BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH KOMIK

Download BAB I. PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Komik merupakan salah satu bentuk media dalam komunikasi visual. Dengan adanya perpaduan a...

0 downloads 365 Views 238KB Size
BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Komik merupakan salah satu bentuk media dalam komunikasi visual. Dengan adanya perpaduan antara gambar dan tulisan, menjadikan komik dapat menyampaikan pesan dengan baik dan mudah dimengerti. Komik sendiri dapat dijumpai diberbagai media seperti surat kabar, majalah, buku komik, dan lain-lain Di Indonesia sendiri komik cukup berkembang dan menunjukkan arahnya sendiri. Walaupun pasar komik di Indonesia didominasi oleh komik-komik import terutama dari Jepang, namun dalam kurun waktu terakhir komik Indonesia kembali mulai menunjukkan eksistensi mereka. Hal ini dapat dilihat dari mulai banyaknya komikus yang bermunculan. Tidak hanya itu beberapa komikus Indonesia saat ini juga sudah mendapat penghargaan internasional seperti silent manga awards, menjadikan komik Indonesia kembali mulai dilirik. Hal ini juga menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia memiliki banyak potensi komikus berbakat yang tidak kalah dengan Negara lain. Peluang yang cukup menjanjikan pada dunia komik ini menjadikan penerbit-penerbit di Indonesia seperti Makko, re:ON, Koloni dan lain-lain, mulai menerbitkan dan berusaha mengembangkan komik-komik lokal, adanya media internet juga menjadikan komik dapat diakses ataupun di unduh dengan mudah. Dengan keadaan saat ini, walaupun akan butuh waktu yang cukup panjang, bukan tidak mungkin komik Indonesia dapat mendominasi pasar komik di Indonesia sendiri, bahkan dapat melebarkan sayap ke dunia Internasional. Jika kita melihat ke media komik itu sendiri, komik biasanya dibuat dalam tujuan yang berbeda-beda, seperti memberi informasi, pengetahuan,

1

sebagai media curahan hati oleh komikusnya, atau bahkan hanya untuk sekedar hiburan. Komik juga biasanya dapat menunjukkan ciri khas dan identitas dari orang, atau kelompok yang membuatnya, entah itu menyangkut budaya, sejarah dan lain-lain contohnya dapat kita lihat pada komik “Vagabond” karya Takehiko Inoue yang menceritakan tentang kehidupan Miyamoto Musashi yang memberikan kita gambaran tentang kehidupan Jepang di abad ke 16, komik “Alice in Wonderland”, atau “Snow White” yang berasal dari cerita rakyat, dan lain-lain. Indonesia sendiri sebenarnya memiliki banyak kisah atau dongeng rakyat yang diturunkan turun-temurun dari generasi ke generasi, dimana cerita atau kisah ini merupakan identitas bangsa, namun sayangnya kisahkisah ini mulai tergerus oleh era modernisasi dan terkesan kuno. Padahal kisah-kisah atau cerita rakyat ini sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga dapat bersaing di era modern ini, contohnya dapat kita lihat pada seperti film “Snow White and Huntsman”, “Red Riding Hood”, game “Alice Madness” dan lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa kisah atau cerita rakyat ini dapat diaplikasikan ke berbagai media baik itu film, game, komik dan lain-lain, dan dengan cara atau pengembangan cerita dan karakter yang baik, maka kisah-kisah ini dapat bersaing di era saat ini. Selain itu cerita-cerita rakyat juga biasanya tidak lepas dari pesan moral dan nilai kehidupan, sehingga cerita atau dongeng nusantara ini harus terus dilestarikan dan diperkenalkan kepada para generasi muda, karena cerita rakyat dapat memberikan petualangan imajinasi dan didalamnya sarat akan hikmah dan pesan kehidupan yang akan memberi teladan bagi sikap dan kepribadian mereka. Salah satu diantara cerita rakyat yang cukup populer adalah timun mas. Cerita yang berasal dari jawa ini secara garis besar menceritakan tentang seorang janda yang hidup sendiri dan sangat menginginkan seorang anak. Datanglah makhluk bernama buto ijo yang mengabulkan permintaanya dan memberinya sebuah biji timun dimana nantinya didalam buahnya lahirlah seorang anak bernama Timun Mas. Namun sebagai

2

gantinta sang janda harus mengembalikan Timun Mas ke Buto Ijo jika kelak Timun Mas berumur 17 Tahun. Inti pesan moral yang dapat diambil dari kisah ini adalah untuk tidak menduakan Tuhan dan dimana setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya jika kita mau berusaha mencarinya dan terus berdoa. Selain itu hubungan dan rasa kasih saying antara sang janda dan Timun mas yang sudah seperti putrinya menjadikan mereka dapat melalui rintangan besar seperti Buto Ijo. Cerita dan Pesan moral pada cerita rakyat inilah yang layak untuk disampaikan ke generasi muda karena dalam cerita rakyat tersebut tersebut mencerminkan budaya suatu bangsa, dan menjadikan cerita rakyat merupakan identitas bangsa tersebut, karena itu untuk menarik perhatian generasi muda terhadap cerita rakyat tersebut maka media komik yang merupakan media populer yang berkembang saat ini merupakan pilihan yang tepat. Komposisi antara gambar dan teks menjadikan komik mudah dimengerti dan menarik bagi generasi muda. Namun ketatnya persaingan dan dominasi komik Import menjadikan cerita rakyat yang ingin diangkat dalam media komik juga dapat dikembangkan sehingga dapat bersaing dengan komik-komik Impor tanpa melupakan nilai moral yang ada pada cerita asalnya. Dimana nantinya dengan mengembangkan komik yang berangkat dari cerita rakyat dapat menjadi identitas pembeda antara komik Indonesia dan komik impor, pengembangan cerita juga diharapkan dapat menjadikan komik lokal Indonesia dapat bersaing dalam industri komik secara luas baik itu dalam lingkup nasional maupun internasional, dan dengan mengangkat cerita yang berangkat dari cerita rakyat pada nantinya dapat berdampak pada meningkatnya aware terhadap karakter-karakter dan budaya lokal Indonesia, selain itu pesan moral yang ada pada cerita rakyat juga dapat menjadi teladan bagi sikap dan kepribadian generasi muda.

3

1.2

Identifikasi Masalah -

Komik import masih mendominasi pasar komik Indonesia, dimana gaya visual dan ragam cerita menjadi poin lebih yang membuat komik import menarik.

-

Cerita rakyat yang mulai tidak populer padahal cerita rakyat sarat akan nilai moral yang dapat menjadi pembelajaran

Rumusan Masalah Bagaimana merancang komik dengan yang dapat bersaing dengan komik import dengan mengangkat tema cerita rakyat Indonesia dan tetap mempertahankan nilai moral yang ada pada cerita rakyat tersebut, sehingga dapat bermanfaat bagi generasi muda.

1.3

Ruang Lingkup Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam masalah ini adalah: -

Apa : Komik sebagai media komunikasi dan bercerita

-

Bagaimana : bagaimana merancang komik agar dapat bersaing dengan komik import dengan mengembangkan konsep cerita yang didasari dari cerita rakyat dengan mempertahankan nilai moral yang ada pada cerita rakyat tersebut.

-

Siapa : masyarakat secara luas, terutama yang gemar dalam membaca komik dengan usia 15 tahun ke atas.

-

Dimana : Komik ini nantinya akan diterbitkan dan disebarkan dalam skala nasional, namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa komik ini dapat di di distribusikan dalam skala internasional.

-

Kapan : perancangan dan pengumpulan data komik ini dimulai dari bulan September

1.4

Tujuan Perancangan Gagasan ini dibuat untuk membuat sebuah komik dengan mengembangkan konsep-konsep cerita yang didasari pada cerita rakyat Indonesia yang merupakan identitas bangsa dengan mempertahankan

4

pesan moral yang ada pada cerita aslinya, yang diaplikasikan pada media populer yaitu komik yang juga dapat menjadi media dalam upaya melestarikan cerita rakyat dan juga pesan moral yang ada dalam cerita rakyat tersebut dan juga nantinya dapat berimbas pada meningkatnya aware terhadap karakter-karakter komik lokal.

Manfaat Penelitian -

Bagi Penulis 

Menjadi bahan pembelajaran bagi penulis yang saat ini memang berkecimpung dan bekerja sebagai komikus untuk lebih mendalami dunia komik.

-

Bagi Masyarakat 

Menjadi salah satu saran baca bagi masyarakat yang menyukai komik



Mengangkat budaya Indonesia dalam komik agar bisa bersaing dengan komik.-komik dari luar

1.5

Cara Pengumpulan dan analisis data Pada proses pengerjaan Karya Tugas Akhir ini,ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan, diantaranya adalah: -

Studi Pustaka Studi

pustaka

secara

garis

besar

menggunakan

metode

pengumpulan data dengan membaca buku-buku sumber seperti yang dikatakan M Nazir dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian menjelaskan bahwa studi pustaka adalah pengumpulan data dengan mengandalkan buku-buku. -

Wawancara tidak berstruktur Wawancara

adalah

percakapan

dengan

maksud

tertentu.

Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. (meleong, 2005).

5

Wawancara tidak berstruktur lebih tertuju pada wawancara yang lebih bebas, dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terbuka. Wawancara ini nantinya akan lebih tertuju kepada pembaca-pembaca komik, sehingga dapat menjadi pembanding dan referensi bagi penulis. -

Analisis SWOT Menggunalkan Analisis yang meliputi penilaian terhadap beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kekuatan(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths).

1.6

Skema Perancangan

6

1.7

Pembabakan BAB I Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah dan juga tujuan masalah yang menjadi alasan penulis untuk membuat atau merancang karya tugas akhir. Adapun ruang lingkup, manfaat penelitian dan juga cara pengumpulan data dan analisis data yang digunakan penulis dala proses perancangan karya tugas akhir

BAB II Kerangka Teori Berisi tentang teori-teori pendukung yang membantu penulis dalam proses perancangan karya tugas akhir.

BAB III Analisa Data Berisi tentang data yang diantaranya seperti data institusi atau pemberi proyek dan analisa data produk, dan juga segmentasi BAB III Perancangan Berisi tentang aspek aspek desain seperti gaya ilustrasi, warna dan juga font yang digunakan pada perancangan karya desain. Selain itu juga berisi deskripsi synopsis, referensi lokasi, waktu, dan juga tempat. Pemaparan konseo tokoh, story line,seketsa, sampai pada desain final karya tugas akhir BAB V Berisi penutup, kesimpulan dan juga saran

7