BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DEMAM MERUPAKAN

Download C ( Heqner, 2003). Pemberian kompres hangat merupakan tindakan mandiri perawat yang bertujuan menurunkan suhu tubuh, memberi kenyamanan dan...

0 downloads 375 Views 39KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Demam merupakan suatu gejala gangguan kesehatan yang berupa keluhan dan bukan diagnosa. Menurut Guyton & Hall (2007), demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas normal dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu tubuh. Mekanisme terjadinya demam berawal dari ketidakmampuan tubuh untuk

mempertahankan kecepatan

pengeluaran kelebihan panas, yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal (Potter & Perry, 2005). Peningkatan suhu tubuh diatas 400 C yang diukur per rectal bisa membahayakan apabila terjadi pada

waktu yang

lama, yaitu dapat

menimbulkan sejumlah kerusakan otak permanen dan bisa berakibat fatal (Ganong, 2002). Maka dari itu perlu penanganan yang cepat untuk menghindari akibat yang lebih parah.

Secara garis besar ada dua kategori demam yaitu demam infeksi dan non infeksi. Demam infeksi merupakan demam yang terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point seperti flu, radang tenggorokan, gondongan, campak, demam berdarah, demam typoid dan gastroenteritis. Sedangkan demam non infeksi yaitu peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai

2

peningkatan set point seperti pada penderita gondok atau keracunan aspirin (Widjaja, 2001).

Salah satu penyebab demam adalah virus pada penyakit DHF. Karateristik demam pada DHF yaitu demam pada hari ke tujuh, kadang-kadang disertai perdarahan, adanya rumple leed yang positif, dan penurunan jumlah trombosit ( Depkes, 2006) .Gambaran klinis DHF antara anak dan dewasa hampir sama dimana komplikasinya yaitu dapat menimbulkan shock bila tidak tertangani dengan baik.Penatalaksanaan demam infeksi yang di sebabkan oleh virus kadang diberikan antibiotika (Sulastowo. 2008). Penurunan suhu tubuh pada demam non infeksi diantaranya menggunakan cara obat- obat tradisional, obat antipiretik, kompres hangat dan kompres dingin (Kozier, 2000). Penggunaan obat tradisional biasanya dengan jamu atau ramuan herbal. Obat antiperetik yang biasa diberikan adalah diberikan dengan indikasi suhu diatas 38

0

paracetamol. Paracetamol

C (Theopilus, 2000).Kompres dingin

bisanya menggunakan air biasa (Yohmi, 2008).

Pemberian kompres hangat merupakan suatu metode untuk menurunkan suhu tubuh biasanya diberikan pada suhu dibawah 380 C ( Heqner, 2003). Pemberian kompres hangat merupakan tindakan mandiri perawat yang bertujuan menurunkan suhu tubuh, memberi kenyamanan dan mencegah terjadinya kejang demam (Kusyati dkk, 2013). Pemberiannya sering dilakukan di daerah vena besar seperti axilla dan daerah abdomen. Kompres hangat di daerah axilla cukup efektif karena adanya proses

3

vasodilatasi. Pemberian kompres hangat didaerah abdomen adalah lebih baik karena reseptor yang memberi sinyal ke hipothalamus lebih banyak (Guyton, 2002) Suhu air hangat yang digunakan pada kompres hangat sekitar 34-370C (Wolf, 1984). Mekanisme

penurunan

suhu

dengan

kompres

hangat

yaitu

tubuh

akan

menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu diotak supaya tidak meningkatkan pengaturan suhu tubuh lagi. Disamping itu lingkungan luar yang hangat akan membuka pembuluh darah tepi dikulit melebar atau vasodilatasi dan pori pori kulit terbuka sehingga mempermudah pengeluaran panas (Suriadi, 2001)

Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Sodikin dan Yulistiani (2011) melakukan penelitian efektifitas penurunan suhu tubuh menggunakan kompres hangat dan kompres plester di daerah dahi pada anak demam di RSUD Banyumas. Hasil penelitian menyebutkan rerata penurunan suhu tubuh setelah pemberian kompres hangat 0,70C dan pemberian kompres plester reratanya 0,30C Hal ini dapat disimpulkan pemberian kompres hangat lebih efektif untuk penurunan suhu tubuh pada anak demam dibanding kompres plester.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Muthalib ( 2010) tentang efektifitas kompres hangat di dinding abdomen dan diaxilla pada 20 orang sampel klien demam di RSUD Pamekasan. Bahwa terjadi penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres hangat dengan rerata daerah abdomen 0,50C dan pada axilla 0,30C.

4

Saat ini, penggunaan kompres hangat mulai jarang dilakukan terutama di Rumah Sakit, karena tersedianya obat-obatan seperti antirpiretik umum yaitu paracetamol. Penggunaan antipiretik secara berkepanjangan dapat menimbulkan efek toksik bagi organ tubuh seperti yang dijelaskan oleh Pujiarto (2007) bahwa pada dasarnya tidak ada obat yang tidak berisiko menimbulkan efek samping. Pemberian obat demam bisa menimbulkan efek samping mulai dari nyeri dan perdarahan lambung (yang paling sering), hepatitis (kerusakan sel hati yang ditandai dengan peningkatan enzim SGOT dan SGPT, pembengkakan dan rasa nyeri di daerah hati), gangguan pada sumsum tulang (produksi sel darah merah, sel darah putih dan sel trombosit tertekan), gangguan fungsi ginjal, rasa pusing, vertigo, penglihatan kabur, penglihatan ganda (diplopia), mengantuk, lemas, merasa cemas, dan sebagainya. Risiko efek samping perdarahan saluran cerna misalnya, akan meningkat bila kita memakai lebih dari satu obat (misalnya parasetamol dengan aspirin atau parasetamol dengan ibuprofen), pemakaian jangka panjang, atau pemakaian bersama dengan steroid. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti jumlah penderita demam di RSUD Kabupaten Buleleng tahun 2013 adalah 329 orang atau( 14%) dari 2281 orang, jumlah penderita demam dewasa pada tahun yang sama adalah 240 orang atau (17%) dari 1400 orang dan pada anak-anak terdapat 270 orang atau (18%) dari 1500 orang.Rata- rata penderita demam perbulan adalah 40 orang. Penanganan kasus demam

di

RSUD

nonfarmakologi.

Kabupaten

Farmakologi

Buleleng dengan

adalah

pemberian

dengan

farmakologi

dan

obat

paracetamol

dan

5

nonfarmakologi dengan pemberian kompres hangat di daerah vena besar axilla. Sedangkan pemberian kompres hangat di daerah abdomen jarang dilakukan karena masih banyak perawat yang belum tahu tentang pemberian kompres hangat di daerah abdomen. Untuk dapat mengangkat intervensi ini kepermukaan maka perlu adanya upaya untuk membuktikan melalui penelitian “ Perbedaan Efektifitas

Kompres

Hangat di Daerah Abdomen terhadap Penurunan Suhu Tubuh Klien Anak Dan Dewasa Di RSUD Kabupaten Buleleng.” 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah perbedaan efektifitas kompres hangat di daerah abdomen terhadap penurunan suhu tubuh klien anak dan dewasa. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1

Tujuan umum,

Untuk mengetahui perbedaan efektifitas

kompres hangat di daerah abdomen

terhadap penurunan suhu tubuh klien anak dan dewasa di

RSUD Kabupaten

Buleleng. 1.3.2

Tujuan khusus

1.

Mengidentifikasi suhu tubuh sebelum kompres hangat pada klien anak-anak

2.

Mengidentifikasi suhu tubuh sebelum kompres hangat pada klien dewasa

6

3.

Mengidentifikasi suhu tubuh sesudah kompres hangat pada klien anak-anak

4.

Mengidentifikasi suhu tubuh sesudah kompres hangat pada klien dewasa

5.

Menganalisis perbedaan suhu tubuh sesudah kompres hangat pada klien anakanak

6.

Menganalisis perbedaan suhu tubuh sesudah kompres hangat pada klien dewasa

7.

Menganalisis perbedaan

penurunan suhu tubuh pada klien anak anak dan

dewasa 1.4 Manfaat Penelitian Setelah penelitian selesai, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1

Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan turut berkontribusi dalam ilmu keperawatan yang bertujuan meningkatkan asuhan keperawatan dalam hal menangani klien dengan demam. 2. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan untuk peneliti lain

yang ingin

mengetahui lebih jauh tentang cara mengatasi klien dengan demam.

1.4.2 Manfaat Praktis 1.

Bagi tenaga kesehatan Sebagai masukan bagi perawat dan profesi kesehatan lainnya di dalam tim kesehatan dalam upaya menurukan suhu tubuh klien dengan demam.

7

2.

Bagi pasien dan keluarga Diharapkan keluarga atau masyarakat dapat berkontribusi dalam upaya menurunkan suhu tubuh pada klien demam melalui penggunaan metode yang efektif.

3.

Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh Rumah Sakit dan Institusi pelayanan rawat inap lainnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan