KERAJINAN BATIK TULIS MADURA KARYA HAJI SADILI DI DESA PAGENDINGAN KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN Deka Perdana Putra Prodi S1 Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Abstract: The research was conducted with the aim to describe the characteristic of Madurese batik owned by Haji Sadili. This research reveal the background to his Madura batik crafts, tools and materials used in making Madurese batik, the process of Haji Sadili’s Madurese batik-making, shape and color motifs Madurese batik works of Haji Sadili, symbolic meaning in the form of Madurese batik, and function resulting from the Haji Sadili’s Madurese batik. Each flower motifs in Haji Sadili’s Madurese batik always red. The red symbolizes the firmness and courage Madurese. Symbolic meaning in the forms and motifs Haji Sadili’s Madurese batik is spilled rice symbolizes life guidelines. Keywords: Batik, Pamekasan, Haji Sadili.
Batik Tulis Madura, khususnya Batik Pamekasan memiliki corak dan desain yang khas. Corak warna-warni dengan warna yang kuat, style yang elegan dan kualitas yang istimewa menjadikan Batik Pamekasan diakui dan disukai oleh banyak desainer ternama di tingkat nasional maupun internasional. Oleh karena itu, batik khas Pamekasan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan banyak diminati para wisatawan domestik atau mancanegara (Pemkab Pamekasan: 2010). Menurut Barcode (2010:71), motif dan warna yang tertuang dalam batik Madura sangat khas, motif flora dan fauna. Sedangkan untuk warna, warna cerah atau seperti kuning, oranye, merah, hijau muda yang banyak dipakai. Untuk motifnya, batik Madura biasanya bergambar burung, selain berupa cerita daerah setempat. Layaknya seperti komik, ceritanya beruntun. Madura memiliki pengrajin batik seperti yang telah diuraikan sebelumnya dengan kekhasan masing-masing yang secara umum tetap memiliki ciri khas batik Madura. Kajian mendalam terhadap batik Madura ini dapat menjadi salah satu upaya pelestarian batik sebagai warisan budaya nusantara. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan latar belakang, alat dan bahan, proses pembuatan, bentuk
1
motif dan warna, dan fungsi kerajinan batik tulis Madura karya Haji Sadili di Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Penelitian berjudul Kerajinan Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili di Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan ini penting untuk dilakukan. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik kerajinan batik tulis Madura Karya Bapak Haji Sadili di Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Berdasarkan judul penelitian dapat disimpulkan bahwa objek penelitian ini adalah kerajinan batik Madura dengan fokus permasalahan latar belakang, alat, proses pembuatan, bentuk motif, dan fungsi kerajinan batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili. Penelitian yang berkaitan dengan kerajinan batik sudah pernah dilakukan oleh peneliti lainnya, yakni Nur Fadillah (2010). Fadillah melakukan penelitian yang berjudul Karakteristik Batik Madura antara Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan. Hasil penelitian Fadillah (2010) menunjukkan bahwa persamaan motif batik Madura Bangkalan dan Pamekasan yaitu diambil dari tema-tema alam seperti flora dan fauna, sedangkan perbedaannya yaitu motif batik Bangkalan ditinjau dari bentuk dan garis lebih terkesan rumit, tegas dan teratur sedangkan motif batik Pamekasan lebih terkesan dinamis dan sederhana. Persamaan warnanya yaitu memakai warna-warna cerah maupun gelap dan yang paling sering digunakan adalah warna merah dan hitam, sedangkan perbedaannya yaitu tingkatan warna batik Bangkalan cenderung lebih gelap dan pekat sedangkan batik Pamekasan cenderung lebih terang dan cerah. Secara teoretis kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan terhadap kajian bidang ilmu seni rupa, khususnya kerajinan batik. Selain itu juga dapat memberikan wawasan kepada peserta didik dalam memahami pembuatan atau prosedur dalam proses pembuatan batik yang benar dan tetap mempertahankan keaslian ciri khas batik tradisional. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi kepada masyarakat luas tentang keberadaan kerajinan batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili di Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan sejenis. 2
METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif karena (1) objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah (apa adanya, tidak dimanipulasi peneliti), (2) peneliti sebagai instrumen kunci, (3) teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, (4) analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti menyusun proposal, melaksanakan pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh data, dan (5) hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi Peneliti berperan sebagai instrumen kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, objek penelitian yang akan diambil adalah produk kerajinan batik Madura karya Haji Sadili di Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Sumber data utama penelitian ini yaitu produk kerajinan batik Madura karya Bapak Haji Sadili yang digali dari informan yakni Haji Sadili sebagai pemilik industri kerajinan batik Madura, masyarakat setempat khususnya para ahli batik lain, tokoh masyarakat, kepala desa dan masyarakat umum. Penelitian ini menggunakan prosedur pengumpulan data teknik observasi dan wawancara. Teknik observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan-pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik wawancara digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dengan teknik observasi. Melalui teknik wawancara, peneliti bisa mendapatkan data yang lengkap, terperinci, serta tepat sasaran (terfokus pada masalah yang diteliti). Data penelitian ini dianalisis menggunakan model Miles and Huberman. Aktivitas dalam analisis yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan, data hasil wawancara dengan isi dokumen lain yang berkaitan dengan kerajinan batik, dengan tujuan memperoleh suatu persamaan maupun perbedaan dalam data tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, hasil penelitian dan pembahasannya disajikan dengan urutan (1) latar belakang Haji Sadili dalam menekuni kerajinan 3
batik tulis Madura, (2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik tulis Madura karya Haji Sadili, (3) proses pembuatan batik tulis Madura karya Haji Sadili, (4) bentuk motif dan warna batik tulis Madura karya Haji Sadili, (5) makna simbolik dalam bentuk motif batik tulis Madura karya Haji Sadili, dan (6)fungsi yang dihasilkan dari kerajinan batik tulis Madura karya Haji Sadili.
Latar Belakang Haji Sadili dalam Membuka Usaha Kerajinan Batik Tuis Madura Haji Sadili meneruskan usaha kerajinan batik tulis Madura ini dari orang tuanya. Usaha tersebut sudah digeluti selama dua generasi oleh keluarga Haji Sadili. Bapak Haji Sadili terjun langsung dalam pembuatan batik tulis Madura sejak lulus SD dan mengembangkan industri rumah tangga tersebut menjadi pabrik pada tahun 1981 dengan nama perusahaan “Tunas Harapan”. Haji Sadili menempuh beberapa upaya dalam mengembangkan usaha batik Madura karyanya. Upaya tersebut dapat diklasifikasikan menjadi upaya internal dan eksternal. Upaya internal yang dilakukan Haji Sadili yakni senantiasa mempertahankan kualitas dari karya batik tulis Madura karyanya agar tetap mendapatkan kepercayaan masyarakat (konsumen). Upaya eksternal yang dilakukan Haji Sadili yakni memasarkan batik tulis Madura karyanya langsung ke pasar Prenduan yang merupakan salah satu pasar besar di perbatasan Pamekasan-Sumenep.
Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Membuat Kerajinan Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili Alat yang digunakan adalah sebagai berikut. Canting (Canteng) untuk membuat desain awal dan menutup bagian-bagian yang lebih luas pada kain agar tidak terkena warna pada proses pewarnaan. Tungku (Tomang) berupa tungku kecil untuk memanaskan malam dan tungku besar digunakan pada proses merebus kain sebelum dibatik (kettel) dan pelorotan . Bak berupa bak seng digunakan dalam proses pewarnaan, pengettelan, dan pencucian dan bak plastik digunakan sebagai wadah dalam proses pelorotan.Wajan untuk mencairkan malam. Kipas untuk memperbesar nyala api di tungku.
4
Bahan yang digunakan sebagai berikut. Kain mori merupakan bahan utama dalam proses pembuatan batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili. Kain sutra merupakan bahan yang digunakan sesuai pesanan (biasanya konsumen menengah ke atas). Malam untuk menghalangi masuknya warna ke dalam kain saat proses pewarnaan. Pewarna untuk mewarnai kain. Abu merang dan minyak camplong digunakan pada waktu proses pengettelan.
Proses Pembuatan Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili Proses pembuatan batik tulis Madura Karya Bapak Haji Sadili adalah sebagai berikut. 1.
Kettel yakni proses memberi larutan abu merang yang dicampur dengan minyak camplong pada kain selama satu minggu. Tujuan dari proses ini yakni agar bekas lemak atau kotoran yang terdapat pada kain hilang sehingga warna benar-benar meresap pada kain, dan mempertahankan kualitas warna (tetap terang dan tidak cepat kusam).Nglorot yakni menghilangkan bekas minyak camplong pada kain yang akan dibatik dengan menggunakan air abu merang, setelah itu dicuci dengan air.
2.
Memberi tepung kanji pada kain. Hal tersebut dilakukan agar malam mudah terlepas dari kain pada proses pelorotan.
3.
Mendesain atau menggambar motif pada kain dengan pensil, kemudian menggambar dengan cating yang sudah terisi malam.
4.
Menutupi bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna) dengan malam.
5.
Melakukan pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malam. Caranya dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu yang diinginkan.
6.
Menjemur kain sampai kering.
7.
Melakukan proses pembatikan lagi, yaitu melukis dengan malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
8.
Melakukan proses pencelupan warna yang kedua.
5
9.
Pelorotan, menghilangkan malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dalam air panas di atas tungku.
10. Melakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan malam (menggunakan alat canting) untuk menahan warna pertama dan kedua. 11. Membuka dan menutup malam berulang kali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. 12. Pelorotan, yaitu merebus kain yang sudah berubah warna pada air diatas tungku untuk meghilangkan malam yang melekat pada kain sehingga motif yang sudah digambar akan tampak jelas. 13. Mencuci kain batik tersebut, kemudian mengeringkan dengan menjemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Bentuk Motif dan Warna Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili No. 1.
Bentuk Motif Motif Antang (Teratai)
Warna Background berwarna hijau dengan bunga berwarna merah dan pinggiran putih.
2.
Motif Barras Dumpa (Beras Tumpah) Dipadu Motif Ranca’ (Dahan)
Background berwarna hitam dengan motif beras tumpah dipadu dengan motif dahan dengan daun berwarna hijau dan bunga berwarna merah.
3.
Motif Sesse’
Background berwarna putih dengan tepi sisik berwarna hitam, di dalam tepian sisik dihiasi motif tulang, sedangkan bagian dalam sisik terdapat bunga berwarna merah.
4.
Motif Daun
Background berwarna putih dan hitam dengan baris-baris gelombang. Di dalam baris putih terdapat daun berwarna hitam dengan bunga merah. Dalam baris hitam terdapat daun berwarna putih berserakan
5.
Motif Ris-liris
Background berwarna hitam dan putih sejajar membentang lurus sehingga berbentuk belang-belang dengan hiasan bunga berwarna merah.
6
6.
Motif Kembangan (Bunga)
Background hitam dengan bintikbintik berwarna merah dihiasi bunga merah dengan kelopak kuning dan merah disertai tangkai berupa garis putih putus-putus.
7.
Motif Sesse’ Dipadu dengan Motif Kembangan
Background sisik dengan garis merah dan kuning dihiasi bunga berwarna putih.
9.
Motif Serat Kayu
Background biru dengan goresan garis coklat tua sehingga membentuk serat-serat kulit kayu
Makna Simbolik dalam Bentuk Motif dan Warna Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili No. 1.
Bentuk Motif Motif Antang (Teratai)
2.
Motif Barras Dumpa (Beras Tumpah) Dipadu Motif Ranca’ (Dahan)
3.
Motif Sesse’
Warna Background berwarna hijau dengan bunga berwarna merah dan pinggiran putih. Background berwarna hitam dengan motif beras tumpah dipadu dengan motif dahan dengan daun berwarna hijau dan bunga berwarna merah.
Makna Simbolik Terinspirasi dari tumbuhan teratai yang mengapung di air.
Background berwarna putih dengan tepi sisik berwarna hitam, di dalam tepian sisik dihiasi motif tulang,
Motif sisik ikan ini melambangkan harapan para nelayan yang menginginkan tangkapan ikan melimpah.
7
Beras tumpah melambangkan larangan hidup berfoya-foya. Manusia yang memiliki banyak harta sekalipun harus tetap berhemat dan tidak membuang-buang harta pada hal-hal yang negatif apalagi cenderung berfoya-foya yang diibaratkan seperti beras tumpah. Beras merupakan bahan makanan yang seharusnya bisa dipergunakan sebagaimana mestinya yang bila dimasak akan menjadi nasi dan dapat dinikmati oleh manusia.
sedangkan bagian dalam sisik terdapat bunga berwarna merah. 4.
Motif Daun
Background berwarna putih dan hitam dengan barisbaris gelombang. Di dalam baris putih terdapat daun berwarna hitam dengan bunga merah. Dalam baris hitam terdapat daun berwarna putih berserakan
Terinspirasi dari daun di sekitar.
5.
Motif Ris-liris
Background berwarna hitam dan putih sejajar membentang lurus sehingga berbentuk belang-belang dengan hiasan bunga berwarna merah.
Motif ris-liris ini melambangkan dua sisi kehidupan yakni gelap dan terang.
6.
Motif Kembangan (Bunga)
Background hitam dengan bintik-bintik berwarna merah dihiasi bunga merah dengan kelopak kuning dan merah disertai tangkai berupa garis putih putus-putus.
Setiap motif kelopak bunga dalam batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili selalu berwarna merah. Merah di sini melambangkan ketegasan dan keberanian orang Madura.
7.
Motif Sesse’ Dipadu dengan Motif Kembangan
Background sisik dengan garis merah dan kuning dihiasi bunga berwarna putih.
9.
Motif Serat Kayu
Background biru dengan goresan garis coklat tua sehingga membentuk serat-serat kulit kayu
8
Motif ini melambangkan bahwa Madura juga menjaga kelestarian alam khususnya pepohonan seperti yang sedang gencar disuarakan pemerintah saat ini yakni penghijauan.
Fungsi yang Dihasilkan dari Kerajinan Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili Berdasarkan uraian tersebut, maka fungsi yang dihasilkan dari kerajinan batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili dapat diklasifikasikan menjadi fungsi praktis dan fungsi adat, sebagai berikut. 1.
Fungsi Praktis Menurut Haji Sadili, batik tulis Madura karyanya diolah oleh
konsumennya menjadi baju, sarung dan sampir. 2.
Fungsi Adat Batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili juga digunakan untuk acara
pernikahan. Pada umumnya, sampir batik tulis karya Bapak Haji Sadili yang digunakan untuk acara pernikahan tersebut terbuat dari bahan kain sutra. Namun tidak ada motif tertentu pada batik tulis Madura yang digunakan untuk acara pernikahan seperti halnya batik Yogyakarta. 3.
Fungsi Ekonomi Haji Sadili dalam membuat Batik tulis Madura miliknya mempekerjakan
10 sampai 20 orang. Orang-orang tersebut berasal dari orang-orang di sekitar tempat beliau tinggal sehingga secara tidak langsung industri batik tulis Madura miliknya telah membantu mengangkat perekonomian para pekerjanya. 4.
Fungsi Pendidikan Masyarakat Selain mengangkat perekonomian para pekerjanya yang tidak lain adalah
orang disekitar tempat beliau tinggal atau tetangganya, industri Batik tulis Madura Haji Sadili juga memberikan pendidikan pada para pekerjanya tersebut. Pendidikan tersebut adalah memberikan bagaimana cara membuat Batik tulis Madura, sehingga mereka tahu bagaimana cara membuat Batik tulis Madura dan bisa mengajarkan apa yang mereka ketahui tentang Batik tulis Madura dari industri Batik tulis Madura Haji Sadili pada orang lain. 5.
Fungsi Bahasa (Komunikasi) Batik tulis Madura karya Haji Sadili mempunyai makna simbolik dalam
beberapa motif di dalamnya. Hal tersebut juga berfungsi sebagai bahasa yang berisi nasehat pada manusia yang diungkapkan secara visual lewat motif-motif tersebut. 9
6.
Fungsi Pendidikan Sekolah Dengan adanya penelitian ini industri Batik Tulis Madura milik Haji Sadili
juga memiliki fungsi bagi dunia pendidikan sekolah, khususnya sekolah-sekolah di Madura. Pada pelajaran Seni Budaya pembuatan Batik tulis Madura Haji Sadili ini dapat dijadikan acuan proses belajar-mengajar bagaimana cara membuat Batik tulis Madura khususnya dalam Kompetensi Dasar berkarya seni rupa dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat.
KESIMPULAN DAN SARAN Bapak Haji Sadili merupakan penerus usaha batik tulis Madura milik keluarganya. Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat kerajinan batik tulis Madura karya Haji Sadili memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karyanya. Alat yang digunakan yakni canting (canteng), tungku (tomang), bak, wajan, dan kipas. Bahan yang digunakan yakni kain mori, kain sutra, malam, pewarna, abu merang dan minyak camplong, dan tepung kanji. Terdapat berbagai tahapan pada proses pembuatan batik tulis Madura karya Haji Sadili. Proses diawali dengan tahapan kettle yaitu memberikan larutan abu merang yang dicampur dengan minyak camplong pada kain selama satu minggu. Bentuk motif terdiri dari motif antang (teratai), Motif barras dumpa dipadu motif ranca’, Motif lis-liris, Motif sisik, Motif kembangan, Motif serat kayu. Pada motif bunga Haji Sadili selalu menggunakan warna merah pada setiap kelopaknya. Makna simbolik dalam bentuk dan motif batik tulis Madura karya Haji Sadili. Beras tumpah melambangkan larangan hidup berfoya-foya. Manusia yang memiliki banyak harta sekalipun harus tetap berhemat dan tidak membuang-buang harta pada hal-hal yang negatif. Motif sisik ikan melambangkan harapan para nelayan yang menginginkan tangkapan ikan melimpah. Motif ris-liris melambangkan dua sisi kehidupan yakni gelap dan terang. Merah kelopak bunga melambangkan ketegasan dan keberanian orang Madura. Motif serat kayu melambangkan bahwa Madura juga menjaga kelestarian alam khususnya pepohonan seperti yang sedang gencar disuarakan pemerintah saat ini yakni penghijauan. Fungsi yang dihasilkan dari kerajinan batik tulis Madura karya Haji 10
Sadili dapat diklasifikasikan menjadi fungsi praktis, adat, ekonomi, pendidikan masyarakat, bahasa (komunikasi) dan pendidikan sekolah. Secara teoretis, penelitian ini memberikan gambaran karakteristik batik tulis Madura karya Haji Sadili di Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan, meliputi: (1) latar belakang Bapak Haji Sadili dalam menekuni kerajinan batik tulis Madura, (2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik tulis Madura karya Haji Sadili, (3) proses pembuatan batik tulis Madura karya Haji Sadili, (4) bentuk motif dan warna batik tulis Madura karya Haji Sadili, (5) makna simbolik dalam bentuk motif batik tulis Madura karya Haji Sadili, dan (6)fungsi yang dihasilkan dari kerajinan batik tulis Madura karya Haji Sadili. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pengembangan teori kerajinan batik khususnya batik tulis Madura. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembuatan batik tulis Madura dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar-mengajar di sekolah, khususnya pada mata pelajaran seni-budaya.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Efendy, Arnie.2010. Sejarah Batik , (Online), (http://arniefendy.wordpress.com, diakses 1 Maret 2011). Evin. 2008. Perkembangan Batik di Indonesia, (Online), (http:// www.belajartentangbatik.blogspot.com, diakses 7 Maret 2011). Fadilah, Nur. 2010. Karakteristik Batik Madura antara Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Strata 1 Universitas Negeri Malang. Hasan, Muhammad Tholchah, dkk. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, Tinjauan Teoritis dan Praktis. Surabaya: Visipress Offset. Kalsum, Umi. 2010. Batik Pamekasan, dari Madura Menembus Dunia, (Online), (hhtp:// nasional.vivanews.com, diakses 11 Maret 2011). 11
Kusumadhata, Utut. 2011. Mengenal Batik, (Online), (http:// prosesbatik.blogspot.com, diakses 1 Maret 2011). Martudji, Tudji. 2010. Batik Pamekasan, dari Madura Menembus Dunia, (Online), (http:// kosmo.vivanews.com, diakses 1 Maret 2011). Pemerintah Kabupaten Pamekasan. 2011. Batik Pamekasan, (Online), (http:// pamekasan.go.id, diakses 1 Maret 2011). Purwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Riyanto, Didik., dkk. 1997. Katalog Batik Indonesia. Yogyakarta : BPBK. Riyanto, Didik. 1997. Proses Batik: Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing. Solo: CV Aneka. Sa’du, Abdul Aziz. 2010. Buku Panduan Mengenal dan Membuat Batik. Jogjakarta: Harmoni. Savira. 2009. Batik Tulis Koleksi Oktober, (Online), (http://savirabatik.com, diakses 7 Maret 2011). Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sumiati, Deti. 2010. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Batik, (Online), (http:// dethie.blogspot.com, diakses 7 Maret 2011). Susanto, S.K Sewan. 1973. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI. Tim Barcode. 2010. Batik. Jakarta: Tim Sanggar Batik Barcode. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi Kelima. Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Vibiz, Daily. 2010. Pengembangan Fungsi Batik untuk Kepentingan Pelestarian, (Online), (http:// vibizdaily.com, diakses 7 Maret 2011).
12