JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 WACANA KEPEMIMPINAN: ANALISIS MAKNA KONOTASI DALAM TEKS PIDATO PERDANA PRESIDEN JOKOWI (Leadership Work: Consumer Meaning Analysis in Primary Property Text Principle Jokowi) oleh/by: Veni Nurpadillah Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Posel
[email protected] Diterima: 16 Februari 2017; Disetujui: 5 Mei 2017
ABSTRAK Pidato pemimpin yang mempunyai keunikan gaya bahasa adalah pidato Jokowi. Atas dasar keunikan gaya pidato Jokowi disertai komunikasi langsung dengan rakyat (blusukan) merupakan keunggulan yang dimiliki oleh Jokowi dibanding presiden Indonesia sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti pidato perdana ketika Jokowi sudah resmi menjadi presiden dalam Pemilihan Umum Presiden 2014 di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan makna konotasi yang terdapat pada teks pidato perdana Jokowi. Manfaat penelitian ini, masyarakat dapat mengetahui makna konotasi yang terdapat dalam teks pidato Jokowi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metodologi kualitatif deskriptif, adapun sumber data dalam penelitian ini adalah teks pidato perdana Presiden Joko Widodo. Penggalan kalimat dalam teks pidato perdana Presiden Joko Widodo merupakan salah satu data utama dalam penelitian ini. Teknik analisis data dengan cara baca markah dan teknik tulis. Hasil penelitian ini yakni terdapat makna konotasi dalam teks pidato perdana presiden Joko Widodo. Hasil penelitian ini terdapat dua jenis makna konotasi yakni konotasi positif dan konotasi negatif, dan terdapat 7 kata dan frasa yang bermakna konotasi di dalam teks pidato presiden Joko Widodo. Kata kunci: wacana, kepemimpinan, makna konotasi, presiden Jokowi
___________________________________________________________________________ ABSTRACT Speech leader who has a unique style of language is a speech Jokowi. On the basis of the uniqueness of Jokowi's speech style along with direct communication with the people (blusukan) is an advantage possessed by Jokowi compared to the previous Indonesian president. Therefore, researchers are interested in researching the inaugural speech when Jokowi has officially become president in the 2014 Presidential Election in Indonesia. This research was conducted to describe the connotation meaning contained in Jokowi's first speech texts. Benefit of this research, people can know the meaning of connotation contained in Jokowi speech texts. This research is a qualitative research using descriptive qualitative methodology, while the data source in this research is the text of President Joko Widodo's speech. Sentence fragments in the text of the prime speech of President Joko Widodo is one of the main data in this study. Techniques of data analysis by reading the markup and writing techniques. The result of this research is that there is connotation meaning in the text of presidential speech of Joko Widodo. The results of this research are two types of connotation meaning positive connotation and negative connotation, and there are 7 words and phrases that mean connotation in the text of presidential speech Joko Widodo. Keywords: discourse, leadership, connotation meaning, president Jokowi
PENDAHULUAN Semantik sebagai ilmu yang mengkaji makna memiliki cabang makna atau jenis-jenis makna. Salah satunya adalah makna konotasi. makna konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias.
Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik. Makna memiliki peran penting dalam memaknai sebuah kalimat. Makna dapat dibedakan berdasarkan intonasi kalimat, kontek atau situasi dan cakapan kata tersebut dalam kalimat. Makna kata 83
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 adalah kelompok kata atau kelompok kata pendengarnya,khususnya rakyat Amerika, yang didasarkan atas hubungan lugas untuk selalu bersatu” (Nhat, 2008:15 ). antara satuan bahasa atau isi suatu Presiden merupakan orang yang pembicaraan serta pikiran. Kalimat yang berperan sebagai kepala negara dalam mengandung makna konotasi sering kita pemerintahan yang berbentuk republik. dengar di tengah-tengah kita. Hal itu Setiap hal yang dilakukan oleh presiden membuat percakapan menjadi lebih biasanya tersusun secara sistematis, menarik. Bukan hanya di dalam terutama dalam kaitan dengan pelaksanaan percakapan yang dilakukan oleh individu tugas. Apalagi dalam hal berbicara, terhadap individu lain yang mengandung presiden sangat berhati-hati agar apa yang makna konotasi, tetapi di dalam karya tulis diucapkan tidak menjadi bumerang bagi seperti pidato dan teks-teks lainnya juga dirinya sendiri. Berkaitan dengan mengandung makna konotasi tersebut. berbicara, presiden sangat erat kaitannya Salah satu ragam berbicara yang sering dengan pidato. Pidato yang dilakukannya digunakan dalam penataran, peringatan, harus tersusun secara sistematis, seminar, dan perayaan dari dahulu sampai khususnya pada acara-acara resmi negara. sekarang adalah pidato. Pidato resmi yang dilakukan oleh presiden Seorang peminpin, ahli, guru, dan biasanya menggunakan naskah yang telah mahasiswa hendaknya berusaha memiliki disiapkan. keterampilan berbicara dan kemampuan Kesuksesan Obama dalam berpidato karena bagaimana pun pada meyakinkan masyarakat Amerika suatu saat akan dituntut untuk berpidato. dipengaruhi oleh kesuksesan pidato Pidato merupakan suatu hal yang sangat dengan gaya bahasa tertentu. Tidak hanya penting, baik sekarang maupun waktu Obama, tokoh besar seperti Soekarno, yang akan datang, karena merupakan Jawarahal Nehru, Hitler, dan Napoleon penyampaian dan penanaman pikiran, mencapai sukses dan dikagumi informasi, atau gagasan pembicara kepada pengikutnya juga karena gaya komunikasi khalayak ramai. Seorang yang berpidato melalui pidatonya. Lesmana (2009:21) dengan baik akan mampu menyakinkan mengatakan bahwa ciri pidato Soekarno pendengarnya untuk menerima pikiran, adalah selalu menggerakkan tubuhnya informasi, gagasan, atau pesan yang dengan percaya diri, tidak peduli siapa pun disampaikan. audiensnya, dan disampaikan dengan Pidato adalah salah satu media bagi bahasa yang low context sehinngga mudah seseorang untuk menyampaikan pendapat, dipahami oleh masyarakat dari berbagai ide, dan informasi kepada orang lain di kalangan. suatu waktu dan tempat tertentu, seperti Salah satu pidato pemimpin yang saat upacara di sekolah dan pembukaan memunyai keunikan gaya bahasa adalah museum. Namun, sejatinya fungsi pidato presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko tidak sesempit itu. Melalui pidato, Widodo atau Jokowi. Joko Widodo seseorang dapat menanamkan mengawali karir politiknya sebagai pengaruhnya dan bahkan dapat Walikota Solo. The City Mayors memberikan arahan berpikir yang baik dan Foundation menempatkan Jokowi di posisi sistematis (Agustin, 2008:56). Serbagai ketiga sebagai Walikota Terbaik Dunia contoh, Obama menyampaikan bahwa dalam pemilihan World Mayor Project “berpidato bukan hanya untuk 2012. Setelah itu, Jokowi mencalonkan menyampaikan suatu informasi, tetapi juga diri menjadi Gubernur Jakarta bersama untuk menegaskan rencana ke depan untuk Ahok dan terpilih. Sebelum masa jabatan pembangunan negara dan pembuatan sebagai Gubernur Jakarta habis, Jokowi kebijakan, serta mengajak para terpilih menjadi presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan tahun 201484
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 2019. Keunikan gaya pidato dan tentang semantic, makna konotasi, dan komunikasi langsung dengan rakyat pidato. Berikut adalah pemaparannya. (blusukan) merupakan keunggulan Jokowi dibandingkan dengan presiden Indonesia Semantik sebelumnya. Oleh karena itu, maka Semantik dari bahasa Yunani peneliti tertarik untuk meneliti pidato semantikos (memberikan tanda, penting, perdana ketika Jokowi resmi menjadi dari kata sema, tanda), yaitu cabang presiden Republik Indonesia. linguistik yang mempelajari arti/makna Pemilihan pidato Jokowi sebagai yang terkandung pada suatu bahasa, kode, objek penelitian ini didasari oleh keunikan atau jenis representasi lain. Charles gaya pidato Jokowi yang berbeda dengan Morrist mengemukakan bahwa semantik tokoh politik lain. Jokowi dalam pidatonya menelaah hubungan-hubungan tanda-tanda terkesan santai dan menyelipkan guyonan dengan objek-objek yang merupakan dalam menyampaikan gagasannya seolahwadah penerapan tanda-tanda tersebut. olah menjadikan pidato politiknya sebagai Verhaar (1981:9) mengemukakan bahwa pembahasan santai. Meski terkesan semantik (Inggris: semantics) berarti teori banyak canda, ketegasan terpancar dari makna atau teori arti, yakni cabang laku dan gerak Jokowi ketika menjabat sistematik bahasa yang menyelidiki makna wali kota dan gubernur. Terbukti gaya atau arti. komunikasi pidatonya yang semi formal Berbeda dengan Charles dan mengantarkan kedekatannya dengan rakyat Verhar, Lehrer (1974:1) mengemukakan kecil. Gaya komunikasi blusukan dengan bahwa semantik adalah studi tentang dibarengi tindakan kerja nyata merupakan makna. Bagi Lehrer semantik merupakan dasar keunikan bagi Jokowi sebagai bidang kajian yang sangat luas karena pemimpin. Keunikan ketegasan berbalut menyinggung aspek struktur dan fungsi humor terpancar dari kerja waduk pluit, bahasa sehingga dapat dihubungkan rumah deret, sampai pada lelang jabatan. dengan psikologi, filsafat, dan antropologi. Penelitian ini dilakukan untuk Senada dengan Lehrer, Mansoer dan Chaer mengetahui makna konotasi yang (2002:4) mengemukakan bahwa semantik terkandung dalam teks pidato perdana adalah subdisiplin linguistik yang Presiden Joko Widodo, sehingga membicarakan makna. Semantik masyarakat dapat mengetahui makna merupakan salah satu dari tiga tataran konotasi dari teks pidato tersebut baik analisis bahasa (fonologi, gramatikal, dan makna konotasi postif maupun makna semantik). konotasi negatif. Penelitian ini merupakan Berdasarkan pendapat di atas, penelitian kualitatif yang menggunakan dapat disimpulkan bahwa semantik adalah metodologi kualitatif deskriptif, adapun ilmu linguistik yang mengkaji tentang sumber data dalam penelitian ini adalah makna bahasa, baik itu frasa, kata, klausa, teks pidato perdana Presiden Joko kalimat, wacana serta tanda. Sebagai ilmu Widodo. Penggalan kalimat dalam teks yang mengkaji makna. Semantik memiliki pidato perdana Presiden Joko Widodo cabang makna atau jenis-jenis makna, merupakan salah satu data utama dalam salah satunya adalah makna konotasi. penelitian ini. Teknik analisis data dengan Makna konotasi merupakan makna menggunakann teknik cara baca markah yang tidak sebenarnya dari suatu dan teknik tulis. kata atau tidak didasarkan atas kondisi kebenaran (non truth KERANGKA TEORETIS conditional) dan merupakan makna Dasar teoretis pada penelitian ini akan tambahan terhadap makna dasarnya menjelaskan beberapa teori yang berkaitan yang berupa nilai rasa dan dengan judul penelitian, yakni teori 85
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 Zgusta (1971:38) berpendapat bahwa bersifat subjektif sesuai makna konotatif adalah makna semua penggunanya. komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi Makna Konotasi menandai. Sebuah kata disebut memunyai makna Berdasarkan pada pendapat ahli konotatif apabila kata itu memunyai nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa makna rasa, baik positif maupun negatif. Jika konotasi adalah makna yang diberikan tidak memiliki nilai rasa, sebuah kata pada kata atau kelompok kata sebagai dikatakan tidak memiliki konotasi, tetapi perbandingan agar apa yang dimaksudkan dapat juga disebut berkonotasi netral. menjadi jelas dan menarik. Sebagai contoh Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kalimat yang mengandung makna konotasi kata seringkali juga terjadi sebagai akibat adalah Dia sedang tenggelam dalam digunakannya referen kata itu sebagai lamunannya . sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif, Pidato sebuah kata akan bernilai rasa yang Pidato adalah alat untuk menyampaikan isi positif. Jika digunakan sebagai lambang hati, perasaan, ide, program, pesan, sesuatu yang negatif, sebuah kata akan bujukan, dan ajakan (Lucas, 2004:32). bernilai rasa negatif. Misalnya, burung Pidato berkaitan erat dengan retorika, garuda. Karena dijadikan lambang Negara yaitu ilmu dan seni berbicara, karena Republik Indonesia, burung garuda seseorang seharusnya mengetahui seni menjadi bernilai rasa positif. Kemudian, berbicara di depan umum apabila ingin makna konotasi yang bernilai rasa negatif berpidato. tampak pada kata buaya yang dijadikan Hendrikus (1991:24) membagi lambang kejahatan. Padahal, binatang pidato menjadi beberapa jenis berdasarkan buaya itu sendiri tidak tahu menahu kalau faktor situasi, tempat, tujuan, dan isi dunia manusia Indonesia menjadikan pembicaraan. Faktor-faktor yang menjadi mereka lambang yang tidak baik. patokan untuk menentukan jenis pidato Makna konotasi sebuah kata dapat adalah: berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dan kelompok masyarakat yang lain. a. Bidang Politik Hal itu sesuai dengan pandangan hidup Pidato dalam dunia politik adalah pidato dan norma-norma penilaian kelompok yang bersifat politis dan pada umumnya masyarakat tersebut. Misalnya, kata babi. rakyat menjadi massanya. Tujuan dari Di daerah yang penduduk mayoritasnya pidato politik ini adalah mempengaruhi beragama Islam, kata itu memiliki dan membakar semangat orang yang konotasi negatif karena binatang tersebut mendengarkan. Jenis pidato dalam bidang menurut hukum islam adalah haram dan politik adalah pidato kenegaraan, pidato najis. Namun, di daerah yang parlemen, pidato pada perayaan nasional, penduduknya mayoritas bukan Islam pidato pada kesempatan demonstrasi, dan seperti di pulau Bali atau pedalaman pidato kampanye. Papua, kata babi tidak berkonotasi negatif. Makna konotatif dapat juga b. Kesempatan khusus berubah dari waktu ke waktu. Misalnya Pidato pada kesempatan khusus biasanya kata ceramah. Kata ceramah dahulu berupa sambutan dalam suatu acara berkonotasi negatif karena berarti pertemuan keluarga, perusahaan, dan ‟cerewet„, tetapi sekarang konotasinya sidang organisasi. Pidato atau kata positif. Sebaliknya, kata perempuan sambutan ini lebih bertujuan untuk dahulu sebelum zaman Jepang berkonotasi menggerakkan hati dan bukan pikiran netral, tetapi kini berkonotasi negatif. 86
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 pendengar. Adapun jenisnya adalah pidato pidato yang terlalu luas akan menjadi ucapan selamat datang, pidato untuk dangkal isi pidato tersebut, dan yang member motivasi, pidato ucapan syukur, terakhir (9) pidato yang mengandung pidato pembukaan, dan pidato penutup. humor, tetapi tidak boleh terlalu berlebihan, sekedarnya saja untuk c. Kesempatan resmi menyegarkan pikiran para pendengar. Hampir sama dengan pidato pada kesempatan khusus, pidato pada METODOLOGI PENELITIAN kesempatan resmi juga sering disebut Penelitian ini merupakan penelitian sebagai kata sambutan. Pidato yang kualitatif yang bersifat deskriptif. Bogdan disampaikan haruslah dibawakan dengan dan Taylor (dalam Moleong, 2000:3) sesingkat mungkin dan bertujun untuk mendefinisikan metodologi kualitatif menggerakaan perasaan, dan bukan untuk sebagai prosedur penelitian yang menanamkan pengertian rasional.Jenis menghasilkan data deskriptif berupa katapidato dalam kesempatan resmi adalah kata tertulis atau lisan dari orang-orang pidato hari ulang tahun, pidato pernikahan, dan perilaku yang dapat diamati. pidato perpisahan, pidato pelantikan, serta Pendekatan deskriptif kualitatif dalam pidato pesta perak dan pesta emas. penelitian ini adalah prosedur penelitian dengan hasil sajian data berupa deskripsi d. Pertemuan informatif konotasi dalam teks pidato pertama Yang dimaksud dengan pertemuan Presiden Joko Widodo. Dalam penelitian informatif adalah pertemuan dalam ini, peneliti berperan sebagai perencana, kelompok kecil atau besar, baik dalam pelaksana pengumpul data, penafsir dunia pendidikan maupun bidang data, penganalisis, dan pada akhirnya kehidupan lain, dengan maksud memberi menjadi pelapor hasil penelitian dan membagi informasi atau membahas (Moleong, 2000:121). Jadi, dalam suatu masalah secara ilmiah. Jenispidato penelitian ini peneliti berperan sebagai ini adalah pidato saat kuliah, ceramah, instrumen penelitian. Adapun sumber data makalah, mengajar, dan wejangan penelitian ini adalah teks pidato perdana informatif, seperti presentasi. Presiden Joko Widodo. Penggalan kalimat Dalam berpidato, seseorang harus dalam teks pidato perdana Presiden Joko dapat menggunakan bahasa secara efektif Widodo merupakan salah satu data utama dan tepat sasaran, maksudnya pemilihan dalam penelitian ini. Metode dan teknik kata harus mudah dimengerti oleh orang pengumpulan data dalam penelitian ini yang mendengar. Untuk membedakan yaitu metode simak dengan suatu pidato baik atau tidak, dapat dilihat menggunakan teknik simak bebas libat dari ciri-ciri (1) pidato yang saklek cakap (SBLC). Selanjutnya, penggalan mengandung unsur kebenaran, (2) pidato kalimat yang merupakan konotasi dan yang jelas sehingga mudah dimengerti, (3) sudah dicatat dianalisis dengan pidato yang hidup dan menarik, biasanya menggunakan teknik analisis baca markah diawali dengan ilustrasi dan juga definisi, dan teknik tulis. (4) pidato yang memiliki tujuan, (5) pidato yang memili klimaks untuk memperbesar PEMBAHASAN ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar, Pada tanggal 20 Oktober 2014, pasangan (6) pidato yang memiliki pengulangan Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla dilantik sehingga dapat memperkuat isi pidato dan menjadi presiden oleh MPR. Rakyat memperjelas pengertian pendengar, (7) Indonesia sangat menanti-nanti momen ini, pidato yang berisi hal-hal yang terutama saat Presiden berpidato. Pidato mengejutkan, (8) pidato yang dibatasi pada perdana presiden ini menjadi penting satu atau dua soal tertentu saja karena karena merupakan cermin dari agenda 87
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 besar yang akan dijalankan oleh Kesembilan. Dan yang saya hormati pemerintahannya pada lima tahun ke Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang depan. Selain itu, banyak juga pihak yang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia menunggu pidato ini karena sebelumnya, Keenam. Bapak Prof. Dr. Boediono, Wakil saat debat capres, pidato Joko Widodo Presiden Republik Indonesia Kesebelas. dinilai kurang memuaskan. Dengan begitu, Yang saya hormati Ibu Shinta Nuriyah pidato perdana Presiden ini pun sebagai Wahid. Yang saya hormati rekan dan pembuktian kemampuan berpidatonya. sahabat baik saya, Bapak Prabowo Dalam penelitian ini pidato Subianto, dan Bapak Hatta Rajasa. Yang perdana Presiden Republik Indonesia saya hormati para pimpinan lembagaKetujuh, Joko Widodo, saat pelantikannya lembaga tinggi negara. Yang saya hormati sebagai presiden akan dianalisis secara dan yang saya muliakan Kepala Negara semantik. Akan diungkapkan makna apa dan pemerintahan serta utusan khusus saja yang terkandung dalam pidato dari negara-negara sahabat. tersebut. Analisis terhadap pidato tersebut Para tamu undangan yang saya hormati, menggunakan teori makna menurut Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah Geoffrey Leech. Menurut Lecch air, hadirin yang saya muliakan. Baru saja (1974:19), terdapat tujuh tipe makna, yaitu kami, Jokowi dan JK, mengucapkan makna konseptual, makna konotatif, sumpah. Sumpah itu memiliki spiritual makna stilistika, makna afektif, makna yang amat dalam yang menegaskan kolokatif, makna asosiatif, dan makna komitmen untuk bekerja keras, mencapai tematik. Namun, penelitian ini difokuskan kehendak kita bersama sebagai bangsa pada makna konotatif dalam pidato yang besar. Kini saatnya kita menyatukan Perdana Presiden Joko Widodo.Transkrip hati dan tangan. Kini saatnya kita pidato Presiden Joko Widodo ini diperoleh bersama-sama melanjutkan ujian sejarah dari akun facebook resmi milik Presiden berikutnya yang mahaberat, yakni Joko Widodo. Transkrip pidato ini sudah mencapai dan mewujudkan Indonesia diubah tanda baca seperlunya tanpa yang berdaulat di bidang politik, berdikari mengubah isi, susunan, dan maknanya. di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Saya yakin tugas sejarah yang mahaberat ini akan bisa kita Transkrip pidato: Di Bawah Kehendak Rakyat dan pikul bersama-sama dengan persatuan, Konstitusi dengan gotong-royong, dan dengan kerja Bismillahirrahmanirrahim. keras. Persatuan dan gotong-royong Assalamualaikum warahmatullahi adalah syarat bagi kita untuk menjadi wabarakatuh. Selamat pagi, salam bangsa yang besar. Kita tidak akan sejahtera untuk kita semuanya. Om pernah besar jika kita dalam keterbelahan swastiastu namo budaya. dan keterpecahan. Dan kita tidak pernah Yang saya hormati para pimpinan dan betu-betul merdeka tanpa kerja keras. seluruh anggota MPR. Yang saya hormati Pemerintahan yang saya pimpin akan Wakil Presiden Republik Indonesia. Yang bekerja untuk memastikan bahwa setiap Saya Hormati Bapak Prof. Dr. B.J. rakyat di seluruh pelosok tanah air Habibie, Presiden Republik Indonesia merasakan kehadiran pelayanan Ketiga. Yang saya hormati Ibu Hj. pemerintahan. Saya juga mengajak Megawati Soekarnopoetri, Presiden seluruh lembaga negara untuk bekerja Republik Indonesia Kelima. Yang saya dalam semangat yang sama dalam hormati Bapak Try Sutrisno, Wakil menjalankan tugas dan fungsinya masingPresiden Republik Indonesia Keenam. masing. Saya yakin, negara ini akan Yang saya hormati Bapak Hamzah Haz, semakin kuat dan berwibawa jika semua Wakil Presiden Republik Indonesia lembaga bekerja memanggul mandat yang 88
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 telah diberikan oleh konstitusi kita.Kepada kemerdekaan,perdamaian abadi, dan para nelayan, para buruh, para petani, keadilan sosial. para pedagang bakso, para pedagang Saudara-saudara sebangsa dan setanah asongan, supir, akademisi, guru, TNI, air. Atas nama rakyat dan Pemerintah Polri, pegusaha, dan kalangan Indonesia, saya mengucapkan terima kasih profesional, saya menyerukan untuk sebesar-besarnya. Kepada yang mulia bekerja keras, bahu-membahu, bergotongKepala Negara, Pemerintahan, serta royong karena inilah momen sejarah bagi utusan khusus dari negara-negara kita semua untuk bergerak bersama, untuk sahabat, saya ingin menegaskan, di bawah bekerja, untuk bekerja, dan bekerja. pemerintahan saya, Indonesia sebagai negera terbesar ketiga dengan penduduk Hadirin yang mulia. Kita juga ingin hadir muslim terbesar di dunia, sebagai negara di antara bangsa-bangsa dengan kepulauan, dan sebagai negara terbesar di kehormatan, dengan martabat, dengan Asia Tenggara akan terus menjalankan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa politik luar negeri yang bebas aktif yang yang bisa menyusun peradaban sendiri. diabdikan untuk kepentingan nasional dan Bangsa besar yang kreatif, yang bisa ikut ikut serta dalam melaksanakan ketertiban menyumbangkan keluhuran bagi dunia berdasarkan kemerdekaan, peradaban global. Kita harus bekerja perdamaian abadi, dan keadilan sosial. sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Pada kesempatan yang bersejarah ini, Indonesia sebagai negara maritim. perkenankan saya atas nama pribadi, atas Samudrea, laut, selat, dan teluk adalah nama Wakil Presiden Muhammad Jususf masa depan peradaban kita. Kita telah Kalla, atas nama bangsa Indonesia terlalu lama memunggungi laut, menyampaikan terima kasih dan memunggungi samudra, dan perhargaan setinggi-tingginya kepada memunggungi selat dan teluk. Kini, Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang saatnya kita mengembalikan semuanya Yudhoyono dan Bapak Prof. Dr. Boediono sehingga “Jalesveva Jayamahe” (di laut yang telah memimpin penyelenggaraan justru kita jaya) sebagai semboyan nenek pemerintahan selama lima tahun terakhir moyang kita di masa lalu bisa kembali lagi ini. membahana. Hadirin yang saya muliakan. Mengakhiri Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah pidato ini saya mengajak Saudaraair. Kerja besar untuk bangsa tidak saudara sebangsa dan setanah air untuk mungkin dilakukan sendiri oleh presiden mengingat satu hal yang pernah dan wakil presiden ataupun jajaran disampaikan oleh presiden pertama pemerintahan yang saya pimpin, tetapi Republik Indonesia Bung Karno bahwa membutuhkan topangan kekuatan untuk membangun Indonesia sebagai bersama, kekuatan kolektif yang negara besar, negara yang kuat, negara merupakan kesatuan seluruh bangsa. Lima yang makmur, negara yang damai, kita tahun ke depan menjadi momentum harus memiliki jiwa “Cakrawarti pertaruhan kita sebagai bangsa yang Samudra”, jiwa pelaut yang berani merdeka. Oleh sebab itu, bekerja, bekerja, mengarungi gelombang dan hempasan dan bekerja adalah yang utama. Saya ombak yang menggulung. Sebagai yakin dengan kerja keras dan gotongnakhkoda yang dipercaya oleh rakyat, royong kita akan mampu melindungi saya mengajak semua warga bangsa untuk segenap bangsa Indonesia dan seluruh naik ke atas kapal Republik Indonesia dan tumpah darah Indonesia, meningkatkan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. kesejahteraan umum, mencerdaskan Kita akan kembangkan layar yang kuat. kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan Kita akan hadapai gelombang samudra ketertiban dunia yang berdasarkan dengan kekuatan kita sendiri dan saya 89
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 akan berdiri di bawah kehendak rakyat dihasilkan sudah mendapat dan konstitusi. Semoga Tuhan yang Maha penambahan makna lain. Esa senantiasa merestui upaya luhur kita “ Kini saatnya kita menyatukan bersama. hati dan tangan” Wassalamualaikum warahmatullah Kata hati memunyai makna wabarakatuh. Semoga Tuhan memberkati. leksikal „organ badan yang berada Om shanti shanti om. Namo budaya. di bagian kanan atas rongga perut‟, Merdeka! sedangkan tangan‟ memunyai makna leksikal „anggota badan dari siku sampai ujung jari‟. Secara Analisis Makna “Di Bawah Kehendak konotatif dengan konteks di atas Rakyat dan Konstitusi” Leech (Lecch (1974:19) adalah menyatukan pikiran mengungkapkan bahwa terdapat tujuh tipe (konotasi positif). makna, yaitu konseptual, konotatif, 3) Bentuk memanggul dalam stilistika, afektif, kolokatif, reflektif, dan penggalan pidato di bawah ini tematik. Pada bagian ini akan dibahas bermakna konotatif karena yang pidato Presiden tersebut yang mengandung dihasilkan sudah mendapatkan konotasi. penambahan makna lain. Makna konotatif adalah makna “Saya yakin, negara ini akan yang sudah mendapat tambahan. semakin kuat dan berwibawa jika Awalanya adalah makna konseptual, semua lembaga bekerja namun setelah mendapatkan tambahanmemanggul mandat yang telah tambahan tertentu menjadi makna diberikan oleh konstitusi kita.“ konotatif. Makna konotatif juga dinilai Katamemanggul secara konspetual memiliki nilai komunikatif yang lebih atau leksikal berarti „membawa di daripada makna konseptual. Makna atas bahu‟. Bekerja memanggul konotatif yang terkandung dalam teks berarti „pekerjaan yang pidato Jokowi adalah sebagai berikut: membutuhkan perjuangan‟. 1) Terdapat kata mahaberat dalam Memanggul dalam kalimat tersebut pidato Presiden Joko Widodo. memiliki konteks (makna Kalimat lengkapnya adalah Kini tambahan) yang berarti saatnya kita bersama-sama „menanggung atau membawa melanjutkan ujian sejarah beban‟ berikutnya yang mahaberat. Kata (konotasi positif). mahaberat menujukkan sebuah 4) Bentuk kata bahu-membahu dalam ungkapan yang hiperbolis. Bentuk kalimat Saya menyerukan untuk terikat maha yang disandingkan bekerja keras, bahu-membahu. dengan berat menunjukkan bahwa Bahu-membahu berasal dari kata ada nilai tambah pada kata berat, bahu yang sudah mengalami yaitu maha. Dengan demikian, reduplikasi. Bahu secara leksikal maknya menjadi „sangat berat‟. memunyai makna „bagian anggota Sebenarnya, Presiden Joko Widodo tubuh yang berada di bawah cukup menggunakan kata berat, kepala‟. Namun, secara konotatif tetapi peggunaan kata mahaberat dengan konteks di atas berarti lebih mengesankan bahwa apa „bergotong royong‟ (konotasi yang dijalankan sangat susah dan positif). sangat berat (konotasi positif). 5) Bentuk memunggungi juga 2) Bentuk hati dan tangan dalam bermakna konotatif. Bentuk penggalan pidato berikut ini tersebut terdapat dalam kalimat bermakna konotatif karena yang 90
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 “Kita telah terlalu lama perdana Presiden Jokowi, yaitu (1) kata memunggungi laut, memunggungi mahaberat yang memunyai arti konotatif samudra, dan memunggungi selat lebih mengesankan bahwa apa yang dan teluk.” dijalankan sangat susah dan sangat berat, Kata memunggungi berasal dari (2) menyatukan hati dan tangan yang kata punggung kemudian memunyai makna konotatif „menyatukan mendapatkan afiksasi. Punggung pikiran‟, (3) memanggul yang memunyai secara leksikal berarti „bagian makna konotatif „menanggung atau belakang tubuh dari leher sampai membawa beban‟, (4) bahu-membahu ke tulang ekor‟. Namun, secara yang memunyai makna konotatif konotatif dengan konteks di atas „bergotong royong‟, (5) memunggungi berarti „mengabaikan atau yang memunyai makna konotatif melupakan‟ (konotasi negatif). „mengabaikan atau melupakan‟, (6) 6) Kata Topangan dalam kalimat topangan yang memunyai makna konotatif “membutuhkan topangan kekuatan „bantuan atau kerja sama‟, dan (7) bersama, kekuatan kolektif yang nahkoda dan naik ke kapal Republik merupakan kesatuan seluruh Indonesia yang mempunyai makna bangsa.” konotatif „ikut membantu mewujudkan Topangan berasal dari kata topang cita-cita dan perjuangan Presiden Joko kemudian mendapat afiksasi. Widodo‟. Topang secara leksikal berarti Terdapat dua jenis makna konotatif, yakni „menahan‟. Namun, secara konotasi positif dan konotasi negatif, jenis konotatif dengan konteks di atas makna konotasi yang terdapat dalam teks berarti bantuan atau kerja sama pidato Presiden Jokowi adalah (1) (konotasi positif) . mahaberat (konotasi positif), (2) hati dan 7) Terakhir, makna konotatif yang tangan (konotasi postif), (3) memanggul terdapat dalam pidato terlihat dari (konotasi positif), (4) bahu-membahu kutipan pidato berikut ini: (konotasi positif), (5) memunggungi Sebagai nakhkoda yang dipercaya (konotasi negatif), (6) topangan (konotasi oleh rakyat, saya mengajak semua positif), dan (7) nahkoda (konotasi positif). warga bangsa untuk naik ke atas Terdapat tujuh kata dan frasa yang kapal Republik Indonesia dan bermakna konotatif di dalam teks pidato berlayar bersama menuju presiden Joko Widodo, yakni kata Indonesia Raya. Kita akan mahaberat, hati dan tangan, memanggul, kembangkan layar yang kuat. Kita bahu-membahu, memunggungi, topangan, akan hadapai gelombang samudra nahkoda. dengan kekuatan kita sendiri dan saya akan berdiri di bawah Daftar Pustaka kehendak rakyat dan konstitusi. Yang dimaksud dengan nakhkoda Agustin, D.N. 2008. Diksi dan gaya adalah pemimpin dan naik ke kapal bahasa dalam pidato Soeharto. Republik Indonesia maksudnya Jurnal Penelitian Universitas adalah ikut membantu mewujudkan Negeri Malang cita-cita dan perjuangan Presiden Joko Widodo (konotasi positif). Akun Resmi Facebook Ir. H. Joko Widodo. “Di Bawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi” PENUTUP Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat https://m.facebook.com/IrHJoko ditarik simpulan sebagai berikut. Terdapat Widodo/photos/a.3315464669974 makna konotatif di dalam teks pidato 73.1073741829.32950944053450 91
JALABAHASA, VOLUME 13, NOMOR 1 TAHUN 2017 9/402600049892114/?type=1 Omozuwa, V.E. & Ezejideaku. E.U.C. (diakses pada 18 Desember 2014: 2008. A stylistic analysis of the 19.38 WIB). language of political campaigns in Nigeria: Evidence from the Barnes, M. 2004. “Bahasa dan Politik: 2007 general elections. A New Wacana politik dan plesetan”. Journal of African Studies. Diunduh dari http:// www.acicis.murdoch.edu.au. Pennenbeker, J.W. 2011. Your use of pronoun reveals your personality. Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Diunduh dari Bahasa Indonesia. Jakarta: http://hbr.org/2011/12/your-useRineka Cipta of-pronouns-reveals-yourpersonality. Hendrikus, D.W. 1991. Retorika terampil berpidato, berdiskusi, Siregar, E.M. 1984. Teknik Berpidato dan berargumentasi, bernegosiasi. Menguasai Massa. Jakarta: Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sarana Aksara Pelita. Keraf, G. 2004. Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka utama. Kosasih.
2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya.
Leech, Geoffrey. 1974. Semantics. Suffolk: Richard Clay (The Chaucer Press) Ltd. Lesmana, T. 2009. Dari Soekarno sampai SBY. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lucas, S. 2004. The art of public speaking. Boston: McGraw-Hill. Michira, J.N. 2014. The Language of politics: A CDA of the 2013 Kenyan Presidential Campaign Discourse.International journal of education and Research.2 Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nhat, L.C.H. 2008. The use of pronouns, parallelism in Obama’s two political speeches. Hogskolan Dalarna University Journal.
92