BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobia halofilik adalah kelompok mikrobia yang hidup pada habitat dengan kadar garam tinggi (Das Sarma dan Arora, 2001). Kelompok mikrobia ini mampu menghasilkan enzim yang bersifat termotoleran dan tahan garam. Protease merupakan salah satu jenis enzim penting yang dihasilkan oleh kelompok mikrobia halofilik (Kamekura dan Onishi, 1978). Protease merupakan enzim yang banyak dimanfaatkan dalam proses-proses industri. Beberapa industri yang menggunakan protease antara lain industri farmasi, makanan, deterjen, penyamakan kulit, dan pengolahan limbah (Amoozeger dkk., 2007; Karbalaei-Heidari dkk., 2009). Protease halofilik telah diisolasi dan dikarakterisasi dari beberapa spesies bakteri, seperti Bacillus sp. (Kamekura dan Onishi, 1974; Setyorini dkk., 2006; Shivandan dan Jayaratman, 2009), Pseudoalteromonas sp. (Sanchez-Porro dkk., 2000), Salinivibrio sp. (Amoozeger dkk., 2007), Salicola sp. (Moreno dkk., 2009), Filobacillus sp. (Hiraga dkk., 2005), Nesterenkonia sp., dan Virgibacillus sp. (Bakhtiar dkk., 2005). Enzim protease halofilik memiliki aktivitas optimal dengan keberadaan NaCl dan tetap stabil pada kisaran pH luas (pH 5-10). Selain itu, enzim tersebut juga dapat aktif pada temperatur 45-650C. Sementara beberapa enzim halofilik memerlukan NaCl untuk aktivasinya, protease dari Chromohalobacter sp. dilaporkan tetap stabil tanpa keberadaan NaCl (Vidyasagar dkk., 2009). Beberapa enzim protease menunjukkan poliekstremifilitas (poltextremophilicity). Sebagai contoh, enzim-enzim tersebut dapat bersifat haloalkalifilik (Gupta dkk., 2005) atau halotermofilik (Vidyasagar dkk., 2009). Oleh karena itu, protease dari bakteri halofilik cocok untuk aplikasi dalam proses produksi makanan yang berlangsung di bawah kondisi salin, namun dapat pula diaplikasikan pada sistem-sistem tanpa salinitas. Sebagai contoh, proses fermentasi garam pada berbagai makanan kaya protein, termasuk proses-proses dalam produk yang berbasis ikan dan daging, juga dalam produksi kecap (Setyorini dkk., 2006). Enzim-enzim yang berasal dari mikrobia halofilik adalah bahan tambahan yang bermanfaat dalam deterjen karena hampir semuanya bersifat alkalitoleran atau 1
alkalifilik. Beberapa spesies, seperti Nesterenkonia sp., dilaporkan memiliki spesivitas substrat yang unik sehingga membuka peluang bagi aplikasi-aplikasi baru (Bakhtiar dkk., 2005). Protease bakteri merupakan kelompok enzim hidrolase yang telah dikaji secara luas. Mengingat sifat fisiologisnya yang unik, kelas enzim ini diaplikasikan secara luas. Beberapa protease dari mikroorganisme mesofilik telah dipurifikasi dan dikarakterisasi, termasuk kloning terhadap gen-gen yang terkait, namun protease dari mikroorganisme halofilik belum banyak dikaji. Sejumlah protease dari extreme halofilik telah dikarakterisasi (Norberg dan Hofsten, 1969; Kamekura dan Seno, 1990; Kamekura dkk., 1992; Stepanov dkk., 1992; Ryu dkk., 1994; Gimenez dkk., 1994), namun protease dari moderat halofilik belum banyak dikaji secara mendalam (Ventosa dkk., 1998). Bledug Kuwu merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas pelepasan gas dari dalam perut bumi. Aktivitas tersebut membawa aliran air dan lumpur yang memiliki kandungan garam cukup tinggi. Oleh karena itu, fenomena Bledug Kuwu merupakan sumber yang menarik untuk isolasi mikrobia. Analisis gen 16S-rRNA beberapa isolat bakteri moderat halofil yang berhasil diisolasi dari Bledug Kuwu menunjukkan bahwa isolat-isolat tersebut berkerabat dekat dengan bakteri laut atau kelompok Halomonadaceae (Sipayung, 1999; Rohman dkk., 2012).
B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan bakteri halofilik penghasil protease dari Bledug Kuwu serta mengetahui karakteristik protease ekstraselular bakteri halofilik tersebut.
C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang karakter dari protease mikrobia halofilik dari Bledug Kuwu, sehingga dapat diketahui potensi aplikasinya dalam bidang industri. Isolat penghasil protease yang diperoleh dapat dipergunakan sebagai sumber daya genetik untuk pengembangan lebih lanjut dari enzim protease.
2