Variabel dan definisi operasional A. Variabel Penelitian 1. Pengertian Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya. Mengidentifikasi suatu variabel untuk diteliti dalam suatu proyek riset mencakup penangkapan hanya sebagaian tentang yang dapat ditunjukkan oleh konsep. Peneliti harus memutuskan bagaimana menentukan variabel yang akan diukur. Identifikasi variabel yang jelas akan memberikan petunjuk bagi suatu proyek riset. Jadi segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya maka bias disebut sebagai suatu variabel. Kegunaan dari variabel antara lain adalah untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data untuk pengujian hipotesis.
2. Macam-Macam Variabel Dalam terminologi metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian. Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam-macam variabel penelitian dapat dibedakan antara lain variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel perancu. a. Variabel bebas (variabel Independent) Variabel independent yaitu variabel yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variable terikat (dependent variabel). Variable ini sering disebut sebagai variabel Stimulus, predictor, antecedent, variabel pengaruh, variabel perlakuan, kausa, treatment, risiko, atau variable bebas. Dalam structural equation modeling atau pemodelan persamaan struktural, variabel independen disebut juga sebagai variabel eksogen. Jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Contoh :
1) Pengaruh terapi musik terhadap penurunan tekaknan darah pada pasien lansia Kata terapi musik merupakan variabel independen. 2) Hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar mahasiswa Keperawatan Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi mahasiswa untuk menjadi perawat. b. Variabel tergantung (variable dependent) Variable tergantung adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel tergantung sering disebut sebagai variabel akibat, variabel output, variabel efek, variabel terpengaruh, variabel terikat atau variabel tergantung. Dalam structural equation modeling atau pemodelan persamaan struktural, variabel Independen disebut juga sebagai variabel indogen. Contoh : 1) Pengaruh terapi musik terhadap penurunan tekaknan darah pada pasien lansia Kata penurunan tekanan darah merupakan variabel dependen. 2) Hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar mahasiswa Keperawatan Variabel dpendent dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa untuk menjadi perawat. c. Variabel Moderator Variabel moderator adalah variable yang diangkat untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variable terikat. Variabel moderator ini mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel Moderator disebut juga Variabel Independen Kedua. Contoh: hubungan variabel independen - moderator - dependen : 1) Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.
2) Jika peneliti ingin meneliti efektifitas penyuluhan kesehatan dengan metode visual dan audia kepada klien terhadap pengobatan yang diberikan. Jika klien yang cocok dengan metode visual dan audio dipisahkan, kemudian dianalisa sendiri-sendiri maka perbedaan pengetahuan pengobatan kelompok metode visual dan kelompok audio akan terlihat nyata. Dalam hal ini karakteristik klien (kecocokan metode) merupakan variable moderator terhadap hubungan antara variable bebas metode visual dan audio dan variable terikat (pengetahuan pengobatan). 3) jika peneliti ingin mempelajari pengaruh variabel X terhadap variabel terikat Y tetapi ragu-ragu apakah hubungan X dan Y tersebut berubah karena variabel Z, maka Z dapat dianalisis sebagai variabel moderator. d. Variabel kontrol Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental. Variabel control perlu di kalau tidak disingkirkan akan mempengaruhi hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Contoh: Pada penelitian tentang pengaruh senam nifas ibu pasca salin terhadap involusi uteri, maka factor usia, dan paritas bisa dianggap sebagai variable kontrol. Pengontrolan dapat dilakukan dengan membatasi sample pada ibu-ibu pasca salin dengan paritas 1 dan usia antara 20-30 tahun. e. Variabel Perancu Yaitu jenis variable yang berhubungan dengan variable bebas dan variable terikat, tetapi bukan merupakan variable antara. Contoh : Peneliti ingin mencari hubungan antara kebiasaan minum kopi dan insiden PJK. Kebiasaan merokok merupakan variable perancu., oleh karena ia berhubungan dengan kebiasaan minum kopi dan berhubungan pula dengan kejadian insiden penyakit jantung koroner.
Cara menyingkirkan perancu - Retriksi yaitu Menyikirkan variabel perancu dari setiap subyek penelitian. - Matching yaitu proses menyamakan variabel perancu diantara dua kelompok. - Randomisasi yaitu merupakan cara efektif untuk menyingkirkan pengaruh variabel perancu. f. Variabel Intervening Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat. Contoh: Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu budaya lingkungan tempat tinggal. 3. Penentuan variable penelitian Penentuan variabel penelitian yang dapat diukur dan perumusan hubungan antara variabel adalah dua langkah yang sangat penting dalam penelitian. Namun demikian, dua langkah ini sering kurang diperhatikan sehingga akibatnya peneliti tidak dapat menguji hipotesa-hipotesa dengan cermat. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel yaitu variabel pengaruh (independent variable) dan variabel terpengaruh (dependent variable). 4. Jenis/Tipe hubungan antara variabel Dikenal ada 3 (tiga) macam hubungan variabel yaitu : a. Hubungan Simetris Hubungan simetris adalah hubungan di mana variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel yang lainnya. Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat mandiri. Ada empat kelompok hubungan simetris, yaitu :
-
Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama. Kedua variabel berkaitan secara fungsional. Hubungan yang kebetulan semata-mata.
Korelasi Simetris terjadi karena : - Kebetulan, misalnya kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras. - Sama-sama merupakan akibat dari factor yang sama (sebagai akibat dari variabel bebas). Contoh adalah hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”. - Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama. Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot ; Keduanya merupakan indicator “Kemampuan” Kontraksi Otot. b. Hubungan Asimetris Hubungan asimetris adalah hubungan di mana satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Contoh tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan arterosklerosis. Ada enam tipe hubungan asimetris, yaitu : - Hubungan antara stimulus dan respons. - Hubungan antara disposisi dan respons. - Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku. - Hubungan antara prekondisi dan akibat tertentu. - Hubungan yang imanen. - Hubungan antara tujuan dan cara. Berbagai Hubungan Asimetris antara lain : 1)Hubungan Asimetris Dua Variabel Penelitian survai dan penelitian sosial umumnya lebih banyak diarahkan kepada hubungan asimetris yaitu hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Kedua variabel ini dalam uraian selanjutnya akan disebut variabel pokok. Hubungan antara dua jenis variabel itu merupakan titik pangkal analisa dalam ilmu sosial. Hubungan itu dapat berupa hubungan antara dua variabel saja (hubungan bivariat) atau antara lebih dari dua variabel, biasanya antara satu variabel terpengaruh dan beberapa variabel pengaruh (hubungan multivariat).
2)Hubungan Asimetris Tiga Variabel Dalam realita suatu hubungan sebab akibat yang terbatas pada dua variabel jarang terjadi. Kecuali analisa multivariat antara beberapa variabel pengaruh dan variabel terpengaruh, ada cara lain untuk memasukkan kedalam analisa variabel tambahan yang mempengaruhi variabel terpengaruh dan variabel pengaruh. Pengaruh variabel ketiga atau keempat tersebut dapat “dikontrol’ baik melalui sistem analisa maupun cara penentuan sampel. Dengan demikian penelitian dapat mengamati hubungan antara dua variabel yang diteliti tanpa “gangguan” dari variabel-variabel tersebut. c. Hubungan Timbal Balik Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat dari variabel lainnya atau antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh -mempengaruhi. Contoh : Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi. Malabsorbsi akan mengakibatkan malnutrisi, sedangkan malnutrisi mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan malabsorbsi
B. Definisi Operasional 1. Pengertian Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitihan. Pada definisi operasional akan dijelaskan secara padat mengenai unsur penelitian yang meliputi bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel. 2. Bagian Definisi Operasional Didalam definisi operasional terdapat beberapa point penting yang perlu dicantumkan untuk memudahkan pembaca dalam mencerna penelitian yang akan dilakukan, point penting antara lain nama variable, definisi variable berdasarkan konsep/maksud penelitian, hasil ukur / kategori dan skala pengukuran. Tabel 7.1 Definsi operasional
No
Variabel
Definsi
Indikator
Alat Ukur
Skala
Skor
a. Definisi variabel Sebelum suatu variabel dapat diukur, perlu untuk pertama kali dibuat prosedur atau definisi operasional yang menguraikan bagaimana pengukuran akan dibuat dan penjelasan mengenai variabel tersebut menurut peneliti. Contoh definisi operasional : - Fertilitas seorang wanita, adalah jumlah kelahiran hidup selama masa reproduksinya. - Pengetahuan Tentang HIV-Aids, adalah jumlah jawaban responden yang benar terhadap 20 pertanyaan mengenai imunisasi. b. Indikator / pengukuran Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap obyek atau fenomena menurut aturan tertentu. Ada tiga kata kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi terhadap pengukuran, yaitu angka, penetapan dan aturan. - Angka, adalah sebuah simbol dalam bentuk 1, 2, 3, … dan seterusnya, yang tidak mempunyai arti, kecuali diberikan arti kepadanya. Jika pada angka telah dikaitkan dengan arti kuantitatif, maka angka tersebut berubah menjadi bilangan (number). - Penetapan, adalah memetakan (Mapping). - Aturan, adalah panduan atau perintah untuk melaksanakan sesuatu. Dalam mengukur, aturan yang diberikan bisa saja seperti ini bila mampu menjawab tujuh sampai dengan sepuluh pertanyaan dengan jumlah pertanyaan sepuluh maka diberi kode 1 katagori baik, bila mampu menjawab pertanyaan lima sampai tujuh diberi angka dua dengan kataori cukup dan bila mampu menjawab kurang dari lima diberi kode 3 dengan katagori jelek. Yang diukur dari suatu obyek sebenarnya bukanlah obyek tersebut, juga bukan sifatnya, tetapi indikator dari sifat tersebut. Misalnya Indikator dari pencemaran air buangan adalah BOD (biochemical Oxigen Demand) dari air bunagan terebut. Kriteria indikator yang baik sensitif, stabil, dapat diukur. - Sensitif, artinya indikator tersebut harus sensitif terhadap perubahan situasi dan kondisi.
- Stabil, artinya status pengukuran dan perubahan yang terjadi harus stabil dan kontinnyu. - Dapat diukur (measurability of event), artinya perubahan kondisi harus dapat diobservasi dan diukur dengan tepat, dan prosedur pengukurannya sederhana. c. Alat Ukur Alat ukur ini maksudnya adalah cara pengumpulan data. Ada beberapa cara pengumpulan data, yaitu kuesioner (daftar pertanyaan), pengamatan (observasi) / angket dan wawancara. 1) Kuesioner (daftar pertanyaan) Adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir. Menurut jenis penyusunanya dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu : a) Kuesioner tipe isian Pengajuan pertanyaan dalam bentuk pertanyaan atau permintaan komentar terhadap suatu kejadian atau keadaan. Ada dua bentuk, yaitu : - Kuesioner open end item, responden diberi kebebasan seluasluasnya untuk memjawab pertanyaan. Misalnya, Bagaimana pendapat saudara jika : Semua orang yang ketahuan melakukan pelacuran dikebiri …………………………………………………………………………………………… Orang-orang yang korupsi ditembak saja. ………………………………………………………………………………................ - Kuesioner supply type item, responden hanya memberikan kebebasan menjawab yang terbatas. Misalnya : Hobby saudara apa :………………… Penyakit apa yang paling saudara takuti: :……………… b) Kuesioner tipe pilihan. Yaitu Cuma meminta responden untuk memilih salah satu jawaban atau lebih dari sekian banyak jawaban yang sudah disediakan. Misalnya :
Apakah anda mempunyai keinginan untuk mengabdi dan menolong orang lain yang menderita sakit ? Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Apakah anda mempunyai keinginan menjadi ministering angel bagi orang yang membutuhkan anda ? Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Apakah anda interes pada ilmu keperawatan ? Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pertanyaan adalah sebagai berikut : Pertanyaan harus ditulis dengan kalimat yang sederhana, singkat dan jelas, sehingga mudah dimengerti, baik oleh responden maupun pelaksana. Pertanyaan jangan mempunyai arti ganda, sedapat mungkin pertanyaan jangan sampai menyinggung perasaan. Usahakan agar tidak ada pertanyaan yang mengharuskan responden mengingat kembali masa lampau, misalnya pada umur berapa ibu mendapat haid pertama ? Usahakan agar pertanyaan tidak mengharuskan responden untuk menghitung, misalnya berapa selisih umur ibu dengan putra ibu yang kedua? 2) Pengamatan (observasi) / angket. Ada beberapa jenis pengamatan, yaitu :
a) Pengamatan terlibat (observasi partisipasif). Pengamat benar-benar mengambil bagian dalam kegiatankegiatan yang dilakukan dengan kata lain pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas yang telah diselidiki. b) Pengamatan sistematis Pengamatan yang mempunyai kerangka atau struktur yang jelas. Dan pada umumnya observasi sistematis ini didahului suatu observasi pendahuluan, yakni dengan observasi partisipasif. c) Obsevasi eksperimental Dalam observasi ini pengamat dimasukan dalam kondisi dan situasi tertentu. maka observasi ini sering disebut pengamatan terkendali. Beberapa alat Observasi, antara lain adalah : a) Check List Adalah daftar pengecek, berisi nama subyek dan beberapa gejala / identitas lainnya dari sasaran pengamatan. Pengamat tinggal memberikan tanda check (x) pada daftar yang telah disediakan. b) Skala Penilaian (rating scale) Adalah daftar yang berisikan ciri-ciri tingkah laku, yang dicatat secara bertingkat. c) Daftar riwayat kelakuan (anecdotal record) Adalah catatan – catatan mengenai tingkah laku seseorang yang luar biasa sifatnya atau yang khas. d) Alat-alat mekanik (elektronik) Alat ini antara lain adalah : alat perekam, alat fotografis, film, tape recorder dan –lain-lain. 3) Wawancara Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data secara lisan dari responden atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan responden. Pengumpulan data dengan teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh data yang bersifat fakta, misalnya umur, pekerjaan, jumlah anak dan lainya. Wawancara dapat pula digunakan untuk mengetahui sikap, pendapat, pengalaman, dan lain-
lain. Misalnya, sikap terhadap program imunisasi pada ibu hamil, pendapat tentang prosedur pelayanan pengobatan dan lain-lain. Keuntungan pengumpulan data dengan teknik wawancara adalah : Flesibel karena urutan masalah tidak harus sesuai dengan dfatar pertanyaan. Jawaban dapat diperoleh dengan segera. Dapat menilai sikap dan kebenaran jawaban yang diberikan oleh responden. Dapat membantu responden dalam mengingat hal-hal yang lupa. Kerugian pengumpulan data dengan teknik wawancara adalah : Relatif membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang besar. Dapat menimbulkan kesalahan atau bias yang berasal dari pewancara maupun dari responden. Bila pertanyaan yang diajukan terlalu banyak maka akan melelahkan hingga kualitas data akan menurun. Untuk mengatasi hal tersebut wawancara dapat dilakukan 2 kali. d. Skala ukuran Berkaitan dengan proses kuantifikasi , data dan variabel biasanya diklasifikasikan dalam empat jenis skala pengukuran. Klasifikasi ini selain untuk keperluan penentuan alat pengambil data, juga sangat penting untuk penentuan metode analisis mana yang sesuai diterapkan. Tingkat pengukuran yang luas digunkakan dibagi dalam empat katagori yaitu ukuran nominal, ordinal, interval dan rasio. 1) Ukuran Nominal Ukuran nominal adalah ukuran yang hanya diperoleh atau yang ditetapkan atas dasar proses penggolongan Diperoleh dari hasil menghitung dan membilang (bukan mengukur), jadi yang kita lakukan hanyalah menghitung semata-mata banyaknya subyek misalnya wanita sekian orang, pegawai sekian orang yang sifatnya hanya membedakan. Ukuran nominal ini adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek hanya mempunyai arti sebagai objek saja, dan tidak menunjukkan jarak maupun ukuran antara katagori dalam ukuran itu. Objek dikelompokkan kedalam himpunanhimpunan yang tidak boleh tumpang tindih dan bersisa.
Beberapa data nominal antara lain : jenis kelamin, kehadiran (hadir dan tak hadir, tempat kelahiran (disurabaya), kebangsaan 115 (Indonesia), bahasa (Inggris), Jabatan (ketua, bendahara, sekretaris), 95 pekerjaan (pegawai, pedagang, petani, dsb). 2) Ukuran Ordinal Data berjenjang atau berbentuk peringkat, artinya jarak satu data dengan yang lain mungkin tidak sama. Juara I, II, III ; golongan I, II, III; tingkat pendidikan; derajad keasaman dan sebagainya yang menunjukkan peringkat antara data satu dengan lainnya. 3) Ukuran Interval Pengukuran bersifat kontinyu, yang didalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama, selain mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut juga memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya. Ciri khas data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai nol absolut. Pada data ini, walaupun datanya nol, tetapi masih memiliki nilai. Misalnya nol derajad celcius, ternyata masih ada nilainya. 4) Ukuran Rasio Data yang jaraknya sama tetapi memiliki nilai nol absolut, artinya kalau data nol berarti tidak ada apa-apanya. Misalnya : Hasil pengukuran panjang (M), berat (kg). Bila nol meter maka tidak ada panjangnya. Ukuran rasio diperoleh apabila selain informasi tentang urutan dan interval antar responden juga bila dipunya informasi tambahan tentang jumlah absolut antribut yang dimiliki oleh salah satu obyek. Jadi ukuran rasio adalah suatu bentuk interval jaraknya tidak dinyatakan sebagai perbedaan nilai antar obyek tetapi antara obyek dengan nilai nol absolut. Karena terdapat titik nol maka perbandingan rasio dapat ditentukan. Tabel 7.2: Sifat setiap skla pengukuran Skala Pengukuran Nominal Ordinal Interval Rasio
Sifat Membedakan + + + +
Jenjang + + +
Selisih + +
Kelipatan +
e. Skor Adalah nilai dari hasil penelitian yang kita buat sesuai dengan kriteria penelitian kita. Misalnya : Pengetahuan tentang penularan TB Paru, ada soal sejumah 20 buah sibuat skor sebagai berikut : - Kurang : 0 - 7 jawaban benar - Cukup : 8 - 14 jawaban yang benar - Baik :15 - 20 jawaban benar Skor juga bias diperoleh dengan bantuan alat statistik, misalnya memakai nilai rata-rata (mean), nilai diatas rata-rata dinyatakan baik dan nilai rata-rata kebawah dinyatakan kurang baik. Contoh : variabel Variabel dependen Produktifitas kerja perawat
Definisi Operasional Persepsi perawat pelaksana mengenai pekerjaanya yang mencerminkan kemampuan untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang bermutu dengan indikator efficacy, efektifitas, efisiensi.
Cara Ukur
Hasil ukur
Menggunakan kuesioner sebanyak 26 item pertanyaan. komponen item. Setiap item bernilai : 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Nilai terendah 26 dan tertinggi 104 dikelompokan: baik dan kurang baik dengan analisa menggunakan nilai tengah rentang skor kumulatif
Skala ukur ordinal