HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG 1
Egi Dian Febrina1, Rila Rahma Mulyani2, Hafiz Hidayat2 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by moody learners, and explosive anger, irritable learners, students who like to slim, learners less socialize with friends selokal, the absence of group work complete task, less gathered with friends. This study aims to describe: (1) An image of emotional maturity of learners. (2) Description of the ability of socializing learners. (3) The relationship of emotional maturity with the ability to socialize learners in SMKN 4 Padang. The type of this research is descriptive quantitative research with correlational statistic analysis with population of class XI students in SMKN 4 Padang, amounting to 398 people using Taro Yamane technique obtained all samples 80 people. The tool used is a questionnaire. To describe the data of emotional maturity and socialization ability data of learners using percentage analysis technique, while hypothesis testing to see the relationship of emotional maturity with the ability to socialize learners using the formula Pearson Product Moment Correlation. The findings of the study indicate that: (1) Emotional maturity shows that students of SMKN 4 Padang are in the less good category. (2) The description of social skills shows that students of SMKN 4 Padang are in the less good category. (3) There is a significant correlation of emotional maturity and socializing ability of the students of SMKN 4 Padang with strong correlation coefficient interpretation. Based on the results of the study, it is recommended that the learners are expected to learn that emotional maturity is less good with poor social skills can improve it and try to think positively. Keywords : Emotional Maturity, Social Skills
Pendidikan
PENDAHULUAN
juga
bertujuan
untuk
Pendidikan merupakan wahana
membantu peserta didik mencapai
pokok dan sebagai kunci utama bagi
perkembangan yang optimal dalam
pengembangan sumber daya manusia
semua dimensi kehidupannya.
yaitu untuk meningkatkan kualitas
Menurut
Goleman, (1996:273)
diri sebagai individu yang memiliki
bahwa proses pembelajaran di sekolah
kemampuan,
dan
ditentukan oleh ukuran-ukuran emosi
keterampilan sesuai dengan tuntutan
dan sosial. Dengan kecakapan emosi,
dan
individu mampu mengetahui
kepribadian
perkembangan
zaman.
1
dan
menanggapi perasaan mereka sendiri
dalam proses pembelajaran yang baik
dengan baik dan mampu membaca
di sekolah.
dan menghadapi perasaan-perasaan
Menurut Buhler (Aziz, 2008:23)
orang lain dengan efektif.
kemampuan
Hartinah,
(2008:80)
didik
bersosialisasi
adalah
peserta
kemampuan
yang
mengemukakan kematangan emosi
membantu
pada
dengan
menyesuaikan diri bagaimana cara
pengendalian emosi dan biasanya
berfikir secara kelompok, agar dapat
tercapai kematangan emosional pada
berperan
akhir
kelompoknya. Menurut Park (Aziz,
remaja
masa
diawali
remaja.
Selanjutnya
individu-individu
dan
berfungsi
Hartinah (2008:80) Ciri kematangan
2008:24)
emosi antara lain: (1) Remaja mulai
peserta didik dengan peserta didik lain
mampu menahan diri. (2) Remaja
dapat dilihat melalui komunikasi antar
mulai mampu
teman, kerjasama antar peserta didik
menganalisis situasi
kemampuan
dalam
sosialisasi
dengan kritis. (3) Remaja mampu
dengan
menunjukkan suasana hati yang lebih
pertentangan peserta didik dalam
stabil, dan mulai tenang.
menyelesaikan masalah/ tugas yang
Al
Mighwar
(2006:
100)
diberikan oleh guru
menjelaskan kematangan emosi bisa dicapai
bila
gambaran
remaja
kondisi
Kemampuan dalam bersosialisasi
memperoleh
ini
sangat
penting,
sebagaimana
dapat
menurut Prayitno (2006:81) sejak bayi
emosional,
sampai dewasa individu hidup dalam
masalah
sistem sosial yang mempunyai nilai
pribadinya dengan orang lain. Karena
dan norma dalam bertingkah laku.
keterbukaan
serta
Setiap masyarakat mempunyai standar
masalah pribadi dipengaruhi oleh rasa
bertingkah laku yang pantas untuk
aman dalam interaksi sosial dan
dilakukan individu sebagai warganya.
tingkat
Keberhasilan
mengakibatkan dengan
yang
peserta didik yang lain,
reaksi
membicarakan
dan
perasaan
penerimaan
orang
lain
terhadapnya.
individu
menjadi
anggota suatu masyarakat, ditentukan
Melihat uraian di atas dapat dilihat
oleh proses belajar bertingkah laku
bahwa kematangan emosi merupakan
sesuai dengan nilai dan norma-norma
salah satu faktor yang penting yang
yang telah digariskan masyarakat
seharusnya dimiliki oleh peserta didik
dimana individu tersebut berada.
2
Berdasarkan
observasi
pada
menghargai
orang
lain
dalam
tanggal 23 November 2016 yang
berpendapat maupun bersikap, belum
dilakukan di SMKN 4 Padang, terlihat
mampu merespon orang lain dengan
bahwa adanya peserta didik suka
baik dan masih ada yang terlihat
murung,
dan
konflik antara satu dengan lainnya,
meledak-ledak,
adanya peserta didik kurang mampu
adanya peserta didik yang belum
bersabar dalam bertingkahlaku sehari-
mampu mengontrol emosinya, adanya
hari
peserta didik yang berusaha untuk
sekolah. Dan diperoleh informasi dari
menyembunyikan kekurangan dirinya
peserta
dengan melucu dan berdiam diri,
komunikasi dengan teman, kurang
adanya peserta didik yang bertengkar
adanya bersedia membantu teman
dan berkelahi, adanya peserta didik
dalam kesulitan, adanya peserta didik
yang senang mengganggu, adanya
kurang terlibat dalam setiap kegiatan.
terlalu
kemarahan
peserta
bahagia,
yang
didik
yang
mudah
terutama
pada
didik
lingkungan
kurang
Berdasarkan
menjaga
kenyataan
kaitan
tersinggung, adanya peserta didik
pentingnya kematangan emosi dengan
yang suka menyendir, adanya peserta
kemampuan
didik kurangn bersosialisasi dengan
lingkungan sekolah sebagai salah satu
teman selokal, tidak adanya kerja
faktor
kelompok
pembelajaran di sekolah, maka saya
menyelesaikan
tugas,
bersosialisasi
penting
proses
kurang adanya berkumpul dengan
tertarik
teman. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian yang berjudul “Hubungan
peserta
Kematangan
didik
belum
memiliki
untuk
dalam
di
melaksanakan
Emosi
dengan
kematangan emosi yang baik dan
Kemampuan Besosialisasi Peserta
kemampuan bersosialisasi yang baik.
Didik di SMKN 4 Padang.
Berdasarkan
wawancara
yang
dilakukan terhadap dua orang guru di
METODE PENELITIAN
SMKN 4 Padang pada tanggal 05
Waktu penelitian adalah waktu
Desember 2016, diperoleh informasi
dilaksanakannya penelitian dimulai
bahwa selalu ada saja kejadian negatif
dari tanggal 22 Juli-25 Juli 2017,
yang dialami oleh remaja, yang
penelitian dilaksanakan pada semester
disebabkan
ketidakmampuan
I kelas XI tahun pelajaran 2017/2018.
mereka di dalam mengelola emosi
Penelitian dilakukan di SMKN 4
dengan lebih efektif, belum mampu
Padang.
oleh
3
Berdasarkan
pembatasan
Uji
statistik
desktiptif
masalah dan tujuan penelitian, maka
dilakukan
jenis
digunakan
data tentang tingkat skor responden
adalah penelitian korelasional yang
mengenai variabel kematangan emosi
bertujuan untuk menemukan fakta–
dan
fakta yang sesuai dengan keadaan
Menghitung
yang sebenarnya. Menurut Yusuf
masing frekuensi yang diperoleh,
(2005:84)
korelasional
dengan menggunakan teknik analisis
merupakan suatu tipe penelitian yang
persentase yang dikemukakan oleh
melihat hubungan antara satu atau
Sudijono (2010:43)
penelitian
yang
“Penelitian
beberapa ubahan dengan satu atau
(X)
dengan
kemampuan
bersosialisasi
peserta
kemampuan
Untuk
untuk menemukan hubungan antara emosi
mendeskripsikan
bersosialisasi.
persentase
menafsirkan
data
penelitian, digunakan kriteria atau kategori hasil penelitian, menurut Arikunto (2008:224) sebagai berikut:
didik di sekolah (Y). Penelitian ini populasinya adalah seluruh kelas XI (semua jurusan) yang terdapat di SMKN 4 Padang. Maka populasi dalam penelitian ini
a. 81% - 100%
: Sangat Baik
b. 61% - 80%
: Baik
c. 41% - 60%
: Cukup Baik
d. 21% - 40%
: Kurang Baik
e. 0% - 20%
:Sangat
berjumlah 398 orang peserta didik.
Kurang Baik
Jumlah sampel 80 orang. Instrumen yang digunakan
masing-
P=
beberapa ubahan lain”. Penelitian ini
kematangan
untuk
data
Analisis korelasi dilakukan untuk
adalah angket
mengetahui
dengan lima alternatif jawaban. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Yusuf (2005:133)
tinggi
hubungan
antar
dianalisis.
Analisa
rendahnya
variabel korelasi
yang yang
digunakan adalah metode Coralation
Data interval adalah data yang sama
Person Product Moment (Riduwan,
halnya seperti data ordinal, data
2012:138).
interval memiliki ciri-ciri seperti antar
HASIL DAN PENELITIAN
variabel dapat diketahui selisihnya
Berdasarkan
dan faktor ukuran yang mempunyai
hasil
penelitian,
maka hubungan kematangan emosi
unit yang sama dan tiap kategori yang
dengan
sama dalam selisih jumlahnya.
kemampuan
bersosialisasi
dapat dilihat sebagai berikut:
4
1. Gambaran
secara
keseluruhan
baik kematangan emosi dan masih
kematangan emosi terhadap peserta
ada sebagian besar peserta didik
didik:
yang masih memiliki kematangan
Berdasarkan
hasil,
dapat
emosi yang kurang baik. Perbedaan
terlihat secara umum gambaran
ini menjelaskan bahwa terdapat
mengenai
emosi
faktor-faktor yang menyebabkan
peserta didik di SMKN 4 Padang
timbulnya emosi peserta didik
berada kategori kurang baik pada
sebagaimana
tingkat 81,25% dengan Frekuensi
(2007:38)
ada
65, tingkat kedua berada dalam
menjadi
penyebab
kategori
cukup
emosi, yaitu rangsangan (stimulus)
12,50%
dengan
tingkat
ketiga
kematangan
baik
dengan
frekuensi
Djaali
dua
yang
hal
timbulnya
dan perubahan fisik dan fisiologis.
dalam
Menurut Hartinah (2008:80)
kategori baik pada tingkat 3,75%
Kematangan emosi pada remaja
dengan frekuensi 3, dan tingkat
diawali
keempat dalam kategori sangat
emosi
baik pada tingkat 2,50% dengan
kematangan emosional pada akhir
frekuensi
dapat
masa remaja. Orang tua juga dapat
disimpulkan bahwa kematangan
mengajarkan atau melatih untuk
emosi dari 80 orang peserta didik
mengenali emosi diri sendiri dan
terdapat 65 orang peserta didik
orang lain, membina kemampuan
dalam
baik,
berhubungan dengan orang lain,
terlihat dari aspek menahan diri,
sedangkan untuk pihak sekolah
menganalisis situasi dengan kritis,
dapat
menunjukan suasana hati yang
penyaluran
stabil.
dalam penyaluran emosi secara
3.
kategori
Hasil
berada
10,
menurut
Jadi,
kurang
temuan
mengungkapkan
penelitian
sehat
kematangan
dengan dan
pengendalian
biasanya
tercapai
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
untuk
mampu
menjaga
keseimbangan emosi, peserta didik
emosi peserta didik di SMKN 4
harus
Padang pada kategori kurang baik.
mengembangkan
Artinya sebagian kecil peserta
emosional yaitu kecakapan dalam
didik sudah memiliki kematangan
menerima dan menyesuaikan diri
emosi yang cukup baik dan ada
terhadap pengalaman emosional
beberapa orang dikatakan sangat
yang kurang menyenangkan. 5
dibiasakan
untuk toleransi-
Menurut Hurlock (2003:213)
berada dalam kategori cukup baik
kematangan
emosi
adalah
dengan 18,75% dengan frekuensi
kemampuan
individu
dalam
15, tingkat ketiga berada dalam
menilai situasi secara kritis terlebih
kategori
dahulu sebelum bereaksi secara
persentase
emosi, dan tidak bereaksi tanpa
frekuensi 6, dan tingkat keempat
berpikir sebelumnya, seperti masa
dalam kategori sangat baik pada
kanak-kanak atau remaja yang
tingkat 1,25% dengan frekuensi 1.
tidak matang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Kematangan
emosi
bagi
baik
pada
tingkat
7,50%
dengan
kemampuan bersosialisasi dari 80
seorang peserta didik SMK yang
orang peserta didik
berusia remaja sangatlah penting.
orang peserta didik dalam kategori
Peserta
matang
kurang baik, terlihat dari aspek
emosinya dapat memahami emosi
komunikasi antar teman, kerja
yang ada pada diri dan dapat
sama, menyelesaikan masalah.
didik
yang
mengabaikan banyak rangsangan
Hasil
terdapat 58
temuan
penelitian,
yang dapat menimbulkan ledakan
peserta didik SMKN 4 Padang
emosi yang dapat merugikan diri
kemampuan
sendiri. Selain itu peserta didik
kategori kurang baik. Tingginya
yang
kemampuan
matang
emosinya
dapat
sosialisasi
sosialisasi
pada
peserta
memberikan reaksi emosional yang
didik ini dapat mengakibatkan hal
stabil, tidak berubah-ubah dari satu
yang positif, seperti sosialisasi
emosi atau suasana hati yang lain.
dapat meningkatkan hasil belajar
2. Gambaran
secara
keseluruhan
peserta didik, karena peserta didik
kemampuan bersosialisasi peserta
dapat
didik :
lingkungan sosialnya dalam hal
Berdasarkan
hasil
dapat
sama
dengan
belajar.
terlihat secara umum gambaran mengenai
bekerja
Kemampuan
kemampuan
dalam
bersosialisasi ini sangat penting,
bersosialisasi peserta didik di
sebagaimana
SMKN 4 Padang berada kategori
(2006:81)
kurang
tingkat
dewasa individu hidup dalam
dengan
sistem sosial yang mempunyai
kedua
nilai dan norma dalam bertingkah
persentase Frekuensi
baik
pada
72,50% 58,
tingkat
6
menurut
sejak
bayi
Prayitno sampai
laku.
Setiap
masyarakat
kematangan
bertingkah
kemampuan bersosialisasi peserta
laku yang pantas untuk dilakukan
didik dengan taraf signifikansi
individu
sebesar
mempunyai
standar
sebagai
Keberhasilan anggota
warganya.
individu
suatu
emosi
0,00
(sig<0,05).
menjadi
Seseorang dengan kematangan
masyarakat,
emosi yang baik akan dapat
ditentukan oleh proses belajar
mengontrol
bertingkah laku sesuai dengan
bersosialisasi
nilai dan norma-norma yang telah
dibandingkan
digariskan
yang
masyarakat
dimana
individu tersebut berada. Dengan
dengan
kemampuan dengan dengan
kurang
kematangan
kemampuan
baik mereka
memiliki
emosi.
Hasil
penelitian yang telah dilakukan
bersosialisasi yang baik dengan
menunjukkan
teman maka mereka akan dapat
pengaruh positif dan signifikan
mengenali
kedudukan,
antara kematangan emosi dengan
dan peranannya terhadap teman-
kemampuan bersosialisasi yang
teman yang lain. Melalui proses
berarti bahwa semakin tinggi
inilah peserta didik akan dapat
kematangan emosi peserta didik
memahami diri dan lingkungan
maka
sekolahnya,
kemampuan bersosialisasi.
dirinya,
serta
sistem
kehidupan di sekolah baik itu
bahwa
semakin
Hasil
adanya
baik
dalam
penelitian
korelasi
emosi
dengan
norma, nilai tradisi, dan adat
kematangan
istiadat dalam bergaul di sekolah.
kemampuan bersosialisasi peserta
Dengan proses sosialisasi, peserta
didik
didik akan mengetahui bagaimana
diperoleh korelasi dengan
harus
0,785>
bertingkah
laku
di
lingkungan sekolah, baik dengan
di
dapat
lain. emosi
ditafsirkan
uji
hipotesis
signifikan
emosi
kemampuan
bersosialisasi peserta didik di
ini
SMKN 4 Padang”.
menunjukkan adanya hubungan yang
“terdapat
kematangan
dengan
dengan kemampuan bersosialisasi Hasil
Padang
0.217 dengan taraf
hubungan kematangan
4
signifikansi 0,00<0,05, sehingga
guru maupun dengan peserta didik
3. Hubungan
SMKN
antara 7
Hasil yang diperoleh dari uji
berada pada kategori kurang
hipotesis mengungkapkan bahwa
baik.
“terdapat hubungan kematangan emosi
dengan
3. Terdapat ada hubungan yang
kemampuan
signifikan kematangan emosi dan
bersosialisasi peserta didik di
kemampuan bersosialisasi pada
SMKN
peserta didik SMKN 4 Padang.
4
Menurut
Padang” Hurlock
diterima. (1996:212)
DAFTAR PUSTAKA Al Mighwar, Muhamad. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia
anak laki-laki dan perempuan dikatakan
sudah
mencapai
kematangan emosi bila
pada
akhir
tidak
masa
remaja
“meledakkan”
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
emosinya Aziz, Aulia Habibul. 2008. Peranan Kemampuan Bersosialisasi dan Beradaptasi terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 3 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih
dapat
mencapai
diterima.
Untuk
kematangan
emosi, Djaali. 2007. Pendidikan Psikologi. Jakarta: Bumi Aksara.
remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi
Goleman, Daniel 1996. Emotional Intelligence. Why it can matter than IQ. NewYork: Bantam Books.
yang dapat menimbulkan reaksi emosi pada lingkungan sosialnya. KESIMPULAN
Hartinah, Siti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.
1. Gambaran kematangan emosi menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik SMKN 4 dalam
Hurlock, Elzabeth .2003. Psikologi Perkembangan Edisi Ke-5. Jakarta: Erlangga.
penelitian ini sebagian besar berada pada kategori kurang baik. 2. Gambaran
Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya.
kemampuan
bersosialisasi
menunjukkan
Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.
bahwa mayoritas peserta didik SMKN
4
Padang
dalam
penelitian ini sebagian besar 8
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja wali pers. Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. .
9