SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “PENANGANAN ANSIETAS PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KECAMATAN PAUH KELURAHAN KOTO TUO RW IV
OLEH : A.R.YULIA SUNARTI ROZILAWATI NASRIL NOLA ASRIL ANDINA ARIESTA PUTRI ALMIRA GANDHI MAYA SYAFNI SRI MARDHIAH PUTRI MAHARANI Z VIVI OKTASARI FIRDA DAMBA ASNEL SARTIKA
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Bidang Studi : Keperawatan Jiwa Komunitas Topik
: Penanganan Ansietas Pada Penderita Hipertensi
Sasaran
: Masyarakat penderita hipertensi di Kecamatan Pauh Kelurahan Koto Tuo RW IV
Tempat
: Di Mesjid Taqwa Kelurahan Koto Tuo
Hari/tanggal
: Kamis /06 Februari 2014
Waktu
: 09.00 – 10.15 wib
A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan banyaknya lanjut usia (lansia) yang hidup di tahun 2000 sebanyak 9,99 % dari 22.277.700 jiwa penduduk Indonesia dan diperkirakannya umur harapan hidup tersebut akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok umur 65 – 70 tahun menjadi 11,09 % dari 29.120.000 jiwa penduduk Indonesia. Sesuai dengan program pemerintah yang menetapkan umur harapan hidup yaitu 65 tahun diharapkan lansia dapat tetap mempertahankan kesehatannya agar tetap produktif dalam kehidupannya. Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (degeneratif ) (Nugroho, 2000). Menurut (Applegate, 2002) terapi yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada penderita hipertensi yang berusia lanjut adalah terapi nonfarmakologis, yaitu dengan mengadopsi gaya hidup sehat, salah satunya yaitu dengan aerobik. Namun karena keterbatasan fisik yang dimiliki, kebanyakan lansia mengatasi tingginya tekanan darah dengan terapi farmakologis dan dengan banyak beristirahat saja. Padahal terapi farmakologis tidak dianjurkan bagi lansia karena efek polifarmasi, sementara dari penelitian ini dengan beristirahat saja ternyata tidak mampu merubah tekanan darah lansia. Di zaman modern ini, biaya pengobatan menjadi sangat mahal, apalagi untuk penyakit yang berhubungan dengan stress, seperti penyakit jantung dan hipertensi. Sebuah pengobatan yang direkomendasikan untuk lansia, yang mudah serta dapat
menghemat pengelaran biaya medis dan memperkuat sistem kekebalan, serta yang memainkan peranan penting dalam pencegahan sejumlah besar penyakit adalah dengan tertawa (Kataria, 2004). Dari winshield survey yang dilakukan kelompok terhadap 22 keluarga yang ada di RW IV Kelurahan Koto Tuo didapatkan
16 keluarga diantaranya mempunyai
penyakit hipertensi, dan 14 keluarga mengalami kecemasan terhadap penyakit hipertensi yang dideritanya. Berdasarkan dengan permasalahan diatas maka kami kelompok Praktek Profesi Keperawatan Jiwa Komunitas Fakultas Keperawatan UNAND tertarik untuk memberikan penyuluhan tentang penanganan ansietas pada penderita hipertensi yang berguna untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan pelaksanaan penanganan ansietas pada hipertensi atau tekanan darah tinggi.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta
mampu melakukan
penanganan ansietas pada penderita hipertensi. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu: a. Menyebutkan pengertian penyakit hipertensi. b. Menyebutkan penyebab dari hipertensi. c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi. d. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi e. Menyebutkan pengertian ansietas f. Menyebutkan tanda dan gejala ansietas pada penderita hipertensi g. Menyebutkan mekanisme koping adaptif pada penanganan ansietas penderita hipertensi h. Menyebutkan penanganan ansietas penderita hipertensi i. Mendemonstrasikan penanganan ansietas pada penderita hiepertensi : hipnosis teknik 5 jari C. Materi (Terlampir) D. Pelaksanaan 1. Topik Penanganan Ansietas Pada Penderita Hipertensi
2. Sasaran/ target a. Sasaran
: Seluruh Masyarakat yang menderita hipertensi di Kelurahan
Koto Tuo b. Target
: Masyarakat yang cemas terhadap hipertensi yang dideritanya
di Kelurahan Koto Tuo RW IV 3. Metode a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi d. Demonstrasi 4. Media dan alat a.
Leaflet
b.
LCD
c.
Laptop
d.
PPT
e.
Alat demonstrasi ( orang percobaan)
5. Waktu dan tempat
Hari
: Kamis / 06 Februari 2014
Jam
: 09.00 – 10.30
Tempat
: Mesjid Taqwa Kelurahan Koto Tuo RW IV
6. Pengorganisasian I.
Moderator
: Andina Ariesta Putri, S.Kep
II.
Pemateri
: A.R.Yulia Sunarti, S.Kep
III.
Fasilitator
: Rozilawati Nasril, S.Kep Nola Asril, S.Kep Almira Gandhi, S.Kep Maharani Z, S.Kep Firda Damba Wahyuni, S.Kep Maya Syafni, S.Kep Vivi Oktasari, S.Kep
Asnel Sartika, S.Kep IV.
Observer
: Sri Mardhiah Putri, S.Kep
7. Setting Tempat P
P
B
A
F
M
M
F
F
M
M
F
F
M
M O
O
F
Keterangan : P
: Pembimbing
B
: Pemateri
A
: Moderator
M
: Peserta
F
: Fasilitator
O
: Observer
8. Uraian Tugas 1. Pemateri
Mempresentasikan materi
Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
2. Moderator a. Pada acara pembukaan
Membuka acara
Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
Menjelaskan kontrak waktu
b. Kegiatan Inti
Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami.
Memberikan kesempatan pada mahasiswa atas jawaban yang diajukan untuk menjawab.
c. Pada acara penutup
Menyimpulkan dan menutup diskusi
Mengucapkan salam
3. Fasilitator
Memotivasi peserta agar berperan aktif
Membuat absensi penyuluhan
Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
4. Observer
Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
E. Kegiatan Penyuluhan No
Kegiatan Penyuluh
1
Pembukaan
Kegiatan Audiens/Sasaran
5 mnt
- Moderator memberi salam - Moderator
-
memperkenalkan -
Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan
anggota penyuluh - Moderator
Waktu
menejelaskan -
Mendengarkan dan memperhatikan
tentang topik penyuluhan - Menjelaskan
membuat -
Mendengarkan dan memperhatikan
kontrak waktu dan tujuan pertemuan. - Menanyakan masalah yang dirasakan saat ini - Mendiskusikan masalah
Mengemukakan (kalau ada)
-
Mendengarkan
permasalahan
2
20 mnt
Pelaksanaan - Mengkaji
pengetahuan -
Mengemukakan pendapat
audiens tentang hipertensi - Memberi reinforcement (+) - Menjelaskan
-
Mendengarkan dan memperhatikan
tentang -
Mendengarkan dan memperhatikan
pengertian hipertensi - Memotivasi
audiens
untuk
-
mengulang kembali -
- Mengkaji pengetahuan audien faktor
kembali
penjelasan
mahasiswa
- Memberi reinforcement (+)
tentang
Mengulang
Mendengarkan dan memperhatikan Mengemukakan pendapat
penyebab
hipertensi - Memberi reinforcement (+)
-
Mendengarkan dan memperhatikan
- Menjelaskan faktor penyebab -
Mendengarkan dan memperhatikan
hipertensi - Mengkaji pengetahuan audien
- Mengemukakan pendapat
tentang cara penatalaksanaan hipertensi - Memberi reinforcement (+)
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Menjelaskan penatalaksanaan
- Mendengarkan dan memperhatikan
hipertensi - Mengkaji audiens
pengetahuan tentang
Mengemukakan pendapat
ansietas
(kecemasan) - Memberi reinforcement (+)
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Menjelaskan
- Mendengarkan dan memperhatikan
pengertian
ansietas - Mengkaji
pengetahuan -
Mengemukakan pendapat
audiens tentang tanda dan gejala ansietas - Memberi reinforcement (+)
-
Mendengarkan dan memperhatikan
- Menjelaskan tanda dan gejala -
Mendengarkan dan memperhatikan
ansietas
- Meanyakan koping
mekanisme -
kecemasan
digunakan
Mengemukakan pendapat
yang
penderita
hipertensi - Menjelaskan koping
mekanisme -
kecemasan
digunakan
Mendengarkan dan memperhatikan
yang
penderita -
Mendemonstrasikan kembali
hipertensi - Menjelaskan penatalaksanaan kecemasan
pada
-
Mendengarkan dan memperhatikan
-
Mendengarkan dan memperhatikan
-
Mendemonstrasikan
-
Mendemonstrasikan kembali yang
penderita
hipertensi - Menjelaskan cara mengurangi kecemasan dengan teknik 5 jari - Mendemonstrasikan mengurangi
cara
kecemasan
dengan teknik 5 jari - Meminta
peserta
untuk
mendemonstrasikan
cara
mengurangi
didemonstrasikan mahasiswa
kecemasan
dengan teknik 5 jari - Memberi
reinforcement
-
Mendengarkan dan memperhatikan
-
Bertanya
-
Mennjwab pertanyaan
positif - Memberi kesempatan audiens untuk bertanya - Menjawab pertanyaan
3
5 mnt
Penutup - Meminta audiens mengulang
-
Mengulang
informasi
yang
didapatkan dari mahasiswa
beberapa informasi yang telah diberikan - Memberi reinforcement (+) - Bersama
masyarakat
-
Mendengarkan
-
Bersama mahasiswa menyimpulkan
menyimpulkan materi
-
Menjawab salam
- Menutup dengan salam
F. Evaluasi 1) Evaluasi struktur 60 % atau lebih undangan menghadiri acara Alat dan media sesuai dengan rencana Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan
2) Evaluasi proses Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3) Evaluasi hasil Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 60 % masyarakat mampu : Menyebutkan pengertian hipertensi Menyebutkan penyebab hipertensi Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi Menyebutkan pengertian ansietas (kecemasan) Menyebutkan mekanisme koping adaptif kecemasan pada hipertensi Mendemonstrasikan kembali cara pengurangan kecemasan dengan teknik 5 jari
MATERI A. HIPERTENSI 1. Pengertian Hipertensi (tekanan darah tinggi) atau sering dikenal dengan ” Silent Killer” adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari normal. Dimana tekanan darah normal antara 140/90 mmHg Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari Jadi, Hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. 2. Klasifikasi - Hipertensi ringan Sistole 140-160, diastole 90-95 mmHg - Hipertensi Sedang Sistole 160-179, diastole 100-109 mmHg - Hipertensi Berat Sistole , ≥180, diastole ≥110 mmHg 3. Penyebab Penyebab hipertensi 90% tidak diketahui dengan pasti, tetapi biasanya dipengaruhi oleh: 1.
Keturunan Dari data statistik terbukti
bahwa
seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. orang tuanya menderita tekanan darah tinggi akan beresiko dua kali lipat menderita penyakit yang sama. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium. Seseorang dengan orangtua penderita hipertensi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga denga riwayat hipertensi.
2. Kegemukan Umumnya
akan
berdampak
pada
hiperinsulinemia
sehingga
dapat
menyebabkan hipertensi. Berat Badan yang berlebihan akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas, jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan badan berlebihan dari tubuh tersebut, karena itu obesitas termasuk salah satu faktor yang meningkatkan resiko terjadinya hipertensi. berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi 3. Kebiasaan merokok Zat kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok dapat merusak sel endotel pembuluh darah sehingga terjadi jejas dalam pembuluh darah, yang akan meningkatkan tahanan perifer dan menyebabkan naiknya tekanan darah. Hipertensi juga dapat terjadi karena adanya nikotin dalam batang rokok yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah. Selain itu nikotin juga dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah. 4. Memakan makanan yang banyak mengandung tinggi garam, kolesterol dan lemak Makanan tinggi lemak jenuh, garam dan kolesterol sangat beresiko tinggi terjadinya aterosklerosis yang merupakan pemicu meningkatnya tekanan darah. Garam berhubungan berat dengan terjadinya tekanan darah tinggi (hipertensi). Menurut Graham Mc.Gregor dari Cash dalam Wiryowidagdo (2008) menyatakan bahwa tingginya kadar garam di dalam cairan tubuh akan mempengaruhi fungsi organ tubuh yang lain atau otak, kadar garam yang berlebihan menyebabkan melebarnya pembuluh darah sehingga dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan terjadilah stroke dan hipertensi serta Penyakit Jantung Koroner (PJK) .
Selain garam, lemak dan kolesterol apabila dikonsumsi secara berlebihan juga dapat menyebabkan hipertensi karena dapat terjadi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan. Contoh makanan tinggi lemak : jeroan (hati, otak, ginjal), selai, makanan tinggi garam ( ikan asin, telur asin, mentega atau margarin) 5. Stress Stres adalah respon seseorang terhadap sesuatu hal yang menyebabkan stres (stresor) yang melibatkan semua sistem tubuh, termasuk sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah. 6. Sakit gula/kencing manis 7. Sakit ginjal 4. Tanda dan Gejala Sebagian besar (lebih 60%) penderita hipertensi tidak mengeluh namun tanda dan gejala umum yang sering ditemukan, yaitu: 1. Sakit kepala 2. Rasa berat di tengkuk 3. Mudah emosi/marah 4. Jantung berdebar-debar 5. Sesak napas 6. Keletihan 7. Mata berkunang-kunang 8. Sukar tidur
5. Akibat Lanjut 1. Payah Jantung Sesak nafas setelah bekerja atau melakukan kegiatan, lekas lelah, kaki bengkak, lama kelamaan akan menyebabkan penurunan curah jantung 2. Stroke
Gangguan peredaran darah di otak 3. Penyakit Ginjal Gangguan saluran kencing dan lain-lain
6. Cara Perawatan Lansia dengan Hipertensi 1. Pengaturan makanan a. Mengurangi makanan yang bergaram tinggi seperti ikan asin, makanan kaleng, keju dan lain-lain b. Mengurangi makanan yang berlemak seperti gajeboh, usus, hati, jantung, otak, serta makanan yang bersantan 2. Olahraga ringan Dengan olahraga teratur dapat meningkatkan kebugaran tubuh, seperti jalan kaki, bersepeda santai dan lain-lain 3. Berhenti merokok 4. Istirahat yang cukup 5. Menghindari minuman beralkohol 6. Mengendalikan berat badan 7. Periksakan kesehatan secara teratur ke pelayanan kesehatan
B. ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Corner, 1992). Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada individu. 2. ETIOLOGI (PENYEBAB) Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut : a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung. a. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. b. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. c. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
d. Gangguan konsentrasi dan daya ingat. e. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. 3. TINGKATAN ANSIETAS a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut : 1) Respons fisik - Ketegangan otot ringan - Sadar akan lingkungan - Rileks atau sedikit gelisah - Penuh perhatian - Rajin 2) Respon kognitif - Lapang persepsi luas - Terlihat tenang, percaya diri - Perasaan gagal sedikit - Waspada dan memperhatikan banyak hal - Mempertimbangkan informasi - Tingkat pembelajaran optimal 3)
Respons emosional - Perilaku otomatis - Sedikit tidak sadar - Aktivitas menyendiri - Terstimulasi - Tenang
b.
Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benarbenar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut : 1) Respon fisik : - Ketegangan otot sedang
-
Tanda-tanda vital meningkat
-
Pupil dilatasi, mulai berkeringat
-
Sering mondar-mandir, memukul tangan
-
Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
-
Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
-
Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif - Lapang persepsi menurun - Tidak perhatian secara selektif - Fokus terhadap stimulus meningkat - Rentang perhatian menurun - Penyelesaian masalah menurun - Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan 3) Respons emosional - Tidak nyaman - Mudah tersinggung - Kepercayaan diri goyah - Tidak sabar - Gembira c.
Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut : 1) Respons fisik - Ketegangan otot berat - Hiperventilasi - Kontak mata buruk - Pengeluaran keringat meningkat - Bicara cepat, nada suara tinggi - Tindakan tanpa tujuan dan serampangan - Rahang menegang, mengertakan gigi - Mondar-mandir, berteriak - Meremas tangan, gemetar 2) Respons kognitif - Lapang persepsi terbatas
- Proses berpikir terpecah-pecah - Sulit berpikir - Penyelesaian masalah buruk - Tidak mampu mempertimbangkan informasi - Hanya memerhatikan ancaman - Preokupasi dengan pikiran sendiri - Egosentris 3) Respons emosional - Sangat cemas - Agitasi - Takut - Bingung - Merasa tidak adekuat - Menarik diri - Penyangkalan - Ingin bebas d.
Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut : 1) Respons fisik - Flight, fight, atau freeze - Ketegangan otot sangat berat - Agitasi motorik kasar - Pupil dilatasi - Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun - Tidak dapat tidur - Hormon stress dan neurotransmiter berkurang - Wajah menyeringai, mulut ternganga 2)
Respons kognitif - Persepsi sangat sempit - Pikiran tidak logis, terganggu - Kepribadian kacau - Tidak dapat menyelesaikan masalah - Fokus pada pikiran sendiri
- Tidak rasional - Sulit memahami stimulus eksternal - Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi 3) Respon emosional - Merasa terbebani - Merasa tidak mampu, tidak berdaya - Lepas kendali - Mengamuk, putus asa - Marah, sangat takut - Mengharapkan hasil yang buruk - Kaget, takut - Lelah
4. MEKANISME KOPING Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan faktor utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan, mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain (Suliswati, 2005). Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati (2005), mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu : 1.
Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan. a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk memindahkan seseorang dari sumber stress. c. Perilaku
kompromi
digunakan
untuk
mengubah
cara
seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang.
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk menilai penggunaan makanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut . a. Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan klien. b. Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya terhadap disorganisasi kepribadian. c. Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan klien. d. Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan
DAFTAR PUSTAKA
Sjaifoellah Noer. (1996). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta: FKUI
Wahyudi Nugroho. (2000). Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke. Dianloka. Yogyakarta. Beevers,DG. Prof. 2002. Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah . Dian Rakyat. Jakarta. Brunner & Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. EGC. Jakarta. Dalimarta, Setiawan. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar plus. Jakarta. Eharmayaku. 2008. Penatalaksanaan Hipertensi Terkini. Http://www. Blogspot. Com.