PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU DOMINO UNTUK MENINGKATKAN

Download menggunakan media dalam pembelajaran matematika sehingga peserta didik sering menganggap matematika ... Peneitian ini dibatasi pada penggun...

0 downloads 525 Views 2MB Size
PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU DOMINO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI BILANGAN PECAHAN KELAS V SDN 16 PULAU KARAM KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibitidaiyah

Oleh VICI ANGGRIANI NIM: 1314070055

JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG 1438 H / 2017M

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Bilangan Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Ajaran 2016/2017”, yang ditulis oleh Vici Anggriani, NIM. 1314070055, telah memenuhi persyaratan ilmiah yang dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.

Padang,

Agustus 2017

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Mulyadi, S.Ag.,M.Pd NIP: 196912111998031003

Andi Susanto, S.Si.,M.Sc NIP: 197905122006041003

i

ABSTRAK Skripsi ini berjudul: “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Ajaran 2016/2017”, disusun oleh Vici Anggriani, NIM 1314070055. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena pendidik jarang menggunakan media dalam pembelajaran matematika sehingga peserta didik sering menganggap matematika adalah pelajaran yang membosankan karena sulit untuk dipahami, untuk itulah diperlukan kemampuan pendidik untuk dapat merancang pembelajaran matematika yang kreatif dan dapat mengaitkan konsep matematika yang abstrak menjadi mudah dipahami peserta didik secara konkret. Peneitian ini dibatasi pada penggunaan media permainan kartu domino dalam pelaksanaan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar matematika peserta didik dengan menggunakan media permainan kartu domino. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi bilangan pecahan kelas dengan menggunakan media permainan kartu domino. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V yang berjumlah 18 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan di SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 29 April sampai tanggal 20 Mei 2017. Penelitian terdiri dari dua siklus. Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap pengamatan, 4) tahap refleksi. Data penelitian berupa hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik dan data tes hasil belajar. Hipotesis tindakan “Penggunaan media permainan kartu domino dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bilangan pecahan”. Hasil penelitian dengan menggunakan media permainan kartu domino diperoleh data bahwa aktivitas belajar peserta didik meningkat dari siklus I ke siklus II, peserta didik memperhatikan pendidik dalam penyampaian materi dari 100% tetap 100%, berdiskusi kelompok dari 72% menjadi 100%, mengajukan pertanyaan yang relevan dari 39% menjadi 75%, menjawab pertanyaanpertanyaan dari 56% menjadi 78%, menyimpulkan pembelajaran dari 46% menjadi 84%. Hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Siklus I dari 18 peserta didik 9 orang tuntas, 9 orang tidak tuntas, ketuntasan klasikal 50% dengan rata-rata 57,9, sedangkan tes siklus II dari 18 orang peserta didik 16 orang tuntas, 2 orang tidak tuntas, ketuntasan klasikal 89% dengan rata-rata kelas 82,5. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan media permainan kartu domino pada materi bilangan pecahan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan. ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan

rahmat

dan

karunia-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Ajaran 2016/2017”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melakukan penelitian dengan menggunakan media permainan kartu domino pada materi bilangan pecahan kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan dan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

Bapak Dr. H. Gusril Kenedi, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang.

2.

Bapak Dr. Mulyadi, S.Ag.,M.Pd, selaku Pembimbing I dan Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Bapak Andi Susanto, S.Si.,M.Sc, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk membimbing penulis sampai selesai penulisan skripsi ini.

iii

3.

Ibu Aziza Meria, S.Ag.,M.Pd, sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Imam Bonjol Padang.

4.

Bapak Drs. Ilman Nasution, M.A, sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivaasi dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

5.

Bapak dan Ibu Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Imam Bonjol Padang.

6.

Bapak/Ibu pimpinan perpustakaan UIN Imam Bonjol Padang beserta segenap staf.

7.

Ibu Darmis, S.Pd, Kepala Sekolah dan Ibu Devitri Yenti, S.Pd, Wali kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan.

8.

Rekan-rekan seperjuangan dan pihak lain yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Teristimewa kepada Ibunda Kosriantes dan Ayahanda Suprizal beserta

seluruh keluarga besar penulis, yang senantiasa memberikan kasih dan sayang serta pengorbanan yang tidak terhitung banyaknya sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan. Akhirnya penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan, baik moril maupun materil akan menjadi nilai ibadah disisi Allah SWT dan dibalas dengan pahala berlipat ganda Aamiin Ya Rabbal A’lamin. Padang, Agustus 2017

Vici Anggriani, NIM: 1314070055

iv

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................

i

ABSTRAK ...................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...............................................................................................

v

DARTAR TABEL ......................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

viiii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................

1

B. Identifikasi Masalah ..............................................................

7

C. Batasan Masalah ...................................................................

8

D. Rumusan Masalah ................................................................

8

E. Tujuan Penelitian............. .....................................................

9

F. Manfaat Penelitian................................................................

9

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ..........................................................................

11

1. Teori Belajar....................................................................

11

2. Pembelajaran Matematika di SD/MI...............................

13

3. Media Pembelajaran........................................................

19

a. Pengertian Media Pembelajaran ..................................

19

b. Fungsi Media Pembelajaran........................................

19

c. Manfaat Media Pembelajaran......................................

22

d. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ..............

27

e. Media Permainan.........................................................

31

f. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Permainan Kartu Domino Pecahan ...................................................

33

4. Belajar kelompok ............................................................

36

5. Aktivitas Belajar..............................................................

37

6. Hasil Belajar ...................................................................

40

a. Pengertian belajar ........................................................

40

v

BAB III

BAB IV

b. Pengertian Hasil Belajar..............................................

41

B. Penelitian Relevan.................................................................

43

C. Kerangka Konseptual... .........................................................

47

D. Hipotesis Tindakan................................................................

48

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian......................................................................

49

B. Setting Penelitian...................................................................

49

a. Lokasi Penelitian.............................................................

49

b. Subjek Penelitian.............................................................

49

c. Waktu Penelitian..............................................................

50

C. Prosedur Penelitian................................................................

50

1) Tahap Perencanaan ...........................................................

51

2) Tahap Pelaksanaan............................................................

52

3) Tahap Pengamatan............................................................

55

4) Tahap Refleksi.............................................................. ....

55

D. Data dan Sumber Data.................................... ......................

56

E. Teknik Pengumpulan Data................................................ ....

57

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................

58

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................

61

1.

Perencanaan Penelitian ..................................................

61

2.

Pelaksanaan Penelitian... ................................................

62

a. Siklus 1......................................................................

62

1) Perencanaan .........................................................

62

2) Tindakan (action)..................................................

63

3) Pengamatan ................................................. .........

69

4) Refleksi... ..............................................................

72

b. Siklus II.................................................... .................

75

1) Perencanaan .........................................................

75

2) Tindakan...............................................................

77

3) Pengamatan................................................... .......

83

vi

BAB V

4) Refleksi.................................................................

85

G. Pembahasan Penelitian..........................................................

88

H. Kererbatasan Penelitian.........................................................

92

PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................

93

B. Saran .....................................................................................

94

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Hasil Nilai Ujian Matematika Semester 1... ........................................ 4 Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Permainan Kartu Domino ................................................................................................52 Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Pendidik ............................................58 Tabel 4.1.Persentase Aktivitas Peserta Didik Siklus I Pertemuan I dan II ...........69 Tabel 4.2. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I.....................................................71 Tabel 4.3. Persentase Aktivitas Peserta Didik Siklus II Pertemuan I dan II.........82 Tabel 4.4.Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ....................................................84

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ..

95

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ...

102

Lampiran 3.

Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I Pertemuan 1.............................................................................................

Lampiran 4.

116

Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I Pertemuan 2.............................................................................................

117

Lampiran 5

Kisi-Kisi Tes Formatif Siklus I............................................ .

118

Lampiran 6

Soal Tes Formatif Siklus I.....................................................

119

Lampiran 7

Kunci Jawaban Siklus I ........................................................

121

Lampiran 8.

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I......................................

126

Lampiran 9.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1..

127

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2..

134

Lampiran 11. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II Pertemuan 1...........................................................................

141

Lampiran 12. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II Pertemuan 2...........................................................................

142

Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Formatif Siklus II............................................

143

Lampiran 14 Soal Tes Formatif Siklus II........... ........................................

145

Lampiran 15 Kunci Jawaban Siklus II .......................................................

147

Lampiran 16. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ....................................

151

Lampiran 17 Dokumentasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan

Media

Permainan

Kartu

Domino ..................................................................................

ix

152

x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Media berasal dari kata medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Media merupakan suatu saluran untuk komunikasi suatu perantara yang membawa informasi dari pengirim kepada penerima informasi. Media pembelajaran sebagai faktor eksternal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya serap peserta didik atas pembelajaran yang diberikan pendidik, karena itu pendidik sangat berperan dalam merencanakan media apa yang akan dipakai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran1. Media dalam arti yang sempit dikenal dengan alat peraga. Alat peraga matematika bagian dari media pembelajaran. Ini diperlukan bagi peserta didik yang memulai belajar dengan bagian yang konkret untuk memahami konsep yang abstrak. Benda konkret sebagai perantara. Konsep yang abstrak akan mengendap, melekat, dan tahan lama, bila dipelajari melalui hal yang konkret dan pengertian. Alat peraga matematika direncanakan dan berguna terutama bagi peserta didik yang daya abstraknya kurang tajam. Dengan alat peraga yang direncanakan itu peserta didik akan aktif, asyik bekerja tanpa ada rasa takut dan tertekan serta tegang2.

1

Ali Hamzah dan Muhlisrarini, (2014), Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal. 95-96. 2 Ibid., hal. 96.

Tuntutan bagi seorang pendidik semakin besar dalam proses pembelajaran, pendidik harus bisa membuat dan mengkreasikan sebuah pembelajaran dengan menggunakan media, karena dengan menggunakan media peserta didik menjadi lebih tertarik dan aktif dalam belajar, dan sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Matematika pada peserta didik sekolah dasar sering dianggap pelajaran yang membosankan karena sulit dipahami oleh peserta didik. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan antara karekteristik matematika dengan karakteristik anak usia sekolah dasar. Matematika memiliki objek kajian yang abstrak sedangkan anak usia sekolah dasar (antara 6 sampai 12 tahun) termasuk kedalam fase operasional konkret, dimana kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoprasikan kaidah-kaidah logika namun, masih terkait dengan objek yang bersifat konkret. Untuk itulah diperlukan kemampuan pendidik untuk dapat merancang pembelajaran matematika yang kreatif dan dapat mengaitkan konsep matematika yang abstrak, menjadi mudah dipahami peserta didik secara konkret. Hal tersebut berkaitan erat dengan model, metode, dan media yang digunakan pendidik dalam mengajarkan matematika terutama media pembelajaran yang digunakan, karena salah satu manfaat media yaitu “membuat konkret konsep-konsep yang abstrak” . Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara

langsung kepada peserta didik bisa dikongkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran3. Pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah dasar selama ini masih kurang dapat mengantarkan peserta didik memahami konsep yang abstrak menjadi konsep yang mudah dipahami peserta didik secara konkret, sehingga hal ini menyebabkan hasil belajar peserta didik banyak yang rendah atau tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi awal di SDN 16 Pulau Karam di Kelas V, pada tanggal 15 Februari 2017, hari rabu tepat pukul 7. 30 sampai 10.00 WIB. Pendidik di lapangan masih kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan efektif dalam mengajarkan matematika. Pengalaman belajar yang dirancang pendidik dilapangan belum dapat mengembangkan kemampuan matematis yang seharusnya dimiliki peserta didik. Hal itu disebabkan karena pendidik tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga peserta didik menjadi cepat bosan dalam belajar, dan sebagian peserta didik banyak yang mengantuk, cara pendidik mengajar kurang menarik perhatian peserta didik untuk memperhatikan penjelasan pendidik, ketika pembelajaran peserta didik masih banyak yang mengobrol dengan peserta didik lainnya, peserta didik diposisikan sebagai pendengar dan tidak terlibat secara aktif selama proses pembelajaran, sehingga menyebabkan peserta didik menjadi tidak aktif dalam pembelajaran dan mudah mengantuk4.

3

Hermawan. A. K., Asra dan Dewi. L (2007), Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 11 4 Observasi Awal, Rabu, 15 Februari 2017, SDN 16 Pulau Karam

Data hasil wawancara dilapangan dengan pendidik kelas V SDN 16 Pulau Karam Devitri Yenti S.Pd beliau mengatakan permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu: 1) kesulitannya pendidik menggunakan media yang cocok dalam proses pembelajaran Matematika, 2) peserta didik menganggap Matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, 3) kurangnya minat dan semangat peserta didik dalam belajar Matematika, 4) rendahnya motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, 5) rendahnya aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Matematika5. Tabel 1.1 Persentase Tuntas dan Tidak Tuntas Ujian Semester 1 Matematika Peserta Didik Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kelas Jumlah Nilai Tuntas ≥ 75 Tidak tuntas < 75 Peserta KKM Jumlah Persentase Jumlah Persentase Didik V 18 75 8 44% 10 56% Sumber: Pendidik Kelas V SDN 16 Pulau Karam Berdasarkan tabel di atas, peserta didik kelas V berjumlah 18 orang, hanya 8 orang atau 44 % yang nilainya memenuhi KKM, sedangkan 10 orang atau 56 % berada dibawah KKM yang telah ditentukan. Dari hasil data tersebut maka, hasil belajar peserta didik kelas V SDN 16 Pulau Karam belum dikatakan berhasil karena lebih dari 50% peserta didik kelas V masih di bawah KKM. Objek

kajian

matematika

yang

abstrak

membuat

peserta

didik

menganggap bahwa matematika itu sulit. Dalam prakteknya, ketika pembelajaran matematika teknik yang digunakan pendidik biasanya hanya ceramah, memberi contoh soal kemudian peserta didik diberi latihan soal. Ketika diberikan soal yang

5

Data Hasil Wawancara, Devitri Yenti, 2016, SDN 16 Pulau Karam

berbeda dari contoh soal yang diberikan pendidik, peserta didik kesulitan mengerjakannya karena pada saat pendidik menerangkan peserta didik sebetulnya belum paham betul. Pendidik biasanya terus melanjutkan ke materi selanjutnya meskipun ada peserta didik yang belum memahami. Untuk itulah kebanyakan peserta didik menganggap bahwa matematika itu pelajaran yang sulit dan membosankan sehingga banyak dihindari dan ditakuti. Setelah mengidentifikasi dan menganalisis faktor penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik kelas V SDN 16 Pulau Karam pada mata pelajaran Matematika, maka alternatif tindakan yang mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pecahan adalah dengan menggunakan media permainan kartu domino pecahan. Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran mengenai penjumlahan pecahan karena masih terdapat peserta didik yang menganggap prosedur pengerjaan penjumlahan pecahan sama dengan bilangan cacah. Masih terdapat peserta didik yang mengerjakan penjumlahan pecahan dengan cara menambahkan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Jika dalam mengerjakan penjumlahan saja peserta didik masih salah, maka kemungkinan dalam menyelesaikan soal penguranganpun peserta didik akan salah dalam mengerjakannya.Untuk menjadikan kegiatan belajar bisa mencapai tujuan yang diinginkan, maka diperlukan pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar. Prinsipprinsip pembelajaran menurut Hermawan yaitu6:

6

Ibid.,hal 11

a. Adanya perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lainnya baik secara fisik maupun psikis. b. Prinsip perhatian dan motivasi, dalam proses pembelajaran perhatian berperan amat penting sebagai langkah awal yang akan memacu aktivitasaktivitas berikutnya. Dalam hal ini motivasi merupakan suatu kekuatan yang menggerakkan tingkah laku seseorang untuk beraktivitas. c. Prinsip keaktifan, belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses aktif yaitu kegiatan merespon terhadap stimulus pembelajaran. Setiap individu harus melakukan sendiri aktivitas belajar, karena belajar tidak bisa di wakilkan kepada orang lain. d. Prinsip keterlibatan langsung, prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya. e. Prinsip balikan dan penguatan, prinsip ini berkaitan dengan teori belajar operant conditioning dari B.F.Skinner yang menekankan pada penguatan respon untuk memperoleh balikan yang sesuai dengan rancangan pembelajaran. Balikan yang segera diperoleh peserta didik setelah belajar melalui pengamatan metode-metode pembelajaran yang menantang. Pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu domino merupakan suatu pembelajaran yang memenuhi prinsip-prinsip belajar tersebut, di antaranya prinsip perhatian, prinsip keaktifan dan prinsip keterlibatan. Karena pada praktik pembelajarannya peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri

dari 4 sampai 5 orang. Dalam satu kelompok diberikan satu paket media kartu domino yang berisi 28 buah kartu. Pada setiap kartu terdiri dari ruas kanan dan ruas kiri. Ruas kanan berupa soal penjumlahan atau pengurangan pecahan dan ruas kiri berupa jawaban pecahan yang tidak sesuai dan harus dicari pasangannya oleh peserta didik. Dalam kegiatan ini peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat secara aktif membangun sendiri pengetahuannya. Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media ini terdapat kegiatan stimulasi, mengarahkan, mengatur dan memberikan bimbingan kepada peserta didik agar dapat memahami pokok bahasan pecahan. Media permainan kartu domino ini juga dapat memberikan

motivasi kepada peserta didik bahwa

matematika bukanlah hal yang sulit serta dapat dipelajari dengan bermain. Berdasarkan latarbelakang di atas, dilakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Ajaran 2016/2017” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Rendahnya aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Matematika. 2. Ketika menjelaskan materi pendidik tidak menggunakan media. 3. Peserta didik menganggap Matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan.

4. Sebagian peserta didik lebih asyik mengobrol dengan peserta didik lainnya. 5. Sebagian peserta didik banyak yang mengantuk. 6. Rendahnya motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. 7. Peserta didik diposisikan sebagai pendengar dan tidak terlibat secara aktif selama proses pembelajaran. 8. Hasil belajar Matematika peserta didik kelas V SDN 16 Pulau Karam rendah. C. Batasan Masalah Dari berbagai masalah yang dikemukakan dalam identifikasi masalah di atas, tidak semua masalah akan diteliti. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Oleh karena itu penulis membatasi masalah yang akan di teliti, yaitu: 1. Penggunaan media permainan kartu domino pecahan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bilangan pecahan di kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media permainan kartu domino pecahan pada materi bilangan pecahan di kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu domino untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

pada materi bilangan pecahan di kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan? 2. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media permainan kartu domino pada materi bilangan pecahan di kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang dilakukan penulis sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media permaianan Kartu Domino pada materi bilangan pecahan di kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media permainan Kartu Domino pada materi bilangan pecahan di kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berhubungan diantaranya: a. Manfaat bagi penulis Memberikan tambahan pengalaman dan wawasan kepada penulis sebagai seorang calon guru atau pendidik.

b. Manfaat bagi pendidik Diharapkan dapat memberikan gambaran bagi para pendidik untuk melaksanakan pembelajaran secara variatif agar suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Teori Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara eimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Defenisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu1. Klasifikasi teori belajar sebagai berikut: a) Teori Belajar Tingkah Laku (Behaviorisme) Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Menurut Skinner belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan perubahan tingkah laku dalam hubungannya dengan lingkungan2. b) Teori Belajar Kognitif (Kognitivisme) Menurut teori belajar kognitif, ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang individu terbangun melalui berkesinambungan

dengan

lingkungan.

proses interaksi

Menurut

Piaget,

yang proses

pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui seseorang. Menurut Ausubel, peserta didik akan belajar dengan baik jika apa yang disebut pengatur kemajuan belajar (advance 1

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, (2015), Teori Belajar & Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 15 2 Wahab Jufri, (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Bandung: Pustaka Reka Cipta, hal 9-12

11

12

organizers) didefenisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada mereka. Menurut Brunner belajar akan dapat berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan jika pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, defenisi, dan sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau yang mewakili aturan yang menjadi sumbernya3. c) Teori Belajar Humanisme Kolb membagi proses belajar ke dalam empat macam, yaitu 1) pengalaman konkret, 2) pengamatan aktif dan reflektif, 3) konseptualisasi, 4) ekperimentasi aktif. Menurut Habermas belajar sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi, baik dalam lingkungan maupun dengan sesama manusia4. d) Teori Belajar Sosial Menurut

Bandura,

sebagian

besar

manusia

belajar

dari

pengamatan secara selektif dan melihat serta meniru tingkah laku orang lain. Bandura membagi empat fase belajar yaitu 1) fase perhatian, 2) fase retensi, 3) fase produksi, 4) fase motivasi5. e) Konstruktivisme (Constructivism) Konstruktivisme

merupakan

teknik

pembelajaran

yang

melibatkan peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuannya secara aktif dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pembelajaran yang berlandaskan cara pandang konstruktivisme meliputi 3

Op. Cit., Wahab Jufri, hal. 17-22 Op. Cit., Wahab Jufri, hal. 26-27 5 Op. Cit., Wahab Jufri, hal.29 4

13

empat tahap yaitu, 1) tahap apersepsi, 2) tahap eksplorasi, 3) tahap diskusi dan penjelasan konsep. 4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep6 Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar7. Pasal 1 butir 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ada terkandung lima komponen pembelajaran yaitu: interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar8. Pembelajaran adalah usaha membimbing peserta didik dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar untuk belajar. 2. Pembelajaran Matematika di SD/MI Peserta didik Sekolah Dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Nursidik Kurniawan, karakteristik peserta didik sekolah dasar adalah senang bermain, senang

6

Op. Cit., Wahab Jufri, hal. 32-33 Abuddin Nata, (2009), Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, hal. 85. 8 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, (2014), Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal. 42. 7

14

bergerak, anak yang senang belajar dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu yang langsung9. Dalam matematika, setiap konsep abstrak yang baru dipahami peserta didik segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama di memori peserta didik, sehingga akan melekat dalam pola berfikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena ini akan mudah dilupakan peserta didik. Pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran, karena dengan memahami konsep peserta didik dapat mengembangkan

kemampuannya

dalam

setiap

materi

pelajaran.

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurur Sardiman, pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran10. Pemahaman merupakan perangkat standar program pendidikan yang merefleksikan kompetensi sehingga dapat mengantarkan peserta didik untuk menjadi kompeten dalam berbagai ilmu pengetahuan, sedangkan suatu konsep menurut Oemar Hamalik adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum11. Jadi pemahaman konsep adalah menguasai sesuatu dengan pikiran yang mengandung kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. 9

Faisal, (2014), Sukses Mengawal Kurikulum 2013 di SD (Teori dan Aplikasi), Yogyakarta: Diandra Creative, cet. 1, hal. 24 10 Sardiman. (2010). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. h. 43 11 Oemar Hamalik. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. h. 162

15

Menurut

Depdiknas,

kompetensi

atau

kemampuan

umum

pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagai berikut12: a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan. b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume. c. Menentukan sifat simetris, kesebangunan, dan sistem koordinat. d. Menggunakan

pengukuran

satuan,

kesetaraan

antarsatuan,

dan

penaksiran satuan. e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti ukuran tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikannya. f. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan gagasan secara matematika. Menurut Depdiknas, pelajaran matematika Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut13: a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep.

12

Ahmad Susanto, (2014), Teori Belajar dan Pembelajaran di SD, Jakarta: Prenada Media, hal. 189-190. 13 Ibid., hal. 190

16

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model,dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untu menjelaskan keadaan dan masalah. e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujun pembelajaran mata pelajaran matematika tersebut, seorang pendidik hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya. Kemudian peserta didik dapat membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui satu proses belajar dan menkonstruksinya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Jean Piaget, bahwa pengetahuan atau pemahaman peserta didik itu ditemukan, dan dikembangkan oleh peserta didik itu sendiri14. Dalam mengembangkan kreatifitas dan kompetensi peserta didik Sekolah Dasar maka pendidik hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum dan karakteristik peserta

14

Ibid., hal 190-191.

17

didik. Pada saat mengerjakan matematika, pendidik harus memahami bahwa kemampuan setiap peserta didik berbeda, serta tidak semua peserta didik menyenangi pelajaran matematika. Pembelajaran

matematika

berfungsi

untuk

mengembangkan

kemampuan bernalar dan mengkomunikasikan gagasan melalui kegiatan pendidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat memecahkan masalah melalui pola pikir dan model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, dan simbol. Pembelajaran

matematika

sangat

penting

bagi

kehidupan,

sebagaimana terdapat hubungan antara ilmu agama dan ilmu alam. Hubungan matematika dengan Al-Qur’an sangatlah erat, dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah Maha Cepat dan Maha Teliti dalam masalah hitung-menghitung, Allah senantiasa mencatat amal perbuatan manusia dan bahkan segala sesuatu di alam semesta ini telah tercatatat dengan rapi dan teliti dalam kitab. Allah bahkan berfirman atas nama bilangan atau sifat bilangan dalam QS. AlFajr ayat 1-3 yang berbunyi:15

Artinya: “1. Demi fajar, 2. Dan demi malam yang sepuluh, 3. Dan demi yang genap dan yang ganjil.”(QS. Al-Fajr, ayat 1-3)

15

Kementrian Agama, (2009), Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Sygma Examedia Araknleema, QS. Al-Fajr: 1-3

18

Al-Qur’an secara tersirat memerintahkan umat Islam untuk mempelajari matematika, yakni berkenaan dengan masalah faraidh. Faraidh adalah masalah yang berkenaan dengan pengaturan dan pembagian harta warisan bagi ahli waris menurut bagian yang ditentukan dalam Al-Qur’an. Sebelum dilakukan pembagian warisan, beberapa hak dan kewajiban yang bertalian dengan harta warisan harus diselesaikan lebih dahulu, misalnya wasiat dan hutang. Sedangkan untuk pembagian harta warisan perlu diketahui lebih dahulu berapa jumlah semua harta warisan yang ditinggalkan, berapa jumlah ahli waris yang berhak menerima, dan berapa bagian yang berhak diterima ahli waris16. Untuk dapat memenuhi dan dapat melaksanakan masalah faraidh dengan baik maka hal yang perlu dipahami lebih dahulu adalah konsep matematika yang berkaitan dengan bilangan pecahan, pecahan senilai, konsep keterbagian, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan terkecil (KPK), dan konsep pengukuran yang meliputi pengukuran luas, berat, dan volume. Pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut akan memudahkan untuk memahami masalah faraidh. Jadi, adanya masalah faraidh dapat diartikan bahwa umat islam perlu mempelajari matematika17.

16

Abdusysyakir, (2007), Ketika Kyai Mengajar Matematika, Malang: UIN Malang Press,

17

Op. Cit., Abdusysyakir, hal. 94

hal. 94

19

3. Media Pembelajaran a) Pengertian Media Pembelajaran Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, pendidik, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Pengertian Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal18. b) Fungsi Media dalam Pembelajaran Secara umum, media mempunyai fungsi yaitu: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. (2.1) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. (2.2) Objek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.

18

3.

Azhar Arsyad, (2014), Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.

20

(2.3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan Timelapse atau High Speed Photography. (2.4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal. (2.5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain. (2.6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan lewat film, gambar dan lain-lain. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan sumber belajar. 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestiknya. 5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. 6) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 7) Pembelajaran dapat lebih menarik. 8) Pembelajaran menjadi interaktif dengan menerapkan teori belajar. 9) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 10) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 11) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

21

12) Sikap positif peserta didik terhadap materi

pembelajaran serta

proses pembelajaran dapat ditingkatkan19. Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar: 1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Media

pengajaran

merupakan

bagian

yang

integral

dari

keseluruhan situasi mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang pendidik. 3) Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan pelajaran. 4) Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik. 5) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh pendidik. 6) Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar mengajar20. Tiga fungsi utama media pembelajaran yaitu: 1) Memotivasi minat atau tindakan, untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau 19

Rostina Sundayana, (2015), Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika, Bandung: Alfabeta, hal. 7-8 20 Op. Cit, Rostina Sundayana, hal. 8-9

22

hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para peserta didik. 2) Menyajikan informasi, isi dan bentuk penyajian ini bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan bahan informasi,

peserta didik bersifat pasif. Partisipasi yang

diharapkan dari para peserta didik hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental atau terbatas pada perasaan tidak kurang senang, netral, atau senang. 3) Memberi instruksi, untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi21. c) Manfaat Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran, yaitu: 1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para pendidik menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama

21

Op. Cit, Azhar Arsyad, hal. 23-25

23

dapat disampaikan kepada peserta didik sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut. 2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat para peserta didik tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, pengguna efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan peserta didik tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. 3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi peserta didik, umpan balik, dan penguatan. 4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena

media

hanya

memerlukan

waktu

singkat

untuk

mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh peserta didik. 5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila mana integrasi kata dan

gambar

sebagai

media

pembelajaran

dapat

mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.

24

6) Pembelajaran dapat diberikan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. 7) Sikap positif peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. 8) Peran pendidik dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban pendidik untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat peserta didik22. Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu: 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau pendidik mengajar pada setiap jam pelajaran.

22

Op. Cit, Azhar Arsyad, hal. 25-27

25

4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian pendidik, tetapi juga aktivitas lain mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Menurut Encyclopedia of Educational Research menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah: 1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. 2) Memperbesar perhatian peserta didik. 3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan peserta didik. 5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup. 6) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa. 7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar23.

23

Op. Cit, Rostina Sundayana, hal. 11

26

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. (3.1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambat, foto, slide, realita, film, radio, atau model. (3.2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. (3.3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide di samping secara verbal.

27

(3.4) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer. (3.5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video. (3.6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer. 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan pendidik, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang24. d) Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka dirasa sangat perlu untuk melakukan pengelompokkan terhadap berbagai media pendidikan yang ada tersebut. Pengelompokkan ini secara praktis dimaksudkan agar memudahkan kita sebagai pengguna dalam

24

Op. Cit, Azhar Arsyad, hal. 29-30

28

memahami prinsip penggunaan, perawatan, dan pemilihan media dalam proses pembelajaran. Media pembelajara dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. 1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam: (1.1)

Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

(1.2)

Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

(1.3)

Media Audiovisual, yaitu jenis media

yang selain

mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua. 2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam: (2.1)

Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik

29

dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. (2.2)

Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi: (3.1)

Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, overhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

(3.2)

Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Pendapat

lain

dikemukakan

oleh

Rudy

Brets

yang

mengklasifikasikan media menjadi tujuh, yaitu: 1) Media Audio Visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada televisi, televisi dan animasi. 2) Media Audio Visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.

30

3) Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara. 4) Media visual bergerak, seperti: film bisu. 5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone. 6) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio. 7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri25. Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kemampuannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.

Memahami

karakteristik

berbagai

media

pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki pendidik dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan pada pendidik untuk menggunakan berbagai jenis media pengajar secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, pendidik akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif. Sebelum menggunakan media dalam pembelajaran, pendidik harus memahami karakteristik, jenis serta pengelompokkan dari media yang akan digunakannya. Dengan media yang akan digunakannya tersebut, pendidik harus meyakinkan dirinya bahwa media yang akan digunakannya tersebut, akan benar-benar memberikan nilai positif terhadap kualitas pembelajaran yang akan dilakukannya26.

25 26

Op. Cit., Rostina Sundayana, hal. 13-15 Op. Cit., Rostina Sundayana, hal. 15

31

e) Media Permainan Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak. Anak-anak belajar melalui permainan mereka. Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, benda, anak lain, dan dukungan orang dewasa membantu anak-anak berkembang secara optimal. Bermain

dapat

menjadi

sumber

belajar,

karena

memberi

kesempatan untuk belajar berbagai hal yang tidak diperoleh anak di sekolah maupun di rumah. Di samping itu, akan menimbulkan pengaruh yang sangat penting bagi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Karena dengan bermain anak belajar untuk bermasyarakat, berinteraksi dengan teman lainnya, belajar dalam membentuk hubungan sosial, belajar berkomunikasi dan cara menghadapi serta memecahkan masalah yang muncul dalam hubungan tersebut. Dalam bermain anak juga belajar dalam memahami standar moral, tentang nilai-nilai yang baik dan nilai yang kurang baik (buruk). Sehingga terjalin bentuk komunikasi karena

32

dari hubungan tersebut anak akan belajar bekerja sama, murah hati, jujur, sportif, dan di senangi banyak orang atau teman27. Piaget mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang, sedangkan Parten memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi di mana diharapkan melalui bermain dapat memberi kesepakatan

anak

bereksplorasi,

menemukan,

mengekspresikan

perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup, serta lingkungan tempat di mana ia hidup. Selanjutnya Buhler dan Danziger berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan sedangkan Freud meyakini bahwa walaupun bermain tidak sama dengan bekerja tetapi anak menganggap bermain sebagai sesuatu yang serius. Docket dan Fleer berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir. Vygotsky percaya bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak secara langsung, tidak sekedar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan oleh Piaget. Ia menegaskan bahwa bermain simbolik memainkan peran 27

Diana Mutiah, (2012), Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 140-141

33

yang sangat penting dalam perkembangan berpikir abstrak. Sejak anak mulai bermain pura-pura maka anak menjadi mampu berpikir tentang makna-makna objek yang mereka representasikan secara independen. Terdapat dua ciri utama bermain, yaitu pertama semua aktivitas bermain

representasional

menciptakan

situasi

imajiner

yang

memungkinkan anak untuk menghadapi keinginan-keinginan yang tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata, dan kedua bermain representasional memutar aturan-aturan berperilaku yang harus diikuti oleh anak untuk dapat menjalankan adegan bermain28. Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Bermain adalah sarana melatih keterampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi individual yang kompeten. 2) Bermain adalah pengalaman multidimensi yang melibatkan semua indera dan menggugah kecerdasan jamak seseorang. 3) Bermain merupakan kendaraan untuk belajar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). f) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Permainan Kartu Domino Pecahan Sama halnya dengan bermain domino biasa, alat peraga/permainan domino ini dapat dilakukan oleh 2-5 orang. Setelah kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka yang diwakili 28

Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, (2013), Bermain Kreatif BerbasisKecerdasan Jamak, Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, hal. 34

34

oleh lingkaran-lingkaran

berwarna merah. Pada kartu domino

matematika (DOMAT) ini, kartu tersebut berisi berbagai soal dan jawaban. Pada kartu domino matematika (DOMAT), dibagi menjadi dua bagian yang sama, satu bagian berupa soal, dan bagian lainnya merupakan jawaban untuk soal dari kartu lain29. Domino adalah permainan dengan 28 kartu (kayu, tulang, dan sebagainya) yang bermata (bertitik besar), tiap kartu dibagi menjadi dua bidang, tiap bidang berisi 0-6 titik. Domino matematika pecahan adalah permainan kartu matematika yang setiap kartunya berisi hal-hal yang berkaitan dengan bilangan pecahan dan desimal. Pada permainan ini setiap kartunya mempunyai dua bagian yang harus dikaitkan dengan bagian pada kartu lainnya yang memiliki nilai sama30. Bentuk permainan kartu domino bilangan dalam matematika tidak jauh berbeda dengan permainan kartu domino yang ditemui pada kehidupan sehari-hari. Perbedaan utamanya terletak pada kartukartunya dan aturan permainannya. Kegunaan adalah untuk melatih keterampilan peserta didik dalam memahami suatu pokok bahasan tertentu

dalam

pembelajaran

matematika.

Dalam

pembelajaran

matematika di SD untuk materi pecahan, seorang pendidik dapat melakukan pembelajaran pecahan kepada peserta didik dengan cara bermain.

29

Op. Cit., Rostina Sundayana, hal. 153-154 http://rizkyyulii.blogspot.co.id/2016/05/alat-peraga-domino-matematikapecahan_6.html 30

35

Petunjuk

Penggunaan

Media

Pembelajaran

kartu

domino

matematika ini adalah : 1) Permainan ini cocok dimainkan secara berkelompok dengan banyaknya pemain 2, 3, 4 atau 5 orang. 2) Sebelumnya kartu dikocok terlebih dahulu, bagikan kartu tersebut kepada masing-masing pemain sebanyak 4 kartu. 3) Buka satu (1) kartu dari tumpukan sisa. 4) Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misal untuk kartu penjumlahan pecahan maka hasil penjumlahan pecahan biasa disambung dengan hasil penjumlahan pecahan yang sesuai. 5) Setiap menurunkan satu kartu tiap pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa. Apabila tumpukan kartu sisa habis, sedang pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka permainan dilanjutkan oleh pemain berikutnya. 6) Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang memiliki kartu paling sedikit31. Gambar 2. 1 Media Permainan Kartu Domino

31

https://matematikasmpmudah.wordpress.com/2011/12/03/permainan-kartu-dominosebagai-media-pembelajaran-matematika-penjumlahan-pecahan/

36

4. Belajar Kelompok (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran di mana peserta didik diorganisasikan untuk bekerja dan belajar dalam kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik dikondisikan untuk belajar bersama-sama dalam kelompok yang bersifat heterogen dari segi kemampuan akademik, etnis, dan jenis kelamin untuk membahas pertanyaan-pertanyaan atau masalahmasalah yang terkait dengan pelajaran yang dihadapkan kepadanya. Strategi kooperatif dapat memberikan pengalaman belajar dengan membangun saling ketergantungan positif antar sesama anggota kelompok, mengembangkan tanggungjawab individual, dan keterampilan bekerjasama secara seimbang32. Ciri-ciri pembelajaran model pembelajaran kooperatif: 1) Peserta didik belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2) Anggota kelompok terdiri atas peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3) Jika memungkinkan, anggota kelompok harus berbeda dalam komposisi etnis, ras, dan jenis kelamin. 4) Penghargaan yang diberikan lebih berorientasi pada keberhasilan kelompok dari pada keberhasilan individual anggota kelompok. Keuntungan dari pembelajaran kooperatif adalah:

32

Op. Cit., hal. 111-112

37

1) Meningkatkan pemahaman mengenai materi inti pelajaran. 2) Memperkuat keterampilan sosial. 3) Melatih peserta didik mengambil keputusan. 4) Menciptakan suasana belajar aktif. 5) Mengembangkan rasa percaya diri peserta didik. 6) Mengakomodasi beragam gaya belajar. 7) Mengembangkan rasa tanggungjawab peserta didik. 8) Berfokus pada keberhasilan. 5. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar terjadi dalam satu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan tertentu. Aktivitas belajar menggunakan seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan tertentu. Dalam pembelajaran, peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas. Delam psikologi perkembangan dan psikologi belajar yang mengemukakan pandangan bahwa peserta didik dalam belajar harus mendapat kesempatan untuk melakukan.33 Ahmad Rohani mengatakan belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memilki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak33

Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu Teori Praktik dan Penilaian, Jakarta:Rajawali Pers, 2015. h. 27

38

banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses peroleh hasil mendengarkan,

mengamati,

menyelidiki,

pengajaran) secara aktif, ia mengingat,

menguraikan,

mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan sebagainya. 34 Karena aktivitas belajar banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya menurut Paul D. Dierich, membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah: 1. Kegiatan-kegiatan visual Membaca,

melihat

gambar-gambar,

demonstrasi, pemeran, dan

mengamati

eksperimen,

mengamati orang lain bekerja atau

bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 34

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Sebuah PengantarMenuju Guru Profesional, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 8

39

4. Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metric Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalis, faktorfaktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.35 Dari delapan macam aktivitas belajar yang dikemukakan oleh para ahli, maka dalam penelitian ini aktivitas yang diteliti penulis adalah aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan metric yaitu menyelenggarakan sebuah permainan, yang mana permainan yang diselenggarakan pendidik kepada peserta didik adalah permainan kartu domino pecahan.

35

173

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009).h. 172-

40

6. Hasil Belajar a) Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Defenisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu36. James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu37. Ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut:

36

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 13 37 Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, hal. 35

41

(1.1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseoranng yang disadari atau disengaja. (1.2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. (1.3) Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. b) Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati (observable). Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek psikomotorik. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berpikir38. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan melalui prosedur tertentu. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan pada awal tahun pelajaran dengan memerhatikan: (1) intake (kemampuan rata-rata peserta didik), (2) kompleksitas materi (mengidentifikasi indikator

38

Op. Cit., Aunurrahman, hal. 37-38

42

sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar), dan (3) kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber belajar) yang dimiliki satuan pendidikan39. Cara penetapan KKM:40 1. Menggunakan rentang nilai Aspek yang dianalisis Kompleksitas Daya Dukung Intake Peserta Didik

Kriteria dan Skala Penilaian Tinggi Sedang Rendah <65 65-79 80-100 Tinggi Sedang Rendah 80-100 65-79 <65 Tinggi Sedang Rendah 80-100 65-79 <65

Contoh: Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah: (1) langkah pertama, memberikan nilai pada setiap kriteria yang sudah ditentukan, yakni kompleksitas tinggi = 64, daya dukung tinggi = 85, dan intake peserta didik sedang = 70. (2) membuat rata-rata dari perolehan nilai dari tiga kriteria, yakni 64 + 85 + 70 = 219 : 3 = 73. Jadi KKM indikator tersebut adalah 73. 2. Menggunakan poin atau skor Aspek yang dianalisis Kompleksitas Daya Dukung Intake Peserta Didik

39

Kriteria Penskoran Tinggi Sedang Rendah 1 2 3 Tinggi Sedang Rendah 3 2 1 Tinggi Sedang Rendah 3 2 1

Kunandar, (2015), Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal. 83 40 Op. Cit., kunandar, hal 88-89

43

Contoh: Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah: x 100 = 66,7 Jadi KKM dari indikator tersebut adalah 67 (hasil pembulatan 66,7) B. Penelitian Relevan 1. Desak Putu Anom Janawati (2013) dalam penelitian tentang “Pengaruh Implementasi Kartu Kata dalam Permainan Domino Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan Peserta Didik” dengan menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Sampel penelitian berjumlah 60 peserta didik kelas I Gugus Banyuning, Singaraja yang diambil menggunakan teknik group random sampling. Rancangan penelitian menggunakan rancangan the posttest-only control group design. Data dianalisis dengan MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca dan menulis permulaan antara peserta didik yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kartu kata dalam permainan domino dan peserta didik yang belajar dengan model pembelajaran konvensional41. Penelitian yang penulis lakukan berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bilangan Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam 41

Desak Putu Anom Janawati, (2013), Pengaruh Implementasi Kartu Kata dalam Permainan Domino Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan Peserta Didik. Jurnal. Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

44

Kabupaten Pesisir Selatan” dengan menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. 2. Iriyanto (2014) dalam penelitian tentang “Implementasi Permainan Kartu Domino (KADO) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VI SDN Pagentan 01 Singosari Pada Pokok Bahasan Pecahan”. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah peserta didik Kelas VI A SDN Pagentan 01 Singosari yang berjumlah 34 peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran KADO dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan pecahan42. Penelitian yang penulis lakukan berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bilangan Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan” dengan menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. 3. Rahayu

Fitriyah

“Pengembangan

Nengsih Kartu

(2013)

Domino

dengan

Sebagai

judul

Media

penelitian

Pembelajaran

Akuntansi Pada Materi Ayat Jurnal Penyesuaian”. Jenis penelitian ini 42

Iriyanto, (2014), Implementasi Permainan Kartu Domino (KADO) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Pagentan 01 Singosari Pada Pokok Bahasan Pecahan. Jurnal. Sekolah Dasar Negeri Pagentan 01 Singosari.

45

adalah penelitian pengembangan, dengan menggunakan 20 peserta didik sebagai sasaran uji coba terbatas yaitu diambil dari peserta didik kelas XI IPS 2. Rancangan penelitian yang digunakan adalah 4-D dari thiagarajan. Hasil penelitian menghasilkan kartu domino akuntansi yang terdiri dari 1 set kartu domino akuntansi dan buku panduan dengan presentase kelayakan (82.46%) dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa respon peserta didik terhadap kartu domino akuntansi sangat baik dengan presentase sebesar (95.4%)43. Penelitian yang penulis lakukan berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bilangan Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan” dengan menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. 4. Hendrik

Vandeska

Usman

(2014)

dengan

judul

penelitian

“Peningkatan dan Aktivitas Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah dengan Menggunakan Media Kartu Domino yang Dimodifikasi Pada Peserta Didik Kelas III di SDN Bintoro 01 Kecamatan Patrang Kabupaten Jember”. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, dan menggunakan pendekatan kualitatif. Pembelajaran dengan 43

Rahayu Fitriyah Nengsih, (2013), Pengembangan Kartu Domino Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Pada Materi Ayat Jurnal Penyesuaian. Jurnal. Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.

46

permainan kartu domino dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar sebanyak 12,25%. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dan mencapai persentase ketuntasan secara klasikal. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 65% dan pada siklus II mencapai 80%44. Penelitian yang penulis lakukan berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bilangan Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan” dengan menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. 5. Sri Hayati (2013) dengan judul penelitian “Pengembangan Media Kartu Domino Untuk Peningkatan Kemampuan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Pada Peserta Didik Kelas V SD”. Jenis penelitian

ini

adalah

penelitian

pengembangan,

media

yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah media dua dimensi. Hasil penelitian menghasilkan kartu domino yang teridiri dari 4 set jenis pecahan dan 1 set berbagai jenis pecahan. Berdasarkan hasil angket

44

Hendrik Vandeska Usman, (2014), Peningkatan dan Aktivitas Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah dengan Menggunakan Media Kartu Domino yang Dimodifikasi Pada Peserta Didik Kelas III di SDN Bintoro 01 Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, Jurnal. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas jember.

47

diketahui bahwa respon peserta didik terhadap kartu domino sangat baik dengan persentase sebesar 90,90%. 45 Penelitian yang penulis lakukan berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bilangan Pecahan Kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan” dengan menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. C. Kerangka Konseptual Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai. Untuk meningkatkan hasil belajar ini, terutama dalam pembelajaran matematika, maka sangat diperlukan suatu media yang menarik dan efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, salah satunya adalah dengan menggunakan kartu domino pecahan. Penggunaan media permainan kartu domino pecahan dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik karena dalam pembelajaran akan diuji kesiapan serta pemahaman peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu domino pecahan ini juga dapat membangkitkan motivasi dan semangat peserta didik dalam belajar, karena selama pembelajaran berlangsung peserta didik bermain kartu domino pecahan di dalam kelompoknya. Dengan bermain

45

Sri Hayati, (2013), Pengembangan Media Kartu Domino Untuk Peningkatan Kemampuan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Pada Siswa Kelas V SD, Jurnal. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

48

peserta didik menjadi lebih tertarik untuk belajar. Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak. Media permainan kartu domino pecahan dapat meningkatkan kemampuan matematis, ketelitian dan kecepatan berfikir peserta didik untuk mencari jawaban dari soal-soal yang ada di kartu tersebut dan kemudian di pasangkan menurut pasangan soal dan jawaban masing-masingnya secara berurutan. Dengan demikian peserta didik akan merasa tertantang untuk segera menyelesaikan semua soal-soal yang ada pada kartu domino tersebut, sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam belajar dan berlomba untuk menjadi pemenang di dalam kelompoknya. Keadaan seperti ini dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar dan juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. D. Hipotesis Tindakan Penggunaan media permainan Kartu Domino Pecahan ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bilangan pecahan kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Ajaran 2016/2017.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action research), menurut Suharsimi “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang akar masalahnya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh pendidik yang bersangkutan. PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata pendidik dalam kegiatan pengembangan profesinya1. B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 16 Pulau Karam terdapat 10 ruang yang terdiri dari: 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, Penelitian ini dilaksanakan dengan pertimbangan, sekolah tersebut bersedia menerima inovasi pendidikan. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 16 Pulau Karam, peserta didiknya berjumlah 18 orang.

1

Suharsmi, Arikunto, dkk (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

hal. 104.

49

50

3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017, terhitung dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian, yaitu pada hari Sabtu, tanggal 29 April 2017 sampai tanggal 20 Mei 2017. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada desain PTK yang dirumuskan Arikunto, yang terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut merupakan suatu siklus dan digambarkan pada bagan berikut: Bagan 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan Sukses

Siklus I

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan Selesai

Gagal

Perencanaan

Siklus II

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan berhaasil Gagal

Lanjut Siklus III

selesai

51

Penjelasan dari bagan di atas dapat diuraikan sebagai berikut : Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilakukan dalam beberapa siklus, yaitu satu siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Jika indikator keberhasilan pada siklus I belum mencapai sasaran dan tujuan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II fokus dan tindakan adalah memperbaiki permasalahan yang muncul pada siklus I. Dan apabila kriteria keberhasilan pada siklus I mencapai sasaran, penelitian tetap dilanjutkan pada siklus II dengan materi yang baru untuk melihat apakah kriteria keberhasilan yang dicapai lebih baik pada siklus I. Jika belum berhasil maka penelitian dilanjutkan kesiklus berikutnya2. Merujuk pada prosedur penelitian Kemmis dan Mc. taggart, maka rencana tindakan terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut: 1. Perencanaan Setelah menemukan masalah, penulis bersama pendidik wali kelas merencanakan tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan perencanaan meliputi: a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media permainan Kartu Domino Pecahan pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. b. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang secara heterogen berdasrkan kemampuan akademik dan jenis kelamin.

2

Suharsimi, Arikunto, dkk, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, hal. 16

52

c. Membuat media Kartu Domino Pecahan yang akan digunakan untuk menjelaskan materi penjumlahan atau pengurangan pecahan. d. Membuat 5 paket Kartu Domino Pecahan untuk dimainkan peserta didik pada kegiatan pembelajaran. e. Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk melihat aktivitas pendidik dan peserta didik selama proses pembelajaran menggunakan media permainan Kartu Domino Pecahan . f. Membuat tes evaluasi hasil belajar peserta didik yang sesuai dengan indikator-indikator capaian kompetensi peserta didik. g. Menyusun materi ajar yang akan diberikan pada peserta didik. 2. Pelaksanaan Pada

tahap

ini

pendidik

melaksankan

rencana

pembelajaran

menggunakan media permainan Kartu Domino Pecahan. Adapun tahapantahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Permainan Kartu Domino Pada Materi Bilangan Pecahan Aktivitas Pendidik Aktivitas Peserta Didik 1. Kegiatan awal (±10 menit) a. Pendidik mengucapkan salam a. Peserta didik menjawab salam dan pembuka dan berdoa. berdoa. b. Pendidik memeriksa kehadiran b. Peserta didik mendengarkan peserta didik. pendidik. c. Pendidik mengkondisikan peserta c. Peserta didik menyiapkan diri didik untuk siap mengikuti untuk siap mengikuti pembelajaran. pembelajaran. d. Pendidik bertanya tentang materi d. Peserta didik mendengarkan dan pecahan yang sudah di ajarkan menjawab pertanyaan pendidik. sebelumnya. e. Pendidik mengingatkan kembali e. Peserta didik mendengarkan dan cara menjumlahkan pecahan yang memperhatikan penjelasan telah dipelajari di pertemuan pendidik.

53

sebelumnya. f. Pendidik menyampaikan tujuan f. Peserta didik mendengarkan pembelajaran. penjelasan pendidik 2. Kegiatan Inti (±35 menit) Eksplorasi a. Pendidik memperlihatkan kartu a. Peserta didik memperhatikan kartu domino pecahan yang telah domino pecahan yang telah di disediakan. sediakan pendidik. b. Pendidik bertanya jawab dengan b. Peserta didik menjawab peserta didik tentang pecahan pertanyaan pendidik, dan peserta biasa dan pecahan campuran. didik bertanya kepada pendidik tentang hal yang masih diragukannya. c. Pendidik menjelaskan tentang c. Peserta didik mendengarkan pecahan biasa, pecahan penjelasan pendidik. campuran, dan cara menjumlahkannya. d. Pendidik memberikan d. Peserta didik mengerjakan soalkesempatan kepada peserta didik soal yang telah diberikan oleh untuk mengerjakan soal-soal pendidik. yang telah dibuat oleh pendidik. Elaborasi a. Pendidik membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok dengan kemampuan masing-masing anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda-beda b. Dalam pembagian kelompok tersebut, tiap peserta didik dipanggil namanya dan diberikan nomor sesuai dengan kemampuan tiap anggota kelompok. c. Bagi peserta didik yang medapat nomor yang sama, maka mereka adalah satu kelompok diskusi. d. Pendidik membagikan kartu domino pecahan berupa soal-soal pada tiap kelompok. e. Pendidik memberikan intruksi kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang ada di kartu domino. f. Pendidik memberitahu akan diadakannya turnamen antar

a. Peserta didik mengkondisikan diri ke dalam kelompok yang telah ditentukan oleh pendidik.

b. Peserta didik menjalankan intruksi dari pendidik.

c. Peserta didik duduk bersama dalam kelompoknya masingmasing. d. Peserta didik menerima kartu domino pecahan pada tiap kelompok. e. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dan diberikan kesempatan untuk bertanya antar teman kelompoknya. f. Peserta didik menyiapkan diri untuk mengikuti turnamen antar

54

kelompok. g. Pendidik menjelaskan aturan permainan dalam turnamen. Permainan ini bernama permainan kartu domino pecahan. Dalam permainan ini, masingmasing kelompok diwakilkan oleh satu orang. h. Pendidik mengambil secara acak kertas yang berisi nama peserta didik di masing-masing kelompok. Peserta didik yang terpilih dalam pengambilan tadi adalah peserta didik yang akan menjadi perwakilan untuk bertanding dengan kelompok lainnya. i. Pendidik memberikan aba-aba bahwa turnamen siap untuk dimulai. j. Pendidik mengawasi jalannya turnamen.

kelompok. g. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik.

h. Peserta didk mempersiapkan diri untuk mengikuti turnamen.

i. Peserta didik bertanding.

siap

untuk

j. Masing-masing pemain mendapatkan 4 buah kartu domino pecahan. Buka satu kartu dari tumpukan kartu sisa untuk menjadi pembuka permainan. Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misal untuk kartu penjumlahan pecahan maka hasil penjumlahan pecahan biasa disambung dengan hasil penjumlahan pecahan yang sesuai. Setiap menurunkan satu kartu tiap pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa. Apabila tumpukan kartu sisa habis, sedang pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka permainan dilanjutkan oleh pemain berikutnya. Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang memiliki kartu paling sedikit. k. Pendidik melakukan pembahasan k. Peserta didik bersama pendidik dan penghitungan skor yang melakukan pembahasan dan diperoleh tiap anggota kelompok penghitungan skor yang diperoleh yang mengikuti turnamen. tiap anggota kelompok yang

55

mengikuti turnamen. l. Pendidik memberikan l. Peserta didik yang memperoleh penghargaan bagi kelompok yang skor tertinggi mendapat mendapat skor tertinggi. penghargaan dari pendidik. Konfirmasi a. Pendidik memberi penguatan dan umpan balik positif kepada peserta didik yang melaksanakan tugas dengan baik. b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. 3. Kegiatan Penutup (±25 menit) a. Pendidik bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran. b. Pendidik bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah.

a. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik.

b. Peserta didik mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.

a. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pembelajaran. b. Peserta didik bersama pendidik menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah.

3. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati adalah aktivitas pendidik dan aktivitas peserta didik selama pembelajaran mengenai penjumlahan pecahan menggunakan Media Permaianan Kartu Domino, yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini adalah pendidik kelas V SDN 16 Pulau Karam. 4. Refleksi Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, penulis berusaha untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mencatat secara cermat mengenai hal-hal yang masih perlu diperbaiki,

seperti

penulis

berdiskusi

dengan

observer

bagaimana

56

pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh penulis, apa kekurangan penulis dalam melaksanakan pembelajaran dan apa yang perlu diperbaiki oleh penulis, serta apa kekurangan dan kelebihan penulis dalam melaksanakan pembelajaran. Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk melihat sejauh mana ketercapaian indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan sudah tercapai, maka siklus berhenti sampai siklus pertama. Apabila belum berhasil, maka dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya. D. Data dan Sumber Data 1. Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. 2. Sumber data yang digunakan terdiri atas dua jenis, yaitu: a. Data Primer Dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap

hal

yang

dianggap

berhubungan

dengan

objek

yang

dimaksudkan. b. Data Sekunder Sumber data sekunder meliputi peninggalan tertulis seperti arsiparsip nilai peserta didik yang didapatkan dari pendidik.

57

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Lembar Observasi Observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas peserta didik ketika pembelajaran menggunakan media permaianan Kartu Domino serta aktivitas peserta didik ketika melakukan permainan. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi peserta didik yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi dicatat pada lembar observasi yang berupa indikator aktivitas pendidik dan peserta didik. 2. Lembar Tes Evaluasi Hasil Belajar Peserta didik Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar peserta didik setelah melakukan pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan menggunakan media permainan Kartu Domino Pecahan. Teknik pengambilan data ini dilakukan dengan cara peserta didik mengisi lembar tes evaluasi hasil belajar setelah itu dikumpul kepada penulis. Soal tes berbentuk uraian yang terdiri dari 10 soal. 3. Dokumentasi Dokumentasi, untuk mendapatkan data tentang keadaan sekolah lokasi penelitian.

58

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Observasi Aktivitas Peserta Didik dan Pendidik. Lembar observasi aktivitas peserta didik dan pendidik digunakan untuk melihat aktivitas peserta didik dan pendidik selama proses pembelajaran berlangsung, dan untuk melihat keberhasilan mengajar pendidik yang dilakukan dengan cara memberi ceklis pada setiap kegiatan yang dilakukan, selanjutnya jumlah poin pada setiap ceklis dihitung untuk mendapatkan persentase aktivitas peserta didik dan pendidik. Rumus yang dipakai untuk menghitung persentase aktivitas pendidik, menurut Desfitri adalah : Skor =

x 100

Tabel 3.2 Kriteria keberhasilan Persentase Kriteria 80%-100% Sangat Baik 70%-79% Baik 60%-69% Cukup <59% Kurang Setelah didapat persentase peserta didik dan pendidik dalam mengikuti pembelajaran dan mengelola pembelajaran pada setiap pertemuan, persentase tersebut dihitung rata-ratanya persiklus sehingga penilaian kegiatan peserta didik dan pendidik dalam mengikuti pembelajaran dan mengelola kelas dilihat dari rata-rata persentase persiklus jika mencapai 85%, maka aktivitas peserta didik dan kegiatan pendidik mengelola pembelajaran dianggap sangat baik.

59

Tahap analisis data digunakan untuk perbandingan antara hasil observasi

peserta

didik

dan

pendidik

pada

setiap

pertemuan,

membandingkan hasil observasi peserta didik dan pendidik siklus I dengan siklus II, serta membandingkan dengan ketuntasan klasikal dan KKM. 2. Teknik Pengoahan dan Analisis Data Hasil Belajar Peserta didik. Teknik pengolahan data hasil belajar peserta didik dilakukan dengan cara: 1) Mengumpulkan tes hasil belajar peserta didik. 2) Memeriksa lembar jawaban tes hasil belajar peserta didik. 3) Mencocokkan tes hasil belajar peserta didik dengan kunci jawaban. 4) Memberi skor terhadap jawaban yang ditulis oleh peserta didik berdasarkan kunci jawaban. 5) Menghitung skor tes hasil belajar peserta didik dengan menggunakan kalkulator. 6) Mengurutkan nilai peserta didik dari yang tertinggi ke yang terendah. Untuk menentukan persentase hasil belajar peserta didik secara klasikal, dapat digunakan rumus: TB=

S x100 % n

Keterangan: TB = Tuntas Belajar S = Jumlah peserta didik yang memperoleh nilai n = Jumlah peserta didik

60

Untuk menentukan dan mencari rata-rata hasil belajar peserta didik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut3: χ =

x n

Keterangan: χ = rata-rata (mean)



n

x = Jumlah seluruh skor = banyaknya subjek

Hasil belajar Matematika peserta didik dikatakan meningkat apabila setelah diadakan tes pada akhir pembelajaran persentase rata-rata peserta didik yang memiliki nilai sama atau di atas KKM adalah 75. Jika hal ini tercapai, maka media permainan kartu domino dapat meningkatkan hasil belajar Matematika peserta didik di kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan. Tahap analisis data digunakan untuk perbandingan antara hasil belajar peserta didik pada setiap pertemuan, membandingkan hasil belajar peserta ddik pada siklus I dengan siklus II, serta membandingkan dengan ketuntasan klasikal dan KKM.

3

Sudjana, (2013), Metode Statistika, Bandung: Tarsito, hal. 109

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Perencanaan Penelitian Perencanaan penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 16 Pulau Karam untuk pelajaran matematika kelas V, yang jumlah peserta didiknya 18 orang, 10 orang peserta didik laki-laki dan 8 orang peserta didik perempuan.

Penelitian

ini

direncanakan

dengan

penerapan

media

pembelajaran permainan kartu domino, disusun dan diwujudkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I adalah menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa, menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran, menjumlahkan pecahan biasa dan campuran dengan persen dan desimal, menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut, standar kompetensinya adalah menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah, sedangkan kompetensi dasarnya adalah menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Kegiatan proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II adalah mengurangkan pecahan dari bilangan asli, pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama dan pecahan biasa dari pecahan campuran, mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-

61

62

turut, standar kompetensinya adalah menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah, sedangkan kompetensi dasarnya adalah menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Kegiatan proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang berbeda materinya dari tiap siklus. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran Matematika, penulis sebagai pendidik dan wali kelas sebagai pengamat (observer). a.

Siklus I Pembelajaran siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan

alokasi waktu 4 kali 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 April 2017 mulai pukul 07.30 – 08.40 WIB dan pertemuan ke dua pada hari Senin 01 Mei 2017 mulai pukul 11.00 – 12.10 WIB. Setelah pertemuan I dan II selesai maka diadakan tes pada hari Rabu tanggal 03 Mei 2017. Adapun kegiatan yang penulis lakukan dalam setiap kali pertemuan pada siklus ini adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan oleh penulis adalah membuat media permainan kartu domino dan diwujudkan dalam bentuk

rencana

pelaksanaan

pembelajaran

(RPP).

Materi

63

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I adalah menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa, menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran, menjumlahkan pecahan biasa dan campuran dengan persen dan desimal, menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut, standar kompetensinya adalah menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah, sedangkan kompetensi dasarnya adalah menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Kegiatan proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. RPP lihat pada lampiran 1 dan 2. 2) Tindakan (Action) Tahap pelaksanaan yang dilaksanakan oleh penulis dan pengamat sesuai dengan perencanaan. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: (1)Pertemuan Pertama a) Kegiatan Awal Kegiatan awal ini berlangsung selama 5 menit. Tahap ini diawali dengan mengucapkan salam, menyiapkan kondisi kelas yaitu meminta peserta didik untuk merapikan tempat duduknya dan duduk dengan rapi, berdo’a secara bersamasama dilanjutkan dengan mengecek kehadiran peserta didik. kemudian memberikan motivasi kepada peserta didik, apersepsi yaitu dengan tanya jawab tentang contoh-contoh

64

penjumlahan pecahan biasa sederhana. Setelah itu penulis menyampaikan tujuan pembelajaran tentang penjumlahan pecahan. b) Kegiatan Inti Tahap ini pembelajaran dilaksanakan dalam beberapa langkah permainan kartu domino. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) Penulis menjelaskan materi pembelajaran. Peserta didik memperhatikan penulis menjelaskan materi tentang penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa dan

penjumlahan

pecahan

biasa

dengan

pecahan

campuran. (2) Penulis

memperlihatkan

dan

menjelaskan

cara

menggunakan media permainan kartu domino. Peserta didik melihat dan memperhatikan penjelasan dari penulis tentang penggunaan media permainan kartu domino agar pada saat proses pembelajaran peserta didik sudah mengerti cara penggunaannya. (3) Pembentukan kelompok diskusi Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok berdasarkan kemampuan dan jenis kelamin, karena peserta didik berjumlah 18 orang, maka dua kelompok masing-masing

65

terdiri dari 5 orang dan dua kelompok terdiri dari 4 orang peserta didik. (4) Pembelajaran pada kelompok diskusi Setiap anggota dalam kelompok mengerjakan soal pada kartu domino yang telah didapatkannya, satu anggota kelompok mendapatkan masing-masing 4 buah kartu dan saling berdiskusi dengan anggota kelompok lainnya. Penulis memberikan bimbingan kepada kelompok diskusi yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kelompoknya. (5) Turnamen antar kelompok Sebelum memulai turnamen yang bernama permainan kartu domino ini, penulis terlebih dahulu menjelaskan aturan permainan dalam turnamen, lalu penulis mengambil secara acak nama-nama peserta didik di masing-masing kelompok yang akan mengikuti turnamen. Peserta didik duduk ditempat anggota turnamennya dan memulai turnamen.

Penulis

mengawasi

jalannya

turnamen.

Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang mempunyai kartu paling sedikit.

66

(6) Penghargaan Kelompok yang memiliki nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa hadiah yaitu pena yang akan diumumkan pada pertemuan berikutnya. c) Kegiatan Akhir Penulis membimbing peserta didik dalam menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya memberikan nasehat kepada peserta didik agar rajin belajar dan mengulangi pelajaran dirumah yang telah dipelajari di sekolah, dan menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah dan salam. (2)Pertemuan Kedua a) Kegiatan Awal Tahap

awal

ini

penulis

memberikan

motivasi

dan

mengumumkan kelompok yang memperoleh skor tertinggi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian penulis bersama peserta didik membahas materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Hal ini untuk mengkaji sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa dan menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran.

67

b) Kegiatan inti Tahap ini, pembelajaran dilaksanakan dalam beberapa langkah permainan kartu domino. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) Penulis menjelaskan materi pembelajaran. Peserta didik memperhatikan penulis menjelaskan materi tentang penjumlahan pecahan biasa dan campuran dengan persen

dan

desimal,

penjumlahan

tiga

pecahan

berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. (2) Penulis

memperlihatkan

dan

menjelaskan

cara

menggunakan media permainan kartu domino. Peserta didik melihat dan memperhatikan penjelasan dari penulis tentang penggunaan media permainan kartu domino agar pada proses pembelajaran peserta didik sudah mengerti cara penggunaannya. (3) Pembentukan kelompok diskusi Pada pertemuan ini, kelompok diskusi tidak dibentuk lagi, karena kelompok masih sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya dengan materi yang berbeda pada pertemuan sebelumnya. (4) Pembelajaran pada kelompok diskusi Setiap anggota dalam kelompok mengerjakan soal pada kartu domino yang telah didapatkannya, satu anggota

68

kelompok mendapatkan masing-masing 4 buah kartu dan saling berdiskusi dengan anggota kelompok lainnya. Penulis memberikan bimbingan kepada kelompok diskusi yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kelompoknya. (5) Turnamen antar kelompok Sebelum memulai turnamen yang bernama permainan kartu domino ini, penulis terlebih dahulu menjelaskan aturan permainan dalam turnamen,lalu penulis mengambil secara acak nama-nama peserta didik di masing-masing kelompok yang akan mengikuti turnamen. Peserta didik duduk ditempat anggota turnamennya dan memulai turnamen.

Penulis

mengawasi

jalannya

turnamen.

Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang mempunyai kartu paling sedikit. (6) Penghargaan Pada

pertemuan

kedua

ini

tidak

ada

pemberian

penghargaan pada kelompok yang memperoleh skor tertinggi. c) Kegiatan Akhir Penulis membimbing peserta didik dalam menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya memberikan nasehat kepada peserta didik agar rajin belajar dan mengulangi pelajaran

69

dirumah yang telah dipelajari di sekolah, dan mengingatkan peserta didik bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan tes untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang menjumlahkan berbagai bentuk pecahan yang telah dipelajari selama dua kali pertemuan. Penulis menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah dan salam. 3) Pengamatan (Observation) Untuk mendapatkan data yang akurat saat pembelajaran berlangsung, penulis diamati oleh pengamat yaitu wali kelas V, selama pembelajaran berlangsung pengamat melakukan pengamatan dengan bantuan lembar pengamatan untuk peserta didik. Hasil pengamatan dari pengamat dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Aktivitas peserta didik Hasil pengamatan yang dilakukan pengamat terhadap aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran penjumlahan berbagai bentuk pecahan dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Peserta Didik Siklus I Pertemuan I dan II Aktivitas peserta didik

Pertemuan I

II

1 2 3 4

Jumlah 18 13 4 8

Persen 100% 72% 22% 44%

Jumlah 18 13 10 12

Persen 100% 72% 56% 67%

5

7

39%

9

50%

Ratarata

Ket

100% 72% 39% 56%

Baik sekali Baik Kurang Kurang

46%

Kurang

70

Keterangan: 1. Peserta didik memperhatikan pendidik dalam penyampaian materi. 2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok. 3. Peserta didik mengajukan pertanyaan. 4. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan. 5. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pembelajaran. Tabel di atas menjelaskan bahwa secara umum aktivitas peserta didik pada siklus I, dari pertemuan I ke pertemuan II terjadi peningkatan dengan kategori kurang, baik, dan baik sekali. Memperhatikan penulis dalam penyampaian materi dari 100% tetap 100%, berdiskusi kelompok dari 72% tetap 72%, mengajukan pertanyaan dari 22% menjadi 56%, menjawab pertanyaan dari 44% menjadi 67% dan menyimpulkan pembelajaran dari 39% menjadi 50%. 2) Hasil belajar peserta didik Tes hasil belajar siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3 Mei 2017. Langkah-langkah dalam melakukan tes adalah sebagai berikut: a) Penulis memberikan soal individu kepada peserta didik. b) Penulis menjelaskan cara mengerjakan soal evaluasi. c) Peserta didik menyelesaikan soal yang diberikan oleh penulis. d) Penulis mengawasi peserta didik dalam mengerjakan soal. e) Setelah peserta didik selesai menjawab soal yang diberikan penulis, lembar jawabannya dikumpul kepada penulis.

71

Hasil belajar matematika peserta didik setelah mengikuti pembelajaran matematika pada materi penjumlahan berbagai bentuk pecahan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I No

Nama Peserta Didik

Hasil Tes Akhir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

RCPA FU RP OZEM R LMP RR TE RFR VMR FVR RFA RA RPS AU M CS RFI

100 96 86 80 80 80 78 78 76 70 65 60 34 22 18 17 14 5

Jumlah Rata-rata

1042 57,9

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 50%

9 50%

Data pada tabel 4.2 berdasarkan KKM yang ditetapkan pada pembelajaran matematika yaitu 75 maka ketuntasan belajar yang dicapai peserta didik baru 50%. Hal ini belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan secara klasikal. Dari tabel 4.2 juga tergambar rata-rata kelas pada siklus I baru mencapai 57,9.

72

4) Refleksi (Reflection) Pada tahap refleksi penulis berdiskusi dengan observer. Refleksi tindakan dilakukan untuk penyempurnaan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan tindakan yang disusun dalam siklus I. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara penulis dan pengamat yang mengamati peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hal-hal sebagai berikut: 1) Aktivitas Pendidik Menurut observer yaitu pendidik kelas V SDN 16 Pulau Karam penampilan penulis pada siklus I, pada tahap apersepsi sudah masuk kategori baik, pada tahap penjelasan materi penulis merasa sedikit gugup karena masih belum terbiasa dengan suasana kelas tetapi sudah memasuki kategori baik karena penulis sudah memahami materi pembelajaran. Masih kurangnya bimbingan yang diberikan oleh penulis terhadap masing-masing kelompok ketika berdiskusi kelompok. Sehingga peserta didik yang tidak paham hanya diam dengan ketidakpahamannya. Alternatif tindakan yang akan diberikan oleh penulis pada pertemuan berikutnya adalah penulis mendatangi setiap kelompok untuk memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya. Pada pertemuan pertama penulis tidak mengingatkan peserta didik untuk membaca terlebih dahulu di rumah tentang materi yang

73

akan dipelajari, sedangkan pada pertemuan kedua penulis sudah mengingatkan peserta didik untuk membaca terlebih dahulu di rumah tentang materi yang akan dipelajari. 2) Aktivitas Peserta Didik Peserta didik belum terbiasa menggunakan media permainan kartu domino. Pada pertemuan pertama dan kedua yang bertanya masih peserta didik yang sama, sementara peserta didik yang lain tidak berani bertanya karena malu dan belum terbiasa. Dari pengamatan aktivitas peserta didik pada siklus I, peserta didik yang bertanya baru mencapai 39%, masih dalam kategori kurang, sedangkan indikator keberhasilan secara klasikal yang diharapkan adalah minimal 75%. Untuk itu, perlu ditingkatkan karena masih ada 61% lagi peserta didik yang tidak berani bertanya. Masih ada 44% peserta didik yang tidak bisa menjawab pertanyaan

saat

ditanya

oleh

penulis,

sedangkan

indikator

keberhasilan secara klasikal yang diharapkan adalah minimal 75% dari peserta didik yang bisa menjawab pertanyaan saat ditanya oleh penulis. Hal ini disebabkan karena peserta didik masih belum siap dan kurang termotivasi untuk menjawab pertanyaan penulis. Untuk itu, perlu adanya suatu tindakan yang harus penulis lakukan agar peserta didik termotivasi untuk menjawab pertanyaan. Masih ada 54% peserta didik yang tidak bisa memberikan kesimpulan secara bersama-sama pada akhir pembelajaran. Pada saat

74

menyimpulkan pembelajaran peserta didik lebih banyak diam karena kurangnya memahami materi. 3) Hasil Belajar Siklus I Ketuntasan hasil belajar peserta didik baru mencapai 50% yang tuntas. Hal ini perlu ditingkatkan karena masih ada 50% lagi peserta didik yang belum tuntas. Penyebab peserta didik belum tuntas sebanyak 50% dilihat dari lembar jawaban peserta didik rata-rata peserta didik mengalami kesalahan dalam operasi penjumlah bilangan pecahan berpenyebut tidak sama, banyak peserta didik yang mengalikan penyebut dengan penyebut agar mendapatkan penyebut yang sama. Faktor lain penyebab peserta didik belum tuntas adalah kurang fokusnya peserta didik dalam mengerjakan soal tes dan kurangnya ketelitian peserta didik. Usaha

yang

dapat

dilakukan

penulis

untuk

mengatasi

permasalahan di atas adalah memberikan latihan-latihan dan penjelasan yang cukup kepada peserta didik yang belum paham dengan materi pembelajaran, serta memberikan pengarahan kepada peserta didik agar lebih fokus dan teliti dalam mengerjakan soal. Data dan uraian di atas menjelaskan bahwa tujuan penelitian yang diharapkan pada siklus I belum sesuai dengan harapan, karena ketuntasan klasikal peserta didik baru mencapai 50%, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran siklus I belum berhasil. Dari tes yang dilakukan

75

masih ada peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM, maka tindakan dilanjutkan pada siklus II. b. Siklus II Pembelajaran siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 kali 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 06 Mei 2017 mulai pukul 07.30 – 08.40 WIB, dan pertemuan kedua pada hari Senin 08 Mei 2017 mulai pukul 11.00 – 12.10 WIB. Setelah pertemuan I dan II selesai diadakan tes pada hari Jumat tanggal 12 Mei 2017. Kegiatan yang penulis lakukan dalam setiap kali pertemuan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan (Planning) Refleksi pada siklus I menunjukkan keberhasilan penelitian belum mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang diperoleh bahwa masih ada peserta didik yang belum berani mengeluarkan pendapat dan ketuntasan hasil belajar peserta didik baru mencapai 50% yang tuntas, maka pembelajaran dilanjutkan pada siklus II. Penulis dan pengamat telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus II dengan materi ajarnya pengurangan berbagai bentuk pecahan, dan sebelum pembelajaran dilaksanakan, peserta didik diharapkan untuk belajar dan membaca materi yang akan dipelajari di sekolah nanti. Selain itu penulis dan pengamat telah

76

mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas, dan mempersiapkan lembar evaluasi. Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka perencanaan perbaikan siklus II adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pembiasaan dengan mengingatkan peserta didik dengan langkah-langkah

pembelajaran

dengan

menggunakan

media

permainan kartu domino. Dengan pembiasaan yang diberikan penulis diawal setiap pertemuan, diharapkan penulis dan peserta didik menjadi terbiasa belajar dengan media permainan kartu domino. Selain itu, juga mengingatkan peserta didik untuk membaca di rumah terlebih dahulu tentang materi yang akan dipelajari. 2) Memancing peserta didik yang belum bertanya pada pertemuan sebelumnya untuk bertanya dengan cara mengingatkan bahwa peserta didik yang sudah bertanya pada pertemuan sebelumnya tidak boleh bertanya lagi. 3) Mendatangi setiap kelompok untuk memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya. 4) Mengubah cara pemberian penghargaan dari

yang bersifat

kelompok, yang diberikan pada pertemuan berikutnya menjadi bersifat individu yang diberikan secara langsung kepada peserta didik menjawab pertanyaan penulis dengan benar. Hadiah diberikan secara langsung kepada peserta didik yang bisa menjawab

77

pertanyaan dengan benar. Dengan pemberian hadiah yang bersifat individu setelah menjawab dengan benar ini, diharapkan dapat memotivasi peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan penulis. 5) Dengan memberikan latihan-latihan kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang dipelajari. 2) Tindakan (Action) Tahap pelaksanaan yang dilaksanakan oleh penulis dan pengamat sesuai dengan perencanaan. Adapaun pelaksanaannya sebagai berikut: (1) Pertemuan pertama a) Kegiatan awal Kegiatan awal ini berlangsung selama 5 menit. Pada tahap ini diawali dengan mengucapkan salam, menyiapkan kondisi kelas yaitu meminta peserta didik untuk merapikan tempat duduknya dan

duduk

dengan

rapi,

berdo’a

secara

bersama-sama

dilanjutkan dengan mengecek kehadiran peserta didik, kemudian memberikan motivasi kepada peserta didik, apersepsi yaitu dengan tanya jawab tentang materi penjumlahan berbagai bentuk pecahan. Setelah itu penulis menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Penulis mengingatkan kembali peserta didik tentang langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu domino.

78

b) Kegiatan Inti Pembelajaran dilaksanakan dalam beberapa langkah media permainan kartu domino sebagai berikut: (1) Penulis menjelaskan materi pembelajaran. Peserta didik memperhatikan penulis menjelaskan materi tentang

pengurangan

pecahan

dari

bilangan

asli,

pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama dan pecahan biasa dari pecahan campuran. (2) Penulis

memperlihatkan

dan

menjelaskan

cara

menggunakan media permainan kartu domino. Peserta didik melihat dan memperhatikan penjelasan dari penulis tentang penggunaan media permainan kartu domino agar pada proses pembelajaran peserta didik sudah mengerti cara penggunaannya. (3) Pembentukan kelompok diskusi Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok yang berbeda dengan siklus I berdasarkan kemampuan dan jenis kelamin, karena peserta didik berjumlah 18 orang, maka dua kelompok masing-masing terdiridari 5 orang dan dua kelompok terdiri dari 4 orang peserta didik. (4) Pembelajaran pada kelompok diskusi Setiap anggota dalam kelompok mengerjakan soal pada kartu domino yang telah didapatkannya, satu anggota

79

kelompok mendapatkan masing-masing 4 buah kartu dan saling berdiskusi dengan anggota kelompok lainnya. Penulis memberikan bimbingan kepada kelompok diskusi yang mengalami

kesulitan

dalam

mengerjakan

tugas

kelompoknya. (5) Turnamen antar kelompok Sebelum memulai turnamen yang bernama permainan kartu domino ini, penulis terlebih dahulu menjelaskan aturan permainan dalam turnamen,lalu penulis mengambil secara acak nama-nama peserta didik di masing-masing kelompok yang akan mengikuti turnamen. Peserta didik duduk ditempat anggota turnamennya dan memulai turnamen. Penulis mengawasi jalannya turnamen. Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang mempunyai kartu paling sedikit. (6) Penghargaan Penghargaan berupa pena yang diberikan kepada peserta didik yang bisa memenangkan turnamen. c) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, penulis membimbing peserta didik dalam menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya penulis memberi tugas kepada peserta didik agar membaca dan belajar di rumah tentang mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga

80

pecahan berpenyebut tidak sama secara beruturut-turut, dan menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah dan salam. (2) Pertemuan Kedua a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal ini berlangsung selama 5 menit. Pada tahap ini diawali dengan mengucapkan salam, menyiapkan kondisi kelas yaitu meminta peserta didik untuk merapikan tempat duduknya dengan rapi, berdo’a secara bersama-sama dilanjutkan dengan mengecek kehadiran peserta didik, kemudian apersepsi yaitu dengan mengulang pelajaran sebelumnya. Setelah itu penulis menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran tentang mengurangkan dua pecahan campuran dan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut, penulis bertanya apakah sebelumnya peserta didik sudah belajar dirumah atau belum tentang materi yang akan dipelajari. Penulis mengingatkan kembali peserta didik tentang langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu domino. b) Kegiatan Inti Tahap ini, pembelajaran dilaksanakan dalam beberapa langkah media permainan kartu domino. Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

81

(1) Penulis menjelaskan materi pembelajaran. Peserta didik memperhatikan penulis menjelaskan materi tentang pengurangan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. (2) Penulis

memperlihatkan

dan

menjelaskan

cara

menggunakan media permainan kartu domino. Peserta didik melihat dan memperhatikan penjelasan dari penulis tentang penggunaan media permainan kartu domino agar pada proses pembelajaran peserta didik sudah mengerti cara penggunaannya. (3) Pembentukan kelompok diskusi Pada pertemuan ini, kelompok diskusi tidak dibentuk lagi, karena kelompok masih sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya dengan materi yang berbeda pada pertemuan sebelumnya. (4) Pembelajaran pada kelompok diskusi Setiap anggota dalam kelompok mengerjakan soal pada kartu domino yang telah didapatkannya, satu anggota kelompok mendapatkan masing-masing 4 buah kartu dan saling berdiskusi dengan anggota kelompok lainnya. Penulis memberikan bimbingan kepada kelompok diskusi yang mengalami

kesulitan

dalam

mengerjakan

tugas

kelompoknya. Penulis mengingatkan bahwa peserta didik

82

yang sudah bertanya pada pertemuan sebelumnya tidak boleh bertanya lagi. (5) Turnamen antar kelompok Sebelum memulai turnamen yang bernama permainan kartu domino ini, penulis terlebih dahulu menjelaskan aturan permainan dalam turnamen, lalu penulis mengambil secara acak nama-nama peserta didik di masing-masing kelompok yang akan mengikuti turnamen. Peserta didik duduk ditempat anggota turnamennya dan memulai turnamen. Penulis mengawasi jalannya turnamen. Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang mempunyai kartu paling sedikit. (6) Penghargaan Penghargaan berupa pena yang diberikan kepada peserta didik yang bisa memenangkan turnamen. c) Kegiatan Akhir Penulis membimbing peserta didik dalam menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya penulis memberikan nasehat kepada peserta didik agar rajin belajar dan mengulangi pelajaran dirumah yang telah dipelajari di sekolah, dan menutup pembelajaran dengam membaca hamdalah dan salam.

83

3) Pengamatan (Observation) Data yang akurat saat pembelajaran berlangsung, diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan oleh pengamat yaitu wali kelas V. Selama pembelajaran berlangsung pengamat (observer) melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan untuk peserta didik. 1) Aktivitas Peserta Didik Hasil pengamatan yang dilakukan pengamat terhadap aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Persentase Aktivitas Peserta Didik Siklus II Pertemuan I dan II Aktivitas peserta didik

Pertemuan I

II

1 2 3 4

Jumlah 18 18 12 13

Persen 100% 100% 67% 72%

Jumlah 18 18 15 15

Persen 100% 100% 83% 83%

5

12

67%

18

100%

Ratarata

Ket

100% 100% 75% 78%

Baik sekali Baik sekali Baik Baik

84%

Baik

Keterangan: 1.

Peserta didik memperhatikan penulis dalam penyampaian materi.

2.

Peserta didik melakukan diskusi kelompok.

3.

Peserta didik mengajukan pertanyaan.

4.

Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan.

5.

Peserta didik bersama penulis menyimpulkan pembelajaran. Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa secara umum aktivitas

peserta didik pada siklus II, dari pertemuan pertama dan pertemuan

84

kedua terjadi peningkatan dengan kategori baik sekali dan baik. Memperhatikan penulis dalam penyampaian materi dari 100% tetap 100%. Berdiskusi kelompok dari 100% tetap 100%, mengajukan pertanyaan dari 67% menjadi 83%, menjawab pertanyaan dari 72% menjadi 83%, menyimpulkan pembelajaran dari 67% menjadi 100%. 2) Hasil Belajar Peserta Didik Tes hasil belajar siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 12 Mei 2017. Langkah-langkah dalam melakukan tes adalah sebagai berikut: 1. Penulis memberikan soal individu kepada peserta didik. 2. Penulis menjelaskan cara mengerjakan soal. 3. Peserta didik menyelesaikan soal yang diberikan penulis. 4. Penulis mengawasi peserta didik dalam mengerjakan soal. 5. Setelah peserta didik selesai menjawab soal yang diberikan, lembar jawabannya dikumpul kepada penulis. Hasil

belajar

matematika

peserta

didik

setelah

mengikuti

pembelajaran matematika dengan menggunakan media permainan kartu domino dapat dilihat pada tabel 4.4.

85

Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II No

Nama Peserta Didik

Hasil Tes Akhir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

AU FU RFA FVR RCPA R RFR VMR OZEM RP RR LMP RA RPS TE CS RFI M

100 100 100 100 100 96 96 92 90 86 86 84 84 80 80 80 21 10

Jumlah Rata-rata

1485 82,5

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 89%

2 11%

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa pembelajaran pada siklus II sudah berhasil karena ketuntasan belajar yang dicapai peserta didik secara klasikal sudah mencapai 89% dari jumlah peserta didik yang ada dikelas tersebut. Dari tabel 4.4 juga terlihat rata-rata kelas pada siklus II meningkat menjadi 82,5. 4) Refleksi (Reflection) Pembelajaran siklus II difokuskan pada pengurangan dua pecahan campuran dan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. Pembelajaran juga dilaksanakan dengan menggunakan media permainan kartu domino. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan siklus II dilakukan pengamatan. Hasil pengamatan selama pelaksanaan siklus II

86

dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat sehingga diperoleh hal-hal sebagai berikut: (1)

Aktivitas Pendidik Pembiasaan yang dilakukan oleh penulis untuk mengingatkan langkah-langkah

pembelajaran

dengan

menggunakan

media

permainan kartu domino diawal setiap pertemuan, dapat membuat peserta didik menjadi terbiasa belajar dengan menggunakan media permainan kartu domino. Dengan mengingatkan peserta didik yang sudah bertanya pada pertemuan sebelumnya tidak boleh bertanya lagi dapat memancing peserta didik yang belum bertanya pada pertemuan sebelumnya untuk bertanya. Penulis sudah meningkatkan bimbingannya dengan mendatangi setiap kelompok untuk memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya. Penulis sudah mengubah cara pemberian penghargaan dari yang bersifat kelompok yang diberikan pada pertemuan berikutnya menjadi bersifat individu yang diberikan secara langsung kepada peserta didik yang menjadi pemenang pada saat turnamen, hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kartu domino yang diberikan penulis dengan benar.

87

Dengan memberikan latihan-latihan kepada peserta didik yang berkaitan dengan materi yang dipelajari dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. (2)

Aktivitas Peserta Didik Peserta didik sudah terbiasa belajar dengan menggunakan media permainan kartu domino. Peserta didik yang belum bertanya pada pertemuan sebelumnya dapat bertanya pada pertemuan selanjutnya. Dari pengamatan aktivitas peserta didik siklus II, peserta didik yang bertanya sudah mencapai 75% masuk dalam kategori baik, peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari penulis sudah mencapai 78% masuk dalam kategori baik, peserta didik yang menyimpulkan pembelajaran sudah mencapai 84% juga masuk ke dalam kategori baik. Jadi aktivitas belajar peserta didik pada siklus II ini meningkat dari siklus I.

(3)

Hasil Belajar Siklus II Peserta didik yang belum memahami pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mendapat bimbingan yang khusus oleh penulis sehingga peserta didik dapat memahami pembelajaran sehingga hasil belajar pada siklus II ini meningkat menjadi 89%, dan ada 11% peserta didik yang belum tuntas. Faktor penyebab peserta didik belum tuntas dilihat dari lembar jawaban tes hasil belajar dan berdasarkan aktivitas peserta didik selama pembelajaran bahwa peserta didik tersebut memang tidak memahami sama sekali tentang operasi

88

pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, dan setelah melakukan diskusi dengan pendidik kelas V SDN 16 Pulau Karam bahwa peserta didik tersebut memang memiliki tingkat Intelegensi yang rendah. Data dan uraian diatas, menjelaskan bahwa tujuan penelitian pada siklus II dikatakan sudah berhasil dan sesuai dengan harapan, aktivitas dan hasil belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan, sehingga pembelajaran tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. B. Pembahasan Penelitian Pada tahap pembahasan ini penulis menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas V SDN 16 Pulau karam Kabupaten Pesisir Selatan telah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang dengan menggunakan media permainan kartu domino. 1. Aktivitas Peserta Didik Hasil pengamatan pada setiap pertemuan pada peserta didik kelas V SDN 16 Pulau Karam Kabupaten Pesisir Selatan terlihat bahwa peserta didik sudah aktif melaksanakan pembelajaran dari sebelumnya. Maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu domino dapat meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, menjawab pertanyaan, memperhatikan dan juga bisa mengeluarkan ide-ide peserta didik serta dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Peserta didik mengerti dengan apa yang dipelajarinya, karena pada media permainan kartu domino peserta didik dibimbing untuk

89

mengalami apa yang dipelajarinya. Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu domino merupakan suatu pembelajaran yang memenuhi prinsip-prinsip belajar menurut Hermawan yaitu prinsip perhatian, prinsip keaktifan, dan prinsip keterlibatan langsung. Penelitian

ini

memberikan

dampak

positif

bagi

pembelajaran

matematika terutama untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika yang berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Hasil pengamatan aktivitas peserta didik yang dilakukan oleh pengamat, yaitu pada siklus I diperoleh peserta didik yang memperhatikan penulis dalam penyampaian materi 100%, berdiskusi kelompok 72%, setelah dilakukan pembiasaan untuk mengingatkan peserta didik dengan langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu domino dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya, peserta didik menjadi terbiasa belajar dengan menggunakan media permainan kartu domino, sehingga pada siklus II diperoleh peserta didik yang memperhatikan penulis dalam penyampaian materi tetap 100%, peserta didik yang berdiskusi kelompok meningkat menjadi 100%. Siklus I diperoleh peserta didik yang mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi 39%, setelah dilakukan tindakan perbaikan dengan mengingatkan peserta didik bahwa yang sudah bertanya pada pertemuan sebelumnya tidak boleh bertanya lagi, maka diperoleh peserta didik yang

90

mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi meningkat menjadi 75% pada siklus II. Siklus I diperoleh peserta didik yang menjawab pertanyaan 56%, setelah dilakukan tindakan perbaikan dengan mengubah cara pemberian penghargaan dari yang bersifat kelompok, yang diberikan pada pertemuan berikutnya menjadi bersifat individu yang diberikan secara langsung kepada peserta didik yang menjawab pertanyaan penulis dengan benar, sehingga diperoleh peserta didik yang menjawab pertanyaan meningkat menjadi 78% pada siklus II. Siklus I diperoleh peserta didik yang menyimpulkan pembelajaran 46%, pada siklus II meningkat menjadi 84%. Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran menjelaskan bahwa aktivitas belajar peserta didik yang ingin ditingkatkan pada penelitian ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, yaitu minimal 75% dari peserta didik sudah melakukan aktivitas yang ingin ditingkatkan. 2. Hasil Belajar Peserta Didik Hasil belajar peserta didik setelah menggunakan media permainan kartu domino, menjelaskan bahwa sudah ada peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terbukti dari tabel hasil belajar peserta didik ternyata dalam pembelajaran

menggunakan

media

permainan

kartu

domino

dapat

meningkatkan keseriusan peserta didik dalam belajar dan juga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Tes hasil belajar peserta didik,

91

peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM pada siklus II mencapai 89%, ini sudah melebihi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 85%. Nilai rata-rata ketuntasan individual pada siklus II jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I peserta didik yang tuntas baru mencapai 9 orang dengan ketuntasan klasikal 50% dengan rata-rata kelas 57,9. Setelah dilakukan tindakan perbaikan dengan memberikan bimbingan khusus kepada peserta didik yang tidak memahami materi pembelajaran pada siklus II, diperoleh peserta didik yang tuntas meningkat menjadi 16 orang, dengan ketuntasan klasikal 89% dengan rata-rata kelas 82,5. Hasil belajar siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup besar, disamping perbaikan tindakan yang diberikan, hal ini juga disebabkan oleh materi pembelajaran materi yang dipelajari dalam proses pembelajaran siklus II tidak jauh berbeda dengan soal yang diberikan saat tes hasil belajar peserta didik pada siklus I. Perbandingan siklus I dan siklus II di atas, serta perbaikan tindakan yang dilakukan, sangat jelas sekali bahwa tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik, semakin baik tindakan yang diberikan maka akan semakin baik hasil yang diperoleh. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai ketuntasan peserta didik sudah semakin baik dan dapat dikatakan bahwa perlakuan yang diberikan selama siklus II telah mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya tindakan

92

perbaikan yang dirancang secara baik dan sistematik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Penggunaan media permainan kartu domino hanya pada materi pembelajaran tertentu. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas V dan pada mata pelajaran matematika. 3. Materi terfokus pada penjumlahan dan pengurangan pecahan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas, diajukan beberapa kesimpulan. 1. Aktivitas peserta didik selama pembelajaran Matematika (Pecahan) dengan menggunakan media permainan kartu domino mengalami peningkatan. Peserta didik memperhatikan penjelasan pendidik dari 100% tetap 100%. Peserta didik yang ikut berdiskusi dengan anggota kelompok meningkat dari 72% menjadi 100%. Peserta didik yang mengajukan pertanyaan yang relevan meningkat dari 39% menjadi 75%. Peserta didik menjawab pertanyaan pendidik meningkat dari 56% menjadi 78%. Peserta didik menyimpulkan pembelajaran bersama-sama meningkat dari 46% menjadi 84%. 2. Hasil belajar Matematika dengan menggunakan media permainan kartu domino juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I dari 18 peserta didik, 9 peserta didik atau 50% yang dinyatakan tuntas dan 9 peserta didik atau 50% dinyatakan tidak tuntas dengan nilai rata-rata kelas peserta didik 57,9. Sedangkan hasil tes siklus II mengalami peningkatan dari 18 peserta didik, 16 peserta didik atau 89% yang dinyatakan tuntas dan 2 peserta didik atau 11% dinyatakan tidak tuntas dengan nilai rata-rata kelas peserta didik 82,5.

93

94

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, diajukan beberapa saran. 1. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan media permainan kartu domino dapat digunakan pada materi pembelajaran lainnya. 2. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan media permainan kartu domino agar dapat diterapkan di kelas lain. 3. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan media permainan kartu domino tidak terfokus pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan saja.

BIODATA PENULIS

Nama

: Vici Anggriani

T.T.L

: Pulau Karam, 15 Mei 1995

NIM

: 1314070055

Jurusan : PGMI Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Alamat

: Pulau Karam, Ampang Pulai, Kec.

Koto XI Tarusan, Kab. Pesisir Selatan No. HP : 085272594686 JENJANG PENDIDIKAN a. SD Negeri 16 Pulau Karam

Tahun 2001- 2007

b. SMP Negeri 1 Koto XI Tarusan

Tahun 2007-2010

c. SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan

Tahun 2010-2013

d. UIN Imam Bonjol Padang

Tahun 2013-2017

DATA KELUARGA 1. Ayah Nama

: Suprizal

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Pulau Karam, Ampang Pulai, Kec. Koto XI Tarusan, Kab. Pesisir Selatan

2. Ibu Nama

: Kosriantes

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Pulau Karam, Ampang Pulai, Kec. Koto XI Tarusan, Kab. Pesisir Selatan

Jumlah Saudara

: 3 Orang

Anak Ke –

: 2 (Dua)

Motto Hidup

:” OPTIMIS”

95

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I PERTEMUAN 1

Sekolah

: SDN 16 Pulau Karam

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: V/II

Alokasi Waktu

: 2 X 35 Menit (1 x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi 5.

Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar 5.2

Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

C. Indikator 5.2.1 Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa. 5.2.2 Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan diskusi kelompok dan permainan kartu domino pecahan, peserta didik dapat menentukan hasil dari penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa secara benar. 2. Melalui kegiatan diskusi kelompok dan permainan kartu domino pecahan, peserta didik dapat menentukan hasil penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran secara benar. E. Karakter Peserta Didik Yang Diharapkan 1. Taqwa. 2. Disiplin. 3. Keberanian. 4. Kerja sama.

96

5. Percaya diri. 6. Jujur. F. Materi Pembelajaran Menjumlahkan Berbagai Bentuk Pecahan 1. Menjumlahkan Dua Pecahan Berpenyebut Sama Contoh:

2. Menjumlahkan Dua Pecahan Berpenyebut Tidak Sama Contoh:

97

Menyamakan

penyebut

pecahan-pecahan

yang

tidak

sama

penyebutnya adalah dengan menentukan KPK penyebut pecahan-pecahan itu. G. Metode Dan Media Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran: a. Metode Ceramah b. Metode Tanya Jawab c. Metode Diskusi d. Metode Pemberian Tugas e. Metode Permainan 2. Media Pembelajaran: Kartu Domino Pecahan H. Langkah Pembelajaran Aktivitas Pendidik 1. Kegiatan awal (±10 menit) a. Pendidik mengucapkan salam pembuka dan berdoa. b. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik. c. Pendidik mengkondisikan peserta didik untuk siap mengikuti pembelajaran. d. Pendidik bertanya tentang materi pecahan yang sudah di ajarkan sebelumnya. e. Pendidik mengingatkan kembali cara menjumlahkan pecahan yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya. f. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.

Aktivitas Peserta Didik a. Peserta didik menjawab salam dan berdoa. b. Peserta didik mendengarkan pendidik. c. Peserta didik menyiapkan diri untuk siap mengikuti pembelajaran. d. Peserta didik mendengarkan dan menjawab pertanyaan pendidik. e. Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan pendidik. f. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik

98

2. Kegiatan Inti (±35 menit) Eksplorasi a. Pendidik memperlihatkan kartu a. Peserta didik memperhatikan kartu domino pecahan yang telah domino pecahan yang telah di disediakan. sediakan pendidik. b. Pendidik bertanya jawab dengan b. Peserta didik menjawab peserta didik tentang pecahan pertanyaan pendidik, dan peserta biasa dan pecahan campuran. didik bertanya kepada pendidik tentang hal yang masih diragukannya. c. Pendidik menjelaskan tentang c. Peserta didik mendengarkan pecahan biasa, pecahan penjelasan pendidik. campuran, dan cara menjumlahkannya. d. Pendidik memberikan d. Peserta didik mengerjakan soalkesempatan kepada peserta didik soal yang telah diberikan oleh untuk mengerjakan soal-soal pendidik. yang telah dibuat oleh pendidik. Elaborasi a. Pendidik membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok dengan kemampuan masing-masing anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda-beda b. Dalam pembagian kelompok tersebut, tiap peserta didik dipanggil namanya dan diberikan nomor sesuai dengan kemampuan tiap anggota kelompok. c. Bagi peserta didik yang medapat nomor yang sama, maka mereka adalah satu kelompok diskusi. d. Pendidik membagikan kartu domino pecahan berupa soal-soal pada tiap kelompok. e. Pendidik memberikan intruksi kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang ada di kartu domino. f. Pendidik memberitahu akan diadakannya turnamen antar kelompok. g. Pendidik menjelaskan aturan permainan dalam turnamen. Permainan ini bernama

a. Peserta didik mengkondisikan diri ke dalam kelompok yang telah ditentukan oleh pendidik.

b. Peserta didik menjalankan intruksi dari pendidik.

c. Peserta didik duduk bersama dalam kelompoknya masingmasing. d. Peserta didik menerima kartu domino pecahan pada tiap kelompok. e. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dan diberikan kesempatan untuk bertanya antar teman kelompoknya. f. Peserta didik menyiapkan diri untuk mengikuti turnamen antar kelompok. g. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik.

99

permainan kartu domino pecahan. Dalam permainan ini, masingmasing kelompok diwakilkan oleh satu orang. h. Pendidik mengambil secara acak h. Peserta didk mempersiapkan diri kertas yang berisi nama peserta untuk mengikuti turnamen. didik di masing-masing kelompok. Peserta didik yang terpilih dalam pengambilan tadi adalah peserta didik yang akan menjadi perwakilan untuk bertanding dengan kelompok lainnya. i. Pendidik memberikan aba-aba i. Peserta didik siap untuk bahwa turnamen siap untuk bertanding. dimulai. j. Pendidik mengawasi jalannya j. Masing-masing pemain turnamen. mendapatkan 4 buah kartu domino pecahan. Buka satu kartu dari tumpukan kartu sisa untuk menjadi pembuka permainan. Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misal untuk kartu penjumlahan pecahan maka hasil penjumlahan pecahan biasa disambung dengan hasil penjumlahan pecahan yang sesuai. Setiap menurunkan satu kartu tiap pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa. Apabila tumpukan kartu sisa habis, sedang pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka permainan dilanjutkan oleh pemain berikutnya. Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang memiliki kartu paling sedikit. k. Pendidik melakukan pembahasan k. Peserta didik bersama guru dan penghitungan skor yang melakukan pembahasan dan diperoleh tiap anggota kelompok penghitungan skor yang diperoleh yang mengikuti turnamen. tiap anggota kelompok yang mengikuti turnamen. l. Pendidik memberikan l. Peserta didik yang memperoleh penghargaan bagi kelompok yang skor tertinggi mendapat mendapat skor tertinggi. penghargaan dari pendidik.

100

Konfirmasi a. Pendidik memberi penguatan dan umpan balik positif kepada peserta didik yang melaksanakan tugas dengan baik. b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. 3. Kegiatan Penutup (±25 menit) a. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengerjakan soal evaluasi. b. Pendidik mencocokkan jawaban dari soal evaluasi.

a. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik.

b. Peserta didik mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.

a. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.

b. Peserta didik bersama pendidik mencocokkan jawaban dari soal evaluasi. c. Pendidik bersama peserta didik c. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pembelajaran. menyimpulkan pembelajaran. d. Pendidik bersama peserta didik d. Peserta didik bersama pendidik menutup pembelajaran dengan menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah. membaca hamdalah.

I. Alat Dan Sumber Pembelajaran 1. Alat : Papan tulis, penghapus, spidol. 2. Sumber Pembelajaran : a. Silabus Matematika V semester 2 b. Buku Sekolah Elektronik Gemar Matematika untuk SD/MI Kelas V oleh Sumanto. c. Buku Sekolah Elektronik Matematika untuk Kelas V SD/MI oleh RJ.Soenarjo. d. Buku matematika 5B J. Penilaian Dan Tindak Lanjut 1. Penilaian a) Indikator Pencapaian : 1. Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama. 2. Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran. b) Jenis Penilaian

: Penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian

proses dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

101

c) Teknik Penilaian

: Tes tertulis

d) Instrumen soal (terlampir) e) Kunci Jawaban (terlampir) f) Skor Penilaian: NA = Keterangan: NA= Nilai Akhir = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh N = Jumlah keseluruhan skor maksimal 2. Tindak Lanjut: a. Kegiatan remidial dilaksanakan apabaila nilai peserta didik < KKM. b. Kegiatan pengayaan, dilaksanakan, apabila nilai peserta didik ≥ KKM. c. Analisis hasil dilakukan pada akhir pembelajaran atau setelah pembelajaran selesai. Tarusan, 29 April 2017 Pendidik Kelas V,

Penulis,

Devitri Yenti, S.Pd.

Vici Anggriani

NIP:19850204 201101 2010

NIM: 1314070055

102

Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I PERTEMUAN 2

Sekolah

: SDN 16 Pulau Karam

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: V/II

Alokasi Waktu

: 2 X 35 Menit (1 x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi 5.

Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. C. Indikator 5.2.3 Menjumlahkan pecahan biasa dan campuran dengan persen dan desimal. 5.2.4 Menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang cara menjumlahkan pecahan, peserta didik dapat menemukan cara menjumlahkan pecahan biasa dan campuran dengan persen dan desimal serta campuran secara benar. 2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. 3. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan secara benar. E. Karakter Peserta Didik Yang Diharapkan 1. Taqwa 2. Disiplin

103

3. Keberanian 4. Kerja sama 5. Percaya diri 6. Jujur F. Materi Pembelajaran 1. Menjumlahkan Tiga Pecahan Berpenyebut Tidak Sama Secara Berturut-Turut. Contoh:

2. Menjumlahkan Pecahan Desimal a. Menjumlahkan Dua Pecahan Desimal Contoh:

104

b. Menjumlahkan Tiga Pecahan Desimal Secara Berturut-Turut. Contoh:

3. Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan Desimal, Serta Sebaliknya Mengubah Pecahan Ke Bentuk Persen Serta Sebaliknya. a. Arti Persen

Persen untuk menyatakan bagian dari kuantitas atau banyak benda tertentu. Pada gambar disamping, banyaknya gundu yang dibatasi kotak adalah 25 buah, sedangkan seluruhnya adalah 100 buah. Pecahan untuk gambar di samping adalah

, dibaca dua puluh lima perseratus.

Perseratus disebut persen, lambangnya %. adalah 25 persen atau 25%.

= , maka persen untuk

105

Contoh:

b. Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen Contoh:

Menyatakan pecahan dalam persen untuk pecahan yang tidak dapat diganti dengan pecahan lain berpenyebut 100, maka pecahan itu dinyatakan dengan cara seperti di bawah ini.

106

c. Mengubah Persen ke Bentuk Pecahan Persen artinya perseratus, artinya setiap bilangan persen dapat dituliskan dalam bentuk pecahan dengan penyebut pecahan 100.

Mengubah pecahan ke dalam bentuk desimal atau sebaliknya a.

Mengubah Pecahan ke Dalam Bentuk Desimal

107

Perhatikan! a. 0,6 dibaca enam persepuluh (satu angka di belakang koma). 0,25 dibaca 25 perseratus (2 angka di belakang koma). 0,375 dibaca 375 perseribu (3 angka di belakang koma). b. Pecahan desimal selalu berpenyebut 10, 100, 1000, dst. 0,6 =

, 0,25 =

, 0,375 =

.

c. Mengubah pecahan ke bentuk desimal dengan 2 cara: 1. Mengubah pecahan itu ke dalam bentuk pecahan dengan penyebut bilangan 10, 100, 1000, dan seterusnya. 2. Dengan

cara

pembagian,

yaitu

membagi

pembilang

dengan

penyebutnya. Apakah setiap pecahan dapat diubah menjadi bentuk desimal? Apabila

diubah ke bentuk desimal, bagaimana hasilnya? Perhatikanlah

hasil pembagian 2 oleh 3.

108

Pembagian itu tampak tidak akan habis-habisnya. Oleh karena itu, pembagian demikian harus diberi batasan dengan menentukan banyak angka di belakang koma. 0,6666 . . . dibulatkan menjadi 0,7 (satu angka di belakang koma, atau 1 desimal); dibulatkan menjadi 0,67 (2 angka di belakang koma, atau 2 desimal); dibulatkan menjadi 0,667 (3 angka di belakang koma, atau 3 desimal). a. Mengubah Desimal ke Bentuk Pecahan Biasa Contoh:

Mengubah desimal menjadi bentuk pecahan biasa adalah dengan menuliskan desimal tersebut dalam bentuk pecahan biasa, kemudian membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama. Bilangan yang sama itu adalah FPB dari pembilang dan penyebutnya.

109

b. Nilai tempat pada pecahan desimal

Untuk jelasnya tentang nilai tempat ini, perhatikan penjelasan di bawah ini!

Lambang bilangan : 125,365 Nama bilangan : seratus dua puluh lima, tiga ratus enam puluh lima perseribu. 125, 365 = 100+20+5+

+

+

110

G. Metode Dan Media Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran: a. Metode Ceramah b. Metode Tanya Jawab c. Metode Diskusi d. Metode Pemberian Tugas e. Metode Permainan 2. Media Pembelajaran: Kartu Domino Pecahan H. Langkah Pembelajaran Aktivitas Pendidik 1. Kegiatan awal (±10 menit) a. Pendidik mengucapkan salam pembuka dan berdoa. b. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik. c. Pendidik mengkondisikan peserta didik untuk siap mengikuti pembelajaran. d. Pendidik bertanya tentang materi pecahan yang sudah di ajarkan sebelumnya. e. Pendidik mengingatkan kembali cara menjumlahkan pecahan yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya. f. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (±35 menit) Eksplorasi a. Pendidik memperlihatkan kartu domino pecahan yang telah disediakan. b. Pendidik bertanya jawab dengan b. peserta didik tentang pecahan desimal dan persen. c. Pendidik menjelaskan tentang cara menjumlahkan pecahan biasa dan campuran dengan pecahan desimal dan persen. d. Pendidik memberikan

Aktivitas Peserta Didik a. Peserta didik menjawab salam dan berdoa. b. Peserta didik mendengarkan pendidik. c. Peserta didik menyiapkan diri untuk siap mengikuti pembelajaran. d. Peserta didik mendengarkan dan menjawab pertanyaan pendidik. e. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik.

f. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik

a. Peserta didik memperhatikan kartu domino pecahan yang telah di sediakan pendidik. Peserta didik menjawab pertanyaan pendidik. c. Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari pendidik pendidik. d. Peserta didik mengerjakan soal-

111

kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan soal-soal yang telah dibuat oleh pendidik. Elaborasi a. Pendidik membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok dengan kemampuan masing-masing anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda-beda b. Dalam pembagian kelompok tersebut, tiap peserta didik dipanggil namanya dan diberikan nomor sesuai dengan kemampuan tiap anggota kelompok. c. Bagi peserta didik yang medapat nomor yang sama, maka mereka adalah satu kelompok diskusi. d. Pendidik membagikan kartu domino pecahan berupa soal-soal pada tiap kelompok. e. Pendidik memberikan intruksi kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang ada di kartu domino. f. Pendidik memberitahu akan diadakannya turnamen antar kelompok. g. Pendidik menjelaskan aturan permainan dalam turnamen. Permainan ini bernama permainan kartu domino pecahan. Dalam permainan ini, masingmasing kelompok diwakilkan oleh satu orang. h. Pendidik mengambil secara acak kertas yang berisi nama peserta didik di masing-masing kelompok. Peserta didik yang terpilih dalam pengambilan tadi adalah peserta didik yang akan menjadi perwakilan untuk bertanding dengan kelompok lainnya. i. Pendidik memberikan aba-aba bahwa turnamen siap untuk

soal yang telah diberikan oleh pendidik.

a. Peserta didik mengkondisikan diri ke dalam kelompok yang telah ditentukan oleh pendidik.

b. Peserta didik menjalankan intruksi dari pendidik.

c. Peserta didik duduk bersama dalam kelompoknya masingmasing. d. Peserta didik menerima kartu domino pecahan pada tiap kelompok. e. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dan diberikan kesempatan untuk bertanya antar teman kelompoknya. f. Peserta didik menyiapkan diri untuk mengikuti turnamen antar kelompok. g. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik.

h. Peserta didk mempersiapkan diri untuk mengikuti turnamen.

i. Peserta didik bertanding.

siap

untuk

112

dimulai. j. Pendidik mengawasi turnamen.

jalannya j. Masing-masing pemain mendapatkan 4 buah kartu domino pecahan. Buka satu kartu dari tumpukan kartu sisa untuk menjadi pembuka permainan. Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misal untuk kartu penjumlahan pecahan maka hasil penjumlahan pecahan biasa disambung dengan hasil penjumlahan pecahan yang sesuai. Setiap menurunkan satu kartu tiap pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa. Apabila tumpukan kartu sisa habis, sedang pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka permainan dilanjutkan oleh pemain berikutnya. Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang memiliki kartu paling sedikit. k. Pendidik melakukan pembahasan k. Peserta didik bersama guru dan penghitungan skor yang melakukan pembahasan dan diperoleh tiap anggota kelompok penghitungan skor yang diperoleh yang mengikuti turnamen. tiap anggota kelompok yang mengikuti turnamen. l. Pendidik memberikan l. Peserta didik yang memperoleh penghargaan bagi kelompok yang skor tertinggi mendapat mendapat skor tertinggi. penghargaan dari pendidik. Konfirmasi c. Pendidik memberi penguatan dan c. Peserta didik mendengarkan umpan balik positif kepada penjelasan pendidik. peserta didik yang melaksanakan tugas dengan baik. d. Pendidik memberikan d. Peserta didik mengajukan kesempatan kepada peserta didik pertanyaan kepada peserta didik. untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.

113

3. Kegiatan Penutup (±25 menit) a. Pendidik menugaskan peserta a. Peserta didik mengerjakan soal didik untuk mengerjakan soal evaluasi. evaluasi. b. Pendidik mencocokkan jawaban b. Peserta didik bersama pendidik dari soal evaluasi. mencocokkan jawaban dari soal evaluasi. c. Pendidik bersama peserta didik c. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pembelajaran. menyimpulkan pembelajaran. d. Pendidik bersama peserta didik d. Peserta didik bersama pendidik menutup pembelajaran dengan menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah. membaca hamdalah. I. Alat Dan Sumber Pembelajaran 1. Alat : papan tulis, penghapus, spidol. 2. Sumber pembelajaran : a. Silabus Matematika V semester 2 b. Buku Sekolah Elektronik Gemar Matematika untuk SD/MI Kelas V oleh Sumanto. c. Buku Sekolah Elektronik Matematika untuk Kelas VSD/MI oleh RJ. Soenarjo. d. Buku matematika 5B. J. Penilaian Dan Tindak Lanjut 1. Penilaian a) Indikator Pencapaian : 1. Menjumlahkan pecahan biasa dan campuran dengan pecahan desimal dan persen. 2. Menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. b) Jenis Penilaian

: Penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian

proses dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. c) Teknik Penilaian

: Tes tertulis

d) Instrumen soal (terlampir) e) Kunci Jawaban (terlampir)

114

f) Skor Penilaian: NA = Keterangan: NA= Nilai Akhir = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh N= Jumlah keseluruhan skor maksimal 2. Tindak Lanjut: d. Kegiatan remidial dilaksanakan apabaila nilai peserta didik < KKM. e. Kegiatan pengayaan, dilaksanakan, apabila nilai peserta didik ≥ KKM. f. Analisis hasil dilakukan pada akhir pembelajaran atau setelah pembelajaran selesai.

Tarusan, 01 Mei 2017

Pendidik Kelas V,

Penulis,

Devitri Yenti, S.Pd.

Vici Anggriani

NIP: 19850204 201101 2010

NIM: 1314070055

115

Lampiran 3 Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I Pertemuan I Berilah tanda (√) jika melihat peserta didik melakukan kegiatan di bawah ini ! NO NAMA Kegiatan Ket 1 2 3 4 5 1 RR √ 2 RPS √ √ √ 3 AU √ √ √ √ √ 4 CS √ √ 5 FU √ √ √ √ √ 6 RFA √ √ √ √ √ 7 RFI √ √ 8 FVR √ √ √ 9 LMS √ √ √ 10 M √ 11 OZEM √ √ √ √ 12 RP √ √ √ 13 R √ √ 14 RCPA √ √ √ √ 15 RD √ 16 RFR √ 17 TE √ 18 VMR √ √ √ √ JUMLAH PERSENTASE Keterangan: 1. Peserta didik memperhatikan pendidik dalam penyampaian materi. 2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok. 3. Peserta didik mengajukan pertanyaan. 4. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan. 5. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pelajaran. Tarusan, 29 April 2017 Obsever,

Devitri Yenti, S.Pd. NIP: 19850204 201101 2010

116

Lampiran 4 Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I Pertemuan II Berilah tanda (√) jika melihat peserta didik melakukan kegiatan di bawah ini ! NO NAMA Kegiatan Ket 1 2 3 4 5 1 RR √ 2 RPS √ √ √ √ 3 AU √ √ √ √ √ 4 CS √ √ 5 FU √ √ √ √ √ 6 RFA √ √ √ √ √ 7 RFI √ 8 FVR √ √ √ √ √ 9 LMS √ √ √ 10 M √ 11 OZEM √ √ √ √ √ 12 RP √ √ √ √ √ 13 R √ √ √ √ √ 14 RCPA √ √ √ √ √ 15 RD √ 16 RFR √ √ √ √ 17 TE √ 18 VMR √ √ √ √ JUMLAH PERSENTASE Keterangan: 1. Peserta didik memperhatikan pendidik dalam penyampaian materi. 2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok. 3. Peserta didik mengajukan pertanyaan. 4. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan. 5. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pelajaran. Tarusan, 01 Mei 2017 Obsever,

Devitri Yenti, S.Pd. NIP: 19850204 201101 2010

117

Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Formatif Siklus I Kompetensi Dasar 5.5 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan

Indikator soal

Jenis soal Uraian

Ranah kognitif C1

Nomor soal 1a

Tingkat kesulitan Mudah

Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut tidak sama, yaitu, Siswa dapat menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran, yaitu

Uraian

C1

1b

Mudah

Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan campuran berpenyebut tidak sama,2 ;1

Uraian

C1

2a dan 2b

Mudah

Uraian

C2

3a

Sedang

Uraian

C2

3b

Sedang

Uraian

C2

4a

Sedang

dan 2 Siswa dapat menjumlahkan pecahan biasa dengan persen, yaitu dan 33% Siswa dapat menjumlahkan pecahan campuran dengan persen 2 dan 20% Siswa dapat menjumlahkan tiga pecahan biasa berpenyebut tidak sama, yaitu dan

118

Siswa dapat menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan desimal dan persen, yaitu , 0,35

Uraian

C2

4b

Sedang

Uraian

C3

5a dan 5b

Sulit

dan 25% Disajikan soal cerita, siswa dapat memecahkan masalah sehari hari yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan 2 dan 4 ; 3 , 2 dan 0,63

119

Lampiran 6 SOAL TES SIKLUS I Satuan Pendidikan : SDN 16 Pulau Karam Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : V/ II Alokasi Waktu : 50 Menit Petunjuk:  Bacalah lafaz “ Basmallah” dan berdoalah sebelum memulai menjawab soal  Tulislah nama pada lembar jawaban yang telah disediakan  Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu  Bekerjalah dengan jujur Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat! 1.

Hitunglah hasil dari: a.

=...

b. 2.

=...

Hitunglah hasil dari: a. 2

=...

b. 1 3. Hitunglah hasil dari: a.

+ 33% =...

b. 2 + 20% = ... 4. Hasil dari: a. b.

+ = ... + 0,35 + 25% = ...

5. Kerjakanlah soal cerita dibawah ini!

120

a. Ibu membeli dua bungkus gula pasir. Gula pertama beratnya 2 kg dan gula kedua beratnya 4 kg. Berapa kilogram berat semua gula? b. Mula-mula Dora membeli 3 liter beras. Kemudian, ia membeli lagi 2 liter beras. Dirumah Dora masih punya 0,63 liter beras. Berapa liter beras yang dimiliki Tuti?

121

Lampiran 7 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF SIKLUS 1 Kunci Jawaban

No 1.

Skor 1

a.

1

=

1 = 1 1 =1 Jumlah skor

5 1

b. = (2)

2 1

=2+ 1 =2 Jumlah skor 2.

5 1

a. 2 = (2 + 7)

2 1

=9 1 =9 Jumlah skor

5

122

1

b. 1 + 2 = (1 + 2)

+

1 1

=3 1 =3

1 5

=4 Jumlah skor 3.

1

a. + 33%

2

= +

2 = 2 =

2

=

1

=93% Jumlah skor

10 1

b. 2 + 20% =

2

+

2 =

+ 2

=

+

=

2 1

= 260% Jumlah skor

10

123

4.

a.

2

+

2

=

2 = 2 =

2

=2 Jumlah skor b.

10 2

+ 0,35 + 25%

2

=

2 = 2 = 2

= =1

1

Jumlah skor 5.

a. Diketahui : Berat gula pertama = 2 kg

10 2

Berat gula kedua = 4 kg Ditanya : Berat semua gula yang dibeli ibu? Jawab : 2 +4

2

2 = (2 + 4) =6+

+

4 4

=6 =7 4

124

Jadi, berat semua gula yang dibeli ibu adalah 7 2 20 2

Jumlah skor b. Diketahui : Banyak beras pertama = 3 Banyak beras kedua

liter beras.

=2

liter beras.

Simpanan beras Tuti = 0,63 liter beras Ditanya : Berapa liter beras yang dimiliki Tuti? Jawab: 3

2

+2 2 = (3 + 2)

+

=5+

+

4 + 4

=5

=5 4

=5+1

=6

6

Jadi, simpanan beras yang dimiliki Tuti sebanyak 6 Skor Maksimal

liter beras

2 100

125

Lampiran 8 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Nama Peserta Didik RR RPS AU CS FU RFA RFI FVR LMP M OZEM RP R RCPA RA RFR TE VMR Jumlah Rata-rata

Hasil Tes Akhir 78 22 18 14 96 60 5 65 80 17 80 86 80 100 34 76 78 70 1042 57,9

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 9 50% 50%

126

Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN 1

Sekolah

: SDN 16 Pulau Karam

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: V/II

Alokasi Waktu

: 2 X 35 Menit (1 x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi 5. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. C. Indikator 5.2.5 Mengurangkan pecahan dari bilangan asli. 5.2.6 Pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama dan pecahan biasa dari pecahan campuran. D. Tujuan Pembelaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang pengurangan pecahan, peserta didik dapat mengurangkan pecahan dari bilangan asli secara benar. 2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama dan pecahan biasa dari pecahan campuran secara benar. E. Karakter Peserta Didik Yang Diharapkan 1. Disiplin 2. Tanggungjawab 3. Tekun 4. Kerja sama

127

5. Percaya diri 6. Keberanian F. Materi Pembelajaran Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan 1. Mengurangkan Pecahan dari Bilangan Asli

2. Mengurangkan Pecahan yang Berpenyebut Sama

128

3. Mengurangkan Pecahan yang Berpenyebut Tidak Sama

G. Metode Dan Media Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran: a. Metode Ceramah b. Metode Tanya Jawab c. Metode Diskusi d. Metode Pemberian Tugas e. Metode Permainan 2. Media Pembelajaran: Kartu Domino Pecahan H. Langkah Pembelajaran a.

Aktivitas Pendidik Aktivitas Peserta Didik Kegiatan awal (±10 menit) a. Pendidik mengucapkan salam a. Peserta didik menjawab salam dan pembuka dan berdoa. berdoa. b. Pendidik memeriksa kehadiran b. Peserta didik mendengarkan peserta didik. pendidik. c. Pendidik mengkondisikan c. Peserta didik menyiapkan diri peserta didik untuk siap untuk siap mengikuti mengikuti pembelajaran. pembelajaran.

129

d. Pendidik bertanya tentang materi pecahan yang sudah di ajarkan sebelumnya. e. Pendidik mengingatkan kembali cara menjumlahkan pecahan yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya. f. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran. 2.Kegiatan Inti (±35 menit) Eksplorasi a. Pendidik memperlihatkan kartu domino pecahan yang telah disediakan. b. Pendidik bertanya jawab dengan peserta didik tentang pengurangan pecahan biasa dan pecahan campuran. c. Pendidik menjelaskan tentang bilangan asli dan cara mengurangkan pecahan dari bilangan asli. d. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan soalsoal yang telah dibuat oleh pendidik. Elaborasi a. Pendidik membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok dengan kemampuan masingmasing anggotanya memiliki kemampuan yang berbedabeda b. Dalam pembagian kelompok tersebut, tiap peserta didik dipanggil namanya dan diberikan nomor sesuai dengan kemampuan tiap anggota kelompok. c. Bagi peserta didik yang medapat nomor yang sama, maka mereka adalah satu kelompok diskusi. d. Pendidik membagikan kartu domino pecahan berupa soal-

d. Peserta didik mendengarkan dan menjawab pertanyaan pendidik. e. Peserta didik memperhatikan pendidik.

mendengarkan penjelasan

f. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik

a. Peserta didik memperhatikan kartu domino pecahan yang telah di sediakan pendidik. b. Peserta didik menjawab pertanyaan pendidik.

c. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik.

d. Peserta didik mengerjakan soalsoal yang telah diberikan oleh pendidik.

a. Peserta didik mengkondisikan diri ke dalam kelompok yang telah ditentukan oleh pendidik.

b. Peserta didik menjalankan intruksi dari pendidik.

c. Peserta didik duduk dalam kelompoknya masing.

bersama masing-

d. Peserta didik menerima kartu domino pecahan pada tiap

130

soal pada tiap kelompok. e. Pendidik memberikan intruksi kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang ada di kartu domino. f. Pendidik memberitahu akan diadakannya turnamen antar kelompok. g. Pendidik menjelaskan aturan permainan dalam turnamen. Permainan ini bernama permainan kartu domino pecahan. Dalam permainan ini, masing-masing kelompok diwakilkan oleh satu orang. h. Pendidik mengambil secara acak kertas yang berisi nama peserta didik di masing-masing kelompok. Peserta didik yang terpilih dalam pengambilan tadi adalah peserta didik yang akan menjadi perwakilan untuk bertanding dengan kelompok lainnya. i. Pendidik memberikan aba-aba bahwa turnamen siap untuk dimulai. j. Pendidik mengawasi jalannya turnamen.

kelompok. e. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dan diberikan kesempatan untuk bertanya antar teman kelompoknya. f. Peserta didik menyiapkan diri untuk mengikuti turnamen antar kelompok. g. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik.

h. Peserta didk mempersiapkan diri untuk mengikuti turnamen.

i. Peserta didik bertanding.

siap

untuk

j. Masing-masing pemain mendapatkan 4 buah kartu domino pecahan. Buka satu kartu dari tumpukan kartu sisa untuk menjadi pembuka permainan. Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misal untuk kartu penjumlahan pecahan maka hasil penjumlahan pecahan biasa disambung dengan hasil penjumlahan pecahan yang sesuai. Setiap menurunkan satu kartu tiap pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa. Apabila tumpukan kartu sisa habis, sedang pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka permainan dilanjutkan oleh pemain berikutnya. Pemenang adalah

131

pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang memiliki kartu paling sedikit. k. Pendidik melakukan k. Peserta didik bersama guru pembahasan dan penghitungan melakukan pembahasan dan skor yang diperoleh tiap penghitungan skor yang diperoleh anggota kelompok yang tiap anggota kelompok yang mengikuti turnamen. mengikuti turnamen.

l. Pendidik memberikan l. Peserta didik yang memperoleh penghargaan bagi kelompok skor tertinggi mendapat yang mendapat skor tertinggi. penghargaan dari pendidik. Konfirmasi a. Pendidik memberi penguatan dan umpan balik positif kepada peserta didik yang melaksanakan tugas dengan baik. b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan halhal yang kurang jelas. 3. Kegiatan Penutup (±25 menit) a. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengerjakan soal evaluasi. b. Pendidik mencocokkan jawaban dari soal evaluasi.

I.

e. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik.

f. Peserta didik mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.

a. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.

b. Peserta didik bersama pendidik mencocokkan jawaban dari soal evaluasi. c. Pendidik bersama peserta didik c. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pembelajaran. menyimpulkan pembelajaran. d. Pendidik bersama peserta didik d. Peserta didik bersama pendidik menutup pembelajaran dengan menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah membaca hamdalah. Alat Dan Sumber Pembelajaran 1. Alat: papan tulis, penghapus, spidol. 2. Sumber Pembelajaran : a. Silabus Matematika V semester 2 b. Buku Sekolah Elektronik Gemar Matematika untuk SD/MI Kelas V oleh Sumanto.

132

c. Buku Sekolah Elektronik Matematika untuk Kelas V SD/MI oleh RJ. Soenarjo. d. Buku matematika 5B. J.

Penilaian Dan Tindak Lanjut 1. Penilaian a) Indikator Pencapaian : 1. Mengurangkan pecahan dari bilangan asli. 2. Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama dan pecahan biasa dari campuran. b) Jenis Penilaian

: Penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian

proses dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. c) Teknik Penilaian : Tes tertulis d) Instrumen soal (terlampir) e) Kunci Jawaban (terlampir) f) Skor Penilaian: NA = Keterangan: NA= Nilai Akhir = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh N= Jumlah keseluruhan skor maksimal 2. Tindak Lanjut: g. Kegiatan remidial dilaksanakan apabaila nilai peserta didik < KKM. h. Kegiatan pengayaan, dilaksanakan, apabila nilai peserta didik ≥ KKM. i. Analisis hasil dilakukan pada akhir pembelajaran atau setelah pembelajaran selesai. Tarusan, 06 Mei 2017 Pendidik Kelas V,

Penulis,

Devitri Yenti, S.Pd.

Vici Anggriani

NIP: 19850204 201101 2010

NIM: 1314070055

133

Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN 2

Sekolah

: SDN 16 Pulau Karam

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: V/II

Alokasi Waktu

: 2 X 35 Menit (1 x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi 5.

Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar 5.2

Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

C. Indikator 5.2.7 Mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. D. Tujuan Pembelaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang cara mengurangkan kan pecahan, peserta didik dapat menemukan cara mengurangkan dua pecahan campuran dengan secara benar. 2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat mengurangkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. 3. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengurangan pecahan secara benar. E. Karakter Peserta Didik Yang Diharapkan 1. Taqwa 2. Disiplin 3. Keberanian 4. Kerja sama

134

5. Percaya diri 6. Jujur F. Materi Pembelajaran 1. Mengurangi Suatu Pecahan dengan Dua Pecahan Lain Berpenyebut Tidak Sama secara Berturut-turut.

2. Memecahkan Masalah Sehari-hari yang Melibatkan Pengurangan Pecahan.

135

G. Metode Dan Media Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran: a. Metode Ceramah b. Metode Tanya Jawab c. Metode Diskusi d. Metode Pemberian Tugas e. Metode Permainan 2. Media Pembelajaran: Kartu Domino pecahan H. Langkah Pembelajaran 1.

Aktivitas Pendidik Aktivitas Peserta Didik Kegiatan awal (±10 menit) a. Pendidik mengucapkan salam a. Peserta didik menjawab salam dan pembuka dan berdoa. berdoa. b. Pendidik memeriksa kehadiran b. Peserta didik mendengarkan peserta didik. pendidik. c. Pendidik mengkondisikan c. Peserta didik menyiapkan diri

136

peserta didik untuk siap untuk siap mengikuti mengikuti pembelajaran. pembelajaran. d. Pendidik bertanya tentang d. Peserta didik mendengarkan dan materi pecahan yang sudah di menjawab pertanyaan pendidik. ajarkan sebelumnya. e. Pendidik mengingatkan e. Peserta didik mendengarkan dan kembali cara mengurangkan memperhatikan penjelasan pecahan yang telah dipelajari di pendidik. pertemuan sebelumnya. f. Pendidik menyampaikan tujuan f. Peserta didik mendengarkan pembelajaran. penjelasan pendidik 2. Kegiatan Inti (±35 menit) Eksplorasi a. Pendidik memperlihatkan kartu domino pecahan yang telah disediakan. b. Pendidik bertanya jawab dengan peserta didik tentang cara mengurangkan pecahan. c. Pendidik menjelaskan tentang cara mengurangkan dua pecahan campuran. d. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan soalsoal yang telah dibuat oleh pendidik. Elaborasi a. Pendidik membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok dengan kemampuan masingmasing anggotanya memiliki kemampuan yang berbedabeda b. Dalam pembagian kelompok tersebut, tiap peserta didik dipanggil namanya dan diberikan nomor sesuai dengan kemampuan tiap anggota kelompok. c. Bagi peserta didik yang medapat nomor yang sama, maka mereka adalah satu kelompok diskusi.

a. Peserta didik memperhatikan kartu domino pecahan yang telah di sediakan pendidik. b. Peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik. c. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik. d. Peserta didik mengerjakan soalsoal yang telah diberikan oleh pendidik.

a. Peserta didik mengkondisikan diri ke dalam kelompok yang telah ditentukan oleh pendidik.

b. Peserta didik menjalankan intruksi dari pendidik.

c. Peserta didik duduk bersama dalam kelompoknya masingmasing. d. Peserta didik menerima kartu

137

d. Pendidik membagikan kartu domino pecahan berupa soalsoal pada tiap kelompok. e. Pendidik memberikan intruksi kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang ada di kartu domino. f. Pendidik memberitahu akan diadakannya turnamen antar kelompok. g. Pendidik menjelaskan aturan permainan dalam turnamen. Permainan ini bernama permainan kartu domino pecahan. Dalam permainan ini, masing-masing kelompok diwakilkan oleh satu orang. h. Pendidik mengambil secara acak kertas yang berisi nama peserta didik di masing-masing kelompok. Peserta didik yang terpilih dalam pengambilan tadi adalah peserta didik yang akan menjadi perwakilan untuk bertanding dengan kelompok lainnya. i. Pendidik memberikan aba-aba bahwa turnamen siap untuk dimulai. j. Pendidik mengawasi jalannya turnamen.

domino pecahan pada tiap kelompok. e. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dan diberikan kesempatan untuk bertanya antar teman kelompoknya. f. Peserta didik menyiapkan diri untuk mengikuti turnamen antar kelompok. g. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik.

h. Peserta didk mempersiapkan diri untuk mengikuti turnamen.

i. Peserta didik bertanding.

siap

untuk

j. Masing-masing pemain mendapatkan 4 buah kartu domino pecahan. Buka satu kartu dari tumpukan kartu sisa untuk menjadi pembuka permainan. Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misal untuk kartu penjumlahan pecahan maka hasil penjumlahan pecahan biasa disambung dengan hasil penjumlahan pecahan yang sesuai. Setiap menurunkan satu kartu tiap pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa. Apabila tumpukan kartu sisa habis, sedang pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka permainan dilanjutkan oleh pemain

138

berikutnya. Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang memiliki kartu paling sedikit. k. Pendidik melakukan k. Peserta didik bersama guru pembahasan dan penghitungan melakukan pembahasan dan skor yang diperoleh tiap penghitungan skor yang diperoleh anggota kelompok yang tiap anggota kelompok yang mengikuti turnamen. mengikuti turnamen. l. Pendidik memberikan l. Peserta didik yang memperoleh penghargaan bagi kelompok skor tertinggi mendapat yang mendapat skor tertinggi. penghargaan dari pendidik. Konfirmasi a. Pendidik memberi penguatan dan umpan balik positif kepada peserta didik yang melaksanakan tugas dengan baik. b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan halhal yang kurang jelas. 3. Kegiatan Penutup (±25 menit) a. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengerjakan soal evaluasi. b. Pendidik mencocokkan jawaban dari soal evaluasi.

I.

a. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik.

b. Peserta didik mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.

a. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.

b. Peserta didik bersama pendidik mencocokkan jawaban dari soal evaluasi. c. Pendidik bersama peserta didik c. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pembelajaran. menyimpulkan pembelajaran. d. Pendidik bersama peserta didik d. Peserta didik bersama pendidik menutup pembelajaran dengan menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah. membaca hamdalah. Alat Dan Sumber Pembelajaran 1. Alat: papan tulis, penghapus, spidol. 2. Sumber pembelajaran : a. Silabus Matematika V semester 2 b. Buku Sekolah Elektronik Gemar Matematika untuk SD/MI Kelas V oleh Sumanto.

139

c. Buku Sekolah Elektronik Matematika untuk Kelas V SD/MI oleh RJ. Soenarjo. d. Buku matematika 5B. J.

Penilaian Dan Tindak Lanjut 1. Penilaian a) Indikator Pencapaian : 1. Mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut. b) Jenis Penilaian : Penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. c) Teknik Penilaian : Tes tertulis d) Instrumen soal (terlampir) e) Kunci Jawaban (terlampir) f) Skor Penilaian: NA = Keterangan: NA= Nilai Akhir = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh N= Jumlah keseluruhan skor maksimal 2. Tindak Lanjut: a. Kegiatan remidial dilaksanakan apabaila nilai peserta didik < KKM. b. Kegiatan pengayaan, dilaksanakan, apabila nilai peserta didik ≥ KKM. c. Analisis hasil dilakukan pada akhir pembelajaran atau setelah pembelajaran selesai. Tarusan, 08 Mei 2017

Pendidik Kelas V,

Penulis,

Devitri Yenti, S.Pd

Vici Anggriani

NIP: 19850204 201101 2010

NIM: 1314070055

140

Lampiran 11 Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus II Pertemuan I Berilah tanda (√) jika melihat peserta didik melakukan kegiatan di bawah ini ! NO NAMA Kegiatan Ket 1 2 3 4 5 1 RR √ √ √ 2 RPS √ √ √ √ √ 3 AU √ √ √ √ √ 4 CS √ √ √ √ 5 FU √ √ √ √ √ 6 RFA √ √ √ √ √ 7 RFI √ √ √ 8 FVR √ √ √ √ 9 LMS √ √ √ √ √ 10 M √ √ 11 OZEM √ √ √ √ 12 RP √ √ √ √ 13 R √ √ √ √ √ 14 RCPA √ √ √ √ 15 RD √ √ √ 16 RFR √ √ √ √ 17 TE √ √ √ √ 18 VMR √ √ √ √ JUMLAH PERSENTASE Keterangan: 1. Peserta didik memperhatikan pendidik dalam penyampaian materi. 2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok. 3. Peserta didik mengajukan pertanyaan. 4. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan. 5. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pelajaran. Tarusan, 06 Mei 2017 Obsever,

Devitri Yenti, S.Pd. NIP: 19850204 201101 2010

141

Lampiran 12 Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus II Pertemuan II Berilah tanda (√) jika melihat peserta didik melakukan kegiatan di bawah ini ! NO NAMA Kegiatan Ket 1 2 3 4 5 1 RR √ √ √ √ 2 RPS √ √ √ √ √ 3 AU √ √ √ √ √ 4 CS √ √ √ √ √ 5 FU √ √ √ √ √ 6 RFA √ √ √ √ √ 7 RFI √ √ √ √ 8 FVR √ √ √ √ √ 9 LMS √ √ √ √ 10 M √ √ √ 11 OZEM √ √ √ √ √ 12 RP √ √ √ √ 13 R √ √ √ √ √ 14 RCPA √ √ √ √ √ 15 RD √ √ √ √ √ 16 RFR √ √ √ √ √ 17 TE √ √ √ √ √ 18 VMR √ √ √ √ √ JUMLAH PERSENTASE Keterangan: 1. Peserta didik memperhatikan pendidik dalam penyampaian materi. 2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok. 3. Peserta didik mengajukan pertanyaan. 4. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan. 5. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan pelajaran. Tarusan, 08 Mei 2017 Obsever,

Devitri Yenti, S.Pd. NIP: 19850204 201101 2010

142

Lampiran 13 Kisi-Kisi Soal Formatif Siklus II Kompetensi Dasar 5.8 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

Indikator soal

Jenis soal Uraian

Ranah kognitif C1

Nomor soal 1a dan 1b

Tingkat kesulitan Mudah

Siswa dapat mengurangkan bilangan asli dengan pecahan biasa, yaitu,10 dan , 4

Siswa dapat mengurangkann dua pecahan biasa berpenyebut tidak sama , yaitu dan ;

Uraian

C1

2a dan 2b

Mudah

Siswa dapat mengurangkan pecahan biasa dari pecahan campuran dan

Uraian

C2

3a

Sedang

Siswa dapat mengurangkan dua pecahan campuran berpenyebut tidak sama , yaitu dan 3

Uraian

C2

3b

Sedang

Siswa dapat mengurangkan tiga pecahan biasa berpenyebut tidak sama dari pecahan campuran , yaitu 9 , 3 dan

Uraian

C2

4a

Sedang

Siswa dapat mengurangkan tiga pecahan campuran berpenyebut tidak sama, yaitu 5 ,

Uraian

C2

4b

Sedang

dan

1 dan 2

143

Disajikan soal cerita, siswa dapat memecahkan masalah sehari hari yang berkaitan dengan pengurangan pecahan , yaitu dan 2 ; 120

dan 95

Uraian

C3

5a dan 5b

Sulit

144

Lampiran 14 SOAL TES SIKLUS II Satuan Pendidikan : SDN 16 Pulau Karam Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : V/ II Alokasi Waktu : 50 Menit Petunjuk:  Bacalah lafaz “ Basmallah” dan berdoalah sebelum memulai menjawab soal  Tulislah nama pada lembar jawaban yang telah disediakan  Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu  Bekerjalah dengan jujur Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat! 1.

Hitungah hasil dari: a. 10 – b. 4 –

2.

3.

=... =...

Hitunglah hasil dari: a.

=...

b.

= ...

Tentukan hasil dari: a. 20

=...

b. 5 4.

=...

Hitunglah hasil dari: a. 9 b. 5

5.

=... 1

2 =...

Kerjakanlah soal cerita dibawah ini! a. Sebatang bambu panjangnya 4

m. Bambu itu dipotong 2

menyangga tali jemuran. Berapa meter sisa bambu?

m untuk

145

b. Sebuah bak mandi jika penuh berisi sebanyak 120

liter. Untuk keperluan

mandi dan mencuci telah menghabiskan sebanyak 95 liter. Berapa liter sisa air dalam bak mandi?

146

Lampiran 15 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF SIKLUS II No 1.

Kunci Jawaban

Skor 1 1

a. 10 – = =

1 2

=9 Jumlah skor b. 4 – =

1

=

1

=1

2.

5 1

2

Jumlah skor

5

a.

1 =

1 1

=

2

= Jumlah skor

5

b.

1 =

1 1

= 2

147

=

3.

Jumlah skor

5

a. 20

2 = 20 = 20 = 20

4

2 2

Jumlah skor

10

b. 5

2 =5

4 2

=5

2

=2

4.

Jumlah skor

10

a. 9

2 =9

4 2

= (9 – 3) 2 =6 10

Jumlah skor b. 5

2

2 4

148

=5

1

2

=5 2

= (5 ̶ 1 ̶ 2) =2 5.

a. Diketahui: Panjang bambu 4 m

2

Dipotong 2 m 2 Ditanya : Berapa meter sisa bambu? Jawab: 4

2 =

2 4

=4

4

=4

4 = Jadi, sisa bambu sepanjang Jumlah skor

2 m 20

149

b. Diketahui : Isi bak mandi = 120

2

liter

Digunakan untuk mandi dan mencuci = 95 liter 2

Ditanya : Berapa liter sisa air dalam bak? Jawab

: 2

120

4 4

= 120

4 = 120 2 = 25 Jadi, sisa air dalam bak yang tersisa adalah 25 Skor Maksimal

liter. 100

150

Lampiran 16 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Nama Peserta Didik RR RPS AU CS FU RFA RFI FVR LMP M OZEM RP R RCPA RA RFR TE VMR Jumlah

Hasil Tes Akhir 86 80 100 80 100 100 21 100 84 10 90 86 96 100 84 96 80 92 1485

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 2

151

Lampiran 17 Dokumentasi Aktivitas Peserta Didik Pada Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Permainan Kartu Domino. Peserta didik melakukan diskusi kelompok

152

Pendidik memberikan bimbingan kepada peserta didik yang tidak memahami materi

Peserta didik melaksanakan turnamen

153

Peserta didik melaksanakan turnamen

Pelaksanaan Tes hasil belajar siklus I

Pelaksanaan Tes hasil belajar siklus II