LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN

Download JURNAL. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING ... PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango, Skripsi, Program Studi ...

0 downloads 483 Views 357KB Size
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PENGGUNAAN DIAPER PADA ANAK USIA TODDLER (Suatu Penelitian Di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango) Oleh

FADHILATUL JANNAH TAMBIPI

(NIM.841410167, Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan)

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PENGGUNAAN DIAPER PADA ANAK USIA TODDLER (Suatu Penelitian di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango) Fadhilatul J Tambipi, Sunarto Kadir , Andi Mursyidah1

Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email : [email protected] ABSTRAK Fadhilatul Jannah Tambipi, 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Penggunaan Diaper Pada Anak Usia Toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango, Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr.Sunarto Kadir Drs.,M.Kes, dan Pembimbing II Andi Mursyidah S.Kep,Ns,M.Kes. Daftar Pustaka: 20 (2002-2013). Anak usia toddler sangatlah penting diajarkan untuk mandiri, dalam hal ini pelatihan toilet training yaitu dapat membantu anak mengontrol atas tubuhnya, misalnya perpindahan dari diaper ke penggunaan toilet. Rumusan masalah “Apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango?”. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper anak usia toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Desain penelitian digunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 45 responden dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Analisis data menggunakan uji statistik fisher. Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang toilet training kurang sebanyak 28 orang ibu (68,2%), 5 orang ibu berpengetahuan baik (11,1%), sehingga penggunaan diaper pada anak usia toddler sebanyak 33 orang anak dan pengetahuan ibu tentang toilet training baik sebanyak 12 orang ibu (26,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai ρ(0,000) < α(0,05), dapat diketahui pengetahuan ibu tentang toilet training berhubungan dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler. Diharapkan orang tua menambah pengetahuan tentang toilet training agar anak bisa mandiri dalam melakukan BAK dan BAB tanpa menggunakan diaper. Kata kunci

1

: Pengetahuan, toilet training, diaper, anak usia toddler.

Fadhilatul J Tambipi, Dr.Sunarto Kadir Drs.,M.Kes, Andi Mursyidah S.Kep,Ns,M.Kes. Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2005). Masa usia toddler yaitu masa dimana perkembangan otak anak berkembang secara luar biasa. Inilah waktu yang sangat tepat bagi orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan otak si kecil dengan memberikan stimulasi maksimal. Lingkungan yang nyaman dan penuh kasih sayang akan mengenalkan anak pada rasa cinta kasih, pertumbuhan otaknya pun akan berkembang dengan baik (Musbikin, 2012). Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Toilet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan – 2 tahun. Dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar pada anak membutuhkan persiapan baik fisik, psikologis, maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air kecil dan buang air besar (Hdayat, 2005). Diaper merupakan alat yang berupa popok sekali pakai berdaya serap tinggi yang terbuat dari plastic dan campuran bahan kimia untuk menampung sisa-sisa metabolism seperti air seni dan feses (Diena, 2009). Berdasarkan data awal yang diperoleh dari Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango (2014) sebanyak 45 jumlah orang tua yang masih mempunyai anak usia toddler dan 45 jumlah anak usia toddler. Yang terdiri dari 21 anak laki-laki dan 24 anak perempuan, dan anak usia toddler yang masih menggunakan diaper sebanyak 33 anak usia toddler. Dari hasil wawancara 6 orang ibu hanya 2 orang ibu yang mengetahui cara melakukan toilet training pada anaknya, dan sisanya hanya memakaikan diaper pada anaknya, karena mereka tidak mengetahui toilet training dan manfaat toilet training terhadap tumbuh kembang anaknya, ibu mengatakan menggunakan diaper itu lebih praktis, mereka tidak mengetahui kekurangan penggunaan diaper pada pertumbuhan anaknya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet training dengan Penggunaan Diaper pada Anak Usia Toddler”. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Gorontalo. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan dari tanggal 6 Juni sampai 6 Juli 2014. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono dalam Hidayat (2011) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu dengan jumlah 45 orang ibu masih mempunyai anak usia toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. 2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu ibu-ibu dengan jumlah 45 ibu di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan terbagi atas empat bagian yaitu instrument A untuk petunjuk pengisian kuesioner, instrument B untuk data demografi responden dan instrument C pernyataan untuk pengetahuan ibu tentang toilet training ada 17 nomor, serta instrument D pertanyaan untuk penggunaan diaper pada anak usia toddler ada 7 nomor. Analisis Data 1. Analisis Univariat dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan setiap variabel yang digunakan dalam penelitian untuk melihat distribusi frekuensi, untuk memperoleh informasi secara umum tentang variabel penelitian. Analisis univariat pada penelitian ini untuk melihat pengetahuan ibu tentang toilet training dan penggunaan diaper. 2. Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler. Untuk melihat hubungan variabel bebas dan varibel terikat digunakan uji statistik chi square namun terdapat nilai harapan kurang dari nilai terbilang 5 (25,0%), maka hasil uji statistik menggunakan fisher dengan batas kemaknaan α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Karakteristik responden 1.1 Distribusi responden berdasarkan umur Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Jumlah No. Golongan Umur n % 1. 17-25 tahun 12 26,7 2. 26-35 tahun 19 42,2 3. 36-45 tahun 12 26,7 4. 46-55 tahun 2 4,4 Total 45 100 Sumber: Data primer, 2014 Tabel 1 di atas menunjukkan distribusi responden golongan umur paling banyak adalah pada golongan umur 26-35 tahun berjumlah 19 orang (42,2%), 17-25 tahun berjumlah 12 orang (26,7%), 36-45 tahun berjumlah 12 orang (26,7%), dan 46-55 tahun berjumlah 2 orang (4,4%). 1.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Jumlah No. Tingkat Pendidikan n % 1. Tamat SD 5 11,1 2. Tamat SMP 8 17,8 3. Tamat SMA 22 48,9 4. Tamat Perguruan Tinggi 10 22,2 Total 45 100 Sumber: Data primer, 2014

Tabel 2 di atas menunjukkan distribusi responden golongan tingkat pendidikan terbanyak adalah pada golongan tamat SMA berjumlah 22 orang (48,9%), tamat Perguruan Tinggi berjumlah 10 orang (22,2%), tamat SMP berjumlah 8 orang (17,8%), dan tamat SD berjumlah 5 orang (11,1%). 1.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Jumlah No. Pekerjaan n % 1. Tidak Bekerja 26 57,8 2. Bekerja 19 42,2 Total 45 100 Sumber: Data primer, 2014 Tabel 3 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan yaitu responden bekerja sebanyak 19 orang (42,2%), dan responden yang paling banyak adalah responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (57,8%). 2. Analisis Univariat 2.1 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang toilet training Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Jumlah Pengetahuan Ibu tentang Toilet No. Training n % 1. Kurang 28 62,2 2. Baik 17 37,8 Total 45 100 Sumber: Data primer, 2014 Tabel 4.4 diatas menunjukkan distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang toilet training, didapatkan frekuensi tertinggi pada pengetahuan ibu tentang toilet training pada kategori kurang yaitu sebanyak 28 orang (62,2%) dari 45 total responden. Dan sebanyak 17 orang (37,8%) responden memiliki persepsi pengetahuan ibu tentang toilet training baik. 2.2 Distribusi responden berdasarkan penggunaan diaper pada anak usia toddler Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Diaper Pada Anak Usia Toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Jumlah Penggunaan Diaper pada Anak Usia No. Toddler n % 1. Tidak Menggunakan 12 26,7 2. Menggunakan 33 73,3 Total 45 100 Sumber: Data primer, 2014 Tabel 4.5 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan penggunaan diaper pada anak usia toddler, didapatkan frekuensi tertinggi pada penggunaan diaper sebanyak 33 orang anak (73,3%) dari 45 total responden. Dan sebanyak 12 orang anak sudah tidak menggunakan diaper. 3. Analisis Bivariat 3.1 Analisis hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler

Tabel 6 Analisis hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler di Taman Kanak-kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training Kurang Baik Jumlah

Total % Total % Total %

Penggunaan Diaper pada Anak Usia Toddler Tidak Menggunakan Menggunakan 0 28 0,0% 62,2% 12 5 26,7% 11,1% 12 33 26,7% 73,3%

Jumlah 28 62,2% 17 37,8% 45 100% ρ = 0,000

Fisher exact test Sumber: Data primer, 2014 Tabel 6 analisis pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler adalah pengetahuan ibu tentang toilet training kurang, maka penggunaan diaper masih tetap digunakan dengan frekuensi sebanyak 28 orang anak (68,2%), sedangkan pengetahuan ibu tentang toilet training baik, maka penggunaan diaper sudah tidak digunakan lagi dengan frekuensi sebanyak 12 orang (26,7%), dan ada juga ibu yang berpengetahuan baik namun tetap menggunakan diaper dengan frekuensi sebanyak 5 orang (11,1%), maka jumlah pengetahuan ibu tentang toilet training pada kategori kurang sebanyak 28 orang (68,2%) dari 45 orang (100%) total responden, sedangkan jumlah pengetahuan ibu tentang toilet training baik sebanyak 17 orang (37,8%) dari 45 orang (100%) total responden, jumlah penggunaan diaper yang tidak menggunakan sebanyak 12 (26,7%) dari 45 orang (100%) total responden, dan jumlah penggunaan diaper yang masih menggunakan diaper sebanyak 33 orang dari 45 orang (100%) total responden. Pembahasan 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Menurut Depertemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) berdasarkan golongan umur pada penelitian ini umur terbanyak adalah pada golongan umur 26-35 tahun berjumlah 19 orang (42,2%). Pada penelitian ini ibu yang masih mempunyai anak usia toddler ini terdapat pada pengkategorian umur terbanyak berkisar antara 31-35 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia yang cukup matang. Menurut peneliti umur responden sangatlah penting untuk ditanyakan karena umur dapat mengetahui kematangan seseorang dalam pola pikirnya, dimana umur yang terlalu tua akan menyebabkan perawatan pada anak usia toddler kurang maksimal dalam hal ini orang tua kurang memperhatikan tumbuh-kembang anaknya, namun jika umur yang terlalu muda akan menyebabkan orang tua mengalami kesulitan dalam hal ini emosi orang tua yang belum stabil akan menyebabkan anak menjadi pelampiasan orang tuanya. Sehubungan dengan teori yang dijelaskan, menurut Kusumaningrum, Natosba, dan Julia (2011) bahwa orang tua yang masih mempunyai anak usia toddler berada pada usia subur, jarang sekali ditemukan orang tua yang masih mempunyai anak >35 tahun. Namun sebaliknya, apabila usia responden <20 tahun akan berpengaruh terhadap pengalaman yang mereka lakukan dibandikan dengan usia responden yang kurang matang yang telah mampu menilai kematangan anak.

2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah pada golongan tamat SMA berjumlah 22 orang (48,9%). Pada penelitian ini ditemukan bahwa tingkat pendidikan responden yang berpendidikan SMA, menyebabkan responden mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan kepada anaknya tentang pentingnya menerapkan toilet training. Menurut peneliti tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh dalam penelitian ini dikarenakan apabila ibu mengetahui apa toilet training serta tata cara dilakukannya toilet training pada anak, maka penggunaan diaper pada anak sudah dikurangi atau bahkan dihilangkan. Sehubungan dengan teori yang dijelaskan, menurut Notoadmodjo (2003) Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang. Pengetahuan sangat berhubungan erat dengan tingkat pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah. 3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Distribusi responden berdasarkan pekerjaan yaitu responden yang paling banyak adalah responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (57,8%). Status ibu mempunyai peranan penting dalam mengasuh anaknya, ibu yang tidak bekerja seharusnya mempunyai waktu yang cukup untuk memberikan stimulus kepada anaknya tentang toilet training. Menurut peneliti status ibu yang tidak bekerja dan yang bekerja juga berpengaruh pada tumbuh-kembang anaknya. Ibu yang bekerja dapat menghabiskan sebagian waktunya pada pekerjaannya sedangkan ibu yang tidak bekerja dapat memperhatikan anaknya setiap saat. Namun pada penelitian kali ini, ibu yang tidak bekerja lebih cenderung memakaikan diaper pada anaknya dibandingkan ibu yang bekerja, karena ibu yang tidak bekerja lebih aktif dengan kegiatan lainnya seperti mengurus pekerjaan rumah tangga. Sehubungan dengan teori yang dijelaskan, menurut Nuryanti (2009) pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Pengalaman bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik. Analisis univariat 1. Pengetahuan ibu tentang toilet training Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang toilet training, didapatkan frekuensi tertinggi pada pengetahuan ibu tentang toilet training pada kategori kurang yaitu sebanyak 28 orang (62,2%) dari 45 total responden. Menurut peneliti pengetahuan ibu tentang toilet training masih kurang karena ibu lebih cenderung memakaikan diaper pada anaknya dan memilih untuk tidak mengajarkan toilet training pada anaknya. Sebaliknya ibu yang baik akan lebih mengetahui apa itu toilet training, tahapan perkembangan dan tanda kesiapan anak dalam kemampuan toilet training. Seorang ibu mampu memberikan penjelasan dengan benar pada anaknya, maka akan mempermudah anaknya memahami pentingnya toilet training. Semakin banyak pengetahuan ibu tentang toilet training maka akan membantu anak melalui masa toilet trainingnya. Sehubungan dengan teori yang dijelaskan, menurut Notoatmodjo (2003) Seorang ibu yang berpengetahuan baik akan lebih mengenal tanda kesiapan anaknya baik persiapan fisik, mental dan intelektual serta ibu yang mau bersabar dan selalu mendampingi anaknya dalam melakukan toilet training anaknya. Ibu akan bersikap baik

dikarenakan pengalaman yang telah didapatkan sebelumnya, seperti yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo apabila penerimaan prilaku baru atau adopsi prilaku melalui proses seperti didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka prilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila prilaku itu tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. 2. Penggunaan diaper pada anak usia toddler Distribusi responden berdasarkan penggunaan diaper pada anak usia toddler, didapatkan frekuensi tertinggi pada penggunaan diaper sebanyak 33 orang anak dari 45 total responden. Menurut peneliti penggunaan diaper masih banyak ditemui pada ibu-ibu yang masih mempunyai anak usia toddler, dimana mereka tidak mengetahui dampak penggunaan diaper yang terlalu sering, dan ibu mengatakan menggunakan diaper lebih praktis, serta ibu-ibu tidak mengetahui kekurangan penggunaan diaper pada tumbuh-kembang anaknya. Sangat disayangkan karena anak tidak diajarkan toilet training, maka anak belum bisa mengedalikan perilakunya buang air kecil dan buang air besar masih menggunakan diaper. Sehubungan dengan teori yang dijelaskan, menurut Muryanani (2010) Diaper atau popok merupakan cara yang paling praktis, efektif dan higienis untuk menampung urine dan feses agar tidak menyebar pada saat buang air kecil dan buang air besar. Namun sesungguhnya kulit anak tidak siap untuk mengatasi keadaan yang timbul akibat kontak lama dengan urine dan feses yang disebabkan oleh pemakaian diaper. Analisis Bivariat Berdasarkan analisis pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler didapatkan pengetahuan ibu tentang toilet training kurang sebanyak 28 orang ibu (68,2%) dan 5 orang ibu berpengetahuan baik (11,1%), sehingga penggunaan diaper pada anak usia toddler masih tetap digunakan sebanyak 33 orang anak. Pengetahuan ibu kurang didapatkan pada ibu masih kurang memahami pentingnya toilet training untuk melatih kemandirian anaknya, sedangkan ibu yang sudah berpengetahuan baik namun masih tetap menggunakan diaper, karena ibu lebih memilih cara praktis dan ini merupakan kebiasan buruk dari seorang ibu. Pengetahuan ibu tentang toilet training baik sebanyak 12 orang ibu (26,7%), maka penggunaan diaper sudah tidak digunakan lagi. Menurut peneliti pengetahuan ibu baik maka akan memberikan sikap yang positif. Namun jika pengetahuan ibu tentang toilet training masih kurang baik maka ibu mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan kepada anaknya bahwa pentingnya toilet training dilakukan. Oleh karena itu masih banyak ibu yang memilih untuk menggunakan diaper pada anaknya. Penggunaan diaper pada anak usia toddler yang terlalu sering akan membuat anak mengalami dampak fisik dan psikologis dan juga anak akan merasa malu kepada teman-teman yang sudah tidak menggunakan diaper lagi. Adapun pengetahuan ibu tentang toilet training pada kategori baik namun masih menggunakan diaper pada anaknya, maka hal ini didukung oleh kebiasaan ibu yang lebih memilih cara praktis tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler di Taman Kanak-kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Oleh karena itu, Semakin baik pengetahuan ibu tentang toilet training maka penggunaan diaper pada anak usia toddler akan berkurang, atau bahkan sudah tidak digunakan diaper lagi. Sehubungan dengan teori yang dijelaskan, menurut Muscary (2005) bahwa toilet training merupakan tugas utama anak usia toddler, dimana anak usia toddler sebelum usia 18 bulan sampai 24 bulan biasanya belum siap untuk diberikan penyuluhan. Tempat pembuangan misalnya psipot dan WC harus menawarkan kenyamanan, kaki anak harus

mencapai lantai (untuk defekasi). Sementara Menurut Hidayat, (2005) toilet training pada anak usia toddler merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Toilet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu usia 18 bulan sampai dengan 2 tahun. Dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar pada anak membutuhkan persiapan baik fisik, psikologis, maupun secara intelktual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air kecil dan buang air besar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dituliskan pada bab sebelumya maka pada bab ini akan duraikan beberapa simpulan yaitu : 1. Berdasarkan pengetahuan ibu tentang toilet training, didapatkan frekuensi tertinggi pada kategori kurang yaitu sebanyak 28 orang atau 62,2% dan ada 5 orang atau (11,1%) berpengetahuan baik dari 45 total responden. Dan sebanyak 12 orang (29,8%) responden memiliki persepsi pengetahuan ibu tentang toilet training baik. 2. Berdasarkan penggunaan diaper pada anak usia toddler, didapatkan frekuensi pada kategori tertinggi pada anak yang masih menggunakan diaper ada sebanyak 33 orang anak dari 45 total responden. Dan sebanyak 12 orang anak sudah tidak menggunakan diaper. 3. Berdasarkan hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler maka hasil uji statistik menggunakan fisher’s exact test dan diperoleh nilai ρ (0,000) lebih kecil dari nilai α (0,05). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan (kolerasi) antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler di Taman Kanakkanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Saran Pada bagian akhir penelitian ini, peneliti menyarankan kepada : 1. Bagi orang tua Diharapkan dapat menambah pengetahuan orang tua tentang toilet training agar anak bisa mandiri dalam hal melakukan buang air kecil dan buang air besar tanpa menggunakan diaper. Hal ini juga untuk menjaga kebersihan diri dari anak tersebut 2. Bagi guru Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan guru bahwa sangat pentingnya menerapkan toilet training pada anak usia toddler. Dan juga guru-guru bisa member pengetahuan pada anak didiknya dengan 2 metode, baik secara lisan dan modeling. 3. Bagi peneliti lain Adanya penelitian yang lebih lanjut dan mendalam tentang efektifitas toilet training terhadap penggunaan diaper pada anak usia toddler. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Aziz Alimil A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Iqbal, 2010. Gambaran Ibu Tentang Toilet Training Pada Anak PraSekolah/ TK Di TK Al-Azhar Medan. Jurnal Keperawatan. http://repository.usu.ac.id/bitstream, diakses tanggal 17 Januari 2014 jam 19.10 WITA. Ifachozina, 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Penggunaan Diaper Pada Anak Usia Toddler Di Perumahan Kimijaya Semarang. Jurnal Keperawatan http://digilib.unimus.ac.id/, di akses tanggal 10 Januari 2014 jam 16.10 WITA. Mokorimba, Hanny R, 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kemampuan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Ruang Rawat Inapersup Prof.dr.R.D.Kandou Manado. Manado. Universitas Sam Ratulangi.

Musbikin, Imam. 2002. Tumbuh Kembang Anak. Jogjakarta: FlashBooks. Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.