila sikap badan hampir duduk. Soegito dkk (1992: 148) “mengemukakan pelaksanaan pendaratan sebagai berikut”: 1. Pada saat badan akan jatuh ketanah lakukan gerakan pendaratan sebagai berikut: luruskan kedua kaki kedepan, rapatkan kedua kaki, bungkukkan badan kedepan, berat badan usahakan jatuh kedepan. 2. Pada saat jatuh ketanah atau mendarat lakukan gerakan pendaratan sebagai berikut: usahakan jatuh pada ujungkaki rapat dan sejajar, segera lipat kedua lutut, bawa dagu kedada sambil kedua lengan kebawah arah belakang. Dari uraian pendapat diatas dapat disimpulkan gerakan lompat jauh mendarat dengan efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pembelajaran Lompat Jauh a. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu usaha yang sangat strategis untuk mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan di sekolah. Sebagai suatu proses pembelajaran merupakan faktor sentral dalam meraih tujuan pengajaran dan pendidikan di sekolah. Menurut Yudha M. Saputra (2002: 2)” belajar adalah proses perubahan tingkah laku dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang dapat di amati dan yang tidak dapat di amati”.Sedang pembelajaran menurut H.J Gino dkk, (2000: 32) “ adalah usaha sadar dan sengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor internal dan factor eksternal dalam kegiatan belajar mengajar”. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan akan terjadi bila ada interaksi antara siswa dan lingkungan, dalam hal ini guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator agar siswa mau belajar.
b. Ciri-ciri Perubahan Akibat Belajar Setiap kegiatan belajar pasti akan terjadi perubahan pada siswa. Sugiyanto (1998: 268)” menyatakan bahwa perubahan yang terjadi dari proses belajar bisa bertahan dalam jangka waktu relatif lama, maksudnya perubahan itu tidak langsung hilang sesudah kegiatan selesai dilakukan”. Beberapa ciri-ciri perubahan akibat belajar menurut Slameto (1995: 3-4) antara lain: “perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah”. Ciri-ciri perubahan akibat belajar diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perubahan terjadi secara sadar Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam user dirinya, misalnya ia menyadari commit bahwa to pengetahuannya bertambah, kecakapan
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam berbicara bertambah. Rusli Lutan (1988: 103) menyatakan “bahwa perubahan
perilaku motorik berupa ketrampilan dipahami sebagai hasil dari
latihan dan pengalaman. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perubahan yang terjadi karena factor kematangan dan pertumbuhan”. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada diri siswa berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan serta proses belajar berikutnya. Misal jika siswa belajar lari cepat, maka ia akan mengalami perubahan dari larinya yang lambat menjadi larinya lebih cepat. Perubahan itu berlangsung secara terus-menerus hingga kecepatan larinya menjadi
lebih baik dengan
melakukan latihan terus-menerus. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Hasil dari kegiatan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian semakin banyak usaha belajar
maka akan semakin banyak dan semakin
baik pula
perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena individu itu sendiri. Misalnya perubahan kemampuan menguasai suatu ketrampilan karena usaha seseorang yang bersangkutan. Perubahan tingkah laku terjadi karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya dan dengan dorongan dari dalam, tidak
termasuk
perubahan dalam pengertian belajar. 4. Perubahan belajar bukan bersifat sementara Perubahan bersifat sementara terjadi hanya untuk beberapa saat seperti berkeringat, lelah, dan lain sebagainya, tidak dapat di golongkan sebagai perubahan hasil belajar. Sedang perubahan yang terjadi akibat proses belajar bersifat bukan sementara adalah menunjukkan perubahan tingkah laku yang terjadi setelah kegiatan belajar dan perubahan tersebut bersifat permanen. Misalnya kemampuan siswa melakukan tendangan tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan semakin berkembang jika terus-menerus dipergunakan untuk commit to user berlatih secara teratur.
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya siswa berlari cepat, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dicapai dengan belajar lari cepat atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya. Dengan demikian kegiatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
c. Pembelajaran Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor dalam cabang atletik. Menurut Hamid (2000: 72) “bahwa di dalam istilah olahraga di bedakan antara lompat dan loncat, pengertian lompat adalah gerakan melompat dengan menggunakan tumpuan satu kaki, sedang loncat gerakan yang menggunakan tumpuan kedua kaki secara bersamaan. Kelangsungan gerak pada lompat jauh terdiri atas awalan, tumpuan, saat melayang, dan pendaratan”. Lompat jauh juga merupakan perpaduan antara lari dan lompatan atau tolakan. Untuk mencapai kemampuan lompatan maksimal harus memulai dengan lari yang maksimal, selanjutnya menolak dengan sekuat-kuatnya. Karena lari dengan kecepatan maksimal dan tolakan dengana kekuatan tinggi akan dapat mendukung dorongan ke depan pada saat badan terangkat ke atas. Tujuan dari lompat jauh itu sendiri adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin.
3. Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Taktis a. Definisi Pendekatan Taktis Pendekatan taktis merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. Menurut Bahtiar Tarigan (2001: 17)” bahwa pengajaraan melalui pendekatan taktis adalah meningkatkan tampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan ketrampilan teknik dasar kedalam bentuk yang sebenarnya”. commit to user Pendekatan taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya. Pendekatan taktis adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi bermain. Pada umumnya siswa menginginkan proses pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, para siswa kurang menyukai proses pembelajaran yang berbelit-belit dan membosankan. Pendekatan taktis dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami konsep bermain. Misal untuk lompat jauh gaya jongkok yang harus diajarkan adalah konsep latihan melompat dengan permainan, bukan mengajarkan lompat jauh gaya jongkok tingkat tinggi yang sulit dilakukan oleh siswa. Melalui pendekatan taktis diharapkan menambah motivasi dan pemahaman siswa terhadap konsep bermain yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan dalam lompat jauh gaya jongkok.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Pendekatan Taktis Pembelajaran lompat jauh gaya jngkok dengan pendekatan taktis yang dimaksud adalah cara belajar lompat jauh yang dilakukan dalam bentuk permainan sederhana. Menurut Yudha M Saputra (2001: 122) bahwa sebenarnya tidaklah sulit untuk mendorong siswa SD untuk melakukan lompatan. Seringkali sekedar tanda-tanda di tanah dan garis-garis pola di lantai, cukup untuk memberikan rangsangan. Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat dihadapkan pada situasi yang dapat memberikan tantangan untuk melompat, misal dengan mengggunakan peralatan seperti: tali, kotak, dan ban sepeda. Dengan menggunakan sarana seperti ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk melompat. Pelaksanaan lompat jauh dengan pendekatan taktis antara lain dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, misal: siswa to user melakukan lompatan pada karduscommit atau simpai yang dibentuk seperti huruf, siswa
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
melakukan lompatan pada tali atau parit yang ada di sekolahan. Dengan demikian pembelajaran lompat jauh akan menjadi lebih menarik dan efektif bagi siswa.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Pendekatan Taktis Kelebihan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis antara lain: 1. Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan meningkatkan motivasi. 2. Dengan bermain bermain berarti siswa aktif bergerak sehingga dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa. 3. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkat kemampuan lompat lompat jauh gaya jongkok. 4. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya, sendiri selama proses mengajar. Kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis antara lain: 1. Penguasaan teknik gerakan kurang kerena siswa tidak diberikan latihan teknik lompat jauh gaya jongkok secara khusus. 2. Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang dilakukan siswa.
d. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis Pada dasarnya pendekatan taktis merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. M. Furqon. H (2006: 4-5) ”menyatakan pengaruh bermain terhadap perkembangan anak yaitu”: 1. Pengembangan ketrampilan gerak bermain berisi berbagai keterampilan gerak, mulai dari keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan gerak yang kompleks. Anak perlu belajar keterampilan gerak dasar seperti: lari, lompat, loncat, berbelok, menendang dan melempar. Jika anak memiiki to user anak memiliki landasan untuk keterampilan gerak dasar yangcommit baik. Selanjutnya
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengembangkan keterampilan gerak yang kompleks. Oleh karena itu, dengan bermain akan memberikan perkembangan keterampilan gerak bagi anak. 2. Perkembangan fisik dan kesegaran jasmani bermain penting bagi anak untuk mengembangkan
otot
dan
melatih
seluruh
bagian
tubuh,
termasuk
mengembangkan daya tahan kardiovaskuler. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran tenaga yang berlebih, bila tidak tersalurkan akan menyebabkan anak tegang, gelisah dan lain-lain. 3. Dorongan berkomunikasi di dalam suasana bermain, memberikan peluang anak untuk berkomunikasi dengan teman bermainnya. Disamping itu, agar anak dapat bermain dengan baik, anak secara tidak langsung belajar berkomunikasi dan sebaliknya anak harus belajar berkomunikasi agar dapat saling memahami dan dipahami di antara teman bermain. 4. Penyaluran energy emosional yang terpendam bermain merupakan wahana yang baik bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang disebabkan lingkungan terhadap aktivitas anak. 5. Penyaluran kebutuhan dan keinginan kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi dengan cara lain atau aktivitas lain seringkali dapat terpenuhi dengan bermain. Misal, anak yang tidak mendapatkan kesempatan dalam peran tertentu seringkali dapat mendapatkan peran tertentu dalam bermain. 6. Sumber belajar bermain dapat dikatakan sebagai bentuk miniatur dari kehidupan masyarakat. Dengan bermain berarti anak dapat memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal, bahkan banyak pelajaran dan pengalaman dapat diperoleh melalui bermain daripada rumah atau di sekolah. 7. Rangsangan kreativitas melalui eksperimen dan eksplorasi dalam bermain, anak akan menemukan sesuatu dan terbiasa menghadapi berbagai persoalan dalam bermain untuk dipecahkan. Suasana dan kebiasaan ini biasanya akan memberikan transfer nilai kedalam situasi lain, sehingga anak terbiasa untuk kreatif dalam menghadapi dan memecahkan persoalan. 8. Perkembangan wawasan diri dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya dibandingkan dengan teman bermainnya. Kondisi ini commit to userkonsep diri secara lebih nyata. memungkinkan anak untuk mengembangkan
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9. Belajar bermasyarakat dengan bermain bersama teman-teman lain, anak belajar tentang bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana`menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan sosial tersebut. 10. Perkembangan kepribadian melalui bermain anak terbiasa dengan aturanaturan yang lebih disepakati dalam bermain, seperti larangan–larangan yang harus ditaati, disiplin, sportivitas, kerjasama, menghargai teman lain, jujur dan lain-lain, secara tidak langsung kondisi tersebut membentuk kepribadian anak.
4. Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Teknis Menurut Wahjoedi (1999: 122) bahwa “pendekatan pembelajaran teknis adalah cara pembelajaran teknik yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk tata urutan pelaksanaan yang tetap sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya”. Pembelajaran tersebut hanya terpaku pada teknik lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan siswa secara berulang-ulang tanpa ada variasi dalam pembelajaran selama pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat menimbulkan efek jenuh dan bosan pada siswa yang dapat mengakibatkan dampak tertekan pada siswa dan kurang bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung. Maka dari itu di butuhkan konsep pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa.
a. Definisi model pembelajaran dengan pendekatan teknis Pendekatan teknis merupakan suatu model pendekatan pembelajaran secara tradisional. Pendekatan teknik ini merupakan cara belajar dimana untuk mempelajari suatu teknuk cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang hingga menguasai gerakan secara otomatis. Menurut Amung Ma’kmun dan Toto Subroto (2001: 7) bahwa” pendekatan tradisional atau teknik adalah cara belajar yang lebih menekankan komponen-komponen teknik”. Menurut Depdikbud (1990: 180) “pendekatan dapat diartikan sebagai proses, perbuatan atau cara untuk mendekati sesuatu, sedang pembelajaran merupakan kegiatan yeng menjaga dan commit to user mendorong tercapainya tujuan pengajaran”.
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan pendapat diatas pendekatan teknis hanya menekankan pada penguasaan teknik suatu cabang olaraga agar siswa memiliki ketrampilan teknik yang memadai, akan tetapi siswa tidak menjumpai atau tidak pernah mendapatkan rintangan dari siswa lain dalam pelaksanaan teknik sebagaimana yang terjadi dalam persaingan lompat jauh yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Pendekatan Teknis Pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan teknis adalah cara belajar dimana guru menyampaikan teknik gerakan lompat jauh gaya jongkok dan selanjutnya memberikan contoh atau demonstrasi gerakan agar siswa mengetahui konsep gerakan teknik lompat jauh gaya jongkok yang benar, kemudian menyusun pembelajaran yang baik agar siswa dapat melakukan gerakan dengan baik dan siswa mendapatkan kesempatan yang sama. Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan teknis ini keaktifan siswa melakukan tujuan pembelajaran sangat dituntut agar teknik dapat dikuasai dengan baik. Sehingga dalam pembelajaran ini guru bertugas dalam mengarahkan penguasaan gerak, melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadi pola gerakan teknik yang salah.
c. Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Pendekatan teknis Kelebihan dan kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pembelajaran teknis dapat diidentifikasikan. Kelebihan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pembelajaran teknis antara lain: 1. Siswa dapat memahami dan menguasai gerakan teknik lompat jauh gaya jongkok dengan benar 2. Kesalahan teknik yang terjadi dapat dicermati dan dapat segara dievaluasi oleh guru 3. Dapat meminimalkan kesalahan teknik yang terjadi pada saat melakukan commit to user lompat jauh gaya jongkok
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelemahan
pembelajaran
lompat
jauh
gaya
jongkok
dengan
pembelajaran teknis antara lain: 1. Hasrat gerak siswa kurang terpenuhi sehingga siswa cepat merasa bosan karena hanya mengulang-ulang garakan yang sama secara terus menerus 2. Pendekatan teknis kurang memberikan tantangan pada siswa tentang kondisi situasi yang sebenarnya 3. Penguasaan teknik yang baik dan benar belum tentu menjamin prestasi siswa karena dipengaruhi banyak faktor.
6. Motor Ability Motor Ability berasal dari istilah bahasa inggris yang berarti kemampuan motrik. Menurut Sukinta (2004: 78) “Kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan dalam olahraga maupun gerakan non olahraga atau kematangan penampilan ketrampilan motorik”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik merupakan kemampuan yang mendasari dari gerak baik gerak dalam olahraga ataupun non olahraga diluar teknik khusus atau spesialis pada suatu cabang olahraga tertentu. Kemampuan motorik bersifat relative statis dan permanen yang ditentukan oleh bawaan. Kemampuan gerak berkembang relative secara otomatis sesuai dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan, misal: bayi belajar merangkak, kemudian seiring pertumbuhan dia belajar berjalan dan akhirnya belajar berlari. Kemampuan motorik juga merupakan sifat umum atau kapasitas perseorangan yang terkait dalam penampilan pada macam ketrampilan tetap setelah masa anak-anak. Oleh karena itu kemampuan motorik dipandang sebagai landasan keberhasilan masa datang didalam melakukan tugas ketrampilan gerak. Kemampuan
motorik
seseorang
berbeda-beda
tergantung
pada
banyaknya pengalaman gerak yang dikuasai. Seseorang yang memiliki kemampuan motorik yang lebih tinggi dari yang lainnya diduga akan lebih commit to user gerak khusus. berhasil dalam menyelesaikan tugas ketrampilan
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.Faktor-faktor yang mendukung kemampuan gerak Menurut Sukinta (2004: 79) ‘bahwa berkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan oleh dua faktor yakni pertumbuhan dan perkembangan dan masih didukung dengan latihan sesuai dengan kematangan anak dan gizi yang baik”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktor internal ini bersifat bawaan yaitu perkembangan dan pertumbuhan, sedang faktor eksternal yaitu berupa latihan dan gizi yang baik.
b. Peranan Kemampuan Motorik Bagi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani
meningkatkan
dan
direncanakan
secara
sistematik
bertujuan
untuk
individu secara organic, neuromuscular, perceptual, kognitif,
social dan emosional (Depdiknas 2003: 2). Dari pernyataan di atas “bahwa neuromuscular (motorik) berarti meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan
otot
(mengembangkan
keterampilan
lokomotor,
mengembangkan
keterampilan non-lokomotor, mengembangkan keterampilan dasar manipulatuf, mengembangkan faktor-faktor gerak, mengembangkan keterampilan olahraga, mengembangkan keterampilan rekreasi)”. Dengan mengetahui perkembangan kemampuan motorik maka seorang guru pendidikan jasmani akan mengetahui kemampuan anak untuk tujuan kemampuan motorik dari tahap pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Sukinta (2004: 81) ”bahwa seorang guru pendidikan jasmani dalam memberikan pembelajaran ataupun pelatihan harus berdasar pengetahuan tentang: kemampuan anak didik, kemampuan motorik pada tiap perkembangan anak didik, sebagai bahan dan tujuan pembelajaran, mengetahui dasar keterampilan motorik pada tiap cabang olahraga yang akan diajarkan”. Dalam usaha pencapaian maksimal untuk mencapai kemampuan dalam lompat jauh ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Sudjarwo (1995: 9) bahwa dalam usaha pencapaian maksimal sebenarnya ada dua faktor yang berperan besar yaitu: faktor indogen dan eksogen. Salah satu faktor indogen yang user berpengaruh dalam pembelajaran commit lompat to jauh adalah kemampuan motorik (motor
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ability), sebab kemampuan motorik merupakan bagian dari domain psikomotor, serta kemampuan sering dianggap sebagai suatu hal yang mendasari terbentuknya ketrampilan individu.
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas dapat diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut: 1. Pengaruh model pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok Pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis merupakan bentuk pembelajaran yang memiiki penekanan yang berbeda. Pembelajaran dengan pendekatan taktis adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya. Pendekatan taktis adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi bermain. Sedang pembelajaran dengan pendekatan teknis merupakan cara belajar suatu cabang olahraga dilakukan secara berulangulang hingga menguasai gerakan tersebut secara otomatis. Berdasarkan hal tersebut sudah jelas bahwa pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis mempunyai penekanan tersendiri yang berbeda. Karakteristik perlakuan dalam proses belajar mengajar akan mengakibatkan pengaruh terhadap kemampuan lompat jauh. Pengaruh perlakuan yang diberikan dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan respon terhadap hasil belajar lompat jauh. 2. Perbedaan pengaruh kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok Kemampuan motorik merupakan bagian dari domain psikomotor, yang dalam perkembangannya diharapkan mengkristal kearah penguasaan ketrampilan gerak (movement skill) dalam cabang olahraga atletik khususnya nomor lompat jauh. Seorang siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi dapat melaksanakan pembelajaran lompat jauh lebiih baik daripada siswa yang memiliki to user kemampuan motorik seseorang kemampuan motorik rendah. Hal commit ini dikarenakan
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat mempunyai pengaruh besar terhadap pembelajaran lompat jauh. Siswa yang memiliki kemampuan motorik yang tinggi secara otomatis memiliki kemampuan melakukan aktifitas lebih baik.
C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah di kemukakan diatas dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Mungkin ada perbedaan pengaruh pendekatan taktis dan teknis terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun 20010/2011. 2. Mungkin ada perbedaan pengaruh kemampuan motorik tinggi dan rendah terhadap kemampuan
lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3
Kartasura tahun 20010/2011. 3. Mungkin tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun 20010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kartasura. 2.Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan (6 minggu) dengan tiga kali latihan dalam seminggu yaitu hari senin, kamis dan jum’at, pukul 13.00 sampai dengan 15.00. Pada tanggal 31 Januari 2011 sampai dengan tanggal 14 Maret 2011. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain fakotrial 2 x 2. Rancangan penelitian disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Rancangan penelitian. Model Pembelajaran
V. Manipulatif
V. Atributif
Pendekatan Taktis
Pendekatan Teknis
( A1 )
( A2 )
A1B1
A2B1
A1B2
A2B2
Kemampuan Motorik Tinggi ( B1 ) Kemampuan Motorik Rendah ( B2 )
commit to user
23
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan : A1B1 : Kelompok model pembelajaran dengan pendekatan taktis pada siswa yang mempunyai kemampuan motorik tinggi A1B2 : Kelompok model pembelajaran dengan pendekatan taktis pada siswa yang mempunyai kemampuan motorik rendah A2B1 : Kelompok model pembelajaran dengan pendekatan teknis pada siswa yang mempunyai kemampuan motorik tinggi A2B2 : Kelompok model pembelajaran dengan pendekatan teknis pada siswa yang mempunyai kemampuan motorik rendah C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 3 Kartasura sebanyak 102 siswa yang terdiri dari 8 kelas. Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam Consuelo (1993: 161) sebagai berikut: n: Keterangan: n : ukuran sampel N: ukuran populasi e : nilai kritis sebesar 10%
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini populasi sejumlah 102 siswa kelas VII dan nilai kritis dalam pengambilan sampel ini sebesar 10% atau 0.1 perhitungannya sebagai berikut:
=
n=
,
=
,
=
,
= 40,49 = 40 Sampel
Jadi jumlah sampel yang akan digunakan untuk penelitian ini sejumlah 40 siswa yang ada di kelas VII SMP Negeri 3 Kartasura. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik random sampling bentuk sampling proporsional dimana sampel diperoleh berdasarkan perbandingan tiap kelas
yang akan diambil sampelnya. Alasan
dipilih teknik ini karena dengan menggunakan teknik sampling proporsional peneliti dapat mengambil sampel secara seimbang dari delapan kelas yang ada, yaitu kelas VII A sampai kelas VII H. Adapun penghitungannya adalah sebagai berikut : No
Kelas
Jumlah Siswa
Prosentase
Hasil
1
VII A
12
12/102 x 40
5
2
VII B
14
14/102 x 40
5
3
VII C
14
14/102 x 40
5
4
VII D
12
12/102 x 40
5
5
VII E
12
12/102 x 40
5
6
VII F
13
13/102 x 40
5
7
VII G
13
13/102 x 40
5
8
VII H
12
12/102 x 40
5
Jumlah
102
commit to user
40
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Variabel Penelitian 1. Jenis Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas ( independent ) dan satu variabel terikat ( dependent ) yaitu : a. Variabel bebas ( independent ) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas ( independent ) dalam penelitian ini yaitu: ) Variabel manipulif, terdiri atas : 1) Pembelajaran pendekatan taktis 2) Pembelajaran pendekatan teknis ) Variabel atributif, adalah variabel yang melekat pada diri sampel berupa motor ability yang terdiri dari : 1) Siswa yang mempunyai motor ability tinggi 2) Siswa yang mempunyai motor ability rendah b. Variabel terikat ( dependent ), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan lompat jauh gaya jongkok. 2. Definisi Operasional Variabel a) Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titiik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang di lakukan dengan cepat dan dengan jalan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. b) Lompat jauh gaya jongkok adalah sikap badan di udara jongkok, badan di bulatkan, kedua lutut di tekuk, kedua tangan lurus ke depan. c) Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis yang
to user dimaksud adalah cara belajarcommit lompat jauh yang dilakukan dalam bentuk
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bermain atau permainan. Misal: siswa melakukan lompatan pada simpai yang dibentuk separti huruf. d) Pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan teknis adalah cara belajar dimana guru menyampaikan teknik gerakan lompat jauh gaya jongkok dan selanjutnya memberikan contoh atau demonstrasi gerakan kemudian menyusun pembelajaran yang baik agar siswa dapat melakukan gerakan dengan baik dan siswa mendapatkan kesempatan yang sama serta dilakukan berulang-ulang. e) Motor Ability adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan dalam olahraga maupun gerakan non olahraga atau kematangan penampilan ketrampilan motorik”. f) Motor Ability tinggi adalah kemampuan gerak individu diatas rata-rata dan dapat diketahui berdasarkan dari
hasil tes awal yang telah dilakukan
menggunakan tes motor ability dari Barrow kemudian diolah menggunakan T Skor dan didapat rata-rata. Dari hasil tersebut kemudian dirangking untuk selanjutnya dibagi dalam kelompok sesuai rancangan penelitian. g) Motor Ability rendah adalah kemamapuan gerak individu di atas rata-rata dan dapat diketahui berdasarkan dari
hasil tes awal yang telah dilakukan
menggunakan tes motor ability dari Barrow kemudian diolah menggunakan T Skor dan didapat rata-rata. Dari hasil tersebut kemudian dirangking untuk selanjutnya dibagi dalam kelompok sesuai rancangan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa: motor ability dan kemampuan lompat jauh. Data sekundernya adalah kejadian-kejadian pada saat berlangsungnya perlakuan. Data motor ability dikumpulkan melalui Barrow Motor Ability Test dari Barry L. Johnson and Jack K Nelson (1986: 365), yang terdiri atas: Standing Board jump/Long Jump (lompat jauh tanpa awalan), Medicine Ball Put (melempar bola), Sprint 40 meter (Lari cepat 40 meter), Zig-zag Run (Lari zig-zag). Data
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemampuan lompat jauh dikumpulkan melalui tes lompat jauh gaya jongkok dan kejadian-kejadian selama perlakuan dikumpulkan melalui pengamatan lapangan.
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai berikut: a. Uji Normalitas Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Variansi (ANAVA). Syarat agar teknik analisis variansi ini dapat diterapkan adalah dipenuhinya sifat normalitas pada distribusi populasinya dan sifat homogenitas variansi populasi. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari populasi yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode Liliefors. Prosedur uji normalitas dengan menggunakan metode Liliefors adalah sebagai berikut: 1) Menentukan Hipotesis H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) Tingkat Signifikansi : = 0,05 3) Statistik Uji L0 = Max F(Zi)-S(Zi) Keterangan: F(Zi)
= P (Z ≤ Zi)
S(zi) = Proporsi cacah Z lebih kecil atau sama dengan Zi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Zi
= Skor standar
Zi
=
X
= Nilai rata-rata
S
= Standar deviasi
29 digilib.uns.ac.id
xi x x
4) Daerah Kritik DK = {LL>;n} L>L;n yang diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat dan n (ukuran sampel) 5) Keputusan Uji H0 ditolak jika L DK atau H0 diterima jika LDK (Budiyono, 2000: 169) b. Uji Homogenitas (Metode Bartlett) Untuk penggunaan statistik uji tertentu (misalnya analisis variansi) dipersyaratkan agar populasi-populasi yang diperbandingkan mempunyai variansi-variansi yang sama. Populasi-populasi yang mempunyai variansi yang sama disebut populasi-populasi yang homogen.uji untuk menguji apakah variansivariansi dari sejumlah populasi sama atau tidak disebut uji homogenitas populasi (Budiyono, 2000: 174). Salah satu uji homogenitas untuk populasi adalah uji Bartlet dengan rumus sebagai berikut: 1) Hipotesis H0 = 12 = 22 = ... = k2 H1 = paling sedikit terdapat satu variansi yang berbeda (sampel tidak homogen) 2) Taraf Signifikansi : = 0,05 3) Statistik Uji X2
commit to user = (In 10) {B-(ni-1) log Si2}
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
= 2,3026 {B-(ni-1)log Si2}
((ni 1 ) si 2 ) ((ni 1 ))
S2
=
B
= (log S2)(ni-1)
Keterangan: n = Jumlah sampel tiap kelompok S = Variansi hipotesis 4) Daerah Kritik: DK = {X2X2>X21-;k-1} 5) Keputusan Uji : H0 ditolak jika X2 DK atau H0 diterima jika X2 DK (Budiyono, 2000: 174) 2. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan: a. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama 1) Model Xijk = + i + j + ()ij + €ijk Keterangan: Xijk = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar) i = efek baris ke-i pada variabel terikat j = efek baris ke-j pada variabel terikat
commit to user ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
€ijk = gelat yang berdistribusi normal N i = 1, 2, 3, ... p, p = banyaknya garis j = 1, 2, 3, ... q, q = banyaknya kolom k =1, 2, 3, ... k, k = banyaknya data amatan pada sel ij Misalnya baris menyatakan variabel (faktor A) yang mempunyai nilai a1, dan a2, sedangkan kolom menyatakan variabel (faktor B) yang mempunyai nilai b1 dan b2, lihat Tabel 5. Rancangan Penelitian. 2) Hipotesis H0A : = 0 untuk setiap i =1,2; H1A
: paling
sedikit ada satu 1 yang tidak nol
H0B : j = 0 untuk setiap j = 1,2; H1B : paling sedikit ada satu j yang tidak nol H0AB : ()ij = 0 untuk setiap i = 1,2 dan j = 1,2; H1AB : paling sedikit ada satu ()ij yang tidaknol 3) Komputasi a) Notasi-notasi nij
= ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
ni
= banyaknya data amatan pada sel i
nn
= rataan harmonik frekuensi seluruh sel=
pq 1 i nij
N
= i, jnij = banyaknya seluruh data amatan
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SSij
X
=
2
ij
k
( k X ijk ) 2 ni jk
= jumlah kuadrat deviasi dua amatan pada sel ij
ABij
= rataan pada sel
A1 =j ABij = jumlah rataan pada baris ke-i
B1 = j ABij = jumlah rataan pada kolom ke-j
G = i,j ABij = jumlah rataan semua sampel
b) Besaran-besaran (1) =
G2 p.q
(2) = i,j SSj (3) = i
(4) = j
Ai2 q B 2j q
(5) = i-j ABij
2
c) Jumlah Kuadrat JKA (jumlah kuadrat baris)
= n h {(3) – (1)}
JKB (jumlah kudrat kolom)
= n h {(4) – (1)}
JKAB (jumlah kuadrat interaksi)
= n h {(1)+(5) – (3) – (4)}
JKG (jumlah kuadrat galat/error
= (2)
JKT (jumlah kudrat total)
= JA + JKB + JKAB + JKG
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Derajat Kebebasan (dk) dkA (derajat kebebasan baris)
=p–1
dkB (derajat kebebasan kolom)
=p–1
dkAB (derajat kebebasan interaksi)
= (p – 1)(q – 1)
jkG (derajat kebebasan galat/error)
= N – pq
dkT (derajat kebebasan total)
=N–1
e) Rataan Kuadrat (RK) RKA (rataan kuadrat baris)
= JKA/dkA
RKB (rataan kuadrat kolom)
= JKB/dkB
RKG (rataan kuadrat galat)
= JKG/dkG
4) Statistik Uji FA (statistik uji kuadrat baris)
= RKA/RKG
FB (statistik uji kuadrat kolom
= RKB/RKG
FAB (statistik uji interaksi)
= RKAB/RKG
5) Daerah Kritik DKA = {FAFA F;p-1; N-pq} DKB = {FBFB F;p-1; N-pq} DKAB ={FABFAB F;(p-1); N-pq} 6) Keputusan Uji H0A ditolak jika FA F;p-1; N-pq H0B ditolak jika FB F;p-1; N-pq H0AB ditolak jika FAB F;(p-1); N-pq commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7) Rangkuman Anava Sumber Variansi
JK
Dk
RK
Fobs
F
A (baris)
JKA
p-1
RKA
FA
F*
B (kolom)
JKB
q-1
RKB
FB
F*
AB (interaksi)
JKAB
RKAB
FAB
F*
Galat
JKG
N-pq
RKG
-
-
Total
JKT
N-1
-
-
-
(p-i)(q-1)
Keterangan : F* adalah nilai yang diperoleh dari tabel
(Budiyono, 2000: 225-228) b. Uji Lanjut Anava (Uji Scheffe) Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dua jalan adalah menggunakan uji Scheffe untuk uji rerata. Tujuan dari uj Scheffe adalah untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap pasang kolom, baris, dan setiap pasang sel. Rumus metode Scheffe sebagai berikut:
Fi-j =
(xi x j 1 1 RKG ni nj
Keterangan: Fi-j
: nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
Xi
: rerata pada kolom ke-i
X
: rerata pada kolom ke-j
j
RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi ni
: ukuran sampel kolom ke-i commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nj
: ukuran sampel kolom ke-j
DK
: {FF> (p-1) F;p-1; N-pq}
(Budiyono, 2000: 209) c. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANOVA Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman – Keuls adalah sebagai berikut: 1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari terkecil sampai kepada yang terbesar. 2) Dari rangkaian ANOVA, diambil harga RJK disertai dk-nya 3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus Sy =
RJKG ( Kekeliruan ) N
RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil
rangkuman ANOVA 4) Tentukan taraf signifikan , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK (Kekeliruan) dan P = 2, 3, ... k. Harga-harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya dicatat. 5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik .......... di atas masing-masing Sy dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil RST). 6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkeci kedua dengan RST untuk P = (k-10, dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-2), dan seterusnya.dengan jalan begitu semua akan ada 1/2K(k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat berbedaan yang commit to user signifikan antara rata-rata perlakuan.
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian beserta intepretasinya akan disajikan secara ringkas pada bab ini. Pada tahap awal hasil analisis data menggunakan statistik deskriptif dan dilanjutkan pengujian hasil penelitian dengan menggunakan statistik inferensial yang merupakan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik analisis varians dua jalur ( ANOVA ) yang memerlukan pengujian persyaratan analisis, maka disajikan pula hasil uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian dan berikut uraiannya:
A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data tes peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011, sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Menurut Kelompok Penelitian. Perlakuan
Pendekatan Taktis (A1)
Pendekatan Teknis (A2)
MA
Statistik
Jumlah Mean SD Jumlah Rendah Mean (B2) SD Jumlah Tinggi Mean (B1) SD Jumlah Rendah Mean (B2) SD Tinggi (B1)
Tes Awal 3337 333.7 43.576 2924 292.4 42.340 3030 303 55.847 2620 262.0 27.604
commit to user
Tes Akhir 3779 377.9 41.321 3259 325.9 42.472 3361 336.1 54.399 2838 283.8 27.507
Peningkatan 442 44.2 3.645 335 33.5 3.308 331 33.1 3.725 218 21.8 3.084
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis dan yang mendapat perlakuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan teknis dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis lebih besar 11.4 daripada kelompok perlakuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan teknis. 2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki motor ability tinggi dan yang memiliki motor ability rendah dibandingkan, dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki motor ability tinggi sebesar 11.0 lebih besar dari kelompok siswa yang memiliki motor ability rendah. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata peningkatan kemampuan tembakan bebas bola basket sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut :
Grafik 1. Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Motor Ability
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan: A1B1
: Pendekatan Taktis Dengan Motor Ability Tinggi
A1B2
: Pendekatan Taktis Dengan Motor Ability Rendah
A2B1
: Pendekatan Teknis Dengan Motor Ability Tinggi
A2B2
: Pendekatan Teknis Dengan Motor Ability Rendah
3. Agar nilai rata-rata peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok antara Kelompok Perlakuan
Keterangan: A1BI
: Pendekatan Taktis Dengan Motor Ability Tinggi
A1B2
: Pendekatan Taktis Dengan Motor Ability Rendah
A2B1
: Pendekatan Teknis Dengan Motor Ability Tinggi
A2B2
: Pendekatan Teknis Dengan Motor Ability Rendah
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Mencari Reliabilitas Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok dalam penelitian sebagai berikut: Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Tes
Reliabilitas
Kategori
Tes awal lompat jauh gaya jongkok
0.943
Tinggi Sekali
Tes akhir lompat jauh gaya jongkok
0.938
Tinggi Sekali
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut: Tabel 4. Range Kategori Reliabilitas
Kategori
Validitas
Reliabilitas
Obyektivitas
Tinggi sekali
0,80 – 1,0
0,90 – 1,0
0,95 – 1,0
Tinggi
0,70 – 0,79
0,80 – 0,89
0,85 – 0,94
Cukup
0,50 – 0,69
0,60 – 0,79
0,70 – 0,84
Kurang
0,30 – 0,49
0,40 – 0,59
0,50 – 0,69
Tidak signifikan
0,00 – 0,29
0,00 – 0,39
0,00 – 0,49
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors. Kelompok
N
Prob
Lo
Lt
Kesimpulan
A1B1
10
0.05
0.1960
0.258
Distribusi normal
A1B2
10
0.05
0.1286
0.258
Distribusi normal
A2B1
10
0.05
0.1015
0.258
Distribusi normal
A2B2
10
0.05
0.2324
0.258
Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Homogenitas Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut: Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet. Kelompok
Ni
SDi2gab
X2hit
X2tabel
Kesimpulan
4
10
1893.125
4.16
7.81
Homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X2hit lebih kecil dari pada X2tabel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel berikut ini: Tabel 7. Ringkasan Nilai Rerata Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Motor Ability Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.
Variabel penelitian A2
A1 Rerata B1 333.7 337.9 44.2
Sebelum Sesudah Peningkatan
B2 292.4 325.9 33.5
B1 303.0 336.1 33.1
B2 262.0 283.8 21.8
Tabel 8. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Varians
Dk
Rerata Lat. A B AB
1 1 1 1
Jk 43956.9 1210 1299.6 0.9
Kekeliruan
36
428.6
RJk 43956.9 1210 1299.6 0.9 11.91
46896
commit to user
Fo 101.63 109.16 0.08
Ft 4.11
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan : ■ = Angka yang ditebalkan merupakan hasil Analisis F0 ditolak A = Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok (Taktis dan Teknis) B AB
= =
Motor Ability (Tinggi dan Rendah) Interaksi Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Motor Ability
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls. A2B2 21.8
A2B1 33.1 11.3
KP Rerata 21.8 A2B2 33.1 A2B1 33.5 A1B2 44.2 A1B1 Keterangan : * signifikan pada P < 0,05
A1B2 33.5 11.7 0.4
A1B1 44.2 22.40 11.10 10.70
RST 3.1501 3.7932 4.1856
Keterangan: 1. A1BI
:Kelompok Pendekatan Taktis Dengan Motor Ability Tinggi
2. A1B2
: Kelompok Pendekatan Taktis Dengan Motor Ability Rendah
3. A2B1
: Kelompok Pendekatan Teknis Dengan Motor Ability Tinggi
4. A2B2
: Kelompok Pendekatan Teknis Dengan Motor Ability Rendah
5. Pengujian Hipotesis Pertama Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis dan pendekatan teknis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 101.63 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan, pendekatan pembelajaran taktis dan teknis memiliki perbedaan yang signifikan terhadap commit to userpeningkatan kemampuan lompat
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jauh gaya jongkok, dan analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pendekatan pembelajaran taktis lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran teknis, dengan nilai rata-rata yaitu 38.85 dan 27.45.
6. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan tingkat motor ability yang dimiliki siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011 hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 109.16 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok, dan dari analisis lanjutan bahwa motor ability tinggi memiliki peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok lebih baik dari pada motor ability rendah, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 38.65 dan 27.65.
7. Pengujian Hipotesis Ketiga Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor menunjukkan tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 0.08 ternyata lebih kecil dari Ft = 4,11 ( F0 < Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, antara pendekatan pembelajaran dan motor ability tidak memiliki interaksi terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan taktis dan pendekatan teknis terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. (2) ada perbedaan yang signifikan antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. (3) tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan pendekatan pembelajaran taktis mempunyai peningkatan lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan pendekatan pembelajaran teknis. Pendekatan pembelajaran taktis memberi dampak yang lebih baik terhadap penguasaan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Karena dalam pendekatan pembelajaran taktis siswa seperti mempraktekkan gerakan lompat jauh gaya jongkok yang sebenarnya dengan cara yang menarik dan menyenangkan serta pendekatan tersebut juga memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran teknis. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo sebesar 101.63 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 11.4. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, commit toada userperbedaan pengaruh pendekatan
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.
2. Perbedaan Pengaruh Motor Ability Tinggi dan Motor Ability Rendah terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan signifikan antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Hal ini karena, siswa yang memiliki motor ability tinggi akan mampu menguasai gerakan lompatan dengan baik dan benar serta mampu mencapai hasil lompatan yang sempurna. Sedangkan siswa yang memiliki motor ability rendah kurang menguasai gerakan lompatan dengan baik sehingga tidak tercapai hasil lompatan yang sempurna. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo 109.16 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 11.0. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya. 3. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Motor Ability terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauah Gaya Jongkok Dari tabel 5 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel sebagai berikut: Tabel 10. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok. A1 B1 B2 Rerata B1-B2
A2 44.2 33.5 38.85 10.7
33.1 21.8 27.45 commit 11.3 to user
Rerata 38.65 27.65 33.15 11.0
A1-A2 11.1 11.7 11.4
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik 3. Interaksi Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Motor Ability Berdasarkan gambar grafik 3 menunjukkan, bentuk garis perubahan besarnya nilai peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok adalah tidak sejajar dan bila diteruskan tidak akan terdapat suatu titik pertemuan, sehingga tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability. Dengan demikian dapat disimpulkan antara pendekatan pembelajaran dan motor ability tidak ada kecenderungan interaksi antara keduanya. Sehingga dalam menerapkan pendekatan pembelajaran tidak perlu didasarkan tingkat tinggi rendahnya motor ability yang dimiliki siswa. Kedua variable tersebut merupakan jenis interaksi dependen, artinya dalam menentukan tingkat kemampuan lompat jauh gaya jongkok tidak mutlak berdasarkan tinggi rendahnya motor ability yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai dengan kajian teori yang mengemukakan bahwa, peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran dan faktor fisik (motor ability), dimana kedua faktor tersebut mempengaruhi secara terpisah.
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 101.63> Ft 4.11, rata-rata peningkatanya adalah 38.85 dan 27.45. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 11.4. 2. Ada perbedaan pengaruh antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap kemampuan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 109.16 > Ft 4.11, rata-rata peningkatanya 38.65 dan 27.65. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 11.0. 3. Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 0.08 < Ftabel = 4,11.
B. Implikasi Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran dan motor ability merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pendekatan pembelajaran taktis mempunyai pengaruh yang lebih baik daripada pendekatan pembelajaran teknis dalam meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. 3. Pendekatan pembelajaran dan motor ability tidak terdapat interaksi, karena meningkatnya beban pembelajaran tidak mempengaruhi peningkatan motor ability, sehingga kedua faktor tersebut ada hubunganya secara dependen. C. Saran Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengingat teknik melakukan lompat jauh gaya jongkok begitu komplek maka peningkatan kondisi fisik yang tinggi sangat dibutuhkan dalam peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok, maka dari itu perlu ketepatan menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki para siswa. 2. Dalam meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok disamping peningkatan
kemampuan
fisik,
juga
perlu
diperhatikan
pendekatan
pembelajaran yang tepat dan penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok yang benar, sehingga akan menghasilkan keefektifan gerak lompat jauh dan dapat mendukung penampilannya. 3. Kepada para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat mempelajari, memahami dan menerapkan pendekatan pembelajaran lainnya, tidak hanya terpaku pada pendekatan pembelajaran yang diterapkan peneliti. 4. Sebelum menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat, para guru pendidikan jasmani harus mengetahui kondisi fisik dan kemampuan para siswa, agar tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai secara maksimal.
commit to user