LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING WESTERNISASI SOFYANITA

Download LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. JURNAL. WESTERNISASI. (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Paguat). Oleh. Sofyanita Tunggati. 231 410 143...

0 downloads 424 Views 405KB Size
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

JURNAL

WESTERNISASI (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Paguat)

Oleh

Sofyanita Tunggati 231 410 143

Pembimbing I

Dra. Hj. Trisnowaty Tuahunse, M.Pd NIP: 19501121 1986022 001

Pembimbing II

H. Lukman D. Katili,S.Ag., M.Th.I NIP: 19720705 2009121 001

WESTERNISASI (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Paguat) Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Gorontalo 2014

ABSTRAK Sofyanita Tunggati. 2014. Westernisasi (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Paguat). Jurusan pendidikan sejarah, Fakultas ilmu sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 : Dra. Hj. Trisnowaty Tuahunse, M.Pd, dan Pembimbing II : H. Lukman D. Katili, S.Ag., M.Th.I. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertama, Dampak positif dan negatif “Westernisasi” dalam dunia pendidikan di SMA Negeri 1 Paguat. Kedua, Pengaruh “Westernisasi” Terhadap Perilaku Siswa di SMA Negeri 1 Paguat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Westernisasi dapat menimbulkan dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif di SMA Negeri 1 paguat. Kedua dampak tersebut saling berhubungan, Ketika salah satu pengaruh dari westernisasi yang di anggap positif bisa saja berbalik menjadi dampak negatif. Pencerahan, pengawasan, dan memperketat kesiplinan merupakan bentuk pencegahan dari Pihak Sekolah agar tidak terjadi penyalahgunaan terhadap Westernisasi sehingga Mutu Pendidikan di sekolah pun tidak terganggu. Setiap sekolah mempunyai nilai-nilai tersendiri yaitu nilai kebangsaan/nasionalitas, nilai keunggulan/kualitas, nilai ketertiban dan kedisiplinan, nilai keteladanan, nilai saling menghargai dan toleransi, nilai keadilan dan kejujuran, nilai tanggung jawab dan nilai prestise atau kebangsaan. Kata Kunci : Westernisasi, Pendidikan.1

1

SOFYANITA TUNGGATI, 231410143, JURUSAN SEJARAH, FAKULTAS ILMU SOSIAL, TRISNOWATI TUAHUNSE, LUKMAN KATILI

Indonesia

memiliki

banyak

suku

bangsa

dengan

perbedaan-perbedaan

kebudayaan, yang tercermin pada pola dan gaya hidup masing-masing. Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Negara kita adalah berbentuk republik yang dari sabang sampai marauke, yang terdiri dari pulaupulau yang didiami oleh berbagai macam suku bangsa dengan ragam budaya daerah yang berbeda antar satu daerah dengan daerah lainnya. Budaya yang dihasilkan oleh manusia yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sikap kerja keras, displin, sikap menghargai antara sesama, maupun kreatif yang senantiasa ditumbuh kembangkan terutama budaya menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, tidak ketinggalan juga ingin maju dalam budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa di kembangkan dalam upaya mendukung proses pemantapan budaya bangsa. Pekembangan dewasa ini semakin akhir semakin cepat akselerasi sosial yang bergejolak. Akibat adanya pemikiran bahwa dunia dapat dijangkau lewat institusiinstitusi budaya akhirnya antara satu budaya dengan budaya lainnya seakan tanpa penyekat, baik penyekat waktu, tempat maupun penyekat norma, yang pada ujungnya akan berbentuk global. Dalam menyiapkan bangsa kita untuk memasuki dunia industry dengan dampak budayanya, masalah hubungan antara pendidikan dan kebudayaan pasti akn mencuat kepermukaan. Permasalahan ini akan diangkat kembali dalam konteks gerak masyarakat dan kebudayaan

Indonesia

dalam

memasuki

masyaarakat

modern

yang

berbagai

kecenderungannya, dengan focus utama pada hubungan timbal balik antara kebudayaan dan pendidikan serta visa versa. Pendidikan juga diartikan sebagai proses transpormasi nilai budaya. Pendidikan disamping menghantarkan budaya yang diinstusikan pada nilai formal pendidikan juga diartikan proses menyiapkan generasi masa depan itu sendiri. Pendidikan pada

hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta budaya sedikit banyak mempengaruhi unsur-unsur manusia dalam menjalani kehidupannya. Bisa di lihat dulu orang-orang berpergian menggunakan delman. Dan beberapa tahun kemudian, orangorang berpergian menggunakan taksi, mobil atau kendaraan umum. Dahulu orang mendengarkan musik menggunakan gramophone atau piringan hitam. Kini orang-orang mendengarkan musik menggunakan telepon genggam atau mp3 player, dimana segala sesuatunya menjadi mungil dan mudah dibawa kemana-mana. Demikian juga dalam dunia pendidikan. Dulu para siswa menulis menggunakan papan hitam kecil berupa batu tulis, kemudian setelah kertas ditemukan mereka menulis menggunakan buku. Masa dewasa ini, tidak hanya buku saja yang digunakan. Para siswa bisa menulis menggunakan komputer, laptop hingga tablet. Bila tidak mengikuti arus perkembangan jaman, seseorang dikatakan kuno dan ketinggalan jaman. Pada umumnya mereka hanya ikut-ikutan semata tanpa memahami segi positif atau negatif. Seiring perkembangan zaman dan memasuki globalisasi maka budaya bangsa lain mulai masuk di Negara kita. Pengaruh budaya bangsa lain tampak menjadi pedang dengan dua sisi. Satu sisi memperkaya budaya sendiri dan sisi lain merusak budaya asli itu sendiri, budaya Bangsa lain khususnya budaya barat yang bermunculan mulai merangsang pola pikir dikalangan siswa keluar dari budaya yang sudah ada sejak dulu, sehingga hal seperti inilah yang perlu di perhatikan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan bentuk deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Artinya data yang di kumpulkan berupa kata-kata, foto- foto dan bukan angkaangka. Pendekatan kualitatif berguna untuk menggambarkan perkembangan westernisasi

di sekolah. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang berdasrkan pada kenyataan lapangan dan apa yang di alami informan. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistik. Obyek alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability, artinya hasil penelitian tersebut dapat di gunakan ditempat lain, manakala tempat tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda. Informasi data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar data kualitatif. Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah untuk dipahami. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara merangkum data, mengambil data yang pokok dan penting, dan membuang data yang tidak penting untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam penelitian dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya.

Pada analisa data, peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep dasar analisa data. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisa data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan semenjak data diperoleh di lapangan. Usahakan jangan sampai data tersebut sudah terkena bermacammacam pengaruh, antara lain pikiran peneliti sehingga menjadi terpolusi. Apabila terlalu lama baru dianalisa maka data menjadi kadaluwarsa. Perubahan yang di maksud di atas adalah perubahan sosial yang dikatakan merupakan bagian dari perubahan kebudayaan karena perubahan kebudayaan sudah mencakup seluruh bagian dari perubahan sosial begitu pula sebaliknya. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan karena tidak ada masyarakat tidak yang mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Dengan demikian walaupun secara teoritis dan analitis pemisahan antara pengertian-pengertian tersebut dapat di rumuskan, di dalam kehidupan nyata, garis pemisah tersebut sukar dapat di pertahankan, hal yang jelas adalah perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu kedua hal itu bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat Memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. (Soerjono Soekanto 2012: 267)

Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memang sulit di pisahkan, keduanya sangat saling mempengaruhi satu sama lain, contoh kecil terlihat dari masyarakat yang

tidak akan terwujud jika tidak mempunyai kebudayaan dan tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dampak Positif dan Dampak Negatif “Westernisasi” dalam Dunia Pendidikan di SMA Negeri 1 Paguat. Berdasarkan Tabel di atas mengenai pendapat Pihak sekolah/guru menunjukan sekitar 70 % persen di pengaruhi dan mendukung adanya westernisasi berikut beberapa pernyataan para guru mengenai dampak positif dan negatif yang di timbulkan oleh Westernisasi Menurut Kepala sekolah Bapak Saiful Hudodoo bahwa: “Di sekolah SMA Negeri 1 Paguat ada beberapa di pengaruhi oleh teknologi, dengan meningkatnmya teknologi, pendidikan tidak harus berlangsung dalam kelas. Kini guru bisa membuka blok dan menjawab email di situs jejaring sosial, maka kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung bebas, Penggunaan sistem IT yang menunjukan bahwa adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih tidak menutup kemungkinan di lihat dari perkembangan jaman menjadikan pola pemikiran masyarakat umum bahkan dalam dunia pendidikan semakin maju. dan tidak perlu jauh –jauh kita memberi contoh pengaruh dari barat contohnya saja kurikulum, kurikulum di indonesia itu mengadopsi kurikulum dari barat jadi selama ini kita ini berkiblat kesana untuk urusan kurikulum, dari kurikulum berbasis kompotensi itu adalah kita adopsi dari amerika. Sedangkan dampak negatif yaitu dilihat dari adanya trend masa kini yang ada pada masyarakat umum dengan sendirinya terbawa sampai ke lingkungan sekolah, contoh gaya rambut yang seringkali tidak sesuai dengan pelajar yang sebagai mana mestinya, penggunaan aksesoris yang berlebihan, pakaian yang tdk sesuai dan kembali lagi

dengan adanya teknologi juga mampu menghasilkan dampak negatif, bisa dikatakan bahwa penyalagunaan media juga sangat berpengaruh negatif di sekolah” (Wawancara 9 juni 2014) Sesuai dengan tabel diatas dapat dapat di katakana bahwa westernisasi sangat berperan di sekolah sehingga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif, beberapa pernyataan juga muncul setelah di wawancarai. Hasil Wawancara dengan siswi bernama Dyah Sukanti Anjaningrum Kelas XI menuturkan bahwa : “Menurut saya salah satu yang perlu di jadikan sebagai dampak positif dari westernisasi yaitu dilihat dari segi teknologi, dalam pembelajaran sudah menggunakan teknologi yang tinggi seperti penggunaan Gadget, penggunaan email sebagai alat prasarana untuk belajar dan sebagainya, dan jika di lihat dari pendidikan di negara barat mereka sudah menjadikan siswa sebagai guru dan guru sebagai pembimbing dan untuk di Indonesia sendiri saya rasa sudah sebagian besar sekolah bertaraf internasional menggunakan cara pendidikan seperti ini, dan lanjut pada dampak westernisasi di sekolah yaitu bisa kita temukan pada cara penggunaan pakaian disaat kegiatan di sekolah pada sore hari yang berbentuk seperti praktek sebagian besar sudah tidak menggunakan pakaian yang sesuai dengan aturan yang seharusnya sopan jadi seperti terbuka, dan cenderung lebih mengikuti trend mode yang lebih peduli dan bersaing dengan merk tas dan sepatu.” (Wawancara 10 juni 2014). B. Pengaruh Westernisasi Terhadap Perubahan Perilaku Siswa Pendidikan itu adalah sebagai wadah untuk membentuk karakter manusia agar menjadi lebih baik dari masa sebelumya. Namun pembentukan karakter mulai luntur dengan masuknya budaya barat apalagi telah mulai menyebar dalam pendidikan.

Rusaknya moral generasi bangsa mulai nampak bukan hanya dalam ruang lingkup masyarakat saja akan tetapi mulai terbawa sampai ke lingkungan sekolah dan siswa dengan santai mengekspresikan tingkah laku yang salah di sekolah

Pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolaholah terjepit antara norma-norma lama dengan norma-norma baru (yang kadang-kadang belum terbentuk). Generasi tua seolah-olah tidak menyadari bahwa sekarang ukurannya bukan lagi segi usia akan tetapi kemampuan. Akan tetapi persoalannya adalah bahwa generasi muda sama sekali tidak diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya; setidak-tidaknya demikianlah pendapat mereka. Westernisasi sudah berkembang di masyarakat luas. Dan hal ini menuntut kita untuk mawaspadai manakah yang bisa diterima dan mana yang tidak perlu diikuti. Alangkah lebih baik jika bisa menyaring gaya hidup bangsa lain yang masuk mempengaruhi bangsa kita, terlebih lagi yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Barat. Pada umumnya budaya massa di pengaruhi oleh budaya populer/budaya barat. Westernisasi yang masuk dalam pendidikan di SMA Negeri 1 Paguat bukan hanya berdampak pada siswa saja tetapi pada semua anggota yang ada dalam lingkungan sekolah, karena tidak ada yang bisa memungkiri dan menutup diri dari segala pengaruhnya. Contoh tersedianya media membuat sekolah menggunakannya dalam proses belajar mengajar dan kepentingan lainnya sesuai kebutuhan tertentu baik dalam kebutuhan akademik maupun non akademik.

Dampak positif cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan dampak negatif dari westernisasi karena bisa di buktikan dari minat siswa yang lebih menyukai kearah yang negative. Berikut ada beberapa dampak positif yang muncul dalam pendidikan di SMA Negeri 1 Paguat yakni : Penyalahgunaan tehadap kecanggihan teknologi dengan munculnya berbagai alat telekomunikasi ini akan fatal jika tidak ada tindakan dalam bentuk pencegahan. Meningkatnya teknologi membuat siswa mengagungkan segala sesuatu yang instan, sehingga dalam pendidikan pun akan ada yang dinamakan dengan “Tugas instan/copy paste”. Maraknya internet membuat siswa tidak disibukan lagi untuk mencari narasumber atau membaca buku atau sebagainya semua mengandalkan internet sebagai cara yang paling cepat dalam mengerjakan tugas dari sekolah. Namun bagaimana dengan guru-guru yang menerima hasil belajar siswa selalu melalui internet tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu, karena ini berarti membiarkan siswa menganggap sebuah tugas bukanlah sebuah pekerjaan yang susah sebab copy paste adalah sesuatu yang lumrah terjadi dalam pembelajaran. Pengaruh positif dari adanya westernisasi di sekolah saat ini yaitu terciptanya suatu kelompok-kelompok belajar yang sengaja di buat untuk mengisi aktifitas yang kosong ketika berada di rumah, sehingga tugas dari sekolah tidak terbengkalai, kemudian tercipnya kelompok belajar juga membantu para guru di sekolah.

Proses peniruan budaya barat yang menurut pelajar lebih baik di bandingkan dengan budaya sendiri jadi yang di tiru sebatas mode, padahal yang di harapkan oleh Westernisasi adalah rasionalitas dan cara berfikir yang tangkas. Pihak sekolah SMA Negeri 1 Paguat setelah di mintai keterangan mengenai westernisasi apakah dapat mempengaruhi perilaku siswa berbagai pendapat dan tanggapan di kemukakan, Pihak sekolah terutama guru-guru selalu berusaha agar siswa berperilaku sesuai dengan standar yang menjadi identitas pelajar, selalu berusaha untuk menghindari perilaku yang menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah sebab di khawatirkan akan merusak citra sebagai siswa-siswi yang berpendidikan. Apabila seseorang melakukan penyimpangan atau melanggar nilai-nilai dan aturan yang telah ditetapkan di sekolah maka akan ada sanksi yang berlaku sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Ada banyak toleransi yang diberikan pihak sekolah mengenai westernisasi tersebut jadi untuk mengukur pengaruhnya sebaiknya terlebih dahulu di saring atau dipilah sesuai kebutuhan bidang-bidang tertentu di sekolah. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka ada beberapa hal yang perlu disimpulkan bahwa: 1.

Dampak positif adanya westernisasi dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah SMA Negeri 1 paguat yaitu:

- Teknologi yang semakin canggih, sehingga munculnya berbagai media, baik media elektronik maupun media cetak. Televisi yang sebagai penyampai pesan audio dan visual sudah dijadikan sebagai media pembelajaran di sekolah dan media cetak juga berperan dalam kegiatan belajar mengajar, jadi kegiatan menonton atau membaca majalah, komik dll sudah menjadi bagian dari kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Paguat. - Internet yang memudahkan untuk berkomunikasi dengan berbagai cara, seperti tersedianya e-mail sangat membantu dimana adanya e-mail digunakan sebagai tempat mengirim tugas dari siswa ke guru yang bersangkutan, selain itu adanya berbagai informasi yang tidak di ketahui dapat di peroleh melalui internet sehingga segalanya terlihat simpel dan mudah. - Bahasa, selain bahasa Indonesia sekolah juga mengajarkan berbagai bahasa, salah satunya yaitu bahasa inggris. Bahasa inggris kini juga sebagian digunakan oleh guru-guru tertentu sebagai pengantar mata pelajaran di dalam kelas dan juga sebagai bahasa berkomunikasi meskipun belum secara keselurahan. Bahasa inggris yang merupakan bahasa penghubung internasional kini menjadi sangat penting untuk di pelajari di sekolah. 2.

Dampak Negatif westernisasi dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah SMA Negeri 1 paguat yaitu: - Teknologi,

Penyalagunaan

berbagai

teknologi

dapat

berakibat

fatal

dilingkungan sekolah. Sadar atau tidaknya TV secara umum membuat siswa mengingat 85 % dari yang mereka lihat, dan kurangnya tontonan yang bersifat

edukasi mejadikan siswa mengingat dan mengadaptasi tayangan budaya barat. Kemudian bebasnya copy/paste yang tidak menghargai tuntutan referensi yang jelas dari setiap mata pelajaran. - Pergaulan, Sebenarnya meniru pergaulan masa kini yang mengarah kebaratbaratan sangat merusak morak dan ahlak siswa. - Bahasa, karena banyaknya bahasa asing yang sering di kembangkan di sekolah atau dalam dunia pendidikan membuat siswa lebih senang belajar bahasa inggris dari pada bahasa Indonesia. Padahal bahasa asing/bahasa inggris harus di seimbangkan dengan bahasa Indonesia juga. - Fashion/Pakaian, perkembangan jaman yang berubah menjadi modern menjadikan siswa di lingkungan sekolah memilih kehidupan yang hedonis, semua serba mengikuti trend masa kini, kemeja dan celana yang di buat sedemikian rupa hanya untuk meniru seseorang yang di idolakan atau gaya kebarat-baratan. 3.

Pengaruh Westernisasi Terhadap Perilaku Siswa antara lain sebagai berikut : - Adanya bentuk-bentuk pelanggaran terhadap aturan-aturan di sekolah. - Bertambah dan Berkurangnya minat siswa terhadap proses belajar mengajar. - Proses saling meniru tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu.dll. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu dalam berpikir dan berperilaku. Oleh

karena itu tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, Untuk mencegah pengaruh Westernisasi terhadap perilaku dan moral siswa ada banyak cara yang perlu dilakukan

namun cara apapun yang dilakukan jika diri sendiri tidak mempunyai niat dan tekat yang kuat untuk selalu menanamkan jiwa nasionalisme dan menghargai budaya sendiri maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang kita inginkan bersama. B. Saran Sesuai hasil penelitian di atas ini, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Pemerintah : Kiranya dapat melestarikan budaya bangsa Indonesia yang mampu mengalihkan perhatian masyarakat umum dari budaya asing, sehingganya mengurangi terjadinya dampak dalam masyarakat luas. Selain itu juga agar memberikan perhatian dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah supaya menghasilkan anak-anak didik yang berprestasi, bukan hanya di sekolah- sekolah tertentu saja akan tetapi bagi semua sekolah yang ada diseluruh Indonesia. 2. Bagi Pihak Sekolah dan Guru-guru : Kiranya dapat menyaring dari adanya westernisasi baik itu dilihat dari segi positif maupun segi negatif, selain itu agar menciptakan disiplin yang lebih ketat dan menanamkan Motivasi kepada seluruh anggota dalam lingkungan SMA Negeri 1 Paguat agar segala bentuk penyimpangan terhadap aturan-aturan disekolah dapat diatasi dan lebih mudah membentuk suatu karakter atau perilaku siswa yang baik.

DAFTAR RUJUKAN Anwas Oos M (2013) Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: ALFABETA Bungin Burhan (2006) Sosiologi komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Surabaya: Kencana Prenada Media Group Hasan Chalidjah (1995) Kajian Perbandingan Pendidikan. Surabaya: Al Ikhlas Hasan Sandi (2011) Culture Studies Sejarah Pendekatan konseptual dan Isu Menuju Studi Budaya kapitalisme Lanjut. Jogyakarta: Ar Ruzz Media. Koertjaraningrat (1987) Sejarah teori Antropologi. UI-Pres Linton Ralp (1962) Latar Belakang Kebudayaan daripada Kepribadian. Jakarta: Daja Sakti Maleong Lexy (2000) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pasaribu dan Simanjutak (1982) Pendidikan Nasional. Bandung: Tarsito Piort Stompka (2010) Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Rahmat Abdul (2012) Sosiologi Pendidikan. Kota Gorontalo: Ideas Publishing Ranjabar Jacobus (2013) Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: ALFABETA Scohoorl J.W (1980) Modernisasi Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara- Negara Sedang Berkembang. Jakarta: PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA Suryadi Ace dan Tilaar H.A.R (1994) Analisi kebijakan Pendidikan suatu Pengantar. Bandung: Anggota Ikapi Soekanto Soerjono (2002) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. (2012) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Tirtarahardja dan La Sulo L. S (2005) Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Uno B. Hamzah dkk (2004) Landasan Pembelajaran. Jakarta: Nurul Janah http://aniisaf28.blogspot.com/2013/06/westernisasi.html di akses pada tanggal 17 mei 2014 http://dewipurnamasari7.blogspot.com/2012/12/dahsyatnya-westernisasi-lunturkan.html di akses tanggal 17 mei 2014