TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SMESTER GANJIL T.A 2011/2012 STIMIK AMIKOM YOGTAKARTA
Disusun oleh : Agung Tri Prabowo NIM : 11.11.5644 Program Studi : S1 Jurusan : Teknik Informatika (TI) Nama Dosen : DR. Abidarin Rosyidi, Mma
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERKAIT DENGAN WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONA
Oleh: Agung Tri Prabowo 11.11.5644
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
ABSTRAK Kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di bumi yang menerima amanat-NYA untuk mengelola kekayaan alam. Adapun sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik – baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Manusia dalam menjalankan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang yaitu universal filosofis dan sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat transeden dan idealistik misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara. Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara Indonesia memiliki unsur – unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air. Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksidan interelasi dengan lingkungan sekitarnya (regional atau internasional) Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang – ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita – cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa dan Negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang adil,makmur dan sentosa.
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan curahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat diselesaikan. Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang disusun oleh saya selaku mahasiswa STMIK AMIKOM merupakan makalah yang banyak difokuskan pada upaya memberikan pemahaman akan esensi bela negara serta memuat aktualisasi materi tentang pentingnya kesadaran warga negara dalam bernegara, pemahaman akan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, kewajiban negara terhadap warga negaranya, serta muatan tentang bela negara dalam rangka memperkokoh pemahaman akan esensi persatuan dan kesatuan bangsa dalam bernegara. Muatan makalah ini juga memiliki kontekstualitas pada realitas globalisasi serta perkembangan lingkungan strategis Indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai pendukung keberhasilan proses belajar mengajar dan dapat mencapai pembelajaran bagi semua pihak. Kritik dan sarang yang bersifat konstruktif sangat saya nantikan.Terimakasih Yogyakarta, Oktober 2011
Penulis
DAFTARA ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii DAFTARA ISI ............................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Tujuan ........................................................................................... 2 1.3. Rumusan Masalah .......................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4 2.1. Pendekatan ...................................................................................... 4 2.2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara dan Landasan Pemikiran Ketahanan Nasional......................................................................... 4 2.3. Pengertian Wawasan Nusa Dan Ketahanan Nasional ....................... 7 2.4. Tujuan Wawasan Nusantara ............................................................ 8 2.5. Unsur Dasar dan Implementasi Wawasan Nusantara ....................... 9 2.6. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Sikap dan Perbuatan....... 12 2.7. Ciri – Ciri Asas – Asas dan Sifat – Sifat Ketahanan Nasional .......... 14 2.8. Ketahanan Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ... 16 BAB III PENUTUP ...................................................................................... 18 3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 18 3.2. Saran ............................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan globalisasi ditandai dengan kuatnya pengaruh lembagalembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur perpolitikan, perekonomian, social budaya, dan pertahanan serta keamanan global. Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik antar negara maju dengan negara-negara berkembang maupun antarsesama negara berkembang serta lembaga-lembaga internasional. Di samping itu, adanya isu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup turut pula memengaruhi keadaan nasional. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi sehingga dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi kampong sedunia tanpa mengenal batas negara.Kondisi ini menciptakan struktur global. Kondisi ini akan memengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan global ini diperlukan perjuangan nonfisik sesuai dengan profesi masing-masing yang dilandasi nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia sehingga memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuhnya negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan kemampuan dasar dan berkenaan dengan hubungan antara warganegara dengan negara serta pendidikan agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. 1.2. Tujuan a. Membekali generasi muda dengan kemampuan dan pengetahuan dasar berkenaan dengan hubungan warga 7egara dengan 7egara sehingga perlu dijelaskan bagaimana bentuk hubungan waraga 7egara yang sehat, positif dan dapat diandalkan b. Generasi muda memiliki kemampuan untuk memaknai nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesi 1.3. Rumusan Masalah 1. Apa yang menjadi dasar pemikiran wawasan nusantara dan landasan pemikiran ketahanan nasional? 2. Apa pengertian wawasan nusantara? 3. Apa saja tujuan wawasan nusantara? 4. Apa yang menjadi unsur dasar dan implementasi wawasan nusantara? 5. Bagaimana implementasi wawasan nusantara dalam sikap dan perbuatan ? 6. Apa saja yang menjadi ciri-ciri , asas-asas dan sifat-sifat ketahanan nasional?
7. Bagaimanakah ketahanan nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ?
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pendekatan Sosiologis 2.2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara dan Landasan Pemikiran Ketahanan Nasional a. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara Dasar pemikiran wawasan nusantara ditinjau dari latar belakang pemikiran aspek kewilayahan nusantara, aspek social budaya bangsa Indonesia dan aspek kesejarahan bangsa Indonesia adalah : Pemikiran Aspek Kewilayahan Indonesia Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah, dan merupakan ruang atau wadah yang harus dipedomani sebagai aspek hidup dan kehidupan suatu bangsa yang di dalamnya terdapat sumber kekayaan alam dan manusia atau penduduk yang bermukim di wilayah tersebut.Kondisi objektif geografi nusantara merupakan untaian ribuan pulau dan kecil (±17.508) dan tersebar di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yg sangat strategis. Pemikiran Aspek Sosial Budaya Budaya atau kebudayaan dalam arti etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan budi manusia (berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kekuatan budi).Karena manusia tidak hanya bekerja dengan kekuatan budinya melainkan juga dengan perasaan fantasia tau imajinasi dan dengan
kehendaknya, maka lebih lengkap jika kebudayaan diungkapkan sebagai cita, rasa, cipta, karsa dan karya (budi perasaan pemikiran kehendak dan tindakan. Sosial budaya sebagai salah satu aspek kehidupan nasional di samping politik, ekonomi, dan hankam adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan social di antara anggota-anggota nya, di antaranya : 1) Kebhinekaan budaya Indonesia 2) Budaya sebagai bangsaIndonesia yang bersatu 3) Budaya toleransi Indonesia yang bersatu 4) Budaya toleransi dan saling menghargai Pemikiran Aspek Kesejarahan Indonesia Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh dan berkembang dari latar belakang sejarahnya.Begitu pula sejarah Indonesia diawali dari negara-negara kerajaan tradisional yang pernah ada di wilayah Nusantara melalui kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit.Landasan kedua kerajaan tersebut adalah mewujudkan kesatuan wilayah.Dengan semangat kebangsaan, melalui perjuangan berikutnyamenghasilkan Proklamasi 17 Agustus 1945 yakni Indonesia mulai menegara.
b. Landasan Pemikiran Ketahanan Nasional Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara khususnya dalam upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa secara terus menerus berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan alamiah maupun lingkungan social dan lingkungan dalam negeri maupun lingkungan luar
negeri atau sering dinamakan lingkungan regional , nasional maupun internasional. Proses interaksi dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan dan merugikan. Dampak yang menguntungkan akan dapat mendorong dan memperkuat laju pencapaian tujuan nasional. Sebaliknya, dampak
yang
merugikan
berupa
ancaman-ancaman akan
menghambat
pencapaian tujuan nasional. Maka untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, suatu bangsa senantiasa akan menghadapi berbagai tantangan dengan ketahanan nasional yang memiliki landasan pemikiran sebagai berikut : a. Manusia berbudaya Manusia berbudaya akan selalu melakukan hubungan-hubungan : 1) Dengan Tuhan melahirkan agama 2) Dengan cita-cita melahirkan ideology 3) Dengan kekuatan/kekuasaan melahirkan politik 4) Dengan pemenuhan kebutuhan melahirkan ekonomi 5) Dengan manusia melahirkan social 6) Dengan rasa keindahan melahirkan kesenian 7) Dengan penguasaan/pemanfaatan fenomena alam melahirkan IPTEK 8) Dengan rasa aman melahirkan pertahanan keamanan
b. Tujuan nasional, falsafah bangsa dan ideology negara Tujuan nasional menjadi pokok pemikiran dalam ketahanan nasional karena suatu organisasi apapun bentuknya, dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah
internal dan eksternal. Oleh karena itu, diperlukan kondisi yang siap untuk menghadapinya. Selanjutnya falsafah dan ideology menjadi pokok pemikiran karena dalam pencapaian tujuan nasional pasti aka nada masalah yang dihadapi, hal ini dapat dipahami dari makna falsafah dan ideology dalam Pembukaan UUD 1945
c. Wawasan nasional Manifestasi wawasan nasional Indonesia (Wawasan Nusantara) itu ditentukan oleh kesejarahan, kondisi objektif dan subjektif, kultural serta idealism yang dijadikan aspirasi dalam eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bertabat.Wawasan nusantara ini memiliki identitas yang khas yang dapat menjiwai setiap tindakan kebijakan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional.
2.3. Pengertian Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional a. Wawasan nusantara Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, di dalam eksistensinya yang sarwa nusantara serta pemekarannya di dalam mengekspresika diri di tengah-tengah lingkungan nasionalnya (Lemhanas, 1992) Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam (Prof. Dr. Wan Usman)
Wawasan nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenal diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional (Tap MPR, 1993 dan 1998)
b. Ketahanan nasional Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang dating dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun yang tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya (Lemhannas, 1989)
2.4 . Tujuan Wawasan Nusantara 1. Tujuan wawasan nusantara ke dalam, yaitu terwujudnya kesatuan aspek kehidupan nasional. Di dalam aspek kehidupan nasional terdaoat aspek alamiah dan aspek social a. Aspek alamiah meliputi tiga (Trigatra) yaitu : 1) Gatra kondisi geografis 2) Gatra keadaan dan kekayaan alam
3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk b. Aspek social terdiri lima (Pancagatra) yaitu : 1) Gatra ideology 2) Gatra politik 3) Gatra ekonomi 4) Gatra social budaya 5) Gatra pertahanan dan keamanan
2. Tujuan wawasan nusantara ke luar, yaitu ikut serta mewujudkan kesejahteraan, ketertiban, dan perdamaian seluruh umat manusia di dunia
2.5. Unsur Dasar dan Implementasi Wawasan Nusantara Sebagai cara pandang bangsa dan negara Indonesia yang berdasar Pancasila dan UUD 1945 serta dinamika politik kenegaraan maupun gejala social, wawasan nusantara mengandung tiga unsur poko yaitu wadah (countour), isi (content), dan tata laku (conduct) a. Wadah Wawasan nusantara mewujudkan diri dalam bentuk Nusantara yang manunggal secara bulat dan utuh.Untuk membahas batas dan wujud ini perlu diingat bahwa asas wilayah negara kita adalah asas negara kepulauan (archipelagic state). Dalam konsepsi berpikir atau paradigm Nusantara, negara kepulauan adalah sebagai berikut : 1) Pulau dan perairan merupakan kesatuan yang utuh
2) Lautan diseraki pulau atau perairan sebagai unsur pokok, bukan daratan Jadi Nusantara adalah laut yang diseraki atau ditebari pulau-pulau, bukan rangkaian pulau-pulau dalam laut. Adapun batas negara kepulauan adalah sebagai berikut : 1) Adanya garis dasar yang menghubungkan titik terluar dari pulaupulau terluar 2) Sejauh atau seluas dua belas mil dari garis dasar merupakan laut territorial 3) Sejauh atau seluas dua ratus mil dari garis dasar merupakan zona ekonomi eksklusif Sehubungan dengan beberapa konsekuensi negative, maka agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, bangsa Indonesia harus cukup kuat lahir dan batin serta harus dapat bersikap bebas aktif. Hal ini berarti bahwa bangsa
Indonesia
harus
memilikikemampuan
untuk
mengelola,
memanfaatkan, dan mengendalikan segala kekuatan yang melintasinya Sifat pokok wawasan nusantara ialah kesatuan dan persatuan di bidang wilayah, bangsa, ideology, politik, ekonomi, social budaya, psikologi, pertahanan
keamanan.Di
samping
itu,
wawasan
nusantara
harus
berkeseimbangan, artinya berimbang antara dunia dan akhirat, antara jiwa dan pikiran, antara mental dan spiritual, serta antara peri kehidupan darat, laut, dan udara.
b. Isi Cita-cita wawasan nusantara selaras dengan cita0cita bangsa Indonesia yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD1945. Berdasarkan kesadaran terhadap letak negara pada posisi silang, wawasan nusantara tercermin pada perspektif kehidupan manusia Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi dua komponen dasar yang terpadu, yaitu cita-cita dan asas sebagai berikut: a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 b. Asas yang berciri manunggal, utuh menyeluruh, mengarah kepada persatuan dan kesatuan serta keserasian dan keseimbangan antarsegenap aspek kehidupan yg tertuang dalam enam asas yang meliputi : 1) Satu kesatuan ruang wilayah 2) Satu kesatuan politik 3) Satu kesatuan social budaya 4) Satu kesatuan ekonomi 5) Satu kesatuan pertahanan keamanan 6) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya pada seluruh aspek dan dimensi kehidupan
c. Tata laku Unsur tata laku wawasan nusantara dapat dibedakan sebagai tata laku batiniah dan tata laku lahiriah.Tata laku batiniah berwujud sebagai landasan falsafah dan sikap mental bangsa serta dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan hidupnya.Tata laku lahiriah terlihat pada tata laksana yang mencakup tata perencanaan, tata pelaksanaan dan tata pengawasan. Tata laku
tersebut berupa UUD 1945 berdasarkan Wawasan Nusantara yang melahirkan ketahanan nasional yang tangguh Baik
letak/kondisi
geografis
maupun
pembangunan
yang
sedang
berlangsung, mengakibatkan perubahan-perubahan yang sering membawa dampak negative terhadap kehidupan. Perkenalan dengan kebudayaan lain melalui berbagai cara sering menimbulkan perubahan dan pergeseran nilainilai budaya. Dalam menanggapi pengaruh kebudayaan asing itu, seperti yang telah kita lihat, masyarakat selama ini kurang selektif. Masyarakat kurang dapat memilih dan memilah budaya mana yang diperlukan atau yang cocok dengan kepribadian . Selain itu , pembangunan yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi dapat menyebabkan manusia menjadi materialistis dan individualis
2.6. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Sikap dan Perbuatan Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga Wawasan Nusantara dapat disebut juga sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
Untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional, harus dilakukan usaha nyata yang disebut pembangunan nasional.Dalam hal ini, wawasan nusantara merupakan pola
piker
sekaligus
pola
tindak
dalam
melaksanakan
pembangunan
nasional.Oleh karena itu, di dalam GBHN, wawasan nusantaraditetapkan sebagai
pola dasar pembangunan nasional. Dengan demikian , Wawasan Nusantara digunakan sebagai Wawasan Pembangunan Nasional. Asas Nusantara juga menetapkan batas-batas wilayah Nusantara atau batas negara kepulauan (archipelagic state).Dengan demikian Wawasan Nusantara digunakan sebagai Wawasan Wilayah. Tata kehidupan berbangsa dan bernegara harus dituangkan ke dalam hokum nasional.Dengan demikian di wilayah nusantara terdapat satu hokum nasional yang
mengayomi
seluruh
warga
negara,
bangsa,
dan
pemerintah
penyelenggarabnegara yang didasarkan pada pola piker wawasan nusantara.Di dalam konteks ini, wawasan nusantara digunakan sebagai Wawasan Hukum Nasional. Untuk melindungi seluruh bangsa Indonesia dan tanah air Indonesia, perlu disusun system pertahanan dan keamanan negara yang berpola piker wawasan nusantara. Dalam konteks ini, wawasan nusantara digunakan sebagai Wawasan Hankam Masalah yang paling penting adalah bagaimana kita membina, mengamankan dan memanfaatkan kebulatan wilayah nasional sebagai satu kesatuan yang utuh dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Mencegah masuknya paham atau ideology yang dapat memengaruhi cara berpikir dalam kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2) Mencegah segala bentuk aspirasi politik yang bersifat dan mengarah kepada disintergrasi/separatisme bangsa. 3) Karena dua pertiga wilayah Nusantara berupa perairan, maka perlu ditumbuh kembangkan budaya kelautan di kalangan generasi muda.
4) Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang siikat oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika. 5) Negara Indonesia adalah negara hokum, bukan negara kekuasaan 6) Pembangunan nasional pada hakikatnya untuk menciptakan kemakmuran (kesejahteraan) dan ketenangan (keamanan) 7) Pejabat negara, pejabat pemerintah dan birokrasi harus benar-benar berfungsi melayani sekaligus mengayomi masyarakat.
2.7. Ciri-ciri, Asas-asas dan Sifat-sifat Ketahanan Nasional a. Ciri-ciri ketahanan nasional 1) Merupakan
kondisi
sebagai
persyaratan
utama
bagi
negara
berkembang 2) Difokuskan
untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidup
dan
mengembangkan kehidupan 3) Diwujudkan sebagai kondisi dinamis bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional 4) Tidak hanya pertahanan, tapi juga menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan hambatan serta gangguan 5) Didasarkan pada metode astagatra 6) Berpedoman kepada wawasan nasional 7) Pola umum operatifnya harus didasari flsafah negara dan wawasan nasional, dilaksanakan secara realistis dengan sikap percaya pada diri sendiri
b. Asas-asas ketahanan nasional Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari oleh nilainilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah : 1) Asas kesejahteraan dan keamanan 2) Asas menyeluruh terpadu (komprehensif integral) 3) Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar 4) Asas kekeluargaan
c. Sifat-sifat ketahanan nasional Ketahanan Nasional memiliki sifat-sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan asas-asasnya. Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai berikut 1) Mandiri,
artinya
ketahanan
nasional
bersifat
percaya
pada
kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. 2) Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melaikan dapat meningkat atau menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya 3) Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integrative yang diartinkan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4) Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara 5) Konsultasi dan kerja sama, artinya ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengadakan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
2.8. Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan konsepsi ketahanan nasional, seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam sistematika astagatra (delapan aspek) yang terdiri dari tiga aspek alamiah (trigatra) dan lima aspek social (pancagatra). Aspek alamiah meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan, sedangkan aspek social meliputi ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.
Negara Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang masing-masing memiliki kebudayaannya. Hal ini terjadi karena suku bangsa di Indonesia mendiami daerah-daerah tertentu sehingga kebudayaannya sering disebut kebudayaan daerah sebagai system nilai yang menuntun sikap, perilaku, dan gaya hidup merupakan identitas dan menjadi kebanggaan suku bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing, atau sering disebut sebagai local genius.Local
genius ini merupakan pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisasi pengaruh budaya asing. Ketahanan nasional Indonesia pada aspek pertahanan dan keamanan menurut Lemhannas (2001) menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapan serta upaya bela negara yang berisi keuletan dan ketangguhan serta kemampuan melalui penyelenggaraan system pertahanan keamanan rakyat semesta guna menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. b. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulantannya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya merupakan salah satu kehormatan demi martabat bangsa dan negara
BAB III PENUTUPAN 3.1. Kesimpulan : Wilayah Indonesaia sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat dimanfatakan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat mengakibat kan disintregrasi bangsa indonesia. Indonesia yang meliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana pengawasan itu tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/POLRI saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan pihak POLRI/TNI saja dengan persenjataan yang tidak lengkap mungkin bangsa indonesia sudah hancur tercabik-cabik oleh bangsa lain. Dengan adanya persatuan di antara penduduk bangsa indonesai yang bineka tunggal ika. Wawasan nasional bangsa indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional itu dapat berjalan dengan sucses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuia dengan karakteristik bangsa indonesia. Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus edapat memiliki sikap dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berrkorban demi nusa dan bangsa. Dalam kaitanya pemuda sebagia penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga mereka terhadap bangsa dan tanah airnya lebih yakin dan lebih mendalami.
3.2. Saran : Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah perlu kiranya pendidikan yang membahas/mempelajari tentang wawasan nusantara dimasukan ke dalam suiatu kurikulum yang sekarang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya : pelajaran Kewarganegaraan, Pancasila, PPKn dan lain - lain). Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca makalah serta yang lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang tercermin dari perilaku – perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Chaidir, Basri. 1995. Wawasan Nusantara Wawasan Nasional Indonesia. Lembaga Ilmu Humaniora Institut Teknologi Indonesia, Jakarta Cipto, Bambang., M.Azhar., S. Tuhuleley., listi’anah., K. Bashori., dan L. Setiartiti. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan (civic education. LP3 UMY Yogyakarta ____________.
2001.
Pendidikan
Kewarganegaraan.
Kelompok
Kerja
Kewarganegaraan Lemhannas. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Siswanto, Bambang dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Tim Dosen Kewiraan Unsoed. 1999. Buku Ajar Pendidikan Kewiraan. Penerbit Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto