PENDAHULUAN KEBUTUHAN GIZI ORANG TUA DAN DEWASA

Download 1 - Pendahuluan. Kebutuhan gizi orang tua dan dewasa pada dasarnya tidak berbeda dengan kebutuhan gizi pada masa awal dewasa. Akan tetapi k...

0 downloads 532 Views 351KB Size
DIET 1 - Pendahuluan Kebutuhan gizi orang tua dan dewasa pada dasarnya tidak berbeda dengan kebutuhan gizi pada masa awal dewasa. Akan tetapi karena proses penuaan memberikan sifatsifat yang kharakteristik pada setiap kelompok umut maka kebutuhan gizi untuk orang tua sepantasnya mendapat perhatian yang khusus. Proses perubahan terjadi secara terus menerus dari bayi sampai menjadi tua. Oleh karena itu zat-zat gizi tetap diperlukan untuk menyelenggarakan fungsifungsi dasarnya yaitu menyediakan energi, mengatur reaksi-reaksi dalam tubuh dan menyumbang struktur. Semua jaringan bahkan yang telah tumbuh sempurna dan nampaknya mempunyai struktur yang tetap misalnya tulang adalah selalu dinamis. Terjadi perubahan-perubahan yang teratur dari komponen-komponen di dalam jaringan dan perubahan bioki-mia disekeliling jaringan. Di dalam jaringan terjadi kerusakan sebagian kecil dan sesudah itu dibangun kembali dari metabolit yang lain dan atau dari bahan-bahan yang terdapat dalam diet. Untuk itu manusia tetap memerlukan. bahan-bahan pembangun seperti juga sumbersumber energi dan bahan-bahan pengatur di dalam diet. Pada masa pertumbuhan, proses-proses perubahan terjadi dengan cepat dan pada orang-orang dewasa, proses-proses perubahan tersebut lebih lanjut akan dihambat. Dengan semakin tuanya umur, kecepatan tubuh untuk membentuk kembali sel-sel tidak dapat mengimbangi kecepatan degradasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya kehilangan jaringan dan fungsi organ secara bertahap, proses ini disebut aging. Akan tetapi beberapa pustaka mengartikan aging dengan perubahan yang terjadi terus menerus sejak terjadinya konsep kehidupan dan diakhiri dengan kematian. Jadi, lahir, tumbuh, dewasa den tua adalah bagian dari proses aging yang normal. Aging secara bertahap mempengaruhi sel, jaringan, organ, sistem, dan fungsi-fungsi lain di seluruh tubuh. Kecepatan dan urut-urutan perubahan tersebut bervariasi dari satu orang ke orang lain. Oleh karena itu perubahan fisiologis dari aging tidak jelas dan tidak seragam. perubahan-perubahan ini menyebar ke seluruh tahun pada kecepatan yang bervariasi pada setiap orang.

Universitas Gadjah Mada

Masa dewasa dan orang tua dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu umur 21 - < 40 tahun, dewasa 40 - < 6(5 tahun, setengah tua > 65

tahun, tua.

Akan tetapi walaupun demikian, perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi tidak dapat dibagi menjadi 3 kelompok seperti di atas,

2 - Perubahan-perubahan yang terjadi pada orang Seperti halnya pada kelompok-kelompok umur yang lain, kecukupan gizi dari diet orang tua adalah hasil dari faktor-faktor yang beragam yang menentukan masukan harian, penggunaan zat gizi dan akhirnya kebutuhan gizi. Semua ini meliputi keadaan sekeliling seperti juga keadaan biologis. Karena orang tua sangat heterogen dalam bentuk kesehatannya dan status gizinya pada

masa

perkembangan

dan

dewasa

maka penentuan kebutuhan gizi

dan kecukupan gizi adalah lebih komplek daripada untuk kelompok umur yang lebih muda, Penentuan kebutuhan gizi dan kecukupan gizi untuk orang tua memerlukan pertimbangan banyak faktor dan interaksinya satu dengan yang lain. Pengaruh utama pada masukan, penggunaan dan kebutuhan zat gizi dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar yaitu : a. Faktor fisiologis b. Faktor fisis, dan c. Faktor psikososial. a. Faktor fisiologis Faktor utama pada proses aging adalah kematian sel. Sel-sel khusus dalam sistem organ yang spesifik, dalam tubuh mat! dan digantikan oleh beberapa bentuk bahan schiler. (i) Penurunan jumlah air tubuh. Total jumlah air tubuh berkaitan dengan angka kehidupan yang pebenarnya dan sel-sel yang tidak berminyak. Kandungan air sel tetap

Universitas Gadjah Mada

konstant sepanjang umur, akan tetapi jumlah air tubuh berkurang dengan bertambahnya umur. Walaupun kandungan air sel tetap konstant, jumlah air antar sel berkurang dengan bertambahnya umur dan dikenal sebagai indeks fungsi masa sel. (ii) Penurunan fungsi organ. Sejak umur 30 tahun terjadi penurunan fungsi organ dan besarnya penurunan bervariasi dari kurang dari 10 persen sampai lebih dari 50 persen. Berbagai perubahan fungsi fisiologis yang terjadi ditunjukkan pada Gambar29.

Universitas Gadjah Mada

Pada ginjal terjadi penurunan dalam unit fungsi misalnya kecepatan penyaringan atau penurunan syaraf karena kematian sel. Demikian juga pada otak. terjadi penurunan berat karena terjadinya penurunan jumlah sel pada jaringan tertentu dari kulit otak (cerebral cortex). Secara keseluruhan, pada umumnya perubahan yang berpengaruh adalah kemungkinan penurunan massa tubuh yang tidak berlemak dan terjadi bersama-sama dengan penurunan kebutuhan energi. Hati mengalami penurunan kemampuan untuk menampung sehingga jantung tidak hanya bekerja lebih keras daripada normal tetapi juga memerlukan waktu recovery yang lebih lama. Kelenjar endokrin mengalami kerusakan sehingga pengaturan mekanisme tubuh terganggu, jumlah darah yang dapat dipompa jantung berkurang karena kenaikan resistensi peripheral (sekeliling).

Komposisi

darah

kemungkinan

mengalami

modifikasi

tergantung pada sel-sel yang berpengaruh. Jumlah sisa p rotein a tau e lektrolit y ang b erlebihan menjadi s ulit u ntuk d iangkut dan m aksukan cairan yang cukup banyak menjadi sangat penting. (iii) Perubahan metabolisme. Dengan bertambahnya umur nampaknya toleransi terhadap glukosa menurun. Hal ini dapat dihasilkan dari dua faktor yaitu (a) berkurangnya sekresi insulin yang berperanan pada perubahan/pengaturan glukosa, atau (b) terjadi penurunan respon jaringan terhadap peran insulin. Penurunan respon jaringan terjadi karena kenaikan proporsi jaringan berlemak pada orang tua terlepas dari apakah orang tua tersebut kegemukan atau tidak. Jaringan adiposa mempunyai resistensi tertentu terhadap insulin. Pada kondisi yang demikian sulit untuk ditentukan apakah penurunan respon terhadap glukosa terjadi karena pengaruh umur ataukah orang tersebut menderita diabetes yang sebenarnya. Dalam hal ini memperlakukan seseorang yang tidak tahan glukosa seperti halnya terhadap seseorang yang menderita diabetes dengan merubah pola hidup meliputi injeksi insulin, dan perubahan diet, mungkin tidak tepat.

Universitas Gadjah Mada

(iv) Penurunan basal metablic rate (BMR). BMR turun dengan bertambahnya umur. BMR tertinggi terjadi pada umur 1-2 tahun. Pada orang dewasa laki-laki pertambahan umur 1 tahun menurunkan BMR sebanyak 7-15 kalori per hari. Selanjutnya setelah umur 50 tahun, BMR turun sebanyak 10-15 persen. Hal ini merupakan refleksi dari berkurangnya sel-sel hidup, sehingga terjadi penurunan massa tubuh tidak berlemak (lean body mass). Dengan demikian terjadi kenaikan proporsi jaringan adiposa bahkan pada berat badan konstan, (v) Perubahan pada sistem pencernaan. Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan akibat bertambahnya umur antara lain: 1) Berkurangnya

sekresi

air

ludah.

Hal

ini

mengakibatkan

pencampuran dan penelanan makanan menjadi lebih sulit. Kesulitan pencampuran dan penelanan ini diperburuk oleh pernafasan melalui mulut dan penggunaan beberapa ionis obatobatan. Kekurangan air ludah pada seseorang yang berumur di atas 70 tahun juga dapat mengakibatkan karies gigi lebih parah karena berkurangnya peran pembersihan gigi oleh air ludah. 2) Kira-kira sebanyak 50 persen dari orang-orang yang berumur di atas 65 tahun, kehilangan semua giginya. Dan dari 50 persen yang lainnya hanya 75 persen yang masih memiliki gigi yang baik. Mereka yang masih memiliki gigi pada umur di atas 65 tahun, mungkin mengalami gangguan oleh penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gigi dan oleh karies gigi sebagai akibat dari kurangnya perhatian terhadap gigi selama bertahan-tahun. Sebanyak 66 persen orang-orang yang berusia 75 tahun kehilangan semua giginya, dan 80 persen dari merekayang kehilangan gigi mengalami kegagalan. Pada penggantian gigi atau dapat diganti tetapi selalu mengalami rasa sakit pada gigi yang diganti. Salah satu penyebabnya adalah rasio kalsium/phosphor yang rendah dalam diet dan masukan vitamin D yang rendah yang berhubungan dengan osteoporosis pada 25 persen wanita di atas umur 25 tahun. Dengan tanpa memperhatikan penyebabnya,

Universitas Gadjah Mada

ketidakberadaan cara mengunyah makanan yang memuaskan bagi orang-orang yang tidak mempunyai gigi cenderung untuk memodifikasi makanannya atau merubah pada makan. Makan dan mengunyah makanan dapat menjadi sakit dan memalukan. Makanan yang tidak cukup dikunyah akan sulit untuk ditelan. Oleh karena itu. Ada kecenderungan untuk makan makanan yang lebih lunak, makanan halus, yang seringkali mempunyai kalori yang, lebih

banyak

daripada

sayuran

dan

buah-buahan

yang

digantikannya. Makanan lunak biasanya mengandung vitamin A, vitamin C, asam folat lebih sedikit daripada sayuran dan buahbuahan, dan perubahan pola makan dapat mengarah pada kekurangan masukan zat gizi dan sembelit. Berkurangnya masukan daging sebagai salah satu sumber zat besi yang paling banyak tersedia memungkinkan pengaruh depresi pada level hemoglubin yang merubah perilaku terutama aktivitas. 3) Penurunan sekresi getah perut seperti asam klorida, pepsin dan faktor-faktor instrinsik. Berkurangnya asam klorida mengakibatkan berkurangnya Berkurangnya

zat

besi

sekresi

dalam pepsin

diet

yang

dapat

mengakibatkan

diserap. gangguan

pencernaan protein sedangkan penurunan sekresi faktor-faktor instrinsik mengakibatkan gangguan penyerapan vitamin B12. 4) Berkurangnya sekresi enzim-enzim pencernaan dan empedu mengakibatkan pencernaan dan absorpsi makanan menjadi lebih lambat dan kurang effisien. Penurunan jumlah sekresi empedu oleh hati mengakibatkan berkurangnya effisiensi absoprsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. 5) Kenaikan jumlah residu yang dihasilkan dari pencernaan dan absorpsi yang tidak sempurna mengakibatkan kenaikan flatulensi (pembentukan gas). 6) Dengan bertambahnya umur, otot-otot dalam saluran pencernaan bagian bawah menjadi lebih lemah dan gerak peristaitik lebih lambat sehingga menimbulkan masalah sembelit. 7) Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya umur sehingga keseimbangan elektrolit dan air lebih sulit untuk dipelihara.

Universitas Gadjah Mada

Pengaruh ini nampak lebih nyata selama mengalami stress misalnya selama sakit. (vi) Sensoris. Dengan bertambahnya umur seseorang, rangsangan terhadap rasa, bau, penglihatan dan pendengaran mengalami penurunan secera individual dari kecepatan yang berbeda. Sebagai contoh jumlah taste bud perpapila turun dari 245 pada anak-anak dan awal kedewasaan menjadi 88 pada orang-orang yang berumur 74 sampai 85 tahun atau turun sampai menjadi 36 persennya. Penurunan rangsangan terhadap rasa tersebut terutama sangat berpengaruh terhadap masukan makanan karena berkurangnya

daya

tarik

terhadap

makanan.

Beberapa

kejadian

menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengenal bau dan flavor dipengaruhi, dan kemampuan untuk membedakan konsentrasihilang. Dengan berkurangnya rangsangan terhadap bau maka sebagian besar rangsangan kenikmatan makanan juga hilang dan deteksi terhadap makanan busuk sulit dilakukan. Defisiensi seng mungkin sebagai faktor penambah karena mengakibatkan hypocensia - penurunan sensitivitas rasa - dan hyposmia - kehilangan rangsangan bau. Kejadian-kejadian yang

belakangan

menunjukkan

berkurangnya

kemampuen

untuk

merasakan garam tetapi sensitivitas terhadap rasa manis tidak berkurang. Kebanyak.an orang-orang tua mengeluh tentang adanya rasa tidak nyaman pada mulut yang mengakibatkan berkurangnya kenikmatan terhadap makanan. Berkurangnya penglihatan mengakibatkan kesulitan pada pembelian makanan dan pembacaan Tabel, dan penyiapan makanan dapat menjadi membahayakan. Akibat berkurangnya sensories menghasilkan kecenderungan mengabaikan makanan dan makan, dan kadang-kadang juga menghasilkan kehilangan selera makan. b. Faktor fisis Ketika gangguan penurunan penglihatan dan kondisi fisik merintangi orang maka orang-orang tua tersebut terperangkap ke dalam berkurangnya gerak (immobility), Belanja makanan menjadi sulit. Beberapa diantaranya menjadi bingung oleh berbagai artikel di toko.

Universitas Gadjah Mada

Jarak dari toko dan

ketidakmampuan membawa belanjaan menjadi rintangan bagi orang tua. Transportasi ke dan dari pasar atau pusat pembelanjaan makanan mungkin menjadi masalah. Kecenderungan untuk menutup toko-toko kecil makanan dan mengganti

dengan

supermarket

yang

besar

di

pusat

pembelanjaan

mengakibatkan besarnya ketidaknyamanan bagi penduduk tepian kota yang tidak memiliki mobil. Berjalan dengan jarak yang jauh, menyeberang jalan yang ramai dan membawa kereta atau barang-barang belanjaaan dapat membuat perjalanan menjadi berbahaya atau dihindari. Penggunaan bus umum dapat menyulitkan ketika membawa belanjaan terutama pada saat turun dari bus. Karena penurunan pendapatan (income) orang-orang tua dipaksa untuk hidup miskin, di daerah yang penuh dengan kejahatan. Hal ini menambah masalah isolasi membuat seseorang takut tinggal di rumah atau apartemen. Kondisi stroke, rapuh atau jantung menurunkan kemampuan gerak lebih lanjut. Pindah kerumah yang lebih kecil, lantai satu apartemen atau rumah tanpa tangga dapat membantu tetapi kemelaratan pada orang tua adalah perangkap keuangan. la tidak sanggup membayar untuk pindah rumah yang akan menggantikannya. c. Faktor psikososial Perubahan-perubahan fungsional dalam proses psikologis adalah hasil dari

penurunan

fisiologis.

Perubahan-perubahan

psikologis

tersebut

mempengaruhi sikap orang tua terhadap makanannya. Makanan tidak hanya diperlukan untuk menyediakan zat-zat gizi tetapi juga penting sebagai simbol dari aspek psikologis tertentu dalam kehidupannya, seperti pertukaran sosial, tanda cinta dan kesenangani. Orang tua lebih mementingkan dengan siapa ia makan daripada apa yang ia makan. Tanda-tanda ketuaan adalah rambut abu-abu sampai putih, penurunan kekuatan dan tunus otot, pengkerutan kulit dan gangguan pendengaran mempunyai gangguan psikologis pada sebagian besar kelompok umur tua. Pensiun, yang kurang direncanakan, mungkin memberikan perasaan tidak berguna dan tidak diinginkan. Beberapa proses penuaan menunjukkan tandatanda kesulitan dalam berpikir. dalam menghitung, dalam mengingat dan dalam fungsi-fungsi yang serupa. Faktor-faktor psikologis lain yang ikut berperanan antara lain

Universitas Gadjah Mada

a. Rasa tanggung jawab pribadi. Pada akhir-akhir ini kebanyakan orang telah menyadari bahwa mereka sendiri, termasuk seluruh pola hidup yang dipilihnya, mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap kesehatan mereka sendiri. Sistem pemeliharaan kesehatan mendorong pemikiran yang menitik beratkan pada identifikasi faktor-faktor resiko kesehatan

dan

orang-orang

terpelajar

berfikir

tentang

bagaimana

meminimalkan resiko tersebut. Gizi telah dikenal sebagai salah satu faktor pola hidup yang berperanan sangat penting. sehingga semua orang mulai tertarik pada makanan yang mereka makan dan bagaimana menyiapkannya. Situasi ini mendorong orang-orang untuk mencoba makanan yang berasal dari kebudayaan lain, yang beberapa diantaranya memberikan bantuan yang sangat baik pada diet yang sehat. Perubahan yang radikal pada kebiasaan makan seperti misalnya perubahan makanan tidak selalu terjadi. Kebiasaan makan telah timbul secara perlahaniahan dengan bertambahnya umur, dan jika terjadi kesalahan maka sulit unt.uk menggantikan dengan yang lebih baik. Kepercayaan dan kesalahan tentang makanan akan dilepaskan dengan rasa malas. Banyak orang tua yang tidak mengetahui bagaimana menyuapkan makanan dan menuntut bahwa makanan baru tidak mempunyai rasa yang enak. Masalah yang khusus muncul, ketika diet orang tua kurang beragam dan orang tua menjadi tidak tertarik pada makanan. Penyebab utama kegagalan untuk mendapatkan diet yang cukup adalah isolasi sosial atau hidup menyendiri dan pensiunan (pendapatan berkurang). Karena banyak waktu yang terluang, seseorang mempunyai waktu untuk memikirkan tentang makanan yang akan dikonsumsi dan menyukai ide makanan dan bahkan secara kritis sangat sedih pada keadaan yang monoton. Hal ini kemungkirian besar terjadi pada seseorang yang hidup seorang diri atau seseorang yang memasak sendiri makanannya. Mereka merasakan lebih mudah untuk makan sesuatu yang semua dari hari ke hari. Tetapi kalau dilihat secara hatihati, mungkin mereka menderita malnultrisi walaupun kelebihan berat badan. Pada umumnya, diet yang menyediakan zat-zat gizi lebih banyak makin bervariasi.

Universitas Gadjah Mada

b. Psikologikal stress atau depresi. Selama dewasa, seseorang mengalami berbagai peruba.han.dalam personal dan kehidupan sosialnya. Dalam tahun-tahun awal kedewasaan, umumnya mengalami tekanan psikologis sebagai orang yang terpelaiar dan karena keberadaannya pada lapangan yang dipilih. Menikah atau tidak menikah, mempunyai anak dan metawat orang tua adalah jenis-ienis stress yang lain yang mungkin tidak diperhitungkan selama masa dewasa. Terakhir, kenyataan bahwa seseorang mengalami penurunan fungsi mental, dan atau fisik dapat mengakibatkan stress yang agak besar. Tekanan ini dapat positif jika diterima sebagai suatu tantangan dan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, tetapi dapat negatif jika seseorang tidak mempunyai akal untuk menyeimbangkan diri. Pada kondisi stress, beberapa orang menjadi Kurang mencukupi dibanding mereka yang hidup normal. sescorang mempunyai

yang

hidup

masukan

Beberapa

penelitian

menunjukkan

bahwa

dalam lingkungan keluarga yang berantakan zat gizi

yang

kurang mencukupi dibanding

merekayang h idup dalam lingkungan keluarga yang damai dan tenang. Seseorang yang menolak untuk makan mungkin cemas atau depresi dan kemudian tidak mempunyai selera makan dan masukan zat gizinya tidak mencukupi. Depresi biasanya ditimbulkan dari rasa kehilangan, misalnya kehilangan sescorang yang dicintai, kehilangan produktivitas, kehilangan rasa

bernilai/berharga,

kehilangan

mobilitas,

kehilangan

pandapatan

(income] dan kehilangan idealisme bentuk tubuhnya. Orang tersebut kemudian tidak mau makan agar mendapat perhatian yang dapat mengatasi rasa kehilangan, atau menjadi terpaksa mengutil dan makan secara berlebihan sebagai kompensasi. Pola makan adalah sangat tidak teratur pada beberapa orang tua. Mereka makan berlebihan suatu bari dan mengutil makanan pada hari berikutnya. Menurut Swanson dalam Kreutler (1983) masukan kalori harian untuk wanita dapat bervariasi dari 800 sampai 3700 Kalori. c. Berkurangnya pendapatan. Kebanyakan orang pensiun pada umur 60 sampai 65 tahun dan biasanya beberapa tahun sisa hidupnya, memperoleh pendapatan dari gaji pensiun atau dari suatu lembaga atau asuransi. Kadang-kadang pendapatan ini tidak mencukupi dan orang tua tersebut

Universitas Gadjah Mada

secara individual menjadi melarat/miskin, celakanya masukan makanan ikut menderita. Walaupun kebanyakan orang tua miskin memilih program makanannya, mereka kadang-kadang tidak menggunakannya. Survey dari populasi dilingkungan tepian kota yang terdiri dari orang tua yang berpendapatan rendah sampai sedang mendapatkan bahwa 2/3 dari responden sadar akan program makanan, tetapi hanya 10 persen yang menggunakannya, walaupun mereka telah memilihnya. Beberapa alasan mengapa orang tua tidak menggunakan macam makanan (food stamps) yang disediakan adalah sebagai berikut: 1) Perasaan bahwa macam makanan adalah bentuk dari kemurahan hati, 2) Perjalanan bulanan ke kantor yang menyediakan daftar jenis makanan

(food

stamp

office)

adalah

tidak

menyenangkan,

membahayakan dan tidak mungkin. 3) Membeli kebutuhan dalam daftar makanan memerlukan banyak pengeluaran uang. sehingga hanya tinggal sedikit untuk keperluan yang lain atau cadangan kebutuhan mendadak, dan darurat. 4) Penggunaan daftar makanan merupakan tanda seseorang yang berada pada supermarket sebagai orang miskin dan penerima kemurahan hati.

3 - Kebutuhan Gizi Orang Tua Dengan terjadinya perubahan-perubahan pada orang tua maka diikuti pula perubahan kebutuhan akan zat gizi. Perlu diingat bahwa populasi orang tua adalah bukan kelompok yang homogen, oleh karena itu tidak ada pernyataan umum yang dapat dibuat tentang mereka. Tujuan zat gizi dan kalori untuk memelihara seseorang pada keadaan kesehatan yang normal, mungkin tidak mencukupi atau berlebihan untuk memenuhi kebutuhan orang lain. 1. Kalori Dengan semakin bertambahnya umur, kebutuhan kalori iuga semakin berkurang. Perubahan fisiologis utama yang terjadi adalah.penurunan jumlah selsel yang fungsional, yang mengakibatkan penurunan proses metabolisme. Pada

Universitas Gadjah Mada

keadaan normal hampir selalu terjadi penurunan metabolisme sebesar 10-15 persen atau lebih setelah umur 50 tahun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya aktivitas fisik yang lebih lanjut akan menurunkan kebutuhan kalori. Akantetapi untuk menaksir derajad penurunan aktivitas fisik dari setiap individu dalam umur lanjut tidak dapat dilakukan dengan mudah. Pengurangan aktivitas fisik dan penurunan metabolic basal bervariasi secara individual. RDA tahun 1974 mengusulkan bahwa pada umur 50 tahun kecukupan kalori dikurangi sampai 90 persen dari jumlah yang dibutuhkan pada orang dewasa umur 23 tahun. Tetapi' bila seseorang tetap aktif pada umur di atas 50 tahun maka pengurangan kalori tidak perlu sampai sebanyak ini. Laki-laki dan wanita pada umur 23 tahun memerlukan kalori kira-kira sebanyak 2700 dan 2000 Kalori. Penaksiran pada mereka yang memelihara kesehatan dengan baik, aktivitas normal dan kira-kira sama beratnya pada umur 65 tahun, mereka memerlukan kalori kira-kira sebanyak 2400 Kalori dan 1800 Kalori per hari. Jika masukan kalorinya tidak dikurangi untuk menyesuaikan kebutuhannya maka kelebihan kalori yang masuk akan disimpan sebagai lemak, kasus ini sangat umum terjadi pada wanita tua. Jika beratnya lebih besar pada umur 65 tahun daripada umur 23 tahun ada kemungkinan terjadi penambahan jaringan lemak. Disarankan bahwa pengurangan kalori berasal dari pengurangan karbohidrat dan lemak dalam diet, karena orang yang berumur memerlukan kalori lebih sedikit tetapi kebutuhan protein, vitamin d an mineral t idak berkurang. B ila kalori d ibatasi sampai d ibawah 1 800 Kalori, diperlukan perencanaan yang hati-hati untuk menyediakan diet yang cukup. Biasanya masukan makanan dibawah 1800 Kalori menyediakan jumlah yang tidak mencukupi untuk kebutuhan protein, kalsium, besi dan vitamin. 2. Protein Protein tubuh berkurang dengan bertambahnya umur. Hal ini mungkin terjadi karen penurunan sebagian besar masa sheletal otot. Total protein tubuh nasik dari bayi da mencapai maksimal pada umur 20 tahunan, kemudian berkurang secara perlahan-laha selama tahun-tahun berikutnya. Nampaknya penurunan lebih cepat terjadi pada laki-lal daripada wanita. Pemecahan dan sintesa total protein tubuh juga menurun denga bertambahnya umur sehingga

Universitas Gadjah Mada

pada orang tua yang bertubuh sehat protein tubuh adala sebesar 60-70 persen dibanding awal kedewasaan. Walaupun nampak bahwa kebutuhan protein orang tua berkurang daripada orang dewasa, tetapi tidak ada informasi yang cukup tentang kebutuhan asam amino da protein orang tua yang dapat digunakan sebagai pegangan. Kebutuhan asam amin tertentu (threonin, triptophan dan metionin) mungkin berbeda dengan orang dewasa dan pola optimal dari asam amino essensial mungkin berubah dengan umur. Pada tahun 1974 FNB (The Food and Nutrition Board) menyimpulkan bahwa protein RDA 0,8 g/kg berat badan untuk dewasa adalah tepat untuk kesehatan orang tua. Fisik yang tegang/stress dan stimuli psikologis dapat mengakibatkan keseimbanga nitrogen negatif. Infeksi, gangguan fungsi pada pencernaan makanan dan perubaha metabolik yang disebabkanloleh penyakit kronis dapat menurunkan

effisiensi

penggunaa

nitrogen

dalam

diet.

Bahkan

tanpa

penyakitpun, saluran pencernaan yang telah berumi mengalami penurunan digest! dan absorpsi protein. Orang tua harus menaksir masala ini untu menentukan masukan protein. Young dan Serimushaw dalam Kreutler (198! menganjurkan masukan protein sebanyak 1 g/kg berat badan per hari. Penelitian tentang diet orang tua kadang-kadang menunjukkan masukan makanan yar rendah. Pada masukan kalori yang rendah biasanya terjadi juga masukan protein yar rendah. Konsumsi daging berkurang karena keterbatasan keuangan, kekurangan fasilitc masak, tidak ada nasehat, kekurangan gigi dan beberapa sebab lain. Keseimbangan nitrogen yang negatif sering ditemukan. Defisiensi protein mendoror terjadinya edema, penyakit gatal pada kulit, eksim kronis, kelelahan, lemak otot d£ pembuangan jaringan, menyembuhkan luka secara perlahan-lahan dan daya tahan tubi menurun. Akan tetapi timbul pertanyaan yang antara lain apakah defisiensi protein yar nampak disebabkan semata-mata oleh masukan protein yang rendah atau oleh kombina dari masukan yang rendah, pencernaan yang tidak sempurna dan asimilasi yahg tid; sempurna dan kalori yang tidak cukup, masukan protein yang rendah biasanya diartikj masukan vitamin dan mineral yang rendah pula.

Universitas Gadjah Mada

3. Karbohidrat Telah diutarakan bahwa orang tua mengalami penurunan toleransi glukosa. Oleh karena itu lebih menjadi subyek hipodan hiperglisemia sementara daripada orang muda. Ketika level gula darah naik oleh muatan gula yang besar, kecepatan perubahan kembali ke nilai yang rendah adalah lebih lambat pada orang tua. Penggunaan gula dan makanan-makanan manis sebaiknya dibatasi untuk mencegah beban yang berlebih pada mekanisme pengaturan gula dalam tubuh.

Makanan-makanan

berpati

harus

dilibatkan

karena

pati

dapat

dimobilisasikan dan dibakar lebih lambat daripada gula. Dalam beberapa hal makanan berpati, seperti biji-bijian utuh atau serealia yang diperkaya, kentang dan biji-bijian kering, merupakan pembawa vitamin D, besi, serat dan elemenelemen essential makanan yang lain. 4. Lemak Berdasar penelitian-penelitian yang searah mengenai kemungkinan hubungan antara serum kolesterol, asam lemak jenuh dan atherosklerosis dan karena ada kemungkinan kolelasi antara lemak diet dan level serum kolesterol, maka disarankan untuk menurunkan proporsi lemak dalam diet orang-orang tua. Dari kejadian-kejadian epidemi, level serum kolesterol nampaknya mencapai maksimal pada laki-laki antara umur 50-59-tahun dan pada wanita antara umur 60-69 tahun. Serum trigliserida naik dengan bertambahnya umur dan mungkin merupakan refleksi dari penurunan kapasitas orang tua untuk memisahkan lemak diet dari darah. Pembatasan lemak pada diet, terutama lemak jenuh, mungkin sangat membantu tetapi masukan lemak kurang lebih tetap kira-kira 30 persen total kalori. Makanan sumber kolesterol, meliputi kuning telur, susu penuh, hati dan daging sapi. Pembatasan yang ketat terhadap kelompok makanan tersebut dapat mendorong

terjadinya

defisiensi

zat

gizi

yang

lain.

Oleh

karena

itu

tidakdisarankan membatasi makanan-makanan tersebut secara ketat pada diet harian seseorang di atas umur 70 tahun, karena aspek pencegahan atherosklerosis untuk mereka nampaknya sangat kecil. Pengurangan lemak sering sebagai penyebab indigrotin yang terjadi pada pengurangan aktivitas lambung, hati dan pankreas. Lemak yang digunakan dalam diet untuk flavor dan tujuan kenikmatan rasa kenyang adalah lemak dari

Universitas Gadjah Mada

asam lemak tidak jenuh dan sebagai pembawa vitamin A dan D. Distribusi masukan lemak, antara semua makanan juga membantu dalam digest! dan absorpsi. Masukan harian yang dianjurkan untuk asam lemak essensial adalah 2 persen dari masukan kalori. Asam lemak essensial ini disediakan oleh asam lemak poll tidak jenuh (polyunsaturated fatty acid) yang juga baik sebagai sumber vitamin E.

Pembatasan masukan lemak yang mengganggu dengan

jalan menurunkan absorpsi kalsium. 5. Mineral Diantara mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh, kalsium dan besi merupakan mineral-mineral yang paling penting pada gizi orang tua. Masukan kalsium yang rendah atau makanan sumber kalsium seperti misalnya susu, mendorong terjadinya kerapuhan tulang dan pembuluh kapiler. Tahun 1965 USDA Nationwide Food Consumption Survey menun-jukkan bahwa diet pada orang-orang yang berumur 65 tahun atau lebih, kekurangan kalsium sebanyak rata-rata 30 persen untuk wanita, dan 24 persen untuk laki-laki, diba-wah RDA (Recommended Dietary Allowance). Wanita yang disurvey menggunakan ekuivalensi kurang dari secangkir susu setiap hari, sedangkan laki-laki menggunakar sedikit lebih banyak. Wanita menunjukkan jumlah besi dibawah kebutuhan rata-rata. Beberapa gejala yang melengkapi kelemahan pada orang tua mungkin terjadi karens defisiensi zat gizi dari dietnya selama beberapa tahun yang lalu. Pada beberapa oranc tua, kekurangan gizi bahkan ditemukan pada orang-orang yang dietnya cukup tetap mengalami kegagalan dalam pencernaan dan penyerapan, kegagalan sirkulasi, kehilangan zat gizi, ketidakseimbangan endokrin, infeksi kronis atau stress (tekanan psikologis, dan oleh karena itu menaikkan kebutuhan zat gizinya. a. Osteoporosis. Osteoporosis adalah suatu keadaan menurunnya masa tulang yan terjadi ketika kalsium yang hilang dari tulang lebih banyak daripada kalsium, yang diamb oleh tulang, hal ini lebih banyak terjadi pada orang tua. Walaupun ada faktor lain yang berperanan pada Osteoporosis tetapi salah satu faktor adalah ketidakcukupan masuka kalsium selama beberapa tahun. Penurunan masa tulang terjadi bertahap samp; akhirnya terasa sakit dan mungkin patah setelah jatuh, pencegahan yang paling ba terhadap Osteoporosis pada orang tua adalah meliputi yang mencukupi pada diet

Universitas Gadjah Mada

jumls kalsium dan vitamin harian selama dewasa. b. Osteomalacia. Osteomalacia adalah suatu keadaan menurunnya mineralsasi tulan secara umum ditunjukkan sebagai ricket dewasa yang disebabkan oleh pengguna; kalsium yang sedikit karena kekurangan vitamin D. Orang tua yang tidak minum susu atau yang mempunyai gastiektomi, yang menderita malabsorpsi (kesalahan penyerapai penyakit hati atau penyakit ginjal, yang minum obat-obatan anti convalsant (anti kejan atau yang kurang berada pada

sinar

matahari

dapat

mengalami

kekurangan

vitamin

dan

Osteomalacia. Ketidakcukupan kalsium dan vitamin D yang diperlukan untuk memelihara tulang yang normal menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh secara bertahap dan kadang-kadang menjadi patah. c. Anemi gizi. Anemi gizi kadang-kadang ditemukan ada orang tua dan mungkin disebabkan oleh kekurangan zat besi, protein, vitamin B12, asam folat, asam askorbat atau oleh kombinasi faktor-faktor yangterlibat dalam menurunkan keasaman lambung. Ten-state Nutrition Survey mengumumkan bahwa anemi kekurangan besi lebih rentan pada orang dewasa di atas umur 65 tahun daripada pada orangorang yang lebih muda. Defisiensi asam folat dapat mengakibatkan anemi hiperkromik megaloblastik. Defisiensi asam folat ini kadang-kadang terlihat pada populasi orangorang tua. Asam folat tidak terdapat secara luas dalam makanan, mudah rusak selama pengolahan, dan mungkin tidak diserap dari usus halus pada saluran pencernaan makanan, dan hal ini yang merupakan masalah pada orang tua. d. Penyakit yang berhubungan dengan gizi. Penyakit ini dicirikan oleh demineralisasi dari avcolarbore dari mandible yang mendorong lepasnya gigi, traumatisasi dari ginginae atau luka gusi, pendarahan dan infeksi pada gusi. Penyakit yang berhubungan dengan gigi ini mungkin merupakan tahap awal dari osteoporosis, dalam hal ini masukan kalsium yang mencukupi dan perbandingan antara fosfor dan kalsium dalam diet selama kehidupan adalah sangat penting. Penyakit ini merupakan penyebab yang paling umum dari lepasnya gigi orang-orang Amerika yang berumur di atas 35 tahun.

Universitas Gadjah Mada

6. Vitamin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kenaikan masukan vitamin pada orang tua, secara umum memberikan perbaikan kesehatan. Ini dapat diartikan bahwa angka kecukupan yang ada, yang besarnya sama dengan angka kecukupan untuk orang dewasa yang lebih muda, adalah tidak mencukupi untuk orang tua. Hal ini lebih mungkin merupakan refleksi dari kenyataan bahwa orang tua cenderung untuk mem punyai masukan vitamin yang rendah. The Health and Nutrition Examination Survey tahun 1971-1972 menunjukkan bahwa sebanyak 61-62 persen orang kulit hitam dan kulit putih yang berusia 60 tahun atau lebih, yang diteliti mempunyai masukan vitamin A kurang dari 3500 I.U perhari (RDA adalah 5000 IU untuk laki-laki dan 4000 IU untuk wanita), masukan vitamin C juga rendah. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa kesehatan diperbaiki oleh pemberian vitamin B dan vitamin C, dan peneliti yang lain menemukan bahwa vitamin-vitamin yang larut dalam air dikonsumsi dalam dosis yang besar, untuk memperbaiki defisiensi yang telah terjadi dalam waktu yang lama pada orang tua. Beberapa yang disebut kerakteristik proses penuaan normal seperti adaptasi yang rendah dari mata terhadap kegelapan, follicular hyper keratosis dan kelainan konjungtiva tertentu, diperbaiki dengan kenaikan konsumsi vitamin A dan dalam waktu yang lama. Kecakapan mental dapat dikacaukan oleh defisiensi vitamin C. Defisiensi vitamin B12 mungkin disebabkan oleh disorientasi, kebingungan dan kelelahan pada orang-orang tua. Terkadang, geiala-geiala ini dipikirkan sebagai sifat-sifat karakteristik yang alami dari proses penuaan, atau beberapa kelainan organik otot. Level serum B12 yang rendah, yang terjadi sebelum anemi megalollastik atau perubahan syaraf, dapat disebabkan oleh masukan vitamin B12 dalam diet yang rendah (seperti yang terjadi pada orang-orang yang diet vegetarian ketat), mungkin tambahan pada defisiensi asam folat atau mungkin hasil dari anemi pernicions yang tidak didiagnosa. Level vitamin B12 yang rendah nampaknya hampir umum terjadi dalam populasi orang-orang tua. Beberapa orang memerlukan supplemen konsentrat vitamin dalam dietnya. Akan tetapi dengan kemampuan masuk dan penggunaan yang luas dari vitamin, penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang mengkonsumsi vitamin yang terdapat dalam dietnya pada jumlah yang cukup dan beberapa orang tidak mengkonsumsi

Universitas Gadjah Mada

vitamin tersebut sebanyak yang mereka perlukan. Perlu melihat dietnya lebih dulu sebelum menganjurkan supplemen vitamin atau mineral. Dalam beberapa kasus, pemeliharaan level supplemen multivitamin dan mineral sangat berharga pemakaiannya dan mungkin mengobati status defisiensi gizi yang laten, dasar untuk beberapa keluhan kronis. Renting untuk diingat bahwa makanan yang mengandung vitamin menyediakan kalori, protein dan mineral, tetapi supplemen vitamin tidak. Orang-orang tua seringkali diperintah oleh tuntutan untuk membuat makanan sehat dan dapat memboroskan uang untuk vitamin organik, supplemen mineral dan makanan-makanan khusus yang diduga membuat mereka merasa lebih baik. Kenyataannya, mereka mungkin merasa lebih baik karena perbaikan masukan gizi. Akan tetapi, akan lebih baik bagi mereka untuk membelanjakan uangnya pada supplemen vitamin dan mineral yang umum daripada untuk makanan sehat. Supplemen dapat memberikan hasil yang sama pada sebagian biaya. 7. Air Kepentingan air dalam diet naik dengan bertambahnya umur. Dengan berkurangnya fungsi ginjal, air menjadi naik kepentingannya sebagai karier (pembawa) dan dilaporkan untuk mempermudah daripada membebankan ginjal. Minum dalam jumlah yang cukup cairan (5-8 gelas perhari) juga membantu pencernaan dan membantu pengawasan sembelit, yang kadang-kadang mengganggu orang-orang tua.

4 - Kecukupan Gizi Besarnya angka kecukupan gizi yang dianjurkan dicantumkan pada Tabel 16. Tabel 16. Angka kecukupan gizi harian yang dianjurkan (Recommended Dietary Intakes) yang dibuat oleh Badan Pangan dan Nutrisi Amerika Serikat

Universitas Gadjah Mada

Kebutuhan kalori yang lebih rendah pada orang tua memerlukan perhatian yang khusus. Ketika aktivitas berkurang, berat badan sangat mudah bertambah apabila daya tarik terhadap makanan tetap tinggi. Masukan makanan berkalori tinggi perlu dibatasi. Pengecekan kebiasaan makan untuk kegemaran merupakan bantuankedua dan pada makanan sehingga yang mungkin tidak terhitung sebagai sumber kelebihan kalori. Disisi lain, ada kemungkinan pada usia tua daya tarik terhadap makanan berkurang dan kalori tidak mencukupi. Dalam contoh ini, makan sedikit-sedikit tetapi seringdan pemasukan beberapa makanan berkalori tinggi mungkin diperlukan. Berat masing-masing individu merupakan refleksi kecukupan kalorinya. Untuk kebutuhan protein, protein hewani seperti misalnya susu, daging, telur, dan keju, penting sebagai supplemen protein nabati baik yang terdapat

Universitas Gadjah Mada

pada sayur-sayuran maupun biji-bijian. B eberapa penelitian menyatakan masukan protein tidak mencukupi pada orang tua wanita. Kekurangan ini dapat berakibat serius jika seseorang baru mengalami operasi atau menderita kerusakan pada tulang karena penyembuhannya memerlukan waktu yang lama. Protein yang sangat sedikit pada diet hariannya menyebabkan orarig tua menjadi mudah lelah dan lebih mudah terkena infeksi. Akar tetapi, anjuran untuk masukan protein yang tinggi kadang-kadang tidak dapat dibenarkan Beberapa peneiitian yang berhubungan dengan hal tersebut tidak menunjukkan perlunys menaikkan protein untuk kelompok umur tersebut. Perhatian pada kecukupan dar kualitas protein. Pada umur-umur ini seringkali masukan kalsium sangat rendah. Banyak orang tua yani tidak mempercayai pentingnya susu dan kemudian menderita defisiensi kalsium. Orang orang tua seringkali menderita anemi gizi, yang menunjukkan kurang zat besi, protein da1 vitamin-vitamin tertentu. Dianjurkan memberikan perhatian pada sayuran hijau, biji-bijia dan padi-padian yang diperkaya, dan daging terutama hati. Beberapa penelitiah menunjukkan bahwa vitamin yang cukup dalam diet menghasilka vitalitas dan tenaga. Defisiensi vitamin dalam jumlah sedikit bukan tidak umum diantar orang-orang tua. Sebagai contoh, lidah yang agak memerahan dan kemungkina gangguan pencernaan atau perubahan kulit mungkin merupakan tanda dari defisiens niasin dalam jumlah sedikit. Dalam hal ini, dokter akan menulis resep vitamin tambahai Beberapa ahli menemukan, bahwa pengobatan dengan vitamin diperlukan unti mengembalikan defisiensi vitamin dalam waktu yang telah lama berlangsung, yan kadang-kadang ditemukan pada orang-orang tua. Sekali lagi diet yang cukup akan menahan defisiensi vitamin dan mineral. Diet sehari-ha diawasi agar terdapat buah-buahan dan sayuran segar, sayuran yang berwama hijau dan kuning, susu, telur, daging dan biji-bijian, atau biji-bijian yang diperkaya. Beberapa ahli menekankan kepentingan air dalam diet orangorang tua, karena fu'ng ginjal menurun dengan bertambahnya umur. Air adalah penting untuk membawa per bahan-bahan sisa yang dikeluarkan oleh ginjal dan itu lebih mudah bagi fungsi ginj apabila urinenya encer. Sembelit kadang-kadang merupakan penyakit ringan pada orar tua dan minum air dapat meringankan sembelit tersebut.

Universitas Gadjah Mada

5 - Status Gizi Survey diet pada orang-orang tua menyediakan/memberikan berguna pada jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, kebiasaan makan, pdai dan frekuensi

penggunaan

makanan-makanan

khusus.

Dengan

perhitungan

kandungan zat gizi dalam diet menunjukkan status gizi perseorangan. Secara perbandingar penelitian status gizi pada kelompok orang-orang tua baru sedikit dilakukan. Pads umumnya orang-orang tua yang berumur di atas 60 tahun menunjukkan status-giz kurang ("undernutrition"), tidak terbatas pada kelompok yang sangat miskin atau sati kelompok kebudayaan tertentu. Kondisi status gizi kurang pada orang tua mungkin disebabkan oleh beberapa hal antan lain: 1. Kehilangan atau berkurangnya pendapatan kemelaratan. 2. Isolasi social 3. Penyakit-penyakit

yang

menurunkan

selera

makan,

menurunkan

penyerapai atau penggunaan zat gizi atau kenaikan kebutuhan zat gizi. 4. Obat-obat

yang

mempengaruhi

masukan

makanan,

atau

penyerapan penggunaan atau ekskresi zat gizi. 5. Masalah gigi 6. Depresi atau masalah mental 7. Penurunan

kemampuan

fisik

untuk

membeli

makanan

atau

menyiapkai makanan. 8. Konsumsi alkohol. Hasil survey Ten-State Nutrition pada orang-orang yang berpendapatan renda menunjukkan bahwa secara umum terjadi status gizi kurang ada orangorang tu£ Beberapa penurunan tersebut adalah 1. Rentan terhadap kegemukan (obesity), terutama diantara wanita. 2. Level serum vitamin C yang rendah lebih rentan pada wanita daripada laki-laki da turun secara bertahap dengan bertambahnya umur. 3. Anemi defisiensi zat besi terdapat dalam jumlah besar pada orang tua, tanp memperhatikan latar belakang kebudayaan. Survey masukan gizi pada orang tua, walaupun tidak lengkap, memberikan informa pada kebiasaan makannya.

Universitas Gadjah Mada

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sayuran kuning yang kaya akan vitamin adalah rendah, demikian juga konsumsi makanan yang kaya akan vitamin C. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa orang-orang tua mengurangi masukan kalorinya, terutama setelah umur 75 tahun. Akan tetapi tidak benar kalau menduga bahwa kebiasaan makan semua orang tua adalah kurang baik atau bahwa mereka semua mempunyai status gizi kurang, penelitian yang dilakukan oleh Todhunter pada tahun 1973 terhadap 529 orang tua yang berumur antara 6-102 tahun dan dari berbagai latar belakang ekonomi, menunjukkan bahwa walaupun lebih dari 50 persen hidup seorang diri ternyata kecukupan dietnya tidak berbeda nyata dibanding dengan mereka yang hidup bersama-sama keluarga. Survey yang dilakukan oleh Ten-State Nutrition menyatakan adanya geiala atau tanda-tanda biokimia dan klinis dari defisiensi gizi, akan tetapi ditemukan bahwa kualitas gizi dari diet orang tua per 1000 Kalori lebih baik daripada orang dewasa, kualitas diet nampaknya bukan merupakan masalah, tetapi yang menjadi masalah adalah jumlah masukan. Juga dicatat dari penelitian Todhunter bahwa ukuran makanan yang disajikan merupakan faktor yang lebih mempengaruhi masukan zat gizi daripada pemilihan makanan. Orang-orang tua biasanya ingin mencoba makanan baru dan merubah beberapa kebiasaan makannya sehingga diperoleh nafsu makan yang baik.

6 - Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Zat Gizi Zat gizi yang digunakan di dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Pendidikan Tingkat pendidikan pengelola makanan seseorang yang bertanggung jawab pada belanja dan penyiapan makanan dalam keluarga semakin tinggi, kejadian ketidakcukupan gizi pada anak-anak semakin berkurang. Keadaan tersebut berkaitan erat dengan keadaan gizi orang tua. Akan tetapi sebenarnya pengaruh pendidikan ini tidak terpisah dengan jelas karena status pendidikan berkaitan erat dengan faktor-faktor lain misalnya status pendapatan atau status sosial, walaupun pendidikan lebih besar peranannya terhadap komponen diet daripada pendapatan.

Universitas Gadjah Mada

2. Stress Stress termasuk faktor-faktor sekeliling yang membebani adaptasi psikologis tubuh. Gizi dan stress berinteraksi dalam beberapa jalan. Status gizi seseorang mempengaruhi adaptasinya terhadap stress dan stress merubah kebutuhan gizi jika seseorang berada pada gizi baik, nampaknya terdapat beberapa petunjuk bahwa tekanan atau stress dapat ditangani dengan jauh lebih mudah. Reaksi terhadap stress psikologis adalah sangat individual tergantung pada peralatan genetik, keperluan dasar individual dan keinginan, persepsi dari situasi stress, pengalaman hidup, pengaruh adaptasi awal. dan tekanan budaya. Di samping itu pola adaptasi terhadap jenis stress yang berbeda bervariasi dari seseorang ke orang lain. Karena alasan tersebut, penelitian sulit dilakukan. Variasi personal yang lain adalah kerentanan berbagai organ tubuh dan sistem terhadap tekanan. Friedman (1970) menunjukkan kecenderungan kandungan trigliserida dan kolesterol dan gangguan metabolik yang lain selama stress. Sebagian besar dari penelitian ini menunjukkan hubungan antara satu atau lebih perilaku yang bervariasi dan penyakit hati. Stress lingkungan, seperti panas, dingin, bising dan gangguan-gangguan lain adalah penting untuk diperkembangkan dalam hubungannya dengan kebutuhan gizi. Tinjauan mengenai gizi dan iklim menekankan pentingnya menggigil, ketegaran otot dan naiknya kecepatan metabolik dalam kompleksitas dari pemeliharaan keseimbangan panas pada musim dingin. Banyaknya lemak tubuh dan status gizi yang baik berhubungan dengan penampilan individual dalam musim dingin. Karena bertambahnya keringat, keseimbangan air harus diperhitungkan dalam pengujian stress akibat panas. Selain itu kehilangan natrium, kalium, besi, klorida, sulfur, kalsium dan unsur-unsur yang lain dapat menjadi faktor yang membahayakan. Konsumsi diet rendah protein di negara tropis adalah serius dalam taksiran kehilangan protein seelama berkeringat sebanyak 20-30 persen. Nampaknya terjadi sedikit kejadian yang membutuhkan vitamin ekstra/tambahan. Kebutuhan energi harus dinaikkan untuk seseorang yang tinggal dan bekeria di daerah beriklim panas dibanding mereka yang bekerja di daerah yang beriklim sedang.

Universitas Gadjah Mada

3. Kontrasepsi oral Beberapa kontrasepsi oral mempengaruhi metabolisme zat gizi dalam tubuh sampai beberapa berat tertentu. Lebih dari 50 perubahan metabolik telah dicatat, mengingat keberhasilan kontrasepsi oral pada wanita untuk mengatur jarak kelahiran bayi, penggunaannya akan kontinyu dan semakin bertambah. Tantangannya adalah untuk meminimalkan pengaruh yang merugikan dari interaksi antara obat dari metabolisme. Dari pemakai kontrasepsioral yang diuji, kira-kira 80 persennya mengalami pengaruh pada metabolisme triptophan. Kenaikan jumlah senyawa antara metabolik, seperti asam santourenat dari jalur (pathway) triptophan-niasin adalah dikeluarkan. Menurut RDA Komite tahun 1980 sebanyak 15-20 persen wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berkembang kejadian defisiensi vitamin B6. Hal ini kadang-kadang disertai oleh depresi mental, level glukosa darah yang tinggi dan atau rasa tidak enak badan.Gejalagejala ini berkurang apabila diberikan suplemen vitamin. Kontrasepsi oral menurunkan konsentrasi asam askorbat seperti yang diukur dalam leukosit wanita sehat yang telah masak seksual. Masalah gizi yang lain dari penggunaan kontrasepsi oral. Terjadi beberapa pemburukan dari metabolisme karbohidrat dan kenaikan yang besar dari level trigliserida. Pada sisi yang positif, kontrasepsi oral mempunyai pengaruh yang menguntungkan pada metabolism besi terhadap kenaikan kemampuan dan penyerapan besi dari saluran pencernaan dan dengan

menurunkan jumlah

kehilangan darah selama menstruasi. Mungkin terdapat sedikit atau banyak keuntungan pada keseimbangan nitrogen tergantung pada jenis kontrasepsi yang digunakan. Kontrasepsi oral tidak merusak metabolisms kalsium. Kebanyakan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral memerlukan kebutuhan vitamin dan mineral yang rata-rata sama dengan mereka yang tidak menggunakan kontrasepsi oral. 4. Faktor-faktor resiko Status gizi seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan seseorang dapat terserang penyakit degenerasi tertentu. Konsumsi kalori yang berlebihan dari makanan yang dipilih pada orang-orang yang banyak berdiam diri, kurang kegiatan fisik dan kurang menyadari mendorong terjadinya kelebihan

Universitas Gadjah Mada

berat badan, yang dapat menaikkan kecenderungan untuk atherosclerosis, hipertensi, diabetes dan coronary heart disease (penyakit jantung koroner) dan penyakit-penyakit

lain.

Kegemukan

berkaitan

dengan

semua

penyakit.

Perubahan pola hidup dan diet pada tahap awal penyakit menghasilkan tanggapan yang baik. 5. Pengaruh alkohol Walaupun

alkohol

dalam

minuman

beralkohol

mempunyai

satu

karakteristik zat gizi yaitu menghasilkan energi 7 Kalori per gram adalah dikategorikan sebagai obat. Alkohol mempengaruhi kesehatan oleh pengaruhnya terhadap zat gizi dan karena menghasilkan racun yang langsung mempengaruhi tubuh. Konsumsi minuman beralkohol adalah sangat luas. Diduga satu dari tiap tiga orang dewasa di Amerika mengkonsumsi alkohol secara teratur (sekali seminggu atau lebih) yang lain satu diantara 3 orang minum kadang-kadang (kurang dari sekali seminggu) dan satu yang lain tidak pernah minum alkohol. Banyak orang-orang yang lebih muda juga mengkonsumsi alkohol. Lebih dari 25 persen minum alkohol sekurang-kurangnya sekali setiap bulan. a. Sumber-sumber alkohol. Bir, anggur dan wine adalah sumber-sumber alkohol yang umum. Walaupun mereka berbeda dalam persentase kandungan alkoholnya, ukuran standard yang disajikan dan salah satunya kira-kira 1/2 ons alkohol absolut kepada konsumer. −

Bir, ukuran penyajian 12-18 ons dengan kandungan alkohol sebanyak 3-6 persen.



Wine, b erat u kuran p enyajian 4 -5 o ns d engan k andungan a Ikohol s ebanyak 12-14 persen.

Konsumsi alkohol mempengaruhi tubuh dalam beberapa menit jika diminum secara teratur dalam jumlah besar selama lebih dari setahun, dan juga mempunyai pengaruh jangka paniang yang serius. b. Pengaruh jangka pendek konsumsi alkohol. Alkohol tidak memerlukan pencernaan. Alkohol adalah molekul sederhana yang siap diabsorpsi dan disirkulasikan ke selu-ruh tubuh dalam aliran darah. Seperti beberapa obat yang lain, alkohol dapat diabsorpsi dari lambung, apa saja yang

Universitas Gadjah Mada

lewat masuk usus kecil adalah siap diabsorpsi dari sini. Walaupun alkohol masuk ke dalam tubuh tidak sempurna, tetapi alkohol dapat mengganggu pencernaan dan absorpsi makanan, dan terutama setelah minum berat dapat terjadi diare. Reaksi normal tubuh adalah mencoba membersihkan alkohol. Ginjal dan paru-paru mengekskresikan alkohol sejumlah persentase yang dapat diramalkan,

yang

menerangkan

mengapa

uji

pernafasan

dapat

melengkapi pengukuran alkohol dalam tubuh. Hati mulai mendetoksifikasi alkohol secepat sirkulasi yang melaluinya. Pada kebanyakan orang, liver memerlukan waktu 1 sampai 1 1/2 jam untuk merubah alkohol dari saat minum menjadi metabolit yang tidak berbahaya. Tubuh menggunakan alkohol sebagai sumber energi. Alkohol juga mengganggu metabolisms karbohidrat, lemak dan protein. Satu konsekuensi dari ini adalah bahwa level gula darah dari seseorang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dapat turun sampai level yang rendah. Alkohol mempunyai pengaruh anestesi (depresan) pada sistem syaraf. Pertama, pertimbangan berkurang dan hambatan juga berkurang, mengikuti perasaan senang jasmani dan rohani dan santai. Dengan konsumsi yang lebih besar. koordinasi otot, reflalus dan kemampuan bicara dihambat. Bahkan pada masukan yang lebih banyak lagi, mempengaruhi otak belakang, perasaan/rangsangan berkurang dan dihasilkan pingsan. Ketidaksadaran dan kematian dapat mengikuti jika bagian dari otak yang mempunyai fungsi kontrol utama adalah cukup depresi untuk pengaruh perseorangan, pengaruh alkohol tergantung pada ukuran tubuh (masa tubuh tak berlemak), kerangka waktu dalam mana alkohol diminum, makanan atau minurnan lain yang dikonsumsi dan sejarah minum alkohol. Masukan alkohol mempengaruhi konsumsi makanan. Sejumlah kecil alkohol biasanya menstimulasi nafsu makan dan interaksi bantuan sosial. Karena alasan tersebut maka jumlah rumah sakit dan rumah rawat di Amerika yang menghidangkan sejumlah kecil wine dan bir sebelum makan, semakin bertambah. Disisi lain, alkohol dalam jumlah besar menekan

nafsu

makan.

Bila

minumari

beralkohol

menggantikan

makanan, masukan zat gizi nampaknya menjadi rendah karena minuman

Universitas Gadjah Mada

beralkohol adalah sumber yang miskin dari zat gizi. c. Strategi untuk menghindari masalah jangka pendek dari alkohol. Orangorang dapat mengurangi (tidak membatasi) pengaruh alkohol dalam beberapa cara yang seder-hana. Jika anda menduga akan minum selama beberapa kali selama peristiwa-peristiwa sosial tetapi tidak ingin mengalami pengaruh perasaan senang jasmani dan rohani dan relaks, anda dapat mengerjakan cara-cara ini untuk membantu menunda dan mengurangi pengaruh yang merugikan dari minum alkohol. Pertama, makanlah sesuatu sebelum mulai minum. Terdapatnya sesuatu makanan dalam lambung akan menunda absorpsi alkohol. Makanan yang terutama sangat membantu adalah sumber-sumber karbohidrat dan susu. Kedua, jangan minum lebih cepat daripada kecepatan hati untuk mendetoksifikasi alkohol. Minum alkohol sekali tiap 1 1/2 jam nampaknya tidak memberikan akibat yang serius. Perlu disadari bahwa tidak ada cara untuk mempercepat detoksifikasi tubuh terhadap konsumsi alkohol yang berlebihan. Mandi air dingin, minum kopi, latihan fisik maupun tidur tidak dapat mempercepat proses detoksifikasi tersebut. Dalam hal ini, sedikit pencegahan akan sama nilainya dengan berjam-jam pengobatan. d. Pengaruh jangka panjang dari konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol dengan jumlah yang berlebihan secara tetap selama beberapa tahun nampaknya mempunyai pengaruh keracunan secara langsung dan mungkin menghasilkan ketidakcukupan gizi. Ketidakcukupan gizi yang lebih sering terlihat pada peminum alkohol kronis adalah tiamin, folat, niasin dan vitamin B6. Ketidak cukupan ini terjadi karena gangguan proses nutritional tubuh yang normal di suatu tempat sejak dari mulut sampai ekskresi. Masalah kesehatan yang diakibatkan oleh komsumsi alkohol kronis adalah penyakit hati, anemia atau abnormalitas sumsum tulang, masalah hati, penyakit sistem syaraf, masalah kulit, fetal alcohol syndrome dan kanker saluran pencernaan dan kanker hati. Penyakit hati yang dikaitkan dengan masukan alkohol kronis telah

Universitas Gadjah Mada

ditunjukkan sebagai akibat dari pengaruh keracunan langsung pada fase pertama, lemak mengakumulasi dengan

terjadinya

di

dalam

hati

yang

berkaitan

beberapa perubahan pada metabolisme energi dan

mobilisasi lemak yang diakibatkan oleh alkohol. Fase kedua adalah hepatitis alkoholik - radang hati. Kedua keadaan ini dapat dikembalikan jika dihindarkan alkohol. Sirkosis adalah kondisi tidak dapat balik yang terjadi bila endapan berserat melukai hati, mengganggu fungsi hati, karena hati adalah tempat utama berbagai reaksi metabolisme, kerusakan oleh sirkosis dapat berakibat fatal. Satu pengaruh masukan alkohol yang positif adalah bahwa orang-orang yang tidak aktif, yang mengkonsumsi alkohol satu atau dua gelas perhari

percobaan, menaikkan level HDL kolesterol. HDL kolesterol ini

diduga dapat mencegah penyakit jantung koroner. Akan tetapi peneliti lain menduga bahwa kenaikan HDL kolesterol tersebut berperan pada pengaruh toksis di hati akibat konsumsi alkohol. 6. Pengaruh obat Obat-obatan dapat berpengaruh terhadap gizi melalui pengaruhnya terhadap nafsu makan, menurunkan absorpsi zat gizi, mengganggu metabolisms zat gizi, dan atau mempengaruhi ekskresi. Orang yang mempunyai resiko paling tinggi terhadap gizi pada percobaan pengaruh negatif obat adalah seseorang yang menggunakan obat-obatan tertentu untuk waktu yang lama, seseorang yang minum beberapa jenis obat pada saat yang bersamaan dan seseorang yang berada pada status gizi merginal saat mulai percobaan. Orang-orang dalam kelompok umur tertentu mungkin memerlukan obatobatan dari waktu ke waktu tetapi orangorang tua lebih mungkin menderita kondisi kronis yang memerlukan pemberian obat terus menerus. Oleh karena itu pada umumnya orang tua lebih mungkin percobaan pengaruh negatif zat gizi atau interaksi obat daripada orang-orang dari kelompok umur yang lain. Beberapa obat mempengaruhi penggunaan zat gizi. Contoh obat-obat yang umum digunakan dengan konsekuensi gizi adalah aspirin, obat pencahar (laksatif), diuretik dan antasid. a. Aspirin. Aspirin mcrupakan salah satu obat yang paling sering diminum

Universitas Gadjah Mada

oleh orang-orang pada semua tingkatan umur. Orang-orang tua merupakan peminum kronis dari aspirin dosis tinggi karena aspirin bersifat mengurangi rasa sakit dan antiradang sehingga sangat membantu penderita arthritis (radang sendi). Penggunaan aspirin menyebabkan sejumlah kecil darah, dan tentu saja besi, hilang melalui saluran pencernaan. Aspirin juga dapat mengganggu folat. Orang yang menggunakan aspirin secara rutin akan menekan sumber-sumber folat dalam diet. b. Obat pencahar. Sembelit sangat umum terjadi ada orang tua, oleh karena itu orang tua sering menggunakan obat pencahar. Praktek ini dapat berpengaruh negatif terhadap keadaan gizi, penggunaan yang berulangulang dari jenis obat pencahar tertentu dapat menyebabkan deplesi kalsium dan kalium. Minyak mineral sebaiknya tidak digunakan sebagai mencegah penyerapan vitamin yang larut dalam lemak. Kehilangan vitamin dan mineral dapat merusak terutama pada orang-orang yang menderita osteoporosis. Diet alternatif dengan masalah yang lebih sedikit adalah dengan menaikkan kandungan serat dan cairan dalam diet. Latihan fisik yang cukup juga dapat membantu. c. Diuretik. Diuretik menyebabkan ginjal menaikkan jumlah ekskresi natrium dan air orang-orang yang menderita edema (akumulasi air dalam jaringan) atau hipertensi menjadi peminum kronis diuretik. d. Beberapa diuretik menyebabkan kalium dikeluarkan bersama-sama dengan

natrium

dan

air.

Hal

ini

dapat

mendorong

terjadinya

ketidakseimbangan elektrolit. Berdasar alasan tersebut, orang-orang yang minum diuretik tertentu dianjurkan untuk makan beberapa sumber kalium yang baik atau menggunakan supplemen kalium. Orang-orang yang secara tetap menggunakan diuretik juga menjadi deplesi dalam mineralmineral lain misalnya kalsium, magnesium dan seng. e. Antasid.

Sekalipun

orang-orang

tua

pada

umumnya

mengalami

penurunan level asam lambung, mereka sering minum antasid untuk menangani

Universitas Gadjah Mada

ketidakmampuan

pencernaan

atau

ketidak

nyamanan

lambung. Antasid tertentu mengandung aluminium atau magnesium hidroksida, yang bergabung dengan fosfor dalam usus untuk menbentuk garam yang tidak dapat diabsorpsi. Penggunaan yang kronis dariantasid akhirnya

mengakibatkan

kehilangan

fosfor

dari

tulang,

mungkin

mempercepat timbulnya penyakit tulang f.

Obat-obatan lain. Antikonvulsan yang digunakan oleh orang-orang yang mudah terkena serangan epilepsi, menaikkan kebutuhan akan vitamin D dan folat. Beberapa obat seperti levodopa (obat untuk Parkinson's disease), isoniazid (obat untuk tuberkolosa), dan hidralasin (obat untuk hipertensi) menyebabkan deplesi vitamin B6

g. Suplemen vitamin dan mineral. Suplemen zat gizi yang diberikan dalam dosis yang sangat besar (megadosis) dapat berpengaruh seperti obat. Masukan yang sangat tinggi dari beberapa zat gizi dapat mengganggu absorbs! dan penggunaan zat gizi lain. Persaingan antara seng dan tembaga merupakan contoh dari satu zat gizi dapat menekan penyerapan/absorbsi dan menaikkan kebutuhan zat gizi yang lain. h. Pengaruh zat gizi terhadap obat. Zat gizi dapat juga mempengaruhi penggunaaan obat. Waktu makan dari level komponen tertentu meliputi protein, alkohol, serat makan dan metilsantin dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penyerapan dan metabolisme obat. Sebagai contoh, penyerapan antibiotik tetrasiklin dapat diblok oleh kalsium susu, tetapi susu memperbaiki penyerapan erythromycin sthylsuccinate, jenis antibiotik yang lain. Konsumsi yang berlebihan dari makanan-makanan yang tinggi vitamin K (misalnya hati dan sayursayuran berdaun hijau), dapat menyembunyikan efektivitas beberapa obat-obatan antikoagulan. Orang-orang yang menggunakan obat-obatan antidepresan tertentu perlu menghindari makanan-makanan yang basi dan yang difermentasi karena interaksi antara komponen-komponen utama dari makanan, obat dan senyawa-senyawa dalam tubuh dapat menghasilkan tekanan darah yang tinggi yang membahayakan.

Universitas Gadjah Mada

7 - Makanan Untuk Orang Tua Membantu orang tua untuk menyediakan diet yang mencukupi untuk dirinya sendiri kadang-kadang menemui beberapa kesulitan. Penyakit-penyakit kronis,

dikombinasikan

dengan

faktor-faktor

ekonomi

dan

psikologi,

mengembangkan program diet yang lebiri disederhanakan, merupakan alasan yang sangat sering yang mengakibatkan ketidakcukupan makanan yang bersifat melindungi. Orang-orang tua, seperti juga kelompok umur yang lain, memerlukan diet yang seimbang yang meliputi makanan yang bersifat melindungi. 1. Kebiasaan makan dan konsekuensinya Kebiasaan makan dari orang-orang tua tidak selalu bertepatan/sesuai dengan kebutuhan akan makanannya. Beberapa survey tentang pemilihan makanan oleh orang-orang tua telah dilakukan di tempat-tempat yang berbeda, dan semua laporan menunjukkan kecenderungan yang sama. Di Boston, survey dilakukan oleh Davidson (pada orang-orang tua yang berumur di atas 70 tahun), menunjukkan tanda-tanda penurunan konsumsi daging dan susu dan kenaikan penggunaan telur, tetapi tidak terjadi kekurangan kalori. Pada kenyataannya 84 persen laki-laki dan 71 persen wanita berada di atas berat badan yang dikehendaki. la mengamati faktor-faktor yang nampaknya mempengaruhi kebiasaan makan orang-orang tua tersebut yaitu sistem sosial (lebih dari separo dari mereka hidup seorang diri), penurunan pendapatan, keterbatasan fasilitas masak dan pendinginan, kesulitan pasar/belanja, masalah penelanan, mode makanan, dan telah berada pada konsep yang salah tentang gizi yang baik. Ketika dilakukan pengujian 24 hour recall diet terhadap kira-kira 4000 partisipan yang mengikuti suatu program yang disponsori oleh Administration on Aging, hanya 3 persen yang ditemukan mempunyai diet baik. Dengan kata lain, hanya jumlah kecil tersebut yang memenuhi 100 persen angka kecukupan gizi yang dianjurkan (RDA tahun 1968) untuk protein, kalsium, besi, vitamin A, tiamin, riboflavin dan vitamin C. Delapan persen memenuhi 2/3 RDA untuk zat-zat gizi tersebut dan dikelompokkan pada diet cukup, sedangkan 86 persen dibawah 2/3 RDA untuk satu atau lebih zat gizi dan dikelompokkan dalam diet kurang. Beberapa orang tua tidak mengkonsumsi hasil olah susu atau sayuran dan buahbuahan, dan sejumlah besar dilaporkan makan kurang dari 3 kali sehari.

Universitas Gadjah Mada

2. Kebutuhan makanan harian Kebutuhan diet orang lanjut usia dipengaruhi oleh beberpa faktor seperti kesehatan secara umum, derajad aktivitas fisik, perubahan kemampuan untuk mengunyah, mencerna dan mengabsorpsi makanan, efisiensi penggunaan zat gizi oleh jaringan, perubahan sistem endokrin, keadaan emosional dan kesehatan mental. Kebutuhan zat gizi untuk diet yang cukup dapat diterjemahkan menjadi berbagai makanan untuk merangsang selera makan. Setiap hari orang tua sebaiknya merencanakan untuk memasukkan makanan-makanan berikut ke dalam dietnya, yaitu : a. Kelompok susu.

Kelompok ini meliputi susu penuh, susu skim, susu

berlema rendah, susu kental, susu bubuk dan mentega. Dua cangkir atau lebih susu (488 atau 0,40 liter) perhari, atau susu pengganti yang dianjurkan dengan jumlah yani setara. b. Kelompok sayuran dan buah-buahan. Semua jenis sayuran dan buahbuahai termasuk dalam kelompok ini, Dianjurkan menyajikan kelompok ini sebanyak 4 ka sehari atau lebih, sebagai berikut : sekali penyajian sebagai sumber vitamin C sekali penyajian sebagai sumber vitamin A atau dua hari sekali, dan dua kali atai lebih penyajian sayuran dan buahbuahan yang bernilai sebagai sumber vitamin / dan C. Satu kali penyajian 1

/2 mangkok (kirakira 75 g) sayuran atau buah-buahan atau porsi yang

biasa disajikan misalnya apel, pisang, jeruk atau kentang ukurai sedang. c. Kelompok daging. Kelompok ini meliputi daging sapi, kambing, babi, organ-orgai daging seperti hati, jantung dan ginjal, unggas dan telur, ikan dan kerang, dar pengganti daging seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Pilih dua atau lebrf penyajian setiap hari, satu kali penyajian sebanyak 1623 g daging unggas dan ikar tanpa tulang. Setara dengan protein dalam 16 g daging adalah 2 butir telur (terbata; pada 3-4 butir per minggu), 1 cangkir atau 250-260 g biji-bijian masak, atau t sendok makan atau 64 g mentega kacang. d. Kelompok serealia. Makanan yang termasuk dalam kelompok ini adalah semua jenis roti dan serealia yang berupa biji-bijian. yang telah diperkaya

Universitas Gadjah Mada

atau distandarisasi Secara spesifik kelompok ini meliputi roti, serealia rebus, serealia yang siap santap: crackers, tepung makaroni, spaghetti, mie, beras, beras parboiled dan gandum, Sajikan 4 kali sehari, satu kali penyajian sebanyak 1 iris roti (23 g), 28 g serealis siap santap, atau V2 1

/3 cangkir (118-177 g) serealia rebus, makaroni, mie, nasi atau spaghetti.

Untuk memenuhi kebutuhan energi dan makanan sekitar makanan pokok, makanan lain yang tidak spesifik dapat termasuk disini seperti gula, mentega, margarin dan lemak yang lain. Beberapa minyak nabati mengandung asam lemak tidak jenuh dan ini dianjurkan.

Universitas Gadjah Mada