BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Download daya tahan kardiorespirasi, dan komposisi tubuh. (Nieman, 2001). Keadaan itu ... bagaimana indeks massa tubuh dan tingkat kebugaran jasmani...

0 downloads 659 Views 218KB Size
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemajuan globalisasi

zaman

seperti

sangatlah

sekarang

mempengaruhi

ini

dan

kehidupan

arus setiap

individu di Indonesia maupun di negara-negara lainnya baik

ditinjau

dari

teknologi,

gaya

hidup

dan

lain

sebagainya. Karena globalisasi itu dapat mempersempit dunia

ini

akibat

perkembangan

teknologi

yang

sangat

cepat sehingga memungkinkan manusia untuk hidup serba praktis

dan

diperlukan

instan. manusia

Hampir saat

semua

ini

peralatan

dirancang

yang

otomatis.

Sehingga kebanyakan pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus mengeluarkan tenaga yang besar. Bila ingin menuju suatu tempat kita hanya perlu mengendarai mobil,

sepeda

Kecenderungan

motor untuk

dan

alat

lebih

transportasi

banyak

menonton

lainnya. televisi,

bermain permainan yang menggunakan komputer yang banyak menyita waktu seharian untuk duduk didepan komputer. Kegiatan tersebut telah banyak memanjakan kita, sehingga

kurangnya

aktivitas

gerak,

terlebih

untuk

remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan yang bila

1

2

keadaan ini berlangsung lama, maka bisa memungkinkan terjadinya penurunan kesehatan dan munculnya berbagai penyakit akibat kurangnya aktivitas gerak tubuh. Pada remaja perempuan sangat berisiko untuk meniru gaya hidup sosok yang diidolakan yang berkaitan dengan berat

tubuhnya

Beberapa

agar

penelitian

terlihat

langsing

menunjukkan

bahwa

dan

menarik.

mulai

usia

9

tahun remaja perempuan sudah mencoba untuk menurunkan berat tubuh hingga kurang dari berat ideal sesuai usia dan tinggi badannya. Jika keadaan ini terus menerus dilakukan

akan

berdampak

pada

kurangnya

kebutuhan

energi untuk metabolisme tubuh dari asupan makanannya yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Akibatnya akan

terjadi

kurangnya

aktivitas

gerak

tubuh

akibat

kurangnya asupan energi dan dapat menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan kekurangan gizi. Aktivitas

gerak

tubuh

merupakan

suatu

dasar

mencapai tingkat kebugaran jasmani. Baik dan buruknya tingkat

kebugaran

tidaknya

anggota

jasmani tubuh

ditentukan

itu

sendiri.

dari

aktif

Semakin

dan

sering

tubuh melakukan gerakan, tubuh akan terbiasa bekerja sesuai dengan fungsinya, sehingga dapat meningkatkan nilai kebugaran jasmani.

3

Kebugaran

jasmani

didefinisikan

sebagai

keadaan

dinamis antara energi dan vitalitas yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari dan keadaan darurat

yang

tidak

terduga

tanpa

kelelahan

yang

berlebihan (Nieman, 2001). Seseorang yang secara fisik bugar

dapat

dengan

giat,

melakukan

aktivitas

memiliki

risiko

fisik

rendah

sehari-hari

dalam

masalah

kesehatan dan dapat menikmati olahraga serta berbagai aktivitas lainnya (Deforche et al., 2003). Unsur-unsur

dalam

mengukur

kebugaran

jasmani

terbagi menjadi dua kelompok yaitu kebugaran jasmani yang

berhubungan

jasmani 2006).

yang

dengan

keterampilan

berhubungan

Kebugaran

jasmani

keterampilan

meliputi

ketangkasan,

keseimbangan

kebugaran

jasmani

yang

dengan yang

kebugaran

kesehatan

(Miller,

berhubungan

kecepatan, dan

dan

daya

ledak

koordinasi;

berhubungan

dengan

dengan otot,

sedangkan kesehatan

meliputi kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, daya

tahan

kardiorespirasi,

dan

komposisi

tubuh

(Nieman, 2001). Keadaan itu dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain usia, jenis kelamin, genetika, ras, dan aktivitas fisik termasuk latihan (Bettiol et al., 1999, Eiben et al., 2005).

4

Tingkat kebugaran jasmani pada remaja sekarang ini sering

terlupakan.

Padahal

kebugaran

jasmani

sangat

bermanfaat bagi kesehatan karena merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai derajat kesehatan, dan pada akhirnya diharapkan mampu menunjang prestasinya. Suatu data prevalensi anak dan remaja usia 5-17 tahun di Amerika pada tahun 1997 menyebutkan bahwa 21-25% anak memiliki sedangkan obesitas bahwa

kecenderungan data (WHO,

remaja

di

overweight

Cina

1998). usia

3,6%

15%

overweight

Riskesdas

13-15

dan

tahun

(2010) di

obesitas, dan

3,4%

menyebutkan

Daerah

Istimewa

Yogyakarta memiliki prevalensi status gizi sangat kurus 3,1%; kurus 7,6%, normal 86,8% dan gemuk 2,6%. Indeks massa

tubuh

merupakan

kriteria

yang

paling

banyak

digunakan untuk melihat status obesitas pada anak dan remaja.

Timbunan

lemak

yang

berlebihan

berhubungan

dengan tingkat indeks massa tubuh yang tinggi pada anak dan remaja (Faizah, 2004). Beberapa

penelitian

tentang

hubungan

kebugaran

jasmani berkaitan dengan komposisi tubuh telah banyak dilakukan

diberbagai

belahan

dunia

dan

menghasilkan

beberapa data yang menunjukkan bahwa anak dengan indeks massa tubuh overweight dan obesitas memiliki tingkat

5

kebugaran jasmani yang buruk dibanding dengan anak yang normal, namun pada penelitian anak remaja di Flemish tahun 2003 menunjukkan anak obesitas memiliki kekuatan genggam tangan yang lebih besar dibandingkan yang non obesitas, meskipun komponen kebugaran jasmani yang lain memiliki tingkat yang lebih rendah (Deforche et al., 2003). Mengingat pada

remaja

diadakan

pentingnya

di

dunia,

tingkat

termasuk

penelitian-penelitian

kebugaran di

jasmani

Indonesia

tentang

perlu

indeks

massa

tubuh dan tingkat kebugaran jasmani, hubungan maupun perbedaannya.

Penelitian

semacam

ini

belum

banyak

dilakukan di Indonesia mengingat betapa luasnya negara Kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah yang berbeda adat, kehidupan sehari-hari, kegiatan serta budayanya sehingga

kemungkinan

data

yang

akan

dihasilkan

akan

bervariasi. Penelitian bagaimana

indeks

ini

dilakukan

massa

tubuh

dan

untuk tingkat

mengetahui kebugaran

jasmani pada remaja dengan rentang usia 13-15 tahun khususnya di Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunung Kidul karena melihat Kecamatan Rongkop yang merupakan daerah pegunungan

berkapur

dan

memiliki

keadaan

tanah

yang

6

kering serta sedikit mata air sehingga dengan adanya faktor keadaan geografis dan suasana pedesaan inilah tempat dari penelitian dipilih kemudian dibandingkan dengan

remaja

usia

13-15

tahun

di

Kota

Yogyakarta

dengan alasan untuk membandingkan dengan kondisi remaja yang berada di perkotaan.

I.2. Perumusan Masalah Kebugaran jasmani yang buruk akan berdampak pada penurunan kualitas hidup. Kualitas hidup yang menurun dapat dilihat dari penilaian indeks massa tubuh yang tidak ideal. Dari perumusan tersebut, masalah penelitian yang diajukan

adalah

bagaimana

tingkat

kebugaran

jasmani

perempuan

usia

13-15

indeks pada

tahun

massa

remaja di

tubuh

laki-laki

Kecamatan

dan dan

Rongkop

Kabupaten Gunung Kidul yang dibandingkan dengan remaja laki-laki

dan

perempuan

usia

13-15

tahun

di

Kota

Yogyakarta?

I.3. Tujuan Penelitian Mengungkapkan

indeks

massa

tubuh

dan

tingkat

kebugaran jasmani pada remaja usia 13-15 tahun lakilaki

dan

perempuan

di

Kecamatan

Rongkop

Kabupaten

7

Gunung Kidul serta remaja laki-laki dan perempuan usia 13-15 tahun di Kota Yogyakarta.

I.4. Keaslian Penelitian Penelitian oleh Sarwono (2001) mengenai kebugaran jasmani mahasiswa hubungannya dengan indeks massa tubuh dan

kadar

hemoglobin.

Perbedaan

penelitian

tersebut

dengan penelitian ini adalah subyek yang dipilih dari penelitian tersebut yaitu mahasiswa jurusan pendidikan olah raga yang berusia 18-20 tahun yang diukur tingkat kebugaran jasmani menggunakan tes lari 2,4 kilometer; indeks massa tubuh yang diukur dengan metode Shetty James dan juga membandingkan dengan kadar hemoglobin. Penelitian hubungan

antara

oleh

Utari

indeks

(2007)

massa

membahas

tubuh

dengan

mengenai tingkat

kebugaran jasmani pada anak usia 12-14 tahun. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subyek yang dipilih merupakan anak berusia 12-14 tahun SMP

Dominico

obesitas

Savio

yang

menggunakan

tes

Semarang

tinggi. ACSPFT

dengan

Pengujian (Asian

melihat

tingkat

dilakukan

dengan

Commitee

on

the

Standardization of Physical Test) yang terdiri dari tes

8

lari cepat 50 meter, tes kekuatan statis dan daya tahan lengan/bahu,

tes

ledak

otot

atau

lompat

jauh,

tes

ketangkasan, tes lari hilir mudik 4x10 meter, tes daya tahan otot dinilai dengan tes baring duduk dan tes daya tahan kardiorespirasi. Penelitian massa

tubuh

mahasiswa

oleh

Junaidi

dengan

yang

tingkat

tingkat

(2007)

mengenai

kebugaran

kebugaran

indeks

jasmani

jasmaninya

pada diukur

dengan menggunakan Harvard Step up Test. Penelitian oleh Dwiyani (2011)

mengenai indeks

massa tubuh dengan kebugaran jasmani pada anak obesitas setelah lepas intervensi diet dan olahraga. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subjek

yang

dipilih

adalah

anak

obesitas

usia

9-12

tahun di Semarang. Analisis data terhadap rerata indeks massa tubuh dalam penelitian tersebut, seluruh subjek sesudah dilakukan diet dan intervensi olah raga. Walaupun indeks

massa

banyak tubuh

demikian

penelitian

berkaitan

dengan

menggunakan

Harvard

penelitian dengan

tentang uji

kebugaran indeks

tingkat

Step-up

mengenai

Test

hubungan

jasmani,

massa

tubuh

kebugaran subjek

namun yang

jasmani

remaja

yang

berusia 13-15 tahun di Indonesia, terutama di Kecamatan

9

Rongkop Kabupaten Gunung Kidul dan remaja berusia 13-15 tahun di Kota Yogyakarta belum pernah dilakukan.

I.5. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi secara ilmiah mengenai indeks massa tubuh dengan kebugaran jasmani pada remaja. 2. Sebagai screening terhadap status kesehatan remaja yang ditinjau dari indeks massa tubuh dan tingkat kebugaran jasmaninya. 3. Menjadi

bahan

masukan

bagi

para

guru

olahraga

dalam peningkatan kebugaran jasmani remaja.