JURNAL KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Download dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah (Home Care). Adapun hal yang medorong untuk memilih Home care karena di pengaruhi oleh beberapa f...

0 downloads 420 Views 1MB Size
Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO SUMMARY FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMILIHAN HOME CARE UNTUK PERAWATAN ULKUS DIABETIK DI KOTA GORONTALO Nirmala Napu, dr Nanang Roswita Paramata M.Kes,H Abd Wahab Pakaya S.Kep. Ns.MM Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email. [email protected] ABSTRAK

Nirmala Napu. 2015. Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo. Skripsi, Program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Nanang Roswita Paramata M.Kes dan Pembimbing II Ns Abd Wahab Pakaya S.Kep. MM Home care adalah perawatan jangka panjang (long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendaptkan pelatihan. Masih tingginya jumlah penderita ulkus diabetik maka perlunya dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah (Home Care). Adapun hal yang medorong untuk memilih Home care karena di pengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo. Desain penelitian menggunakan desain survey deskriptif. Populasi berjumlah 30 orang dan sampel berjumlah 30 orang dengan teknik total sampling. Teknik analisis data berjutuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti. Hasil penelitian dari faktor biaya mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo sebagian besar menyatakan terjangkau sebanyak (73.3%) dan tidak terjangkau sebanyak (26.7%). Dan faktor biaya mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo sebagian besar menyatakan nyaman sebanyak (90%) dan yang tidak nyaman sebanyak (10%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor biaya dan kenyamanan berpeluang mempengaruhi dalam pemilihan Home care. Disarankan Kepada pihak pelayanan Home care di Kota Gorontalo hendaknya lebih mempromosikan lagi pelayanan Home care tersebut dan tetap mempertahankan model pelayanan Asuhan keperawatan yang ada. Kata Kunci : Home care, biaya, kenyamanan Daftar Pustaka : 34 Referensi (1999-2014) Nirmala Napu1, 841411018 Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG, dr Nanang Roswita Paramata M.Kes, H Abd Wahab Pakaya S.Kep. Ns.MM

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO SUMMARY FACTOR INFLUECING THE SELECTION OF HOME CARE FOR ULCUS DIABETIC CARE AT GORONTALO CITY Nirmala Napu, dr Nanang Roswita Paramata M.Kes,H Abd Wahab Pakaya S.Kep. Ns.MM Departement Of Nursing FIKK UNG Email. [email protected]

Nirmala Napu1, 841411018 Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG, dr Nanang Roswita Paramata M.Kes, H Abd Wahab Pakaya S.Kep. Ns.MM

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PENDAHULUAN

Jumlah kasus diabetes melitus di seluruh dunia telah meningkat dan merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).1 Jumlah kematian disebabkan diabetes melitus diseluruh dunia diperkirakan 3,96 miliar pada kelompok usia 20-79 tahun 6,8% menyebabkan kematian pada semua umur (Roqlik, 2010). 2Prevalensi diabetes melitus di dunia (Usia 20-79 tahun) pada tahun 2030 akan meningkat 7,7%, atau sekitas 239 juta penderita orang dewasa. Sehingga dari tahun 2010 sampai 2030 akan terjadi peningkatan 69% di negara berkembang dan 20% di negara maju (dalam Afrianti, 2013).3 Menurut WHO (2007) Indonesia masuk ke dalam sepuluh negara dengan jumlah kasus diabetes melitus terbanyak di dunia. Indonesia berada pada peringkat ke empat pada tahun 2000 dengan jumlah kasus sebesar 8,4 juta orang dan di prediksi akan meningkat pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta orang (Fachruddin, 2013).4 Diabetes melitus merupakan salah satu PTM (penyakit tidak menular). Pada tahun 2013, proporsi penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan DM adalah 6,9 persen. Prevalensi yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di Yogkyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%). Prevalensi DM di Indonesia beranjak naik dari tahun ke tahun (Kemenkes, 2013).5 Di Provinsi Gorontalo, jumlah kasus baru penyakit diabetes melitus tahun 2013. Prevalensi penderita DM di Kab Gorontalo (34,05%), Kota Gorontalo (25,3%), Kab Boalemo (12,1%), Kab Gorontalo Utara (11,95%), Kab Bonebolango (10,5%), Kab Pohuwato (6,15%) (Dinas Kesehatan, 2013).6 Penderita Diabetes Melitus dibandingkan dengan penderita non diabetes melitus mempunyai kecenderungan 2 kali lebih mudah mengalami trombosis serebral, 25 kali lebih mudah terjadi buta, 2 kali lebih mudah terjadi penyakit jantung koroner, 17 kali lebih mudah terjadi gagal ginjal kronis, dan 50 kali lebih mudah menderita ulkus diabetik (Praptono, 2014).7 Seseorang yang menderita penyakit diabetes melitus beresiko terjadi komplikasi seperti ulkus kaki diabetik dimana terjadi kerusakan sebagian (partial thickness) atau keseluruhan (full thickness) pada kulit yang dapat meluas kejaringan dibawah kulit, tendon, otot, tulang dan persendian. Kondisi ini timbul sebagai akibat terjadinya peningkatan kadar gula darah yang tinggi. Di Indonesia sendiri komplikasi ulkus diabetik mencapai 15% (Tarwoto, 2012).8 Menurut Levin9 (dalam Abique, 2008) Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus diabetikum adalah angiopati, neuropati dan infeksi, adanya 1

Nwako 2010 jumlah kasus diabetes melituus diseluruh dunia Roqlik 2010 jumlah kematian diabetes melitus 3 Afriyanti 2013 prevalensi diabetes melitus diseluruh dunia 4 Fachrudin 2013 jumlah kasus diabetes melitus berdasarkan WHO 2007 5 KEMENKES 2013 data diabetes melitus di Indonesie 6 Dinas Kesehatan 2013 jumlah kasus diabetes melitus di Provinsi Gorontalo 7 Praptono 2014 komplikasi pada penderita diabetes melitus 8 Tartowo 2012 penderita penyakit diabetes melitus beresiko terjadi komplikasi ulkus diabetik 9 Abique 2008 Faktor yang berperan timbulnya ulkuds diabetik 2

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau menurunya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada kaki klien. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh, infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai ulkus diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan ulkus diabetikum Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD Prof.DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, paisen yang dirawat dengan ulkus diabetikum pada tahun 2013 sebanyak 98 pasien dan di tahun 2014 sebanyak 50 pasien. Sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia memfokuskan pelayanan yang bersifat acute care daripada chronic care sehingga penting untuk menjaring pasien potensial ini. Pelayanan Home Care merupakan salah satu upaya untuk menjaring pasien potensial ini (Suarjana, 2012).10 Berdasarkan hasil kajian Depkes RI tahun 200011 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan izin. Menurut Neis dan Mc Ewen (2010)12 Menyatakan Home Healht Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial di berikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. Minat pasien Home Care terus mengalami peningkatan misalnya di unit Home Care RS Prima Medika Denpasar tahun 2008. Prevalensi kunjungan unit Home Care pada bulan Januari (9,8%), Februari (9,9%), Maret (9,22%), April (10,14%), Mei (10,05%), Juni (10,05%), Juli (10,22%), Agustus (9,9%), September (5,2%), Oktober (5,2%), November (5,02%), Desember (5,3%) (Suarjana, 2012).13 Dalam jurnal penelitian Steven (2010)14 di Amerika Serikat ada 5 faktor yang mempengaruhi minat pasien memilih Home Care : (1) penuaan penduduk AS; (2) penyakit kronis; (3) kemajuan teknologi; (4) pelayanan kesehatan; (5) Biaya. Ada 5 faktor yang mempengaruhi perkembangan Home Care yaitu: (a) Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi jika di rawat di institusi pelayanan kesehatan; (b) Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang 10

Suarjana 2012 sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia memfokuskan pelayanan yang acute care dari pada cronic care 11 Depkes RI dikembangkan pelayanan kesehatan di Rumah 12 Neis dan Mc Ewen 2010 pengertian Home Healt Care 13 Suarjana 2012 data minat pasien Home care di unit Home care RS Prima Medika Denpasar 14 Steven 2010 5 faktor yang mempengaruhi pasien memilih Home care

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO memerlukan perawatan yang relatif lama; (c) Menajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit; (d) Banyak orang yang merasakan bahwa dirawat di institusi pelayanan kesehatan dapat membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak menikmati kehidupan secara optimal karena terkait dengan aturan-aturan yang ditetapkan; (e) Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Widyanto, 2014).15 Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien di wilayah kerja Home Care Kota Gorontalo didapatkan rata-rata pasien memilih Home Care karena merasa lebih nyaman dirawat di rumah dan ada juga pasien yag mengatakan bahwa perawatan di rumah dapat menghemat biaya, dan saat melakukan wawancara dengan keluarga pasien, keluarga pasien mengatakan bahwa memilih Home Care karena keluarga merasa lebih nyaman di rumah dan dekat dengan keluarga. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dijelaskan oleh salah satu petugas Home Care. Berdasarkan beberapa faktor dalam jurnal penelitian pemilihan Home Care di Amerika dan beberapa faktor di Indonesia, penulis tertarik untuk meneliti dengan memformulasikan judul faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo BAHAN DAN METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian di Kota Gorontalo. Waktu pelaksanaan tanggal 22 Mei 2015 sampai dengan 26 Juni 2015. Penelitian ini menggunakan desain survei deskriptif. Sampel diambil dengan cara total sampling yakni seluruh pasien ulkus

diabetik yang dikunjungi oleh perawat Home Care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo yang ber jumlah 30 orang. Data dikumpul melalui wawancara menggunakan kuesioner yang berisi data demografi, biaya dan kenyamanan. Analisis data univariat. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur No Umur N Presentase (%) 1 45-59 tahun 19 63.3 2 60-74 tahun 11 36.7 Total 30 100 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, terdapat 19 (63.3%) responden dengan karakteristik umur 45-59 tahun memilih Home care dan 11(36.7%) responden dengan karakteristik umur 60-74 tahun memilih Home care.

15

Widyanto 2014 5 faktor yang mempengaruhi perkembangan Home care

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin N Presentase (%) 1 Laki-laki 14 46.7 2 Perempuan 16 53.3 Total 30 100 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, terdapat 14 (46.7%) responden dengan karakteristik jenis kelamin Laki-laki memilih Home care dan 16 (53.3%) responden dengan karakteristik jenis kelamin perempuan memilih Home care. 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pendidikan No Pendidikan N Presentase (%) 1 SD 7 23.3 2 SMP 8 26.7 3 SMA 7 23.3 4 Perguruan Tinggi 8 26.7 Total 30 100 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, terdapat 7 (23.3%) responden dengan pendidikan SD memilih Home care, 8 (26.7%) responden dengan Pendidikan SMP memilih Home care, 7 (23.3%) responden dengan pendidikan SMA memilih Home care dan 8 (26.7%) responden dengan pendidikan Perguruan tinggi memilih Home care. 4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan N Presentase (%) 1 Tidak bekerja 16 53.3 2 Wiraswasta 7 23.3 3 PNS 4 13.3 4 Pensiunan 3 10.0 Total 30 100 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan karakteristik pekerjaan dari 30 responden, terdapat 16 (53.3%) responden tidak bekerja memilih Home care dan 7 (23.3%) responden dengan memiliki pekerjaan Wiraswasta memilih Home care sedangkan terdapat 4 (13.3%) responden dengan pekerjaan PNS memilih Home care dan terdapat 3 (10.0%) responden dengan karakteristik Pensiunan memilih Home care.

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO HASIL PENELITIAN Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi faktor biaya dan kenyamanan. Adapun penjelasannya dapat digambarkan pada tabel berikut ini : 1. Faktor biaya yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gororntalo Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan biaya dalam pemilihan Home care di Kota Gorontalo No Biaya N Presentase (%) 1 Terjangkau 22 73.3 2 Tidak terjangkau 8 26.7 Total 30 100 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar responden menyatakan biaya Home care terjangkau yaitu sebanyak 22 (73.3%) dan responden menyatakan biaya Home care tidak tejangkau sebayak 8 (26.7%). 2. Faktor kenyamanan yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gororntalo Tabel 6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kenyamanan dalam pemilihan Home care di Kota Gorontalo No Kenyamanan N Presentase (%) 1 Nyaman 27 90 2 Tidak nyaman 3 10 Total 30 100 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar responden menyatakan nyaman yaitu sebanyak 27 (90%) dan responden menyatakan tidak nyaman sebanyak 3 (10%). PEMBAHASAN

1. Faktor biaya yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gororntalo Pada penelitian ini ditemukan bahwa 73.3% responden menyatakan biaya Home care terjangkau dan 26.7% responden menyatakan biaya tidak terjangkau. Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan responden pembiayaan Home care tidak menjadi tolak ukur Klien memilih Home care yang terpenting adalah Klien merasa nyaman dan puas. Adanya responden yang menyatakan biaya tidak terjangkau namun tetap menggunakan Home care karena pasien merasa nyaman di rumah, selain itu adanya keinginan pasien yang tidak ingin kembali di rawat di Rumah Sakit. Berdasarkan pekerjaan didapatkan dari 16 responden yang tidak bekerja yang menyatakan biaya Home care tidak terjangkau sebanyak 5 (31.25%) responden. Dari 7 responden yang bekerja sebagai wiraswasta yang menyatakan biaya tidak terjangkau sebanyak 2 (28. 6%) responden. Sedangkan dari 4 responden yang bekerja sebagai PNS yang menyatakan biaya tidak terjangkau

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO sebanyak 1 (25%) responden. Adapun responden yang menyatakan biaya terjangkau namun tidak bekerja karena pembiayaan Home care ditanggung oleh anak ataupun keluarga. Pembiayaan Home care dihitung berdasarkan karakteristik ulkus sedangkan pasien rata-rata mengalami ulkus yang berat sehingga harus dilakukan perawatan setiap hari. Adanya pasien yang menyatakan biaya tidak terjangkau karena merasa tidak mampu untuk membiayai perawatan yang dikeluarkan setiap hari, namun dalam hal ini pasien tetap menggunakan Home care karena pasien tidak ingin kembali ke Rumah Sakit. Menurut Irawan (2009)16 biaya dan kemudahan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, pelanggan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk pelayanan. Dalam penelitian Suarjana (2012)17 tentang gambaran peluang dan potensi pengembangan Home care Rumah Sakit Prima Medika Denpasar, adapun peluang dan potensi pengembangan Home care meliputi kepuasan pasien, kesanggupan pembiayaan, persepsi manfaat, ketergantungan pasien kanker dan lansia, dan potensi pasien RS untuk Home care. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suarjana mengenai tarif yang dikenakan untuk pembiayaan Home care yaitu tarif yang dikenakan dianggap wajar oleh pasien, sehingga pasien sanggup untuk membiayai. Adanya kesanggupan pembiayaan dari pasien merupakan peluang bagi pengembangan pelayanan karena pasien akan mau menggunakan pelayanan Home care lagi. Dalam jurnal Steven (2010)18 di Amerika Serikat ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi minat pasien memilih Home Care : (1) penuaan penduduk AS; (2) penyakit kronis; (3) kemajuan teknologi; (4) pelayanan kesehatan; (5) Biaya. Adapun teori Widyanto (2014) mengenai faktor-faktor yang mendorong pelayanan kesehatan di rumah yaitu salah satunya biaya, keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama, hal itu akan berdampak pada meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut perawatan dirumah, seperti klien dengan ulkus diabetikum yang memerlukan perawatan luka kronis relatif lama. Kebijaksanaan tarif dalam Home Care mengacu pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut : Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tarif pelayanan Home Care harus memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat. Jenis pelayanan yang dikenakan tarif dalam Home Care memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan berdasarkan perimbangan antara lain ketegori tindakan dari yang sederhana sampai yang kompleks (Helwiyah, 2004).19 Adapun jenis pelayanan yang kena tarif yaitu : (a) jasa pelayanan tenaga kesehatan; (b) imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung 16

Irawan 2009 biaya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan Suarjanan 2012 gambaran peluang dan potensi pengembangan Home care Rumah Sakit Prima Medika Denpasa 18 Steven 2010 5 faktor yang mempengaruhi minat pasien memilih Home care 19 Helwiyah 2004 tarif pelayanan Home care 17

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO oleh pasien; (c) dana transportasi untuk kunjungan (Allender, 2001).20 Hal tersebut menunjukan bahwa biaya berpeluang untuk mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo. 2. Faktor kenyamanan yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care

untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gororntalo Pada penelitian ini ditemukan bahwa 90% responden menyatakan nyaman memilih Home care dan 10% responden menyatakan tidak nyaman memilih Home care. Menurut peneliti adanya responden yang menyatakan tidak nyaman karena menggunakan Home care kurang dari seminggu sehingga belum terbiasa dengan pelayanan Home care dan merasa terganggu. Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa ada pasien yang lebih memilih untuk dirawat di rumah dibanding di rumah sakit karena lebih dekat dengan keluarga dan pasien tidak merasa aktivitasnya dibatasi sehingga hal ini membuat pasien menggunakan Home care. Kenyamanan merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam keperawatan. Beberapa tipe nyaman didefinisikan sebagai berikut: (1) Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan kebutuhan yang spesifik; (2) Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan; (3) Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya. Kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut : (1) Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh; (2) Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi; (3) Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar; (4) Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial. Menyediakan layanan Home Care dapat mendukung kenyaman pasien dan kemandirian di rumah (Kolcaba, 2003)21 Menurut Widyanto (2014)22 adapun manfaat dari pelayanan Home care bagi klien antara lain adalah kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional. Sedangkan menurut Maryani (2014)23 dimana dikatakan bahwa lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan Rumah Sakit sehingga mempercepat kesembuhan. Hal tersebut menunjukan bahwa kenyamanan berpeluang untuk mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang “faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo” dengan jumlah responden sebanyak 30, dapat disimpulkan sebagai berikut : 20

Allender 2001 jenis pelayanan yang kena tarif Colkaba 2003 pengertian kenyamanan 22 Widyanto 2014 Manfaat dari pelayanan Home care 23 Maryani 2014 kenyamanan 21

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1. Faktor biaya yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo sebagian besar menyatakan terjangkau yaitu sebanyak 73.3% dan tidak tejangkau sebayak 26.7%. 2. Faktor kenyamanan yang mempengaruhi dalam pemilihan Home care untuk perawatan ulkus diabetik di Kota Gorontalo Sebagian besar menyatakan nyaman sebanyak 90% dan yang tidak nyaman sebanyak SARAN

1. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti selanjutnya dengan mengganti variabel Independent dari penelitian ini yaitu faktor yang berhubungan dengan pemilihan Home care dan diformulasikan dalam bentuk yang besar dengan sampel yang lebih besar sehingga diharapkan dapat menjadi konstribusi ilmiah yang baik dimasa mendatang 2. Bagi Institusi pelayanan kesehatan Kepada pihak pelayanan Home care di Kota Gorontalo hendaknya lebih mempromosikan lagi pelayanan Home care tersebut dan tetap mempertahankan model pelayanan Asuhan keperawatan yang ada. 3. Bagi institusi pendidikan Untuk institusi pendidikan khususnya mahasiswa jurusan keperawatan diharapkan untuk dapat memperbanyak literatur dan wawasan yang lebih luas lagi mengenai Home care. 4. Bagi pasien dan keluarga Hasil penelitian ini dapat disampaikan kepada pasien dan keluarga serta memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga 5. Bagi Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan kepada masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan Home care dengan sebaik-baiknya. DAFTAR PUSTAKA Abhique.

2008.

Patofisiologi

Ulkus

diabetik.

http:/jurnal.ulkus-diabetikum-e-

Biomedik. 4 mei 2014 jam 19.56 Afriyanti, D. 2014. Perbedaan Self Care Kaki Penderita Diabetes Melitus Tipe II dengan Ulkus dan Tanpa Ulkus di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Skripsi. Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman. 7 maret 2015, 11:36 Dinas Kesehatan. 2013. Jumlah Kasus Baru Penyakit Diabetes Melitus Tahun 2013. Provinsi Gorontalo: DIKES Fahcruddin, I.I, dkk. 2013. Upaya Penanganan dan Perilaku Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Bara-baraya Kota Makasar Tahun 2013. 7 maret 2015, 11:01

Jurnal Keperawatan

2015

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Helwiyah, R. 2004. Home Care Sebagai Bentu Praktik Keperawatan Mandiri. FKUP. Bandung Irawan, H. 2009. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta Kolcaba. 2003. Aplikasi teori comfort dalam nursing proses. diakses 7 april 2015,19.23 Praptono, dkk. 2014. Hubungan Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada Klien Ulkus Diabetik di RSUD Banyudon. Universitas Sahid Surakarta. Jurnal pelopor ISSN 0854-1302. 7 maret 2015, 11:06

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes. Jakarta. 19 februari 2015, 20:10 Steven, H. 2010. Why Health Care Is Going Home. The New England Journal Of Medicine. 8 februari 2015, 19:43 Suarjana, K. Dkk. 2012. Prospek Pengembangan Pelayanan Home Care Rumah Sakit Prima Medika Denpasar. Jurnal Menajemen Pelayanan Kesehatan. 2 maret 2015, 21:07 Tarwoto, dkk. 2012. Keperawatan Medikal bedah-Gangguan Sistem Endokrin. CV Trans Info Media. DKI Jakarta Widyanto, F. C. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Nuha Medika. Yogyakarta