BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TAEKWONDO

Download A. LATAR BELAKANG. Taekwondo merupakan bela diri yang berasal dari Korea dan diakui ... sejarah, Taekwondo berkembang sejak tahun 37M. Pada...

1 downloads 392 Views 211KB Size
1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Taekwondo merupakan bela diri yang berasal dari Korea dan

diakui

sebagai olahraga nasional Korea. Cabang olahraga bela diri ini adalah salah satu seni bela diri populer di dunia yang dipertandingkan di Olimpiade. Menurut sejarah, Taekwondo berkembang sejak tahun 37M. Pada masa dinasti Koguryo di Korea. Masyarakat menyebutnya dengan nama yang berbeda-beda, yaitu Subak, Taekkyon, dan Taeyon. Taekwondo kerap dijadikan pertunjukan acara ritual yang dilakukan oleh bangsa Korea, bela diri Taekwondo juga menjadi senjata bela diri andalan para ksatria kala itu. Taekwondo memiliki sejarah panjang di Korea pada dinasti Chosun kuno, kerajaan Shila, dan dinasti Koryo pada masa kejayaannya. Pada

saat

Korea

merdeka

pada

tahun

1945

rakyat

Korea

berusaha

mengembangkan dan mengenalkan Taekwondo yang merupakan seni bela diri tradisional mereka kepada negara lain, sehingga Taekwondo dapat diterima dan berkembang pesat di seluruh dunia. Seiring dengan perkembangan Taekwondo yang semakin pesat, lahirlah WTF (World Taekwondo Federation) yaitu suatu badan federasi Taekwondo resmi yang berdiri sejak 28 mei 1973. Presiden WTF pada waktu itu adalah Kim Un Yong. WTF bermarkas di Kukkiwon (Seoul) Korea Selatan. Hingga kini WTF telah mempunyai anggota di lebih dari 186 negara. Kejuaraan dunia taekwondo pertama kali diadakan di Seoul dimana yang menyelenggarakan adalah WTF (World Taekwondo Federation) pada tanggal 25 - 27 mei 1973, dimana pada

2

kejuaraan Taekwondo dunia pertama kali tersebut telah berhasil mengikut sertakan 18 negara. Taekwondo masuk ke Indonesia sekitar tahun 1975. Dimana saat itu aliran Taekwondo yang masuk ke Indonesia pertama kali adalah aliran WTF. Sebelum Taekwondo masuk di Indonesia, beladiri karate sudah terlebih dulu masuk dan berkembang di Indonesia. Seiring dengan perkembangannya pada tanggal 15 juli 1974 Prof. Kim Ki Ha selaku ketua Asosiasi Korea di Indonesia menghendaki KATAEDO diganti nama menjadi Institut Taekwondo Indonesia ( Intido). Kemudian tanggal 17 juni 1976 Federasi Taekwondo Indonesia atau disingkat dengan FTI resmi menjadi anggota WTF (World Taekwondo Federation) yang ditanda tangani oleh presiden WTF (World Taekwondo Federation) Kim Un Yon. Pada waktu itu, Taekwondo Indonesia terpecah menjadi 2 organisasi yaitu FTI (Federasi Taekwondo Indonesia) yang pada waktu itu di pimpin oleh Marsekal Muda Sugiri dan PTI ( Persatuan Taekwondo Indonesia) di pimpin oleh Leo Lapulisa. Kemudian pada tanggal 28 maret 1981 FTI dan PTI bersatu demi perkembangan Taekwondo Indonesia menjadi organisasi PBTI ( Pengurus Besar Taekwondo Indonesia ) yang kemudian diakui oleh WTF (World Taekwondo Federation) dan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) yang kemudian ditunjuklah ketua umum PBTI pada waktu itu, beliau adalah bapak Sarwo Edhie Wibowo. Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi yang memiliki anggota Taekwondo terbanyak di Indonesia. Tidak hanya itu, di setiap ajang kejuaraan, atlet Taekwondo Jawa Tengah tidak kalah saing dengan atlet-atlet dari provinsi

3

lain, bahkan dapat dikatakan bahwa Jawa Tengah adalah provinsi dengan perolehan juara terbanyak di setiap turnamen. Solo adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki antusias masyarakat cukup tinggi terhadap bela diri Taekwondo, dibuktikan dengan banyaknya Dojang (tempat berlatih Taekwondo) yang didirikan tidak hanya di setiap daerah, namun didirikan pula pusat pelatihan (dojang) Taekwondo di sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan dijadikan sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di universitas-universitas yang ada di kota Solo. Berbanding terbalik dengan antusias masyarakat yang cukup tinggi, informasi tentang sejarah dan seluk beluk maupun teknik dasar yang seharusnya digunakan dalam Taekwondo masih kurang. Sebagian besar dari mereka tidak mengetahui bahwa sejarah Taekwondo adalah bela diri andalan para ksatria, dan memiliki nama dan sebutan yang berbeda-beda pada jamannya. Tidak adanya pusat informasi maupun pusat pengembangan yang khusus diperuntukkan bagi pengamat, pelatih, wasit, maupun atlet, menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya informasi bidang Taekwondo di kota Solo. Selain kurangnya informasi, sarana dan prasarana latihan maupun pertandingan yang ada di Solo pun dirasa masih belum memenuhi standar berlatih, sehingga dalam pelaksanaan latihan maupun pertandingan masih belum memenuhi harapan sebagai cabang olahraga yang diikuti oleh masyarakat dari seluruh negara ini. Oleh karena penjabaran di atas, diperlukan perancangan sebuah pusat berkegiatan Taekwondo, yang dapat dimanfaatkan tidak hanya sebagai tempat berlatih dan bertanding, tetapi yang utama adalah sebuah tempat sebagai sumber segala ilmu dan

4

pengetahuan tentang olahraga Taekwondo di Jawa Tengah. Pusat pengembangan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana perkembangan Taekwondo sejak jaman dahulu hingga sekarang serta pengetahuan lain dalam bela diri Taekwondo.

B. BATASAN MASALAH Pembahasan pada “Desain Interior Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah di Surakarta dengan Konsep Korea Modern” dibatasi pada permasalahan dalam lingkup disiplin ilmu desain interior antara lain : 1. Proyek pengerjaan desain interior dibatasi luas lahan pengerjaan 800 – 1500 m2 . 2. Perancangan interior dengan konsep yang sesuai, memunculkan suasana arsitektur Korea yang dikemas dalam nuansa modern bagi pengguna untuk kemudian dijadikan pedoman dalam perancangan interior bangunan. 3. Perencanaan dan perancangan interior juga ditekankan pada penyediaan fasilitas ruang display dan galeri yang menggunakan material dengan nilai artistik namun tetap memperhatikan konsep modern untuk mempermudah pengguna, serta fasilitas pendukung lainnya yang akan saling berhubungan satu sama lain. 4. Mendesain sebuah bangunan pusat pengembangan Taekwondo bagi masyarakat Jawa Tengah pada umumnya dan masyarakat Solo pada khususnya, maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan suatu pusat penyedia

5

fasilitas berkegiatan bela diri Taekwondo, dengan fasilitas utama seperti pusat pelatihan dan sarana pertandingan serta ruang galeri kecil.

C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas, maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merencanakan dan merancang ruang pusat pengembangan Taekwondo agar nyaman bagi pengguna? 2. Bagaimana merencanakan dan merancang ruang pusat pengembangan Taekwondo agar sesuai dengan konsep fasilitas berlatih dan sarana edukasi yang menarik dan mudah bagi pengguna? 3. Bagaimana merencanakan dan merancang ruang pusat pengembangan Taekwondo agar sesuai dengan semua kalangan pengguna, baik dari segi usia maupun jenis kelamin?

D. TUJUAN DESAIN Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka perencanaan dan perancangan Interior Pusat Pengembangan Taekwondo mempunyai tujuan : 1. Untuk menciptakan ruang pusat pengembangan Taekwondo agar nyaman bagi pengguna. 2. Untuk menciptakan ruang pusat pengembangan Taekwondo agar sesuai dengan konsep fasilitas berlatih dan sarana edukasi yang menarik dan mudah bagi pengguna.

6

3. Untuk menciptakan ruang pusat pengembangan Taekwondo agar sesuai dengan semua kalangan pengguna, baik dari segi usia maupun jenis kelamin?

E. MANFAAT DESAIN 1. Bagi Masyarakat Perencangan

dan

perencanaan

interior

Pusat

Pengembangan

Taekwondo akan menarik minat masyarakat untuk menggunakan berbagai fasilitas dan sumber pengetahuan dalam bidang bela diri Taekwondo yang disediakan. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat menjadi sebuah referensi mengenai pengerjaan suatu proyek desain Interior.

F. METODOLOGI DESAIN 1. Pengumpulan Data a. Studi Lapangan Dalam penyelesaian proyek perancangan interior Pusat Pengembangan Taekwondo di Surakarta ini memerlukan teknik survei baik dari studi lapangan maupun dunia maya (internet). Studi lapangan meliputi survei langsung ke tempat-tempat atau fasilitas yang memiliki ciri maupun fungsi sama dengan proyek perancangan Pusat Pengembangan Taekwondo yang bertempat di Surakarta dan sekitarnya. Sedangkan teknik survei dunia maya mengambil salah satu

7

fasilitas lengkap dalam bidang olahraga bela diri Taekwondo yang bertempat di Muju, Korea Selatan. b. Studi Literatur Selain survei langsung ke tempat-tempat atau fasilitas serupa, pengumpulan data juga dilakukan menggunakan berbagai sumber literature baik dari buku ataupun media internet. 2. Dokumentasi Kegiatan

dokumentasi

selama

kegiatan

pengumpulan

data

menggunakan kamera handphone Samsung ACE 2. 3. Metode Perancangan Pengembangan ide gagasan rumah hanok bergaya modern yang memiliki suasana edukatif dengan cara membuat sketsa digital dengan program 3D Max, Autocad dan Corel Draw.

G. SKEMA POLA PIKIR

Perencanaan dan Perancangan Desain Interior Pusat Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah di Surakarta dengan Konsep Korea Modern Kebutuhan penghuni Karakter penghuni Interaksi

Rumusan Masalah

Studi Lapangan : Kenji Martial Art Shop, Taman Pintar Yogyakarta, Taekwondo Park (Taekwondowon) Muju, Korea Selatan, Daegu Korean Grill Surakarrta

8

Latar Belakang

Faktor Pendorong : Sosial Budaya Ekonomi Lingkungan

Konsep :

Elemen Pembentuk Ruang

Penyelesaian masalah interior

Tae Kwon Do Poomsae Tae Geuk (V. Yoyok Suryadi), Hanok The Korean House, Alat Bantu Perwasitan Pada Pertandingan Taekwondo (Hadian S.U, Harlianto.T, Yori Yanto)

Programming

Fasilitas, Operasional, Pelayanan

Orientasi ruang

Studi Literatur :

Ide Gagasan -

-

Material yang aman untuk berlatih Tedapat satu objek pusat dalam ruangan Display seperti galeri kecil dan pusat informasi

Sketsa Desain Alternatif Desain

-

Desain Terpilih Evaluasi Desain Desain

Skema I.1 Skema Pola Pikir Sumber : Hana Abdun Nurlatifah (C0812016)

Hanok - Mengekspose rangka atap - Genting sebagai penutup atap - Material kayu Arsitektur Modern : Material finishing modern Material Kaca Dominasi warna alami Interior Sistem Pencahayaan alami dan buatan Penghawaan alami dan buatan Akustik Sistem keamanan dan pemadam kebakaran.

9

H. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penyusunan Perancangan dan Perencanaan Desain Interior “Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah” adalah sebagai berikut : BAB I.

PENDAHULUAN Menguraikan Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan,

Manfaat,

Metode

Desain,

serta

Sistematika Penulisan pada Proyek Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah di Surakarta. BAB II.

KAJIAN LITERATUR Menguraikan Pengertian Judul Proyek serta Penjelasan Tentang Konsep/ Tema pada Proyek Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah Sesuai dengan Buku Literatur.

BAB III.

KAJIAN LAPANGAN Menguraikan Studi Lapangan untuk Melihat Lingkungan Interior Sejenis dengan Proyek Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah seperti Kenji Martial Art Shop, Taman Pintar Yogyakarta, Muju Taekwondo Park, serta Daegu Korean Grill Solo.

\BAB IV.

ANALISA DESAIN Berisi Uraian Programming yang Terdiri dari; Definisi Proyek, Asumsi Lokasi, Status Kelembagaan, Struktur Organisasi, Program Kegiatan, Alur Kegiatan, Program

10

Ruang, Besaran Ruang, Pembentuk Ruang, Pengisi Ruang, Sistem Interior, Sistem Keamanan, Sistem organisasi Ruang, Sistem Sirkulasi, Pola Hubungan antar Ruang, Zoning dan Grouping, Serta Berisi Uraian Tentang KONSEP DESAIN yang Terdiri dari; Ide Gagasan, Tema, Suasana Ruang, Pola Penataan Ruang, Pembentuk Ruang, Pengisi Ruang, Sistem Interior, serta Sistem Keamanan dalam Proyek Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah. BAB V.

PENUTUP Menguraikan Kesimpulan, serta Saran tentang Perencanaan dan Perancangan Proyek Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah dengan Konsep Korea Modern.