GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149
ISSN: 2301-6671
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KEARIFAN LOKAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA Dazrullisa Dosen Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh E-mail:
[email protected] Abstrak: Pendidikan menjadi jalur utama guna menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan berbasis kearifan lokal. Pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain kedalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global. Selain itu, kearifan lokal juga dapat menajdikan minat belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran matematika berbasis kearifan lokal terhadap minat belajar siswa. Penelitian ini menggunakan peelitian deskriptif kualiatatif. Data penelitian dikumpulkan melalui pengamatan kegiatan pembelajaran dan wawancara terhadap siswa serta angket minat belajar dan tes akhir. Data dianalisis secara kualitatif berdasarkan indikator minat belajar siswa yang diamati. Berdasarkan hasil angket sebanyak 76,16% siswa berminat mempelajari pembelarajan matematika berbasis kearifan lokal. Selain itu hasil belajar siswa juga berpengaruh, dimana ketuntasan belajar sudah mencapai nilai KKM sebesar 63 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 82,08% dan nilai rata-rata kelas sebesar 16,41. Dari keseluruhan 27 siswa, seluruhnya tuntas. Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Kearifan Lokal, Minat Belajar.
mampu memaknai kegunaan matematika dalam
PENDAHULUAN
kehidupan. Pembelajaran matematika di sekolah merupakan pelajaran wajib yang harus diajarkan di sekolah. Dalam pembelajaran matematika, siswa sering dihadapkan pada masalah-masalah. Masalah-masalah
dalam
pembelajaran
matematika diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami dan menyelesaikan masalah-masalah
yang
diberikan
karena
masalah-masalah tersebut ada dalam lingkungan siswa atau sering dijumpai oleh siswa dalam kehidupan nyata. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat
memahami
bahwa
pembelajaran
matematika di sekolah harus diposisikan sebagai
Pemaknaan matematika oleh siswa di Indonesia perundangan
haruslah yang
berdasarkan berlaku
di
aturan Indonesia.
Didalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 tahun 2006 tentang Standar Isi, yang menyebutkan bahwa pelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan 1).Memahami konsep matematika, konsep
dan
menjelaskan
keterkaitan
mengaplikasikan
konsep
antar atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 2).Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
pembelajaran yang penting, sehingga siswa 141
GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149 manipulasi
ISSN: 2301-6671
matematika
dalam
membuat
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan
dan
pernyataan
Memecahkan
masalah
matematika.3). yang
meliputi
dalam
lingkungan
sosial,
empat
tujuan
pendidikan matematika tersebut adalah : 1.
Tujuan praktis (Practical Goal):Tujuan
praktis
berkaitan
dengan
kemampuan memahami masalah, merancang
kemampuan
model matematika, menyelesaikan model dan
matematika untuk menyelesaikan masalah yang
menafsirkan
terkait dengan kehidupan sehari-hari.
solusi
yang
diperoleh.4).
siswa
pengembangan
untuk
menggunakan
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,
2.
tabel
untuk
Tujuan ini berorientasi pada kemapuan siswa
memperjelas keadaan atau masalah.5). Memiliki
untuk berpartisipasi secara aktif dan cerdas
sifat menghargai kegunaan matematika dalam
dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
kemasyarakatan
perhatian
pendidikan
diagram
dan
atau
media
minat
lain
dalam
mempelajari
Tujuan kemasyarakatan (Civic Goal):
hubungan
kemasyarakatan.
menunjukan matematika
Tujuan
bahwa
tujuan
tidak
hanya
matematika serta sifat ulet dan percaya diri
mengembangkan kemampuan kognitif siswa
dalam pemecahan masalah.
tetapi juga aspek afektif siswa. Pendidikan
Tujuan pendidikan matematika pun
matematika seharusnya bisa mengembangkan
diungkapkan Ramaley (Wijaya, 2012) yang
kemampuan sosial siswa, khususnya kecerdasan
menyatakan tujuan pendidikan yang lebih luas
intrapersonal.
dan
3.
tidak
terikat
konteks
kenegaraan
Tujuan profesional (Professional Goal):
dikemukakan oleh Plato dan Socrates yang
Pendidikan harus bisa mempersiapkan siswa
memposisikan pendidikan untuk membimbing
untuk terjun ke dunia kerja. Tujuan pendidikan
manusia dalam mengungkap hukum alam
ini
(Natural Law) serta kebenaran dan keindahan
masayarakat
(The Truth and Beauty) yang melandasi
menempatkan pendidikan sebagai alat untuk
kehidupan manusi. Pendidikan secara nyata
mencari pekerjaan.
harus dapat memberikan kemudahan bagi
4.
manusia
alam,
merupakan suatu bentuk dan sekaligus produk
kebenaran dan keindahan untuk kepentingan
budaya. Oleh karena itu, pendidikan matematika
kehidupan
perlu menempatkan matematika sebagai hasil
dalam
memahami
manusia
hukum
dalam
menyelesaikan
berbagai persoalan yang dihadapi. Pada pemahaman selanjutnya, NCTM (Wijaya, 2012) merumuskan tujuan pendidikan
memang
dipengaruhi secara
oleh
umum
pandangan
yang
sering
Tujuan budaya (Cultural Goal): Pendidikan
kebudayaan manusia dan sekaligus sebagai suatu proses
untuk
mengembangkan
suatu
kebudayaan.
matematika jika ditinjau dari posisi matematika 142
GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149 Dalam
hal
dapat
perubahan yang terjadi pada masyarakat yang
digunakan sebagai pembentukan alat dalam dan
kebudayaannya sudah maju atau kompleks,
untuk kehidupan. Matematika dapat dijadikan
bisaanya terwujud dalam proses penemuan
sebagai
dan
(discovery), penciptaan baru (invention), dan
menyelesaikan masalah yang ditemukan dan
melalui proses difusi (persebaran unsur-unsur
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
kebudayaan). Ketiga komponen itu secara
diberikannya masalah-masalah yang berkaitan
bersama
dengan kehidupan nyata, siswa akan dengan
dalam suatu masyarakat dan berdampak pada
mudah memahaminya. Menurut Irianto (2009)
perubahan peradaban dalam proses yang lama.
alat
pendidikan
itu,
ISSN: 2301-6671
pendidikan
dalam
kearifan
proses
modernisasi
Teknologi modern secara sadar dan
dikatakan sebagai model pendidikan yang
tidak sadar telah mengubah kehidupan manusia.
memiliki relevansi tinggi bagi pengembangan
Pada masa sekarang ini, manusia hidup penuh
kecakapan hidup (life skills), dengan bertumpu
dengan angan-angan dan harapan akan adanya
pada pemberdayaan keterampilan dan potensi
peningkatan
lokal
modernisasi, sehingga hal tersebut menimbulkan
masing-masing
lokal
menghasilkan
dapat
di
berbasis
memahami
daerah.
Materi
kesejahteraan
adanya
pembelajaran juga harus memiliki makna dan
kehidupan
relevansi tinggi terhadap pemberdayaan hidup
kebendaan. Kondisi tersebut lebih berpihak pada
mereka secara nyata, berdasarkan realitas yang
orang yang mempunyai modal, terbentuknya
dihadapi. Kurikulum yang harus disiapkan
kekuasaan
yang
sentralistik
adalah kurikulum yang sesuai dengan kondisi
intervensi
nilai
sebagai
lingkungan hidup, minat, dan kondisi peserta
pengembangan kelembagaan dan transformasi
didik. Selain itu, harus memperhatikan juga
kultural (culture determinism). Hal tersebut
kendala-kendala sosiologis dan kultural yang
adalah buah dari adanya hedonisme yang lebih
dihadapi. Kearifan lokal merupakan pedoman
mengutamakan nilai kebendaan, sehingga nilai-
dalam hidup dan karakter bangsa Indonesia.
nilai lokal termasuk kearifan lokal Sunda
Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah
menjadi tergeser. Generasi sekarang ini banyak
pendidikan yang mengajarkan peserta didik
menganggap jika menggunakan barang dan
untuk selalu lekat dengan situasi konkret yang
budaya luar lebih keren dan gaul daripada
mereka hadapi.
belajar budaya lokal. Jika hal ini dibiarkan terus
Selanjutnya
perkembangan
teknologi
modern menyebabkan terjadinya perkembangan kebudayaan, hal ini dikarenakan kehidupan ini bersifat
dinamis.
Menurut
Marfai
(2012),
yang
akibat
hedonis/mengagungkan
dan
adanya
langkah-langkah
menerus, maka akan menyebabkan berubahnya struktur kehidupan dalam masyarakat. Atas dasar kedua hal tersebut, kiranya kearifan lokal sebagai bagian dari kehidupan 143
GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149 dijadikan
sebagai
ISSN: 2301-6671
sumber
pelengkap
para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup
pembelajaran. Kearifan lokal yang merupakan
sekitar mereka, menjadi pengetahuan itu sebagai
nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang
bagian dari budaya dan memperkenalkan serta
dalam masyarakat akan memudahkan siswa
meneruskan dari generasi ke generasi. Beberapa
dalam
bentuk pengetahuan tradisional itu muncul lewat
memahami
dan
maupun
menyelesaikan
masalah-masalah yang diberikan, serta siswa
cerita-cerita,
menjadi lebih tertarik untuk menyelesaikan
nyanyian, ritual-ritual dan juga aturan-aturan
permasalahan-permasalahan
diberikan
hukum setempat. Hal tersebut relevan dengan
karena masalah tersebut ada pada kehidupan
tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam
sehari-hari. Hal ini juga menunjukkan bahwa
Permendiknas Nomor 20 tahun 2006 tentang
nilai-nilai
melandasi
Standar Isi dan NCTM yang telah dibahas di
kebiasaan orang untuk berinteraksi, berpikir, dan
atas, dimana disebutkan bahwa pendidikan
belajar. Oleh
karena itu, dapat dinyatakan
merupakan suatu bentuk dan sekaligus produk
bahwa cara berpikir dan cara belajar seseorang
budaya. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa
dipengaruhi nilai-nilai budaya dan tradisi yang
pembelajaran
dimiliki.
kebudayaan manusia, sekaligus sebagai suatu
budaya
Secara merupakan
dan
yang
tradisi
konseptual,
kearifan
lokal
proses
kebijaksanaan
manusia
yang
kebudayaan.
legenda-legenda,
matematika
untuk
nyanyian-
merupakan
hasil
mengembangkan Salah
satunya
suatu dengan
bersandar pada filosofi nilai-nilai, cara-cara dan
menggunakan kearifan lokal sebagai suatu
prilaku yang melembaga secara tradisional.
produk
Secara filosofis, kearifan lokal dapat diartikan
manusia.
sebagai
sistem
yang
dihasilkan
oleh
masyarakat
Kearifan lokal menjadi penting dan
lokal/pribumi (indigenous knowledge systems)
bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang
yang bersifat emperis dan pragmatis. Bersifat
mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima
emperis karena hasil olahan masyarakat secara
dan mengklaim suatu hal yang manjadi nilai-
lokal
terjadi
nilai budaya sebagai bagian dari kehidupan
Bertujuan
mereka. Dengan cara itulah, kearifan lokal dapat
pragmatis karena seluruh konsep yang terbangun
disebut sebagai jiwa budaya lokal. Hal itu dapat
sebagai
dilihat dari eksperesi kearifan lokal dalam
berangkat
disekeliling
pengetahuan
kebudayaan
fakta-fakta
kehidupan
hasil
olah
yang
mereka.
pikir
dalam
system
pengetahuan itu bertujuan untuk memecahkan
kehidupan
sehari-hari
karena
telah
masalah sehari-hari (daily problem solving).
terinternalisasi dengan sangat baik. Tiap bagian
Dapat dipahami bahwa kearifan lokal
dari kehidupan masyarakat lokal diarahkan
adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh
secara arif berdasarkan sistem pengetahuan 144
GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149
ISSN: 2301-6671
mereka, dimana tidak hanya bermanfaat dalam
Indikator minat belajar terdiri dari perbuatan,
aktivitas keseharian dan interaksi dengan sesama
perhatian dan perasaan senang.
saja, tetapi juga dalam situasi-situasi yang tidak terduga seperti bencana yang datang tiba-tiba. Dari ke semua ungkapan diatas, kearifan lokal
1. Partisipasi/Perbuatan:
Minat
yang
telah
tidak hanya dapat dijadikan sebagai produk
muncul, diikuti oleh tercurahnya perhatian
pendidikan, namun juga sebagai sumber dari
pada kegiatan belajar mengajar, dengan
bahan
menjadi
sendirinya telah membawa murid ke suasana
jembatan bagi siswa untuk lebih mengenal dan
partisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mendekatkan diri terhadap nilai-nilai budaya di
mengajar. Kegiatan berpartisipasi aktif tidak
daerahnya.
selalu berupa gerakan-gerakan badaniah.
pendidikan,
Minat
yang
besar
mampu
pengaruhnya
terhadap
Murid-murid yang ikut aktif secara aqliyah
belajar, karena bila bahan pelajaran yang
atau
secara
bathiniyah
dalam
proses
dipelajari untuk sesuai dengan minat siswa,
pengajaran. Sementara itu, minat tidak timbul
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya
secara tiba-tiba atau spontan melainkan
karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto,
timbul akibat dari partisipasi. Jadi, jelas
1995: 57).
bahwa soal minat akan selalu berkait dengan
Usman Effendi dan Juhaya S. Praja
soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena
(1989: 72) berpendapat bahwa minat itu dapat
itu, yang penting bagimana menciptakan
ditimbulkan dengan cara sebagai berikut: 1).
kondisi tertentu agar siswa selalu aktif dan
Membangkitkan suatu kebutuhan misalnya,
ingin terus belajar.
kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk
2. Perhatian
mendapatkan penghargaan dan sebagainya. 2).
Perhatian
Menghubungkan
pengalaman-
dilakukan seseorang dalam hubungannya
pengalaman yang lampau, 3). Memberikan
dengan pemulihan rangsangan yang datang
kesempatan mendapat hasil yang baik “Nothing
dari lingkungannya (Slameto, 1996: 183)
succes like success” atau mengetahui sukses
mengemukakan bahwa istilah perhatian dapat
yang diperoleh individu itu sebab sukses akan
berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula
memberikan rasa puas.
minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada
dengan
Selanjutnya, akan memperoleh ukuran
suatu
merupakan
masalah
yang
kegiatan
sedang
yang
dipelajari.
dan data minat belajar siswa, kunci pokoknya
Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh
adalah
perasaan siswa dalam minatnya terhadap
dalam
mengetahui
indikatornya.
belajar. Siswa yang berperasaan tidak senang 145
GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149
ISSN: 2301-6671
dalam belajar dan tidak berminat dalam
berperasaan tidak senang juga akan kurang
materi pelajaran. Akan mengalami kesulitan
berminat dan sebaliknya.
dalam memusatkan tenaga dan energinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Sebaliknya siswa yang berperasaan senang
mendeskripsikan bagaimana minat belajar siswa
dan berminat akan mudah berkonsentrasi
berbasis kearifan local dalam pembelajaran
dalam
matematika.
belajar.
merupakan
Selanjutnya
perhatian
konsentrasi atau aktifitas jiwa
kita terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya.
Dengan
METODE PENELITIAN
mengenyampingkan
yang lain dari pada itu.
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
memperoleh gambaran mendalam mengenai
3. Perasaan
minat belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang
di SMP Negeri 5 Nagan Raya pada Semester
sedikit banyak yang bersifat subjektif, untuk
Genap
merasakan senang atau tidak senang dan
penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 5
yang tidak bergantung pada perangsang dan
Seunagan Nagan Raya. Minat belajar siswa
alat-alat indra . Maka merasa itu adalah
dilihat ketika proses kegiatan pembelajaran dan
kemampuan untuk menghayati perasaan atau
diperoleh melalui instrument lembar observasi
rencana. Rencana itu bergantung kepada (a)
dan wawancara, angket serta tes.
isi-isi kesadaran, (b) kepribadian, (c) kondisi psikisnya.
Ringkasnya,
rencana
ini
tahun
ajaran
2017/2018.
Subjek
Lembar observasi berisikan beberapa deskripsi
kegiatan
berdasarkan
aspek
merupakan reaksi-reaksi rasa dari segenap
pengamatan minat belajar siswa. Hal ini untuk
organisme psiko fisik manusia. Perasaan
melihat sejauh mana minat belajar siswa dengan
momentan dan intensional. Momentan berarti
pembelajaran berbasis budaya lokal. Sedangkan
bahwa perasaan pada saat-saat tertentu,
wawancara, angket dan tes dilakukan untuk
intensional berarti bahwa reaksi perasaan
melihat keabsahan data yang dilakukan pada
diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau
observasi.
situasi tertentu. Apabila situasi berubah,
berdasarkan indikator minat belajar siswa.
maka
perasaan
berganti
pula
sehingga
Berikut
Antara
dan
Indikator
Sub indikator
Partisipasi
Siswa
terdapat hubungan timbal balik, sehingga
perbuatan
memperhatikan
mengherankan
berperasaan
belajar siswa
senang
tidak
minat
pengamatan
Tabel pedoman observasi minat
perasaan momentan dan intensional dapat digolongkan ke dalam perasaan tidak senang.
pedoman
kalau
siswa
yang
guru
menjelaskan 146
GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149
ISSN: 2301-6671
pembelajaran Siswa
aktif
Adanya
senang
dengan
Sumber: Effendi (1989: 72)
hubungan
Teknik analisis data yang digunakan
timbal balik antara guru dan siswa
pada
Siswa
mempersiapkan data untuk dianalisis. Kemudian
memperhatika guru
Membaca
dalam belajar
data/informasi menjadi segmen-segmen tulisan
Menjawab
Perasaan
kurang
pembelajaran.
bertanya
Perhatian
Siswa
setiap
penelitian
adalah
keseluruhan
mengolah
data,
dan
menganalisis
sebelum memaknainya, melakukan deskripsi
pertanyaan guru
dari informasi yang diperoleh dan disajikan
Siswa asik sendiri
kembali dalam narasi/laporan kualitatif. Setelah
dalam belajar
semua di analissi kemudian menginterpretasi
Siswa
senang
atau memaknai data yaitu berupa makna yang
dengan
metode
berasal dari perbandingan antara hasil penelitian
yang
diterapkan
dengan
informasi
yang
berasal
dari
literature/teori atau membuat pembahasan dari
guru siswa
antusias
dalam belajar
data yang didapatkan kemudian disesuaikan dengan
teori.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil anlisis data yang
menelaah permasalahan dari hasil analisis data
dilakukan melalui obsevasi, wawancara, angket
angket minat belajar siswa yang diberikan
dan tes dengan menggunakan indikator minat
kepada siswa setelah kegiatan pembelajarn
belajar, maka ada terdapat beberapa siswa yang
berlangsung. Dari permasalahan yang dialami
minat belajarnya tinggi, rendah dan sedang.
oleh siswa selama mengikuti pembelajaran
Berikut
matematika
uraian
minat
belajar
berdasarkan
sebelumnya,
maka
melalui
indikator yang digunakan. Hasil penelitian
penerapan kearifan lokal dalam pembelajaran
menunjukkan
diharapkan
pembelajaran
minat belajar siswa dalam matematika
dengan penerapan
baru
dipengaruhi
kearifan lokal.
dapat
mempengaruhi
dan
meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata
Dengan
147
GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149
ISSN: 2301-6671
palajaran matematika. Materi yang disampaikan
Dalam kegiatan tersebut menunjukkan
dalam pembelajaran adalah adalah bangun datar.
antusias belajar siswa sangat berpengaruh dengan
Pada
awal
pembelajaran
guru
tujuan
pembelajaran.
Guru
menyampaikan
memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi
kepada
siswa
dan
menjelaskan
pengertian bangun datar berdasarkan kearifan lokal. Guru mengulas hal-hal yang berhubungan dengan bangun datar, kemudian menuntun siswa untuk mengamati berbagai budaya lokal yang ditampilkan
yang
berhubungan
matematika.
Kemudian
guru
dengan memberi
pertanyaan kepada siswa tentang bangun datar lainnya yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. Dan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan apa saja yang mereka ketahui berkaitan dengan gambar yang ditampilkan. Kemudian
guru
memberi
penjelasan
dan
mengkaitkan bentuk-bentuk lain dari kearifan lokal yang umum didapatkan oleh siswa. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa yang telah disusun berdasarkan etnomatematika
penggunaan
budaya
lokal
dalam
pembelajaran. Dari hasil data angket minat belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan
penerapan kearifan lokal sangat
berpengaruh. Hal ini menunjukan bahwa minat belajar siswa mengalami pengaruh yang cukup signifikan, dengan ditunjukkan dari persentase (76,16%). Penerapan kearifan lokal dalam pembelajarn matematika yang berlangsung, membuat
siswa
aktif
dan
tertarik
untuk
melakukan pengamatan serta interaksi terhadap isi materi yang ada didalamnnya dengan budaya yang menarik dan lebih riil. Sehingga siswa akan memahami budaya peristiwa tersebut dengan mudah. Melalui kegiatan yang berbasis kearifan lokal tersebut diharapkan siswa akan dapat belajar sendiri dari hasil kegiatan belajar tersebut bagaimana peran kearifan lokal dalam pembelajaran. Selain itu, siswa juga akan dapat belajar secara bermakna dan
sesuai dengan
konten dalam pembelajaran matematika.
berbasis budaya lokal. Guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan
LKS
tersebut.
Guru
Selain dari kegiatan pembelajaran, siswa
membimbing siswa dalam mengerjakan LKS
juga
tersebut.
siswa
pembelajarn. Hal ini dilakukan untuk melihat
mendiskusikan dengan teman sebangku hasil
dan memperkuat hasil angket dan observasi.
pengamatan dan mempresentasikan hasil diskusi
Berdasarkan hasil tes evaluasi,
di depan siswa lain. Melalui pengalaman
kognitif
tersebut siswa dapat terlibat secara langsung
mencapai nilai KKM sebesar 63 dengan
dengan apa yang dipelajarinya.
ketuntasan belajar klasikal sebesar 82,08% dan
Dengan
bimbingan
guru,
diberikan
siswa,
evaluasi
ketuntasan
terhadap
hasil
hasil belajar belajar
sudah
nilai rata-rata kelas sebesar 16,41. Dari seluruh 36 siswa, seluruhnya tuntas. Berdasarkan hasil 148
GENTA MULIA Volume IX No. 2, Juli 2018 Page : 141-149
ISSN: 2301-6671
dari penelitian yang diperoleh tersebut, terdapat pengaruh pembelajaran matematika berbasis kearifan lokal terhadap minat belajar siswa. Artinya, hal ini menunjukkan adanya minat belajar siswa terhadap pembelajarn matematika berbasis kearifan lokal pada materi yang telah disampaikan.
Marfai, Muh Aris. 2012. Pengantar Etika Lingkungan dan Kearifan Lokal. UGM Slameto. 1995, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta Effendi, E. Usman, dan Praja, Johana,1989. Pengantar Psikologi. Angkasa. Bandung
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
analisis
data
didapatkan bahwa minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis kearifan lokal sangat tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil observasi dan angket serta hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil angket sebanyak 76,16%
siswa
pembelarajan
berminat
matematika
mempelajari
berbasis
kearifan
lokal. Selain itu hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dimana ketuntasan belajar sudah mencapai nilai KKM sebesar 63 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 82,08% dan nilai rata-rata kelas sebesar 16,41. Dari seluruh 36 siswa, seluruhnya tuntas.
DAFTAR PUSTAKA Ariyadi, Wijaya. 2012. Pendidikan Matematika Realistik, Suatu Alternatif. Pendekatan Pembelajaran Matematika . Yogyakarta: Graha Ilmu. Agus, Irianto. 2009. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana. Prenada Media Group 149