PERSETUJUAN PEMBIMBING
JURNAL Hubungan Persiapan Kelahiran Adik Baru Dengan Perilaku Sibling Rivalry Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo
Oleh NANING SEPTIANI DANGKUA NIM : 841 411 077
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Hubungan Persiapan Kelahiran Adik Baru Dengan Perilaku Sibling Rivalry Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Oleh NANING SEPTIANI DANGKUA NIM. 841 411 077 Telah dipertahankan di depan dewan penguji Hari/ Tanggal : Kamis/ 2 Juli 2015 Waktu
: 13.00-14.00 Wita Penguji:
1. dr. Edwina Rugaiah Monayo, M. Biomed NIP. 1983 0906 200812 2 004 2. H. Abd Wahab Pakaya, S. Kep., Ns., MM NIP. 1961 0420198703 1 007 3. dr. Sri Andriani Ibrahim, M.Kes NIP. 1971 0307200012 2 001 4. Wirda Y. Dulahu, S.Kep., Ns., M. Kep
SUMMARY HUBUNGAN PERSIAPAN KELAHIRAN ADIK BARU DENGAN PERILAKU SIBLING RIVALRY PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Naning Septiani Dangkua, dr. Edwina Rugaiah Monayo, M. Biomed, Hi. Abd Wahab Pakaya, S. Kep., Ns., M. Kep1 Email :
[email protected] ABSTRAK Naning Septiani Dangkua. 2015. Hubungan Persiapan Kelahiran Adik Baru Dengan Perilaku Sibling Rivalry Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Global Limboto. Skripsi, Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 dr. Edwina Monayo, M. Biomed, pembimbing II Hi. Abd Wahab Pakaya, S. Kep., Ns., MM Sibling Rivalry adalah perasaan kompetisi, kekesalan dan kecemburuan yang dapat muncul antara saudara kandung. Sibling Rivalry biasanya muncul pada 3 tahun pertama kehidupan mereka dan ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat. Faktor yang paling menimbulkan trauma bagi anak yang mempunyai adik adalah cara anggota baru itu diperkenalkan. Peran orangtua sangatlah penting dalam mengurangi resiko terjadinya sibling rivalry, salah satunya adalah dengan cara mempersiapkan kelahiran adik baru kepada anak pertama. karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persiapan kelahiran adik baru dengan perilaku sibling rivalry pada anak usia toddler. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia toddler dimana anak usia toddler tersebut memiliki adik kandung. Sampel penelitian menggunakan teknik total sampling, dengan instrumen berupa kuesioner pada 50 responden dianalisis menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara persiapan kelahiran adik baru dengan perilku sibling rivalry pada anak dengan p value=0,003. Saran peneliti diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan pada orangtua untuk lebih mengurangi serta mengatasi terjadinya sibling rivalry khususnya pada anak usia toddler. Kata Kunci : Toddler, Sibling Rivalry. 1
Naning Septiani Dangkua, Jurusan Keperawatan FIKK UNG, Pembimbing 1 dr. Edwina Rugaiah Monayo, M. Biomed. Pembimbing II Hi. Abd Wahab Pakaya, S. Kep., Ns., M. Kep
PENDAHULUAN Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupakan waktu yang ideal untuk memahami dari mana bayi berasal dan bagaimana bayi itu dilahirkan. Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru, bergairah karena mendapat teman baru, takut akan ditelantarkan, dan sering kecewa ketika adik tidak mau segera bermain (Dewi dan Sunarsih, 2011)2. Kehadiran adik bagi anak pertama atau anak sulung dapat memunculkan berbagai macam kecemburuan atau persaingan yang berbeda satu sama lainnya. Cemburu merupakan emosi yang biasa ditemukan dan alami terjadi pada anakanak. Cemburu pertama kali terlihat ketika seorang anak punya adik baru. Sebelum adik bayi lahir, sang kakak merasa orangtua menjadi miliknya sepenuhnya. Ia tidak perlu bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan kasih sayang atau perhatian. Lahirnya saudara kandung membuat sang kakak merasa waktu dan perhatian ibu kurang. Selain itu, sang kakak takut tidak lagi disayang oleh orangtuanya, terlebih adanya adik bayi berarti ada beberapa rutinitas seharihari yang biasa dilakukan sang kakak. Kecemburuan ini dikenal sebagai persaingan antar saudara kandung (Thompson, 2003)3. Kecemburuan atau persaingan yang terjadi antara saudara kandung disebut dengan istilah sibling rivalry (Setiawati dan Zulkaida, 2007)4. Sawicki dalam penelitiannya menyatakan manifestasi sibling rivalry umumnya terjadi pada anak yang lebih tua akibat kehadiran adik dalam keluarga. Manifestasi sibling rivalry ini pada umumnya terjadi pada anak yang lebih tua (kakak) pada saat kehadiran adik baru. Beberapa anak menyarankan orangtua agar membawa kembali adik mereka ke rumah sakit atau memberikan adik kepada orang lain. Anak lainnya mungkin dapat bertindak secara fisik dengan memukul, menendang, mendorong atau menggigit adik. Anak juga dapat mengerahkan agresinya kepada orang lain, seperti orangtua, teman sepermainan, atau benda tidak bergerak seperti mainan atau bahkan pada binatang peliharaan di rumah. Penelitian mengenai penurunan tingkah laku pada anak mendapatkan hasil 93% ibu melaporkan adanya penurunan tingkah laku akibat kehadiran adik dalam keluarga. Persaingan antar saudara kandung (Sibling rivalry) adalah rasa cemburu antara anak dalam satu keluarga, yang terjadi pada tiga tahun pertama kehidupan mereka. Para ahli psikologi perkembangan sering mengulang pernyataan mengenai pentingnya tahun-tahun pertama sebagai tahun pembentukan sikap (formative years) atas dasar-dasar kepribadian seorang anak. Anak dibawah tiga tahun biasanya memiliki semangat yang meluap untuk segala sesuatu yang baru, baik itu seorang kakak maupun adik. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat, karena 2
Dewi, V. N. L., Sunarsih, T., 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Salemba Medika, Jakarta. Thompson, J. 2003. Toddlercare (pedoman merawat balita). Jakarta : Erlangga 4 Setiawati. I dan Zulkaida A. (2007). Sibling Rivalry Pada Anak Sulung yang Diasuh Oleh Single Father, Proc. PESAT Universitas Gunadarma 3
kelahiran adik dianggap terlalu banyak menyita waktu dan perhatian orangtua. Jarak usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak usia antara 1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada usia 812 tahun, dan pada umumnya sibling rivalry lebih sering terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama. (Woolfson, 2004)5. Anak pertama melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kembali perhatian dari kedua orangtuanya, akan tetapi cara yang digunakan seringkali tidak menyenangkan banyak pihak. Kakak mengganggu adik, diam-diam mencubit adik yang tak berdaya, atau mungkin merusak mainan adik. Tidak jarang orangtua hanya marah pada kakak, tanpa menyadari bahwa dia justru sedang sedih. Memberi hukuman padanya hanya akan menambah rasa benci pada sang adik. (Cholid, 2004) Anak dengan Sibling rivalry biasanya berperilaku tempramental, misalnya menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrem untuk menarik perhatian orang tuanya, atau dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya (Sulistiyawati, 2009)6. Sibling rivalry yang terjadi pada kakak adik tersebut merupakan kompetisi antar anak untuk merebut perhatian dan kasih sayang orangtua serta dominasi dikeluarga (Nicholson, 2003). Peneliti belum menemukan adanya hasil penelitian-penelitian yang menyebutkan besarnya angka kejadian sibling rivalry secara pasti tetapi dalam situs di internet menyebutkan di negara barat 82% dari beberapa keluarga, anakanaknya mengalami sibling rivalry (Puspha, 2008). Menurut Shofiana (2008) seorang psikolog memperoleh data dari pekalongan diperoleh 68.5% anak mengalami sibling rivalry dari 80 anak (Shofiana, 2008). Saat ini, sibling rivalry tidak hanya muncul pada anak yang lebih tua, namun bisa juga terjadi pada adik kandung anak tersebut. Sibling rivalry Biasanya, terjadi pada anak dengan usia toddler (1-3 tahun), yang juga dikenal dengan “usia nakal” pada anak (Sulistiyawati, 2009). Perilaku sibling rivalry pada anak usia toddler meliputi sering marah meledak-ledak terhadap adik dan ibunya serta menangis tanpa sebab (Priatna, & Yulia, 2006)7. Berdasarkan hasil penelitian Yuliyati (2007) mengenai peristiwa sibling rivalry pada anak prasekolah di TK Mranggen 1 Srumbung Magelang diketahui bahwa reaksi sibling rivalry yang sering ditunjukkan pada anak usia prasekolah adalah sebesar 65.5% seperti mencubit, memukul dan merebut barang temannya. Selain itu, anak juga dapat melakukan hal-hal yang tidak terduga seperti mengambil mainan atau makanan adiknya dengan kasar, menggigit, mencakar, memarahi, membentak, dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada adik. (Setiawati & Zulkaida, 2007). Peristiwa sibling rivalry yang terjadi pada anak usia toddler apabila tidak dapat diatasi dapat menimbulkan pertengkaran yang mengakibatkan cedera pada 5
Woolfson, R. C. 2004. Persaingan saudara kandung. Jakarta : Erlangga. Sulistyawati, A., 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta. 7 Priatna, C. & Yulia, A. (2006). Mengatasi Persaingan Antar Saudara Kandung Pada Anak-Anak. Jakarta : P.T . Elek Media Komputindo. 6
saudara kandung yang lebih muda. Penelitian yang dilakukan oleh Finkelhor, Turner, dan Ormrod (2006)8 mengemukakan bahwa anak yang lebih muda mengalami dimensi cedera pada anak yang lebih serius dibandingkan dimensi cedera pada anak yang lebih tua. Hal ini dikarenakan kekuatan fisik anak yang lebih tua lebih matang dibandingkan anak yang lebih muda. Selain itu, Ensi dan Winariati (2009)9 melakukan penelitian terhadap 69 ibu dengan anak usia toddler yang memiliki adik dan diketahui bahwa 89.9% cedera terjadi pada saudara kandung yang lebih muda akibat perlakuan sang kakak dan sebesar 10.1% tidak terjadi cedera pada saudara kandung. Rahayu (2010)10 dalam skripsinya yang berjudul “Strategi koping dalam mengatasi sibling rivalry pada anak usia prasekolah di Kelurahan Tugurejo Semarang Barat” mengemukakan bahwa strategi koping orangtua dalam mengatasi sibling rivalary meliputi memberikan penjelasan peran sebagai kakak, mengkomunikasikan kehadiran aanggota keluarga baru, menggunakan koping berfokus masalah, menasihati anak, berusaha berlaku adil, mengalihkan perhatian anak, menuruti kemauan anak, dan membesarkan hati anak. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan antara tingkat pengetahuan baik dan kurang mengenai cara mengatasi sibling rivalry pada anak usia toddler. Sebesar 90.6% responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan sebesar 9.4% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang cara mengatasi sibling rivalry pada anak usia toddler. Hal ini membuktikan sebagian besar responden sudah mengetahui bagaimana cara mengatasi sibling rivalry pada anak usia toddler. Pengetahuan dapat mempengaruhi sikap seseorang (Notoatmodjo, 2005)11. Dengan demikian, peengetahuan responden yang sudah baik mengenai cara mengatasi sibling rivalry dapat mempengaruhi sikap ibu dalam mengasuh anak agar dapat meminimalisasi terjadinya peristiwa sibling rivalry pada anak usia toddler. Data dari Wilayah Kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, selama tahun 2014, jumlah ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo sebesar 936 jiwa. Dan dari 14 Kelurahan di Kecamatan Limboto jumlah ibu hamil yang tertinggi yaitu di Kelurahan Hunggaluwa, dengan jumlah ibu hamil sebesar 155 jiwa yang tersebar di Wilayah Kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo di jumpai 5 orangtua yang memiliki anak usia toddler dan terdapat 3 orangtua yang tidak mengerti tentang bagaimana cara mempersiapkan kelahiran adik baru dengan 8
Finkelhor, D., Turner, H. & Ornrod, R. (2006). Kid’s stuff: The nature and impact of peer and sibling violence on yonger and older children. Joeurnal of child abuse & neglect, 30, 1401-1421. 9 Ensi, R. & Winarianti. (2009). Hubungan sibling rivalry toddler dengan kejadian cedera pada saudara kandungnya di RW 12 Kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Beiji Kota Depok. [Skripsi]. Depok : FIK Universitas Indonesia. 10 Rahayu, S. (2010) Strategi koping dalam mengatasi sibling rivalry pada anak usia pra sekolah di kelurahan Tugorejo Semarang Barat. [Skripsi]. Semarang : FIK Universitas Muhammadiyah Semarang 11 Notoatmodjo, S.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
perilaku sibling rivalry pada anak usia toddler dan dampaknya pada anak itu sendiri, sedangkan 2 orangtua hanya sekedar tahu dan tidak memahaminya. Sehingga orangtua tidak mempersiapkan pencegahan perilaku sibling rivalry pada anak terhadap kelahiran adik baru. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara tentang perilaku anak pada orangtua didapatkan anak yang mengalami sibling rivalry dan anak mengalami reaksi negatif seperti mengompol setelah adik lahir, suka marah, mencari perhatian baik kepada orangtua, dan memiliki pikiran negatif terhadap saudara kandung. Dari latar belakang dan fenomena diatas maka peneliti ingin mengetahui adanya hubungan antara persiapan kelahiran adik baru dengan perilaku sibling rivalry pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo dengan judul “Hubungan Persiapan Kelahiran Adik Baru dengan Perilaku Sibling Rivalry pada anak usia toddler di wilayah kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertempat di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Mei sampai dengan 2 Juni 2015. Populasi dalam sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia toddler, dan anak usia toddler tersebut memiliki adik kandung yang berjumlah 50 ibu. Tekhnik pengambilan sampel yaitu total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat pada karakteristik setiap variabel dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan persiapan kelahiran adik baru dengan perilaku sibling rivalry pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Anak Berdasarkan Umur Anak Di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Umur Anak Jumlah Presentase 1 Tahun 2 4% 2 Tahun 20 40% 3 Tahun 28 56% Jumlah 50 100% Sumber : Data Primer 2015 Tabel 4.2 menunjukkan subyek penelitian berdasarkan karakteristik umur anak saat dilakukan penelitian diketahui sebagian besar berumur 3 tahun yaitu sebanyak 28 anak (56%), berusia 2 tahun yaitu sebanyak 20 anak (40%), dan yang berusia 1 tahun yaitu sebanyak 2 anak (4%) Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan usia anak responden saat kelahiran adik di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
Usia Anak Saat Kelahiran Adik Jumlah Presentase 1 Tahun 12 24 % 2 Tahun 20 40 % 3 Tahun 18 36 % Jumlah 50 100 % Sumber : Data Primer 2015 Tabel 4.3 menunjukkan subyek penelitian berdasarkan karakteristik usia anak saat kelahiran adik saat dilakukan penelitian diketahui sebagian besar berusia 2 tahun yaitu sebanyak 20 anak (40%), berusia 3 tahun yaitu sebanyak 18 anak (36%), dan yang berusia 1 tahun yaitu sebanyak 12 anak (24%) Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik umur ibu di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Umur Ibu Jumlah Presentase 17-25 Tahun 9 18% 26-35 Tahun 24 48% 36-45 Tahun 17 34% Jumlah 50 100 % Sumber : Data Primer 2015 Tabel 4.4 menunjukkan subyek penelitian berdasarkan karakteristik umur ibu saat dilakukan penelitian diketahui sebagian besar berusia 26-35 tahun yaitu sebanyak 24 ibu (48%), berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 17 ibu (34%), dan yang berusia 17-25 tahun yaitu sebanyak 9 ibu (18%). Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik pendidikan orang tua di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase SD 2 10% SMP 7 14% SMA 18 36% PT 20 40% Jumlah 50 100% Sumber : Data Primer 2015 Tabel 4.5 menunjukkan karakteristik tingkat pendidikan sebagian besar ibu berpendidikan perguruan tinggi (PT) sebanyak 20 ibu(40%), berpendidikan SMA sebanyak 18 ibu (36%), berpendidikan SMP sebanyak 7 ibu (14%), dan berpendidikan SD sebanyak 5 ibu (10%). Tabel 4.6 Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik pekerjaan orang tua di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
Karakteristik Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase Orang Tua (Ibu) IRT 28 56% Honorer 4 8% PNS 18 36% Jumlah 50 100% Sumber : Data Primer 2015 Tabel 4.6 menunjukkan karakteristik pekerjaan ibu diketahui jenis pekerjaan sebagian besar ibu tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 28 ibu (56%), bekerja sebagai PNS sebanyak 18 ibu (36%), dan sebagai honorer sebanyak 4 ibu (8%). Analisis Univariat Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Persiapan Kelahiran Adik Baru pada Anak Usia Toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Persiapan Kelahiran Adik Jumlah Presentase Baru 29 58 % Ya 21 42 % Tidak 50 100 % Jumlah Sumber : Data Primer, 2015 Tabel 4.7 menunjukan bahwa yang melakukan tingkat persiapan kelahiran adik baru pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo sebanyak 29 (58%). Dan yang tidak melakukan persiapan kelahiran adik baru yaitu sebanyak 21 (42%) Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Munculnya Kejadian Sibling Rivalry pada Anak Usia Toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Kejadian Sibling Jumlah Presentase Rivalry 19 38% Ya 31 62% Tidak 50 100 % Jumlah Sumber : Data Primer, 2015 Tabel 4.8 menunjukan bahwa yang tidak mengalami kejadian sibling rivalry pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo sebanyak 31 anak (62%). Dan yang mengalami kejadian sibling rivalry pada anak usia toddler yaitu sebanyak 19 anak (38%). Analisis Bivariat Tabel 4.9 Hasil Hubungan Persiapan Kelahiran Adik Baru dengan Munculnya Kejadian Sibling Rivalry Pada Anak Usia Toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
Persiapa n Kelahira n Adik Baru Ya Tidak Total
Kejadian Sibling Rivalry Ya Tidak n % n %
n
%
6 13 19
29 21 50
58.0 42.0 100
12.0 26.0 38.0
23 8 31
46.0 16.0 62.0
Total
P value
0.003
Dari hasil analisa data menunjukan bahwa dari 50 responden, yang melakukan persiapan kelahiran adik baru dan tidak mengalami sibling rivalry sebanyak 23 (46%), yang tidak melakukan persiapan kelahiran adik baru dan mengalami kejadian sibling rivalry 13 (26%), yang melakukan persiapan kelahiran adik baru dan mengalami kejadian sibling rivalry 6 (12%), dan yang tidak melakukan persiapan kelahiran adik baru dan tidak mengalami sibling rivalry 8 (16%) Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p value = 0.003 yang berarti lebih kecil dari pada α = 0.05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara Persiapan Kelahiran Adik Baru dengan Perilaku Sibling Rivalry pada Anak Usia Toddler. KESIMPULAN 1.
Ibu yang melakukan persiapan kelahiran adik baru pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo sebanyak 58% dan ibu yang tidak melakukan persiapan kelahiran adik baru pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 42%. 2. Yang tidak mengalami perilaku sibling rivalry pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo sebanyak 62% dan yang mengalami perilaku sibling rivalry pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo sebanyak 38%. 3. Ada hubungan antara persiapan kelahiran adik baru dengan perilaku sibling rivalry pada anak usia toddler di Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dengan signifikan (p=value) sebesar 0.003 (α < 0.05). SARAN a. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian selanjutnya dapat memperluas area penelitian, tidak hanya melihat hubungan persiapan kelahiran adik baru dengan perilaku sibling rivalry akan tetapi peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk meneliti tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persiapan kelahiran adik baru dengan perilaku sibling rivalry atau hubungan sibling rivalry dengan lainnya.
b. Penelitian selanjutnya juga dapat melakukan revisi terhadap instrument penelitian dan ditambahkan lagi dengan teknik pengumpulan data yang lain seperti wawancara dan observasi serta melibatkan anak 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini disarankan kepada Program studi ilmu keperawatan Universitas Negeri Gorontalo untuk melakukan pengabdian ke masyarakat, seperti penyuluhan langsung mengenai sibling rivalry sehingga pengetahuan ibu bertambah dan bisa mencegah terjadinya sibling rivalry. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan di bidang pelayanan kesehatan di masyarakat khususnya puskesmas dan posyandu untuk mensosialisasikan pentingnya dilakukan persiapan kelahiran adik baru sebelum atau selama kehamilan bagi ibu yang memiliki anak usia toddler 4. Bagi Orangtua Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan pada orangtua untuk lebih mengurangi serta mengatasi terjadinya sibling rivalry khususnya pada anak usia toddler. 5. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih memahami tentang sibling rivalry dalam memberikan pelayanan keperawatan berupa pendidikan kesehatan kepada orangtua yang mengalami sibling rivalry pada anak usia toddler , misalnya pada saat imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA Anime. 2011. Peran Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak, Jakarta : Salemba Medika. Anderson, J. 2006. Sibling rivalry : when family circle becomesa boxing ring. Journal contemporary pediatric, 23, 72-84 Asmadi, (2005). Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC Bahiyatun. 2008. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta : EGCC Bee, H. & Boyd, D. (2004). The development child (10thed). Boston: Person Education. Bindler, R. & Ball, J.W. (2003). Pediatric nursing: caring for children. New Jersey: Pearson Education. Borgenicht, J. & Kuhn, B.R. (2005). The toddler owner’s manual: operating instructions, trouble-shooting, tips, and advice on system maintenance. San Francisco: Quirk Books. Boyd, M. A (2008). Pediatric nursing (4thed). Philadelphia: Lippincott William & Willkins. Boyse, K. 2007. Sibling rivalry. Michigan. USA: University of Michigan, health system. Di akses di http//www.med.umich.edu/libr/yourchild/sibriv.html. pada tanggal 20 maret 2015 Budiman, L. CH. 2007. Menyelami dunia anak. Jakarta : Kompas medika nusantara. Budhiman, M. 2008. Pentingnya Diagnosis Dini dan Penatalaksanaan Terpadu Pada Autisme. Makalah Simposium Autisme Masa Kanak. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Davis, D. (2011). Child development a practioner’s guide (3thed). New York : The Guilford Press. Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes RI. Dewi, V. N. L., Sunarsih, T., 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Salemba Medika, Jakarta. Ensi, R. & Winarianti. (2009). Hubungan sibling rivalry toddler dengan kejadian cedera pada saudara kandungnya di RW 12 Kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Beiji Kota Depok. [Skripsi]. Depok : FIK Universitas Indonesia. Finkelhor, D., Turner, H. & Ornrod, R. (2006). Kid’s stuff: The nature and impact of peer and sibling violence on yonger and older children. Joeurnal of child abuse & neglect, 30, 1401-1421.
Fitriyanti (2011). Peran Orang Tua Dalam Menghadapi Perilaku Sibling Rivalry. Jakarta : Salemba Medika. Gass, K., Jenkins, J. & Dunn, J. (2007). Are sibling relationships protective A longitudinal study. Journal of family psychology, 48, 167-175. Gunarsah, Singgih D. 2005. Psikologis praktis : anak, remaja dan keluarga. Jakarta : BPK GM Hadibroto, I; Syamsir, A; Suryaputra, E & Olivia, F (2003). Misteri Perilaku Anak Sulung, Tengah, Bungsu dalam Mengenal Urutan Kelahiran Untuk Memahami Diri dan Orang Lain. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hall, C. S., & Lindzey, G. 2004. Psikologi kepribadian 1: teori-teori psikodinamik (klinis). Editor : A. supratiknya. Yogyakarta : Kanisius. Hidayat, Aziz Alimul. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta : Salemba Medika Hurlock, E. B. 2009. Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga Hurlock, E. B. 2009. Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga. Kyle, T. (2008). Essential of pediatric nursing. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Lusa. 2010. Sibling rivalry.diakses di http://lusa.web.id/siblingrivalry.htm McCartney, K. & Philips, D. (2006). Blacwell handbook of early childhood development.USA : Blacwell Publishing. Mercer. J. (2010). Child development myths and misunderstanding. USA: Sage Publications. Muscari, M. E. (2004). Pediatric nursing (4thed). Philadelphia: Lippincott William & Willkins. Nur Agustin (2013). Hubungan pola asuh dominan orang tua dengan sibling rivalry anak usia pra sekolah. [Karya Tulis Ilmiah]. Ponorogo : Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Nurmaningtyas, F., dkk. 2013. Sibling Rivalry Pada ASD (Autistic Spectrum Disorder) Dan Saudara Kandungnya. Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Character, Volume 01, nomor 02. Diakses Di http://publication.gunadarma.ac.id/handle/123456789/482 Pada tanggal 10 Maret 2015 Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam.(2011).Konsep dan Penerapan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Notoatmodjo, S.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nisa, Z. dkk. 2010. Hubungan sikap orang tua dengan kejadian sibling rivalry pada anak usia toddler. Surya. Vol 03, No VII. Diakses di http://stikesmuhla.ac.id/v2/wp-content/uploads/jurnalsurya/noVII/2.pdf. pada tanggal 10 maret 2015 Papalia, Diane, Old, S. W., Fieldman, R.D. (2001). Human development.8 ed.New York : McGraw-hill Companies, INC
th
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental nursing: consepts , process, and practice sixth edition. St. Louis: Mosby Year Book. Priatna, C. & Yulia, A. (2006). Mengatasi Persaingan Antar Saudara Kandung Pada Anak-Anak. Jakarta : P.T . Elek Media Komputindo. Putri, A. C. T., dkk. 2013. Dampak sibling rivalry (persaingan saudara kandung) pada anak usia dini . Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Development and clinical psychology. Issn 2252-6358. Diakses di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp/article/view/2071 . Pada tanggal 10 Maret 2015 Rahayu, S. (2010) Strategi koping dalam mengatasi sibling rivalry pada anak usia pra sekolah di kelurahan Tugorejo Semarang Barat. [Skripsi]. Semarang : FIK Universitas Muhammadiyah Semarang. Rahmawati, A..2013. Sibling rivalry pada anak usia dini. Widyasari. Vol 15, No 01. Di akses di http://anayanti.staff.fkip.uns.ac.id/files/2014/10/JURNALSIBLING-RIVALRY-WIDYA-SARI.pdf. Pada tanggal 15 Maet 2015 Saryono.(2011). Metodologi Penelitian Kesehatan, Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta : Mitra Cendekia Sawicki, J. A. 2002. Sibling rivalry and the new baby: anticipatory guidance and management strategies. Journal of pediatric and nursing, Vol 23, No. 3. Di akses di http://www.highbeam.com/doc/IGI-19556572.html Setiadi.(2013). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Setiawati. I dan Zulkaida A. (2007). Sibling Rivalry Pada Anak Sulung yang Diasuh Oleh Single Father, Proc. PESAT Universitas Gunadarma Sulistyawati, A., 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta. Soetjiningsih. (2003). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Streinberg, S. 2003. When special needs spark sibling rivalry. Di akses di http://www.answers.com/topic/sibling-rivalry-1 . pada tangal 15 Maret 2015 Thompson, J. 2003. Toddlercare (pedoman merawat balita). Jakarta : Erlangga Universitas Negeri Gorontalo.(2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo : UNG Vasta, R (2004). Chid Psychology. Canada: Harper. Wong.D.L., Hockenberry, M., Wilson.D., Winkelstein, M.L. & Schwartz, P. (2005). Wong’s essentials of pediatric nursing (6thed). Philadelphia: Mosby. Woolfson R. C. (2004). Seri Panduan Praktis Keluarga : Saudara Kandung, Jakarta : Erlangga Woolfson, R. C. 2004. Persaingan saudara kandung. Jakarta : Erlangga.