PENDAHULUAN TINJAUAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Download ISSN 2089-2152. 133 | Jurnal Equilibrium, Vol. 04 No. 02 Juli 2014. Metode Penelitian penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi. Jiwasraya y...

0 downloads 445 Views 410KB Size
Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

Tinjauan Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Asuransi Jiwasraya di Kota Palopo Tadjuddin1 Suhardi M Anwar2 Sitti Hadijah3 No. HP 085255596199¹, 081343513111²

¹Alamat Korespondensi: Email:

Abstrak GCG adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG) terhadap praktik pelaksanaan di perusahaan. Prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) di dalamnya terdapat prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, indenpendensi, dan kewajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, analisis dokumen-dokumen perusahaan, dan kuesioner. Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan metode fenomenologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menerapkan GCG secara konsisten dan menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan operasional. Motivasi yang mendorong perusahaan untuk menjalankan GCG adalah sebagai upaya peningkatan nilai perusahaan dan menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Dan ini juga tentu dapat meningkatkan nilai kompetitif perusahaan dimata pemegang saham dan pemangku kepentingan. Kesimpulan penelitian ini adalah PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) telah menerapkan prinsip-prinsip dari tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Hal itu setidaknya terwujud dalam dua keyakinan. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi dunia, di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG, diantaranya adalah Sistem Regulatory yang tidak baik, Standar Akuntansi dan Audit yang tidak konsisten, praktek perbankan yang lemah, serta pandangan Board of Directors (BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas. Survei yang dilakukan oleh McKinsey dan Co

(2002)

dalam

menunjukkan

bahwa

Seiring dengan berjalannya waktu, istilah

corporate

(2012)

governance

menjadi perhatian utama para investor, menyamai kinerja

Pendahuluan

Ardianingsih

keuangan

khususnya

bagi

dan potensi pasar-pasar

pertumbuhan, yang

sedang

berkembang (emerging markets). Hasil analisis

Good Corporate Governance kian populer. Tak

Hoesada

hanya populer, tetapi istilah tersebut di tempatkan

menyatakan

di posisi terhormat. Isu Corporate Governance

kebangkrutan perusahaan erat kaitannya dengan

yang tadinya hanya bersifat marjinal, dipandang

masalah degradasi moral dikalangan pelaku bisnis,

(2002)

sebelah mata kini telah menjadi isu penting. 131 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

dalam bahwa

Ardianingsih

(2012)

masalah-masalah

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium masih

Juli 2014

lemahnya

atau

tidak

adanya

sistem

corporate governance yang baik serta masih rendahnya

kualitas

laporan

keuangan

bentuk penyempurnaan pedoman GCG di negara yang bersangkutan.

yang

dipublikasikan kepada publik.

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

Penerapan

GCG

dirasa

mampu

memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu

Belum diterapkannya mekanisme GCG

perusahaan

khususnya

keuangan

meningkatkan

yang baik pada perusahaan, ini dapat menjadi

kualitas

penyebab perusahaan atau pihak manajemen untuk

tindakan manajer melakukan manipulasi laporan

memberikan informasi-informasi yang memberi

keuangan. Cadbury Report (UK) dan Treadway

dampak positif terhadap harga saham dan dapat

Report (US) secara mendasar menyebutkan bahwa

mendorong

perusahaan

untuk

keruntuhan

melakukan

manipulasi

akuntansi

cenderung

laporan

dalam dan

perusahaan-perusahaan

mengurangi

publik

di

dengan

Amerika dan Eropa dikarenakan oleh kegagalan

menyajikan informasi tertentu untuk menghindari

strategi maupun praktik curang dari manajemen

terpuruknya harga saham (Susiana dan Herawaty,

puncak yang berlangsung tanpa terdeteksi dalam

2007).

waktu

Tetapi

hal

tersebut

menyebabkan

yang

cukup

lama

karena

lemahnya

masyarakat sebagai pengguna data akuntansi atau

pengawasan yang independen oleh corporate

laporan

karena

boards. Keterlibatan CEO, komisaris, komite

mereka tidak memberikan informasi dengan

audit, internal auditor, sampai kepada eksternal

sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya.

auditor, cukup membuktikan bahwa kecurangan

keuangan

merasa

dirugikan,

GCG mendapatkan perhatian luas setelah terjadinya berbagai krisis seperti krisis ekonomi

banyak dilakukan

oleh orang-orang dalam

perusahaan.

dan moneter di Indonesia tahun 1997-1998 yang

Tuntutan terhadap penerapan GCG secara

berkembang menjadi krisis multidimensi yang

konsisten dan komprehensif mulai datang secara

berkepanjangan. Krisis tersebut antara lain terjadi

beruntun, mereka yang menyuarakan hal itu di

karena

belum

antaranya adalah berbagai lembaga investasi baik

menerapkan GCG secara konsisten, khususnya

domestik maupun mancanegara, termasuk institusi

belum diterapkannya etika bisnis. Oleh karena itu

seperti Work Bank, IMF, OECD, dan APEC.

etika bisnis dan pedoman perilaku menjadi hal

Dengan melontarkan beberapa prinsip umum

yang sangat penting.

dalam Corporate Governance seperti fairness,

banyak

perusahaan

yang

Begitu pula peristiwa Worldcom dan

transparency, accountability, stakeholder concern,

Enron di Amerika Serikat telah menambah

dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG diyakini

keyakinan betapa pentingnya penerapan GCG, di

akan menolong perusahaan dan perekonomian

Amerika Serikat, peristiwa tersebut ditanggapi

negara yang sedang tertimpa krisis bangkit menuju

dengan

peraturan

ke arah yang lebih sehat, maju, mampu bersaing,

perundang-undangan di bidang audit dan pasar

dikelola secara dinamis serta profesional. Tujuan

modal. Di negara–negara lain, hal tersebut

akhirnya adalah daya saing yang tangguh, yang

ditanggapi secara berbeda, antara lain dalam

diikuti pulihnya kepercayaan investor.

perubahan

fundamental

132 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

Metode Penelitian

Metode Analisis Data

penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi Jiwasraya yang beralamat di jl. Andi Kasim No. 23 Kota Palopo. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini

adalah

data

kualitatif,

yaitu

penelitian yang melibatkan analisis data/informasi yang

bersifat

dikuantifikasi,

deskriptif seperti

dan

belum

transkripsi

dapat

wawancara,

catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain-lain. Penelitian kualitatif menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi

penelitian,

agar

peneliti

memperoleh

pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer, yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah diteliti

(Sekaran,

2006:242),

dengan

melakukan wawancara langsung dengan pihak PT. Asuransi Jiwasraya, maupun dengan pemberian kuesioner kepada para staf karyawan perusahaan. Data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti, data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya dan informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi entah di dalam atau luar organisasi (Sekaran,

dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif

dengan

melakukan

penelusuran

informasi data/ dokumen melalui interview secara mendalam mengenai pelaksanaan penerapan Good Corporate Jiwasraya

Governance Kota

pada

Palopo,

PT.

dengan

Asuransi pendekatan

interpretif. Pendekatan interpretif berasal dari filsafat Jerman yang menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi dan pemahaman di dalam ilmu sosial. Pendekatan interpretif berangkat dari upaya untuk mencari penjelasan tentang peristiwa-

perspektif dan pengalaman orang yang diteliti. Secara umum pendekatan interpretif merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail langsung mengobservasi (Neuman dalam Triyuwono, 2013). Jadi fokusnya pada arti individu dan persepsi manusia pada realitas bukan pada realitas independen yang berada di luar mereka. Manusia secara terus menerus menciptakan realitas sosial mereka dalam rangka berinteraksi dengan yang lain. Tujuan pendekatan interpretif tidak lain adalah menganalisis realita sosial semacam ini dan bagaimana realita sosial itu terbentuk (Ghozali dalam Diah Febriyanti, 2010).

2006:245). Untuk

Metode analisis data yang digunakan

peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada

kehidupan nyata.

yang

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

memperoleh

data

sebagai

penunjang dalam penulisan penelitian ini maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan

melalui

wawancara

kuesioner. Serta penelitian kepustakaan.

dan

Alat

analisis

yang

digunakan

pada

penelitian ini adalah fenomenologi. Menurut Dimyati, fenomenologi adalah suatu metode yang secara sistematis berpangkal pada pengalaman dan melakukan

pengolahan-pengolahan

pengertian

(Basrowi dan Sukidin, 2002:38). Menurut Orlens, fenomenologi adalah instrumen untuk memahami lebih jauh hubungan antara kesadaran individu dan 133 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium kehidupan

Juli 2014

sosialnya

Sukidin,

konsisten dan menjadikan prinsip-prinsip GCG

berupaya

sebagai landasan operasional, sebagaimana telah

mengungkapkan bagaimana aksi sosial, situasi,

diamanatkan oleh kementerian BUMN dalam

dan

Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: Kep-

2002:38).

dan

Fenomenologi

masyarakat

manusia.

(Basrowi

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

sebagai

Manusia

produk

adalah

kesadaran

makhluk

yang

melakukan komunikasi, interaksi, partisipasi, dan

117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN.

penyebab yang bertujuan. Kekhususan manusia

Wawancara dengan Bapak Muh. Ansar

terletak pada internasionalitas psikisnya yang ia

selaku staff junior di bagian administrasi dan

sadari, yang dikaitkan

dengan dunia arti dan

logistik, beliau mengatakan awal dimulainya

makna. Dunia makna manusia dapat diteliti

penerapan prinsip GCG pada PT. Asuransi

dengan metode fenomenologi.

Jiwasraya adalah: ….Landasan atas komitmen tata kelola perusahaan

Hasil Penelitian dan Pembahasan

telah dimulai sejak tahun 2001. Prosesnya diawali Pembahasan

dengan

Hasil wawancara dan data yang diperoleh penulis, dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan, peningkatan nilai perusahaan dan pemenuhan

kewajiban

perusahaan

kepada

stakeholdersnya, maka seluruh manajemen dan karyawan menyadari bahwa nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh para pendahulu dan

prinsip-

prinsip Good Corporate Governance (GCG) harus

memberikan

pelaksanaan

perusahaan.

Keseriusan

komitmen dan kesungguhan penerapan tata kelola yang baik pula yang telah mengokohkan fondasi bisnis perusahaan hingga tetap eksis selama 154 tahun.

GCG

pemahaman

yang dan

bertujuan pengetahuan

komprehensif mengenai GCG dilanjutkan fase transformasi, pemetaan, sosialisasi, implementasi serta

evaluasi.

Selanjutnya

dalam

proses

implementasinya, perusahaan juga secara terus menerus

melakukan

penyempurnaan

untuk

pengoptimalan penyelenggaraan tata kelolanya dimasa yang akan datang....

secara utuh dan berkesinambungan diterapkan dalam

sosialisasi

Hasil wawancara dengan Ibu Wiwik selaku staff senior administrasi dan logistik PT. Asuransi Jiwasraya Palopo, beliau mengatakan motivasi yang mendorong Asuransi Jiwasraya melakukan praktik GCG adalah: .....Sebagai upaya peningkatan nilai perusahaan

Asuransi Jiwasraya telah berperan dalam memberikan perlindungan jiwa dan keuangan bagi para nasabahnya. Jiwasraya telah mampu bertahan dan terus berubah untuk menjadi lebih baik di tengah-tengah

persaingan

industri

dan menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Dan ini juga tentu dapat meningkatkan nilai kompetitif perusahaan dimata pemegang saham dan pemangku kepentingan...

asuransi

melewati 3 (tiga) kali tahun keemasan. Semua yang telah dilalui ini tidak terlepas dari komitmen perusahaan yang telah menerapkan GCG secara

Dalam dokumen PT. Asuransi Jiwasraya, visi dan misi perusahaan dinyatakan sebagai berikut : Visi:

134 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

Menjadi perusahaan yang terpercaya dan dipilih

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152



Melakukan kerjasama dengan pemasok sesuai

untuk memberikan solusi bagi kebutuhan asuransi

prinsip

dan perencanaan keuangan.

menguntungkan dan berkembang sebagai

Misi:

'partner in progres'.





Selalu memberikan rasa aman, kepastian dan



asuransi dan perencanaan keuangan.

berlaku.

Menciptakan

nilai

Pemegang

Saham



Menjaga kemitraan dengan penagih yang

(shareholder value creation) yang atraktif

memiliki integritas dan kompetensi dalam

melalui pengelolaan operasional dan investasi

penagihan premi. Penulis menarik kesimpulan PT. Asuransi

good corporate governance.

Jiwasraya juga memberikan perhatian kepada

Menjadi tempat pilihan untuk tumbuh dan

seluruh pihak yang berkepentingan, artinya dalam

berkembangnya

menjadi

menjalankan kegiatannya PT. Asuransi Jiwasraya

profesional yang memiliki integritas dan

tidak sekedar peduli pada pemegang saham tetapi

kompetensi

juga pada semua pihak yang berkepentingan.

karyawan

di

bidang

asuransi

dan

Data

yang

diperoleh

penulis

yaitu

Berkomitmen mengembangkan agen yang

penerapan prinsip-prinsip tata kelola Asuransi

memiliki dedikasi, kemampuan dan integritas

Jiwasraya

sehingga perusahaan menjadi tempat pilihan

implementasi tata kelola perusahaan. 10 poin

bagi agen yang ingin berkarier serta memiliki

tersebut diantaranya adalah:

Berpartisipasi

1.

mewujudkan melalui

peningkatan

kontribusi

Membangun

kemitraan

yang

diwujudkan

Membayar

dengan

deviden

kepada

saling

2.

Memberikan bonus kepada karyawan.

3.

Membentuk Tim Pengadaan Barang dan Jasa untuk setiap

bisnis

pengadaan barang/jasa.

meningkatkan

tahunan

poin

Pemegang Saham.

menguntungkan serta menciptakan sinergi untuk

10

dalam

proses pembangunan masyarakat.

keunggulan

kompetitif perusahaan. 

bisnis

sesuai dengan peraturan perundangan yang

kesejahteraan 

pengelolaan

kompetitif bagi pelanggan atas kebutuhan

penghasilan tinggi. 

praktek

saling

asuransi dan perencanaan keuangan yang

perencanaan keuangan. 

Mewujudkan

fairness,

kenyamanan melalui solusi inovatif dan

perusahaan yang berlandaskan prinsip-prinsip 

keterbukaan,

4.

kali pelaksanaan

Rapat antar Komisaris dan Direksi minimal

Meningkatkan penetrasi pasar dan kualitas

setiap 1 (satu) bulan sekali, atau lebih yang

pelayanan kepada pelanggan secara lebih

disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

efisien

dan

efektif

melalui

multiple

distribution channel seperti bancassurance, direct marketing dan financial planning.

5.

Memberlakukan

ketentuan

underwriting

dalam setiap proses pengakseptasian risiko.

135 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium 6.

Memenuhi

Juli 2014

ketentuan

minimal

tingkat

(Persero) dapat menyelenggarakan RUPS

kesehatan perusahaan (RBC). 7.

Melakukan

pengalihan

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

Luar Biasa.

risiko

kepada

2.

Dewan Komisaris Melakukan pengawasan secara umum

perusahaan Reasuransi.

dan/atau khusus serta memberikan nasehat 8.

Memiliki Standard Operating Procedure yang jelas untuk semua unit kerja.

9.

Menyampaikan

10.

Direksi

perusahaan.

dalam

Pengawasan

menjalankan dan

pemberian

informasi

nasehat meliputi antara lain: pelaksanaan

perusahaan terkait dengan pelaksanaan tata

rencana jangka panjang perusahaan, rencana

kelola perusahaan dapat di akses melalui

kerja

web site.

ketentuan-ketentuan

Adanya

program

segala

kepada

pengalihan

Penagih

dan

anggaran

Anggaran

Peranan Corporate dalam menerapkan GCG disampaikan oleh Bapak Udin selaku staff

memantau

yang

efektifitas

Dasar

berlaku praktek

serta GCG

perusahaan. Komposisi

senior Pertanggungan, menyampaikan bahwa:

serta

perusahaan, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan

menjadi Unit Manager.

perusahaan

Dewan

.....Perusahaan telah melengkapi pelaksanaan tata

ditetapkan

kelola

memungkinkan pengambilan keputusan yang

yang baik dengan struktur tata kelola

sedemikian

Komisaris

rupa

sehingga

yang baik...

efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak

Struktur tata kelola yang baik yang dimaksud

secara independen dalam arti tidak memiliki

adalah:

kepentingan

1.

kemampuannya

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

yang

dapat

dalam

menggangu melaksanakan

Saham

tugasnya secara mandiri dan kritis dalam

(RUPS) sebagai organ pemegang kekuasaan

hubungan satu sama lain terhadap Direksi.

tertinggi dalam PT. Asuransi Jiwasraya

Dewan Komisaris perusahaan saat ini terdiri

(Persero), dimana Komisaris dan Direksi

dari 4 (empat) orang Komisaris yang

menyampaikan

dipimpin

Rapat

Umum

Pemegang

laporan

dan

oleh

Komisaris

Utama

yang

mempertanggungjawabkan segala tugas dan

merangkap sebagai Komisaris Independen,

kewajibannya

pengawasan,

sedangkan 3 (tiga) orang lainnya adalah para

pelaksanaan dan pengelolaan PT. Asuransi

profesional dengan latar belakang keahlian

Jiwasraya (Persero) kepada pemegang saham,

yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

diselenggarakan satu kali dalam satu tahun.

Anggota

Disamping RUPS Tahunan, sesuai dengan

mengikuti proses penilaian dan kepatutan

kebutuhannya

terhadap kompetensi dan integritasnya oleh

dalam

PT.

hal

Asuransi

Jiwasraya

Dewan

Komisaris

juga

telah

Otoritas Pembina dan Pengawas. Dalam melakukan pengawasan terhadap kebijakan 136 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

Direksi dalam melaksanakan pengurusan

c. Rapat antara Dewan Komisaris dengan

perusahaan serta memberi nasehat kepada Direksi, Dewan Komisaris harus memenuhi

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

Komite Audit 3.

Direksi

prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Mematuhi

Direksi adalah organ Perseroan yang

ketentuan

peraturan

berwenang dan bertanggungjawab penuh atas

perundang-undangan, Anggaran Dasar

pengurusan Perseroan untuk kepentingan

perusahaan

dan

keputusan-keputusan

Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan

RUPS,

serta

prinsip-prinsip

Perseroan serta mewakili Perseroan baik di

profesionalisme, efisiensi, transparansi,

dalam maupun di luar pengadilan sesuai

kemandirian,

dengan ketentuan Anggaran Dasar. Dalam hal

akuntabilitas,

pertanggungjawaban serta kewajaran. b. Melaksanakan

penuh

selaku pimpinan, serta wajib mencurahkan

tanggungjawab dan itikad baik untuk

tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdian

kepentingan dan usaha perusahaan.

secara penuh pada tugas, kewajiban dan

c. Bertindak

tugas

dengan

pengurusan perusahaan, Direksi bertindak

sewaktu-waktu

untuk

perusahaan

dan

kepentingan

pencapaian tujuan perusahaan. Setiap anggota Direksi

bertanggungjawab kepada RUPS. d. Dalam

melakukan

bertanggungjawab

penuh

secara

pribadi apabila melakukan kesalahan atau

tindakan

lalai dalam menjalankan tugasnya tersebut

kepengurusan, bagi Dewan Komisaris

yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan,

berlaku semua ketentuan mengenai hak,

kecuali

wewenang

membuktikan sebaliknya.

dan

kewajiban

Direksi

terhadap perusahaan dan pihak ketiga. e. Pengawasan dengan

dilakukan

memberikan

tidak

hanya

atau

tidak

memberikan persetujuan atas tindakantindakan

Direksi

yang

memintakan

persetujuan Dewan Komisaris,

4.

yang

bersangkutan

dapat

Komite-Komite Komite yang terdapat pada Asuransi Jiwasraya terbagi dua, yaitu: a. Komite

di

bawah

dewan

komisaris

(Komite Audit)

tetapi

Berdasarkan Keputusan Komisaris PT

pengawasan dilakukan secara proaktif

Asuransi Jiwasraya (Persero) Nomor:

yang mencakup semua aspek bisnis

01/KEP.DK.0509 tanggal 29 Mei 2009

perusahaan.

tentang pemberhentian dan pengangkatan

Penyelenggaraan

rapat

Dewan

anggota-anggota

Komite

Komisaris paling sedikit setiap 1 (satu) bulan

Perusaahaan

sekali, yang terdiri dari :

Asuransi Jiwasraya dan Audit Committee

a. Rapat intern Dewan Komisaris.

Charter tanggal 28 Desember 2009,

b. Rapat antara Dewan Komisaris dengan

Komite Audit mempunyai tugas :

Direksi. 137 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Perseroan

(Persero)

Audit PT.

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium 1)

Juli 2014

Melakukan

identifikasi

evaluasi/pengkajian

dan

atas hal-hal

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152 8)

yang

kebijakan investasi yang ditetapkan oleh

dianggap penting oleh Dewan Komisaris. 2)

Membantu

Dewan

mendorong

Komisaris

terbentuknya

dalam

perusahaan serta menilai pelaksanaannya. 9)

sistem

Melakukan

evaluasi

atas

Melaksanakan tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris sepanjang masih dalam

pengendalian internal yang memadai. 3)

Mengevaluasi kecukupan dan ketepatan

lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris.

sistem

pengendalian internal perusahaan sebagai

Adapun peran dan tanggungjawab komite

upaya penyempurnaan, pengendalian dan

audit yaitu:

penciptaan

iklim

disiplin

guna

1)

meminimalisir terjadinya penyimpangan

Terkait

dengan

Laporan

Keuangan

(Financial Reporting).

dalam pengelolaan perusahaan. a. 4)

Meningkatkan efektivitas fungsi audit internal maupun audit eksternal dengan

Melakukan

pengawasan

pembuatan

laporan

proses

keuangan

dengan penekanan pada kepatuhan

cara menilai pelaksanaan kegiatan dan

terhadap standar dan kebijakan

hasil audit Divisi Satuan Pengawasan

akuntansi yang berlaku.

Intern maupun auditor eksternal, sehingga dapat

mencegah

pelaksanaan

b.

dan

Melakukan review atas laporanlaporan keuangan terhadap standar

pelaporan audit yang tidak memenuhi

dan

standar.

kebijakan

konsistensi 5)

Memberikan

rekomendasi

penyempurnaan internal

sistem

mengenai

akuntansi

terhadap

serta

informasi

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

pengendalian

perusahaan

c.

serta

Melakukan pengawasan atas audit eksternal,

implementasinya.

termasuk

melakukan

assessment mengenai kualitas jasa 6)

Memastikan terhadap

bahwa segala

prosedur

review

informasi

yang

audit

yang

dengan baik. Membantu

dilakukan

dan

merekomendasikan kewajaran fee

dikeluarkan perusahaan telah berjalan

7)

yang

dibebankan

oleh

auditor

eksternal. Dewan

memberikan meningkatkan

Komisaris

masukan kualitas

dalam untuk

transparansi

2)

Terkait

dengan

Manajemen

Pengendalian dan Risiko (Risk and Control Management).

Laporan Keuangan Tahunan perusahaan. a.

Melakukan

pengawasan

proses

manajemen risiko dan evaluasi 138 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

pengendalian

perusahaan,

memperkecil

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

guna

Corporate

kemungkinan

perusahaan.

terjadinya risiko dan dampak yang

e.

Memonitor

ditimbulkan. b.

Melakukan pengawasan terhadap

perundang-undangan

cakupan audit internal dan audit

peraturan lain yang berlaku bagi

eksternal dalam rangka memastikan

perusahaan.

bentuk

pengendaliannya

f.

Meminta

telah

(enam)

oleh para auditor, baik auditor

bahwa

manajemen

telah

auditor,

rekomendasi baik

dari

auditor

para

internal

maupun auditor eksternal. Terkait

dengan

Good

Internal

sekali

mengenai

di

perusahaan

dan

memberikan laporan. 5.

Komite Investasi

pengendalian risiko-risiko sesuai dengan

bulan

GCG

jajaran

melaksanakan

Auditor

cakupan review terhadap praktik

internal maupun auditor eksternal. Meyakini

maupun

melaporkan secara tertulis setiap 6

dipertimbangkan secara seksama

3)

kepatuhan

(compliance) terhadap peraturan

bahwa semua risiko utama dan

c.

Governance)

Dasar pembentukan Komite Investasi adalah

Keputusan

087.SK.U.0413

Direksi

tanggal

29

Nomor:

April

2013

tentang Pembentukan Komite Investasi PT

Corporate

Asuransi Jiwasraya (Persero). Tujuan

Governance.

Pembentukan

komite

investasi adalah untuk lebih mengoptimalkan a.

Memastikan bahwa Direksi telah menetapkan

nilai

dan

perusahaan

sasaran dan

mensosialisasikannya kepada para stakeholders. b.

Memastikan terpenuhinya aspek

Process perusahaan.

d.

prinsip prinsip Investasi yang sehat dan hatihati serta melibatkan lintas sektoral dalam menetapkan kebijakan Investasi. Tugas

akuntabilitas pada setiap Business

c.

hasil investasi dengan tetap memperhatikan

Melaksanakan

dan

Kewajiban

Komite

Investasi, adalah: 1. Memantau investasi

pelaksanaan berdasarkan

dan

kegiatan

batasan-batasan

pengawasan

transaksi secara umum dengan tetap

terhadap proses dan implementasi

mengacu pada pedoman Investasi yang

GCG di perusahaan.

telah ditetapkan.

Memonitor

terhadap

2. Melakukan monitoring atas pelaksanaan

kebijakan pendukung penerapan

Investasi oleh Tim Pengelola Investasi

GCG

(Divisi

(soft

kepatuhan

structure

Good

139 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Investasi)

berdasarkan

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

acuan/pedoman yang telah ditetapkan secara tertulis.

peraturan

3. Mengadakan pertemuan setiap bulan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan kegiatan investasi yang telah berjalan berdasarkan laporan hasil dan posisi investasi yang dibuat oleh Divisi Investasi serta programprogram

Kebijakan

yang

akan

penyempurna

perusahaan

berbagai

dalam

rangka

memenuhi prinsip GCG terdiri dari : 1. Code of Corporate Governance. 2. Audit Committe Charter. 3. Board Manual. 4. Code of Conduct. Perusahaan telah memiliki pedoman

dilaksanakan

perilaku untuk memenuhi standar perilaku

selanjutnya.

terhadap semua pegawai sebagai bagian 4. Melakukan review atas hasil investasi setiap bulan. 6.

Satuan Pengawasan Intern (SPI)

dalam organisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang bertugas membantu Direktur Utama dan Komite Audit dalam menjalankan pengawasan

perusahaan

untuk

yang

berkembang

sehat,

secara

wajar

mewujudkan tumbuh dan

dan dapat

menunjang perekonomian nasional. Tugas

audit

SPI

dan

efektivitas

sistem

pengendalian internal perusahaan dan mutu kerja dari pelaksanaan tanggung jawab yang ditetapkan.

Standar

seluruh

Jiwasraya

senantiasa

menekankan pentingnya pelaksanaan GCG secara efektif. Menurut pernyataan ibu Ani dari staff senior MA (Marketing Area): mendukung

implementasi

tata

kelola yang baik, Jiwasraya juga telah menyusun dan memiliki perangkat lunak (soft structure) sebagai penyempurnaan prosedurprosedur GCG...

penerapan perilaku

GCG tersebut

karyawan

perusahaan

untuk

menghindari praktek-praktek penyimpangan norma-norma maupun pelanggaran hukum yang bisa berdampak pada penurunan kinerja dan/atau citra dan reputasi perusahaan. Pedoman

perilaku

ini

juga

terus

disempurnakan secara berkala sesuai dengan perusahaan

dan

peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal yang

diatur

dalam

pedoman

perilaku

menyangkut etika hubungan dengan berbagai pihak

yang

terkait

dengan

operasional

perusahaan seperti : a)

Asuransi

....Untuk

perusahaan.

kebutuhan

mencakup:

pemeriksaan, pengkajian dan evaluasi atas kecukupan

komitmen

diharapkan mampu menggerakkan kesadaran

SPI merupakan satuan unit kerja

fungsi

pemenuhan

Hubungan dengan perusahaan :  Ketaatan terhadap hukum.  Benturan kepentingan. 

Kerahasiaan

dan

pengungkapan

informasi.  Penyimpangan dan penyalahgunaan aset.  Penggunaaan teknologi informasi.  Kesehatan dan keselamatan kerja.

140 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

 Kontribusi dan aktivitas politik.

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152 a)

Terciptanya

tingkat

kehematan

b)

Hubungan dengan sesama pegawai.

sumberdaya manusia yang optimal dan

c)

Hubungan dengan agen.

efektivitas

d)

Hubungan dengan penagih.

(konstruktif).

e)

Hubungan dengan pelanggan.

f)

Hubungan dengan pemasok.

Satuan Pengawasan Internal sebagai

g)

Hubungan dengan mitra bisnis.

penyempurnaan

h)

Hubungan dengan pesaing.

rangka mencapai tujuan organisasi

i)

Hubungan dengan pejabat negara.

(konsultatif).

j)

Hubungan dengan masyarakat

b)

c)

Pemberian

dan

Penerimaan

yang

maksimal

Dimanfaatkannya rekomendasi Divisi

kebijakan

dalam

Terciptanya ketaatan pada kebijakan, ketentuan

5. Kebijakan

hasil

dan

peraturan

yang

ditetapkan (protektif). 7. Kebijakan Benturan Kepentingan.

Hadiah dan Suap. Perusahaan menegaskan komitmennya untuk

Direksi Perusahaan juga telah menerbitkan

mewujudkan

pengelolaan

keputusan mengenai peraturan penanganan

perusahaan yang etis, fair dan transparan

benturan kepentingan yang memuat: jenis

melalui keputusan Direksi tentang peraturan

(pertimbangan

pemberian

pengadaan

praktik

dan

lingkungan

penerimaan

perusahaan.

hadiah

Melalui

di

surat

keputusan ini perusahaan menegaskan sikap dan menetapkan peraturan yang jelas dan

kepegawaian,

barang/jasa

serta

proses aktivitas

sampingan), pengungkapan dan pelaporan serta sanksi-sanksinya. 8. Kebijakan Kepatuhan Hukum dan Peraturan

tegas terhadap pemberian dan penerimaan

Perundang-undangan.

hadiah

Berdasarkan wawancara yang diperoleh

yang

pemberian

meliputi:

donasi

dan

larangan hadiah,

suap, berikut

peneliti,

Asuransi

Jiwasraya

telah

mekanisme pelaporan, pemeriksaan dan

mempublikasikan informasi dengan tujuan

sanksi-sanksinya.

untuk

menjembatani

komunikasi

serta

membuka akses seluas-luasnya bagi para

6. Internal Audit Charter. Internal Audit Charter mengatur dengan

pemangku kepentingan, perusahaan telah

jelas tentang kedudukan, ruang lingkup, hak

memiliki

dan kewajiban, kewenangan, tanggungjawab

http/www.jiwasraya.co.id

profesi, metode kerja dan sistem pelaporan

dipergunakan untuk mengakses berbagai

fungsional

informasi penting terkait dengan perusahaan:

SPI

sebagai

pejabat

yang

website

laporan

perusahaan

keuangan

yang

yakni: dapat

independen dan profesional. Internal Audit

seperti

perusahaan,

Charter sebagai pedoman yang mendukung

informasi terkait dengan polis dan informasi

fungsi dan misi SPI guna mendorong:

lainnya. Melalui website tersebut juga dapat diakses informasi terkait profil perusahaan,

141 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

produk dan kinerja Jiwasraya yang terus menerus

diperbaharui.

menggunakan penyebaran

Perusahaan

media-media informasi

lain

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152 c.

Auditor Eksternal tersebut harus bebas

juga

dari pengaruh Komisaris, Direksi dan

untuk

pihak yang berkepentingan lainnya di

perusahaan

dan

produknya seperti : talk show, iklan media

perusahaan. d.

Auditor Eksternal harus memiliki akses

cetak dan audio visual, billboard, wall sign

atas semua catatan akuntansi dan data

dan

penunjang yang diperlukan sehingga

sebagainya.

komunikasi

dan

Sedangkan informasi

untuk internal

memungkinkan

memberikan

perusahaan, seluruh jajaran insan Jiwasraya

pendapatnya tentang kewajaran, ketaat-

bisa mendapatkan informasi perusahaan

azasan,

melalui majalah dinding, dan jaringan situs

keuangan perusahaan asuransi dengan

internal (corp mail, HCMIS).

standar akuntansi keuangan Indonesia.

Dari

hasil

wawancara

yang

dilakukan peneliti, PT. Asuransi Jiwasraya memiliki

Auditor

kesesuaian

laporan

Auditor Eksternal tidak diperbolehkan memberikan jasa lain selain jasa audit.

yang

Perusahaan Asuransi Jiwasraya

bertanggung jawab atas opini terhadap

pada tahun 2013 telah dilakukan penilaian

pemeriksaan laporan Keuangan dan Laporan

(assessment) penerapan GCG oleh pihak

Manajemen

assessor independent untuk mengetahui

lainnya

Eksternal

e.

dan

yang

dipersiapkan

Direksi, Auditor Eksternal juga menjadi

sejauh

indikator bagi stakeholders dalam menilai

implementasi prinsip-prinsip GCG telah

kondisi perusahaan. Hubungan perusahaan

dijalankan

perusahaan.

dengan Auditor Eksternal harus memenuhi

dilakukan

dengan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

metodologi assessment yang mengacu

a.

Auditor Eksternal yang ditunjuk harus

pada

memiliki integritas dan reputasi yang

Assessment

baik,

perusahaan

Corporate Governance di BUMN dengan

Asuransi yang sahamnya tercatat di

parameter baru sesuai dengan Keputusan

bursa, harus menunjuk Kantor Akuntan

Sekretaris Kementerian BUMN Nomor:

Publik

SK-16/S/MBU/2012. Hasil assessement

b.

khusus

(KAP)

untuk

yang

terdaftar

di

mana

Kerangka

pelaksanaan

Penilaian menggunakan

Acuan

dan

dan

Pelaksanaan

Penerapan

Good

Bapepam.

yang dilakukan oleh pihak Konsultan

Penunjukan KAP dilakukan oleh RUPS

Independen PT. Titian Usaha Kami pada

berdasarkan proses yang transparan

tahun 2013 selaku assessor adalah 87,15

atas

atau

rekomendasi

Komisaris

atau

Komite Audit setelah melalui seleksi berdasarkan kriteria dan ketentuan perusahaan.

mencapai

kualifikasi

SANGAT

BAIK. Dari kuesioner

142 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

hasil yang

wawancara dibagikan

dan kepada

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium informan,

Juli 2014

maka

penulis

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

memperoleh

keuangan yang diterbitkan dalam

informasi mengenai prinsip-prinsip GCG

annual report tahunan.

yang diterapkan di Asuransi Jiwasraya

5.

Asuransi

Jiwasraya

telah

yang antara lain :

mempublikasikan informasi lain

a.

yang material.

Keterbukaan (Transparency) 1.

Asuransi

Jiwasraya

mengungkapkan

informasi

6.

akurat

diperbandingkan diakses

dan

dapat

serta

mudah

oleh

kepentingan

b.

Akuntabilitas (Accountability) 1.

dengan

Asuransi

jiwasraya

informasi

(job

description) yang jelas, sesuai

telah teknologi

manajemen

menyempurnakan informasi,

untuk

kelengkapan

keakuratan

ketepatan

dan

waktu

dalam

masing-masing. 2.

Asuransi

Jiwasraya

menetapkan

telah

penilaian

untuk

melakukan

secara

“fair”

kerja,

penilaian

atas

karyawan,

kinerja

perusahaan

penyediaan dan integrasi data

menerapkan sistem manajemen

untuk

kinerja

kebutuhan

bisnis.

menggunakan

Penggunaan teknologi paper less

performance management yang

juga

sistem

menerapkan

menjadi

berdasarkan

telah

penyajian

4.

tugas

dengan fungsi dan kedudukannya

mengembangkan

3.

Asuransi Jiwasraya sudah ada pembagian

haknya. 2.

telah

dengan jelas.

pemangku

sesuai

Jiwasraya

menetapkan tujuan perusahaan

secara tepat waktu, memadai, jelas,

Asuransi

mengubah informasi

lebih komunikatif, efektif dan

proses

efisien.

pelanggan,

Asuransi

Jiwasraya

telah

penilaian aspek

bisnis,

financial, pelayanan

kompetensi

inovasi.

serta

Performance

menerapkan manajemen resiko

Management

dalam

perusahaan

sebagai acuan penegakan disiplin

untuk meminimalkan berbagai

agar tercipta iklim kerja yang

risiko

sehat dan kondusif sehingga

tingkatan

yang

dapat

menggangu/mempengaruhi

kebijakan

kinerja perusahaan.

punishment

Asuransi

Jiwasraya

mempublikasikan

telah informasi

juga

digunakan

reward bisa

dan

diterapkan

secara adil dan konsisten kepada seluruh karyawan.

143 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium 3.

Juli 2014

Asuransi komite

Jiwasraya audit

yang

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

memiliki

kesalahan-kesalahan yang biasa

langsung

timbul dari dalam perusahaan.

dibawahi oleh dewan komisaris. 4.

5.

Asuransi

Jiwasraya

2.

sudah

diungkapkan dan dipublikasikan

membentuk auditor internal dan

secara wajar kepada stakehoders.

menetapkan kembali peran dan

Informasi tersebut dapat diakses

fungsi auditor internal.

di www.jiwasraya.co.id.

Asuransi

Jiwasraya

yang

e.

berkualitas

Kemandirian (Independency) 1.

Asuransi

Jiwasraya

dalam

dan

pengambilan keputusan tidak ada

menggunakan auditor eksternal

pengaruh dan kepentingan dari

yang independen, yaitu auditor

kelompok

eksternal

tertentu.

dari

KAP

yang

terdaftar di Bapepam.

2.

atau

golongan

Asuransi

Jiwasraya

Pertanggungjawaban (Responsibility)

menggunakan tenaga ahli yang

1.

bekerja secara profesional dan

Asuransi

Jiwasraya

mempertimbangkan tanggungjawab

independen,

sosial

dalam

eksternal

setiap program dan prosedur 3.

mencari profit. 2.

Jiwasraya

membuat

peraturan-peraturan

dalam

telah

dengan

yang

Asuransi

melanggar

Jiwasraya

akan

berusaha

dan

memiliki

tentang

benturan

Simpulan Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

terlihat dari: Keterbukaan (Transparency) Perusahaan

Kewajaran (Fairness) Asuransi

Jiwasraya

telah

membuat

kebijakan

untuk

perusahaan

Asuransi Jiwasraya (persero) telah tercapai, hal ini

a.

yang baik dan terpercaya.

memproteksi

benturan

penerapan Good Corporate Governance pada PT.

menciptakan lingkungan bisnis

1.

menghindari

pedoman

dikenakan sanksi. 3.

yang

kepentingan tersebut.

prilaku bagi karyawan. Apabila ada

KAP

berusaha

peraturan

kekuasaan,

membuat

auditor

Jiwasraya

kepentingan

menghindari

penyalahgunaan

dari

Asuransi untuk

Asuransi

misalya

terdaftar di Bapepam.

perusahaan, tidak semata-mata

d.

informasi

telah

menggunakan auditor eksternal

c.

Setiap

secara

terbuka

menyediakan

informasi (secara akurat dengan tepat waktu) mengenai kinerja perusahaan, yang mana

dari

144 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium informasi

b.

tersebut

dapat

diakses

oleh

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

dilakukan ini, yaitu hasil dari penelitian ini hanya

stakeholders dengan mudah.

berasal dari satu perusahaan saja dengan fokus

Akuntabilitas (Accountability)

pada perusahaan asuransi yang termasuk BUMN

Bentuk sudah seluruh

c.

Juli 2014

pertanggungjawaban diwujudkan

dengan

perangkat

perusahaan

dan tidak menyangkut perusahaan asuransi selain

menyediakan

BUMN. Penelitian yang akan datang diharapkan

pengawasan

secara

dapat

melibatkan

lebih

banyak

perusahaan

komperhensif serta siap untuk digugat sesuai

asuransi dan dengan berbagai model, baik BUMN

peraturan dan regulasi yang berlaku.

maupun swasta.

Pertanggungjawaban (Responsibility)

Daftar Pustaka

Perusahaan selalu berusaha untuk menjadikan perusahaan berkategori sehat serta memiliki nilai

tambah

bagi

masyarakat

sekitar

perusahaan. d.

Kewajaran (Fairness) Informasi diungkapkan dan dipublikasikan secara wajar kepada stakeholders, perusahaan juga membuat kebijakan untuk memproteksi

Ardianingsih, Arum. 2012. Analisis Mekanisme Corporate Governance Pada Pemberian Opini Audit dengan Penjelasan Going Concern. Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Online) Vol 11, No 1 (http://portalgaruda.org/download_article), (diakses 25 Oktober 2013). Basrowi & Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia.

perusahaan dari kesalahan-kesalahan yang biasa timbul dari dalam perusahaan. e.

Kemandirian (Independency) Perusahaan menggunakan tenaga ahli yang bekerja secara profesional dan independen, dan memiliki peraturan tentang benturan kepentingan. Saran Berdasarkan penelitian atas penerapan

Good Corporate Governance pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero) di Kota Palopo, maka peneliti mengajukan saran sebagai bahan pertimbangan yaitu agar PT. Asuransi Jiwasraya (persero) tetap menerapkan

prinsip-prinsip

GCG

bahkan

Cahyaningsih & Venty. 2011. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung jawab Sosial. Jurnal Siasat Bisnis (Online), Vol 15, No 2. (http://fecon.uii.ac.id), (diakses 20 Januari 2013). Febriyanti, Diah. 2010. Good Corporate Governance Sebagai Pilar Implementasi Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada PT.Bank X, Tbk). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Hery. 2010. Potret Profesi Audit Internal. Bandung : Alfabeta. http://jhohandewangga.wordpress.com. 27 Februari 2012. Makalah Tentang Asuransi. (diakses 31 Januari 2014).

menyempurnakannya dengan kebijakan-kebijakan

http://www.jiwasraya.co.id

yang dibuat perusahaan.

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi Pada

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat lebih mengembangkan penelitian yang telah

145 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Vol. 04 No. 02 Jurnal Equilibrium

Juli 2014

Perusahaan Publik di BEJ). Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Keputusan Menteri BUMN No Kep-117/MMBU/2002 tentang penerapan praktik Good Corporate Governance pada BUMN. Jakarta: Kementerian BUMN. Nuryanah. 2004. Analisis Ketaatan Emiten terhadap Board Governance. Studi Kasus Tahun 2002, Simposium Nasional Akuntansi VII, Desember, Hal 246-255.

Halaman 131-146 ISSN 2089-2152

Triyuwono, Iwan. 2013. Makrifat Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Mengembangkan Disiplin Akuntansi, Simposium Nasional Akuntansi XVI, September. Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.

Oktafia, Yufenti. 2010. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. (Online), (http://ejournal.uinmalang.ac.id), (diakses 25 Oktober 2013). Pasorong, Andrew Mikha. 2012. Evaluasi Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Terhadap Prosedur Pemberian Kredit Pada Lembaga Perbankan (Studi Empiris Pada PT. Bank Central Asia (Persero) Tbk). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Busines. Buku 1, edisi 4, Jakarta: Salemba Empat. . 2006. Research Methods For Busines. Buku 2, edisi 4, Jakarta: Salemba Empat. Sundayani, Lilir. 2013. Pengaruh Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. Susiana. & Herawaty, A. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi X, Juli, Hal. 1-31. Tadikapury, Violetta Jingga. 2011. Penerapan Good Corporate Governance.Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 146 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4