STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI

studi kasus asuhan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada an. s dengan febris typhoid rumah sakit panti waluyo...

7 downloads 662 Views 650KB Size
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

DI SUSUN OLEH:

WIWIN INDRIYANI NIM. P.10068

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyeleseikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

WIWIN INDRIYANI P.10068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama

: Wiwin Indriyani

NIM

: P. 10068

Program Studi

: DIII Keperawatan

Judul karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benarbenar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari saya dapat dibuktikan bahwa tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 08 Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan

WIWIN INDRIYANI NIM.P.10068

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh: Nama

: Wiwin Indriyani

NIM

: P. 10068

Program Studi

: DIII KEPERAWATAN

Judul

: ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di

: SURAKARTA

Hari/Tanggal

: Sabtu, 08 Juni 2013

Pembimbing : Siti Mardiyah., S.Kep, Ns NIK . 201183063

iii

(……………………..)

HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh: Nama

: Wiwin Indriyani

NIM

: P. 10068

Program Studi

: DIII KEPERAWATAN

Judul

: ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di

: SURAKARTA

Hari/Tanggal

: 29 Juni 2013

DEWAN PENGUJI Penguji I : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns

(

)

(

)

(

)

NIK. 201187065 Penguji II : Tyas Ardi S, S.Kep., Ns NIK. 201186080 Penguji III : Noor Fitriyani, S.Kep., Ns ___ NIK.201186076

Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan,S.Kep.,Ns NIK.201084050

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah

dengan

judul

“ASUHAN

KEPERAWATAN

KETIDAK

SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA AN.S DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA.’’ Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Bapak Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarata. 3. Ibu Siti Mardiyah S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

v

4. Ibu Tyas Ardi S, S.Kep., Ns., selaku dosen penguji II yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inpirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Ibu Noor Fitriyani, S.Kep., Ns., selaku dosen penguji III yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inpirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 8. Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan semangat selama pendidikan kuliah keperawatan sampai penyelesaian tugas akhir kuliah. 9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan Amin.

Surakarta, Juni 2013

Penulis vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME....................................................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................

v

DAFTAR ISI ................................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

ix

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................

1

B. Tujuan Penulisan ...............................................................

4

C. Manfaat Penulisan .............................................................

5

LAPORAN KASUS A. Identitas Klien ...................................................................

6

B. Pengkajian .........................................................................

6

C. Perumusan Masalah Keperawatan......................................

13

D. Perencanaan Keperawatan .................................................

14

E. Implementasi Keperawatan ................................................

15

F. Evaluasi Keperawatan........................................................

19

vii

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan ......................................................................

22

B. Kesimpulan .......................................................................

37

Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 4 Loog Book Kegiatan Harian Lampiran 5 Lembar Pendelegasian Pasien Lampiran 6 Askep

ix

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna, dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, gangguan pencernaan, dan gangguan kesadaran (Sodikin, 2011). Data WHO tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 demam typhoid menempati urutan ketiga dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, yang meninggal 274 orang dengan Case Fatality Rate sebesar 0,67 persen. Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, prevalensi tifoid klinis nasional sebesar 1,6 persen. Typhoid klinis dideteksi di Provinsi Jawa Tengah dengan prevalensi 1,61 persen. Prevalensi tifoid di Kabupaten Semarang sebesar 0,8 persen. RSUD Ungaran penyakit demam typhoid selalu menduduki peringkat pertama morbiditas 10 penyakit terbanyak rawat inap RSUD Ungaran dari tahun 2006 sampai 2011. Demam typhoid, faktor risiko utamanya adalah penanganan makanan oleh penjamah makanan yang terinfeksi, sanitasi lingkungan dan hygiene yang perorangan yang buruk (Pramitasari, 2013). Thypoid disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada usus halus yang masuk ke peredaran darah melalui aliran limfe dan kuman menyebar keseluruh tubuh dan berkembang masuk keperedaran darah (Hidayat, 2006). Ciri-ciri demam typhoid

1

2

ditandai dengan basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora, ciri lain yaitu jumlah antigen kurang lebih 3 antigen antara lain antigen O, H, dan Vi (Nursalam dkk, 2005). Cara penyebaran thypoid bisa melalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita. Keluhan dan gejala penyakit berupa anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotor, gangguan perut. Pencegahan demam typhoid dapat di lakukan dengan cara vaksin parenteral dan oral (Inawati, 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kebutuhan kesehatan (Saryono, 2010). Maslow menyatakan ada lima kebutuhan dasar yang harus di penuhi yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan cinta aman dan kepemilikan, kebutuhan esterm, dan kebutuhan aktualisasi diri (Hariyanto, 2010). Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar yang memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki maslow dalam mempertahankan hidup. Kebutuhan fisiologis meliputi udara, air, dan makanan (Potter dan perry, 2005). Kebutuhan makanan yaitu salah satunya nutrisi. Nutrisi sebagai sumber tenaga dalam aktivitas sehari-hari dan sebagai zat pembangun dan pengatur suhu tubuh. Sebagai sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50 sampai 55 persen, lemak sebanyak 30 sampai 35 persen dan protein sebanyak 15 persen (Wong, 2008). Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama dari pada cairan. Seperti kebutuhan fisiologis lainya, kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada manusia dalam berbagai usia. Proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan,

3

menyimpan zat makanan, dan mengeluarkan produk sampah. Mencerna dan menyimpan zat makanan adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh (Potter dan perry, 2005). Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menujang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Kebutuhan ini sangat

diperlukan pada masa–masa tersebut,

apabila tidak atau kurang terpenuhi akan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

Manfaat

nutrisi

dalam

tubuh

dapat

membantu

proses

pertumbuhan dan perkembangn anak dan mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan nutrisi dan protein anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng, defesiensi vitamin A, kalium yang semua dapat menghambat proses tumbuh kembang anak (Hidayat, 2005) Nutrisi pada penderita demam typhoid dimasa lampau diberikan makanan lunak yaitu bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya diberi nasi. Beberapa peneliti menunjukkan pemberian makanan padat dini, yaitu lauk pauk yang rendah selulosa yaitu, pantang sayuran dengan serat kasar dapat diberikan dengan aman pada penderita demam typhoid (Inawati, 2008). Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat asuhan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S dengan febris typhoid di ruang Bakung rumah sakit Panti Waluyo Surakarta. Studi kasus dilaksanakan dengan menggunakan proses asuhan

4

keperawatan

yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

B.

Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S dengan febris typhoid di ruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta. 2. Tujuan Khusus

a. Penulis

mampu

melakukan

pengkajian

pada

An.

S

dengan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. S dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada An.S dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An. S dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An. S dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid.

5

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pada An. S dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh An. S pada febris typhoid.

C.

Manfaat Penulisan 1. Bagi Institusi pendidikan. Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus pemenuhan kebutuhan nutrisi di lapangan dan dalam teori. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktek pelayanan kesehatan dirumah sakit. 3. Bagi Penulis Mendapatkan

pengalaman

serta

dapat

menerapkan

standar

asuhan

keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang / profesi keperawatan.

BAB II LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menulis laporan kasus tentang ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake makanan. Penulisan menggunakan metode dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Identitas Klien Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2013 jam 08.00 WIB, identitas klien, klien bernama An. S, alamat Nglaweyan Solo, umur 3 tahun, 3 bulan, 18 hari, jenis kelamin perempuan, beragama Islam, nomor rekam medik 00151411. Tanggal masuk 23 April 2013 pukul 21.00 WIB. Dokter mendiagnosa An. S menderita febris typhoid. Nama ibu Ny. A umur 25 tahun berkerja sebagai karyawan, pendidikan SMA. Penanggung jawab terhadap An. S adalah Tn. A, umur 28 tahun, pekerjaan pedagang, pendidikan SLTA. Hubungan dengan klien sebagai ayah kandung.

B. Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa atau pengkajian yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan alloanamnesa atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari keluarga.

6

7

1. Riwayat Kesehatan Klien Hasil pengkajian, keluhan utama yang dirasakan klien adalah mual muntah. Riwayat kesehatan sekarang, orang tua klien mengatakan anaknya tidak mau makan dan bila makan mual muntah. Klien tampak lemas dan apa yang dimakan selalu dimuntahkan, kemudian oleh keluarga dibawa ke IGD RS Panti Waluyo Surakarta. Pemeriksaan tanda-tanda vital saat masuk di UDG tanggal 23 April 2013 didapatkan hasil suhu 380C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit. Pemeriksaan di IGD keluarga klien membawa hasil laboratorium dari rumah yang menyatakan bahwa widal positif, klien mendapatkan terapi infuse KA-EN 1B 12 tetes per menit. Klien dirawat di ruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta pada tanggal 23 April 2013 jam 21.00 WIB untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 25 April 2013 didapatkan hasil suhu 37° C, pernapasam 20 kali per menit, nadi 104 kali per menit. Pada pengkajian riwayat masa lalu, ibu pasien mengatakan sebelumnya An. S pernah sakit tetapi belum pernah mondok di rumah sakit, dan ini adalah pertama kalinya. Riwayat pengkajian kehamilan, An. S merupakan anak pertama dari Ny. A dan belum pernah mengalami aborsi, An. S lahir tanggal 7 Januari 2010, usia kehamilan 9 bulan, kesehatan ibu saat hamil An. S baik dan tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Ny. A rutin menjalani pemeriksaan saat kehamilan. Riwayat persalinan, Ny. A mengatakan An. S lahir secara normal, lama persalinan

7

8

8 jam disalah satu bidan dekat dari rumahnya. Pada saat lahir berat badan lahir 3000 gram, panjang badan lahir 50 cm. An. S lahir dengan normal dan sehat tidak ada kelainan. Ny. A saat melahirkan An. S rawat inap dibidan 2 hari. Pada pengkajian riwayat alergi, ibu pasien mengatakan anaknya tidak mempunyai alergi terhadap obat dan makakan. Pada pengkajian pertumbuhan dan perkembangan keluaga klien mengatakan An. S lahir dengan berrat badan 3000 gr, saat usia 6 bulan beat badan An. S 5 kg, dan usia 1 tahun berat badan An. S 7,5 kg. Berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, panjang badan sekarang 93 cm, lingkar kepala 46 cm, lingkar lengan 13 cm, usia tumbuh gigi saat usia 10 bulan, dan jumlah gigi tumbuh sekarang berjumlah 20 buah. An. S dalam kesehariannya baik, dan mau bermain dengan teman-temannya. Pada riwayat imunisasi ibu pasien mengatakan bahwa anaknya telah mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis sesuai umur dan jadwal imunisasi. Pada pengkajian kebiasaan, ibu pasien mengatakan anaknya mempunyai kebiasaan khusus dalam tingkah laku pada umur 2 tahun An. S suka memasukkan makanan atau mainan kedalam mulutnya. 2. Pemeriksaan Fisik Dalam pengkajian pemeriksaan fisik An. S didapatkan data bahwa dari hasil pertumbuhan dan perkembangan, panjang badan badan sekarang 93 cm, berat badan sekarang 9,5 kg, lingkar kepala 46 cm, lingkar lengan

8

9

13 cm. Pemeriksaan tanda - tanda vital, suhu 37oC, pernapasan 20 kali per menit, denyut nadi 104 kali per menit. Pada pemeriksaan umum kesadaran umum pasien adalah composmentis. Kulit warna kemerahan, tekstur halus, turgor cukup. Kepala simetris, bentuk mesocephal, tidak ada benjolan, rambut bersih, hitam, merata. Mata simetris, tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, palpebra tidak oedema. Telinga simetris, sedikit kotor, tidak ada gangguan pendengaran. Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada perdarahan hidung (epistaksis). Mulut warna bibir merah muda, tekstur halus, warna membran mukosa pucat membran mukosa sedikit kering, warna gusi merah muda. Leher simetris tidak ada kaku kuduk. Dada simetris, bentuk datar, tidak ada kelainan bentuk dada. Pemeriksaan paru-paru didapatkan hasil Inspeksi bentuk dada datar, pengembangan paru kanan dan kiri simetris, saat diperkusi bunyi paru sonor, saat dipalpasi vocal fremitus antara kanan dan kiri sama, terdengar vesikuler pada pemeriksaan auskultasi. Pemeriksaan pada jantung hasilnya Inspeksi, Ictus cordis tidak tampak, Ictus cordis teraba pada pemeriksaan palpasi, suara jantung pekak pada pemeriksaan perkusi, bunyi jantung I dan II normal tidak ada bising terdengar lupdup pada pemeriksaan auskultasi. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil Inspeksi abdomen datar, umbilicus bersih, pada pemeriksaan auskultasi bising usus 30 kali per menit, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar saat dipalpasi, suara tympani pada pemeriksaan perkusi. Ekstremitas simetris, terpasang infus ditangan sebelah kiri, kuku bersih, tekstur halus.

9

10

3. Pengkajian Pola Nutrisi Untuk pengkajian nutrisi dan cairan, keadaan nutrisi sebelum sakit ibu pasien mengatakan anaknya makan 3 kali sehari porsi sedang terdiri dari nasi, sayur, dan lauk, minum air putih dan teh, minum kurang lebih 1000 cc per hari. Selama sakit ibu pasien mengatakan anaknya makan 3 kali sehari, habis 3 sampai 4 sendok makan dari porsi yang diberikan, habis makan An. S mual dan muntah dan hanya mau makan makanan yang disukai (jelly, roti dan makanan ringan), minum teh dan minum kurang lebih 600 cc per hari. Berat badan sebelum sakit 11 kg, selama sakit 9,5 kg. Hasil Z-Score didapatkan WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical data didapatkan hasil hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 - 15,5 g/dl), hematokrit 32 % (35 – 45 %), Clinical sign rambut kering kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo mata, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary sebelum sakit klien suka makan-makanan pedas dan minum-minuman asam dan perutnya sakit merasa mual, klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi sayur, lauk, minum air teh dan air putih. Selama sakit klien tidak nafsu makan dan bila makan mual muntah klien makan 3 kali sehari denga menu nasi, sayur, lauk mnum air the dan air putih.

10

11

4. Pengkajian pola tidur Pada pengkajian pola tidur, ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya tidur jam 21.00 dan bangun jam 08.00. Tidur siang kurang lebih 2 sampai 3 jam. Selama sakit anaknya rewel menangis ketika mau tidur, tidur jam 22.00 WIB, bangun jam 04.00 WIB dan sering sering terbangun, tidur siang 1 sampai 2 jam. 5. Pengkajian Pola Eliminasi Pada pola eliminasi, sebelum sakit ibu pasien mengatakan anaknya BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek, bewarna kuning, dan berbau khas. BAK lancar kurang lebih 6 sampai 8 kali dalam sehari dengan kosistensi warna urine kuning jernih, dan berbau khas. Selama sakit ibu pasien mengatakan BAK dan BAB tidak ada perubahan yaitu BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek, bewarna kuning, dan berbau khas, dan BAK 6 sampai 8 kali per hari, warna kuning sedikit pekat, dan berbau khas. 6. Riwayat kesehatan keluarga

Gambar 2.1 Genogram An. S

11

12

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Meninggal : Garis keturunan : Tiggal dalam satu rumah Dalam riwayat penyakit keluarga, keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan (diabetes mellitus, hipertensi, jantung). 7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan diagnostik penunjang pada tanggal 25 April 2013 jam 12.17, meliputi pemeriksaan Hematologi : Hemoglobin dengan hasil 11,8 gr/dl (normalnya 11,5 sampai 15,5 gr/dl). Hematokrit dengan hasil 35,2 persen (normalnya 35 sampai 45 persen). Lekosit dengan hasil 3.900 /mm3 (normalnya 4.500 sampai 14.500 /mm3). Basofil dengan hasil 1,8 persen (normalnya 0 sampai 1 persen). Neutrofil dengan hasil 24,7 persen (normalya 55 sampai 80 persen). Limfosit dengan hasil 61,3 persen (normalya 36 sampai 52 persen). Monosit dengan hasil 11,9 persen (normalnya 0 sampai 5 persen). MCV (Mean Corpusular Volume) dengan hasil 75 fl (normalnya 80 sampai 96 fl). MCH (Mean Corpusular Hemoglobin) dengan hasil 75 pg (normalya 80 sampai 96 pg). Pemeriksaan laju endap darah dengan hasil 26 mm/jam. Pemeriksaan laju endap darah 2 jam dengan hasil 52 mm/jam, dan golongan darah pasien adalah O.

12

13

Hasil uji widal sebelum masuk rumah sakit Salmonella thypi 1/320, salmonella Par A-O 1/160,salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal selama di rumah sakit yaitu salmonella typhi O 1/130, salmonella typhi par A-O 1/160, salmonella typhi par C-O negative, salmonella typhi H 1/160, salmonella par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par CH negative. 8. Terapi obat Terapi obat yang didapat klien selama di rumah sakit yaitu injeksi Taxegram 250 mg per intravena yaitu golongan antibakteri (Sefalosporin), dan kandungan yang terdapat didalamnya yaitu sefotaksim 0,5 g yang berfungsi untuk saluran pencernaan. Terapi parenteral yang didapatkan yaitu Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, kandungan yang terkandung yaitu Na 38, mEq, CI 38,5 g tiap liter, golongan larutan elektrolit nutrisi, yang berfungsi untuk cairan dasar infus awal anak usia kurang dari 3 tahun. Terapi obat yang didapat An. S pada tanggal 25 April 2013 adalah Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250 mg. Pada tanggal 26 April 2013 infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250 mg. Pada tanggal 27 April 2013 Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250 mg.

C. Daftar Perumusan Masalah Hasil

pengkajian

yang

didapatkan,

dapat

ditegakkan

diagnosekeperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

13

14

berhubungan dengan ketidakadekuatan intake makanan : mual, muntah, anoreksia. Data yang menunjang diagnosa keperawatan tersebut adalah data subyektif ibu pasien mengatakan An. S tidak mau makan dan bila makan mual muntah, bibir anaknya pecah-pecah, kulit anaknyya kering. Data obyektif didapatkan hasil Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Pada pemeriksaan Anthropometri diantaranya berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, tinggi badan 93 cm. Biochemical data didapatkan hasil hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 – 15,5 g/dl), hematokrit 35,2 % (normal 35 – 45 %), Clinical sign rambut kering, kusam turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary sebelum sakit klien suka klien suka makan-makanan pedas dan minum-minuman asam dan perutnya sakit merasa mual, klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi sayur, lauk, minum air teh dan air putih. Selama sakit klien tidak nafsu makan dan bila makan mual muntah klien makan 3 kali sehari denga menu nasi, sayur, lauk minum air teh dan air putih.

D. Perencanaan / Intervensi Keperawatan Tujuan dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam yaitu kebutuhan nutrisi dpet terpenuhi dengan kriteri hasil yaitu ada peningkatan berat badan (berat badan normal 11 kg sampai 15 kg), Z-Skore WAZ -2

14

15

sampai +2 SD, WHZ -3 sampai < -2 SD, tidak ada tanda-tanda malnutrisi (berat badan turun, perut buncit, tubuh kurus, perubahan pigmentasi kulit dan rambut), nilai laboolatorium dalam batas normal (hemoglobin 11,5 sampai 15,5 gr/dl, hematokrit 35 sampai 45 persen), keluarga mampu menentukan kebutuhan nutrisi diit klien. Pada diagnosa tersebut muncul beberapa intervensi yaitu intervensi pertama kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum klien, rasionalnya untuk mengetahui kedaan umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yang kedua yaitu kaji pola makan klien, rasionalnya untuk mengetahui status nutrisi klien. Intervensi yang ketiga yaitu pantau nilai laboratorium, rasionalnya untuk mengetahui status nutrisi dan metabolik klien. Intervensi yang keempat yaitu monitor berat badan, rasionalnya untuk mengetahui status perkembangan kesehatan klien. Interveni yang kelima yaitu berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat (protein, mineral, vitamin, karbohidrat), rasionalnya untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan dan menambah berat badan. Intervensi yang keenam yaitu berikan penjelasan kepada keluarga tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa), rasionalnya agar makanan mudah dicerna dan ditelan, makanan yang dikonsumsi atau atau yang diberikan keluarga sesuai dengan diiit. Intervensi yang ketujuh yaitu berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, rasionalnya untuk menentukan diit yang cocok dan terapi yang tepat bagi klien.

15

16

E. Implementasi Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 25 April 2013 pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum klien. Respon subjektif, - . Respon objektif suhu badan 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, An. S tampak terbaring lemah, mual muntah ketika makan. Pukul 12.00 WIB mengkaji pola makan klien. Respon subyektif kelurga klien mengatakan An. S tidak mau makan. Respon obyektif klien terlihat kurus, tdak mau makan, menu habis 3 sampai 4 sendok. Pukul 12.15 WIB memberikan injeksi intravena, Taxegram 250 mg. Respon subyektif, - . Respon obyektif klien tampak takut dan menangis, injeksi Taxegram masuk 250 mg melalui intravena. Pukul 13.00 WIB mengkaji pengetahuan keluarga klien tentang intake nutrisi. Respon subyektif keluarga klien mengatakan An. S sering telat makan dan tidak tahu tentang intake nutrisi. Respon obyektif keluarga klien tampak kooperatif. Pukul 13.10 WIB melakukan tanda-tanda vital dan mengkaji keadaan umum. Respon subyektif keluarga klien panas anaknya sudah turun. Respon obyektif badan An. S teraba tidak panas, suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, badan. Pukul 13.45 WIB menjelaskan kepada keluarga klien tentang diit yang berkaitan tentang penyakit klien. Respon subyektif keluarga klien bersedia diberi informasi tentang diit yang berkaitan dengan penyakit An. S. Respon obyekktif keluarga klien tampak kooperatif. Pukul 14.00 WIB memantau nilai labolatorium. Respon subyektif, - . Respon obyektif hemoglobin dengan hasil 11,8 gr/dl (normalnya 11,5 sampai 15,5 gr/dl).

16

17

hematokrit dengan hasil 35,2 persen (normalnya 35 sampai 45 persen). Pukul 14.10 WIB memntau berat badan. Respon subyektif klien mengatakan mau untuk ditimbang. Respon obyektif klin tampak kurus, berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, Z-skore Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 26 April 2013 pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum. Respon subyektif keluarga klien mengatakan An. S sudah tidak panas. Respon obyektif suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, An. S terlihat lemah, tidak mau makan. Pukul 09,00 WIB mengkaji pola makan. Respon subyektif keluarga klien mengatakan An. S tidak mau makan. Respon obyektif klien terlihat tidak mau makan ketika disuapi ayahnya, Clinical sign .rambut klien tampak kering, kusam, bibir pecahpecah pada sudutt bibir, Dietary menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok makan. Pukul 11.00 WIB member pengetahuan kepada keluarga klien diit yang berkaitan dengan febris typhoid yang klien alami yaitu untuk tidak mengkonsumsi telur dadar, ubi, jagung beras ketan, dan buah jambu dan nangka. Respon subjektif keluarga klien mengatakan bersedia diberi pendidikan kesehatan. Respon objektif keluarga klien mampu menyebutkan jenis makanan, minuman, dan buah yang yang harus dihindari klien seperti telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu dan nangka. Pukul 12.00

17

18

WIB memberikan injeksi intravena Taxegram 250 mg. Respon subyektif, - . Respon obyektif klien tampak takut ketika di injeksi. Obat Taxegram 250 mg masuk lewat intravena. Pukul 12.00 WIB melakukan vital sign dan mengkji keadaa umum. Respon subyektif keluarga klien mengatakan kondisi An. S lemah, An. S tidak, mau makan. Respon obyektif klien terlihat lemah dan tidak mau makan, suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit. Pukul 13.00 WIB berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan memfasilitasi kenaikan berat badan klien serta untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Respon subjektif, - . Respon objektif klien tampak tidak mau makan diit bubur dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok. Pukul 14,00 WIB memantau berat badan. Respon Subyektif klien mengatakan mau untuk ditimbang. Respon obyektif klien tampak kurus, berat badan sebelum sakit 11 kg, selama sakit 9,5 kg Z-skore Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013, pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum. Respon subyektif keluarga klien mengatakan keadaan umum An. S lemah, An. S tidak mau makan dan bila makan mual muntah. Respon obyektif suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, An. S tampak lemah dan kurus. Pukul 09.00 WIB mengkaji pola makan. Respon subyektif keuarga klien mengatakan An. S tidak mau makan dan hanya mau makan-

18

19

makanan yang disukai (jelly, dan makan ringan). Respon obyektif klien terlihat sedang makan jelly, roti dan makan ringan. Clinical sign .rambut klien tampak kering, kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok makan. Pukul 12.00 WIB memberikan injeksi intravena, Taxegram 250 mg. Respon subyektif, - . Respon obyektif klien tampak takut dan menangis ketika diinjeksi, obat Taxgram 250 mg masuk melalui intravena. Pukul 13.45 WIB memantau berat badan. Respon subyektif klien mengatakan mau ditimbang. Respon obyektif klien terlihat kurus Respon subjektif keluarga klien mengatakan An. S tidak mau makan menu dari rumah sakit, klien hanya mau makan makanan yang disukai. Respon objektif klien terlihat sedang makan jelly. Memantau berat badan klien. Respon subyektif klien mengatakan klien mau ditimbang berat badannya. Respon obyektif

klien terlihat kurus, berat badan menurun

sebelum sakit 11 kg, selama sakit 9,5 kg, berat badan turun 1,5 kg selama 9 hari sakit, Z-skore Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD.

F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari senin, 25 April 2013 jam 14.40 WIB, dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah subjektif keluarga klien mengatakan klien tidak

19

20

nafsu makan dan bila makan muntah. Objektif klien tampak kurus, hasil ZScore WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal 2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD., Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl), hematokrit 35,2 persen (normal 35 sampai 45 persen), Clinical sign .rambut klien tampak kering, kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok makan.berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg. Masalah ketidakseimbangan nutrisi pada An, S kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum, kaji pola makan, berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang nutrisi yang adekuat (protein, mineral, vitamin, dan karbohidrat), berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa), pantau nilai laboratorium, kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor berat badan. Tanggal 26 April 20013 pukul 14.10 WIB, subyektif keluarga mengatakan bersedia diberi informasi tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan febris typhoid. Obyektif keluarga klien tampak kooperatif bisa menyebutkan kembali tentang jenis-jenis makanan yang harus dihindari seperti telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu, nangka. Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum

20

21

teratasi. Tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum, kaji pola makan, berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang nutrisi yang adekuat (protein, mineral, vitamin, dan karbohidrat), berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa), pantau nilai laboratorium, kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor berat badan. Tanggal 27 April 2013 pukul 13.45 WIB, subjektif keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berkurang dan diit yang diberikan dari rumah sakit dimakan 3 sampai 4 sendok makan. Objektif klien tampak kurus, diit rumah tidak langsung dikonsumsi, hasil Z-Score WAZ: -3,3125 (gizi kurang, berat badan ringan) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ: -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ: -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Clinical sign .rambut klien tampak kering, kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok makan. Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum, kaji pola makan, berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang nutrisi yang adekuat (protein, mineral, vitamin, dan karbohidrat), berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa), pantau nilai laboratorium, kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor berat badan.

21

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada Asuhan Keperawatan yang dilakukan tanggal 25 sampai 27 April 2013 di ruang Bakung rumah sakit Panti Waluyo Surakarta. Prinsip pembahasan ini akan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S. Maslow menjelaskan konsep dasar kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum, atau kebutuhan fisiologis merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan, walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat sakit. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar yang

memiliki

prioritas

tertinggi

dalam

hirarki

Maslow

dalam

mempertahankan hidup (Potter dan Perry, 2005).

1. Pengkajian Pengkajian keperawatan adalah fase pertama dalam proses keperawatan yang berisi tentang informasi klien (Slevin, 2006). Pengkajian keperawatan yaitu pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi atau mengenali masalah-masalah yang dialami

22

23

klien, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Hutahean, 2010). Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan tanda dan gejala demam lebih dari satu minggu, yang ditandai dengan tanda dan gejala lemah, lesu, nyeri kepala, gangguan pada saluran cerna seperti bibir kering dan pecah-pecah, lidah tampak putih dan kotor, nafsu makan menurun, yang semua itu disebabkan oleh salmonella typhy (Suriadi dan Yuliani, 2010). Pengkajian pada An. S dinyatakan An. S menderita febris typhoid yaitu penyakit infeksi akut yang biasanya menyerang saluran cerna, dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, ganggan pencernaan dan kesadaran (dengan didapatkan hasil An. S tidak nafsu makan, mual muntah). Hasil laboratorium pada leukosit An. S yaitu leukosit dengan hasil 3.900 /mm3 (normalnya 4.500 sampai 14.500 /mm3). Hasil uji widal sebelum masuk rumah sakit Salmonella thypi 1/320, salmonella Par A-O 1/160, salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal selama di rumah sakit yaitu salmonella typhi O 1/130, salmonella typhi par A-O 1/160, salmonella typhi par C-O negative, salmonella typhi H 1/160, salmonella par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par C-H negative . Febris typhoid pada anak memiliki salah satu tanda yaitu seperti diare, konstipasi, muntah, nyeri perut, sakit kepala, batuk, dan demam yang bisa berlangsung selama 7 hari atau lebih (Sodikin, 2011). Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada An. S dengan febris typhoid pada tanggal 25 April 2013 dengan metode autoanemnesa dan alloanamnesa..

24

Nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak (Hidayat, 2005). Nutrisi ditempatkan sebagai prioritas perawatan terpenting dalam berbagai penyakit malnutrisi. Tubuh butuh energi untuk aktivitas sehingga dibutuhkan intake nutrisi yang tepat dan mencukupi. Nutrien merupakan elemen penting dalam proses dan fungsi tubuh. Nutrient mencakup kabohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral, dan air (Saryono dan

Widiati, 2010). Pengumpulan data yang dilakukan penulis saat pengambilan kasus dengan wawancara dan observasi langsung serta melakukan pemeriksaan fisik pada An S. Keluhan utama, Ibu pasien mengatakan An. S tidak mau makan, dan bila makan mual muntah, dan hasil observasi klien tampak kurus, lemah, bibir kering dan pecah-pecah, nafsu makan menurun. Peran

perawat

dalam

pengkajian

nutrisi

adalah

untuk

mengidentifikasi masalah nutrisi, membuat rencana asuhan keperawatan, serta merencanakan pendidikan kesehatan bagi klien, khususnya tentang nutrisi. Pedoman tersebut digunakan untuk menilai status nutrisi seseorang melalui tanda-tanda status gizi yang normal. Tujuan dari mengkaji kebutuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu mengidentifikasi adanya defisiensi

nutrisi

dan

pengaruhnya

terhadap

status

kesehatan,

mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan keperawatan yang berkaitan dengan nutrisi, dalam tujuan dari pengkajian kebutuhan. Pengkajian nutrisi di nilai dari status gizi dimana perawat menggunakan ‘ABCD’ (Anthropometric Biokimia Clinical sign Dietary

25

history). Anthropometic meliputi berat badan tinggi badan dan lingkar lengan, Biokimia Clinical meliputi indicator hemoglobin dan hematokrit, Clinical sign yaitu gejala klinis, Dietary history yaitu latar belakang diet (Siregar, 2004) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh (Riyadi, 2010). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan anoreksia (tidak nafsu makan) yaitu gangguan makanan yang dicirikan oleh penolakan untuk mempertahankan berat badan yang parah tanpa adanya penyebab fisik yang jelas. Kebiasaan anak memilih makanan ringan atau makanan yang berperasa kuat akan menyebabkan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi anak kecil bervariasi sehingga kebersihan dan kualitas makanan tidak terjamin (Wong, 2008). Pada pemeriksaan Antropometri diantaranya berat badan An. S sebelum sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, tinggi badan 93 cm, hasil Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical data didapatkan hasil hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 - 15,5 g/dl), hematoktit 35,2 % (normal 35 - 45%), Clinical sign rambut kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary, sebelum sakit klien suka makan makanan pedas dan minum-minuman asam dan perutnya sakit merasa mual, klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, minum air teh dan air putih.

26

Selama sakit klien tidak nafsu makan dan bila makan mual muntah klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, minum air teh dan air putih. Data diperoleh berdasarkan pengkajian adalah klien mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ditandai dengan mual dan muntah. Klien dalam kondisi lemas dikarenakan kurangnya

konsumsi

makanan

sehingga

kebutuhan

nutrisi

yang

dibutuhkan untuk aktivitas tidak tercukupi. Riwayat penyakit sekarang, klien datang dengan keluhan, mual, muntah, nafsu makan berkurang. Hasil pengkajian tentang pola nutrisi dan metabolisme didapatkan selama sakit klien mengalami anoreksia dan mual yang disebabkan oleh peningkatan asam lambung, karena kelainan infeksi pada usus halus, dan untuk gejala demam sendiri disebabkan oleh endotoksil (Suriadi dan Ika, 2010). Diagnosa febris typhoid ditentukan dengan metode uji widal. Uji widal yaitu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody (Sodikin, 2012). Pemeriksaan diagnostik lain yaitu darah untuk kultur atau biakan empedu yang digunakan untuk menemukan salmonella typhosa yang ditemukan dalam darah pasien pada minggu pertama sakit dan selanjutnya bisa ditemukan urine dan feses (Ngastiyah, 2005). Diit yang dianjurkan rumah sakit adalah bubur tinggi karbohidrat tinggi protein. Fungsi tinggi protein adalah mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh karena susunan tubuh manusia terdiri dari protein. Fungsi tinggi karbohidrat adalah memberikan perlindungan terhadap kenaikan badan yang dapat

27

diperoleh dalam bentuk monosakarida, disakarida dan polisakarida (Fatimah, 2008). Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital, pemeriksaan head to too, dan pengukuran lainya. Pemeriksaan fisik menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (Potter dan Perry, 2005). Hasil pemeriksaan status nutrisi didapatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan

didapatkan

Pada

pengkajian

pertumbuhan

dan

perkembangan keluarga klien mengatakan An. S lahir dengan berat badan 3000 gr, saat usia 6 bulan berat badan An. S 5 kg, dan usia 1 tahun berat badan An. S 7,5 kg, berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, panjang badan sekarang 93 cm, lingkar kepala 46 cm, lingkar lengan 13 cm. Pada pengkajian Z-Skore didapatkan hasil Z-Score WAZ : 3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD, dan berdasarkan pemeriksaan status nutrisi tersebut An. S mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Asupan nutrisi sangat berkaitan dengan asupan kalori dan asupan protein yang terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadi defisiensi atau deficit energi dan protein (Fatimah, 2008). Hasil uji widal An. S yang dibawa dari rumah sebelum masuk rumah sakit positif. Uji widal ditentukan aglutinin O dan H untuk

28

menentukan kemungkinan pasien menderita demam typhoid. Uji widal positif dapat juga disebabkan oleh septikimia karena salmonella lain (Sodikin, 2012). Pada tahap pengkajian klien mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan karakteritik yang berkaitan yaitu kurang makanan, kurang informasi, kurang minat pada makanan, dan faktor yang berhubungan yaitu ketidakmampuan mencerna makanan (Nanda, 2009). Pada pengkajian Z-Skore didapatkan hasil Z-Score WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : 0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Berdasarkan hasil pengkajian Z-Skore tersebut penulis mengambil kesimpulan pada An. S terjadi

ketidakseimbangan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan mencerna makanan (Riyadi, 2010). Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang mengarah ke febris typhoid. Hemoglobin dengan hasil 11,8 gr/dl (normalnya 11,5 sampai 15,5 gr/dl). Hematokrit dengan hasil 35,2 persen (normalnya 35 sampai 45 persen). Lekosit dengan hasil 3.900 /mm3 (normalnya 4.500 sampai 14.500 /mm3). Basofil dengan hasil 1,8 persen (normalnya 0 sampai 1 persen). Neutrofil dengan hasil 24,7 persen (normalnya 55 sampai 80 persen). Limfosit dengan hasil 61,3 persen (normalnya 36

29

sampai 52 persen). Monosit dengan hasil 11,9 persen (normalnya 0 sampai 5 persen). MCV (Mean Corpusular Volume) dengan hasil 75 fl (normalnya 80 sampai 96 fl). MCH (Mean Corpusular Hemoglobin) dengan hasil 75 pg (normalnya 80 sampai 96 pg). Pemeriksaan laju endap darah dengan hasil 26 mm/jam. Pemeriksaan laju endap darah 2 jam dengan hasil 52 mm/jam, dan golongan darah pasien adalah O. Pemeriksaan uji widal antara lain Salmonella thypi 1/320, salmonella Par A-O 1/160, salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal selama di rumah sakit yaitu salmonella typhi O 1/130, salmonella typhi par A-O 1/160, salmonella typhi par C-O negative, salmonella typhi H 1/160, salmonella par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par CH negative. Berdasarkan hasil uji widal tersebu An. S menderita febris typhoid.

2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun potensial. Perumusan diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan investasi keperawatan untuk mencapai hasil akhir yang perawat bertanggung gugat (Nanda, 2009). Respon aktual atau potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien, yang kesemuanya di kumpulkan selama pengkajian. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang di harapkan (Potter dan Perry, 2005).

30

Perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus ini didasarkan pada beberapa karakteristik yang muncul pada klien. Berdasarkan analisa data tersebut dapat ditegakkan diagnosa keperawatan ketidakseimbanan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan ketidakadekuatan intake makanan : mual muntah. Penegakkan diagnosa tersebut ditandai dengan data subjektif, antara lain klien keluarga klien mengatakan nafsu makan An. S berkurang, bila makan mual dan muntah. Hasil data objektif atau observasi klien tampak lemah, kurus, bibir pecah-pecah, tidak mau makan, nafsu makan menurun . Kondisi tersebut akan menimbulkan An. S mengalami ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena ketidakmampuan untuk mencerna makanan yang disebabkan oleh intake kurang akibat mual, muntah dan anoreksia (Riyadi, 2010). Pada kasus yang dialami An. S terjadi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah nutrisi tidak seimbang kurang dari kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik dengan batasan karakteritik yang berkaitan yaitu kurang makanan, kurang informasi, kurang minat pada makanan, dan faktor yang berhubungan yaitu ketidakmampuan mencerna makanan (Nanda, 2009).

3. Rencana keperawatan Rencanaan

keperawatan

adalah

fase

ketiga

dalam

prses

keperawatan, yang berarti merancang dasar bagaimana sesuatu dapat

31

dicapai dan diselesaikan dengan cara tertentu, waktu tertentu dan menggunan alat tertentu (Slevin, 2006). Penentuan tujuan rencana tindakan seharusnya didasarkan pada prinsip SMART yaitu S : Spesific atau tidak menimbulkan arti ganda, M : Measurable atau dapat diukur, A : Achievable atau dapat dicapai, R : Rational atau sesuai akal sehat, T : Time atau ada kriteria waktu pencapaian (Nursalam, 2008). Tujuan rencana tindakan yang dilakukan oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil : ada peningkatan berat badan (berat badan normal 11-15 kg, Z-Skore WAZ -2 sampai +2 SD, HAZ -2 sampai +2 SD, WHZ -3 sampai < -2 SD), tidak ada tanda-tanda malnutrisi (berat badan turun, perut buncit, tubuh kurus, perubahan pigmentasi kulit dan rambut), nilai laboratorium dalam batas nomal, keluarga mampu mengdentifikasi kebutuhan nutrisi diit klien. Perencanaan

keperawatannya

sesuai

dengan

management

pelaksanaan kebutuhan nutrisi yaitu, intervensi pertama kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum klien, rasionalnya untuk mengetahui kedaan umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yang kedua yaitu kaji pola makan klien, rasionalnya untuk mengatahui status nutrisi klien. Intervensi yang ketiga yaitu pantau nilai laboratorium, rasionalnya untuk mengetahui status nutrisi dan metablik klien. Intervensi yang keempat yaitu monitor berat badan, rasionalnya untuk mengetahui status

32

perkembangan kesehatan pasien. Intervensi yang kelima yaitu, berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat (tinggi protein, karbohidrat, mineral), rasionalnya untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan dan menambah berat badan. Intervensi yang keenam yaitu berikan penjelasan kepada keluarga tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa) rasionalnya agar makanan mudah dicerna dan ditelan, makanan yang dikonsumsi atau yang diberikan keluarga sesuai dengan diit. Intervensi yang ketujuh yaitu berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, rasionalnya untuk menentukan diit yang cocok sesuai dengan penyakit yang diderita dan terapi yang tepat bagi klien (Riyadi, 2010).

4. Tindakan Keperawatan Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan. Implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan (Potter dan Perry, 2005) Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah disusun. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari pertama adalah mengkaji keadaan umum dan tanda-tanda vital. Mengkaji keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien yang dilakukan dengan cara mengkaji keadaan umum dan memriksa tanda-tanda vital pasien selama 3 hari yang

33

bertujuan untuk mengetahui keadaan atau status kesehatan pasien. Hal ini di sesuaikan untuk mengetahui perkembangan pasien setiap harinya selama di rawat di RS, dan sebagai acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien yang mengalami demam thypoid (Ngastiyah, 2005). Memantau status nutrisi dengan cara memantau setiap diit yang dikonsumsi

klien,

yang

berfungsi

untuk

mengontrol

diit

dan

perkembangan status nutrisi. Mengkaji pola makan klien dan pengetahuan keluarga klien tentang intake nutrisi, dengan cara mengakaji setiap pola makan klien dan memberikan informasi kepada keluarga klien tentang intake nutrisi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan keluarga klien tentang nutrisi terhadap kebutuhan tubuh. Didapatkan hasil implementasi pada An. S hari pertama dan kedua berat badan 9,5 kg, berat badan sebelum sakit 11 kg, nafsu makan klien berkurang, Z-Score WAZ : 3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Menjelaskan perlunya nutrisi yang adekuat yaitu konsumsi karbohidrat, lemak, protein, mineral, dengan cara memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien. Informasi tersebut dilakukan supaya keluarga klien mengetahui kualitas dan kuantitas makanan dalam asupan gizi ditentukan dengan kadar zat gizi yang dikandung makanan tersebut, yaitu kalori, protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin (Fatimah, 2010).

34

Memantau laboratorium perkembangan

nilai

pasien,

laboratorium, yang

kesehatan

berfungsi

klien.

dengan untuk

Hematokrit

cara

melihat

mengetahui adalah

angka

hasil status yang

menunjukkan presentasi zat padat dalam darah terhadap cairan dalam darah. Hemoglobin merupakan pigmen eritrosit yang terdiri dari protein kompleks terkonyugasi yang mengandung besi (Lovita, 2003). Memberi pengetahuan kepada keluarga klien tentang diit intake nutrisi yang berkaitan dengan febris typhoid yang klien alami yaitu untuk tidak mengkonsumsi telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu dan nangka, dengan cara menjelaskan kepada keluara klien tentag diit intake yang berkaitan denan febris typhoid, yang bertujuan supaya keluarga klien dalam memberikan diit makanan yang sesuai dengan penyembuhan penyakit klien sudah terarah. (Saryono, 2010). Memfasilitasi kenaikan berat badan klien dengan cara berkolaborasi dengan tim ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien, yang berfungsi untuk menaikkan berat badan klien. Hal ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan nutrisi klien. Melihat hasil uji widal, dengan cara melihat dari data laboratorium status pasien yang didapat dari tes darah pasien. Tujuan uji widal adalah untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum pasien yang tersangka menderita typhoid (Sodikin, 2012). Berkolaborasi dengan dokter yaitu memberikan terapi parenteral Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, kandungan yang terkandung yaitu Na 38, mEq, CI 38,5 g tiap liter, golongan larutan elektrolit nutrisi, yang

35

berfungsi untuk cairan dasar infuse awal anak usia kurang dari 3 tahun, dan terapi obat yang didapat klien selama di rumah sakit yaitu injeksi taxegram 250 mg per intravena yaitu golongan antibakteri (sefalosporin), kandungan yang terdapat didalamnya yaitu sefotaksim 0,5 g yang berfungsi untuk saluran pencernaan, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin, dan saluran pernapasaan bawah, yang dilakukan dengan cara injeksi intravena, dengan rasional menjalankan advis dokter (ISO, 2010).

5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah fase akhir dalam proses keperawatan yang merupakan aktivitas terus menerus yang memainkan peran penting selama seluruh fase proses keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan asuhan keperawatan (Slevin, 2006). Dalam tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAP. S: Subyektif data, O : Obyektif data, A : Analisis atau Assesment dan P: planning (Rohmah dan Walid, 2012). Setelah melakukan implementasi diatas selama 3 hari dari tanggal 25 sampai 27 April 2013 didapatkan evaluasi pada tanggal 25 April 2013 pukul 14.10 WIB. Data subjektif keluarga klien mengatakan klien tidak nafsu makan dan bila makan muntah. Data objektif klien tampak lemas dan kurus, hasil Z-Skore WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl) hematokrit 35,2

36

persen (normal 35 sampai 45 persen). Clinical Sign klien tampak rambut kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir, Dietary menu dari rumah sakit utuh. Analisis keperawatan yaitu ketidakseimbangan nutrisi pada An. S kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Planing atau tindakan keperawatan dilanjutkan, yaitu berikan makanan dalam bentuk hangat, berikan makanan sedikit tapi sering, berikan nutrisi dalm bentuk lunak monitor berat badan. Evaluasi pada tanggal 26 April 2013 pukul 14.10 WIB, masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Data subyektif keluarga mengatakan klien tidak mau makan. Data obyektif klien terlihat kurus berat badan 9,5 kg, tidak mau makan diit dari rumah sakit masih utuh, klien terihat sedang makan makanan yang disukai (jelly dan roti), hasil Z-Skore WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl) hematokrit 35,2 persen (normal 35 sampai 45 persen). Clinical Sign klien tampak rambut kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir, Dietary menu dari rumah sakit utuh. Analisis keperawatan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Planing tindakan keperawatan dilanjutkan, yaitu kaji intake nutrisi klien dan berat badan, kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit yang tepat, pantau nilai laboratorium.

37

Evaluasi pada tanggal 27 April 2013 pukul 13.45 WIB, masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Data subjektif keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berkurang dan diit yang diberikan dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi. Data objektif klien tampak kurus, diit dari rumah sakit terlihat masih utuh, hasil Z-Score WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0.9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl) hematokrit 35,2 persen (normal 35 sampai 45 persen). Clinical Sign rambut klien tampak kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary menu dari rumah sakit utuh. Analisis keperawatan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Planing tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu berikan makanan dalam bentuk hangat, berikan makanan sedikit tapi sering, berikan nutrisi dalam bentuk lunak dan monitor berat badan. Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah dilakukan secara komprehensif dengan rencana asuhan keperawatan serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya didapatkan data hasil evaluasi keadaan pasien berdasarkan kriteria hasil, maka resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi yaitu klien belum dapat mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, belum mampu menentukan diit, dan belum ada pertambahan berat badan.

38

B. Simpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Hasil pengkajian pada An. S dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid adalah klien mengalami penurunan berat badan yaitu berat badan sebelum sakit 11 kg dan berat badan selama sakit 9,5 kg. Penurunan berat badan terjadi karena mual dan muntah, serta terjadi penurunan nafsu makan. b. Diagnosa keperawatan pada An. S adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia. c. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan resiko ketidakseimbangan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid selama 3 x 24 jam dengan tujuan keluarga klien dan klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat, kriteria hasil : ada peningkatan berat badan (berat badan normal 11-15 kg, Z-Skore WAZ -2 sampai +2 SD, HAZ -2 sampai +2 SD, WHZ -3 sampai < -2 SD), tidak ada tanda-tanda malnutrisi (berat badan turun, perut buncit, tubuh

kurus,

perubahan

pigmentasi

kulit

dan

rambut),

nilai

laboratorium dalam batas nomal, keluarga mampu mengdentifikasi kebutuhan nutrisi diit klien. Perencanaan keperawatannya yaitu, tandatanda vital dan keadaan umum klien rasionalnya untuk mengetahui kedaan umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yng kedua

39

yaitu kaji pola makan klien, rasionalnya untuk mengatahui status nutrisi klien, intervensi yang ketiga yaitu, berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat (anjurkan makan sedikit tapi sering) rasionalnya agar lambung bisa mencerna dan mengurangi mual dan kebutuhan nutrisi terpenuhi, intervensi yang keempat yaitu berikan penjelasan kepada keluarga tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak) rasionalnya agar makanan mudah dicerna dan ditelan, makanan yang dikonsumsi atau yang diberikan keluarga sesuai dengan diit, intervensi yang kelima yaitu pantau nilai laboratorium, rasionalnya untuk mengetahui status nutrisi dan metabolik klien, intervensi yang keenam yaitu monitor berat badan, rasionalnya untuk mengetahui status perkembangan kesehatan pasien, intervensi yang ketujuh yaitu berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, rasionalnya untuk menentukan diit yang cocok sesuai dengan penyakit yang diderita dan terapi yang tepat bagi klien (Riyadi, 2010). d. Tindakan pada tanggal 25 sampai 27 April 2013 pada An. S dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid adalah memantau status nutrisi dengan mengkaji pola makan, mengkaji pengetahuan keluarga klien tentang intake nutrisi yang berkaitan

dengan

febris

typhoid,

menjelaskan

pentingnya

mengkonsumsi nutrisi yang adekuat, menjelaskan kepada keluarga klien tentang diit nutrisi yang berhubungan dengan penyakit klien, memantau

40

nilai laboratorium, memonitor berat badan, dan berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter. e. Evaluasi dilakukan tanggal 27 April 2013 pukul 13.45 WIB pada An. S dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi yaitu keluarga klien belum dapat menentukan diit kebutuhan nutrisi klien sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, dan belum ada pertambahan berat badan. f. Analisa yang didapatkan pada pasien dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S dengan febris typhoid adalah status kesehatan klien mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia. Berdasarkan hasil ZScore WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0.9473 (normal) dengan nilai normal 2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl) hematokrit 35,2 persen (normal 35 sampai 45 persen). Clinical Sign rambut klien tampak kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary menu dari rumah sakit utuh.

2. Saran a. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

41

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan. b. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit) Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan klien pada umummya dan pada klien dengan febris typhoid secara khusus. c. Bagi penulis Diharapkan penulis mampu mengembangkan pelaksanaan asuhan keperawatan tentang nutrisi pada pasien anak sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien secara optimal, dan dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Andiani Lovita, (2003), Komposisi dan Hubungan Bakteri pada Pembuatan Yoghurt Terhadap Nilai Hematologi Mencit. http//unpad.ac.id/jurnal Diakses tanggal 6 Mei 2013. Fatimah sari, 2008. Faktor - Faktor yang Berkonstribusi Terhadap Status Gizi pada Balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. http://pustaka unpad.ac.id Diakses tanggal 2 Mei 2013.

Haryanto, (2010),

Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi 2, Penerbit CV.

Agung Seto, Jakarta.

Hidayat, Aziz, Alimul, (2003), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Buku 1, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

_________ (2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Buku 2, Edisi 1, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Ikatan Apoteker Indonesia, 2010, Informasi Spesialis Obat (ISO), Indonesia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Inawati, (2008), Demam Typhoid, Elib.fk.ac.id Diakses tanggal 30 April 2013.

Nanda, (2009), Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Ngastiyah, (2005), Perawatan Anak Sakit, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Nursalam, (2008), Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Potter dan Perry, (2005), Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Pramitasari Okky, 2010. Faktor Resiko Kejadian Penyakit Demam Typhoid pada Penderita yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. http://ejounals.undip.ac.id/index.php/jkm Diakses tanggal 29 April 2013.

Riyadi Sujono dan Suharsono (2010), Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit, Edisi 1, Penerbit Gosigen Publishing, Yogyakarta.

Slevin, Oliver (2006), Teori dan Praktik Keperawatan, Cetakan 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Siregar, Cholina, Trisa (2004), Nutrisi, http://ejounals.usu.ac.id/index.php/jkm Diakses tanggal 30 April 2013. Sodikin, (2012), Prinsip Perawatan Demam pada Anak, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Sodikin, (2011), Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem Gastroentistinal dan Heatoblie, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Suriadi dan Ika, (2010), Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi 2, Penerbit CV. Agung Seto, Jakarta.

Suryono dan Widiati, (2010), Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Wong, (2008), Buku Ajar Keperawatan Pediatrick, Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.