Diagnosis dan Tatalaksana Asma Anak Helmi M Lubis, dr, SpAK Ridwan M Daulay, dr, SpAK Gabriel Panggabean, dr, SpA Wisman Dalimunthe, dr, SpA Rini S Daylay, dr, M.KedPed, SpA Dep. I. Kes. Anak FK-USU/RS H.Adam Malik Medan
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
PERKEMBANGAN DEFINISI ASMA Obstruksi saluran respiratorik yang reversibel 1950-an secara spontan atau setelah pengobatan
1960-an
Penyakit episodik, obstruksi akibat meningkatnya respons bronkus terhadap stimuli (hiperreaktif bronkus)
1970-an
Keadaan kronik ditandai bronkospasme berulang akibat penyempitan lumen saluran respiratorik sebagai respons terhaap stimuli yang tidak menyebabkan penyempitan yang sama pada orang lain. PENCEGAHAN BRONKOSPASME WHO, 1975
1990-an
Inflamasi kronis: Lesi inflamasi di saluran respiratorik infiltrat seluler, edema, kerusakan epitel, bahkan fibrosis. PENGGUNAAN ANTI-INFLAMASI
2002
Inflamasi kronik saluran respiratorik
Banyak sel dan elemen seluler berperan (sel mast, eosinofil, limfosit T)
Pada orang rentan, inflamasi kronik episodik wheezing berulang, batuk, sesak nafas, rasa dada tertekan
Berhubungan dengan penyempitan saluran respiratorik yang luas dan bervariasi irreversibel sebagian atau teratasi spontan/ pengobatan GINA, 2002
Definisi sangat lengkap penerapan klinis sulit dan tidak praktis terutama untuk bayi dan anak
DEFINISI OPERASIONAL International Pediatric Consensus Statement on the Management of Childhood Asthma 1989:
Suatu keadaan wheezing episodik dan/atau batuk yang mana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah dapat disingkirkan
1992: International Pediatric Asthma Consensus Group Arch Dis Child 1992;67:240-8.
1998:
Wheezing berulang dan/atau batuk persisten yang mana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah dapat disingkirkan Warner dkk. Pediatr Pulmonol 1998;25:1-7
INDONESIA (UKK RESPIROLOGI IDAI) PNAA 2004 Wheezing dan/atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut : timbul secara episodik dan/atau kronik, cenderung pada malam hari/dini hari (nokturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas fisik, dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan, serta adanya riwayat asma atau atopik lain pada pasien/keluarganya sedangkan sebab– sebab lain sudah disingkirkan.
Diagnosis Asma “Batuk dan atau mengi berulang dengan karakteristik episodik, nokturnal (variabilitas), reversibel (dapat sembuh sendiri dengan atau tanpa pengobatan) ditambah atopi”
PNAA, 2004: Entry point diagnosis asma:
Wheezing berulang dan / atau batuk kronik (persisten)
Cost ? Availability ?
Inflamasi Deskuamasi epitel Hiperplasi kelenjar mukus
Mucus plug
Penebalan membrana basalis
Edema Hipertrofi dan konstriksi otot polos Barnes PJ
Infiltrasi netrofil dan eosinofil
Inflamasi pada asma Inflamasi akut
Respons steroid
Inflamasi kronis
Perubahan struktur
Waktu
Barnes PJ
Gambaran inflamasi Normal
Asma
Pathogenesis Environment :Allergen exposure Pollution Diet
Genetic susceptibility Viral infections Tobacco Smoke
Chronic allergic inflammation (Mast cells, T-Cells, Eosinophils)
Chronic allergic inflammation (Mast cells, T-Cells, Eosinophils) Deposition & Remodeling of airway collagen, elastin and proteoglycans
Angiogenesis of Bronchial Vasculature
Hyperplasia & Hypertrophy of : • airway smooth muscle • Myofibroblast • Goblet cells • Epithelium • Glands
AIRWAY WALL THICKENING
AIRWAY WALL THICKENING Narrowing, decreased Distensibility : Fixed obstruction
Inner wall thickening : Amplification of ASM shortening
Smooth muscle thickening : ASM shortening Against Elastic loads
Outer wall thickening : Airway-parenchymal interdependence
Pare et al. Cyba Foundation symposium 206, 1997
Resume Environment
Genetic susceptibility
Chronic allergic inflammation (Mast cells, T-Cells, Eosinophils)
Remodelling
AIRWAY WALL THICKENING
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Pencetus
Asma Pencetus
?????
Serangan
• Tungau • Debu rumah • Asap • Makanan
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Serangan Asma (Eksaserbasi asma) • Episode perburukan yang progresif dari gejala sesak nafas, batuk, wheezing, rasa dada tertekan, atau berbagai kombinasi gejala tersebut. • Penurunan PEF atau FEV1 indikator yang dipercaya
Patofisologi serangan asma Pencetus b.konstriksi, edem, sekresi ↑
obstruksi jalan napas ventilasi tidak seragam
atelektasis
ventilasi-perfusi tidak padu padan
p↓ ↓ surfaktan
hipovent.alv
asidosis v.konstriksi pulmonal
↑ PaCO2 ↓ PaO2
hiperinflasi paru gangguan compliance p↑ ↑ kerja napas
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Pembagian Serangan Asma • • • •
Serangan Ringan Serangan Sedang Serangan Berat Ancaman henti napas
Penilaian derajat serangan Parameter Aktivitas (bayi)
Ringan
Sedang
Berat
Bicara
Berjalan (menangis keras) Kalimat
Berbicara Istirahat (menangis (berhenti lemah) makan) Penggal klm. Kata-kata
Posisi
Bisa baring
Kesadaran
Mungkin teragitasi Tidak ada
Lebih suka duduk Biasanya teragitasi Tidak ada
Sianosis Mengi
Sedang, akhir eksp. Sesak napas Minimal
Duduk bertopang lgn. Biasanya teragitasi Ada
Nyaring, Terdengar eksp. + insp. tanpa steto. Sedang Berat
Ancaman gagal napas
Bingung
Sulit / tidak terdengar
Otot bantu napas Retraksi
Biasanya ya Ya
Laju napas
Biasanya tidak Dangkal, ret. interkostal Takipnu
Gerakan paradok Sedang, + Dalam, + Dangkal / ret.sup.stern nps.cpg.hdg hilang Takipnu Takipnu Menurun
Laju nadi
Normal
Takikardi
Takikardi
Pulsus Tidak ada Ada Ada paradoksus (<10 mmHg) 10-20 mmHg >20 mmHg PEF / FEV1 (% nilaiduga / % nilai ter- baik) -pra b.dilat. >60% 40-60% <40% >80% 60-80% <60% -pasca b.dil SaO2 >95% 91-95% <90% PaO2
Normal
>60 mmHg
<60 mmHg
PaCO2
<45 mmHg
<45 mmHg
>45 mmHg
Bradikardi Tidak ada (Otot lelah)
Derajat serangan asma
Ringan Sedang 11.7%
3.9% Berat
84.4%
Algoritma serangan asma Klinik / IGD Nilai derajat serangan Tatalaksana awal • nebulisasi β-agonis 3x, selang 20 menit • nebulisasi ketiga + antikolinergik Serangan ringan (nebulisasi 1x, respons baik
• bertahan 1-2 jam, boleh pulang • gejala timbul lagi → serangan sedang
Serangan sedang (nebulisasi 2-3x, repons parsial) • berikan O2
• nilai ulang → sedang → Ruang Rawat Sehari • pasang infus
Serangan berat (nebulisasi 3x, respons buruk) • O2 sejak awal • pasang infus • nilai ulang → berat, Ruang Rawat Inap • foto Ro toraks
Boleh pulang • bekali β-agonis (hirupan / oral) • jika ada obat pengendal, teruskan • inf.virus (+), steroid oral • 24-48 jam kontrol proevaluasi
Rng. Rawat Sehari • Oksigen teruskan
• steroid oral • nebulisasi / 2 jam • 8-12 jam klinis stabil→ boleh pulang • 12 jam tetap belum
baik→ rawat inap
Catatan: • Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi 1x, langsung β-agonis + antikolinergik • Bila belum ada alatnya, nebulisasi awal dapat diganti dgn adrenalin sk. 0,01 ml/kgBB/kali, maksimal 0,3 ml/kali. • Untuk serangan sedang dan terutama berat, O2 2-4L/mnt diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi
Ruang Rawat Inap • Oksigen teruskan • atasi dehidrasi & asidosis jika ada • steroid IV tiap 6-8 jam • nebulisasi/1-2 jam • aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan • nebulisasi 4-6x → baik, interval 4-6 j • 24 jam stabil → boleh pulang • dengan steroid & aminofilin IV tetap tidak baik → ICU
Tujuan tatalaksana serangan asma • Menghilangkan gejala secara cepat dan tepat • Mengurangi hipoksemia • Fungsi paru kembali normal • Pasca serangan: evaluasi ulang
Serangan Asma Nebulisasi 1-2 x Respons baik
Pulang Bronkodilator
Respons baik Pulang
Respons parsial RRS Oksigen Nebulisasi Steroid oral IVFD
Respons buruk
Rawat Inap Oksigen Nebulisasi IVFD Steroid sistemik Rehidrasi Aminofilin
Pengobatan Asma (dahulu)
Figure. Jet nebulizer
Cara penggunaan nebulizer
Cara menentukan sisa obat MDI
Mengapa tidak respons??? • Dehidrasi • Asidosis metabolik • Atelektasis
Serangan Berat • • • • • • • • •
Respons buruk pasca nebulisasi Oksigen Jalur parenteral: Atasi dehidrasi dan asidosis Steroid IV Aminofilin IV lnisial, lalu rumatan Nebulisasi Foto toraks Baik: PULANG Respons tidak baik: RAWAT INTENSIF
Oksigen • Mutlak diberikan pada keadaan serangan berat • Pada serangan berat terjadi hipoksemia
Nebulisasi (serangan berat) • β2 agonis dan ipratropium bromida Vs β2 agonis sendiri: hasil lebih baik: – – – – –
jumlah perawatan berkurang Scoring gejala berkurang Peningkatan fungsi paru Kerja obat lebih lama Mengurangi durasi & jumlah pengobatan sebelum meninggalkan IGD (Schuh S. et al. J Pediatr 1995; 126:639-45) (Zorc JJ. et al. Pediatr 1999; 103:703-52)
ß agonis + ipratropium bromida • Belum sepakat (berguna) – Serangan asma ringan – Serangan asma sedang
• Sepakat – Serangan asma berat
IVFD • Mengatasi dehidrasi – Minum kurang karena sesak – Muntah
• Koreksi asam basa, elektrolit • Pemberian obat-obat parenteral
Steroid • Sistemik (Intravena atau oral) • Antiinflamasi • Kontroversi: penggunaan nebuliser Dosis tinggi (1600-2000ug) Serangan berat kurang dianjurkan
Aminofilin • Inisial: 6-8 mg/kgBB IV selama 10-20 menit • Berikan rumatan 0,5-1 mg/kgBB/jam • Perlu monitor kadar aminofilin • Hati-hati safety margin sempit
Penggunaan obat lain Adrenalin: ada dosis maksimal, efek α dan ß Salbutamol SC: harus hati-hati MgSO4: tidak berbeda bermakana Steroid inhaler: dosis sangat tinggi (16002000 mg) • Antibiotik: Tidak digunakan • Mukolitik: Tidak dianjurkan pada serangan berat • • • •
TATALAKSANA SERANGAN ASMA RINGAN Nebulisasi Observasi 1-2 jam
PULANG Obat rutin, reliever dan/atau controller PNAA, 2002
SEDANG
RRS Oksigen Nebulisasi IVFD Steroid oral
BERAT • O2, steroid • Nebulisasi • Hidrasi • Aminofilin • Rö • ICU (?)
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Klasifikasi Penyakit Asma • Asma episodik jarang • Asma episodik sering • Asma Persisten
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Asma Episodik Jarang • • • • • •
75% populasi asma anak Episode yang terjadi <1x per 4–6 minggu, wheezing setelah aktivitas berat, Tanpa gejala diantara episode serangan Fungsi paru yang normal diantara serangan Terapi profilaksis tidak dibutuhkan
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Asma Episodik Sering • • • • • • •
20% populasi asma Serangan lebih sering wheezing pada aktivitas sedang dapat dicegah dengan pemberian β2-agonis Gejala terjadi kurang 1x/minggu Fungsi paru diantara serangan normal atau hampir normal Perlu controller (pengendali)
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Asma Persisten • • • •
•
± 5% anak asma Episode akut yang sering, wheezing pada aktivitas ringan diantara interval gejala membutuhkan β2agonis lebih dari 3 kali/minggu baik karena terbangun malam hari maupun dada terasa berat pada pagi hari Perlu controller (pengendali)
Derajat penyakit asma Parameter klinis, kebutuhan obat, dan faal paru
Asma episodik jarang
Asma episodik sering
Asma persisten
Frekuensi serangan
< 1x /bulan
> 1x /bulan
Sering
Lama serangan
< 1 minggu
1 minggu
Hampir sepanjang tahun tidak ada remisi
Diantara serangan
Tanpa gejala
Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu Pemeriksaan fisis di luar serangan
Normal
Obat pengendali
Tidak perlu
Mungkin terganggu Tidak pernah normal
Perlu, steroid
Perlu, steroid
Uji Faal paru PEF/FEV1 <60% PEF/FEV1 >80% PEF/FEV1 60-80% (di luar serangan) Variabilitas 20-30% Variabilitas faal paru (bila ada serangan)
>15%
< 30%
< 50%
Setiap pasien asma • Harus ada klasifikasi derajat penyakit dan derajat serangan misal: Asma episodik jarang di luar serangan Asma episodik jarang dengan serangan sedang Asma episodik sering dengan serangan berat Asma episodik sering di luar serangan Asma persisten dengan serangan berat Derajat penyakit tidak bergantung derajat serangan
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Tujuan tatalaksana asma • • • • • • •
Gejala kronik minimal (idealnya tidak ada) Serangan akut minimal (jarang) Kunjungan ke UGD tidak pernah Penggunaan ß2-agonis minimal Aktivitas tidak terhambat Uji fungsi paru normal (mendekati) Efek samping obat minimal
tujuan akhir…….
Meningkatkan Kualitas Hidup
Tatalaksana asma Penghindaran alergen
Farmako terapi
BIAYA
Imuno terapi
Pendidikan
GINA, 2002
Cost ? Availability ?
Tatalaksana Asma Penghindaran alergen
Pharmaco therapy
BIAYA
Patient Education
Immuno therapy
Penanganan Utama
Penghindaran alergen • Berlaku untuk semua klasifikasi asma: Asma episodik jarang, episodik sering, dan persisten • Hindari pencetus: tungau debu rumah • Jauhi binatang peliharaan • Dilakukan sebelum dan selama pengobatan farmakologik GINA, 2002
Penghindaran
Tatalaksana Asma Allergen avoidance
Pharmaco therapy
BIAYA
Pendidikan pasien/kel
Immuno therapy
Pendidikan pasien/keluarga • Mendididik pasien dan atau keluarga mengetahui tentang asma • Meningkatkan kepatuhan • Petunjuk praktis tatalaksana di rumah • Hubungan pasien-keluarga-dokter GINA,2002
Tatalaksana Asma Allergen avoidance
Farmakoterapi
BIAYA
Patient Education
Immuno therapy
Farmakoterapi Obat serangan (reliever): • b2 agonis : inhaler, nebulized, oral • Efinefrin : subkutan • Teofilin/aminofilin : oral, I.V. • Antikolinergik (ipratropium br) : inhaler • Steroid : oral, I.M. Obat pengendali (controller): • Steroid : inhaler • LABA : inhaler, oral • Antileukotrien : oral PNAA, 2002
A S M A 1
4
Serangan Asma Pencetus 2 Serangan teratasi (Tenang)
3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
5
Tentukan derajat dan Atasi segera
6
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
7
Reliever (+) Controller (+)
8
Reliever (+) Controller (+)
Kapan?? Klasifikasi
Pengendali (Controller) tidak
Pelega (Reliever) Ya
Asma episodik sering
Ya
Ya
Asma persisten
Ya
Ya
Asma episodik jarang
TREATING ASTHMA with Bronchodilators alone
is like
Painting over rust
!!!
PUTIH
KUNING
MERAH BIRU
Medikamentosa • • • •
Bronkodilator Antiinflamasi Antiremodeling Anti IgE
Bronkodilator • Short Acting Beta-2 Agonist (SABA) – Untuk Reliever (serangan asma)
• Long Acting Beta-2 Agonist (LABA) – Untuk controller (pengendali)
Anti-inflamasi • • • •
Antihistamin Disodium Cromoglycate (DSCG) Kortikosteroid Anti PDE 4 (Phosphodiesterase)
Long-term placebo-controlled trial of ketotifen in the management of preschool children with asthma Loftus BG, Price JF J Allergy Clin Immunol 1987; 79:350-5
The results suggest that:
“Ketotifen has no place in the management of young children with frequent asthma”
Inhaled disodium cromoglycate (DSCG) as maintenance therapy in children with asthma: a systematic review. Tasche MJA, Uijen JHJ, Bernsen RMD, de Jongste JC, van der Wouden JC. Thorax 2000; 55:913-20
“Insufficient evidence that DSCG has a beneficial effect as maintenance treatment in children with asthma”
Kortikosteroid • •
Memperbaiki pengendalian asma pada anak Bukti-bukti penelitian:
meningkatkan PEF (pagi dan sore)
meningkatkan FEV1 (pagi dan sore)
mengurangi variasi diurnal FEV1
mengurangi gejala
menurunkan frekuensi serangan asma
mengurangi pengunaan obat pelega (β2 agonis)
Meningkatkan kualitas hidup
FEV1, forced expiratory volume in 1 second PEF, peak expiratory flow
Longterm management
Low dose steroid
Medium dose steroid
Low dose steroid + LABA
Low dose steroid + ALTR
Low dose steroid +TSR
High dose steroid
Medium dose steroid + LABA
Medium dose steroid + ALTR
Medium dose steroid + TSR
ORAL STEROID
Gambaran patologi sebelum dan sesudah pengobatan steroid
Laitinen LA et al, J Allergy Clin Immunol 1992
Perbaikan epitel pasca steroid
sebelum
sesudah P Howarth, 1999
Longterm steroid……
Efek samping • • • • •
Suara parau Iritasi farings Kandidiasis Sakit kepala Gangguan pertumbuhan??
Tatalaksana Asma Allergen avoidance
Pharmaco therapy
BIAYA
Patient Education
Imunoterapi
Imunoterapi • • • •
Dikenal sebagai desensitisasi Masih kontroversial Pencetusnya multifaktorial Sudah ditinggalkan
Kesimpulan: • prevalensi asma anak ↑ • klasifikasi asma: episodik jarang, episodik sering, persisten • Serangan asma: ringan, sedang, dan berat • tatalaksana asma anak: kontroversi • telah ada pedoman nasional penanganan asma anak
Kendala • Aspek tenaga medis – Persepsi salah – Kehilangan pasien
• Aspek obat-obatan – Ketersediaan – Distribusi – Harga
• Aspek komunitas – Berbahaya – Adiksi – Sosio-kultur
• Penunjang – Algoritme sulit – Kendala alat penunjang
Dampak positif terapi inhalasi
Keuangan keluarga
INHALASI
ORAL
• Kualitas hidup • Kualitas terapi
Pasien
• Ke dokter lain • Ke luar negeri (Mutu dokter anak Indonesia )
-
Asma stabil Patient Get Patient (cerita mulut ke mulut)
A S M A
Serangan Asma Pencetus Serangan teratasi (Tenang)
Tentukan derajat dan Atasi segera
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (-)
Reliever (+) Controller (+)
Reliever (+) Controller (+)
Godly.asx