V. Budidaya Tanaman Sayur 5.1 PENDAHULUAN 5.1.1. Deskripsi singkat Dalam Pokok Bahasan V akan dibahas mengenai sistem produksi tanaman sayur, bahan tanam, pesemaian, pengolahan tanah, penanaman bibit sayur baik secara Iangsung maupun melalui pindah tanam, dan pemeliharaan tanaman sayur yang encakup pengairan, pemupukan, pengendalian gulma, hama serta penyakit.
5.1.2. Outcome Pembelajaran Setelah mempelajari Pokok Bahasan V ini diharapkan mahasiswa akan dapat lakukan budidaya tanaman sayur dengan benar. 5.2. PENYAJIAN MATERI Dalam membudidayakan tanaman sayur perlu diketahui mengenai bermacam-macam sistem budidaya tanaman sayur, bahan tanam yang digunakan, pesemaian, pengolahan tanah, penanaman bibit tanaman sayur secara Iangsung maupun melalui pindah tanam, serta pemeliharaan tanaman sayur. Faktor-faktor inilah yang nantinya akan menentukan keberhasilan budidaya tanaman sayur. 5.2.1. Subpokok Bahasan v.1 V.1. Sistem Produksi Tanaman Sayur Sistem produksi tanaman sayur dapat digolongkan menurut: 1. Tujuan atau maksud membudidayakan tanaman sayur; 2. Cara (metode) khusus yang digunakan dalam memproduksi sayuran; 3. Pemasarannya atau penggunaan tanamannya. Berdasarkan penggolongan atas dasar tujuan dan cara pembudidayaannya dikenal ada 6 sistem produksi tanaman sayur, yaitu home gardening, market gardening, tarming, growing vegetables for processing dan vegetables seed production.
a. Home gardening Home gardening merupakan tipe budidaya tanaman sayur yang ditujukan untuk hi kebutuhan sayuran keluarga. Tipe pengusahaan tanaman sayur seperti ini merupakan cara yang murah dan penting untuk memenuhi pasokan sayuran segar secara kontinyu. setiap hari dan keluarga tersebut. Hasil dan budidaya tanaman sayur keluarga ini akan memenuhi kebutuhan gizi keluarga sehingga dapat anggaran belanja keluarga dan kemungkinan dapat menambah penghasilan keluarga. Tipe pengusahaan tanaman sayur
Universitas Gadjah Mada
1
secara home garden dapat memperoleh banyak keuntungan yang tidak dapat dinyatakan secara nominal. Tanaman sayur ditanam di pekarangan rumah, bersebelahan atau di belakang rumah. Pekarangan rumah di daerah perkotaan tertata rapi seperti halnya penataan pekarangan di negara maju (Eropa). Akan tetapi sebaliknya, pekarangan rumah yang masih tradisional pekarangan tidak tertata dengan teratur, karena yang dipentingkan adalah penggunaannya bukan dan segi dekoratifnya. Di pekarangan terdapat campuran tanaman buah, hias, sayur dan tanaman industri seperti panili, kopi dan kakao serta tanaman penghasil material bangunan seperti bambu yang tidak ada penataannya sama sekali. Dalam home gardening budidaya tanaman sayur dilakukan secara intensif. Jenislenis tanaman sayur yang dibudidayakan tergantung ada keinginan atau selera anggota dan kemudahan dalam membudidayakannya. Biasanya jenis tanaman sayur dipilih adalah jenis-jenis lokal (indigenous crops) yang sudah beradaptasi dan tumbuh daripada jenis introduksi serta tergantung pada ketersediaan bahan tanamnya. Investasi budidaya tanaman sayur secara home gardening sangat kecil sekali atau dapat dikatakan tidak ada. Tenaga kerja yang diperlukan berasal dari anggota keluarga sehingga dapat diperoleh secara gratis (tidak perlu biaya tenaga kerja). puk yang diperlukan berasal dari kotoran ternak yang dipelihara di pekarangan atau berasal dari limbah rumah tangga (limbah dapur).
b. Market gardening Market gardening merupakan jenis budidaya tanaman sayur yang diusahakan di dekat pemukiman penduduk. Disebut market gardening karena pengusaha menjual hasil sayurannya. Bermacam-macam jenis sayuran yang dibudidayakan dalam satu kali oman. Pembudidayaan tanaman sayur secara market gardening sangat intensif usahaannya dan memerlukan modal. Tanah dan tenaga kerja pada didayaan tanaman sayur secara market gardening sangat mahal. OIeh karena pembudidayaan tanaman sayur secara market gardening sangat intensif dan penanamannya terus-menerus. Jenis tanaman sayur baru, akan ditanam secepat mungkin setelah penanaman tanaman sebelumnya dipanen atau sebelum panen (menjelang panen). Jenis tanaman sayur yang dibudidayakan dipilih yang berumur pendek supaya panennya cepat sehingga, pergiliran tanaman sayur juga cepat dan tergantung pada kebutuhan pasar. Dalam pembudidayaan tanaman sayur jenis ini, penggunaan pupuk, pengairan dari pestisida biasanya berlebihan. Hal ini diperlukan supaya dapat memberikan hash tinggi dengan kualitas bagus sehingga harga jual sayurannya tinggi. Tujuan utama
Universitas Gadjah Mada
2
pembudidayoan tanaman sayur secara market gardening adalah untuk memperoleh keuntungan setinggi-tingginya.
c. Truck farming Truck farming merupakan budidaya tanaman sayur secara ekstensifikasi pada sebidang tanah yang luas jauh dan peinukiman penduduk dan pasar. Timbulnya budidoya tanaman sayur secara truck farming akibat dan berkembangnya pasaran ekspor dan industri pengolahan makanan yang menyebabkan permintaan terhadap sayuran meninakat. Satuan biaya produksi per satuan luas lahan Iebih rendah daripada market gardening. Kesesuaian lahan dan iklim perlu dipertimbangkan dengan seksama. Jenis tanaman yang dibudidayokan biasanya hanya satu atau dua macam saja tetapi dalam lahan yang relatif sangat luas. Budidaya tanaman sayuran jenis ini tidak seintensif pada market gardening. Untuk membudidayakan tanaman sayur jenis truck farming dengan lahan yang sangat luas dapat dilakukan secara mekanisasi dan menerapkan teknologi budidaya, seperti penanaman, pemeliharaan dan panen dengan mesin. Budidaya tanaman sayur jenis ini dapat berkembang dengan baik apabila didukung sarana jalan dan transportasi yang memadai, adanya sistem organisasi emasan (packaging) yang baik, tersedianya mobil box yang dilengkapi dengan pendingmn (refrigerated) dan truck sebagai sarana pengangkutan hasil sayuran. Bisanya hasil sayuran dikemas dan disimpan oleh perusahaan tersendiri bukan oleh si pengusaha tanaman sayur.
d. Growing vegetables for processing Growing vegetables for processing merupakan jenis budidaya tanaman sayur yang hasilnya akan diolah lebih lanjut, seperti dikalengkan, diasinkan, dibekukan dan dikeringkan. Keuntungan dari pengolahan hasil sayuran adalah produk sayuran dapat disimpan dalam suatu kurun waktu sampal dibutuhkan oleh konsumen.Tingginya kualitas hasil merupakan pertimbangan supaya produk dapat diterima oleh konsumen, hasil yang banyak dari biaya produksi yang murah merupakan ciri-ciri dari growing vegetables for processing. Satuan biaya produksi umumnya Iebih rendah daripada market gardening atau truck farming karena budidayanya secara mekanisasi dan umumnya nhlai penggunaan lahannya Iebih rendah. Biaya tenaga kerja (untuk budidaya tanaman horinikultura dapat mencapai 30-60% dari total biaya) dapat dikurangi karena adanya mekanisasi. Salah satu syarat penting untuk membudidayakan tanaman sayur yang diolah adalah irietas sayur spesifik, hasil sayuran dapat dipanen dengan mesin dan hasilnya Universitas Gadjah Mada
3
dapat diolah. Sebagai contoh tomat yang akan diolah harus memenuhi syarat warna buah merah, pH<4,3; total solubel solid > 6% dan rasio padatan dengan keasaman 15. Untuk panen secara mekanik, diperlukan tanaman tomat yang buahnya matang serempak (determinate), buahnya keras (firmness), buah mudah dilepaskan dan ndannya, kulit buah tebal, ukuran panjang buah seragam dan pertumbuhan tandan terbatas. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa setiap varietas berbeda lain adaptabilitas dan kualitasnya untuk dikalengkan, cepatnya membeku, keringkan dan diasinkan. Growing vegetables for processing dapat ditanam baik oleh perusahaan yang nantinya akan melakukan pengolahan hasil ataupun oleh petani yang dikontrak oleh rusahaan pengolah sayuran. Varietas sayur yang akan ditanam, luas penanaman, jadwal penanaman dan panen ditentukan oleh perusahaan. Jadwal pengolahan sayuran dan sarana transportasi sangat penting dalam budidaya tanaman sayur untuk diolah. Contoh perusahaan yang membudidayakan tanaman sayur sendiri adalah Del Monte. Del Monte ini juga membuat varietas-varietas sayur sendiri karena memiliki ahil pemuliaan tanaman sayur. Contoh tanaman sayur yang hasilnya diolah adalah mentimun, tomat, jagung manis, buncis, kapri, cabai, cauliflower, bawong bombay dan bawang putih. Cara pengolahan sayuran yang sangat umum dilakukan adalah pengasinan, pengalengan, pengeringan dan pembekuan.
e. Vegetable forcing OIeh karena permintaan akan sayuran terus meningkat seiring dengan meningkatnya Iumlah penduduk maka pasokan sayuran segar dapat tidak mencukupi jika kondisi Iingkungan tidak memungkinkan untuk budidayanya. OIeh karena itu, budidaya tanaman sàyur di bawah kondisi lingkungan yang kurang mendukung harus dilakukan dengan jalan mengendalikan lingkungannya. Membudidayakan tanaman sayur di lingkungan terbuka, jika kondisi lingkungan tidak
memungkinkan
memerlukan
cara
tersendiri
untuk
tetap
dapat
membudidayakannya. Budidaya tanaman sayur seperti mi dikenal sebagai vegetable forcing atau disebut pula controlled-environment agriculture, dlam istilah yang mudah disebut sebagai protected cultivation. Dengan demikian, jenis budidaya tanaman sayur secara vegetable forcing memerlukan modifikasi Iingkungan seperli mengontrol air sementara yang lebih kompleks seperti mengontrol cahaya, suhu, kadangkala juga karbondioksida dan unsur hara, serta menggunakan fasilitas terfentu seperti greenhouse atau rumah plastik polyethylene sehingga tanaman sayur memperoleh iklim buatan.
Universitas Gadjah Mada
4
Tentu saja budidaya tanaman sayur yang seperti ini memerlukan modal yang sangat besar dan kualitas hasilnya dituntut sangat bagus (excellent). Vegetable forcing merupakan jenis budidaya tanaman sayur yang sangat intensif dan memerlukan biaya tinggi. Jenis budidaya tanaman sayur seperti ini hanya dapat dilakukon untuk jenis-jenis sayuran yang pasokannya terbatas sementara permintaan akan sayuran fersebuf ban yak don sayuran dihasilkan dengan sistem ini harus dapat tetap menjamin kualitas hasilnya tinggi sehingga harga jualnyapun dapat tinggi. Hanya jenis-jenis sayuran yang biasanya memiliki harga jual yang tinggi yang dapat dibudidayakan, seperti tomat, mentimun dan sayuran daun seperti selada. Untuk pembahasan lebih lanjut budidaya tanaman sayur secara vegetable forcing akan dibahas lebih Ianjut dalam Pokok Bahasan VI.
f.
Vegetables seed production Vegetables seed production adalah budidaya tanaman sayur untuk menghasilkan benih yang digunakan sebagam bahan tanam pada penanaman berikutnya. Budidaya tanaman sayur yang seperti ini tentunya akan berbeda dengan budidaya tanaman sayur yang hasilnya untuk dikonsumsi. Dalam budidaya tanaman sayur yang akan dipanen biinya untuk benih, harus melibatkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan tentang pemuliaan tanaman sayur untuk menjaga kemurnian benih yang akan dihasilkannya dan tetap memiliki kualitas benih yang bagus. Pengusaha benih harus menguasai teknik cara mengawetkan benih dan cara pengemasannya untuk menjaga daya tumbuh benih tetap tinggi. Untuk menghasilkan benih yang berkualitas baik diperlukan penanaman di tempat dan ini yang spesifik, sebagal contoh sebagian besar Cruciferae seperti kubis, cauliflower ini brokoli tidak akan berbunga dan menghasilkan biji jika tanaman tidak dipaparkan suhu relatif sangat rendah (perlakuan chilling). Hal ini lain halnya dengan aman legum yang dapat berbunga dan menghosilkan biji tanpa memerlukan pembekuan suhu rendah. Untuk menghasilkan benih yang berkualitas balk, pada saat biji dipanen dan diproses erlukan cuaca cerah (tidak mendung). Beberapa jenis biji sayur seperti jenis kacangan dapat berkecambah didalam polongnya jika biji sudah cukup (maturity) terkena hujan. Cuaca yang lembab juga kondusif untuk tumbuhnya dan organisme lain dalam biji dan ini akan menyebabkan turunnya daya tumbuh Tingginya kelembaban relatif udara akan meningkatkan kandungan air biji dan menurunkan daya tumbuh benih sangat drastis, kecuali benih dmkeringkan dengan pengering benih, dikemas dan disimpan dalam wadah yang kedap air. Uraian lanjut mengenai budidaya tanaman sayur yang akan diponen bijmnya untuk bahon selanjutnya akan dibahas lebih lanjut dalam Pokok Bahasan IX. Universitas Gadjah Mada
5
5.2.2. Subpokok Bahasan V.2. V.2. Bahan Tanam
Bahan tanam dalam budidaya tanaman sayur dapat digolongkan menjadi duo macam, yaitu: 1. Bahan tanam dan perbanyakan generatif, yaitu biji (benih) 2. Bahan tanam dan perbonyakan vegetatif, yaltu tuber, corm, bulb, tunas daun dan tunas batang. Menanam bahan tanam tanaman sayur dapat dilakukan secara langsung di lahan tempat tanaman sayur akan dibudidayakan atau disemaikan terlebih dahulu di dalam bak pesemaian atau di bedeng pesemaian dengan disapih satu atau beberapa kali sebelum ditanam permanen di lahan. Bahan tanam tanaman sayur yang ditanam langsung atau melalui pesemaian dapat berupa benih atau organ perbanyakan vegetatif tanaman sayur. Tabel 7 memperlihatkan klasifikasi beberapa jenis tanaman sayur yang dapat ditanam langsung atau disemaikan baik dan bijinya atau organ perbanyakan vegetatifnya.
Tabel 7. Klasifikasi tanaman sayur berdasarkan cara perbanyakannya Perbanyakan secara generative Benih tanam langsung
Benih disemaikan atau
Perbanyakan secara vegetatif
tanam langsung
Jagung manis
Bawang bombay
Jahe
Okra
Selada
Bawang bombay
Labu
Brokoli
Bawang merah
Melon
Daun bawang (loncang)
Bawang putih
Semangka
Kubis
Loncang
Mentimun
Cauliflower
Gabi
Buncis
Mustard
Kentang
Kedelal
Seledri
Ubi lalar
Beet
Tomat
Kangkung
Bayam
Terung
Wortel
Cabal merah
Lobak
Cabal rawit
Gambas
Paprika
Pare Kacang-kacangan
Universitas Gadjah Mada
6
5.2.3. subpokok Bahasan v.3. V.3. Pesemaian
Benih sayur dapat ditanam dengan dua cara, yaltu dengan disemaikan dahulu sebelum ditanam permanen di Iahan atau ditanam Iangsung di lahan tempat budidaya tanaman sayur dilakukan. Factor – factor yang mempengaruhi pertimbangan apakah nantinya benih akan ditanam langsung atau disemaikan dahulu adalah faktor tanamannya dan pertimbangan ekonomis. 1. Faktor Tanaman Sayur a. Laju regenerasi akar (rote of root regenercifions) Akar bibit akan cenderung rusak apabila bibit dipindahtanamkan. Bagian trubus bibit dapat tumbuh normal sampai bagian akar yang rusak mengalami regenerasi don imbangan rasio akar/trubus telah tercapai. Beberapa tanaman sayur seperti gung manis, okra, legum dan Cucurbitoceae sangat lambat regenerasi akarnya akar mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan oleh lapisan suberin (gabus) tuk pada awal pertumbuhan akar dan proses ini akan menghambat pembentukan baru. Lambatnya regenerasi akar sangat besar pengaruhnya terhadap hambatan pertumbuhan tanaman sehingga menyebabkan ukuran tanaman berkurang dan akhirnya hash tanaman akan rendah. Tomat, terung, cabai dan kubis dipindahtanamkan dengan mudah karena kemampuan regenerasi
akarnya
jika
bibit
tidak
terlalu
tua
(over-hardened)
untuk
dipindahtanamkan.
b. Sistem perakaran tanaman sayur (type of root systems) Tanaman sayur sepert wortel, beet dan lobak mempunyai akar tunggang yang panjang merupakan bentuk dasar dan sistem perakarannya yang tidak lain juga sebagai penyimpan cadangan makanan. Apabila akar tunggang ini rusak akibatkan ukuran akar berkurang. Akan sangat sulit untuk mencegah rusaknya akarnya tunggang di dalam bak pesemaian karena ukuran dalamnya bak pesemalan Apabila bagian akar tunggang yang nantinya sebagai organ penyimpan makanan yang akan dikonsumsi, seperti wortel dan lobak, mengalami bentuk organ penyimpanan ini akan bercabang atau bengkok dari ukurannya kecil. Umumnya tanaman sayur dengan sistem perakaran yang lebih menyebar dan mempunyai cabang-cabang akar banya, seperti tomat, kubis dan onion, dapat dipindah tanamkan tanpa banyak masalah.
Universitas Gadjah Mada
7
c. Umur benih sampai tanaman sayur dapat dipanen (days from seed to haivest) Transplanting (pindah tanam) akan memperlambat pertumbuhan tanaman sayur satu, dua atau beberapa minggu, waktu yang lebih pendek dapat dicapai apabila ada pemeliharaan khusus pada bibit yang akan ditransplantini. Apabila 7 sampai 14 hari ditambahkan pada tanaman tomat yang memiliki umur 110 hari untuk mencapai kemasakan buah, periode pertumbuhan tanamannya bertambah rata-rata 9 persen. Selada umur panennya 42 hari sejak dan benih sampai dipanen, apabila benih disemaikan dan dipindahtanamkan lama pertumbuhannya meningkat rata-rata 25 persen. Bertambahnya umur tanaman. pada tomat tidak begitu nyata bagi pengusaha tanaman tomat, tetapi akan sangat nyata pertambahan waktunya apabila yang budidayakan adalah sayuran daun seperti selada.
d. Ukuran benih (seed size) Beberapa benih sayur, seperti jagung manis, okra dan benih legum, berukuran besar hingga dapat ditanam langsung dengan mudah pada kisaran kondisi tanah yang beragam. Bibit yang dihasilkan dari benih tersebut lebih besar dari tumbuh cepat. Benih sayur, seperti tomat dan kubis, berukuran lebih kecil, bibit yang dihasilkannya Iebih kecil dan mempunyai kisaran toleransi yang sangat terbatas pada kondisi yang beragam. Benih yang demikian akan tumbuh dengan baik dan dapat bertahan hidup apabila disemaikan terlebih dahulu.
e. Kecepatan benih berkecambah dan pertumbuhan bibit (rate of seed germination and seedling growth) Beberapa jenis tanaman sayur, seperti pechay, jagung manis dan lobak perkecambahan benih dan pertumbuhan bibitnya cepat. Keadaan seperti ini membuat lebih mudah ditanam Iangsung daripada tanaman sayur seperti tomat dan kubis perkecambahan benih dan pertumbuhan bibitnya pada tahap awalnya lambat. sayur seperti ini harus diperlokukan pada kondisi yang menguntungkan untuk kecambahannya. Benih sayur yang memiliki kecepatan berkecambah dan rnbuhan bibitnya lambat, dengan pesemalan memungkinkan memperoleh kondisi memudahkan pemeliharaan bibit dan memudahkan pencabutan bibit pada saat bibit dipindahtanamkan. Untuk mempercepat benih berkecambah seringkali bedeng pesemaian diberi sungkup plastik yang disangga dengan tiang dan bambu. Pemberian sungkup plastik di bedeng pesemaian ini dimaksudkan pula untuk melindungi bibit yang masih muda agar tetap lembab dan hangat.
Universitas Gadjah Mada
8
Cara membuat pesemaian di bedengan ini dilakukan untuk mendapatkan bibit dalam jumlah banyak. Kerugian Iainnya adalah penyakit yang menyerang bibit tidak mudah dikendalikan dan pekeraan pencabutan bibit akan sulit dilakukan tanpa merusakkan akar bibit akibat dari kedalaman bedengan terbatas untuk pertumbuhan akar.
2. Membuat pesemaian di bak pesemaion (seed flats) Membuat pesemaian di bak pesemaian telah dipraktikkan lama dan merupakan cara yang lebih murah untuk menghasilkan bibit. Meskipun demikian, pesemaian di bak pesemaian memiliki beberapa kekurangan, yaitu: a. Pencabutan bibit sebama pindah tanam dapat merusakkan akar. b. Pencabutan bibit dengan mengikutsertakan tanahnya memerlukan banyak tenaga kerja dan menyebabkan masalah apabiba bibit harus diangkut. c. Penyebaran penyakit pada bibit di dalam bak pesemaian sulit dikendalikan. Salah satu keuntungan penggunaan bak pesemaian dibandingkan dengan bedeng pesemaian adalah bak pesemaian dapat disusun di atas para-para sehingga memungkinkan bibit dipaparkan pada cahaya dan udara mencegah tumbuhnya akar dan lubang drainase. Fenomena seperti ini disebut dengan air pruning. Air pruning membatasi tumbuhnya akar di dabam bak pesemaian dan memacu tumbuhnya cabang-cabang akar. Dengan cabang-cabang akar yang tumbuh baik maka pada saat bibit dipindah tanamkan bibit akan mudah recovery dan kejutan pada saat pindah tanam (transplanting shock). Penaburan bibit di dalam bak pesemaian dapat dilakukan dengan tiga cara (Gambar 10), yaitu: a. Benih disebar merata di dalam bak persemaian Benih ditabur secara tipis dan merata di atas tanah pesemaian kemudian ditutup dengan tanah tipis. b. Benih ditabur dalam kelompok-kelompok. Tanah di bak pesemaian dibuat lubang-lubang sedalam 0,5-1 cm dengan jarak antar lubang 5 cm x 5 cm. Tiap lubang ditanam 2-3 biji, kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah. c. Benih ditabur dalam larikan-larikan (dalam barisan). Benih ditabur rapat dan tipis memanjang sepanjang bak pesemaian dengan jarak tiap-tiap baris 5-10 cm kemudian benih ditutup dengan tanah tipis.
Universitas Gadjah Mada
9
Gambar 10. Cara penaburan benih sayur di bak pesemaian: a). Benih ditabur merata, b). Benih ditabur berkelompok, c). benih ditabur di dalam larikan (barisan) dengan kerapatan tinggi dan dijarangkan.
Sebelum bibit dipindahtanamkan di lahan biasanya bibit disapih untuk mengurangi kerusakan akar dan regenerasi akar terjadi saat berada dalam sapihan. Penyapihan bibit ini dapat dilakukan dengan jalan memindahkan setiap bibit dalam polibag kecil atau dengan mengiris anah bujur sangkar sehingga setiap kubus hanya memuat satu bibit. Penyapihan dapat memberikan kondisi bibit lebih baik karena dapat mengendalikan lingkungan selama pertumbuhan awal bibit sehingga dapat menghasilkan bibit yang kokoh. Selama penyapihan berlargsung dapat pula dibakukan tindakan memilih bibit yang baik pertumbuhannya yang nantinya akan dipindahtanamkan di lahan. Seringkali tindakan penjarangan bibit perlu juga dilakukan supaya akar bibit tumbuhnya tidak saling membelit sebelum penyapihan dibakukan. Perbakuan hardening dapat dibakukan 7-10 hari sebebum bibit ditanam permanen di lahan. Salah satu cara hardening adalah dengan memaparkan bibit sedikit-demi sedikit pada cahaya matahari yang kuat dan bibit tidak diberi air siraman untuk membuat bibit Iayu sementara tetapi dijaga jangan sampai bibit bayu permanen. Dengan membuat air dalam jumlah terbatas (pengaturan air) menyebabkan pertumbuhan bibit lambat dan menyebabkan perubahan fisiologi dan morfobogi bibit sehingga akan dihasilkan bibit yang kuat dan kokoh Universitas Gadjah Mada
10
karena bibit menjadi kurang sukulen dan jaringan tanaman lebih kuat karena air yang ditranspirasikan lebih sedikit. Sifat-sifat bibit yang seperti ini menyebabkan bibit cepat recovery akibat pindah tanam karena bagian trubus bibit sedikit terpengaruh oleh kerusakan akar akibat pencabutan bibit. Bibit sayur yang sukulen memerlukan banyak air dan unsur hara untuk pertumbuhan yang cepat dan tidak tahan terhadap kondisi lahan yang kering. Oleh karenanya pertumbuhan bibit seringkali terhambat sampai kerusakan akar sembuh kembali sehingga akar dapat mencukupi kebutuhan air dan unsur hara yang dibutuhkan oleh trubus. Bibit sayur yang diperlakukan dengan hardening, pada awal pertumbuhannya lambat akan tetapi setelah itu pertumbuhannya akan normal kembali dan lebih sedikit bibit yang mati di lahan daripada bibit yang tidak diperbakukan dengan hardening. Cara lain perlakuan hardening adalah benih sebelum disemaikan direndam dalam air dan dikeluarkan 6 jam sebebum radikel keluar. Setelah itu, benih dikeringanginkan selama 48 jam sebelum disemaikan. Dengan cara ini akan diperoleh tanaman sayur yang 10 lebih tahan terhadap cekaman kekeringan. Pemeliharaan
bibit di pesemaian meliputi pembenihan air dan pemberian pupuk.
Pemberian air pada bibit harus dilakukan hati-hati terutama untuk benih yang berukuran kecil. Pada saat pemberian air dijaga jangan sampai air merusakkan bibit secara fisik dan jangan sampai air ini mengikis tanah yang menutupi benih sebelum bibit muncul supaya benih tidak kering. Sebagai patokannya, pemberian air ini cukup sampai tanahnya basah tetapi jangan sampai tanah menjadi becek. Pemberian air ini hendaknya dilakukan di pagi hari jangan di sore hari, apabila pengairan dilakukan dua kali sehari maka pemberiannya dilakukan di pagi hari dan pertengahan sore hari. pemberian air pada sore hari akan menyebabkan tanah pesemaian lembab sehingga bibit dapat mengalami damping-off. Pemberian air bibit di pesemaian jangan terlalu kering, satu atau duo kali sehari sudah cukup. Pemberian air yang seperti ini akan memacu akar tumbuh lebih panjang. Pemberian pupuk di pesemaian diberikan pada saat benih sebelum ditabur dengan cara dicampurkan dengan tanah. Hal ini dimaksudkan supaya begitu akar bibit tumbuh unsur hara sudah tersedia di dalam tanah. Pemberian pupuk yang dicampur dengan tanah sebelum bibit ditabur akan memungkinkan pemberian pupuk merata untuk seIuruh bibit dan juga untuk mencegah rusaknya bibit akibat luka yang ditimbulkan oleh pupuk. Beberapa masalah yang sering timbul di pesemaian adalah :
1. Damping-off. Damping-off merupakan penyakit yang sering menyerang bibit yang umumnya disebabkan oleh jamur Rhizoctonia, Pythium dan Fusarium. Apabila kondisi pesemaian hangat dan lembab, patogen ini mendapatkan kondisi yang menguntungkan untuk tumbuh dan berkembang. Gejala yang nampak adalah bagian pangkal batang dari bibit Universitas Gadjah Mada
11
busuk sehingga menyebabkan bibit roboh dan seringkali bibit menjadi kering dan mati. Untuk mencegah serangan jamur ini tindakan yang dilakukan adalah dengan akukan sterilisasi tanah yang akan digunakan untuk media tanam, rnenyemaikan benih di dalam kotak pesemaian supaya dapat mengisolasinya dari penularan penyakit ini, memaparkan kotak pesemaian atau bedeng pesemaian pada cahaya matahari ya tanah cepat kering apabila disiram dan memberikan unsur hara yang memadai supaya bibit cepat dapat dipindahtanamkan di lahan penanaman.
2. Ukuran bibit yang sudah kelewat tua untuk dipindahtanamkan. Kejadian ini seringkali diakibatkan oleh penundaan pengolahan lahan dan cuaca yang tidak memungkinkan untuk melakukan pindah tanam bibit. Bibit yang sudah lewat tua untuk dipindahtanamkan tidak saja menyulitkan pekerjaan sewaktu pindah tanam tetapi juga akan memperkecil daya hidupnya bibit setelah dipindahkan permanen di lahan. Bibit yang sudah kelewat tua cenderung Iebih menderita akibat kerusakan akar yang dialarninya daripada bibit yang Iebih muda karena kemampuan regenerasi akarnya sudah
menurun.
Untuk
mencegah
terjadinya
bibit
yang
kelewat
tua
untuk
dipindahtanamkan maka dapat dilakukan dengan memperpanjang masa hardening bibit. Beberapa bibit sayur, seperti onion, dapat dilakukan pemotongan pucuk untuk mengurangi permukaan transpirasi dan membuat keseimbangan air dan rasia akar trubus lebih menguntungkan.
3. Keracunan kimiawi. Keracunan ammonia sering terjadi jika tanah disterilkan dengan panas. Gejala yang nampak adalah daun-daun bibit menjadi kuning seperti halnya gejala defisiensi unsur besi. Gejala ini akan semakin akut apabila digunakan pula pupuk kandang yang belum terdekomposisi sempurna sebagai campuran media pembibitan. Keracunan juga dapat terjadi akibat dan residu bahan kimia yang digunakan untuk mensterilkan tanah. Sterilisasi tanah secara kimiawi harus dibakukan hati-hati dan memperpanjang waktu pemanasan media pada saat sterilisasi dapat mencegah terjadinya keracunan kimiawi.
5.2.4. Subpokok Bahasan V.4.
V.4. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah diperlukan untuk menciptakan kondisi Iingkungan yang menguntungkan bagi berkecambahnya benih sayur, menopang berdirinya dan tumbuhnya bibit serta untuk Universitas Gadjah Mada
12
memudahkan pemeliharaan tanaman sayur. Apabila pengubahan tanah dilakukan dengan baik, pengolahan tanah dapat mengurangi tumbuhnya gulma dan penyakit yang muncul dan dalam tanah yang dapat mengganggu tumbuhnya tanaman. Pengolahan tanah juga dapat memperbaiki kapasitas tanah dalam menahan air, drainase dan aerasi tanah.
Macam pengolahan tanah bervariasi, hal ini tergantung pada jenis dan ukuran bahan tanam. Benih sayur yang berukuran relatif besar memerlukan pengolahan tanah yang lebih sedikit daripada benih sayur yang berukuran kecil, serla jenis pengolahan tanah paling sedikit untuk bibit yang dipindahtanamkan dan untuk jenis sayur yang ditanam dan organ perbanyakan vegetatifnya.
Jika tanah yang akan ditanami benih atau bibit sayur sudah lama tidak diolah maka tanah perlu dibajak dan didiamkan beberapa minggu supaya seresah organik dari gulma mengalami dekomposisi, tetapi jangan terlalu lama karena akan memberi kesempatan gulma baru tumbuh. Setelah itu, tanah digaru dan dihancurkan dengan cangkul supaya bongkahbongkah tanah menjadi partikel-partikel tanah yang berukuran kecil. Apabila tanahnya basah, tanah jangan diolah karena akan menghasilkan bongkah-bongkah tanah yang keras. Sebagai pedoman dalam pengolahan tanah adalah jika tanah diolah dengan alat, tanah akan membentuk bongkahan tetapi jika tekanan dan alat dilepaskan tanah akan menjadi remah gembur). Apabila tanah dibajak dalam keadaan kering, pengolahan tanah akan menghasilkan bongkah-bongkah tanah yang menyebabkan permukaan tanah Berlombang (tidak rata) dan menghasilkan banyak kantong udara.
Untuk menanam biji atau bibit sayur, tanah harus lepas-lepas dan gembur. Hal ini disebabkan oleh perakaran tanaman sayur dangkal, memudahkan akar dalam menyerap air dari unsur hara, memudahkan penetrasi akar ke dalam tanah dan oksigen di dalarn tanah supaya cukup tersedia untuk respirasi akar. Pada tanah yang gembur akar tanaman sayur akan berkembang cepat dan tumbuh dalam. Akar dan umbi tanaman sayur memerlukan pula tanah yang gembur untuk mendukung pembentukannya, yaitu pertumbuhannya, akar-akar supaya seragam bentuk dan ukurannya serta bagaiman umbi tidak ada yang bergelombang (meliuk-liuk permukaannya). Tanah perlu dibuat bedengan-bedengan supaya memudahkan drainase pada waktu turun hujan dan untuk saluran irigasi parit selama musim kemarau. Bedengan dibuat dengan ukuran tertentu, biasanya dengan lebar 80-120 cm dan ukuran panjangnya ikuti panjangnya lahan yang tersedia, ukuran tinggi bedengannya 20-30 cm, kecuali bedengan untuk menanam bawang merah Iebih besar atau sama dengan 50 Lebar bedengan dibuat 80-120 cm dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan tanaman (penyiraman. Penyiangan, Universitas Gadjah Mada
13
pembumbunan, pemberian pupuk, aplikasi pestisida dan insektisida) serta
untuk
memudahkan pengawasan dan memudahkan panen (supaya tidak terinjak-injak). Jarak antar bedengan biasanya 50-60 cm, ini diperlukan untuk pengawasan tanaman, pemeliharaan dan juga untuk mengalirkan air irigasi lewat saluran antar bedengan. Saluran air ini berfungsi juga sebagai saluran pembuangan kelebihan air (saluran drainase).
5.2.5. Subpokok Bahasan v.5.
V.5. Penanaman Bibit dan Benih Menanam tanaman sayur dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, tergantung praktik penanamannya, yaitu 1). Bibit tanaman sayur yang biasa dipindahtanamkan, seperti bibit kubis, sawi, brokoli, cauliflower, tomat, terung, cabai, bawang merah, seledri dan selada; 2). Benih tanaman sayur yang biasanya ditanam langsung, seperti melon, semangka, labu, mentimun, kacang panjang, kacang buncis, :kacang kapri dan kedelai; dan 3). Benih tanaman sayur yang harus ditanam langsung, seperti lobak, wortel, turnip dan beet.
2.5.1. Sub-subpokok Bahasan v.5.1.
V.5.1. Pindah Tanam Bibit dan Menanam Organ Perbanyakan Vegetatif Sayur Waktu yang paling tepat untuk melakukan pindah tanam bibit dan persemaian atau penyapihan ke lahan penanaman segera sebelum atau baru saja setelah hujan turun supaya tanah dapat dengan mudah diolah dan selama cuaca berawan. Apabila hanya kering, hendaknya diberi air pengairan sebelum bibit dipindahtanamkan di lahan. Selama siang hari yang panas, sebaiknya pindah tanam bibit dilakukan pada sore hari untuk meminimalkan transpirasi dan mempercepat bibit untuk pulih kembali pada malam hari. Meskipun demikian, bibit yang telah memperoleh perlakuan hardening meskipun akarnya mengalami kerusakan, bibit akan cepat mengalami recovery pada lahan yang cukup mendapatkan air meskipun pindah tanam dilakukan pada siang hari yang panas: Pemberian protektor seperti sungkup bagi bibit yang baru sojo dipindahtanamkan tidak begitu membantu jika pindah tanam tidak dilakukan pada saat yang tepat. Pemberian larutan pupuk 0,1% urea atau ammonium sulfat sesaat sebelum bibit dipindahtanamkan, akan menjamin tersedianya unsur hara bagi akar bibit yang sedang pulih kembali setelah dipindahtanamkan karena bibit kehilangan beberapa akarnya sehingga membatasi akar bibit dalam menyerap air dan unsur hara. Setelah bibit ditanam di lahan penyiraman harus sesegera mungkin diberikan.
Universitas Gadjah Mada
14
Pindah tanam bibit selalu membahayakan bagi bibit tanaman yang masih muda, tetapi resiko kerusakan yang ditimbulkan akibat pindah tanam tergantung pada jenis tanaman sayur, umur bibit, dan perlakuan yang diberikan sebelum bibit dipindahtanamkan serta pencegahan kerusakan yang ditimbulkan selama melakukan pindah tanam. Apabila bibit sebelumnya tidak disapih sebelum dipindahtanamkan untuk menjaga bibit tetap tegar setelah ditanam di lapangan dapat dilakukan penyemprotan dengan larutan sukrosa 0,1% segera sebelum bibit dipindahkan. Selain itu tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan menyiram tanah tempat pesemaian dilakukan dengan air sampai basah dan bibit dicabut dengan hati-hati kalau perlu dengan bantuan solet untuk mengangkat tanah di sekitar bibit.
Penanaman tanaman sayur yang dilakukan dengan menggunakan organ perbanyakan vegetatifnya sama halnya dengan menanam bibit tanaman sayur. Jarak tanam yang digunakan tergantung pada habitus tanamannya (kebutuhan ruang tumbuh) dan kondisi tempat penanaman. Untuk tanaman sayur, seperti ubi jalar dan kangkung, bagian yang ditanam biasanya berupa tunas pucuk, jarak tanam yang diperlukan adalah 30-45 cm. Kentang yang ditanam adalah tuber yang berupa potongan umbi yang mempunyai satu mata tunas. Bawang putih bagian yang ditanam berasal dari cloves ataupun bagian tanaman hasil pemisahan rumpun utama.
5.2.5.2. Sub-subpokok Bahasan v.5.2.
V5.2. Menanam Benih secara Langsung Menanam benih secara langsung dapat dilakukan dengan menyebar benih secara merata di bedengan atau dalam larikan dan benih ditanam dalam lubang-lubang tanam dengan pengaturan jarak tanam. Menanam benih secara langsung dengan cara ditanam dilubanglubang tanam dengan pengaturan jarak tanam umumnya dilakukan apabila: a. Tanaman sayur memerlukan ruang tumbuh yang cukup lebar, seperti pada Cucurbitaceae. b. Tanaman tumbuh dalam waktu yang relatif lama, seperti kacang panjang. c. Gangguan gulma dapat diantisipasi dan dikendalikan secara mekanik. d. Irigasi dilakukan dengan irigasi parit. e. Benih mahal harganya.
Benih tanaman sayur yang ditanam langsung jarang yang disebar secara merata diatas bedengan atau dalam larikan, kecuali untuk benih tanaman sayur seperti kangkung, pakchoi, sawi, mustard dan lobak. Tanaman sayur jenis ini memerlukan ia tumbuh yang rapat, masak awal (kurang dan 50 hari telah dipanen), harga beih murah dan pertumbuhannya Universitas Gadjah Mada
15
relatif cepat. Sebar benih secara merata di bedengan tanaman memungkinkan dilakukan jika tanahnya gembur dan halus, tidak ada gulmanya dan irigasinya dengan sprinkler.
Faktor yang paling penting dalam menanam benih secara langsung adalah kedalaman menanam benih. Kedalaman tanam yang konsisten hanya dapat dicapai apabila tanah dipersiapkan dengan baik. Partikel-partikel tanahnya harus halus untuk menyebar benih sayur yang halus, seperti wortel dan pak-choi. Untuk benih yang berukuran besar, seperti melon dan mentimun, tanah tidak perlu dihancurkan sampai halus. Benih sayur yang berukuran kecil penanamannya relatif Iebih dangkal daripada benih yang kuran besar.
Benih harus ditanam lebih dalam pada tanah berpasir ringan untuk mencegah benih mengalami kekeringan, sebaliknya benih dapat ditanam lebih dangkal apabila ditanam tanah lempung berat. Sebagai patokannya, kedalaman menanam benih adalah lima kali diameter benih tersebut. Tanah harus secepat mungkin disiram setelah benih disebar untuk menciptakan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi kecambahan benih. Tanah harus tetap dijaga kelembabannya sampai bibit muncul atas permukaan tanah.
Banyaknya benih yang disebar di bedengan tergantung pada: a. Persentase perkecambahan benih. Apabila persentase perkecambahan benih rendah benih harus disebar dalam jumlah banyak dan sebaliknya apabila persentase perkecambahan benih tinggi benih yang disebar relatif sedikit. b. Waktu penanaman benih. Apabila waktu penanaman benih kurang menguntungkan untuk perkecambahan benih, jumlah biji yang disebar harus lebih banyak daripada waktu penanaman benih yang lebih menguntungkan untuk perkecambahan benih. c. Ukuran benih. Benih halus, seperti wortel, benih yang harus disebar lebih banyak karena sebelum kecambah muncul di permukaan tanah, banyak benih yang hilang, baik karena hanyut terbawa air pengairan atau dimakan hama. 6. Subpokok Bahasan v.6.
V.6. Pemeliharaan Tanaman Sayur Pemeliharaan tanaman sayur mencakup pengairan, pemupukan, pengendalian gulma, dan penyakit. Pemeliharaan tanaman sayur yang tumbuhnya merambat perlu lanjaran tempat tanaman sayur tumbuh memanjat sehingga tanaman dapat tumbuh tegak. Universitas Gadjah Mada
16
5.26.1. Sub-subpokok Bahasan v.6.1.
V.6.1. Pengairan Lebih dan 90% tubuh tanaman sayur tersusun oleh air. Jadi air menentukan berat dan hasil tanaman sayur. Kualitas hasil tanaman sayur juga ditentukan oleh kualitas dan pengaturan air. Cacat yang ada pada hasil sayuran dapat ditelusur baik langsung ataupun tidak langsung berhubungan dengan kesalahan pengaturan pemberian air pada lahan penanaman.
Tanaman sayur sangat tergantung pada musim tanamnya untuk dapat tumbuh dan menghasilkan dengan baik dan juga sangat selektif terhadap ketersediaan lengas tanah. Selama musim hujan, sebagian besar tanaman sayur menderita kerusakan yang parah karena adanya serangan hama dan penyakit serta akibat buruknya kondisi cuaca. Akan tetapi sebaliknya, kondisi cuaca yang menguntungkan untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman sayur di musim kemarau meskipun pada musim kemarau tanaman sayur sering menderita kekeringan akibat kurangnya air sehingga air ini menjadi faktor pembatas untuk budidaya tanaman sayur secara intensif.
Dengan menguasai pengetahuan mengenai hubungan antara tanah, tanaman dan air mempunyai keuntungan untuk mengatur air di lahan tempat budidaya tanaman sayur dilakukan. Irigasi dan drainase mempunyai arti penting bagi penyediaan kebutuhan air tanaman sayur dan mengontrol kandungan air di dalam tanah. Melalui teknologi modern, irigasi telah ditransformasi dari seni menjadi alat yang memiliki kekuatan dalam areal produksi tanaman sayur. Jadi dengan memanipulasi tanah yang efektif dengan praktik irigasi dan drainase yang mencukupi yang dikombinasikan dengan aplikasi faktor-faktor lain dan praktik pertanian, telah mengembangkan konsep pengaturan air secara menyeluruh. Konsep ini ditujukan untuk menggunakan air secara simum yang tenkontrol dan bahkan penerapannya
dengan
irigasi
untuk
mengurangi
kehilangan
air,
mengoptimalkan
pertumbuhan tanaman sayur dengan berikan kondisi yang dapat menstimulasi ketersediaan udara, air dan unsur hara memproporsi yang menguntungkan bagi tanaman dan mendapatkan kondisi yang intensif dan produktif dalam penggunaan lahan. Sebagai patokan umum, tanaman sayur membutuhkan tanah yang lebih banyak kandungan airnya daripada tanaman lahan kering, terutama pada 30 cm lapisan permukaan tanah. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan air sesering mungkin tetapi dalam jumlah sedikit (irigasi ringan) selama musim tanamnya. Lebih lanjut, pengaturan air yang tepat harus melihat waktu aplikasi dan fase pertumbuhan tanaman yang membutuhkan air, hal ini sangat penting untuk mencapai kualitas produk sayuran yang diinginkan. Universitas Gadjah Mada
17
Metode irigasi yang diterapkan harus dapat menggunakan air secara efisien dan mencegah terjadinya erosi serta pelumpuran di permukaan tanah. Metode pengairan yang sesuai sangat tergantung pada jenis tanah, topografi, tanaman dan iklim.
Beberapa metode pengairan yang umum diterapkan adalah:
a. Subsurface irrigation.
Dengan sistem kapilaritas, air dinaikkan sampai mencapai daerah perakaran tanaman sayur. Dengan cara irigasi seperti ini dapat meminimalkan pemadatan tanah dan tidak mengusik pengolahan tanah. Dengan tingginya potensial kapilaritas dan permukaan tanah dan adanya lapisan subsoil yang kedap air dapat menahan air tetap berada pada horizon perakaran tanaman.
b. Sprinkler irrigation.
Air diaplikasikan dengan cara disemprotkan yang menyerupai hujan buatan. Cara ini dapat diaplikasikan jika laju air yang disemprotkan kurang dari laju kapasitas infiltrasi tanah. Dengan cara pengairan seperti ini air dapat digunakan secara efisien. Kerugian yang ditimbulkannya adalah menyebabkan pelumpuran di permukaan tanah dan merlukan biaya mahal.
c. Surface irrigation.
Air diaplikasikan di permukaan tanah baik melalui saluran (selang) atau dengan cara genangan, tergantung pada jenis tanaman sayur yang dibudidayakan. Biasanya untuk tanaman sayur yang pemberian airnya melalui permukaan dilakukan dengan cara diberikan lewat saluran (selang) daripada secara genangan, cara ini umum dilakukan dalam budidaya tanaman padi. lrigasi permukaan merupakan cara pengairan yang paling murah dan mudah dalam pengaplikasiannya tanpa memerlukan pompa dan pipa. Air irigasi yang diberikan lewat permukaan tanah biasanya diberikan pada tanaman sayur yang tidak menghendaki frekuensi penyiraman yang sering dilakukan dan irigasi ringan seperti pada tanaman sayur familia Solanaceae, Cucurbitaceae dan guminosae.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar penggunaan air pengairan efisien ada, yaitu:
Universitas Gadjah Mada
18
a. Jumlah dan waktu pengairan.
Pemberian air harus dapat mengisi cadangan air di dalam tanah antara kondisi kapasitas lapang dengan titik layu serta harus dapat tersedia bagi tanaman sayur tanpa menyebabkan tanaman mengalami cekaman air. Hal penting yang harus diketahui adalah air harus berada dalam kondisi antara kapasitas lapang dan titik layu supaya dapat tersedia bagi tanaman sayur. Dengan mengetahui daerah perakaran tanaman sayur yang merupakan obyek bagi pengairan mudah untuk mendapatkan air dalam tanah yang cukup selama musim tanam. Cara yang digunakan untuk mengetahui kandungan air di dalam tanah adalah dengan menggunakan metode gravimetri (pengeringan air yang terkandung di dalam tanah, lalu ditimbang), menggunakan tensiometer, metode resistensi elektrikal atau dengan neutron moisture meter.
b. Air yang dibutuhkan dan kontrol air.
Pengelolaan air membutuhkan penentuan yang akurat dan total air yang dibutuhkan tanaman selama musim tanamnya. Air yang dibutuhkan harus mencakup kebutuhan dasar tanaman untuk transpirasi, evaporasi dan semua bentuk kehilangan air di dalam tanah seperti rembesan, perkolasi dan aliran permukaan seloma irigasi berlangsung.
Pengetahuan mengenai kebutuhan air bagi tanaman sayur setiap harinya akan membantu penetapan jadwal pemberian air untuk menghindari kekurangan air. Kebutuhan air bagi tanaman sayur dapat dideteksi secaro langsung di lapangan atau di dalam rumah kaca dengan melakukan pengukuran kelembaban tanah di daerah perakaran secara terusmenerus. Dapat juga dilakukan pengukuran secara tidak langsung melalui anasir iklim seperti suhu harian, kecepatan angin, radiasi matahari dan tekanan uap yang diperlukan untuk menghitung kebutuhan air tanaman sayur.
c. Pemanfaatan curah hujan secara efektif. Curah hujan tidak terdistribusi secara merata sepanjang tahun. Curah hujan dapat dikatakan efektif apabila dapat dimanfaatkan oleh tanaman sayur. Setiap irigasi yang diterapkan harus didasarkan pada pendugaan penggunaan curah hujan yang efektif. Semakin banyak air hujan yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman pemberian air irigasi akan semakin sedikit. Cara umum yang digunakan untuk mengukur curah hujan yang efektif adalah dengan menggunakan beberapa kriteria, misalnya rnenerapkan gambaran data curah hujan bulanan, dengan memperhatikan pola hujan, pola tanam, kelembaban tanah dan pengelolaan lahan.
Universitas Gadjah Mada
19
d. drainase Drainase sangat diperlukan dalam mernbudidayakan tanaman sayur, karena tidak air irigasi yang diberikan tidak seluruhnya dimanfaatkan oleh tanaman. Drainase yang buruk dapat menyebabkan tingginya muka air tanah, kelebihan air, menimbulkan masalah kegaraman dan alkalinitas. Drainase yang buruk dalam kurun waktu yang lama menjadikan tanah tidak produktif. Keadaan drainase lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman sayur penting untuk diketahui. Ini diperlukan sebagai pertimbangan dalam aplikasi pupuk, pengendalian gulma dan pengolahan tanah secara mekanis, aerasi, suhu dan struktur tanah, kesiapan lahan untuk rotasi tanaman dan perkembangan akar yang cepat dan dalam.
e. Pemberian air yang seragam Kegiatan pemberian air irigasi harus menjamin bahwa air yang diberikan dapat merembes ke dalam tanah secara seragam dalam suatu bentangan lahan pertanaman sayur. Banyak cara yang telah dikembangkan untuk memberikan air irigasi seperti dalam parit yang memungkinkan air dapat terdistribusi secara merata di areal aman sayur. Irigasi sprinkler karena membutuhkan biaya tinggi hanya terbatas diterapkan pada tanaman sayur yang memiliki harga jual tinggi, dengan cara ini air dapat diberikan pada seluruh lahan secara merata dalam waktu yang relatif singkat dan banyak air yang dapat dimanfaatkan tanaman.
Beberapa contoh tanaman sayur beserta kebutuhan air pengairannya.
a. Bowang bombay dan bawang putih Tanaman bawang bombay dan bawang putih memiliki sistem perakaran serabut yang dangkal dan panjangnya tidak melebihi 30 cm serta bulb terbentuk dekat dengan permukaan tanah. Tanaman sayur jenis ini menghendaki tanah basah yang sedang. Tanaman ini biasanya oleh petani ditanam pada akhir musim hujan setelah penanaman padi. Air diberikan ke dalam pertanaman dengan cara diberikan lewat permukaan tanah atau dengan cara disiramkan dengan tangan. b. Kubis. Tanaman ini menghendaki kelembaban tanah yang cukup tinggi selama musim tanamnya. Drainase di daerah perakaran harus cukup karena akar akan mudah menjadi busuk pada tanah yang becek. Oleh karena itu, irigasi cukup diberikan satu minggu satu kali sebanyak 35 mm jika tidak turun hujan. Cara memberikan air irigasinya dengan cara irigasi alur. Pada saat tanaman kubis membentuk head irigasi ringan dapat diterapkan karena apabila terjadi kelebihan air akan menginduksi terjadinya pembusukan dan pecahnya head, terutama sekali jika tanaman pada awal pertumbuhannya mendapaikan air irigasi dalam jumlah sedikit.
Universitas Gadjah Mada
20
c. Terung. Tanaman terung relatif agak tahan terhadap tingginya kelembaban tanah selama musim tanamnya. Penanaman pada musim kemarau, irigasi satu minggu sekali sebanyak 35-40 mm sangat baik bagi pertumbuhan tanaman ini. Akan tetapi, pengairan dua minggu sekali sebanyak 60 mm tanaman mengalami kekurangan pasokan air. Kekurangan air yang sangat ekstrim yang terjadi pada tanaman terung menyebabkan tanaman kerdil dan kualitas buahnya sangat rendah. Dengan adanya kecukupan pasokan air, tanaman terung akan tumbuh baik. Selama musim hujan apabila menanam terung drainase di daerah perakaran tanaman harus baik. Selama musim kemarau, biasanya air irigasi diberikan dalam alur.
d. Tomat. Tanaman tomat sensitif terhadap tanah basah. Di bawah kondisi lengas tanah yang tinggi, tanaman tomat rentan terhadap penyakit bacterial wilt, stem rot dan fruit rot. Dengan pengontrolan kelembaban tanah, tanaman tomat dapat memberikan hasil yang Iebih tinggi dengan kualitas buah bagus. Tanaman tomat memerlukan air pada saat segera sebelum pembungaan sampai puncaknya fase pengisian buah, periode ini merupakan periode kritis tanaman tomat terhadap kebutuhan akan air. Ketersediaan air yang menguntungkan bagi tanaman tomat sekitar 50 cm dari air yang tersedia.
e. Kacang-kacangan. Tanaman sayur yang tergolong kacang-kacangan dapat tumbuh pada struktur tanah yang beragam, tetapi tanah yang berstruktur lempung ringan merupakan tanah yang bagus bagi pertumbuhan tanaman ini. Tanaman ini juga dapat memberikan hasil yang menguntungkan jika ditanam di tanah pasiran dengan pemberian pupuk yang memadai. Tanah yang remah, diolah dengan baik dan tidak mengalami pemadatan serta kaya kandungan bahan organiknya akan sangat menguntungkan bagi tumbuhan tanaman ini. Tanaman kacangkacangan ini memiliki akar yang relatif dangkal. Tanah harus berdrainase dan beraerasi yang bagus terutama untuk memacu tingginya fiksasi nitrogen oleh bakteri bintil akar.
f. Kentang dan ubi jalar. Meskipun secara botani kedua jenis tanaman ini berbeda, tetapi ditumbuhkan dalam kondisi Iingkungan yang sama, kedua macam tanaman ini menghendaki kelembaban tanah, kondisi fisik tanah dan unsur hara yang diperlukan sama. Tanaman ini menghendaki tanah lempung berpasir dengan kandungan pasirnya yang tinggi supaya perkembangan dan penetrasi akar ke dalam tanah mudah juga memudahkan pada panen. Apabila tanaman ini ditanam di tanah lempung, umbi tidak akan dapat berkembang dengan baik dan umbinya kotor serta menyulitkan pelaksanaan panen. Kedua jenis tanaman ini tidak menghendaki hujan yang Universitas Gadjah Mada
21
berlebihan dan drainase lahan harus baik. Kebutuhan air tanaman pada saat pembentukan umbi adalah 60 mm, yang dihasilkannya besar dengan jumlah umbi yang banyak.
g. Selada dan sayuran daun Iainnya. Air yang dibutuhkan jenis tanaman ini berkisar antara 20-40% dan kapasitas tanah dalam menahan air untuk setiap minggunya. Air irigasi diberikan melalui permukaan tanah.
5.2.6.2. sub-subpokok Bahasan v.6.2.
V. 6.2. Pemuyukan Semua unsur-unsur hara yang diperlukan bagi tanaman harus cukup tersedia di sekitar tanaman sayur. Unsur-unsur hara ini harus dalam bentuk yang dapat diserap oleh akar tanaman. OIeh karena unsur hara diserap oleh akar tanaman dalam bentuk dan jumlah yang berbeda mulai dari jumlah sedikit sampai jumlah banyak, satu macam unsur ada yang esensial bagi tanaman sedangkan yang Iainnya tidak. Unsur hara diserap oleh akar tanaman dalam bentuk ion.
Suatu unsur dikatakan esensial apabila: a. Unsur hara tersebut diperlukan oleh tanaman sayur untuk menyelesaikon daur hidupnya, mulaia dari pertumbuhan vegetatif sampai ke pertumbuhan generatif. b. Kekurangan atau tidak adanya unsur tersebut tidak dapat digantikan oleh unsur yang Iainnya. c. Unsur tersebut secara Iangsung terlibat dalam proses metabolisme tanaman dan mempunyai fungsi khusus. Unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman berasal dari: a. Udara dan air, dalam bentuk karbon, hidrogen don oksigen yang sangat diperlukan dalam proses fotosintesis tanaman. b. Tanah. Bahan induk tanah, fase perkembangan tanah, kandungan bohan organik tanah dan praktik penggunaan tanah akan berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara. c. Dan tambahan lewat pemberian pupuk organik ataupun anorganik. Kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman dapat terganggu karena: a. Crop removal. Unsur hara dari dalam tanah diambil oleh tanaman dan dipindahkan permanen dari tanah oleh tanaman melalui hasil panennya. Tanaman yang berbeda akan memindahkan unsur hara dari tanah dengan jumlah dan proporsi yang berbeda pula.
Universitas Gadjah Mada
22
b. Losses through run-off and erosion. Aliran air limpasan permukaan tanah akan menghanyutkan material tanah dan melarutkan unsur-unsur hara. Tanah permukaan umumnya Iebih subur tetapi paling terpengaruh oleh aliran permukaan dan erosi, sehingga unsur-unsur hara di permukaan tanah banyak yang hilang. Untuk memperkecil terjadinya hilangnya unsur-unsur hara akibat erosi perlu diperhatikan kemiringan lahan, vegetasi yang menutupi permukaan tanah, curah hujan dan praktik pengolahan tanah. c. Fixation. Fiksasi unsur fosfor, kalium dan ion ammonium berhubungan dengan transformasi bentuk unsur-unsur tersebut yang semula tersedia bagi tanaman (=dapat diserap oleh akar tanaman) menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman sehingga tanaman tidak dapat memanfaatkannya. Fiksasi fosfor dapat terjadi akibat pH tanah yang rendah sehingga menyebabkan fosfor berubah bentuk menjadi senyawa yang tidak larut. Fiksasi kalium dan ion ammonium karena terjerap oleh lempung dan partikel batu. Mikroorganisme tanah juga memanfaatkan unsur hara terutama nitrogen. Setelah mikroorganisme mati dan terdekomposisi, unsur hara yang telah dimanfaatkan oleh mikroorganisme tidak dapat diserap oleh tanaman. d. Losses through leaching. Leaching adalah pergerakan unsur hara turun ke dalam air bebas di dalam tanah melalui perkolasi air, menyebabkan hilangnya garam-garam yang dapat larut dan zona tanah. Leaching lebih bnyak terjadi pada tanah pasir daripada tanah lempung, terutama jika curah hujannya tinggi karena perkolasi Iebih cepat dan kemampuan tanah untuk mengabsorpsi unsur hara rendah. e. Loss through volatilization. Reaksi-reaksi biologis dan kimiawi dapat mengubah bentuk unsur-unsur hara di dalam tanah menjadi gas. Dengan demikian, unsur-unsur hara tertentu dapat hilang karena volatilisasi (evaporasi ke dalam udara). Sebagai contohnya volatilisasi nitrogen manjadi ammonia terutama jika reaksi tanahnya netral atau basa. Dalam reksi denitrifikasi, nitrat berubah bentuknya menjadi gas nitrogen dan dikeluarkan dan lapisan tanah dalam atau tanah-tanah yang buruk drainasenya.
Tanah merupakan subjek bagi sejumlah mekanisme yang berbeda yang menyebabkan unsur-unsur hara dapat hilang. Sangat jarang ditemukan tanah yang dapat memasok sendiri unsur-unsur hara esensial bagi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, pupuk perlu ditambahkan ke dalam tanah untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah.
Universitas Gadjah Mada
23
Pupuk dapat berupa komponen organik maupun anorganik yang ditambahkan ke dalam tanah untuk memasok kebutuhan unsur hara tanaman. Materi organik mengandung komponen atom karbon sebagai elemen struktural utama. Materi organik mengandung kombinasi kimia (garam atau mineral) dua atau lebih unsur.
1. Pupuk organik alamiah. Pupuk organik alamiah dapat berupa pupuk kandang, sisa-sisa tanaman seperti abu bekas pembakaran batang dan jerami tanaman serealia yang mengandung sebagain besar kalium, setengahnya fosfor dan dua per lima nitrogen yang diserap tanaman sayur, dan kompos. Umumnya pupuk organik alami memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a. Kandungan unsur haranya rendah sehingga aplikasinya harus banyak. Pelepas hara lambat. Unsur-unsur hara dan materi organik memerlukan aktivitas mikroorganisme untuk merombak senyawa-senyawa organik kompleks yang tidak dapat diserap akar tanaman menladi bentuk senyawa organik atau anorganik yang kurang kompleks sehingga dapat diserap oleh akar tanaman.
b. Ketersediaannya terbatas. Ketersediaan unsur hara dan pupuk organik alami umumnya terbatas, oleh karenanya biasanya tidak dapat diperoleh jumlah unsur hara yang mencukupi bagi kebutuhan tanaman.
c. Membuat kondisi fisik tanah menjadi baik. Pupuk organik alami membuat tanah menjadi gembur dan remah sehingga aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik serta memudahkan akar tanaman untuk tumbuh. Pada tanah pasir pemberian pupuk organik alami akan dapat membuat butiran-butiran pasir bersatu membentuk agregat tanah yang lebih baik serta dapat meningkatkan kapasitas tanah dalam menahan air.
2. Pupuk organik sintetik. Pupuk organik sintetik yang umum digunakan dalam budidaya tanaman sayur adalah pupuk urea. Pupuk urea yang diperjualbelikan dalam bentuk bubuk kristal atau granuler. Urea akan larut sempurna di dalam air sehingga tidak ada sisa urea yang tertinggal di dalam tanah.
Universitas Gadjah Mada
24
3. Pupuk anorganik. Pupuk anorganik mencakup material anorganik alami seperti chilean nitrat, batuan fosfat dan material kalium; serta material anorganik sintetik yang berasal dan reaksireaksi kimia dan material tertentu seperti minyak bumi. Pupuk anorganik sintetik berasal dan turunan mineral, gas-gas atmosfir, air dan mineral lainnya. Contoh dan pupuk anorganik sintetik adalah ammonium sulfat, superfosfat dan ammonium fosfat. Pupuk anorganik, balk alami maupun sintetik, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Relatif lebih tinggi kandungan unsur haranya apabila dibandingkan dengan pupuk organik alami. b. Unsur hara cepat larut dan aplikasinya di tanah segera diikuti oleh reaksi di dalam tanah sehingga unsur hara cepat tersedia serta cepat pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. c. Ketersedioan pupuk ini tidak terbatas jumlahnya terutama di lokasi yang dekat dengan pabrik pembuatan pupuk anorganik sintetik. d. Material pupuk dibuat dalam bentuk fisik yang tidak menguntungkan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyimpanan pupuk dalam jangka waktu lama dan supaya tidak tercampur dengan bahan lainnnya. Berdasarkan jumlah unsur hara yang terkandung di dalam pupuk, pupuk anorganik dapat digolongkan dalam: a. Pupuk tunggal jika pupuk hanya mengandung satu macam unsur hara. b. Pupuk incomplete - jika pupuk paling tidak mengandung dua macam unsur hara. c. Pupuk kompleks - jika pupuk mengandung semua unsur hara utama yaitu N, P dan K. Jumlah dan macam pupuk yang diberikan terutama tergantung pada: a. Unsur hara yang diperlukan tanaman. b. Jumlah unsur hara yang dapat disediakan tanah. Jumlah dan macam pupuk yang diberikan tergantung pada: a. Bentuk kimiawi dan unsur hara yang diberian. b. Karakteristik fisik dan bahan yang diberikan. Bentuk kristal dan granuler lebih mudah ditangani daripada bentuk tepung. Mudah tidaknya bahan menyerap air (higroskopis). c. Perbandingan unsur hara yang diberikan. d. Reaksi tanah. e. Jenis tanaman sayur yang dibudidayakan. f.
Harga pupuk.
g. Ketersediaan pupuk di pasar lokal.
Universitas Gadjah Mada
25
Waktu aplikasi pupuk tergantung pada macam tanaman yang dibudidayakan. Hal ini akan berkaitan dengan pertumbuhan maksimum tanaman sayur berbeda, waktu maksimum absorpsi akar tanaman berbeda dan lama pertumbuhannya. Selain itu, waktu aplikasi pupuk juga ditentukan oleh musim tanamnya (musim hujan atau musim kemarau) dan tekstur tanah (berkaitan dengan lalu pergerakan air di dalam tanah) dan kapasitas tanah dalam menambat unsur hara.
4. Metode (cara) pemberian pupuk.
Metode pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara: a. Broadcast. Pupuk diberikan dengan cara disebar merata di permukaan tanah sebelum tanam atau pada saat tanaman tumbuh. Kelemahan pemberian pupuk dengan cara ini adalah efisiensi pupuk berkurang akibat adanya fiksasi don volotilisasi. b. Localized application. Pupuk diberikan dekat dengan bill atau tanaman, baik diberikan dengan cara larikan ataupun diberikan pada lubang tanam. Pernberian pupuk dengan cara ini dapat mencegah perkecambahan benih atau merusak tanaman apabila pemberiannya berlebihan. Meskipun demikian, pemberian pupuk dengan cara ini dapat mencegah terfiksasinya dan volatilisasi unsur hara yang terkandung di dalam pupuk. c. Foliar application. Pupuk diberikan pada bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah. Pupuk harus dilarutkan dalam air. Pupuk yang dicairkan tersebut harus dapat menembus kutikula daun atau stomata daun serta masuk ke dalam set. Biasanya pupuk yang diaplikasikan secara foliar application adalah pupuk mikronutrient.
5.2.6.3. sub - subpokok Bahasan v.6.3. V.6.3. Pengendafian Gulma Gulma dapat menyebabkan kehilangan hasil tanaman sayur karena terjadinya persaingan antara tanaman sayur dengan gulma dalam memanfaatkan cahaya, air, karbondioksida, ruang tumbuh dan unsur hara dan dalam tanah. Kehilangan hasil akibat terjadinya persaingan dengan gulma pada sebagian besar tanaman sayur terjadi pada tahap awal pertumbuhan tanaman sekitar 25-30% dan daur hidupnya. Inilah yang disebut sebagai periode kritis kompetisi dengan gulma sehingga gendalian akan tepat jika dilakukan pada saat periode kritis terjadi.
Universitas Gadjah Mada
26
Ada dua metode utama dalam rnengendalikan gulma yang digunakan dalam budidaya tanaman sayur, yaitu cara fisik ddn kimiawi. Cara fisik mencakup pencabutan gulma dengan tangan, dengan cangkul, dengan pengolahan tanah dan pemberian mulsa. Cara kimiawi mencakup penggunaan bahan kimia organik maupun anorganik (herbisida) untuk membunuh gulma.
1.
Pengendalian gulma secara fisik. a. Dicabut dengan tangan Pemcabutan gulma dengan tangan biasanya dilakukan untuk budidaya tanaman sayur dalam skala rumah tangga atau jika tanaman sayur ditanam rapat dan tidak diatur dengan penggunaan jarak tanam atau gulma tumbuh sangat dekat dengan tanaman sayur.
b. Pencabutan gulma dengan menggunakan cangkul. Pengendalian gulma dengan cara ini sangat efektif dan sedikit merusakkan tanaman sayur jika dilakukan tepat waktunya dan untuk tanaman sayur yang ditanam secara larikan dengan jarak tanam teratur. Gulma menahun hendaknya dikendalikan dengan cangkul beberapa kali untuk menghancurkan organ penyimpan cadangan makanan.
c. Pengendalian gulma dengan pengolahan tanah. Gulma dapat dikendalikan dengan cara membalik tanah sebelum atau sesudah tanaman
sayur
dibudidayakan.
Cara
ini
sangat
umum
diterapkan
untuk
mengendalikan semua jenis gulma. Gulma semusim akan lebih mudah dikendalikan daripada gulma dua musim atau gulma menahun. Apabila pengolahan tanah dilakukan dengan benar maka gulma dapat dikendalikan dengan efektif melalui cara ini.
d. Pemberian mulsa. Pemberian mulsa dapat mencegah cahaya matahari mencapai permukaan tanah sehingga dapat mencegah tumbuhnya gulma. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai musa adalah jerami, kulit gabah, batang tebu, serbuk gergaji, kertas dan plastic film. Bahan-bahan tersebut, kecuali kertas dan plastik film, disebar di permukaan tanah dengan ketebalan 5-10 cm disekitar tanaman sayur.
2.
Pengendalian gulma secara kimiawi.
Pengendalian gulma secara kimiawi biasanya dengan menggunakan herbisida. Mekanisme herbisida dalam membunuh gulma dapat terjadi dalam beberapa cara. Beberapa herbisida, Universitas Gadjah Mada
27
seperti airazine, monuran dan paraquat, menghambat fotosintesis; herbisida yang lainnya, seperti 2,4-D, MCPA dan CIPC, mengacaukan proses pertumbuhan gulma dan herbisida seperti
paraquat
dan
nitrofen
merusakkan
integritas
embran
dan
menyebabkan
mengeringnya jaringan.
Dengan melakukan pemilihan jenis herbisida yang akan digunakan dengan harapan yang terbunuh atau terhambat pertumbuhannya hanyalah gulma tanpa merusakkan tanaman sayur. Pemilihan jenis herbisida yang tidak tepat dapat mematikan semua tumbuhan termasuk tanaman sayur yang dibudidayakan. Pemilihan herbisida yang yang tepat dapat menjadi tidak tepat apabila digunakan dalam dosis yang berlebihan, dan sebaliknya pemilihan herbisida yang tidak tepat dapat menjadi tepat penggunaannya jika cara penggunaannya seperti herbisida yang selektif. Selektivitas herbisida dapat dicapai melalui ketepatan dalam cara aplikasinya dan pengaturan faktor-foktor seperti waktu dan cara aplikasi, kondisi lingkungan dan fase pertumbuhan tanaman sayur serta gulma.
Selektivitas herbisida dapat dicapai dengan melalui beberapa atau kombinasi factor-faktor sebagai berikut: a. Perbedaan absorpsinya. Perbedaan absorpsi herbisida diakibatkan adanya perbedaan morfologi dan spesies tanaman. Faktor-faktor seperti adanya lapisan lilin pada permukaan daun, sudut kemiringan daun dan adanya trikoma akan berpengaruh terhadap obsorpsi herbisida oleh suatu spesies tanaman. b. Perbedaan translokasi. Untuk dapat menjadi efektif, herbisida harus bisa masuk ke dalam tubuh gulma dan ditransiokasikan. Akumulasi atau pengikatan herbisida di dalam jaringan jauh dan lokasi tindakannya akan menghasilkan translokasi yang berbeda. c. Metabolisme herbisida yang berbeda. Herbisida bersifat fitotoksik jika diaplikasikan pada tanaman yang toleran, tanaman dapat merombaknya secara cepat. Tanaman dapat mengkonversi senyawa yang tidak bersifat racun menjadi senyawa yang bersifat racun yang dengan mudah dapat membunuhnya daripada yang lambat mengkonversinya.
Untuk mendapatkan hasil aplikasi pestisida yang paling bagus, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Herbisida digunakan hanya untuk merusakkan gulma, kerusakan pada tanaman budidaya harus sekecil mungkin atau kalau bisa bahkan tidak ada kerusakan.
Universitas Gadjah Mada
28
b. Herbisida digunakan dengan konsentrasi yang benar. Sangat penting untuk mengaplikasikan herbisida secara tepat dan seragam. Penggunaan dengan konsentrasi rendah tidak akan mematikan gulma sementara jika konsentrasinya tinggi dapat merusakkan atau bahkan mematikan tanaman budidaya. c. Ikuti tindakan pencegahan dan petunjuk khusus untuk aplikasi masing-masing herbisida dengan seksama. Waktu aplikasi yang tepat, konsentrasi pemakaian dan instruksi lainnya biasanya ada pada label kemasan herbisida.
5.2.6.4. Sub-subpokok Bahasan v.6.4. V.6.4. Pengendalian Hama
Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama dapat mempengaruhi hasil tanaman sayur melalui daun-daun dimakan oleh hama, penghisapan cairan sel dan beberapa kejadian hama dapat sebagai vektor untuk penularan penyakit dan tanaman lain. Sebagai hasilnya, luas area fotosintesis menjadi berkurang, tanaman menjadi keriting dan menyebabkan beberapa cacat seperti adanya noda-noda pada permukaan daun ataupun buah, warna yang tidak seragam pada buah serta timbulnya lubang-lubang kecil pada permukaan buah. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya kuantitas dan kualitas hasil tanaman sayur.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan hama dengan sangat memuaskan, akan tetapi perlu, diperhatikan pengendalian ini jangan sampai membunuh serangga yang berguna. Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanik dan teknik budidaya, secara biologis dan secara kimiawi.
1. Pengendalian hama secara mekanik dan teknik budidaya. Cara ini merupakan cara yang paling tua diterapkan untuk mengendalikan gangguan hama. Cara-cara yang dapat digunakan adalah dengan mematikan hama secara langsung, dengan mengganggu proses biologis secara normal dan hama dan buat kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi hama.
a. Sanitasi. Tujuan utama dari sanitasi adalah membuat lahan bersih dan bebas dan material yang dapat digunakan sebagai tempat bersarangnya dan berkembangbiaknya hama setelah panen tanaman sayur. Sisa-sisa tanaman, pupuk kandang dan sayuran yang ditinggalkan harus dikubur di dalam tanah.
Universitas Gadjah Mada
29
b. Rotosi tanaman. Tanamn sayur tidok boleh ditanam di lahan yang sama dimana serangan hama terjadi. Apabila hal ini tidak bisa dilakukan, giliran penanaman tanaman sayur harus divariasi. Jangan menanam tanaman sayur segera setelah tanah dibajak untuk menghindari serangan tempayak yang dapat tetap hidup selama pengolahan tanah.
c. Teknik budidaya. Teknik budidaya ini mencakup perbedaan penggunaan lahan untuk proteksi tanaman. Supaya pengendalian hama dapat efektif, teknik budidaya ini harus dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk memacu pertumbuhan tanaman sayur. Sebagai contohnya adalah dengan pengaturan waktu tanam yang tepat dapat menghindarkan tanaman sayur dan puncak ledakan hama. Praktik pengolahan tanah juga dapat membunuh hama dan gulma.
d. Penggunaan penghalang fisik, jebakan, pengambilan hama dengan tangan dan tindakan Iainnya seperti penyemprotan dengan menggunakan sabun dan detergen untuk melukai atau mematikan bagian tubuh hama yang lunak seperti kepik, tungau dan trips.
2. Pengendalian hama secara biologis. Cara pengendalian hama ini dengan melibatkan organisme hidup, seperti parasit, predator, insekfisida mikrobia dan bahkan burung untuk mengurangi populasi hama sampai di bawah ambang ekonomis. Dengan kata lain, pengendalian hama secara biologis dengan menggunakan musuh alami dan hama tersebut.
Penggunaan varietos yang tahan dan suatu tanaman sayur juga termasuk pengendalian hama secara biologis dengan efek samping yang sesedikit mungkin. Dengan cara ini akan lebih ekonomis dalam mempertahankan keberadaan varietas tersebut dan sedikit banyak merupakan pengendalian hama yang permanen. Meskipun demikian, pengendalian hama secara biologis tidak dapat dengan mudah dipertahankan. Cara ini juga dapat menurunkan populasi serangga yang menguntungkan karena predator juga sering memakannya. Lebih lanjut, tidak semua hama rentan terhadap pengendalian secara biologis dan penanganan organisme selama pengongkutan juga dapat menimbulkan masalah.
3. Pengendalian hama secara kimiawi. Cara pengendalian hama ini dengan menggunakan bahan-bahan kimia baik alamiah maupun sintetik yang biasa disebut sebagai insektisida untuk membunuh hama. Universitas Gadjah Mada
30
Pengendalian hama secara kimiawi merupakan cara pengendalian hama yang paling umum dilakukan karena mudah tersedia, mudah dalam aplikasinya dan efektif dalam membunuh hama. lnsektisida alami berasal dari tanaman dan sering disebut dengan insektisida botanical. lnsektisida sintetik juga bersifat sama seperti insektisida alami yaitu bersifat toksik terhadap hama tetapi cepat terdegradasi sehingga efek residual terhadap manusia dapat diabaikan.
5.2.6.5. sub-subpokok Bahasan v.6.5. V.6.5. Pengendalian Penyakit
Tujuan utama dalam membudidayakan tanaman sayur adalah diperolehnya hasil tanaman sayur baik kuantitas maupun kualitasnya tinggi bebas dan gangguan penyakit. Adanya gangguan penyakit menyebabkan pertumbuhan dan hasil tanaman sayur jelek. Penyakit didefinisikan sebagai sesuatu yang rnengganggu tanaman yang menyebabkan kerusakan dengan menginterferensi struktur dan fungsi normal tanaman atau nilai ekonominya.
Penyakit tanaman yang menyerang akar dapat menyebabkan akar busuk, kerdil atau akarnya dangkal; batang kemungkinan terkena kangker (pertumbuhan tidak teratur), kehilangan warnanya, berubah bentuknya, memanjang atau memendek; daun kemungkinan mengalami blight, kehilangon warnanya, bentuknya menjadi tidak teratur, berwarna-warni atau terdapat bercak-bercak; bunga dan buah mengalami blight, kehilangan warnanya, bentuknya menjadi tidak teratur, berwarna-warni, bercakbercak dan ukurannya lebih kecil daripada yang normal. Adanya penyakit dapat didiagnosa melalui gejalanya.
Penyakit yang menyerang tanaman sayur akan membatasi hasil tanaman tersebut. Kehilangan dapat terjadi pada saat tanaman masih berupa bibit yang terinfeksi oleh penyakit. Populasi dapat menjadi berkunang selama musim tanam ketika tanaman sayur mati, ketika bagian daun terkena penyakit, atau ketika bunga, buah atau biji menjadi terinfeksi. Kualitas hasil dapat hilang atau tidak dapat diterima oleh konsumen jika hasil terinfeksi oleh penyakit. Dalam beberapa kasus, penyakit merupakan pembatas utama selama pengangkutan dan penyimpanan basil sayuran.
Penyakit dapat disebakan oleh faktor-fakfor biotik (organisme hidup) dan abiotik. Faktorfaktor abiotik yang dapat menimbulkan penyakit adalah polusi udara, cahaya, kelembaban, unsur hara, pestisida, pH dan suhu. Organisme hidup yang menyebabkan timbulnya penyokit dapat dikelompokkan sebagai bakteri, jamur, mykoplasma, nematoda, parasit pada tanaman tingkat tinggi dan protozoa. Universitas Gadjah Mada
31
Virus, baik yang mengandung protein pada lapisan luarnya dan asam nukleat di bagian dalamnya, serta viroid (tanpa ada lapisan protein di bagian luarnya) sering dimasukkan ke dalam patogen biotik penyebab penyakit meskipun virus tidak dapat memperbanyak diri tanpa berada di dalam tubuh inangnya dan tidak mempunyai organel dan dinding sel.
Sebelum memutuskan untuk memilih suatu cara yang terbaik untuk mengendalikan penyakit, penting untuk mengerti penyebab timbulnya penyakit. Pengelolaan tanaman, penggunaan varietas tanaman yang tahan, penghindaran, pengeluaran, eradikasi dan proteksi tanaman (dengan menggunakan pestisida) merupakan cara-cara pengendalian penyakit. Tiga cara yang pertama (pengeloloan tanaman, penggunaan varietas tanaman yang tahan dan penghindaran) merupakan cara pengendalian penyakit yang terbaik karena ketiganya sangat murah dan tidak menimbulkan bahaya bagi manusia. a. Pengelolaan tanaman. Cara ini mencakup pula rotasi tanaman dan sanitasi. Rotasi tanaman dengan tanaman padi sawah atau tanah dibiarkan bero dapat mengurangi timbulnya inokulum patogen penyebab penyakit yang terbawa tanah. Penggunaan kompos don rumput pangola atau marigob dan penggunaan tanaman perangkap dapat mengurangi pcpulasi penyakit. b. Penggunaan varietas tanaman sayur yang tahan dan toleran. Penggunaan varietas tanamon sayur yang tahan dan toleran merupakan cara pengendalian penyakit yang paling ekonomis. Lebih dan 85% tanaman sayur yang ditanam merupakan hasil pemuliaan tanaman yang tahan terhadap satu atau dua macam penyakit. Apabila tidak ada varietas tanaman yang tahan dapat digunakan varietas tanaman sayur yang toleran (hasilnya normal seperli biasa tetapi tanaman rentan terhadap serangan penyakit). ldealnya, varietas yang dikembangkan harusnya tahan terhadap serangan penyakit. Akan tetapi, penyakitnya juga timbul ras-ras baru yang dapat menghancurkan ketahanan tanaman sayur terhadap penyakit tersebut. Dalam kasus seperti ini dianjurkan untuk menerapkan cara lain dalam mengendalikan penyakit. c. Penggunaan benih dan bahan tanam yang bebas dan penyakit. Pada setiap waktu sangat penting memiliki benih atau bahan tanam yang bebas dari penyakit. Adanya program sertifikasi dan karantina menjamin tersedianya bahan tanam yang bebas penyakit. d. Vektor serangga dan gurma sebagai inang. Serangga seringkali sebagai vektor dalam penyebaran patogen penyebab penyakit. Pengendalian terhadap serangga dan vektor yang lainnya seringkali diperlukan untuk tetap mempertahankan tanaman sayur bebas penyakit. Gulma seringkali sebagai tempat untuk tinggalnya patogen (inang pengganti) yang dapat mempertahankan patogen di luar
Universitas Gadjah Mada
32
musim tanam sayur dan patogen tetap survive sampai pada waktunya tanaman sayur yang rentan ditanam kembali. e. Sanitasi. Untuk beberapa penyakit sangat penting untuk membajak tanah, membakarnya atau membersihkan lahan dan sisa-sisa tanaman sebelumnya terutama apabila tanaman dan bagian
tanaman
mengandung
penyakit.
Penambahan
bahan
organik
dapat
meningkatkan aktivitas biologis di dalam tanah yang seringkali dapat meningkatkan jumlah patogen yang terbawa tanah. Dengan menanam secara tumpangsari dan susunan tanaman sayur yang berselang-seling dalam suatu lahan dengan jarak tanam yang memadai dapat juga menolong untuk mengurangi penyakit. f.
Perlakuan benih dan pengendalian penyakit secara kimiawi. Bahan kimia dapat digunakan untuk mengendalikan patogen tanaman termasuk benih dan fungisida yang diaplikasikan di udara dan fumigasi tanah. Perlakuan benih seperti perlakuan panas dan benih yang diselimuti fungisida sering dilakukon sebelum benih ditanam. Patogen yang terbawa tanah termosuk nematoda dikendalikan dengan metham sodium dan methyl isothiocyanate. Metil bromida sering digunakon untuk mengendalikan penyakit yang terbawa tanah di dalam screenhouse atau di lahan. Fungisida
sering
digunakan
untuk
mengendalikan
patogen
di
udara.
Jadwal
penyemprotan lima sampai tujuh hari sering diperlukan, meskipun demikian, monitoring yang seksama terhadap penyakit untuk memperkirakan model pertumbuhan penyakit perlu dilakukan, cara ini dapat efektif mengurangi kekerapan penyemprotan. Sebagian besar fungisida hanya dapat larut dalam air, tidak persisten dan tidak begitu meracun bagi mamalia. Fungisida ini dapat bersifat protektan ataupun sistemik (jamur akan hilang (pergi) dan tanaman). Pestisida harus selalu digunakan dengan hati-hati supaya oman dan harus mentaati aturan penggunaan yang ada di label pada kemasannya. Sebagian besar fungisida hanya digunakan sampai beberapa hari sebelum nasi sayur dipanen. Untuk tanaman sayur yang hidupnya merambat perlu diberi lanjaran supaya tanaman dapat tumbuh tegak. Cara umum pemberian lanjaran seperti telihat dalarn Gambar 11. Ada tiga tipe tanaman sayur berdasarkan tujuan pemberian lanjaran, yaitu: a. Tanaman sayur yang memiliki struktur khusus seperti sulur yang memungkinkan tanaman memanjat, seperti pada famlia Cucurbitaceae. b. Tanaman sayur yang tumbuhnya membelit, seperti pada tanamon kacang panjang. c. Tanaman sayur yang tidak mempunyai kemampuan secara alami untuk memanjat sehingga harus diikatkan pada lanjaran, seperti pada tanaman tomat.
Universitas Gadjah Mada
33
Pemberian Janjaron ini dimaksudkan unfuk memudahkon dalam pemeliharaan tanaman sayur seperti pemberian air irigasi, pembumbunan, pengendalian hama, penyakit dan gulma serta pemberian pupuk. Pemberian lanjoran ini juga dimaksudkan supaya tanaman sayur dapat memberikan hasil yang Iebih baik. Pada musim hujan pemberian lanjaran pada tanaman tomat tidak bisa dihindari lagi. Akan tetapi, pemberian lanjaran ini memerlukan biaya tinggi bisa jadi tambahan biayanya mencapai 50% dari total biaya yang dibutuhkan.
Gambar 11. Cara pemberian lanjaran untuk: A. Tanaman sayur memanjat; B. Tanoman sayur membelit; dan C. Tanaman sayur yang tidak mempunyai kemampuan alami untuk memanjat atau membelit. Pemberian lanjaran pada tanaman sayur yang merambat dapat mengurangi antar tanaman saling membelit dan pada tanaman sayur yang penyerbukannya dengan perantara serangga apabila tanaman tidak dirambatkan maka akan menurunkan aktivitas serangga dalam membantu penyerbukan akibat rapatnya tanaman dan daun-daunnya saling menutupi sehingga akan menururkan pembentukan buah. Pemberian lanjaran hendoknya dilakukan pada saat tanaman masih muda supaya tanaman dapat tumbuh tegak dengan cara merambat atau membelit. Pemangkasan bagian tanaman sayur seringkali diperlukan untuk mengatur pertumbuhan tanaman sayur. Sebagai contohnya pemangkasan sering dilakukan pada tanaman tomat indeterminate untuk menghasilkan batang tunggal supaya memudahkan pengikatan tanaman pada lanjaran. Buah yang dihasilkan oleh tanaman akon Iebih besar karena tidak terjadi persaingan dalam memanfaatkan fotosintat antara trubus dengan buah. Universitas Gadjah Mada
34
Pada tanaman sayur Cucurbitaceae pemangkasan bagain ujung batang akan menstimulasi tumbuhnya cabang dan tumbuhnya buah pada ruas yang lebih rendah. Pemangkasan harus diakukan dengan menggunakan pisau yang tajam untuk memperkecil kerusakan jaringan tanaman dan mempercepat sembuhnya luka. Untuk mencegah terserangnya penyakit pada batang yang dipangkas, sebelum digunakan pisau hendaknya dicelupkan ke dalam larutan detergen. Untuk mengendalikan ukuran buah, beberapa buah yang telah perlu dijarankan terutama buah yang terbentuk pada awal pembentukan buah. Penjarangan buah dilakukan sebelum buah tumbuh menjadi besar. Beberapa tanaman sayur seperti Cucurbitaceae menghasilkan bunga betina dan buah terbentuk pada awal pertumbuhan vegetatifnya. Bunga dari buah yang terbentuk pada awal pertumbuhan tanaman perlu dihilangkan. Tindakan penjarangan buah ini seringkali dilakukan pada budidaya tanaman melon dan semangka. 5.3 RANGKUMAN Sistem produksi tanaman sayur dapat digolongkan menurut tujuan atau maksud membudidayakannya, cara (metode) khusus yang digunakan dalam memproduksi sayuran dan pemasaran atau penggunaan tanamannya.
Berdasarkan penggolongan atas dasar tujuan dan cara pembudidayaannya dikenal ada 6 jenis sistem produksi tanaman sayur, yaitu home gardening, market gardening, truck farming, growing vegetables for processing dan vegetables seed production.
Bahan tanam dalam budidaya tanaman sayur dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu bahan tanam dan perbanyakan generatif (benih) dan bahan tanam dan perbanyakan vegetatif, yaitu tuber, corm, bulb, tunas daun dan tunas botang.
Menanam bahan tanam tanaman sayur dapat dilakukan secara Iangsung di Iahan tempot tanaman sayur akan dibudidayakan atau disemaikan terlebih dahulu di dalam bak pesemolan otau di bedeng pesemaian dengan disapih satu atau beberapa kali sebelum ditanam permanen di lahan. Bahan tanam tanaman sayur yang ditanam langsung atau melalui pesemaian dapat berupa benih atau organ perbanyakan vegetatif tanaman sayur. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan apakah nantinya benih akan ditanam langsung atau disemaikan dahulu adalah faktor anamannya (kecepatan regenerasi akan, sistem perakaran tanaman, umur benih sampai panen, ukuran benih, kecepatan biji berkecambah dan pertumbuhan bibit) don pertimbangan ekonomis (ukuran usaha
Universitas Gadjah Mada
35
taninya, tujuan budidaya tanoman sayur dan ketersediaan dan harga tenaga kerja serta benih).
Pengolohan
tanah
diperlukan
untuk
menciptakan
kondisi
lingkungan
yang
menguntungkan bagi berkecambahnya benih sayur, menopang berdirinya don tumbuhnya bibit serta untuk memudahkan pemelihoraan tanaman sayur. Apabila pengolahan tanah dilakukan dengan baik, pengolahan tanah dapot mengurangi tumbuhnya gulma don penyakit yang muncul dari dalam tanah yang dapat mengganggu tumbuhnya tanaman. Pengolahan tanah juga dapat memperbaiki kapasitas tanah dalam menahan air, drainase dan aerasi tanah.
Menanam tanaman sayur dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, tergantung kepada
praktik
penanamannya,
yaitu
1).
Bibit
tanaman
sayur
yang
biasa
dipindahtanamkan, seperti bibit kubis, sawi, brokoli, cauliflower, tomat, terung, cabal, bawang merah, seledri doa selada; 2). Benih tanaman sayur yang biasanya ditanam langsung, seperti melon, semangka, labu, mentimun, kacang panjang, kacang buncis, kacang kapri dan kedelai; dan 3). Benih tanaman sayur yang harus ditanam langsung, seperti lobak, wortel, turnip dan beet.
Waktu yang paling tepat untuk melakukan pindah tanam bibit dan pesemaian atau penyapihan ke lahan penanaman segera sebelum atau baru saja setelah hujan turun supaya tanah dapat dengan mudah diolah dan selama cuaca berawan. Apabila tanahnya kering, hendaknya diberi air pengairan sebelum bibit dipindahtanamkan di lahan. Selama siang hari yang panas, sebaiknya pindah tanam bibit dilakukan poda sore hari untuk meminimalkan transpirasi dan mempercepat bibit untuk pulih kembali pada malam hari.
Menanam benih secara langsung dapat dilakukan dengan menyebar benih secara merata di bedengan atau dalam larikan dan benih ditanam dalam lubang-lubang tanam dengan pengaturan jarak tanam. Menanam benih secara langsung dengan cara ditanam di lubang-lubang tanam dengan pengaturan jarak tanam umumnya dilakukan apabila: a. Tanaman sayur memerlukan ruang tumbuh yang cukup lebar, seperti pada Cucurbitaceae. b. Tanaman tumbuh dalam waktu yang relatif lama, seperti kacang panjang. c. Gangguan gulma dapat diantisipasi dan dikendalikan secara mekanik. d. Irigasi dilakukan dengan irigasi parit. e. Benih mahal harganya.
Universitas Gadjah Mada
36
Pemeliharaan tanaman sayur mencakup pengairan, pemupukan, pengendalian gulma, hama dan penyakit. Pemeliharaan tanaman sayur yang Iumbuhnya merambat perlu diberi lanjaran tempat tanaman sayur tumbuh memanjat sehingga tanaman dapat tumbuh tegak. Sebagai patokan umum, tanaman sayur membutuhkan tanah yang Iebih banyak kandungan airnya daripada tanaman lahan kering, terutama pada 30 cm lapisan permukoan tanah. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan air sesering mungkin tetapi dalam jumlah sedikit (irigasi ringan) selama musim tanamnya. Lebih lanjut, pengaturan air yang tepat harus melihat waktu aplikasi dan fase pertumbuhan tanaman yang membutuhkan air, hal ini sangat penting untuk mencapai kualitas produk sayuran yang diinginkan. Semua unsur-unsur hara yang diperlukan bagi tanaman harus cukup tersedia di sekitar tanaman sayur. Unsur-unsur hara mi harus dalam bentuk yang dapat diserap oleh akar tanaman. Oleh karena unsur hara diserap oleh akar tanaman dalam bentuk dan jumlah yang berbeda mulal dari jumlah sedikit sampai jumlah banyak, satu macam unsur ada yang esensial bagi tanaman sedangkan yang lainnya tidak. Unsur hara diserap oleh akar tanaman dalam bentuk ion. Gulma dapat menyebabkan kehilangan hasil tanaman sayur karena terjadinya persaingan antara tanaman sayur dengan gulma dalam memanfaatkan cahaya, air, karbondioksida, ruang tumbuh dan unsur hara dari dalam tanah. Kehilangan hasil okibat terjadmnya persaingan dengan gulma pada sebagian besar tanaman sayur terjadi pada tahap awal pertumbuhan tanaman sekitar 25-30% dan daur hidupnya. lnilah yang disebut sebagai periode kritis kompetisi dengan gulma sehingga pengendalian akan tepat jika dilakukan pada saat periode kritis terjadi. Ada dua metode utama dalam mengendalikan gulma yang digunakan dalam budidaya tanaman sayur, yaitu cara fisik dan kimiawi. Cara fisik mencakup pencabutan gulma dengan tangan, dengan cangkul, dengan pengolahan tanah dan pemberian mulsa. Cara kimiawi mencakup penggunaan bahan kimia organik maupun anorganik (herbisida) untuk membunuh gulma. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama dapat mempengaruhi hasil tanaman sayur melalui daun-daun dimakan oleh hama, penghisapan cairan sel dan beberapa kejadian hama dapat sebagai vektor untuk penularan penyakit dan tanaman lain. Sebagai hasilnya, luas area fotosintesis menjadi berkurang, tanaman menjadi keriting dan menyebabkan beberapa cacat seperti adanya noda-noda pada permukaan daun ataupun buah, warna yang tidak seragam pada buah serta timbulnya lubang-lubang kecil pada permukaan buah. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya kuantitas dan kualitas hasil tanaman sayur. Universitas Gadjah Mada
37
Ada beberapa cara untuk mengendalikan hama dengan sangat memuaskan, akan tetapi perlu diperhatikan pengendalian ini jangan sampai membunuh serangga yang berguna. Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanik dan teknik budidaya, secara biologis dan secara kimiawi. Sebelum memutuskan untuk memilih suatu cara yang terbaik untuk mengendalikan penyakit, penting untuk mengerti penyebab timbulnya penyakit. Pengelolaan tanaman, penggunaan varietas tanaman yang tahan, penghindaran, pengeluaran, eradikasi dan proteksi tanaman (dengan menggunakan pestisida) merupakan cara-cara pengendalian penyakit. Tiga cara yang pentama (pengelolaan tanaman, penggunaan varietas tanaman yang tahan dan penghindaran) merupakan cara pengendalian penyakit yang terbaik karena ketiganya sangat murah dan tidak menimbulkan bahaya bagi manusia. Untuk tanaman sayur yang hidupnya merambat perlu diberi lanjaran supaya tanaman dapat tumbuh tegak. Pemberian lanjaran ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam meliharaan tanaman sayur seperti pemberian air irigasi, pembumbunan, pengendalian hama, penyakit dan gulma serta pemberian pupuk. Pemberian lanjaran juga dimaksudkan supaya tanaman sayur dapat memberikan basil yang lebih baik. Pemangkasan bagian tanaman sayur seringkali diperlukan untuk mengatur pertumbuhan tanaman sayur. Sebagai contohnya pemangkasan sering dilakukan pada tanaman tomat indeterminate untuk menghasilkan batang tunggal supaya memudahkan pengikatan tanaman pada lanjaran. Buah yang dihasilkan oleh tanaman akan Iebih besar karena tidak terjadi persaingan dalam memanfaatkan fotosintat antara trubus dengan buah. Pada tanaman sayur Cucurbitacece pemangkasan bagian ujung batang akan menstimulasi tumbuhnya cabang dan tumbuhnya buah pada ruas yang lebih rendah. Pemangkasan harus dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam untuk memperkecil kerusakan jaringan tanaman dan mempercepat sembuhnya luka. Untuk mencegah terserangnya penyakit pada batang yang dipangkas, sebelum digunakan pisou hendaknya diceIupkanke dalam laruton detergen. Untuk mengendalikan ukuran buah, beberapa buah yang telah terbentuk perlu dijarangkan terutama buah yang terbentuk pada awal pembentukan buah. Penjarangan buah dilakukan sebelum buah tumbuh menjadi besar. Beberapa tanaman sayur seperti Cucurbitaceae menghasilkan bunga betina dan buah terbentuk pada awal pertumbuhan vegetatifnya. Bunga dan buah yang terbentuk pada awal pertumbuhan tanaman perlu dihilangkan. Tindakan penjarangan buah mi seringkali dilakukan pada budidoya tanaman melon dan semangka.
Universitas Gadjah Mada
38
5 . 4 . PENUTUP 5.4.1. Tes Formatif 1. Apakah dasar penggolongan sistem produksi tanaman sayur? 2. Sebutkan faktor-faktor yang menentukan opakoh benih tanaman sayur akan ditanam langsung atau disemaikan terlebih dahulu! 3. Ada berapa cara dalam menyebar benih di bak pesemaian? Sebutkan! 4. Mengapa pengolahan tanah diperlukan sebelum benih atau bibit tanaman sayur ditanam? Jelaskan! 5. Menanam tanaman sayur dapat dikaelompokkan menladi tiga golongan, tergantung kepada praktik penanamannya, sebutkan! 6. Apakah yang menjadi pertimbangan benih yang ditanam Iangsung perlu dilakukan pengaturan jarak tanam? Sebutkan! 7. Apakah yang dimaksud dengan hardening? 8. Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk memperlakukan benih dengan hardening? Jelaskan! 9. Mengapa pemberian air boleh dikatakan sebagai faktor Iingkungan penentu dalam budidaya tanaman sayur? Jelaskan! 10. Jelaskan mengapa unsur-unsu-hara yang ado di calam tonob seringkali tidak tersedia bagi tanaman sayur! 11. Bagaimana caronya gulma menurunkon hasil tanaman sayur? 12. Mengapa dengan adanyo serangan hama kualitas hasil tanaman sayur dapat turun? Jelaskan! 13. Bagaimana caranya untuk mengendalikan serangan penyakit? Sebutkanl 14. Apakah manfaatnya memberikan Janjaran bagi tanaman sayur yang hidupnya memanjat atau membelit? 5.4.2. Petunjuk Jawaban Tes Formatif 1. Dasar penggolongon sistem produksi tanaman sayur adalah menurut tujuan atau maksud membudidayakannya, cara (metode) khusus yang digunakan dalam memproduksi sayuran dan pemasaran atau penggunaan tanamannya. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan apakah nantinya benih akan ditanam langsung atau disemaikan dahulu adalah faktor tanamannya (kecepatan regenerasi akar, sistem perakaran tanaman, umur benih sampai panen, ukuran benih, kecepatan biji berkecambah dan pertumbuhan bibit) dan pertimbangan ekonomis (ukuran usaha taninya, tujuan budidaya tanaman sayur dan ketersediaan dan harga tenaga kerja serta benih). 3. Penaburan bibit di dalam bak pesemaian dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a. Benih disebar merata di dalam bak pesemalan Universitas Gadjah Mada
39
Benih ditabur secara tipis dan merata di atas tanah pesemalan kemudian ditutup dengan tanah tipis. b. Benih ditabur dalam kelompok-kelompok. Tanah di bak pesemaian dibuat lubang-lubang sedalam 0,5-1 cm dengan jarak antar Jubang 5 cm x 5 cm. Tiap Iubang ditanam 2-3 biji, kemudian lvbang tanam ditutup dengan tanah. c. Benih ditabur dalam larikan-larikan (dalam barisan). Benih ditabur rapat don tipis memanjang sepanjong bak pesemaian dengan jarak tiap-tiap baris 5-10 cm kemudian benih ditutup dengan tanah tipis.
4. Pengolahan
tanah
diperlukan
untuk
menciptakan
kondisi
lingkungan
yang
menguntungkan bagi berkecambahnya benih sayur, menopang berdirinya dan tumbuhnya bibit serta untuk memudahkan pemeliharaan tanaman sayur. Apabila pengolahan tanah dilakukan dengan baik, pengolahan tanah dapat mengurangi tumbuhnya gulma dan penyakit yang muncul dan dalam tanah yang dapat mengganggu tumbuhnya tanaman. Pengolahan tanah juga dapat memperbaiki kapasitas tanah dalam menahan air, drainase dan aerasi tanah.
5. Menanam tanaman sayur dapat dikelompokkan men adi tiga golongan, tergantung kepada praktik penanamannya, yaitu : a. Bibit tanaman sayur yang biasa dipindahtanamkan, seperti bibit kubis, sawi, brokoli, cauliflower, tomat, terung, cabai, bawang merah, seledri dan selada. b. Benih tanaman sayur yang biasanya ditanam langsung, sepenti melon, semangka, labu, mentimun, kacang panjang, kacang buncis, kacang kapri dan kedelai. c. Benih tanaman sayur yang harus ditanam langsung, seperti lobak, wortel, turnip dan beet.
6. Menanam benih secara Iangsung dengan cara ditanam di lubang-lubang tanam dengan pengaturan jarak tanam umumnya dilakukan dengan pertimbangan: a. Tanaman sayur memerlukan ruang tumbuh yang cukup lebar, seperli pada Cucurbitaceae. b. Tanaman tumbuh dalam waktu yang relatif lama, seperti kacang panjang. c. Gangguan gulma dapat diantisipasi dan dikendalikan secara mekanik. d. Irigasi dilakukan dengan irigasi pant. e. Benih mahal harganya.
Universitas Gadjah Mada
40
7. Hardening adalah perlakukan benih sebelum disemaikan atau ditanam langsung di lahan atau perlakuan bibit sebelum dipindahtanamkan ke lahan dengan tujuan untuk memperkuat (mengokohkan) tumbuhnya kecambah atau bibit tanaman sayur apabila dipaparkan dengan kondisi di lahan tempat tanaman sayur ditanam permanen.
8. Salah satu cara hardening adalah dengan memaparkan bibit sedikit-demi sedikit pada cahaya matahari yang kuat dan bibit tidak diberi air siraman untuk membuat bibit layu sementara tetapi dijaga jangan sampai bibit layu permanen. Dengan membuat air dalam jumlah terbatas (pengaturan air) menyebabkan pertumbuhan bibit lambat dan menyebabkan perubahan fisiologi dan morfologi bibit sehingga akan dihasilkan bibit yang kuat dan kokoh karena bibit menjadi kurang sukulen dan jaringan tanaman Iebih kuat karena air yang ditranspirasikan lebih sedikit. Sifat-sifat bibit yang seperti ini menyebabkan bibit cepat recovery akibat pindah tanam karena bagian trubus bibit sedikit terpengaruh oleh kerusakan akar akibat pencabutan bibit. Bibit sayur yang dipenlakukan dengan hardening, pada awal pertumbuhannya lambat akan tetapi setelah itu pertumbuhannya akan normal kembali dan lebih sedikit bibit yang mati di lahan daripada bibit yang tidak diperlakukan dengan hardening. Cara lain perlakuan hardening adalah benih sebelum disemaikan direndam dalam air dan dikeluarkan 6 jam sebelum radikel keluar. Setelah itu, benih dikeringanginkan selama 48 jam sebelum disemaikan. Dengan cara ini akan diperoleh tanaman sayur yang lebih tahan terhadap cekaman kekeringan.
9. Air boleh dikatakan sebagi faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman sayur karena lebih dari 90% tubuh tanaman sayur tersusun oleh air. Jadi air menentukan berat dan hasil tanaman sayur. Kualitas hasil tanaman sayur juga ditentukan oleh kualitas dan pengaturan air. Cacat yang ada pada hasil sayuran dapat ditelusur baik Iangsung ataupun tidak langsung berhubungan dengan kesalahan pengaturan pemberian air pada lahan penanaman.
10. Tanah dapat terganggu kemampuan menyediakan unsur hara bagi tanaman karena: a. Crop removal. Unsur hara dan dalam tanah diambil oleh tanaman dan dipindahkan permanen dan tanah oleh tanaman melalui hasil panennya. Tanaman yang berbeda akan memindahkan unsur hara dan tanah dengan jumlah dan proporsi yang berbeda pula.
Universitas Gadjah Mada
41
b. Losses through run-off and erosion. Aliran permukaan tanah akibat air akan membawa material dari tanah dan melarutkan unsur-unsur hara. Permukaan tanah umumnya Iebih subur tetapi paling terpengaruh oleh aliran permukaan dan erosi sehingga unsur-unsur hara di permukaan tanah banyak yang hilang. Untuk memperkecil terjadinya hilangnya unsur-unsur hara akibat erosi perlu diperhatikan kemiringan lahan, vegetasi yang menutupi permukaan tanah, curah hujan dan praktik pengolahan tanah.
c. Fixation. Fiksasi unsur fosfor, kalium dan ion ammonium berhubungan dengan transformasi bentuk unsur-unsur tersebut yang tersedia bagi tanaman (akar tanaman dapat menyerap unsur tersebut) menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman sehingga tanaman tidak dapat memanfaatkannya. Fiksasi fosfor akibat dan reaksi tanah yang menyebabkan fosfor berubah bentuk menjadi senyawa yang tidak larut. Fiksasi kalium dan partikel ion ammonium karena terjerap oleh lempung dan partikel batu. Mikroorganisme tanah juga memanfaatkan unsur hara terutama nitrogen. Setelah mikroorganisme mati dan terdekomposisi, unsur hara yang telah dimanfaatkan oleh mikroorganisme tidak dapat diserap oleh tanaman.
d. Losses through leaching. Leaching adalah pergerakan unsur hara turun ke dalam air bebas di dalam tanah melalui perkolasi air, menyebabkan hilangnya garam-garam yang dapat larut dan zona tanah. Leaching Iebih banyak terjadi pada tanah pasir daripada tanah lempung, terutama jika curah hujannya tinggi karena perkolasi Iebih cepat dan kemampuan tanah untuk mengabsorpsi unsur hara rendah.
e. Loss through volatilization. Reaksi-reaksi biologis dan kimiawi dapat mengubah bentuk unsur-unsur hara di dalam tanah menjadi gas. Dengan demikian, unsur-unsur hara tertentu dapat hilang karena volatilisasi (evaporasi ke dalam udara). Sebagai contohnya volatilisasi nitrogen menjadi ammonia terutama jika reaksi tanahnya netral atau basa. Dalam reksi denitrifikasi, nitrat berubah bentuknya menjadi gas nitrogen dan dikeluarkan dari lapisan tanah dalam atau tanah-tanah yang buruk drainasenya.
Universitas Gadjah Mada
42
11. Cara gulma menurunkan hasil tanaman sayur dengan melakukan persaingan antara tanaman sayur dengan gulma dalam memanfaatkan cahaya, air, karbondioksida, ruang tumbuh dan unsur hara dan dalam tanah.
12. Kualitas hasil tanaman sayur dapat turun akibat serangan hama karena daundaun dimakan oleh hama akan menyebabkan daun sudah tidak utuh lagi ini terjadi terutama bagi sayuran daun, tanaman menjadi keriting dan menyebabkan beberapa cacat seperti adanya noda-noda pada permukaan daun ataupun buah, warna yang tidak seragam pada buah serta timbulnya lubang-lubang kecil pada permukaan buah. 13. Cara mengendalikan serangan penyakit dapat dilakukan dengan; a. Pengelolaan tanaman. Cara ini mencakup pula rotasi tanaman dan sanitasi. Rotasi tanaman dengan tanaman padi sawah atau tanah dibiarkan bero dapat mengurangi timbulnya inokulum patogen penyebab penyakit yang terbawa tanah. Penggunaan kompos dan rumput pangola atau marigol dan penggunaan tanaman perangkap dapat mengurangi populasi penyakit.
b. Penggunaan varietas tanaman sayur yang tahan dan toleran. Penggunaan varietas tanaman sayur yang tahan dan toleran merupakan cara pengendalian penyakit yang paling ekonomis. Lebih dan 85% tanaman sayur yang ditanam merupakan hasil pemuliaan tanaman yang tahan terhadap satu atau dua macam penyakit. Apabila tidak ada varietas tanaman yang tahan dapat digunakan varietas tanaman sayur yang toleran (hasilnya normal seperti biasa tetapi tanaman rentan terhadap serangan penyakit). ldealnya, vanietas yang dikembangkan harusnya tahan terhadap serangan penyakit. Akan tetapi, penyakitnya juga timbul ras-ras baru yang dapat menghancurkan ketahanan tanaman sayur terhadap penyakit tersebut. Dalam kasus seperti ini dianjurkan untuk menerapkan cara lain dalam mengendalikan penyakit.
c. Penggunaan benih dan bahan tanam yang bebas dan penyakit. Pada setiap waktu sangat penting memiliki benih atau bahan tanam yang bebas dan penyakit. Adanya program sertifikasi dan karantina menjamin tersedianya bahan tanam yang bebas penyakit.
Universitas Gadjah Mada
43
d. Vektor serangga dan gulma sebagai inang. Serangga seringkali sebagai vektor dalam penyebaran patogen penyebab penyakit. Pengendalian terhadap serangga dan vektor yang lainnya seringkali diperlukan untuk tetap mempertahankan tanaman sayur bebas penyakit. Gulma seringkali sebagai tempat untuk tinggalnya patogen (inang pengganti) yang dapat mempertahankan patogen di luar musim tanam sayur dan potogen tetap survive sampai pada waktunya tanaman sayur yang rentan ditanam kembali.
e. Sanitasi. Untuk beberapa penyakit sangat penting untuk membajak tanah, membakarnya atau membersihkan lahan dan sisa-sisa tanaman sebelumnya terutama apabila tanaman dan bagian tanaman mengandung penyakit. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan aktivitas biologis di dalam tanah yang seringkali dapat meningkatkan jumlah patogen yang terbawa tanah. Dengan menanam secara tumpangsari dan susunan tanaman sayur yang berselang-seling dalam suatu lahan dengan jarak tanam yang memadai dapat juga menolong untuk mengurangi penyakit.
f.
Perlakuan benih dan pengendalian penyakit secara kimiawi. Bahan kimia dapat digunakan untuk mengendalikan patogen tanaman termasuk benih dan fungisida yang diaplikasikan di udara dan fungsi tanah. Perlakuan benih seperti perlakuan panas dan benih yang diselimuti fungisida sering dilakukan sebelum benih ditanam. Patogen yang terbawa tanah termasuk nematoda dikendalikan dengan methom sodium dan methyl isothiocyanate. Metil bromida sering digunakan untuk mengendalikan penyakit yang terbawa tanah di dalam screenhouse atau di lahan.
14. Manfaat pemberian lanjaran pada tanaman sayur yang tumbuhnya memanjat atau membelit adalah supaya tanaman dapat tumbuh tegak. Pemberian lanjaran ini dimaksudkan pula untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman sayur seperti pemberian air irigasi, pembumbunan, pengendalian hama, penyakit dan gulma serta pemberian pupuk. Pada tanaman sayur yang tumbuhnya memanjat atau membelit yang penyerbukannya dibantu oleh serangga dengan pemberian lanjaran akan membantu aktivitas serangga dalam penyerbukan sehingga dapat meningkatkan pembentukan buah, seperti contohnya pada tanaman mentimun. Pemberian lanjaran ini juga dimaksudkan supaya tanaman sayur dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Universitas Gadjah Mada
44
5.4.3. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bagi mahasiswa yang dapat mengerjakan soal tes formatif dengan paling tidak 70% jawaban benar maka mahasiswa dapat melanjutkan belajar ke pokok bahasan berikutnya. Akan tetapi apabila jawaban benar kurang dan 70% maka mahasiswa mempersilahkan mempelajari kembali Pokok Bahasan V ini dengan menambah bahan bacaan dan buku acuan yang disebutkan atau sumber lainnya yang relevan dengan pokok bahasan ini.
5 5.BUKU ACUAN
Ashari, S. Hortikultura: Aspek Budidaya. 1 995. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. AVRDC. 1990. Vegetable Production Training Manual. Asian Vegetable Research and Development Center. Shanhua, Tainan. Taipei. Bautista, O.K. and R.C. Mabesa (eds.). 1986. Vegetable Production. University of The Philippines, Los Banos. Philippines. Bautista, O.K., H.V. Valmayor, P.C. Tabora and R.R.C. Espino. 1983. Introduction to Tropical Horticulture. University of The Philippines, Los Banos. Philippines. Knott, J.E. and J.R. Deanon. 1 970. Vegetable Production in Southeast Asia. University of The Philippines, Los Banos. Philippines. Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1 998. Sayuran Dunia 1. Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi kedua. Penerbit ITB, Bandung. Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi kedua. Penerbit ITB, Bandung. Siemonsma, J.S. and K. Piluek (eds.). 1994. Plant Resources of South-East Asia: Vegetables. No. 8. Bogor. Williams, C.N., J.O. Uzo dan W.T.H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika (Terjemahan oleh: S. Ronoprawiro dan G. Tjitrosoepomo). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada
45