BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KARSINOMA NASOFARING

Download 1.1. Latar Belakang. Karsinoma nasofaring (KNF) (Nasopharyngeal carcinoma = NPC) merupakan penyakit tumor ganas yang mempunyai distribusi e...

0 downloads 354 Views 368KB Size
BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) (Nasopharyngeal carcinoma = NPC)

merupakan penyakit tumor ganas yang mempunyai distribusi endemic diseluruh dunia dengan variasi kejadian berbeda-beda untuk tiap daerah. Di Indonesia, tumor ganas ini termasuk dalam urutan pertama tumor ganas pada kepala dan leher dengan angka mortalitas yang cukup tinggi. Tumor ini berasal dari Fossa Rosenmuller pada nasofaring yang merupakan daerah transisional dimana epitel kuboid berubah menjadi skuamosa (Asroel, 2002). Penelitian di RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama periode tahun 19962000 oleh Kentjono,(2003) didapatkan 887 penderita KNF (41,90%) dari 2119 penderita tumor ganas kepala-leher. Jenis penyakit ini sangat tinggi populasinya di Negara-negara Asia tertentu, sehingga menimbulkan dugaan bahwa factor genetic ikut berperan dalam pathogenesis penyakit. Angka tertinggi insiden KNF dilaporkan di Cina Selatan (Guangdong) yaitu 30-50/100.000; sedangkan di Thailand dengan rasio 3/100.000 pada orang Thailand dan 10/100.000 pada keturunan campuran CinaThailand (JHC, 1998). Namun (Cheuk et al., 2010) dalam artikelnya menulis Karsinoma merupakan penyakit keganasan yang masih jarang terjadi pada anak-anak dengan kejadian tahunan dari 0,1 sampai1,5 % per satu juta penderita. Diagnosis Karsinoma nasofaring (KNF) sampai saat ini masih merupakan suatu problem, dikarenakan etiologi yang masih belum pasti, gejala dini yang tidak khas serta letak nasofaring yang tersembunyi menyebabkan diagnosis sering terlambat. Penyakit karsinoma nasofaring (KNF) juga memiliki gejala yang berbedabeda dari setiap pasien, sehingga paramedik sering mengalami kesulitan saat

1

2

harus melakukan diagnosa tanpa bantuan specialis atau pakar dalam hal ini dokter specialis penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT). Oleh karena itu diperlukan aplikasi yang mudah dan cepat diakses paramedik untuk menentukan diagnosa awal bagi penderita karsinoma nasofaring (KNF) apabila dokter spesialisnya tidak tersedia. Salah satu caranya adalah membangun sistem pakar dengan basis pengetahuan yang diperoleh dari pakar. Sistem pakar ini diharapkan dapat memberikan kesimpulan terhadap penyakit berdasarkan gejala-gejala yang ada untuk menentukan diagnosa karsinoma nasofaring (KNF) berdasarkan analisa pakar terhadap Stadium atau tingkat keganasannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, akan dilakukan penelitian tentang sistem berbasis pengetahuan yaitu sebuah Sistem Pakar untuk mendiagnose penyakit karsinoma nasofaring (KNF). Sistem ini dapat berfungsi sebagai asisten bagi seorang pakar dan membantu paramedik dalam menentukan diagnosa tingkat keganasan penyakit karsinoma nasofaring (KNF). Sedangkan metode yang diusulkan dalam penelitian ini adalah kombinasi forward chaining dan Certainty faktor untuk menentukan ketidakpastian. Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence yang membuat ekstensi khusus untuk specialisasi pengetahuan guna memecahkan suatu permasalahan tertentu pada tingkatan human expert (Giarratano dan Riley, 2005). Secara umum keunggulan sistem pakar adalah memungkinkan orang awam mengerjakan pekerjaan para pakar, hal ini dikarenakan pengetahuan dan keahlian pakar tersebut telah tersimpan di dalam sistem. Sistem akan berulangkali mengakses pengetahuan secara otomatis. Dengan demikian, hasil sistem pakar bersifat konsisten dan kesalahan yang dilakukan oleh individu dapat dikurangi. Ciri utama sistem pakar, yaitu pengetahuan dan penalaran. Untuk memenuhi keduanya dalam suatu sistem pakar harus memiliki basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan berisi pengetahuan yang dikhususkan pada area permasalahan tertentu, dimana terdapat fakta, aturan-

3

aturan, konsep dan hubungan antar fakta. Proses menyimpulkan diagnose dimulai dari mencari gejala-gejala terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan mekanisme forward chaining. Dalam mendiagnosis penyakit, ada faktor ketidakpastian sehingga seringkali seorang pakar menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan besar”, “hampir pasti”. Untuk mengakomodasi hal ini maka digunakan certainty factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi (Sutojo, et al., 2010). Metode certainty factor diperkenalkan oleh shortliffe dan Buchanan pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran Iinexact reasoning) seorang pakar, yaitu suatu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti ataukah tidak pasti yang berbentuk metric yang biasanya digunakan dalam sistem pakar. Metode ini sangat cocok untuk sistem pakar yang mendiagnosis sesuatu yang belum pasti. 1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu

bagaimana

membangun

mendiagnosis

tingkat

sistem

keganasan

berbasis

komputer

penyakit

Karsinoma

untuk

membantu

nasofaring

(KNF)

berdasarkan gejala-gejala yang diketahui. 1.3

Batasan Masalah Dalam penelitian ini, permasalahan tersebut dibatasi pada lingkup

sebagai berikut: - Pengetahuan diperoleh berdasarkan pengetahuan pakar, dalam hal ini dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT), maupun buku-buku yang menyangkut penyakit tersebut. - Sistematika inferensi menggunakan inferensi maju (forward chaining) karena digunakan untuk menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala. - Metode ketidakpastian dengan menerapkan metode certainty factor.

4

- Selain menentukan tingkat keganasan, juga memberikan saran pengobatan atau tindakan. - Pengguna sistem ini adalah dokter spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) sebagai knowledge engineer, dan paramedic sebagai knowledge user. 1.4

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu prototipe sistem

pakar yang dapat membantu mendiagnosis tingkat keganasan penyakit Karsinoma nasofaring (KNF) dan saran terapi/pengobatannya berdasarkan pengetahuan pakar menggunakan data gejala yang diketahui. Sistem pakar ini menerapkan sistematika forward chaining, dan ketidakpastian menggunakan metode certainty factor seperti yang dijelaskan dalam batasan masalah. 1.5

Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara langsung kepada

pakar dalam memberikan dan memperbaiki pengetahuan tentang tingkat keganasan penyakit Karsinoma nasofaring (KNF), juga kepada paramedic atau dokter dalam mendiagnose penyakit tersebut apabila dokter specialisnya sedang tidak tersedia. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat pada bidang Ilmu Komputer berupa tambahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya sehingga menghasilkan kontribusi yang bermanfaat terhadap perkembangan ilmu komputer terkhusus sistem pakar berikut aplikasinya dalam bidang kesehatan. 1.6

Keaslian penelitian Penelitian yang mengarah pada pembuatan aplikasi sistem pakar di

bidang kesehatan memang sudah sangat banyak dilakukan, namun belum ditemukan satupun penelitian yang mengangkat tema “Sistem Pakar untuk

5

mendiagnosis tingkat keganasan penyakit Karsinoma nasofaring (KNF). Penelitian sebelumnya sama sekali belum menyentuh bagian Kepala dan Leher, area dimana penyakit ini bersarang. Lingkup karsinoma nasofaring (KNF) ini meliputi Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher.Penelitian ini menggunakan metode Forward Chaining dan metode certainty factor, dengan demikian penelitian ini adalah yang pertama kalinya dan dapat dipertanggungjawabkan. 1.7

Metodologi penelitian

Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengumpulkan data : o

Mengumpulkan kasus penderita karsinoma nasofaring (KNF) dalam kurung waktu tahun 2011 sampai dengan 2013 untuk pengujian hipotesa dari RSUD Anutapura Palu.

o

Mengumpulkan pengetahuan dari buku, jurnal dan lain-lain maupun dokter spesialis penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) dari RSUD Anutapura Palu.

o

Mengumpulkan informasi kebutuhan pengguna paramedic/dokter pada poliklinik THT RSUD Anutapura Palu.

2. Membangun sistem pakar dengan: o Menganalisis kebutuhan sistem berdasarkan kebutuhan pengguna: fungsional, data, user interface, keluaran berupa kesimpulan. o Merancang sistem berdasarkan analisis kebutuhan tersebut dengan merancang: representasi pengetahuan, metode inferensi forward chaining, certainty factor dan user interface. Pada tahap ini rumusan pengetahuan yang telah diperoleh diolah lebih lanjut menjadi bentuk pengetahuan dalam format aturan (rule) JIKA MAKA . Antesenden dapat berupa gejala yang diketahui sedangkan konsekuen merupakan kesimpulan terhadap hasil yaitu

6

tingkat keganasan penyakit karsinoma nasofaring (KNF) berdasarkan aturan-aturan dari basis pengetahuan. o Mengimplementasikan rancangan menjadi running sistem. Tahap ini dilakukan untuk menerjemahkan perancangan kedalam bahasa pemrograman yaitu dengan pembuatan mesin inferensi. Mesin inferensi melakukan penalaran dengan pengetahuan yang ada untuk menghasilkan suatu kesimpulan. o Melakukan pengujian menggunakan kasus-kasus yang ada. Tahap ini dilakukan pengujian perangkat lunak apakah hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dan menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. 1.8

Sistematika penulisan Sistematika penulisan laporan berguna untuk memberikan gambaran

umum dari keseluruhan isi laporan,sebagai berikut : BAB

I

PENDAHULUAN Bab 1 berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang penelitian yang dirancang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

keaslian

penelitian,

metodologi

penelitian,

dan

sistematika penulisan yang digunakan. BAB

II

TINJAUAN PUSTAKA Bab 2 berisi Tinjauan Pustaka, memaparkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pustaka yang dipakai pada waktu penelitian. Memuat tentang penelitian-penelitian terdahulu dan perbedaannya dengan penelitian yang sedang dilakukan.

BAB

III

LANDASAN TEORI Bab 3 berisi Landasan Teori, yang merupakan pembahasan tentang teori dasar yang berkaitan dengan penyakit Karsinoma nasofaring (KNF), Sistem Pakar, representasi pengetahuan, Forward Chaining,

7

certainty factor untuk menentukan ketidakpastian yang merupakan mesin inferensi dari sistem pakar dan akan menjadi dasar dalam pemecahan masalah yang mendukung perancangan sistem ini. BAB

IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab 4 berisi perancangan sistem pakar yang meliputi perancangan basis pengetahuan dan proses inferensi untuk menentukan diagnosa penyakit karsinoma nasofaring (KNF). Bab ini juga menguraikan tentang perancangan basis data, Diagram Aliran Data (DAD) dan antar muka (interface).

BAB

V

IMPLEMENTASI Bab 5 berisikan cuplikan kode program (sourcecode) dan tampilan antar muka program dari implementasi sistem yang telah dihasilkan.

BAB

VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab 6 berisikan hasil akhir dari sistem pakar yang dibangun dan dilakukan pengujian terhadap sistem pakar yang telah dihasilkan dan disertai dengan penjelasan dari setiap keluaran proses, kemudian melakukan perbandingan hasil manual dengan hasil sistem pakar yang telah dibuat.

BAB

VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 berisi Kesimpulan dan saran, dalam hal ini ada beberapa kesimpulan dari proses pengembangan sistem, baik pada tahap analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi sistem dan terutama pada analisis kinerja sistem serta saran-saran berdasarkan keterbatasan dan kekurangan yang ditemukan pada penelitian ini.