REKLAMASI LAUT CINA SELATAN

Download 12 Okt 2016 ... Laut dalam pengertian kelautan (Marine) adalah berbagai .... Reklamasi yang dilakukan di Pulau Singapura tidak berbasis pot...

0 downloads 867 Views 22MB Size
MARITIME TALK

Reklamasi, Pulau Buatan dan Pengelolaan Ruang Maritim Rabu 12 Oktober 2016

Abimanyu Takdir Alamsyah FEB Kampus UI DEPOK

Pengantar Diskusi Maritime Talk acara diskusi ilmiah interdisiplin untuk mencari pemahaman lebih lanjut mengenai berbagai aspek kemaritiman

Ruang Maritim Ruang Kegiatan yang berkaitan dengan aspek Kelautan

Laut (Sea, Ocean), Marine & Maritime Acapkali kita mengacaukan penggunaan istilah Marine dan Maritime disandingkan dengan Laut dan Kelautan

Dalam diskusi ini : 1. Laut dalam pengertian kelautan (Marine) adalah berbagai pengetahuan mengenai keadaan ruang, materi, sumberdaya serta kehidupan di atau berkenaan dengan laut. 2. Laut dalam pengertian Maritim (Maritime) atau kemaritiman adalah berkenaan dengan berbagai kegiatan pemanfaatan ruang, materi, sumberdaya serta kehidupan dan penghidupan yang berkaitan dengan laut.

Alam pulau-laut Indonesia bersifat khas. Berbeda dengan negara lain. Dampaknya bukan saja terhadap perkembangan kultur tradisi masing-masing tempat serta produk kehidupan apalagi adaptasi terhadap lingkungan serta aspek kemaritimanya

Pulau-laut Kawasan atau tempat yang diidentifikasi sebagai suatu kesatuan sistem tanah-air di laut Semua daratan di Indonesia adalah bagian dari kepulauan di kawasan Tropis lembab

Reklamasi Merupakan pendekatan yang tidak serupa dengan adapatasi yang banyak dilakukan oleh pendahulu kita

Reklamasi Apa masalahnya dengan pendekatan ‘baru’ ini ?

KBBI IV reklamasi/re·kla·ma·si/ /réklamasi/ n 1 bantahan atau sanggahan (dengan nada keras); 2 usaha memperluas tanah (pertanian) dengan memanfaatkan daerah yang semula tidak berguna (misalnya dengan cara menguruk daerah rawa-rawa);

3 pengurukan (tanah); mereklamasikan/me·re·kla·ma·si·kan/ v membuka tanah untuk digarap (misalnya menjadi persawahan): pemerintah telah ~ seluas 5,25 juta hektar tanah di daerah Sumatra dan Kalimantan

 Paradigma Daratan (continental ?)

Do nothing Sea level rise

Conventional reclamation

Engineering approach reclamation

Artificial Islands

Terrestrial approach to gain more (terrestrial) space

Reklamasi (paradigma daratan) = upaya untuk memperbaiki dan memperluas kawasan daratan dalam rangka memperbaiki kerusakan alami, mempertahankan luas lahan untuk tinggal atau berkarya di daratan

Reklamasi (paradigma kelautan) = upaya untuk merusak kawasan lautan atau mengubah ekosistem perairan menjadi ekosistem daratan

Reklamasi (paradigma pulau-laut) = salah satu upaya untuk mencegah daratan menjadi lautan atau sebaliknya dengan memahami bahwa ekosistem perairan dan ekosistem daratan dapat bekerja bersama-sama sebagai tempat hidup dan penghidupan

Do nothing Living on piles Sea level rise

Dam and float

Platform and piles

Floating platform

Different strategies to gain more space for living Space is not always a terrestrial region and fixed place for living. The ocean-island paradigm

Pulau Buatan Mengapa kita perlu memahami tentang Pulau Buatan ?

Pulau = paradigma ilmu pengetahuan sesuatu yang berada di tengah atau dikelilingi oleh sesuatu yang lain

- tanah di tengah tanah milik orang lain - heat island

Pulau Daratan alami yang selalu kering pada saat air pasang …(UNCLOS 82) = paradigma daratan ??? Perubahan lingkungan dan Kenaikan muka laut membuat daratan alami tidak selamanya selalu kering pada saat air pasang …dan setiap saat dapat terjadi kawasan yang sebelumnya tidak pernah tergenang menjadi tenggelam

Pulau (paradigma pulau-laut) Alami Pulau adalah puncak struktur alam yang muncul ke permukaan perairan

Buatan ‘Pulau adalah suatu tempat di kelilingi oleh perairan, apapun srukturnya alami atau buatan dapat stabil atau bergoyang hingga terapung

Wujud di muka laut tidak selalu mencerminkan wujud seutuhnya Perlakuan hanya berbasis wujud di atas air dapat memperbesar risiko bencana bagi keberlanjutan pulau

pulau

Struktur alam pendukung keberadaan pulau di bawah muka laut

Pulau dapat lahir, berubah maupun hilang sesuai perkembangan dan perubahan alam dan lingkungan keberadaannya

Pulau Buatan Apa kaitan antara reklamasi dengan lahirnya Pulau Buatan?

Contoh Reklamasi Palm Jumeirah, Dubai, Teluk Persia

Reklamasi yang menghasilkan pulau buatan di Teluk Persia berhasil mengubah karakteristk dan mode pembangunan serupa, walau potensi berbeda

Singapura

Bersama dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonominya Singapura memperluas daratan melalui reklamasi

SINGAPURA Reklamasi yang dilakukan di Pulau Singapura tidak berbasis potensi alam maupun boom ekonomi seperti di Teluk Persia namun lebih kepada meningkatkan eksistensi negaranya serta meningkatkan luas pulau yang secara alami sangat terbatas. Lebih dari 40% luas negara ini merupakan pulau buatan yang sumberdaya pendukungnya diperoleh dari negara lain

Port Rotterdam, Negeri Belanda

Beruntunglah Negeri Belanda karena untuk menanggulangi dukungan pembangunan di negerinya salah satu aspek adalah terdapat daerah jajahan yang cukup kaya untuk menjadi modal realisasi reklamasinya

What China Has Been Building in the South China Sea By DEREK WATKINS UPDATED October 27, 2015

http://www.nytimes.com/interactive/2015/07/30/world/asia/what-chinahas-been-building-in-the-south-china-sea.html?_r=0 Download 7 Okt 2016

Islands are colored by occupying country: China, the Philippines,Malaysia, Vietnam or Taiwan. Lines in the same colors show the extent of territorial claims. Sources: C.I.A., NASA, China Maritime Safety Administration

August 2014

From Reef to Island in Less than a Year

September 2014

November 2014

Desember 2014

Maret 2015

II April 2015

September 2015

Dredging pipes Seawall 10,000-foot airstrip Apron

Support building Cement plant

Seawall under construction

Harbor Temporary loading pier

Construction on Fiery Cross Reef, April 2015 Image by CNES distributed by Airbus DS, via IHS Jane’s

Dredgers pump sediment onto Mischief Reef, March 2015. Image by DigitalGlobe, via CSIS Asia Maritime Transparency Initiative

Buildings under construction at Fiery Cross Reef, September 2015.

Sediment is broken up andsucked from the seabed.

Material is transported through a floating pipe.

Dredged material is deposited on the reef.

Islands and reefs that have undergone recent construction are shown with a white ring. Colored rings show whether the feature is occupied by China, the Philippines, Malaysia,Vietnam or Taiwan.

PHILIPPINES

2011

2015

Island expansion

Land reclamation at Vietnam’s Sand Cay. Sources: C.I.A., NASA, China Maritime Safety Administration

Half a mile

Airstrip under construction

Existing structure

Lagoon

Access channel

China’s land reclamation efforts and airstrip construction at Subi Reef, September 2015 Image by DigitalGlobe, via CSIS Asia Maritime Transparency Initiative

Luas Singapura: 1819 = 485 Km2; 1965 = 527 Km2; 1976= 581,5 Km2 ; 2004 = 647 Km2; 2005 = 699 Km2 ; 2015 = 718,3 Km2 ; CIA Work Book: 2012 = 589 Km2 (Referensi: Dari berbagai sumber)

Ketidak pedulian dan penghilangan hak atas laut dapat menimbulkan bencana. Perusakan bahkan penghilangan keberadaan pulau untuk kegiatan reklamasi dan peningkatan PAD melalui ekspor pasir yang tidak bertanggung jawab, sama dengan merongrong keberlanjutan tanah air Indonesia.

Sd th. 2000 ?

O = lokasi P. Nipa

?????

?? ??

Gambar ini menjelaskan harapan Singapura untuk memperoleh batas laut baru Mungkin harapan negara lain dengan ketidak pedulian atas pulau kecil sehingga hilangnya Pulau Nipa maka batas wilayah laut Indonesia akan mundur berikut luasan laut terdepan… Tampak disini bahwa tidak ada ZEE Indonesia dan pulau buatan hasil reklamasi menjadi acuan batas.

Pulau Nipah hampir hilang dari muka laut akibat upaya peningkatan PAD melalui ekspor pasir Kepulauan Riau Google Earth 2003

Pulau Nipah mulai di reklamasi kembali Google Earth 2008

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Penjualan SDA (pasir laut) kepulauan Riau tanpa rasa kebangsaan telah melemahkan keberlanjutan wilayah laut tanah-air kita

Kesadaran untuk mempertahankan ke fisik semula walau tidak alami lagi hanya dapat menyelamatkan sebagian status kita walau agak terlambat

2008

2003

Pulau Nipa, wajah tanah-air dihalaman muka sendiri.. 2014

Mereklamasi atau membuat pulau buatan sebagai upaya agar wajah kita tidak hilang samasekali ?

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Sumber: Didi Sadili, Dir TRLP3K, KKP, 2012

Miangas Natuna Anambas

Kawasan Laut Cina Selatan telah memiliki berbagai garis claim perbatasan laut yang bukan memperkaya wilayah tersebut namun justru meresahkan wilayah sekitarnya. Indonesia perlu waspada untuk menjaga dan meningkatkan kelentingan dan ketenangan saudarasaudara digerbang depan tanah-air kita (laut dan pulau-pulau kecil terluar sekitar pulau Natuna dan Anambas). Begitu pula dengan di Miangas

Natuna

Walau sebelum tahun 1974 telah terjadi pertikaian antara Cina dan Vietnam namun UNCLOS 1982 belum menyertakan batas kawasan laut di Laut Cina Selatan

Pulau & Laut bagi bangsa Arsipelago Pulau merupakan salah satu bentuk struktur di lautan yang muncul ke permukaan perairan. Keberlanjutan daratan di atas laut tersebut sangat tergantung kepada keberlanjutan dari struktur bawah laut tersebut. Keberadaan struktur bawah muka laut tersebut menjadi salah satu pendukung kehidupan spesies lain di perairan yang merupakan bagian dari kebutuhan hidup manusia yang hidup di atas laut. Perusakan ketahanan struktur dan elemen pendukung keberadaan pulau di bawah muka laut merupakan upaya untuk meruntuhkan keberlanjutan keberadaan daratan di permukaan perairan tersebut.

Paradigma daratan

Paradigma pulau-laut

Penataan berbasis daratan merusak tata kehidupan & realita lingkungan pulau-laut Sumber: alamsyah 2003

Bila Pulau Nipa hilang karena ketidakpedulian pembangunan di pulau kecil maka batas wilayah laut Indonesia akan mundur berikut luasan laut terdepan….

Identifikasi pulau menurut Alamsyah 2006 adalah termasuk struktur di bawah permukaan laut karena pulau cuma merupakan puncak dari struktur alam tersebut

Kalau identitas kota adalah kawasan yang didominasi lingkungan buatan, bukan pertanian dan berkepadatan tinggi, maka permukiman nelayan di pulau mikro adalah merupakan suatu kota pulau

Permukiman tradisional di Danau Sentani, Papua Walau bahan bangunan mulai memggunakan bahan moderen, hanya Gereja yang merupakan bangunan daratan

Tipe permukiman tradisional – Kalimantan Tipe daratan, panggung dan terapung di tepi sungai Sumber: Times. Indonesia from Above

Komunitas laut memilih lokasi sesuai kulturnya dan mempertahankan kawasan hijau sumber air bersihnya

Proses 2 Komunitas laut kembali pindah ke lokasi lama karena kultur laut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan daratan

Proses 1 Setelah Tsunami 1992 Pemerintah memindahkan sisa penduduk setempat ke permukiman baru di daratan

Source: Jacub Rais 2006

Rumah panggung di atas laut di Kaledupa - Wakatobi

Bagaimana kebijakan pembangunan dan penyediaan infrastruktur bagi mereka yang lebih banyak hidup di laut sesuai perubahan musim dan perilaku alamnya ?

Perahu yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara maupun permanen, merupakan salah satu pilihan tempat bermukim nelayan yang mendukung penghidupan maupun sebagai strategi mempertahankan kehidupan berbasis laut

Pulau-Laut sebagai identitas Arsipelago Pulau dan laut merupakan sistem lingkungan fisik yang berbeda wujudnya namun keberadaan dan dinamika perubahan unsurnya saling berhubungan satu sama lain baik ditinjau dari aspek kelautan maupun kemaritiman. Pulau-laut adalah kesatuan sistem lingkungan alam yang masing-masing memiliki kekhasan kondisi dan dinamika perubahan unsur-unsur pembentuknya namun keberadaan serta keberlanjutannya sangat tergantung kepada kondisi dan proses perubahan hubungan dan interaksi antar komponen keduanya yang selalu berubah antar waktu. Kesatuan keberadaan dan perubahan unsur sistem pulau dan laut tersebut menjadi persyaratan keberlanjutan konsep arsipelago

PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS KEMARITIMAN Perkembangan Bangsa Maritim • • •

Kehidupan pulau-laut atau kegiatan bermukim di pulau maupun di laut telah berlangsung jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Secara umum kehidupan dan penghidupan berbasis pulau-laut atau kemaritiman merupakan dasar kehidupan di negara kepulauan ini. Pernyataan tanah-air sebagai dasar kebangsaan telah dicetuskan melalui Sumpah Pemuda dan juga dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R.Soepratman sejak 1928.

PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS KEMARITIMAN Upaya perusakan kultur Kemaritiman •





Berkembangnya budaya dan cara pandang berbasis daratan yang dibawa penjajah secara fisik maupun konseptual telah menyebabkan perbedaan perlakuan terhadap pemukim yang tidak tinggal di daratan. Kebersamaan dalam keragaman peluang berkehidupan dan berpenghidupan di tanah-air negara pulau-laut menjadi semakin terkikis. Tradisi kesatuan dalam kebhinekaan adat, multi kultur dalam lingkungan multispesies serta kehidupan pulau-laut bangsa arsipelago digeser dengan persaingan bangsa mono kultur berbasis daratan yang rentn terhadap dinamika lingkungan setempat. Dari aspek lingkungan, referensi, budaya dan produk usaha mono kultur semakin dominan sehingga semakin banyak kerusakan lingkungan dan semakin banyak spesies lokal yang punah. Tingkat pemahaman dan kelentingan bangsa pulau-laut semakin melemah. Kerentanan dalam menghadapi risiko dampak bencana alami maupun buatan semakin meningkat.

Pengubahan paradigma multi-kultur pulau-laut menjadi mono-kultur daratan kontinental •



Pengaruh budaya kontinental dari berbagai bangsa daratan sepanjang sejarah telah mengubah perilaku pulau-laut (archipelago) yang beriklim tropis lembab dan multi kultur ini menjadi bersifat mono kultur berbasis daratan (kontinental) yang memiliki iklim yang berbeda. Perilaku berkehidupan yang berorientasi kepada iklim dan kultur lain mengubah iklim yang semula ramah dan mudah diadaptasi oleh pemukimnya menjadi iklim baru yang memberi dampak peningkatan kebutuhan peralatan yang akhirnya meningkatkan emisi karbon. Pengubahan tersebut bukan saja mengakibatkan kehidupan dan penghidupan yang semakin tidak efektif namun juga berisiko menghasilkan bencana yang lebih besar bagi bangsa Maritim Indonesia.

Peningkatan kerentanan akibat kultur pulau-laut terlupakan •

Penyelesaian masalah secara tradisional atau kultural dalam beradaptasi dengan lingkungan setempat perlu menjadi salah satu dasar penyelesaian masalah pengadaan infrastruktur yang layak dan lebih tangguh terhadap perubahan lingkungan yang dihadapi setempat. Paling kurang ada 9 tipe cara bermukim berbagai etnik yang telah hidup di bumi Indonesia sejak lama bersama kekhasan lingkungannya masing-masing, bukan hanya berbasis daratan.



Pengubahan paradigma pulau-laut dan penyimpangan pendekatan pembangunan yang telah terjadi dalam kurun waktu yang panjang bertentangan dengan tujuan kemerdekaan yang dimaksudkan untuk memperjuangkan kepentingan warga setanah-air yang beragam ini secara lebih adil dan setara.



Kelemahan pemenuhan kebutuhan infrastruktur sesuai kekhasan masalah lingkungan di masing-masing kawasan permukiman terutama adalah keterasingan pengetahuan dasar dari pelaku pembangunan yang belajar dan berkehidupan berbasis daratan. Keterasingan meningkat terhadap keragaman lingkungan hidup dan penghidupan bangsa pulau-laut serta strategi bermukim dan beradaptasi terhadap kekhasan tantangan lingkungan hidup serta ketersediaan sumberdaya alam setempat.

Pengertian Pesisir (Coastal) menurut Bahasa Inggeris Pesisir Pesisir darat

Pesisir laut

Laut lepas

Pengaruh darat ke laut Pengaruh laut ke darat Pantai Pasang Surut

Pengertian Pesisir menurut UU 27/2007

4

1 8

2

5

6

3

7

9

Low tide

Continental based

Ada sembilan tipe permukiman yang mencerminkan kehidupan dan penghidupan komunitas di gugus pulau-laut Indonesia, namun referensi dan yang didukung infrastruktur saat ini hanya yang berbasis paradigma daratan saja (tipe 1 dan 2) Source: Alamsyah 2016 (2006 revised)

Pesisir pulau besar

5

4

1

Pesisir darat

2

3

Pantai

Pulau

Pesisir pulau kecil

Pesisir laut

Gosong

7

6

Laut

9

8

Pasang Surut

Danau, situ, sungai

Rawa

Saat air pasang Pesisir pulau besar

5

4

1

Pesisir darat

2

3

Pantai

6

Pulau

Pesisir pulau kecil

Pesisir laut

Laut

Gosong

7

8 9 Pasang Surut

Danau, situ, sungai

Rawa

Saat air surut

TIPE PERMUKIMAN TRADISIONAL DI KAWASAN MARITIM

Permukiman daratan Permukiman perairan

Peluang Lokasi Pulau Permukiman Baru Indonesia di masa mendatang Laut teritori Indonesia

Pesisir pulau besar Pesisir darat

6

5

Pantai

1

Pesisir laut

7

3

2

3

4

3

9

8

Pasang Surut

TIPE PERMUKIMAN DI KAWASAN MARITIM MASA MENDATANG AKIBAT KENAIKAN MUKA LAUT DAN PERKEMBANGAN IPTEK Saat air pasang Pesisir pulau besar

5

4

1

Pesisir darat

2

3

Pantai

6

Pulau

Pesisir pulau kecil

Laut

Pesisir laut

7

8 9 Pasang Surut

Danau, situ, sungai

Rawa

Gosong

TIPE PERMUKIMAN TRADISIONAL DI KAWASAN MARITIM Saat air surut

Permukiman daratan

Permukiman perairan

CONTOH HIDUP DI KAWASAN MARITIM MASA MENDATANG

Ruang laut juga memenuhi kebutuhan ruang yang tidak lagi dapat ditunjang daratan

Tokyo Bay-side

Pulau buatan tidak menutup aliran air sungai ke laut

Pulau buatan direncanakan multi fungsi, termasuk pengolahan sampah dan limbah, industri dan rekreasi

Struktur batas pulau buatan sesuai fungsinya dan tidak boleh melalui metode yang mengotori liingkungan. Setelah dinding siap baru diisi media sampah dan tanah

Pengembangan pulau buatan yang ramah lingkungan dapat juga mendukung keberlanjutan species laut setempat

Bangunan statis di laut

Bangunan terapung dan mobile di permukaan laut

Bangunan statis di dalam laut

Bangunan statis di darat

Jaringan infrastruktur di dalam laut

Infratrsuktur di dasar laut

Pemanfaatan ruang laut dapat belajar dari praktek pembangunan di laut yang selama ini telah dilakukan baik keuggulan maupun kelemahan yang harus disempurnakan pada kasus lain di masa mendatang

Belajar dari beban bangunan rig di laut

Pemanfaatan ruang laut dapat berada di permukaan dengan fondasi menancap atau mengambang di laut

Lengkap dengan jaringan infrastruktur pendukung kegiatan di laut

Penyiapan infrastruktur di laut dapat merupakan proses belajar menangani masalah pembangunan pulau buatan di laut

Infrastruktur laut dapat berfungsi sebagai salah satu pagar lalu-lintas laut selain karang, pulau kecil alami dan unsur buatan lainnya

Laut sendiri selain merupakan tempat hidup komunitas manusia tertentu juga flora dan fauna tertentu yang memiliki batas kelentingan dalam siklus hidupnya dan memerlukan masa pemulihan setelah mengalami tekanan risiko perubahan lingkungan alami ataupun buatan tertentu Karena itu kekayaan laut tidak dapat dimanfaatkan secara tak terbatas dan periode pemanfaatannya perlu memperhatikan wakturuang kultural biota maupun komunitas manusia yang berkehidupan dan penghidupan di kawasan laut setempat

Pemanfaatan ruang laut tetap perlu melestarikan keberlangsungan

Kawasan tinggal juga dapat terapung di atas muka laut

https://www.theengineer.co.uk/issues/4-july-2011/shell-set-to-build-worlds-biggest-floatingstructure/

Kawasan tinggal juga dapat dibangun di dalam laut

Laut Teluk Tokyo bukan saja telah dirambah oleh reklamasi (perluasan daratan) pantai tetapi juga oleh jalur penyeberangan di atas maupun di bawah laut, serta pulau-pulau buatan untuk perluasan kawasan darat termasuk disini industri, lokasi pengolahan limbah maupun fasilitas rekreasi pantai serta hutan buatan, sekaligus tempat pendidikan bagi generasi muda warga kota daratan

Kawasan laut tertentu dapat mengisi kekurangan ruang untuk pemenuhan fasilitas dan perluasan kota

Bhkan untuk masa depan telah mulai dipelajari peluang membangun kota di dalam laut

Kawasan laut tertentu dapat mengisi kekurangan ruang untuk pemenuhan kebutuhan pangan di daratan

Pulau tidak hanya yang alami dan di atas air pasang, namun termasuk pulau buatan termasuk struktur pendukung keberadaannya. Bagi tanah-air Indonesia, pulau adalah suatu tempat hidup dan berpenghidupan sesuai wakturuang perkembangan kearifan kultur dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapainya. Pulau mungkin berada di tengah perairan baik di permukaan, di dalam hingga di dasar laut baik yang bersifat statis maupun dinamis. Peluang ini sangat tergantung kepada perkembangan tekad dan kearifan generasi muda bangsa dan tanah-air masa mendatang

PELABUHAN DENGAN MEMPERHATIKANAN PERIKANAN/KONSERVASI

Massachusetts Bay

Subandono Diposaptono

Subandono Diposaptono

@kkp.go.id-2016

Kota-kota perbatasan dan kesatuan sistem pulau-laut terdepan perlu memiliki potensi pengamanan dan sarana pendukung kegiatan di laut teritori dan ZEE Indonesia terutama di beranda depan tanah-air Indonesia

Penerapan konsep ekonomi biru dalam kasus ini masih berbasis pulau tunggal, belum kesatuan sistem gugus pulau-laut (Archipelagic region), tidak berperan dalam peningkatan kualitas pulau-laut sebagai satu kesatuan sistem pembangunan antar sektor dan antar wilayah.

Penataan pulau kecil masih bersiat tunggal dan secara sektoral, tidak berbasis kesatuan gugus pulau-laut (archipelagic). Pendekatan masih mengabaikan dan bahkan menurunkan potensi gugus pulau-laut Morotai sebagai pemeran utama koordinasi dan pengelolaan pulau-laut terdepan di Timur Laut negeri ini hingga ke perbatasan laut teritori dan ZEE Indonesia

Laode Muhammad Aksa

Mengelola Ruang Maritim Negara Pulau-Laut Menata Tanah-Air Arsipelago Indonesia

PENATAAN RUANG MARITIM INDONESIA

Kadang melakukan reklamasi, termasuk membuat pulau buatan yang bersifat statis maupun moble serta dengan memanfaatkan iptek terbaru secara ramah lingkungan, merupakan suatu keharusan dalam mempertahankan keberlanjutan tanah-air Indonesia

Natuna

Bahkan negara kontinental yang cukup besar menyadari perlunya memiliki dan menjaga wilayah Maritimnya

Indonesia belum cukup berperan di kawasan Maritim Perkembangan perdagangan internasional selama ini melalui Selat Malaka dan jalur ALKI 1

(Mengacu kepada pola pikir Pemerintahan Belanda)

(Zona Maritim Indonesia, Hasil kesepakatan Internasional UNCLOS tahun 1982)

(Deklarasi Djoeanda 1957, Upaya awal Pemerintahan Indonesia untuk menyatakan wilayah perairan Indonesia)

(Persyaratan menyediakan alur laut internasional tanpa mempermasalahkan di luar wilayah laut RI)

Pada masa kolonial Belanda , batas Laut Teritorial 3 mil laut dari garis pantai Hindia Belanda dianggap sebagai Negara Daratan (Pulau) Semua pelabuhan dapat mengakses ke laut bebas atau internasional

Laut wilayah internasional = Laut bebas Laut teritorial = laut negara sendiri

Setelah UNCLOS 82 status laut berubah. Oleh karena itu lokasi pelabuhan lama dan program pengembangannya (termasuk pelabhan Internasional) perlu mendukung kemenangan konsep laut Nusantara yang tidak bebas dilewatioleh kapal asing

UNCLOS 1982: sebagai Negara Arsipelago (pulau-laut) selain memiliki wilayah laut teritorial, Indonesia berhak mengelola Zona Ekonomi Exklusif seluas 200 mil laut dan landas kontinen hingga 350 mil laut di luar wilayah teritorialnya

Negara lain harus memperoleh persetujuan Indonesia untuk mengeksplorasi sumber daya alam laut dalam ZEE Indonesia sepanjang masih terdapat kapasitas lebih daripada yang dibutuhkan oleh Indonesia sendiri  Indonesia wajib mengelola dan menunjukkan pemanfaatan sda laut di ZEEI.

Pengembangan wilayah perlu menekankan kekhasan potensi sumberdaya alam wilayah masing-masing, termasuk dukungan infrastruktur laut nya, termasuk lokasi pelabuhan domestik dan internasionalnya

Alternatif 1 sesuai UNCLOS 82 Di alur laut 1, 2 dan 3, kapal asing selain memperoleh hak melintas dan layanan jasa sesuai ketentuan internasional, tidak boleh merugikan (membuang limbah, mencuri ikan, berdagang, menyelundup, dll) di kawasan negara tuan rumah

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DIFOKUSKAN DI 35 WILAYAH PERTUMBUHAN (WPS) Pertumbuhan Strategis (WPS)

WILAYAH PERTUMBUHAN (masih) BERPARADIGMA DARATAN ?

Pelabuhan sebagai infrastruktur pembangunan wilayah Nasional ternyata masih berorientasi pusat pertumbuhan berbasis darat, belum berorientasi potensi pulau-laut di daerah ?

Perkembangan hubungan antar pulau dan investasi jalur laut penghubung gugus pulau dapat mengubah pola pembangunan wilayah di Indonesia. Untuk itu konsistensi dukungan pelayanan merata antar kepentingan domestik dan internasional peru sejalan dengan strategi penanganan kawasan maritim Indonesia ….?

Ternyata lokasi dan sistem pelayanan serta program pengembangan pelabuhan di Indonesia masih melanjutkan pola sebelum UNCLOS 82, belum berdasarkan usulan jalur ALKI ? Ketidak sesuaian lokasi pelabuhan Semarang dan Surabaya dengan posisi strategis ke laut Internasional pada masa Hindia Belanda dengan strategi mengajukan ALKI 1,2 dan 3 1982 perlu ditinjau kembali …?

MENGAPA ALUR LAUT KAPAL BESAR PENTING ?

Less carbon for logistic transportation for the future

Dari perkembangannya hingga kini dapat diperkirakan perkembangan ukuran kapal, persyaratam keamanan dan pengamanan jalur serta lokasi pelabuhan, galangan kapal, serta pos pengendali lalu lintasnya di jalur ALKI maupun untuk keadaan darurat yang mungkin terjadi di masa mendatang

Bukan hanya ukuran semakin besar namun juga ruang bermanouvre juga perlu lebih luas, disamping tuntutan pelayanan dan fasilitas pendukung kegiatan di pelabuhan maupun sepanjang alur lintasan kapal antar negara. Lokasi lintasan menjadi cukup strategis sebagai jalur Internasional di tengah laut Nasional, apalagi kalau ALKI 2 dan/atau 3 menggantikan peran ALKI 1 dalam skala luas akibat peningkatan kepadatan lalu lintas global di alur lama. Potensi tersebut berpeluang menjadi pendorong investasi di lokasi-lokasi potensial di alur kecenderungan baru tersebut.

Kapal besar hingga Cruise menuntut fasilitas dengan tingkat pelayanan Internasional yang cukup tinggi. Termasuk disini adalah keamanan, keselamatan, kemampuan penanggulangan bila ada kecelakaan atau bencana/SAR, rumah sakit, asuransi, hotel, perbankan,

Pengelola Ruang Maritim harus memahami bagaimana mengendalikan dan menangani risiko bencana di kawasannya

Alternatif 2 jalur ALKI TANAH-AIR INDONESIA = NEGARA GUGUS PULAU-LAUT (ARCHIPELAGIC STATE) PETA TANAH-AIR INDONESIA SEHARUSNYA SELALU MENGANDUNG INFORMASI PULAU DAN PROFIL LAUT NYA JUGA BATAS WILAYAH TERITORI MAUPUN ZONA EKONOMI EKSLUSIF YANG DIKELOLANYA SERTA LOKASI ALKI YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUNIA INTERNASIONAL

Miangas

MIANGAS Strategis, MIANGAS kecil mungil tersisihkan….

Miangas saat ini kecil mungkil, mungil… tersisih

The Philippine Island of "Palmas" became Indonesian territory and renamed "Pulo Miangas" Pulo Miangas which the former name is Palmas island was a part of the Philippines up to the year 1928 …

MIANGAS diminati Negara Tetangga

Pulau Miangas

1. Bagaimana memperkuat beranda depan bagian Utara tanah-air kita yang dikelola Kepulauan Riau, Sulawesi Utara dan Maluku Utara? 2. Sejauh mana saudara-saudara kita di pulau Miangas dan pulau-pulau mikro lainnya terdukung untuk turut memperkuat kedaulatan wilayah di batas teritori, ZEE Indonesia dan menyelaatkan SDA di wilayah tersebut ? 3. Di alur laut mana kapal-kapal besar (tanker, Cruise, dll) yang melewati ALKI 2 dan ALKI 3 masuk atau keluar Indonesia

PENATAAN RUANG MARITIM INDONESIA

Kadang melakukan reklamasi dan termasuk membuat pulau buatan yang bersifat statis maupun moble serta dengan memanfaatkan iptek terbaru secara ramah lingkungan merupakan suatu keharusan dalam mempertahankan keberlanjutan tanah-air Indonesia

SEKIAN Mari mengelola Maritim kita

Mungkin sudah saatnya memikirkan Reklamasi atau memerluas Kawasan Buatan bagi pulau perbatasan semacma Miangas