BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Tekanan Darah
2.1.1 Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung memompakan keseluruh tubuh. Umumnya semakin rendah tekanan darah, semakin sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan darah sangat rendah merupakan bagian suatu penyakit).5) Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan keseluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil hingga berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang tidak beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan dipompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal sebagai tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini diukur ketika Anda memeriksakan tekanan darah.
Universitas Sumatera Utara
Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk tiap individu. Namun, secara umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang dewasa ≥18( tahun) adalah 120/80, angka 120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80 disebut tekanan diastolik. Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal. Jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah tinggi/hipertensi. Sebaliknya, jika kurang dari nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah rendah/hipotensi.5) 2.1.2 Faktor yang Mempertahankan Tekanan Darah a) Kekuatan memompa jantung Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi atau sistol dan pengendoran atau diastol. Kontraksi dari kedua atrium terdiri serentak dan disebut sistol atrial, pengendorannya adalah diastol atrial. Serupa dengan itu kontraksi dan pengendoran ventrikel disebut juga sistol dan diastol ventrikel. Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Dan yang dari ventrikel kiri adalah yang terkuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompa volume darah yang sama, tetapi tugasnya hanya mengirimkannya ke sekitar paru-paru dimana tekanannya jauh lebih rendah. b) Viskositas (kekentalan) darah Viskositas disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah yang berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan merubah tekanan darah. Besarnya geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap dinding tabung yang dilaluinya, berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan. Makin pekat
Universitas Sumatera Utara
cairan makin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya melalui pembuluh. c) Elastisitas dinding pembuluh darah Di dalam arteri tekanan lebih besar dari yang ada dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastis daripada yang ada pada vena. d) Tahapan tepi (resistensi perifer) Ini adalah tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam pembuluh. Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada di dalam arteriol. Dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriol juga menghaluskan denyutan yang keluar dari tekanan darah sehingga denyutan tidak kelihatan di dalam kapiler dan vena. e) Keadaan pembuluh darah kecil pada kulit Arteri-arteri kecil di kulit akan mengalami dilatasi (melebar) kalau kena panas dan mengadakan kontraksi (mengecil) apabila kena dingin, sehingga bekerja seperti termostat yang mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal. Kalau arteri-arteri kecil ini mangalami dilatasi, tekanan darah akan turun, oleh karena itu panas akan menurukan tekanan darah. Apabila tekanan darah turun, sel-sel otak menjadi kurang aktif karena sel-sel ini tidak mendapatkan cukup oksigen dan glukose yang biasanya tersedia.6)
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Pengukuran Tekanan Darah Kebanyakan orang memeriksakan tekanan darahnya paling sedikit sekali seumur hidupnya, baik dilakukan oleh dokter, bidan ataupun sendiri dengan menggunakan alat khusus. Meskipun metode yang ideal adalah mengukur tekanan darah di dalam arteri, hal ini tidak dapat dilakukan secara mudah karena menggunakan jarum. Namun, gambaran tekanan yang akurat saat darah sedang dipompakan dapat diperoleh dengan pendekatan yang kurang invasif. Biasanya seseorang diminta untuk duduk dan pada lengan akan dililitkan manset karet, kira-kira sama tingginya dengan jantung pasien. Pasien harus benarbenar rileks dan lengan akan bertopang pada siku yang diletakkan di atas meja. Karena gerakan mengangkat tangan dapat menghasilkan pengukuran yang tidak tepat. Tekanan darah tiap orang sangat bervariasi. Tekanan darah akan dapat meningkat jika seseorang merasa cemas atau stres. Jadi cobalah untuk serileks mungkin ketika dilakukan pengukuran. Orang yang memeriksa tekanan darah akan melilitkan semacam manset karet, bagian dari alat yang disebut sphygmomanometer, di lengan dan memompanya dengan menggunakan sebuah pompa tangan kecil untuk menghentikan sebentar aliran darah di lengan. Stetoskop di tempelkan pada arteri tepat di bawah manset tersebut untuk mendengarkan suara saat manset dikempiskan secara perlahan-lahan dan darah mengalir kembali ke lengan. Ketika manset dipompa sampai pada tekanan di antara tekanan sistolik dan diastolik, darah dalam arteri mengalir dengan cepat pada tiap detak jantung. Aliran
Universitas Sumatera Utara
inilah yang menimbulkan suara. Tekanan dalam manset ketika terdengar pertama kali berkaitan dengan tekanan darah sistolik. Hilangnya suara berkaitan dengan tekanan darah diastolik yang terjadi ketika jantung rileks. Suara yang di dengar melalui stetoskop ditimbulkan oleh pergolakan darah di dalam arteri di depan engsel siku (denyut pada lengan atas), dan disebut suara Korotkoff sebagai penghargaan kepada dokter tentara Rusia Nicholas Korotkoff, yang pertama kali menggunakan cara ini pada tahun 1905. Sebuah pengukur merkuri yang ditempelkan di manset tersebut membuat ke dua tekanan tersebut dapat diukur dan dicatat. Tekanan dalam manset tersebut diukur dengan satuan milimeter merkuri (mmHg), yang merupakan tinggi merkuri yang dapat dipompa dalam tabung kaca.5) 2.1.4 Tekanan Darah Rendah Tekanan darah rendah adalah kondisi abnormal dimana tekanan darah seseorang jauh lebih dari pada biasanya. Yang dapat menyebabkan gejala pusing/tidak bisa berpikir secara jernih atau bergerak dengan mantap (light headedness). Jika tekanan darah terlampau rendah, aliran darah ke jantung, otak, dan organ vital lainnya tidak cukup. Penyebab tekanan darah rendah antara lain ”hipotensi ortostatik”. Seharusnya pembuluh darah berespon terhadap gravitasi dengan kontraksi (menyempit), dan dengan demikian dapat meningkatkan tekanan darah, jika kita berdiri dari posisi duduk atau berbaring. ”Hipotensi ortostatik” berarti bahwa pembuluh darah tidak disesuaikan diri terhadap posisi berdiri, sehingga terjadi penurunan tekanan darah.
Universitas Sumatera Utara
Penyebab ”hipotensi orostatik” meliputi: penyakit sistem saraf, seperti neuropati, istirahat di tempat tidur dalam waktu yang lama , irama jantung yang tidak teratur, penyakit kencing manis, dimana kerusakan saraf mengganggu refleks yang mengontrol tekanan darah. Penyebab tekanan darah rendah lainnya adalah dehidrasi (kekurangan cairan), reaksi tubuh terhadap panas, sehingga darah berpindah ke pembuluh kulit, sehingga memicu dehidrasi, gagal jantung, serangan jantung, perubahan irama jantung, pingsan (stres emosional, takut, rasa tidak aman/nyeri), anafilaksis (reaksi alergi yang menancam jiwa), donor darah, perdarahan di dalam tubuh, kehilangan darah, kehamilan, etherosklerosis (pengerasan dinding arteri).7) 2.1.5 Tekanan Darah Tinggi Ukuran tekanan darah merupakan peramal harapan hidup yang sangat akurat : semakin tinggi tekanan darah akan semakin besar resikonya. Bahkan mereka yang memiliki tekanan darah rata-rata pada suatu populasi memiliki resiko menderita penyakit jantung yang agak lebih besar daripada mereka yang memiliki tekanan darah yang lebih rendah. Karena itu sulit sekali untuk mencari definisi hipertensi yang sederhana. Hipertensi
disebut
sebagai
’pembunuh
bisu’
karena
biasanya
tidak
menimbulkan gejala-gejala sampai pada tahap lanjut penyakit. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah tekanan darah meningkat adalah dengan mengukurnya menggunakan alat pengukur tekanan darah. Pembuluh darah mirip dengan tabung karet yang mengalirkan darah terus menerus ke manapun dibutuhkan. Arteri, yang mengalirkan darah ke luar dari jantung, harus menahan tekanan yang tinggi ketika darah dipompakan ke luar. Jika
Universitas Sumatera Utara
tekanan darah lebih tinggi daripada biasanya selama bertahun-tahun, seperti pada hipertensi yang tidak diobati, pembuluh darah tersebut menjadi rusak. Lapisan pada arteri dapat menjadi kasar dan tebal, dan pada akhirnya menimbulkan penyempitan sehingga menjadi kurang lentur daripada sebelumnya. Hal ini dikenal sebagai arteriosklerosis. Jika arteri menjadi terlalu sempit, darah tidak dapat melaluinya dengan benar, dan bagian tubuh yang bergantung pada arteri tersebut untuk mendapatkan darah mengalami kekurangan darah dan oksigen yang dibutuhkan. Ketika arteri menyempit terjadi peningkatan kecenderungan darah membeku (trombosis), yang dapat menyebabkan penyumbatan total pada areteri sehingga bagian tubuh yang dilayaninya menjadi mati. Jika jantung atau otak yang terkena dampaknya, bagian yang mati disebut infark.5) 2.2
Tekanan Panas
2.2.1 Definisi Tekanan Panas Menurut Suma’mur (1996) cuaca kerja adalah kombinasi dari: a. Suhu udara, b. Kelembaban udara, c. Kecepatan gerakan, dan d. Suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor itu dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. Tekanan panas (heat stress) adalah beban iklim kerja yang diterima oleh tubuh manusia. Tubuh manusia selalu menghasilkan panas sebagai akibat dari proses pembakaran zat makanan dengan oksigen (metabolisme). Apabila proses pengeluaran panas tubuh selalu saling terjadi pertukaran panas, proses pertukaan (pemindahan) panas ini tergantung dari suhu lingkungan (iklim kerja).8)
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Pertukaran Panas Tubuh manusia merubah energi kimia menjadi energi mekanis dan panas. Tubuh tersebut menggunakan panas ini untuk menjaga temperatur inti/utama agar tetap konstan dan mengurangi keluarnya panas yang berlebihan pada sekeliling di luar tubuh. Oleh karenanya, ada suatu pertukaran panas yang tetap dari panas antara tubuh dan sekelilingnya. Hal itu adalah dimaksudkan untuk mengetahui pengendalian panas secara fisiologi dan fisika. Grandjean (1986) dalam Nurmianto (2004) membagi proses fisika tersebut menjadi empat bagian yaitu konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi. 1.
Konduksi Konduksi ialah pertukaran panas diantara tubuh dan benda-benda sekitar
dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya dan dapat menambah panas kepada tubuh, manakala benda-benda sekitar lebih panas dari pada manusia. 2.
Konveksi Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui
kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang kurang baik, tetapi dengan kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas dengan tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi memainkan peranan dalam pertukaran panas. Konveksi dapat mengurangi atau menambah panas kepada tubuh manusia.3)
Universitas Sumatera Utara
3.
Evaporsi keringat Hilangnya panas dengan proses keluarnya keringat terjadi karena keringat di
bagian kulit tersebut menguap/evaporasi. Pada kondisi yang normal setiap orang akan menguapkan sebanyak satu liter perhari. Berarti akan kehilangan 600 kcal atau sekitar satu seperempat dari total panas yang hilang perharinya. Akan tetapi jika temperatur sekeliling melebihi batas ambang kenyamanan maka kulit akan merefleksikannya berupa proses keluarnya keringat yang disertai dengan hilangnya panas. Selanjutnya proses hilangnya panas yang dikarenakan penguapan keringat tersebut tergantung dari luasan kulit yang bersangkutan dan juga pada perbedaan tekanan uap keringat yang berada antara udara dan kulit. Faktor yang diduga penting adalah aliran udara sekeliling yang disatukan pihak akan meningkatkan gradient tekanan uap keringat, tetapi di pihak yang lain akan mendinginkan kulit dengan proses konveksi, yang nantinya akan menurunkan jumlah penguapan keringat. Pada emperatur sekeliling di atas 250C, kulit manusia mampu untuk kehilangan panas melalui proses konveksi atau radiasi, dan keluarnya keringat adalah merupakan satu-satunya mekanisme yang ada. Dari segi hilangnya panas karena proses penguapan keringat akan meningkat secara drastis setelah dicapai temperatur krisis tertentu. 4.
Radiasi panas Tubuh manusia yang panas menurut Grandjean (1986) dalam Nurmianto (2004)
akan meradiasikan gelombang elektomagnetik dengan panjang gelombang yang relatif panjang, yang diabsorbsi oleh benda lain dan dikonversikan lagi dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
panas. Hal itu tidak tergantung sama sekali pada medium material tertentu untuk mentransmisikannya. Radiasi panas banyak dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan aliran udara. Hal itu terganung sekali pada perbedaan temperatur diantara kulit dan medium yang berdekatan dengan kult. Di negara-negara klim tropis, permukaan objek yang ada di sekeliling biasanya lebih dingin dari kulit tubuh manusia, sehingga tubuh manusia akan kehilangan sejumlah panas radiant dalam aktivitasnya sehari-hari. 2.2.3 Parameter Tekanan Panas Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas sebagai berikut3) : 1.
Suhu effectif.
Suhu effektif, yaitu indeks sensori dari tingkat panas yang
dialami oleh seseorang tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu effektif ialah tidak memperhitungkan dan panas metabolisme tubuh sendiri. Untuk menyempurnakan pemakaian suhu effektif dengan memperhatikan panas radiasi, dibuatlah Skala Suhu Effektif Dekoreksi. Namun tetap ada kekurangannya yaitu tidak diperhitungkannya panas hasil metabolisme. 2.
Indeks suhu basah dan bola, (= wet bulb-globe temperatura index), yaitu rumus-rumus sebagai berikut : I.S.B.B (untuk bekerja dengan sinar matahari ) = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu bola + 0,1 x suhu kering. I.S.B.B ( untuk pekerjaan tanpa penyinaran sinar matahari ) = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu bola.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: Kep-51/ MEN/ 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja, ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan suhu udara kering, suhu basah alami, dan suhu bola dan ditetapkan pengaturan waktu kerja dengan metode ISBB. Tabel 1. Pengaturan Waktu Kerja dengan ISBB ISBB (0C)
Pengaturan Waktu Kerja
Beban Kerja
Waktu Kerja
Waktu Istirahat
Ringan
Sedang
Berat
Bekerja terus menerus (8 jam/hari) 75 % kerja 50 % kerja 25 % kerja
25 % istirahat 50 % istirahat 75 % istirahat
30,0 30,6 31,4 32,2
26,7 28,0 29,4 31,1
25,0 25,9 27,9 30,0
Sumber : Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No : Kep-51/ MEN/ 1999.
3.
Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam ( = predicated-4-hour sweetrate disingkat P4SR), yaitu banyaknya keringat keluar selama 4 jam, sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta panas radasi. Dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan-pekerjaan.
4.
Indeks Belding-Hatch, dihubungkan dengan kemampuan berkeringat dari orang standard yaitu seseorang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154 pond, dalam keadaan sehat dan memiliki kesegaran jasmani, serta berakimatisasi terhadap panas. Dalam lingkungan panas, efek pendinginan dari penguapan keringat adalah terpenting untuk keseimbangan termis. Maka dari itu, Belding-Hacth mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat. Untuk menentukan indeks tersebut, diperlukan pengukuran-pengukuran suhu
Universitas Sumatera Utara
kering dan basah, suhu globetermometer, kecepatan aliran udara, produksi panas akibat kegiatan dalam pekerjaan. 2.2.4 Pengaruh Fisiologis Akibat Tekanan Panas Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk memelihara keseimbangan panas. Menurut Pulat (1992) dalam Tarwaka (2004) bahwa reaksi fisiologis tubuh ( heat strain) oleh karena peningkatan temperatur udara di luar comfort zone adalah sebagai berikut : 1. Vasodilatasi 2. Denyut jantung meningkat 3. Temperatut kulit meningkat 4. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat, dll. Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, sering melakukan istirahat curian. 2. Dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan. Pada kehilangan caran tubuh < 1,5 % gejalanya tidak nampak, kelelahan muncul lebih awal dan mulut mulai kering. 3. Heat rash. Keadaan seperti biang keringat/ keringat buntat, gatal kulit akibat kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikian pekerja perlu beistiraat pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak dan penghilang keringat.
Universitas Sumatera Utara
4. Heat cramps. Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium. 5. Heat syncope atau fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi. 6. Heat exhaustion. Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejala mulut kering, sangat haus, lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.2) 7. Heat stroke, terjadi bila sistem pengaturan tubuh gagal dan temperatur tubuh meningkat sampai tingkat kritis. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, dan keterjadiannya sulit diprediksi. Heat stroke adalah keadaan darurat medis. Tanda dan gejala utama dari heat stroke adalah bingung, perilaku irasional, hilang kesadaran, sawan, kurang berkeringat (biasanya), kulit panas dan keringat dan temperatur tubuh sangat tinggi. Meningkatnya temperatur metabolik akibat kombinasi beban kerja dan beban panas lingkungan, yang keduanya turut memberi pengaruh terhadap heat stroke, juga sangat bervariasi dan sulit memprediksinya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Aklimatisasi Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai oleh pengeluaran keringat yang meningkat, denyut jantung menurun, dan suhu tubuh menurun. Proses ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari. Aklimatisasi dapat pula menghilang ketika orang yang bersangkutan tidak masuk kerja selama seminggu berturut-turut. Untuk menimbulkan aklimatisasi, faktor pembebanan dan lama kerja peru diperhatikan dengan cara sebagai berikut : 1. Hari pertama masuk kerja, pembebanan fisik dan lama bekerja usahakan tidak melebihi 50 % dari beban lama bekerja yang sebenarnya. 2. Hari kedua kerja, beban kerja dan lama kerja di tambah 10 % (=60 %). 3. Hari ketika kerja dan seterusnya hingga hari ke enam pembebanan fisik dan lama bekerja akan mencapai 100 %.8) 2.3
Penilaian Beban Kerja Fisik Menurut Grandjean (1993) dalam Tarwaka (2004) denyut nadi untuk
mnegestimasi indeks beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu : 1. Denyut nadi istirahat : adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai 2. Denyut nadi kerja : adalah rerata denyut nadi selama bekerja 3. Nadi kerja : adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja. Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja NO : 51 tahun 1999 menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai berikut : 1.
Beban kerja ringan
: 100 – 200 kilo kalori/jam
2.
Beban kerja sedang : >200 – 350 kilo kalori/jam
3.
Beba kerja berat
: >350 – 500 kilo kalori/jam
Universitas Sumatera Utara
Faktor yang mempengaruhi beban kerja, menurut Manuaba (2000) dalam Tarwaka (2004) bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Beban kerja oleh faktor Eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja, yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stresor antara lain : 1. Tugas-tugas (tasks) yang dilakukan baik yang bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja, sikap kerja, cara angkat angkut, beban yang diangkat-angkut, alat bantu kerja, sarana informasi termasuk displai dan kontrol, alur kerja dan lainnya. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan atau tingkat emosi pekerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan lain-lain. 2. Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, sistem kerja, musik kerja, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang, dan lain-lain. 3. Lingkungan kerja yang dapat memberikan tambahan kepada pekerja adalah : -
Lingkungan kerja fisik seperti ; mikroklimat (suhu udara ambien, kelembaban udara, kecepatan rambat udara, suhu radiasi), intensitas penerangan, intensitas kebisingan, vibrasi dan tekanan udara.
Universitas Sumatera Utara
-
Lingkunan kerja kimiawi seperti; debu, gas-gas pencemar udara, uap logam fume dalam udara dan lain-lain.
-
Lingkungan kerja psikologis seperti ; pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dengan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial yang berdampak kepada performansi kerja di tempat kerja.
Beban kerja oleh faktor internal adalah yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai strain. Berat ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Penilaian secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis. Sedangkan penilaian subjekif dapat dilakukan mealui perubahan reaksi psikologis dan perubahan prilaku. Karena itu strain secara subjektif erat dengan harapan keinginan kepuasan dan penilaan subjektif lainnya. Secara ringkas faktor internal meliputi : a. Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi) b. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan lainlain.). Menurut Astrand (1977) dan Rodahl (1989) dalam Tarwaka (2004) bahwa penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat badan kerja akan semakin banyak energi yang diperlkan atau dikonsumsi. Meskipun metode dengan menggunakan asupan oksigen
Universitas Sumatera Utara
lebih akurat, namun hanya dapat mengukur waktu untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode pengukuran tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama kerja. Lebih lanjut Christensen (1991) dan Grandjean (1993) dalam Tarwaka (2004) menjelaskan behwa salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Kemudian Kronz (1996) mengemukakan bahwa denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan emosi dan vasodilatasi. Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan pada metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991) dapat dilihat pada : Tabel 2. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Kategori Beban Konsumsi Ventilasi Paru Suhu Rektal Denyut Kerja
Oksigen
(l/mm)
(0C)
(l/mm) Ringan Sedang Berat Sangat Berat Sangat berat sekali
0,5 – 1,0 1,0 – 1,5 1,5 – 2,0 2,0 – 2,5 2,5 – 4,0
Jantung (denyut/min)
11 – 20 20 – 31 31 – 43 43 – 56 60 – 100
37,5 37,5 – 38,0 38,0 – 38,5 38,5 – 39,0 >39
75 – 100 100 – 125 125 – 150 150 – 175 >175
Sumber : Ergonomy untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas Tarwaka (2004)
Universitas Sumatera Utara
Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang bersangkutan.2) 2.4 Faktor Resiko Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan darah terdiri dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor resiko yang tidak dapat dihindari. Faktor resiko yang dapat dihindari antara lain : obesitas, konsumsi garam berlebih, merokok, kopi dan alkohol. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dihindari antara lain : Faktor genetik. Konsumsi garam yang tinggi selama bertahun-tahun dapat meningkatkan tekanan darah karena meningkatkan kadar sodium dalam sel-sel otot halus pada dinding arteriol. Kadar sodium yang tinggi ini memudahkan masuknya kalsium ke dalam sel-sel tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan arteriol berkontraksi pada dan menyempit pada lingkar dalamnya. Mereka yang memiliki berat badan berlebihan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang kurus. Hal ini sebagian disebabkan karena tubuh orang yang memiliki berat badan yang berlebih harus bekerja lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang mereka konsumsi. Sebagian lainnya karena mereka cenderung mengkonsumsi garam yang lebih banyak. Jika kedua orang tua menyandang tekanan darah tinggi ataupun rendah, maka kemungkinan anaknya akan menyandangnya juga. Penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah seorang anak lebih mendekati tekanan darah orang tuanya
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan anak adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan yang berperan besar dalam menentukan tekanan darah.4) 2.5
Kerangka Konsep
TKBM Karakteristik Tenaga Kerja Bongkar Muat o Umur o Pendidikan o Lama Kerja o Status Gizi
Tekanan Darah Pekerja Sebelum Bekerja Beban Kerja
Tekanan Panas
Tekanan Darah Pekerja Sesudah Bekerja
Universitas Sumatera Utara