1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENYAKIT

Download disebabkan Staphylococcus aureus adalah dengan memanfaatkan bahan– bahan alam tumbuhan atau yang sering ... pengobatan tradisional khasiat ...

0 downloads 437 Views 731KB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB 2

LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pelaksanaan pemeliharaan jalan sangat ditentukan oleh sumber pembiayaan. Dengan adanya keterbatasan kemampuan pendanaan oleh pemerintah daerah mendorong pelaksanaan pemeliharaan jalan tidak dapat ditangani pada seluruh jaringan jalan perkotaan, sehingga dibutuhkan penentuan prioritas dan jenis pemeliharaan yang harus dilakukan dengan cermat dan akurat sesuai dengan kondisinya. Pengelolaan dan pembiayaan pekerjaan pemeliharaan ditentukan pula oleh

organisasi

atau

kelembagaan

yang

khusus

menangani

jenis-jenis

pemeliharaan tertentu, dalam hal ini termasuk belum adanya kebijakan Pemerintah Daerah secara khusus dalam penanganan pemeliharaan jalan secara kontinyu dan berkesinambungan (Alie, 2006). Tujuan penggunaan aplikasi SIG untuk membuat suatu SIG berbasis web tentang pemetaan transportasi dan pelayanan publik. Disini nantinya akan didapatkan suatu analisa-analisa dan visualisasi dalam bentuk web yang dapat digunakan sebagai referensi untuk para pengambil keputusan terutama dalam pencarian lokasi pelayanan publik yang ada di Kota Kediri. Dari informasi yang didapatkan nantinya diharapkan dapat memberikan informasi tentang jalur transportasi dan pelayanan publik yang ada di Kota Kediri berdasarkan query yang dimasukkan (Astutik, 2009). Hambatan utama dalam pemanfaatan SIG terletak bukan pada persoalan teknisnya melainkan pada aspek institusi termasuk pandangan dan perilaku para aparat yang berkecimpung dalam manajemen perkotaan. Lebih lanjut, sebagai alat yang bersifat netral, kinerja SIG akan sangat ditentukan oleh kepekaan para manajer kota untuk mendeteksi apa sebenarnya persoalan yang paling kritis dihadapi lingkungan perkotaan (Prabawasari, 2003).

commit4 to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 5

Dengan penggunaan SIG akan dapat tersusun konsep sistem manajemen pemeliharaan jalan lingkungan yang sistematis dan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan SIG telah dapat disusun data base digital berupa peta dan atribut tabelnya berisi inventarisasi data teknis jalan lingkungan yang selesai terbangun tahun 2005-2008 sebanyak 58 ruas jalan. Analisis Data dengan SIG untuk menentukan prioritas pemeliharaan pada 76 ruas jalan dapat tersusun tingkatan prioritas dengan 3 rekomendasi yaitu mendesak sebanyak 18 ruas jalan, segera sebanyak 34 ruas jalan, dan ditunda sebanyak 24 ruas jalan (Jamalurrusid, 2009). SIG dapat membantu menganalisis permasalahan lalu lintas untuk membangun suatu manajemen transportasi yang baik sehingga dapat digunakan untuk analisis tata ruang kota Surakarta secara holistik. Adapun jalan yang menjadi lokasi rawan kecelakaan berada pada jalan Ahmad yani, Adi Sucipto, Slamet Riyadi, dan Ir. Sutami dengan penyebab kecelakaan yang dominan adalah faktor manusia (Ati, 2008).

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pemetaan Definisi pemetaan pada skripsi ini yaitu: a.

Pemetaan adalah pembentukan database yang mempunyai karakter data garis (vektor), data tersebut akan menjadikan sumber data dalam penyajian informasi yang bersifat keruangan (data spasial). Database garis yang dibentuk menjadi sebuah informasi yang dapat menggambarkan suatu area gambar atau peta yang dapat menambah akurasi dari informasi yang disajikan dalam suatu sistem aplikasi. Untuk menjadikan suatu informasi data spasial menjadi akurat dan baik, haruslah memenuhi kriteria dalam pembentukan database spasial itu sendiri, seperti; sistem koordinat, sistem proyeksi dan skala peta.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 6

b.

Pemetaan (inventarisasi) data adalah suatu proses pengidentifikasi atribut dan struktur dari sebuah data atau informasi, yang menjelaskan data itu sendiri. Proses pemetaan data merupakan langkah lanjutan dari langkah pencatatan data di mesin database. Data-data yang akan diolah disusun secara rapi berdasarkan kriterianya sehingga mampu memberikan informasi secara mudah dan tepat.

2.2.2. Pengertian Jalan Perencanaan pemeliharaan dan perbaikan perkerasan jalan meliputi pemilihan lokasi yang akan diperbaiki, waktu, serta metodanya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti iklim, topografi, teknologi yang ada dalam desain dan pelaksanaan, dan dana. Suatu pendekatan sistematik yaitu dengan membuat suatu sistem

manajemen

pemeliharaan

perkerasan

jalan,

diperlukan

untuk

mengoptimasikan perencanaan secara menyeluruh (Dirjen Bina Marga, 1990). Menurut Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, didefinisikan Jalan adalah suatu prasarana transportasi yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkapnya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan, atas permukaan tanah di bawah permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Sedangkan Jalan Lingkungan adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan untuk kebutuhan lokal ditingkat kelurahan dan juga menghubungkan antara perumahan dengan jalan penghubung dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, pembangunan jalan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 meliputi: 1.

perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kota;

2.

pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota; dan

3.

pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kota.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 7

Pasal 30 Undang-Undang

Nomor

38

Tahun

2004

juga

menyebutkan

penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan

pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan

memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional. 2.2.3. Klasifikasi Jalan 2.2.3.1. Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan sebagai berikut: 1.

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

2.

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan ratarata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3.

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

4.

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

2.2.3.2. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Peranannya Klasifikasi jalan berdasarkan peranannya ini, kewenangan pengelo laannya terbagi ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat memiliki kewenangan dalam pengelolaan sistim jaringan jalan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 8

primer berupa jalan propinsi.sedangkan pemerintah daerah memiliki kewenangan pengelolaan sistim jaringan jalan sekunder berupa jalan kabupaten/kota. Wewenang pengelolaan jaringan jalan dapat dikelompokan menurut: 1. Jalan Nasional adalah Menteri Pekerjaan Umum (dulu Menteri Kimpraswil) atau pejabat yang ditunjuk; 2. Jalan Propinsi adalah Pemerintah Daerah atau instansi yang ditunjuk; 3. Jalan Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten atau instansi yang ditunjuk; 4. Jalan Kota adalah Pemerintah Daerah Kota atau instansi yang ditunjuk; 5. Jalan Desa adalah Pemerintah Desa/Kelurahan; 6. Jalan Khusus adalah pejabat atau orang yang ditunjuk. 2.2.3.3. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kewewenangnya 1.

Wewenang Pemerintah

Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan

secara

umum

dan

penyelenggaraan

jalan

nasional.

Wewenang

penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan. 2.

Wewenang Pemerintah Provinsi

Wewenang

pemerintah

provinsi

dalam

penyelenggaraan

jalan

meliputi

penyelenggaraan jalan provinsi. Wewenang penyelenggaraan jalan provinsi meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan provinsi. apabila pemerintah provinsi belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, maka pemerintah provinsi dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah. 3.

Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota

Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa, sebagai berikut: a.

Wewenang

pemerintah

kota

dalam

penyelenggaraan

penyelenggaraan jalan kota.

commit to user

jalan

meliputi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 9

b.

Wewenang penyelenggaraan jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan.

c.

Apabila pemerintah kabupaten/kota belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya,

maka

pemerintah

kabupaten/kota

dapat

menyerahkan

wewenang tersebut kepada pemerintah provinsi. 2.2.3.4. Klasifikasi Jalan Lingkungan Pengelompokan jalan lingkungan: 1). Jalan lingkungan primer: jalan lingkungan primer menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam kawasan pedesaan dan jalan di dalam lingkungan pedesaan. Persyaratan teknis untuk jalan ini adalah: a). Jalan yang diperuntukan bagi kendaraan roda 3 atau lebih, jalan ini didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 15km/jam, lebar badan jalan paling rendah adalah 6,5 meter. b). Jalan yang tidak diperuntukan bagi kendaraan bermotor roda 3 atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling rendah 3,5 meter. 2). Jalan lingkungan sekunder: jalan lingkungan sekunder menghubungkan antar persil dalam kawasan perkotaan. Persyaratan teknis untuk jalan ini adalah: a). Untuk jalan ini diperuntukan bagi kendaraan bermotor roda 3 atau lebih, maka jalan ini didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10km/jam, dengan lebar badan jalan paling rendah 6,5 meter. b). Sedangkan untuk jalan yang tidak diperuntukan bagi kendaraan roda 3 atau lebih maka lebar badan jalan paling rendah adalah 3,5 meter. 2.2.4. Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan Penilaian kondisi perkerasan jalan dalam pelaksanaan survei lapangan merupakan tahap awal pengumpulan data jalan pada kondisi sesungguhnya, yang menjadikan tahapan ini penting untuk menentukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan secara tepat. Dalam melaksanakan penilaian kondisi perkerasan jalan, terlebih dahulu perlu ditentukan jenis dan tingkat kerusakan jalan yang terjadi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 10

Sesuai Tata Cara Survei Kondisi Jalan Kota No. 5/T/BNKT/1991 yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga, kerusakan jalan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: 1. Kekasaran Permukaan (Tekstur) Kekasaran permukaan (tekstur) merupakan kondisi permukaan perkeras dilihat dari keadaan bahan batuan, aspal dan ikatan antara kedua bahan tersebut. Kekasaran Permukaan ada 6 macam, yaitu: a. Baik (Tidak ada kelainan) Permukaan jalan rata tanpa ada perubahan bentuk.

Gambar 2.1. Jalan Baik (Jl. Basuki Rahmat) b. Kegemukan (Fatty) Permukaan jalan licin dan mengkilat, tidak ada batu yang tampak pada saat hari sedang terik permukaan jalan menjadi lunak dan lengket.

Gambar 2.2. Kegemukan (Jl. Temugiring)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 11

c. Pelepasan butiran (Ravelling) Keadaan ini terjadi didaerah dimana bahan pengikat aspal tidak mengikat batu sehingga banyak batu yang lepas.

Gambar 2.3. Pelepasan Butiran (Jl. Kunir) d. Kekurusan (Hungry) Permukaan jalan hancur dan hampir seluruh bahan pengikat aspal hilang. Batu dari berbagai ukuran banyak yang lepas di permukaan jalan dan tampak seperti jalan kerikil dan sedikit yang beraspal.

Gambar 2.4. Kekurusan (Gg. Haryo Panular) e. Pengelupasan (Disintegration) Pelepasan permukaan jalan secara lempengan.

Gambar 2.5. Pengelupasan (Jl.Tawangmangu)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 12

f. Permukaan rapat (Close texture) Keadaan permukaan jalan yang licin.

Gambar 2.6. Permukaan Rapat (Jl. Siwalan) 2. Tambalan (patching) Tambalan adalah keadaan permukaan perkerasan yang sudah diperbaiki setempatsetempat dengan material perkerasan.

Gambar 2.7. Tambalan (Jl. Kebangkitan Nasional) 3. Lubang Lubang adalah kerusakan perkerasan jalan setempat dengan keadaan minimum sama dengan tebal lapisan permukaan.

Gambar 2.8. Lubang (Jl. Mawar)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 13

4. Retak Dilihat dari tipe nya, retak dibagi beberapa jenis: a. Retak buaya Retak buaya adalah retak yang mempunyai celah lebih besar atau sama dengan 3mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil menyerupai kulit buaya.

Gambar 2.9. Retak Buaya (Jl. Muhammad Yamin) b. Retak acak Retak acak adalah yang terjadi pada tempat-tempat tertentu secara acak.

Gambar 2.10. Retak Acak (Jl. Kalitan) c. Retak Melintang Retak melintang adalah retak yang terjadi melintang sumbu jalan.

Gambar 2.11. Retak Melintang (Jl. Abiyoso)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 14

d. Retak Memanjang Retak memanjang adalah retak yang terjadi memanjang atau sejajar dengan sumbu jalan.

Gambar 2.12. Retak Memanjang (Jl. Blewah Raya) 5. Alur Alur merupakan penurunan jalan yang disebabkan oleh roda kendaraan.

Gambar 2.13. Alur (Jl. Panarukan) 6. Keriting (corrugation) /gelombang Keriting/gelombang adalah perubahan-perubahan bahan perkerasan kearah melintang yang berbentuk gelombang. Gelombang merupakan kerusakankerusakan struktur, sedangkan keriting merupakan kerusakan permukaan jalan.

Gambar 2.14. Keriting/Gelombang (Jl. Tentara Pelajar)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 15

7. Amblas Amblas merupakan penurunan setempat pada lapisan perkerasan, yang biasanya terjadi dengan bentuk tidak menentu tanpa terlepasnya material perkerasan.

Gambar 2.15. Amblas (Jl. Kunir) Penilaian kondisi kerusakan jalan telah tercantum dalam Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota NO. 018/T/BNKT/1990 yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 s/d 2.8 berikut: Tabel 2.1. Kelas Lalu-lintas untuk Pekerjaan Pemeliharaan Kelas Lalu-lintas 0 1 2 3 4 5 6 7 8

LHR < 20 20 50 50 200 200 500 500 2000 2000 5000 5000 20000 20000 50000 > 50000

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 16

Tabel 2.2. Range Penilaian Kondisi Jalan Angka 26 29 22 25 19 21 16 18 13 15 10 12 7 9 4 6 0 3

Nilai 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Tabel 2.3. Range Penilaian Keretakan Jalan Tipe E. Buaya D. Acak C. Melintang B. Memanjang A. Tidak ada Lebar D. > 2mm C. 1mm 2mm B. < 1mm A. Tidak ada

Angka 5 4 3 2 1 Angka 3 2 1 0

Tabel 2.4. Range Penilaian Jumlah Kerusakan Jalan Luas D. > 30% C. 10% 30% B. < 10% A. 0%

Angka 3 2 1 0

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 17

Tabel 2.5. Range Penilaian Alur Jalan Kedalaman E. > 20mm D. 11mm 20mm C. 6mm 10mm B. 0mm 5mm A. Tidak ada

Angka 5 4 3 2 1

Tabel 2.6. Range Penilaian Tambalan dan Lubang Jalan Luas D. > 30% C. 20% 30% B. 10% 20% A. < 10%

Angka 3 2 1 0

Tabel 2.7. Range Penilaian Kekasaran Permukaan Jalan Kekasaran E. Disintegration D. Pelepasan Butir C. Kekurusan (Hungry) B. Kegemukan (Fatty) A. Close Texture

Angka 4 3 2 1 0

Tabel 2.8. Range Penilaian Amblas Jalan Amblas D. > 5/ 100m C. 2 5/ 100m B. 0 2/ 100m A. Tidak ada

Angka 3 2 1 0

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 18

Dengan menjumlahkan seluruh nilai-nilai keadaan maka akan didapatkan nilai kondisi jalan. Urutan prioritas dapat dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut: Urutan Prioritas = 17

(Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan)

Keterangan : Kelas LHR

: kelas lalu-lintas untuk pekerjaan pemeliharaan (lihat Tabel 2.1)

Nilai Kondisi Jalan : Nilai yang diberikan terhadap kondisi jalan (lihat Tabel 2.2 s/d 2.8). Urutan Prioritas 0-3 Jalan-jalan yang terletak pada urutan prioritas ini dimasukan ke dalam program peningkatan. Urutan Prioritas 4-6 Jalan-jalan yang terletak pada urutan prioritas ini dimasukan ke dalam program pemeliharaan berkala. Urutan Prioritas >7 Jalan-jalan yang terletak pada urutan prioritas ini dimasukan ke dalam program pemeliharaan rutin.

2.2.5. Pemeliharaan Jalan Perencanaan pemeliharaan dan perbaikan perkerasan jalan meliputi pemilihan lokasi yang akan diperbaiki, waktu, serta metodanya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti iklim, topografi, teknologi yang ada dalam desain, pelaksanaan, dan dana. Suatu pendekatan sistematik yaitu dengan membuat suatu sistem

manajemen

pemeliharaan

perkerasan

jalan,

diperlukan

untuk

mengoptimasikan perencanaan secara menyeluruh (Dirjen Bina Marga, 1990). Pengertian pemeliharaan menurut PP No. 34 Tahun 2006 pasal 84 ayat 3 tentang jalan adalah: 1.

Pemeliharaan jalan adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan dan peningkatan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 19

2.

Pemeliharaan rutin jalan merupakan kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan umur rencana yang dapat diperhitungkan serta mengikuti suatu standar tertentu.

3.

Pemeliharaan berkala jalan merupakan kegiatan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikendalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.

4.

Rehabilitasi jalan merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak

ringan,

agar

penurunan

kondisi

kemantapan

tersebut

dapat

dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana. Perbedaan pemeliharaan jalan yang meliputi kegiatan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan rehabilitasi jalan adalah: 1.

Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan jalan yang dilakukan dengan interval penanganan kurang dari 1 (satu) tahun.

Kegiatan

pemeliharaan rutin ini dibedakan atas yang direncanakan secara rutin (cyclic) dan tidak direncanakan yang tergantung pada kejadian kerusakan (reactive). 2.

Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan jalan yang dilakukan dengan interval penanganan beberapa tahun. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan baik untuk menambah nilai struktural ataupun memperbaiki nilai fungsionalnya yang meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan (preventive), pelaburan (resurfacing), pelapisan tambah (overlay) dan rekonstruksi perkerasan (rehabilitation).

3.

Rehabilitasi jalan adalah kegiatan pemeliharaan jalan yang dilaksanakan untuk

mengatasi

kerusakan-kerusakan

pada

segmen

tertentu

yang

mengakibatkan penurunan tidak wajar pada kemampuan pelayanan jalan pada bagian-bagian tertentu.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 20

Tujuan dari pemeliharaan jalan adalah melakukan kegiatan penyelenggaraan pemeliharaan ajalan dengan efektif dan efisien agar kondisi jaringan jalan tersebut dapat selalu berfungsi dengan baik. Pengelolaan pemeliharaan jalan terdiri dari 5 (lima) tahapan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.9 berikut: Tabel 2.9. Tahapan dalam Pengelolaan Pemeliharaan Jalan Tahapan Bank Data (Data Base)

Perencanaan Umum (Planning)

Pemrograman (Programming)

Persiapan Pelaksanaan (Preparation) Pelaksanaan dan Evaluasi (Operation and Evaluation)

Tujuan Pengelolaan Tipikal Menyusun suatu bank data untuk menampung data dan informasi. Menentukan standar yang meminimalkan biaya Menentukan keb. Biaya untuk mendukung standar yang telah didefinisikan Menentukan program pekerjaan yang dilaksanakan dalam suatu periode waktu anggaran. Desain teknis Persiapan kontrak atau dokumen kontrak Melaksanakan tugas-tugas sebagai bagian dari aktifitas pekerjaan Melakukan kajian hasil dan updating data

Lingkup Jaringan

Rentang Waktu

Staf Pengelolaan yang Terkait Surveyor dan operator

Seluruh jaringan

Jangka panjang (strategis)

Seluruh jaringan

Jangka panjang (strategis)

Pengelola senior dan pengambil keputusan

Per seksi atau segmen yang sesuai dengan kebutuhan pemeliharaan Kontrak atau paket pekerjaan

Jangka menengah (taktis)

Pengelola dan pemegang anggaran

Tahun anggaran

Staf teknis dan panitia tender

Sub seksi dimana pekerjaan harus dilaksanakan

Sesaat

Pengawas lapangan

Sumber : Teknik Pengelolaan Jalan. Bandung: Balai Bahan dan Perkerasan Jalan, Puslitbang Prasarana Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 2005.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 21

a.

Penyusunan Bank Data (Data Base)

Pada tahap pertama dikembangkan suatu bank data yang mampu menampung sebanyak mungkin data kondisi geografis dan geometrik jaringan jalan dengan segala permasalahan dan kondisinya melalui kegiatan pengumpulan data dan survei lapangan. b.

Perencanaan Umum (Planning)

pada suatu jaringan secara keseluruhan. Kegiatan ini menyangkut analisis jaringan jalan (network analysis) secara keseluruhan yang ditujukan untuk memperkirakan kebutuhan biaya jangka menengah/jangka panjang, sesuai dengan target yang ditetapkan ataupun dana yang tersedia dan beberapa skenario ekonomi yang dibuat. c.

Pemrograman (Programing)

dilaksanakan satu tahun kedepan ( tipikal siklus tahunan). Analisis yang dilakukan lebih detail untuk ruas per ruas yang ada guna menetukan biaya dan prioritas penanganan sesuai dengan kondisi ruas dan dana yang tersedia. d.

Persiapan Pelaksanaan (Preparation)

dilaksanakan satu tahun kedepan. Kegiatan yang dihasilkan adalah perencanaan teknik secara detail dan persiapan dokumen kontrak/dokumen tender yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan dengan siklus waktu kurang dari satu tahun. Setelah dokumen tender siap, maka dapat segera diserahkan kepada panitia tender untuk dilakukan proses pengadaan kontraktor.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 22

e.

Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan (Operation & Evaluation)

Tahapan ini merupakan implementasi, operasi dan evaluasi terhadap kegiatan pemeliharaan yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan ini meliputi aktifitas operasi pemeliharaan yang sedang berjalan, monitoring dan pengendalian. Pada bagian evaluasi dilakukan kajian baik pada hasil maupun alokasi dana dan target yang ditentukan yang hasilnya akan menjadi masukan untuk perbaikan selanjutnya. Hasil dari setiap bagian disimpan dalam bank data yang dapat dipergunakan untuk penyusunan program kedepan. 2.2.6.

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasis data spasial geografis yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasiinformasi geografis (Prahasta, 2011). 2.2.6.1. Sub-sistem dalam SIG Keutamaan SIG dengan menggunakan sistem digital atau komputer antara lain : (1) memperkecil kesalahan manusia; (2) kemampuan memanggil; (3) memperbaharui dan menggabungkan data; dan (4) memperbarui data dengan memperhatikan perubahan lingkungan, data statistik dan area yang nampak. SIG memiliki perbedaan mendasar dari sistem informasi yang lainnya, yaitu kemampuannya untuk mengintegrasikan setiap objek dalam bentuk peta yang memuat data spasial dan data atributnya (tabel) dan ditampilkan dalam bentuk layer. Berikut ini adalah contoh beberapa layer data spasial dalam ArcGIS:

Gambar 2.16. Beberapa Layer Data Spasial dalam ArcGIS

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 23

Beberapa sistem pendukung ArcGIS yang diperlukan dalam melengkapi informasi geografis yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda, dapat dilihat pada gambar berikut:

Geoprocessing Geodatabase

Geovisualization

Gambar 2.17. Sistem Pendukung Informasi Geografis dalam ArcGIS 1.

Geodatabase

Geodatabase adalah sistem manajemen database yang berisi kumpulan data-data spasial yang merepresentasikan informasi geografis, dari model data SIS yang umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainnya. Ada beberapa model data yang merupakan representasi dari keadaan muka bumi. Sub-sistem ini dijalankan dalam ArcCatalog. Model representasi permukaan bumi dalam SIG ada dua macam, yaitu data vector dan raster. 2.

Geoprocessing

Geoprocessing adalah sekumpulan tool pengubah informasi yang dapat menghasilkan informasi geografis baru dari kumpulan data yang sudah ada. Subsistem ini dijalankan dalam software ArcMap yang dilengkapi dengan ArcToolBox. 3.

Geovisualization

Geovisualization adalah kemampuan dari SIG untuk memperlihatkan data-data spasial beserta hubungan antar data spasial tersebut yang merupakan representasi dari permukaan bumi dalam berbagai bentuk digital seperti peta interaktif, tabel,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 24

dan grafik, peta dinamis dan skema jaringan. Sub-sistem ini dijalankan dalam bentuk software ArcMap. Sistem software untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukan data, pengolahan, analisis, pemodelan (modeling) dan penayangan data geospasial. Sumber-sumber data geospasial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospasial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik), ditunjukkan pada Gambar 2.18. Data grafis mempunyai 3 (tiga) elemen: titik (node), garis (arc) dan luasan (polygon) dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah.

Gambar 2.18. Konsep Data Geospasial (Prahasta, 2001) Komponen struktur data terdiri dari dua unsur, yaitu: struktur data spasial (grafis) dan data non spasial (tabular/atribut). Data spasial adalah data grafis yang berkaitan dengan lokasi, posisi dan area pada koordinat tertentu. Sedangkan data atribut merupakan data yang menguraikan karakteristik obyek-obyek geografis dari spasialnya. Data ini dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angka satuan atau besaran, sedangkan data kualitatif misalnya status jalan, peranan jalan dan sebagainya. Data atribut tersebut disajikan menurut konsep model data relasional.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 25

2.2.6.2. Operasi ArcToolbox Pada ArcGIS sub-sistem untuk menjalankan manipulasi dan analisis dijalankan dalam ArcToolbox pada ArcMap. Dalam penelitian inin analisis yang dilakukan antara lain: 1.

General

Merge (pada Data Management Tools)

Merge peta digunakan untuk menggabungkan peta (dua lembar peta) menjadi satu lembar peta.

Gambar 2.19. Ilustrasi Analisis Merge Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

2.

Generalization

Dissolve (pada Data Management Tools)

Dissolve peta digunakan untuk menyeleksi poligon-poligon tertentu dan menggabungnya ke dalam satu poligon.

Gambar 2.20. Ilustrasi Analisis Dissolve Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

3.

Overlay

Intersect (pada Analysis Tools)

Intersect peta digunakan untuk memotong peta tertentu dengan peta lain yang merupakan irisan wilayah dari peta yang pertama.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 26

Gambar 2.21. Ilustrasi Analisis Intersect Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

4.

Overlay

Erase (pada Analysis Tools)

Erase peta digunakan untuk memotong atau melubangi bagian peta dengan peta lain yang berpotongan.

Gambar 2.22. Ilustrasi Analisis Erase Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

5.

Proximity

Buffer (pada Analysis Tools)

Buffer peta digunakan untuk memperbesar poligon feature dengan radius tertentu.

Gambar 2.23. Ilustrasi Analisis Buffer Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 27

2.2.6.3. Editing Peta Editing peta dilakukan untuk mempersiapkan peta dasar yang ada agar bisa digunakan dalam proses penyeleksian, proses perhitungan, updating data dan untuk

membuat

layer-layer

tematik

turunan.

Gambar

2.24.

berikut

memperlihatkan Editor Toolbar dari software ArcGis 9.2 beserta keterangan mengenai fungsi masing-masing toolbar tersebut.

Gambar 2.24. Editor Toolbar dari Software ArcGis 9.2 Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

2.2.6.4. Aplikasi SIG dalam Bidang Jalan Peran utama SIG dalam bidang jalan adalah sebagai alat bantu (tools) dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan. Informasi yang dihasilkan oleh SIG merupakan input dalam proses perencanaan dan pengelolaan. Dalam berbagai model perencanaan dan pengambilan keputusan umumnya tidak seluruh kondisi atau keadaan lapangan diperlukan melainkan hanya informasi obyek-obyek tertentu yang dipertimbangkan sebagai faktor dominan dalam menentukan kondisi yang ada.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 28

Untuk memperoleh informasi tersebut diperlukan: 1. Pengumpulan data yang relevan untuk disajikan sebagai informasi 2. Proses pengolahan dan pengelolaan data 3. Analisis data dan penyajian informasi Aplikasi SIG dalam bidang transportasi antara lain: 1.

Inventarisasi jaringan jalan

2.

Analisis kesesuaian/studi kelayakan

3.

Penentuan rute-rute alternatif

4.

Analisis jalan rawan kecelakaan

5.

Alternatif rute tersingkat

6.

Manajemen pemeliharaan

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu: 1.

Meningkatkan kinerja pengelolaan pemeliharaan jalan

2.

Memperkuat pengendalian biaya dan kontrak

3.

Mempermudah pengelolaan informasi

commit to user