ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

Download Perencanaan promosi kesehatan sudah dilakukan tetapi masih banyak yang harus diupayakan, upaya advokasi ..... (http://pasca.unhas.ac.id/jur...

0 downloads 420 Views 109KB Size
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Monica Christy Kuron, A.J. M. Rattu, Jane M. Pangemanan * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Puskesmas memiliki upaya program wajib yang dilaksanakan. Salah satu dari enam upaya program wajib yaitu upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan berperan penting dalam proses pemberdayaan masyarakat, yaitu melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat sesuai dengan lingkungan sosial budaya setempat. Puskesmas Bahu diharapkan dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat wilayah sekitar khususnya dalam peningkatan kesehatan melalui promosi kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Bahu.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan total informan yaitu 4 orang. Perencanaan promosi kesehatan sudah dilakukan tetapi masih banyak yang harus diupayakan, upaya advokasi sudah dilakukan tetapi belum maksimal di lihat dari pelaksanaan program yang belum optimal, kerjasama antara lintas program dan lintas sektor telah dilakukan, tenaga penyuluh yang ada belum berkompetesi dalam bidang promosi kesehatan, pengadaan media komunikasi masih kurang, pemberdayaan masyarakat belum optimal, bina suasana belum dilakukan, sarana dan media komunikasi masih kurang, dana untuk operasional dan ketersediaan tenaga penyuluh yang berkompetensi merupakan kendala yang dialami Puskesmas dalam pelaksanaan program promosi kesehatan. Saran dari penelitian ini, lebih meningkatkan upaya advokasi kepada lintas sektor maupun pemerintah, memberdayakan tenaga kesehatan lain di Puskesmas dalam kegiatan promosi kesehatan, menjalankan program kunjungan rumah dan memaksimalkan pemberdayaan masyarakat, mengadakan pelatihan khusus bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kata Kunci: Promosi Kesehatan, puskesmas

ABSTRACT Puskesmas has mandatory programs that conducted. One of six mandatory programs is helath promotion efforts. Health promotion plays an important role in the process of community empowerment, through learning from, by and with the people that lived at the place and with the local socio-cultural environment. Puskesmas Bahu expected to give good impact to local people especially in the improvement of health through health promotion. The purpose of this research is to investigate the implementation of health promotion programs in Puskesmas Bahu. This study used qualitative method with a total of 4 informants. Helath promotion planning has been done, but much remain to be pursued, advocacy efforts have been done but maximized yet, seen from the implementation of the program that is not optimal, cooperation between cross program and cost sector has been done, the instructors are not competent in helath promotion, lack of communication media, community empowerment is not optimal, guidance has not been done, operations fund and the availability of competent instructor are the things that contraints the implementation of health promotion programs. Suggestion from this research are, improve the advocacy efforts in case of cross sector either goverment, empower another helath workers in every Puskesmas on health promotion activities, running a home visiting program, and maximize community empowerment, arranging specific training for religious and community leaders. Key word: Health promotion, puskesmas

PENDAHULUAN

faktor penyebab program promoi keehatan di

Promosi kesehatan adalah program kesehatan

Puskesmas Bahu belum berjalan optimal.

yang dirancang untuk membawa perubahan, baik di dalam masyarakat sendiri, maupun

METODE PENELITIAN

dalam

Jenis

organisasi

dan

lingkungannya

penelitian

ini

Penelitian

adalah

penelitian

(Notoatmodjo, 2007). Promosi kesehatan

kualitatif.

dilaksanakan

di

berperan penting dalam proses pemberdayaan

Puskesmas Bahu Manado, Dinas Kesehatan

masyarakat, yaitu melalui pembelajaran dari,

Kota Manado dan Kantor Kelurahan Bahu

oleh dan bersama masyarakat sesuai dengan

pada bulan Mei sampai bulan September

lingkungan sosial budaya setempat, agar

tahun 2014. Informan dalam penelitian ini

masyarakat dapat menolong dirinya sendiri di

adalah pemegang program promosi kesehatan

bidang kesehatan.

di Puskesmas Bahu, Kepala Puskesmas Bahu,

Profil Data Kesehatan Indonesia

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan

tahun 2011 menunjukkan jumlah rumah

Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota

tangga dengan PHBS baik sebesar 53,89%,

Manado

dan untuk Desa Siaga aktif sebesar 31,69%.

setempat.

Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan

pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti

bahwa proporsi nasional rumah tangga

sendiri dengan instrumen tambahan berupa

dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

daftar pertanyaan, alat tulis dan alat perekam.

(PHBS) baik sebesar 32,2%. Dari uraian data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan

tersebut menunjukkan bahwa pencapaian

cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan

rumah tangga yang melaksanakan PHBS di

triangulasi. Analisa data melalui langkah-

Indonesia menurun dibandingkan tahun 2011.

langkah tahap pengumpulan data, tahap

Sulawesi Utara padatahun 2011 memiliki

reduksi, tahap penyajian, tahap penarikan

data rumah tangga dengan PHBS baik

kesimpulan.

dan

Tokoh

Instrumen

Masyarakat/Lurah penelitian

dalam

sebesar 70,70%. Dalam penelitian sebelumnya yang dikemukakan

oleh

Gamrin

(2012),

HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan Program Promosi Kesehatan

menunjukkan bahwa kemampuan penyuluh

di Puskesmas

kesehatan masyarakat kurang sebagai akibat

Rencana

dari rendahnya pengetahuan, pengalaman dan

Puskesms yaitu berupa kegiatan penyuluhan

keterampilan. Penempatan posisi penyuluh

yang dilakukan di luar gedung baik itu

kesehatan masyarakat di Puskesmas yang

penyuluhan keliling maupun penyuluhan

tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan

yang dilakukan di kantor-kantor Kelurahan

dan adanya tugas lain selain tugas pokok dan

dan posyandu. Rencana operasional termasuk

fungsi. Hal ini juga merupakan salah satu

dalam anggaran BOK (Bantuan Operasional

umum

yang

dilakukan

oleh

Khusus). Perencanaan promosi kesehatan

fungsional PKM yang terbagi di Puskesmas

dibuat melalui pemegang program promosi

yang ada di Kota Manado (Bahu, Ranomuut,

kesehatan di Puskesmas dan perencanaan

Paniki

mengenai promosi kesehatan ini mengacu

Bailang), dan tenaga PKM yang ada di Dinas

pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan

Kesehatan Kota Manado ada 4 orang. Tenaga

oleh Dinas Kesehatan. Puskesmas Bahu tidak

PKM tersebut hanya sebagai tenaga penyuluh

memiliki SOP dan untuk SPM mengacu dari

yang sudah dilatih dan belum ada yang sesuai

nasional yaitu 80% untuk desa siaga.

dengan

Bawah,

acuan

standar

di

Puskesmas

kesehatan Upaya

Advokasi

dan

Pengembangan

Wawonasa,

Teling

SDM

dan

promosi

termasuk

di

Puskesmas Bahu. Tenaga PKM yang ada di

Kemitraan

Puskesmas Bahu sudah pernah mengikuti

Upaya advokasi Puskesmas Bahu biasanya

pelatihan

dilakukan kepada Dinas Kesehatan dan

Kesehatan Kota Manado.

yang

dilakukan

oleh

Dinas

kelurahan setempat sebagai sebagai bentuk

Menurut penelitian yang dilakukan

kerjasama dalam sasaran promosi kesehatan

oleh Gamrin (2012) tentang “Kemampuan

pada masyarakat. Menurut penelitian yang

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Terhadap

dilakukan oleh Budiyono (2010) tentang

Cakupan Program Promosi Kesehatan di

“Posisi Stakeholder dan Strategi Advokasi

Kabupaten Maros” menunjukkan bahwa

Kibbla Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah”

penempatan

menyebutkan bahwa stakeholders memiliki

masyarakat di Puskesmas yang tidak sesuai

pengaruh yang kuat dan memiliki keterkaitan

dengan kriteria yang ditetapkan dan adanya

tinggi dalam upaya advokasi. Kebutuhan dan

tugas lain selain tugas pokok dan fungsi

permasalahan

menjadi

dari

pelaksanaan

kegiatan

posisi

sebab

promosi kesehatan lebih banyak diketahui

kesehatan

oleh pemegang program

mempengaruhi

Pengembangan kemitraan dilakukan

penyuluh

kemampuan

kurang

kesehatan

penyuluh

sehingga

pelaksanaan

dapat promosi

kesehatan. Penelitian lain yang dilakukan

dengan kerja sama antara lintas program dan

oleh

Yuniarti

(2012)

tentang

lintas sketor. Kerjasama lintas program

Petugas Penyuluh Kesehatan Masyarakat

biasanya dilakukan bersama dengan bidang-

dalam Praktek Promosi Kesehatan di Dinas

bidang upaya kesehatan wajib lain yang ada

Kesehatan Kabupaten Pati” menyebutkan

di Puskesmas sedangkan kerjasama lintas

bahwa kurangnya kinerja penyuluh kesehatan

sektor biasanya dilakukan bersama dengan

masyarakat

dipengaruhi

Kelurahan, PKK, dan Dinas Kesehatan.

pendidikan,

pelatihan,

oleh

“Kinerja

tingkat

pengetahuan,

keterampilan dan kepemimpinan. Tingkat Pengembangan Sumber Daya Manusia

pendidikan

Tenaga PKM di Kota Manado sebanyak 12

berpengaruh

tenaga

penyuluh kesehatan masyarakat

yang

menjabat

sebagai

tenaga

adalah

faktor

terhadap

yang

kinerja

paling petugas

perumahan warga dan penyuluhan pada saat acara yang diselenggarakan di Kelurahan.

Pengembangan Media dan Sarana Standar sarana/peralatan minimal promosi

Kegiatan pelayanan penyuluhan di

kesehatan Puskesmas adalah Flipcharts dan

Puskesmas Bahu sudah terjadwal dan khusus

stands,

untuk

Over

Head

Projector

(OHP),

pelayanan

di

luar

gedung

ada

amplifier dan wireless microphone, kamera

dijadwalkan dan itu dilakukan setiap bulan

foto, megaphone/Public Address System,

sesuai

portable

program promosi kesehatan di Puskesmas

generator,

tape/cassette

yang

dijelaskan

oleh

pemegang

recorder/player (Hartono, 2010).

Bahu. Untuk pelayanan penyuluhan di dalam

Puskesmas Bahu memiliki sarana/peralatan

gedung biasanya dilakukan hampir setiap

promosi kesehatan walaupun belum lengkap.

hari.

Sarana maupun peralatan yang ada seperti

Berdasarkan

hasil

penelusuran

generator set, LCD, media televisi, leaflet,

dokumen yaitu laporan tahunan kegiatan

baliho, baner, dan poster. Menurut pihak

penyebarluasan informasi dan penyuluhan

Puskesmas yaitu Kepala Puskesmas dan

dari Puskesmas tidak ditemukan adanya

pemegang program promosi kesehatan sarana

laporan kunjungan rumah. Kegiatan promosi

yang ada diperoleh dari Dinas Kesehatan

kesehatan di masyarakat biasanya dilakukan

Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi dan

di posyandu, kelurahan, sekolah-sekolah dan

hingga saat ini belum ada yang buat sendiri.

tempat ibadah.

Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas

Kelompok masyarakat yang sudah

ada poster dan banner yang dipasang masih

digarap Puskesmas dengan pengorganisasian

layak digunakan dan ada juga beberapa

belum

poster yang sudah seharusnya diganti.

informan. Hal ini disebabkan oleh laporan-

dapat

diketahui

oleh

keempat

laporan dari setiap Puskesmas yang diakui Pemberdayaan Masyarakat

belum direkap semua. Berdasarkan hasil

Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas

penelusuran

Bahu ada dilakukan baik di dalam maupun

memiliki 75 kader khusus posyandu dan

luar gedung. Kegiatan promosi kesehatan

semuanya

yang dilakukan di dalam gedung contohnya

masyarakat dibidang kesehatan merupakan

yaitu penyuluhan baik kepada perorangan

sasaran utama dari promosi kesehatan.

maupun kelompok yang dilakukan pada saat

Masyarakat atau komunitas merupakan salah

pasien

satu dari strategi global promosi kesehatan

sedang

menunggu

pelayanan

dokumen,

sudah

Puskesmas

dilatih.

Bahu

Pemberdayaan

kesehatan di ruang tunggu. Sedangkan

pemberdayaan

kegiatan

gedung yaitu seperti

pemberdayaan masyarakat sangat penting

penyuluhan yang dilakukan di sekolah-

untuk dilakukan agar masyarakat sebagai

sekolah, penyuluhan keliling di kompleks

primary

di

luar

target

kemampuan

(empowerment)

memiliki untuk

sehingga

kemauan

memelihara

dan dan

meningkatkan kesehatan mereka (Fitriani,

terutama

dari

pemerintah

2011).

partisipasi dari lintas sektoral

daerah

dan

Dana yang akan digunakan untuk Pembinaan Suasana

penyelenggaraan promosi kesehatan masih

Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam

kurang. Berdasarkan hasil wawancara dari

bina

menjalin

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan

kemitraan dan menciptakan suasana yang

Promosi Kesehatan didapatkan bahwa dana

mendukung, berupa pelatihan-pelatihan para

yang

tokoh

masyarakat,

memang harus digunakan secukupnya agar

lokakarya dan penyuluhan (Maulana, 2012).

program dapat dilaksanakan dan juga ada

Puskesmas Bahu belum melakukan pelatihan

beberapa program yang dapat dilaksanankan

khusus

tokoh

tanpa memakai dana walaupun memang dana

masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dengan

untuk penyelenggaraan promosi kesehatan

lurah, kader maupun petugas posyandu hanya

diakui masih kurang.

suasana

yaitu

agama

bagi

dan

tokoh

dengan

tokoh

agama

dan

sebagai sosialisasi bukan pelatihan. Selama

diperoleh

dari

Berdasarkan

Pemerintah

hasil

Kota

wawancara

ini biasanya mengundang para kader dan

terhadap keempat informan kendala-kendala

PKK hanya untuk sosialisasi dan biasanya

yang dialami dalam pelaksanaan promosi

bergabung dalam acara-acara yang dihadiri

kesehatan yaitu tenaga PKM yang belum

oleh masyarakat.

berkompetensi

dalam

bidang

promosi

kesehatan, sarana dan peralatan yang masih Kendala

dalam

Pelaksanaan

Promosi

kurang,

dana

dalam

penyelanggaraan

Kesehatan

promosi kesehatan yang kurang, dan sulitnya

Promosi kesehatan memperoleh dana dari

mengumpulkan masyarakat dalam kegiatan

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang

penyuluhan yang dilakukan di luar gedung.

berasal dari APBD. Namun dana yang disediakan belum mencukupi. Akibat dari

KESIMPULAN

keterbatasan dana yang ada, mengakibatkan

1. Perencanaan promosi kesehatan sudah

program-program promosi kesehatan tidak

dilakukan tetapi masih banyak yang

berjalan

pelatihan-

harus diupayakan. Perencanaan promosi

pelatihan, kunjungan keluarga, pengadaan

kesehatan di Puskesmas tidak begitu

sarana

diketahui secara mendalam dari pihak

degan

dan

baik

prasarana,

seperti

dan

sebagainya.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma

Puskesmas.

(2013) tentang “Analisis Kebijakan Desa

2. Upaya advokasi sudah dilakukan tetapi

Siaga Di Kabupaten Sleman Yogyakarta”

belum maksimal dilihat dari pelaksanaan

yang menyebutkan bahwa program kebijakan

program yang belum optimal. Sejauh ini

desa siaga membutuhkan dukungan dana

advokasi yang pernah dilakukan yaitu

3.

kepada Dinas Kesehatan, Departemen

SARAN

Agama dan Kelurahan.

1. Lebih

Pengembangan

kemitraan

berupa

memperhatikan

perencanaan

program promosi kesehatan di Puskesmas

kerjasama antara lintas program dan lintas

dan

sektor telah dilakukan oleh Puskesmas.

perencanaan yang sudah dibuat.

4. Puskesmas Bahu belum memiliki SDM yang berkompetensi khususnya dibidang

lebih

mengoptimalkan

setiap

2. Meningkatkan upaya advokasi kepada lintas sektor maupun pemerintah.

promosi kesehatan. Pelatihan bagi tenaga

3. Memberdayakan tenaga kesehatan lain di

PKM hanya diikuti oleh 1 tenaga

Puskesmas untuk melakukan kegiatan

kesehatan

promosi

yaitu

pemegang

program

promosi kesehatan.

kembali

kurang. untuk

dan

melakukan

pelatihan bagi mereka.

5. Media komunikasi sudah ada tetapi masih dikatakan

kesehatan

Perlu

pengadaan

menunjang

kegiatan

promosi kesehatan yang lebih baik.

4. Melakukan pengadaan kembali media komunikasi yang sudah tidak layak digunakan. 5. Mengadakan

program

Kondisi media komunikasi sebagian besar

rumah

masih baik dan masih dapat digunakan.

memaksimalkan

6. Pemberdayaan masyarakat masih kurang

kunjungan

masyarakat

dan

ke lebih

pemberdayaan

masyarakat.

dilihat dari dampak yang ada yaitu

6. Memaksimalkan kegiatan penyuluhan dan

presentase rumah tangga berPHBS yang

penyebarluasan informasi kesehatan bagi

masih jauh dari standar.

masyarakat secara rutin.

7. Bina suasana seperti pelatihan bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat belum

7. Mengadakan pelatihan khusus bagi para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

pernah dilakukan. Pertemuan yang biasa dilakukan hanya sebatas sosialisasi.

DAFTAR PUSTAKA

8. Kendala-kendala yang dialami pihak

Budiyono, Jati S, Dan Musthofa S, 2010.

Puskesmas dalam pelaksanaan promosi

Posisi

kesehatan yaitu kurangnya dana yang

Advokasi Kibbla Kabupaten/Kota Di

dapat

Jawa

menunjang

kegiatan

promosi

Stakeholder

Tengah.

Dan

Jurnal

Strategi

Manajemen

kesehatan khususnya di luar gedung,

Pelayanan Kesehatan. Volume 13,

sarana maupun peralatan masih kurang

Nomor 03, September 2010 Halaman

dan perlu pengadaan kembali, tenaga

126. Semarang: Fakultas Kesehatan

Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM)

Masyarakat

belum

bidang

Diponegoro(http://portalgaruda.org/?re

sulitnya

f=browse&mod=viewarticle&article=1

promosi

berkompetensi kesehatan

mengumpulkan

dalam serta

masyarakat

kegiatan penyuluhan.

dalam

31771)

Diakses

September 2014

Universitas

pada

tanggal

9

Fitriani.

2011.

Promosi

Kesehatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Kesehatan

2010.

Promosi

Kesehatan

di

Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta

Gamrin, Thaha, Naiem. 2012. Kemampuan Penyuluh

Hartono.

Masyarakat

: Rineka Cipta Kusuma, R. 2013. Analisis Kebijakan Desa

TerhadapCakupan Program Promosi

Siaga

Kesehatan di Kabupaten Maros.

Yogyakarta.

Fakultas

Masyarakat

Kesehatan Indonesia Volume 02,

Makassar

Nomor 03, September 2013 Halaman

Universitas

Kesehatan Hassanudin

(http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/a e250070fdddb10ff93e11c5d58b6481. pdf) Diakses pada tanggal 6 Mei 2014

Di

Kabupaten Jurnal

Sleman Kebijakan

126-133 Maulana. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta