BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG SEKOLAH

Download Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan Kepala. Sekolah perlu ... Soewadji Lazaruth (1984) menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah...

0 downloads 395 Views 181KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah semestinya selalu memberikan suasana yang kondusif di lingkuangan kerja kita, terutama bagi para pendidik dan sebagai seseorang yang berprofesi sebagai guru, akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan proses belajar mengajar di kelasnya masing-masing. Keberadaan peran dan fungsi kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu mutu sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah, kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan menjadi salah satu penentu kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan Kepala Sekolah perlu mendapat perhatian secara serius. Samani (1999) berpendapat kepemimpinan Kepala Sekolah adalah cara atau usaha Kepala Sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang berkaitan untuk bekerja/berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan Dalam pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, bahwa : “Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

1

pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana serta prasarana”. Sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Soewadji Lazaruth (1984) menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala sekolah berfungsi sebagai administrator pendidikan berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya gedung, perlengkapan atau peralatan dan lain-lain yang tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Lalu jika kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula dilakukan dengan cara peningkatan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan dan lain sebagainya. Dan kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin pendidikan berarti peningkatan mutu akan berjalan dengan baik apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana yang demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Moeljono, 2003: 54) menyatakan bahwa konsep kepemimpinan sebagai berikut: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Maksudnya, seorang pemimpin

2

hendaknya dapat membentuk, memperhatikan, memelihara, dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik, mampu bekerja sama, mencapai tujuan bersama. Jadi kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak langsung, Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan-kelebihan dalam satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitasaktivitas tertentu untuk pencapaian satu atau beberapa tujuan (Kartini Kartono, 1994: 181). Dalam pelaksanaan tugasnya, kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan tanggung jawab mengintegrasikan lima komponen organisasi yang meliputi pengembangan 1) hubungan antar institusi 2) hubungan antar kelompok 3) hubungan antar personal 4) hubungan antar siswa dan 5) hubungan dengan orang tua siswa untuk mewujudkan keunggulan siswa. Agar tujuan organisasi tercapai secara optimal, maka sinergi antar pelaku organisasi terkelola, teroganisir dan terintegrasi dalam ritme kerjasama. Peningkatkan kualitas pendidikan dalam suatu organisasi sekolah juga dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinan dalam hal ini adalah kepala sekolah.

3

Salah satu kekuatan efektivitas dalam pengelolaan sekolah yang memiliki peran dan bertanggung jawab menghadapi perubahan adalah kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah yang mampu memprakarsai pemikiran baru dalam proses interaksi diingkungan sekolah dengan

melakukan tujuan,

prosedur, input, proses dan output dari suatu sekolah sesuai dengan tuntutan perkembangan (Daryanto, 2001: 81). Kepemimpinan kepala sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan (Suprihatin, 2004: 61). Kepemimpinan kepala sekolah berperan sebagai motor penggerak sekaligus penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan cara pencapaian tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan (Mulyasa, 2004: 126). Kepemimpinan kepala sekolah harus dapat melakukan kegiatan organisasi yang efektif dan efisien. Kemampuan komunikasi sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran informasi bagi keberhasilan tujuan organisasi Untuk kepentingan tersebut kepala sekolah selayaknya mampu memobilisasi atau memberdayakan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki, terkait dengan berbagai program, proses, evaluasi, pengembangan kurikulum, pembelajaran di sekolah,

pengolahan

tenaga

kependidikan,

sarana prasarana, pelayanan terhadap siswa, hubungan dengan masyarakat, sampai pada penciptaan iklim sekolah yang kondusif. Semua ini akan terlaksana

manakala

kepala

sekolah

memiliki

kemampuan

untuk

4

mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan di sekolah, yaitu untuk bekerjasama dalam mewujudkan tujuan sekolah Komunikasi

merupakan

sarana

yang

diperlukan

guna

untuk

mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan guru ketujuan dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta pikiran antara pimpinan dan bawahan dalam hal ini Kepala sekolah dan guru serta karyawan lainnya. Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas

sehingga

sehingga

tidak

menimbulkan keragu-raguan dan

akhirnya akan

mempengaruhi

efektivitas

kesalahpahaman kerja bawahannya

(Suprihatin, 2004: 99). Komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim pesan dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad, 2001: 5). Menurut Terry dan Rue (1999), komunikasi adalah suatu kecakapan yang utama yang diisyaratkan bagi seorang pimpinan adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif untuk memperoleh pengertian kebijakankebijakan, menjaga bahwa instruksi dapat dimengerti dengan jelas dan mengusahakan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan, semuanya tergantung dari komunikasi yang efektif. Pimpinan yang tidak mampu menyampaikan pekerjaan apa yang dilakukan tidak akan berhasil untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebaliknya jika para bawahan tidak mampu berkomunikasi dengan bebas dengan pimpinan maka informasi yang diperlukan untuk mengelola

5

pekerjaan akan terhalang. Komunikasi bukan kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi suatu bagian utama dari hampir semua hal yang dilakukan pimpinan. Menurut Handoko (1999), komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekadar kata-kata yang dipergunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal, dan sebagainya. Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung

pada keterampilan tertentu (membaca,

menulis, mendengar, dan lain-lain) untuk

membuat sukses pertukaran

informasi. Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana atau alat bagi kepala sekolah menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan, tetapi

juga

sebagai

sarana

memadukan

aktifitas-aktifitas secara

terorganisasi dalam mewujudkan kerjasama. Bahwa suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi

dan

bahkan lebih dari itu organisai tidak dapat berdiri tanpa komunikasi. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan akan selalu berkomunikasi dengan guru dalam bingkai proses pembelajaran yang dilakukan guru. Permasalahan kemampuan keterampilan komunikasi kepala sekolah menjadi hambatan dalam berkomunikasi sehingga akan mengurangi pemahaman guru akan isi pesan yang diampaikan kepala sekolah, kurang adanya umpan balik terhadap kesalahan pesan yang disampaikan, kurang dipehatikannya kesiapan

6

dalam menerima pesan baik secara lisan maupun tulisan dan tidak ada umpan balik terhadap pesan yang disampaikan dalam pelaksanaan proses pendidikan. Kepedulian kepala sekolah dalam melihat situasi yang ada, kesiapan guru dalam menerima pesan yang disampaikan. Keberanian guru untuk bertanya lebih lanjut maupun bertanya kembali pesan yang diinginkan dalam peningkatan pembelajaran untuk memperlancar proses pembelajaran yang dilakukan. Kepala sekolah adalah seorang guru yang seharusnya mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun

2007

tanggal

17

April

2007

Tentang

Standar

Kepala

Sekolah/Madrasah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yakni: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Kelima standar kompetensi tersebut terintegrasi di dalam kinerja kepala sekolah. Urgensi dan signifikansi fungsi dan peranan kepala sekolah didasarkan pada pemahaman bahwa keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi yang disyaratkan agar dapat merealisasikan visi dan misi yang diemban sekolahnya. Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah minimal harus mampu berfungsi sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator

7

Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru mempunyai tugas membimbing, mengarahkan dan menjadi teladan yang baik bagi para peserta didiknya, dengan setumpuk tugas serta tanggung jawab yang diembannya guru harus mampu menunjukkan, bahwa guru mampu menghasilkan kinerja yang baik untuk terciptanya pendidikan yang bermutu. Keberhasilan kinerja akan tampak apabila terdapat motivasi kepala sekolah. Lingkungan sekitar dapat menentukan keberhasilan kinerja seseorang oleh karena itu, selain gurunya sendiri yang berusaha meningkatkan kualitas kerjanya, pihak sekolah juga berusaha mengupayakan pemberdayaan gurunya agar memiliki kinerja yang baik, dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Dari uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa keberhasilan

pendidikan sebagaian

besar di tentukan oleh

kemampuan kepemimpinan dan kemampuan komunikasi kepala sekolah dalam melaksanakan implementasi dari visi, misi dan tujuan sekolah. Kinerja atau penelitian prestasi kerja, menurut Handoko dalam Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, adalah proses melalui cara organisasi-organisasi mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan. Penelitian prestasi kerja yang dilaksanakan dengan baik tertib dan lancar akan dapat membantu meningkatkan kinerja dari para karyawan. Hal itu tentu akan menguntungkan organisasi itu sendiri. Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, akan

8

tetapi pada pendidikan dasar ini terjadi permasalahan pada kualitas sekolah, kinerja guru, dan kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sehingga kualitas lulusan menjadi rendah dan banyak sekolah dasar yang harus diregrouping. Berdasarkan kalimat tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk diteliti tentang :

Pengaruh Kepemimpinan Dan Kemampuan

Komunikasi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Kepala Sekolah SD Inti Se Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta 1.2 Perumusan Masalah Kinerja kepala sekolah yang optimal memerlukan faktor faktor pendukung baik dari diri kepala sekolah sendiri, dari guru sebagai bawahan maupun dukungan dari lingkungan. Faktor faktor tersebut adalah kepribadian dan dedikasi, pengembangan profesi, kemampuan mengajar dan antar hubungan dan komunikasi serta hubungan dengan masyarakat disamping kedisiplinan dan terakhir adalah kesejahteraan. Castetter (1981:23) mengemukakan bahwa sumber utama yang menyebabkan kinerja tidak baik berasal dari (1) sumber individu itu sendiri; (2) sumber dari organisasi; dan (3) sumber dari lingkungan eksternal Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja maupun organisasi menurut Handoko (2001:36) terdapat lima faktor yaitu kemampuan, kepribadian, pengalaman, intelektual, dan lingkungan kerja Jadi faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah adalah : a. Faktor organisasional, diantaranya adalah sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya material, sumber daya mesin,

9

pengawas, kepala diknas, gaji, tunjangan, kejujuran, menambah wawasan, b. Faktor psikologis, diantaranya adalah deskripsi pekerjaan, penilaian rekan kerja, penilaian pengawas, sikap baik, sikap ramah, sikap sopan, percaya diri, ikut serta dalam pelatihan. c. Faktor kemampuan, diantaranya adalah fisik, tingkat sosial, umur, struktur organisasi, rancangan tugas, penilaian guru/karyawan, ikut serta dalam pertemuan kelompok MGMP/MKKS, organisasi, latihan dan minat, d. Faktor individual, diantaranya adalah mental, keluarga, asal-usul, jenis kelamin, berjiwa besar. Kelompok faktor organisasional merupakan faktor paling dominan untuk menggambarkan tentang faktor yang mempengaruhi kinerja kepala SD inti se Kecamatan Wonosari Gunungkidul. 1.3 Pertanyaan Penelitian a. Apakah kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah SD Inti se Kecamatan Wonosari Gunungkidul ? b. Apakah kemampuan komunikasi Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah SD Inti se Kecamatan Wonosari Gunungkidul ?

10

c. Apakah kepemimpinan dan kemampuan komunikasi Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah SD Inti se Kecamatan Wonosari Gunungkidul ? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja Kepala Sekolah SD Inti se Kecamatan Wonosari Gunungkidul ? b. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi Kepala Sekolah terhadap kinerja Kepala Sekolah SD Inti se Kecamatan Wonosari Gunungkidul ? c. Untuk mengetahui kepemimpinan dan kemampuan komunikasi Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah SD Inti se Kecamatan Wonosari Gunungkidul ? 1.5 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan yang bersifat teoritis maupun kegunaan yang bersifat praktis : 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan : a. Bagi Guru khususnya Guru Sekolah Dasar dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalnya, khususnya dalam melaksanakan dan mengolah pembelajaran di Sekolah Dasar.

11

b. Bagi Kepala Sekolah, penelitian ini diharapkan digunakan sebagai informasi / masukan dalam upaya meningkatkan

kemampuan

Kepala Sekolah baik yang terkait dengan tehnik edukatif maupun manajemen sekolah dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan pada ruang lingkup tugas dan tanggung jawab sekolah msing-masing. 2. Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : a. Sebagai sumbangan pemikir bagi para pengambil kebijakan dan pelaksana pendidikan, terutama dalam mengembangkan pola-pola kepemimpinan Kepala Sekolah, motivasi kerja, dan lingkungan kerja dan kinerja Guru. b. Sebagai

sumbangan

pemikiran

untuk

mengembangkan

pendidikan menengah di Sekolah Dasar pada khususnya dan meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Gunungkidul. c. Menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian atau Batasan Penelitian Penelitian ini hanya meneliti keterkaitan akan kemampuan kepala sekolah dalam kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah pada Sekolah Dasar Inti Se Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

12

1.7 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian atau batasan penelitian dan sistematika penulisan thesis. Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan pustaka, landasan teori yang digunakan untuk membahas materi pokok,. Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini dipaparkan tentang jenis penelitian, waktu penelitian, populasi penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode pengukuran Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi data dan pembahasannya. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang berisi simpulan, keterbatasan penelitian dan saran.

13