LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI ACARA I IDENTIFIKASI IKAN

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI ACARA I IDENTIFIKASI IKAN Disusun oleh : ... tinggi terhadap amonia dan buangan nitrogen lainnya dan mudah menyesuaikan d...

65 downloads 810 Views 376KB Size
LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI ACARA I IDENTIFIKASI IKAN

Disusun oleh : Rizqi Firmansyah Fafiq Listiani Irfina Fitri Mardani Dhinar Pasuria S.

(H1G012009) (H1G012024) (H1G012032) (H1G012040)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN PURWOKERTO 2013

Tujuan Praktikum Mengidentifikasi suatu specimen ikan tertentu dan membeikan klasifikasinya. I.

1.1.

Materi dan Metode

Materi Praktikum

1.1.1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat bedah, baki parafin, buku kunci identifikasi, jarum penusuk, kamera, pensil. 1.1.2 .Bahan Bahan yang digunakan yaitu ikan Mas, ikan Patin, ikan Nila, ikan Lele, ikan Baceman, ikan Tongkol, ikan Kakap, ikan Bandeng dan ikan Belanak. 1.2. Cara Kerja - Alat dan bahan disiapkan. - Ikan diambil kemudian di identifikasi - Ikan diamati menggunakan buku taksonomi dan kunci identifikasi - Ikan di klasifikasikan sesuai dengan buku taksonomi dan kunci identifikasi

II.

Hasil dan Pembahasan

2.1. Hasil Praktikum a. Ikan Bandeng (Chanos chanos) Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Subkelas Ordo Family Genus Species

: Animalia : Chordata : Pisces : Teleostei : Malacoptergii : Chanidae : Chanos : Chanos chanos

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Subkelas Ordo Family Genus Species

: Animalia : Chordata : Pisces : Teleostei : Percomorphy : Lutjanidae : Lutjanus : Lutjanus niger

Klasifikasi : Kingdom Filum Kelas Subkelas Ordo Family Genus Species

: Animalia : Chordata : Pisces : Teleostei : Ostrariophysis : Cyprinidae : Puntius : Puntius sp.

b. Ikan Kakap Merah (Lutjanus niger)

c. Ikan Tawes (Puntius sp.)

d. Ikan Lele (Clarias batrachus) Klasifikasi : Kingdom Filum Kelas Subkelas Ordo Family Genus Species

: Animalia : Chordata : Pisces : Teleostei : Ostrariophysis : Clariidae : Clarias : Clarias batrachus

e. Ikan Patin (Pangasius sp.)

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Subkelas Ordo Family Genus Species

: Animali : Chordata : Pisces : Teleostei : Ostrariophysis : Pangasidae : Pangasius : Pangasius sp.

2.2. Pembahasan a. Ikan Bandeng (Chanos chanos) Klasifikasi : Kingdom Filum Class Ordo Family Genus Species

: Animalia : Vertebrata : Teleostei : Malacopterygii : Chanidae : Chanos : Chanos chanos

1A : Teleostei Adalah rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang 2B : Malacoptergii Adalah bersisik, tidak bersungut, tidak berjari-jari keras pada sirip punggung 5A : Charidae Adalah sirip dubur jauh di belakang sirip punggung 13A : Charos Adalah sirip ekor panjang dan cagak, keeping sebelah keatas lebih panjang 26 : Charos charos

Morfologi : Bandeng memiliki ciri umum simetris dan berbadan ramping, dan sirip ekor yang bercabang dua. Panjang tubuhnya dapat mencapai 1-1.7 meter. Tidak memiliki gigi, insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan radii branhiostegi. seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Sirip ekor homocercal. alat pernapasan tambahan terletak di bagian kepala. Habitat : Larva bandeng merupakan bagian dari komunitas plankton di laut lepas yang kemudian hidup dan berkembang, hidup di perairan pantai berpasir, berair jernih dan banyak mengandung plankton, serta bersalinitas 25-35 0/00 . larva berumur lebih dari

25 hari atau disebut juga nener, hidup di perairan pantai berkarang atau pantai berlumpur, berair jernih yang kadang-kadang ditumbuhi vegetasi campuran atau mangrove, namun subur dan bersalinitas 25-35 0/00. Penyebaran Ikan Bandeng yang sangat luas, yakni dari pantai Afrika Timur sampai ke Kepulauan Tuamutu, sebelah timur Tahiti, dan dari Jepang Selatan sampai Australia Utara. Namun demikian, ikan bandeng jarang tertangkap sebagai hasil laut.

b. Ikan Kakap Merah (Lutjanidae) Klasifikasi : Philum Sub Philum Kelas Sub Kelas Ordo Famili

: Chordata : Vertebrata : Pisces : Teleostei : Percomorphi : Lutjanidae

1A : Teleostei Adalah rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang 2A : Percomorphy Adalah sirip punggung dan sirip dubur tidak panjang 4B : Lutjanidae Adalah gigi biasanya runcing, terhambur merata, taring ada atau tiada. Seandainya gigi seperto gigi pelumat, mata atau tutup insang depan tidak bersisik 11B : Lutjanus Adalah mulut besar, dapat disembulkan, gigi pada tulang mata bajak, dari langit-langit sempurna. Keeping tutup insang depan dapat berlekuk. Sirip ekor tegak atau berlekuk. 23 : Lutjanus niger

Morfologi:

:

Ikan kakap merah (Lutjanus argntimaculatus) mempunyai tubuh yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taringtaringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi caninnya yang berada pada bagian depan. Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung

berbentuk tonjolan yang tajam. sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3 lemah 8-9.

Habitat: : Ikan kakap merah merupakan ikan dasar yang selalu berkelompok menempati karang, tandes atau rumpon. Ikan kakap merah yang mempunyai nama inggris red snapper hampir bisa ditemui semua lokasi di Indonesia bahkan di dunia. Ikan yang biasanya memiliki nama latin depannya Lutjanus termasuk dalam family Lutjanidae. Jenisnya kakap sendiri ada banyak macam spesiesnya. Karena warna ikan ini merah, masyarakat menyebutnya dengan nama kakap merah. Kelompok ikan yang siap memijah, biasanya terdiri dari sepuluh ekor atau lebih, akan muncul ke permukaan pada waktu senja atau malam hari di bulan Agustus dengan suhu air berkisar antara 22,2–25,2ºC. Secara umum ikan kakap merah yang berukuran besar akan bertambah pula umur maksimumnya dibandingkan yang berukuran kecil. Ikan kakap merah yang berukuran besar akan mampu mencapai umur maksimum berkisar antara 15–20 tahun, umumnya menghuni perairan mulai dangkal hingga kedalaman 60–100 meter.

c. Ikan Tawes (Puntius sp.) Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Puntius Spesies : Puntius sp. 1A : Teleostei Adalah rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang 2D : Ostrariophysis Adalah bersisik atau tidak, bersungut dikelilingi mulut atau tidak bersungut, satu jarijari yang mengeras atau empat jari-jari mengeras pada sirip punggung. 7C : Cyprinidae

Adalah duri tunggal atau berbelah mungkin ada dimuka dabawah mata; pinggir rongga mata bebas atau tertutup oleh kulit; mulut agak kebawah; tidak pernah labih dari 4 helai sungut 19C : Puntius Adalah bibir bawah tidak terpisah dari rahang bawah yang tidak berkulit tebal atau tepisah dari rahang bawah oleh turisan pada permukaan saja; hidung tidak berbintilbintil keras Morfologi: Ikan Tawes mudah dikenali dengan ciri-ciri fisik warna biru pada punggung dan sisik perak, serta sirip anal dengan warna merah menyala. Ikan ini diketahui bisa mencapai bobot maksimal 4 ons atau kira-kira sebesar telapak tangan orang dewasa. Tapi sangat jarang ditemui dengan bobot 4 ons, rata-rata ikan yang tertangkap pemancing dan penjala hanya seberat 1 ons hingga 2 ons. Tawes memijah (musim kawin) pada musim kemarau dengan cuaca dingin. Dengan sekali memijah bisa menghasilkan antara 50 ribu hingga 100 ribu telur yang siap menetas. Dengan rentang satu tahun dari penetasan, larva ikan sudah menjadi ikan dewasa yang siap kawin.

Habitat: Ikan tawes merupakan ikan liar, meski sekarang juga sudah dibudidayakan di kolam namun di beberapa tempat masih dapat ditemui keberadaannya. Di daerah Blitar dan tulung agung ikan ini masih bisa di pancing di sungai – sungai besar. Meski sebenarnya ikan tawes adalah ikan yang termasuk herbivore atau pemakan tumbuhan, namun ikan tawes yang sudah dikembang biakkan di kolam dapat diberi makan pelet atau makanan alami berupa daunt talas. Perkembangan ikan di kolam akan jauh lebih cepat karena pola makan yang cukup dan teratur dan tujuannya adalah sebagai ikan konsumsi menyebabkan ikan tawes jarang di gunakan sebagai ikan pancingan di kolam – kolam pancing.

d. Ikan Lele (Clarias batrachus) Klasifikasi Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: : : : : : :

Animalia Chordata Ostrariophysi Siluriformes Clariidae Clarias Clarias batrachus

1A : Teleostei Adalah rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang 2D : Ostrariophysi Adalah bersisik atau tidak, bersungut dikelilingi mulut atau tidak bersungut, satu jarijari yang mengeras atau empat jari-jari mengeras pada sirip punggung. 7B : Claridae Adalah sirip punggung berjari-jari banyak, sungut empat pasang 18A : Clarias Adalah tidak bersirip lemak, sirip punggung hampir atau mencapai atau bersambung dengan sirip ekor 33 : Clarias batrachus Morfologi: Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tapi juga beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.

Habitat : Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika. e. Ikan Patin (Pangasius sp.) Klasifikasi : Filum Sub Filum Kelas Sub Kelas Ordo Sub Ordo Famili Genus Spesies

: Chordata : Vertebrata : Pisces : Teleostei : Ostariophysi : Siluroidei : Schilbeidae : Pengasius : Pangasius sp.

1A : Teleostei Adalah rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang 2D : Ostrariophysi Adalah bersisik atau tidak, bersungut dikelilingi mulut atau tidak bersungut, satu jarijari yang mengeras atau empat jari-jari mengeras pada sirip punggung. 7A : Pangasidae Adalah lubang mulut kecil, berpinggiran bola mata yang bebas, sirip punggung tambahan sangat kecil, bersungut atau tidak besungut pada hidung. 17A : Pargasius Adalah lubang hidung dekat ke yang di depan dan di atas garis antara lubang hidung di depan dan mata; mata sebagian di bawah garis, mendatar melewati sudut mulut

Morfologi : Patin merupakan salah satu jenis ikan dari kelompok lele-lelean. Panjang patin dewasa mencapai 120 cm. Ukuran tubuh seperti ini merupakan ukuran tubuh yang tergolong besar bagi ikan jenis lele-lelean. Bentuk tubuhnya memanjang dengan warna dominan putih berkilauan seperti perak dan dibagian pungungnya berwarna kebiruan. Kilau warna keperkan tubuhnya sangat cemerlang ketika masih kecil, warna keperakan ini akan semakin memudar setelah patin semakin besar. Patin tidak memiliki sisik atau bertubuh licin dan bentuk kepalanya relatif kecil. Mulutnya terletak di ujung kepala sebelah bawah. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan alat peraba saat berenang. Di bagian punggungnya terdapat sirip dengan sebuah jari-jari keras yang dapat berubah menjadi patil. jari-jari lunaknya berjumlah 6-7 buah. bentuk sirip ekornya simetris bercagak. Di sirip dada terdapat 12-13 jari – jari lunak dan satu buah jari-jari keras yang berfungsi sebagai patil. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sementara itu, di sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak.

Habitat:

:

Ikan ini hidup subur di sungai, danau, waduk dan kolam. Penyebaran ikan Patin Siam meliputi Thailand, Burma, India Taiwan, Malaysia, Semenanjung Indocina, Sumatra dan kalimantan. Ikan patin termasuk ikan dasar, hal ini bisa dilihat dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah. Jenis ikan patin di Indonesia cukup banyak, diantaranya Pangasius poluranodo (ikan juaoro), Pangasius macronema (ikan rius, riu, lancang), Pangasius micronemus (wakal, riu scaring) Pangasius nasutus (pedado) dan Pangasius nieuwenhuisil (lawang). Ikan Patin mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap amonia dan buangan nitrogen lainnya dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan buatan, seperti dalam sangkar terapung. Ikan ini juga mempunyai daya reproduksi, benihnya dapat ditangkap di sungai-sungai besar dan baik untuk dikembangkan sebagai ikan kultur

III.

3.1

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Berdasarkan praktikum identifikasi ikan yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa ikan dapat di identifikasi dan diklasifikasikan sesuai dengan buku taksonomi dan kunci identifikasi. 3.2

Saran Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan identifikasi ikan yang kami buat

masih memerlukan penyempurnaan sehingga dibutuhkan masukan dari semua pihak.

Daftar Pustaka

Aizam,1983.Morfologi dan Habitat Ikan Lele .http:// www.zonaikan.com diakses pada tanggal 1 Mei 2013 pukul 18.45 WIB. Gunarso,1995.Morfologi dan Habitat Ikan Kakap Merah. http://fishingmaniak.blogspot.com diakses pada tanggal 1 Mei 2013 pukul 19.25 WIB. Kotelat,1993.Klasifikasi Ikan Lele. http:// kuliah-ikan.blogspot.com diakses pada tanggal 30 April 2013 pukul 11.40 WIB Ondara,1980.Morfologi dan Habitat Ikan Tawes. http:// mentari-dunia.blogspot.com diakses pada tanggal 1 Mei 2013 pukul 20.20 WIB. Puspowardoy,2003.Klasifikasi Ikan Bandeng. http://aquatropica.blogspot.com diakses pada tanggal 30 April 2013 pukul 11.15 WIB. Scushter,1995.Klasifikasi Ikan Kakap Merah. http:// www.bismacenter.ning.com diakses pada tanggal 30 April 2013 pukul 12.05 WIB. Varikul dan Boonson,1996. Klasifikasi Ikan Tawes .http penyuluhpi.blogspot.com diakses pada tanggal 30 April 2013 pukul 11.23 WIB. Wardoyo,2003. Morfologi dan Habitat Ikan Bandeng. http:// www.iftfishing.com diakses pada tanggal 30 April 2013 pukul 11.15 WIB. Weeber,1913. Klasifikasi Ikan Patin. http:// elfianpermana.wordpress.com.diakses pada tanggal 30 April 2013 pukul 11.29 WIB.