BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN PENGAMBILAN

Download A. Kesimpulan. Pengambilan keputusan di dalam PT KJ dipengaruhi oleh tiga vairabel, yaitu karakteristik masalah, karakteristik kelompok ker...

0 downloads 595 Views 107KB Size
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan Pengambilan keputusan di dalam PT KJ dipengaruhi oleh tiga vairabel, yaitu

karakteristik masalah, karakteristik kelompok kerja, dan karakteristik struktur kelompok perusahaan. Karakteristik masalah perusahaan PT KJ yang sampai ke pimpinan perusahaan sampai saat ini seringkali memiliki tingkat kejelasan yang rendah. Hal ini disebabkan oleh sikap pimpinan yang enggan untuk melihat langsung masalah yang terjadi di lapangan. Lalu tidak adanya peraturan baku yang disepakati bersama membuat hal ini tidak bisa diatasi dengan baik. Lalu karakteristik kelompok kerja yang terjadi di PT KJ cenderung minim dari inovasi dan kreativitas. Hal ini dikarenakan oleh tugas yang sama diberikan kepada orang yang sama setiap tahunnya. Walau demikian, pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan dan pengalaman anggota perusahaan sudah dilakukan walau pun masih perlu pembenahan agar perusahaan bisa berkembang lebih jauh. Ukuran kelompok perusahaan yang masih relatif kecil membuat birokrasi yang dijalankan oleh perusahaan bersifat informal. Hal ini memungkinkan informasi berjalan dengan cepat dari bawahan ke atasan. Selain itu juga hal ini memungkinkan perusahaan bertindak cepat dalam menanggapi masalah yang ada. Namun PT KJ masih melihat keluarga dan kerabat sebagai pengambil keputuasan, baik itu bersifat teknis atau pun strategis. Hal ini menimbulkan tumpang tindih tanggung jawab dan wewenang sehingga menjadi konflik yang bersifat laten bagi perusahaan. Dari karakteristik di atas PT KJ menerapkan dua sistem proses pengambilan keputusan. Dua sistem ini digunakan berdasarkan kondisi masalah di lapangan. Salah satu sistem tersebut memungkinkan manajer lapangan untuk mengambil keputusan secepatnya berdasarkan kondisi yang ada. Sedangkan sistem yang lainnya mengharuskan keterlibatan pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan terkait masalah tersebut. Masalah-masalah yang menjadi sorotan pemimpin perusahaan adalah 89

masalah yang tidak bisa diatasi oleh manajer lapangan dan masalah yang terkait dengan finansial perusahaan. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan terdapat pada fase pengumpulan informasi di mana perusahaan sering kali memiliki informasi yang sedikit terkait masalah yang sedang dihadapi. Kondisi ini diperburuk dengan tidak adanya upaya dari perusahaan untuk menambah informasi yang ada. Selain itu juga masalah yang dibawa kepada pimpinan tidak selalu ditanggapi dengan diskusi terbuka bagi semua pegawai. Pimpinan lebih cenderung memberi instruksi langsung. Kalau pun melalui diskusi, pak SY hanya melibatkan keluarga saja. Dalam menjalankan usahanya PT KJ mempunyai hambatan internal dan hambatan eksternal yang menghalangi perkembangan perusahaan. Hambatan internal menyangkut masalah hubungan interpersonal yang terjadi antara anggota keluarga di perusahaan. Hambatan ini bisa berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan. Hambatan internal ini sana bersinggungan dengan sisi keluarga dari PT KJ. Faktor yang melatarbelakangi hambatan ini berasal perbedaan dari individu setiap anggota keluarga. Ketidakmampuan perusahaan untuk menekan perbedaan ini kemudian yang menimbulkan konflik. Hambatan eksternal PT KJ berhubungan langsung dengan pekerjaan dan tidak langsung dengan hambatan internal. Hambatan eksternal ini termasuk masalah teknis pekerjaan proyek di lapangan dan hubungan yang dijalin perusahaan kepada masingmasing stakeholder. Pada dasarnya tidak ada masalah khusus yang menjadi sorotan dalam hambatan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. Mayoritas masalah tersebut bisa diselesaikan dengan cepat. Hanya saja yang hambatan internal seringkali menjadi penghambat perusahaan dalam menyelesaikan hambatan eksternal tersebut. Hal ini dikarenakan masalah eksternal perusahaan diatasi secara langsung atau tidak oleh anggota keluarga. Karena itu lah jika terjadi konflik internal di dalam tubuh perusahaan, maka hambatan eksternal pun akan tertunda penyelesaiannya.

90

Untuk mengatasi hal ini PT KJ merespon setiap masalah yang ada. Hanya saja respon tersebut belum bisa dibilang tepat. Untuk hambatan internal misalnya, sikap anggota keluarga yang cenderung menghindari konflik dari pada mengatasinya merupakan masalah yang bersifat laten. Perusahaan perlu mengatasi setiap konflik internal yang terjadi agar di masa depan tercipta kondisi kerja yang kondusif. Sikap yang diambil oleh anggota keluarga ini juga melahirkan model komunikasi yang diterapkan di dalam keluarga. Model tersebut memungkinkan para anggota menjaga keseimbangan hubungan personal sehingga konflik tidak bertambah semakin besar. Dalam model tersebut masing-masing anggota keluarga mempunyai peran masing-masing di mana pak SY sebagai komunikator, ibu MA sebagai channel atau mediator, IC sebagai receiver, atau sebaliknya. Fokus perusahaan dalam mengatasi konflik internal ini telah melahirkan hubungan yang tidak sinergis antara hambatan internal dan hambatan eksternal. Perusahaan lebih banyak menghabiskan energi dan sumber dayanya untuk menyelesaikan masalah internal dibandingkan masalah eksternal. Ketidakseimbangan ini membuat perusahaan tidak memiliki tingkat sinergi yang tinggi. Hal ini mengakibatkan perusahaan tidak mampu menjalankan kegiatan operasional dengan efektif. Hubungan yang tidak sinergis ini membuat perusahaan mendapatkan hasil negatif dari proses pengambilan keputusan yang berjalan. Hasil negatif ini dilihat dari pekerjaan yang sering terhambat dan tidak selesai tepat waktu dan hubungan yang terjalin di dalam perusahaan cenderung tidak harmonis. Bahkan hubungan ini tidak hanya terjadi di dalam perusahaan tetapi juga berdampak di dalam keluarga.

B.

Saran

1.

Saran Akademis Setelah melakukan penelitian dan telah diketahui bagaimana dinamika

perusahaan keluarga dan proses pengambilan keputusannya, peneliti menyarankan agar penelitian dilanjutkan ke tahapan mencari efektivitas proses pengambilan keputusan 91

tersebut. Hal ini bisa digunakan untuk bahan evaluasi bagi perusahaan agar bisa lebih berkembang di masa mendatang. 2.

Saran Praktis bagi Perusahaan Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah peneliti jabarkan sebelumnya,

peneliti memberikan saran bagi perusahaan sebagai berikut: 1.

Perusahaan perlu membuat satu aturan baku tertulis yang disepakati bersama. Aturan ini kemudian menjadi standard operatinal procedure perusahaan yang mengatur bagaimana menjalankan perusahaan.

2.

Anggota perusahaan (terutama anggota keluarga) perlu memisahkan masalah pekerjaan dengan masalah keluarga. Penting bagi perusahaan untuk lebih fokus mengatasi masalah yang berhubungan langsung dengan pekerjaan.

3.

Perusahaan perlu menghabiskan lebih banyak energi dan sumber daya untuk menyelesaikan hambatan eksternal. Dengan menghabiskan lebih banyak energi dan sumber daya ini berarti perusahaan lebih fokus dalam mengatasi masalah pekerjaan dan akan berdampak langsung bagi perkembangan perusahaan.

4.

Setiap anggota perusahaan perlu untuk menekan perbedaan yang ada. Hal ini dilakukan agar energi yang dihabiskan oleh perusahaan untuk hambatan internal lebih sedikit, mengingat bahwa hambatan internal PT KJ merupakan hubungan interpersonal yang buruk antaranggota. Selain itu juga perbedaan yang ditekan ini akan menimbulkan suasana diskusi yang kondusif sehingga bisa menghasilkan keputusan yang tepat dan maksimal.

5.

Perusahaan perlu mengevaluasi lebih lanjut mengenai pendelegasian tugas yang diterapkan. Sistem patriarkal yang masih terlihat ini harus diimbangi dengan program pendampingan dengan anggota yang lebih berpengalaman. Hal ini dilakukan untuk memperkecil resiko yang mungkin muncul dari keterlibatan anggota keluarga yang belum mempunyai pengalaman kerja.

92