BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG INDUSTRI

Download Motif batik merupakan bagian kritikal dari proses pembuatan kain batik sendiri. Karena goresan ... printing dan produksi batik pun semakin ...

0 downloads 450 Views 420KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja serta penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan ekonomiyang berhubungan dengan bumi.Industri memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan perekonomian suatu Negara, baik di Negara maju maupun Negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai Negara yang berkembang menitik beratkan bahwa pembangunan di sektor industri merupakan bagian dari suatu proses pembangunan nasional dalam rangka menigkatkan pertumbuhan ekonomi yang dapat membawa perkembangan pada suatu daerah dan perubahan terhadap kehidupan masyarakat.Pembangunan ekonomi diarahkan kepada terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi secara selaras, adil dan merata. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Yang di maksud bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk

1

dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja Sedangkan yang di maksud bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri, misalnya lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri margarine. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-barang cetakan, dan barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar. Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional.Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional dari tahun ke tahun menunjukkan kontribusi yang signifikan.Pembangunan ekonomi merupakan salah satu pembangunan guna untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan rakyat.Sasarannya adalah untuk mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri serta terpenuhinya kebutuhan pokok bagi rakyat.Industri adalah sebagai berikut: “Industri adalah perusahaan untuk membuat dan menghasilkan barang-barang”.1 Industri tidak terlepas dari suatu

1

. J. S. Poerwodarminto, 1976:384

2

usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Pengertian industri yang lain adalah kategori organisasi-organisasi produktif yang mempergunakan tipe teknologi yang sama. 2Industri mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan dibidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan pengertian secara sempit, industri atau industri pengolahan adalah suatu kegiatan yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam era pasar bebas seperti sekarang ini di mana segala sesuatu dijalankan serba cepat dengan mesin tentu saja mempunyai dampak yang sangat besar terhadap industri-industriyang ada di Indonesia.Namun ternyata masih ada sebuah figur perekonomian desa yang masih mampu bertahan dengan mengandalkan kerajinan batik tadisional.Batik sebagai warisan tradisi kesenian dan kebudayaan bangsa, telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau organisasi pendidikan, pengetahuan, dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage) pada tanggal 2 Oktober 2009.

2

Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali

3

Perkembangan

ini

menuntut

para

pengrajin

batik

untuk

terus

meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya agar dapat terus bertahan, dan bahkan dapat memenangkan persaingan dengan berbagai industri lainnya.Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerjanya, dapat dibedakan menjadi empat yaitu indutri rumah tangga, industri kecil, industri sedang dan industri besar.Industri rumah tangga adalah industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang.Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan batik, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan. Hampir disetiap wilayah Indonesia terdapat industri rumah tangga dengan berbagai macam hasil produksi berupa hasil kerajinan, seperti: ukiran, mebel, anyaman, keramik, patung, tenun dan batik.Kerajinan yang di produksi oleh setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda tetapi sama-sama mempunyai keunggulan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memperoleh penghasilan. Kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia merupakan karya seni yang terkenal dan bernilai tinggi, begitu juga halnya dengan kerajinan batik. Batik merupakan salah satu karya seni paling terkemuka di Indonesia sekaligus kerajinan tangan tradisional bernilai tinggi. Tidak ada negara lain yang mengembangkan batik sebagai ekspresi seni yang paling tinggi seperti yang ditemukan pada batik di kepulauan nusantara ini. Terdapat Perkembangan industri ini dapat dilihat dari nilai ekspor batik dan produksi batik yang terus meningkat.Perkembangan ini menuntut para pengrajin untuk terus meningkatkan

4

kualitas dan memperbaiki kinerjanya agar dapat terus bertahan dan beradaptasi, bahkan dapat memenangkan persaingan dengan berbagai industri –industri yang ada pada saat ini. Pamekasan Madura merupakan sentra industri batik yang yang sangat terkenal di Indonesia bahkan sampai manca Negara, ada beberapa industri batik di Pamekasan yang termasuk kategori industrikerajinan rumah tangga.Sejarah batik Madurasudah ada sejak zaman kerajaan. Kain batik Madura mulai dikenal masyarakat luas pada abad ke 16 dan 17. Hal ini bermula ketika terjadi peperangan di Pamekasan Madura antara Raden Azhar (Kiai Penghulu Bagandan) melawan Ke’ Lesap, ia seorang putera Madura keturunan adalah putera Madura keturunan dari Pangeran Sosro Diningrat /Pangeran Tjokro Diningrat III / Pangeran Cakraningrat III(1707-1718) dengan istri seliryang mengobarkan api pemberontakan dan keahlian dan kemasyhurannya banyak membawa simpati pada rakyat, sedangkan Raden Azhar merupakan ulama penasihat spriritual Adipati Pamekasan yang bernama Raden Ismail (Adipati Arya Adikara IV). , Raden Azhar memakai pakaian kebesaran kain batikdengan motif parang atau dalam bahasa Madura disebut motif leres yakni kain batik dengan motif garis melintang simetris. Ketika memakai kain batik motif parang, Raden Azhar memiliki kharisma, tampak gagah berwibawa Sejak itulah, batik menjadi perbincangan di kalangan masyarakatMadura, terutama pembesar-pembesar di Pamekasan. Pengrajin dan pengusaha batik bermunculan, bermukim dan mengembangkan usaha batiknya di wilayah ini.membatik merupakan budaya yang diwariskan turun-temurun.Corak dan

5

ragamnya begitu bebas dan unik.Sampai saat ini Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai salah satu sentra industri kerajinan Batik di Pulau Madura. Karena, dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Pulau Madura, Kabupaten Pamekasan inilah yang paling banyak dihuni para pengrajin dan pengusaha batik. Memperhatikan sebaran jumlah pengrajin, Pemerintah Kabupaten Pamekasan mengembangkan sentra-sentra industri kecil batik tulis yang menyebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pamekasan Madura.Lokasi kerajinan batik di Kabupaten Pamekasan, menyebar di 11 Kecamatan, Lebih rinci, data 28 sentra batik tulis di Pamekasan sebagai berikut :3 1. Kecamatan Pamekasan 5 sentra (Desa Kowel 2 sentra, Desa Toronan, Nylabu Daja dan Kelurahan Gladak Anyar masing-masing 1 sentra). 2. Kecamatan Proppo 12 sentra (Desa Klampar 5 sentra, Desa Toket dan Candiburung masing-masing 3 sentra dan Desa Rang-perang Daja ada 1 sentra). 3. Kecamatan Palengaan 6 sentra (Desa Banyopelle 2 sentra, Desa Panaan, Angsanah, Akkor dan Larangan Badung masing-masing 1 sentra). 4. Kecamatan Waru 1 sentra ( Desa Waru Barat). 5. Kecamatan Pegantenan 2 sentra ( Desa Bulangan Haji dan Ambender). 6. Kecamatan Galis 1 sentra ( Desa Pagendingan). 7. Kecamatan Tlanakan 1 sentra ( Desa Larangan Slampar).

3

Sumber : DISPERINDAG Kabupaten Pamekasan,2011

6

Peran Pemerintah Kabupaten Pamekasan dalam pengembangan batik cukup baik diantarannya menyediakan lokasi Pasar Batik Tradisional di Pasar Tujuh Belas Agustus yang terletak di jalan Pintu Gerbang, Kota Pamekasan. Sedang untuk kepentingan pariwisata, Pemerintah Kabupaten Pamekasan membangun gedung bertingkat yang diberi nama Pasar Batik yang terletak di jalan Jokotole, dan show room untuk industri kecil/rumah tangga dengan batik sebagai komoditas andalan. Pemkab juga mewajibkan setiap hotel dan tempat-tempat wisata di Kabupaten Pamekasan untuk membuka etalase penjualan hasil industri kecil kerajinan, terutama batik. Dalam rangka mengangkat martabat, mempopulerkan dan melestarikan, serta mengembangkan batik pemerintah bersama masyarakat memantapkan diri menyatakan Pamekasan sebagai pusat batik di Privinsi Jawa Timur. Batik tiap daerah memiliki ciri khas yang mewakili daerah masing-masing pengrajin batik. Ciri khas ini dipengaruhi oleh lingkungan. Batik yang dihasilkan dari daerah pedalaman akan berbeda dengan dengan batik dari daerah pesisir, Karakterter masyarakat setempatpun memiliki pengaruh besar pada hasil akhir dari Batik. Secara garis besar kharakteristik Batik Madura berbeda dibandingkan dengan batik lainnya. Baik dari segi warna, desain motif, dan teknik pembuatan yang merupakan ciri khas dan menjadi daya tarik tersendiri.Kini batik Madura mulai banyak diminati dan dikenal hingga luar negeri. Kendati sudah berumur 75 tahun, warna dari kain batik Madura justru kian menonjol.Dari segi warna, karakteristik warna Batik Madura cenderung memilih warna berani dan tegas,

7

seperti warna Merah, Kuning, Biruh (Hijau dalam Bahasa Indonesia) serta warna Biru sendiri. Warna warna yang digunakan dihasilkan dari pewarna alam (Soga Alam) seperti Mengkudu dan Tingi untuk menghasilkan warna merah, Daun Tarum untuk warna biru, Kulit mundu ditambah tawas juga diambil untuk memberikan efek warna hijau pada kain batik Madura. Efek terang dan gelapnya pada kain Batik Madura dihasilkan melalui lamanya perendaman kain sendiri, bisa satu bulan, tiga bulan, bahkan ada yg sampai satu tahun. Perendaman ini juga akan membuat warna kain batik lebih awet dari biasanya. Pengrajin batik tradisional masih menggunakan teknik pembuatan batik tulis Madura yang eksotik dan khas dengan Gentongan dan pewarna alami. Pewarnaan batik Madura masih menggunakan bahan alami dari tumbuh-tumbuhan, seperti kayu jambal, kulit buah jelawe, akar mengkudu, yang membuat kain ini semakin menarik untuk dilihat. Kain-kain itu dibuat melalui proses pembatikan dengan tangan. Motif batik merupakan bagian kritikal dari proses pembuatan kain batik sendiri. Karena goresan canting dan gerak tangan pembatik juga melibatkan pikiran & hatinya, sehingga apa yang tergores pada kain batik menjadi motif yang akan cukup menarik minat pecinta batik. Corak dari batik Madura sendiri tak lepas dari pengaruh budaya asing seperti Cina. Warna cerah merupakan salah satu campur tangan dari orang-orang tionghoa.Batik madura mempunyai warna yang mencolok, seperti kuning, merah atau hijau.Masing-masing warna memiliki arti tersendiri. Misalnya, merah melambangkan karakter masyarakat Madura yang kuat dan keras, hijau melambang warna religi di mana beberapa kerajaan Islam

8

didirikan dan berkembang di Madura, kuning melambangkan bulir-bulir padi pertanian penduduknya. Ragam Motif Madura sangat banyak, Batik Madura memiliki elemen motif seperti isen yang disebut guri yang berarti oret-oretan. Guri digunakan sebagai latar atau digunakan sebagai isen. Guri biasanya berbentuk benda-benda yang akrab dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Guri merupakan ciri khas batik Madura. Jumlah jenis dan halusnya pengerjaan guri memegang peranan dalam menentukan mutu sehelai batik, Apabila sehelai kain memiliki beberapa jenis guri, maka kain itu akan dinamai sesuai jenis guri yang paling menonjol. Beberapa guri seperti motif sekar jagad, sibasi, dan topa’ saseba. Batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif-motif yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan, ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura, serta motif kombinasi hasil kreasi pembatik sendiri. Di wilayah Pamekasan motif batik seperti Sekarjagat, Keong Mas, Matahari, Daun Memba (daun mojo), Gorek Basi. Beberapa motif batik Pamekasan, yang sudah di patenkan di Depkumham, seperti Keraben sapeh, sakereh, Kempeng saladerih, padih kepa dan manik-manik.4 Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, motif batik Madura dewasa ini lebih cenderung mengikuti trend mode yang sedang diminati oleh masyarakat, penggunaan desain dan motif kontemporer dengan corak dan warna 4

Sumber ;4Humas Pemprov Jatim Silvana, 2011

9

yang semakin beragam, sehingga mampu diterima semua kalangan masyarakat. Sedangkan ciri khas yang dari batik Madura bisa kita lihat pada permainan warna di setiap motif batik yaang dibuat, mudah dikenali dengan adanya warna merah pada motif bunga, tangkai, atau daun. Perkembangan Zaman menuju era modernisasi dan globalisasi membuat batik pada saat ini tidak lagi hanya sekedar jarikatau kembenyang identik dengan masyarakat tempo dulu atau pedesaan. Wujudnya juga bukan hanya berupa kain panjang tanpa di jahit seperti dulu lagi, kain bermotif yang dilukis dengan lilin atau malam itu telah menjadi bagian dari tren fashion. Berbagai inovasi terus dilakukan demi memikat para konsumen yang semakin kritis dan banyak permintaan tentang batik.Hal ini, juga memberikan dampak bagi pengrajin batik di daerah Pamekasan Madura. Mereka yang dulunya hanya sekedar membatik tanpa memikirkan tren atau permintaan pasar sesuai dengan keinginan konsumen, sekarang mulai melakukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan batik sesuai dengan permintaan pasar, Kreatifitas sangat dibutuhkan agar batik tetap eksis. Selain itu dikarenakan perubahan visi dan misi membatik pada saat dari hanya sekedar melestarikan kebudayaan bangsa yang turun-temurun, dan semula membatik hanya dilakukan di sela kesibukan sehari-hari warga sebagai buruh dan petani sehingga tidak ada target apabila ada pesanan dalam jumlah banyak, para pengusaha batik rumahan baru mengajak banyak orang yang biasanya masih keluarga atau tetangga, Termasuk mencari pinjaman uang untuk modal pembuatan batik. kini semua itu berubah, membatik yang awalnya menjadi pekerjaan

10

sampingan pun beralih menjadi pekerjaan utama yang dipadu dengan keahlian yang dimiliki. Perkembangan industri batik di daerah Pamekasan Madura mampu menyerap tenaga kerja lokal, sehingga membatik dapat dikatakan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal atau masyarkat sekitar. Kreatifitas dan ketekunan dalam pengelolaan industri batik di Pamekasan Madura membuat industri ini semakin berkembang, para pengrajin dapat memperoleh penghasilan yang memadai dari membatik. Membatik tidak hanya sekedar kegiatan sampingan akan tetapi, membatik pada saat ini menjadi suatu tuntutan ekonomi. Selain itu kegiatan membatik pun mengikuti kemajuan teknologi salah satunya yaitu dalam hal metode pembuatan batik. Metode pembuatan batik sebelumnya yaitu dibentuk langsung oleh tangan seorang perajin batik dengan menggunakan canting dan pensil. Kini di zaman yang serba canggih, metode pembuatan batik yaitu dengan menggunakan cap dan cetak seperti sablon, dan printing dan produksi batik pun semakin meningkat tajam.Hal ini, justru yang diuntungkan adalah para pengusaha yang memiliki modal besar, sementara para pengrajin tradisional jangankan untuk memasarkan dengan mengunakan merk dagang sesuai asal daerahnya untuk mendapatkan modal usaha saja harus berjuang mati-matian supaya tidak gulung tikar.5 Pasar batik semakin hari semakin melebar, serta dinamika selera masyarakat telah banyak mengalami perubahan secara cepat dan dalam waktu yang singkat. Siklus desain akan semakin pendek dan pasar harus segera dibanjiri dengan hasil

5

Surabaya Post, 2013

11

kain batik yang sesuai dengan kebutuhan konsumen untuk segera mendapatkan pengembalian investasi dan keuntungan. Banyak industri sedang dan besar mampu memenuhi kebutuhan pasar batik dalam negeri maupun permintaan dari konsumen di mancanegara, akan tetapi hal ini sangat meresahkan perajin batik tradisional khususnya di Kabupaten Pamekasan karena pengrajin batik tradisional masih mengunakan teknik pembuatan batik yang sederhana. Selain itu produksi batik tradisional ini terutama batik tulis sangat rendah, kadang-kadang untuk menyelesaikan satu lembar kain batik halus memerlukan waktu yang lama antara 4-6 bulan, padahal permintaan pasar terhadap batik sangat tinggi. Dilihat dari masalah permodalan, modal yang dimiliki perajin batik tradisional juga masih sangat minim, mereka cenderung berusaha secara mandiri. Kendala yang paling sering terjadi adalah para perajin batik tradisional ini mengalami kesulitan dalam hal pemasaran, untuk pemasaran biasanya hanya di pasar tradisional saja. Kurangnya perhatian dari pemerintah dalam melindungi para pengrajin batik tradisional menjadi salah satu penyebab pengrajin batik tradisional mengalami hambatan dan kendala-kendala terutama perajin di wilayah Kabupaten.6 Kehidupan para pengrajin di pengaruhi beberapa hal salah satunya yaitu hubungan antara pengrajin, pengrajin batik tradional dan pengrajin batik modern. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk pribadi dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia berusaha mencukupi semua kebutuhannya untuk kelangsungan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhannya 6

Tudji Martudji/VIVAnewS, 2010

12

manusia tidak mampu berusaha sendiri, mereka membutuhkan orang lain. Itulah sebabnya manusia perlu berelasi atau berhubungan dengan orang lain sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial dalam rangka menjalani kehidupannya selalu melakukan relasi yang melibatkan dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Hubungan sosial merupakan interaksi sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok, atau antara individu dengan kelompok. Hubungan sosial atau relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Relasi sosial merupakan proses mempengaruhi diantara dua orang atau lebih. Relasi sosial dalam masyarakat juga terdiri dari berbagai macam bentuk yaitu sebagai berikut : Misalnya pada masyarakat agraris, terjalin relasi antara tuan tanah atau pemilik tanah dengan petani penggarap atau penyewa, pengrajin dan pemberi modal, dan lainnya. Pengrajin batik tradisional di Wilayah Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan mengalami berbagai hambatan, dan dihadapkan dengan berbagai kendala yang menyebabkan mereka kesulitan dalam mengembangkan usaha batiknya tersebut terutama pada era modern ini, para perajin batik tradisional belum mampu bersaing dengan para perajin batik modern. Perajin batik tradisional di Kecamatan Pamekasan berusaha untuk bertahan dengan

13

berbagai cara diantaranya meminta bantuan pemerintah daerah setempat dalam hal permodalan, pelatihan, dan pemasaran.7 Akan tetapi usaha yang mereka lakukan tidak dapat serta merta dapat meningkatkan usaha para perajin batik tradisional di Kecamatan Pamekasan. Khususnya di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten pamekasaan Maka dari itu Peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “ Pergeseran Eksistensi Perajin Batik Tradisional pada Industri Rumah Tangga di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan.” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pergeseran eksistensi pengrajin batik tradisional pada industri rumah tangga di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan? 2. Bagaimana gambaran relasi sosial antara pengrajin batik tradisional dan pengrajin batik modern eksistensi pengrajin batik tradisional tersubtitusi oleh pengrajin batik modern? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pergeseran eksistensi pengrajin batik tradisional pada industri rumah tangga di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan. 7

Sumber :7DISPERINDAG Kabupaten Pamekasan,2010

14

2. Mengetahui gambaran relasi sosial antara pengrajin batik tradisional dan pengrajin batik moderndi Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian terhadap masalah ini diharapkan nantinya dapat memberikan hasil manfaat antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian tentang relevansi teori modernisasi

dalam

kontekspergeseran

eksistensi

perajin

batik

tradisional Madura. b. Hasil Penelitian inidapat menambah wawasan akademik tentang batik Madura, pengrajin batik tradisional Madura,dan untuk pengembangan keilmuan dalam bidang Ilmu Sosial 2. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan khususnya bagi masyarakat Kabupaten Pamekasan tentang pergeseran eksistensi perajin batik tradisional pada industri rumah tangga. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah dan sebagai prasyarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

1.5 Definisi Konsep

15

Definisi konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.Dari judul di atas, maka terdapat beberapa konsep atau kata kunci yang harus dijelaskan dalam pembahasannya tidak melebar dan mudah dimengerti. Adapun konsep-konsepnya antara lain: 1. Pergeseran

Pergeseran dapat pula diartikan sebagai berubahnya struktur atau tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat, Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan.Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat,& perubahan yang berlangsung dengan cepat.8 2. Eksistensi

Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan 8

oerjono Soekanto.2006.Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta.

16

terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran,tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya”9 Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan aktual. Existere disusun dari ex yang artinya keluar dan sistere yang artinya tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi 4 pengertian yaitu pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada.Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan. 3. Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga (Home industri) merupakan salah satu unit usaha yangterdapat di desa.Industri rumah tangga atau industri rumahan merupakan industri dalam skala kecil. Dalam kondisi terbatas seperti itu, maka out put yang dihasilkan oleh industri rumah tangga juga relatif kecil.Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.10 4. Pengrajin Batik Tradisional

9

Abidin Zaenal .2007:16. Sumber : Badan Pusat Statistik

10

17

Pengrajin tradisional adalah orang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan yang berkaitan dengan kerajinan membatik, barang kerajinan yang dibuat atau di hasilkan tidak menggunakan alat atau mesin yang canggih tetapi di buat oleh tangan atau alat dan bahan yang sangat sederhana, keahlian para perajin tradisional di dapatkan dari nenek moyang secara turun-menurun. Para perajin ini biasanya memiliki modalyang minim dan menggunakan bahan baku yang berasal dari alam, mereka belum dipengaruhi oleh modernisasi atau globalisasi.11 5. Relasi Sosial Pengrajin Batik Tradisional dan Modern

Hubungan antara individu dengan masyarakat sangat berkaitan erat karena dalam kehidupan manusia saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, manusia membutuhkan hubungan sosial di masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhannya. Relasi sosial atau hubungan sosial yang terjalin antara individu yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan membentuk suatu pola, pola hubungan ini juga disebut sebagai pola relasi sosial.12 Perkembangan industri batik Madura menciptkan relasi sosial antara pengrajin batik tradisional dan modern dapat terjalin dengan baik, meskipun terdapat persaingan dan terdapat kesenjangan sosial di antara mereka yang disebabkan karena beberapa faktor struktural dan kultural dari masyatrakat, akan tetapi mereka mampu untuk hidup dengan usaha masing-masing. Pengrajin modern memandang pengrajin tradisional sebagai pengrajin yang masih ketinggalan 11 12

sumber :Pegawai Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pradley dan McCurdy, 1975 dalam Ramadhan,2009 : 11

18

zaman dan tidak akan mampu eksis di dunia industri modern, sedangkan pengrajin tradisional memandang pengrajin modern tidak dapat mempertahankan kualitas yang baik, hanya mengutamakan keuntungan dalam hal produksi. Pandangan seperti ini yang terkadang mempengaruhi hubungan sosial di antara mereka. 1.6. Jenis Penelitian dan Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.13 Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Metode deskriptif bertujuan untuk: a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, c. membuat perbandingan atau evaluasi, d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating. 14 Dalam penelitian kualitatif memungkinkan dilakukan analisis data pada waktu peneliti berada di lapangan maupun setelah kembali dari lapangan baru dilakukan analisis. Pada penelitian ini analisis data telah dilaksanakan bersamaan 13 14

Moleong, Lexy,2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PTGrasindo, Jakarta Hasan, M. Iqbal (2002).Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya.

19

dengan proses pengumpulan data. Alur analisis mengikuti model analisis interaktik, teknis yang digunakan dalam menganalisis data yang dapat divisualisasikan.15 1.7 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut akan dilakukan, Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi sesuai dengan judul yang diangkat yaitu di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan, yakni suatu Desa tempat perajin batik tulis tradional Madura. Dalam upaya mengumpulkan data yang yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis membutuhkan waktu penelitian kurang lebih satu bulan Subyek Penelitian 1.8 Teknik Penentuan Subyek Subyek penelitian adalah sumber utama dari data penelitian, yaitu yang memiliki data tentang variabel yang akan diteliti. Dalam sebuah penelitian kualitatif data yang di dapat harus sesuai dengan fakta atau gejala sosial yang sedang terjadi, sangat diperlukan guna menunjang keberhasilan sebuah penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti mempergunakan teknik purposive sampling. purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan. Sampel sudah ditentukan tidak dipilih secara acak, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang diteliti, yang menjadi

15

Miles dan Huberman 1984: 23.

20

kepedulian dalam pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah tuntasnya pemerolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan pada banyak sampel sumber data.16 Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Pengrajin batik tradisional Pengrajin batik tradisional dijadikan sampel karena mereka sebagai subyek yang diteliti dapat menunjang keakuratan data yang sebenarnya dilapangan dan dapat menghemat waktu penelitian karena data yang diberikan cepat sampai kepada peneliti. b. Pengrajin batik modern yang berasal dari pengrajin batik tradisional Pengrajin batik modern dijadikan sampel penelitian karena mereka pernah menjadi pengrajin batik tradisional sebelumnya, data yang didapatkan dari mereka dapat menunjang keakuratan data Pengrajin batik modern Pengrajin batik modern dijadikan sampel penelitian karena mereka pernah menjadi pengrajin batik tradisional sebelumnya, data yang didapatkan dari mereka dapat menunjang keakuratan data dan membantu ketelitian peneliti dalam memperoleh data. Dari kriteria di atas, maka peneliti menentukan subyek penelitian sebanyak 7 orang yang terdiri dari pengrajin batik tradisional dan pengrajin batik modern yang berada di Desa Kowel Kabupaten Pamekasan.

16

Lexy J. Moleong, 2006, “ Metodologi Penelitian Kualitatif”. edisi revisi,Remaja Rosdakarya : Bandung.

21

1.9 Sumber Data Data yang dihimpun oleh penulis dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan di lapangan, termasuk dengan hasil wawancara yang dilakukan para informan yang dipilih. Data akan diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Dengan pengumpulan data jenis ini diharapkan dapat memberikan informasi guna mengetahui secara jelas apa kasus yang diteliti. b. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari beberapa sumber referensi yang terkait dengan objek penelitian. Artinya.data yang dikumpulkan merupakan suatu data yang telah ada sebelumnya dan tidak melalui penelitian langsung pada objek penelitiannya. Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh teori, konsep, maupun keteranganketerangan melalui buku-buku, majalah, atau bahan bacaan yang terkait dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan demi memperkaya informasi dan tingkat validitas dari penelitian akan dapat dipertanggung jawabkan.

22

1. Teknik Pengumpulan Data Ada tiga teknik yang dapat dijadikan fokus bagi pengumpulan data penelitian ini , yaitu:17 a. Wawancara Salah satu sumber informasi studi kasus yang sangat penting adalah wawancara. Wawancara merupakan sumber informasi yang esensial bagi studi kasus..Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka secara langsung antara pewawancara dengan informan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara studi kasus bertipe open-ended yang artinya peneliti dapat bertanya langsung kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opini mereka mengenai peristiwa yang ada.Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Desa Kowel dan pengrajin batik yang ada di Desa Kowel. b. Observasi Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu observasi yang dapat dilakukan dengan membuat kunjungan langsung ke lapangan yaitu sentra industri batik di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan. Beberapa pelaku dan kondisi lingkungan sosial yang relevan akan tersedia untuk observasi, yaitu

17

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984.Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication

23

para pengrajin batik. Observasi ini dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal hingga yang kausal. c. Dokumentasi Manfaat dari tipe dokumen ini adalah untuk mendukung dan menambah bukti dari sumber lain. Karena nilainya secara keseluruhan, dokumen memainkan peran yang sangat penting dalam pengumpulan data studi kasus, penelusuran yang sistematis terhadap dokumen yang relevan sangat penting bagi rencana pengumpulan data. Dalam penelitian ini dokumen yang menjadi sumber data mencakup dokumen resmi dari Kantor Desa Kowel Kecamatan Pamekasan tentang data pengrajin batik. 2. Teknik Analisis Data Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu:18 1. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif adalah catatan alami, (catatan tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti terhadap fenomena yang dialami. Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat, dan

18

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication

24

tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai, dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. 2. Reduksi Data Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat reduksi data, guna memilih data yang relevan dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk memecahkan masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kemudian menyederhanakan dan menyusun secara sistematis dan menjabarkan hal-hal penting tentang hasil temuan dan maknanya. Pada proses reduksi data, hanya temuan data atau temuan yang berkenaan dengan permasalahan penelitian saja yang direduksi. Sedangkan data yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian dibuang. Dengan kata lain reduksi data digunakan untuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak penting, serta mengorganisasikan data, sehingga memudahkan peneliti untuk menarik kesimpulan. 1.1 Skema Proses Analisis Penelitian

25

3. Penyajian Data Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan tabel. Tujuan sajian data adalah untuk menggabungkan informasi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Dalam hal ini, agar peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian, maka peneliti harus membuat naratif, matrik atau grafik untuk memudahkan penguasaan informasi atau data tersebut. Dengan demikian peneliti dapat tetap menguasai data dan tidak tenggelam dalam kesimpulan informasi yang dapat membosankan. Hal ini dilakukan karena data yang terpencar-pencar dan kurang tersusun dengan baik dapat mempengaruhi peneliti dalam bertindak secara ceroboh dan mengambil kesimpulan yang memihak, tersekat-sekat daan tidak mendasar. Untuk display data harus disadari sebagai bagian dalam analisis data. 4. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian berlangsung seperti halnya proses reduksi data, setelah data terkumpul cukup memadai maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan setelah data benarbenar lengkap maka diambil kesimpulan akhir.

Sejak awal penelitian, peneliti selalu berusaha mencari makna data yang terkumpul. Untuk itu perlu mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Kesimpulan yang diperoleh

26

mula-mula bersifat tentatif, kabur dan diragukan akan tetapi dengan bertambahnya data baik dari hasil wawancara maupun dari hasil observasi dan dengan diperolehnya keseluruhan data hasil penelitian. Kesimpulan– kesimpulan itu harus diklarifikasikan dan diverifikasikan selama penelitian berlangsung. Data yang ada kemudian disatukan ke dalam unit-unit informasi yang menjadi rumusan kategori-kategori dengan berpegang pada prinsip holistik dan dapat ditafsirkan tanpa informasi tambahan. Data mengenai informasi yang dirasakan sama disatukan ke dalam satu kategori, sehingga memungkinkan untuk timbulnya ketegori baru dari kategori yang sudah ada

27